• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penguatan Forum DAS Sebagai Sarana Pengelolaan DAS Secara Terpadu dan Multipihak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penguatan Forum DAS Sebagai Sarana Pengelolaan DAS Secara Terpadu dan Multipihak"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

DAS Sebagai Sarana Pengelolaan DAS Secara

FORUM

DAN

Christine

Koordinator Nasional Kemitraan Jasa Lingkungan WWF-Indonesia d a n

Jurusan Universitas Lampung

Abstract

It has become a common understanding that the watershed management in Indonesia in this era lacks the sufficient information on the natural resources, not t o mention the limitations reflected in the past and current activities. As a result, the watershed management of one river, one plan, one management is impossible t o be implemented. The Draft of Government Regulation (Rancangan Peraturan Pemerintah) on the watershed management describes the principles as follow: (I.) is t o be considered as one natural ecosystem, one plan, one integrated management; (2.) The watershed management should include the multi stakeholders be well planned, well coordinated, integrated, and sustainable; The watershed management uses the adaptive approach for the dynamic and characteristic conditions; cost and benefit sharing is applied so that the multi stakeholders have the specific rights and responsibilities t o the destruction of the natural resources and itsimpacts t o other areas. There has t o bean institution whichapplies those certain principles t o the gap of information on the watershed management with regards t o the availability, dissemination and updating, therefore an integrated watershed management by forum which consisting the stakeholders isa necessity. The forum has t o be functional, strengthenedasthe motor andcatalyst of t h e watershed management, and recognized by all members.

Secara umum diketahui bahwa salah satu kelemahan pengelolaan DAS di lndonesia di era desentralisasi saat ini yaitu terbatasnya ketersediaan informasi sumberdaya yang serta kungkungan (ego) sektoral yang tercermin dari berbagai kegiatan yang telah, maupun kegiatan yang akan dilaksanakan. Akibatnya, pengelolaan DAS, yangseharusnya one river, one plan, onemanagement, tidak diimplementasikan. Rancangan Peraturan Pemerintah Pengelolaan DAS dijabarkan bahwa Prinsip-prinsip Pengelolaan DAS harus dipahami sebagai suatu ekosistem satu rencana, satu sistem pengelolaan terpadu; (2.) Pengelolaan DAS dilakukan secara terencana, melibatkan multipihak, terkoordinasi, rnenyeluruh, terpadu berkelanjutan; Pengelolaan dilaksanakan dengan pendekatan terhadap perubahan kondisi yang

sesuai dengan karakteristik DAS; Pembagian biaya multipihak, agar pihak-pihak yang terlibat mempunyai hak yang dalam memperoleh dan menanggung akibat kerusakan sumberdaya di wilayahnya serta pengaruhnya wilayah lainnya. mengatasi kesenjangan informasi pengelolaan DAS terkait dengan ketersediaan, diseminasi updating maka diperlukan suatu institusi yang dapat menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Dengan demikian adanya suatu forum multipihak yang mengelola DAS secara terpadu mendesakuntukdibentuk, difungsikan dikuatkan sebagaimotordan katalisatorpengelolaan di suatu wilayah yangdisepakatioleh paraanggotaforum DAS tersebut.

(2)

Lokakarya DAS: pengembangan Data" September 2007

Pengelolaan DAS harus dijalankan berdasarkan prinsip kelestarian sumberdaya (resources sustainability) memadukan secara seimbang (balance) antara prinsip produktifitas dan sumberdaya (sustainabilty = productivity conservation resources). Kedua prinsip hendaknya diimplementasikan dalam pengelolaan DAS untuk mencapai pengelolaan DAS (Asdak yaitu: (a) meningkatkan stabilitas tata air; (b) meningkatkan stabilitas termasuk mengendalikan proses degradasi lahan; (c) meningkatkan pendapatan petani; serta (d) meningkatkan perilaku masyarakat ke arah kegiatan konservasi yangmengendalikan aliran permukaan dan

Secara fisik DAS didefinisikan sebagai suatu wilayah yang dibatasi pemisah alam (punggung bukit) yang menerima dan mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta mengalirkannya melalui sungai utama dan keluarpada satu titik outlet et al. Dalam Rancangan Peraturan Pemerintah Pengelolaan DAS disebutkan bahwa DAS sebagai kesatuan ekosistem yang utuh dari hulu sampai hilir memiliki fungsi penting dalam mendukung pembangunan ekonomi yang

Sesungguhnya, DAS merupakan suatu megasistem kompleks dari hulu ke hilir yang dibangun sistem fisik (physicalsystems), sistem biologis (biological systems) dan sistem manusia (human systems). Setiap sistem dan sub sistem di dalamnya dimiliki dan atau oleh pihak yang sama ataupun berbeda yang kesemuanya saling berinteraksi. tiap-tiap komponen serta hubungan komponen menentukan kualitas ekosistem DAS itu sendiri. Tiap-tiap komponen memiliki sifat yang khas dan keberadaannya tidak berdiri sendiri, melainkan berhubungan dengan komponen lainnya membentuk kesatuan sistem ekologis (ekosistem). Gangguan terhadap satu komponen ekosistem akan dirasakan oleh komponen lainnya dengan sifat dampak yang berantai. Keseimbangan ekosistem akan apabila kondisi hubungan timbal balik komponen berjalan dengan baik dan optimal. Manusia penting dan dominan dalam rnempengaruhi kualitas suatu DAS.

