• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Potensi Retribusi Parkir di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Potensi Retribusi Parkir di Kota Medan"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Yusti Aprilian. 2010. Implementasi Strategi Peningkataan Retribusi Parkir Di Kota Cilegon.Skripsi. Serang: Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang

Halim,Abdul.2004.Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah.UPP AMP YKPN:Yogyakarta.

Harun,Hamrolie.2003. Menghitung Potensi Pajak dan Retribusi daerah.BPFE:Yogyakarta Kusuma, Tirta. 2012. Pengawasan Penyelenggaraan Retribusi Parkir Oleh Dinas

Perhubungan, Komunikasi Dan Informatika Kota Serang (Studi Kasus: Objek Retribusi Parkir di Tepi Jalan umum Wilayah II Kota Serang). Skripsi. Serang: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang Mardiasmo.2003.Perpajakan.Andi:Yogyakarta.

Mustaqiem.2008.Pajak Daerah dalam Transisi Otonomi Daerah, FH UII Press,Yogyakarta. Patunrangi,Jurair.2008.Studi Potensi PendapatanAsli Daerah Melalui Retribusi Parkir (studi

Kasus: PusatPerkotaan Hasanuddin),Jurnal SMARTek,Volume 6 Nomor 4, Hal 193-203

Perda Nomor 7 Tahun 2002. Tentang Retribusi Parkir Kota Medan

Prakosa, Kesit Bambang. 2003. Pajak dan Retribusi Daerah.UII Press:Yogyakarta.

Riyardi,Agung.dkk.2002.Potensi Pajak dan Retribusi Daerah Di Kabupaten Sukoharjo.Skripsi.Surakarta:Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah

Saputro, Fungky Barutomo.2010. Perbandingan Retribusi Parkir Dan Pajak Parkir Dalam Mempengaruhi Target Pendapatan Daerah Kota Surakarta 2010 (Studi Kasus: Jalan Gatot Subroto Surakarta). Tugas Akhir. Surakarta: Jurusan Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Saragih,Juli.2003.Desentralisasi fiskal dan keuangan daerah dalam otonomi.Ghalian Indonesia: Jakarta

Siahaan,Marihot.2005.Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.Raja Grafindo Persada: Jakarta Suandy,Erly.2002.Perpajakan:dilengkapi dengan latihan soal.

Sutepi,Adrian.2008.Hukum Pajak dan Retribusi Daerah.Bogor :Ghalia Indonesia

(2)

diakses Pada 28 maret 2014 pukul 12:20

(3)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian dibutuhkan dalam sebuah penelitian yang berguna sebagai

pedoman dalam melakukan penelitian. Metode penelitian mencakup pedoman sebagai

berikut:

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk

menggambarkan atau mendeskripsikan secara tepat sesuatu yang terjadi dan berlangsung

pada penelitian untuk melihat sebab- sebab dari suatu gejala tertentu.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah perparkiran Kota Medan

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan lebih kurang dalam kurun waktu tiga bulan yaitu

bulan Juni- Agustus2014

3.3 Batasan Operasional

Batasan yang akan diteliti dalam penelitian ini mencakup besaran retribusi parkir yang

diterima dari retribusi parkir tepi jalan umum

(4)

1. Otonomi Daerah adalah hak wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundangt-undangan.

2. Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Pendapatan Asli Daerah (PAD) bersumber dari Pajak Daerah;Retribusi Daerah; hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan; dan lain-lain PAD yang sah. 3. Pajak Daerah adalah Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak adalah

kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkanUndang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

4. Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran jasa atas jasa pemberi izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk

kepentingan pribadi atau badan

5. Retribusi Parkir adalah pungutan uang sebagai pembayaran pemakaian jasa parkir yang berdasarkan peraturan umum yang dibuat oleh pemerintah.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.Data primer

digunakan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk menghitung potensi penerimaan

(5)

melalui survey langsung kelokasi-lokasi parkir.Data Sekunder diperoleh melalui studi

kepustakaan serta referensi-referensi yang sesuai dengan permasalahan penelitian.

Sumber Data yang digunakan berasal dari Dinas Pendapatan dan Dinas Perhubungan Kota

Medan .Periode waktu yang digunakan adalah tahun 2013.

3.6 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian potensi retribusi parkir kota medan penelitian ini menggunakan

teknik analisis deskriptif kuantitatif yang melalui analisis dan beberapa penjelasan atau uraian

pembahasan berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh melalui observasi langsung, dokumen data seperti : sejarah ringkas dinas perhubungan,struktur organisasi serta data lain yang berhubungan dengan penelitian, serta menganalisis data yang di peroleh di lapangan.Alat analisis kuantitatif yaitu data yang dihitung atau dinyatakan dengan bentuk angka, baik yang berasal dari transformasi data kuantitatif maupun sejak semula sudah bersifat kuantitatif sebagai data yang banyak dipergunakan dalam penelitian. Data ini diperoleh dari laporan-laporan dan dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan masalah penelitian.

Dalam menghitung / mengukur potensi retribusi parkir dapat dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut (Hamrolie,2003):

1. Melakukan perhitungan terhadap kapasitas maksimal yaitu :

2. Melakukan perhitungan terhadap tingkat hunian , yaitu

tingkat hunian = Jumlah Kendaraan

kapasitas maksimum� 100%

(6)

3. Melakukan Perhitungan terhadap Frekuensi Hunian yaitu.

F. Hunian = observasi 1 jam

space kendaraan parkir x lama buka

4. Menghitung Jumlah Kendaraan Parkir yaitu :

5. Melakukan Perhitungan Potensi Parkir yaitu:

Penjumlahan disetiap klasifikasian titik parkir kemudian mencari selisih diantara

potensi retribusi parkir dan realisasi penerimaan yang berlangsung,maka akan terlihat potensi

yang hilang.

Tingkat Hunian x Kapasitas Maksimum x Frekuensi

(7)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Deskriptif Kota Medan

4.1.1 Geografi dan Demografi Kota Medan

Karakteristik Kota Medan didukung oleh luas wilayah 265,10 km2 atau 3,6 persen dari total luas wilayah Provinsi Sumatera Utara. Secara administratif, Kota Medan berbatasan dengan Selat Malaka di sebelah utara, dan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah timur, barat, serta selatan. Kota Medan sebagai pusat pemerintahan Provinsi Sumatera Utara memiliki posisi strategis yang semakin menguat baik secara regional maupun nasional. Posisi ini menjadi modal dasar dalam pembangunan kota. Kota Medan, sebagai salah satu pusat perekonomian regional terpenting di pulau Sumatera dan salah satu dari tiga kotametropolitan baru di Indonesia, memiliki kedudukan, fungsi dan peranan strategis sebagai pintu gerbang utama bagi kegiatan jasa perdagangan dan keuangan secara regional/internasional di kawasan barat.

(8)

Sumber : google map

Gambar: 4.1 Peta Kota Medan

4.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah

(9)

maupun regional/internasional dikawasan barat Indonesia dengan dukungan faktor-faktor dominan yang dimilikinya. Pembangunan dan pengembangan fisikKota Medan diarahkan untuk kepentingan kerjasama pembangunan kawasan industri dan perdagangan baru dalam rangka memperbaiki kualitas hidup masyarakat menciptakan daya tarik pusat kota dan mendorong pengembangan duniausaha. Keinginan untuk menjadikan Kota Medan sebagai kota jasa,perdagangan, keuangan dan industri berskala regional dan nasional didukungoleh beberapa faktor antara lain :

1. 60,8% industri perbankan memilih lokasidi Kota Medan 2. 84,8% kredit perbankan diserap oleh kegiatan ekonomi kota

3. Usaha industri yang terus berkembang, dimana sampai saat ini telah mencapai 5.596 usaha, baik berskala usaha besar, sedang dan kecil

4. ketersediaan kawasan-kawasan industri

5. berkembangnya pusat-pusat perbelanjaan, pertokoan, perkantoran, kota-kota baru, perhotelan, pusatpusat jajanan, dan lain-lain serta

6. struktur ekonomi kota yang terbentuk sampai saat ini yang cenderung semakin kuat secara fundamental.

