• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis hubungan faktor budaya perusahaan (corporate culture) dengan disiplin kerja karyawan (Studi kasus pada perusahaan daerah air minum tirta pakuan kota bogor)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis hubungan faktor budaya perusahaan (corporate culture) dengan disiplin kerja karyawan (Studi kasus pada perusahaan daerah air minum tirta pakuan kota bogor)"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

KARYAWAN

(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR)

Oleh :

DESSY WULANDARI

H24102092

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

dengan Disiplin Kerja Karyawan (Studi Kasus Pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Pakuan Kota Bogor). Di bawah bimbingan Sjafri Mangkuprawira.

Persaingan yang ketat dalam dunia bisnis dewasa ini membawa dampak pada konsekuensi logis keharusan bagi perusahaan untuk mampu mengelola dan mengembangkan sumberdaya manusia sebagai salah satu pilar kekuatan perusahaan yang strategis. Upaya pengelolaan sumberdaya manusia yang dinamis ini dapat dimulai dengan penciptaan nilai-nilai budaya kerja oleh perusahaan. Budaya perusahaan sebagai sesuatu yang abstrak karena hanya berupa perjanjian psikologis perusahaan dengan karyawan, namun sangat signifikan mempengaruhi dan menjadi karakteristik pola perilaku perusahaan mendapat tempat yang istimewa untuk dikaji secara ilmiah dalam hubungannya dengan disiplin kerja karyawan.

PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor menerjemahkan budaya yang abstrak itu dalam nilai-nilai (value) budaya perusahaan. Nilai-nilai budaya perusahaan tersebut adalah ”Lima Nilai Semangat Kerja” ( Integritas, Profesionalisme, Kepuasan Pelanggan, Keteladanan dan Penghargaan Kepada SDM) dan ”Sepuluh Sikap Kerja” ( Fokus, Antisipatif dan Responsif, Koordinasi, Pemberdayaan, Pertanggungjawaban, Keteladanan, Efektif dan Efisien, Kemauan Berubah, Peningkatan Kemampuan, Konsisten). Nilai-nilai budaya perusahaan ini akan dikaji hubungannya dengan disiplin kerja karyawan.

Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengetahui persepsi karyawan atas pelaksanaan nilai-nilai budaya perusahaan dan disiplin kerja di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dan 2) Menganalisis hubungan nilai-nilai budaya perusahaan dengan disiplin kerja karyawan di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Pengumpulan data penelitian dilakukan dari data primer dan sekunder. Analisa data dilakukan dengan metode uji korelasi Rank Spearman dan pengolahan data menggunakan program SPSS 13,00.

(3)

KARYAWAN

(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

DESSY WULANDARI

H24102092

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) DENGAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA

PAKUAN KOTA BOGOR)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh Dessy Wulandari

H24102092

Menyetujui, September 2006

Prof. Dr.Ir. Sjafri Mangkuprawira Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono Mintarto Munandar, M.Sc. Ketua Departemen

(5)

Penulis dilahirkan di Jepara, sebuah kota yang terkenal sebagai Kota Ukir dan kota kelahiran tokoh bersejarah, RA. Kartini pada tanggal 07 Desember 1984. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Agus Wahyudi dan Rita Estuningsih.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Debora pada tahun 1990, lalu melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri Karanggondang XI, Mlonggo-Jepara. Pada tahun 1996, melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Jepara dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Jepara dan masuk dalam program IPA. Pada Tahun 2002, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (melalui jalur USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

(6)

Segala puji syukur Kepada Tuhan yang Maha Kuasa, yang telah memberikan penyertaan dan hikmat-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Analisis Hubungan Faktor Budaya Perusahaan dengan Disiplin Kerja Karyawan (Studi Kasus Pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor)” dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Budaya perusahaan sebagai sesuatu yang abstrak karena hanya merupakan perjanjian psikologis antara perusahaan dengan karyawannya, ternyata membawa banyak pengaruh pada perusahaan karena menjadikan karakteristik bagi perusahaan itu sendiri. Disiplin kerja karyawan sebagai faktor yang sangat penting dalam pembentukan kinerja perusahaan dipengaruhi oleh iklim kerja yang berkembang dalam sebuah perusahaan, sebagai salah satu pencerminan dari budaya perusahaan. Berdasarkan hal diatas, maka penting untuk dilakukan kajian tentang hubungan faktor nilai-nilai budaya perusahaan dengan disiplin kerja karyawan.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak-pihak yang membantu baik secara moril maupun materiil dan secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Prof. Dr. Ir. Sjafri Mangkuprawira sebagai dosen pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi, dan pengarahan kepada penulis.

2. Dra. Siti Rahmawati, M.Pd dan Erlin Trisyulianti, STP, M.Si atas kesediaannya untuk meluangkan waktu menjadi dosen penguji.

3. Ratih Maria Dhewi, SP, MM yang dengan sabar membimbing dan memberikan masukan bagi penulis.

(7)

6. Bapak dan Ibu, yang telah memberikan curahan kasih sayang, dukungan, dan doa yang tiada putusnya serta adikku yang tercinta (Ardhiyanni Widhiastuti). Seluruh keluarga di Jepara yang selalu memberikan semangat kepada penulis. Terkhusus kepada Pakdhe Sutrisno sekeluarga di Jakarta yang membantu penulis dalam penyelesaian studi.

7. Airlangga Dermawan yang banyak memberi masukan kepada penulis dalam penerjemahan statistik dalam penelitian ini.

8. Keluarga besar GMKI Cabang Bogor dan PMK-IPB (teman-teman, Abang/Kakak senior members) yang selalu mendukung dan menjadi keluarga bagi penulis.

9. Sahabat-sahabat terbaik yang dimiliki serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis mohon kritik dan saran yang membangun sebagai bahan perbaikan penulis di masa yang akan datang. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Bogor, Juni 2006

Penulis,

(8)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persaingan dalam dunia bisnis dirasakan semakin ketat dewasa ini.

Keunggulan komparatif dari perusahaan dalam menghadapi persaingan

sangat penting untuk mendapat perhatian dari pihak manajemen. Dalam

mencapai tujuan jangka panjang, pengelolaan dari keempat daya dukung

yang menjadi pilar utama perusahaan yaitu sumberdaya manusia yang

bermutu, sistem dan teknologi terpadu, strategi perusahaan yang tepat serta

logistik perusahaan yang memadai sangat penting untuk tetap dijaga dan

ditingkatkan sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan perusahaan. Faktor

yang harus terus dikembangkan dalam menghadapi persaingan adalah

masalah sumberdaya manusia sebagai motor penggerak yang penting dalam

sebuah perusahaan. Produktivitas kerja karyawan sebagai elemen dalam

aktivitas kerja perusahaan akan menjadi daya dukung bagi perusahaan dalam

menghadapi persaingan bisnis. Sumberdaya manusia dinilai sebagai sebuah

faktor produksi yang unik dan dinamis, sesuatu yang mampu untuk belajar

dan berkembang sesuai dengan apa yang dipelajarinya sehingga sangat

menentukan kemajuan dan pembelajaran bagi perusahaan itu sendiri.

Pengembangan keunggulan komparatif sumberdaya manusia mutlak perlu

ditingkatkan menjadi keunggulan kompetitif, diimbangi dengan kesadaran

perusahaan dalam memandang bahwa lingkungan kerja dan tenaga kerja di

dalamnya sebagai dua hal yang harus mampu untuk berinteraksi secara

sinergis.

Produktivitas kerja dipengaruhi oleh adanya faktor intern dan ekstern

yang ada dalam diri karyawan itu sendiri. Faktor intern yang ikut

berpengaruh pada produktivitas kerja adalah masalah disiplin kerja

karyawan yang akan mendorong karyawan untuk berkomitmen dalam

mengerjakan setiap tugas yang menjadi tanggungjawabnya. Iklim yang

tercipta di perusahaan ikut mendukung dalam pelaksanaan disiplin kerja

oleh karyawan. Hal ini juga mencakup masalah yang berkaitan dengan gaya

(9)

perusahaan yang merupakan turunan dari budaya yang ada dalam

perusahaan dan segala sesuatu yang melekat pada organisasi yang menjadi

karakteristik dari organisasi.

