i
!"#$!%&
!%!'(
)
*
*
+
ii -.! "/ %!'!"
!"#$!%&
!%!'(
&.#! #" #0 - - "#'& %1! ! - "2!3!& / $! ! 4!"! *! -!%& 3! ! / !- # & *! -!%& *!0#$ !% $-# % '! !" "&5 %& !%
#'!--! &1!' !$!"/ ,
)$ '
, ,
&% #4#& $ '6
-.&-.&"/
-.&-.&"/
iii -.! "/#4&!"
!"#$!%&
!%!'(
SKRIPSI
Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji Pada Tanggal 19 Juli 2014
Oleh :
AGUS NUURUL MUZAKKIY
201010410311134
Disetujui Oleh:
Penguji I Penguji II
Dr. Achmad Radjaram.,Apt Dra. Uswatun Chasanah M.Kes., Apt
Penguji III Penguji IV
iv
Syukur Alhamdulillah dan terima kasih penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah4Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul :
!"#$!%& !%!'(; untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program Sarjana Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari berbagai pihak yang memberikan bimbingan, bantuan serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar4besarnya kepada:
1. Dr. H. Achmad Radjaram, Apt. sebagai Pembimbing I dan Dra. Uswatun Chasanah M.Kes., Apt.sebagai Pembimbing II yang dengan tulus ikhlas dan penuh kesabaran, membimbing dan selalu meluangkan waktu maupun dorongan moral memberi arahan4arahan terbaik kepada saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
2. Drs. H. Achmad Inoni, Apt. Dan Arina Swastika, S. Farm, Apt. sebagai Tim Penguji yang memberikan saran, masukan, dan kritik yang membangun terhadap skripsi yang telah saya kerjakan.
3. Yoyok Bekti P, M.Kep, Sp.Kom, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
4. Nailis Syifa’, S.Farm, M.Sc., Apt. selaku Ketua Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.
5. Program Studi Farmasi beserta seluruh staf pengajar Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang khusunya Bapak Bambang Widjaja, M.Sc., Apt. dan Bapak Dwi M.Sc., Apt. yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan selama saya mengikuti program sarjana. 6. Laboran Laboratorium Teknologi Sediaan Farmasi Mas Ferdi yang banyak
membantu saya.
v
8. Siti Rofida, M.Si.Apt., sebagai wakil Dosen Wali yang telah banyak memberi arahan, bimbingan dan masukan mengenai perkuliahan.
9. Orang tua saya terimakasih yang selalu membimbing, memberi dukungan, masukan dan doa kepada saya. Love you all.
10. Dina Boogang terimakasih untuk selalu memberi semangat dan dukungan kepada saya.
11. Teman4teman seperjuangan: Yanuar, Dedy, dan Wisnu Terimakasih untuk kerjasama, suka duka perjuangan kita, semangat, dukungan, masukan, kritikan juga doa. Tetap menjadi keluarga selamanya
12. Teman4teman angkatan 2010 Farmasi UMM terimakasih atas persahabatan kita selama 4 tahun ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu4persatu, terimaksih atas bantuan, dukungan, semangat, dan doa yang telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata, semoga Allah S.W.T. membalas kebaikan Bapak, Ibu, dan Saudara sekalian. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan kita semua. Amin. Terimakasih .
Malang,
vi
!"#$!%&
!%!'(
Teh merupakan salah satu tanaman yang sangat popular di dunia. Dari pelosok Indonesia aneka produk teh bias dijumpai sehari4hari. Selain aromanya yang menyegarkan teh juga mudah diperoleh dan terjangkau harganya. Penggunaan teh hijau yang semula diolah secara sederhana dan khasiatnya dikethui secara umum telah dikembangkan.
Selain sebagai minuman yang menyegarkan, teh telah lama diyakini memiliki khasiat bagi kesehatan tubuh. Pada masyarakat pedesaan, seduhan teh yang kental biasa digunakan dalam usaha pertolongan awal pada penderita diare.Dalam penelitian ini ekstrak kering teh hijau diformulasikan menjadi sediaan tablet hisap ekstrak teh hijau dengan dosis 100 mg yang sangat praktis penggunaannya dan memberikan rasa yang enak sehingga digemari anak4anak dan orang dewasa. Sediaan tablet hisap yang baik harus memiliki beberapa persyaratan mutu fisik diantaranya kekerasannya > 10kg, kerapuhan < 1%, dan waktu melarut tablet 540 menit.
Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh kadar bahan pengikat HPMC 2910 3 cps (1%, 2% dan 3%) terhadap kekerasan, kerapuhan dan waktu melarut tablet hisap ektrak teh hijau rasa jahe yang dibuat dengan metode granulasi basah. Dipilih metode ini karena menghasilkan tablet dengan ketahanan fisik lebih tinggi. Salah satu bahan pengikat yang paling sering digunakan dalam metode granulasi adalah polivinilpirolidon.
Sebelum proses pembuatan tablet, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan mutu fisik granul yang meliputi kecepatan alir formula 1 tidak ada karena tidak bisa mengalir, formula 2 sebesar harga 11.03 ± 0.14 gram/detik; formula 3 sebesar 11.94 ± 0.18 gram/detik; dan formula 4 sebesar 12.44 ± 0.00 gram/detik; kandungan lengas formula 1 sebesar 0.98±0.13 (%); formula 2 sebesar 0.87 ± 0.13 (%); formula 3 sebesar 0.89 ± 0.06 (%); dan formula 4 sebesar 1.27 ± 0.07 (%). Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa granul memenuhi persyaratan yang baik. Setelah uji mutu fisik granul masing4masing formula ditambah magnesium stearate 5% dari berat granul. Kemudian dicetak menjadi tablet hisap dengan alat hydraulic press dengan diameter 13 mm dan tekanan 1 ton selama 3 detik.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kadar HPMC 2910 3 cps dalam formula dapat meningkatkan kekerasan tablet 3.60 ± 0.55 (kg) untuk formula I; 7.60 ± 0.55 (kg) untuk formula II; 11.33±0.57 (kg) untuk formula III; dan 13.80 ± 0.45 (kg) untuk formula IV. Dari analisis statistik dengan CRD pada derajat kepercayaan 0,95 (α= 0,05) diperoleh perbedaanan antar formula pada pemeriksaan kekerasan, kerapuhan dan waktu melarut. Kemudian dilanjutkan dengan uji HSD untuk mengetahui formula mana saja yang berbeda bermakna
vii
!"#$!%&
!%!'(
Teh hijau merupakan salah satu tanaman yang memiliki manfaat sebagai antioksidan karena kandungan polifenol yang ada pada daun teh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bahan pengikat HPMC terhadap mutu fisik tablet hisap ekstrak teh hijau dengan rasa jahe denganmetode granulasi basah.
Konsentrasi HPMC 2910 3 cps yang digunakan adalah masing4masing 1% (FII), 2% (FIII) dan 3% (FIV), dengan FI sebagai formula kontrol. Masing4masing formula dilakukan uji mutu fisik granul termasuk laju alir, sudut istirahat, dan kandungan lengas. Setelah memeriksa mutu fisik, granul tablet ditekan menjadi tablet dengan alat press hidrolik dengan tekanan 1 ton dan diameter 13 mm. Kemudian karakteristik mutu fisik tablet hisap ektrak teh hijau diuji.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi HPMC 2910 3 cps yang akan meningkatkan kekerasan, melarutkan waktu, dan mengurangi kerapuhan tablet. Dari analisis statistik untuk waktu larut dan kerapuhan tablet menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara formula.
viii
**
)*
)
)
)
<
)
=
=
!"#$! & "
'
(
Green tea is one of the plants that has its benefit as antioxidant because of the content of the polifenol.The purpose of this research is to know about the effect of HPMC as tablet binder towards physical quality of green tea extract lozenges green with ginger taste prepared by wet granulation method.
Concentration of HPMC 2910 3 cps used were 1% (FII), 2% (FIII) and 3% (FIV), with FI as a control formula. Each of these formulas, the physical quality of the granules will be examined including flow rate, angle of repose, and moisture content. After examining physical quality, granules were pressed into tablet on a hydraulic press with a pressure of 1 ton and diameter of 13 mm. Then the physical quality of the lozenges tablet extract green tea were examined.