Berdasarkan ulasan diatas definisi DAS yang lain, yaitu DAS dapat dipandang sebagai sumberdaya alam dengan (private, common, state property), dan

sebagai penghasil barang dan jasa, baik bagi individu kelornpok masyarakat maupun bagi publik secara luas serta menyebabkan interdependensi pihak, individu kelompok rnasyarakat.

Permasalahan dari hulu ke hilir di suatu yang terkait dengan perencanaan dan pengaturan pemanfaatan lahan memanglah kompleks, baik dari segi perundangan rnaupun konsistensi implementasi (pemantauan, evaluasi dan pengenaan sanksi penyimpangan). Dengan demikian pengelolaan SDA di suatu wilayah DAS

secara terpadu dan berkelanjutan harus Bagaimana dan dengan rnelalui apa agar pengelolaan DAS dapat dilakukan secara terpadu dan merupakan tanggung pihak adalah pertanyaan kritis yang akan melalui makalah ini.

2 .

Ulasan yang disajikan dalam paper ini melalui dua pendekatan yang digunakan untuk permasalahan sumberdaya alam dan lingkungan di DAS secara umum, yaitu: pendekatan sistem dan pendekatan ekologi. Selain itu dilakukan pula terhadap beberapa literatur dan referensi-referensi yang antara lain dengan

(3)

Forum DAS Sarana Pengelolaan DAS Secara Terpadu dan

melakukan teiaah teoritis dan teknis mengenai kondisi DAS, telaah dan potensi DAS terhadap kegiatan pembangunan ekonomi, dan kajian mengenai interaksi antara tata guna lahan dengan kegiatan pembangunan, serta fungsi DAS sebagai sentra kegiatan ekonomi masyarakat.

3.

3.1. yang dan

Hufschmidt tiga dimensi pendekatan dalam pengelolaan DAS adalah: (a) Pengelolaan DAS sebagi proses yang melibatkan perencanaan dan pelaksanaan yang terpisah tetapi erat berkaitan; (b) Pengelolaan DAS sebagai perencanaan pengelolaan dan sebagai alat program pengelolaan DAS melalui kelembagaan yang dan terkait; (c) Pengelolaan DAS sebagai serial aktivitas yang berkaitan dan memerlukan perangkat pengelolaan yangspesifik.

ini kondisi di menunjukkan bahwa pengelolaan DAS dibatasi oleh yang bersifat (negara, provinsi, kabupaten) dan ekosistem alamiahnya kurang dimanfaatkan. Aktivitas d i bagian hulu umumnya mendorong terjadinya aktivitas ekologis d i daerah hilir, misalnya erosi dan atau banjir. Berarti, adanya bencana banjir, erosi dan sebagainya berlangsung berdasarkan kondisi ekoiogis atau DAS yang ada dan bukan karena pengaruh yang bersifat atau administratif.

Ketika bencana datang, karena adanya fragmentasi pengeloaan DAS di Indonesia maka tidak dapat secara sepihak satu departemen teknis menunjuk departemen teknis lainnya yang bertanggungjawab terjadinya bencana tersebut. Pelaksanaan pengelolaan DAS di daerah hulu melibatkan Departemen Kehutanan, Departemen Pertanian dan Departemen Dalam Negeri. Kemudian dibagian tengah umumnya

oleh Departemen Pekerjaan Umum, Pertanian, Departemen Dalam Negeri. Sedangkan d i bagian hulu atau pesisir melibatkan Departemen Kehutanan dan Departemen Kelautan dan Perikanan. Selain itu ada pula departemen lainnya yang juga memiliki wewenang mengelola yaitu Departemen Perindustrian, Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral, Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata, dan Meneteri Negara Lingkungan Kesemuanya i t u terjadi dikarenakan ada keterpaduan dan koordinasi kelembagaan dan program diantara kesemua kementerian, atau bisa juga dikatakan bahwa 3 (tiga) dimensi dalam pengelolaan DAS tidak diimplementasikan secara benar.

Berdasarkan jabaran di maka Perencanaan Pengelolaan DAS Secara Terpadu harus dilakukan. Beberapa faktor yang mengharuskan pengelolaan DAS diselenggarakan secara terpadu adalah: (I) terdapat keterkaitan antara berbagai kegiatan dalam pengelolaan sumberdaya alam dan pembinaan aktivitas manusia dalam penggunaannya,

( 2 ) melibatkan berbagai disiplin ilmu yang mendasari dan mencakup berbagai bidang

kegiatan, (3) interaksi daerah hulu sampai hilir yang dapat berdampak negatif maupun sehingga memerlu-kan koodinasi antarpihak.

