REVIEW OF THE IMPLEMENTATION OF THE GRANTING OF CREDIT AT KOPERASI SERBA USAHA (KSU) TANDANGSARI
TANJUNGSARI – SUMEDANG
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Ahli Madya
Jenjang Studi Diploma III Program Studi Akuntansi
Oleh :
REKSA AKBAR SENTALA 21311020
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
vi LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
DAFTAR TABEL ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 4
1.3 Rumusan Masalah ... 5
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5
1.5 Kegunaan Hasil Penelitian ... 6
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1 Koperasi ... 8
2.1.1 Pengertian Koperasi ... 8
2.1.2 Ciri-Ciri Koperasi ... 10
2.1.3 Landasan, Asas dan Tujuan Koperasi ... 11
2.1.4 Prinsip-Prinsip Koperasi ... 12
vii
2.2.1 Tujuan dan Fungsi Kredit ... 22
2.2.2 Jenis Kredit ... 25
2.2.3 Unsur-Unsur Kredit ... 30
2.2.4 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit ... 31
2.2.5 Jenis Pembebanan Suku Bunga Kredit ... 34
2.3 Pelaksanaan Pemberian Kredit ... 35
2.3 Hambatan/Masalah dalam Pemberian Kredit ... 39
2.4 Penyelesaian Hambatan/Masalah dalam Pemberian Kredit ... 40`
BAB III METODE PENELITIAN ... 42
3.1 Objek Penelitian ... 42
3.2 Metode Penelitian ... 42
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data ... 43
3.2.2 Sumber Data ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47
4.1 Hasil Penelitian ... 47
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 47
4.1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 47
4.1.1.2 Struktur Organisasi Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari ... 51
4.1.1.3 Uraian Tugas ... 52
viii
Kredit pada Koperasi Serba Usaha (KSU)
Tandangsari ... 56
4.1.2.2 Analisis Deskriptif atas Hambatan/Masalah dalam Pemberian Kredit pada Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari ... 60
4.1.2.3 Analsis Deskriptif atas Penyelesaian Hambatan/Masalah Kredit pada Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari ... 61
4.2 Pembahasan ... 61
4.2.1 Analisis Pelaksanaan Pemberian Kredit pada Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari ... 61
4.2.2 Analisis Hambatan/Masalah Pemberian Kredit pada Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari ... 63
4.2.3 Analisis Penyelasaian Hambatan/Masalah Kredit pada Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari ... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67
5.1 Kesimpulan ... 67
5.2 Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA ... 69
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 70
68
Danial, Endang dan Nanan. (2010). Metoda Penulis Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaan.
Hasibuan. (2008). Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Erlangga.
Ikatan Akuntansi Indonesia. (2002). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Erlangga.
Kasmir. (2012). Manajemen Perbankan Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers.
Kasmir. (2006). Manajemen Perbankan Edisi Kelima . Jakarta: Rajawali Pers.
Moleong, Lexy. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nasution. (2009). Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Riduwan. (2009). Metode Riset. Jakarta : Rineka Cipta.
Subandi. (2013). Ekonomi Koperasi (Teori dan Praktik). Bandung: Alfabeta.
Sugiono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & B. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Thomas Suyatno. (2010). Dasar-Dasar Perkreditan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Undang-Undang Perkoperasian No. 25 Tahun 1992, Jakarta: CV. Mini Jaya.
81
Nama : Reksa Akbar Sentala
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, Tanggal lahir : Sumedang, 4 Januari 1994
Agama : Islam
Alamat : Dsn. Depok Rt/Rw 02/02 No. 07 Jatisari Tanjungsari
Sumedang 45362
Pendidikan : 1. SDN Maruyung II lulusan tahun 2005
2. SMP Negeri 1 Tanjungsari lulusan tahun 2008
3. SMA Negeri 1 Tanjungsari lulusan tahun 2011
4. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi masuk
iii Bismillahirrohmaanirrohim,
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini dengan judul :
“TINJAUAN ATAS PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) TANDANGSARI TANJUNGSARI– SUMEDANG”.
Maksud dari penyusan Laporan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi
salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sidang pada Fakultas Ekonomi Program
Studi Akuntansi jenjang Studi Diploma III Universitas Komputer Indonesia.
Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini tidak luput dari
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak
merupakan masukan yang berharga bagi penulis.
Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan rasa terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. DwiKartini, SE., Spec. Lic selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
3. Dr. Surtikanti., SE.,M.Si., Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi
iv
5. Dian Dwinita Kurniawaty, SE.,M.Si yang telah bersedia meluangkan
waktunya untuk membimbing penulis.
6. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
7. Kepala Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari.
8. Ibu Mimin SE. Ak selaku pembimbing pada Koperasi Serba Usaha (KSU)
Tandangsari.
9. Staf dan Karyawan Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari.
10. Mama dan Papa tercinta, Kakak-kakakku tersayang dan semua keluarga yang
telah mendoakan dan memberikan dorongan moral maupun materiil.
11. Untuk Sahabatku : Asep, Kharisma, Fajar, Bintoro, Delyan, dan Gian yang
selalu memotivasi penulis selama pembuatan Tugas Akhir ini.
12. Rekan-rekan Akuntansi 3 Ak-5 yang telah berjuang bersama-sama dalam
perkulihan serta saling memberikan semangat sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
13. Untuk seseorang yang telah ikut membantu, memberikan ide-ide dan telah
mensupport.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis, secara langsung ataupun tidak langsung dalam menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir ini.
Untuk segala kebaikan dan jasa mereka, dengan sepenuh hati penulis
v
Akhir kata, mudah-mudahan penyusuan Laporan Tugas Akhir ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi kita pada umumnya.
Bandung, Agustus 2014
1 1.1 Latar Belakang Penelitian
Pada zaman global seperti saat ini perkembangan ekonomi yang sangat
pesat menyebabkan terjadinya krisis ekonomi dan persaingan yang kuat didalam
dunia usaha. Beberapa sektor usaha yang ada mengalami banyak kendala dalam
mempertahankan kelangsungan usahanya yang terkadang gulungtikar, oleh karena
itu dibutuhkan badan usaha yang berperan untuk mewujudkan masyarakat yang
maju, adil dan makmur yang mengutamakan kesejahteraan bersama.
Banyak diantara usaha yang tidak mampu meneruskan usahanya dengan
lancar yang disebabkan oleh krisis ekonomi dan atau tidak memiliki kemampuan
untuk mengembangkan usahanya dengan baik. Selain berdampak pada
perusahaan, krisis ekonomi juga berdampak negatif pada masyarakat. Karena daya
beli masyarakat terhadap barang-barang kebutuhan pokok pun menurun, sehingga
tingkat kesejahteraan masyarakatpun dapat dikatakan menurun. Tetapi diantara
banyak usaha yang sulit beroperasi masih terdapat beberapa usaha yang mampu
bertahan, salah satunya yaitu Koperasi. Hal tersebut dikarenakan koperasi mampu
menghimpun kemajuan ekonomi rakyat yang berpenghasilan rendah, sehingga
masyarakat dapat terus bergerak dengan bergabung menjadi anggota koperasi
sehingga dapat memajukan perekonomian rakyat dengan cara meningkatkan
kesejahteraan anggotanya.
Koperasi merupakan salah satu badan hukum yang sudah lama dikenal di
sama. Koperasi didirikan bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada
anggotanya antara lain dengan cara memperoleh pinjaman dengan mudah dan
bunga ringan.
Perkembangan koperasi di Indonesia telah menunjukan hasil yang positif.
Koperasi telah berperan aktif dalam kegiatan ekonomi rakyat yang di mulai
dengan meningkatkan kesejahteraan para anggotanya yang pada umumnya masih
terbatas kemampuan ekonominya. Koperasi dibentuk berdasarkan pada asas
kekeluargaan dan gotong royong khususnya untuk membantu para anggota yang
memerlukan bantuan baik berupa barang atau uang. Salah satu tujuan pendirian
koperasi didasarkan kepada kebutuhan dan kepentingan para anggota.
