• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji daya hasil 14 galur cabai (Capsicum Annuum L.) IPB di Boyolali, Jawa Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji daya hasil 14 galur cabai (Capsicum Annuum L.) IPB di Boyolali, Jawa Tengah"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

ANNISA RACHMI AYURIHANA

A24070094

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

Yield Evaluation of 14 Chili Pepper (Capsicum annuum L.) Lines IPB in Boyolali, Central Java

Annisa Rachmi Ayurihana1dan Muhammad Syukur2

1

Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB

2

Staf Pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB

Abstract

This research was intended to evaluate the yield of 14 chili pepper lines from Plant Breeding Program, Department of Agronomy and Horticulture, IPB, and then compare them with five commercial varieties. This research was done from February until July 2011 in Boyolali, Central Java.

Plant material was used to this research were 14 chili pepper lines, that were IPB001004, IPB002001, IPB002003, IPB002005, IPB002046, IPB009002, IPB009003, IPB009004, IPB009019, IPB015002, IPB015008, IPB019015, IPB110005, and IPB120005, and then five commercial varieties as comparator, that were Tombak, Gelora, Tit Super, Trisula, dan Lembang 1 variety. This research was arranged in Randomized Complete Block Design with three replications.

The result showed that IPB009004 was identified as line with the first early flowering as compared with all of commercial varieties except Tombak. Days to harvesting of IPB002005 was earlier than Tombak, Gelora, and Trisula. IPB009004 line had a lot of chili pepper¶VIUXLWWKDQ7RPEDN*HORUD, and Trisula. Line of IPB009003 had a number of totally weight and productivity was bigger as compared with Lembang 1.

(3)

ANNISA RACHMI AYURIHANA. Uji Daya Hasil 14 Galur Cabai (Capsicum annuum L.) IPB di Boyolali, Jawa Tengah. (Dibimbing oleh MUHAMAD SYUKUR).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keragaan dan daya hasil 14 galur cabai IPB dibandingkan dengan lima varietas pembanding. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah pada bulan Februari hingga Juli 2011.

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah 14 galur cabai IPB, yaitu IPB001004, IPB002001, IPB002003, IPB002005, IPB002046, IPB009002, IPB009003, IPB009004, IPB009019, IPB015002, IPB015008, IPB019015, IPB110005, dan IPB120005 serta lima varietas komersial sebagai pembanding, yaitu varietas Tombak, Gelora, Tit Super, Trisula, dan Lembang 1.

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktor tunggal, yaitu 14 galur cabai IPB dan lima varietas pembanding. Setiap perlakuan terdiri atas tiga ulangan, sehingga terdapat 57 satuan percobaan, dimana tiap satuan percobaan terdiri atas 20 tanaman. Pengamatan dilakukan terhadap 10 tanaman contoh.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa galur cabai IPB memperlihatkan penampilan karakter yang lebih baik dibandingkan varietas pembanding. Berdasarkan pengamatan di lapang, galur IPB002005, IPB009004, dan IPB110005 merupakan galur yang pertumbuhan tanamannya lebih bagus dibandingkan dengan semua varietas pembanding. Galur IPB009004 mempunyai umur berbunga yang lebih genjah dibandingkan semua varietas pembanding kecuali varietas Tombak. Galur IPB002005 memiliki umur panen yang lebih awal dibandingkan varietas pembanding Tombak, Gelora, dan Trisula.

(4)

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

ANNISA RACHMI AYURIHANA

A24070094

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(5)

Nama :

ANNISA RACHMI AYURIHANA

NRP

:

A24070094

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Muhamad Syukur, SP., MSi. NIP: 19720102 200003 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr NIP. 19611101 198703 1 003

(6)

Penulis dilahirkan pada tanggal 8 April 1989 di Jakarta. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara, putri dari almarhum Ir. Agoes Poernomo dan Neneng Masturoh.

Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN Pegulon 1 Kendal pada tahun 2001. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMPN 2 Kendal hingga tahun 2004. Selanjutnya penulis menyelesaikan pendidikan tingkat atas pada tahun 2007 di SMAN 1 Kendal. Pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian.

(7)

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan ridho dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penelitian yang berjudul ³

Uji Daya Hasil 14 Galur Cabai (Capsicum

annuumL.) IPB di Boyolali, Jawa Tengah´ini telah dilaksanakan dengan baik, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Penulis telah banyak memperoleh dukungan dari berbagai pihak selama menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Muhamad Syukur, SP., MSi. dan (almarhumah Prof. Dr. Ir. Sriani Sujiprihati, MS. sebagai pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, pengajaran serta masukan dan saran sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

2. Dr. Ir. Syarifah Iis Aisyah, MSc.Agr dan Ir. Sofyan Zaman, MP. sebagai dosen penguji yang memberikan kritik dan saran dalam penyusunan skripsi. 3. Ir. Endang Sjamsudin, M.Agr.Sc sebagai pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingan dan arahan tentang kegiatan akademik.

4. Ayah (almarhum Ir. Agoes Poernomo) dan Ibu (Neneng Masturoh) yang telah memberikan kasih sayang dan cinta yang tiada batas kepada penulis, serta adik-adik tercinta, Radityo Bagus Arifnugroho, Aulia Rachmi Ajengningtias, dan Rahadian Dimas Arifwibowo.

5. Umi Mimi Suhaemi, Mbah Cicih Sukaesih, Mbak Inna Yuliana Subandi, SE., Mas Yogie Yudhistira Nugraha, dan Mas Ato Maryanto, ST., atas semua dukungannya selama ini.

6. Ibu Titik Parjini dan Bapak Mitro Diharjo, serta Mbak Wahyu Kaharjanti, SP. yang telah banyak membantu selama penelitian di Boyolali.

7. Lia Marliyanti dan Febri Farhanny sebagai rekan satu bimbingan skripsi. 8. Keluarga Fokma Bahurekso Kendal, tak Kendal maka tak sayang.

(8)

10. Dita Actaria, Yanti Jayanti, Trisnani Yuda Fitri, Ima Fajar Ayu, Syaharizan Mahyudin, Destieka Ahyuni, dan teman-teman AGH 44 Bersatu yang selalu memberikan motivasi dan semangat, bangga di AGH.

11. Kawan-kawan seperjuangan HMI Cabang Bogor Komisariat Fakultas Pertanian IPB, yakusa.

Akhirnya, penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat sebagai sumbangsih ilmu pengetahuan yang dapat memajukan bangsa Indonesia.

Bogor, November 2011

(9)

Halaman

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang... 1

Tujuan ... 2

Hipotesis ... 2

TINJAUAN PUSTAKA ... 3

Botani dan Morfologi Cabai ... 3

Syarat Tumbuh Tanaman Cabai ... 4

Pemuliaan Tanaman Cabai ... 5

Pelepasan Varietas ... 5

Varietas Cabai Pembanding... 6

BAHAN DAN METODE ... 8

Tempat dan Waktu... 8

Bahan dan Alat ... 8

Metode Pelaksanaan ... 9

Pelaksanaan Penelitian... 9

Pengamatan... 11

HASIL DAN PEMBAHASAN... 14

Kondisi Umum ... 14

Karakter Kuantitatif ... 16

Tinggi Tanaman, Tinggi Dikotomus, Lebar Kanopi, dan Diameter Batang ... 17

Panjang Daun dan Lebar Daun ... 20

Umur Berbunga dan Umur Panen ... 21

Panjang Buah, Diameter Buah, Tebal Kulit Buah, dan Bobot per Buah 23 Jumlah Buah per Tanaman, Bobot Buah per Tanaman, dan Produktivitas ... 25

Karakter Kualitatif ... 27

KESIMPULAN DAN SARAN... 31

Kesimpulan ... 31

Saran ... 31

DAFTAR PUSTAKA ... 32

(10)

Nomor Halaman 1. Galur Cabai IPB yang Dievaluasi dan Varietas Pembanding yang

Digunakan dalam Penelitian ... 8

2. Rekapitulasi F-hitung, Peluang, dan Koefisien Keragaman Karakter yang Diamati ... 16

3. Nilai Rataan Tinggi Tanaman, Tinggi Dikotomus, Lebar Kanopi, dan Diameter Batang Galur yang Diuji dan Varietas Pembanding ... 18

4. Nilai Rataan Panjang Daun dan Lebar Daun Galur yang Diuji dan Varietas Pembanding ... 20

5. Nilai Rataan Umur Berbunga dan Umur Panen Galur yang Diuji dan Varietas Pembanding ... 22

6. Nilai Rataan Panjang Buah, Diameter Buah, Tebal Kulit Buah, dan Bobot per Buah Galur yang Diuji dan Varietas Pembanding ... 24

7. Nilai Rataan Jumlah Buah per Tanaman, Bobot Buah per Tanaman, dan Produktivitas Galur yang Diuji dan Varietas Pembanding ... 26

8. Batang dan Daun Galur yang Diuji dan Varietas Pembanding... 28

9. Bunga Galur yang Diuji dan Varietas Pembanding ... 29

(11)

Nomor Halaman

1. Bentuk Daun ... 12

2. Posisi Bunga... 12

3. Bentuk Buah... 13

4. Bentuk Ujung Buah... 13

5. Kondisi Areal Pertanaman Cabai... 14

6. Gejala Serangan Hama pada Tanaman Cabai ... 14

(12)

Nomor Halaman 1. Data Iklim Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Bulan

Februari-Juni 2011 ... 36

2. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding... 36

3. Sidik Ragam Tinggi Dikotomus 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding... 36

4. Sidik Ragam Lebar Kanopi 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding... 36

5. Sidik Ragam Diameter Batang 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding... 37

6. Sidik Ragam Panjang Daun 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding... 37

7. Sidik Ragam Lebar Daun 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding... 37

8. Sidik Ragam Umur Berbunga 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding... 37

9. Sidik Ragam Umur Panen 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding... 38

10. Sidik Ragam Panjang Buah 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding... 38

11. Sidik Ragam Diameter Buah 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding... 38

12. Sidik Ragam Tebal Kulit Buah 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding... 38

13. Sidik Ragam Bobot per Buah 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding... 39

14. Sidik Ragam Jumlah Buah per Tanaman 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding ... 39

15. Sidik Ragam Bobot Buah per Tanaman 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding ... 39

16. Sidik Ragam Produktivitas 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding... 39

17. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB001004 ... 40

18. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB002001 ... 41

(13)

20. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB002005 ... 43

21. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB002046 ... 44

22. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB009002 ... 45

23. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB009003 ... 46

24. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB009004 ... 47

25. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB009019 ... 48

26. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB015002 ... 49

27. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB015008 ... 50

28. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB019015 ... 51

29. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB110005 ... 52

30. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB120005 ... 53

31. Tanaman dan Buah Cabai Varietas Tombak... 54

32. Tanaman dan Buah Cabai Varietas Gelora ... 55

33. Tanaman dan Buah Cabai Varietas Tit Super ... 56

34. Tanaman dan Buah Cabai Varietas Trisula... 57

(14)

Latar Belakang

Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Cabai memiliki berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan manusia. Cabai mengandung antioksidan yang berfungsi menjaga tubuh dari serangan radikal bebas. Cabai juga mengandung lasparaginase dan capsaicin yang berperan sebagai zat anti kanker. Cabai merupakan kebutuhan yang harus ada karena dikonsumsi setiap hari dan dalam keadaan segar. Menurut Navarro et al. (2006), cabai merupakan salah satu tanaman famili Solanaceae yang sangat penting di dunia.

