• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL GAYA BELAJAR (LEARNING STYLE) DAN IPK MAHASISWA JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNNES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL GAYA BELAJAR (LEARNING STYLE) DAN IPK MAHASISWA JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNNES"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

i

PROFIL GAYA BELAJAR (LEARNING STYLE)

DAN IPK MAHASISWA JURUSAN BIOLOGI

FMIPA UNNES

skripsi

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Oleh Fista Nihayah

4401407102

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul

Profil Gaya Belajar (Learning Style) dan IPK Mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA Unnes

ini bebas plagiat. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Semarang, 12 Agustus 2011

(3)

iii

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul:

Profil Gaya Belajar (Learning Style) dan IPK Mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA Unnes.

Disusun oleh :

Nama : Fista Nihayah NIM : 4401407102

Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Jumat

Tanggal : 12 Agustus 2011

Panitia Ujian:

Ketua Sekretaris

Dr. Kasmadi Imam S., M.S Dra. Aditya Marianti, M.Si NIP. 19511115 197903 1001 NIP. 19671217 199303 2001

Penguji Utama

Dra. Aditya Marianti, M.Si NIP. 19671217 199303 2001

Anggota Penguji/ Anggota Penguji/

Pembimbing I Pembimbing II

(4)

iv ABSTRAK

Nihayah, Fista. 2011. Profil Gaya Belajar (Learning Style) dan IPK Mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA Unnes. Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. Dra. Retno Sri Iswari, SU dan Drs. Nugroho Edi K., M. Si

Gaya belajar merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi prestasi belajar, akan tetapi sampai saat ini faktor gaya belajar sering terlupakan dalam proses pembelajaran. Tidak hanya oleh guru/dosen yang mengajar tetapi juga oleh individu yang belajar. Hal tersebut diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan 40 mahasiswa jurusan biologi yang menunjukkan bahwa sebagian besar (80%) belum sepenuhnya menyadari akan pentingnya memahami gaya belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gaya belajar, tingkat keseriusan mahasiswa dalam melaksanakan gaya belajarnya, ada tidaknya perbedaan hasil belajar (IPK) di antara tiga macam gaya belajar mahasiswa Biologi yang ada, dan korelasi antara tingkat keseriusan dengan hasil belajar.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif korelasional, sampel ditentukan secara purposive. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang dilakukan sebanyak dua kali (kuesioner gaya belajar kemudian kuesioner tingkat keseriusan melaksanakan gaya belajar), wawancara, dan dokumentasi. Data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan metode deskriptif menurut Arikunto (2006), uji korelasi, dan untuk menguji ada tidaknya perbedaan hasil belajar (IPK) di antara tiga macam gaya belajar yang ada digunakan uji Kruskal-Wallis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga macam gaya belajar pada mahasiswa prodi pendidikan Biologi angkatan 2008 dengan jumlah berturut-turut dari yang terbanyak adalah gaya belajar auditori (44 mahasiswa), visual (29 mahasiswa), dan kinestetik (17 mahasiswa). Tingkat keseriusan melaksanakan gaya belajarnya sebagian besar mahasiswa tergolong dalam kategori serius. Hasil analisis ada tidaknya perbedaan hasil belajar pada masing-masing kelompok gaya belajar dengan uji Kruskal-Wallis (nilai signifikansi 0,061). Hasil uji korelasi tingkat keseriusan melaksanakan gaya belajar dengan hasil belajar diperoleh korelasi yang positif.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa terdapat tiga macam gaya belajar pada mahasiswa prodi pendidikan Biologi (visual, auditori, dan kinestetik) yang semuanya dalam melaksanakan gaya belajarnya tergolong dalam kategori serius. Tidak ada perbedaan hasil belajar (IPK) yang signifikan di antara kelompok mahasiswa yang memiliki gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik serta ada korelasi positif antara tingkat keseriusan gaya belajar dengan hasil belajar.

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke-hadirat Allah SWT atas segala nikmat, rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul ”Profil Gaya Belajar (Learning Style) dan IPK Mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA Unnes”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pelaksanaan penelitian sampai dengan tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan studi strata 1 di Jurusan Biologi FMIPA Unnes 2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unnes yang telah

memberikan ijin penelitian dan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini 3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA Unnes yang telah memberikan ijin,

kemudahan, dan kelancaran administrasi dalam penyusunan skripsi ini

4. Ibu Dra. Retno Sri Iswari, SU dan Bapak Drs. Nugroho Edi K., M. Si selaku dosen pembimbing I dan II atas bimbingan, kritik, dan saran dalam penyusunan skripsi ini

5. Ibu Dra. Aditya Marianti, M. Si selaku dosen penguji yang telah memberikan petunjuk dan masukan untuk perbaikan dalam penyusunan skripsi ini

6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Biologi yang telah memberikan bekal pengetahuan selama menempuh pendidikan di jurusan Biologi

7. Adik-adik mahasiswa jurusan Biologi FMIPA Unnes angkatan 2008 yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

8. Bapak, Ibu, Mas Hamid, dan keluarga besar yang senantiasa memberikan doa dan restunya serta menjadi motivasi utama peneliti dalam melakukan segala sesuatunya selama ini

(6)

vi

angkatan 2007 khususnya I-mhere class yang telah memberikan dorongan, doa, dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian

10. Keluarga besar Hima Biologi 2009, yang telah membimbing dan memotivasi untuk segera menyelesaikan skripsi

11. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, yang telah memberikan bantuan dan dorongan baik material maupun spiritual dalam penyusunan skripsi ini

Semoga amal baik yang telah diberikan mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis tak lupa mohon maaf bila dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini terdapat kesalahan-kesalahan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis harapkan kritik dan sarannya. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua. Amin.

Semarang, 12 Agustus 2011

(7)

vii B. Gaya Belajar (Learning Style)...………. C. Manfaat Memahami Gaya Belajar……… D. Cara Belajar yang Efektif Sesuai Gaya Belajar……… E. Memanfaatkan Gaya Belajar....………....

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian……….. B. Populasi dan Sampel...……… C. Faktor yang Diteliti...………... D. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data……... E. Prosedur Penelitian………... F. Metode Analisis Data………... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data………. 2. Persentase dan Kriteria Tingkat Keseriusan Gaya Belajar... 3. Jumlah Mahasiswa pada Masing-masing Gaya Belajar yang Diteliti... 4. Jumlah Mahasiswa pada Masing-masing Gaya Belajar Berdasarkan

Empat Kriteria Tingkat Keseriusan Melaksanakan Gaya

Belajarnya...………. 5. Data IPK pada Masing-masing Kelompok Gaya Belajar...…….. 6. Hasil Uji Kruskal-Wallis tentang Ada Tidaknya Perbedaan Hasil Belajar

(IPK) di antara 3 Macam Gaya Belajar yang Diteliti …... 7. Hasil Belajar (IPK) pada Masing-Masing Kriteria Tingkat Keseriusan... 8. Ringkasan Hasil Wawancara Mahasiswa Visual, Auditori, dan

Kinestetik...

Halaman

18 22 23

24 25

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Diagram Jumlah Mahasiswa pada Tiga Macam Gaya Belajar yang Diteliti...……

Halaman

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Kisi-Kisi Kuesioner Penentuan Gaya Belajar Mahasiswa………. 2. Contoh Lembar Kuesioner Penentuan Gaya Belajar Mahasiswa………... 3. Kisi-Kisi Kuesioner Tingkat Keseriusan Gaya Belajar Visual...……... 4. Contoh Lembar Kuesioner Tingkat Keseriusan Gaya Belajar Visual... 5. Kisi-Kisi Kuesioner Tingkat Keseriusan Gaya Belajar Auditori....……... 6. Contoh Lembar Kuesioner Tingkat Keseriusan Gaya Belajar Auditori.... 7. Kisi-Kisi Kuesioner Tingkat Keseriusan Gaya Belajar Kinestetik.……... 8. Contoh Lembar Kuesioner Tingkat Keseriusan Gaya Belajar Kinestetik.. 9. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Penentuan Gaya Belajar Mahasiswa... 10.Lembar Pedoman Wawancara Penentuan Gaya Belajar Mahasiswa... 11.Hasil Wawancara dengan Mahasiswa Visual... 12.Hasil Wawancara dengan Mahasiswa Auditori... 13.Hasil Wawancara dengan Mahasiswa Kinestetik... 14.Hasil analisis uji Kruskal-Wallis... 15.Hasil analisis korelasi PEARSON...

16.Dokumentasi penelitian………..

17.Surat penetapan dosbing……….