Koperasi Serba Usaha adalah koperasi yang menyediakan berbagai macam
kebutuhan ekonomi, baik dibidang produksi, konsumsi, perkreditan maupun jasa.
Dalam rangka meningkatkan produksi dan kehidupan masyarakat di pedesaan,
pemerintah menganjurkan pembentukan Koperasi Unit Desa (KUD). KUD
merupakan koperasi serba usaha, dimana anggota-anggotanya mempunyai
kepentingan yang sama.
Didalam Koperasi Serba Usaha antara lain yaitu usaha simpan pinjam
yang berusaha untuk mencegah para anggotanya agar tidak terlibat dalam jeratan
kaum lintah darat pada waktu mereka memerlukan sejumlah uang, dengan jalan
membuka tabungan dan mengatur pemberian pinjaman uang dengan bunga yang
rendah. Koperasi simpan pinjam menghimpun dana dari para anggotanya yang
Koperasi simpan pinjam memiliki tujuan untuk mendidik anggotanya agar
hidup berhemat dan juga menambah pengetahuan anggotanya mengenai
perkoperasian.
Kredit yang diberikan oleh koperasi harus memberikan manfaat bagi
koperasinya sendiri maupun bagi anggotanya. Maka koperasi harus melakukan
beberapa proses terhadap anggota yang akan melakukan kredit yaitu jumlah
pemberian kredit yang selain dapat memperoleh keuntungan bagi koperasi juga
dapat menimbulkan resiko yang timbul akan mengganggu kelancaran usaha
koperasi. Agar dalam pemberian kredit berjaan dengan lancar maka dalam
koperasi tersebut diperlukan suatu pelaksanaan pemberian kredit yang baik pula,
koperasi harus melakukan pelaksanaan yang sesuai dengan ketentuan prosedur
yang berlaku.
Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari merupakan sebuah koperasi
yang bergerak dibidang unit usaha simpan pinjam, unit usaha peternakan sapi
perah, dan unit usaha sarana produksi pertanian. Didalam kegiatannya, KSU
Tandangsari menggunakan dana dari sumber eksternal dan sumber internal.
Sumber eksternal adalah sumber modal yang terdiri dari pinjaman jangka panjang
dan jangka pendek, sedangkan sumber internal adalah laba yang merupakan
modal yang dihasilkan sendiri oleh perusahaan atau organisasi itu sendiri.
Sesuai dengan salah satu bidang usaha yang dilakukan yaitu simpan
pinjam untuk keperluan para anggotanya, maka dana KSU Tandangsari berasal
dari dana sendiri yaitu simpanan berjangka, simpanan sukarela, simpanan
Koperasi Tandangsari menerima dana dari para anggotanya untuk
disimpan serta memberikan pinjaman berupa kredit kepada anggota yang
membutuhkan dan bekerjasama dengan koperasi lainnya.
Kredit yang dilakukan oleh koperasi harus memberikan manfaat bagi
koperasi sendiri dan bagi anggotanya. Maka, koperasi harus melakukan beberapa
proses terhadap anggotanya yang akan melakukan kredit. Jumlah pemberian
kredit selain dapat memperoleh keuntungan bagi koperasi juga dapat
menimbulkan resiko apabila pihak koperasi tidak melakukan pengelolaan dengan
baik dan resiko yang timbul akan mengganggu kelancaran usaha koperasi serta
seringnya terjadi tunggakan pembayaran yang dilakukan oleh pihak peminjam.
Fenomena yang terjadi pada Koperasi Serba Usaha (KSU) Tandangsari
menurut Bapa Mamat Ampat selaku ketua Koperasi KSU Tandangsari adalah
sering lambatnya dalam pencairan pinjaman di koperasi, sedangkan peminjam
butuh modal yang cepat, maka koperasi harus melakukan pelaksanaan yang sesuai
dengan ketentuan prosedur yang berlaku.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik melakukan
penelitian dalam bentuk tugas akhir dengan judul “TINJAUAN ATAS PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT PADA KSU TANDANGSARI
(KOPERASI SERBA USAHA TANDANGSARI) KABUPATEN
SUMEDANG”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya,
terlambatnya pencairan kredit, apabila koperasi tidak melakukan pengelolaan
dengan baik maka akan timbul resiko sehingga dapat mengganggu kelancaran
usaha koperasi dan sering terjadi tunggakan pembayaran.
1.3 Rumusan Masalah
Atas dasar uraian yang terdapat pada latarbelakang dan identifikasi
masalah diatas, maka dapat dirumuskan permasalah yang akan diteliti, yaitu
sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan pemberian kredit pada KSU Tandangsari.
2. Apa saja hambatan/masalah dalam pemberian kredit pada Nasabah KSU
Tandangsari.
3. Bagaimana mengatasi hambatan/masalah dalam pemberian kredit pada KSU
Tandangsari.
1.4 Maksud Dan Tujuan Penelitian 1.4.1 Maksud
Adapun maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui mengenai
bagaimana pelaksanaan pemberian kredit yang sedang mereka jalankan pada
Nasabah KSU Tandangsari
1.4.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pemberian kredit kepada nasabah
2. Untuk mengetahui apa saja hambatan-hambatan yang dialami dalam
pemberian kredit pada KSU Tandangsari.
3. Untuk mengetahui bagaimana mengatasi hambatan-hambatan dalam
pemberian kredit pada KSU Tandangsari.
1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah
pengetahuan di bidang koperasi, sehingga akan memberikan wawasan yang lebih
luas tentang masalah yang diteliti dan dapat diperoleh gambaran mengenai
kesesuaian fakta lapangan atas permasalahan pemberian kredit tersebut serta
mendapat pengalaman yang berguna untuk menyusunlaporan tugas akhir.
2 Bagi Perusahaan
Dapat berguna dalam menilai keberhasilan koperasi serta dapat dijadika
pedoman dalam menyusun rencana dan kebijakan yang ditetapkan untuk
perusahaan di masa yang akan datang.
3 Bagi Pihak Lain
Dapat menambah pengetahuan sehingga dapat dijadikan bahan acuan atau
reverensi dalam penelitian lebih lanjut.
1.6 Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan penulis di KSU Tandangsari yang bertempat di Jl.
Untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam menyusun Laporan
[image:16.595.85.534.219.697.2]Tugas Akhir ini, penulis melaksanakan penelitian dari bulan Maret sampai selesai.
Tabel 1.1
Waktu Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan kerja praktek
Bulan Maret 2014 April 2014 Mei 2014 Juni 2014 Juli 2014 Agustus 2014 I Tahap Persiapan
1. Mengajukan
Penelitian
2. Menentukan Tempat
Penelitian
II Tahap Pelaksanaan
1. Mengajukan Surat
Pengantar Perusahaan
2. Pengumpulan Data
3. Melakukan Penelitian
III Tahap Pelaporan
1. Bimbingan Laporan
Tugas Akhir
2. Revisi Laporan Tugas
Akhir
IV Tahap Pengujian
1. Sidang
2. Revisi Laporan Tugas
8 2.1 Koperasi
Pada hakekatnya koperasi merupakan organisasi bisnis yang dimiliki dan
dioperasikan demi kepentingan bersama.Koperasi adalah suatu lembaga ekonomi
yang sangat diperlukan dan penting sebagai alat bagi setiap orang yang ingin
meningkatkan taraf hidupnya.Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
2.1.1 Pengertian Koperasi
Pengertian koperasi menurut Ikatan Akuntan Indonesia, yaitu :
“Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi atas anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya, dengan demikian koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan soko guru perekonomian nasional”.