Adapun ciri-ciri pokok bahwa DAS secara terpadu adalah sebagai berikut: (I.) sasaran yang yaitu suatu pencapaian yang telah direncanakan dan diharapkan akan terjadi pada masa datang, (2) strategi waktu, yaitu penjadwalan untuk mengkoordi-nasikan dan mengintegrasikan setiap kegiatan dalam mewujudkan sasaran, (3) melibatkan berbagai sektor dan disiplin ilmu yaitu upaya melibatkan dan

(4)

Prosiding Pengelolaan pengembangan Data" 5 September 2007

mengkoordinasikan serta sektor d a n disiplin menuju sasaran bersama, (4)

tumbuhnya motivasi setiap sektor, dengan mengacu pada keterlibatan berbagai sektor proses penetapan sasaran akan merangsang keinginan atau tekad untuk mencapai

Karena pengelolaan terpadu berarti adanya pengelolaan yang antara hulu

sampai dengan hilir maka langkah awal dalam pengelolaan DAS terpadu adalah

kannya kajian aspek sumberdaya alam d a n air), kajian aspek t a t a ruang serta

kajian aspek sosial-ekonomi-budaya d a n kelembagaan. Kajian ketiga aspek

kan p a d a sektor-sektor p e m b a n g u n a n y a n g ( p e r t a m b a n g a n , pertanian,

perkebunan, peternakan, industri, kehutanan, dan pariwisata). Kajian meliputi:

(I.) kinerja lingkungan termasuk aspek ekonominya, yaitu ketika biaya yang

diperlukan untuk pengelolaan sumberdaya dikaitkan dengan keuntungan ekonomi yang

akan diperoleh dari proses pengelolaan sumberdaya di sepanjang DAS tersebut; ( 2 . )

arahan program d a n rencana tindakan dalam pengelolaan lingkungan DAS.

itu pengelolaan DAS yang terpadu memerlukan d a t a d a n informasi

yang valid d a n di-update sesuai dengan perkembangan yang terjadi. Kemudian

d a t a d a n informasi disusun sebagai suatu sistern basisdata DAS yang

komprehensif d a n diakses oleh s e m u a pihak yang memerlukan. Artinya,

pengelolaan DAS yang terpadu pun harus dilakukan secara partisipatif oleh multipihak yang agar d a t a d a n informasi yang terkumpul adalah benar-benar menggambarkan kondisi yang sebenarnya ada di lapangan. Dengan ketersediaan d a n perkembangan teknologi informatika s a a t ini, maka perwujudan strategi pengelolaan SDA atau DAS secara

terpadu d a n berkelanjutan berdasarkan kondisi dan d a t a kekinian yang valid

merupakansesuatu yangsangat mungkin.

Rancangan Peraturan Pemerintah Pengelolaan DAS menguatkan

nya pengelolaan DAS secara terpadu d a n multiphak karena disebutkan bahwa

Pengelolaan DAS harus meliputi: DAS harus dipahami sebagai suatu

alami, s a t u rencana, satu sistem pengelolaan terpadu; Pengelolaan DAS dilakukan

secara terencana, multipihak, terkoordinasi, menyeluruh, t e r p a d u dan

berkelanjutan; (3.) Pengelolaan DAS dilaksanakan dengan pendekatan terhadap

perubahan kondisi yang dan sesuai dengan karakteristik DAS; d a n (4.) Pembagian

biaya d a n multipihak, agar pihak-pihak yang terlibat mempunyai hak

d a n kewajiban yang dalam memperoleh d a n menanggung akibat

kerusakan sumberdaya alam diwilayahnya serta pengaruhnya bagi wilayah lainnya. Pengelolaan DAS secara terpadu d a n multipihak sudah tidak bisa ditawar lagi

karena di terjadi kerancuan dalam pengelolaan DAS di bagian hulu,

tengah d a n hilir. Diperlukan adanya review d a n koordinasi pengkajian ulang

d a n tanggung jawab setiap lembaga pemerintah dalam pengelolaan DAS di hulu, tengah d a n hilir. Kesemuanya itu memerlukan percepatan dalam pelaksanaannya karena

Kartodiharjo e t al. DAS merupakan suatu megasistem yang terkait antara

sistem satu dengan sistem lainnya (Gambari).

Diperlukan adanya lembaga yang secara khusus d a p a t mengkoordinasi semua

p r o g r a m m e n u j u p e n g e l o l a a n DAS s e c a r a b e r k e l a n j u t a n . P e d o m a n

Penyelenggaraan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai yang diterbitkan oleh Dephut pada

tahun disebutkan bahwa kebijakan pengelolaan DAS yang meliputi aspek

programming-controlling-budgeting d a p a t dilaksanakan tim yang berbentuk

(5)

Sebagai Sarana

dengan tingkatan wilayahnya. lingkup nasional disebut sebagai DAS

sedangkan untuk lingkup regional dan disebut sebagai Forum DAS

dan Daerah.

WATERSHED MEGASYSTEM

ATMOSPHERIC SUB SYSTEM Energy of the Sun

Benthos Phytoplankton

.

Fis..

Aquatic Vertebrates

SUB SYSTEM

Agriculture Fishing

h

.