18.Surat ijin observasi ke Ketua Jurusan Biologi ..………. 19.Surat ijin observasi ke BAAKK……….

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jurusan biologi adalah salah satu jurusan yang ada di Universitas Negeri Semarang (Unnes) dan termasuk dalam Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Jurusan ini memiliki dua program studi yaitu program studi S1 Pendidikan Biologi dan program studi S1 Biologi. Masing-masing program studi memiliki visi dan misi. Salah satu misi dari kedua program studi adalah menyelenggarakan pendidikan akademik di bidang biologi dan kependidikaan biologi serta meningkatkan kualitasnya secara berkelanjutan. Salah satunya melalui kegiatan pembelajaran.

Salah satu faktor belajar yang berpengaruh besar dalam pencapaian prestasi belajar adalah gaya belajar. Secara teori, ada dua kategori tentang bagaimana individu belajar. Pertama, adalah cara individu dapat menyerap informasi dengan mudah, konsep ini disebut modalitas belajar. Kedua adalah bagaimana cara individu mengatur dan mengelola informasi tersebut, konsep ini disebut dominasi otak. Sementara gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana individu menyerap, mengatur, dan mengelola informasi.

Gaya belajar berdasarkan modalitas menurut Grinder (diacu dalam De Porter & Hernacki 2004) dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu gaya belajar visual (lebih peka terhadap indera penglihatan), gaya belajar auditory (lebih peka

terhadap indera pendengaran), dan gaya belajar kinesthetic (lebih peka dengan bergerak, bekerja, dan menyentuh). Berbagai macam gaya belajar tersebut pada dasarnya dimiliki oleh setiap individu namun ada salah satu yang lebih dominan. Setiap individu memiliki kecenderungan pada satu gaya belajar tertentu yang memudahkannya dalam menyerap pelajaran. Individu yang mengetahui kecenderungan gaya belajarnya dan mampu menerapkan strategi belajar yang sesuai maka individu tersebut akan berhasil dalam belajarnya.

(12)

mereka yang memiliki gaya belajar visual untuk lebih mudah memahami ide atau informasi daripada ide atau informasi tersebut disajikan dalam bentuk penjelasan. Sementara itu, individu yang cenderung memiliki gaya belajar auditori akan belajar lebih baik dengan mendengarkan. Mereka menikmati saat-saat mendengarkan apa yang disampaikan orang lain. Individu yang memiliki kecenderungan gaya belajar kinestetik akan belajar lebih baik apabila terlibat secara fisik dalam kegiatan langsung. Mereka akan belajar sangat baik apabila mereka dilibatkan secara fisik dalam pembelajaran. Mereka akan berhasil dalam belajar apabila mereka mendapatkan kesempatan memanipulasi media untuk mempelajari informasi baru. Gaya belajar juga penting untuk diketahui oleh guru yang mengajar, termasuk dosen. Hal itu dikarenakan hasil belajar optimal menurut Cutt (diacu dalam Ardi 2007) akan diperoleh apabila beragam perbedaan seperti kebiasaan, minat, dan gaya belajar pada peserta didik diakomodasi oleh guru melalui pilihan metode mengajar dan materi ajar yang sesuai dengan gaya belajar (learning style) peserta didik.

Gaya belajar merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi prestasi belajar, akan tetapi sampai saat ini faktor gaya belajar sering terlupakan dalam proses pembelajaran. Tidak hanya oleh guru/dosen yang mengajar tetapi juga oleh individu yang belajar. Hal tersebut diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan 40 mahasiswa jurusan biologi yang menunjukkan bahwa sebagian besar (80%) belum sepenuhnya menyadari akan pentingnya memahami gaya belajar. Untuk itu, penelitian ini akan mengkaji profil gaya belajar mahasiswa jurusan biologi dan mengetahui korelasinya dengan IPK. Hasil penelitian ini akan bermanfaat sebagai bahan pertimbangan bagi dosen dalam pemilihan metode, teknik atau jenis bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajar mahasiswa sehingga diharapkan kualitas pembelajaran di jurusan biologi menjadi lebih baik.

B. Rumusan Masalah

(13)

1. Bagaimana profil gaya belajar (learning style) mahasiswa jurusan biologi FMIPA Unnes?

2. Bagaimana tingkat keseriusan mahasiswa biologi dalam melaksanakan gaya belajarnya?

3. Adakah perbedaan hasil belajar (IPK) di antara tiga macam gaya belajar yang diteliti?

4. Bagaimana korelasi antara tingkat keseriusan gaya belajar mahasiswa dengan hasil belajarnya?

C. Penegasan Istilah

1. Profil Gaya Belajar

Profil gaya belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah macam gaya belajar yang dimiliki mahasiswa jurusan Biologi FMIPA Unnes.

2. Mahasiswa Biologi FMIPA Unnes

Mahasiswa biologi FMIPA Unnes yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa prodi pendidikan biologi angkatan 2008.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui profil gaya belajar mahasiswa jurusan Biologi

2. Untuk mengetahui tingkat keseriusan mahasiswa Biologi dalam melaksanakan gaya belajarnya

3. Untuk mengetahui adakah perbedaan hasil belajar (IPK) di antara tiga macam gaya belajar yang diteliti

4. Bagaimana korelasi antara tingkat keseriusan gaya belajar mahasiswa dengan hasil belajarnya

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Sebagai sumbangan informasi bagi mahasiswa dalam belajarnya khususnya

(14)
(15)

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Belajar

Menurut De Porter & Hernacki (2010), belajar adalah tempat yang mengalir, dinamis, penuh resiko, dan menggairahkan. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto 2010). Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang meliputi banyak hal baik sifat maupun jenisnya, oleh sebab itu tidak semua perubahan pada seseorang merupakan hasil dari proses belajar. Adapun ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar adalah sebagai berikut: 1. Perubahan terjadi secara sadar

Artinya seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya telah merasakan adanya suatu perubahan dalam dirinya. 2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi berlangsung secara berkesinambungan dan tidak statis, artinya satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.

3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam perbuatan belajar, perubahan yang terjadi senantiasa bertambah untuk memperoleh suatu hal yang lebih baik dari sebelumnya.

4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Artinya perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.

5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

(16)

6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang dicapai seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku.

Selain itu, seseorang yang belajar juga memerlukan teknik dan keterampilan tertentu yang memudahkannya dalam menyerap informasi atau pengetahuan yang sedang dipelajari. Menurut De Porter & Hernacki (2010), ada lima keterampilan yang merangsang belajar sehingga lebih cepat dan efektif, antara lain:

a. Konsentrasi terfokus b. Cara mencatat

c. Organisasi dan persiapan tes d. Membaca cepat

e. Teknik mengingat

B. Gaya Belajar (Learning Style)

Gaya belajar yaitu cara siswa bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang yang diterimanya dalam proses belajar (Nasution 2003). Visser, et all (2006) berpendapat bahwa gaya belajar mengacu pada pendekatan yang lebih disukai seseorang dalam belajar untuk mencapai hasil belajar yang optimal.

Berikut ini pengertian gaya belajar oleh para ahli (diacu dalam Ardi 2007): 1. Drummond mendefinisikan gaya belajar sebagai, “an individual’s preferred

mode and desired conditions of learning.” Maksudnya, gaya belajar dianggap

sebagai cara belajar atau kondisi belajar yang disukai oleh pembelajar.

2. Willing mendefinisikan gaya belajar sebagai kebiasaan belajar yang disenangi oleh pembelajar.

3. Keefe memandang gaya belajar sebagai cara seseorang dalam menerima, berinteraksi, dan memandang lingkungannya.

(17)

menggolong-golongkannya. Gaya belajar ini terkait erat dengan pribadi seseorang, yang dipengaruhi oleh pendidikan dan riwayat perkembangannya. Sebagaimana hasil penelitian Garcia, et all (2008) yang menyatakan bahwa mahasiswa baru yang belum menerima latihan dan pelajaran dari pengajar memiliki perbedaan latar belakang gaya belajar yang berbeda.

Banyak ilmuan yang menggolongkan gaya belajar menjadi beberapa macam, namun yang paling sering digunakan adalah penggolongan menurut Grinder (diacu dalam De Porter & Hernacki 2004) yang membagi gaya belajar menjadi 3 macam, yaitu:

1. Gaya Belajar Visual

Visual menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah dapat dilihat dengan mata. Berarti gaya belajar visual merupakan gaya belajar dengan cara melihat. Karakteristik gaya belajar visual ini berhubungan dengan visualitas. Pertama, adalah kebutuhan melihat sesuatu baik informasi maupun pelajaran secara visual, memperhatikan segala sesuatu dan menjaga penampilan, dan yang terakhir adalah anak akan lebih mudah mengingat jika dibantu gambar serta lebih suka membaca daripada dibacakan.

