PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATERI POKOK FLUIDA STATIS DI KELAS XI SMA NEGERI 9 MEDAN T.A 2013/2014
Oleh:
Rudi Hamonangan Sirait NIM 4101121025
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
RIWAYAT HIDUP
Rudi Hamonangan Sirait dilahirkan di Bandar Jaya, Lampung Tengah
pada tanggal 29 Agustus 1992. Ayah bernama L.Sirait dan Ibu bernama T. Haloho
dan merupakan anak kelima dari lima bersaudara. Pada tahun 1998, penulis masuk
SD Negeri No. 068475 Medan dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004,
penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 25 Medan, dan lulus pada tahun
2007. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan sekolah di SMA Katolik St.Paulus
Medan dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis diterima di
Universitas Negeri Medan Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Fisika,
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala berkat dan karunia-Nya yang memberikan hikmat dan kesehatan kepada
penulis sehingga penyusunan skipsi ini dapat diselesikan dengan baik sesuai
dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based
Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Fluida
Statis di Kelas XI SMA Negeri 9 Medan T.A. 2013/2014” disusun untuk
memperoleh gelar sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak
Prof. Drs. Motlan, M. Sc, Ph. D, selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis sejak awal hingga
dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M. Si, Bapak Drs. Abd Hakim S, M.Si, dan
Ibu Dra. Ratna Tanjung, M.Pd, selaku Dosen penguji yang telah memberikan
saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi
ini. Ucapan terimakasih juga kepada Bapak Drs. Makmur Sirait, M.Si, selaku
Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan dan
motivasi selama perkuliahan dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta
Staf pegawai jurusan Fisika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis
menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada
Bapak Sofyan S.Pd , selaku kepala Sekolah SMA Negeri 9 Medan, serta bapak
dan ibu guru yang telah membantu penulis di sekolah tersebut selama proses
penelitian.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada ibunda T. Haloho atas
dukungan doa dan semangat yang luar biasa kepada penulis, Terima kasih juga
untuk kakakku (Rina Wati Sirait/H.Hasugian dan Farida Sirait/ P. Sidabalok),
abangku (Erwandi Sirait dan Jhon Fredi Sirait) dan Kekasihku (Lidya Christina
v
kasih juga kepada teman-teman seperjuangan (Paian, Sumitro, Harrys,
Aris,Herta,Rina dan Elizabeth) beserta seluruh keluarga besar Fisika Dik A 2010
yang tidak dapat penulis tulis satu persatu, terima kasih telah memberikan arti
persahabatan dan kekeluargaan.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan skripsi ini,
namun penulis menyadari masih banyak kekurangan dari segi isi maupun tata
bahasa, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis
berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca baik yang hanya sebagai
bahan bacaan ataupun yang ingin melakukan penelitian lanjutan.
Medan, Juli 2014
Penulis,
DAFTAR ISI
1.2. Identifikasi Masalah 4
1.3. Batasan Masalah 4
2.1.5. Model Pembelajaran Konvensional 13
2.1.6. Model Pembelajaran Problem Based Learning 14 2.1.6.1. Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning 14 2.1.6.2. Ciri-ciri khusus Pembelajaran Berdasarkan Masalah 15 2.1.6.3. Kelebihan Pembelajaran Berdasarkan Masalah 16 2.1.6.4. Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning 16 2.1.6.5. Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan Masalah 20 2.1.6.6. Lingkungan Belajar dan Sistem Manajemen Pembelajaran 22
Berdasarkan Masalah
2.1.7. Materi Pembelajaran 23
2.1.7.1. Fluida Statis 23
2.2. Kerangka Konseptual 40
2.3. Hipotesis Penelitian 41
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 42
vii
3.4. Jenis dan Desain Penelitian 43
3.4.1. Jenis Penelitian 43
3.7.1.1. Menghitung Mean dan Standar Deviasi 47
3.7.1.2. Uji Normalitas 48
3.7.1.3. Uji Homogenitas 48