Lingkungan kerja yang kondusif dalam penciptaan hubungan kerja

yang sinergis dalam perusahaan oleh Isaken S.G Dorval K.B&Treffinger,

D.J dalam Triguno (2005) dijabarkan dalam beberapa dimensi sebagai berikut :

1. Tantangan, keterlibatan dan kesungguhan

2. Kebebasan mengambil keputusan

3. Waktu yang tersedia untuk memikirkan ide-ide baru

4. Memberi peluang untuk mencoba ide-ide baru

5. Tinggi rendahnya tingkat konflik

6. Keterlibatan dalam tukar pendapat

7. Kesempatan humor, bercanda dan bersantai

8. Tingkat saling percaya dan keterbukaan

9. Keberanian menanggung resiko atau boleh gagal

Semua dimensi ini dapat diawali dengan menciptakan budaya

perusahaan yang mampu untuk mengakomodir elemen-elemen yang dapat

diterima oleh karyawan dan berdampak pada peningkatan produktivitas

kerja karyawan. Output yang ingin dihasilkan dari sumberdaya manusia

dalam perusahaan adalah meningkatnya perilaku kerja karyawan yang

positif, kenyamanan kerja yang kesemuanya berpengaruh pada tingkat

disiplin kerja karyawan.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan Kota Bogor,

sebagai sebuah perusahaan daerah yang memiliki wewenang monopoli

dalam penyediaan kebutuhan konsumsi air bersih bagi masyarakat di Kota

Bogor menyadari arti pentingnya penciptaan budaya perusahaan sebagai

karakteristik perusahaan. PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor mencoba

menerjemahkan apa yang diinginkan oleh perusahaan sebagai budaya

perusahaan bagi seluruh karyawannya dalam ”Lima Nilai Semangat Kerja”

dan ”Sepuluh Sikap Kerja” yang dijadikan pedoman perilaku kerja bagi

seluruh karyawannya. Perusahaan menilai pentingnya karyawan memiliki

(10)

tersebut dapat diterima, dimaknai dan dilakukan dengan pola yang sama

oleh seluruh karyawan. Nilai-nilai budaya perusahaan yang dilakukan oleh

karyawan diharapkan menjadi tuntunan bagi karyawan untuk bekerja dengan

baik sehingga akan mampu untuk meminimalisasi pelanggaran kerja yang

dilakukan oleh karyawan. Dalam pelaksanaannya, PDAM Tirta Pakuan Kota

Bogor tidak melakukan pengukuran dan patokan yang baku mengenai

pelaksanaan nilai-nilai budaya perusahaan. Perusahaan lebih menekankan

pada upaya untuk menjadikan agar nilai-nilai budaya perusahaan yang ada

mampu untuk terinternalisasi dalam pribadi karyawan sehingga akan secara

otomatis mempengaruhi perilaku kerjanya.

Perusahaan sendiri menangkap dan menerjemahkan makna dari

nilai-nilai budaya perusahaan bagi karyawan melalui peraturan-peraturan

perusahaan yang mampu untuk memberikan reward and punishment, bagi karyawan yang telah melakukan nilai-nilai budaya tersebut. Kecenderungan

yang ditemukan dalam perusahaan adalah peningkatan poin prestasi pada

lembar penilaian prestasi kerja bagi karyawan yang sudah melakukan

nilai-nilai budaya tersebut karena nilai-nilai-nilai-nilai ini mendorong karyawan untuk

memiliki kepribadian kerja yang baik.

Penciptaan budaya perusahaan dilakukan dengan sosialisasi nilai-nilai

budaya kerja PDAM itu sendiri lewat pembacaan nilai-nilai budaya

perusahaan setiap hari selasa (pada saat apel kerja) di depan seluruh

karyawan dan melalui penempelan nilai-nilai tersebut pada dinding-dinding

perkantoran. Diharapkan dengan pelaksanaan hal itu, setiap karyawan akan

selau diingatkan kepada nilai-nilai tersebut dan berkomitmen untuk

melakukan pekerjaannya dengan disiplin dalam rangka mewujudkan visi dan

misi perusahaan.

Adapun nilai-nilai budaya perusahaan yang merupakan value dari PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor adalah sebagai berikut:

a. Sepuluh sikap Kerja :

1. Fokus

2. Antisipatif dan Responsif

3. Koordinasi

(11)

KARYAWAN

(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR)

Oleh :

DESSY WULANDARI

H24102092

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

dengan Disiplin Kerja Karyawan (Studi Kasus Pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Pakuan Kota Bogor). Di bawah bimbingan Sjafri Mangkuprawira.

Persaingan yang ketat dalam dunia bisnis dewasa ini membawa dampak pada konsekuensi logis keharusan bagi perusahaan untuk mampu mengelola dan mengembangkan sumberdaya manusia sebagai salah satu pilar kekuatan perusahaan yang strategis. Upaya pengelolaan sumberdaya manusia yang dinamis ini dapat dimulai dengan penciptaan nilai-nilai budaya kerja oleh perusahaan. Budaya perusahaan sebagai sesuatu yang abstrak karena hanya berupa perjanjian psikologis perusahaan dengan karyawan, namun sangat signifikan mempengaruhi dan menjadi karakteristik pola perilaku perusahaan mendapat tempat yang istimewa untuk dikaji secara ilmiah dalam hubungannya dengan disiplin kerja karyawan.

PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor menerjemahkan budaya yang abstrak itu dalam nilai-nilai (value) budaya perusahaan. Nilai-nilai budaya perusahaan tersebut adalah ”Lima Nilai Semangat Kerja” ( Integritas, Profesionalisme, Kepuasan Pelanggan, Keteladanan dan Penghargaan Kepada SDM) dan ”Sepuluh Sikap Kerja” ( Fokus, Antisipatif dan Responsif, Koordinasi, Pemberdayaan, Pertanggungjawaban, Keteladanan, Efektif dan Efisien, Kemauan Berubah, Peningkatan Kemampuan, Konsisten). Nilai-nilai budaya perusahaan ini akan dikaji hubungannya dengan disiplin kerja karyawan.

Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengetahui persepsi karyawan atas pelaksanaan nilai-nilai budaya perusahaan dan disiplin kerja di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dan 2) Menganalisis hubungan nilai-nilai budaya perusahaan dengan disiplin kerja karyawan di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Pengumpulan data penelitian dilakukan dari data primer dan sekunder. Analisa data dilakukan dengan metode uji korelasi Rank Spearman dan pengolahan data menggunakan program SPSS 13,00.

(13)

KARYAWAN

(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

DESSY WULANDARI

H24102092

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(14)

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) DENGAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA

PAKUAN KOTA BOGOR)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh Dessy Wulandari

H24102092

Menyetujui, September 2006

Prof. Dr.Ir. Sjafri Mangkuprawira Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono Mintarto Munandar, M.Sc. Ketua Departemen

(15)

Penulis dilahirkan di Jepara, sebuah kota yang terkenal sebagai Kota Ukir dan kota kelahiran tokoh bersejarah, RA. Kartini pada tanggal 07 Desember 1984. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Agus Wahyudi dan Rita Estuningsih.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Debora pada tahun 1990, lalu melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri Karanggondang XI, Mlonggo-Jepara. Pada tahun 1996, melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Jepara dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Jepara dan masuk dalam program IPA. Pada Tahun 2002, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (melalui jalur USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

(16)

Segala puji syukur Kepada Tuhan yang Maha Kuasa, yang telah memberikan penyertaan dan hikmat-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Analisis Hubungan Faktor Budaya Perusahaan dengan Disiplin Kerja Karyawan (Studi Kasus Pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor)” dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Budaya perusahaan sebagai sesuatu yang abstrak karena hanya merupakan perjanjian psikologis antara perusahaan dengan karyawannya, ternyata membawa banyak pengaruh pada perusahaan karena menjadikan karakteristik bagi perusahaan itu sendiri. Disiplin kerja karyawan sebagai faktor yang sangat penting dalam pembentukan kinerja perusahaan dipengaruhi oleh iklim kerja yang berkembang dalam sebuah perusahaan, sebagai salah satu pencerminan dari budaya perusahaan. Berdasarkan hal diatas, maka penting untuk dilakukan kajian tentang hubungan faktor nilai-nilai budaya perusahaan dengan disiplin kerja karyawan.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak-pihak yang membantu baik secara moril maupun materiil dan secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Prof. Dr. Ir. Sjafri Mangkuprawira sebagai dosen pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi, dan pengarahan kepada penulis.

2. Dra. Siti Rahmawati, M.Pd dan Erlin Trisyulianti, STP, M.Si atas kesediaannya untuk meluangkan waktu menjadi dosen penguji.

3. Ratih Maria Dhewi, SP, MM yang dengan sabar membimbing dan memberikan masukan bagi penulis.

(17)

6. Bapak dan Ibu, yang telah memberikan curahan kasih sayang, dukungan, dan doa yang tiada putusnya serta adikku yang tercinta (Ardhiyanni Widhiastuti). Seluruh keluarga di Jepara yang selalu memberikan semangat kepada penulis. Terkhusus kepada Pakdhe Sutrisno sekeluarga di Jakarta yang membantu penulis dalam penyelesaian studi.

7. Airlangga Dermawan yang banyak memberi masukan kepada penulis dalam penerjemahan statistik dalam penelitian ini.

8. Keluarga besar GMKI Cabang Bogor dan PMK-IPB (teman-teman, Abang/Kakak senior members) yang selalu mendukung dan menjadi keluarga bagi penulis.

9. Sahabat-sahabat terbaik yang dimiliki serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis mohon kritik dan saran yang membangun sebagai bahan perbaikan penulis di masa yang akan datang. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Bogor, Juni 2006

Penulis,

(18)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persaingan dalam dunia bisnis dirasakan semakin ketat dewasa ini.