(18)

pelajaran berupa film, slide, ilustrasi, coretan atau kartu-kartu gambar berseri untuk menjelaskan suatu informasi secara berurutan.

Menurut De Porter & Hernacki (2004), ciri-ciri siswa dengan gaya belajar visual adalah:

a. Rapi dan teratur

b. Berbicara dengan cepat

c. Mementingkan penampilan dalam berpakaian maupun presentasi d. Biasanya tidak terganggu oleh keributan

e. Lebih suka membaca daripada dibacakan

f. Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon atau kuliah g. Lebih suka demonstrasi daripada berpidato

h. Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat (ya atau tidak)

i. Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis dan sering meminta bantuan orang untuk mengulanginya

j. Mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar 2. Gaya Belajar Auditori

Auditorial berasal dari kata audio yang berarti sesuatu yang berhubungan dengan pendengaran. Gaya belajar auditorial merupakan gaya belajar dengan cara mendengar. Karakteristik gaya belajar seperti ini menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, harus mendengar, baru kemudian dapat mengingat dan memahami informasi tertentu. Ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk belajar. Pertama, adalah menggunakan tape perekam sebagai alat bantu. Alat ini digunakan untuk merekam bacaan atau catatan yang dibacakan atau ceramah dosen di depan kelas untuk kemudian didengarkan kembali. Pendekatan kedua, yang bisa dilakukan adalah dengan wawancara atau terlibat dalam kelompok diskusi. Ketiga, adalah dengan mencoba membaca informasi, kemudian diringkas dalam bentuk lisan dan direkam kemudian didengarkan dan dipahami. Langkah terakhir adalah dengan melakukan review secara verbal dengan teman atau dosen.

(19)

a. Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja b. Mudah terganggu oleh keributan

c. Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan di buku saat membaca d. Merasa kesulitan untuk menulis namun pandai dalam bercerita e. Lebih suka gurauan lisan daripada komik

f. Berbicara dalam irama terpola

g. Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat

h. Senang berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu panjang lebar i. Dapat menirukan warna, irama, nada suara, dan lain-lain

3. Gaya Belajar Kinestetik

(20)

Menurut De Porter & Hernacki (2004), ciri-ciri siswa dengan gaya belajar kinestetik sebagai berikut:

a. Berbicara dengan perlahan b. Menanggapi perhatian fisik

c. Menyentuh orang untuk mendapat perhatian mereka d. Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang

e. Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak f. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat g. Menggunakan jari sebagai petunjuk saat membaca h. Banyak menggunakan isyarat tubuh

i. Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar

j. Sulit mengingat peta kecuali jika dirinya pernah berada di tempat itu k. Kemungkinan tulisannya jelek

l. Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama

C. Manfaat Memahami Gaya Belajar

Memahami gaya belajar adalah cara terbaik untuk memaksimalkan proses belajar di kelas. Setelah menemukan gaya belajar dan mengetahui metode terbaik untuk membantu diri sendiri dalam belajar melalui gaya itu, maka seseorang dapat berkembang dan berprestasi dengan baik di dalam kelas bahkan di mata pelajaran yang sebelumnya dianggap sulit dan tidak menyenangkan.

Gaya belajar peserta didik tidak dapat diubah namun setelah peserta didik mengerti gaya belajarnya diharapkan peserta didik dapat memaksimalkan gaya belajar yang dimiliki dengan cara belajar yang sesuai dengan gaya belajar masing-masing. Dengan memahami dan menekuni gaya belajarnya maka prestasi belajar dapat tercapai dengan mudah. Hal yang sama telah dikemukakan oleh beberapa peneliti, antara lain:

(21)

karena dengan mengenali gaya belajar sendiri, siswa mampu menentukan bagaimana atau seperti apa cara belajar yang optimal bagi dirinya, dan guru hendaknya memperhatikan gaya belajar siswa yang berbeda-beda pada saat proses belajar mengajar. Karena hal tersebut dapat membantu serta memudahkan guru dalam menentukan metode pengajaran yang tepat serta penyampaian materi yang dapat diterima oleh siswa. Sehingga siswa dengan gaya belajar yang berbeda-beda juga dapat dengan mudah menerima dan memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru,

2. Pallapu (2007) dalam penelitiannya yang berjudul Effects of Visual and Verbal Learning Styles on Learning mengatakan bahwa “perbedaan gaya

belajar mempengaruhi pembelajaran dan karenanya jika ditangani dengan tepat, akan ada peningkatan besar dalam pencapaian hasil belajar”.

Sekali seseorang telah mengenali gaya belajar yang dimiliki, maka dapat menerapkan cara belajar yang terbaik yang sesuai dengan gaya belajar untuk memaksimalkan prestasi pendidikan. Penting untuk diingat bahwa seorang individu adalah pembelajar yang unik. Tidak ada dua orang yang persis sama dan tidak ada dua orang yang bisa belajar dengan cara yang persis sama. Ada banyak keuntungan untuk memahami gaya belajar yang dimiliki agar dalam belajar dapat memproses informasi dengan lebih efisien dan efektif. Beberapa manfaat tersebut (diacu dalam Anonim 2010), meliputi:

a. Keuntungan Akademik

1) Memaksimalkan potensi belajar

2) Berprestasi pada semua tingkat pendidikan

3) Memahami cara belajar terbaik dan bisa mendapatkan nilai lebih baik pada ujian dan tes

4) Mengatasi keterbatasan belajar di dalam kelas 5) Mengurangi frustasi dan tingkat stres siswa

6) Mengembangkan strategi belajar yang efisien dan efektif b. Keuntungan Pribadi

1) Meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri

(22)

3) Mendapatkan wawasan kekuatan serta kelemahan diri

4) Mempelajari bagaimana menikmati belajar dengan lebih dalam 5) Mengembangkan motivasi untuk belajar

6) Mempelajari bagaimana memaksimalkan kemampuan serta keterampilan alami

c. Keuntungan Profesional

1) Tetap up to date mengenai topik-topik profesional 2) Unggul dalam kompetisi/persaingan

3) Mengelola tim dengan cara yang lebih efektif

4) Mempelajari bagaimana cara memberikan presentasi dengan lebih efektif 5) Meningkatkan keterampilan dalam menjual

6) Meningkatkan produktifitas

Perlu diingat bahwa tidak ada cara yang benar atau salah dalam belajar. Setiap orang adalah unik dan setiap gaya belajar menawarkan keuntungan serta kekurangan masing-masing. Memahami gaya belajar diri sendiri dapat membantu untuk belajar serta bekerja secara lebih efisien.

D. Cara Belajar yang Efektif Sesuai Gaya Belajar

Setelah mengetahui kecenderungan gaya belajar, maka terbentuklah tipe belajar diri sendiri, yaitu:

1. visual otak kiri 2. visual otak kanan 3. auditori otak kiri 4. auditori otak kanan 5. kinestesik otak kiri 6. kinestesik otak kanan

(23)

1. Tipe Visual Otak Kiri

a. mempercepat proses belajar dengan membaca dan melihat materi visual dalam bentuk bahasa, surat, kata, angka, dan membuat kontak mata dengan lawan bicara

b. lebih mudah mempelajari dengan membaca buku dan catatan yang diberikan secara jelas dan rapi

c. dapat belajar baik dengan diiringi musik maupun tidak, karena mereka tidak terlalu peduli dengan stimuli auditori di sekelilingnya dan juga sangat sensitif terhadap stimuli visual dan mudah terganggu bila ada gangguan visual

d. dapat belajar dan mengingat tulisan pengucapan bahasa dan pengejaan jika materinya disajikan dalam bentuk cetak dan terlihat rapi

e. sangat terjadwal dan disiplin waktu

f. untuk mempercepat membaca, tipe ini harus mengingat detail kata dan angka yang dibaca.

