• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Anggaran Belanja Sebagai Alat Perencanaan pada Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Aceh Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Fungsi Anggaran Belanja Sebagai Alat Perencanaan pada Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Aceh Tengah"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, Gunawan dan Yunita Anggarini. 2007. Anggaran Bisnis: Analisis,

Perencanaan dan Pengendalian Laba. Cetakan Pertama. Yogyakarta: UPP

STIM YKPN .

Dharmanegara, Ida Bagus Agung. 2010. Penganggaran Perusahaan Teori dan

Aplikasi. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Efferin, Sujoko, Stevenus Hadi Darmadji, dan Yuliawati Tan. 2008. Metodologi

Penelitian Akuntansi, Mengungkap Fenomena dengan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Munandar, N. 2007. Budgeting: Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja,

Pengawasan Kerja. Edisi Kedua. Yogyakarta : BPEE.

Nafarin, M. 2007. Penganggaran Perusahaan. Cetakan Kedua. Jakarta: Salemba Empat

Rochaety, Ety, Ratih Tresnati, dan H.Abdul Madjid Latief. 2009. Metodologi

Penelitian Bisnis, Dengan Aplikasi SPSS. Edisi Asli. Jakarta: Mitra

Wacana Media.

Yuwono, Sony, Tengku Agus Indrajaya, dan Hariyandi. 2005. Penganggaran

Sektor Publik. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Malang: Bayumedia

(2)

BAB III PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Manfaat Anggaran

Penganggaran merupakan proses penyusunan anggaran, yang diawali dari pembuatan panitia, pengumpulan dan mengklasifikasikan data, pengajuan rencana kerja fisik dan keuangan tiap – tiap seksi, bagian, divisi, penyusunan secara menyeluruh, merevisi dan mengajukan kepada pimpinan puncak untuk disetujui dan di laksanakan. Anggaran merupakan titik fokus dari persekutuan antara proses perencanaan dan pengendalian. Penganggaran (budgeting) adalah proses penerjemahan rencana aktivitas kedalam rencana keuangan (budget).

Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam satuan keuangan (unit moneter), dan berlaku untuk jangka waktu yang akan datang (Munandar, 2007).

Dengan terencananya anggaran yang baik, maka suatu perusahaan dapat mengambil manfaat antara lain:

1. Sebagai pedoman kerja dengan memberikan arah serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaan di waktu yang akan datang.

(3)

3. Sebagai alat pengawasan kerja dengan membandingkan antara apa yang tertuang didalam anggaran dengan apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, sehingga dapat dinilai apakah perusahaan telah sukses bekerja atau kurang sukses bekerja (munandar, 2007).

Disamping mempunyai manfaat, anggaran juga memiliki beberapakelemahan-kelemahan antara lain:

1. Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan anggapan sehingga mengandung unsur ketidakpastian.

2. Menyusun aanggaran yang cermat memerlukan waktu, uang, dan tenaga yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap/komprehensif dan akurat.

3. Pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat menggerutu dan menentang, sehingga pelaksanaan anggaran dapa menjadi kurang efektif (Nafarin, 2007).

Pada intinya anggaran merupakan alat manajemen yang digunakan untuk keperluan perencanaan dan pengawasan kerja instansi. Selain alat perencanaan dan pengawasan kerja, anggaran juga merupakan alat pengkoodinasian semua kegiatan-kegiatan instansi.

Gambar 3.1 Proses Penyusunan Anggaran Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Aceh Tengah

Kepala Badan Sekretaris

(4)

Staf bagian keuangan menyusun rencana anggaran belanja yang diperlukan, yaitu Anggaran Belanja Pegawai, Anggaran Belanja Barang, dan Anggaran Belanja modal. Setelah selesai meyusun rencana anggaran belanja bagianya masing-masing, kemudian rencana anggaran tersebut disusun secara keseluruhan untuk diserahkan kepada Sekretaris. Sekretaris memeriksa keseluruhan rencana anggaran tersebut untuk kemudian meminta persetujuan Kepala Bidang. Kepala Bidang kemudian memeriksa rencana anggaran tersebut, dan apabila telah sesuai dengan apa yang diharapkan, Kepala Bidang memberikan persetujuan atas rencana anggaran tersebu, jika tidak terjadi kesesuaian antara yang diharapkan dengan rencana anggaran maka Kepala Bidang harus melakukan koreksi kembali.