Keunggulan komparatif dari perusahaan dalam menghadapi persaingan

sangat penting untuk mendapat perhatian dari pihak manajemen. Dalam

mencapai tujuan jangka panjang, pengelolaan dari keempat daya dukung

yang menjadi pilar utama perusahaan yaitu sumberdaya manusia yang

bermutu, sistem dan teknologi terpadu, strategi perusahaan yang tepat serta

logistik perusahaan yang memadai sangat penting untuk tetap dijaga dan

ditingkatkan sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan perusahaan. Faktor

yang harus terus dikembangkan dalam menghadapi persaingan adalah

masalah sumberdaya manusia sebagai motor penggerak yang penting dalam

sebuah perusahaan. Produktivitas kerja karyawan sebagai elemen dalam

aktivitas kerja perusahaan akan menjadi daya dukung bagi perusahaan dalam

menghadapi persaingan bisnis. Sumberdaya manusia dinilai sebagai sebuah

faktor produksi yang unik dan dinamis, sesuatu yang mampu untuk belajar

dan berkembang sesuai dengan apa yang dipelajarinya sehingga sangat

menentukan kemajuan dan pembelajaran bagi perusahaan itu sendiri.

Pengembangan keunggulan komparatif sumberdaya manusia mutlak perlu

ditingkatkan menjadi keunggulan kompetitif, diimbangi dengan kesadaran

perusahaan dalam memandang bahwa lingkungan kerja dan tenaga kerja di

dalamnya sebagai dua hal yang harus mampu untuk berinteraksi secara

sinergis.

Produktivitas kerja dipengaruhi oleh adanya faktor intern dan ekstern

yang ada dalam diri karyawan itu sendiri. Faktor intern yang ikut

berpengaruh pada produktivitas kerja adalah masalah disiplin kerja

karyawan yang akan mendorong karyawan untuk berkomitmen dalam

mengerjakan setiap tugas yang menjadi tanggungjawabnya. Iklim yang

tercipta di perusahaan ikut mendukung dalam pelaksanaan disiplin kerja

oleh karyawan. Hal ini juga mencakup masalah yang berkaitan dengan gaya

(19)

perusahaan yang merupakan turunan dari budaya yang ada dalam

perusahaan dan segala sesuatu yang melekat pada organisasi yang menjadi

karakteristik dari organisasi.

Lingkungan kerja yang kondusif dalam penciptaan hubungan kerja

yang sinergis dalam perusahaan oleh Isaken S.G Dorval K.B&Treffinger,

D.J dalam Triguno (2005) dijabarkan dalam beberapa dimensi sebagai berikut :

1. Tantangan, keterlibatan dan kesungguhan

2. Kebebasan mengambil keputusan

3. Waktu yang tersedia untuk memikirkan ide-ide baru

4. Memberi peluang untuk mencoba ide-ide baru

5. Tinggi rendahnya tingkat konflik

6. Keterlibatan dalam tukar pendapat

7. Kesempatan humor, bercanda dan bersantai

8. Tingkat saling percaya dan keterbukaan

9. Keberanian menanggung resiko atau boleh gagal

Semua dimensi ini dapat diawali dengan menciptakan budaya

perusahaan yang mampu untuk mengakomodir elemen-elemen yang dapat

diterima oleh karyawan dan berdampak pada peningkatan produktivitas

kerja karyawan. Output yang ingin dihasilkan dari sumberdaya manusia

dalam perusahaan adalah meningkatnya perilaku kerja karyawan yang

positif, kenyamanan kerja yang kesemuanya berpengaruh pada tingkat

disiplin kerja karyawan.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan Kota Bogor,

sebagai sebuah perusahaan daerah yang memiliki wewenang monopoli

dalam penyediaan kebutuhan konsumsi air bersih bagi masyarakat di Kota

Bogor menyadari arti pentingnya penciptaan budaya perusahaan sebagai

karakteristik perusahaan. PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor mencoba

menerjemahkan apa yang diinginkan oleh perusahaan sebagai budaya

perusahaan bagi seluruh karyawannya dalam ”Lima Nilai Semangat Kerja”

dan ”Sepuluh Sikap Kerja” yang dijadikan pedoman perilaku kerja bagi

seluruh karyawannya. Perusahaan menilai pentingnya karyawan memiliki

(20)

tersebut dapat diterima, dimaknai dan dilakukan dengan pola yang sama

oleh seluruh karyawan. Nilai-nilai budaya perusahaan yang dilakukan oleh

karyawan diharapkan menjadi tuntunan bagi karyawan untuk bekerja dengan

baik sehingga akan mampu untuk meminimalisasi pelanggaran kerja yang

dilakukan oleh karyawan. Dalam pelaksanaannya, PDAM Tirta Pakuan Kota

Bogor tidak melakukan pengukuran dan patokan yang baku mengenai

pelaksanaan nilai-nilai budaya perusahaan. Perusahaan lebih menekankan

pada upaya untuk menjadikan agar nilai-nilai budaya perusahaan yang ada

mampu untuk terinternalisasi dalam pribadi karyawan sehingga akan secara

otomatis mempengaruhi perilaku kerjanya.

Perusahaan sendiri menangkap dan menerjemahkan makna dari

nilai-nilai budaya perusahaan bagi karyawan melalui peraturan-peraturan

perusahaan yang mampu untuk memberikan reward and punishment, bagi karyawan yang telah melakukan nilai-nilai budaya tersebut. Kecenderungan

yang ditemukan dalam perusahaan adalah peningkatan poin prestasi pada

lembar penilaian prestasi kerja bagi karyawan yang sudah melakukan

nilai-nilai budaya tersebut karena nilai-nilai-nilai-nilai ini mendorong karyawan untuk

memiliki kepribadian kerja yang baik.

Penciptaan budaya perusahaan dilakukan dengan sosialisasi nilai-nilai

budaya kerja PDAM itu sendiri lewat pembacaan nilai-nilai budaya

perusahaan setiap hari selasa (pada saat apel kerja) di depan seluruh

karyawan dan melalui penempelan nilai-nilai tersebut pada dinding-dinding

perkantoran. Diharapkan dengan pelaksanaan hal itu, setiap karyawan akan

selau diingatkan kepada nilai-nilai tersebut dan berkomitmen untuk

melakukan pekerjaannya dengan disiplin dalam rangka mewujudkan visi dan

misi perusahaan.

Adapun nilai-nilai budaya perusahaan yang merupakan value dari PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor adalah sebagai berikut:

a. Sepuluh sikap Kerja :

1. Fokus

2. Antisipatif dan Responsif

3. Koordinasi

(21)

5. Pertanggungjawaban

6. Keteladanan

7. Efektif dan Efisien

8. Kemauan berubah

9. Peningkatan Kemampuan

10.Konsisten

b. Lima Nilai Semangat Kerja :

1. Integritas

2. Profesionalisme

3. Kepuasan Pelanggan

4. Keteladanan

5. Penghargaan Kepada SDM

Dengan adanya nilai-nilai budaya perusahaan yang coba diterjemahkan

lewat ”Lima Nilai Semangat Kerja” dan ”Sepuluh Sikap Kerja”, maka perlu

untuk untuk diketahui bagaimana persepsi karyawan terhadap pelaksanaan

nilai budaya perusahaan dan bagaimana hubungan pelaksanaan

nilai-nilai tersebut dengan disiplin kerja karyawan. Menyikapi kebutuhan diatas,

maka penelitian tentang analisis hubungan nilai-nilai budaya perusahaan

dengan disiplin kerja karyawan pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor

sangat penting untuk dilakukan.

1.2. Perumusan Masalah

Kemajuan perusahaan hanya dapat dicapai melalui serangkaian

elemen yang saling berkaitan yang mampu untuk saling memberikan

pengaruh yang sinergis dalam pencapaian tujuan perusahaan dalam jangka

panjang. Nilai-nilai budaya perusahaan sebagai cerminan dari iklim dan

karakter yang ingin dibangun oleh perusahaan harus mampu diikuti oleh

pelaksanaan yang baik dilapangan sehingga karyawan akan memiliki

perilaku kerja yang baik sesuai dengan apa yang diharapkan oleh

perusahaan. Dalam pelaksanaan nilai-nilai budaya perusahaan ini tentu tidak

terlepas dari hal-hal yang berkaitan dengan pemahaman, penerapan dan

internalisasi nilai-nilai budaya ini oleh karyawan yang akan mempengaruhi

(22)

Berdasarkan uraian diatas, maka masalah-masalah yang diteliti

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana persepsi karyawan atas pelaksanaan nilai-nilai budaya

perusahaan dan disiplin kerja di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor ?

2. Bagaimana hubungan nilai-nilai budaya perusahaan dengan disiplin

kerja karyawan di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan pemelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui persepsi karyawan atas pelaksanaan nilai-nilai budaya

perusahaan dan disiplin kerja di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor.

2. Menganalisis hubungan nilai-nilai budaya perusahaan dengan disiplin

kerja karyawan di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor.

