• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penilaian Konsumen Terhadap Store Atmosphere Pada Clothing arena Experince Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Penilaian Konsumen Terhadap Store Atmosphere Pada Clothing arena Experince Bandung"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

iv

Ivan Khilwan,

Analisis Penilaian konsumen Terhadap

Store Atmosphere Pada Clothing

Arena Experince Bandung”. Dibawah bimbingan Dra. Rahma Wahdiniwaty, M. Si.

Seiring dengan berubahnya motif seseorang untuk berbelanja yaitu karena kegiatan

tersebut sudah tidak hanya dianggap sebagai kegiatan fungsional untuk membeli barang-barang

keperluan saja, akan tetapi kegiatan belanja saat ini lebih cenderung dianggap sebagi kegiatan

dalam mengisi waktu luang, rekreasi, hiburan, atau pelepas stres saja. Untuk itulah setiap pelaku

usaha diharapkan mampu mencari tahu kebutuhan dan keinginan konsumen. Tujuan dari bisnis

eceran inipun telah berubah fungsinya, yaitu tidak lagi sekedar menjual produknya saja, akan

tetapi berusaha menciptakan sebuah suasana pembelian yang nyaman sehingga konsumen dapat

menikmatinya dan merasa betah saat berada didalam toko dan diharapkan suasana (

atmosphere

)

di toko tersebut mampu mempengaruhi pikiran konsumen untuk berkunjung. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan penataan

atmosphere

Clothing Arena Experince

Bandung dan untuk mengetahui tanggapan responden tehadap pelaksanaan Penataan

atmosphere

Clothing Arena Experince Bandung.

Metode yang digunakan dalam menyusun Tugas Akhir ini menggunakan metode

deskriptif yaitu suatu penelitian yang menggambarkan keadaan perusahaan yang sebenarnya,

khususnya mengenai aspek–aspek yang diteliti, dimana data yang diperoleh dikumpulkan,

disusun, dan diuraikan kemudian dianalisis untuk mengambil keputusan.

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Kebutuhan dan keinginan manusia sebagai

individu maupun golongan selalu meningkat.Kebutuhan manusia sangat beraneka

ragam antara lain: kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Dengan adanya

kebutuhan yang beraneka ragam itu, maka pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat

pun akan meningkat. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi tersebut maka dunia

usahapun berkembang semakin luas, komplek, dan bervariasi. hal ini ditunjukan

dengan semakin banyaknya barang yang ditawarkan baik untuk konsumen industri

maupun.konsumen.akhir...

.

Banyak sekali bisnis–bisnis atau usaha–usaha yang sedang marak dan

(3)

Akibat perkembangan tersebut maka dapat menyebabkan adanya persaingan

yang kompetitif antar perusahaan. Dimana perusahaan dituntut untuk dapat melihat

berbagai kesempatan yang ada dan mencari strategi atau cara-cara untuk menarik

konsumen atau pelanggan dan mempertahankannya, sehingga perusahaan dapat

mengatasi dan dapat bertahan dalam persaingan yang dihadapinya, baik dalam

jangka panjang maupun dalam jangka pendek.

...

...Melihat kondisi persaingan yang semakin ketat tersebut, setiap bisnis ritel

perlu meningkatkan kekuatan yang ada dalam perusahaannya dengan cara

memunculkan perbedaan atau keunikan yang dimiliki perusahaan dibandingkan

dengan pesaing untuk dapat menarik minat membeli konsumen. Menarik konsumen

melakukan pembelian tidak hanya dapat dilakukan dengan memberikan diskon,

door

prize,

atau kegiatan promosi lainnya. Menarik konsumen untuk melakukan

pembelian juga dapat dilakukannya strategi memberikan

store atmosphere

yang

menyenangkan bagi kosumen pada saat di dalam toko, karena konsumen yang

merasa senang diharapkan akan melakukan pembelian.Untuk dapat menciptakan

atmosphere

yang menyenangkan, maka perlu diciptakan

store atmosphere

yang

baik.………

……..Menurut Michael Laroche dkk, yang dikutip oleh Abuginda (2006:3).

Untuk membangun pengalaman berbelanja yang menyenangkan, maka pemasar kini

membangun konsep yang disebut sebagai “

Store Atmosphere

“ dimana didalam toko

dibangun dimensi – dimensi yang diharapkan akan dapat mempengaruhi pembeli

(4)
(5)

dilakukan oleh

Clothing Arena Experience

yaitu degan merubah tema toko setiap 4

bulan sekali seperti:

carnival,summer,wrinter

dll.Hal ini bertujuan agar konsumen

yang berkunjung tidak merasa bosan dan sebagai daya tarik pada saat konsumen

masuk kedalam toko. Namun berdasarkan survey awal kepada beberapa konsumen

yang berkunjung mengatakan bahwa tema toko yang dipakai di

Clothing Arena

Experience

pada umumnya menyatakan tidak merubah suasana toko tetap biasa

,seperti>tidak>adanya>perubahaan<suasana.………

.Hal ini merupakan tantangan bagi

Clothing Arena Experience

untuk

menyikapinya, konsumen akan berpikir toko tersebut bagus dalam

store atmosphere

bila toko tersebut memberikan kenyamanan yang diinginkan dan akan memberikan

presepsi konsumen terhadap kualitas produk. Presepsi konsumen akan sebuah

produk di peroleh dan dibentuk dari komunikasi yang dilakukan oleh para pemasar.

…....Dari hal ini situasi toko tersebut atau

store atmoephere

sangat dibutuhkan

peranannya bagi perusahaan. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang dapat

mengerti akan konsumennya dan dapat berinovasi dalam pelayanan kepada para

konsumen.………

……Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian di

Clothing Arena Experience

tentang tanggapan konsumen terhadap

store atmosphere

yang dilakukan oleh

Clothing Arena Experience

sebagai salah satu

bentuk komunikasi pemasaran dengan

store atmosphere

agar konsumen merasa

tertarik.untuk.melakukan.pembelian.

(6)

Di dalam penyusunan tugas akhir ini penulis tertarik untuk mengambil judul

“ANALISIS PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP

STORE ATMOSPHERE

PADA CLOTHING ARENA EXPERIENCE BANDUNG”

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1. Identifikasi Masalah

Clothing Arena Experience

merubah tema tokonya setiap 4 bulan sekali

seperti:

carnival,summer,wrinter

dll.Tujuannya agar konsumen yang berkunjung

tidak merasa bosan dan sebagai daya tarik pada saat konsumen masuk kedalam toko.

Namun berdasarkan survey awal kepada beberapa konsumen yang berkunjung

mengatakan bahwa tema toko yang dipakai di

Clothing Arena Experience

pada

umumnya menyatakan tidak merubah suasana toko tetap biasa ,seperti tidak adanya

perubahaan suasana.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan di atas

mengenai analisis

Store Atmosphere

pada

Clothing Arena Experience

Bandung maka

penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan

store atmosphere

yang dilakukan oleh

Clothing Arena

Experience

Bandung.

(7)

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

penilaian konsumen terhadap

store atmosphere

pada

Clothing Arena Experience

,

sedangkan tujuan penelitian ini adalah :

1

.

Untuk mengetahui pelaksanaan

store atmosphere

yang dilakukan oleh

Clothing

Arena Experience.

2

.

Untuk mengetahui bagaimana penilai konsumen mengenai pelaksanaan

store

atmosphere

pada

Clothing Arena Experience.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1.

Kegunaan Praktis

1.

Bagi Clothing Arena Experience Bandung, memberikan informasi tentang

pelaksanaan

store atmosphere

, sehingga dapat dijadikan masukan dan bahan

untuk pegambilan keputusan terutama yang berhubugan degan

store atmosphere.

2.

Bagi karyawan di Clothing Arena Experience Bandung, memberikan informasi

(8)

1.4.2.

Kegunaan Akademis

1.

Bagi pengembangan Ilmu Manajemen Pemasaran, memberikan referensi tentang

store atmosphere

2.

Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin mengkaji

dalam bidang yang sama.

3.

Bagi peneliti, sebagai uji kemampuan dalam menerapkan teori-teori yang

diperoleh diperkuliahan terkait dengan

store atmosphere.

1.5.Lokasi dan Jadwal Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Clothing Arena Experience Bandung yang

beralamat di JL. Ir. H Djuanda No. 207 Bandung.

(9)

Tabel 1.1.

Jadwal Kegiatan Penelitian

No.

