Laporan Pengantar Tugas Akhir
PERANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN TEPAK TILU DI PERGURUAN SILAT BADAK PUTIH
DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2011/2012
Oleh :
Intan Nursakti 51908141
Program Studi Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
iii KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh
Dengan memanjatkan puji syukur Alhamdullilah pada Allah Swt. bahwa penulisan Laporan Pengantar Tugas Akhir dengan judul “Perancangan Media Pembelajaran Tepak Tilu di Perguruan Silat Badak Putih” telah diselesaikan dengan baik.
Untuk menyelesaikan penulisan, disusun melalui proses yang cukup panjang serta mengalami banyak kendala baik itu dalam hal pencarian data maupun pengerjaannya yang memerlukan ketelitian yang sangat tinggi. Hal itu dapat dijadikan sebagai pembelajaran yang berarti untuk melahirkan semangat yang lebih giat dan bekerja keras, sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik.
Dari hasil penulisan laporan yang telah dibuat maupun visualisasi yang ditampilkan, semoga dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi penulis lainnya. Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh
Bandung, Juli 2012
iv
II.4.4 Tahap-Tahap Pembelajaran dalam Aspek Seni Budaya di Perguruan Pencak Silat Badak Putih ... 7
II.5 Metode Pembelajaran Pencak Silat di Perguruan Badak Putih ... 7
II.5.1 Tingkatan Menurut Sabuk ... 7
II.5.2 Metode Pembelajaran/Latihan ... 8
II.5.3 Gerakan Dasar ... 10
II.6 Gerakan Tepak Tilu ... 10
II.7 Gerakan Tepak Tilu di Perguruan Pencak Silat Badak Putih ... 11
v
II.8.1 Demografis ... 15
II.8.2 Geografis ... 15
II.8.3 Psikografis ... 15
BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 16
III.1 Tujuan Komunikasi ... 16
43 DAFTAR PUSTAKA
Buku
Arsyad,Azhar. 2005. Media Pemblajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Anggaran Dasar Rumah Tangga Perguruan Pencak Silat Badak Putih
Buku Besar Ikatan Pencak Silat Jawa Barat. 2010
Ermawan, Erik. (2011). Perancangan Media Informasi Buku Cerita Bergambar Lutung Kasarung. Laporan Pengantar Tugas Akhir. Universitas Komputer Indonesia, Bandung
Kusrianto Adi, 2006. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: ANDI
Latuheru, J.D. 1998. Media Pembelajaran dalam Proses Pembelajaran Masa Kini. Jakarta: Depdikbud RI.
Maryanto Drs. 1996. Ilmu Satria Nusantara. YAYASAN SATRIA NUSANTARA
Sanyoto Ebdi Sadjiman Drs. 2009. NIRMANA Dasar-dasar Seni dan Desain. Yogyakarta: Jalasutra
Subroto .J, Parno Raharjo. 2000. Daya Ledak Tendangan Dan Pukulan Maut. CV Aneka: Solo
Internet
Dwi Evi Lestari. 2012. Karakteristik anak usia dini. Tersedia di:
http://blog.elearning.unesa.ac.id/evi-dwi-lestari/karakteristik-anak-usia-dini
Fataruba Hayatuddin. 2010. Mengenal Metode Penelitian Eksperimen. Tersedia di:
http://talibupomai.blogspot.com/2010/11/metode-penelitian-eksperimen.html [17
44 Irwan Suherman Agud S.H (HPS. Panglipur). 2008. Aspek Seni Pencak Silat Tari & Ibing Pencak Silat. Tersedia di:
http://margaluyu-pusat.net/latih.htm [17 Februari 2012]
Padepokan Pencak Silat Indonesia Jakarta Java tersedia di: http://www.tripadvisor.co.id/LocationPhotos-g294229-d1847758 Repo. 2011. Ibing Penca Dan Bela Diri Pancak Silat. Tersedia di: http://silatindonesia.com/2011/11/02/ibing-dan-beladiri-pencak-silat/ [17
Februari 2012]
Rusdi. 2012. Alangkah Kaya Dialek di Indonesia. Tersedia di:
http://history1978.wordpress.com/2010/01/14/alangkah-kaya-dialek-di-indonesia/ Berbagai arti kata tersedia di:
1 BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Menurut Murphy dan Hildebrandt (2012), budaya diartikan sebagai tipikal karakteristik perilaku dalam suatu kelompok. Pengertian ini juga mengindikasikan bahwa komunikasi verbal dan non verbal dalam suatu kelompok juga merupakan tipikal dari kelompok tersebut dan cenderung unik atau berbeda dengan yang lainnya.
Budaya Indonesia sangat banyak, seperti angklung sebagai alat musik tradisional, tari jaipong, juga seni bela diri asli Indonesia yaitu Pencak Silat. Budaya tersebut tidak hanya dilihat dari keindahannya saja namun beberapa budaya memiliki arti dan fungsi tersendiri untuk digunakan pada kehidupan sehari-hari. Di Indonesia terdapat banyak seni bela diri namun semua seni bela diri tersebut menjadi satu nama karena mempunyai tujuan dan karakteristik yang sama, namanya adalah Pencak Silat.
Menurut buku besar IPSI (2010), pencak adalah gerak bela-serang yang berupa tari dan berirama dengan peraturan dan biasa untuk pertunjukan umum. Sedangkan silat adalah intisari pencak untuk secara fisik membela diri dan tidak dapat digunakan untuk pertunjukan.
2 budaya. Namun gerakan serta maknanya berbeda di setiap perguruan, hal ini merupakan kebebasan berkreasi bagi para perguruan sehingga mempunyai daya tarik masing-masing serta mempunyai komposisi gerak yang baik namun masih pada aturan-aturan Pencak Silat.