Produksi cabai di Indonesia pada tahun 2006 adalah sebesar 1 185 057 ton, namun pada tahun 2007 terjadi penurunan produksi menjadi 1 128 792 ton. Produksi cabai kemudian meningkat pada tahun 2008 dan 2009, yaitu 1 153 060 dan 1 378 727 ton, tetapi mengalami penurunan kembali pada tahun 2010 menjadi 1 328 864 ton. Pada tahun 2009, luas panen cabai adalah 233 904 ha dengan produktivitas sebesar 5.89 ton/ha. Pada tahun 2010, luas panen cabai adalah 237 105 ha dengan produktivitas sebesar 5.60 ton/ha. (Badan Pusat Statistik, 2011). Menurut Purwati et al. (2000), potensi produktivitas tanaman cabai dapat mencapai 12 ton/ha. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas cabai nasional masih belum teroptimalkan.

Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya produktivitas cabai di Indonesia adalah belum optimalnya teknik budidaya yang digunakan. Selain itu, terbatasnya ketersediaan varietas unggul dan berdaya hasil tinggi, serta besarnya kehilangan hasil yang disebabkan oleh serangan hama dan penyakit juga menjadi kendala untuk mencapai produktivitas cabai yang tinggi.

(15)

Saat ini banyak petani yang telah menggunakan benih varietas unggul, akan tetapi sebagian benih tersebut merupakan benih impor. Perakitan varietas dalam negeri diharapkan mampu menghasilkan varietas unggul baru yang sesuai untuk ditanam di berbagai daerah di Indonesia.

Laboratorium Pemuliaan Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB telah melakukan perakitan cabai sejak tahun 2003 dan sudah melepas varietas cabai besar hibrida IPB CH3 pada Mei 2010. Saat ini telah diperoleh beberapa galur cabai yang berpotensi unggul yang akan dilepas sebagai varietas baru. Calon varietas ini diharapkan mampu bersaing dengan varietas cabai yang beredar di pasaran.

Calon varietas galur cabai IPB tersebut sedang diuji di beberapa lokasi dalam rangka pelepasan varietas, salah satu lokasinya adalah di Boyolali. Boyolali merupakan salah satu sentra produksi cabai di Jawa Tengah. Penanaman yang dilakukan adalah penanaman tahun kedua yang merupakan salah satu tahapan untuk pelepasan varietas.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaan dan daya hasil 14 galur cabai IPB dibandingkan dengan lima varietas pembanding.

Hipotesis

(16)

Botani dan Morfologi Cabai

Cabai merah (Capsicum annuum L.) termasuk kedalam famili Solanaceae. Terdapat sekitar 20-30 spesies yang termasuk kedalam genus Capsicum, termasuk diantaranya adalah lima spesies yang telah dibudidayakan, yaitu C. baccatum, C. pubescens, C. annuum, C. chinense, dan C. frutescens (Greenleaf, 1986; Pickersgill, 1989). C. baccatum dan C. pubescens mudah diidentifikasi dan dibedakan satu dengan lainnya, karena terdapat perbedaan yang jelas pada kedua spesies tersebut. Namun C. annuum, C. chinense, dan C. frutescens hampir mempunyai banyak sifat yang sama. Untuk membedakannya dapat dengan mengamati komposisi bunga dan buah dari masing-masing spesies.

Klasifikasi tanaman cabai adalah sebagai berikut (Lawrence, 1951) : Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledone Ordo : Tubiflorae Famili : Solanaceae Genus : Capsicum

Spesies :Capsicum annuum L.

C. annuum berasal dari Meksiko, termasuk komoditi penting dan banyak dibudidayakan di Meksiko dan negara-negara lain di dunia. Sebelum abad ke-15, spesies ini lebih banyak dikenal di Amerika Tengah dan Selatan. Kemudian diintroduksi ke daratan Eropa tahun 1943. Setelah Columbus membawa dan menyebarkan cabai ke Eropa, C. annuum menyebar cepat dari Eropa ke Asia dan Afrika (Kusandriani, 1996).

(17)

kecoklatan dan umumnya terdapat bercak ungu di dekat node. Daun berbentuk ovatedengan ukuran 10 cm x 5 cm hingga 16 cm x 8 cm dan berwarna hijau muda sampai hijau tua. Mahkota bunga cabai berbentuk campanulate hingga rotate dengan 5-7 helai dan berwarna putih. Tanaman ini memiliki 5-7 benangsari yang berwarna biru hingga keunguan. Panjang buah cabai mencapai 30 cm, berwarna hijau, kuning, krim atau keunguan ketika masih muda, dan berwarna merah, oranye, kuning hingga coklat ketika sudah tua.

Bunga cabai termasuk bunga hermaprodit dan bersifat kasmogami. Bunga hermaprodit adalah bunga yang mempunyai putik dan polen yang terdapat pada satu bunga, sedangkan bersifat kasmogami berarti waktu penyerbukan terjadi pada saat bunga sudah mekar. Oleh karena itu, pada cabai masih memungkinkan terjadi penyerbukan silang (Sujiprihati et al., 2008). Penyerbukan silang pada cabai secara alami dapat terjadi dengan bantuan lebah. Persentase penyerbukan silangnya dapat mencapai 7.6-36.8%, dengan rata-rata 16.5% (Greenleaf, 1986). Umumnya biji cabai berwarna putih kekuningan berbentuk ginjal dan keras (Kusandriani dan Permadi, 1996). Komponen rasa pedas pada cabai ditimbulkan oleh zat capsaicin (C18H27NO3) yang terkandung dalam jaringan sekat buah dan

plasentanya, tetapi tidak terdapat di dalam dinding buah atau biji (Rutabatzky dan Yamaguchi, 1999).

Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

Tanaman cabai mempunyai daya adaptasi yang cukup luas. Tanaman ini dapat diusahakan pada setiap jenis tanah, baik pada tanah ringan sampai tanah berat. Tanaman ini dapat ditanam di dataran rendah (suhu tinggi) maupun dataran tinggi (suhu rendah) sampai pada ketinggian 1400 m diatas permukaan laut (m dpl), tetapi pertumbuhannya di dataran rendah lebih cepat.

(18)

sawah kandungan airnya tidak berlebihan dan di tanah tegalan cukup air untuk pertumbuhan cabai. Namun pada waktu tanaman berbunga dan berbuah, keadaannya sedang tidak hujan lebat, karena dapat mengakibatkan banyak bunga dan bakal buah yang gugur serta busuk (Suwandi, 1995).

Pemuliaan Tanaman Cabai

Pemuliaan tanaman merupakan suatu usaha untuk memperbaiki bentuk atau sifat tanaman. Cara ini lebih cepat bila dibandingkan dengan perbaikan secara alamiah. Pemuliaan tanaman merupakan perpaduan antara seni dan ilmu pengetahuan, serta memerlukan kegiatan lapangan secara terus-menerus dan berkesinambungan selama beberapa tahun. Proses pemuliaan tanaman diawali dengan mendapatkan variabilitas genetik, kemudian melalui kegiatan seleksi pada sumber genetik yang bervariasi tersebut dilakukan persilangan-persilangan dan seleksi lanjutan. Proses selanjutnya adalah pemurnian, uji generasi lanjut, percobaan varietas, kemudian pelepasan varietas.

Cabai merupakan tanaman yang kebanyakan menyerbuk sendiri (self polinated), sehingga metode pemuliaannya sesuai dengan metode-metode yang

berlaku umum bagi tanaman menyerbuk sendiri. Metode yang paling banyak digunakan adalah seleksi massa, seleksi galur murni, silang balik (back cross), pedigree, dan SSD (Single Seed Descent). Tujuan pemuliaan cabai adalah untuk memperbaiki daya dan kualitas hasil, perbaikan daya resistensi terhadap hama dan penyakit, perbaikan sifat-sifat hortikultura, dan perbaikan terhadap kemampuan untuk mengatasi cekaman lingkungan (Kusandriani dan Permadi, 1996).

Pelepasan Varietas

(19)

varietas yang lengkap dan jelas, serta ketersediaan benih. Untuk memenuhi semua persyaratan tersebut, perlu dilakukan uji daya hasil yang merupakan salah satu rangkaian uji multi lokasi terhadap genotipe cabai yang akan dilepas sebagai varietas baru. Dalam pengujian tersebut harus ada varietas pembanding dari varietas komersial yang sudah ada. Hasil pengujian harus menunjukkan bahwa genotipe cabai calon varietas baru harus mempunyai potensi yang lebih unggul daripada varietas pembanding.

Varietas Cabai Pembanding

Tombak merupakan varietas introduksi dari Thailand yang dikembangkan oleh PT. Tanindo Subur Prima. Gelora merupakan varietas cabai merah besar yang dikembangkan oleh PT. Sinar Bumi. Tit Super merupakan varietas lokal murni yang dikembangkan oleh PT. East West Seed Indonesia. Tinggi tanaman varietas Tit Super adalah 60 cm, buah muda berwarna hijau, buah tua berwarna merah, panjang buah 12 cm, ujung buah runcing, permukaan buah agak bergelombang, umur panen 60 hari setelah tanam (HST), dan mempunyai potensi hasil 20 ton/ha serta tahan terhadap penyakit antraknosa (Suwandi, 1995).

Trisula merupakan varietas bersari bebas asal Blitar yang dikembangkan oleh UD. Ridwan Tani. Tinggi tanaman varietas ini mencapai 70-80 cm, umur mulai berbunga 45 HST, umur mulai panen 75 HST, bentuk kanopi kompak, warna batang hijau tua, warna daun hijau tua dengan ukuran daun yaitu panjang 13-14 cm dan lebar 5-6 cm, warna kelopak bunga hijau tua, warna tangkai bunga hijau, warna mahkota bunga putih dan berjumlah 6 helai, warna kotak sari abu-abu dan berjumlah 5 buah, serta warna kepala putik kuning.