Anggaran penerimaan, Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Aceh Tengah disajikan pada Tabel 3.1:

Tabel 3.1

Jumlah Penerimaan Anggaran Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Aceh Tengah

Jenis Penerimaan Instansi

Luncuran Tahun 2010 1,894,423,375

Jumlah Penerimaan 1,894,423,375

Sumber: Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Aceh Tengah Kabupaten Aceh Tengah, 2013

(5)

disusun secara bersama-sama oleh Bagian Keuangan beserta Sekretaris untuk kemudian disetujui oleh Kepala Bidang.

Tabel 3.2

Anggaran Belanja Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Aceh Tengah

No.

Urut Mata Anggaran Anggaran

Dana (Rp) Penggunaan Dana (Rp) Surplus (Rp) Defisit (Rp)

1 2 3 4 (3-4) (3-4)

1 BELANJA HONORARIUM

1.1 Belanja Uang Honor Tetap 49,000,000 49,000,000

1.2 Belanja Uang Honor Tidak

Tetap 385,620,000 385,620,000

1.4 Belanja Uang Honorium

Tenaga Honorer/ Tidak Tetap 50,660,000 50,660,000

2 BELANJA BARANG

2.1 Belanja Keperluan Perkantoran 85,000,000 17,197,300 67,802,700

2.2 Belanja Pengiriman Surat Dinas

Pos Surat 2,000,000 750,000 1,250,000

2.3 Belanja Barang Operasional

Lainnya 142,500,000 - 142,500,000

2.4 Belanja Bahan 25,000,000 2,243,400 22,756,600

(6)

Lanjutan Tabel 3.2 No. Urut Mata Anggaran Anggaran Dana (Rp) Penggunaan Dana (Rp) Surplus (Rp) Defisit (Rp)

1 2 3 4 (3-4) (3-4)

2.5 Belanja Langganan Daya dan

Jasa - 2,056,603 2,056,603

2.7 Belanja Sewa 15,000,000 - 15,000,000

2.9 Belanja Biaya Pemeliharaan

Gedung & Bangunan 119,000,000 122,941,000 3,941,000

2.10 Belanja Biaya Pemeliharaan

Peralatan & Mesin 17,500,000 990,000 16,510,000

2.11 Belanja Perjalanan Biasa

(Dalam Negeri) 20,000,000 - 20,000,000

3 BELANJA MODAL

3.1 Belanja Modal Peralatan &

Mesin 75,000,000 - 75,000,000

JUMLAH 986,280,000 631,458,303 360,819,300 5,997,603

SURPLUS (3-4) 354,821,697

Sumber: Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Aceh Tengah, 2013

(7)

B. Fungsi Anggaran Sebagai Alat Perencanaan

Anggaran hampir selalu merupakan bagian penting dari proses perencanaan, karena anggaran menuntut keputusan mengenai pengalokasian sumber dana demi tercapainya tujuan. Anggaran yang direncanakan dengan baik akan menyelaraskan strategi dan struktur organisasi, manajemen, dan personilnya, serta tugas-tugas yang perlu diselesaikan. Anggaran berfungsi sebagai alat yang dipakai dalam perencanaan dan pengawasan keuangan dalam bentuk kuantitatif da’n operasional instansi.

Perencanaan umumnya dianggap tugas paling sulit yang diharapkan manajer, dan juga sesuatu yang sangat mudah ditunda (Adisaputro et.al 2007). Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi, Anggaran dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan oleh pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan, dan berapa biaya yang diperoleh dari belanja pemerintah tersebut (Yuwono et.al. 2005). Perencanaan menetukan seluruh aktivitas untuk mencapai tujuan dan sasaran. Perencanaan diperlukan agar perusahaan dapat mengoperasikan departemen dan mencapai keberhasilan segmen (Dharmanegara 2010).

(8)

bagian dalam instansi sehingga akan terjalin hubungan/koordinasi yang baik. Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Aceh Tengah menggunakan beberapa dasar dalam penyusunan perencanaan anggaran yaitu:

1. Anggaran Tahun Lalu

Salah satu pertimbangan di dalam penyusunan anggaran tahun yang akan datang adalah anggaran tahun-tahun yang sudah lewat.