Instruksi yang Sesuai Untuk Gaya Visual Otak Kiri:

1) Tipe ini hanya perlu mengingat setiap detail yang dibaca dari pada harus mencari yang tersirat

2) Meminta instruktur untuk memilih point-point yang penting dan menuliskannya di papan tulis

2. Tipe Visual Otak Kanan

a. mempercepat proses belajar dengan alat bantu visual seperti grafik dan gambar

b. adanya kontak mata dengan guru atau pengajar daripada harus mendengarkan saja

c. diberi penjelasan secara deskriptif agar memiliki bayangan yang jelas tentang materi yang dibicarakan

d. disediakan media, slide, video disertai dengan gambar-gambar yang menarik dan imajinatif

e. bisa belajar baik diiringi dengan musik maupun tidak, kebisingan dan suara disekitar tidak akan menggoyahkan konsentrasi

(24)

g. memahami bacaan dengan lebih cepat dengan membayangkan semua yang dibaca

h. sangat tertarik pada seni rupa dan desain grafik, arsitektur. Instruksi yang sesuai dengan Gaya Visual Otak Kanan:

1) Memberikan gambaran-gambaran sekilas dari materi yang akan dipelajari 2) Membuat gambar/alat bantu visual

3. Tipe Auditori Otak Kiri

a. auditori otak kiri dapat mempecepat proses belajar dengan mendengar, berbicara dan berdiskusi

b. menyerap makna komunikasi verbal dengan cepat c. mengikuti perkuliahan, pelatihan verbal

d. menggunakan media yang sesuai seperti film, video, komputer dan lain-lain e. melalui teknik manual dan pedoman instruksional yang dibaca

f. menyenangi tempat yang sunyi dan tenang untuk belajar

g. membaca dengan suara keras, suara pelan atau membaca dalam hati Instruksi yang sesuai dengan Gaya Auditori Otak Kiri:

1) Disajikan materi dalam bentuk auditori melalui penjelasan dan diskusi

2) Membaca materi dengan suara yang keras atau merekamnya, serta belajar berkelompok

4. Tipe Auditori Otak Kanan

a. mempercepat proses belajar dengan mendengarkan musik, mendengarkan orang lain belajar

b. merekam suara

c. menghubungkan materi dengan irama musik

d. menghubungkan kata dan angka-angka dengan musik e. tipe ini tidak peduli pada simbol dan bahasa yang abstrak f. berpikir intuitif, tanpa kata-kata

g. memahami bacaan jika dibaca dengan suara keras atau membaca dalam hati h. mempelajari strategi yang tepat

(25)

1) Menggunakan kalimat-kalimat yang singkat, dengan diiringi musik atau sound effect, disertai dengan contoh alur pikir, objek nyata atau demonstrasi

5. Tipe Kinestetik Otak Kiri

a. menggunakan pendekatan yang terorganisir, sistematis dan bertahap yang melibatkan tubuh dan otot mereka

b. bergerak bebas agar nyaman dan relaks dan merasa tersiksa jika duduk diam c. mendiskusikan atau merekam prestasi yang telah dicapai

d. memberikan kebebasan bergerak saat mempelajari materi e. membuat catatan tersendiri dan menggunakan alat bantu 6. Tipe Kinestetik Otak Kanan

a. belajar dengan gerakan yang tidak terstruktur, imajinatif dan bebas

b. belajar secara “Trial and error”, eksplorasi dan mencoba menentukan hal-hal baru

c. pengalaman yang aktif berupa simulasi

d. memberikan contoh-contoh, buku-buku petunjuk praktek e. gambaran global, bahasa sensoris

f. memberi catatan atau bahan bacaan g. gambar yang berhubungan dengan topik h. demonstrasi

E. Memanfaatkan Gaya Belajar

Ada beberapa cara yang dapat digunakan oleh seorang guru untuk membantu siswa memaksimalkan gaya belajar mereka masing-masing. Pertama, menjelaskan kepada mereka (siswa) bahwa orang belajar dengan cara yang berbeda-beda dan semua cara sama baiknya. Setiap cara mempunyai kekuatan sendiri-sendiri. Selanjutnya, membantu siswa agar menyadari gaya belajar masing-masing. Setelah siswa mengetahui gaya belajar mereka kemudian memberikan tips-tips sebagaimana menurut De Porter & Hernacki (2010) berikut ini:

1. Pelajar visual

(26)

grafik akan memperdalam pemahaman mereka. Peta pikiran dapat menjadi alat yang bagus bagi pelajar visual dalam mata pelajaran apapun karena para pelajar visual belajar terbaik saat mereka mulai dengan “gambar keseluruhan”, melakukan tinjauan umum mengenai bahan pelajaran. Membaca bahan secara sekilas, misalnya memberikan gambaran umum mengenai bahan bacaan sebelum ke perinciannya.

2. Pelajar auditori

Mendengarkan kuliah, contoh, dan cerita serta mengulang informasi adalah cara-cara utama belajar mereka. Jika guru melihat mereka kesulitan dalam memahami suatu konsep, maka membantunya dengan mengajak mereka berbicara dengan diri mereka sendiri untuk memahaminya atau mengubah fakta panjang menjadi sebuah lagu yang mudah diingat oleh siswa.

3. Pelajar kinestetik

(27)

17

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kampus jurusan biologi FMIPA Unnes. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2011.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan biologi FMIPA Unnes prodi pendidikan biologi angkatan 2008 dengan alasan bahwa mahasiswa tersebut merupakan mahasiswa yang masih aktif kuliah di kampus dan telah menempuh 5 semester (sebagian besar mata kuliah telah ditempuh) yang berjumlah 119 mahasiswa. Sampel yang diambil sebesar 75% dari populasi sehingga didapatkan sampel sebanyak 90 mahasiswa.

C. Faktor yang Diteliti

Faktor yang diteliti dalam penelitian ini yaitu:

1. Gaya belajar mahasiswa jurusan biologi FMIPA Unnes

2. Tingkat keseriusan mahasiswa dalam melaksanakan gaya belajarnya

3. Ada tidaknya perbedaan hasil belajar (IPK) di antara tiga macam gaya belajar yang diteliti

4. Korelasi antara tingkat keseriusan melaksanakan gaya belajar dengan hasil belajarnya

D. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data diambil dari mahasiswa prodi pendidikan biologi FMIPA Unnes angkatan 2008 melalui 3 macam metode pengambilan data, meliputi:

1. Metode Kuesioner

(28)

Kuesioner yang pertama, digunakan untuk menentukan gaya belajar yang dominan pada diri mahasiswa sedangkan kuesioner yang kedua, digunakan untuk menentukan seberapa tinggi tingkat keseriusan mahasiswa dalam menekuni gaya belajarnya.

2. Metode Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara penanya dengan responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide atau panduan wawancara. Metode wawancara dalam penelitian ini ada dua macam. Pertama, digunakan untuk menentukan gaya belajar mahasiswa apabila tidak dapat ditentukan melalui kuesioner. Kedua, digunakan untuk meneliti lebih mendalam harapan mahasiswa terhadap proses pembelajaran di jurusan biologi sesuai gaya belajarnya masing-masing (diambil satu orang perwakilan dari mahasiswa yang memiliki IPK tertinggi pada masing-masing kelompok gaya belajar).

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data-data pendukung berupa IPK dari bagian BAAKK Unnes.

Sumber data dan teknik pengumpulan data, secara rinci dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Sumber data dan teknik pengumpulan data

Tujuan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data 1. Menentukan gaya

belajar mahasiswa

Mahasiswa 1. Kuesioner gaya belajar 2. Wawancara (apabila tidak dapat ditentukan melalui kuesioner)

2. Menentukan tingkat keseriusan gaya belajar

Mahasiswa Kuesioner tingkat keseriusan gaya belajar

(29)

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini melalui tahapan yang dijabarkan secara rinci dalam uraian berikut:

1. Persiapan Penelitian

a. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi dan memperoleh data jumlah mahasiswa prodi pendidikan biologi angkatan 2008.

b. Menyusun instrumen penelitian yaitu kuesioner dan pedoman wawancara. Kuesioner untuk menentukan gaya belajar yang dominan pada mahasiswa, diadopsi dari kuesioner standar De Porter & Hernacki (2010) yang sudah teruji reliabilitasnya dan sudah digunakan oleh peneliti sebelumnya (Nugraheni & Nurmala 2006) yang dimodifikasi pada segi stuktur dan bahasa. Kuesioner untuk menentukan tingkat keseriusan gaya belajar, disusun berdasarkan ciri-ciri perilaku belajar yang sesuai dengan masing-masing gaya belajar.

c. Melakukan validasi instrumen penelitian melalui dua macam validitas yaitu validitas konstruk dan validitas isi.

Kuesioner divalidasi dengan melakukan penelusuran teori yang sesuai dan mendukung variabel yang diteliti. Selanjutnya membuat kisi-kisi instrumen dan mengkonsultasikan kepada dosen-dosen pembimbing untuk mendapatkan saran dan perbaikan.