1.4. Kegunaan Penelitian

1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi

masukan bagi pihak manajemen agar mampu untuk memberikan

evaluasi pelaksanaan nilai-nilai budaya perusahaan, disiplin kerja

karyawan dan bagaimana hubungan nilai-nilai budaya perusahaan

dengan disiplin kerja karyawan.

2. Bagi karyawan, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mengenai

arti pentingnya pelaksanaan nilai-nilai budaya perusahaan.

3. Bagi peneliti, sebagai sarana aplikasi ilmu yang diperoleh selama

perkuliahan serta untuk meningkatkan kemampuan berpikir penulis.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini memiliki ruang lingkup :

1. Karyawan yang dijadikan sebagai kajian penelitian adalah seluruh

karyawan yang ada di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor.

2. Nilai-nilai budaya perusahaan yang dikaji adalah nilai-nilai budaya

(23)

dalam ”Lima Nilai Semangat Kerja” ( Integritas, Profesionalisme,

Kepuasan Pelanggan, Keteladanan dan Penghargaan Kepada SDM) dan

”Sepuluh Sikap Kerja” ( Fokus, Antisipatif dan Responsif, Koordinasi,

Pemberdayaan, Pertanggungjawaban, Keteladanan, Efektif dan Efisien,

Kemauan Berubah, Peningkatan Kemampuan, Konsisten). Pada

nilai-nilai perusahaan diatas terdapat elemen indikator yang sama yaitu

keteladanan, baik pada lima semangat kerja maupun sepuluh sikap kerja

pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, maka hanya akan dilakukan

pegujian sekali pada nilai keteladanan. Nilai-nilai budaya perusahaan

yang diteliti adalah (1). Integritas, (2). Profesionalisme, (3). Kepuasan

Pelanggan, (4). Keteladanan, (5). Penghargaan Kepada SDM, (6). Fokus,

(7). Antisipatif dan Responsif, (8). Koordinasi, (9). Pemberdayaan, (10).

Pertanggungjawaban, (11). Efektif dan Efisien, (12). Kemauan Berubah,

(13). Peningkatan Kemampuan, (14). Konsisten.

Analisa nilai-nilai budaya perusahaan akan dilakukan melalui

pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner yang memuat definisi dan analisa

nilai-nilai budaya perusahaan diatas yang akan diteliti hubungannya dengan

(24)

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

2.1.1. Manajemen Sumberdaya Manusia

Manajemen sumberdaya manusia menurut Cascio dan Awad

dalam Ishak dan Tanjung (2003) adalah penarikan, seleksi,

pemeliharaan, pengembangan dan penggunaan sumberdaya manusia

untuk mengaktifkan baik tujuan individu maupun tujuan organisasi.

Manajemen sumberdaya manusia adalah ilmu dan seni yang

mengatur unsur manusia (cipta, rasa, dan karsa) sebagai salah satu

aset suatu organisasi demi terwujudnya tujuan organisasi dengan cara

memperoleh, mengembangkan dan memelihara tenaga kerja secara

efektif dan efisien (Ishak dan Tanjung, 2003)

Manajemen sumberdaya manusia mengacu pada

pengimplementasian fungsi-fungsi manajemen pada bidang

sumberdaya manusia. Selanjutnya fungsi Manajemen Sumberdaya

manusia (Ishak dan Tanjung, 2003) adalah sebagai berikut :

a. Fungsi Manajerial adalah fungsi manajemen yang berkaitan

langsung dengan aspek-aspek manajerial yaitu fungsi

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian.

b. Fungsi Pengarahan yaitu memberikan dorongan untuk

menciptakan kemauan kerja yang dilaksanakan secara efektif dan

efisien. Termasuk didalamnya adalah fungsi memotivasi

karyawan agar dari waktu ke waktu dapat bekerja dengan baik.

c. Fungsi Pengendalian adalah melakukan pengukuran antara

kegiatan yang telah dilakukan dengan standar yang telah

ditetapkan, khususnya dalam bidang tenaga kerja.

2.1.2. Budaya

Stoner (1994) mendefinisikan budaya adalah gabungan

kompleks asumsi, tingkah laku, cerita, mitos, metafora, dan berbagai

ide lain yang menjadi satu untuk menentukan apa arti menjadi

(25)

Schein (1985) mendefinisikan budaya sebagai suatu pola

asumsi dasar yang dimiliki oleh kelompok ketika memecahkan

masalah penyesuaian eksternal dan integrasi internal.

Budaya adalah cara manusia memberikan respon terhadap

lingkungannya (Moeljono, 2005)

Mengadopsi dari tulisan Graves (Dalam Moeljono, 2005)

bahwa terdapat tiga sudut pandang yang berkaitan dengan budaya :

1. Budaya merupakan produk konteks pasar di tempat organisasi

beroperasi, peraturan yang menekan, dan sebagainya.

2. Budaya merupakan produk struktur dan fungsi yang ada dalam

organisasi, misalnya organisasi yang tersentralisasi berbeda

dengan yang terdesentralisasi.

3. Budaya merupakan produk sikap orang-orang dalam pekerjaan

mereka, hal ini berarti produk perjanjian psikologis antara

individu dan organisasi

2.1.3. Budaya Perusahaan Sebagai Turunan dari Budaya

Schein (1985) membagi budaya dalam tiga tingkatan yaitu :

1. Artifact adalah hal-hal yang dilihat, didengar dan dirasakan jika seseorang berhubungan dengan sebuah kelompok baru dengan

budaya yang tidak dikenalnya. Artifact termasuk produk, jasa dan bahkan tingkah laku anggota kelompok.

2. Nilai-nilai yang didukung (espoused values) merupakan alasan tentang mengapa orang berkorban demi apa yang dikerjakan.

Budaya sebagian besar organisasi dapat melacak nilai-nilai yang

didukung kembali ke penemu budaya.

3. Asumsi yang mendasari (underlying assumption) adalah keyakinan yang dianggap sudah ada oleh anggota organisasi.

Budaya untuk menetapkan cara yang tepat, dalam melaksanakan

(26)

Gambar 1. Tingkatan Budaya, Schein (1985)

Ketiga tingkatan budaya Schein tersebut membentuk

pengertian dasar mengenai budaya organisasi ( Moeljono, 2005).

2.1.4. Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan adalah suatu falsafah yang didasari oleh

pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan

dan kekuatan, pendorong, membudaya dalam kehidupan suatu

kelompok masyarakat atau organisasi, kemudian tercermin dari sikap

menjadi pelaku, kepercayaan, cita-cita, pendapat dan tindakan yang

terwujud sebagai ”kerja” atau ”bekerja” (Triguno, 2005).

Budaya Perusahaan adalah suatu sistem nilai-nilai yang

dirasakan maknanya oleh seluruh orang dalam organisasi. Selain

dipahami, seluruh jajaran meyakini sistem nilai-nilai tersebut

sebagai landasan gerak organisasi (Robbins,1994).

Menurut pendapat Schein (1985), budaya perusahaan mengacu

pada suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota

yang membedakan organisasi itu terhadap organisasi yang lain.

Davis (1985) menerjemahkan, organizational culture is the set of assumptions, beliefs, values and norms that is shared among its members.

Artifacts

Basic Underlying Assumptions Espoused Values

Visible organizational structures and processes (hard to decipher)

Strategies, goals, philosophies (espoused justification)

Unconsious, taken-for-granted beliefs, perception, thoughts, and feelings

(27)

Menurut Kreithner (1991), budaya mampu mempengaruhi

perilaku organisasi, yang dapat digambarkan sebagai berikut :

•Economic/technological setting

•Political/legal setting

•Ethnic background Religion

Gambar 2. Cultural Influences On Organizational Behavior, Kreithner (1991)

Menurut Robbins (1994) dari sisi fungsi, budaya korporat

mempunyai beberapa fungsi, sebagai berikut :

1. Budaya mempunyai suatu peran pembeda. Hal ini berarti bahwa

budaya korporat menciptakan pembedaan yang jelas antara satu

organisasi dengan yang lainnya.

2. Budaya korporat membawa suatu rasa identitas bagi

anggota-anggota organisasi.

3. Budaya korporat mempermudah timbul pertumbuhan komitmen

pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri

individual.

4. Budaya korporat itu meningkatkan sistem sosial.

Dengan demikian budaya organisasi berfungsi sebagai perekat

sosial dalam mempersatukan anggota-anggota dalam mencapai

tujuan organisasi berupa ketentuan-ketentuan atau nilai-nilai yang Societal

Culture:

•Custom

•language

Organizational culture

•Personal value/ethnics

•Attitudes

•Assumptions

•Expectations

(28)

harus dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan, yang hal tersebut

juga berfungsi sebagai kontrol atas perilaku para karyawan

(Moeljono, 2005).

Nilai-nilai budaya perusahaan pada PDAM Tirta Pakuan Kota

Bogor dapat diterjemahkan dalan 5 nilai semangat kerja dan 10 sikap

kerja sebagai berikut :

a. Lima nilai semangat kerja :

1. Integritas :

Kami karyawan-karyawati PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor

yang dapat dipercaya. Karena itu kami harus bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, penuh dedikasi jujr selalu menjaga kehormatan dan

nama baik, serta taat pada kode etik perusahaan dan peraturan yang

berlaku.