Uraian

Kegiatan

Waktu

Feb

Maret

April

Mei

Juni

Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

Pengajuan

Usulan

Penelitian

2

Penelitian di

Perusahaan

3

Pengumpula

n Data

4

Pengolahan

dan Analisis

Data

5

Penulisan

(10)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA & KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1. Ritel

Salah satu perantara dalam saluran pemasaran adalah pengecer. Eceran

(

retailing)

mempunyai peranan penting dalam perekonomian dengan menyediakan

banyak jenis dan keragaman barang maupun pelayanan.

2.1.1.1. Pengertian Ritel

Pengertian eceran (

retailing)

menurut Stanton yang dikutip oleh Alma

(2005:54)

adalah sebagai berikut:

Retailling includes all activities directly relateld to the sale of goods and service to

the ultimate consumer for personal, non business use

”.

Sedangkan menurut Berman dan Evan yang dikutip oleh Alma (2005:54)

adalah sebagai berikut :

Retailing consists of those business activities involved in the sale of goods and

services to consumers for their personal, family, or household use. It’s the final stage

in the distribution process

”.

Dari definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa perdagangan eceran adalah

suatu kegiatan menjual barang dan jasa kepada konsumen akhir dan ini merupakan

(11)

2.1.1.2. Klasifikasi Ritel

Klasifikasi toko-toko eceran menurut Berman dan Evan (2007:71) adalah

sebagai berikut:

1. Kepemilikan

Pengecer dapat diklasifikasikan secara luas menurut bentuk kepemilikan

independent

, bagian dari rantai atau toko waralaba.

1) Pengecer

independent

adalah pengecer yang dimiliki oleh seseorang atau suatu

kemitraan dan tidak dioperasikan sebagai bagian dari lembaga eceran yang lebih

besar

2) Toko berantai, (

chain store

) adalah toko yang dimiliki dan dioperasikan sebagai

satu kelompok oleh satu organisasi

3) Waralaba (

franchise

) dimiliki dan dioperasikan oleh individu tetapimemperoleh

lisensi dari organisasi pendukung yang lebih besar.

2. Tingkat pelayanan

Tingkat pelayanan yang disediakan oleh pengercer dapat diklasifikasikan

sepanjang suatu rangkaian dari pelayanan penuh (

full service

) sampai pelayanan

sendiri (

self service

).

3. Keragaman produk

Dasar ketiga untuk memposisikan atau mengklasifikasikan toko-toko adalah

berdasarkan keluasan dan kedalaman lini produk mereka. Sebagai contoh adalah

(12)

dalam keragaman produk mereka, biasanya menjual lini produk tunggal atau

sempit tetapi dengan tingkat kedalaman yang tinggi.

4. Harga

Harga merupakan cara ke empat untuk memposisikan toko-toko eceran. Toko

diskon,

factory outlet

dan pengecer obral adalah toko yang menggunakan harga

rendah.

2.1.1.3. Jenis Toko Ritel

Menurut Levy dan Weitz (2007:39) ritel dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu

food retailer

,

general merchandise retailer

, dan

non store retailer.

1. Food retailers

a

. Supermarkets

Supermarkets

konvensional biasanya mempersilahkan pengunjung untuk melayani

dirinya sendiri dalam mencari kebutuhan seperti perlengkapan sehari-hari, daging,

perlengkapan yang bukan termasuk makanan seperti perawatan kesehatan dan

lain-lain. Contoh : Hero, superindo.

b

. Hypermarkets

Hypermarkets

mempunyai luas 100.000-300.000 m2

hypermarkets

juga termasuk

salah satu ritel yang cepat berkembang. Contoh : Hypermart, giant.

c. Convenience stores

Convenience stores

atau toko kebutuhan sehari-hari memberikan aneka ragam

barang kebutuhan yang terbatas dengan lokasi yang terjangkau. Contoh : Mini

(13)

2. General merchandise retailers

a. Department store

Menangani beberapa bagian penjualan produk di bawah satu atap, sebuah

department store

menyediakan variasi produk belanja dan produk-produk khusus

secara luas termasuk pakaian, kosmetik,peralatan rumah tangga, alat-alat

elektronik dan kadang-kadang mebel. Pembelian biasanya dilakukan

masing-masing bagian diperlakukan sebagai pusat pembelian terpisah agar ekonomis

dalam promosi, pembelian, pelayanan dan pengawasan. Contoh : Yogya,

ramayana.

b. Speciality stores

Toko khusus adalah toko eceran yang mengkhususkan diri pada jenis barang

dagangan tertentu. Format toko khusus memungkinkan pengecer memperhalus

strategi segmentasi mereka dan menempatkan barang dagangan mereka di target

pasar yang spesifik. Sebuah toko khusus tidak hanya merupakan sejenis toko,

tetapi juga merupakan metode operasi eceran, yaitu mengkhususkan diri pada jenis

barang dagangan tertentu. Contoh : Toko buku gramedia, aquarius.

c. Drugstores

Toko obat (

drug store

) menawarkan produk-produk dan jasa yang berkaitan

dengan farmasi sebagai daya tarik utama mereka. Konsumen paling sering tertarik

dengan sebuah toko obat oleh farmasinya atau ahli farmasinya, kenyamanan atau

karena ia mempertahankan rencana resep pihak ketiga mereka. Contoh : apotik

(14)

d. Category specialist

Category specialist

adalah toko diskon dengan ukuran yang besar. Ritel ini

dasarnya adalah

discount speciality stores

. Dengan menawarkan barang-barang

yang lengkap dengan harga yang rendah.Contoh : Toy “R”, old navy.

e. Extreme Value Retailers

Extreme Value Retailers

adalah sebuah toko kecil dan termasuk toko diskon

dengan lini penuh yang menawarkan barang dagangan yang terbatas dengan harga

yang sangat murah Contoh : Toko serbu (serba lima ribu).

3. Non Store Retailers

a. Electronic Retailers

Electronic Retailers

atau sering dikenal dengan

e-tailling

,

online tailing

, dan

internet tailing

adalah format ritel di mana peritel

berkomunikasi dengan

konsumen dan menawarkan barang dan jasa

yang dijual melalui internet.

Contoh : Nixon

watch,

e-bay.

b. Catalog and Direct Mail Retailers

Catalog retailling

adalah format ritel bukan toko di mana peritel menawarkan

produknya menggunakan catalog.

Contoh : Oriflame (produk kecantikan), sophie martin.

c. Direct Selling

(15)

d. Television Home Shopping

Television home shopping

adalah format ritel di mana konsumen menonton suatu

program TV yang mendemontrasikan produk yang mereka tawarkan.

Contoh :

Inovation store.

e. Services retailing

Service retailing

adalah jenis ritel yang lebih banyak menyediakan pelayanan

daripada barang yang dijual, atau bahkan hanya menjual jasa.

Contoh : Garda otto.

2.1.1.4. Bauran Ritel

Ritel atau eceran mempunyai bauran yang penting untuk diperhatikan demi

kelangsungan bisnis ritel tersebut. Dengan memperhatikan semua bauran tersebut.

Dengan memperhatikan semua bauran tersebut, suatu bisnis ritel dapat menjadi lebih

unggul dibanding peritel lainya.

Menurut Ma’aruf (2005:114),

retailing mix

terdiri dari:

1. Lokasi

Pada lokasi yang tepat, sebuah gerai akan lebih sukses dibandingkan gerai lainya

yang berlokasi kurang strategis, meskipun keduanya menjual produk yang sama.

2. Produk

(16)

3. Harga

Harga adalah satu-satunya unsur dalam berbagai unsur bauran pemasaran ritel itu

yang bakal mendatangkan laba bagi peritel. Penentuan harga yang tepat akan

sangat mendukung tercapainya tujuan perusahaan.

4. Promosi

Image

(citra) dibangun dengan program promosi. Program promosi yang lengkap

disebut bauran promosi (

promotion mix

) yang terdiri atas iklan,

sales

promotion

,

public relations

, dan

personal selling.

5. Suasana dalam gerai

Gerai kecil yang tertata dan menarik akan lebih mengundang pembeli apabila

dibandingkan gerai yang di atur biasa saja.

Atmosphere

dalam gerai dapat

mempengaruhi perilaku konsumen, seperti betah berlama-lama di dalam toko,

melakukan pembelian, dan juga berpengaruh pada

image

toko.