Sesuai dengan RTRW Nasional, RTRW Provinsi Sumatera Utara,RTRW Mebidangro dan RTRW Kota Medan, potensi pengembangan wilayah Kota Medan yang utama adalah:

1. Sebagai pusat kegiatan nasional, 2. Sebagai kawasan strategis nasional, 3. Sebagai ibukota propinsi Sumatera Utara,

4. Sebagai pusat jasa, perdagangan, industri, pariwisata, pendidikan dan kesehatan,

(10)

Potensi pengembangan wilayah Kota Medan juga didukung oleh kedudukan

strategis Kota Medan secara regional, nasional dan internasional, seperti Medan memiliki jarak tempuh yang relatif singkat dengan kota-kota/negaranegara

lain secara regional/internasional, yaitu : 1. Kuala Lumpur : 40 menit,

2. PulauPinang/Ipoh : 30 menit, 3. Singapore : 55 menit,

4. PekanBaru/Padang : 45 menit, 5. Aceh : 40 menit

6. Jakarta :120 menit,

4.1.3 Demografis Kota Medan

(11)

kependudukan Kota Medan pada saat ini juga ditandai oleh proses transisi demografi, yaitu proses penurunan tingkat kesuburan sampai

terciptanya jumlah penduduk yang stabil. Penurunan tingkat kelahiran antara

lain disebabkan oleh perubahan pola fikir dan perbaikan kondisi sosial ekonomi masyarakat

4.1.4 Pertumbuhan Ekonomi

Perkembangan ekonomi Kota Medan sangat di pengaruhi oleh perkembanganekonomi nasional dan global. Kinerja perekonomian kota relatif cukup baik. Sesuai dengan RPJM Kota Medan tahun 2011-2015, Pemerintah Kota Medanmengupayakan pertumbuhan ekonomi yang progresif, dinamis dan berkelanjutan dengan menjaga stabilitas ekonomi daerah, mendorong investasi daerah, dan meningkatkan efektivitas pengeluaran pemerintah. Melalui berbagai langkah tersebut, perekonomian Kota Medan tumbuh rata-rata di atas 8,28 persen pertahun. Kota Medan juga merupakan penyumbang terbesar pembentukan PDRB di Provinsi Sumatera Utara, yaitu sekitar 30,49 persen pada tahun 2008. Disamping itu Kota Medan merupakan barometer perekonomian daerah, yang menyediakan sumber daya manusia lebih unggul dan prasarana sosial ekonomi yang lebih baik di Provinsi Sumatera Utara. Beberapa potensi unggulan layak dikembangkan, untuk mendukung kinerja pembangunan kota dengan melihat potensi pendukung bidang usaha potensial yang ada, sehingga dapat meningkatkan pembangunan kotadan dapat berimbas ke Kabupaten/Kota sekitarnya seperti bidang usaha perdagangan, hotel dan restoran serta sektor keuangan. Jumlah lembaga keuangan mikro di Kota Medan sebanyak 207 unit yang terdiri dari:

(12)

3. BMT sebanyak 25 unit.

Dari industri kecil, terdapat sepuluh produk yang dijadikan sebagai produk

andalan Kota Medan jika dilihat dari aspek pasar. Komoditi unggulan ini termasuk produk konsumsi sederhana, misalnya perabot rumah tangga dari kayu, anyaman rotan, alas kaki dan barang hasil konveksi. Adapun komoditi unggulan dari industri kecil makanan misalnya kopi olahan, sirup markisa, bika ambon dan kerupuk ubi. Salah satu produk makanan ini, bika ambon telah menjadi buah tangan yang khas untuk dibawa bagi yang berkunjung ke Kota Medan. Kota Medan merupakan kota ketiga terbesar di Indonesia, maka seperti kota besar pada umumnya, Medan memiliki kawasan industri. Saat ini terdapat dua kawasan industri di Medan yaitu Kawasan Industri Medan (KIM) 1 dan KIM 2 yang berlokasi dekat Pelabuhan Belawan.KIM memiliki luas lahan 514 Ha dan menyediakan fasilitas listrik 120 MW. Saatini terdapat 86 perusahaan swasta nasional yang menempati lokasi tersebut berdampingan dengan 17 perusahaan asing, sehingga Kota Medan dinilai sebagai kota yang relatif aman untuk berinvestasi di Indonesia. Untuk mengantisipasi perkembangan industri dan kebutuhan lokasi berusaha yang lebih besar, Kota Medan telah menyediakan Kawasan Industri Baru (KIB), yang terletak di Kecamatan Medan Labuhan dengan lahan yang disediakan 650 Ha, dan masih bisa dikembangkan menjadi 1.000 Ha.Pada proses selanjutnya KIB ini kemudian akan dikembangkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus dengan total luas wilayah perencanaan beradadi atas lahan seluas ± 2.000 Ha dan telah ditetapkan melalui SK Walikota Medan Nomor

(13)

4.2 Gambaran Umum Dinas perhubungan Kota medan

4.2.1 Sejarah Singkat Dinas perhubungan Kota Medan

Sebelum Tahun 2002 Dinas Perhubungan Kota Medan bernama Cabang Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (LLAJR) yang berada dibawah induk Dinas lalu Lintas Angkatan Jalan Raya (LLAJR) Tingkat I Provinsi Sumatera Utara, sesuai Peraturan Pemerintah No.32 tahun 2002 tentang penyerahan sebagian wewenang pemerintah pusat tentang lalu lintas angkutan jalan raya kepada daerah provinsi dan kabupaten/kota yang sampai sekarang dikenal dengan nama Dinas Perhubungan Kota Medan.

4.2.2 Visi Misi Dinas Perhubungan Kota Medan

Adapun Visi dan Misi dari Dinas Perhubungan Kota Medan adalah sebagai berikut:

1. Visi

Visi Dinas Perhubungan Kota Medan adalah terciptanya transportasi Kota Medan yang handal,nyaman , dan manusiawi.

2. Misi

Misi dari Dinas Perhubungan Kota Medan adalah

a. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, baik aparatur maupun masyarakat

b. Mewujudkan sistem angkutan massal terpadu

c. Menyediakan aksesbilitas transportasi bagi semua golongan

(14)

4.3 Sarana dan Prasarana serta Alokasi Pendanaan Dinas Perhubungan Kota Medan Dalam menunjang aktivitas para pegawainya, Dinas Perhubungan Kota Medan menyediakan beberapa sarana untuk mempermudah serta memperlancar tugas dan tanggung jawab para pegawai agar dapat terlaksana dengan baik, dalam hal ini Dinas Perhubungan Kota Medan menyediakan sarana berupa transportasi, seragam, dan juga alat komunikasi di lapangan. Sarana yang paling dibutuhkan oleh para Pegawai Dinas Perhubungan Kota Medan adalah Kendaraan Roda dua yaitu sepeda motor Hal ini dikarenakan para pegawai Dinas Perhubungan lebih banyak terjun langsung kelapangan untuk memantau keadaan transportasi jalan.Selain itu dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelayan dibidang perhubungan ,lam melaksanakan tugasnya sebagai pelayan dibidang perhubungan ,Dinas Perhubungan kota Medan juga menyediakan perlengkapan jalan seperti :

1. Rambu :

• Rambu Peringatan • Rambu Perintah

• Rambu Petunjuk

• Rambu Larangan

2. Marka Jalan

3. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) • Traffict Light

• Warning Light

• Traffict Pedestrian

4. Delineator 5. Halte

(15)

7. Zebra cross

Prasarana Yang paling banyak disediakan oleh dinas Perhubungan kota Medan adalah Rambu-Rambu lalu lintas karena merupakan unsur terpenting dalam menciptakan lalu lintas yang aman, tertib dan lancar.

Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Medan menjelaskan mengenai pembagian dan pembatasan antara tugas wewenang dan tanggung jawab setiap orang dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan dengan cara yang paling efektif.

Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Medan 1. Kepala Dinas

2. Sekretaris

3. Kepala Sub Bagian Umum 4. Kepala Sub Bagian Keuangan

5. Kepala Sub Bagian Penyusunan Program

6. Kepala Bidang Teknik Sarana dan Prasarana Angkutan Darat 7. Kepala Seksi teknik Perbengkelan Karoseri

8. Kepala Seksi Pengembangan teknik Pengujian kendaraan Bermotor 9. Kepala Seksi Pengembangan teknik terminal

10.Kepala Bidang lalu lintas dan angkutan darat 11.Kepala Seksi manajemen dan rekayasa lalu lintas 12.Kepala Seksi angkutan darat

(16)

18.Kepala Bidang Perparkiran 19.Kepala Seksi Parkir Khusus

20.Kepala Seksi parkir harian tepi jalan (wilayah I) 21.Kepala Seksi parkir harian tepi jalan ( Wilayah II) 22.Kepala unit pelaksana teknis (UPT) terminal tipe A

23.Kepala Unit Pelaksana teknis (UPT) pengujian kendaraan bermotor

Kepala Seksi Parkir Harian Tepi Jalan (Wilayah I) a. Ikhtisar Jabatan

Kepala Seksi Parkir Harian tepi jalan (wilayah I) mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas Perhubungan dan bertanggung Jawab kepada kepala bidang Perparkiran. Lingkup Parkir harian tepi jalan umum wilayah I dalam melaksanakan tugas pokok dan kegiatan antara lain :

1. Tugas dan Kegiatan

a. Penyimpanan rencana Program dan kegiatan parkir tepi jalan b. Penyusunan bahan petunjuk lingkup parkir tepi jalan wilayah I

c. Penyiapan bahan dan data pelaksanaa pelayanan dibidang perparkiran dan pemberian izin penyelengaraan parkir ditepi jalan umum wilayah I

d. Pelaksanaan proses perizinan penyelenggaran parkir di tepi jalan umum (wilayah I)

e. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan pembinaan , pengawasan, pengendlian perpakiran.

f. Penyiapan bahan , monitoring , evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala bidang perparkiran Dinas

(17)

2. Pelaksanaan Tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Perparkiran Dinas Perhubungan Kota Medan :

a. Menerima tugas-tugas yang diberikan oleh Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan secara tertulis maupun lisan.

b. Mempelajari tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Perparkiran Dinas Perhubungan Kota Medan.

c. Meneruskan pelaksanaan tindak lanjut dari tugas-tugas lain yang di berikan. d. Menugaskan pelaksanaan untuk mempersiapkan rumusan parkir.

b. Kepala Seksi Parkir Harian Tepi Jalan (Wilayah I) mempunyai tugas dan kegiatan sebagai berikut:

1. Mengumpulkan, menyusun data dan mengevaluasi tunggakan retribusi penyetoran parkir.

2. Penyiapan rencana, program dan kegiatan parkir (penataan parkir).

3. Penyiapan bahan data pelaksanaan pelayanan parkir tepi jalan umum, pemberian izin penyelenggaraan parkir di tepi jalan umum (Wilayah I).

c. Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan yang meliputi Administrasi

Umum, Kepegawaian, meneruskan dan memaraf surat-surat menyampaikan oleh unit kerja dilingkungan dinas perhubungan Kota Medan untuk diteruskan kepada atasan :

• Menandatangani DP3

• Menyelenggarakan surat masuk dan keluar

• Menaikkan target-target retribusi parkir tepi jalan umum • Mendeteksi target retribusi parkir

(18)

Kepala Seksi Parkir Harian Tepi Jalan (Wilayah II) a. Ikhtisar Jabatan

Kepala Seksi Parkir Harian Tepi Jalan (Wilayah II) Bidang Perparkiran mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas Perhubungan dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perparkiran. Lingkup Parkir Harian Tepi Jalan (Wilayah II) dalam melaksanakan tugas pokok dan kegiatan antara lain:

1. Tugas dan Kegiatan:

a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan parkir tepi jalan b. Penyusunan bahan petunjuk lingkup parkir tepi jalan Wilayah II.

c. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan pelayanan di Bidang Perparkiran dan pemberian izin penyelenggaraan parkir di tepi jalan umum (Wilayah II).

d. Pelaksanaan proses perizinan penyelenggaraan parkir di tepi jalan umum (Wilayah II).

e. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan pembinaan, pengawasan, pengendalian perparkiran.

f. Penyiapan bahan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Perparkiran Dinas Perhubungan Kota Medan.

2. Pelaksanaan Tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Perparkiran Dinas Perhubungan Kota Medan:

a. Menerima tugas-tugas yang diberikan oleh Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan secara tertulis maupun lisan.

b. Mempelajari tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Bidang Perparkiran Dinas Perhubungan Kota Medan.

(19)

d. Menugaskan pelaksanaan untuk mempersiapkan rumusan parkir.

b. Kepala Seksi Parkir Harian Tepi Jalan (Wilayah II) mempunyai tugas dan kegiatan sebagai berikut:

1. Mengumpulkan, menyusun data dan mengevaluasi tunggakan retribusi penyetoran parkir.

2. Penyiapan rencana, program dan kegiatan parkir (penataan parkir).

3. Penyiapan bahan data pelaksanaan pelayanan parkir tepi jalan umum, pemberian izin penyelenggaraan parkir di tepi jalan umum (Wilayah II).

c. Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan yang meliputi Administrasi Umum, Kepegawaian, meneruskan dan memaraf surat-surat menyampaikan oleh unit kerja di

lingkungan Dinas Perhubungan Kota Medan untuk diteruskan kepada atasan : 1. Menandatangani DP3

2. Menyelenggarakan Surat masuk dan keluar

3. Menaikkan target-target retribusi parkir tepi jalan umum.

4. Mendeteksi target retribusi parkir.

5. Menata parkir dan sistem parkir :( 900, 600 , 450 , 300, sejajar).

(20)

agar tercipta kenyamanan berlalu lintas.selain itu perparkiran juga memberikan kontribusi pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) berupa retribusi parkir.

Penyelengaraan retribusi parkir Dikota Medan menjadi salah satu tanggungjawab Dinas Perhubungan Kota Medan, khususnya bidang perparkiran yang kemudian secara spesifik dilaksanakan oleh seksi perparkiran.

Titik Parkir tepi jalan umum di Kota Medan tersebar di dua wilayah yaitu wilayah I dan wilayah II, berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Perhubungan Kota Medan terdapat 601 titik parkir tepi jalan umum. Pengelolaan retribusi parkir di wilayah kota Medan dikelompokkan menjadi dua , yaitu parkir ditepi jalan umum ( On Street Parking) merupakan kegiatan parkir yang dilakukan dengan memanfaatkan tepi jalan umum sebagai lokasi kegiatan perparkiran seperti 601 titik parkir diatas. Serta di tempat khusus parkir ( Off Street parking ) adalah kegiatan parkir khusus dengan memenfaatkan lokasi lahan terbuka ataupun gedung khusus dibangun sebag penunjang atau usaha utama perparkiran yang telah disediakan oleh Pemerintah Daerah. Ada beberapa parkir khusus yang terdapat diwilayah Kota Medan seperti parkir khusus di Medan Mall dan Medan Plaza.