Dalam persilatan, setiap pesilat dapat melakukan gerakan Tepak Tilu, namun tidak semua mengerti gerakan Tepak Tilu, serta tidak adanya pengetahuan ciri-ciri Tepak Tilu. Serta manfaat dan kelebihan Tepak Tilu sebagai dasar pengetahuan bagi murid yang belajar Pencak Silat.
3 sering mendengar kata Tepak Tilu tetapi tidak mengetahui arti dari kata Tepak Tilu serta ciri-cirinya sehingga tidak dapat membedakan Tepak Tilu dengan yang lainnya seperti misalnya tepak dua.
I.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diambil beberapa masalah sebagai berikut: 1. Banyaknya peserta didik di perguruan Pencak Silat Badak Putih yang
tidak dapat membedakan gerakan Tepak Tilu dengan gerakan lainnya. 2. Adanya kesulitan peserta didik di perguruan Pencak Silat Badak Putih
untuk belajar sendiri di rumah karena tidak ada media yang mendukung.
3. Belum ada media informasi sebagai pengetahuan dasar bagi peserta didik di perguruan Pencak Silat Badak Putih maupun peserta didik umum tentang Tepak Tilu serta arti dan fungsinya.
I.3 Fokus Masalah
Banyaknya peserta didik di perguruan Pencak Silat Badak Putih yang tidak mengetahui ciri-ciri gerakan Tepak Tilu serta adanya kesulitan untuk belajar sendiri dirumah karena tidak ada media pendukung.
I.4 Tujuan Perancangan
Tujuan perancangan ini adalah :
1. Diharapkan peserta didik di perguruan Pencak Silat Badak Putih dapat membedakan Tepak Tilu dengan gerakan lainnya.
2. Agar ada media pendukung pembelajaran sehingga mengurangi kesulitan belajar di rumah.
4 BAB II
GERAKAN TEPAK TILU BADAK PUTIH
II.1 Pencak Silat
Pencak Silat adalah kata majemuk. Pencak dan silat mempunyai pengertian yang sama dan merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat pribumi Asia Tenggara, yakni kelompok masyarakat etnis yang merupakan penduduk asli negara-negara yang ada di kawasan Asia Tenggara yaitu Brunei Darusalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand dan Vietnam. (Ibing Penca dan beladiri Pencak Silat,2011)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pencak adalah permainan (keahlian) untuk mempertahankan diri dengan kepandaian menangkis, mengelak dsb. Silat adalah kepandaian berkelahi, seni bela diri khas Indonesia dengan ketangkasan membela diri dan menyerang untuk pertandingan atau perkelahian.
(http://kamusbahasaindonesia.org/pencak%20silat/mirip)
II.2 Perguruan Pencak Silat
Perguruan Pencak Silat adalah lembaga pendidikan tempat berguru segala sesuatu tentang Pencak Silat. Berguru disini adalah belajar secara intensif yang prosesnya diikuti, dibimbing dan diawasi langsung dan tuntas oleh sang guru, sehingga orang yang berguru diketahui dengan jelas perkembangan kemampuannya, terutama kemampuan mengendalikan diri serta budi pekertinya. Perguruan ini bertujuan untuk memberi pelatihan yang nantinya akan berguna bagi pesertanya maupun sebagai pelestarian budaya (IPSI, Jawa Barat,2010).
5 yaitu aspek mental spiritual, aspek bela diri, aspek seni, aspek olahraga. Menurut Tateng Sugandar Badak Putih merupakan binatang yang menyimbolkan kekuatan. Nama Badak Putih yaitu singkatan dari bawa awak anjeun dina ahlak kaimanan. Badak yang bercula satu percaya yang satu kepada Allah SWT, dan melihat dari hidupnya badak yang selalu merunduk diartikan sebagai perilaku yang tidak sombong (ADRT perguruan Pencak Silat Badak Putih).
II.3 Arti Logo Perguruan Pencak Silat Badak Putih
Gambar II.1 Tateng Sugandar pendiri perguruan Pencak Silat Badak Putih (Sumber : Pribadi)
6 Berbentuk bundar/lingkaran artinya sumber awal atau dasar
Gambar tengah: gambar Badak Putih dan telapak tangan
Badak Putih: lambang kekuatan dan telapak tangan di atas kesucian dari segala kesucian yang diridhoi oleh Allah SWT.
Empat jari tangan melambangkan dari keampuhan yang terdiri dari empat aspek yaitu:
1. Aspek seni budaya 2. Aspek bela diri
3. Aspek mental spiritual 4. Aspek olahraga
(ADRT perguruan Pencak Silat Badak Putih)
II.4 Visi dan Misi Badak Putih
II.4.1 Visi
1. Tolak ukur pembinaan diutamakan pada kriteria pencapaian untuk prestasi atlet yang dibina.
2. Strategi pembinaan dan arah pembinaan bersifat jangka panjang sampai dengan menuju event kejuaraan regional, nasional maupun internasional.
7 II.4.2 Misi
1. Mempertahankan kesinambungan serta peningkatan pembinaan Pencak Silat di kota Bandung.
2. Mendukung program KONI kota Bandung, IPSI kota Bandung dan Pengda IPSI Jawa Barat dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan Pencak Silat.
3. Sebagai wahana penggalang kesatuan dan persatuan, melalui pembinaan para pesilat di perguruan silat Badak Putih
(ADRT perguruan Pencak Silat Badak Putih).