The result showed that increase of concentrations of HPMC 2910 3 cps were increase the hardness, dissolving time, and decrease friability of tablet. From statistical analysis for the soluble time and friability of the tablet showed that there were significant different among the formulas.
Among all the formulas, it can be concluded that the formula with 3% concentration of HPMC 2910 3 cps was an optimal formula.
ix *
0
C : Derajat Celcius cm : Centimeter EC : Epikatekin GC : Galokatekin EGC : Epigalokatekin EGCG : Epigalokatekin galat
g : Gram
HPMC : Hidroksipropil Metilselulosa Kg : Kilogram
KLT : Kromatrografi Lapis Tipis IR : Infra Merah
MC : Moisture content mg : Miligram
x *
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PENGUJIAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
RINGKASAN... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
DAFTAR SINGKATAN ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 4
1.3. Tujuan Penelitian ... 5
1.4. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6
2.1. Teh Hijau ... 6
2.1.1. Kandungan Teh Hijau ... 7
2.1.2. Manfaat Teh Hijau ... 9
2.2. Ekstrak ... 10
2.3. Tablet Hisap ... 12
2.4. Granulasi Basah ... 13
2.5. Mutu Fisik Granul Tablet ... 14
2.5.1. Kecepatan Alir dan Sudut Diam ... 14
2.5.2. Kandungan Lengas ... 15
2.5.3. Kompaktibilitas ... 15
xi
2.6. Mutu Fisik Tablet Hisap ... 16
2.6.1. Kekerasan Tablet ... 16
2.6.2. Kerapuhan Tablet ... 16
2.6.3. Waktu Melarut Tablet ... 17
2.7. Tinjauan Tentang Eksipien... ... 17
2.7.1. Hidroksipropil Metilselulose ... 17
2.7.2. Sukrosa ... 18
2.7.3 Aspartame ... 19
2.7.3. Magnesium Stearat ... 19
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 20
3.1. Uraian Kerangka Konseptual ... 20
BAB IV METODE PENELITIAN ... 23
4.1. Bahan Penelitian ... 23
4.2. Alat ... ... ... 23
4.3. Rancangan Penelitian ... 23
4.4. Metode Penelitian ... ... ... 24
4.4.1. Pemeriksaan Bahan Penelitian ... . 25
4.4.2 Pembuatan Tablet ... 26
4.4.3. Pemeriksaan Mutu Fisik Granul ... 26
4.4.4. Evaluasi Mutu Fisik Tablet ... 28
4.3.5. Analisa Statistik ... 29
BAB V HASIL PENELITIAN ... 30
5.1. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Bahan Penelitian ... 31
5.2. Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Granul ... 33
5.3. Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet ... 35
5.3.1. Hasil Uji Kekerasan Tablet Hisap Ekstrak Teh Hijau Rasa Jahe ... 36
5.3.2. Hasil Uji Kerapuhan Tablet Hisap Ekstrak Teh Hijau Rasa Jahe ... 37
xii
BAB VI PEMBAHASAN ... 39
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 43
DAFTAR PUSTAKA ... 44
xiii *
Tabel Halaman
II.1. Komponen Utama Katekin Pada Daun Teh Segar ... 7
II.2. Hubungan Sudut Diam Dan Daya Alir ... 14
II.3. Macam4Macam Tipe Hidroksipropil Metilselulose ... 17
IV.1. Rancangan Formula Tablet Hisap Ekstrak Teh Hijau Rasa Jahe 24 V.1. Hasil Pemeriksaan Senyawa Aktif Ekstrak Teh Hijau ( ) ... 31
V.2. Hasil Pemeriksaan Kualitatif HPMC... 32
V.3. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Sukrosa ... 32
V.4. Hasil Pemeriksaan Kualitatif Aspartam ... 33
V.5. Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Granul ... 33
V.6. Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet ... 36
V.7. Hasil Uji HSD Data Kekerasan Tablet Hisap Ekstrak Teh Hijau Rasa Jahe ... 35
V.8. Hasil Uji HSD Data Kerapuhan Tablet Hisap Ekstrak Teh Hijau Rasa Jahe ... 36