(2009: 35) Pengertian koperasi menurut Subandi, yaitu :
“Koperasi adalah suatu bentuk peraturan dan tujuan tertentu pula, perusahaan yang didirikan oleh orang-orang tertentu, untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu.”
(2013 : 11) Pengertian koperasi menurut Muhammad Hatta (1994) yang dikutip oleh
Subandi, ialah :
(2013 : 11) Pengertian koperasi menurut International Labour Organization (ILO) yang dikutip oleh Subandi, yaitu :
“Koperasi ialah suatu kumpulan orang, biasanya yang memilki
kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi perusahaan yang diawasi secara demokratis , masing-masing memberikan sumbangan yang setara terhadap modal yang diperlukan, dan bersedia menanggung resiko serta menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan.”
(2013 : 12) Pengertian koperasi menurut G. Mladenata, yang dikutip oleh Subandi, adalah :
“Koperasi terdiri atas produsen-produsen yang bergabung secara sukarela untuk mencapai tujuan bersama, dengan saling bertukar jasa secara kolektif dan menanggung resiko bersama, dengan mengerjakan sumber-sumber yang disumbangkan oleh anggota.”
(2013 : 12) Pengertian koperasi menurut H. E. Erdman, yang dikutip oleh Subandi, ialah :
“Koperasi ialah usaha bersama, merupakan badan hukum, anggota
ialah pemilik dan yang menggunakan jasanya dan mengembalikan semua penerimaan di atas biayanya kepada anggota sesuai dengan transaksi yang mereka jalankan dengan koperasi.”
(2013 : 12) Bila dirinci dari definisi tersebut, maka beberapa pokok pemikiran sebagai
berikut.
1. Koperasi adalah suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang yang
memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang bertujuan untuk
memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi anggotanya.
2. Bentuk kerjasama di dalam organisasi koperasi bersifat terbuka dan
3. Masing-masing anggota koperasi mempunyai hak dan kewajiban yang
sama.
4. Masing-masing anggota koperasi berkewajiban untuk mengembangkan
serta mengawasi jalannya koperasi.
5. Resiko dan keuntungan koperasi ditanggung dan dibagi secara adil.
2.1.2 Ciri-Ciri Koperasi
Dalam penyelenggaraan kegiatan koperasi hampir tidak dapat dibedakan
dengan penyelenggaraan kegiatan bentuk-bentuk perusahaan lainnya. Namun bila
dicermati lebih teliti, akan tampak adanya perubahan yang cukup mendasar antara
koperasi dengan bentuk-bentuk perusahaan lainnya. Perbedaan-perbedaan itulah
yang disebut sebagai ciri-ciri koperasi.
Ciri-ciri koperasi ditinjau dari segi pelakunya, tujuan usahanya dan
hubungan dengan negara. Ciri-ciri koperasi menurut Subandi, yaitu :
“1. Dilihat dari segi pelaku;
2. Dilihat dari segi tujuan usaha.”
(2013 : 25) 1. Dilihat dari segi pelakunya
Koperasi ialah organisasi ekonomi yang beranggotakan orang-orang yang
pada umumnya memiliki kemampuan ekonomi yang terbatas, yang secara
sukarela menyatukan dirinya di dalam koperasi.
2. Dilihat dari tujuan usahanya
Tujuan usaha koperasi pada dasarnya ialah untuk memperjuangkan
Sedangkang menurut Undang-Undang Koperasi No. 25 tahun 1992,
Koperasi memiliki ciri-ciri yaitu :
“1. Koperasi adalah badan usaha yang pada dasarnya untuk mencapai suatu tujuan memperoleh keuntungan ekonomis.
2. Tujuan harus berkaitan langsung dengan kepentingan anggota untuk meningkatkan usaha koperasi harus dilakukan secara produktif, efektif dan efisien sehingga mampu mewujudkan pelayanan usaha yang dapat meningkatkan nilai tambah dan manfaat yang sebesar-besarnya pada anggota.
3. Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka serta tidak boleh dipaksakan oleh siapapun, yang berarti tidak ada pembatasan atau diskrimasi dalam bentuk apapun.
4. Pengelolaan koperasi dilakukan atas kehendak dan keputusan para anggota yang memegang serta melaksanakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi.
5. Pembagian pendapat ata sisa hasil usaha dalam koperasi ditentukan berasarkan pertimbangan jasa usaha anggota kepada koperasi dan balas jasa terhadap modal yang diberikan kepada anggotanya adalah terbatas artinya tidak memiliki suku bunga yang berlaku di pasar dan tidak berdasarkan atas besarnya modal yang diberikan. 6. Koperasi berprinsip mandiri, ini mengandung arti bahwa koperasi
dapat berdiri sendiri tanpa tergantung pada pihak lain.”
2.1.3 Landasan, Asas, dan Tujuan Koperasi 1. Landasan Koperasi
Landasan koperasi Indonesia merupakan pedoman dalam menentukan
arah, tujuan, peran serta kedudukan koperasi terhadap pelaku-pelaku ekonomi
lainnya di dalam sistem perekonomian Indonesia. Dalam UU No.17/2012 tentang
pokok-pokok perkoperasian, yaitu :
“Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945”. 2. Asas Koperasi
Berdasarkan pasal (3) UU No. 17/2012, ditetapkan sebagai :
3. Tujuan Koperasi
Tujuan koperasi dapat ditemukan dalam pasal (4) UU No. 17/2012,
adalah:
“Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokrasi dan berkeadilan.”
Berdasarkan pasal tersebut, tujuan koperasi pada garis besarnya meliputi 3
hal yaitu :
(1). Memajukan kesejahteraan anggotanya.
(2). Memajukan kesejahteraan masyarakat.
(3). Ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional.
2.1.4 Prinsip-Prinsip Koperasi
Perbedaan koperasi dengan bentuk-bentuk perusahaan lainnya, tidak hanya
terletak pada landasan dan asasnya, tetapi juga pada prinsip-prinsip pengelolaan
organisasi dan usaha yang dilakukan.Prinsip pengelolaan organisasi dan usaha
koperasi merupakan penjabaran dari asas kekeluargaan yang dianut oleh koperasi.
Prinsip-prinsip koperasi menurut Subandi, menyatakan bahwa :
“1. Sejarah Prinsip Koperasi; 2. Peran Prinsip Koperasi;
3. Prinsip-prinsip Koperasi Rochdale; 4. Prinsip-prinsip Koperasi menurut ICA; 5. Prinsip-prinsip Koperasi Indonesia”.
1. Sejarah Prinsip Koperasi
Ada 4 prinsip menurut sejarah koperasi, yaitu :
a. Adanya pengaturan tentang keanggotaan organisasi yang berdasarkan
kesukarelaan.
b. Adanya ketentuan atau peraturan peraturan tentang persamaan hak atara
para anggota.
c. Adanya ketentuan atau peraturan tentang partisipasi anggota dalam
ketatalaksanaan dan usaha koperasi.
d. Adanya ketentuan tentang perbandingan yang seimbang terhadap hasil
usaha yang diperoleh, sesuai dengan pemanfaatan jasa koperasi oleh para
anggotanya.
2. Peran Prinsip Koperasi
Prinsip juga mempunyai peran penting di dalam menentukan pola
pengelolaan usaha koperasi. Peran tersebut pada garis besarnya adalah :
a. Sebagai pedoman pelaksanaan usaha koperasi dalam mencapai tujuan.
b. Sebagai ciri-ciri khas koperasi, yang membedakannya dengan bentuk
badan lainnya.
3. Prinsip-prinsip Koperasi Rochdale
Prinsip-prinsip Koperasi Rochdale(The Principle of Rochdale) ialah
sebagai berikut :
a. Barang-barang dijual bukan barang palsu dan timbangan benar.
b. Penjualan barang dengan tunai.
d. Sisa hasil usaha (keuntungan) dibagikan kepada para anggota menurut
pertimbangan jumlah pembelian tiap-tiap anggota koperasi.
e. Masing-masing anggota mempunyai satu suara.
f. Netral dalam politik dan keagamaan.