II.4.3 Analisa Masalah dari Opini Pesilat
1. Pelatih di perguruan silat Badak Putih mengaku adanya keterlambatan penyampaian materi gerakan Tepak Tilu.
2. Kurangnya minat remaja di perguruan Pencak Silat Badak Putih untuk belajar dirumah.
3. Dilihat dari tujuan Tepak Tilu yang dalam aspek seni budaya, diharapkan murid didik yang mengikuti pembelajaran Tepak Tilu ini dapat dengan cepat menghafal, hal ini bertujuan untuk dapat mengikti pertandingan. Namun hafalan bagi murid didik didik tersebut merupakan hal yang sulit.
II.4.4 Tahap-Tahap Pembelajaran dalam Aspek Seni Budaya di Perguruan Pencak Silat Badak Putih
Pengenalan gerakan-gerakan dasar. Gerakan ibingan tepak dua serta parered. Gerakan ibingan Tepak Tilu serta Padungdung.
II.5 Metode Pembelajaran Pencak Silat di Perguruan Badak Putih
II.5.1 Tingkatan Menurut Sabuk a. Tanda sabuk:
8 Tingkat dua memakai sabuk kuning aktif enam bulan
Tingkat tiga memakai sabuk hijau aktif enam bulan Tingkat empat memakai sabuk merah aktif enam bulan
Tingkat lima memakai sabuk merah strip hitam aktif satu tahun Tingkat enam memakai sabuk hitam aktif dua tahun
Tingkat Pendekar memakai sabuk hitam strip kuning emas b. Kenaikan tingkat gabungan dilaksanakan satu tahun sekali (ranting
cabang dan anak cabang) diselenggarakan oleh pengurus pusat. (ADRT perguruan Pencak Silat Badak Putih)
II.5.2 Metode Pembelajaran/Latihan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. (http://kamusbahasaindonesia.org/metode)
Metode pembelajaran dalam aspek seni yang dilakukan untuk pemula atau tingkat satu hingga pada tingkat empat yang bersabuk merah yaitu pelatih menunjukkan gerakan Tepak Tilu lalu diikuti berkali-kali oleh murid didiknya, pengajaran gerakan tersebut selalu dibimbing oleh pelatih sehingga gerakan tersampaikan sedikit demi sedikit sehingga murid didik hafal atau sampai batas waktu yaitu 2 jam untuk setiap pengajaran.
9 Pelatihan dalam aspek seni untuk sabuk putih sampai sabuk merah dilaksanakan setiap hari minggu, pukul 08.00-10.00. Penambahan waktu belajar dapat dilakukan jika akan dilaksanakan pertandingan, atau sesuai permintaan murid didik dan jika pelatih merasa dibutuhkan untuk menambah waktu seperti jika murid didik yang diajarkan cukup banyak dan masih kurang menguasai materi. Bagi anak-anak di tingkatan satu hingga empat, pembelajaran hanya sebatas pengenalan gerakan-gerakan ibingan juga sebatas pengenalan fungsi dari gerakan yang telah diajarkan.
Pembelajaran Tepak Tilu pada tingkat satu hanya diajarkan gerakannya saja, setelah naik tingkat ke tingkat dua maka pengajaran dilakukan disertai iringan musik berupa kaset (tape). Gerakan tersebut dilakukan perorang juga dibagi beberapa kelompok untuk melakukan latihan secara giliran. Jika dalam latihan menggunakan kaset, dengan aturan bahwa murid didik yang mengikuti kaset. Berbeda ketika dalam pertandingan, pesilat yang akan diikuti oleh seperangkat gendang pencak, yang terdiri dari gendang indung, gendang kulanter, gong, terompet.
Sabuk merah strip hitam atau tingkat lima hingga tingkat pendekar, pelatihan dilakukan pada malam hari pukul 19.00-21.00. Pada tingkat ini kebanyakan murid didik adalah remaja juga dewasa dan pelatihan yang dilakukan adalah aspek beladiri karena menurut pelatih pada tingkatan ini dianggap cukup menguasai emosi diri sendiri dan mempunyai fisik yang memungkinkan untuk berlatih beladiri. Tingkatan ini mulai diberikan teknik bertarung, serta pemahaman tentang gerakan juga fungsinya.
10 dengan mengikuti metode pembelajaran yang dilakukan secara lisan yang dilakukan oleh pelatih.
II.5.3 Gerakan dasar
Gerakan dasar merupakan gerakan murni, yaitu gerakan yang mempunyai fungsi-fungsi tanpa makna. Pembelajaran gerakan dasar ibing Pencak Silat merupakan proses menyatukan sejumlah komponen yang saling berhubungan dan tidak dapat terpisahkan untuk menumbuhkan kegiatan belajar pada diri peserta didik secara optimal menuju terjadinya perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan yang diharapkan (IPSI, Jawa Barat,2010).
Tujuan dalam pembelajaran gerakan dasar di perguruan Pencak Silat Badak Putih yaitu sebagai ilmu dasar yang menunjang untuk pembelajaran gerakan-gerakan berikutnya. Juga sebagai pembantu pelatikan kelenturan tubuh dalam ibing Pencak Silat.
II.6 Gerakan Tepak Tilu
Dalam Pencak Silat ada gerakan maknawi dan gerak-gerak murni. Gerak murni adalah gerak yang hanya untuk mendapatkan gerak-gerak artistik dan tidak dimaksudkan untuk menggambarkan sesuatu. Gerak murni dapat digunakan pada silat yang tidak menggambarkan sesuatu, sedangkan gerak yang ada dalam Pencak Silat seni banyak menggunakan gerak yang mempunyai makna (IPSI, Jawa Barat,2010).