Recreation &Tourism

Energy Manufacturing

SUB SYSTEM Aquatic Chains Health

+Navigation Pr

Surface Runoff

.

Water discharge Groundwater Evapotranspiration Sediments.

SUBSYSTEM

Salinity and Structure of authority

SYSTEM Staff and line functions a and Fauna on

merged land and me on Flood free-zone

cover on soil

.

Rock structure River Profile

pressure group Land tenancy

of assets Redistributiom

SUB SYSTEM

Planning legislation Environmental

Garnbar I. Megasistern Daerah Sungai

3.2.

Berdasarkan Pedornan Pernbentukan Forum DAS (Direktorat PDAS d a n

Rehabilitasi Lahan yang disebut sebagai Forum DAS adalah konsultasi dan

komunikasi para pihak yang berkepentingan dengan DAS rangka

rnernbantu dalarn rnelaksanakan koordinasi t a t a pengaturan

(6)

Prosiding "Sistem

Data" 5 September 2007

Lebih lanjut dijabarkan bahwa Forum DAS Provinsi mempunyai pokok

menetapkan kebijakan, strategi dan program pengelolaan DAS pada tingkat regional. Sedangkan Forum DAS Daerah menetapkan kebijakan, strategi program, pelaksanaan dan

pembiayaan pengelolaan DAS pada tingkat DAS atau Dengan demikian

fungsi Forum DAS adalah :

I. Mengkaji kebijakan, rencana danprogram yangsedangdan akan dilaksanakan di dalam

DAS;

2. Mengkaji permasalahan-permasalahan yang timbul akibat kegiatan-kegiatan

pengelolaan DAS d a n bencana

3. Memberi pertirnbangan d a n saran pemecahan masalah kepada Menteri, Gubernur

Walikota antara lain mengenai:

a. penggunaan d a n pemanfaatan wilayah DAS sesuai dengan kemampuannya, pengembangan d a n pemanfaatan

c. pelaksanaan penambangan bahan galian DAS,

d. penentuan lokasi, bentuk konservasi d a n air serta reklamasi lahan bekas

e. pengendalian bencana alam, dan daya rusak air seperti banjir dan

kekeringan,

f. pelaksanaan rehabilitasi d a n konservasi DAS.

4. Memfasilitasi d a n a t a u rnenyelenggarakan rapat-rapat Forum DAS wilayah

administrasi dalam rangka komunikasi, konsultasi, sosialisasi d a n koordinasi pengelolaan DAS.

Berkaitan d e n g a n fungsinya rnaka Forum DAS mempunyai wewenang

sebagai berikut:

Mengundang d a n menyelenggarakan d a n insidentil dalam rangka

menyelesai-kan konflik antara kepentingan instansional, masyarakat dan

daerah.

2. Merekomendasikan prioritas penggunaan dan pemanfaatan wilayah DAS untuk

keamanan in-situ d a n ex-situ serta kesejahteraan masyarakat.

Merekomendasikan kegiatan Rehabilitasi dan Lahan, pernbangunan

konservasi d a n air di wilayah DAS dan pengamanan air

untuk DAS d a n investasi vital yang ada d a n untuk upaya antisipasi bahaya

banjir, erosi, sedimentasi d a n kekeringan.

4. Memberikan saran pertimbangan terhadap kegiatan pertambangan bahan galian

terutama yangmerubah permukaantanah wilayah DAS berikut reklamasinya.

5. Memberi masukan kepada potensi

masalah yang rnungkin timbul akibat penggunaan dan pemanfaatan wilayah DAS serta

konflik yangterjadi Unit Daerah.

6. Memberikan rekomendasi atau saran pertimbangan kepda

Walikota dalam p e n e n t u a n kebijakan pengelolaan DAS.

Menyampaikan perkembangan penyelenggaraan kebijakan pengelolaan DAS

kepada

Keanggotaan Forum DAS harus mewakili tiga kelompok utama yaitu pemerintah dan daerah), dunia usaha, dan kelompok masyarakat. Dengan demikian forum ini

dapat disebut sebagai forum yang keanggotaannya multipihak. dengan akhirtahun

(7)

Pengelolaan Secara dan

telah 27 Forum DAS untuk mengawal peiaksanaan upaya DAS

secara terpadu dan multipihak di Indonesia. makalah ini akan secara

singkat d a n operasional Forum DAS Nusa Tenggara Timur,

Bikuma (Papua) dan Kapuas (Kalimantan

3.3. dari DAS Nusa Tenggara Timur

Berdasarkan SK. NTT Nomor; telah terbentuk Forum

DAS yang diharapkan d a p a t melakukan mediasi, fasilitasi d a n inovasi dalam

pengelolaan DAS secara terpadu d a n independen. Daerah kerja ForDAS seluruh

Provinsi namun sebagai area kerja prioritas forum adalah DAS Benain Noelmina.

Potensi sumberdaya dan lingkungan DAS Benain-Noelmina meliputi

daya lahan, air, sumberdaya mineral, d a n peternakan, merupakan a s e t

pembangunan yang harus secara baik d a n benar. Terlebih DAS ini merupakan DAS

prioritas untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur (berdasarkan No.