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Membagikan kuesioner penentuan gaya belajar kepada responden kemudian dianalisis untuk menemukan gaya belajar yang dominan pada diri mahasiswa b. Apabila dari hasil kuesioner belum dapat menentukan gaya belajar yang

dominan, maka dilakukan pengecekan ulang sampai menemukan gaya belajar yang dominan dengan membagikan kuesioner gaya belajar dan dilakukan wawancara

(30)

d. Mengambil data IPK mahasiswa prodi pendidikan Biologi angkatan 2008 dari bagian BAAKK Unnes

e. Melakukan analisis data gaya belajar dan tingkat keseriusannya secara deskriptif, untuk menganalisis hubungan antara masing-masing gaya belajar dengan IPK dilakukan dengan uji Kruskal-Wallis dengan bantuan program SPSS 18, dan untuk mengetahui korelasi tingkat keseriusan dengan hasil belajar dilakukan uji korelasi PEARSON.

f. Melakukan pembahasan dan menyimpulkan secara deskriptif

g. Melakukan pengambilan gambar/foto sebagai bukti fisik yang mendukung penelitian

F. Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif menurut Arikunto (2006), uji anava non parametrik (Kruskal-Wallis Test), dan uji korelasi PEARSON. Apabila data telah terkumpul, kemudian diklasifikasikan menjadi dua kelompok data yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata. Berikut ini adalah tahap-tahap analisis data:

1. Untuk kuesioner pertama (kuesioner untuk menentukan gaya belajar mahasiswa yang paling dominan) yang terdiri dari 3 tabel.

a. Dilakukan dengan mengkonversi tiap jawaban dari 18 pernyataan setiap tabel pada skala likert ke dalam bentuk numerik:

1) Bila responden menjawab Sering diberi skor 3

2) Bila responden menjawab Kadang-kadang diberi skor 2 3) Bila responden menjawab Jarang diberi skor 1

4) Bila responden menjawab Tidak pernah diberi skor 0

b. Melakukan penghitungan skor yang diperoleh dari tiap-tiap kategori respon/jawaban

c. Mencari jumlah total yang paling tinggi dari 3 tabel

(31)

1) Jika total paling tinggi adalah tabel A berarti gaya belajar yang dominan

2. Wawancara dianalisis secara deskriptif

3. Untuk kuesioner kedua (kuesioner untuk menentukan tingkat keseriusan mahasiswa dalam menekuni gaya belajarnya)

a. Dilakukan dengan mengkonversi tiap jawaban dari 15 pernyataan pada skala likert ke dalam bentuk numerik:

1) Bila responden menjawab Sering diberi skor 4

2) Bila responden menjawab Kadang-kadang diberi skor 3 3) Bila responden menjawab Jarang diberi skor 2

4) Bila responden menjawab Tidak pernah diberi skor 1

b. Melakukan penghitungan skor tingkat keseriusan mahasiswa dalam melaksanakan gaya belajarnya

c. Untuk memperoleh persentase dari skor yang telah didapatkan, dilakukan penghitungan dengan rumus deskriptif persentase (Ali 1993).

Keterangan:

Dp = persentase tingkat keseriusan gaya belajar yang diteliti N = jumlah skor maksimum tingkat keseriusan gaya belajar n = jumlah skor yang diperoleh

d. Selanjutnya membuat keputusan dari hasil analisis deskriptif, bagaimana tingkat keseriusan mahasiswa dalam menekuni gaya belajarnya. Penentuan tersebut berdasarkan kriteria yang tersaji pada tabel 2.

(32)

Tabel 2 Persentase dan kriteria tingkat keseriusan gaya belajar

Persentase Tingkat Keseriusan Kriteria 81,25% < % 100% sangat serius 62,5% < % 81,25% Serius

43,75% < % 62,5% kurang serius 25% < % 43,75% tidak serius

4. Sedangkan untuk menganalisis adakah perbedaan hasil belajar (IPK) di antara tiga macam gaya belajar:

a. Dilakukan uji homogenitas

b. Selanjutnya uji normalitas, karena hasilnya berupa data tidak normal maka selanjutnya dilakukan uji anava non parametrik (Kruskal-Wallis Test) dengan bantuan program SPSS 18. Dipilih uji Kruskal-Wallis dikarenakan teknik ini merupakan suatu teknik statistik non-parametrik yang digunakan untuk menguji perbedaan antara 3 kelompok data atau lebih yang berasal dari 1 variabel bebas dengan data berbentuk peringkat, rangking, atau ordinal dengan jumlah sampel untuk masing-masing kelompok data berbeda.

5. Untuk menganalisis hubungan antara tingkat keseriusan melaksanakan gaya belajar dengan hasil belajarnya dilakukan uji korelasi PEARSON.

(33)

23

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian meliputi gaya belajar mahasiswa, tingkat keseriusan mahasiswa dalam melaksanakan gaya belajarnya, ada tidaknya perbedaan hasil belajar (IPK) di antara tiga kelompok gaya belajar, dan korelasi hasil belajar dengan tingkat keseriusan gaya belajar. Untuk lebih lengkapnya dapat disajikan sebagai berikut:

1. Gaya Belajar Mahasiswa

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 90 mahasiswa prodi pendidikan Biologi angkatan 2008 diperoleh hasil yang disajikan pada tabel 3.

Tabel 3 Jumlah mahasiswa pada masing-masing gaya belajar yang diteliti No Macam Gaya Belajar Jumlah Mahasiswa

1. Visual 29

2. Auditori 44

3. Kinestetik 17

Untuk lebih jelasnya, jumlah mahasiswa biologi pada masing-masing gaya belajar yang diteliti disajikan pada gambar 1.

Gambar 1 Diagram jumlah mahasiswa pada tiga macam gaya belajar yang diteliti !"!#

(34)

Berdasarkan tabel 3 dan gambar 1 di atas, diketahui bahwa terdapat tiga macam gaya belajar pada mahasiswa prodi pendidikan Biologi angkatan 2008, meliputi gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik, dan jumlah terbanyak adalah mahasiswa yang bergaya belajar auditori. Hal ini dapat dilihat dari jumlah mahasiswa secara berturut-turut yang bergaya belajar auditori sebanyak 44 mahasiswa, sedangkan visual berjumlah 29, dan kinestetik ada 17 mahasiswa.

2. Tingkat Keseriusan Melaksanakan Gaya Belajar

Berdasarkan penelitian lebih mendalam untuk mengetahui tingkat keseriusan gaya belajar mahasiswa yang dilakukan pada 90 mahasiswa prodi pendidikan Biologi angkatan 2008 diperoleh hasil yang disajikan pada tabel 4.

Tabel 4 Jumlah mahasiswa pada masing-masing gaya belajar berdasarkan empat kriteria tingkat keseriusan melaksanakan gaya belajarnya

No Gaya Belajar Jumlah Mahasiswa

Sangat Serius Serius Kurang Serius Tidak Serius

1. Visual 0 23 6 0

0% 79,31% 20,69% 0%

2. Auditori 0 34 10 0

0% 77,27% 22,73% 0%

3. Kinestetik 0 11 6 0

0% 64,70% 35,30% 0%

Berdasarkan tabel 4, diketahui bahwa tingkat keseriusan mahasiswa prodi pendidikan Biologi angkatan 2008 dalam melaksanakan gaya belajarnya baik visual, auditori, dan kinestetik sebagian besar tergolong dalam kategori serius, dengan persentase berturut-turut 79,31%, 77,27%, dan 64,70%.

3. Hasil Belajar (IPK) pada Masing-Masing Gaya Belajar

(35)

Tabel 5 Data IPK mahasiswa pada masing-masing kelompok gaya belajar

IPK Mahasiswa pada Masing-Masing Gaya Belajar

Visual Auditori Kinestetik

(36)

Setelah dilakukan uji anava non parametrik (Kruskal-Wallis Test) dengan bantuan program SPSS 18, hasilnya disajikan pada tabel 6.

Tabel 6 Hasil analisis uji Kruskal-Wallis tentang ada tidaknya perbedaan hasil belajar (IPK) di antara 3 macam gaya belajar yang diteliti

Variabel bebas: macam gaya belajar Variabel terikat: hasil belajar (IPK)

Macam

Berdasarkan tabel tersebut di atas, didapatkan hasil nilai signifikansi sebesar 0.061 yang artinya tidak ada perbedaan hasil belajar (IPK) yang signifikan di antara kelompok mahasiswa prodi pendidikan Biologi angkatan 2008 yang memiliki gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik.

4. Hubungan Tingkat Keseriusan Melaksanakan Gaya Belajar dengan

Hasil Belajar

Berdasarkan hasil dokumentasi berupa data IPK yang diperoleh dari BAAKK Unnes, kemudian dihubungkan dengan masing-masing kriteria tingkat keseriusan gaya belajar, maka didapatkan hasil sebagaimana tersaji pada tabel 7.