2. Realisasi Tahun Berjalan

Realisasi tahun berjalan merupakan hal yang paling penting diperhatikan dalam menyusun anggaran, karena angka-angka dalam realisasi merupakan data yang akurat.

3. Ramalan Yang Akan Datang

Ramalan yang dimaksud adalah hal-hal yang kemungkinan akan terjadi pada masa yang akan datang yang disesuaikan, sehingga anggaran yang disusun nantinya mendekati realisasi yang diinginkan.

(9)

membantu dalam penentuan dan integrasi kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh semua anggota organisasi.

Penyusunan anggaran Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Aceh Tengah dituangkan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daftar Usulan Kegiatan yang kemudian disetujui oleh Kepala Bidang sebagai pedoman kerja instansi. Rencana anggaran tersebut meliputi:

1. Belanja Pegawai

Terdiri dari: Pengabdian pada Masyarakat, Pembinaan dan Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat, Pembinaan Kerumahtanggaan, Lingkungan dan Kesehatan.

2. Belanja Barang

Terdiri dari: Pengabdian pada Masyarakat, Pembinaan dan Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat, Pembinaan Kerumahtanggaan, Lingkungan dan Kesehatan.

3. Belanja Pemeliharaan

Terdiri dari: Pengabdian pada Masyarakat, Pembinaan dan Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat, Pembinaan Kerumahtanggaan, Lingkungan dan Kesehatan.

4. Belanja Perjalanan

(10)

5. Belanja Konsumsi

Terdiri dari : Pengabdian pada Masyarakat, Pembinaan dan Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat, Pembinaan Kerumahtanggaan, Lingkungan dan Kesehatan.

6. Belanja Modal

Terdiri dari: Pengabdian pada Masyarakat, Pembinaan dan Pelayanan Kesejahteraan Masyarakat, Pembinaan Kerumahtanggaan, Lingkungan dan Kesehatan.

C.Analisis Anggaran Belanja Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Aceh Tengah

Dari Tabel 3.2 dapat disimpulkan bahwa, instansi atau lembaga merencanakan anggaran sebesar Rp. 1,894,423,375 untuk penggunaan, hal ini dikarenakan di tahun anggaran 2009 pihak manajemen (Kepala Badan beserta tim penyusun anggaran) merencanakan masyarakat sejahtera khususnya di Aceh Tengah.

Memperlihatkan penyesuaian antara dana yang dianggarkan untuk tahun 2010 terhadap penggunaan dana tahun 2010. Disini terlihat adanya unsure kekurangan teliti Komite anggaran dalam penyusunan anggaran tahun 2010, terlihat dalam mata anggaran “Belanja Barang, pada Anggaran; Belanja Barang

(11)

Dan sebaliknya, pada Mata Anggaran “Belanja Barang Anggaran; Belanja

Langganan Daya dan Jasa tidak ada dana yang dianggarkan, padahal dalam realisasinya terdapat penggunaan dana sebesar Rp. 2,059,6003

Terlihat hamper seluruh mata anggaran Surplus (anggaran lebih besar realisasi dana sesungguhnya) terutama pada mata anggaran “ Belanja

Honorarium”, semua Anggaran dananya mengalami Surplus, ada kemungkinan

disebabkan rendahnya kebutuhan dan diikuti dengan relative stabilnya harga. Anggaran belanja harus direncanakan terlebih dahulu guna mendapatkan perencanaan yang baik dan mencapai sasaran sesuai dengan apa yang diharapkan oleh instansi/lembaga.

Dari anggaran yang telah disusun ada beberapa penggunaan yang tidak direncanakan biaya anggarannya. Hal ini dikarenakan penggunaan tersebut kemungkinan besar tidak ada realisasinya di tahun anggaran 2010.

(12)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil pembahasan pada beberapa bab sebelumnnya, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi anggaran telah digunakan dengan baik pada Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Aceh Tengah. Pada bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan dan saran yang dianggap tepat dan dapat bermanfaat bagi pihak instansi yang akan digunakan sebagai acuan perencanaan anggaran belanja instansi untuk tahun-tahun berikutnya.