11 II.7 Gerakan Tepak Tilu di Perguruan Pencak Silat Badak Putih
Gerakan Tepak Tilu di perguruan Pencak Silat Badak Putih diajarkan di semua tingkatan, gerakan disetiap tingkatanpun sama. Berikut adalah satu komposisi gerakan Tepak Tilu yaitu 4 gerakan setiap 1 gong:
Gambar II.3. Gerakan Tepak Tilu Sumber : Pribadi
Gambar II.4. Gerakan Tepak Tilu Sumber : Pribadi
Gambar II.5. Gerakan Tepak Tilu
12 Gambar II.6. Gerakan Tepak Tilu
Sumber : Pribadi
Gambar II.7. Gerakan Tepak Tilu Sumber : Pribadi
Gambar berikut adalah lampiran gerakan Tepak Tilu
Gambar II.8. Rincik Sumber : Pribadi
13 Setelah Rincik lanjut ke gerakan Tepak Tilu berikutnya
Gambar II.9. Gerakan Tepak Tilu Sumber : Pribadi
Gambar II.10. Gerakan Tepak Tilu Sumber : Pribadi
Gambar II.11. Gerakan Tepak Tilu Sumber : Pribadi
14 Gambar II.12. Rincik
Sumber : Pribadi
Dalam wawancara bersama Ayi, beliau menyatakan bahwa gerakan Padungdung adalah gerakan serang bebas dengan irama lebih cepat. Gerakan ini adalah gerakan pelengkap untuk Tepak Tilu maupun tepak dua. Berikut adalah gerakan Padungdung di perguruan silat Badak Putih
15 II.8 Segmentasi
II.8.1 Demografi
Segmentasi secara demografi ditentukan berdasarkan murid didik yang berlatih di perguruan Pencak Silat Badak Putih yang berumur 8-18 tahun baik laki-laki ataupun perempuan yang mengikuti Pencak Silat dalam aspek seni budaya. Namun murid didik yang mempunyai kesulitan menghafalkan gerakan Tepak Tilu berumur 8-13 tahun yang memakai sabuk kuning, hijau dan merah.
Umur : 8-13 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan Pendidikan : SD hingga SMP
Agama : Semua agama
Tingkatan sabuk : Tingkat dua hingga tingkat empat
Karena murid didik yang berada pada aspek seni budaya di perguruan Pencak Silat Badak Putih merupakan murid didik yang memakai sabuk kuning, hijau dan merah.
II.8.2 Geografis
Di daerah perkotaan sesuai dengan tempat perguruan yaitu di Kota Bandung, juga dikarenakan murid didik yang ada di perguruan Pencak Silat Badak Putih berasal dari Kota Bandung.
II.8.3 Psikografis
Tingkatan Sosial : A, B, dan C
16 BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
III.1 Tujuan Komunikasi
Arah komunikasi yang diharapkan adalah target komunikasi akan tersita
perhatiannya dikarenakan ada ketertarikan untuk belajar dirumah dan
disebabkan adanya media pembelajaran yang baru. Ketertarikan tersebut
diharapkan dapat meningkatkan minat belajar, menambah wawasan
tentang gerakan Tepak Tilu dan memudahkan murid didik untuk
menghafalkan gerakan.
III.2 Materi Komunikasi
Materi yang akan disampaikan yaitu:
1. Informasi tentang gerakan dasar.
2. Pengenalan Tepak Tilu serta ciri-cirinya.
3. Pembelajaran Tepak Tilu berupa video.
4. Pertanyaan sebagai soal juga untuk membantu mengingat materi yang
telah diajarkan.
III.3 Pendekatan Komunikasi
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yang meningkatkan rasa
keingintahuan serta menambahkan minat belajar.
III.3.1 Pendekatan Visual
Sesuai dengan karakteristik target audiens maka unsur desain yang
dipilih adalah:
1. Menggunakan ikon berupa kartun badak yang menggunakan
pakaian silat, diharapkan dapat mencerminkan citra yang ada
dalam perguruan pencak silat Badak Putih.
2. Menggunakan warna yang disukai anak-anak dengan bentuk
objek yang sudah disederhanakan. Warna-warna terang tetapi
17 3. Menggambarkan suasana yang sebenarnya, seperti padepokan
perguruan yang sebagian besar berada di lapangan terbuka atau
di luar ruangan. Juga menambahkan objek-objek yang biasa
ditemui di kota Bandung yaitu layang-layang, pohon bambu
dan pohon kelapa.
III.3.1 Pendekatan Verbal
Bahasa yang digunakan untuk narasi adalah bahasa Indonesia
namun berdialek sunda. Weijnen (seperti yang dikutip Rusdi
Januari 2012) yang dikutip oleh Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa (1983), dialek adalah sistem kebahasaan
yang dipergunakan oleh satu masyarakat untuk membedakan dari
masyarakat lain yang bertetangga yang menggunakan sistem
berlainan maupun erat hubungannya. Sedangkan jenis dialek yang
digunakan untuk multimedia ini adalah dialek regional, yaitu dialek
yang ciri-cirinya dibatasi oleh tempat. Sering juga disebut Dialek
Area. Dialek ini biasanya berkembang di satu daerah tertentu,
artinya orang di luar wilayah itu tidak akan paham dengan Dialek
yang dimaksud. (Alangkah Kaya Dialek di Indonesia, 2012)
Bahasa yang digunakan untuk ikon dalam interaktif pembelajaran
ini adalah bahasa Indonesia, juga menggunakan dialek sunda.