Tabel 7 Hasil belajar (IPK) pada masing-masing kriteria tingkat keseriusan gaya belajar

Macam Gaya Belajar Kriteria Tingkat Keseriusan Rentang IPK

Visual Sangat Serius -

Kinestetik Sangat Serius -

Serius 2,86 – 3,36

Kurang serius 2,62 – 3,05

(37)

Setelah dianalisis menggunakan uji korelasi PEARSON, didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang erat antara tingkat keseriusan gaya belajar visual dengan hasil belajar sebesar 0,817 dan besarnya pengaruh sebesar 66,81%, ada hubungan antara tingkat keseriusan gaya belajar auditori dengan hasil belajarnya sebesar 0,752 dan besarnya pengaruh sebesar 56,51%, dan ada hubungan tingkat keseriusan gaya belajar kinestetik dengan hasil belajar sebesar 0,837 dan besarnya pengaruh sebesar 70,16%.

Dengan demikian tingkat keseriusan mahasiswa prodi pendidikan biologi dalam melaksanakan gaya belajarnya menentukan tingginya hasil belajar (IPK) yang diperolehnya.

5. Hasil Wawancara

Sebagai data pelengkap, dilakukan wawancara pada perwakilan mahasiswa prodi pendidikan Biologi angkatan 2008 yang memiliki IPK tertinggi pada masing-masing kelompok gaya belajar. Hal ini bertujuan untuk mengetahui harapan mereka terhadap proses pembelajaran di jurusan biologi agar dosen dapat memfasilitasi gaya belajar mereka sehingga dapat menunjang hasil belajar (IPK) yang maksimal.

(38)

Tabel 8 Ringkasan hasil wawancara dengan mahasiswa visual, auditori, dan kinestetik

No Faktor yang diungkap Tanggapan Mahasiswa

Visual Auditori Kinestetik 1. Dukungan proses

pembelajaran di

1. Gaya Belajar Mahasiswa

(39)

Tidak ada dua orang yang persis sama dan tidak ada dua orang yang bisa belajar dengan cara yang sama. Adanya variasi gaya belajar pada mahasiswa biologi tersebut juga menunjukkan bahwa gaya belajar merupakan suatu karakter biologis bawaan, sehingga akan berbeda antara individu satu dengan yang lainnya (Dunn dan Griggs dalam Ardi 2007). Gaya belajar pada masing-masing individu tidak dapat diubah, akan tetapi hanya dapat ditingkatkan dengan menerapkan cara belajar yang sesuai dengan gaya belajar yang ada pada dirinya.

Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tiga macam gaya belajar yang diteliti semuanya ada pada mahasiswa jurusan Biologi angkatan 2008, maka hendaknya menjadi perhatian bagi jurusan untuk menjadikan faktor gaya belajar sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam melaksanakan proses pembelajaran di jurusan Biologi yang dapat memfasilitasi ketiga macam gaya belajar tersebut. Sebagaimana pendapat Cutt (diacu dalam Ardi 2007) hasil belajar yang optimal akan diperoleh apabila beragam perbedaan seperti kebiasaan, minat, dan gaya belajar pada peserta didik diakomodasi oleh guru/dosen melalui pilihan metode mengajar dan materi ajar yang sesuai dengan gaya belajar (learning style) peserta didik.

Perlu ditegaskan bahwa seseorang bukan berarti hanya memiliki salah satu karakteristik gaya belajar tertentu sehingga tidak memiliki karakteristik gaya belajar yang lain, pada dasarnya seseorang mempunyai ketiga modalitas tersebut namun biasanya ada salah satu karakteristik yang paling menonjol sehingga memudahkannya untuk menyerap pelajaran. Sehubungan dengan hal ini maka perlu kiranya bagi mahasiswa untuk dapat beradaptasi dengan segala macam situasi, kondisi, maupun teknik mengajar dosen yang cenderung berbeda-beda dengan spesifikasi bidang ilmu yang diampunya.

2. Tingkat Keseriusan Melaksanakan Gaya Belajar

(40)

Biologi dalam melaksanakan strategi belajar sudah sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase jumlah mahasiswa dengan tingkat keseriusan melaksanakan gaya belajarnya termasuk kategori serius secara berturut-turut visual, auditori, dan kinestetik adalah sebesar 79,31%, 77,27%, dan 64,70%.

Tingkat keseriusan melaksanakan gaya belajar visual dapat dilihat dari beberapa indikator berikut ini: selalu membuat catatan untuk mengingat informasi, sering membuat simbol-simbol, gambar, tabel, grafik dan peta konsep, senang belajar dengan membaca, dalam mempelajari buku, senang membaca ringkasannya terlebih dahulu sebelum membaca lebih detailnya, sering membaca sambil menandai dengan warna yang mencolok, ketika mengeja sambil melihat kata yang dieja, senang duduk di bangku paling depan dan menulis penjelasan dengan rapi dan teratur.

Tingkat keseriusan melaksanakan gaya belajar auditori terlihat dari beberapa indikator, yaitu mengingat melalui mendengar, selalu berusaha mengikuti perkuliahan, senang melakukan diskusi dengan teman dan dosen, sering merekam penjelasan dosen dengan alat perekam, sering menciptakan lagu pada beberapa materi pelajarannya, membaca buku dengan suara yang keras, senang berpidato/presentasi.

Tingkat keseriusan melaksanakan gaya belajar kinestetetik ditunjukkan oleh beberapa indikator, yaitu senang belajar melalui praktik, membaca sambil melakukan gerakan fisik, tidak tahan duduk berjam-jam, senang belajar dengan eksplorasi langsung di lapangan, menghafal sambil berjalan-jalan, selalu memberi alokasi waktu untuk istirahat di sela belajarnya, selalu aktif di kelas, senang dan berani mencoba-coba.

(41)

Biologi angkatan 2008 telah cukup memahami gaya belajarnya masing-masing. Menurut teori, memahami gaya belajar sendiri adalah salah satu cara terbaik untuk memaksimalkan proses belajar di kelas. Setelah menemukan gaya belajar dan mengetahui metode terbaik untuk membantu diri sendiri dalam belajar melalui gaya itu, maka seseorang dapat berkembang dan berprestasi dengan baik di dalam kelas, bahkan di mata pelajaran yang sebelumnya dianggap sulit dan tidak menyenangkan. Sesuai pendapat De Porter & Hernacki (2004) bahwa jika seseorang akrab dengan gaya belajar sendiri, seseorang tersebut dapat mengambil langkah-langkah penting untuk membantu diri sendiri dalam belajar lebih cepat dan lebih mudah. Hal ini sangat membantu belajar mahasiswa yang cenderung lebih menuntut belajar mandiri.

3. Hasil belajar (IPK) pada masing-masing gaya belajar

Berdasarkan hasil analisis Kruskal-Wallis Test, didapatkan hasil bahwa tidak ada perbedaan hasil belajar (IPK) yang signifikan di antara kelompok mahasiswa prodi pendidikan Biologi angkatan 2008 yang memiliki gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik. Hal ini menunjukkan bahwa proses belajar mengajar di jurusan Biologi relatif cukup baik dalam memfasilitasi ketiga macam gaya belajar tersebut dan mahasiswa dengan masing-masing gaya belajarnya relatif mampu beradaptasi dengan proses belajar mengajar yang ada.

4. Hasil Belajar (IPK) pada Masing-Masing Kriteria Tingkat Keseriusan

(42)

memahami gaya belajar sendiri adalah salah satu cara terbaik untuk memaksimalkan proses belajar di kelas. Setelah menemukan gaya belajar dan mengetahui metode terbaik untuk membantu diri sendiri dalam belajar melalui gaya itu, maka seseorang dapat berkembang dan berprestasi dengan baik (De Porter 2004).

Sehubungan dengan hal ini maka perlu kiranya bagi mereka yang kurang serius dalam melaksanakan gaya belajarnya untuk meningkatkan tingkat keseriusannya agar hasil belajar yang dicapai lebih optimal.