6. Pelayanan

Pelayanan eceran bertujuan memfasilitasi para pembeli saat mereka berbelanja di

gerai. Hal-hal yang dapat memfasilitasi para pembeli terdiri atas layanan

pelanggan

, personal selling

, layanan transaksi berupa cara pembayaran yang

mudah, dan lain-lain.

7.

Customer

Service

Pelayanan yang diberikan oleh perusahaan untuk menagani keluhan dari

pelanggan. Hal ini bermaksud untuk mengikat loyalitas pelanggan agar pelanggan

(17)

2.1.2.

Store Atmosphere

Pengertian

store atmosphere

merupakan salah satu unsur dari

retailing mix

yang juga harus diperhatikan oleh suatu bisnis ritel. Dengan adanya

store atmosphere

yang baik, perusahaan dapat menarik konsumen untuk berkunjung

dan melakukan

pembelian.

2.1.2.1

.

Pengertian

Store Atmosphere

Terdapat beberapa referensi mengenai pengertian suasana lingkungan

(atmosphere)

yaitu :Berman & Evans yang dikutip oleh Buchari Alma (2004 : 60)

mengemukakan suasana lingkungan sebgai berikut :

“Store Atmosphere is a store

based retailr, atmosphere refers to the store physical characteristic tahat are ue to

develop imege and to draw customrs. For a not store baed firm, the physical of a

such strategic-mix factor as catalogs, vending machines, and website affect image”.

Ruel W. Belk, yang dikemukakan oleh Djaslim Saladin (2003 : 32)

Berpendapat:

“Suasana lingkungan adalah merupakan sifat nyata situasi konsumen, meliputi lokasi

geografis, dekor, suara, penyinaran, cuaca, dan konfigurasi yang terlihat dari barang

dagangan atau barang lain yang mengelilingi objek stimulus”.

Sementara Sutina (2003 :164)

mengemukakan tentang suasana lingkungan

(18)

ruang toko, pengaturan warna cat, penggunaan jenis karpet, warna karpet,

bahan-bahan rak penyimpanan barang, benttuk rak dan lain-lain.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

atmosphere

toko merupakan suatu kegiatan untuk dapat menciptakan rancangan dan

mendisain lingkungan pembelian, ekreatif mungkin dan nyaman sesuai dengan

karakteristik toko tersebut sehingga dapat memiliki

atmosphere

toko yang baik serta

menimbulkan kesan menarik dan menyenangkan bagi konumen sehingga

mempengaruhi keputusan pembelian mereka saat berada ditoko.

2.1.3.2.Elemen-Elemen

Store Atmosphere

Store Atmosphere

memiliki elemen-elemen yang semuanya berpengaruh

terhadap suasana toko yang ingin diciptakan. Menurut Berman and Evans (2001:604)

Store Atmosphere includes various elements that affect customers'

perceptions, such as colour, lighting, fixtures, temperature, merchandise, cleanliness,

and sound (including music) Retailers realise the importance of music as a means to

differentiate”.

Artinya:

Meliputi berbagai elemen yang mempengaruhi pelanggan persepsi, seperti

warna, pencahayaan, perlengkapan, suhu, barang, kebersihan, dan suara (termasuk

musik) Pengecer menyadari pentingnya musik sebagai alat untuk membedakan.

Berman dan Evans yang menekankan pentingnya bagi pengecer untuk

menetapkan, berkomunikasi dan menjaga citra perusahaan dalam rangka untuk posisi

(19)

Exterior, store layout, interior (point-of-purchase displays), dan general

interior

.elemen-elemen

store atmosphere

ke dalam 4 elemen, yaitu :

1.

Exterior

(bagian depan toko)

Bagian depan toko adalah bagian yang termuka. Maka ia hendaknya memberikan

kesan yang menarik. Dengan mencerminkan kemantapan dan kekokohan, maka

bagian depan dan bagian luar ini dapat menciptakan kepercayaan dan

goodwill

.

Di samping itu hendaklah menunjukan spirit perusahaan dan sifat kegiatan yang

ada di dalamnya. Karena bagian depan dan

eksterior

berfungsi sebagai

identifikasi atau tanda pengenalan maka sebaiknya dipasang lambang-lambang.

2.

General interior

Berbagai motif konsumen memasuki toko, hendaknya memperoleh kesan yang

menyenangkan. Kesan ini dapat diciptakan misalnya dengan music yang

diperdengarkan kepada kosumen, warna dinding di dalam toko yang dibuat

semenarik mungkin, aroma/bau dan udara yang segar di dalam toko.

3.

Store layout

(tata letak)

Merupakan rencana untuk menentukan lokasi tertentu dan pengaturan dari

peralatan barang dagangan di dalam toko serta fasilitas toko.

4.

Interior POP display

Sangat menentukan bagi suasana toko karena memberikan informasi kepada

(20)

toko. Yang termasuk

interior display

ialah: poster, tanda petunjuk lokasi,

display

barang-barang pada hari-hari khusus seperti lebaran dan tahun baru.

2.1.3 Peneliti Terdahulu

Berikut ini adalah beberapa hasil dari peneliti terdalu yang didapat penulis

sebagai acuan untuk di jadikan perbandungan.

Tabel. 2.1

Hasil Peneliti Terdahulu

No

Nama

Tahun

Judul

Hasil Penelitian

Persamaan

Perbedaan

1

Dewi Rubyanti

2004

Pengaruh store

atmosphere

terhadap

keputusan

pembelian

konsumen pada

China

Emporium

Bandung

StoreAtmosfer yang

dilaksanakan di Outlet

China Emporium

berpengaruh positif

terhadap keputusan

pembelian.

(21)

Arena

2

Rudi Atmadja

2007

Pengaruh Store

Atmosfer

terhadap

keputusan

pembelian pada

Distro Ouval

Bandung

Pelaksanaan Atmosfer

toko pada Distro

Ouval yang berada di

Jl Sultan Agung

dinilai baik karena

didapat

pengkategorian

jawaban 75.23%.

-Alat ukur atau

indikator

Atmosphere

yang

digunakan

sama.meneleliti

tentang

penilaian

konsumen

mengenai

atmosphere

toko.

-Menggunakan

skala Ordinal

-Terdapat

variabel “x”

dan“y”.Sedang

kan yang

digunakan

penulis hanya

terdapat satu

variabel

-penelitian

dilakukan di

Distro Ouval

Bandung

,sedangkan

penils Clothing

Arena

3

Linda Dimyati

2004

Analisis

Penilaian

kosumen

mengenai

Atmosfer toko

Circle K

Simpang Dago

Bandung

Hasil Analisis pada

toko Circle K

Simpang Dago

(22)

2.2.KERANGKA PEMIKIRAN

Dalam menghadapi persaingan bisnis

retail,

industri ritel dalam menjalankan

kegiatannya memiliki bauran-bauran pemasaran yang penting untuk diperhatikan.

Bauran pemasaran tersebut adalah:

place

,

product

,

price

, dan

promotion

, suasana

dalam gerai, personalia, dan

customer service

. Dari keterangan tersebut dapat kita

ketahui bahwa

store atmosphere

merupakan salah satu dari bauran ritel yang penting

untuk di kelola.

Store atmosphere

merupakan salah satu dari bauran ritel yang penting untuk

di kelola.Suasana lingkungan yang dapat digunakan sebagai alat untuk membedakan

antara satu

retailer

dengan

retailer

lainya dan untuk menarik kelompok yang spesifik

dari konsumen yang mencari keinginannya melalui suasana toko yang

menyenangkan. Memuaskan konsumen merupakan hal yang penting bagi pengecer,

pengecer yang baik akan lebih memfokuskan kegiatan penjualan pada pemenuhan

kebutuhan dan keinginan konsumen.

………---……….

Dalam upaya memuaskan kebutuhanya pada suatu toko, konsumen tidak

konsumen

mengenai

atmosphere

toko.

-Menggunakan

skala Ordinal

(23)

hanya merespon terhadap produk yang ditawarkan, tetapi juga memberikan responya

terhadap lingkungan tempat pembelian, menurut Widiyati Utami (2006:238)

mengatakan bahwa :

Store Atmosphere

adalah desain lingkungan melalui komunikasi visual,

pencahayaan, warna, musik, dan wangi-wangian untuk merancang respon emosional

dan persepsi pelanggan dan untuk mempengaruhi pelanggan dalam membeli barang

Sedangkan definisi

store atmosphere

itu sendiri seperti yang dikemukakan

oleh Sutisna (2002:164) bahwa : “

Store atmosphere

merupakan karakter fisik secara

keseluruhan dari sebuah toko”.