(20)

Lembang 1 merupakan varietas hasil seleksi tanaman di Pengalengan yang dikembangkan oleh Balitsa Lembang. Varietas ini mempunyai umur mulai panen yaitu 63 HST, tinggi tanaman ± 65 cm, tipe tumbuh kompak, posisi tangkai bunga saat antesis merunduk, warna mahkota bunga putih, warna buah muda hijau, dan warna buah tua merah. Diameter buah varietas Lembang 1 adalah 0.8 cm (ramping), panjang buah 11.8 cm serta tebal kulit buah 0.7 cm, dengan ujung buah runcing dan kadar capsaicin sebesar 1.2 mg/g. Berat 1000 bijinya yaitu 3 g dengan

penampang melintang buah bergelombang dan memiliki potensi hasil 5.6-19 ton/ha. Varietas ini agak toleran terhadap hama penghisap daun (trips) dan

(21)

Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dari bulan Februari hingga Juli 2011.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 14 galur cabai IPB dan lima varietas cabai komersial sebagai varietas pembanding (Tabel 1). Genotipe yang digunakan merupakan genotipe bersari bebas. Galur cabai IPB diperoleh dari persilangan hasil penelitian Laboratorium Pemuliaan Tanaman AGH IPB. Varietas pembanding diperoleh dari berbagai perusahaan benih di Indonesia.

Tabel 1. Galur Cabai IPB yang Dievaluasi dan Varietas Pembanding yang Digunakan dalam Penelitian

No Genotipe Asal Benih Golongan

(22)

Sarana produksi yang digunakan untuk aspek budidaya tanaman adalah tray semai, mulsa plastik hitam perak, ajir, pupuk kandang, NPK Mutiara, Urea, SP36, KCl, ZA, Gandasil B, Gandasil D, Furadan, Curacron, Antracol, Dithane, Samite, dan Bamex. Alat pertanian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, kored, sprayer, timbangan digital, jangka sorong, meteran, penggaris, label, dan alat tulis.

Metode Pelaksanaan

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktor tunggal, yaitu 14 galur cabai IPB dan lima varietas pembanding. Setiap perlakuan terdiri atas tiga ulangan, sehingga terdapat 57 satuan percobaan, dimana tiap satuan percobaan terdiri atas 20 tanaman. Pengamatan dilakukan terhadap 10 tanaman contoh.

Model rancangan yang digunakan adalah :

<LM —ĮLȕMİLM

Keterangan :

Yij = Nilai pengamatan tanaman genotipe ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai tengah populasi

ĮL = Pengaruh genotipe ke-i (i = 1, 2, 3, ..., 19)

ȕM = Pengaruh ulangan ke-j (j = 1, 2, 3)

İLM = Pengaruh galat percobaan genotipe ke-i dan ulangan ke-j (Gomez dan Gomez, 1995)

Jika nilai F-hitung berbeda nyata pada taraf 5%, maka dilanjutkan dengan Uji Dunnett pada taraf 5%. Pengujian dilakukan menggunakan fasilitas SAS 9.0.

Pelaksanaan Penelitian Penyemaian

(23)

Penyemaian menggunakan tray semai 72 lubang dan masing-masing lubang ditanam dua benih. Tray diletakkan di tempat yang teduh dan ternaungi dari sinar matahari langsung. Persemaian disiram dua kali sehari.

Pengolahan Lahan

Lahan sudah disiapkan satu minggu sebelum tanam, meliputi pencangkulan dan pembuatan bedengan. Ukuran bedengan yaitu panjang 5 m, lebar 1 m, dan tinggi 50 cm. Jarak antar bedeng ± 50 cm dan jarak tanam 50 cm x 50 cm. Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk kandang (20 ton/ha), Urea (150 kg/ha), ZA (400 kg/ha), SP36 (150 kg/ha), dan KCl (100 kg/ha). Mulsa plastik hitam perak dipasang setelah pemupukan dan pembuatan bedengan. Kemudian dibuat lubang tanam dengan diameter 10 cm lalu dipasang ajir setinggi ± 1.5 m pada masing-masing lubang tanam tersebut.

Penanaman

Pemindahan lapang dilakukan pada 5 minggu setelah semai (MSS), dimana tinggi bibit ± 10 cm dan sudah mempunyai 5-7 helai daun sejati. Penanaman dilaksanakan pada sore hari agar bibit tidak layu akibat terik cahaya matahari. Satu bibit ditanam pada satu lubang tanam kemudian bibit disiram.

Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, penyulaman, pemupukan, pewiwilan, penyiangan gulma, serta pengendalian hama dan penyakit. Pemupukan dilakukan menggunakan NPK Mutiara dengan dosis 10 g/L dicampur Antracol/Dithane dengan dosis 2 g/L. Pupuk disiramkan pada akar tanaman ± 250 ml per tanaman. Pemberian pupuk kocor ini dilakukan seminggu sekali.

Pewiwilan dilakukan apabila sudah terdapat tunas air di bawah percabangan pertama pada batang utama. Penyiangan dilakukan dengan membuang gulma di sekitar tanaman utama dengan cara manual menggunakan cangkul/kored.

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan apabila terjadi gejala serangan hama dan penyakit. Aplikasi pestisida dilakukan sesuai dosis anjuran.

Panen

(24)

Pengamatan

Pengamatan dilakukan terhadap 10 tanaman contoh untuk setiap satuan percobaan. Karakter yang diamati mengacu pada pedoman penilaian dan pelepasan varietas hortikultura (Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, 2004), sedangkan cara pengamatan dilakukan berdasarkan deskriptor cabai (IPGRI, 1995).

Karakter kuantitatif yang diamati :

1. Tinggi tanaman (cm), diukur dari permukaan tanah sampai pucuk tanaman tertinggi pada saat panen pertama.

2. Tinggi dikotomus (cm), diukur dari permukaan tanah sampai percabangan pertama pada saat panen pertama.

3. Lebar kanopi (cm), diukur dari titik tajuk terlebar pada saat panen pertama. 4. Diameter batang (mm), diukur pada bagian tengah batang utama pada saat

panen pertama.

5. Panjang daun (cm), diukur dari 10 daun dewasa saat 50% populasi tanaman dalam petak telah panen.

6. Lebar daun (cm), diukur dari 10 daun dewasa saat 50% populasi tanaman dalam petak telah panen.

7. Umur berbunga (HST), jumlah hari setelah transplanting sampai 50% populasi tanaman dalam petak telah mempunyai bunga mekar pada percabangan pertama.

8. Umur panen (HST), jumlah hari setelah transplanting sampai 50% populasi tanaman dalam petak telah mempunyai buah masak pada percabangan pertama.

9. Panjang buah (cm), dihitung dari rata-rata panjang buah dari 10 buah segar pada saat panen kedua, diukur dari pangkal hingga ujung buah.

10. Diameter buah (mm), dihitung dari rata-rata diameter buah dari 10 buah segar pada saat panen kedua, diukur pada bagian pangkal buah.

11. Tebal kulit buah (mm), dihitung dari rata-rata tebal kulit buah dari 10 buah segar pada saat panen kedua.

(25)

13. Jumlah buah per tanaman (buah), dihitung dari rata-rata jumlah total buah dari 10 tanaman contoh selama delapan kali panen.

14. Bobot buah per tanaman (g), dihitung dari total bobot buah dari 10 tanaman contoh selama delapan kali panen.

15. Produktivitas (ton/ha) = Luas lahan x 80 % x Bobot buah per tanaman Jarak tanam

Karakter kualitatif yang diamati :

1. Bentuk batang : silindris, bersudut, dan rata. Diamati ketika tanaman dewasa. 2. Warna batang : hijau, hijau dengan garis ungu, dan ungu. Diamati setelah

panen pertama.

3. Bentuk daun : delta, oval, dan lanset. Diamati ketika buah pertama mulai masak pada 50% populasi.

Gambar 1. Bentuk Daun

4. Warna daun : kuning, hijau muda, hijau, hijau tua, ungu terang, ungu, dan varigata. Diamati ketika buah pertama mulai masak pada 50% populasi.

5. Posisi bunga : menggantung, menengah, dan tegak. Diamati pada saat tanaman 50% berbunga.

Gambar 2. Posisi Bunga

(26)

7. Warna kepala sari : putih, kuning, biru pucat, biru, biru keunguan, dan ungu. Diamati pada saat bunga mekar.

8. Warna mahkota bunga : putih, kuning terang, kuning, kuning kehijauan, ungu dengan dasar putih, putih dengan dasar ungu, putih dengan garis ungu, dan ungu. Diamati pada saat tanaman 50% berbunga.

9. Warna kelopak bunga : hijau muda, hijau, dan hijau tua. Diamati pada saat antesis.

10. Bentuk buah : panjang, membulat, segitiga, campulate, dan blocky. Diamati pada saat buah telah masak penuh.

Gambar 3. Bentuk Buah

11. Bentuk ujung buah : runcing, tumpul, cekung, dan berlekuk. Diamati pada saat buah telah masak penuh.

Gambar 4. Bentuk Ujung Buah

12. Warna buah intermediet : putih, kuning, oranye, hijau, ungu, dan ungu kecoklatan. Diamati saat buah akan mengalami kemasakan.

(27)

Kondisi Umum

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Juli 2011 di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Berdasarkan data BMKG Kecamatan Sawit (2011), pada bulan Februari hingga Juni 2011 menunjukkan rata-rata jumlah hari hujan 10.20 hari per bulan dan curah hujan 320.80 mm/bulan.

Gambar 5. Kondisi Areal Pertanaman Cabai. A. Persemaian B. Lapang

Penyemaian benih dilakukan pada pertengahan bulan Februari. Penanaman bibit di lapang dilakukan pada akhir bulan Maret dimana umur bibit 5 MSS. Pada saat itu, intensitas hujan masih tinggi sehingga pertumbuhan tanaman agak terhambat. Curah hujan yang tinggi ini berlangsung hingga akhir bulan Mei. Pada bulan Juni sama sekali tidak turun hujan, sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Menjelang panen pada awal bulan Juli, intensitas hujan relatif ringan sehingga panen dapat berlangsung dengan baik.