V.9. Hasil Uji HSD Data Waktu Melarut Tablet Hisap Ekstrak Teh Hijau Rasa Jahe ... 37
xiv *
Gambar Halaman
2.1. Teh Hijau ... 6
2.2. Rumus Struktur Kandungan Katekin ... 9
2.3. Struktur Struktur Hidroksipropil Metilselulose ... 18
2.4. Struktur Struktur Sukrosa ... 19
3.1. Bagan Kerangka Konseptual ... 22
4.1. Skema Metode Penelitian ... 24
5.1. Grafik Pengaruh Tekanan dan Kadar Bahan Pengikat Terhadap Kompaktibilitas Tablet ... 34
5.2. Kurva Distribusi Granul ... 35
5.3 Hubungan Kadar HPMC Terhadap Kekerasan Tablet Hisap Ekstrak Teh Hijau ... 37
` 5.4 Grafik Kerapuhan Tablet ... 38
xv *
Lampiran Halaman
1. Daftar Riwayat HIdup ... 47
2. Surat Pernyataan ... 48
3. Sertifikat Ekstrak Teh Hijau ... 49
4. Foto Hasil Uji KLT Ekstrak Teh Hijau ... 55
5. Hasil FT4IR HPMC ... 56
6. Hasil FT4IR Sukrosa ... 57
7. Hasil FT4IR Aspartam ... 58
8. Data Penelitian ... 59
9. Hasil SPSS One Way Anova Kekerasan Tablet ... 61
10. Hasil SPSS One Way Anova Kerapuhan Tablet ... 64
1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Teh merupakan salah satu minuman yang sangat popular di dunia. Teh
dibuat dari pucuk daun muda tanaman teh. Berdasarkan pengolahannya, secara
tradisional produk teh dibagi menjadi 3 jenis, yaitu teh hijau, teh oolong, dan teh
hitam. Ketiga tanaman ini berasal dari tanaman yang sama yaitu
Camelia sinensis
,
namun ada perbedaan yang berarti dalam kandungan polifenolnya karena
perbedaan cara pengolahan. Kandungan polifenol tertinggi terdapat pada teh hijau,
kemudian teh oolong, dan terakhir teh hitam (Syah, 2006). Teh hijau banyak
dikonsumsi oleh masyarakat Asia terutama China dan Jepang, sedangkan teh
hitam lebih popular di negara-negara Barat. Sementara, teh oolong hanya
diproduksi di negeri China.
Selain sebagai minuman yang menyegarkan, teh telah lama diyakini
memiliki khasiat bagi kesehatan tubuh. Pada masyarakat pedesaan, seduhan teh
yang kental biasa digunakan dalam usaha pertolongan awal pada penderita diare.
Bahkan di daerah tertentu, seduhan teh diyakini bermanfaat sebagai obat kuat dan
membuat awet muda (Hartoyo, 2003).
Teh hijau diketahui memiliki antioksidan alami yang disebut dengan
polifenol. Senyawa ini dapat membantu menghalangi pertumbuhan sel kanker
kulit dan membantu liver berfungsi lebih efektif, sehingga dapat mempercepat
metabolisme (Harmanto, 2005). Daun teh mengandung 30-42% polifenol yang
dikenal sebagai
chatechin
, sedangkan daun teh hijau kering memiliki kandungan
15-30% senyawa
catechin
s yang terdiri dari 59,04%
Epigallocatechin gallate
(EGCG), 19,28%
Epigallocatechin
(EGC), 13,69%
Epicatechingallate
(ECG),
6,39%
Epicatechin
(EC), dan 1,60%
Gallocatechin
(GC). Senyawa ini berfungsi
sebagai antioksidan guna menangkal radikal bebas yang dapat merusak jaringan
Banyak penelitian yang memfokuskan teh hijau dalam bidang kesehatan
yang didasarkan pada jumlah teh hijau yang dikonsumsi yaitu 3 cangkir perhari
sekitar (240-320 mg polifenol). Dalam satu cangkir teh terdapat 20-30 mg EGCG
yang mempunyai aktivitas antioksidan tertinggi dari semua katekin yang terdapat
dalam teh hijau (www.whfoods.com/genpage.php, 2006). Teh hijau juga
bermanfaat untuk menjaga kecantikan. Zat antioksidannya (katekin) menghambat
radikal bebas yang dapat mempercepat penuaan. Selain itu, teh hijau dapat
digunakan sebagai bahan kosmetika (Syah, 2006).