A.Kesimpulan

Setelah membahas permasalahan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Anggaran belanja berfungsi sebagai alat perencanaan, pengkoordinasian dan

pengawasan kerja yang dibutuhkan instansi dalam menjalankan kegiatan operasionalnya untuk mencapai tujuan organisasi.

(13)

B.Saran

Dari kesimpulan, maka disarankan sebagai berikut :

1. Mengingat pentingnya fungsi anggaran belanja, maka sebaiknya anggaran disusun secara teliti sehingga benar-benar menjadi pedoman kerja.

2. Agar anggaran belanja dapat memenuhi fungsinya sebagai alat perencanaan, masih perlu diadakan peningkatan dalam hal kegiatan dan analisis.

(14)

BAB II

PROFIL BADAN KELUARGA BERENCANA PEMBERDAYAAN PEREMBPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

KABUPATEN ACEH TENGAH

A. Gambaran Umum Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Aceh Tengah

Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sejak tahun 2009 merupakan lembaga baru yang sebelumnya berada dibawah Dinas Pemberdayaan Masyarakat. Dengan demikian baru tahap ini menjalankan Rencana Strategis Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Dinamika pembangunan yang terus berkembang terutama sejak Penerapan Desentralisasi dan Otonomi Daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1999 yang telah disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, Susunan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintah Aceh (UUPA) memberi peluang yang lebih besar kepada daerah dalam merencanakan pembangunan sesuai dengan kebutuhan dan berdasarkan karakteristik yang spesifik dan potensi-potensi sumber daya yang tersedia.

(15)

Penyuluhan, pendidikan, pembinaan dan pelatihan dengan memerankan secara aktif sumber daya yang ada.

Sesuai dengan Topik Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak memiliki peran strategis dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga, ibu dan anak. Lembaga teknis ini cukup strategis dalam menentukan kebijakan program dan perencanaan pembangunan di daerah. Untuk menjalankan Tupoksinya maka diperlukan faktor-faktor pendukung yang merupakan kekuatan dan kelemahan, ancaman dan peluang.

B. Visi dan Misi

Visi merupakan gambaran tentang masa depan yang realistik dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu, dengan mengisyaratkan adanya misi. Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional disebutkan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir priode perencanaan. Berangkat dari pengertian visi tersebut, maka Visi Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Aceh Tengah dapat dirumuskan sebagai berikut “Terwujudnya Keluarga Sejahtera dan Berkualitas Melalui Pembinaan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak”.

(16)

1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan penyelenggaraan administrasi; 2. Meningkatkan kualitas pelayanan dan pembinaan Keluarga Berencana;

3. Meningkatkan keterlibatan/partisipasi perempuan dalam sektor pembangunan; 4. Meningkatkan advokasi terhadap permasalahan perempuan dan anak;

5. Meningkatkan akses data, informasi keluarga dan kelembagaan;

C.Struktur Organisasi Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Aceh Tengah

Sesuai dengan Qanun Kabupaten Aceh Tengah Nomor 2 Tahun 2004 tentang pembentukan susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Aceh Tengah dan Perubahan Qanun Nomor 21 Tahun 2009 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis dan Peraturan Bupati Nomor 30 Tahun 2010 Tentang perubahan Peraturan Bupati Aceh Tengah Nomor 27 tahun 2008 Tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Pemangku Jabatan Struktural pada Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Aceh Tengah. Kedudukan Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak langsung berada di bawah dan dipimpin oleh seorang Kepala Badan. Dengan susunan organisasi terdiri dari:

1. Kepala Badan 2. Sekretariat

3. Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 4. Bidang Pemberdayaan Perempuan

(17)

7. UPTB

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Struktur organisasi Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini.

Sumber: Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Aceh Tengah, 2013

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Aceh Tengah 2013

(18)

D. Job Description Pegawai Pada Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Tugas pokok dan fungsi Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Aceh Tengah Adalah:

1. Kepala Badan

Untuk melaksanakan tugas, Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mempunyai fungsi:

a. Pelaksanaan urusana ketatausahaan Badan.

b. Penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang. c. Menyusun rencana, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian perumusan

kebijakan teknis di Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana.