Gambar 6. Gejala Serangan Hama pada Tanaman Cabai. A. Kutu Daun B. Trips

Hama yang menyerang areal pertanaman secara umum pada fase vegetatif adalah belalang yang mengakibatkan daun berlubang, serta trips (Thrips sp.) dan

A

B

(28)

kutu daun (Myzus persicae) yang menyebabkan daun mengkerut dan keriting. Hama tersebut menyerang hampir semua tanaman pada semua galur dengan intensitas serangan ringan.

Hama yang menyerang tanaman pada fase generatif adalah lalat buah (Dacus dorsalis) dimana buah cabai ditandai dengan ditemukannya titik hitam bekas tusukan pada pangkal buah. IPB009002 dan IPB019015 merupakan galur yang diserang lalat buah dengan tingkat serangan ringan.

Gambar 7. Gejala Serangan Penyakit pada Tanaman dan Buah Cabai. A. Layu Fusarium B. Bercak Daun C. Antraknosa

Terdapat dua jenis penyakit layu pada tanaman cabai, yaitu layu bakteri dan layu fusarium. Untuk mengetahui penyakit layu yang menyerang tanaman cabai saat penelitian berlangsung, dilakukan uji klinis dengan memotong bagian akar yang berbatasan dengan pangkal batang tanaman yang sakit, lalu dimasukkan ke dalam air jernih. Tidak keluarnya eksudat berwarna putih susu merupakan tanda serangan dari fusarium.

Gejala-gejala tanaman yang terkena penyakit ini yaitu tanaman mengalami kelayuan daun-daun bagian bawah, menjalar ke atas ke ranting-ranting muda yang juga layu dan kemudian mati berwarna coklat. Penyakit layu fusarium merupakan penyakit yang paling berat serangannya selama penelitian berlangsung. Penyakit ini muncul pada awal pindah lapang hingga panen dan hampir semua galur terkena penyakit ini. Pengendalian yang dilakukan untuk mengatasi serangan penyakit ini adalah dengan mencabut tanaman yang sakit serta pemberian larutan fungisida Antracol dan Dithane secara berkala.

(29)

Selain itu, juga terlihat serangan penyakit bercak daun yang disebabkan oleh cendawan Cercospora capsici dengan intensitas serangan ringan. Bercak berbentuk bulat sirkuler, bagian tengahnya berwarna abu-abu sedangkan bagian luarnya berwarna coklat tua. Kemudian terdapat juga penyakit antraknosa yang disebabkan cendawan Colletothrichum sp. yang menyerang galur IPB002005 dengan intensitas ringan. Gejala kerusakan berupa bercak coklat kehitaman dan akhirnya menyebabkan buah menjadi busuk dan lunak. Pada pusat bercak terlihat titik-titik hitam yang merupakan kumpulan seta dan konidia. Berdasarkan pengamatan di lapang, galur IPB002005, IPB009004, dan IPB110005 merupakan galur yang tumbuhnya lebih bagus dibandingkan semua varietas pembanding.

Karakter Kuantitatif

Karakter kuantitatif yang diamati yaitu tinggi tanaman, tinggi dikotomus, lebar kanopi, diameter batang, panjang daun, lebar daun, umur berbunga, umur panen, panjang buah, diameter buah, tebal kulit buah, bobot per buah, jumlah buah per tanaman, bobot buah per tanaman, dan produktivitas (Tabel 2). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata pada karakter yang diamati.

Tabel 2. Rekapitulasi F-hitung, Peluang, dan Koefisien Keragaman Karakter yang Diamati

No Karakter F-hitung Peluang KK (%) 1 Tinggi tanaman 7.03** 0.0001 9.60 2 Tinggi dikotomus 15.06** 0.0001 7.44 3 Lebar kanopi 2.78** 0.0037 12.26 4 Diameter batang 2.90** 0.0027 11.69 5 Panjang daun 1.99* 0.0349 11.38 6 Lebar daun 3.57** 0.0004 11.53 7 Umur berbunga 4.07** 0.0001 6.17 8 Umur panen 4.54** 0.0001 5.71 9 Panjang buah 3.92** 0.0002 8.06 10 Diameter buah 12.53** 0.0001 8.74 11 Tebal kulit buah 9.32** 0.0001 7.78 12 Bobot per buah 9.51** 0.0001 16.47 13 Jumlah buah per tanaman 3.10** 0.0015 19.19 14 Bobot buah per tanaman 1.91* 0.0449 21.41 15 Produktivitas 1.91* 0.0449 21.41

(30)

Rekapitulasi F-hitung merupakan hasil uji F yang berpengaruh nyata pada taraf 5 dan 1%, kemudian diuji lanjut dengan uji Dunnett taraf 5%. Berdasarkan analisis ragam, dapat dilihat bahwa galur berpengaruh nyata pada taraf 1% untuk karakter tinggi tanaman, tinggi dikotomus, lebar kanopi, diameter batang, lebar daun, umur berbunga, umur panen, panjang buah, diameter buah, tebal kulit buah, bobot per buah, dan jumlah buah per tanaman. Sementara itu, galur berpengaruh nyata pada taraf 5% untuk karakter panjang daun, bobot buah per tanaman, dan produktivitas.

Nilai koefisien keragaman (KK) yang didapatkan berkisar antara 5.71% hingga 21.41%. Gomez dan Gomez (1995) menyatakan bahwa nilai KK menunjukkan tingkat ketepatan dan merupakan indeks yang baik dari keadaan percobaan. Nilai KK yang semakin tinggi menunjukkan bahwa tingkat validasi suatu percobaan akan semakin rendah.

Koefisien keragaman paling kecil adalah pada karakter umur panen (5.71%). Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh lingkungan pada karakter tersebut adalah kecil. Sebaliknya, pengaruh lingkungan pada karakter bobot buah per tanaman dan produktivitas adalah yang paling tinggi dibandingkan dengan karakter lainnya, karena kedua karakter ini memiliki koefisien keragaman yang paling besar yaitu 21.41%.

Tinggi Tanaman, Tinggi Dikotomus, Lebar Kanopi, dan Diameter Batang

Pengukuran tinggi tanaman, tinggi dikotomus, lebar kanopi, dan diameter batang dilakukan pada saat panen pertama. Hal ini karena pada saat tersebut tanaman telah mencapai pertumbuhan maksimal. Galur yang diuji mempunyai tinggi tanaman rata-rata berkisar antara 60.67-92.57 cm. Karakter tinggi dikotomus rata-rata galur yang diuji berkisar 16.65-28.23 cm. Untuk karakter lebar kanopi rata-rata galur yang diuji berkisar antara 47.47-69.03 cm, dan diameter batang rata-rata galur yang diuji berkisar 7.52-10.67 mm (Tabel 3).

(31)

90.07 cm. Galur IPB002046, IPB002003, IPB002005, IPB009019, dan IPB001004 (76.20, 76.60, 76.87, 76.93, dan 78.87 cm) memiliki tinggi tanaman yang lebih tinggi dibandingkan Tit Super dan Trisula. Tinggi tanaman galur IPB009002, IPB110005, IPB015008, IPB019015, IPB120005, dan IPB009004 (81.73, 84.37, 85.94, 86.00, 89.70, dan 92.57 cm) lebih tinggi dibandingkan dengan Gelora, Tit Super, dan Trisula (62.60, 53.25, dan 57.71 cm).

Tinggi tanaman memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Tanaman yang tajuknya tinggi akan saling menaungi sehingga intensitas sinar matahari yang didapatkan akan lebih rendah. Oleh karena itu, fotosintesis yang terjadi akan lebih rendah pula sehingga produksi tidak optimum. Selain itu, Kirana dan Sofiari (2007) menyatakan bahwa karakter tinggi tanaman berhubungan dengan ketahanan terhadap penyakit busuk tanah, dimana buah dari tanaman yang lebih tinggi tidak menyentuh tanah sehingga dapat mengurangi percikan air dari tanah ke buah yang merupakan sumber infeksi jamur.

Tabel 3. Nilai Rataan Tinggi Tanaman, Tinggi Dikotomus, Lebar Kanopi, dan Diameter Batang Galur yang Diuji dan Varietas Pembanding

Genotipe IPB001004 78.87cd 26.72cd 60.27 9.20 IPB002001 64.40a 16.68abce 50.60a 8.69 IPB002003 76.60cd 22.67ad 57.37 8.46 IPB002005 76.87cd 17.18abce 64.73 8.46 IPB002046 76.20cd 21.83ad 61.13 8.76 IPB009002 81.73bcd 20.07ae 60.37 8.86 IPB009003 67.54a 24.77ad 52.08 7.91a IPB009004 92.57bcd 28.23bcd 69.03b 10.67cde IPB009019 76.93cd 22.35ad 56.97 8.00a IPB015002 60.67a 16.65abce 47.47a 7.96a IPB015008 85.94bcd 25.54ad 63.33 7.52a IPB019015 86.00bcd 20.73ade 65.67b 9.75 IPB110005 84.37bcd 21.78ad 66.97b 9.35 IPB120005 89.70bcd 23.90ad 60.07 9.85 Tombak 90.07 30.18 69.83 10.90 Gelora 62.60 23.05 47.69 8.56 Tit Super 53.25 21.67 51.42 7.81 Trisula 57.71 16.30 51.98 7.45 Lembang 1 75.37 25.05 56.87 8.12

(32)

Karakter tinggi dikotomus untuk galur IPB015002, IPB002001, dan IPB002005 (16.65, 16.68, dan 17.18 cm) lebih pendek dibandingkan varietas Tombak, Gelora, Tit Super, dan Lembang 1 (30.18, 23.05, 21.67, dan 25.05 cm). Tinggi dikotomus IPB009002 (20.07 cm) lebih pendek dibandingkan Tombak dan Lembang 1. IPB019015 mempunyai tinggi dikotomus 20.73 cm, lebih pendek dibandingkan varietas Tombak, Trisula, dan Lembang 1 tetapi tidak berbeda nyata dengan varietas Gelora dan Tit Super.

Galur IPB110005, IPB002046, IPB009019, IPB002003, IPB120005, IPB009003, dan F80150008 (21.78, 21.83, 22.35, 22.67, 23.90, 24.77, dan 25.54 cm) mempunyai tinggi dikotomus yang lebih pendek dibandingkan Tombak dan lebih tinggi dibandingkan Trisula (16.30 cm). IPB001004 (26.72 cm) memiliki tinggi dikotomus yang lebih tinggi dibandingkan Tit Super dan Trisula. Tinggi dikotomus IPB009004 (28.23 cm) lebih tinggi dibandingkan Gelora, Tit Super, dan Trisula namun tidak berbeda nyata dengan Tombak dan Lembang 1.