Penggunaan bahasa Indonesia agar pesan yang tersampaikan pada
target audiens, karena bahasa Indonesia lebih populer dikalangan
remaja dibandingkan bahasa sunda. Sebagai identitas perguruan
pencak silat Badak Putih yang bertempat di Bandung. Maka
penambahan dialek yang dipaparkan oleh ikon tersebut berfungsi
sebagai identitas. Suara untuk ikon tersebut adalah suara orang
dewasa yang menyerupai anak-anak agar sesuai dengan karakter
18 III.4 Strategi Kreatif
Strategi kreatif menggunakan ikon berupa badak sesuai citra perguruan,
dengan warna-warna yang disukai anak-anak namun kecerahannya tidak
mencolok. Ada gabungan media yang akan dilakukan yaitu antara
tampilan karakter kartun ikon badak pesilat sebagai penyampai materi
Tepak Tilu. Foto sebagai informasi tentang gerakan dasar. Video gerakan
Tepak Tilu yang dilakukan oleh guru besar Badak Putih sebagai
pembelajaran gerakan. Selain itu ada kuis agar murid didik mengingat
materi yang telah disampaikan sebelumnya. Penyisipan video dalam CD
Interaktif offline dirasa tepat karena tidak semua murid yang ada di
perguruan silat Badak Putih adalah anak-anak atau remaja yang menyukai
kartun, maka pengajaran gerakan melalui video diharapkan dapat menarik
pula bagi remaja, selain itu video merupakan media yang paling tepat
untuk menyampaikan detail gerakan karena segala detail gerakan dapat
tersampaikan.
III.5 Konten Materi
1. Halaman antar muka berisi informasi-informasi seputar yang akan
dipelajari peserta didik juga sebagai pintu masuk ke halaman utama.
2. Halaman selamat datang, berisi ucapan selamat datang dan perkenalan
ikon. Pada halaman ini ada button untuk masuk ke halaman
berikutnya yang terdiri dari:
a. Materi pertama pemberian pengetahuan dasar mengenai
gerakan-gerakan dasar dalam pencak silat.
b. Materi kedua yaitu pengenalan Tepak Tilu serta aspek-aspek yang
mendukung seperti musik, dll.
c. Materi ketiga yaitu pembelajaran gerakan Tepak Tilu sebagai
hafalan bagi peserta didik yaitu berupa video.
d. Materi keempat yaitu latihan atau kuis, untuk memberikan umpan
balik dari proses pembelajaran melalui media pembelajaran ini.
19 III.6 Site Map
Button home secara visual berupa gong yang dipukul sebagai tanda masuk
atau mulai. Di Indonesia gong merupakan tanda memulai sesuatu yang
baru dapat dilihat dari berbagai pengesahan acara-acara atau pengesahan
gedung baru dan lainnya yang biasa menggunakan gong.
Untuk button Gerakan dasar disembunyikan pada awan. Video
disembunyikan pada batu bata, untuk button Tepak Tilu disembunyikan
pada batu, dan untuk button kuis disembunyikan pada kentongan. Hal ini
bertujuan untuk menambah daya tarik pengguna agar dapat mencari button
tersebut yang memang sengaja dibedakan dari objek lainnya, selain itu
adannya kotak informasi berupa layang-layang sebagai pemberi penjelasan
apa saja yang harus dilalukan untuk mempermudah penggunaannya.
Dalam halaman gerakan dasar akan memaparkan gerakan-gerakan dasar
yaitu kuda-kuda, pukulan, tendangan, tangkisan, serangan. Pemaparan tersebut berupa slide foto.
20 Pada halaman kuis berisi lima pertanyaan, dua pertanyaan mengenai gerakan dasar, dua pertanyaan mengenai Tepak Tilu dan satu pertanyaan mengenai gerakan padungdung. Isi kuis pada halaman tersebut hanya lima pertanyaan, hal ini hanya sebagai media pendukung yang berfungsi untuk mengingat ulang hal-hal yang sudah dijelaskan pada halaman sebelumnya.
III.7 Strategi Media
Menurut Latuheru (1998), Media pembelajaran merupakan hasil dari
sebuah budaya yang secara jelas untuk proses belajar dan mengajar. Hal
ini karena segala proses dari awal sampai selesainya proses tersebut harus
mencerminkan pembelajaran itu sendiri, sebagai suatu usaha yang sadar
dan disengaja, bertujuan jelas dan pelaksanaannya terkendali.
Adapun manfaat dari penggunaan media diantaranya yaitu: (1)
mengarahkan atau menjaga perhatian dan konsentrasi siswa, (2)
memperkuat daya ingat, (3) memperkecil keraguan, (4) memperjelas
struktur dan sistematika, (5) meningkatkan relevansi arah pembicaraannya,
(6) memperpendek waktu dan usaha belajar serta (7) bahan kajian lebih
utuh dan tuntas.
Multimedia adalah penggunaan penyediaan informasi pada komputer yang
menggunakan suara, grafika, animasi, dan teks. Multimedia Interaktif
menambahkan elemen yang kelima yaitu interaktif bersifat saling melakukan aksi, antar hubungan, saling aktif.
CD Interaktif ini termasuk dalam jenis CD Interaktif pembelajaran yaitu program pembelajaran terdiri dari berbagai media yang disusun secara utuh, terintegrasi, dan mempunyai tujuan pembelajaran.
III.7.1 Media Utama
Media utama untuk pembelajaran Tepak Tilu di perguruan silat
21 pengenalan tentang gerakan dasar, Tepak Tilu, video sebagai alat
bantu untuk menghafal, dan kuis.
III.7.2 Media Pendukung
1. Canvas bag
Agar dapat digunakan peserta didik sebagai alat membawa baju
silat saat latihan
2. Tempat minum plastik
Tempat minum plastik biasa digunakan oleh anak-anak dan
masih digunakan untuk saat ini, juga dikarenakan peserta didik
yang akan merasa haus setelah berkeringat karena latihan,
makan media ini dirasa sesuai.