(21)

Dinas Perhubungan

Bagian perparkiran

Koodinator lapangan

Juru Pakir

Sumber:Dinas Perhubungan kota Medan

Gambar. 4.2

Mekanisme penyetoran retribusi parkir tepi jalan umum Kota Medan

Sistem Penyetoran retribusi parkir yang diterima dari masyarakat dimulai dari juru parkir yang kemudian disetorkan kepada koordinator lapangan.Penarikan setoran yang dilakukan koordinator lapangan kepada juru parkir dilakukan setiap hari yaitu mulai pukul 12.30-14.30 WIB. Kemudian koordiantor lapangan menyetorkan kepada bagian dinas perparkiran, kemudian dinas perparkiran menyetorkan kepada dinas perhubungan. Koordinator lapangan adalah pegawai honorer maupun pegawai negri sipil yang telah ditentukan oleh dinas perparkiran. Berikut adalah beberapa nama-nama koordinator lapangan dikota medan.

Tabel 4.1

(22)

No. Nama No. Nama

1 Abdul Salam Karim 16 Charles Sihombing

2 Agus Salim 17 Farida Hanum

3 Bilmaris Hutagalung 18 Juliwati

4 Cici Handayani 19 Juster Sihombing

5 Febriana 20 Pantas Pardede

6 Flora Munthe 21 Marlina Ginting

7 Idris 22 Rika Lestari

8 Joseph L.Tobing 23 Rita Zahara

9 Juari Pangaribuan 24 Saryono

10 Khairul Amri 25 Syafaruddin Lubis

11 Makmur Siregar 26 Sopar Aruan

12 Longser Simanjuntak 27 Thomson Siburian

13 Mukhtar Lubis 28 Zainal Abidin Husein

14 Paham Sebayang 29 Eriswanto

15 Raxbin E. Situmeang 30 Ernawati

Sumber : Dinas Perhubungan Kota Medan 2013

Target dan retribusi parkir kota Medan dari tahun 2008-2013 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.2

Data Target Dan Realisasi Retribusi Parkir Kota Medan

Tahun Target Realisasi

2008 12.356.881.900 11.873.432.985

2009 13.885.623.900 12.727.949.500

(23)

2011 32.743.883.800 11.235.397.800

2012 34.659.155.000 12.152.120.300

2013 16.557.000.000 12.881.696.500

Sumber : Dinas Perhubungan kota Medan 2013

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa setiap tahunnya terjadi peningkatan target retribusi parkir kota medan, seperti pada tahun 2010 ke 2011 terjadi peningkatan target 100% yaitu Rp.15.946.556.000 naik menjadi Rp.32.743.556.000. hal ini dikarenakan adanya pembangunan pusat-pusat perbelanjaan, pertokoan , serta peningkatan permintaan kendaraan bermotor seperti terlihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3

Jumlah Kendaraan bermotor dari tahun 2008-2012

Tahun Jumlah Kendaraan

2008 61.685.063

2009 67.336.644

2010 79.907.127

2011 85.601.351

2012 94.373.324

Sumber : Badan Pusat Statistik Nasional

4.4 Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Parkir Tepi Jalan Umum

(24)

kemudian akan dibagikan kepada petugas lapangan sesuai dengan kebutuhan masing-masing.koordinator juga bertugas sebagai pengawas lapangan karena Petugas lapangan atau sering disebut sebagai juru parkir akan menyetorkan langsung hasil penerimaannya kepada koordinator lapangan setiap harinya.Jumlah setoran tiap parra petugas lapangan berbeda-beda ,hal ini disesuaikan dengan potensi daerah parkir nya masing-masing . dalam hal penyetoran para petugas lapangan ini didatangi oleh koordinator lapangan untuk mengambil setoran para petugas lapangan. Dimana setoran para petugas lapangan ini atau juru parkir memiliki batas bawah setoran artinya para juru parkir mempunyai target minimum setoran. Jadi apabila penerimaan juru parkir melebihi target yang telah ditentukan maka, keuntungan bagi pihak juru parkir dan sebaliknya apabila penerimaannya kurang dari target yang telah ditentukan maka hal tersebut menjadi tanggung jawab pihak juru parkir yang artinya para juru parkir harus menutup kekurangan tersebut.

4.5 Penghitungan Potensi Retribusi Parkir

(25)

disetorkan oleh juru parkir senilai Rp.300.000 perhari. Sehinga terdapat kebocoran senilai Rp.175.000/hari.

Berikut adalah beberapa data titik parkir serta target setoran / hari di Kota Medan Tabel 4.4

Daftar Titik Parkir dan Target Setoran 2013

No. Titik Parkir Target Setoran

1 Sp.Jl .Budi Luhur s/d Rel kereta Api Rp. 20.000 2 Matahari Raya Sp. Jl.Kapt.Muslim s/d Jl.Beringin Raya Rp. 7.000 3 Sp.Jl.Gatot Subroto s/d Sp.Jl.Rel Kereta Api Rp.30.000

4 Flamboyan m.d Simpang Pemda s/d Jembatan Rp.45.000 5 Balai kota Sp.Jl. HM.Yamin s/d Sp.Jl.Pos Rp.110.000 6 Dr.Mansyur Sp. Jl.Jamin Ginting s/d Sp.Jl.Setia Budi RP.125.000 7 Sp. Jl.Balai Kota s/d Jembatan Sei Deli Rp. 275.000 8 Gatot Subroto Sp. Jl.Gelugur s/d Sp.Jl.Nibung Raya Rp. 200.000

9 Sp. Jl.Pandu s/d Sp. Jl Bandung Rp.320.000

10 Ferdinan L.T Sp. Jl.Sei Kera s/d Sp.Jl.Merbabu Rp. 365.000 11 Krakatau Sp.Jl.Karantina s/d Sp.Jl.Bilal Rp. 442.000

12 Sp. Jl.Nibung Raya s/d Jembatan Sei Babura Rp. 410.000 Sumber: Dinas Perhubungan Kota Medan 2013

(26)

karakteristik titik parkir sedang diman potensinya sebesar 151.000-300.000 perhari. Dan klasifikasi karakteristik titik parkir diman potensinya diatas 350.000 perharinya .

Perhitungan potensi parkir yang akan peneliti lakukan adalah dengan menggunakan sampel pada masing masing titik parkir sesuai dengan klasifikasi titik parkir yang didasarkan pada tingkat keramaian .berikut akan diuraikan perhitungan potensi retribusi parkir dengan menggunakan Sampel dari masing masing klasifikasi titik parkir di kota Medan.

1. Potensi Retribusi berdasarkan klasifikasi titik Parkir Ramai

Perhitungan retribusi parkir dengan klasifikasi titik parkir ramai , peneliti memasukkan beberapa titik parkir kedalam klasifikasi ini yaitu seputar Sp. Jl.Pandu s/d Sp. Jl Bandung, Ferdinan L.T Sp. Jl.Sei Kera s/d Sp.Jl.Merbabu, Krakatau Sp.Jl.Karantina s/d Sp.Jl.Bilal , Sp. Jl.Nibung Raya s/d Jembatan Sei Babura. Pemilihan tempat tempat tersebut karena jumlah setoran titik parkir ini dikisaran Rp.300.000 keatas.

