• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP MARKET VALUE ADDED (MVA) PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP MARKET VALUE ADDED (MVA) PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP

MARKET VALUE ADDED (MVA) PADA PERUSAHAAN YANG

MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO)

DI BURSA EFEK INDONESIA

Salbiah dan Andika Jaka Asmara

Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara

Abstract: The purpose of this research is to find the effect of Economic Value Added (EVA) towards Market Value Added (MVA) of companies that already did Initial Public Offering (IPO) in Indonesia Stock Exchange.That research used secondary data, with using the form of financial statements obtained from Indonesia Stock Exchange site. Sample used 34 companies that already did IPO in the year 2007-2010 using puposive sampling method. Classical assumption was the first step to analize data and the hypothesis with linear regression as the statistic method. Statistical methods used is simple linear regression. The results of this research showed that the Economic Value Added (EVA) impact Market Value Added (MVA) significantly and the known Economic Value Added (EVA) is capable of influencing the Market Value Added (MVA) of 46.6% and the rest are other factors that come from outside the variables examined. So from this research it was concluded any increase and decrease of EVA will affect the increase and decrease of MVA.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Economic Value Added (EVA) berpengaruh terhadap Market Value Added (MVA) pada perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) di bursa Efek Indonesia. Penelitian ini mengunakan data sekunder, yaitu berupa laporan keuangan yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan adalah 34 perusahaan yang melakukan IPO pada tahun 2007-2010 dalam pemilihan sampel dilakukan dengan puposive sampling. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa Economic Value Added (EVA) berpengaruh signifikan terhadap Market Value Added (MVA) dan diketahui Economic Value Added (EVA) mampu mempengaruhi Market Value Added (MVA) sebesar 46,6% dan sisanya faktor-faktor lain yang berasal dari luar variabel yang diteliti. Sehingga dari penelitian ini disimpulkan setiap kenaikan dan penurunan EVA akan berpengaruh terhadap kenaikan dan penurunan MVA.

Kata kunci: economic value added (EVA), market value added (MVA)

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Persaingan bisnis yang terjadi saat ini tidak dapat dihindari oleh perusahaan manapun, sehingga diperlukan peran manajemen dalam hal meningkatkan dan memperbaiki kinerja perusahaan di berbagai bidang. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut.

Tujuan perusahaan yang dahulunya dianggap relevan yaitu untuk menghasilkan laba yang sebesar-besarnya sudah dianggap tidak relevan lagi di masa sekarang, karena tanggung jawab perusahaan tidak hanya

kepada pemilik perusahaan saja tetapi kepada seluruh stakeholders. sehingga muncul tujuan yang lebih relevan yaitu memaksimalkan nilai suatu perusahaan. Penetapan tujuan yang benar sangat penting dan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan dan pengukuran kinerja, karena kedua hal ini akan memberikan pengaruh dalam hal penetapan strategi yang tepat dan memberikan imbalan atas prestasi.

(2)

keuangan. Menurut Kartini (2008:355) kinerja dan prestasi dengan rasio-rasio

keuangan tidak dapat

dipertanggungjawabkan, karena rasio keuangan yang dihasilkan sangat bergantung pada metode atau perlakuan akuntansi yang digunakan dan menurut Hendrata (2001:4) penggunaan analisis rasio keuangan memiliki kelemahan antara lain: (1) Rasio keuangan tidak sesuai dengan perubahan tingkat harga. (2) Rasio keuangan sulit digunakan sebagai pembanding antara perusahaan sejenis, jika terdapat perbedaan metode akuntansi. (3) Rasio keuangan hanya mengambarkan keadaan sesaat, yaitu pada tanggal laporan keuangan dan periode pelaporan keuangan. Kelemahan utama rasio keuangan ini adalah mengabaikan unsur cost of capital atau biaya modal, sehingga sulit untuk menentukan dan mengukur nilai tambah yang tercipta dari perusahaan.

Dari kelemahan itu muncul konsep baru yaitu Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA). Kedua konsep ini diperkenalkan oleh Stern Stewart & Co (SSC), EVA dan MVA sudah digunakan dalam mengukur kinerja perusahaan di Amerika seperti AT&T dan Coca Cola Company. EVA merupakan selisih dari Net Operating After Tax (NOPAT) dengan Cost of capital, Sedangkan MVA merupakan selisih dari nilai buku ekuitas(book value of equity) dengan nilai pasar ekuitas (market value of equity). EVA dan MVA digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan dasar nilai tambah ekonomis yang dihasilkan oleh perusahaan, EVA dianggap dapat mengukur kinerja masa lalu karena dalam menghitung EVA digunakan komponen-komponen yang berasal dari laporan keuangan yang berarti berdasarkan kinerja masa lalu sedangkan MVA dianggap dapat mengukur kinerja masa depan karena salah satu komponen MVA yaitu harga pasar dari saham yang lebih banyak ditentukan oleh kinerja masa depan. EVA dan MVA yang positif menandakan bahwa perusahaan berhasil menciptakan suatu nilai tambah bagi pemegang saham dan apabila EVA dan MVA negatif menandakan perusahan kurang berhasil menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham karena EVA

menunjukan sisa laba setelah semua biaya modal (cost of capital) sedangkan MVA menunjukan selisih antara nilai pasar ekuitas (market value of equity ) dengan nilai buku ekuitas (market value of equity).