III.8 Konsep Visual
Elemen-elemen utama dalam program multimedia:
1. Teks sebagai tampilan layar yang mempertunjukkan kata-kata yang
mungkin dibuat dengan berbagai style dan bentuk font, pengaturan
warna serta pembubuhan beberapa penekanan agar memperoleh
perhatian lebih dari yang lain. Menampilkan teks yang berwarna
kontras akan diatur pada CD Interaktif ini.
2. Image, pemilihan karakter pesilat muda dengan gaya gambar kartun
akan memberikan dampak baik bila dibandingkan dengan teks saja.
3. Movie, agar pembelajaran dapat tersampaikan dengan tepat,jelas
dengan menghadirkan rekaman gambar hidup dari video.
4. Animasi dapat menggambarkan sesuatu menjadi menarik juga disukai
kalangan remaja, dalam CD Interaktif ini, diberi sedikit animasi
sebagai daya tarik agar tidak monoton,
5. Sound, meggunakan instrumen Tepak Tilu serta padungdung, selain
pada saat pengajaran, suara dibutuhkan sebagai backsound pada saat
game.
6. Use control, adalah kelengkapan atau fasilitas yang dipergunakan oleh
22 III.8.1 Format Desain
Ukuran 1024 x 768 pixels sesuai dengan monitor wide screen pada
layar monitor.
768 pixels
1024 pixels
III.8.2 Tata Letak (Layout)
Jika suatu layout desain menampilkan elemen-elemen yang sama kuatnya, maka akhirnya tidak adanya materi di halaman itu yang menonjol. Oleh karena itu diperlukan suatu kontras sehingga akan diperoleh fokus yang ingin ditonjolkan (Adi Kusrianto, 2006, h.281). Dalam CD Interaktif ini button disembunyikan pada objek yang mempunyai warna atau mempunyai hal yang berbeda dengan objek yang sejenisnya. Guna menampilkan kontras untuk memperoleh fokus, maka beberapa warna elemen diredupkan sehingga elemen-elemen lainnya menjadi lebih fokus karena timbulnya kontras antara objek yang sebagai fokus utama serta elemen lain yang dibuat redup di sekelilingnya.
23 III.8.3 Sound/Suara
Sound atau suara dan musik yang digunakan dalam CD Interaktif
ini menggunakan lagu Sabilulungan dengan instrumen gendang
pencak agar terasa suasana silat musik tersebut juga berfungsi
sebagai backsound. Namun pada saat halaman video gerakan
Tepak Tilu menggunakan musik Tepak Tilu sebagai pengiring
gerakan dengan musik Sabilulungan yang dihentikan sementara
video tersebut dimulai. Pemilihan lagu Sabilulungan yang
diciptakan oleh Koko Koswara (Mang Koko) dikarenakan pada
setiap awal mula penyelenggaraan pertandingan pencak silat selalu
diawali dengan musik Sabilulungan dengan tujuan untuk
menambah semangat seperti semangat pada saat gotong royong.
Pengisi suara lelaki dewasa berlogat sunda dan menyerupai suara
anak-anak agar sesuai dengan visualisasi ikon yang berupa kartun
dan target audiens yaitu anak-anak.
III.8.4 Tipografi
Dikarenakan media pembelajaran berupa CD Interaktif tentang
gerakan Tepak Tilu yang cepat dan memakai musik, maka
dibutuhkan pula huruf-huruf yang dapat dibaca dan dimengerti
dengan cepat. Hobo STD dirasa tepat, selain mudah untuk cepat Gambar III. 15. Capture layout
24 dibaca, juga mempunyai bentuk yang dirasa sesuai dengan karakter
silat yang kuat dengan berdiri kokoh namun tidak kaku sesuai
dengan anak-anak. Untuk judul dan sub judul juga pemaparan,
semua menggunakan font tersebut.
III.8.5 Ilustrasi
Menggunakan gambar badak berupa ikon yang memakai baju silat.
Menggunakan gaya gambar kartun karena digemari remaja dan
anak-anak. Transformasi badak dari bentuk asli ke bentuk kartun,
Gambar III. 18. Ikon Sumaber : Pribadi Gambar III. 17. Foto badak
Sumber :
http://www.seruu.com/kota/regiona l/artikel/terancam-punah-badak-
jawa-justru-tambah-dua-keturunan-baru
25 Berikut adalah contoh gambar kartun badak sebagai referensi
I
Marianto (seperti dikutip Ermawan, 2011, h.16) kartun adalah penggambaran sesuatu secara sederhana atau dengan cara yang dilebih-lebihkan. Ilustrasi pendukung yaitu padepokan yang biasa digunakan untuk berlatih silat dimunculkan sebagai identitas.
Berikut adalah foto padepokan pencak silat Indonesia yang berada
di Taman Mini Indonesia Indah. Foto ini menggambarkan suasana
padepokan silat yang sebenarnya, lalu di sederhanakan dalam
bentuk kartun sehingga menjadi gambar dibawah ini.
Gambar III.22. Ilustrasi background
Sumber : Pribadi Gambar III.21. Foto background
Sumber :
http://www.tripadvisor.co.id/Hotel_Re view-g294229-d1847758-Reviews-
Padepokan_Pencak_Silat_Indonesia-Jakarta_Java.html
Gambar III.19. Ilustrasi badak Sumber :
http://www.istockphoto.com/stock-
illustration-5037627-rhino-charge.php
Gambar III.20. Ilustrasi badak Sumber :
http://www.istockphoto.com/stock
26 Penambahan pohon kelapa pada halaman gerakan dasar merupakan
objek yang membantu untuk menggambarkan suasana yang
sebenarnya yang terlihat pada foto padepokan diatas.