2. Profesionalisme :

Kami karyawan-karyawati PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor

yang handal. Karena itu kami harus bertanggungjawab, efektif,

efisien, disiplin dan berorientasi ke masa depan dalam

mengantisipasi perkembangan, tantangan dan kesempatan.

3. Kepuasan pelanggan :

Kami yakin keberhasilan PDAM Tirta Pakuan Koata Bogor

sangat dipengaruhi oleh kepuasan pelanggan. Karena itu kami harus

memenuhi kebutuhan dan memuaskan pelanggan dengan

memberikan pelayanan yang terbaik, dengan tetap memperhatikan

kepentingan perusahaan, dengan dukungan SDM yang terampil,

ramah, senang melayani dan didukung teknologi yang unggul.

4. Keteladanan :

Kami sebagai panutan yang konsisiten bertindaka adil, bersikap

tegas dan berjiwa besar. Karena itu kami tidak memberikan toleransi

terhadap tindakan-tindakan yang tidak memberikan keteladanan.

5. Penghargaan kepada SDM :

Kami menghargai SDM sebagai aset utama perusahaan karena

itu kami selalu merekrut, mengembangkan dan mempertahankan

(29)

kepercayaan, keterbukaan, keadilan dan saling menghargai sebagai

bagian dari perusahaan dan mengembangkan sikap kerjasama dan

kemitraan. Kami memberikan penghargaan berdasarkan hasil

kerjasama individu dan kerjasama tim yang menciptakan sinergi

untuk kepentingan perusahaan.

b. Sepuluh sikap kerja

1. Fokus :

Memusatkan perhatian dan usaha untuk mencapai target kerja

dan kepuasan pelanggan (internal dan eksternal).

2. Antisipatif dan responsif :

Mengantisipasi peluang, tantangan dan bertindak cepat dalam

merespon.

3. Koordinasi :

Saling bekerjasama dan mendukung untuk mencapai tujuan

perusahaan.

4. Pemberdayaan :

Mendayagunakan potensi pegawai secara optimal untuk

mencapai tujuan perusahaan.

5. Pertanggungjawaban :

Bertanggungjawab atas resiko dan hasil kerja sesuai dengan

bidangnya.

6. Keteladanan :

Memberi contoh yang baik didalam maupun diluar lingkup

pekerjaan.

7. Efektif dan efisien :

Mencapai tujuan usaha denga memperhatikan biaya dan

manfaat yang dihasilkan.

8. Kemauan berubah :

Tekad untuk berubah menjadi lebih baik dan mau mencoba

hal-hal baru.

9. Peningkatan kemampuan :

Mengembangkan potensi sumberdaya untuk meningkatkan

(30)

10.Konsisten :

Taat asas dalam melaksakan prosedur dan peraturan yang ada.

2.1.5. Disiplin Kerja

1. Pengertian Disiplin Kerja

Kedisiplinan adalah fungsi operatif dari manajemen

sumberdaya manusia. Semakin baik tingkat disiplin karyawan maka

akan semakin tinggi prestasi yang akan dicapai.

Davis (1985) mengemukakan bahwa “dicipline is management action to enforce organization standards” atau disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh

pedoman-pedoman organisasi.

2. Jenis Disiplin Kerja

Mangkunegara (2001) menyebutkan terdapat dua bentuk

disiplin kerja, yaitu sebagai berikut :

a. Disiplin Preventif

Adalah suatu upaya untuk menggerakkan pegawai mengikuti

dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah digariskan

oleh perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untuk menggerakkan

pegawai berdisiplin diri. Disiplin preventif merupakan suatu sistem

yang berhubungan dengan kebutuhan kerja untuk semua bagian

sistem yang ada dalam organisasi. Jika sistem organisasi baik, maka

diharapkan akan lebih mudah menegakkan disiplin kerja.

b. Disiplin Korektif

Adalah suatu upaya menggerakkan pegawai dalam menyatukan

suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan

sesuai dengan pedoman yang berlaku didalam perusahaan. Pada

disiplin korektif, pegawai yang melanggar disiplin perlu untuk

diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuan

pemberian sanksi ini adalah untuk memperbaiki pegawai pelanggar,

memelihara peraturan yang berlaku dan memberikan pelajaran

(31)

3. Pendekatan Dan Teknik Pelaksanaan Disiplin Kerja

Ada tiga pendekatan dalam disiplin kerja menurut

Mangkunegara (2001) yaitu :

a. Pendekatan Disiplin Modern

Yaitu mempertemukan sejumlah keperluan atau kebutuhan

baru diluar hukuman. Pedekatan ini berasumsi :

1. Disiplin modern merupakan suatu cara untuk menghindarkan

bentuk hukuman secara fisik.

2. Melindungi tuduhan yang benar untuk diteruskan pada proses

hukum yang berlaku.

3. Keputusan-keputusan yang semaunya terhadap kesalahan atau

prasangka harus diperbaiki dengan mengadakan proses

penyuluhan dengan mendapatkan fakta-faktanya.

4. Melakukan protes terhadap keputusan yang berat sebelah pihak

terhadap kasus disiplin.

b. Pendekatan Disiplin Dengan Tradisi

Pendekatan dengan tradisi, yaitu pendekatan disiplin dengan

cara memberikan hukuman. Pendekatan ini berasumsi :

1. Disiplin dilakukan oleh atasan kepada bawahan dan tidak pernah

ada peninjauan kembali bila telah diputuskan.

2. Disiplin adalah hukuman untuk pelanggaran, pelaksanaannya

harus disesuaikan dengan tingkat pelanggaraannya.

3. Pengaruh hukuman untuk memberikan pelajaran kepada

pelanggar maupun kepada pegawai lainnya.

4. Peningkatan perbuatan pelanggaran diperlukan hukuman yang

lebih keras.

5. Pemberian hukuman terhadap pegawai yang melanggar kedua

kalinya harus diberi hukuman yang lebih berat.

c. Pendekatan Disiplin Bertujuan

Pendekatan disiplin bertujuan berasumsi bahwa :

1. Disiplin kerja harus dapat diterima dan dipahami oleh semua

(32)

2. Disiplin bukanlah suatu hukuman, tetapi merupakan

pembentukan perilaku.

3. Disiplin diajukan untuk perubahan perilaku yang lebih baik.

4. Disiplin pegawai bertujuan agar pegawai bertanggungjawab

terhadap perbuatannya.

Menurut Mangkunegara (2001) ada beberapa teknik dalam

pelaksanaan disiplin kerja yaitu :

a. Teknik Disiplin Pertimbangan Sedini Mungkin

Para pimpinan perusahaan, dalam hal ini adalah para manajer

berusaha untuk mengurangi tindakan-tindakan pelanggaran atas

disiplin kerja sedini mungkin dengan memberikan pengawasan dan

kontrol yang ketat kepada bawahannya berkaitan dengan masalah

disiplin kerja.

b. Teknik Disiplin Pencegahan Yang Efektif

Dilakukan berbagai pemeliharaan kedisiplinan dengan

menstandarisasikan kaidah-kaidah dan tingkah laku dasar,

pelatihan-pelatihan khusus dan memaklumkannya bagi karyawan dan penyelia.

c. Teknik Disiplin Dengan Mendisiplinkan Diri

Disiplin diri adalah usaha seseorang untuk mengendalikan

reaksi mereka terhadap keadaan yang tidak mereka senangi dan

usaha seseorang untuk mengatasi ketidaksenangan itu. Sehingga

pada teknik ini setiap karyawan diajarkan untuk melakukan disiplin

diri.

d. Teknik Disiplin Inventori Penyelia

Teknik disiplin kerja dengan menggunakan alat bantu berupa

Supervisory Inventory On Dicipline, yang berisi 80 pertanyaan yang dijawab dalam tempo 15 menit. Manfaat yang akan didapatkan

dengan alat ini adalah mampu untuk memberikan pengetahuan

tentang pemahaman suatu kelompok tentang disiplin dan

masalah-masalah yang mungkin akan timbul karena tidak adanya pengertian

(33)

e. Teknik Disiplin Menegur Pegawai ”Primadona”

Langkah pertama yang harus diambil adalah dengan mencoba

menetukan apa yang menjadi sebab atas perilaku pelanggaran

disiplinnya, kemudian lakukan sanksi sesuai dengan peraturan yang

berlaku.

f. Teknik disiplin Menimbulkan Kesadaran Diri

Dengan memberikan suatu teguran lunak yang diberikan secara

halus melalui pertanyaan tertentu pada bawahan yang melakukan

kesalahan yang jawaban atas pertanyaan tersebut secara otomatis

adalah merupakan teguran atas dirinya sendiri.

g. Teknik ”Sandwich”

Teknik ini terdiri dari teguran lisan secara langsung, diikuti

oleh ucapan syukur dan diakhiri dengan peringatan yang lunak.