5. Hasil Wawancara

Hasil wawancara untuk mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap dukungan proses pembelajaran di jurusan Biologi yang sudah ada selama ini dan harapan mahasiswa pada masing-masing gaya belajarnya, secara rinci tersaji sebagai berikut:

a. Mahasiswa dengan gaya belajar visual

Mahasiswa kelompok ini mengemukakan bahwa selama ini hampir semua dosen sudah menggunakan power point dalam proses pembelajaran akan tetapi sebagian besar masih sangat sederhana. Mahasiswa yang bergaya belajar visual ini berharap, tampilan power point dibuat lebih menarik dengan banyak variasi warna, khususnya pada bagian yang penting agar ditebalkan atau diberi warna yang lebih mencolok. Selain itu, ia juga berharap diktat kuliah disempurnakan dengan memperbanyak gambar yang jelas, tabel, grafik, dan berwarna. Hal ini sesuai dengan pendapat De Porter & Hernacki (2004) yang menyatakan bahwa gaya belajar visual memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, tabel, dan grafik serta lebih senang membaca daripada dibacakan.

(43)

jurnal yang dibuat disarankan bebas sesuai tingkat kreatifitas mahasiswa. Hal ini sesuai dengan teori cara belajar yang mudah, cepat, dan efektif sesuai dengan masing-masing gaya belajar yang menyatakan bahwa instruksi yang sesuai untuk gaya belajar visual adalah hanya perlu mengingat setiap detail, menulis point-point yang penting, membuat gambaran sekilas pada materi yang akan atau sudah dipelajari (Anonim 2011).

b. Mahasiswa dengan gaya belajar auditori

Mahasiswa ini menyatakan cukup merasa kesulitan belajar dikarenakan sebagian besar dosen sudah sangat jarang menerapkan metode ceramah, sedangkan mahasiswa yang bergaya belajar auditori adalah mahasiswa yang lebih menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan (De Porter & Hernacki 2004).

Mahasiswa ini menyampaikan saran atau harapan agar dosen hendaknya menjelaskan hal-hal yang penting atau setidaknya memberikan kesimpulan dari tiap-tiap sub bab materi, karena bagaimanapun juga mahasiswa adalah seorang pembelajar dengan segala kekurangannya dimana pembelajar auditori akan cepat paham setelah mendengarkan. Saran berikutnya adalah agar lebih diperbanyak metode presentasi kelompok, dimana yang menjelaskan di depan kelas adalah teman sendiri dengan bahasa yang lebih sederhana sehingga lebih mudah dipahami. Selanjutnya, adanya sesi pertanyaan akan dapat memicu mahasiswa untuk lebih antusias mendengarkan, menyusun pertanyaan, dan bahkan menjawab pertanyaan, apalagi jika dosen pengampu memberikan penguatan berupa tambahan hal-hal penting dan meluruskan jawaban yang dianggap kurang tepat.

Mahasiswa ini menghendaki tugas maupun soal ulangan dibagikan kembali kemudian dibahas bersama, dengan harapan dosen dapat menjelaskan hal-hal yang salah dan yang benar.

c. Mahasiswa dengan gaya belajar kinestetik

(44)

Porter & Hernacki (2004) ciri-ciri pembelajar kinestetik adalah senang belajar di laboratorium dan akan cepat paham jika sudah melakukan.

Mahasiswa ini menyampaikan saran atau harapan, untuk menunjang praktikum sebaiknya buku diktat petunjuk praktikum dibuat lebih umum. Selama ini diktat petunjuk praktikum sudah sangat terarah sehingga tidak memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mencoba-coba atau bereksperimen untuk membuktikan sendiri teori yang sudah ada. Sebagai contoh, pada praktikum morfologi tumbuhan, mahasiswa sudah terlebih dulu diberi tugas untuk membawa tumbuh-tumbuhan yang sudah tercantum dan sudah dikelompokkan ke dalam golongannya masing-masing. Sebaiknya, menurut pembelajar kinestetik, dia senang jika diberi kebebasan membawa aneka macam tumbuhan sesuai keinginannya. Hal ini sesuai dengan teori cara belajar yang mudah, cepat, dan efektif sesuai dengan masing-masing gaya belajar yang menyatakan bahwa instruksi yang sesuai untuk gaya belajar kinestetik adalah belajar secara “Trial and error”, eksplorasi dan mencoba menentukan hal-hal baru (Anonim 2011).

Harapan lainnya adalah hendaknya dosen menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi, misalnya jigsaw, dan lain-lain karena pembelajar kinestetik tidak tahan duduk lama-lama atau cepat bosan. Selanjutnya untuk jumlah SKS mata kuliah praktikum diusulkan untuk ditambah.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas, masing-masing mahasiswa sesuai gaya belajarnya memberikan tanggapan dan saran atau harapan berdasarkan latar belakang gaya belajarnya masing-masing, sehingga pihak jurusan diharapkan mampu mengambil kebijakan yang tidak hanya “memperhatikan” salah satu gaya belajar saja, akan tetapi sedapat mungkin mampu memfasilitasi ketiga macam gaya belajar yang ada sehingga dapat memenuhi semua harapan mahasiswanya.

(45)
(46)

36

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Gaya belajar mahasiswa prodi pendidikan Biologi angkatan 2008 meliputi gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik, berturut-turut dengan jumlah mahasiswa terbanyak adalah gaya belajar auditori (44 mahasiswa), visual (29 mahasiswa), dan kinestetik (17 mahasiswa).

2. Tingkat keseriusan mahasiswa prodi pendidikan Biologi angkatan 2008 dalam melaksanakan gaya belajarnya sebagian besar tergolong dalam kategori serius baik visual, auditori, dan kinestetik dengan persentase berturut-turut 79,31%, 77,27%, dan 64,70%

3. Tidak ada perbedaan hasil belajar (IPK) yang signifikan di antara kelompok mahasiswa jurusan biologi angkatan 2008 yang memiliki gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik

4. Ada korelasi positif antara tingkat keseriusan mahasiswa dalam melaksanakan gaya belajar dengan hasil belajarnya (IPK)

B. Saran

1. Jurusan perlu memberikan informasi kepada mahasiswa tentang pentingnya memahami gaya belajar masing-masing dan mendorong untuk dapat menerapkan strategi belajar yang sesuai dengan gaya belajarnya

(47)

37

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Pedoman Akademik Universitas Negeri Semarang. Semarang: Unnes

_______. 2010. Tes Gaya Belajar. On line at.

http://www.otakunggul.com/layanan/test-kecerdasan/test-gaya-belajar [diakses tanggal 26 April 2011]

_______. 2011. Cara Belajar Mudah, Cepat, dan Efektif. On line at.

http://kata-cinta.com/2011/02/cara-belajar-mudah-cepat-dan-efektif.html [diakses tanggal 26 April 2011]

Ali, M. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa

Ardi, H. 2007. Profil Gaya Belajar Bahasa Inggris Siswa SMA N 7 Kota Padang. On line at.

http://callhavid.wordpress.com/2010/04/24/profil-gaya-belajar-bahasa-inggris-siswa-sma-negeri-7-kota-padang/.

[diakses tanggal 3 September 2010]

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

De Porter, B. & Hernacki M. 2004. Quantum Learning. Jakarta: Kaifa

_______. 2010. Quantum Teaching. Jakarta: Kaifa

Garcia, R., Francisco P., & Isabel T. 2008. New University Student Instructional Preferences and How These Relate to Learning Styles and Motivational Strategies. Elektronic Journal of Research in Educational Psychology. 16 (3): 547-570.

Hidayana, H. 2009. Pengaruh Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Balikpapan. Malang. On line at.

(48)

Nasution, S. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Nugraheni, E. & Nurmala P. 2006. Gaya Belajar dan Strategi Belajar Mahasiswa Jarak Jauh. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. 7 (1): 68-82.

Pallapu, P. 2007. Effects of Visual and Verbal Learning Styles on Learning. Institute for Learning Style Journal. 1 (3): 34-39.