Gambar awan diatas merupakan awan yang dipakai pada CD
Interaktif ini. Gambar disederhanakan dari bentuk aslinya, juga
menggunakan ketebalan outline yang berbeda-beda.
Button dalam halaman home ini disembunyikan dalam objek-objek
sebagai berikut: Gambar III.23. Foto pohon kelapa
Sumber :
http://wisatakita.com/album/7/150Wis ata-Karimunjawa46?req=df&idf=46
Gambar III.24. Ilustrasi pohon kelapa Sumber : Pribadi
Gambar III.26. Sketsa awan Sumber : Pribadi
Gambar III.27. Awan vektor Sumber : Pribadi
Gambar III.29. Awan Sumber : Pribadi
Gambar III.30. Button gerakan dasar Sumber : Pribadi
Gambar III.25. Foto awan Sumber :
http://vienasofi.wordpress.co m/2008/10/05/awan-putih/
Gambar III.28. Foto awan Sumber :
27 Gambar III.26. Bata
Sumber : Pribadi
Gambar III.33. Button video Sumber : Pribadi
Gambar III.35. Kentongan Sumber : Pribadi
Gambar III.38. Batu Sumber : Pribadi
Gambar III.39. Button Tepak Tilu Sumber : Pribadi
Gambar III.34. Foto kentongan Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas: Kentongan.jpg
Gambar III.37. Foto batu Sumber :
http://www.geocities.ws/me layuantique/batukalimahalla
h.html
Gambar III.31. Foto bata Sumber :
28 Ikon button yang disembunyikan pada objek-objek bertujuan agar
ada interaksi dengan audiens. Namun untuk memberi kemudahan,
diberikan ikon-ikon yang berfungsi sebagai informasi, berikut
adalah beberapa ikon yang berfungsi sebagai alat bantu informasi.
Layang-layang adalah mainan yang terbuat dari kertas berkerangka yang diterbangkan ke udara dengan memakai tali (benang) sebagai kendali. Dikarenakan layang-layang terbang dan bergerak-gerak maka dianggap tepat sebagai button dan bantuan informasi bagi audiens karena mudah ditemukan.
Gambar III.41. Layang-layang Sumber : Pribadi
Gambar III.42. Button informasi Sumber : Pribadi
Gambar III.44. Layang-layang exit
Sumber : Pribadi
Gambar III.45. Button exit
Sumber : Pribadi
Gambar III.43. Ikon exit
Sumber :
http://www.shutterstock.co m/pic-18793720/stock-
29 Button exit menggunakan simbol x sesuai dengan yang sering digunakan oleh berbagai media.
Button fullscreen menggunakan visual berupa dua buah kotak,
kotak pertama hanya outline dan kotak kedua full colour. Hal ini
mempunyai arti bahwa kotak pertama menuju kotak kedua yaitu
dari tampilan tidak penuh menjadi tampilan penuh atau fullscreen. Gambar III.47. Layang-layang
fullscreen
Sumber : Pribadi
Gambar III.48. Button fullscreen
Sumber : Pribadi
Gambar III.49. Foto gendang Sumber :
http://rahadianmf.blogspot.com/20
12/04/indonesian-traditional-music.html
Gambar III.50. Ilustrasi gendang Sumber : Pribadi
Gambar III.51. Foto gong Sumber :
http://poswayang.wordpress.com/2
011/06/15/gamelan-mendunia-karena-humanis/gong/
30 Ikon pada halaman gerakan dasar disembunyikan dibalik
awan-awan. Informasi bahwa ikon itu disembunyikan dalam awan ada di
button informasi. Berikut adalah ikon yang dipakai untuk masuk ke
penjalasan yang berkaitan dengan ikon tersebut:
Gambar III.57. Ikon kuda-kuda Sumber : Pribadi
Gambar III.58. Ikon pukulan Sumber : Pribadi Gambar III.53. Foto terompet
Sumber :
http://silatbanten.multiply.com/journal/item/6
Gambar III.54. Ilustrasi terompet Sumber : Pribadi
Gambar III.55. Ilustrasi bambu Sumber :
http://www.flickr.com/photos/pketh/75778032/
31 Dalam CD Interaktif ini menyisipkan satu video Tepak Tilu
sebagai hafalan gerakan. Video tersebut berdurasi dua menit lima
belas detik dengan format .flv, berikut adalah capture video. Gambar III.59. Ikon sikuan
Sumber : Pribadi
Gambar III.60. Ikon tangkisan Sumber : Pribadi
Gambar III.61. Ikon tendangan Sumber : Pribadi
32 III.8.6 Warna
Warna merupakan salah satu unsur seni rupa, sehingga
sesungguhnya tidak dapat berdiri sendiri untuk mencapai
keindahan, karena masih dipengaruhi unsur lain. (Drs. Sadjiman
Ebdi Sanyoto, 2009, h.38)
CD Interaktif ini menggunakan warna-warna cerah yang digemari
remaja dan anak-anak, namun dengan tingkat kecerahan yang tidak
mengganggu objek utamanya seperti foto-foto agar lebih fokus
pada objek pembelajaran.
34 BAB IV
TEKNIS PRODUKSI MEDIA
IV.1. Proses Perancangan CD Interaktif Pembelajaran Tepak Tilu IV.1.2 Media Utama
Media utama dalam perancangan ini adalah CD Interaktif. Pada perancangan CD Interaktif Tepak Tilu ini langkah-langkah dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan diawali dengan pemilihan tema. Kemudian dipilihlah tema secara verbal memakai bahasa Indonesia namun berdialek sunda, sedangkan secara visual lebih menekankan pada gaya gambar kartun dengan menyesuaikan pada target audiens.