Pembangunan DAS dilakukan tidak hanya untuk kebutuhan

generasi sekarang, melainkan juga harus dapat kebutuhan generasi

mendatang. Sesuai dengan TAP MPR No. pengelolaan sumberdaya d a n

lingkungan harus dilakukan dengan prinsip berkeadilan, berkelanjutan dan

lingkungan.

DAS Benain sebagai bagian dari ruang yang memiliki karakteristik tersendiri,

wilayahnya melintasi wilayah 3 kabupaten yang merupakan satu kesatuan ekologis yang

tidak dapat dipisahkan. Ketiga kabupaten adalah Kabupaten Kabupaten

dan Kabupaten (Gambar 2). Demikian pula dengan DAS Noelmina yang

merupakan bagian dari ruang dengan karakteristik tersendiri, dan melintasi wilayah 2

kabupaten yang merupakan satu kesatuan ekologis yang tidak dapat dipisahkan. Kedua

kabupaten adalah Kabupaten Selatan dan Kabupaten Kupang

2. Pembagian Wilayah DAS Benain Gambar 3. Pembagian Wilayah DAS

Penyusunan Konsep Pengelolaan DAS Benain-Noelmina Secara Terpadu telah dilakukan secara partisipatif, dengan melibatkan pihak-pihak pemangku kepentingan, yaitu melalui Forum DAS (ForDAS) NTT. Masing-masing pihak memberikan

(8)

Prosiding Inisiatif Infrastruktur Data" September 2007

berupa program yang akan dilaksanakan di suatu wilayah DAS dan yang

kan untuk secara bersama dengan pihak yang lain karena yang

Dengan dernikian, pembagian biaya dan multipihak harus

dilakukan secara transparan dan disepakati oleh semua pihakyangterkait, agarpihak-pihak

yang terlibat mernpunyai hak dan yang dalarn mernperoleh dan

rnenanggung akibat kerusakan surnberdaya di wilayahnya serta pengaruhnya

bagi wilayah lainnya.

Untuk meningkatkan efektifitas kerja, ForDAS membentuk Kelompok

"Penyusunan Konsep Integrated DAS Benain-Noelmina".

POKJA berkedudukan di sekretariat ForDAS berperan sebagai d a n

katalisator kegiatan ForDAS dalarn menyusun konsep Integrated Watershed Management DAS Benenain-Noelmina. Proses penyusunan konsep Pengelolaan DAS Benain-Noeimina Secara Terpadu dilakukan berdasarkan kerangka kajian yang disepakati. Data yang

dikumpulkan untuk melakukan rneliputi data yang berkaitan dengan kondisi

d a n isu kerusakan DAS Benain-Noelmina, meliputi 8 aspek yaitu: dan peraturan

perundangan; Tata ruang; Ekonomi; kawasan, Sosial, budaya, d a n kelembagaan; Lahan dan

surnberdaya mineral; perkebunan, dan peternakan; kehutanan; dan SDA.

Visi dari Forum DAS adalah: terwujudnya pengelolaan secara terpadu

kerjasarna rnulti pihak demi kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

Sedangkan misi yang menjadi konsentrasi DAS rneliputi beberapa terkait

dengan: perencanaan, implementasi dan aplikasi program d a n monitioring serta

evaluasi, antara lain:

Mendorong sinergitas dalam perencanaan d a n program pengelolaan DAS secara terpadu

2. Mengembangkan desain perencanaan pengembangan DAS terpadu

3. Mendorong penyempurnaan dalam pengelolaan DAS

4. Mendorong multi pihakdalam pengelolaan DAS

5. Mengembangkan model pengembangan DAS sebagai sarana pembelajaran bersama

rneningkatkan kemampuan SDM dalam pengelolaan DAS

6. Mengembangkan media inforrnasidalam pengelolaan DAS

7. Memantapkan kelernbagaan Forum DAS

8. Melakukan kajian d a n opini kritis program pengelolaan DAS

Pengelolaan DAS di dilakukan secara multipihak karena dalam

kepengurusannya meliputi staf pernerintah, LSM, perguruan tinggi dan lembaga

Beberapa capaian strategis yangakan diupayakan Forum DAS, antara lain :

Adanya dukungan aktif para pihak baik dalam komitmen pendanaan,

program strategis, SDM dalarn mewujudkan perencanaan d a n DAS

secara partisipatif pada wilayah dan sektor

dukungan kebijakan dalam pengelolaan DAS

Terbentuknya kerjasama antarpihakdalam pengelolaan DAS

Adanya desain kerjasama yang saling menguntungkan diantara berbagai pihak dalarn pengelolaan DAS

Adanya rurnusan d a n model pengelolaan DAS yang terintegrasi pada wilayah

tengah d a n sebagai wahana bersama

(9)

Penguatan DAS Sarana Secara Terpadu dan

Terpeliharanya ekosistern dalam kawasan DAS dari ancarnan degradasi serta kelestarian plasma nutfah

Tersedianya database yang tepat, akurat, dan terkini sebagai acuan dalam perencanaan pengelolaan DAS yangdapat diakses oleh sernua pihak