Menurut Sartono (2001:105) ada hubungan antara MVA dan EVA, namun sifatnya tidak selalu searah. Jika suatu perusahaan memiliki EVA negatif, maka mungkin saja MVA perusahaan akan bernilai negatif dan sebaliknya jika EVA positif maka belum tentu MVA perusahaan positif. Hal ini juga yang di jelaskan Hartini (2009) bahwa ada hubungan antara nilai EVA dan MVA, namun sifatnya tidak selalu searah.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Airlangga (2009) pada perusahaan industri manufaktur yang terdaftar di BEI dan Vitasari (2011) pada perusahaan perbankan di BEI menjelaskan bahwa EVA memiliki pengaruh positif terhadap MVA. Prakasa (2007) menjelaskan bahwa EVA tidak berkorelasi signifikan dengan MVA pada perusahaan manufaktur.

Dari beberapa penelitian terdahulu menunjukkan hasil yang tidak konsisten dan memiliki perbedaan pada kelompok perusahaan yang diteliti Disebabkan oleh hal itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian lanjutan.

Pada penelitian ini akan berbeda dari pada penelitian terdahulu, perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada penelitian ini akan berfokus pada pengaruh EVA terhadap MVA pada perusahaan yang baru melakukan IPO serta pada penelitian ini perusahaan yang diteliti terdiri dari beberapa kelompok perusahaan yang berbeda, seperti dibidang pertanian, pertambangan, manufaktur, properti, perbankan dan lainnya. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan salah satu keunggulan EVA adalah dapat diterapkan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding dari perusahaan lain yang sejenis maupun kecenderungan tertentu (trend).

(3)

komponen utama harga pasar saham yang dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran yang ada dipasar modal serta harga saham dipengaruhi oleh trend tertentu dipasar modal dan pasca IPO sering terjadi fenomena-fenomena tertentu seperti fenomena underpricing, kinerja saham yang underperformance, hot dan cold serta earning management yang dilakukan perusahaan dan fenomena IPO merupakan suatu fenomena yang menarik untuk diamati karena banyak motif perusahaan untuk melakukan IPO seperti, menambah nilai perusahaan, meningkatkan modal dan motif lainnya. Sehingga penulis ingin mengetahui apakah Economic Value Added (EVA) dapat mempengaruhi Market Value Added ( MVA) pada perusahaan yang baru melakukan IPO di pasar modal

Indonesia.Permasalahannya: Apakah Economic Value Added(EVA) Berpengaruh Terhadap Market Value Added(MVA) Pada Perusahaan Yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) Di Bursa Effek Indonesia

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan dalam satu periode tertentu suatu entitas. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan hasil akhir proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan kepada stakeholders. Menurut PSAK No.1

Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “ Laporan

Keuangan adalah suatu penyajian terstuktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan

suatu entitas”.

Secara umum laporan keuangan memiliki tujuan untuk memberikan informasi keuangan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum. PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi

2009), “tujuan laporan keuangan adalah

memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka”.

Dari tujuan laporan keuangan yang diuraikan diatas dijelaskan bahwa laporan keuangan bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan yang termasuk dalam laporan keuangan ini dijelaskan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dalam Standar Akuntansi Keuangan ( SAK) paragraf ke 9 ( Revisi 2009), dinyatakan bahwa pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaga lainnya dan masyarakat. Penggunaan laporan keuangan dapat disesuaikan dengan kebutuhan para pengguna laporan keuangan itu sendiri.

Adapun komponen dari laporan keuangan menurut PSAK No.1 Paragraf 49 (Revisi 2009) adalah sebagai berikut :

a. Neraca, merupakan daftar yang mengambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu meliputi aktiva, kewajiban dan modal suatu perusahaan. b. Laporan laba rugi, merupakan

laporan yang menyajikan pendapatan, beban, rugi laba yang diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu.

c. Laporan perubahan ekuitas, merupakan laporan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode tertentu. d. Laporan arus kas, merupakan

laporan yang memberikan informasi aliran kas masuk dan keluar selama periode tertentu. e. Catatan atas laporan keuangan,

merupakan pengungkapan isi dari laporan keuangan serta dasar penyusunan laporan keuangan.

Initial Public Offering (IPO)

(4)

Modal mendefinisikan penawaran umum sebagai kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam undang-undang dan peraturan pelaksanaannya. Adapun yang dimaksud sebagai efek adalah surat berharga yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek dan setiap derivatif dari efek.

Menurut Brealey, Marcus dan Myres (2007 : 414) IPO disebut dengan penawaran primer ketika saham baru dijual untuk mengalang kas tambahan untuk perusahaan dan IPO disebut penawaran sekunder ketika pendiri perusahaan dan pemodal menguangkan sebagian keuntungannya dengan menjual saham.

