• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Informasi Penyebaran Organisme Penggangu Tanaman (OPT) Padi Sawah Pada UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan Dan Holtikultura Provinsi Lampung Berbasis Web

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Informasi Penyebaran Organisme Penggangu Tanaman (OPT) Padi Sawah Pada UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan Dan Holtikultura Provinsi Lampung Berbasis Web"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

ii

forecasting, implementation, technical, Plant Pest Control Organization (OMO) as well as supervision and monitoring of the impact of pesticides and fertilizers in order strengthen the public availability of food reserves and diversification of food consumption and increase efficiency and productivity of food crops and horticulture. The initial step to determine the spread of the pest is by way of data collection.

The spread of the pest Rice of Web development in UPTD BPTPH Lampung is a step to facilitate the processing of data, so as to provide information dissemination Rice pest accurately for UPTD BPTPH. With the existence of this web development Rice pest district officers can do to input data without manual again and not have to come to the districts to submit reports on the spread of pests Rice as well as district officials do not need to recap reports from various districts manually again and not have to directly come to the province to submit reports on the spread of the pest Rice. Provincial officer was able to see the results of the report effectively and efficiently.

For software development methodology used is a prototype methodology to the stages of data collection, design, and evaluation. and depicted in the object-oriented modeling language or UML (Unified Model Language).

Based on the test results expected of this web deployment of Rice can help parts of technical services in UPTD BPTPH in terms of processing data, increasing the accuracy of the reports spread of the pest rice, and can do efficiently the time required in making the report.

(2)

i

peramalan, penerapan, teknis pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) serta pengawasan dan pemantauan dampak pestisida dan pupuk dalam rangka memantapkan ketersediaan cadangan pangan masyarakat serta penganekaragaman konsumsi pangan dan meningkatkan efisiensi dan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura. Langkah awal untuk mengetahui penyebaran OPT adalah dengan cara pendataan

Pembangunan web penyebaran OPT Padi di UPTD BPTPH Lampung merupakan langkah untuk memudahkan dalam mengolah data, sehingga dapat memberikan informasi penyebaran OPT Padi secara akurat bagi UPTD BPTPH. Dengan adanya web penyebaran OPT Padi ini petugas kecamatan dapat melakukan penginputan data tanpa manual lagi dan tidak perlu datang ke kabupaten untuk menyerahkan laporan penyebaran OPT Padi begitu juga dengan petugas kabupaten tidak perlu merekap laporan dari berbagai kecamatan secara manual lagi dan tidak perlu langsung datang ke Provinsi untuk menyerahkan laporan penyebaran OPT Padi tersebut. Petugas provinsi pun dapat melihat hasil laporan tersebut dengan efektif dan efisien .

Untuk metodologi pembangunan perangkat lunak yang digunakan adalah metodologi prototype dengan tahapan pengumpulan data, perancangan, dan evaluasi. serta digambarkan pada bahasa pemodelan berorientasi objek atau UML (Unified Model Language).

Berdasarkan dari hasil pengujian diharapkan web penyebaran OPT Padi ini dapat membantu bagian pelayanan teknis di UPTD BPTPH dalam hal mengolah data, meningkatkan keakuratan hasil perekapan laporan penyebaran OPT Padi dan dapat mengefesiensikan waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan laporan tersebut.

(3)

1 1.1. Latar Belakang Penelitian

Seiring dengan pesatnya kemajuan Teknologi Informasi dewasa ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terasa sangat pesat, sehingga menawarkan banyak sekali kemudahan-kemudahan dalam menjalankan aktivitasnya dalam mengelola informasi.

Teknologi Informasi merupakan sarana yang sangat penting dan menunjang bagi suatu instansi maupun perusahaan swasta dalam skala kecil, sedang ataupun besar, sehingga dengan informasi dapat diharapkan mempermudah pekerjaan dan tujuan dapat tercapai secara maksimal.

(4)

penganekaragaman konsumsi pangan dan meningkatkan efisiensi dan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura.

Pendataan OPT adalah merupakan langkah awal untuk mengetahui penyebaran OPT, sebagai dasar menentukan langkah-langkah dalam menghadapi masalah yang timbul, sehingga dampak pada masa yang akan datang penurunan kualitas dan kuantitas produksi dapat ditekan. Sering kali terjadi keterlambatan dalam pengiriman laporan penyebaran OPT dari setiap kecamatan dikarenakan proses pengiriman data masih dikirim secara langsung oleh pengirim ke tujuan sehingga data yang diterima sering tidak akurat bila sewaktu-waktu terjadi serangan OPT dan proses perekapan pun masih dilakukan menggunakan perekapan manual dimana data OPT dari pengirim data (kecamatan ataupun kabupaten/kota) dicatat ulang di dalam lembar baru dan kemudian baru direkap.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa bahwa perlu dibangun sebuah sistem sebagai media yang memungkinkan adanya interaksi antar kecamatan, kabupaten dan provinsi serta dapat memudahkan bagian pelayanan teknis dalam pengolahan data. Oleh karena itu dibuatlah :

(5)

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, dapat penulis menyusun identifikasi dan perumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini

1.2.1. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Proses pendataan OPT yang berjalan saat ini membutuhkan waktu yang cukup lama dikarenakan pengiriman data OPT dari masing-masing pihak (kecamatan ke kabupaten / kabupaten ke provinsi) masih dikirim langsung oleh pihak pengirimnya (pengirim datang langsung ke tujuan).