Pengertian

atmosphere

sangat luas seperti tersedianya pengaturan udara (AC),

tata ruang toko, penggunaan warna cat, penggunaan jenis karpet, bahan-bahan rak,

bahan-bahan dinding, aksesoris dan lain-lain. Toko dilengkapi dengan pengaturan

ruangan yang nyaman dan artistik, penggunaan cat dinding, ruangan yang sejuk,

semua itu menunjukan adanya

atmosphere

kemewahan, dan berkelas. Jika di dalam

toko terasa panas dan pengap, produk yang di pajang tidak tertata rapih, penggunaan

cat yang berselera rendah, lantai yang tidak bersih maka hal itu akan menimbulkan

atmosphere

yang akan mencitrakan bahwa toko tersebut untuk kalangan rendah

seperti yang dikemukakan oleh Sutisna (2002:164) : “

Atmosphere

toko juga akan

menentukan citra toko itu sendiri”.

(24)

1. Exterior

(bagian depan toko)

Bagian depan toko adalah bagian yang termuka. Maka ia hendaknya memberikan

kesan yang menarik. Dengan mencerminkan kemantapan dan kekokohan, maka

bagian depan dan bagian luar ini dapat menciptakan kepercayaan dan

goodwill

yang terdiri dari :

Marquee

, atau tanda yang digunakan untuk memajang nama toko,suatu nama

perusahaan atau lambang perusahaan yang dibuat dengan teknik pengecatan

atau juga menggunakan lampu neon,dapat pula hanya terdiri dari nama dan

lambang toko saja ataupun digabungkan dengan slogan dan informasi

lainnya.Agar efektif marquee atau lambang harus terlihat berbeda dibanding

toko lainnya.

Uniqueness

, dapat dicapai melalui desain toko yang bebeda dan memilki ciri

yang khas seperti, etalase yang dekoratif , pintu masuk yang lebar dan gedung

yang berbeda.

Parking facilities

atau fasilitas parkir yang memadai , tempat parkir yang

memadai merupakan salah satu faktor konsumen untuk berbelanja.

2. General interior

(25)

Color & lighting,

warna dalam toko sumber pengaruh potensial presepsi dan

prilaku konsumen .Begitupun dengan pengaturan cahaya, akan semakin baik

jika pencahayan didalam ruangan tampak jelas.

Scent & sound ,

aroma ruangan akan lebih baik jika diberi aroma tetapi yang

lembut dan ringan.Pemutaran musik yang sesuai.

Temperatur , suhu ruangan dan arus udara yang baik ,kesejukan suatu ruangan

tergantung dari jenis dan kondisi toko.

Tecnology,

pengaturan barang,pengecekan barang dan layanan pembayaran

mengunaan alat yang berteknologi mempengaruhi pembelian konsumen,

Cleanliness,

kebersihan toko merupakan salah satu bagian yang tidak

terpisahkan dari kenyamanan berbelanja.

3. Store layout

(tata letak)

Merupakan rencana untuk menentukan lokasi tertentu dan pengaturan dari

Jalan/gang di dalam toko yang cukup lebar dan memudahkan orang untuk

berlalu-lalang, Tujuannya yaitu mendorong konsumen betah dalam toko dan sehingga

tertarik membeli barang dan memberikan ruang lingkup pembelian lengkap bagi

konsumen pada produktivitas penggunaan ruang yang bernilai tinggi. Layout

terdiri dari:

(26)

Pengelompokan barang berdasarkan fungsional, dapat meliputi jenis-jenis

produk,segmen tertentu dan perpaduan keduanya.

Arus lalulintas/ pegaturan gang.

4. Interior POP display

Sangat menentukan bagi suasana toko karena memberikan informasi kepada

konsumen. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan penjualan dan laba bagi

toko.Beberapa interior display yang digunakan adalah sebagai berikut

Poster ,

kartu sign berfungsi untuk informasi produk dan harga

Pada akhirnya tujuan penataan atmosfer toko adalah untuk mempengaruhi

perhatian dan keinginan konsumen untuk mengunjungi toko, sehingga dapat

memberikan image pertama konsumen terhadap perusahaan, oleh sebab itu

perusahaan harus bisa memberikan kontribusi dan perhatian khusus terhadap

elemen-elemen atmosfer tokonya. Bila store atmosphere tersebut kurang baik maka

konsumen akan mempresepsikan kulitas produk sebagai barang pasar yang

“murahan” ,seperti yang dikemukakan oleh Sutisna (2002:164) : “

Atmosphere

toko

juga akan menentukan citra toko itu sendiri”.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka paradigm kerangka pemikiran

dalam penelitian ini dapat dilihat pada gamabar 2.1 di bawah ini

(27)

Sumber Berman dan evan (2001:604)

Gambar 2.1

Paradigma Kerangka pemikiran

Analisis Penilaian Konsumen Terhadap Store Atmosphere pada Clothing

Arena Experince Bandung.

Store Atmosphere

Exterior

- Marquee

-Uniqueness

- Parking facilities

General interior

-

Color & lighting

- Scent & sound

-

Temperatur

-

Tecnology

- Cleanliness

Interior POP

display

-Poster

-Tanda petunjuk

Store Layout

- Lokasi ruangan

- Pengelompokan

barang

(28)
(29)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1.1. Sejarah Perusahaan

Clothing Arena Experience berdiri di Bandung pada tanggal 1 Oktober

2002 yang didirikan oleh seseorang yang bernama Dany Rachmad Subagyo, S.T

dan sekaligus menjadi pemilik Clothing Arena Experience tersebut. Clothing

Arena Experience berlokasi di jalan Ir. H. Djuanda No. 207 Bandung. Phone:

022-2506444 & Fax: 022-2500864 dimana tempat ini sekaligus menjadi kantor

Clothing Arena Experience.

Pertama kali Clothing Arena Experience didirikan hanya menjual

barang-barang titipan dan beberapa merk orang lain, tapi sekarang Clothing Arena

Experience telah membuat produk sendiri untuk memenuhi kebutuhan

konsumennya, dan juga telah melebarkan sayapnya ke berbagai kota besar di

Indonesia seperti : Jakarta, Padang, Lampung, Makassar, Pekan baru, Bali,

Yogyakarta, Sukabumi, Semarang, dan Bandung tentunya. Dengan cara

menitipkan barang-barang hasil produksi Arena Experience ke distro-distro yang

ada di kota-kota tersebut.

Clothing Arena Experience mempunyai konsep yang dikenal dengan

“Youth Culture VS Mainstream Indie” yang berasal dari kata Independent yang

maksud awalnya adalah anti tren, tetapi ke antitrenan itu yang membuatnya malah

(30)

Clothing Arena Experience mempunyai target market yaitu pelajar ( usia

15-18 tahun) sebesar 75%, mahasiswa ( usia 18-23 tahun) sebesar 15%, dan other

sebesar 10%. Komposisi barang-barang yang dijual oleh Clothing Arena

Experience adalah produk seperti : Kaos, Kemeja, Celana, Sabuk, Jaket, Tas,

Boxer, Sandal, Dompet.

Adapun Second Brand dari Arena yang menjual khusus untuk

perempuan seperti : Blazer, Kemeja, Kaos, Jaket, Celana, Dompet, Sandal, dan

juga Tas.

4.1.1.2. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan kerangka kerja yang mengambarkan

hubungan kerja, wewenang dan tanggung jawab setiap tingkat yang ada dalam

organissasi tersebut, untuk melaksanakan kegiatan kearah tercapainya tujuan dari

organisasi yang telah ditetapkan, sehingga tercapainya kerjasama dan koordinasi

usaha diantara setiap unit organisasi dalam mengambil tindakan dan mencapai

tujuan.

Mempunyai struktur organisasi yang baik dan merupakan suatu yang penting

bagi perusahaan, karena dengan struktur orgnisasi yang baik dan tepat dapat

membantu kelancaran jalannya usaha yang baik dan teratur. Dengan organisasi

yang baik dan tepat setiap karyawan akan ditempatkan pada posisi yang sesuai

dengan keahlian dari masing–masing staf dan karyawannya. Begitu juga yang

dilakukan secara selektif yaitu melihat kemampuan, bakat, dan minat dari

(31)

Agar tercapai efisiensi dan efektivitas bagi setiap karyawan dalam bekerja,

perusahaan perlu menyusun dan menetapkan bagian organisasi yang disertai

uraian tugas dan tanggung jawab di lingkungan perusahaan. Hal ini dilaksanakan

untuk menghindari bias atau kerancuan dan pelaksanaan tugas, wewenang dan

tanggung jawab masing-masing karyawan.