Dalam pelaksanan IPO tidak terlepas dari fenomena-fenomena yang terjadi. Menurut Arifin (2010:89) ada tiga fenomena yang terkait IPO yaitu :

a. Underpricing pada kinerja saham

jangka pendek, yaitu keadaaan dimana harga saham saat IPO secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan harga yang terjadi di pasar sekunder.

b. Siklus pasar yang Hot dan Cold, kondisi hot dalam IPO terjadi dalam periode tertentu jika rata-rata underpricing sebesar 25% tertinggi dalam 20 tahun terakhir, sedangkan kondisi cold dalam IPO terjadi dalam periode tertentu dimana rata-rata underpricing 25% terendah dalam 20 tahun terakhir.

c. Kinerja saham yang

underperformance dalam jangka panjang.

Fenomena-fenomena yang telah diuraikan diatas merupakan fenomena yang terjadi dipasar modal. Ada satu fenomena yang sering terjadi pada saat perusahaan akan melakukan IPO yaitu earning management, menurut Schipper (1989:92) earning management atau manajemen laba adalah suatu intervensi dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi.

seperti manajemen melakukan manipulasi dengan menggunakan discretionary accruals, yaitu kebijakan akuntansi yang memberikan keleluasaan pada manajemen untuk menentukan jumlah transaksi akrual secara fleksibel. Sehingga terjadi peningkatan laba (income increasing) menjelang penawaran (IPO), laba akan terlihat tinggi pada saat IPO dan akan menurun dan dalam jangka panjang akan berdampak pada penurunan kinerja keuangan dan kinerja saham.

Penilaian Kinerja Keuangan

Penilaian kinerja menurut Mulyadi (1997: 419) adalah penentuan efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas prilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan dalam organisasi.

Pada umumnya penilaian kinerja perusahaan adalah mengetahui dan mengevaluasi apa yang terjadi terhadap sumber daya perusahaan selama periode tertentu. Menurut Mulyadi (1997) tujuan penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar prilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan.

Penilaian kinerja juga memberikan manfaat bagi manajemen menurut Sucipto (2003:2) adalah sebagai berikut :

1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisian melalui pemotivasian karyawan secara maksimum.

2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan seperti promosi, transfer dan pemberhentian. 3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan

dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. 4. Menyediakan umpan balik bagi

karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka.

(5)

Economic Value Added (EVA)

Menurut Steward III (1991:118), yang memperkenalkan EVA secara umum di Amerika mendefinisikan EVA sebagai berikut:

EVA is a residual income measure that substract the cost of capital from the operating profits generated in the business. It’s measure to account properly for all of the ways in which corporate value may be added or lost. EVA will increase if operating can be made to grow without trying up any more capital, if new capital is diverted or liquidated from business activities that do not cover their cost of capital.

Menurut Young & O’Byrne (2001:831) mendefinisikan “EVA Sebagai

alat ukur kinerja keuangan dengan mengukur perbedaan antara pengembalian atas modal perusahaan dengan biaya

modal” dan definisi EVA juga dikemukan

oleh Anthony & Govindarajan (2002:249)

EVA merupakan “jumlah uang bukan rasio

yang diperoleh dengan mengurangkan beban modal (capital charge) dari laba bersih operasi (net operating profit)”.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa EVA merupakan alat ukur kinerja dalam bentuk jumlah uang dari selisih laba operasi setelah pajak dengan biaya modal (cost of capital) dalam satu periode tertentu.

Economic Value Added (EVA) dianggap lebih baik daripada pengukuran pada umumnya, bisa terlihat dari kelebihan penerapannya diantara lain menurut Mirza & Imbuh (1999:93) EVA memiliki keunggulan sebagai berikut :

1. EVA memfokuskan penilaian terhadap nilai tambah dengan memperhitungkan biaya modal sebagai risiko investasi.

2. EVA dapat diterapkan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding dari perusahaan lain maupun standar industri sebagaimana konsep analisis rasio keuangan.

3. Konsep EVA sebagai pengukur kinerja perusahaan memperhatikan harapan penyedia dana secara adil dimana derajat keadilannya dinyatakan dengan ukuran

tertimbang struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar bukan pada nilai buku.

4. Penerapan EVA yang praktis merupakan salah satu bahan pertimbangan bagi pebisnis untuk mengambil keputusan dan kebijaksanaan pemodal.

5. EVA dapat digunakan sebagai tolak ukur pemberian bonus pada karyawan.

6. Konsep EVA mempengaruhi keputusan organisasi untuk keluar dari mulut unit usaha yang mempunyai negative value added.

Market Value Added (MVA)

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimumkan kesejahteraan pemegang saham. Hal itu dapat dicapai dengan memaksimumkan nilai Market Value Added (MVA), secara sederhana MVA dapat diartikan sebagai selisih antara nilai pasar saham dengan jumlah ekuitas modal investor. Menurut Dierks, Paul A dan Patel

(1997:53) MVA is “a cumulative measure of corporate performance that looks at how much a company’s stock has added to (or taken out of) investor’s pocketbooks over its life and compares it with the capital thore same investors put into the firm”.