Keenam prinsip tersebut sampai sekarang banyak digunakan oleh koperasi
di berbagai negara sebagai prinsip-prinsip pendiriannya. Namun dalam
perkembangannya kemudian ditambah beberapa prinsip, yaitu :
a. Adanya pembatasan bunga atas modal.
b. Keanggotaan bersifat sukarela.
c. Semua anggota menyumbang permodalan (saling tolong ntuk mencapai
penyelamatan secara mandiri).
4. Prinsip-prinsip Koperasi Menurut International Coorperative Allience (ICA)
Tahun 1963, dalam kongres ICA di Bornemounth disusun sebuah komisi
yang bertugas untuk meninjau dan mempelajari prinsip-prinsip yang berlaku pada
anggota ICA diberbagai negara. Hasil kerja komisi ini dibawa dalam kongres ICA
ke-23 di Wina pada tahun 1966, yang menghasilkan rumusan baru prinsip-prinsip
koperasi sebagai berikut :
a. Keanggotaan koperasi harus bersifat sukarela.
b. Koperasi harus diselenggarakan secara demokratis.
c. Modal yang berasal dari simpanan uang dibatasi tingkat bunganya.
d. Sisa hasil usaha, jika ada, yang berasal dari usaha harus menjadi milik
e. Koperasi harus menyelenggarakan pendidikan terhadap
anggota-anggotanya, pengurus, pegawai koperasi, serta kepada warga masyarakat
pada umumnya.
f. Seluruh organisasi, baik koperasi pada tingkat lokal, tingkat propinsi, pada
tingkat nasional, dan koperasi diseluruh dunia, hendaknya
menyelenggarakan usaha sesuai dengan kepentingan anggotanya.
Peningkatan pelayanan kepentingan anggota itu hendaknya dilakukan
melalui kerjasama antar koperasi, baik secara lokal, nasional, regional,
maupun internasional.
5. Prinsip-prinsip Koperasi Indonesia
Sebagaimana dinyatakan dalam pasal (15) ayat 1 UU No. 25/1992,
Koperasi Indonesia melaksanakan prinsip-prinsip koperasi sebagai berikut :
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
d. Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal.
e. Kemandirian.
Sedangkan dalam pasal (6) ayat 1 pada Undang-Undang Tentang
Perkoperasian No.17/2012 koperasi memiliki prinsip, yaitu :
“a. Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan terbuka.
b. Pengawasan oleh Anggota diselenggarakan secara demokrasi. c. Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi koperasi. d. Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom dan
independen.
memberikan informasi kepada masyarakat tentang jati diri, kegiatan dan kemanfaatan koperasi.
f. Koperasi melayani anggotanya secara prima dan memperkuat Gerakan Koperasi, dengan bekerja sama melalui jaringan kegiatan tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional. g. Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi
lingkungan dan masyarakat melalui kebijakan yang disepakati.”
2.1.5 Fungsi dan Peran Koperasi
Untuk mendalami fungsi dan peran koperasi, pada hal ini akan membahas
secara rinci, yang meliputi 2 (dua) bagian. Bagian pertama membahas tentang
beberapa aliran pemikiran koperasi dalam masyarakat.Kedua membahas fngsi dan
peran koperasi dalam bidang ekonomi sosial.
Fungsi dan peran koperasi menurut Subandi, menyatakan bahwa :
“1. Beberapa pandangan mengenai fungsi koperasi;
2. Fungsi koperasi dalam bidang ekonomi dan sosial.”
(2013 : 29) 1. Beberapa Pandangan Mengenai Fungsi Koperasi
Fungsi dan peran koperasi dalam masyarakat setidak-tidaknya dapat
dikelompokan ke dalam tiga aliran. Sebagai mana dikemukakan oleh Casselman
(1989) yang dikutip oleh Subandi, ketiga aliran tersebut adalah :
a. Aliran Yardstick
Menurut pandangan, aliran ini fungsi dan peranan koperasi pada dasarnya
hanyalah sebagai tolak ukur, dalam arti sebagai penetlarisir keburukan yang
timbul oleh sistem perekonomian kapitalis.
b. Aliran Sosialis
Aliran ini memandang sistem perekonomian kapitalis sebagai asal mula
kapitalis harus difungsikan sebagai kekuatan untuk mengganti sistem
perekonomian kapitalis tersebut.
c. Aliran Persemakmuran
Menurut aliran ini fungsi dan peran koperasi di dalam masyarakat kapitalis
tidak sekedar sabagai tolak ukur alat penawar, tetapi sebagai alternatif dari bentuk
kerusakan kapitalis.Sebagai bentuk perusahaan alternatif, maka koperasi harus
terus ditingkatkan dan dikembangkan sebagai suatu gerakan masyarakat dalam
rangka mewujudkan masyarakat koperasi.
2. Fungsi Koperasi dalam Bidang Ekonomi dan Sosial A.Fungsi dalam Bidang Ekonomi
a. Menumbuhkan motif berusaha yang lebih berperikemanusiaan.
b. Mengembangkan metode pembagian sisa hasil usaha yang lebih adil.
c. Memerangi monopoli dan bentuk-bentuk konsentrasi permodalan
lainnya.
d. Menawarkan barang-barang dan jasa dengan harga yang lebih murah.
e. Meningkatkan penghasilan anggota.
f. Menyederhanakan dan mengefisiensikan tata niaga.
g. Menumbuhkan sikap jujur dan keterbukaan dalam pengelolaan
perusahaan.
h. Menjaga keseimbangan antara permintaan dan penawaran, antara
kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan.
B.Fungsi dalam Bidang Sosial
a. Mendidik para anggotanya untuk memiliki semangat bekerjasama, baik
dalam menyelesaikan mereka, maupun dalam membangun tatanan
sosial masyarakat yang lebih baik.
b. Mendidik para anggotanya untuk memiliki semangat berkorban, sesuai
dengan kemampuan masing-masing, demi terwujudnya tatanan sosial
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan beradab.
c. Mendorong terwujudnya suatu tatanan sosial yang bersifat demokratis,
menjamin dan melindungi hak dan kewajiban setiap orang.
d. Mendorong terwujudnya suatu kehidupan masyarakat yang tentram dan
damai.
2.1.6 Penggolongan Koperasi
Penggolongankoperasi menurut Subandi, menyatakan bahwa :
“1. Penggolongan koperasi berdasarkan bidang usaha;
2. Koperasi berdasarkan jenis komoditi; 3. Koperasi berdasarkan profesi anggotanya; 4. Koperasi berdasarkan daerah kerjanya”.
(2013 : 4) 1. Penggolongan Koperasi Berdasarkan Bidang Usaha
a. Koperasi Konsumsi adalah koperasi yang berusaha dalam bidang
penyediaan barang-barang konsumsi yang dibutuhkan oleh para
anggotanya.
b. Koperasi Produksi adalah yang kegiatan utamanya memproses bahan
baku menjadi barang jadi setengah jadi. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan barang-barang tertentu melalui proses yang meratakan
pengelolaan dan memiliki sendiri.
c. Koperasi Pemasaran adalah koperasi yang dibentuk terutama untuk
membantu para anggotanya dalam memasarkan barang-barang yang
dihasilkannya. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan mata rantai
tata niaga, dan mengurangi sekecil mungkin keterlibatan perantara di
dalam memasarkan produk-produk yang dihasikan.
d. Koperasi Kredit/Simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam
pemupukan simpanan dari para anggotanya untuk dipinjamkan kembali
kepada anggotanya yang membutuhkan bantuan modal untuk usahanya.