Tinggi dikotomus tanaman yang dikehendaki yakni sedang ± 20 cm (Sujiprihati et al., 2008). Tanaman dengan tinggi dikotomus yang terlalu pendek, buahnya akan mudah terserang penyakit karena percikan air hujan yang meningkatkan kelembaban. Selain itu, buah akan rusak atau terbakar karena bersentuhan langsung dengan mulsa plastik yang memantulkan panas sinar matahari.

Lebar kanopi galur IPB015002 dan IPB002001 adalah 47.47 dan 50.60 cm, lebih sempit dibandingkan dengan varietas Tombak, yaitu 69.83 cm. Lebar kanopi galur IPB019015, IPB110005, dan IPB009004 (65.67, 66.97, dan 69.03 cm) lebih lebar dibandingkan Gelora (47.69 cm).

(33)

Galur IPB015008, IPB009003, IPB015002, dan IPB009019 memiliki diameter batang berturut-turut 7.52, 7.91, 7.96, dan 8.00 mm. Diameter batang galur tersebut lebih kecil dibandingkan dengan varietas Tombak (10.90 mm). Diameter batang galur IPB009004 (10.67 mm) lebih besar dibandingkan Tit Super, Trisula, dan Lembang 1 (8.56, 7.81, dan 8.12 mm).

Tanaman yang mempunyai nilai diameter batang yang besar akan lebih kokoh. Apabila sedang berbuah lebat, maka tanaman tersebut akan lebih kuat menahannya, sehingga batang atau rantingnya tidak mudah patah.

Panjang Daun dan Lebar Daun

Pengukuran panjang dan lebar daun dilakukan pada saat 50% populasi tanaman dalam petak telah panen (Tabel 4). Daun yang diukur adalah daun dewasa, tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda.

Tabel 4. Nilai Rataan Panjang Daun dan Lebar Daun Galur yang Diuji dan Varietas Pembanding

Genotipe Panjang Daun (cm)

Lebar Daun (cm)

IPB001004 8.71e 3.08ae

IPB002001 7.17 3.43e

IPB002003 7.39 3.11ae

IPB002005 8.95e 3.09ae

IPB002046 8.16 2.80a

IPB009002 7.48 2.73a

IPB009003 7.75 3.16ae

IPB009004 8.88e 3.59ce

IPB009019 7.66 2.89a

IPB015002 7.22 3.08ae

IPB015008 7.23 3.23e

IPB019015 6.84 2.73a

IPB110005 7.90 2.81a

IPB120005 7.61 2.98a

Tombak 8.48 4.05

Gelora 8.78 3.27

Tit Super 7.41 3.02

Trisula 6.81 2.65

Lembang 1 6.38 2.12

(34)

Panjang daun rata-rata pada penelitian ini adalah berkisar antara 6.84-8.95 cm. Galur IPB001004, IPB009004, dan IPB002005 mempunyai panjang daun masing-masing 8.71, 8.88, dan 8.95 cm. Panjang daun galur tersebut lebih panjang dibandingkan varietas pembanding Lembang 1 (6.38 cm) dan tidak berbeda nyata dengan keempat varietas pembanding yang lain.

Rata-rata lebar daun galur yang diuji berkisar antara 2.73-3.59 cm. Galur IPB009002, IPB019015, IPB002046, IPB110005, IPB009019, dan IPB120005 memiliki lebar daun secara berturut-turut adalah 2.73, 2.73, 2.80, 2.81, 2.89, dan 2.98 cm. Lebar daun ini lebih sempit dibandingkan dengan varietas Tombak yang memiliki lebar daun 4.05 cm. Galur IPB001004, IPB015002, IPB002005, IPB002003, dan IPB009003 (3.08, 3.08, 3.09, 3.11, dan 3.16 cm) mempunyai lebar daun yang lebih sempit dibandingkan Tombak (4.05 cm) dan lebih lebar dibandingkan Lembang 1 (2.12 cm).

Galur IPB015008 dan IPB002001 (3.23 dan 3.43 cm) memiliki lebar daun yang lebih lebar dibandingkan Lembang 1. Sedangkan lebar daun IPB009004 (3.59 cm) lebih lebar dibandingkan Tit Super (3.02 cm) dan Lembang 1. Galur yang diuji mempunyai lebar daun yang sempit. Hal ini dikarenakan terjadinya serangan trips dan kutu daun. Serangan hama tersebut mengakibatkan daun mengkerut dan keriting.

Panjang daun dan lebar daun menentukan luas areal efektif daun yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis. Menurut Brown (1984), permukaan daun menerima cahaya dan menyerap karbon dioksida selama proses fotosintesis berlangsung. Dengan demikian, semakin luas permukaan daun, diharapkan laju fotosintesis yang terjadi akan semakin besar.

Umur Berbunga dan Umur Panen

(35)

Tabel 5. Nilai Rataan Umur Berbunga dan Umur Panen Galur yang Diuji

IPB001004 33.67 100.00c

IPB002001 34.00 100.00c

IPB002003 32.67 96.67

IPB002005 30.67bcd 79.00abde IPB002046 30.33bcd 83.00ade

IPB009002 31.00cd 91.67

IPB009003 36.00 93.33

IPB009004 28.00bcde 81.67abde

IPB009019 32.00 95.00

IPB015002 33.67 93.33

IPB015008 34.33 93.33

IPB019015 32.00 93.33

IPB110005 29.33bcd 85.67ade

IPB120005 32.00 92.33

Tombak 32.67 100.33

Gelora 36.00 95.67

Tit Super 36.33 84.00

Trisula 37.00 100.00

Lembang 1 33.67 100.00

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf a, b, c, d, dan e berturut-turut berbeda nyata dengan Tombak, Gelora, Tit Super, Trisula, dan Lembang 1 berdasarkan uji Dunnett taraf 5%.

Galur yang diuji mempunyai rata-rata umur berbunga berkisar antara 28.00-36.00 HST. IPB009004 (28.00 HST) memiliki umur berbunga yang lebih cepat dibandingkan semua varietas pembanding kecuali Tombak. Galur tersebut mempunyai umur berbunga yang lebih genjah dibandingkan penelitian di Boyolali pada masa tanam sebelumnya (Mastaufan, 2011). Galur IPB110005, IPB002046, dan IPB002005 (29.33, 30.33, dan 30.67 HST) mempunyai umur berbunga yang lebih cepat dibandingkan varietas pembanding Gelora, Tit Super, dan Trisula (36.00, 36.33, dan 37.00 HST). Sedangkan IPB009002 (31.00 HST) memiliki umur berbunga yang lebih awal dibandingkan dengan Tit Super dan Trisula.

(36)

Karakter umur panen pada galur yang diuji rata-rata berkisar antara 79.00-100.00 HST. Galur IPB002005 dan IPB009004 (79.00 dan 81.67 HST) lebih awal waktu panennya dibandingkan Tombak, Gelora, Trisula, dan Lembang 1 (100.33, 95.67, 100.00, dan 100.00 HST). Kedua galur ini memiliki umur panen yang lebih cepat dibandingkan hasil penelitian di Boyolali pada masa tanam sebelumnya (Mastaufan, 2011). IPB002046 dan IPB110005 (83.00 dan 85.67 HST) mempunyai umur panen lebih awal dibandingkan Tombak, Trisula, dan Lembang 1. Sedangkan IPB001004 dan IPB002001 (100.00 dan 100.00 HST) lebih lambat umur panennya dibandingkan dengan varietas Tit Super (84.00 HST) namun tidak berbeda dengan keempat varietas pembanding lain.

Menurut Hartuti dan Sinaga (2006), umur panen cabai sangat bervariasi tergantung jenis cabai dan lokasi penanaman. Tanaman cabai besar yang ditanam di dataran rendah sudah dapat dipanen pertama kali umur 70-75 HST. Kirana (2006) menyatakan bahwa cabai yang dipanen lebih cepat (genjah) lebih diminati petani. Oleh karena itu, salah satu sasaran pemuliaan cabai adalah mendapat cabai yang berumur genjah.

Panjang Buah, Diameter Buah, Tebal Kulit Buah, dan Bobot per Buah

Pengukuran panjang buah dilakukan dari pangkal hingga ujung buah segar pada saat panen kedua. Diameter buah dihitung pada bagian pangkal buah segar pada saat panen kedua. Tebal kulit buah diukur dari tebal kulit buah segar pada saat panen kedua. Bobot per buah dihitung dari bobot buah segar pada saat panen kedua.

(37)

Tabel 6. Nilai Rataan Panjang Buah, Diameter Buah, Tebal Kulit Buah, dan Bobot per Buah Galur yang Diuji dan Varietas Pembanding

Genotipe IPB001004 10.16 12.55ae 2.22ace 5.99ae IPB002001 11.14 14.55e 2.58bcde 10.20abe IPB002003 10.85 12.65ae 2.07ae 6.66ae IPB002005 12.07 15.57be 2.30ce 10.33abe IPB002046 13.12bce 12.02ace 2.20ace 8.53ae IPB009002 13.09bce 12.48ae 2.22ace 8.52ae IPB009003 10.59 10.54acde 1.87ae 6.14ae IPB009004 10.86 10.43acde 2.01ae 6.71ae IPB009019 11.90 14.07e 2.24ace 8.46ae IPB015002 11.78 11.31ace 2.13ae 6.93ae IPB015008 10.50 10.97ace 1.92ae 6.76ae IPB019015 12.01 16.89bde 2.09ae 7.73ae IPB110005 13.75bce 11.89ace 2.03ae 8.38ae IPB120005 12.02 13.03ae 2.05ae 7.13ae Tombak 11.97 16.00 2.65 14.24 Gelora 9.90 11.93 2.12 6.35 Tit Super 10.09 15.00 1.78 8.41 Trisula 12.27 13.47 1.97 8.50 Lembang 1 10.67 6.49 1.24 1.97

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf a, b, c, d, dan e berturut-turut berbeda nyata dengan Tombak, Gelora, Tit Super, Trisula, dan Lembang 1 berdasarkan uji Dunnett taraf 5%.

Galur IPB009004 dan IPB009003 mempunyai diameter buah 10.43 dan 10.54 mm, lebih kecil dibandingkan semua varietas pembanding kecuali Gelora. IPB015008, IPB015002, IPB110005, dan IPB002046 (10.97, 11.31, 11.89, dan 12.02 mm) memiliki diameter buah yang lebih kecil dibandingkan Tombak dan Tit Super (16.00 dan 15.00 mm) tetapi lebih besar dibandingkan Lembang 1 (6.49 mm). Diameter buah IPB009002, IPB001004, IPB002003, dan IPB120005 (12.48, 12.55, 12.65, dan 13.03 mm) lebih kecil dibandingkan Tombak namun lebih besar dibandingkan Lembang 1.