MVA sendiri merupakan tingkat keberhasilan suatu perusahaan untuk meningkatkan modal yang telah diinvestasikan oleh investor maka semakin Besar MVA menunjukkan bahwa MVA semakin baik. Oleh sebab itu apabila MVA bersifat positif dapat disimpulkan suatu perusahaan telah berhasil meningkatkan modal yang telah diinvestasikan, sedangkan bila MVA bersifat negatif dapat diartikan perusahaan tersebut tidak berhasil meningkatkan modal yang telah diinvestasikan bahkan hal ini juga dapat menurunkan nilai modal yang telah diinvestasikan oleh investor.

Menurut Young & O’Byrne (2001:27) MVA dapat meningkat “ jika

(6)

Hubungan EVA dan MVA

Economic Value Added (EVA) digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja suatu perusahaan dalam satu periode. Pada dasarnya, EVA menjadi alat ukur yang sangat baik dalam mengukur kinerja perusahaan dimasa lalu dalam hal menciptakan nilai perusahaan. Yang mana kinerja masa lalu tersebut diharapkan akan berlanjut dimasa yang akan datang.

Hal yang relevan untuk menghubungkan kinerja masa lalu dengan harapan dimasa mendatang adalah dengan menghubungkan kinerja masa lalu yang diwakili oleh EVA dengan harga pasar saham. dalam teori yang ada menyatakan EVA dan imbal balik saham cenderung bergerak bersamaan. Hal ini mungkin terjadi karena EVA dapat memberikan pengaruh kepada investor untuk berinvestasi. Hal seperti ini yang diungkapkan oleh Makelainen (1998) yang menyatakan bahwa semakin tinggi ekspetasi EVA sebuah perusahaan, maka semakin tinggi pula market value dan konsekuensi akan menaikan pula harga saham dan Makelainen (1998) juga menyatakan bahwa imbal hasil saham merupakan cerminan dari ekspetasi terhadap EVA dimasa mendatang.

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Market Value Added (MVA) telah dilakukan oleh beberapa peneliti lainnya antara lain Ramana (2003) meneliti adalah data tahun 1993-2003 menunjukan bahwa EVA dan NOPAT berpengaruh secara positif dengan MVA dan EVA yang memiliki korelasi tertinggi dibandingkan NOPAT.

Prakasa (2007) meneliti hubungan EVA dan MVA pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dengan mengunakan data tahun 2004-2005 dengan hasil penelitian yang menunjukan EVA tidak berkorelasi signifikan dengan MVA, hal ini disebabkan

karena tidak adanya efisiensi pasar modal di Indonesia. Airlangga (2009) meneliti pengaruh EVA dan Return On Asset (ROA) terhadap MVA pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengunakan data tahun 2006-2008 menunjukan bahwa EVA dan ROA memiliki pengaruh signifikan secara simultan terhadap MVA dan secara parsial EVA dan ROA berpengaruh signifikan.

Hartini (2009) melakukan penelitian pada PT Bank Mandiri Tbk untuk mengetahui hubungan antara EVA dan MVA dalam menilai kinerja, pada penelitian ini mengunakan data tahun 2006-2008. Hasil penelitian ini menunjukan ada hubungan antara EVA dengan MVA, namun sifatnya tidak selalu searah. Vitasari (2011) meneliti pengaruh EVA terhadap MVA pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia dengan mengunakan data tahun 2007-2009. Penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial EVA berpengaruh signifikan terhadap MVA.

Kerangka Konseptual

Menurut Sugiyono (2010:88) Kerangka konseptual yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang diteliti. Kerangka konseptual merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah didesikripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang teliti dan selanjutnya digunakan untuk

merumuskan hipotesis.”

(7)

Economic Value Added (EVA) merupakan alat ukur kinerja masa lalu suatu perusahaan yang berarti EVA dapat mengambarkan kondisi perusahaan. Dengan melihat EVA para investor dapat memprediksi kondisi kinerja masa yang akan datang atau mengharapkan suatu kinerja yang lebih baik dimasa yang akan datang hal ini dapat dilihat berupa respon terhadap harga saham di pasar yang merupakan komponen dari Market value Added (MVA). Sehingga pada kondisi umum EVA dapat memberikan pengaruh terhadap MVA.

Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:93) Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dikemukan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1 : Economic Value Added (EVA)

berpengaruh signifikan terhadap Market Value Added (MVA) pada perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO).

METODE PENELITIAN Desain Penelitian

Desain Penelitian ini adalah desain penelitian asosiatif kausal. Desain penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan satu variabel dengan variabel lainnya atau satu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Dalam penelitian ini akan diuji pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Market Value Added (MVA) pada perusahaan yang melakukan IPO di BEI.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah Perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2010 yaitu 22 perusahaan pada tahun 2007, 19 perusahaan pada tahun 2008, 13 perusahaan pada tahun 2009 dan 23 perusahaan pada tahun 2010 dengan total populasi 77 perusahaan.

Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu

pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu.

Kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2007-2010 dan menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit pada tahun IPO dan satu tahun pasca IPO.

2. Perusahaan tersebut mempunyai data penelitian pada tahun IPO dan satu tahun pasca IPO.

3. Perusahaan tersebut mempunyai nilai EBIT (Earning before interest and tax), EBT (Earning Before Tax) dan EAT (Earning After Tax) positif pada tahun IPO dan satu tahun pasca IPO..

Jenis Data

Penelitian ini mengunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan yang bersangkutan tetapi berasal dari lembaga pengumpul data. Data sekunder yang digunakan adalah data keuangan tahunan dan data saham yang diperoleh dari dari situs www.idx.co.id. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pooling data, yaitu gabungan dari data cross section dan time series.

Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data sekunder yang berupa dokumen-dokumen, catatan-catatan, laporan keuangan dan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini. Data diperoleh dari internet dengan cara mengunduh data-data yang akan digunakan dengan mengakses dari situs www.idx.co.id.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Independen

(8)

penelitian ini adalah Economic Value Added (EVA.

Variabel Dependen

Variabel Dependen disebut juga variabel terikat yang berarti variabel ini dipengaruhi variabel independen. Dalam penelitian ini Market Value Added (MVA) yang menjadi variabel dependen.

Market Value Added (MVA) merupakan dengan mencari selisih antara nilai pasar ekuitas dengan total ekuitas saham biasa. Atau dapat dihitung dengan rumus :

MVA = (Saham yang Beredar × Harga Saham) – Total Ekuitas Saham Biasa

Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode analisis yang dilakukan dengan analisis statistik dan mengunakan software SPSS versi 19 (Statistical Product and Services Solution). Metode dan teknik analisis dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), median, modus, standar deviasi, maksimum dan minimum yang kemudian menjadi sebuah informasi yang jelas dan dapat dipahami.

Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

Uji Normalitas Menurut Ghozali

(2011:160) “bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.”

Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokedastistas bertujuan

“untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda

disebut heteroskesdatisitas” (Ghozali,

2011:139).

Adapun cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskesdatisitas dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi antar nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik plot dengan dasar analisis.

Uji heterokedastisitas dapat juga dilakukan dengan mengunakan uji glejser dilakukan dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen Gujarati dalam (Ghozali,2011:142) dengan persamaan regresi :

| Ut| =  + Xt + vt

Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2011:110) Uji

Autokorelasi ini bertujuan “untuk menguji

apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)”. Autokorelasi dapat terjadi pada observasi yang menggunakan runtut waktu (time series) dimana penggangu dari data pada periode sebelumnya akan berpengaruh terhadap data pada periode berikutnya. Model regresi yang baik harus terbebas dari adanya autokorelasi. Salah satu cara untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yaitu dengan melakukan uji Durbin-Watson (DW test).

Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian Hipotesis penelitian dilakukan dengan analisis regresi liner sederhana. Uji ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap satu variabel dependen. Hasil dari analisis regresi linear sederhana berupa koefisien untuk variable independen. Persamaan regresi linear sederhana yang digunakan adalah sebagai berikut :

Y =  +  X + e Keterangan :

Y = Market Value Added

 = konstanta

 = koefisian regresi dari variabel independen

(9)

Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,2011:97). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Jika koefisien determinasi semakin mendekati 1 maka semakin kuat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan koefisien determinasi mendekati 0, maka dapat dikatakan semakin kecil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Menurut Ghozali (2011:98) “uji

statsitik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Hipotesis yang akan diuji:

Ho :  = 0, artinya EVA tidak berpengaruh signifikan terhadap MVA

H1 :  ≠ 0, artinya EVA berpengaruh signifikan terhadap MVA.

Dengan ketentuan sebagai berikut :

 Jika thitung < ttabel dan probitabilitas >

Data dalam penelitian ini diperoleh dari situs www.idx.co.id tahun 2007-2011. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) pada tahun 2007-2010. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan mengunakan metode purposive sampling dengan kriteria tertentu.berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, terdapat sejumlah 34 perusahaan yang melakukan IPO pada tahun 2007-2010 yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel dan diamati selama 1 tahun setelah IPO.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan model

persamaan regresi linear sederhana yang bertujuan mengetahui pengaruh variabel bebas atau variabel independen terhadap variabel terikat atau dependen. Analisis data dimulai dengan mengumpulkan data serta mengolah data mengunakan microsoft Excel 2007, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan mengunakan regresi linear sederhana. Pengujian asumsi klasik dan regresi linear sederhana dilakukan dengan software SPSS 19.

Analisis Hasil Penelitian Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif akan memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), dan standar deviasi yang dihasilkan dari variabel penelitian. Hasil analisis dengan statistik deskriptif dari sampel disajikan sebagai berikut:

Sumber : Data diolah oleh penulis (2012)

Pada tabel 4.2 menunjukan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 68, yang dapat dilihat dari nilai N.