Selain itu, koperasi simpan pinjam juga bertujuan mendidik anggotanya
bersifat hemat dan gemar menabung serta menghindarkan anggotanya
dari jeratan para rentenir.
2. Koperasi Berdasarkan Jenis Komoditi
Berdasarkan jenis komoditinya, maka koperasi dapat dibedakan menjadi :
a. Koperasi ekstraktif adalah koperasi yang melakukan usaha dengan
menggali atau memanfaatkan sumber-sumber alam secara langsung
tanpa atau dengan sedikit mengubah bentuk dan sifat sumber alam itu.
b. Koperasi pertanian dan peternakan, koperasi pertanian adalah koperasi
yang melakukan usaha berhubungan dengan komoditi pertanian
tertentu. Koperasi peternakan adalah koperasi yang usahanya
berhubungan dengan peternakan tertentu.
c. Koperasi industri dan kerajinan adalah koperasi yang melakukan usaha
d. Koperasi jasa-jasa tujuan koperasi jasa adalah untuk menyatukan
potensi ekonomi yang dimiliki oleh masing-masing anggotanya.
Contohnya adalah koperasi jasa audit, koperasi jasa angkutan dan
lain-lain.
3. Koperasi Berdasarkan Profesi Anggotanya
Istilah profesi sebenarnya mempunyai arti sebagai jenis pekerjaan yang
dilakukan orang-orang yang mempunyai keahlian atau kecakapan tertentu
berdasarkan kode etik.
Berdasarkan profesi anggotanya , koperasi dapat dibedakan menjadi :
a. Koperasi karyawan;
b. Koperasi Pegawai Negeri Sipil;
c. Koperasi Angkatan Darat, Laut, Udara, dan Polri;
d. Koperasi mahasiswa;
4. Koperasi Berdasarkan Daerah Kerjanya
Daerah kerja koperasi disini adalah luas-sempit wilayah yang dijangkau
oleh suatu badan usaha koperasi dalam melayani kepentingan para anggotanya
atau melayani masyarakat. Berdasarkan daerah kerjanya, koperasi digolongkan
sebagai berikut :
a. Koperasi primer adalah koperasi yang beranggotakan orang yang biasanya
didirikan pada lingkup wilayah terkecil tertentu.
b. Koperasi pusat adalah koperasi yang beranggotakan koperasi-koperasi
primer biasanya didirikan sebagai pemusatan dari berbagai koperasi primer
c. Koperasi gabungan. Koperasi gabungan hampir sama dengan koperasi
pusat, koperasi gabungan tidak beranggotakan orang-orang, melainkan
beranggotakan koperasi-koperasi pusat yang berasal dari wilayah tertentu.
Tujuan pembentukannya adalah untuk memperkuat kedudukan
koperasi-koperasi yang bergabung di dalamnya, di dalam wilayah kerja yang lebih
luas.
d. Koperasi induk ialah koperasi yang beranggotakan berbagai koperasi pusat
atau koperasi-koperasi gabungan yang berkedudukan di ibu kota negara.
Fungsinya ialah sebagai penyambung lidah koperasi-koperasi yang
menjadi anggotanya dalam berhubungan dengan lembaga nasional yang
terkait dengan pembinaan koperasi-koperasi sejenis di negara lain ataupun
organisasi-organisasi pengusaha pada tingkat nasional dan internasional.
Contoh : Induk Koperasi Pegawai Negeri (IKPN).
2.2 Pengertian Kredit
Menurut asal mulanya, kata kredit berasal dari kata credere yang artinya
adalah kepercayaan, maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh kredit,
berarti mereka memperoleh kepercayaan.Sementara itu, bagi pemberi kredit
artinya memberikan kepercayaan kepada seseorang bahwa uang yang dipinjamkan
pasti kembali.
Pengertian kredit menurut Kasmir, kredit didefinisikan sebagai :
“Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.
Sedangkan kredit menurut Anwar, ialah :
“Kredit adalah suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak lain dan prestasi (jasa) itu akan dikembalikan lagi pada jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang yang disertai dengan kontraprestasi (balas jasa) yang berupa uang”.
(2009 : 14) Dan menurut Hasibuan, kredit ialah :
“Semua jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama
bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.”
(2008 : 4)
2.2.2 Tujuan dan Fungsi Kredit
Pemberian fasilitas kredit memiliki beberapa tujuan yang tentunya tidak
lepas dari misi perusahaan tersebut didirikan, munurutKasmirtujuan pemberian
kredit antara lain :
“1. Mencari Kentungan.
2. Membantu Usaha Nasabah. 3. Membantu Pemerintah”.
(2006 :105)
1. Mencari Keuntungan
Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan,
hasil kentungan diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima kreditur
2. Membantu usaha nasabah
Membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana untuk
investasi maupun dana untuk modal kerja, dengan dana tersebut maka
pihak nasabah akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.
3. Membantu pemerintah
Tujuan lainya adalah membantu pemerintah dalam berbagai bidang, bagi
pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan, maka semakin baik
mengingat semakin banyak kredit adanya kucuran dana dalam rangka
peningkatan pembangunan diberbagai sektor terutama sektor rill.
Disamping memiliki tujuan, menurut Kasmir pemberian fasilitas kredit juga memiliki fungsi antara lain :
“1. Untuk Meningkatkan Daya Guna Uang. 2. Meningkatkan Peredaran Lalu Lintas Uang. 3. Meningkatkan Peredaran Barang.
4. Meningkatkan Daya Guna Barang. 5. Sebagai Alat Stabilitas Ekonomi.
6. Untuk Meningkatkan Kegairahan Berusaha. 7. Untuk Meningkatkan Pemerataan Pendapatan. 8. Untuk Meningkatkan Hubungan Internasional”.
(2006 : 107)
1. Untuk Meningkatkan Daya Guna Uang
Adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang
hanya disimpan tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna, dengan
diberikan kredit, uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan
barang dan jasa oleh penerima kredit.
2. Meningkatkan Peredaran Lalu Lintas Uang
Uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke
memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan dari
daerah lainnya.
3. Meningkatkan Peredaran Barang
Adanya kredit dapat menambah atau memeperlancar arus barang dari satu
wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari
satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat meningkat
jumlah barang yang beredar.
4. Meningkatkan Daya Guna Barang
Kredit yang diberikan dapat digunakan oleh nasabah untuk mengelola
barang yang semula tidak berguna menjadi bermanfaat.
5. Sebagai Alat Stabilitas Ekonomi
Memberikan kredit dapat dikatakan sebagai alat stabilitas ekonomi karena
dengan adanya kredit yang memberikan akan menambah jumlah barang
yang diperlukan oleh masyarakat, kredit dapat membantu mengekspor
barang dari dalam negeri keluar negeri sehingga dapat meningkatkan
devisa Negara.
6. Untuk Meningkatkan Kegairahan Berusaha
Bagi penerima kredit akan meningkatkan kegairahan berusaha, terkhusus
bagi nasabah yang memiliki modal pas-pasan dengan memperoleh kredit
dapat memperbesar dan memperluas usahanya.
7. Untuk Meningkatkan Pemerataan Pendapatan
Semakin banyak kredit yang disalurkan, maka akan semakin baik terutama
8. Untuk Meningkatkan Hubungan Internasional
Dalam hal pinjaman internasional, pmberian kredit oleh Negara lainakan
meningkatkan kerjasama lainnya, sehingga tercipta perdamaian dunia.
2.2.3 Jenis -jenis Kredit
Menurut Kasmir, menjelaskan bahwa jenis-jenis kredit yang di salurkan oleh bank dan dilihat dari berbagai segi adalah :
“1. Dilihat dari Segi Kegunaan 2. Dilihat dari Segi Tujuan Kredit 3. Dilihat dari Segi Jangka Waktu 4. Dilihat dari Segi Jaminan 5. Dilihat dari Segi Sektor Usaha”.