(19)

2. Sekretariat

Untuk melaksanakan tugas, sekretaris mempunyai fungsi:

a. Pelaksanaan urusan ketatausahaan, rumah tangga, barang inventaris, asset, perlengkapan, pemeliharaan dan perpustakaan.

b. Pembinaan kepegawaian, organisasi, ketatalaksanaan, hukum dan perundang-undangan serta pelaksanaan hubungan masyarakat.

c. Pengelolaan administrasi keuangan.

d. Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sekretariat terdiri dari:

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan urusan administrasi surat menyurat, ketatausahaan, kearsipan, expadisi, penggandaan, rumah tangga, barang inventaris, asset, pengelolaan peralatan, pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan kantor dan perpustakaan serta pengelolaan administrasi kepegawaian.

2. Sub bagian perencanaan mempunyai tugas pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data, penyusunan program, pelaksanaan dan pemantauan program kerja Badan; dan

(20)

3. Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Untuk melaksanakan tugas, Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Menyusun rencana, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian keluarga berencana dan keluarga sejahtera;

b. Melakukan upaya terciptanya keluarga berencana dan keluarga sejahtera sesuai dengan pola pembangunan di tingkat Kabupaten;

c. Melakukan hubungan kerja dengan komponen dan instansi teknis terkait dalam menyusun dan mengembangkan kebijakan operasional keluarga berencana, kesehatan reproduksi dan keluarga sejahtera; dan

d. Melakukan tugas pekerjaan lainnya sesuai petunjuk Kepala Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;

Bidang Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera terdiri dari:

1. Sub bidang Keluarga Berencana mempunyai tugas menyusun rencana, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta evaluasi pelaksanaan bidang keluarga berencana; dan

(21)

4. Bidang Pemberdayaan Perempuan

Untuk melaksanakan tugas, bidang pemberdayaan perempuan mempunyai fungsi:

a. Menyusun rencana, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta evaluasi program dibidang pemberdayaan perempuan dan peningkatan kualitas hidup perempuan dan peningkatan pemahaman kesetaraan gender;

b. Pelaksanaan penyebarluasan informasi, promosi, edukasi dan partisipasi perempuan dibidang hukum, politik, sosial budaya dan lingkungan; c. Menyusun rencana, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian

pengumpulan data dan analisa dalam rangka penyusunan kebijakan dibidang peranan perempuan dan kesetaraan gender serta meningkatkan kualitas hidup perempuan;

d. Pelaksanaan koordinasi dengan Instansi dan atau Lembaga terkait lainnya dibidang pemberdayaan perempuan; dan

e. Pelaksanaan tugas- tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Pemberdayaan Perempuan terdiri dari:

(22)

2. Sub Bidang Kesetaraan Gender mempunyai tugas menyusun rencana, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta evaluasi pelaksanaan program di bidang kesetaraan gender.

5. Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak

Untuk menyelengarakan tugas, bidang Perlindungan Perempuan dan Anak mempunyai fungsi:

a. Menyusun rencana, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta pelaksanaan sosialisasi program perlindungan perempuan;

b. Menyusun rencana, pelaksanaan pengawasan dan pengendalian serta pelaksanaan sosialisasi program perlindungan anak;

c. Menerima laporan/pengaduan bagi perempuan dan anak korban kekerasan, exploitasi, pelecehan seksual dan perdagangan anak;

d. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait dan atau lembaga terkait di bidang perlindungan perempuan dan anak; dan

e. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak terdiri dari:

(23)

2. Sub Bidang Perlindungan Anak mempunyai tugas menyusun rencana, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian, melakukan penyusunan data dan bahan kebijakan di bidang perlindungan anak.

6. Bidang Kelembagaan Data dan Informasi.

Untuk menyelenggarakan tugas diUnit Pelaksana Teknis Badanmempunyai fungsi:

a. Menyusun rencana, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian, pengolahan dan analisa data program dan kegiatan kelembagaan organisasi perempuan;

b. Menyusun rencana, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian, pelaksanaan pemantauan evaluasi dan pelaporan data dan informasi; c. Pelaksanaan penyajian data dan informasi pelaksanaan program

keluarga berencana, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; dan

d. Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Unit Pelaksana Teknis Badan terdiri dari:

(24)

2. Sub Bidang Data dan Informasi mempunyai ,tugas menyusun rencana, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian di bidang pengolahan data dan informasi.