Tabel 4.5

Data Klasifikasi Titik Parkir Ramai

No. Titik Parkir Target Setoran /Hari

1 Sp. Jl.Pandu s/d Sp. Jl Bandung Rp.320.000 2 Ferdinan L.T Sp. Jl.Sei Kera s/d Sp.Jl.Merbabu Rp. 365.000 3 Krakatau Sp.Jl.Karantina s/d Sp.Jl.Bilal Rp. 442.000 4 Sp. Jl.Nibung Raya s/d Jembatan Sei Babura Rp. 410.000 Sumber : Dinas Perhubungan Kota Medan 2013

(27)

Areal Parkir : 100m

1. Kapasitas Maksimum

luas area parkir

kapasitas maksimum � 100%

10

25�100% = 40 %

3. Frekuensi Hunian

observasi 1 jam

space kendaraan parkir x lama buka

25

4 � 8 = 50

4. Jumlah Kendaraan Parkir

(28)

40

100 � 25 � 50 = 500

5. Potensi Retribusi Parkir

Jumlah Kendaraan Parkir x Tarif 500 x Rp.1.000 = Rp. 500.000/Hari

Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa potensi retribusi parkir khususnya jenis kendaraan mobil di Jl. Sei kera s/d Sp.Jl.Merbabu mencapai Rp.500.000 /hari dengan tingkat hunian kendaraan 40 % dan frekuensi hunian 50 ,sehingga mencapai 500 unit kendaraan perhari. Jika dibandingkan dengan jumlah target setoran perhari nya senilai Rp.365.000, sehinngga target setoran perbulannya ke kas daerah adalah senilai 10.950.000 sedangkan potensi pendapatan retribusi parkir perbulannya adalah senilai Rp. 15.000.000 maka selisih pendapatan retribusi parkir senilai Rp. 135.000/hari atau 4.050.000 /bulan. Sehingga kas daerah memiliki kebocoran retribusi parkir 4.050.000 perbulannya

2. Potensi Retribusi berdasarkan klasifikasi Titik Parkir Sedang

Perhitungan Potensi Retribusi Parkir pada klasfikasi titik parkir sedang, peneliti memilih titik parkir di Balai kota Sp.Jl. HM.Yamin s/d Sp.Jl.Pos , Dr.Mansyur Sp. Jl.Jamin Ginting s/d Sp.Jl.Setia Budi, Sp. Jl.Balai Kota s/d Jembatan Sei Deli, Gatot Subroto Sp. Jl.Gelugur s/d Sp.Jl.Nibung Raya.

Tabel 4.6

Data Titik Parkir Klasifikasi Sedang

No. Titik Parkir Target Setoran

(29)

3 Sp. Jl.Balai Kota s/d Jembatan Sei Deli Rp. 275.000 4 Gatot Subroto Sp. Jl.Gelugur s/d Sp.Jl.Nibung Raya Rp. 200.000 Sumber : Dinas Perhubungan Kota Medan tahun 2013

(30)

Areal Parkir : 30m

1. Kapasitas Maksimum

luas area parkir

kapasitas maksimum � 100%

5

27�100% = 18 %

3. Frekuensi Hunian

observasi 1 jam

space kendaraan parkir x lama buka

12

11 � 8 = 87,2

4. Jumlah Kendaraan Parkir

Tingkat Hunian x Kapasitas Maksimum x Frekuensi

18

100 � 27� 87 = 422

(31)

Jumlah Kendaraan Parkir x Tarif 422Rp.500 = Rp. 211.000/Hari

Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa potensi retribusi parkir tepi jalan umum di seputaran kantor pos indonesia kota medan mencapai Rp.211.000/hari atau senilai Rp.6.330.000 perbulan , dengan tingkat hunian kendaraan mencapai 18% dengan frekuensi hunian 87 ,2sehingga apabila diakumulasikan kendaraan yang parkir sebanyak 422 perharinya. Sehingga apabila dibandingkan dengan jumlah target setoran yang hanya Rp.110.000/hari atau senilai 3.300.000/bulannya, maka dapat dilihat bahwa selisih antara target dan potensi yang dimiliki adalah senilai 3.030.000

3. Potensi Retribusi Parkir berdasarkan Klasifikasi titik parkir sepi

Perhitungan potensi retribusi parkir dengan klasifikasi titik parkir ,peneliti menetapkannya dengan melihat target setoran terendah yang ditetapkan oleh dinas perparkiran Kota Medan.

Tabel 4.7

Data klasifikasi titik parkir sepi

No. Titik Parkir Target Setoran

(32)

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di jl Bom di dpn 2 Toko elektronik dan tempat makan yang berdampingan, dengan areal sepanjang 20 meter maka potensi retribusi kendaraan parkir dapat dihitung sebagai berikut :

Areal Parkir : 20m

1. Kapasitas Maksimum

luas area parkir

kapasitas maksimum � 100%

3

18�100% = 16 %

3. Frekuensi Hunian

observasi 1 jam

space kendaraan parkir x lama buka

10

(33)

4. Jumlah Kendaraan Parkir

Tingkat Hunian x Kapasitas Maksimum x Frekuensi

16

100 � 18� 81 = 233

5. Potensi Retribusi Parkir

Jumlah Kendaraan Parkir x Tarif 233 x Rp.500 = Rp.116.500

Berdasarkan perhitungan diatas dapat dilihat dan diketahui bahwa potensi retribusi parkir ditempat tersebut mencapai Rp.116.500 perharinya , sangat jauh diatas target setoran yang ditetapkan senilai Rp.7000 / harinya. setoran yang diterima kas daerah hanya Rp.210.000 / bulannya , sementara potensi retibusi parkir mencapai Rp.3.495.000/bulannya. Maka ada senilai Rp.3.285.000 yang tidak masuk ke kas daerah Kota Medan.

(34)

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

(35)

5.2 Saran

(36)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendapatan Asli Daerah

2.1.1 Defenisi Pendapatan Asli Daerah

Berdasarkan Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, pendapatan asli daerah didefinisikan sebagai pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Ahmad Yani (2002) juga menyebutkan bahwa pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraaturan perundang-undangan yang berlaku.

Mardiasmo (2003), Pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengeloalaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

2.1.2.Jenis- jenis Pendapatan Asli Daerah

(37)

a. Pajak Daerah

Berdasarkan UU Nomor 34 Tahun 2000 tentang perubahan atas UU Nomor 18 Tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah dalam Kurniawan,Panca (2004), yang dimaksud dengan pajak daerah adalah “iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi dan badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.Jenis-jenis pajak daerah untuk kabupaten/kota menurut Kesit (2003) antara lain ialah:

• Pajak pengambilan bahan galian golongan C, • Pajak parkir

Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang , yang dapat dipaksakan berdasakan peraturan perundang-undangan yang berlaku , yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah (Erly Suandy,2002)

b. Retribusi Daerah

(38)

sendiri adalah bagian dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang keberadaan dan pemungutannya potensial untuk dipupuk dan dikembangkan.Pungutan retribusi daerah ditentukan oleh jasa pelayanan yang diberikan oleh pemerintah daerah dan yang diperlukan oleh masyarakat.

c. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah yang Dipisahkan

Menurut Halim (2004), “Hasil perusahaan milik Daerah dan hasil Pengelolaan kekayaan milik Daerah yang dipisahkan merupakan penerimaan Daerah yang berasal dari hasil perusahaan milik Daerah dan pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan”. Menurut Halim (2004), jenis pendapatan ini meliputi objek pendapatan berikut: ;1) bagian laba Perusahaan milik daerah, 2 ) bagian laba lembaga keuangan Bank, 3) Bagian laba Lembaga keuangan non bank, 4) bagian laba atas penyertaan modal / investasi.

d. Lain – Lain PAD yang Sah

Menurut Halim (2004), “pendapatan ini merupakan penerimaan Daerah yang berasal dari lain-lain milik pemerintah Daerah”. Menurut Halim (2004), jenis pendapatan ini meliputi objek pendapatan berikut,

1) Hasil penjualan aset Daerah yang tidak dipisahkan, 2) Penerimaan jasa giro,

3) Penerimaan bunga deposito,

4) Denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan,

5) Penerimaan ganti rugi atas kehilangankekayaan Daerah”.