Adapun Struktur organisasi Clothing Arena Experience Bandung dapat

digambarkan pada gambar 4.1 yaitu sebagai berikut:

[image:31.612.80.567.304.606.2]

Sumber: Clothing Arena Experience

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Clothing Arena Experience Bandung OWNER

MARKETING DISTRIBUTION INVENTORY

FINANCE

STORE MANAGER

DESIGNER

PROMOTION WEB MASTER

WAREHOUSE

SHOPKEEPER ARENA SHOE SHOP

(32)

4.1.1.3. Job Description

Deskripsi tugas pada Clothing Arena Experience adalah sebagai berikut:

1. OWNER

Memantau segala bentuk kegiatan.

Menerima laporan atas segala bentuk kegiatan sebagai dasar dari

pertanggungjawaban setiap divisi.

Melakukan evaluasi kerja pada setiap divisi yang ada.

2. FINANCE

Memastikan ketersediaan dana oprasional yang dibutuhkan oleh

perusahaan untuk kegiatan oprasional sehari-hari.

Mengatur segala jenis pemasukan dan pengeluaran yang dilakukan

perusahaan (Alur kas).

Memberlakukan langkah-langkah yang dapat mengurangi dan

menanggulangi berbagai jenis resiko financial yang dapat dihadapi oleh

perusahaan.

Memastikan agar seluruh unit dan wilayah kerja perusahaan mematuhi

policy dan Standard Operating Procedure (SOP) keuangan yang berlaku

untuk masing-masing fungsi sesuai dengan rencana yang telah disetujui

(Business Units Oversight).

Memastikan konsolidasi keuangan yang akurat dan tepat waktu untuk

(33)

3. DESIGNER

Melakukan riset pasar akan apa yang sedang berkembang dalam bidang

Ritel (Clothing) saat ini.

Membuat perencanaan design.

Memberikan kontribusi dalam ketersediaannya ide untuk dituangkan

dalam bentuk produk.

4. DISTRIBUTION

Melakukan kegiatan pengiriman barang siap jual kepada ritel.

Mengumpulkan report (stock on hand) dan barang yang terjual.

Menganalisa dan memeriksa semua report penjualan.

Memberi pemasukan pengembangan design.

Menjaga hubungan baik kepada setiap stock.

5. INVENTORY

Menganalisa total kebutuhan barang dan mengatur penyediaan, pengadaan

dan pengiriman barang sedimikian rupa agar alokasi barang disetiap

tempat dapat memenuhi kebutuhan dengan efisien, efektif dan tepat waktu.

Menerima dan memproses permintaan barang dari setiap tempat, dan

mengontrol pengiriman barang dari pemasok (supplier) agar barang dapat

diterima oleh gudang, sesuai dengan waktu, kuantitas, kualitas dan biaya

yang telah ditetapkan.

6. MARKETING

Menentukan harga jual produk yang akan dipasarkan, jadwal kunjungan

(34)

Memonitor perolehan order serta merangkumnya dalam peramalan untuk

memastikan kapasitas produksi terisi secara optimal.

Menganalisa dan mengembangkan strategi marketing untuk meningkatkan

jumlah pelanggan dan area sesuai dengan target yang ditentukan.

Melakukan evaluasi kepuasan pelanggan dari hasil survey penjualan untuk

tercapainya target kepuasan pelanggan.

7. WEB MASTER

Mengatasi dan bertanggungjawab terhadap semua online store (web dan

forum).

Melakukan update barang dan berita pada situs dan forum.

Memantau stock ketersediaan barang di gudang.

Menjawab semua pertanyaan online.

8. PROMOTION

Merencanakan dan menentukan kebijakan promosi yang dibutuhkan

perusahaan.

Menentukan bentuk media dan bentuk promosi yang sesuai.

Menentukan materi promosi yang dibutuhkan.

Mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk kebutuhan promosi.

Memonitor dan menganalisa untuk menentukan efektifitas promosi.

9. STORE MANAGER

Mengatur segala sesuatu kebutuhan yang berhubungan dengan Toko.

Memantau segala kegiatan operasi di Toko.

(35)

10. CASHIER

Menerima pembayaran dari konsumen.

Membuat data penjualan per hari di Toko.

Mengatur alur uang masuk per hari.

Melakukan verifikasi dan cross check dana yang disetor dan diterima

dengan dokumen pendukung, untuk memastikan keakuratan dan

kebenaran data.

11. ARENA SHOE SHOP

Menjaga keutuhan atau kelengkapan sepatu.

Mengecek display sepatu.

Berinteraksi langsung dengan konsumen.

Melayani konsumen / pembeli.

12. SHOPKEEPER

Menjaga keutuhan barang titip jual / konsinyasi.

Mengecek display barang.

Berinteraksi langsung dengan konsumen.

Melayani konsumen / pembeli.

13. WAREHOUSE

Mengatur alur barang masuk dan keluar.

Menjaga stock barang yang ada di gudang.

Berkoodinasi dengan pihak konsinyasi tentang ketersediaan barang di

gudang.

(36)

4.1.1.4. Aspek Perusahaan

Kegiatan usaha yang dilakukan oleh Clothing Arena Experience, yaitu

menjual barang-barang titipan dan disamping itu Arena Experiencepun membuat

produk sendiri untuk memenuhi kebutuhan konsumennya. Clothing Arena

Experience juga selalu menjaga kualitas dan pelayanannya agar konsumen merasa

puas.

4.2.Pembahasan Penelitian

4.2.1.Pelaksanaan Store Atmosphere pada Clothing Arena Eperience Bandung.

Berikut ini penuturan M.Helmi Imaduddin selaku Store Manager di

Clothing Arena Experince Bandung mengenai pelaksanaan Store Atmosphere

pada toko nya yang meliputi: Elemen Exterior, general interior, dan store

layout,dan Interior pop display.

1.Exterior

a.Lambang dan nama Perusahaan

Didepan halaman Clothing Arena terdapat sebuah papan nama yang

menandakan keberadaan Clothing Arena yang cukup terlihat jelas.

Papan nama tersebut berbentuk persegi panjang yang bertuliskan nama

toko “Clothing Arena”dan berdivariasikan dengan hijau sebagai warna

backgroundnya .

Gambar 4.2 Lambang dan nama

(37)

b.Etalase

Etalase yang digunakan Arena terlihat dekoratif dengan menempatkan

barang-barang dagangannya sebaik dan serapih mungkin .

c. Pintu masuk

Di dalam pelaksanaan Clothing Arema menggunakan satu pintu dimana

pintu ini digunakan untuk keluar masuk konsumen tetapi hal tidak

mengurangi rasa kenyamanan dalam berbelanja.

d.Bagunan gedung

Bagunan gedung yang digunakan oleh Clothung Arena di desain secara

sederhana namun terlihat menarik dengan pemilihan warna yang

didominasi oleh warna Cream dan dipadukan dengan warna hijau .

e.Sarana Parkir

Sarana parkir untuk motor di Clothing Arena cukup memadai bila di

bandingkan dengan ukuran toko.Sedangkan untuk mobil di parkir di

pinggir jalan karena halaman toko tidak memadai.

Gambar 4.3 Etalase

Sumber :data pribadi

Gambar 4.4 Pintu masuk

Sumber:data pribadi

Gambar 4.5 Bagunan gedung

Sumber: data pribadi

Gambar 4.6 Sarana parkir

(38)

2.General Interior

a. Tata Cahaya

Tata cahaya yang digunakan Clothing Arena menggunakan lampu neon

kecil-kecil yang dipasang di atas, dan penggunaannya disesuaikan

dengan cuaca/cahaya pada hari tersebut, apabila cuaca terang lampu

dinyalakan hanya beberapa saja tetapi kalau cuaca

gelap lampu dipasang semua supaya seimbang dengan bangunan toko.

b.Warna dinding

Warna diding di Clothing Arena menggunkan warma putih dan

dipadukan degan warna merah yang menyala sehingga ruangan

didalam toko terlihat bersih dan indah dimana didalam hal ini

memberikan kenyamanan didalam berbelanja.

c.Alunan musik

Suara musik yang mengalun bertemakan lagu-lagu yang telah di atur oleh

pihak karyawan yang sudah ditunjuk untuk mengaturnya, biasanya lagu-lagu

yang di putar adalah lagu-lagu yang sudah familier dengan para konsumen

seperti lagu rock dan hardcore yang bertujuan untuk membuat nyaman para

konsumen berada di toko Clothing Arena.