Tersedianya media informasidan komunikasi

Adanya peningkatan kapasitas SDM dalam Forum DAS sehingga dapat diandalkan dalam pengelolaan DAS

Tersedianya desain dan strategi pengembangan kapasitas dalam Forum DAS Tersedianya sumber pendanaan yang berkelanjutan untuk mendukung kegiatan- kegiatan

kerjasama dengan sumber-sumber pendanaan (donor)

satu capaian yang signifikan dengan dibentuknya ForDAS yaitu tersedia- nya data yang lengkap potensi dan kondisi DAS di terutama DAS Benain Data dan informasi yang tersedia cukup untuk diakses oleh pihak-pihak yang memerlukannya. Selain itu telah terjadi komunikasi lembaga pengelola DAS dengan frekwensi yang tinggi dibandingkan sebelumnya. Diharapkan ini akan

kepada adanya pemahaman yang sama pengelolaan DAS yang terpadu dan rnultipihak. Sampai saat ini Forum DAS masih terus melangsungkan programnya dengan saling bersinergis lembaga-lembaga anggotanya. Ada beberapa capaian strategis yang belum dapat dicapai sampai dengan tahun namun ada pula

program yang telah dilaksanakan walaupun semula tidak masuk dalam program ForDAS, turut berpartisipasi dalarn pengembangan program Jasa DAS di Kabupaten Belu.

3.4. dari

Luas Kabupaten Merauke adaiah: ha dengan wilayah Wilayahnya meliputi wilayah sub-ecoregion d i wilayah ecoregion Trans Fly yaitu :

Sub-ecoregion muara Digul, dan P. Kirnarn, Bian-Kumbe-Maro (BIKUMA), (3) Sub-ecoregion sungai-sungai kecil Trans Fly dan (4) Sub-ecoregion rnuara Fly.

rangka pengelolaan DAS di Kabupaten Merauke, khususnya Bian, Kumbe dan Maro (atau disingkat BIKUMA) maka dalam yang dilaksanakan pada

dan 2 0 April dibentuklah Forum DAS yang diberi nama FORUM DAS BIKUMA.

Kemudian disahkan Peraturan Bupati Nomor 9 tahun Forum DAS Bikuma Kab Merauke.

Singkatnya, pembentukan ForDAS BIKUMA adalah untuk rnembangun DAS secara seimbang antara kepentingan ekonorni, sosial budaya dan ekologi atau

sehingga lestari surnberdaya baik sumberdaya lahan, air, keragarnan hayati baik darat rnaupun air. Selain itu, adanya komunikasi dan koordinasi lernbaga dalarn pengelolaan DAS di wilayah selatan Papua antara lain agar pembagian biaya dan rnanfaat multi-pihak diketahui dan disepakati oleh semua. Dan, agarpihak-pihak yang terlibat bahwa rnereka mempunyai hak dan kewajiban yang dalam rnemperoleh rnanfaat dan rnenanggung akibat kerusakan sumberdaya alarn di wilayahnya serta pengaruhnya bagi wilayah lainnya.

(10)

Pengelolaan pengembangan Data" 5 September 2007

Adapun Struktur Organisasi Forum DAS Bikuma, terdiri dari; Penasehat: Bupati Kabupaten Merauke, Ketua DPRD Kabupaten Merauke, Kehutanan Kabupaten Merauke, Ketua LMA Malind Anim Kabupaten Merauke, dan Ketua Forum DAS Propinsi Papua. Kemudian Hariannya meliputi: Ketua, Wakil Ketua I, Wakil Ketua

Sekretaris, Wakil Sekretaris dan Bendahara. operasionai sehari-hari,

dibantu oleh Komisi yaitu: (I) Komisi Tata Ruang dan Pemanfaatan Lahan, (2) Komisi Lingkungan, Sosial, Ekonmi dan Budaya, (3) Komisi Konservasi,

Rehabilitasi dan Lahan, dan (4) Komisi Sumber Daya Air. Setiap Komisi terdiri dari satu koordinator dan 7 anggota yang terdiri dari instansi dan lembaga terkait termasuk Masyarakat dengan masa bakti Forum DAS selama 3 tahun yaitu tahun

-

Forum DAS Bikuma adalah konsultasi dan komunikasi para pihak (stakeholders) yang berkepentingan dalam pengelolaan DAS dalam rangka membantu Bupati dalam melaksanakan koordinasi tata pengaturan DAS. pokok Forum DAS adalah terhadap rencana, pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan DAS sebagai masukan kepada pengambii baik Eksekutif maupun