(39)

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 yang selanjutnya diubah menjadi Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000, objek retribusi sendiri terdiri dari Jasa Umum, Jasa Usaha, Perizinan Tertentu.

a. Retribusi Jasa Umum, adalah retribusi atas jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

Kriteria Retribusi Jasa Umum adalah sebagai berikut :

1. Bersifat bukan pajak dan bersifat bukan Retrbusi Jasa Usaha atau Retribusi Perizinan Tertentu.

2. Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

3. Jasa tersebut memberi manfaat bagi orang pribadi atau badan yang diharuskan membayar retribusi, di samping itu melayani kepentingan dan kemanfaatan umum.

4. Jasa tersebut layak untuk dikenakan retribusi dengan kualitas yang baik. 5. Tidak bertentangan dengan kebijakan nasional.

6. Retribusi dapat dipanggul secara efektif dan efisien, serta merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang potensial.

b. Retribusi Jasa Usaha, adalah retribusi atas jasa yang disediakan oleh Pemerintah daerah dengan menganut prinsip-prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta.

Kriteria Retribusi Jasa Usaha adalah sebagai berikut :

(40)

2. Merupakan jasa yang bersifat komersial yang seyogyanya disediakan oleh swasta tetapi belum memadai atau terdapatnya harta yang dimiliki atau dikuasai daerah yang belum dimanfaatkan secara penuh oleh Pemerintah Daerah.

c. Retribusi Perizinan Tertentu, adalah retribusi atas kegiatan tertentu pemerintah daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

Kriteria Retribusi Perizinan Tertentu adalah sebagai berikut :

1. Perizinan tersebut merupakan kewenangan pemerintah yang sudah diserahkan kepada daerah.

2. Diadakan guna melindungi kepentingan umum.

3. Biaya yang menjadi beban daerah dalam penyelenggaraan izin tersebut dan biaya untuk menanggulangi dampak negara dari pemberian izin tersebut cukup besar sehingga layak dibiayai dari retribusi tersebut.

2.3 Prinsip dan Sasaran Penetapan Tarif Retribusi dan Jenis-Jenis Retribusi

a. Retribusi Jasa Umum, berdasarkan kebijakan daerah dengan mempertimbangkan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan, kemampuan masyarakat, dan aspek keadilan.

(41)

c. Retribusi Perizinan Tertentu, berdasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau seluruh biaya penyelengaraan pemberian izin yang bersangkutan.

Selain 3 jenis retribusi di atas, dapat pula diterapkan jenis retribusi yang lainnya yang sesuai dengan kewenangan otonomi dan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, dan harus ditetapkan dengan Peraturan Daerah untuk memperoleh gambaran jenis-jenis Retribusi apa saja yang diatur di dalamnya, dapat dilihat pada Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang Retribusi Daerah yang menjelaskan adanya jenis-jenis retribusi sebagaimana dimaksud di atas, yaitu sebagai berikut Retribusi untuk kabupaten/kota dapat dibagi menjadi 2, yakni:

• Retribusi untuk kabupaten/kota ditetapkan sesuai kewenangan masing- daerah,

terdiri dari: 10 jenis retribusi jasa umum, 4 jenis retribusi perizinan tertentu, • Retribusi untuk kabupaten/kota ditetapkan sesuai jasa/pelayanan yang diberikan

oleh masing-masing daerah, terdiri dari: 13 jenis retribusi jasa usaha.(Kesit,2003).

Jenis pendapatan retribusi untuk kabupaten/kota meliputi objek pendapatan berikut: • Retribusi pelayanan kesehatan,

• Retribusi pelayanan persampahan/kebersihan, • Retribusi pergantian biaya cetak KTP,

• Retribusi pergantian cetak akta catatan sipil, • Retribusi pelayanan pemakaman,

• Retribusi pelayanan pengabuan mayat,

• Retribusi pelayanan parkir ditepi jalan umum, • Retribusi pelayanan pasar,

• Retribusi pengujian kendraan bermotor,

(42)

• Retribusi penggantian biaya cetak peta, • Retribusi pengujian kapal perikanan, • Retribusi pemakaian kekayaan daerah,

• Retribusi jasa usaha pasar grosir atau pertokoan, • Retribusi jasa usaha tempat pelelangan,

• Retribusi jasa usaha terminal,

• Retribusi jasa usaha tempat khusus parkir,

• Retribusi jasa usaha tempat penginapan/pesanggrahan/villa, • Retribusi jasa usaha penyedotan kakus,

• Retribusi jasa usaha rumah potong hewan, • Retribusi jasa usaha pelayaran pelabuhan kapal, • Retribusi jasa usaha tempat rekreasi dan olah raga, • Retribusi jasa usaha penyebrangan diatas air, • Retribusi jasa usaha pengolahan limbah cair,

• Retribusi jasa usaha penjualan produksi usaha daerah, • Retribusi izin mendirikan bangunan,

• Retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol, • Retribusi izin gangguan,

• Retribusi izin trayek.

2.4 Retribusi Parkir

(43)

Retribusi parkir merupakan salah satu komponen dalam pendapatan asli daerah.sehingga perlu adanya penghitungan terhadap potensi parkir.Ini dilakukan supaya penerimaan pendapatan asli daerah yang berasal dari retribusi parkir dapat ditingkatkan secara maksimal agar dapat melakukan peranan yang lebih besar.Pemerintah juga dapat mengetahui potensi yang didapat dari retribusi parkir.

Penghitungan potensi retribusi parkir dapat dilakukan dengan langkah langkah sebagai berikut:

1. Melakukan pendataan terhadap titik-titik parkir,kemudian mengklasifikasikan titik parkir berdasarkan tingkat keramaian

2. Melakukan pendataan terhadap tempat tempat retribusi parkir meliputi : luas area parkir ,jumlah kendaraan

3. Melakukan penjumlahan disetiap pengklasifikasian titik parkir kemudian mencari selisih diantara potensi retribusi parkir dan realisasi penerimaan tahun berlangsung .

2.5 Potensi Pendapatan

a. Pengertian Potensi Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) diterbitkan oleh Balai Pustaka yang dimaksud dengan potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan; kesanggupan; daya. b. Potensi Pendapatan Retribusi Parkir Taksiran pendapatan retribusi parkir yang

(44)

dengan cara mengalikan tarif parkir yang berlaku tiap jamnya dengan jumlah kendaraan parkir dengan durasi tertentu.

2.6 Kerangka konseptual

Adanya Otonomi Daerah mengharuskan suatu pemerintahan daerah memiliki pendapatan / penerimaan yang berasal dari daerahnya sendiri .salah satu yang menjadi sumber penerimaan daerah adalah melalui retribusi. Retribusi merupakan suatu sumber penerimaan bagi pemerintah daerah.setiap penerimaan dari retribusi bagi pemerintah daerah diharapkan penerimaannya dapat optimal ,sesuai dengan target dan potensi yang telah ditetapkan, karena retribusi berpengaruh terhadap pembangunan daerah yang dilakukan secara bertahap yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan atau taraf hidup masyarakat.

Retribusi yang dipungut oleh pemerintah merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan undang-undang.