Economic Value Added (EVA)

EVA dalam penelitian itu dihitung dengan membandingkan Net Operating After Tax (NOPAT) dengan Capital Charge atau biaya modal yang dikeluarkan perusahaan .

Market Value Added (MVA)

(10)

Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mendeteksi apakah residual terdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik yang terdiri dari histrogram dan Normal Probanility Plot. Hal menunjukkan bahwa distribusi residual yang tidak normal, hal ini ditunjukan oleh grafik histrogram yang terlalu menurun dengan (landai) ke arah kiri (skewness), sedangkan kearah kanan tidak demikian.

Data tidak terdistribusi normal disebabkan sampel yang digunakan terdiri dari beberapa kelompok perusahaan yang berbeda sehingga data mempunyai fluktasi data yang tidak stabil sehingga menimbulkan banyak angka yang bias.

Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, penulis melakukan transformasi data ke model logaritma natural (Ln). Setelah dilakukan transformasi data ke model logaritma natural (Ln), jumlah sampel (N) berkurang akibat proses penormalan data, yaitu dari 68 menjadi 64 sampel. Berikut hasil uji normalitas setelah data di uji ulang. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi regresi telah memenuhi asumsi normalitas.

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Uji heterokedastisitas dapat juga dilakukan dengan mengunakan uji glejser dilakukan dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Dalam pengambilan keputusan dapat dilihat dari koefisien parameter, jika nilai probabilitas signifikansinya di atas 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Namun sebaliknya, jika nilai probabilitas signifikansinya di bawah 0,05 maka dapat dikatakan telah terjadi heteroskedastisitas.

Uji Autokorelasi

Dalam uji autokorelasi ini kita dapat menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan-kesalahan penganggu pada periode sebelumnya. Jika terjadi

autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat sehingga model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokeralasi. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan uji Durbin Watson (DW). Hasil uji autokorelasi dengan mengunakan pengujianan DW ditunjukan pada tabel berikut:

Pengujian Hipotesis Penelitian Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Berikut adalah hasil perhitungan koefisien determinasi hipotesis.

Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya. Hasil uji t pada menerangkan bahwa konstanta sebesar 12.44 menyatakan bahwa jika tidak ada variabel independen (EVA=0) maka Market Value Added (EVA) sebesar 12,444 dan tabel 4.7 juga menyatakan bahwa Economic Value Added (EVA) berpengaruh terhadap Market Value Added (MVA). Hal ini terlihat dari signifikansi pada tabel 4.7 lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). Perbandingan nilai t hitung dengan t tabel juga menunjukan bahwa EVA berpengaruh terhadap MVA dimana nilai thitung sebesar 7,475 dan nilaitabel yang diperoleh dari Microsoft Excel, dengan rumus TINV(0.05,63) sebesar 1,99834 yang berarti thitung > nilaitabel (7,475 > 1,99834) dan nilai  = 0,644 menunjukan bahwa EVA memiliki hubungan positif terhadap MVA.

Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil pengolahan data mengunakan program SPSS sebelumnya menunjukkan nilai Adjust R Square terhadap Market Value Added (MVA) sebesar 0,466 yang bearti 46,6 % variabel Market Value Added (MVA) dapat dijelaskan oleh Economic Value Added (EVA) sedangkan sisanya 54,4 % dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain selain variabel independent tersebut.

(11)

berpengaruh secara signifikan terhadap Market Value Added (MVA) pada perusahan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) terbukti dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,050,000 < 0,05) dan berdasarkan nilai thitung > nilai ttabel (7,475 > 1,99834). Hasil tersebut menunjukan bahwa kenaikan atau penurunan EVA akan berpengaruh terhadap MVA.

Dan berdasarkan nilai  = 0,644 dapat diambil kesimpulan pengaruh EVA terhadap MVA merupakan pengaruh positif yang berarti setiap kenaikan atau penurunan EVA akan berpengaruh dengan kenaikan dan penurunan MVA. Tetapi EVA yang negatif belum tentu menyebabkan MVA yang negatif dan sebaliknya, karena MVA merupakan harapan kinerja masa yang akan datang.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan Ramana (2003), Airlangga (2009) dan Vitasari (2011) yang menyatakan bahwa EVA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap MVA

Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Prakarsa (2007) yang menyatakan bahwa Economic Value Added (EVA) tidak berpengaruh signifikan atau berkorelasi terhadap Market Value Added (MVA) dan hasil penelitian ini juga bertentangan dengan penelitian Hartini (2009) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara nilai EVA dan MVA, namun sifatnya tidak selalu searah.

Perbedaan hasil penelitian ini dengan Prakasa (2007) hal ini disebabkan pada saat penelitian tersebut pasar modal yaitu BEI tidak memiliki efisiensi pasar modal dan perbedaan hasil penelitian dengan Hartini (2009) disebabkan pada penelitiannya Hartini hanya mengunakan sampel satu perusahaan.