Manajer menyelipkan (seperti sandwich) ucapan syukur dan persetujuannya diantara dua teguran yang semuanya dilakukan pada

saat itu juga.

4. Pelaksanaan Sanksi Pelanggaran Disiplin Kerja

Pelaksanaan sanksi terhadap pelanggar disiplin dengan

memberikan peringatan, harus segera, konsisten dan impersonal.

Bentuk-bentuk pelaksanaannya menurut Mangkunegara (2001)

adalah sebagai berikut :

a. Pemberian Peringatan

Pegawai yang melanggar disiplin kerja perlu diberikan surat

peringatan pertama, sampai ketiga. Tujuan dari pemberian peringatan

adalah agar pegawai yang bersangkutan menyadari pelanggaran yang

telah dilakukannya, juga sebagai bahan pertimbangan dalam

memberikan penilaian kondisi pegawai.

b. Pemberian Sanksi Harus Segera

Pegawai yang melanggar disiplin harus segera diberikan sanksi

yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuannya agar pegawai

yang bersangkutan memahami sanksi pelanggaran yang berlaku di

(34)

disiplin kerja yang ada dan memberikan peluang pelanggar untuk

mengabaikan disiplin perusahaan.

c. Pemberian Sanksi Harus Konsisten

Pemberian sanksi kepada pegawai yang melanggar harus

konsisten. Hal ini bertujuan agar pegawai sadar dan menghargai

peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan.

Ketidakkonsistenan dalam pemberian sanksi dapat mengakibatkan

pegawai merasakan adanya diskriminasi pegawai, ringannya sanksi

dan pengabaian disiplin.

d. Pemberian Sanksi Harus Impersonal

Pemberian sanksi pelanggaran disiplin harus tidak

membeda-bedakan pegawai, keseluruhan pegawai harus diperlakukan sama

sesuai dengan peraturan yang ada. Tujuannya agar pegawai

menyadari bahwa disiplin kerja berlaku untuk semua pegawai

dengan sanksi pelanggaran yang sesuai dengan peraturan yang

berlaku di perusahaan.

2.2. Hubungan Budaya Perusahaan dengan Disiplin Kerja Karyawan

Segala macam kebijaksanaan tidak mempunyai arti kalau tidak

didukung oleh disiplin pelaksananya (Sun Tzu dalam Triguno, 2005)

Pemerintah Indonesia melihat essensi penting dari disiplin kerja

sehingga mengambil langkah untuk menegakkan disiplin nasional melalui

Gerakan disiplin nasional berdasarkan surat Keputusan Presiden Nomor 33

tahun 1995. program yang diutamakan adalah Budaya Bersih, Budaya Tertib

dan Budaya Kerja. Bila Budaya kerja dapat dilakukan dengan benar maka

Disiplin kerja akan dapat diraih (Triguno, 2005)

Budaya yang kuat dan kuat berarti akan semakin banyak anggota

organisasi yang menerima keterikatannya pada norma-norma dan sistem

nilai-nilai organisasional yang berlaku dan makin meningkat pula komitmen

mereka terhadap keberhasilan penerapan norma-norma dan sistem nilai-nilai

(35)

2.3. Tinjauan Studi Terdahulu

Hayani (2002) dalam penelitiannya mengenai Analisis Budaya

Perusahaan (Corporate Culture) dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Kerja

Karyawan Pada PT. Pupuk Kujang, menganalisis budaya perusahaan dengan

menggunakan 10 nilai-nilai inti dalam budaya perusahaan yang dikeluarkan

oleh The Jakarta Consulting Group. Nilai-nilai tersebut meliputi inisiatif individu, toleransi resiko, arahan, integrasi, dukungan manajemen, kontrol,

identitas, sistem penghargaan, toleransi konflik, pola komunikasi dalam

hubungan pengaruh yang diberikan terhadap motivasi kerja karyawan yang

diujikan pada karyawan pada tingkat jabatan stuktural, tingkat jabatan

fungsional dan tingkat jabatan pelaksana. Nilai-nilai budaya PDAM Tirta

Pakuan Kota Bogor yang meliputi lima nilai semangat kerja dan sepuluh

sikap kerja perusahaan akan diujikan untuk melihat hubungannya dengan

disiplin kerja karyawan.

Minarti (2003) dalam skripsinya, Hubungan Budaya Perusahaan

(Corporate Culture) dengan Motivasi Kerja Karyawan Pada Kantor Pusat

PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) menggunakan 10 nilai inti

budaya yaitu inisiatif individu, toleransi resiko, arahan, integrasi, sistem

penghargaan, dukungan manajemen, kontrol, identitas, toleransi konflik,

pola komunikasi dalam hubungan pengaruhnya pada motivasi kerja

karyawan yang dianalisis dengan menggunakan rumus Slovin. Pada penelitian ini, nilai-nilai inti budaya perusahaan yang akan digunakan untuk

menguji hubungannya disiplin kerja karyawan pada PDAM Tirta Pakuan

Kota Bogor adalah nilai-nilai yang merupakan PDAM value yang sudah menjadi bagian dalam perusahaan..

Hidayah (2005) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Budaya

Perusahaan (Corporate Culture) dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Kerja

Karyawan Industri Tekstil (Studi Kasus Di Divisi Spinning PT. Sandratex,

Rempoa Tangerang) menggunakan 10 nilai inti budaya perusahaan yaitu

inisiatif individu, toleransi resiko, arahan, integrasi, sistem penghargaan,

dukungan manajemen, kontrol, identitas, toleransi konflik, pola komunikasi

dalam hubungan pengaruhnya pada motivasi kerja karyawan yang dianalisis

(36)

budaya perusahaan yang ada dalam PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yang

meliputi lima nilai semangat kerja, sepuluh sikap kerja perusahaan maka

akan dilakukan pengujian pada penelitian ini pada PDAM Tirta Pakuan Kota

(37)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

3.1.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

Budaya perusahaan sebagai produk perjanjian psikologis antara

karyawan dengan perusahaan memiliki arti yang penting dalam

membangun iklim kerja perusahaan. PDAM Tirta Pakuan Kota

Bogor menerjemahkan budaya perusahaan yang dimilikinya dalam

nilai-nilai budaya perusahaan yang tertuang sebagai ”Lima Nilai

Semangat Kerja” ( Integritas, Profesionalisme, Kepuasan Pelanggan,

Keteladanan dan Penghargaan Kepada SDM) dan ”Sepuluh Sikap

Kerja” ( Fokus, Antisipatif dan Responsif, Koordinasi,

Pemberdayaan, Pertanggungjawaban, Keteladanan, Efektif dan

Efisien, Kemauan Berubah, Peningkatan Kemampuan, Konsisten).

Nilai-nilai ini disosialisasikan kepada karyawan agar dipahami,

dimaknai dan mampu terinternalisasi dalam diri karyawan.

Lingkungan kerja perusahaan sangat penting artinya dalam

membangun perilaku kerja karyawan. Lingkungan kerja yang ada

dalam suatu perusahaan dipengaruhi oleh budaya kerja yang menjadi

karakteristiknya. Salah satu faktor yang dipengaruhi oleh lingkungan

kerja adalah disiplin kerja karyawan. Disiplin kerja membawa

konsekuensi pada kinerja karyawan pada perusahaan. Semakin

disiplin seorang karyawan dalam melakukan tugas dan pekerjaannya

maka akan semakin meningkatkan kinerja individu karyawan itu

sendiri yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan kinerja

(38)
[image:38.612.142.476.106.640.2]

Gambar 3. Kerangka Pemikiran Konseptual Disiplin Kerja Karyawan

Budaya Perusahaan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor (Nilai yang diyakini secara umum)

1. Integritas 2. Profesionalisme 3. Kepuasan Pelanggan 4. Keteladanan

5. Penghargaan Kepada SDM 6. Fokus

7. Antisipatif dan Responsif 8. Koordinasi

9. Pemberdayaan 10. Pertanggungjawaban 11. Efektif dan Efisien 12. Kemauan Berubah 13. Peningkatan Kemampuan 14. Konsisten

Sosialisasi

Kinerja Individu

(39)

3.1.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Budaya perusahaan dapat dilihat dari nilai-nilai yang

terkandung dalam perusahaan tersebut yang dijadian acuan dan

”warna” bagi perusahaan untuk mencapai apa yang menjadi tujuan

perusahaan. Nilai-nilai budaya perusahaan pada PDAM Tirta Pakuan

Kota Bogor dapat dilihat nilai-nilai yang melekat sebagai value adalah Lima Nilai Semangat Kerja dan Sepuluh Sikap Kerja Tirta

Pakuan Kota Bogor yang disosialisasikan dengan pembacaan rutin

pada seluruh karyawan setiap hari selasa dan penempelan nilai-nilai

tersebut pada dinding-dinding perkantoran.