3.7.1.4. Uji Hipotesis 49
3.7.2. Observasi 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 52
4.1.1 Deskripsi Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 52 4.1.2. Deskripsi Data Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 52
4.2. Uji Persyaratan Analisis Data 55
4.2.1. Uji Normalitas 55
4.2.2. Uji Homogenitas 56
4.2.3. Uji Hipotesis 57
4.3. Observasi 58
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian 60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 69
5.2. Saran 69
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kapal Selam 23
Gambar 2. Air dalam gelas adalah fluida statis 23
Gambar 3. Tekanan Hidrostatis 24
Gambar 4. Pada kedalaman yang sama tekanan hidrostatis bernilai 25 sama asal zat cair sejenis ( p1 = p2 = p3 )
Gambar 5. Skema hukum utama hidrostatik 26
Gambar 6. Pipa U untuk menentukan massa jenis zat cair 27
Gambar 7. bejana berhubungan 27
Gambar 8. Alat hidrolik pengangkat mobil 28
Gambar 9. Gaya ke atas oleh fluida 29
Gambar 10. Benda Tenggelam karena Wb > FA 31
Gambar 11. Benda melayang karena Wb = FA 31
Gambar 12. Benda terapung karena Wb < FA 32
Gambar 13. Tegangan permukaan mampu menahan berat serangga dan 33 klip yang terapung di atas permukaan air
Gambar 14. Gaya tarik menarik antara partikel dalam zat cair (A) dan 33 di permukaan zat cair (B)
Gambar 15. Tegangan permukaan pada kawat 34
Gambar 16. (a). Air membasahi dinding kaca ,(b). Air raksa tidak 36
membasahi dinding kaca
Gambar 17. Gejala kapilaritas,disebabkan gaya kohesi dan gaya adhesi 36
Gambar 18. Diagram Batang data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 52 Gambar 19. Diagram Batang data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol 53 Gambar 20. Diagram batang kemampuan kognitif siswa pada pretes 54 Gambar 21. Diagram batang kemampuan kognitif siswa pada postes 55 Gambar 22. Diagram batang kategori nilai pretes, aktivitas dan postes 61 Gambar 23. Grafik hubungan nilai pretes, aktivitas dan postes siswa pada 64
kelas eksperimen berdasarkan urutan nilai aktivitas
Gambar 24. Grafik hubungan nilai pretes, aktivitas dan postes siswa pada 65 kelas eksperimen berdasarkan urutan nilai pretes
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP-1 73
Lampiran 2 RPP-2 81
Lampiran 3 RPP-3 90
Lampiran 4 LKS-1 98
Lampiran 5 LKS-2 108
Lampiran 6 LKS-3 118
Lampiran 7 Lembar Aktivitas Belajar Siswa 124
Lampiran 8 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar 126
Lampiran 9 Soal Tes Hasil Belajar Siswa 137
Lampiran 10 Rekapitulasi Pretes Kelas Eksperimen 145 Lampiran 11 Rekapitulasi Pretes Kelas Kontrol 147 Lampiran 12 Rekapitulasi Postes Kelas Eksperimen 149 Lampiran 13 Rekapitulasi Postes Kelas Kontrol 151 Lampiran 14 Data Hasil Belajar Siswa 153 Lampiran 15 Perhitungan Rata-rata,Varians dan Standar Deviasi 156
Lampiran 16 Uji Normalitas 158
Lampiran 17 Uji Homogenitas 161
Lampiran 18 Uji Hipotesis 163
Lampiran 19 Tabel Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen 168
Lampiran 20 Peningkatan Hasil Belajar 174
Lampiran 21 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 178 Lampiran 22 Daftar NiIai Persentil Untuk Distribusi t 179 Lampiran 23 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 180 Lampiran 24 Daftar Nilal Persentil Untuk Distribusi F 181
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Bidang pendidikan memegang peranan yang sangat strategis dalam
keberhasilan suatu negara. “Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka
mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap
lingkungannya, dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi dalam kehidupan masyarakat.” (Syah, 2008:10).
Semakin tinggi kualitas pendidikan suatu negara maka pembangunan di
negara tersebut juga semakin maju.Jika kualitas pendidikan suatu negara itu
bagus,maka sumber daya manusia (SDM) warga negaranya juga bagus dan negara
tersebut dapat dikategorikan sebagai negara maju. Sebaliknya,jika kualitas
pendidikannya rendah maka negara tersebut dapat dikategorikan sebagai negara
tertinggal atau negara berkembang.