Dari pembiayaan, biaya yang dibutuhkan untuk menjalankan FORUM DAS adalah biaya operasional, kesekretariatan seperti komputer, komunikasi, bahan dan alat tulis, (honor) staf dan biaya serta biaya operasional yang bersifat eksidentil untuk pengkajian suatu kasus pada tingkat rencana dan dampak kegiatan di di dalam DAS. Para anggota Forum DAS sepakat bahwa sekretariat berada di gedung JI. Yani, Merauke. Dana untuk pembiayaan Forum DAS diren- canakan akan bersumber dari APBN, APBD dan sumber-sumber lain yang tidak mengikat seperti para pengguna sumber air, dan lahan serta dari para pemerhati lingkungan baik dalarn rnaupun luar negeri. Karena kesibukan para anggota ForDAS sejak terbentuk saat ini belum ada kegiatan yangsecara khusus dilaksanakan oleh Forum tetapi dengan telah dilakukan untuk melaksanakan berbagai kegiatan tahun yanglalu antara lain:

a. Pemanfaatan dan Ketersediaan Air Bersih di Kota Merauke b. Mengikuti Pelatihan

c. Wearingdengan DPRD Kabupaten Merauke DAS d. lnventarisasi Daerah Masyarakat

e. membahas CERHAN

f. Mengikuti Rencana Revisi Pengelolaan Lahan dan Air

Sebagaimana diuraikan sebelumnya bahwa ForDAS Bikuma belum bisa melaksana- kan programnya karena kesibukan para anggotanya. seperti ini

mungkin ditemui dalam pengembangan suatu Forum dan dapat diminimalkan bila ada dan wewenang di ForDAS secara dan disesuaikan dengan kapasitas yangdimiliki oleh lembaga yang bersangkutan. itu disusun program yang berjangka pendek dengan capaian jelas serta mungkin dicapai dalam waktu yang

Dengan demikian, kesuksesan yang dicapai akan dapat menjadi pemicu semangat anggota ForDAS untuk dapat lebih berhasil Namun, bagaimanapun, dengan telah dibentuknya ForDAS Bikuma rnaka frekwensi pertemuan para pengelola DAS Bikuma

lebih tinggi sehingga diharapkan akan dapat pula rneningkatkan koordinasi diantara

(11)

Secara

rnereka. Karena ini belurn beroperasi secara maka ketersediaan d a t a dan

inforrnasi valid untuk DAS Bikuma masih terbatas demikian pula dalam

nya.

Dengan adanya tersebut, Forum DAS Bikuma telah melakukan

program dan kinerja selama satu tahun terakhir pada 5-6 Juni 2007

yang lalu. Berdasarkan workshop selama 2 (dua) hari telah disusun kembali

program kerja di setiap disesuaikan dengan kapasitas yang a d a baik kapasitas SDM

dan finansial. itu para anggota Bikuma juga sepakat untuk

bangkan rnekanisme lingkungan DAS Bikuma.

3.5. dari Proses Kalirnantan

Diketahui bahwa Provinsi Kalimanatan memiliki luasan DAS Kalimantan

sekitar ha terdiri DAS sebagai berikut:

DAS Sambas Ds, seluas Ha (prioritas DAS

2. DAS Kapuas Ha (prioritas

3. DAS Ds, seluas Ha

4. DAS Kepulauan Karimata seluas Ha

Sungai Kapuas dengan panjang Km yang m e m b e n t a n g dari Kabupaten

Kapuas Hulu hingga Kota Pontianak sungai yang berperan penting

untuk berbagai keperiuan, diantaranya sebagai s u m b e r air bersih maupun

irigasi. Disamping itu sebagian wilayah DAS Kapuas juga berperan penting dalam fungsinya

sebagai kawasan konservasi. Seiring d e n g a n peningkatan kesejahteraan

masyarakat, kawasan untuk berbagai pemenuhan kebutuhan (sarana

pernukiman, perdagangan dan industri, perhubungan, perkantoran, pariwisata d a n lain) akan meningkat dengan cepat. Dengan adanya perubahan penggunaan lahan

maka implikasinya adalah adanya perubahan perilaku hidrologis sungai maupun

perubahan kualitas air sungai. Para pihak di Kalimantan melakukan kegiatan

perencanaan d a n pengelolaan DAS partisipatif untuk menyusun konsep pengelolaan Kapuas secara terpadu, meliputi:

Penyusunan basisdata DAS yang mutakhir (up t o date) untuk

kepentingan perencanaan, penataan, pemanfaatan, pemantauan, pengendalian, dan sebagai media koordinasi antarpengelola.

2. Evaluasi potensidan masalah lingkungan dansumberdaya alam untuk menentukan

prioritas pengendalian kerusakan lingkungan DAS Kapuas.

3. arahan perencanaan strategis pengelolaan DAS Kapuas.

Sampai ini Forum DAS terpadu di Kalimantan belum dibentuk secara

formal karena belum adanya kesepakatan dari para pihak yang terkait d a n baru terbentuk tim forrnatur. Proses pembentukan Forum DAS dikoordiniir oleh BPDAS Kalbar.

kan distribusi DAS yang a d a di Kalimantan maka direncanakan struktur organisasi

Forum DAS di Kalimantan adalah sebagai berikut: Forum DAS Terpadu Kalimantan

dengan cabang-cabang Forum DAS Kapuas, Forum DAS Sambas, Forum DAS

dan Karimata. Struktur organisasi dirancang berdasarkan pembagian

luasan wilayah, biaya dan multipihak. Selain itu, a g a r pihak-pihak yang

terlibat mempunyai hak dan yang dalam d a n

menanggung akibat kerusakan sumberdaya alam di wilayahnya pengaruhnya

bagi wilayah lainnya.