(45)

Dalam pelaksanaan pemungutan retribusi daerah khususnya retribusi parkir ditepi jalan umum maka Pemerintah Kota Medan membuat peraturan daerah nomor 7 tahun 2002 dimana didalamnya termasuk secara pelaksanaan pemungutan retribusi parkir di tepi jalan umum yang merupakan pedoman untuk melaksanakan peraturan tersebut perlu mendapat dukungan dari pihak yang terkait seperti Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) parkir yang bertugas mengelolah tempat parkir pemerintah daerah, serta membina dan mengawasi perparkiran lainnya dikota Medan, juru parkir serta masyarakat untuk wajib retribusi parkir sehingga pelaksanaan pemungutan retribusi parkir tepi jalan umum dapat berjalan dengan baik dan juga dapat mencapai target penerimaan atau realisasi dari penerimaan retribusi parkir tepi jalan umum sebagaimana yang direncanakan .

(46)

Gambar 2.1

KERANGKA KONSEPTUAL OTONOMI DAERAH

PENDAPATAN ASLI DAERAH

PAJAK DAERAH RETRIBUSI DAERAH

JASA UMUM JASA USAHA PERIZINAN

RETRIBUSI PARKIR

(47)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Sistem pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar 1945 memberikan keleluasaan kepada Daerah untuk melaksanakan desentralisasi dengan cara menyelenggarakan Otonomi Daerah. Penyelenggaraan Otonomi Daerah perlu lebih ditekankan pada prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan, serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah. Selain itu, penyelenggaraan otonomi daerah akan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggungjawab kepada daerah secara proporsional yang diwujudkan dengan pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah.

Pelaksanaan Otonomi Daerah memiliki sumber keuangan yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah, dana perimbangan, dan pinjaman daerah . Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan daerah yang diurus sendiri oleh daerahnya masing-masing sebagai dana untuk kegiatan pembangunan daerahnya serta meningkatkan kemampuannya dalam penyelenggaraan urusan daerah. Pendapatan Asli Daerah (PAD) memiliki komponen utama yaitu penerimaan yang berasal dari komponen pajak dan retribusi daerah.Pajak dan retribusi daerah merupakan sumber pendapatan daerah yang penting untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dalam rangka memantapkan penyelenggaraan otonomi.

(48)

balik dari pemerintah maka tidak akan dikenakan biaya. Untuk mengatur masalah Retribusi Daerah diperlukannya suatu kebijakan daerah seperti halnya pajak daerah dan retribusi daerah yang didasarkan pada peraturan daerah (Perda) yang mengaturnya.

Retribusi daerah memliki beberapa jenis, salah satu diantaranya adalah retribusi jasa usaha yaitu retribusi parkir.Fasilitas parkir pada pusat pelayanan jasa, perkantoran, perbelanjaan, restoran dan tempat-tempat aktifitas lainnya yang berpotensi sebagai meningkatkan mobilitas lalu lintas pada umumnya belum menyelesaikan fasilitas parkir yang memadai sehingga besar badan jalan utama pada sekitar aktifitas tersebut digunakan sebagai ruang parkir yang dapat mengurangi lebar jalur lalu lintas dijalan raya.Fasilitas parkir untuk umum juga dapat berfungsi sebagai salah satu alat pengendali lalu lintas.Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka pada kawasan- kawasan tertentu dapat disediakan fasilitas parkir untuk umum yang diusahakan sebagai suatu kegiatan usaha berdiri sendiri dengan memungut bayaran. Dapat diketahui bahwa parkir merupakan salah satu sumber pendapatan daerah, sehingga kebijakan perparkiran yang diambil seharusnya pula diarahkan untuk sedapat mungkin meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dengan tidak melupakan keuntungan yang akan didapat oleh pengendara kendaraan yang parkir ditempat tersebut.

Tidak dipungkiri kalau parkir merupakan salah satu potensi utama pendapatan daerah yang potensial.Retribusi yang diberikan oleh pemerintah daerah kepada masyarakat dalam rangka peningkatan pendapatan asli daerah merupakan hal yang mutlak untuk dilakukan guna mendukung pembangunan di daerah tersebut. Retribusi parkir di Kota Medan sendiri masih tidak jelas, dimana jumlah tarif retribusi yang ada di lapangan tidak sesuai dengan Undang-Undang yang telah ditetapkan.

(49)

kendaraan bermotor roda 4 (empat) sebesar Rp.1.000,- dan untuk kendaraan bermotor roda 2 (dua) sebesar Rp.300,-. Hal yang terjadi dilapangan justru jauh dari harapan.Dilapangan, para petugas parkir menaikkan retribusi hingga 200 persen. Tarif bermotor roda 2 (dua) yang semula sebesar Rp. 300,- naik menjadi Rp. 1.000,- dan untuk kendaraan bermotor roda 4 (empat) menjadi sebesar Rp. 2000,-. Anehnya, kejadian ini telah lama berlangsung tanpa ada penegasan dari para dinas yang terkait. Dengan kata lain, ada kenaikan illegal hingga 200 persen yang dilakukan oleh penggiat parkir.

Target pencapaian pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor retribusi parkir pinggir jalan di Kota Medan masih jauh dari harapan.Disebutkan sejak Peraturan Daerah (Perda) Kota Medan No 2 Tahun 2014. Disahkan, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan belum dapat memberlakukan kenaikan tarif parkir walaupun pada kenyataannya tarif parkir yang berlaku di lapangan tidak sesuai dengan Perda sebelumnya. Kondisi itu terjadi karena dalam menjalankan Perda itu harus disusul dengan penerbitan Peraturan Wali Kota (Perwal) yang mengatur pengawasan pelaksanaan teknis Perda tersebut di lapangan. Menurut data sebelumnya retribusi parkir tepi jalan umum yang masuk ke kas Pemko Medan tahun 2013 hanya Rp 13,9 miliar dari target 17,5 miliar .

Atas dasar Latar belakang tersebut maka dilakukan penelitian untuk melihat apakah kebijakan yang mengatur tentang pengelolaan retribusi parkir sudah mencapai hasil yang diharapkan ,maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan judul “Analisis Potensi Retribusi Parkir Di Kota Medan”

1.2 Rumusan Masalah

(50)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui seberapa besar potensi retribusi pakir di kota medan

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun hal yang menjadi manfaat dengan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai proses pembelajaran dan penambah wawasan ilmiah penulis menganalisis potensi retribusi parkir

(51)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “ Analisis Potensi Retribusi Parkir di Kota Medan” Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui seberapa besar potensi retribusi parkir dikota Medan. Penelitian ini

menggunakan data sekunder tahun 2013 dan data primer. Metode analisis yang digunakan adalah

metode analisis deskriptif kuantitatif.

Hasil Penelitian ini mempelihatkan bahwa didalam klasifikasi titik parkir ramai, titik parkir

sedang dan titik parkir sepi adanya kebocoran dana yang tidak masuk ke kas daerah pertahunnya

dengan jumlah yang tidak sedikit. Apabila klasifikasi titik-titik parkir tersebut dijumlah kan maka

terdapat kebocoran dana dari retribusi parkir di kota Medan senilai Rp. 124.380.000/tahunnya

(52)

ABSTRACT

This study, entitled "Analysis of Potential Parking Levy in Medan" This study aims to

determine how much potential parking fees in the city of Medan. This study uses secondary data and

primary data in 2013. The analytical method used is quantitative descriptive analysis method.