7. Kepala UPTB

Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) adalah unsur pelaksana teknis dibidang Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

UPTB dipimpin oleh seorang kepala UPTB yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

UPTB mempunyai tugas menyusun rencana, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta evaluasi dibidang Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Kepala Unit Pelaksanaan Teknis Badan (UPTB) mempunyai fungsi melaksanakan dan mengendalikan serta pengelolaan informasi keluarga dan pelaksana analisis program Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di wilayah binaan.

(25)

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan fungsional adalah jabatan fungsional yang terdiri dari kelompok Penyuluh Keluarga Berencana.

Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas tehnis Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Untuk menyelenggarakan tugas jabatan fungsional mempunyai tugas antara lain Pendekatan tokoh formal, Pendekatan dan pemetaan, Pendekatan tokoh informal, Pembentukan kesepakatan, Penegasan kesepakatan, Penerangan dan motivasi, penteladanan (pembentukan kelompok pelopor), pelayanan teknis, pembinaan, pencatatan, pelaporan dan pemantauan

Untuk menyelenggarakan tugas jabatan fungsional mempunyai fungsi antara lain pengendalian penyelenggaraan program peningkatan pelayanan keluarga berencana di wilayah binaan, evaluasi pelaksanaan pengendalian program pelayanan keluarga berencana dan keluarga sejahtera di wilayah binaan, Pelaksanaan pelaporan dan pengelohan statistik serta analisis dan evaluasi informasi program keluarga berencana dan keluarga sejahtera di wilayah binaan, Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Aceh Tengah.

(26)

Program merupakan kesimpulan kegiatan nyata, sistimatis, dan terpadu yang akan dilaksanakan oleh instansi atau oleh beberapa instansi terkait dalam rangka melibatkan partisipasi aktif masyarakat guna mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Program strategi Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Aceh Tengah sebagai berikut:

1. Program pelayanan administrasi perkantoran; 2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur; 3. Program peningkatan disiplin peningkatan aparatur; 4. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur;

5. Program peningkatan pengembangan system pelaporan capaian kinerja dan keuangan;

6. Program Keluarga Berencana;

7. Program Kesehatan Reproduksi Remaja; 8. Program pelayanan kontrasepsi;

9. Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang mandiri;

10. Program promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan di masyarakat;

11. Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR; 12. Program peningkatan penanggulangan Narkoba, Penyakit Menular Seksual

(27)

13. Program pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak;

14. Program penyiapan tenaga pendamping kelompok bina keluarga; 15. Program pengembangan model operasional BKB-POSYANDU-PADU; 16. Program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan; 17. Program penguatan kelembagaan Pengarus Utamaan Gender;

18. Program pengembangan spesifikasi kebutuhan perempuan dan anak; 19. Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan; 20. Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan anak; 21. Program peningkatan kelembagaan anak;

22. Program pengembangan data, informasi dan komunikasi bidang keluarga berencana, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;

23. Program peningkatan kerjasama informasi;

F. Tujuan Badan Keluargan Berencana Pemberdayaan dan Perlindungan Anak Kabupaten Aceh Tangah

Tujuan merupakan penjabaran visi dan misi Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Aceh Tengah yang lebih spesifik dan terukur sebagai upaya mewujudkan visi dan misi pembangunan jangka menengah dan dilengkapi dengan rencana sasaran yang hendak dicapai.

(28)

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Aceh Tengah menghasilkan tujuan strategis adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan SDM aparatur Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;

2. Terlaksananya tertib administrasi aparatur Badan keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di tingkat Kabupaten dan Kecamatan.

3. Meningkatkan kapasitas program Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;

4. Meningkatkan kualitas masyarakat melalui program Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

5. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

6. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi angka kemiskinan. 7. Terwujudnya tata kehidupan dan penghidupan setiap masyarakat untuk

(29)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia hari ini dan esok sedang berada dalam era pembangunan, baik pembangunan materil maupun spiritual bagi bangsa Indonesia sudah tidak dapat ditunda-tunda lagi. Saat ini pemerintah Indonesia berusaha untuk meningkatkan pendapatan negara dengan mengelola anggaran belanja baik dari segi penerimaan maupun pembayaran agar lebih efektif dan efesien serta memberikan bekal pengetahuan. Dalam mewujudkan dan memicu lanjutnya pembangunan mempunyai arti yang sangat menentukan dan tidak dapat di abaikan. Disadari bahwa keberhasilan pembangunan baik yang dilaksanakan oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat sangat tergantung dari peran serta laki-laki dan perempuan sebagai pelaku dan pemanfaat hasil pembangunan.