2. Laporan yang dihasilkan saat ini kurang terjamin keakuratannya, dikarenakan proses rekapitulasi data masih di lakukan menggunakan perekapan manual.

1.2.2. Rumusan masalah

(6)

2. Bagaimana rancangan Sistem Informasi Penyebaran Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Padi Sawah pada UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung yang akan dibuat.

3. Bagaimana pengujian Sistem Informasi Penyebaran Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Padi Sawah pada UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung. 4. Bagaimana implementasi Sistem Informasi Penyebaran

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Padi Sawah pada UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Dalam pembuatan laporan penelitian ini peneliti memiliki beberapa maksud dan tujuan. Berikut adalah maksud dan tujuan dari penelitian yang dilakukan:

1.3.1. Maksud Penelitian

Adapun Maksud dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memenuhi salah satu syarat dalam ujian kelulusan S1 pada

(7)

2. Untuk membantu bagian pelayanan teknis dalam melaksanakan tugasnya mengolah data OPT di UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Holtikultura.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui Sistem Informasi Penyebaran Organisme

Pengganggu Tanaman (OPT) Padi Sawah pada UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung yang sedang berjalan.

2. Untuk merancang Sistem Informasi Penyebaran Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Padi Sawah pada UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung. 3. Untuk menganalisis dan menguji Sistem Informasi Penyebaran

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Padi Sawah pada UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung.

(8)

1.4. Kegunaan Penelitian

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah :

1.4.1. Kegunaan Praktis

Semoga dapat memberikan manfaat bagi UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung dalam meningkatkan kinerja dan pelayanan dalam memberikan informasi OPT secara maksimal.

1.4.2. Kegunaan Akademis 1. Penulis

Semoga dengan adanya perancangan sistem informasi ini dapat menambah pengalaman dan wawasan penulis ke depannya. 2. Peneliti lain

Sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian di bidang yang sama.

3. Lingkungan pendidikan

(9)

1.5. Batasan Masalah

Agar pembahasan lebih terarah dan sesuai dengan judul dan apa yang sudah diuraikan pada latar belakang, maka ruang lingkup/batasan masalah perlu ditentukan. Adapun batasan masalah yang dibahas pada laporan penelitian ini meliputi :

a. Penulis tidak membahas semua tugas dari UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura, melainkan hanya membahas tentang pendataan OPT yang berjalan.

b. Informasi yang diolah meliputi dari beberapa kecamatan di kota Bandar Lampung dan Metro.

c. Laporan data OPT dalam bentuk grafik dalam periodik bulanan. d. Sistem informasi yang dibuat berbasis ekstranet dengan

menggunakan Virtual Private Network (VPN), jadi sistem informasi ini hanya dapat diakses oleh petugas kecamatan, kabupaten dan petugas provinsi Lampung.

1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian

(10)

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

2011

Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Perizinan

2.

Pembuatan Proposal

3. Pengumpulan Data

4. Perencanaan Sistem

5. Analisis Kebutuhan

(11)

9 2.1. Pengertian Sistem

Menurut Jogiyanto (2005:1) yang dimaksud dengan sistem adalah:

“Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.”

Sedangkan menurut L. Ackof yang dimaksud dengan sistem adalah:

“Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri

dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya.” Sumber:(http://www.google.com/Sistem & Analisis Sistem/27Maret2009).

(12)

2.1.1. Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang terdiri dari :

1. Komponen-komponen (Components)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

2. Penghubung Sistem (Interface)

Penghubung sistem merupakan media perantara antara subsistem yang satu dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung sistem ini, maka subsistem dapat saling memberi dan menerima sehingga terjalin kerjasama dan dapat membentuk satu kesatuan fungsi dan sistem.

3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

4. Batas Sistem (Boundary)

(13)

5. Masukan Sistem (Input)

Masukan sistem adalah bahan atau energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Energi ini dimasukkan ke dalam sistem untuk diproses oleh sistem sesuai dengan fungsi dari sistem sehingga dapat menghasilkan keluaran.

6. Keluaran Sistem (Output)

Keluaran sistem merupakan hasil dari pengolahan suatu sistem. Keluaran ini tentunya diharapkan dapat berguna sesuai dengan tujuan dari sistem. Selain sebagai hasil akhir, keluaran sistem bisa juga dijadikan masukan untuk sistem lainnya.

7. Pengolahan Sistem (Processing)

Pengolahan sistem adalah mesin atau mekanisme yang digunakan untuk mengubah masukan menjadi keluaran.

