ASEP RUSMANA (B 31.1073). Bakteriosin asal Bakteri Laktat serta Peranannya sebagai Biopreservatif dan Kemoterapeutik, suatu Tinjauan (dibawah bimbingan Dr. Drh. ldwan Sudirman).
Tinjauan ini mengkaji aspek kemungkinan proses pengendalian mikroorganisme menggunakan bahan antimikrobial asal bakteri laktat (safe food grade bacferia), terutama menekankan pada aspek kemampuan dan mekanisme aksi substansi alamian ini yaitu bakteriosin terhadap mikroorganisme lain serta potensi aplikasinya. Dijelaskan pula beberapa karakter umum bakteriosin, molekul aktif, target antimikroba, serta bioregulasi dan biosintesisnya.
Mikroorganisme dapat menyebabkan bahaya dan kerusakan.
Hal itu dari manusia, serta
akibatnya dapat menimbulkan yang berkisar dari infeksi sampai kepada kematian. Mikroorganisme pun dapat mencemari makanan, dengan menimbulkan perubahan-perubahan kimiawi di dalamnya, membuat makanan tidak dapat dimakan atau bahkan beracun. Karena itu adanya proses atau suatu pengendali pertumbuhan dan kontaminasi oleh mikroba merupakan suatu keharusan.
Bakteriosin asal bakteri laktat merupakan peptida atau senyawa protein yang peka terhadap enzim proteolitik, dan tahan pada kondisi Aktivitas bakterisidal terbatas pada bakteri gram yang sensitif, terhadap bakteri perusak dan pembusuk makanan seperti
Staphylococcus monocytogenes dan sp.,
sedangkan strain produktor memiliki daya terhadap bakteriosin yang dihasilkan. Beberapa bakteriosin dapat dikelompokkan berdasarkan komposisi dan molekul, yaitu kelompok lantibiotik dan non lantibiotik. Pengelompokkan dapat pula berdasarkan spktrum aktivitasnya terhadap
lain
Bakteriosin disintesis pada fase ribosom, yang diatur oleh gen, yang berbeda dengan yang disintesa dengan
melibatkan enzim. Mode aksi terutama pada
pengrusakan terhadap membran sel, berupa proses destabilisasi membran yang mengakibatkan efek bakterisidal.
Berdasarkan karakter umum bakteriosin, potensi penggunaannya berpeluang terutama pada preservasi makanan yang dikenal dengan Yaitu kemampuan substansi antimikroba ini dalam mengawetkan makanan dengan memperlambat proses pembusukan oleh pembusuk makanan (food poisoning atau food
spoilage). Efek dapat dengan mengkonsumsi
bersama strain produktornya yang terpilih. Selain bakteriosin