Di samping itu juga ada tujuan-tujuan lain yang ingin dikejar oleh suatu badan usaha, seperti perkembangan, pelayanan dan diterimanya badan usaha atau lembaga tersebut dalam kehidupan masyarakat. Pemerintah akan selalu berusaha bertindak secara profesional dalam rangka mencapai apa yang menjadi tujuannya. Dalam prakteknya harus dilandasi dengan konsep-konsep manajemen yang memang sudah berlaku secara universal.

(30)

Dalam suatu lembaga, perencanaan merupakan standar dalam anggaran

(budget). Berhasil atau tidaknya suatu lembaga dalam mencapai tujuan, umumnya

ditandai dengan kemajuan manajemen dalam melihat kemungkinan dan kesempatan di masa mendatang. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan perencanaan.dan pengawasan yang harus disusun secara teliti, penuh pertimbangan serta disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan instansi atau lembaga pada saat ini.

Kegiatan perencanaan yang dilaksanakan harus memadai sesuai dengan luasnya ruang lingkup pekerjaan yang menjadi fokus lembaga tersebut. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam lembaga merupakan Kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan akan berakibat terhadap kegiatan yang lain terhadap suatu kegiatan dalam mencapai tujuan lembaga.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk mengetahui bagaimana fungsi anggaran belanja sebagai alat pengawasan dengan memilih judul “FUNGSI ANGGARAN BELANJA SEBAGAI ALAT

PERENCANAAN PADA BADAN KELUARGA BERENCANA,

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

(31)

B. Rumusan Masalah

Apakah anggaran belanja berfungsi sebagai proses alat perencanaan pada Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Aceh Tengah?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis fungsi anggaran sebagai alat perencanaan pada Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Aceh Tengah.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Instansi atau lembaga, tugas akhir ini diharapkan dapat menjadi bahan usulan dalam mengevaluasi penyusunan anggaran belanja.

2. Penulis, hasil tugas akhir ini dapat memperluas pengetahuan dan menambah wawasan dan pengalaman khususnya mengenai penyusunan anggaran belanja. 3. Pembaca, terutama di lingkungan perguruan tinggi penulis berharap hasil tugas

(32)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

FUNGSI ANGGARAN BELANJA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN PADA BADAN KELUARGA BERENCANA PEMBERDAYAAN

PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN ACEH TENGAH.

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh

DEFRY MAWARMAN 092101006

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program tudi Diploma III

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(33)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : DEFRY MAWARMAN

NIM : 092101006

PROGRAM STUDI : DIII KEUANGAN

JUDUL : FUNGSI ANGGARAN BELANJA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN PADA BADAN KELUARGA

BERENCANA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN ACEH TENGAH

Tanggal 2013 DOSEN PEMBIMBING

Drs. Syahyunan, M.Si. NIP. 19660904 199103 1 002

Tanggal 2013 KETUA PROGRAM STUDI

DIPLOMA III KEUANGAN

Dr. Yeni Absah, SE, M.Si. NIP. 19741123 200012 2 001

Tanggal 2013 DEKAN FAKULTAS EKONOMI

(34)

KATA PENGANTAR

Dengan Rasa syukur yang tiada terhingga penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan Hidayahnya untuk menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Fungsi Anggaran Belanja Sebagai Alat Perencanaan pada Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Aceh Tengah” ini guna memenuhi salah satu syarat yang telah ditentukan dalam rangka menyelesaikan Pendidikan D-III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatra Utara.

Dalam rangka penyelesaian tugas akhir ini penulis menyadari bahwa penyajianya masih jauh dari sempurna. Namun demikian penulis telah berusaha dengan sungguh-sungguh agar tugas akhir ini dapat disajikan dengan baik. Oleh karena itu dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat menjadi masukan yang berarti bagi tugas-tugas selanjutnya. Dari awal sampai selesai penulisan tugas akhir ini telah banyak menerima bimbingan moril maupun material dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada :

(35)

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatra Utara.

3. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Keuangan DIII Fakultas Ekonomi Universitas Sumatra Utara.

5. Bapak Drs. Syahyunan, MS.i selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan banyak bimbingan dan arahan.

6. Bapak dan Ibu Pegawai Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Aceh Tengah yang telah memberikan keterangan dan data yang dibutuhkan penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini. 7. Abang kandung tersayang, Nopiyar Andika, Suprayetno, Triono Ramadhan,

yang selalu memberikan semangat dan dukungannya.

8. Sahabat-sahabat penulis, Rizky, Sandika, Kausar, Azmi, Ibon, Aulia, Rici, Udi dan Temen-temen kos Syahril, Baidi, Ihsan serta Setiawan, Reny, Babang dan seluruh Mahasiswa DIII Keuangan dan teman-teman lain yang selalu memotivasi penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dan memberi dorongan dan semangat kepada penulis.

Medan, Februari 2013

(36)

DAFTAR ISI Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian... 3

BAB II PROFIL BADAN KELUARGA BERENCANA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN ACEH TENGAH A. Gambaran Umum Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Aceh Tengah ... 4

B. Visi dan Misi ... 5

C. Struktur Organisasi ... 6

D. Job Description Pegawai ... 8

1. Kepala Badan ... 8

2. Sekretariat ... 9

3. Bidang Keluarga dan Keluarga Sejahtera ... 10

4. Bidang Pemberdayaan Perempuan ... 11

5. Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak ... 12

6. Bidang Kelembagaan Data dan Informasi ... 13

7. Kepala UPTB ... 14

8. Kelompok Jabatan Fungsional ... 15

E. Jaringan Usaha / kegiatan ... 16

F. Tujuan ... 17

BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Anggaran ... 19

B. Fungsi Anggaran Sebagai Alat Perencanaan ... 24

C. Analisis Anggaran Belanja ... 27

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 29

B. Saran ... 30

[image:36.595.104.490.97.748.2]
(37)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Jumlah Penerimaan Anggaran Badan Keluarga Berencana

Pemberdayaan dan Perlindungan Anak

Kabupaten Aceh Tengah...21 Tabel 3.2 Anggaran Penerimaan Anggaran Badan Keluarga Berencana

Pemberdayaan dan Perlindungan Anak Kabupaten Aceh

(38)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Struktur Organisasi Badan Keluarga Berencana

Pemberdayaan dan Perlindungan Anak

Kabupaten Aceh Tengah ...7 Gambar 3.1 Proses Penyusunan Anggaran Badan Keluarga Berencana

Pemberdayaan dan Perlindungan Anak Kabupaten

Gambar

Gambar 3.1 Proses Penyusunan Anggaran Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Tabel 3.2 Anggaran Belanja Badan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan
Gambar 2.1 berikut ini.
Gambaran Umum Badan Keluarga Berencana  Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak  Kabupaten Aceh Tengah .....................................................

Referensi

Dokumen terkait

Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta tanggal 5 Juni 2012 tentang Jadual Pelaksanaan Kampanye Pasangan Calon Gubernur dan Wakil

11.Rencana Pembangunan Daerah adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber

Saib Suwilo, M.Sc selaku Sekretaris Program Studi Magister Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan bantuan

1) Salah satus yarat yang ditetapkan oleh BSM untuk dapat melakukan take over adalah tingkat kelancaran kredit debitur pada bank sebelumnya, dimana paling tidak selama enam

Untuk mengukur kekuatan hubungan antara variabel intensitas komunikasi ibu- kader Posyandu dan tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan gizi menggunakan koefisien

(3) firm size berpengaruh negative signifikan baik pada limit atas maupun limit abwah (4) trading volume activity berpengaruh positif signifikan pada limit namun

Masih saja ada beberapa desa terpencil yang karena (1) alasan geografisnya yang terhalang untuk dihubungkan dengan desa-desa lain atau kota-kota

Pada variabel financial distress (kesulitan keuangan) terdapat perbedaan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma (2007) yang menjelaskan