2. Berikutnya studi karakter, berupa ikon badak, dan gaya gambar untuk background.
Gambar IV.64. Sketsa ikon badak Sumber : Pribadi
35 3. Langkah berikutnya menentukan jumlah laman yang dibutuhkan
berupa site map.
Site map tersebut berfungsi untuk memberi petunjuk berbagai hal yang akan dikerjakan dan membantu untuk saat proses pembuatan sehingga tidak ada hal yang lupa.
4. Setelah membuat site map maka membuat storyboard sesuai dengan yang ada di site map seperti pembuatan interface, gerakan dasar, Tepak Tilu, video, dan kuis sesuai dengan kompetensi dasar. Selain itu pembuatan storyboard dapat membantu dan mempermudah mengingat apa saja yang akan dibuat dan apa saja yang diinginkan secara tampilan, dari mulai animasi, suara, navigasi. Berikut ini adalah sketsa-sketsa storyboard yang digunakan untuk membuat CD Interaktif ini.
Storyboard untuk interface atau halaman awal untuk masuk ke halaman beranda atau home.
Gambar IV.66. Sketsa site map
Sumber : Pribadi
Gambar IV.67. Site map
Sumber : Pribadi
Gambar IV.69. Interface Sumber : Pribadi Gambar IV.68. Sketsa storyboardinterface
36 Perintah untuk interface adalah animasi judul dan konten dari kanan ke kiri, kursor berubah menjadi pemukul gong. Pada saat gong dipukul muncul suara gong dan animasi gong bergerak.
Perintah untuk home adalah animasi Rhino yang mengucapkan kata “hai” pada saat rollover. Setiap button yang di rollover akan memunculkan button yang mewakilinya. Objek yang menjadi button adalah batu, kentongan, bata, dan awan.
Perintah untuk laman gerakan dasar adalah button bersembunyi pada awan-awan. Ketika di klik akan muncul gambar yang dan keterangan pada halaman yang sama hanya saja memakai tampilan yang muncul dari button tersebut.
Gambar IV.70. Home
Sumber : Pribadi
Gambar IV. 71. Gerakan dasar Sumber: Pribadi
37 Perintah untuk laman Tepak Tilu adalah ikon yang menjelaskan tentang Tepak Tilu. Terdapat button yang berupa alat musik dan ketika di klik makan muncul sedikit penjelasan untuk alat musik tersebut.
Perintah untuk kuis adalah ketika tombol 1hingga tombol 5 diklik maka akan muncul pertanyaan, ketika jawaban salah maka ikon akan sedih dan berkata “aduh salah” namun ketika jawaban benar ikon akan berkata “yee benar”. Button yang sudah dijawab tidak dapat ditekan kembali. Selanjutnya membuat sketsa dengan pensil digambar ulang menggunakan software adobe illustrator, agar mendapatkan hasil yang baik.
Gambar IV.75. Proses pembuatan ikon Sumber : Pribadi
Gambar IV.73. Tepak Tilu Sumber : Pribadi
38 Kemudian sketsa yang sudah digambar ulang dengan 300 dpi dan jenis color mode RGB karena menggunakan media elektronik tanpa cetak. Setelah itu lalu mulai membuat animasi, dan script di adobe flash. Pembuatan objek-objek dilakukan secara terpisah dengan bentuk file .swf (.flash), agar mudah di edit dan di pecah gambarnya di adobe flash ketika ada kesalahan
Gambar IV.76. Proses pembuatan background Sumber : Pribadi
Gambar IV.77. Proses pembuatan objek Sumber : Pribadi
39 CD interaktif yang dibuat menggunakan ukuran resolusi layar 1024 x 768 pixels. Dibuat menggunakan beberapa Program yaitu Adobe Ilustrator untuk membuat Ilustrasinya dan Adobe flash untuk membuat Interaktif dan animasinya. Hasil akhir dikemas dalam CD dengan jenis file .exe
Gambar IV.79. Proses pengaturan suara Sumber : Pribadi
Gambar IV.80. Proses pengaturan script
Sumber : Pribadi
Gambar IV.81. Proses pengaturan fullscreen
40 IV.1.3 Kemasan
CD Interaktif ini dikemas dalam bentuk CD kecil dengan kapasitas 219MB
Media : Kemasan CD
Ukuran : Tinggi 8,5 cm dan lebar 9,5 cm dalam satu muka dengan ketebalan 0,5 cm.
Material : Kertas Linen Teknis Produksi : Cetak offset sparasi
Media : Label CD
Ukuran : Diameter 7,5cm
Material : Glossy paper 135 gsm Teknis Produksi : Cetak offset sparasi
Gambar IV.82. Kemasan CD Sumber : Pribadi
41
Media : Kemasan
Ukuran : Tinggi 22cm Lebar 9,5x10cm Material : Kertas Linen
: Plastik mika
: Karton 3mm Teknis Produksi : Cetak offset sparasi
IV.2. Media Pendukung IV.2.1 Marchandise
Canvas bag ini berfungsi sebagai alat bantu untuk membawa peralatan saat berlatih silat.
Gambar IV.85. Canvas bag
Sumber : Pribadi Gambar IV.84. Kemasan
42
Media : Canvas bag
Ukuran : 29x36 cm
Material : Canvas
Teknis Produksi : Cetak offset sparasi
Tempat minum ini bertujuan sebagai alat minum ketika murid didik merasa kehausan seusai latihan, juga sebagai daya tarik untuk murid didik agar mau membeli CD Interaktif tersebut.
Media : Tempat minum plastik
Ukuran : 550ml
Material : tempat minum plastik dan sticker glossy Teknis Produksi : Print sticker cetak offset sparasi