(38)

.

Ameriana (2000) melaporkan bahwa salah satu petunjuk kualitas yang paling diperhatikan konsumen dalam menilai kualitas cabai merah adalah panjang dan diameter buah. Panjang buah cabai yang sesuai dengan pilihan konsumen adalah 10-12 cm, sedangkan diameter buah antara 10-15 mm.

Galur IPB009003, IPB015008, IPB009004, IPB110005, IPB120005, IPB002003, IPB019015, dan IPB015002 (1.87, 1.92, 2.01, 2.03, 2.05, 2.07, 2.09, dan 2.13 mm) mempunyai tebal kulit buah yang lebih tipis dibandingkan Tombak (2.65 mm) dan lebih tebal dibandingkan Lembang 1 (1.24 mm). IPB002046, IPB001004, IPB009002, dan IPB009019 (2.20, 2.22, 2.22, dan 2.24 mm) memiliki tebal kulit buah yang lebih tipis dibandingkan Tombak namun lebih tebal dibandingkan Tit Super (1.78 mm) dan Lembang 1. Tebal kulit buah IPB002005 (2.30 mm) lebih tebal dibandingkan Tit Super dan Lembang 1. Galur IPB002001 (2.58 mm) memiliki tebal kulit buah yang lebih tebal dibandingkan semua varietas pembanding kecuali Tombak.

Bobot per buah galur IPB001004, IPB009003, IPB002003, IPB009004, IPB015008, IPB015002, IPB120005, IPB019015, IPB110005, IPB009019, IPB009002, dan IPB002046 masing-masing adalah 5.99, 6.14, 6.66, 6.71, 6.76, 6.93, 7.13, 7.73, 8.38, 8.46, 8.52, dan 8.53 g. Bobot per buah galur tersebut lebih ringan dibandingkan Tombak (14.24 g) dan lebih berat dibandingkan Lembang 1 (1.97 g). IPB002001 dan IPB002005 (10.20 dan 10.33 g) memiliki bobot per buah yang lebih ringan dibandingkan Tombak tetapi lebih berat dibandingkan Gelora (6.35 g) dan Lembang 1.

Jumlah Buah per Tanaman, Bobot Buah per Tanaman, dan Produktivitas

(39)

Rata-rata jumlah buah per tanaman galur yang diuji berkisar antara 29.57-57.27 buah, rata bobot buah per tanaman berkisar 241.83-349.33 g, dan rata-rata produktivitas berkisar 7.65-11.18 ton/ha (Tabel 7). Galur IPB009004 (57.27 buah) mempunyai jumlah buah per tanaman yang lebih banyak dibandingkan dengan semua varietas pembanding kecuali Tit Super. IPB019015 (48.21 buah) memiliki jumlah buah per tanaman yang lebih banyak dibandingkan Tombak dan Gelora (29.33 dan 29.25 buah).

Tabel 7. Nilai Rataan Jumlah Buah per Tanaman, Bobot Buah per Tanaman, dan Produktivitas Galur yang Diuji dan Varietas Pembanding IPB001004 37.93 285.94e 9.15e IPB002001 30.27 238.92 7.65 IPB002003 33.66 301.78e 9.66e IPB002005 35.80 320.97e 10.27e IPB002046 37.48 319.11e 10.21e IPB009002 33.60 333.75e 10.68e IPB009003 39.33 349.33e 11.18e IPB009004 57.27abde 322.49e 10.32e IPB009019 32.88 241.83 7.74 IPB015002 29.57 276.17 8.84 IPB015008 32.01 257.50 8.24 IPB019015 48.21ab 342.45e 10.96e IPB110005 40.62 312.51e 10.00e IPB120005 37.92 273.93 8.77

Tombak 29.33 306.67 9.81

Gelora 29.25 239.75 7.67

Tit Super 40.33 276.33 8.84

Trisula 33.67 291.00 9.31

Lembang 1 36.78 127.33 4.07

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf a, b, c, d, dan e berturut-turut berbeda nyata dengan Tombak, Gelora, Tit Super, Trisula, dan Lembang 1 berdasarkan uji Dunnett taraf 5%.

(40)

Bobot buah per tanaman IPB001004, IPB002003, IPB110005, IPB002046, IPB002005, IPB009004, IPB009002, IPB019015, dan IPB009003 secara berturut-turut adalah 285.94, 301.78, 312.51, 319.11, 320.97, 322.49, 333.75, 342.45, dan 349.33 g. Bobot tersebut lebih berat dibandingkan Lembang 1 (127.33 g) dan tidak berbeda nyata dengan empat varietas pembanding lain. Galur IPB009004 mempunyai bobot buah per tanaman yang lebih rendah dibandingkan hasil penelitian di Boyolali pada masa tanam sebelumnya (Mastaufan, 2011).

Galur IPB001004, IPB002003, IPB110005, IPB002046, IPB002005, IPB009004, IPB009002, IPB019015, dan IPB009003 mempunyai produktivitas masing-masing sebesar 9.15, 9.66, 10.00, 10.21, 10.27, 10.32, 10.68, 10.96, dan 11.18 ton/ha. Produktivitas ini lebih tinggi dibandingkan varietas Lembang 1 (4.07 ton/ha). Potensi produktivitas galur-galur tersebut diatas rata-rata produktivitas cabai merah nasional pada tahun 2010 (5.60 ton/ha).

Produksi merupakan tujuan utama dalam budidaya cabai. Bobot per tanaman merupakan faktor terpenting pada produksi tanaman cabai untuk memperoleh galur hasil persilangan dengan potensi hasil tinggi.

Karakter Kualitatif

Karakter kualitatif yang diamati yaitu bentuk batang, warna batang, bentuk daun, warna daun, warna kepala putik, warna kepala sari, warna mahkota bunga, warna kelopak bunga, posisi bunga, bentuk buah, bentuk ujung buah, warna buah intermediet, dan warna buah masak. Secara umum karakter kualitatif dalam satu petak memperlihatkan penampilan yang seragam.

Bentuk batang dan warna batang diamati ketika tanaman dewasa. Bentuk batang semua galur yang diuji adalah silindris, sama dengan bentuk batang semua varietas pembanding. Warna batang semua galur yang diuji adalah hijau garis ungu, sama dengan warna batang semua varietas pembanding (Tabel 8).

(41)

Galur IPB120005, IPB001004, IPB002003, IPB002046, IPB009003, IPB009004, IPB009019, dan IPB019015 mempunyai bentuk daun oval, sama dengan varietas Gelora dan Tit Super namun berbeda dengan Tombak dan Lembang 1. Galur IPB015002, IPB002001, dan IPB015008 mempunyai bentuk daun oval, sama dengan varietas Tombak dan berbeda dengan keempat varietas pembanding lain. Warna daun semua galur yang diuji adalah hijau tua, sama dengan warna daun semua varietas pembanding.

Tabel 8. Batang dan Daun Galur yang Diuji dan Varietas Pembanding

Genotipe Batang Daun

Bentuk Warna Bentuk Warna IPB001004 silindris hijau garis ungu oval hijau tua IPB002001 silindris hijau garis ungu delta hijau tua IPB002003 silindris hijau garis ungu oval hijau tua IPB002005 silindris hijau garis ungu lanset hijau tua IPB002046 silindris hijau garis ungu oval hijau tua IPB009002 silindris hijau garis ungu lanset hijau tua IPB009003 silindris hijau garis ungu oval hijau tua IPB009004 silindris hijau garis ungu oval hijau tua IPB009019 silindris hijau garis ungu oval hijau tua IPB015002 silindris hijau garis ungu delta hijau tua IPB015008 silindris hijau garis ungu delta hijau tua IPB019015 silindris hijau garis ungu oval hijau tua IPB110005 silindris hijau garis ungu lanset hijau tua IPB120005 silindris hijau garis ungu oval hijau tua Tombak silindris hijau garis ungu delta hijau tua Gelora silindris hijau garis ungu oval hijau tua Tit Super silindris hijau garis ungu oval hijau tua Trisula silindris hijau garis ungu lanset hijau tua Lembang 1 silindris hijau garis ungu lanset hijau tua

Karakter posisi bunga diamati pada saat tanaman 50% berbunga. Warna kepala putik dan warna kepala sari diamati pada saat bunga mekar. Warna mahkota bunga diamati pada saat tanaman 50% berbunga. Warna kelopak bunga diamati pada saat antesis.

(42)

pembanding sama, yaitu berwarna kuning. Untuk warna kepala sari menunjukkan sedikit perbedaan. Warna kepala sari galur IPB002046 dan IPB002001 adalah biru keunguan, berbeda dengan semua varietas pembanding yang berwarna ungu (Tabel 9).

Tabel 9. Bunga Galur yang Diuji dan Varietas Pembanding

Genotipe Posisi Bunga IPB001004 menggantung kuning ungu putih hijau IPB002001 menggantung kuning biru

keunguan putih hijau IPB002003 menggantung kuning ungu putih hijau IPB002005 menggantung kuning ungu putih hijau IPB002046 menggantung kuning biru

keunguan putih hijau IPB009002 menggantung kuning ungu putih hijau IPB009003 menggantung kuning ungu putih hijau IPB009004 menggantung kuning ungu putih hijau IPB009019 menggantung kuning ungu putih hijau IPB015002 menggantung kuning ungu putih hijau IPB015008 menggantung kuning ungu putih hijau IPB019015 menggantung kuning ungu putih hijau IPB110005 menggantung kuning ungu putih hijau IPB120005 menggantung kuning ungu putih hijau Tombak menggantung kuning ungu putih hijau Gelora menggantung kuning ungu putih hijau Tit Super menggantung kuning ungu putih hijau Trisula menggantung kuning ungu putih hijau Lembang 1 menggantung kuning ungu putih hijau

Karakter warna mahkota bunga untuk semua galur yang diuji dan semua varietas pembanding menunjukkan kenampakan yang sama, yaitu putih. Kelopak bunga untuk semua galur yang diuji dan semua varietas pembanding juga menunjukkan kenampakan yang sama, yaitu hijau.

(43)

Bentuk buah semua galur yang diuji mempunyai penampilan yang sama dengan semua varietas pembanding, yaitu memanjang. Bentuk ujung buah semua galur yang diuji juga menunjukkan penampilan yang sama dengan semua varietas pembanding, yaitu runcing (Tabel 10).