KESIMPULAN

Berdasarkan uji asumsi klasik yang dilakukan menunjukan distribusi data yang normal begitu pula dengan uji asumsi klasik lainnya yaitu uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi tidak ditemukan penyimpangan dari uji asumsi klasik dan berdasarkan hasil analisis statistik dan uji t terhadap seluruh data, maka dapat

disimpulkan bahwa H diterima. Hasil menunjukan bahwa Economic Value Added (EVA) berpengaruh signifikan terhadap Market Value Added (MVA) pada perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) dan berdasarkan uji Koefisien determinasi (R²) diketahui bahwa EVA mampu mempengaruhi MVA sebesar 46,6 % sedangkan sisanya 54,4 % dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti. Hal ini berarti jika kinerja suatu perusahaan mengalami penurunan maupun peningkatan yang dicerminkan oleh Economic Value Added (EVA) akan berdampak pada nilai pasar perusahaan yang dicerminkan oleh MVA yang merupakan harapan atau ekseptasi dari investor terhadap kinerja masa yang akan datang suatu perusahaan.

Keterbatasan

Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbasan yang dimiliki antara lain sebagai berikut :

1. Referensi yang dimiliki penulis belum begitu lengkap untuk menunjang proses penelitian, sehingga terdapat banyak kekurangan dalam mendukung teori dan latar belakang masalah. 2. Jumlah sampel yang digunakan dalam

penelitian ini hanya menganalisis perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2010 dengan jumlah populasi 77 perusahaan dan jumlah sampel 34 perusahaan dengan n observasi sebanyak 64.

3. Penelitian ini hanya mengunakan indikator EVA dan MVA saja sebagai alat ukur kinerja keuangan perusahaan tanpa mengunakan indikator pembanding sehingga kondisi kinerja keuangan perusahaan tidak dapat diketahui dengan pasti.

SARAN

Berdasarkan pada hasil analisis, kesimpulan dan keterbatasan yang telah diuraikan, maka saran yang dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut :

a. Bagi manajemen perusahaan

(12)

untuk mensejahterakan pemegang saham tercapai.

2. Manajemen perusahaan disarankan memperbaiki EVA sebelum melakukan IPO dan melakukan perbaikan secara berkala pasca IPO.

b. Bagi investor

Bagi investor atau calon investor disarankan mengunakan EVA salah satu indikator penting untuk melengakapi analisis fundamental sebelum melakukan investasi di Bursa Efek Indonesia

c. Bagi peneliti selanjutnya

1. Jumlah sampel yang digunakan dapat ditambah dengan memasukan perusahaan yang melakukan IPO pada sebelum tahun 2007 maupun tahun setelah tahun 2010 sehingga mewakili ukuran sampel perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia dan dapat diperoleh distribusi data yang baik. 2. Menambahkan jumlah tahun

pengamatan untuk mengetahui pengaruh jangka panjang.

3. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis sebaiknya menambahkan variabel lain yang

diperkirakan mampu

mempengaruhi Market Value Added (MVA).

DAFTAR PUSTAKA

Airlangga, 2009. Analisis Pengaruh Econimic Value Added (EVA) dan Return on Asset (ROA) terhadap Market Value Added (MVA) pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekononomi Universitas

Pembangunan Nasional Veteran, Jakarta.

Anthony dan Govindarajan, 2002. Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi I, Salemba Empat, Jakarta.

Arifin, Zaenal 2010. Potret IPO di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Siasat Bisnis, Volume 14 Nomor 1 hal 89-110. Brealey, Marcus dan Myres 2008.

Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F, 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi 10, Salemba Empat, Jakarta.

Dierks, Paul A, Patel, 1997. “What is EVA

and How Can It Help Your

Company?”. Strategic Finance,

ABI/INFORM hal 52-58.

Erlina, 2011. Metodologi Penelitian, USU Press, Medan

Ghozali, Imam, 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Edisi kelima, Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang, hal 110.

Kartini, Gatot Hermawan, 2008. “Economic Value Added dan Market Value Added terhadap Return Saham”, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Volume 12, hal 355-368.

Makelainen, Esa, 1998. “Economic Value

Added as Management

Tool”Helsinki School of Economic ad Business Administration.

Mirza, Tengku dan Imbuh, S, 1999. Konsep EVA “Pendekatan untuk Menentukan Nilai Rill Manajemen”. Usahawan, Nomor 2 hal 93 dan 99.

Mulyadi, 1997. Akuntansi Manajemen: Konsep, manfaat dan rekayasa, Edisi kedua, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.

Prakasa, Yoga Mulya, 2007. Analisis Hubungan Econimic Value Added dan Market Value Added (MVA) pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Ramana, D.V, 2003. “Market Value Added

Economic Value Added : Some

Emperical Evidences”, SSRN, hal 1-15.