Harapan untuk memiliki sumber daya manusia yang mampu bersaing di
dunia internasional adalah impian dari pemerintah dan tak terkecuali setiap warga
negara Indonesia. Akan tetapi, hal itu belum bisa terwujud sampai saat ini
dikarenakan belum tercapainya tujuan dari program pendidikan itu sendiri atau
dengan kata lain kualitas/ mutu pendidikan kita masih sangat rendah. Hal ini dapat
dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Education For All Global
Monitoring Report 2012 yang dikeluarkan oleh UNESCO setiap
tahunnya,Pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 untuk pendidikan di
seluruh dunia dari 120 negara. Data Education Development Index (EDI)
Indonesia, pada tahun 2011 Indonesia berada di peringkat ke-69 dari 127 negara.
(http://kampus.okezone.com/read/2013/06/01/373/816065/astaga-ri-peringkat-ke-64-untuk-pendidikan,diakses 24 Juni 2013 11:31/).
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu mata pelajaran yang
dipelajari dalam pendidikan formal, dan juga termasuk ke dalam mata pelajaran
2
Sekolah Menengah Atas (SMA).Salah satu bagian dari IPA adalah mata pelajaran
Fisika. Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang
mempelajari fenomena dan gejala alam secara empiris, logis, sistematis, dan
rasional yang melibatkan proses dan sikap ilmiah. Namun, kenyataannya fisika
sering dipandang sebagai suatu ilmu yang abstrak oleh siswa dengan teori dan
soal-soal yang sulit.
Berdasarkan pengalaman penulis saat melakukan Program Pengalaman
Lapangan Terpadu (PPLT), bahwa dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa
hanya diberikan teori-teori dan cara menyelesaikan soal-soal fisika tanpa
mengarahkan siswa untuk membawa konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari.
Hal tersebut menyebabkan siswa menjadi tidak aktif dan kreatif sehingga
pelajaran fisika menjadi membosankan dan menjadi salah satu pelajaran yang sulit
dipelajari dan tidak disukai oleh siswa.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMA
Negeri 9 Medan pada tanggal 15 Januari 2014, yakni wawancara dengan Guru
Fisika Bapak Sitorus yang mengungkapkan bahwa hasil belajar fisika siswa masih
rendah,dimana hasil belajar fisika siswa kelas XI dalam Ujian Akhir Semester
Genap pada T.A.2009/2010 rata-rata 55, pada T.A. 2010/2011 rata-rata 50,dan
pada T.A.2011/2012 rata-rata 56,dan pada T.A 2012/2013 rata-rata 55 (Daftar
Kumpulan Nilai Siswa) ,sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
akan dicapai adalah 70. Sehingga dapat dikatakan nilai rata-rata siswa tidak
mencapai kriteria yang diharapkan. Kemudian pada tanggal 25 Januari 2014
peneliti melakukan observasi dengan memberi angket kepada siswa di SMA
Negeri 9 Medan. Berdasarkan instrumen angket yang disebarkan kepada 40 orang
siswa, diperoleh bahwa 42,5 % siswa menyatakan bahwa fisika sulit dan kurang
menarik, 25 % siswa menyatakan bahwa fisika di kelas itu biasa saja, 12,5 %
siswa menyatakan fisika mudah dan menyenangkan, dan 20 % siswa menyatakan
fisika membosankan.
Berdasarkan hasil observasi di kelas XI IPA2 sewaktu guru mengajar,
proses pembelajaran yang terjadi masih konvensional dan berpusat pada guru dan
ataupun minta penjelasan ulang. Siswa lebih sering hanya diberikan rumus-rumus
yang siap pakai tanpa memahami makna dari rumus-rumus tersebut. Siswa sudah
terbiasa menjawab pertanyaan dengan prosedur rutin, sehingga ketika diberikan
masalah maka siswa akan kebingungan.
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa model atau metode mengajar
mempengaruhi suasana dan hasil belajar siswa. Guru yang mengajar dengan
model pembelajaran yang kurang menarik atau cenderung menggunakan model
konvensional dapat menyebakan siswa menjadi bosan, pasif, dan tidak kreatif.