Lingkungan kerja perusahaan sangat penting artinya dalam

membangun perilaku kerja karyawan. Lingkungan kerja yang ada

dalam suatu perusahaan dipengaruhi oleh budaya kerja yang menjadi

karakteristiknya. Salah satu faktor yang dipengaruhi oleh lingkungan

kerja adalah disiplin kerja karyawan. Budaya perusahaan maupun

disiplin kerja karyawan akan dilihat dengan memberikan hubungan

kedua indikator ini melalui persepsi nilai yang diterima oleh

karyawan. Persepsi karyawan akan kedua hal tersebut akan

memberikan gambaran sejauh mana pemaknaan nilai-nilai budaya

perusahaan dan disiplin kerja menurut penilaian karyawan. Analisis

kajian budaya perusahaan itu sendiri dengan masalah disiplin kerja

karyawan akan dilakukan dengan menggunakan metode analisis

Rank Spearman. Beberapa elemen kunci budaya perusahaan yang akan dianalisis adalah Lima Nilai Semangat Kerja dan Sepuluh Sikap

Kerja Tirta Pakuan Kota Bogor.

Analisa ini akan memberikan gambaran budaya perusahaan

secara majemuk yang akan dilihat hubungannya dengan disiplin

kerja karyawan pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Hal ini akan

mampu untuk memperlihatkan keefektifan budaya organisasi yang

terbentuk dalam mendukung disiplin kerja karyawan melalui

(40)

Kinerja Individu

Kinerja Organisasi

FEEDBACK

RANK

SPEARMAN

[image:40.612.130.513.129.586.2]

Ruang Lingkup Penelitian

Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional

Disiplin Kerja Karyawan Budaya Perusahaan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor (Nilai yang diyakini secara umum)

1. Integritas 2. Profesionalisme 3. Kepuasan Pelanggan 4. Keteladanan

5. Penghargaan Kepada SDM 6. Fokus

7. Antisipatif dan Responsif 8. Koordinasi

9. Pemberdayaan 10. Pertanggungjawaban 11. Efektif dan Efisien 12. Kemauan Berubah 13. Peningkatan Kemampuan 14. Konsisten

Analisis Persepsi

(41)

3.2. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan tinjauan pustaka

maka didapatkan hipotesis penelitian sebagai berikut :

a. Integritas

Semakin tinggi tingkat integritas yang dimiliki oleh karyawan akan

memberikan kecenderungan meningkatkan disiplin kerja karyawan.

b. Profesionalisme

Semakin tinggi tingkat profesionalisme karyawan akan memberikan

kecenderungan meningkatkan disiplin kerja karyawan

c. Kepuasan pelanggan

Semakin tinggi keinginan karyawan dalam meningkatkan kepuasan

pelanggan akan memberikan kecenderungan meningkatkan disiplin kerja

karyawannya.

d. Keteladanan

Semakin besar kemampuan dan keinginan seorang karyawan dalam

memberikan keteladanan akan memberikan kecenderungan meningkatkan

kedisiplinan karyawan tersebut.

e. Penghargaan kepada SDM

Semakin tinggi tingkat penghargaan yang diberikan perusahaan kepada

SDM dalam perusahaan tersebut akan memberikan kecenderungan

meningkatkan disiplin kerja karyawannya.

f. Fokus

Semakin besar fokus karyawan dalam mencapai target dan kerja dan

kepuasan pelanggan akan memberikan kecenderungan meningkatkan

disiplin kerja karyawan.

g. Antisipatif dan responsif

Semakin tinggi sikap antisipatif dan responsif yang dimiliki oleh

karyawan akan memberikan kecenderungan meningkatkan disiplin kerja

karyawan.

h. Koordinasi

Semakin tinggi sikap koordinasi karyawan akan memberikan

(42)

i. Pemberdayaan

Semakin tinggi upaya perusahaan dalam penberdayaan SDM yang ada

dalam perusahaan akan memberikan kecenderungan meningkatkan disipin

kerja karyawan.

j. Pertanggungjawaban

Semakin besar sikap pertanggungjawaban yang dimiliki oleh seorang

karyawan akan memberikan kecenderungan meningkatkan tingkat disiplin

kerja karyawan.

k. Efektif dan Efisien

Semakin tinggi pemahaman karyawan akan pentingnya efektif dan

efisien bagi perusahaan akan memberikan kecenderungan meningkatkan

disiplin kerja karyawan.

l. Kemauan berubah

Semakin tinggi sikap kemauan berubah pada karyawan akan

memberikan kecenderungan meningkatkan disiplin kerja karyawan.

m. Peningkatan kemampuan

Semakin besar upaya perusahaan untuk melakukaan peningkatan

kemampuan perusahaan akan memberikan kecenderungan meningkatkan

disiplin kerja karyawan.

n. Konsisten

Semakin tinggi sikap konsisten karyawan akan memberikan

kecenderungan meningkatkan disiplin kerja karyawan.

3.3. Definisi Operasional

Definisi operasional yang akan digunakan dalam analisis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Budaya perusahaan adalah sistem nilai-nilai yang diyakini semua

anggota organisasi dan yang dipelajari, diterapkan serta dikembangkan

secara berkesinambungan, berfungsi sebagai sistem perekat dan dapat

dijadikan acuan berperilaku dalam organisasi untuk mencapai tujuan

perusahaan yang telah ditetapkan (Moeljono, 2005). Budaya perusahaan

merunjuk pada tata aturan dan nilai-nilai yang ada dalam sebuah

(43)

2. Keith Davis dalam Moeljono (2005) mengemukakan bahwa “dicipline is management action to enforce organization standards”, atau disiplin

kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk

memperteguh pedoman-pedoman organisasi. Aspek-aspek yang kan

dianalisi yang mampu untuk menggambarkan disiplin kerja karyawan

adalah pengetahuan karyawan terhadap peraturan perusahaan, ketaatan

pada peraturan yang berlaku kerelaan untuk menerima sanksi jika

melakukan pelanggaran, ketepatan dalam jam kerja, ketepatan dalam

menyelesaikan segala tugas dan tanggungjawabnya, disiplin dalam

absensi karyawan.

3. Integritas :

Sikap karyawan yang mencerminkan keutuhan diri karyawan.

4. Profesionalisme :

Adalah sikap karyawan yang bisa menempatkan dirinya dengan

baik sesuai dengan tuntutan pekerjaannya, bersikap ahli dan

bertanggungjawab dalam mengerjakan setiap tugasnya.

5. Kepuasan pelanggan :

Adalah sikap yang mencerminkan keseimbangan atau titik

kelebihan antara harapan pelanggan dengan apa yang diberikan oleh

perusahaan.

6. Penghargaan kepada SDM :

Adalah sikap perusahaan yang menempatkan karyawan sebagai

bagian dari perusahaan yang dihargai dan selalu diperhatikan

perkembangannya demi kemajuan perusahaan.

7. Fokus

Memusatkan perhatian dan usaha untuk mencapai target kerja dan

kepuasan pelanggan (internal dan eksternal)

8. Antisipatif dan responsif

Mengantisipasi peluang, tantangan dan bertindak cepat dalam

merespon

9. Koordinasi

Saling bekerjasama dan mendukung untuk mencapai tujuan

(44)

10.Pemberdayaan

Mendayagunakan potensi pegawai secara optimal untuk mencapai

tujuan perusahaan.

11.Pertanggungjawaban

Bertanggungjawab atas resiko dan hasil kerja sesuai dengan

bidangnya

12.Keteladanan

Memberi contoh yang baik didalam maupun diluar lingkup

pekerjaan

13.Efektif dan efisien

Mencapai tujuan usaha dengan memperhatikan biaya dan manfaat

yang dihasilkan

14.Kemauan berubah

Tekad untuk berubah menjadi lebih baik dan mau mencoba hal-hal

baru.

15.Peningkatan kemampuan

Mengembangkan potensi sumberdaya untuk meningkatkan kinerja

perusahaan

16.Konsisten

Taat asas dalam melaksanakan prosedur dan peraturan yang ada.

3.4. Lokasi Dan Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta

pakuan Kota Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja

(purposive) dengan pertimbangan bahwa PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor

adalah perusahaan daerah yang memiliki potensi perkembangan perusahaan

yang makin pesat ke depan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang

dilayaninya, sehingga proses pembentukan budaya perusahaan sangat

menarik untuk dianalisis hubungannya dengan disiplin kerja karyawan.

(45)

3.5. Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

dan data sekunder. Data primer didapatkan dari kuesioner, wawancara dan

pengamatan langsung pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor sesuai dengan

masalah penelitian yang diteliti. Data sekunder didapatkan dari data

perusahaan dan teknik kaji pustaka. Pustaka-pustaka yang dimaksud adalah

berbagai bentuk tulisan atau laporan resmi yang menyajikan data atau

informasi yang berkaitan dengan penelitian.

3.6. Metode Penentuan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara Simple Random Sampling yaitu metode pengambilan sampel secara acak (Umar, 2001). Adapun rumus dan

perhitungan sampel adalah sebagai berikut :

1. Populasi

Jumlah anggota dinyatakan dengan N, yang dalam hal ini adalah

jumlah keseluruhan dari karyawan yang tercacat masih aktif dalam

kepegawaian pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Terdiri dari segala

tingkatan jabatan yang samapi saat ini tercatat sebanyak 460 orang.