Pratama, D. 2010. Prestasi Belajar. Jakarta: On line at.

http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/ [diakses tanggal 27 Juli 2010]

(49)
(50)

KISI-KISI KUESIONER

PENENTUAN GAYA BELAJAR MAHASISWA

Sumber ini dimodifikasi dari De Porter (2010)

Variabel Indikator Pernyataan No. Soal

Gaya belajar visual

- Pola berbicara cepat

- Pola mengingat melalui informasi tertulis/membaca - Cara belajar dengan membaca

- Cara bekerja mengikuti petunjuk gambar dan termasuk perencana jangka panjang yang baik

- Cara berkomunikasi langsung/melihat ekspresi wajah - Kegiatan yang lebih disukai adalah demonstrasi

Tabel A 1, 2, 3

- Pola berbicara sedang dan berirama

- Pola mengingat melalui penjelasan dan diskusi - Cara belajar dengan mendengar

- Cara bekerja sambil berbicara dan mampu menirukan perubahan suara

- Cara berkomunikasi senang lewat telepon

- Kegiatan yang lebih disukai adalah diskusi/berbicara

Tabel B 1, 2, 3

- Pola berbicara lambat

- Pola mengingat dengan menulis informasi berkali-kali - Cara belajar senang menggunakan model dan praktik - Cara bekerja sambil mencari tahu dan pandai

menyusun potongan gambar

- Cara berkomunikasi memperhatikan gerakan badan - Kegiatan yang lebih disukai adalah olah raga/kegiatan

(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)

KISI-KISI LEMBAR KUESIONER

TINGKAT KESERIUSAN GAYA BELAJAR VISUAL

Variabel Indikator No. Soal

Gaya belajar visual

- Selalu membuat catatan untuk mengingat informasi - Sering membuat simbol-simbol, gambar, tabel, grafik dan

peta konsep

- Senang belajar dengan membaca

- Dalam mempelajari buku, senang membaca ringkasannya terlebih dahulu sebelum membaca lebih detailnya

- Sering membaca sambil menandai dengan warna yang mencolok

- Ketika mengeja sambil melihat kata yang dieja - Senang duduk di bangku paling depan dan menulis

penjelasan dengan rapi dan teratur

12, 13, 14 1, 2, 3, 11

7, 8 4

6, 15

(57)
(58)
(59)
(60)

KISI-KISI LEMBAR KUESIONER

TINGKAT KESERIUSAN GAYA BELAJAR AUDITORI

Variabel Indikator No. Soal

Gaya belajar auditori

- Mengingat melalui mendengar

- Selalu berusaha mengikuti perkuliahan

- Senang melakukan diskusi dengan teman dan dosen - Sering merekam penjelasan dosen dengan alat perekam - Sering menciptakan lagu pada beberapa materi

pelajarannya

- Membaca buku dengan suara yang keras - Senang berpidato/presentasi

7, 14, 13 1, 2 3, 4, 10

6 8, 9, 15

(61)
(62)
(63)
(64)

KISI-KISI LEMBAR KUESIONER

TINGKAT KESERIUSAN GAYA BELAJAR KINESTETIK

Variabel Indikator No. Soal

Gaya belajar kinestetik (C)

- Senang belajar melalui praktik

- Membaca sambil melakukan gerakan fisik, tidak tahan duduk berjam-jam

- Senang belajar dengan eksplorasi langsung di lapangan - Menghafal sambil berjalan-jalan

- Selalu memberi alokasi waktu untuk istirahat di sela belajarnya

- Selalu aktif di kelas

- Senang dan berani mencoba-coba

1, 10, 13, 14 4, 9

5, 7, 8, 15 3 2, 6

(65)
(66)
(67)
(68)

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

PENENTUAN GAYA BELAJAR MAHASISWA

Sumber ini dimodifikasi dari De Porter (2010)

Variabel Indikator No. Soal

Gaya belajar visual

- Pola berbicara cepat

- Pola mengingat melalui informasi tertulis/membaca - Cara belajar dengan membaca

- Cara bekerja mengikuti petunjuk gambar dan termasuk perencana jangka panjang yang baik

- Cara berkomunikasi langsung/melihat ekspresi wajah - Kegiatan yang lebih disukai adalah demonstrasi

1, 2

- Pola berbicara sedang dan berirama

- Pola mengingat melalui penjelasan dan diskusi - Cara belajar dengan mendengar

- Cara bekerja sambil berbicara dan mampu menirukan perubahan suara

- Cara berkomunikasi senang lewat telepon

- Kegiatan yang lebih disukai adalah diskusi/berbicara

1, 2

- Pola berbicara lambat

- Pola mengingat dengan menulis informasi berkali-kali - Cara belajar senang menggunakan model dan praktik - Cara bekerja sambil mencari tahu dan pandai

menyusun potongan gambar

- Cara berkomunikasi memperhatikan gerakan badan - Kegiatan yang lebih disukai adalah olah raga/kegiatan

(69)

LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA

PENENTUAN GAYA BELAJAR MAHASISWA

1. Apa kebiasaan Saudara saat mendengarkan orang lain berbicara?

(Sambil mencoret-coret kertas/Mendengarkan dengan seksama/Sambil menggerak-gerakkan anggota tubuh, misalnya tangan/kaki)

2. Bagaimana cara kebiasaan Saudara dalam berbicara?

(Senang mendengarkan pembicaraan panjang/Berbicara sambil melakukan gerakan dan isyarat/Singkat dan tidak senang mendengarkan pembicaraan panjang)

3. Bagaimana cara yang Saudara gunakan agar mudah mengingat?

(Melalui penjelasan dan diskusi/Melalui informasi tertulis/Dengan menuliskan berkali-kali)

4. Bagaimana cara Saudara untuk menghafal?

(Dengan cara membayangkan/Menghafal sambil berjalan dan melakukan sesuatu/Dengan cara mengucapkan)

5. Apa yang menjadi kesulitan Saudara?

(Mengingat info lisan dan berpidato/Menulis suatu karya ilmiah/Duduk diam dalam waktu yang cukup lama)

6. Bagaimana cara belajar yang paling Saudara suka?

(Menggunakan model dan praktek/Mendengar/Membaca) 7. Saudara merasa mudah belajar dengan kegiatan apa?

(Mendengar dan diskusi/Membaca/Praktikum)

8. Hal apa yang paling mudah mengganggu konsentrasi Saudara? (Ketidakteraturan/Suara dan keributan/Kegiatan di sekeliling) 9. Kemampuan apa yang Saudara miliki?

(Menyusun potongan gambar dengan cepat/Merencanakan jangka panjang dengan baik/Menirukan, mengulang nada dan perubahan suara)

(70)

(Mengikuti petunjuk gambar terlebih dahulu/Bekerja sambil berbicara dengan diri sendiri atau orang lain/Mencari tahu sambil melakukan pekerjaan tersebut)

11. Bagaimana cara Saudara menggunakan program komputer yang belum Saudara kuasai?

(Langsung mencobanya sendiri/Melihat petunjuk gambar dan diagram yang ada/Bertanya kepada orang lain)

12. Bagaimana cara Saudara mengetahui suasana hati seseorang?

(Melalui nada suara/Dengan hanya melihat ekspresi wajah/Dengan memerhatikan gerakan badan)

13. Bagaimana cara Saudara saat menjelaskan dan mengajarkan sesuatu kepada orang lain?

(Dengan cara menunjukkan/Dengan cara menceritakan/Dengan cara mempraktikkan)

14. Hal apa yang Saudara ingat jika bertemu kembali dengan seseorang?

(Ingat dengan semua yang dia kerjakan/Lupa wajahnya tapi ingat namanya/Lupa namanya tapi ingat wajahnya)

15. Kegiatan apa yang paling Saudara suka?

(Demonstrasi/Diskusi dan berbicara/Kegiatan fisik) 16. Jenis seni apa yang Saudara suka?

(Seni musik/Seni gerak atau olah raga, dll/Seni rupa) 17. Bagaimana cara Saudara mengisi waktu luang?

Gambar

Tabel 1 Sumber data dan teknik pengumpulan data
Tabel 2 Persentase dan kriteria tingkat keseriusan gaya belajar
Tabel 3 Jumlah mahasiswa pada masing-masing gaya belajar yang diteliti
Tabel 4 Jumlah mahasiswa pada masing-masing gaya belajar berdasarkan empat kriteria tingkat keseriusan melaksanakan gaya belajarnya
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan tersebut, maka penulis menganggap penting untuk mengangkat tema penelitian yang berhubungan dengan penerapan prinsip

Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang implementasi ekstrakurikuler seni tari tradisional dalam menanamkan

Dalam kasus ini, forgiveness dapat diartikan sebagai kesediaan wanita hamil di luar nikah yang diabaikan pasangannya untuk melepaskan hak yang dimilikinya

Dalam dunia pendidikan agama Islam semua telah mengetahui bahwa bahwa pembelajaran pendidikan agama Islam bukan hanya digunakan sebagai ilmu saja, namun dalam

Dalam hal ini hubungan kesegaran jasmani dengan prestasi belajar pendidikan jasmani merupakan hubungan tidak langsung, artinya dengan kebugaran jasmani yang baik

Berdasarkan analisis 21 indikator tersebut, studi ini menemukan faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen saat memutuskan untuk membeli dan menggunakan merek smartphone

Hal ini disebabkan oleh volume udara yang ada di dalam spesimen uji lebih besar daripada tekanan debit air yang ada di dalam spesimen uji sehingga tabrakan

Hakim memutuskan dalam putusannya bahwa anak sudah dapat menanggung beban hukum dan diversi hanya sebagai rekomendasi dari balai pemasyarakatan, padahal diversi