(2012 : 85) Berikut ini penjelasan dari jenis-jenis yang disebutkan diatas sebagai
berikut :
1. Dilihat dari Segi Kegunaan
Maksud jenis kredit dilihat dari segi kegunaannya adalah untuk melihat
penggunaan uang tersebut apakah untuk digunakan dalam kegiatan utama atau
hanya kegiatan tambahan. Jika ditinjau dari segi kegunaan terdapat dua jenis
kredit, yaitu :
a. Kredit investasi
Yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha
atau membangun proyek/pabrik baru dimana masa pemakaiannya untuk
suatu periode yang relatif lebih lama dan biasanya kegunaan kredit ini
b. Kredit modal kerja
Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan
produksi dalam operasional.
2. Dilihat dari Segi Tujuan Kredit
Kredit jenis ini dilihat dari tujuan pemakaian suatu kredit apakah bertujuan
untuk diusahakan kembali atau dipakai untuk keperluan pribadi. Jenis kredit
dilihat dari segi tujuan kredit, yaitu :
a. Kredit produktif. Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau
produksi atau investasi.
b. Kredit konsumtif. Merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi
atau dipakai secara pribadi.
c. Kredit perdagangan. Kredit perdagangan merupakan kredit yang
digunakan untuk kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli
barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan
barang dagangan tersebut.
3. Dilihat dari Segi Jangka Waktu
Dilihat dari jangka waktu, artinya lamanya masa pemberian kredit mulai
dari pertama kali diberikan sampai masa pelunasannya jenis kredit ini yaitu :
a. Kredit jangka pendek
Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1
(satu) tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk
b. Kredit jangka menengah
Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 (satu) tahun sampai dengan 3
(tiga) tahun, kredit jenis ini dapat diberikan untuk modal kerja.
c. Kredit jangka panjang
Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang, yaitu di
atas 3 (tiga) tahun atau 5 (lima) tahun.
4. Dilihat dari Segi Jaminan
Dilihat dari segi jaminan maksudnya adalah setiap pemberian suatu
fasilitas kredit harus dilindungi dengan suatu barang atau surat-surat berharga
minimal senilai kredit yang diberikan. Jenis kredit dilihat dari segi jaminan yaitu :
a. Kredit dengan jaminan
Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu.Jaminan
tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud.
b. Kredit tanpa jaminan
Yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang
tertentu.Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter,
serta loyalitas si calon debitur selama berhubungan dengan bank yang
bersangkutan.
5. Dilihat dari Segi Sektor Usaha
Setiap sektor usaha memiliki karakteristik yang berbeda-beda.Oleh karena
itu, pemberian fasilitas kredit pun berbeda pula. Jenis kredit jika dilihat dari sektor
a. Kredit pertanian
Yaitu kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian
rakyat.Sektor usaha ini dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang.
b. Kredit peternakan
Yaitu kredit yang diberikan untuk jangka waktu yang relatif pendek
misalnya, peternakan ayam dan untuk kredit jangka panjang seperti
kambing atau sapi.
c. Kredit industri
Yaitu kredit untuk membiayai industri pengolahan baik untuk industri
kecil, menengah, atau besar.
d. Kredit pertambangan
Yaitu jenis kredit untuk usaha tambang yang dibiayainya, biasanya dalam
jangka panjang, seperti tambang emas minyak, atau tambang timah.
e. Kredit pendidikan
Yaitu kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana
pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasisawa yang
sedang belajar.
f. Kredit profesi
Yaitu diberikan kepada kalangan para profesional seperti, dosen, dokter,
atau pengacara.
g. Kredit perumahan
Yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan.
Sedangkan jenis-jenis kredit menurut Thomas Suyatno, ialah :
“1. Menurut Kegunaan Kredit.
3. Kredit Dilihat Dari Sudut Jaminannya. 4. Menurut Cara Pembayarannya”.
(2010 : 19) Penjelasan dari jenis-jenis kredit :
1. Menurut Kegunaan Kredit
a. Kredit Konsumtif, yaitu yang diberikan dengan tujuan untuk
memperlancar jalannya proses konsumtif.
b. Kredit Produktif, yaitu kredit yang diberikan tujuan memperlancar
jalannya proses produksi.
c. Kredit Perdagangan yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk
membeli barang-barang dan untuk dijual kembali.
d. Kredit Modal Kerja, yaitu untuk tujuan modal kerja.
2. Merutut Jangka Waktu Pemberian Kredit
a. kredit jangka pendek, memiliki jangka waktu < dari 1 tahun.
b. kredit jangka menengah, memiliki jangka waktu 1-3 tahun.
c. kredit jangka panjang, memiiki jangka waktu > 3 tahun.
3. Kredit Dilihat dari Sudut Jaminannya
a. Kredit tanpa jaminan, yaitu yang tidak harus menyerahkan jaminannya
dalam pengembalian fasilitas kredit.
b. Kredit dengan jaminan, yaitu kredit yang menyerahkan jaminan sebagai
jalan kedua apabila kredit yang diambil mengalami hambatan pembayaran.
4. Menurut Cara Pembayarannya
a. Pinjaman angsuran, yaitu pinjaman dengan pengembalian pnjaman
pokokonya melalui cara angsuran bertahap.
b. Pinjaman tetap, yaitu pinjaman dengan cara pengembaliaan pokok
c. Permintaan pinjaman, yaitu pinjaman yang dapat ditarik sewaktu-waktu
sesuai fasilitas yang tersedia dan pengembaliaannya menurut jangka waktu
tertentu.
d. Pinjaman promes, yaitu pinjaman yang didasarkan atas jaminan promes
sesuai nominal maupun jatuh tempo pembayaran.
2.2.4 Unsur-Unsur Kredit
Setiap pemberian kredit sebenarnya jika dijabarkan secara mendalam
mengandung beberapa arti.Jadi, dengan menyebutkan kata kredit sudah
terkandung beberapa arti. Dengan kata lain, pengertian kata kredit jika dilihat
secara utuh mengandung beberapa makna sehingga jika kita bicara kredit,
termasuk membicarakan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya.
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas
kredit di kemukakan oleh Kasmir, yaitu :
“a. Kepercayaan; b. Kesepakatan; c. Jangka waktu; d. Risiko;
e. Balas jasa”.
(2012 : 83) a. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan si pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan baik
berupa uang, barang, atau jasa akan benar-benar diterima kembali di masa
tertentu di masa datang sesuai dengan jangka waktu kredit.
b. Kesepakatan
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing
panyaluran kredit dituangkan dalam akad kredit yang ditandatangani oleh
kedua belah pihak, yaitu pihak si pemberi kredit dengan si peminjam
kredit.
c. Jangka waktu
Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka
waktu ini mencangkup masa pengembalian kredit yang telah
disepakati.Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak ada
kredit yang tidak memiliki jangka waktu.
d. Risiko
Faktor risiko kerugian dapat diakibatkan 2 (dua) hal, yaitu risiko kerugian
yang diakibatkan si peminjam sengaja tidak mau membayar kreditnya
padahal mampu dan risiko kerugian yang diakibatkan karena si peminjam
tidak sengaja, yaitu akibat terjadiya musibah seperti bencana alam.
e. Balas jasa
Akibat dari pemberian fasilitas kredit tentu mengharapkan suatu
keuntungan dalam jumlah tertentu.Keuntungan atas pemberian suatu kredit
atau jasa tersebut yang kita kenal dengan istilah bunga.
2.2.5 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit
Menurut Kasmir, ada beberapa prinsip-prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan yaitu :
1. 5C 2. 7P”.
1. Character
Yaitu sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur. Sifat atau
watak dari orang – orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya.