Gambar. 4.7 Tata cahaya

Sumber:data pribadi

Gambar 4.8 Warna dinding

(39)

d.Aroma yang digunakan

Aroma terapi adalah yang digunakan di dalam ruangan toko Clothing Arena

dengan aroma terapi ini pengunjung merasa betah dan nyaman karena

keharuman nya tidak terlalu menyengat seperti aroma lemon dan melati

e.Tempratur Udara

Tempratur udara cukup sejuk karena di dukung fasilitas 2 AC yang dipasang

selama toko buka.

f. Pengunaan peralatan

Didalam pelaksanaan peralatan yang digunakan modern dengan

teknologi yang baik.

g.Kebersihan toko

Clothing Arena Experince Bandung sangat memperhatikan

kebersihan dan terbukti toko ini selalu terlihat bersih, para clinning

service membersihkannya pada saat toko mau dibuka dan pada saat

toko mau ditutup, dan apabila pada saat tertentu terlihat sampah

mereka lansung segera membersihkannya.

Gambar 4.8 Pengunaan peralatan

Sumber:data pribadi

(40)

3.Store Layuot

a.Pengaturan lokasi.

Clothing Arena Experince Bandung menjual lebih dari tiga merek

yang dalam pengaturan lokasinya di atur berdasarkan masing-masing

merek .

b.Pengelompokan Barang

Pengelompokan barang dalam toko terlihat menarik dan sangat

memudahkan para pengunjung untuk mencari barang yang mereka

inginkan.

c.Penataan Barang

Penataan barang di sesuaikan dengan kategorinya dan di tata dengan

rapih supaya pengunjung yang datang senang karna penataan

barangnya di tata sedemikian menarik.

Gambar 4.10 Pengunaan peralatan

Sumber:data pribadi

Gambar 4.11 Pengelompokan barang

Sumber:data pribadi

(41)

d.Arus lalu lintas

Didalam Pelaksanaan pengaturan arus lalu lintas atau pengaturan

gang diatur sedemikian rupa dimana didalam toko tersebut

berbentuk segi empat disetiap sisi selaulu di pajang gantungan

baju yang berbentuk horizontal. Dan dtegah selalu diletakan

barang seperti tas dan sepatu yang tidak terlalu makan tempat.

4.Interior POP display a.Pemasangan poster

Pemasangan poster yang digunakan oleh Clothing Arena yaitu gambar

band-band lokal , karena Clothing Arena juga mensponsori band-band

lokal asal Bandung.

b.Tanda petunjuk

Pemasangan tanda arah petunjuk di Arena sudah terlihat jelas dan membatu

pengunjung didalam berbelanja.

4.2.2.Analisis Penilaian Konsumen Mengenai Atmosfer Toko Pada Clothing Arena Experince Bandung

4.2.2.1.Profil Responden

Berdasarkan dari penyebaran kuesioner yang dilakukan oleh penulis , maka

dapat diperoleh data yang diperlukan untuk diolah lebih lanjut, unit utama dalam Gambar 4.13 Arus lalu lintas Sumber:data pribadi

(42)

penelitian ini adalah para konsumen yang berkunjung ke Clothing Arena

Experience yang berlokasi di jalan Ir. H. Djuanda No. 207 Bandung. Yang penulis

teliti yaitu jenis kelamin , usia ,pekerjaan , pengeluaran perbulan ,dan kunjugan ke

toko.

1. Jenis Kelamin

Mengenai jenis kelamin para pengunjung toko Clothing Arena Experience

[image:42.612.154.511.350.404.2]

dapat dilihat dalam table berikut ini :

Table 4.1

Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 65 68,42%

Perempuan 30 31,58%

Jumlah 95 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden dalam penelitian

ini, berjenis kelamin laki-laki sebesar 68,42% dan berjenis kelamin perempuan sebesar 31,58%.Dengan demikian mayoritras yang menjadi responden dalam

penelitian ini yaitu berjenis kelamin laki-laki .Hal ini menunjukan di toko

Clothing Arena Experience Bandung mayoritas menjual pakaian dan assesoris

laki-laki.

2. Karakteristik Usia Responden

Dari data yang di peroleh yang menjadi responden dalam penelitian ini

berusia yang termuda adalah <15 tahun dan usia responden yang tertua adalah >35

(43)

usia responden yang berkunjung toko Clothing Arena Experience Bandung dapat

[image:43.612.122.514.198.294.2]

diketahui dari tabel berikut ini :

Tabel 4.2 Usia Responden

Usia Frekuensi Presentase (%)

< 15 tahun 6 6.31%

15-18tahun 24 25.26%

19-25tahun 45 47.36%

26-35 tahun 13 13.68%

>35 tahun 7 7.37%

Jumlah 95 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat kita lihat bahwa responden yang

berkunjung 19-25 tahun atau sekitar 47,36 % adalah yang terbanyak. Hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas yang berkunjung adalah mahasiswa karena lokasi

dari Clothing Arena berada dikawasan kampus dan produk yang dijual

bersegmentasi usai 18 tahun keatas.

3.Pekerjaan

Dari data yang penulis peroleh mengenai pekerjaan pengunjung toko

Clothing Arena Experience Bandung dapat diketahi dari tabel berikut ini:

Tabel 4.3 Pekerjaan Responden

Pekerjaan Frekuensi Presentase (%)

Pelajar 18 18,94%

Mahasiswa 32 33,68%

Pegawai negri 17 17,89%

Pegawai swasta 27 27,10%

Lainnya 0 0%

[image:43.612.157.513.571.668.2]
(44)

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat kita lihat bahwa jumlah pengunjung

responden Mahasiswa dengan persentase sekitar 36,68 %,pelajar 18,94%,pegawai

negri 17,89% dan pegawai swasta 27,10%. Hal ini karena lokasi dari Clothing

Arena berada dikawasan kampus maka mayoritas pengunjung berprofesi

mahasiswa.

4.Pengeluaran Perbulan

Untuk mengetahui pengeluaran perbulan para responden dapat dilihat pada

[image:44.612.126.513.375.459.2]

tabel berikut ini.

Tabel 4.4

Pengeluaran Perbulan Responden

Besar Pengeluaran Frekuensi Presentase (%)

< Rp 1.000.000 24 26.7%

>1.000.000-Rp 2.500.000 45 46.7%

Rp >2.500.000-Rp 5.000.000 24 24.4%

>5.000.000 2 2.2%

Jumlah 95 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Dari tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

dalam penelitian ini dengan pengeluaran perbulan antara Rp >1.000.000 – Rp

2.500.000.Hal ini karena segmen dari Arena adalah kalagan menengah keatas.

5.Frekuensi Kunjungan

Untuk mengetahui frekuensi kunjungan para responden dapat dilihat pada

(45)
[image:45.612.129.510.159.253.2]

Tabel 4.5

Frekuensi Kunjungan Responden

Banyak Kunjungan Frekuensi Presentase (%)

1 bulan sekali 53 54.9%

2-3 kali sebulan 28 31.1%

4-5 kali sebulan 14 14.0%

>5 kali sebulan 0 0%

Jumlah 95 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Dari table 4.5 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas yang menjadi

responden dalam penelitian ini melakukan kunjungan 1 kali kunjungan dalam satu

bulan dengan persentase sekitar 54.9%.

4.2.2.2.Penilaian Responden Terhadap Store Atmosphere Clothing Arena Experince Bandung

Untuk mengetahui tentang Analisis Pelaksanaan Atmosfer Pada Clothing

Arena Experince Bandung, maka dapat dilihat melalui tanggapan responden

terhadap Atmosfer tersebut yang mencakup empat Indikator yaitu :

a) Eksterior, di dalam indikator akan di jelaskan mengenai lambang dan nama

perusahaan,etalase,lahan parkir ,pintu masuk dan bangunan gedung.

b) General Interior, di dalam indikator ini akan di jelaskan mengenai

pencahayaan, warna dinding,musik ,aroma ruangan,tempratur udara,system

layanan pembayaran dan kebersihan.

c) Store Layout, di dalam indikator ini akan di jelaskan mengenai pengaturan

(46)

d) Interior POP display, didalam indikator ini akan menjelaskan tentang poster

yang pasang dan tanda petunjuk.