The results of this study show that the classification of a point in a crowded parking lot, the

parking spot is deserted parking and point fund that does not leak into the local treasury annually by

an amount not less. If the classification of the parking spots add up right then there is leakage of

funds from parking fees in the city of Medan worth Rp. 124.38 million / year

(53)

SKRIPSI

ANALISIS POTENSI RETRIBUSI PARKIR

DIKOTA MEDAN

OLEH

RIANTINA HUTAPEA 100501128

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(54)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

PERSETUJUAN PENCETAKAN

Nama : Riantina Hutapea NIM : 100501128

Deparetmen : Ekonomi Pembangunan Kosentrasi : Perencanaan

Judul : Analisis Potensi Retribusi Parkir di Kota Medan

Tanggal, _____________________

Pembimbing Skripsi

NIP. 19500912 198703 1 003

(Drs.Coki Ahmad Syahwier Hsb,Mp )

Penguji I Penguji II

(Irsyad Lubis,SE,M.Soc,Sc,Ph.D)

(55)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

PERSETUJUAN PENCETAKAN

Nama : Riantina Hutapea NIM : 100501128

Deparetmen : Ekonomi Pembangunan Kosentrasi : Perencanaan

Judul : Analisis Potensi Retribusi Parkir di Kota Medan Tanggal, _____________________

Ketua Program Studi

NIP. 19710503 200312 1 003 (Irsyad Lubis, SE, M.Soc, Sc, Ph.D)

Tanggal, _____________________

Ketua Departemen

(56)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Potensi Retribusi Parkir di Kota Medan” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Agustus 2014

100501128

(57)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “ Analisis Potensi Retribusi Parkir di Kota Medan” Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui seberapa besar potensi retribusi parkir dikota Medan. Penelitian ini

menggunakan data sekunder tahun 2013 dan data primer. Metode analisis yang digunakan adalah

metode analisis deskriptif kuantitatif.

Hasil Penelitian ini mempelihatkan bahwa didalam klasifikasi titik parkir ramai, titik parkir

sedang dan titik parkir sepi adanya kebocoran dana yang tidak masuk ke kas daerah pertahunnya

dengan jumlah yang tidak sedikit. Apabila klasifikasi titik-titik parkir tersebut dijumlah kan maka

terdapat kebocoran dana dari retribusi parkir di kota Medan senilai Rp. 124.380.000/tahunnya

(58)

ABSTRACT

This study, entitled "Analysis of Potential Parking Levy in Medan" This study aims to

determine how much potential parking fees in the city of Medan. This study uses secondary data and

primary data in 2013. The analytical method used is quantitative descriptive analysis method.

The results of this study show that the classification of a point in a crowded parking lot, the

parking spot is deserted parking and point fund that does not leak into the local treasury annually by

an amount not less. If the classification of the parking spots add up right then there is leakage of

funds from parking fees in the city of Medan worth Rp. 124.38 million / year

(59)

KATA PENGANTAR

Salam Sejahtera,

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasih

karuniaNyaserta penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Analisis Potensi Retribusi Parkir di Kota Medan”.Skripsi ini

merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak menghadapi hambatan dan

kesulitan.Hal ini tidak terlepas dari keterbatasan wawasan yang dimilki penulis.Namun, berkat kasih

setia-Nya, setiap hambatan dan kesulitan tersebut dapat penulis lalui, sehingga penulisan skripsi ini

dapat selesai. Selesainya skripsi ini juga tidak terlepas dari adanya doa, motivasi, bimbingan dan

saran yang diberikan oleh berbagai pihak serta bantuan yang penulis dapatkan dari pihak-pihak yang

telah membantu. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada:

1. Bapak Alm. H.Hutapea dan Ibunda R.br.Tumeang yang merupakan orangtua penulis yang telah memberikan cinta kasihnya serta dukungannya kepada penulis serta doa yang diberikan selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Siska Evaria Hutapea dan Riki Efendi Hutapea yang merupakan kakak penulis yang selama ini telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan penulis.

(60)

4. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M. Ec, selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Syahrir Hakim

Nasution, M.Si, selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi

dan Bisnis, Universitas Sumatera

5. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi

Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen

pembanding I, yang telah memberikan banyak nasihat maupun masukan untuk skripsi

ini.dan Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi

Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Drs.Coki Ahmad Syahwier Hsb,Mp selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan masukan dan telah bersedia meluangkan waktu bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Haroni Doli Hamoraon Ritongan, SE,M.Si selaku dosen pembanding II yang telah memberikan banyak nasihat maupun masukan untuk skripsi ini

8. Seluruh Dosen dan Staff Pengajar Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis selama masa perkuliahan.

9. Bapak Drs.Hasan Basri,MM selaku kepala badan penelitian dan pengembangan kota medan yang telah memberikan izin penelitian dan Dinas Perhubungan bidang perparkiran kota medan yang telah membantu penulis dalam memberikan data-data yang dibutuhkan.

10.Seluruh keluarga dan teman – teman terkasih yang selalu mendukungan dan memberikan semangat kepada penulis

(61)

Esa membalas setiap kebaikan dan ketulusan hati dari semua pihak yang telah membantu dan semoga hasil skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak, khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.

Medan, Agustus 2014 Penulis

(62)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

2.2 Objek dan Kriteria Retribusi... 9

2.3 Prinsip,Sasaran penetapan tarif retribusi... 11

2.4 Retribusi Parkir... 14

2.5 Potensi Pendapatan... 15

2.6 Kerangka Konseptual... 15

BABIII METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 19

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian...19

3.2.1 Tempat Penelitian...19

3.2.2 Waktu Penelitian... 19

3.3 Batasan Operasional... 19

(63)

3.5 Jenis dan Sumber Data... 21

3.6 Teknik Analisis Data... 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Kota Medan... 23

4.1.1 Geografi Kota medan... 23

4.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah...25

4.1.3 Demografi Kota Medan... 27

4.1.4 Pertumbuhan Ekonomi... 28

4.2. Gambaran Umum Dinas Perhubungan Kota Medan... 30

4.2.1 Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Kota Medan... 30

4.2.2 Visi dan Misi Dinas Perhubungan Kota Medan... 30

4.3 Sarana dan Prasarana Dinas Perhubungan Kota Medan... 31

4.4 Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Parkir ditepi Jalan Umum... 42

4.5 Penghitungan Potensi Retribusi Parkir... 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 53

(64)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

4.1 Nama Koordinator lapangan………... 40

4.2 Target dan realisasi Retribusi parkir kota Medan... 41

4.3 Jumlah Kendaraan Bermotor di Indonesia... 42

4.4 Titik Parkir dan Target Setoran... 44

4.5 Klasifikasi Titik Parkir Ramai... 45

4.6 Klasifikasi Titik Parkir Sedang... 48

(65)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

Gambar

Gambar: 4.1 Peta Kota Medan
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada fraksi basa metanol, kulit batang Litsea cordata sp telah berhasil diisolasi dua senyawa alkaloid

Dalam butir 12 dinyatakan, huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari,

Kedua, Dalam pandangan hukum Islam pengupahan penjaga tambak di Desa Kedung Peluk Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo telah menyimpang, karena pemilik tambak telah menangguhkan

Pada har i ini Senin tanggal Satu bulan Juli tahun dua r ibu dua belas (01- 07- 2012), kami yang ber tanda tangan dibawah ini Kelompok Ker ja (Pokja)/ Panitia Pengadaan Barang

Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia/Jasa (SPPBJ) ini Saudara diharuskan untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dan menandatangani Surat Perjanjian

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA KANTOR WILAYAH PROVINSI SUMATERA UTARA. ELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN

Pada hari ini, Kamis tanggal Dua Puluh Delapan bulan Juni tahun Dua Ribu Dua Belas (28-06-2012) bertempat di Ruang Rapat KPPBC TMP B Bandar Lampung, telah diadakan Rapat

Pada hari ini, Kamis tanggal Dua Puluh Delapan bulan Juni tahun Dua Ribu Dua Belas (28-06-2012) bertempat di Ruang Rapat KPPBC TMP B Bandar Lampung, telah diadakan Rapat