Character merupakan ukuran untuk menilai “kemauan” nasabah membayar
kreditnya.
2. Capacity
Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang
dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya
mencari laba. Sehingga pada akhirnya akan terlihat kemampuan dalam
mengembalikan kredit yang disalurkan. Semakin banyak pendapatan seseorang,
semakin besar kemampuan untuk membayar kredit.
3. Capital
Penilaian kepada setiap debitur yang mengajukan permohonan kredit harus
pula menyediakan dana dari sumber lainnya atau modal sendiri, capital adalah
untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki debitur terhadap
usaha yang akan dibiayai oleh pemberi kredit.
4. Colleteral
Merupakan jaminan yang diberikan calon debitur baik yang bersifat fisik
maupun nonfisik.Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.
Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah,
jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. Fungsi
5. Condition
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang
dan untuk di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing. Dalam kondisi
perekonomian yang kurang stabil, sebaiknya pemberian kredit untuk sektor
tertentu jangan diberikan terlebih dahulu dan kalaupun jadi diberikan sebaiknya
juga dengan melihat prospek usaha tersebut di masa yang akan datang.
Sementara itu, penilaian dengan 7P kredit yaitu :
1. Personality
Yaitu menilai debitur dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya
sehari-hari maupun masa lalunya.Personality juga mencangkup sikap, emosi,
tingkah laku, dan tindakan debitur dalam menghadapi suatu masalah.
2. Party
Yaitu mengklasifikasikan debitur ke dalam klasifikasi tertentu atau
golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya,
sehingga debitur dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan
fasilitas kredit yang berbeda pula.
3. Purpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan pemberian kredit, termasuk jenis kredit
yang diinginkan debitur.Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam
apakah untuk tujuan konsumtif, produktif, atau perdagangan.
4. Prospect
Yaitu untuk menilai usaha debitur di masa yang akan datang apakah
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau
5. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara kreditur mengembalikan kredit yang
telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit yang
diperolehnya.
6. Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan debitur dalam mencari
laba.Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau
semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperoleh dari si
pemberi kredit.
7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan , tetapi
melaui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang
atau jaminan asuransi
2.2.6 Jenis Pembenanan Suku Bunga Kredit
Setiap nasabah yang memperoleh fasilitas kredit akan dikenakan
kewajiban membayar kembali. Pembayaran kewajiban tersebut dilakukan setiap
periode apakah harian, mingguan, atau bulanan. Pembayaran ini lebih dikenal
dengan dengan nama angsuran. Dalam setiap angsuran yang dibayar oleh nasabah
sudah termasuk pokok pinjaman ditambah bunga yang harus dibayar.Jumlah
angsuran yang dibayar setiap periode berbeda tergantung dari jenis pembebanan
suku bunga yang dilakukan.
Menurut Kasmir, ada 3 model pembebanan jenis suku bunga, yaitu :
3. Float Rate”.
(2012 : 91) 1. Flate Rate
Flate rate merupakan perhitungan suku bunga yang tetap setiap periode
sehingga jumlah angsuran (cicilan) setiap periode pun tetap sampai
pinjaman tersebut lunas.Perhitungan suku bunga model ini adalah dengan
mengalihkan persen bunga perperiode dikali dengan pinjaman.
2. Sliding Rate
Sliding Ratemerupakan perhitungan suku bunga yang dilakukan dengan
mengalihkan persentase suku bunga per periode dengan sisa pinjaman,
sehingga jumlah suku yang dibayar debitur semakin menurun, akibatnya
angsuran yang dibayar pun menurun jumlahnya.
3. Floating Rate
Floating Ratemerupakan perhitungan suku bunga yang dilakukan sesuai
dengan tingkat suku bunga pada bulan yang bersangkutan.Dalam
perhitungan ini suku bunga dapat naik, turun maupun tetap setiap
periodenya.
2.3 Pelaksanaan Pemberian Kredit
Sebelum debitur memperoleh kredit terlebih dahulu harus melalui
tahapan-tahapan penilaian mulai dari pengajuan proposal kredit dan dokumen-dokumen
yang diperlukan, pemeriksaan keaslian dokumen, analisis kredit sampai dengan
kredit dikucurkan.Tujuan prosedur pemberian kredit adalah untuk memastikan
mendalam.Apabila dalam penilaian mungkin ada kekurangan, maka pihak
kreditur dapat meminta kembali ke debitur atau bahkan langsung ditolak.
Secara umum dijelaskan pelaksanaan pemberian kredit oleh Kasmiryaitu:
“1. Pengajuan Proposal.
2. Penyidikan Berkas Pinjaman. 3.Penilaian Kelayakan Kredit. 4. Wawancara Pertama.
5. Peninjauan ke Lokasi (On The Spot). 6. Wawancara kedua.
7. Keputusan Kredit.
8. Penandatanganan Akad Kredit/Perjanjian Lainnya. 9. Realisasi Kredit”.
(2012 : 105)
1. Pengajuan Proposal
Yang perlu diperhatikan dalam setiap pengajuan proposal suatu kredit
hendaknya yang berisi keterangan tentang :
- Latar belakang pemohon kredit
- Tujuan pengambilan kredit
- Besarnya kredit dan jangka waktu
- Cara permohonan pengembalian kredit
- Jaminan kredit
2. Penyelidikan Berkas Pinjaman
Tujuannya adalah mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap
sesuai persyaratan yang telah ditetapkan.Jika menurut pihak kreditur belum
lengkap atau belum cukup maka debitur diminta untuk segera melengkapinya dan
apabila sampai batas waktu tertentu debitur tidak sanggup melengkapi kekurangan
3. Penilaian Kelayakan kredit
Dalam penilaian layak atau tidak suatu kredit disalurkan, maka perlu
dilakukan suatu penilaian kredit.Penilaian kelayakan kredit dapat dilakukan
dengan menggunakan 5C atau 7P, namun untuk kredit yang lebih besar jumlahnya
perlu dilakukan metode penilaian dengan Studi Kelayakan.Dalam Studi
Kelayakan ini setiap aspek dinilai apakah memenuhi syarat atau tidak.Apabila
salah satu aspek tidak memenuhi syarat maka perlu dilakukan pertimbangan untuk
mengambil keputusan.
Adapun aspek-aspek yang perlu dinilai dalam pemberian suatu fasilitas
kredit, yaitu :
a. Apek Hukum
b. Aspek Pasar dan Pemasaran
c. Aspek Keuangan
d. Aspek Teknis/Operasi
e. Aspek Manajemen
f. Aspek Ekonomi Sosial
g. Aspek Amdal
4. Wawancara Pertama
Tahap ini penyidikan kepada calon peminjam dengan cara berhadapan
langsung dengan calon peminjam. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
keyakinan apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang kreditur
inginkan.Wawancara ini ini juga untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan
5. Peninjauan ke Lokasi (On the Spot)
Setelah memperoleh keyakinan atas keabsahan dokumen dari hasil
penyidikan dan wawancara maka langkah selanjutnya adalah melakukan
peninjauan ke lokasi yang menjadi objek kredit.Kemudian hasil on the spot
dicocokan dengan hasil wawancara pertama. Tujuan peninjauan ke lapangan
adalah untuk memastikan bahwa objek yang akan dibiayai benar-benar ada dan
sesuai dengan apa yang tertulis dalam proposal.
6. Wawancara kedua
Hasil peninjauan ke lapangan dicocokan dengan dokumen yang ada serta
hasil wawancara satu dalam wawancara kedua.Wawancara kedua ini merupakan
kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat
setelah dilakukan on the spot dilapangan.Catatan yang ada pada permohonan dan
pada saat wawancara pertama dicocokkan dengan pada saat on the spot apakah
ada kesesuaian dan mengandung suatu kebenaran.