Tabel 10. Buah Galur yang Diuji dan Varietas Pembanding

Genotipe Bentuk IPB001004 memanjang runcing ungu kecoklatan merah IPB002001 memanjang runcing ungu kecoklatan merah IPB002003 memanjang runcing ungu kecoklatan merah IPB002005 memanjang runcing ungu kecoklatan merah IPB002046 memanjang runcing ungu kecoklatan merah IPB009002 memanjang runcing ungu kecoklatan merah IPB009003 memanjang runcing ungu kecoklatan merah IPB009004 memanjang runcing ungu kecoklatan merah IPB009019 memanjang runcing ungu kecoklatan merah IPB015002 memanjang runcing ungu kecoklatan merah IPB015008 memanjang runcing ungu kecoklatan merah IPB019015 memanjang runcing ungu kecoklatan merah IPB110005 memanjang runcing ungu kecoklatan merah IPB120005 memanjang runcing ungu kecoklatan merah Tombak memanjang runcing oranye merah Gelora memanjang runcing ungu kecoklatan merah Tit Super memanjang runcing ungu kecoklatan merah Trisula memanjang runcing ungu kecoklatan merah Lembang 1 memanjang runcing ungu kecoklatan merah

(44)

Kesimpulan

Beberapa galur cabai IPB memperlihatkan penampilan karakter yang lebih baik dibandingkan varietas pembanding. Galur IPB002005, IPB009004, dan IPB110005 merupakan galur yang pertumbuhan tanamannya lebih bagus dibandingkan dengan semua varietas pembanding. Galur IPB009004 mempunyai umur berbunga yang lebih genjah dibandingkan semua varietas pembanding kecuali varietas Tombak. Galur IPB002005 memiliki umur panen yang lebih awal dibandingkan varietas pembanding Tombak, Gelora, dan Trisula.

Galur IPB009004 mempunyai jumlah buah per tanaman yang lebih banyak dibandingkan dengan varietas pembanding Tombak, Gelora, dan Trisula. Bobot buah per tanaman galur IPB009003 lebih besar dibandingkan varietas Lembang 1. Begitu juga untuk produktivitas, galur IPB009003 memiliki produktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Lembang 1.

Saran

(45)

Ahmed, N., M.Y. Bhat, M.I. Tankim, and G.H. Zargar. 1997. Inheritance of yield attributing characters in pepper. Capsicum and Eggplant Newsletter 13:58-60.

Ameriana, M. 2000. Penilaian konsumen rumah tangga terhadap kualitas cabai. J. Hort. 10(1):61-69.

Badan Benih Nasional. 2007. Himpunan Peraturan Perbenihan. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Jakarta. 140 hal.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. 2011. Keadaan Curah Hujan Kecamatan Sawit. Boyolali.

Badan Pusat Statistik. 2011. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Cabai. www.bps.go.id. [27 September 2011].

Brown, R.H. 1984. Growth of the Green Plant. InTesar, M.B. (Ed.) Physiological Basic of Crop Growth and Development. American Society of Agronomy, Inc. USA.

Daryanto, A. 2009. Studi Heterosis dan Daya Gabung Karakter Agronomi Cabai (Capsicum annuum L.) pada Hasil Persilangan Half Diallel. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 55 hal.

Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura. 2004. Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura. Direktorat Perbenihan. Jakarta.

Gomez, K.A. and A.A. Gomez. 1995. Prosedur Statistika untuk Penelitian Pertanian. (diterjemahkan dari: Statistical Procedures for Agricultural Research, penerjemah E. Sjamsudin dan J.S. Baharsjah. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. 698 hal.

Greenleaf, W.H. 1986. Pepper Breeding. In Basset M.J. (Ed.) Breeding Vegetable Crops. Connecticut: AVI Publishing Co. Florida. p. 67-134.

Hartuti, N. dan R.M. Sinaga. 2006. Aspek Panen dan Pascapanen Cabai. Hal. 66-81. Dalam A. Santika (Ed.) Agribisnis Cabai. Penebar Swadaya. Jakarta.

Hilmayanti, I., D. Murdaningsih, M. Rahardja, N. Rostini, dan R. Setiamihardja. 2006. Pewarisan karakter umur berbunga dan ukuran buah cabai merah (Capsicum annuum L.). Zuriat 17:86-93.

(46)

Kaharjanti, W. 2008. Uji Daya Hasil 11 Hibrida Cabai Besar IPB di Boyolali. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 33 hal.

Keputusan Menteri Pertanian. 2001. Pelepasan Cabai Besar Lembang 1 sebagai Varietas Unggul. Departemen Pertanian. 3 hal.

. 2003. Pelepasan Cabai Besar Trisula sebagai Varietas Unggul. Departemen Pertanian. 3 hal.

Kirana, R. 2006. Perbaikan daya hasil varietas lokal cabai melalui persilangan antar-varietas. Zuriat. 17(2):138-145.

Kirana, R. dan E. Sofiari. 2007. Heterosis dan heterobeltiosis pada persilangan 5 genotip cabai dengan metode dialil. J. Hort. 17(2):111-117.

Kusandriani, Y. 1996. Botani Tanaman Cabai Merah. Dalam A.S. Duriat, A.W.W. Hadisoeganda, T.A. Soetiarso dan L. Prabaningrum. Teknologi Produksi Cabai Merah. Balitsa. Lembang. hal. 20-26.

Kusandriani, Y. dan A.H. Permadi. 1996. Pemuliaan Tanaman Cabai. DalamA.S. Duriat, A.W.W. Hadisoeganda, T.A. Soetiarso dan L. Prabaningrum. Teknologi Produksi Cabai Merah. Balitsa. Lembang. hal. 27-35.

Lawrence, G.H.M. 1951. Taxonomy of Vascular Plants 1st ed. The Macmillan Company. New York.

Mastaufan, S.A. 2011. Uji Daya Hasil 13 Galur Cabai IPB pada Tiga Unit Lingkungan. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 71 hal.

Navarro, J.M., P. Flores, C. Garrido, and V. Martinez. 2006. Changes in the contents of antioxidant compounds in pepper fruits at different ripening stages, as affected by salinity. Food Chem. 96:66-73.

Pickersgill, B. 1989. Genetic Resources of Capsicum for Tropical Regions. Tomato and Pepper Production in the Tropics (Shanhua, Tainan: AVRDC, 1989). p. 2-9.

Purwati, E., B. Jaya, dan A.S. Duriat. 2000. Penampilan beberapa varietas cabai dan uji resistensi terhadap penyakit virus kerupuk. J. Hort. 10:88-94.

Rutabatzky, V.E. dan M. Yamaguchi. 1999. Sayuran Dunia 3 (diterjemahan dari: World Vegetables: Principles, Production and Nutritive Value, penerjemah: C. Herison. Penerbit ITB Bandung. 320 hal.

(47)

Sujiprihati, S., M. Syukur, dan R. Yunianti. 2008. Pemuliaan Tanaman Cabai. Dalam Faperta IPB (Eds.) Budidaya Tanaman Cabai. Kerjasama IPB dengan AVRDC Bogor.

Suwandi. 1995. Cabai. Dalam R. Sutarya, G. Grubben, dan H. Sutarno. Pedoman Bertanam Sayuran datarna Rendah. Kerjasama UGM Press dengan PROSEA Indonesia dan Balitsa. Lembang. 264 hal.

(48)
(49)

Lampiran 1. Data Iklim Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Curah Hujan/ Hari

(mm)

Februari 440 14 31.42

Maret 621 18 34.50

April 395 13 30.38

Mei 148 6 24.67

Juni 0 0 0.00

Lampiran 2. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding

Sumber db JK KT F-hitung Pr>F Ulangan 2 83.04 41.52 0.79 0.4628 Genotipe 18 7328.57 407.14 7.72 <.0001 Galat 36 1898.51 52.74

Total 56 9310.11 KK: 9.60 %

Lampiran 3. Sidik Ragam Tinggi Dikotomus 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding

Sumber db JK KT F-hitung Pr>F Ulangan 2 1.47 0.73 0.26 0.7691 Genotipe 18 834.32 46.35 16.70 <.0001 Galat 36 99.91 2.78

Total 56 935.70 KK: 7.44 %

Lampiran 4. Sidik Ragam Lebar Kanopi 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding

Sumber db JK KT F-hitung Pr>F Ulangan 2 229.03 114.52 2.22 0.1238 Genotipe 18 2644.49 146.92 2.84 0.0037 Galat 36 1860.85 51.69

(50)

Lampiran 5. Sidik Ragam Diameter Batang 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding

Sumber db JK KT F-hitung Pr>F Ulangan 2 7.59 3.79 3.63 0.0367 Genotipe 18 53.03 2.95 2.82 0.0040 Galat 36 37.66 1.05

Total 56 98.27 KK: 11.69 %

Lampiran 6. Sidik Ragam Panjang Daun 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding

Sumber db JK KT F-hitung Pr>F Ulangan 2 0.19 0.09 0.12 0.8863 Genotipe 18 30.67 1.70 2.20 0.0215 Galat 36 27.85 0.77

Total 56 58.71 KK: 11.38 %

Lampiran 7. Sidik Ragam Lebar Daun 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding

Sumber db JK KT F-hitung Pr>F Ulangan 2 0.06 0.03 0.25 0.7817 Genotipe 18 8.74 0.49 3.94 0.0002 Galat 36 4.43 0.12

Total 56 13.24 KK: 11.53 %

Lampiran 8. Sidik Ragam Umur Berbunga 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding

Sumber db JK KT F-hitung Pr>F Ulangan 2 14.14 7.07 1.71 0.1946 Genotipe 18 321.89 17.88 4.33 <.0001 Galat 36 148.53 4.13

(51)

Lampiran 9. Sidik Ragam Umur Panen 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding

Sumber db JK KT F-hitung Pr>F Ulangan 2 42.56 21.28 0.76 0.4746 Genotipe 18 2496.81 138.71 4.96 <.0001 Galat 36 1006.77 27.97

Total 56 3546.14 KK: 5.71 %

Lampiran 10. Sidik Ragam Panjang Buah 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding

Sumber db JK KT F-hitung Pr>F Ulangan 2 1.64 0.82 0.95 0.3946 Genotipe 18 65.78 3.65 4.25 0.0001 Galat 36 30.98 0.86

Total 56 98.40 KK: 8.06 %

Lampiran 11. Sidik Ragam Diameter Buah 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding

Sumber db JK KT F-hitung Pr>F Ulangan 2 0.52 0.26 0.21 0.8107 Genotipe 18 309.24 17.18 13.90 <.0001 Galat 36 44.51 1.24

Total 56 354.27 KK: 8.74 %

Lampiran 12. Sidik Ragam Tebal Kulit Buah 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding

Sumber db JK KT F-hitung Pr>F Ulangan 2 0.18 0.09 3.50 0.0409 Genotipe 18 4.74 0.26 9.97 <.0001 Galat 36 0.95 0.03

(52)

Lampiran 13. Sidik Ragam Bobot per Buah 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding

Sumber db JK KT F-hitung Pr>F Ulangan 2 3.29 1.65 1.00 0.3777 Genotipe 18 309.61 17.20 10.46 <.0001 Galat 36 59.19 1.64

Total 56 372.09 KK: 16.47 %

Lampiran 14. Sidik Ragam Jumlah Buah per Tanaman 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding

Sumber db JK KT F-hitung Pr>F Ulangan 2 479.87 239.94 4.86 0.0136 Genotipe 18 2585.87 143.66 2.91 0.0031 Galat 36 1777.94 49.39

Total 56 4843.68 KK: 19.19 %

Lampiran 15. Sidik Ragam Bobot Buah per Tanaman 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding

Sumber db JK KT F-hitung Pr>F Ulangan 2 665.53 332.76 0.09 0.9148 Genotipe 18 141445.84 7858.10 2.11 0.0279 Galat 36 134115.41 3725.43

Total 56 276226.78 KK: 21.41 %

Lampiran 16. Sidik Ragam Produktivitas 14 Galur Cabai IPB dan Lima Varietas Pembanding

Sumber db JK KT F-hitung Pr>F Ulangan 2 0.68 0.34 0.09 0.9148 Genotipe 18 144.73 8.04 2.11 0.0279 Galat 36 137.26 3.81

(53)

Lampiran 17. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB001004

Nama Galur : IPB001004 Bentuk Batang : silindris

Warna Batang : hijau garis ungu Bentuk Daun : oval

Warna Daun : hijau tua Warna Kepala Putik : kuning Warna Kepala Sari : ungu Warna Mahkota Bunga : putih Warna Kelopak Bunga : hijau

Posisi Bunga : menggantung Bentuk Buah : memanjang Bentuk Ujung Buah : runcing

Warna Buah Intermediet : ungu kecoklatan Warna Buah Masak : merah

(54)

Lampiran 18. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB002001

Nama Galur : IPB002001 Bentuk Batang : silindris

Warna Batang : hijau garis ungu Bentuk Daun : delta

Warna Daun : hijau tua Warna Kepala Putik : kuning

Warna Kepala Sari : biru keunguan Warna Mahkota Bunga : putih

Warna Kelopak Bunga : hijau

Posisi Bunga : menggantung Bentuk Buah : memanjang Bentuk Ujung Buah : runcing

Warna Buah Intermediet : ungu kecoklatan Warna Buah Masak : merah

(55)

Lampiran 19. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB002003

Nama Galur : IPB002003 Bentuk Batang : silindris

Warna Batang : hijau garis ungu Bentuk Daun : oval

Warna Daun : hijau tua Warna Kepala Putik : kuning Warna Kepala Sari : ungu Warna Mahkota Bunga : putih Warna Kelopak Bunga : hijau

Posisi Bunga : menggantung Bentuk Buah : memanjang Bentuk Ujung Buah : runcing

Warna Buah Intermediet : ungu kecoklatan Warna Buah Masak : merah

(56)

Lampiran 20. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB002005

Nama Galur : IPB002005 Bentuk Batang : silindris

Warna Batang : hijau garis ungu Bentuk Daun : lanset

Warna Daun : hijau tua Warna Kepala Putik : kuning Warna Kepala Sari : ungu Warna Mahkota Bunga : putih Warna Kelopak Bunga : hijau

Posisi Bunga : menggantung Bentuk Buah : memanjang Bentuk Ujung Buah : runcing

Warna Buah Intermediet : ungu kecoklatan Warna Buah Masak : merah

(57)

Lampiran 21. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB002046

Nama Galur : IPB002046 Bentuk Batang : silindris

Warna Batang : hijau garis ungu Bentuk Daun : oval

Warna Daun : hijau tua Warna Kepala Putik : kuning

Warna Kepala Sari : biru keunguan Warna Mahkota Bunga : putih

Warna Kelopak Bunga : hijau

Posisi Bunga : menggantung Bentuk Buah : memanjang Bentuk Ujung Buah : runcing

Warna Buah Intermediet : ungu kecoklatan Warna Buah Masak : merah

(58)

Lampiran 22. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB009002

Nama Galur : IPB009002 Bentuk Batang : silindris

Warna Batang : hijau garis ungu Bentuk Daun : lanset

Warna Daun : hijau tua Warna Kepala Putik : kuning Warna Kepala Sari : ungu Warna Mahkota Bunga : putih Warna Kelopak Bunga : hijau

Posisi Bunga : menggantung Bentuk Buah : memanjang Bentuk Ujung Buah : runcing

Warna Buah Intermediet : ungu kecoklatan Warna Buah Masak : merah

(59)

Lampiran 23. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB009003

Nama Galur : IPB009003 Bentuk Batang : silindris

Warna Batang : hijau garis ungu Bentuk Daun : oval

Warna Daun : hijau tua Warna Kepala Putik : kuning Warna Kepala Sari : ungu Warna Mahkota Bunga : putih Warna Kelopak Bunga : hijau

Posisi Bunga : menggantung Bentuk Buah : memanjang Bentuk Ujung Buah : runcing

Warna Buah Intermediet : ungu kecoklatan Warna Buah Masak : merah

(60)

Lampiran 24. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB009004

Nama Galur : IPB009004 Bentuk Batang : silindris

Warna Batang : hijau garis ungu Bentuk Daun : oval

Warna Daun : hijau tua Warna Kepala Putik : kuning Warna Kepala Sari : ungu Warna Mahkota Bunga : putih Warna Kelopak Bunga : hijau

Posisi Bunga : menggantung Bentuk Buah : memanjang Bentuk Ujung Buah : runcing

Warna Buah Intermediet : ungu kecoklatan Warna Buah Masak : merah

(61)

Lampiran 25. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB009019

Nama Galur : IPB009019 Bentuk Batang : silindris

Warna Batang : hijau garis ungu Bentuk Daun : oval

Warna Daun : hijau tua Warna Kepala Putik : kuning Warna Kepala Sari : ungu Warna Mahkota Bunga : putih Warna Kelopak Bunga : hijau

Posisi Bunga : menggantung Bentuk Buah : memanjang Bentuk Ujung Buah : runcing

Warna Buah Intermediet : ungu kecoklatan Warna Buah Masak : merah

(62)

Lampiran 26. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB015002

Nama Galur : IPB015002 Bentuk Batang : silindris

Warna Batang : hijau garis ungu Bentuk Daun : delta

Warna Daun : hijau tua Warna Kepala Putik : kuning Warna Kepala Sari : ungu Warna Mahkota Bunga : putih Warna Kelopak Bunga : hijau

Posisi Bunga : menggantung Bentuk Buah : memanjang Bentuk Ujung Buah : runcing

Warna Buah Intermediet : ungu kecoklatan Warna Buah Masak : merah

(63)

Lampiran 27. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB015008

Nama Galur : IPB015008 Bentuk Batang : silindris

Warna Batang : hijau garis ungu Bentuk Daun : delta

Warna Daun : hijau tua Warna Kepala Putik : kuning Warna Kepala Sari : ungu Warna Mahkota Bunga : putih Warna Kelopak Bunga : hijau

Posisi Bunga : menggantung Bentuk Buah : memanjang Bentuk Ujung Buah : runcing

Warna Buah Intermediet : ungu kecoklatan Warna Buah Masak : merah

(64)

Lampiran 28. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB019015

Nama Galur : IPB019015 Bentuk Batang : silindris

Warna Batang : hijau garis ungu Bentuk Daun : oval

Warna Daun : hijau tua Warna Kepala Putik : kuning Warna Kepala Sari : ungu Warna Mahkota Bunga : putih Warna Kelopak Bunga : hijau

Posisi Bunga : menggantung Bentuk Buah : memanjang Bentuk Ujung Buah : runcing

Warna Buah Intermediet : ungu kecoklatan Warna Buah Masak : merah

(65)

Lampiran 29. Tanaman dan Buah Cabai Galur IPB110005

Nama Galur : IPB110005 Bentuk Batang : silindris

Warna Batang : hijau garis ungu Bentuk Daun : lanset

Warna Daun : hijau tua Warna Kepala Putik : kuning Warna Kepala Sari : ungu Warna Mahkota Bunga : putih Warna Kelopak Bunga : hijau

Posisi Bunga : menggantung Bentuk Buah : memanjang Bentuk Ujung Buah : runcing

Warna Buah Intermediet : ungu kecoklatan Warna Buah Masak : merah

Gambar

Tabel 1. Galur Cabai IPB yang Dievaluasi dan Varietas Pembanding yang Digunakan dalam Penelitian
Gambar 3. Bentuk Buah
Gambar 5. Kondisi Areal Pertanaman Cabai. A. Persemaian B. Lapang
Gambar 7. Gejala Serangan Penyakit pada Tanaman dan Buah Cabai.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Genotipe tetua IPB C5 memiliki daya gabung umum terbaik untuk karakter diameter batang, panjang daun, lebar daun, bobot per buah, diameter buah, tebal kulit buah, umur

Jika dikelompokkan, karakter yang memiliki heritabilitas rendah adalah umur panen, karakter dengan heritabilitas sedang adalah diameter batang, lebar kanopi tanaman, panjang

Semua peubah yang diamati memiliki nilai koefisien keragaman dengan kriteria yang luas, yaitu tinggi tanaman, tinggi dikotomus, diameter batang, lebar tajuk, lebar daun,

Genotipe tetua IPB C5 memiliki daya gabung umum terbaik untuk karakter diameter batang, panjang daun, lebar daun, bobot per buah, diameter buah, tebal kulit buah, umur

Karakter kuantitatif meliputi : tinggi tanaman, panjang dan lebar daun (pada sepertiga tanaman bagian tengah), umur berbunga, umur panen, jumlah buah per tanaman, bobot

Pengaruh varietas cabai hibrida UNIB menunjukkan perbedaan nyata pada variabel pengamatan, tinggi cabang dikotomus, luas kanopi daun, panjang kanopi daun, diameter batang,

Karakter kuantitatif yang menunjukkan hasil berbeda sangat nyata adalah tinggi tanaman, diameter batang, lebar tajuk, panjang daun, diameter buah, jumlah buah

Untuk pengamatan terdiri dari peubah kuantitatif, mengacu pada International Plant Genetic Resources Institut (1995) yaitu umur berbunga, tinggi tanaman, diameter