Schipper, K, 1989. “Commentary on

Earnings Management”. Accounting

Horizon, Volume 3 hal 91-102. Steward III, G. Bennet, 1991. The Quest for

Value, Harper Cillins, hal 118. Stewart, G. Bennet, 1990. The Quest For

(13)

Sucipto, 2003. Penilaian Kinerja Keuangan. Jurnal Akuntansi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan ke-15, Alfabeta, Bandung. Vitasari, Leony, 2011. Analisis Pengaruh

Econimic Value Added terhadap Market Value Added (MVA) pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia, Skripsi Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.

Winarto, Jacinta, 2005. “Penilaian Kinerja

Keuangan Perusahaan dengan Menggunakan Metode Market Value

Added (MVA)”, Jurnal Manajemen

Maranatha, Volume 4 hal 1-19.

Young, S. David, and O’Bryne 2001, EVA

(14)

Pedoman Penulisan

Petunjuk Penulisan bagi Penulis

Jurnal EKONOM

ISSN 0853-2435

1. Artikel yang ditulis adalah merupakan hasil penelitian dan pemikiran analitisdi bidang ekonomi. Naskah diketik dengan huruf times new roman, font 12, satu spasi, kertas A4, maksimal 15 halaman, rangkap 3 eksemplar beserta disket dan file diketik dengan Microsoft Word.

2. Nama penulis artikel ditulis tanpa gelar akademik dan ditempatkan di bawah judul artikel. Apabila artikel ditulis oleh lebih dari satu orang, maka penulis berikutnya diurutkan di bawah penulis utama. Alamat dan institusi penulis serta e-mail harus dicantumkam untuk mempermudah komunikasi.

3. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia yang bernar atau bahasa Inggeris dengan format essai. Judul bagian dicetak dengan huruf besar, bagian berikutnnya dengan huruf besar kecil dan bagian lain dengan huruf besar kecil miring.

4. Format penulisan untuk hasil penelitian adalah : judul, nama penulis; abstrak (maks. 100 kata berisikan tujuan, metode dan hasil penelitian); kata kunci, pendahuluan (latar belakang, tinjauan pustaka dan tujuan penelitian; metode ; hasil ; pembahasan ; kesimpulan dan saran ; daftar rujukan

5. Format penulisan untuk non penelitian (hasil pemikiran) adalah : judul, nama penulis; abstrak (maks. 100 kata berisikan tujuan, dan hasil penelitian); kata kunci, pendahuluan (latar belakang, tinjauan pustaka dan tujuan penelitian) ; pembahasan ; kesimpulan dan saran ; daftar rujukan.

6. Daftar Rujukan memuat pustaka terbitan 10 tahun terakhir, bersumber dari buku-buku, jurnal dan laporan penelitian lain (skripsi, tesis dan disertasi). Setiap pengutipan rujukan dicantumkan nama dan tahun contoh (Samuelson, 2005: 202).

7. Daftar Rujukan ditulis dengan ketentuan sebagai berikut : Buku :

Hill, H. 2000. Unity and diversity Regional Economic Development : In Indonesia Since 1970, University Press, Oxford.

Jurnal :

Usmanto, 2002. Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Dampaknya tehadap Lingkungan, Jurnal Ekonom, Vol. 6 /No.3,Fakultas Ekonomi USU, Medan.

Koran (Surat Khabar) :

Neraca. 29 Juli, 2006. Reformasi Ekonomi Dewasa Ini. Hal. 5.

Skripsi, Tesis, Disertasi dan laporan Penelitian :

Rahmansyah, A. 2004. Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Propinsi-propinsi di Indonesia. Tesis tidak diterbitkan. Medan.SPs Universitas Sumatera Utara.

Internet :

(15)

8. Semua artikel ditelaah oleh secara anonym oleh penyunting ahli yang ditunjuk berdasarkan kepakaran dan kompetensinya. Perbaikan dimungkinkan setelah artikel tersebut disunting dan pemberitahuan pemuatan tulisan atau ditolak akan diberitahukan kepada penulis.

9. Proses penyuntingan terhadap draft tulisan dilakukan oleh penyunting dan atau melibatkan penulis.

Referensi

Dokumen terkait

Perusahaan dikatakan berhasil menciptkan nilai tambah bagi pemilik modal, jika Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) bernilai positif, karena

yang digunakan adalah dengan metode Economic Value Added (EVA) dan. Market Value Added

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA), MARKET VALUE ADDED (MVA), DAN BOARD INDEPENDENT TERHADAP KINERJA KEUANGAN.. PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Economic Value Added (EVA), dan Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Pertambangan

Dari hasil penelitian menggunakan pendekatan Economic Value Added (EVA) Dan Market Value Added (MVA) didapat bahwa EVA dan MVA PT. Telkom bernilai positif. EVA

“Pengar uh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) ter hadap Nilai Per usahaan pada Per usahaan Automotif di BEI”..

Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) Studi Empiris Pada Emiten Manufaktur Di Bursa Efek

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode Economic Value Added EVA dan Market Value Added MVA yang menunjukkan bahwa dilihat dari metode EVA bahwa PT Bank Negara