7. Keputusan Kredit
Keputusan kredit adalah menentukan apakah kredit layak ntuk diberikan
atau ditolak, jika layak, maka dipersiapkan administrasinya, biasanya keputusan
kredit akan mencangkup :
- Akad kredit yang akan ditandatangani;
- Jumlah uang yang diterima;
- Jangka waktu kredit; dan
Keputusan kredit biasanya untuk jumlah tertentu merupakan keputusan
tim. Begitu pula bagi kredit yang ditolak, maka kehendaknya dikirim surat
penolakan sesuai dengan alasan masing-masing.
8. Penandatangan Akad Kredit/Perjanjian Lainnya
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit. Sebelum
kredit dicairkan, maka terlebih dulu calon peminjam menandatangani akad kredit,
kemudian mengikat jaminan kredit dengan hipotek atau surat perjanjian yang
dianggap perlu.
9. Realisasi Kredit
Setelah kredit ditandatangani, maka langkah selanjutnya adalah
merealisasikan kredit.Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan
surat-surat yang diperlukan. Dengan demikian, dana kredit telah dapat diambil.
Penarikan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian
kredit dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit. Pencairan dana kredit
tergantung dari kesepakatan kedua belah pihak dan dapat dilakukan sekaligus atau
secara bertahap.
2.4 Hambatan/Masalah dalam Pemberian Kredit
Hampir setiap koperasi mengalami kredit macet alias nasabah tidak
mampu lagi untuk melunasi kreditnya. Menurut Kasmir kemacetan suatu fasilitas
kredit disebabkan oleh :
“1. Nasabah yang sengaja tidak mau membayar kewajibannya kepada si perusahaan sehingga kredit yang diberikan dengan sendiri macet.
2. Dan nasabah yang tidak mampu membayar dikarenakan usaha dibiayai terkena musibah misalnya bangkrut”.
2.5 Penyelesaian Hambatan/Masalah dalam Pemberian Kredit
Menurut Kasmir penyelesaian kredit macet dilakukan dengan beberapa metode, yaitu :
“1. Recheduling 2. Reconditioning 3. Restructuring 4. Kombinasi
5. Penyitaan Jaminan”.
(2012 : 123)
1. Recheduling
Yaitu dengan cara :
a. Memperpanjang jangka waktu kredit
b. Memperpanjang jangka waktu angsuran.
2. Reconditioning
Dengan cara mengubah berbagai persayratan yang ada :
a. Kepitalisasi bunga, yaitu dengan cara bunga dijadikan utang
pokok.
b. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu.
c. Penurunan suku bunga.
d. Pembebasan bunga.
3. Restructuring
Yaitu dengan cara :
a. Menambah jumlah kredit.
b. Menambah equity yaitu : dengan menyetor uang tunai dan
4. Kombinasi
Merupakan kombinasi dari tiga jenis metode yang di atas. Yaitu
kombinasi antara Restructuring dengan Reconditioning atau
Rescheduling dengan Restructing.
5. Penyitaan Jaminan
Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah
benar-benar tidak punya itikad baik atau sudah tidak mampu lagi untuk
42
Penelitian memiliki peranan yang penting dalam peningkatan dan pengembangan ilmu
pengatahuan. Pada dasarnya, penelitian merupakan usaha dan tindakan untuk lebih memajukan
dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Hasil penelitian memiliki manfaat yang sangat besar
bagi ilmu pengetahuan sehingga harus diperhatikan pemenuhan syarat-syarat tertentu dalam
penelitian seperti sesuai dengan metode ilmiah, menurut kerangka yang sistematis dan
berencana.
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian dalam peneitian ini adalah pelaksanaan pemberian kredit pada Koperasi
Serba Usaha (KSU) Tandangsari yang beralamat di Belakang Pasar Tanjungsari No. 29 Desa
Jatisari Kec. Tanjungsari. Bergerak dalam usaha simpan pinjam, usaha sapi perah dan usaha
sarana produksi pertanian yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan para anggota.
3.2 Metode Penelitian
Pelaksanaan penelitian guna menunjang kesempurnaan Tugas Akhir ini penulis
menggunakan dana dan informasi yang saling berhubungan dengan metode penelitian yang
mencangkup pengolahan data.
Pelaksanaan penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif yaitu penelitian untuk
pada suatu objek penelitian tertentu. Penelitian deskriptif dilakukan untuk memperoleh informasi
megenai keadaan saat ini.
Menurut Sukardi, metode deskriptif merupakan:
“Peneitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan
dalam menginterprestasi objek sesuai dengan apa adanya”.
(2010 : 157) Selain itu, metode desktiptif menurut Nasution adalah:
“Penelitian yang mengadakan deskripsi untuk memberi gambaran yang lebih jelas tentang situasi-situasi sosial. Penelitian deskriptif lebih spesifik dengan memusatkan perhatian kepada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukkan antar berbagai variabel”.
(2009 : 24) Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif adalah
metode penelitian yang berusaha menggambarkan mengenai situasi atau kejadian yang sedang
terjadi pada saat sekarang dengan didukung fakta-fakta yang akurat. Selain itu seperti yang
diungkapkan oleh Danial, yaitu :
“Metode deskriptif adalah metode yang bertujuan untuk menggambarkan sacara
sistematik suatu situasi, kondisi objek bidang kajian pada suatu waktu secara akurat”. (2009 : 42)
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data
Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut: 1. Studi
Lapangan (Field Research), yaitu (a) Wawancara (Interview), (b) Observasi (Observation), (c)
dokumentasi (Documentation), (d) catatan lapangan (filednotes) dan 2. Studi Kepustakaan
(Library Research). Berikut uraian dari teknik-teknik tersebut:
1. Studi Lapangan (Field Research)
Yaitu penelitian secara langsung pada objek penelitian yaitu koperasi karyawan KSU
Tandang Sari yang dilakukan dengan wawancara, observasi, dokumentasi dan catatan lapangan.
a. Wawancara (Interview)
Wawancara berisikan beberapa pertanyaan seputar permasalahan dan tujuan dari
penelitian yang membahas tentang tinjauan atas pelaksanaan pemberian kredit pada KSU
Tandangsari. Sebagaimana definisi wawancara yang dikemukakan oleh Moleong, bahwa
wawancara adalah :
“Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”.
(2010 : 186) Tujuan dari wawancara dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi
yang berkenaan dengan rencana pelaksanaan tindakan atas pelaksanaan pemberian kredit pada
KSU Tandangsari.
b. Observasi (Observation)
Dari teknik observasi ini, penelitian langsung meneliti ketempat yang menjadi lokasi
penelitian yaitu KSU Tandangsari, dan melakukan pengamatan bagaimana langkah atas
pelaksanaan pemberian kredit, dengan harapan peneliti dapat memperoleh data secara langsung
melalui pengamatan dan pencatatan oleh pengumpul data terhadap gejala atau peristiwa yang
diselidiki pada objek penelitian.
Seperti yang dikemukakan oleh Riduwan, observasi adalah :
“Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan
pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan”.
(2009 : 104) Observasi ini dilakukan untuk memahami suatu cara dari pandangan orang-orang yang
terlibat didalamnya dengan tujuan agar memperoleh suatu informasi yang jelas dan benar
mengenai pelaksanaan pemberian kredit.
c. Dokumentasi (Documentation) Menurut Sugiono, ialah :
“Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu dapat berbentuk
tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang”.
(2010 : 240) Teknik dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini dlakukan dengan cara melihat,
menganalisa data-data yang berupa dokumentasi yang berkaitan dan menunjang penelitian ini.
d. Catatan Lapangan (filednotes)
Penelitian membuat catatan singkat mengenai pokok-pokok pembicaraan dan pengamatan
seputar pelaksanaan pemberian kredit. Seperti yang dikemukakan oleh Moleong, yaitu :
“Catatan Lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat,
dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data”.