Oleh karena itu guru dituntut untuk menggunakan model pembelajaran yang
disesuaikan dengan kondisi dan situasi belajar agar tujuan akhir belajar dapat
tercapai.
Salah satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan
dikembangkannya keterampilan berpikir siswa (penalaran, komunikasi, dan
koneksi) dalam memecahkan masalah adalah Pembelajaran Berdasarkan Masalah. “PBM merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau
tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan” (Rusman,2010:229)
Berdasarkan hasil penelitian Kennedy (2008) di SMAN 4 Kisaran pada
materi pokok pemuaian diperoleh nilai pretest kelas eksperimen adalah 30,666
dan rata-rata kelas kontrol adalah 31,000. Kemudian setelah melakukan perlakuan
yang berbeda yaitu pembelajaran berdasarkan masalah pada kelas eksperimen dan
pembelajaran konvensional pada kelas kontrol, diperoleh rata-rata nilai postes
pada kelas eksperimen adalah 68,666 dan rata-rata nilai kelas kontrol adalah
49,833. Dan menurut hasil penelitian Lusiana Siagian (2009) di SMPN 2 Rantau
Utara pada materi pokok Listrik Dinamis diperoleh nilai pretes kelas eksperimen
adalah 4,197 dan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 4,132. Kemudian setelah
melakukan perlakuan yang berbeda yaitu pembelajaran berdasarkan masalah pada
kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol, diperoleh
4
kedua penelitian tersebut dapat dilihat bahwa ada pengaruh yang signifikan ketika
siswa diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem base
Learning terhadap hasil belajar siswa.
Setyorini,dkk (2011) dalam penelitiannya menemukan bahwa “hasil kemampuan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan secara signifikan antara
kelas eksperimen yang menggunakan model PBL dan kelas kontrol yang
menerapkan model DI dengan metode ceramah.Hal ini dikarenakan model
Pembelajaran PBL mengajak siswa secara langsung aktif terlibat dalam proses
pembelajaran.”
Dari uraian yang dikemukakan di atas,maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Fluida Statis di Kelas XI SMA Negeri 9 Medan T.A 2013/2014”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi identifikasi
masalah adalah:
1. Siswa jarang diajak berfikir menemukan konsep fisika dalam kehidupan
sehari-hari sehingga fisika menjadi membosankan.
2. Masih rendahnya hasil belajar siswa.
3. Kurangnya minat siswa untuk belajar fisika.
4. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi,dan guru masih
menggunakan model pembelajaran konvensional.
1.3.Batasan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Model pembelajaran yang digunakan ialah model pembelajaran Problem
Based Learning dan Model Pembelajaran Konvensional.
3. Subjek penelitian dibatasi pada siswa Kelas XI SMA Negeri 9 Medan,
Semester Genap T.A. 2013/2014.
1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa rumusan
masalah yang ada, yaitu :
1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menggunakan Model
Pembelajaran Problem Based Learning pada materi pokok Fluida Statis
di kelas XI SMA Negeri 9 Medan T.A. 2013/2014?
2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menggunakan Model
Pembelajaran Konvensional pada materi pokok Fluida Statis di kelas XI
SMA Negeri 9 Medan T.A. 2013/2014?
3. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa akibat pengaruh Model
Pembelajaran Problem Based Learning dengan pembelajaran
Konvensional pada materi pokok Fluida Statis di kelas XI SMA Negeri 9
Medan T.A. 2013/2014?
4.
Bagaimanakah aktivitas siswa selama proses pembelajaran menggunakanModel Pembelajaran Problem Based Learning pada materi pokok Fluida
Statis di kelas XI SMA Negeri 9 Medan T.A. 2013/2014?
1.5.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan Model
Pembelajaran Problem Based Learning pada materi pokok Fluida Statis
di kelas XI SMA Negeri 9 Medan T.A. 2013/2014.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan Model
Pembelajaran Konvensional pada materi pokok Fluida Statis di kelas XI
SMA Negeri 9 Medan T.A. 2013/2014.
3. Untuk mengetahui ada perbedaan hasil belajar siswa akibat pengaruh
6
Konvensional pada materi pokok Fluida Statis di kelas XI SMA Negeri 9
Medan T.A. 2013/2014.
4. Untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran
menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning pada materi
pokok Fluida Statis di kelas XI SMA Negeri 9 Medan T.A. 2013/2014.
1.6.Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini ialah :
1. Sebagai masukan bagi guru agar dapat memahami model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dan menerapkannya dalam
pembelajaran.
2. Bagi peneliti, dapat lebih memperdalam pengetahuan mengenai Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk dapat diterapkan
dimasa yang akan datang.
3. Bahan referensi yang dapat digunakan para peneliti lain yang berminat
untuk melakukan penelitian yang serupa.
1.7 Defenisi Operasional
1. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajarnya (Nana Sudjana, 2005: 22).
2. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas
atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan
perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film,
komputer, kurikulum, dan lain-lain ( Joyce dalam Trianto,2007).
3. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBM) merupakan inovasi dalam
pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berpikir siswa betul-betul
dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang
sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji,
dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan tabulasi, perhitungan dan pengujian hipotesis
diperoleh beberapa kesimpulan antara lain:
1. Hasil belajar siswa pada materi pokok Fluida Statis dengan menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning di kelas XI SMA Negeri 9
Medan Semester Genap T.A. 2013/2014 memiliki rata-rata 81,06 dengan
kategori baik.
2. Hasil belajar siswa pada materi pokok Fluida Statis dengan menggunakan
pembelajaran konvensional di kelas XI SMA Negeri 9 Medan Semester
Genap T.A. 2013/2014 memiliki rata-rata 73,24 dengan kategori baik.
3. Ada perbedaan hasil belajar siswa akibat pengaruh model pembelajaran
Problem Based Learning dengan pembelajaran Konvensional pada
materi pokok Fluida Statis di kelas XI SMA Negeri 9 Medan Semester
Genap T.A. 2013/2014, dengan thitung = 3,35 > ttabel = 1,66.
4. Aktivitas belajar siswa pada materi pokok Fluida Statis dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning di kelas XI
SMA Negeri 9 Medan Semester Genap T.A. 2013/2014 memiliki
rata-rata 52,26 dengan kategori Cukup aktif.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti
mempunyai beberapa saran:
1. Bagi mahasiswa calon guru hendaknya lebih memahami model pembelajaran
berdasarkan masalah sebagai salah satu upaya untuk mengaktifkan siswa
belajar, menambah kreativitas dan semangat belajar siswa, serta
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model pembelajaran
70
efisiensi waktu pada tahap ”mengembangkan dan menyajikan hasil karya”,
karena pada tahap ini hampir semua siswa ingin menampilkan hasil diskusi
mereka.
3. Ditinjau dari aktivitas pembelajaran,belum ada siswa yang maksimal
mencerminkan akvitas model pembelajaran Problem Based Learning. Bagi
peneliti atau guru selanjutnya supaya hendaknya memperbaiki redaksi
indikator yang ada dalam sintaks yang belum maksimal yaitu Menunjukkan
masalah, Merumuskan hipotesis, Mengidentifikasi masalah, Menganalisis
Daftar Pustaka
Arends, R.I., (2008), Learning To Teach, Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Arikunto.S, (2003), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Djamarah, Z., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed, Medan.
Lestari,N.N.,(2011), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar fisiska Bagi siswa Kelas VII SMP. Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pengajaran program Pasca Sarjana UNDIKSHA: 1-21
Rusman, (2010), Model-Model Pembelajaran, Penerbit Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Sagala, S., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Sanjaya,W.,(2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan , Penerbit Kencana, Jakarta.
Sardiman.,(2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.
Sardiman,(2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Setyoroni, S., Sukiswo, S.E., dan Subali, B., (2011), Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7, 52-56, Jurusan Fisika FMIPA Unnes.
72
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana,(2005), Metode Statistika, Penerbit Tarsito¸ Bandung.
Sudjana, (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Sudjana,N.,(2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit Rosdakarya, Bandung.
Syah,M.,(2008), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Trianto,(2007), Model-Model Pembelajaran Inovatif berorientasi Konstruktivistik, Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.
Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Penerbit Kencana, Jakarta.