(12)

Prosiding Pengelolaan pengembangan Data" September 2007

lmplementasi pengelolaan DAS secara terpadu d a n multipihak tidak d a p a t ditawar

lagi di Indonesia. Konsep ini mengupayakan agar aktivitas yang berlangsung di

permukaan tidak berakibat pada terjadinya degradasi sumberdaya

termasuk d a n air baik di daerah tengah d a n hilir DAS. Pengelolaan DAS dengan

mekanisme ini akan memaksimalkan keuntungan sosial-ekonomis dari aktivitas t a t a

guna lahan di DAS dan akan meminimalisasi dampak negatif di daerah hilirnya. Forum DAS

adalah s a t u alternatif lembaga yang secara teoritis mampu untuk mengemban

pengelola-an DAS yang terpadu dan multipihak menujufungsi DAS yang d a n

berkelanjutan. Bentuk d a n susunan organisasi Forum DAS di setiap wilayah hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan wilayah agar d a p a t beroperasional secara efektif. Artinya, ForDAS merupakan suatu lembaga yang spesifik dan d a p a t berbeda antara wilayah satu

dengan lainnya. dari ketiga ForDAS yang dijabarkan pembelajarannya

menunjukkan bahwa opera-sional ketiganya belum optimal d a n ternyata memerlukan

waktu yang cukup lama untuk optimaiisasi tersebut. Secara umum, walaupun

ForDAS baru beberapa langkah dalam melakukan programnya sudah menunjukkan

pengaruh yang dalam pengelolaan DAS di wilayahnya. Diperlukan adanya

"dorongan" dari lembaga pemerintah yang terkait operasional" ForDAS

akan meningkat, misalnya will" yang nyata d a n bukan sekedar sebagai "second

bagi lembaga yang berwenangdalam pengelolaan DAS di Indonesia.

Terima kasih kepada: Hakim, Yenni Noemi, Marco Wattimena, Thomas Barano,

Hermayani d a n Palgunadi serta pihak-pihak lain dukungan d a n

kerjasamanya dalam penyusunan makalah ini.

Asdak C. Hidrologi d a n Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University

Press.

Direktorat Jendral Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Departemen

Pedoman Penyelenggaraan Pengelolaan Daerah Sungai. Jakarta.

Direktorat Pengelolaan DAS dan Rehabilitasi Lahan Departemen Kehutanan. Pedoman Pembetukan Forum DAS. Jakarta

Farida, R Widodo, E Mulyoutami, B Lusiana, dan M van Noordwijk. Cepat

Hidrologi (Rapid Hidrology Assesment). ICRAF (World Agroforestry).

Hufschrnidt, M.M. 1986. A Conceptual Framework for Watershed Management. In: Easter

KW, JA Dixon and M M Hufschmidt (Eds.): Water Resources Management: An

integrated framework with studies from Asia and t h e Pasific. East-West Center, Honolulu, Hawaii

Kartodiharjo, Hariadi, K U Sudadi. lnstitusi Pengelolan DAS: Konsep

(13)

Forum Sebagai Sarana Pengelolaan DAS Secara Terpadu dan

Suprastowo. Pengelolaan DAS Benain-Noelmina Terpadu. WWF-Indonesia Program

Nusa Tenggara. Kupang

WWF-Indonesia Program Papua-Merauke. Workshop Pengelolaan DAS

Bikurna Merauke.

WWF-Indonesia Program Nusa Tenggara. Rencana Strategis Pengelolaan DAS Benain

Noeimina Kupang

WWF-Indonesia Program Kapuas Perkembangan Proses Pernbentukan Forum

(14)

Gambar

Gambar 2. Pembagian Wilayah DAS Benain

Referensi

Dokumen terkait

Dengan segala keterbatasan dalam pembelajaran sastra seperti dikemukakan di atas, tujuan pembelajaran sastra yang berorientasi keterampilan berbahasa pada kurikulum yang

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Departemen Pendidikan Sejarah. ©Suci Andriyani

Secara khusus untuk mengetahui pengelolaan sarana transportasi yang dilakukan oleh dinas kesehatan/Puskesmas, rumah sakit, masyarakat dan Palang Merah Indonesia (PMI),

Dengan geliat perkembangan ekonomi syariah yang memukau, berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh peneliti Bank Indonesia oleh Rifki Ismal, Ascarya dan Ali Sakti

PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 85 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH. KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN ANGGARAN

tanggal 05 Januari 2011 Nomor : 80/Pdt.G/2010/PN.Smda yang dibuat oleh Juru Sita Pengganti pada Pengadilan Negeri Samarinda telah memberi kesempatan kepada pihak Kuasa

Dengan melihat hal tersebut, maka pemimpin di bidang pendidikan diharapkan memiliki tipe kepemimpinan yang sesuai dengan harapan atau tujuan, baik itu diharapkan memiliki

26.1 Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus), penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan pekerjaan. 26.2 Dalam