2. Perhitungan sampel

Perhitungan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :

n = N/(1 + Ne2) ... (1)

Dimana :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e = Batas kesalahan yang diperbolehkan

Sehingga akan didapatkan jumlah sampel sebagai berikut :

n = 460 {1 + 460 (0.1)2}

n = 82 Orang

(46)

mampu untuk merepresentasikan keseluruhan populasi yang ada.

Pengambilan jumlan responden dilakukan secara disproporsional. Dari total

responden 82 orang dibagi menjadi dua bagian yang sama dan disebarkan

secara acak dalam dua bagian dalam struktur organisasi perusahaan yaitu

bagian umum dan bagian teknik (masing-masing 41 responden).

3.7. Metode Pengolahan Dan Analisis Data

Ada beberapa tahapan proses yang harus dilakukan dalam pengolahan

data. Tahapan proses tersebut dapat dikemukakan seperti dibawah ini :

1. Memberikan skor pada masing-masing jawaban responden

2. Memindahkan data berupa nilai dari kuisioner ke lembar tabulasi

3. Menghitung nilai total dari masing-masing variabel

4. Memindahkan data ke lembar kerja untuk siap diolah dan dianalisis

3.7.1. Uji Validitas

Menurut Singarimbuan dan Effendi (1989), uji validitas

menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur hal yang akan

dinyatakan. Langkah-langkah dalam menguji validitas kuisioner

adalah sebagai berikut :

1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur,

yaitu dengan cara :

a. Mencari definisi dan rumusan kosep dan literatur, jika sekiranya

sudah ada rumusan yang cukup rasional, maka rumusan tersebut

dapat langsung dipakai. Tetapi bila rumusan tersebut belum

operasional, maka peneliti harus merumuskannya seoperasional

mungkin.

b. Jika dalam literatur tidak diperoleh definisi atau rumusan konsep

yang akan diukur, peneliti harus mendiskusikan dengan para ahli

lain. Pendapat para ahli ini kemudian disarikan ke dalam bentuk

rumusan yang operasional.

c. Menanyakan langsung kepada calon responden penelitian

mengenai aspek-aspek konsep yang menyusun pertanyaan yang

(47)

(

)

(

)

(

(

)

2

1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1

Y

Y

n

X

X

n

Y

X

Y

X

n

r

yx

Σ

Σ

Σ

Σ

Σ

Σ

Σ

=

yx

r

⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ −

=

2

2 11 1 1 t b k k r

σ

σ

2. Melakukan uji coba skala pengukuran pada sejumlah responden.

Jumlah responden untuk uji coba minimal adalah 30 orang,

karena distribusi skor atau nilai akan lebih mendekati normal.

Asumsi kurva normal sangat dibutuhkan dalam perhitungan

statistik.

3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban

4. Menghitung antara masing-masing pertanyaan atau pertanyaan

dengan skor total dan menggunakan rumus Product Moment, yaitu :

...(2)

Dimana :

= koefisien kolerasi x dengan y

X1 = variabel Budaya Perusahaan

Y1 = variabel Disiplin Kerja

n = jumlah responden

3.7.2. Uji Reliabilitas Alat Ukur

Menurut Singarimbuan dan Effendi (1989), reliabilitas adalah

indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukuran dapat

dipercaya atau dapat diandalkan. Suatu alat pengukuran dikatakan

reliabel, jika alat tersebut memiliki hasil pengukuran yang konsisten

dari dua kali pengukuran pada gejala yang sama.

Uji reliabilitas digunakan rumus Cronbach’c Alpha sebagai berikut :

...(3)

Dimana :

r11 = Reliabilitas instrumen

K = Banyaknya butir pertanyaan

σb2 = Jumlah ragam butir

(48)

=

fi wi fi

x .

Tingkat reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach diukur berdasarkan skala alpha 0 sampai 1, yang dapat diinterpretasikan

sebagai berikut :

Alpha Tingkat Reliabilitas

00,00 - 0,20 Kurang Reliabel > 0,20 - 0,40 Agak Reliabel > 0,40 - 0,60 Cukup Reliabel > 0,60 - 0,80 Reliabel > 0,80 - 1,00 Sangat Reliabel

3.7.3. Korelasi Rank Spearman

Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengukur tingkat keeratan hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain,

khususnya untuk data ordinat. Tahapan kerja pengolahan data

kuisioner untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

disiplin kerja karyawan adalah sebagai berikut :

1. Memberi skor pada masing-masing jawaban responden

berdasarkan bobot tertentu pada setiap jawaban dengan skala

Linkert. Skala Likert berhubungan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, yaitu :

a. Sangat Tidak setuju

b. Tidak Setuju

c. Cukup Setuju

d. Setuju

e. Sangat Setuju

Setiap jawaban responden dari pertanyaan dalam kuesioner

diberikan bobot (skor rataan). Cara menghitung skor rataan adalah

menurut Durianto (dalam Imaduddin, 2005) adalah sebagai berikut :

(49)

(

)

= bxj

X

M bobot R

Rs = ( )

Dimana :

X = rata-rata berbobot

fi = frekuensi

wi = bobot

Langkah selanjutnya adalah menggunakan rentang skala

penilaian untuk menentukan posisi tanggapan responden dengan

menggunakan nilai skor. Setiap bobot alternatif jawaban yang

terbentuk dari teknik skala peringkatan terdiri dari kisaran antara 1

hingga 5 yang menggambarkan posisi yang sangat negatif ke posisi

yang sangat positif, kemudian dihitung rentang skala dengan rumus

sebagai berikut :

...(5)

Dimana :

R (bobot) = bobot terbesar- bobot terkecil

M = banyaknya kategori bobot

Kemudian menentukan nilai X untuk masing-masing dimensi

dengan menggunakan rumus :

...(6)

Dimana :

b = bobot

j = jumlah responden yang memilih kategori tersebut

1. Memindahkan jawaban dari lembar kuisioner ke lembar tabulasi

dan menghitung nilai total dari masing-masing variabel dengan

program komputer Microsoft Excel.

2. Memindahkan data ke lembar kerja untuk diolah dan dianalisi

dengan menggunakan komputer SPSS 13,00 menggunakan model uji korelasi Rank Spearman. Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengukur korelasi pada statistik non parametrik khusus

data ordinal, yaitu data yang mempunyai skala pengukuran

(50)

variabel Y yaitu disiplin kerja karyawan. Rumus koefisien

korelasi Rank Spearman yang digunakan adalah sebagai berikut:

rs = 1 -

N N

di

3 2

6

...(7)

Dimana :

rs = Koefisien korelasi Rank Spearman di = Selisih antara peringkat X dan Y

N = Jumlah sampel

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

H0 : Nilai-nilai budaya perusahaan tidak berhubungan dengan

disiplin kerja karyawan.

H1 : Nilai-nilai budaya perusahaan berhubungan dengan

disiplin kerja karyawan.

Besarnya nilai terletak antara -1<rs<1, artinya :

rs = 1, hubungan X dan Y sempurna positif. Mendekati 1

hubungan sangat kuat dan positif.

rs = -1, hubungan X dan Y sempurna negatif

rs = 0, hubungan X dan Y lemah sekali dan tidak ada

hubungannya

Batasan yang digunakan untuk mengkategorikan nilai rs

yaitu sebagai berikut :

1. Sampai 0.25 atau 0.00 sampai -0.25 disebut

Gambar

Gambar 1. Tingkatan Budaya, Schein (1985)
Gambar 2. Cultural Influences On Organizational Behavior, Kreithner (1991)
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Konseptual
Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional
+7

Referensi

Dokumen terkait

pertanggungjawaban Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan dalam. penyelenggaraan pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan dalam

Dari kedua peta kendali yang digunakan dapat diketahui bahwa hasil analisis peta kendali U masih dapat mendeteksi titik-titik yang berada di luar batas kendali

Berdasarkan nilai hasil validasi yang diperoleh dinyatakan bahwa LKS Berbasis Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Materi Ekosistem

Saat tes Iqro 3, pada pembacaan perubahan bentuk tanda baca oleh pengajar, fokus anak berubah ke letak tanda bacanya, sehingga saat huruf Hijaiyyah yang akan

// use the breadth-first traversal algorithm to // determine the minimum number of edges in any // path from sVertex to all vertices in the graph // reachable from sVertex; upon

memperoleh informasi pemahaman mahasiswa pada konsep ikatan kimia berdasarkan alasan dari jawaban yang dipilih; f) data hasil tes dan wawancara dianalisis untuk

Berdasarkan analisis SWOT pelayanan rawat jalan eksekutif berada pada kuadran 1 yaitu strategi agresif, dimana didapatkan beberapa alternatif strategi pemasaran

Penentuan sampel pada penelitian ini yaitu peneliti melakukan wawancara kepada Pabrik Penggilingan padi Putra Temu Rejeki dengan demikian dapat diketahui pelaku