Setiap item pertanyaan item positif dan negative, dapat dilihat dalam

[image:46.612.128.513.429.528.2]

pembobotan atau pemberian skor jawaban. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada

tabel-tabel di bawah ini.

1. Eksterior

Berdasarkan kuisioner yang telah disebarkan, Di bawah ini akan di jelaskan

tentang tanggapan responden mengenai indikator ekterior yang terdiri lambang

dan nama perusahaan,etalase,lahan parkir ,pintu masuk dan bangunan gedung.

Tabel 4.6

Tanggapan Responden Terhadap Lambang dan Nama Perusahaan berbeda Dengan Clothing Lain

No Kategori Penilaian Frekwensi Presentase %

1 Sangat Setuju 8 8%

2 Setuju 45 50%

3 Cukup setuju 34 34%

4 Tidak setuju 5 5%

5 Sangat Tidak setuju 3 3%

Jumlah 95 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.6 tanggapan responden terhadap nama dan lambang

perusahaan berbeda dengan Clothing lain menyatakan setuju 50% ,cukup setuju

34%, sangat setuju 8%, tidak setuju, 5%, dan sangat tidak setuju 3%.Dengan

demikian mayoritas responden setuju nama dan lambang perusahaan berbeda

dengan Clothing lain karena lambang yang dipakai hanya di Arena saja. Namun

[image:46.612.126.515.430.529.2]
(47)

karena menggap nama dan lambang perusahaan terlihat sama saja dengan yang

[image:47.612.127.514.223.324.2]

digunakan perusahaan.

Tabel 4.7

Tanggapan Responden Terhadap Etalase yang digunakan dekoratif No Kategori Penilaian Frekwensi Presentase %

1 Sangat setuju 8 9%

2 Setuju 40 42%

3 Cukup setuju 35 36%

4 Tidak setuju 8 9%

5 Sangat Tidak setuju 3 4%

Jumlah 95 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.7 tanggapan responden terhadap etalase yang digunakan

dekoratif yang menyatakan Setuju42%,cukup setuju 36% ,sangat setuju 9%,tidak

setuju 9% dan tidak setuju 4%.Dengan demikian mayoritas responden

menyatakan setuju karena etalase yang digunakan terlihat unik.Namun ada

sebagian kecil responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju karena

penggunaan etalase pada Clothing Arena tidak rapi.

Tabel 4.8

Tanggapan Responden Terhadap Kesesuaian Pintu masuk No Kategori Penilaian Frekwensi Presentase %

1 Sangat setuju 16 17%

2 Setuju 43 45%

3 Cukup setuju 30 31%

4 Tidak setuju 6 7%

5 Sangat Tidak setuju 0 0%

Jumlah 90 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.8 tanggapan responden terhadap kesesuaian Pintu

[image:47.612.127.513.551.651.2]
(48)

17%, dan tidak setuju 7%.Dengan demikian mayoritas responden menyatakan

setuju karena adanya kenyamanan responden pada saat masuk kedalam

toko.Namun sebagian kecil responden menyatakan tidak setuju dan sangat tidak

setuju karena responden merasa dengan satu pintu mereka merasa kenyamanan

[image:48.612.125.514.303.401.2]

tergangu untuk keluar masuk toko.

Tabel 4.9

Tanggapan Responden Terhadap Bagunan gedung yang berbeda dengan Bangunan Clothing lainnya

No Kategori Penilaian Frekwensi Presentase %

1 Sangat Setuju 16 17%

2 Setuju 43 45%

3 Cukup setuju 30 31%

4 Tidak setuju 6 7%

5 Sangat Tidak setuju 0 0%

Jumlah 95 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.9 tanggapan responden terhadap bangunan yang

dugunakan Clothing Arena berbeda dengan bangunan Clothing lainnya yang

menyatakan Setuju 45%,sangat setuju 17%,cukup setuju 31% dan tidak setuju

7%.Dengan demikian mayoritas responden menyatakan setuju terhadap bangunan

gedung yang berbeda karena gedung yang digunakan dekoratif.Namun ada

sebagian kecil responden menyatakan tidak setuju karena bangunan gedung yang

(49)
[image:49.612.169.503.563.674.2]

Tabel 4.10

Tanggapan Responden Terhadap Fasilitas parkir yang memadai No Kategori Penilaian Frekwensi Presentase %

1 Sangat setuju 0 %

2 Setuju 40 42%

3 Cukup setuju 35 36%

4 Tidak setuju 16 18%

5 Sangat Tidak setuju 3 4%

Jumlah 95 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.10 tanggapan responden terhadap fasilitas parkir yang

memadai yang menyatakan setuju 42%,cukup setuju 36%,tidak setuju sebanyak

18% dan sangat tidak setuju 4%.Dengan demikian mayoritas responden

menyatakan setuju fasilitas parkir memadai karena untuk parkir motor halaman

toko memadai.Namun sebagian kecil responden meyatakan tidak setuju dan

sangat tidak setuju dikarenakan tidak adanya fasilitas parkir mobil.

Berikut ini tanggapan responden mengenai Eksterior Clothing Arena

Experince Bandung

Tabel 4.11

Tanggapan Konsumen Mengenai Eksterior Clothing Arena Experince Bandung

No Indikator Skor

1 Nama dan lambang Perusahaan 335

2 Etalase 324

3 Pintu masuk 354

4 Gedung /Bagunan 354

5 Fasilitas parkir 300

(50)

Analisa deskripsi tentang Exterior pada Clothing Arena Experince

[image:50.612.198.470.234.285.2]

Bandung dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.12

Skor Tanggapan Respondern Terhadap Eksterior Skor Skor dalam (%) 1667 1667 × 100 % = 70,18%

5×5×95

Maka dihasilakan data peringkat store layout yang tepat dilihat pada tabel

berikut ini

Tabel 4.13

Pengkategorian Jawaban

Interval Tingkat Intensitas Kriteria 20 % - < 36 %

36 % - < 52 %

52 % - < 68 %

68 % - < 84 % 84 % - < 100 %

Sangat Tidak Baik

Tidak Baik

Cukup Baik

Baik Sangat Baik

Berdasarkan tabel 4.13 tentang tanggapan responden terhadap Eksterior

menunjukan skor 70,18% dan berada diantara 68 % - < 84 % dengan kriteriabaik.

Hal ini menunjukkan tanggapan responden terhadap Eksterior Clothing Arena

Experince Bandung dinilai baik karena nama dan lambang perusahaan terlihat

[image:50.612.133.507.401.543.2]
(51)

dengan mayoritas menyatakan setuju,kesesuaian pintu masuk menyatakan

sesuai,bangunan gedung terlihat berbeda dengan bagunan Clothing lainnya

menyatakan setuju dan fasilitas parkir yang memadai setuju.

2.General Interior

Berdasarkan kuisioner yang telah disebarkan, Di bawah ini akan di jelaskan

tentang tanggapan responden mengenai indikator General Interior yang terdiri dari

tata cahaya, warna dinding, alunan musik,aroma dalam ruangan,temperatur udara,

system pengaturan barang,system layanan pembayaran dan kebersihan toko

Tabel 4.14

Tangapan Responden Terhadap Kesesuaian Tata Cahaya didalam Toko No Kategori Penilaian Frekwensi Presentase %

1 Sangat Sesuai 4 5%

2 Sesuai 37 39%

3 Cukup sesuai 54 56%

4 Tidak Sesuai 0 0%

5 Sangat Tidak Sesuai 0 0%

Jumlah 95 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.14 tanggapan responden terhadap kesesuaian tata

cahaya pada Clothing Arena Experince yang menyatakan cukup sesuai 56%,

sesuai 39 %,dan sangat sesuai 5%.Dengan demikian mayoritas responden

menyatakan cukup sesuai karena responden menganggap tata cahaya didalam

(52)

Tabel 4.15

Tanggapan Responden Terhadap Kesesuaian Warna Dinding toko No Kategori Penilaian Frekwensi Presentase %

1 Sangat Sesuai 12 12%

2 Sesuai 61 67%

3 Cukup sesuai 16 17%

4 Tidak sesuai 4 4%

5 Sangat Tidak sesuai 0 0%

Jumlah 95 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.15 tanggapan responden terhadap kesesuaian warna

dinding pada Clothing Arena Experience yang menyatakan sesuai 67% ,sangat

sesuai 12%,cukup sesuai 17% ,tidak sesuai 4%.Dengan demikian mayoritas

responden menyatakan sesuai karena penggunaan warna dinding didalam ruangan

tersebut memberikan kesan indah.Namun ada sebagian kecil responden

mayatakan tidak sesuai karena responden merasa warna dinding tidak terlalu

mencolok warnanya.