Di Indonesia, kebiasaan mengkonsumsi teh sudah merupakan bagian dari
kehidupan sehari-hari. Walaupun sekarang sudah ada teh celup dan teh bubuk
namun tetap saja membutuhkan waktu lebih lama dalam penyiapannya. Alternatif
adanya tablet hisap diharapkan dapat semakin menghemat waktu dalam
mengkonsumsi teh tanpa menghilangkan manfaat utamanya. Selain itu tablet
hisap ekstrak teh hijau sebagai sediaan tablet penggunaannya lebih praktis, dapat
dikonsumsi seperti permen dengan aroma yang enak sehingga digemari orang
dewasa maupun anak-anak.
Pada pembuatan tablet hisap diperlukan komponen-komponen penyusun
seperti halnya dengan tablet pada umumnya yakni bahan aktif, pengisi, pengikat,
lubrikan, dan pewarna kecuali disintegran. Pada penelitian ini dilakukan
pengembangan penggunaan ekstrak teh hijau sebagai suplemen dalam bentuk
sediaan tablet hisap dengan dosis 100 mg (Nakagawa, 1999). Tablet hisap
memiliki waktu melarut secara perlahan dan seragam pada rongga mulut yaitu
10-15 menit (Peter, 1980). Oleh karena itu perlu tambahan pengisi yang mempunyai
rasa manis untuk menutupi rasa pahit dari teh hijau. Selain itu tekstur dari tablet
harus tetap lembut selama melarut pada rongga mulut. Hal ini akan menambah
kepatuhan pasien untuk tetap menghisap tablet dimulut sehingga efikasi
pengobatan tercapai. Bahan pengisi yang dapat digunakan pada pembuatan tablet
hisap kompresi antara lain manitol, sorbitol, laktosa, sukrosa. Pada penelitian ini
digunakan sukrsosa dari gula yang sudah diserbuk halus karena gula batu lebih
tidak higroskopis dari gula pasir.
Tablet hisap adalah sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan
perlahan dalam mulut (Swarbrick & Boyland, 1994). Penggunaan tablet hisap ini
dimaksudkan untuk memberikan efek lokal pada mulut atau kerongkongan
maupun efek sistemik. Ada dua jenis tablet hisap berdasarkan perbedaan proses
pembuatan, formulasi, dan alat yang digunakan yaitu
hard candy lozenges
dan
compressed tablet lozenges.
Hard candy lozenges
terdiri dari campuran antara gula dan karbohidrat
lain yang dikemas dalam bentuk halus.
Hard candy base
adalah pembawa bahan
aktif yang sering digunakan untuk obat yang kontak dengan membran mukosa
pada rongga mulut atau obat yang melarut secara perlahan di dalam mulut.
Hard
candy base
mempunyai rasa yang manis sehingga banyak disukai oleh dewasa dan
anak-anak namun pada proses pembuatannya
hard candy base
ini melibatkan
pemanasan yang tinggi (135
oC-150
oC) sehingga dapat mempengaruhi stabilitas
bahan aktif yang ditambahkan. Pembuatan
lozenges
dengan alat pembuat
candy
hanya cocok untuk pembuatan
candy
tapi tidak dirancang untuk menghasilkan
candy
yang mengandung bahan obat yang terkontrol, dan reprodusibel dalam hal
berat, ukuran, serta konsentrasi bahan aktif per unit dosis (Peter, 1980).
Bertolak dari permasalahan yang muncul dan kelemahan-kelemahan yang
ada, perlu adanya alternatif lain dalam pembuatan tablet hisap adalah
compressed
tablet lozenges.
Tipe ini dapat memenuhi persyaratan mutu fisik tablet hisap dan
dapat dibuat dengan proses pembuatan yang konvensional seperti tablet kompresi
pada umumnya yaitu granulasi basah, kering, dan cetak langsung. Penggunaan
tablet hisap tipe ini dapat meminimalkan permasalahan yang terdapat pada
hard
candy base.