Tabel 4.16

Tanggapan Responden Terhadap Alunan musik yang di Perdengarkan No Kategori Penilaian Frekwensi Presentase %

1 Sangat Sesuai 3 4%

2 Sesuai 52 54%

3 Cukup Sesuai 37 38%

4 Tidak Sesuai 3 4%

5 Sangat Tidak Sesuai 0 0%

Jumlah 95 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.16 tanggpan responden terhadap kesesuaian Alunan

musik yang diperdengarkan yang menyatakan sesuai 54%,cukup sesuai 38%,

sangat sesuai 4% dan tidak sesuai 4%.Dengan demikian mayoritas responden

(53)

toko tersebut.Namun ada sebagian kecil responden meyatakan tidak sesuai karena

musik yang diperdengarkan volume suaranya terlalu keras.

Tabel 4.17

Tanggapan Responden Terhadap Kesesuaian Aroma Ruangan Pada Toko No Kategori Penilaian Frekwensi Presentase %

1 Sangat Sesuai 5 6%

2 Sesuai 38 39%

3 Cukup Sesuai 49 51%

4 Tidak Sesuai 2 3%

5 Sangat Tidak Sesuai 1 1%

Jumlah 95 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.17 tanggapan responden terhadap kesesuaian aroma

ruangan pada Clothing Arena Experince yang menyatakan cukup sesuai39%,

cukup sesuai 51 % sangat sesuai 6%,tidak sesuai 3% dan sangat tidak sesuai 1%.

Dengan demikian mayoritas responden meyatakan cukup sesuai karena Clothing

hanya menggunakan pengharum aroma terapi yang harumnya menyegarkan

ruangan.Namun sebagian kecil responden menyatakan tidak sesuai bahkan

(54)

Tabel 4.18

Tanggapan Responden Terhadap Temperatur udara yang Memberikan Kesejukan

No Kategori Penilaian Frekwensi Presentase %

1 Sangat setuju 7 8%

2 Setuju 50 52%

3 Cukup setuju 38 40%

4 Tidak setuju 0 0%

5 Sangat Tidak setuju 0 0%

Jumlah 95 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.18 tanggapan responden terhadap temperatur udara

yang memberikan kesejukan yang menyatakan setuju 52% ,sangat setuju 8%,dan

cukup setuju 40%.Dengan demikian mayoritas responden menyatakan setuju

karena didalam ruangan dipasang 2 AC yang meberikan perasaan sejuk terhadap

[image:54.612.128.510.158.253.2]

responden pada saat masuk kedalam toko dengan mayoritas menyatakan setuju.

Tabel 4.19

Tanggapan Responden Terhadap Sistem Pengaturan barang baik No Kategori Penilaian Frekwensi Presentase %

1 Sangat setuju 30 32%

2 Setuju 51 52%

3 Cukup setuju 13 15%

4 Tidak setuju 1 1%

5 Sangat Tidak setuju 0 0%

Jumlah 95 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.19 tanggapan responden terhadap sistem pengaturan

barang baik yang menyatakan setuju 52%, sangat setuju 32% ,cukup setuju

15%,dan tidak setuju 1% .Dengan demikian mayoritas responden menyatakan

setuju karena sistem pengaturan barang pada Clothing Arena diatur dangan

baik.Namun sebagian kecil responden menyatakan tidak setuju karena sistem

(55)

Tabel 4.20

Tanggapan Responden Terhadap Sistem Layanan Pembayaran baik No Kategori Penilaian Frekwensi Presentase %

1 Sangat setuju 8 9%

2 Setuju 38 40%

3 Cukup setuju 47 48%

4 Tidak setuju 2 3%

5 Sangat Tidak setuju 0 0%

Jumlah 95 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.20 tanggapan responden terhadap system Layanan

pembayaran baik yang menyatakan cukup setuju 48%,setuju 40%,sangat setuju

9% dan tidak setuju 2%. Dengan demikaian mayoritas cukup setuju karena

teknologi yang digunakan dalam sistem pembayaran sudah modern.Namun

sebagian kecil responden menyatakan tidak setuju karena sistem pembayaran

yang digunakan masih saja terjadi antrean pada saat hari-hari khusus.

Tabel 4.21

Tanggapan Responden Terhadap Kebersihan didalam toko Memeberikan ke nyamanan

No Kategori Penilaian Frekwensi Presentase %

1 Sangat setuju 0 0%

2 Setuju 33 34%

3 Cukup setuju 52 54%

4 Tidak setuju 8 9%

5 Sangat Tidak setuju 2 3%

Jumlah 95 100%

Sumber : Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.21 tanggapan responden terhadap kebersihan didalam

toko memberikan kenyamanan yang menyatakan cukup setuju 54% ,setuju

34%,tidak setuju 8% dan sangat tidak setuju 3%.Dengan demikaian mayoritas

menyatakan cukup setuju karena di Clothing Arena sebelum buka dan sesudah

(56)

didalam toko maupun diluar toko tampak bersih sehingga responden merasa

nyaman pada saat berbelanja dengan mayoritas menyatakan cukup setuju.Namun

demikian sebagian responden menyatakan tidak setuju bahkan menyatakan sangat

tidak setuju.Hal ini di sebabkan responden merasa masih saja tampak jelas debu

yang menempel pada kaca pintu masuk sehingga mengurangi kenyamanan

responden.

Berikut ini tanggapan responden mengenai General Interior Clothing

Arena Experince Bandung

Tabel 4.22

Tanggapan Responden Terhadap general Interior Toko

No Indikator Skor

1 Kesesuaian Tata Cahaya 330

2 Kesesuaian warna dinding toko 360

3 Kesesuaian Aluman musik 340

4 Kesesuaian Aroma Ruangan 329

5 Kesesuaian Tempertur udara 349

6 Sistem Pengaturan Barang 395

7 Sistem Pembayaran 337

8 Kebersihan didalam toko 306

Total 2746

Analisa deskripsi tentang General Interior pada Clothing Arena Experince

Bandung dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.23

Tanngapan Skor Responden Mengenai General Interior Skor Skor dalam (%) 2746 2746 × 100 % = 72,26%

(57)

Maka dihasilakan data peringkat store layout yang tepat dilihat pada tabel

[image:57.612.133.504.170.339.2]

berikut ini :

Tabel 4.24

Pengkategorian Skor Jawaban

Interval Tingkat Intensitas Kriteria 20 % - < 36 %

36 % - < 52 %

52 % - < 68 %

68 % - < 84 % 84 % - < 100 %

Sangat Tidak Baik

Tidak Baik

Cukup Baik

Baik

Gambar

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Clothing Arena Experience Bandung
Table 4.1 Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.2 Usia Responden
Tabel 4.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Multiplier tenaga kerja menunjukan perubahan tenaga kerja yang disebabkan oleh perubahan awal dari sisi output. Multiplier tenaga kerja tidak diperoleh dari elemen-elemen dalam

Mengingat, saat ini, sebenarnya, tidak terlalu banyak penugasan di dalam negeri, seperti Opskamdagri, sebagaimana yang kita laksanakan di waktu yang lalu, ketika kita

Teori ini dikembangkan oleh Robinson 1952 (Rama, 2013) yang menyatakan bahwa sector keuangan mengikuti pertumbuhan wirausaha. Jika perekonomian mengalami pertumbuhan

Lan sadhengah apa kang koktin- dakake iku tindakna kalawan terus ing batin kayadene kagem Gusti, ora kanggo manungsa. Data

Parameter ekonomi yang mempengaruhi analisis bio-ekonomi usaha perikanan tangkap model Statik Gordon-schaefer adalah biaya penangkapan (c) dan harga hasil

Pada tahap ini peneliti akan melihat hasil dari tahap tindakan dan pengamatan pada siklus I. Dari hasil tersebut jika masih banyak siswa yang bersikap negatif terhadap

Ako je cilj minimizirati inpute uz ostvarenje (barem) zadane razine outputa, koristi se mo- del usmjeren na inpute, u kojem se virtualni input izjednaˇci s 1, dok se za

Dans la fin de l'étude, nous pouvons aussi obtenir le point de vue que pour élargir d'échelle des clients, on a aussi besoin de voir la connexion de ce site avec autre ferme ou