Granulasi basah merupakan pilihan yang baik dibanding metode
granulasi lainnya karena dapat mengontrol bagaimana tablet hisap melarut secara
perlahan tanpa terdisintegrasi (Swarbrick & Boyland, 1994). Adapun persyaratan
untuk tablet hisap diantaranya kekerasan 10 sampai 20 kg (Parrot, 1971) dan
waktu melarut tablet antara 5 sampai 10 menit (Peter, 1980).
Bahan pengikat digunakan untuk meningkatkan kohesifitas serbuk
membentuk granul sehingga dalam proses kompresi dapat menghasilkan massa
yang kompak. Dengan adanya sifat adhesi dan kohesi di dalamnya maka dapat
dihasilkan tablet yang kuat dan tidak mudah rapuh (Swarbrick & boyland, 1998).
tablet yang dihasilkan. Bila penambahannya terlalu banyak maka akan
meningkatkan kekerasan granul sehingga diperlukan tekanan yang tinggi untuk
kompresi tablet (Gunsel, 1976). Kemampuan bahan pengikat untuk menghasilkan
tablet yang kuat dan tidak mudah rapuh tidak hanya bergantung pada konsentrasi
bahan pengikat tetapi dipengaruhi pula oleh jenis dan didistribusi bahan pengikat
dalam granul (Swarbrick & Boyland, 1998).
Bahan pengikat yang dapat digunakan antara lain etilselulosa, gelatin,
hidroksipropil metilselulosa, polivinilpirolidon, metilselulosa. Dalam penelitian
ini dipakai bahan pengikat hidroksipropil metilselulosa tipe 2910 dengan derajat
viskositas 3 cps. Sebagai pengikat hidroksipropil metilselulosa efektif pada
konsentrasi 2-5%. Hidroksipropil metilselulosa 2910 3 cps merupakan bahan
pengikat yang larut dalam air dingin, pelarut organik bersifat inert, stabil terhadap
panas, cahaya, udara serta dapat membentuk tablet dengan kekerasan yang tinggi
dan kerapuhan yang rendah (Kokubo, 1995). Selain itu pada konsentrasi rendah
tablet yang dihasilkan cukup keras, tidak mudah rapuh, dan disintegrasi yang
bagus (www.methocel.com, 2002).
Berdasarkan hal-hal diatas maka dilakukan penelitian terhadap tablet hisap
ekstrak teh hijau yang dibuat secara granulasi basah dengan penambahan bahan
pengikat hidroksipropil metilselulosa 2910 3 cps dengan kadar 1%, 2%, dan 3%.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh kadar
HPMC 2910 3 cps terhadap mutu fisik tablet yang meliputi kekerasan,
kerapuhan, dan waktu melarut. Dari penelitian ini dapat diketahui berapa kadar
hidroksipropil metilselulosa 2910 3 cps optimal untuk menghasilkan mutu fisik
tablet hisap ekstrak teh hijau yang memenuhi persyaratan.
1.2.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana pengaruh bahan pengikat HPMC dengan kadar 1%, 2%,
3% terhadap mutu fisik tablet hisap ekstrak teh hijau rasa jahe dengan
basis mannitol yang dibuat dengan metode granulasi basah?
2.
Pada kadar berapa HPMC menghasilkan mutu fisik yang optimal pada
1.3.
Tujuan Penelitian
1.
Menentukan pengaruh kadar bahan pengikat HPMC dengan
konsentrasi 1%, 2%, dan 3% terhadap mutu fisik tablet hisap ekstrak
teh hijau rasa jahe.
1.4.
Manfaat Penelitian
Dengan mengetahui pengaruh kadar HPMC sebagai bahan pengikat
terhadap mutu fisik tablet hisap ekstrak teh hijau rasa jahe, maka dapat
diperoleh kadar HPMC yang dapat menghasilkan tablet hisap ekstrak teh
hijau rasa jahe dengan mutu fisik yang memenuhi persyaratan.Hasil
penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk
pengembangan formulasi tablet hisap ekstrak teh hijau rasa jahe dengan