8. Sasaran Sistem(Objective)

(14)

2.2. Pengertian Data

Data merupakan bahan baku yang belum mempunyai makna kepada pengguna sehingga perlu diolah untuk dapat menghasilkan sesuatu yang bermakna.

Menurut Jogiyanto (2005:8) yang dimaksud dengan data adalah:

“Data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu

kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.”

2.3. Pengolahan Data

Pengolahan data adalah proses untuk melakukan manipulasi dari pemakaian data agar menghasilkan informasi yang diperlukan.

Secara umum pengolahan data terdiri dari tiga langkah, yaitu : 1. Input (pemasukan data)

2. Proses (pengolahan data)

3. Output (hasil keluaran berupa informasi)

Gambar 2.1 Siklus Pengolahan Data Sumber: Edhy Sutanta,2004 :4

(15)

2.4. Pengertian Informasi

Informasi adalah sesuatu yang diperoleh dari data yang telah diolah sehingga sangat bermanfaat bagi yang membutuhkannya dalam mengambil suatu keputusan, pada saat ini dan saat yang akan datang.

Menurut Jogiyanto (2005:7) yang dimaksud dengan informasi adalah:

“Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna

dan lebih berarti bagi yang menerimanya.”

Sedangkan menurut kamus komputer dan teknologi informasi yang dimaksud dengan informasi adalah:

“Data yang telah diproses ke dalam suatu yang mempunyai arti bagi si

penerima dan mempunyai nilai nyata, sehingga dapat dipakai sebagai dasar untuk mengambil keputusan dan terasa bagi keputusan saat itu atau keputusan mendatang.”

Sumber:(http://www.google.com/Informasi/27 Maret 2009).

(16)

2.5. Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi merupakan kumpulan komponen yang saling berhubungan dan bekerja bersama-sama untuk menghasilkan informasi. Komponen-komponen tersebut terdiri dari manusia, hardware, software, data dan jaringan.

Menurut Jogiyanto (2005:11) Sistem Informasi didefinisikan oleh Robert A. Leith dan K. Roscoe Davis adalah “Sistem Informasi merupakan suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.”

Adapun kegiatan dari sistem informasi adalah sebagai berikut: a. Input

Menggambarkan suatu kegiatan untuk menyediakan data yang akan diproses.

b. Proses

Menggambarkan bagaimana suatu data akan diproses untuk menghasilkan suatu informasi yang bernilai tambah.

c. Output

(17)

2.6. Sekilas Tentang OPT

Organisme Penganggu Tanaman (OPT) merupakan faktor pembatas produksi tanaman di Indonesia baik tanaman pangan, hortikultura maupun perkebunan. Organisme pengganggu tanaman secara garis besar dibagi menjadi tiga yaitu hama, penyakit dan gulma. Perkembangan hama dan penyakit sangat dipengaruhi oleh dinamika faktor iklim. Permasalahan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) merupakan kendala utama dalam peningkatan dan pemantapan produksi tanaman pangan karena OPT dapat merusak, mengganggu kehidupan atau menyebabkan kematian pada tanaman Hortikultura.

Sumber:(http://aditmahatva.wordpress.com/konseppengendalian-opt/25 Maret 2010/).

(18)

Dan adapun beberapa yang termasuk penyakit yaitu: thrips, ganjur, uret, rhizoctonia solani, bipolaris, tungro, xanthomonas sp, pyricularia sp, dan cercospora.

2.6.1. Penilaian kerusakan

Intensitas serangan OPT secara kuantitatif dinyatakan dalam persen bagian tanaman, tanaman, atau kelompok tanaman yang terserang. Sedangkan intensitas serangan secara kualitatif dinyatakan dalam kategori serangan ringan, sedang, berat, dan puso.

Adapun kategori intensitas serangan serangga hama secara umum dapat digunakan pedoman sebagai berikut :

a. Serangan ringan bila tingkat serangan 0 – 25% b. Serangan sedang bila tingkat serangan > 25 – 50% c. Serangan berat bila tingkat serangan > 50 – 90% d. Serangan puso bila tingkat serangan > 90%

Sedangkan kategori serangan untuk jenis penyakit adalah sebagai berikut :

(19)

2.7. Pengertian UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas)

UPTD yang dibahas adalah UPTD Pertanian khususnya BPTPH (Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura).

Tugas pokok dan fungsi UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung :

Tugas pokok :

Melaksanakan pengamatan, peramalan, penerapan teknik pengendalian OPT serta pengawasan dan pemantauan dampak pestisida dan pupuk. Fungsi :

a. Pengamatan, penerapan diagnosis dan penyebarluasan informasi OPT

b. Peramalan OPT secara spesifik lokasi c. Penetapan rekomendasi pengendalian OPT

d. Pengawasan mutu dan residu serta pemantauan dampak penggunaan pestisida

(20)

2.8. Pengertian Hortikuktura

Hortikultura berasal dari kata “hortus” (garden atau kebun) dan

“colere” (to cultivate atau budidaya). Secara harfiah istilah Hortikultura

diartikan sebagai usaha membudidayakan tanaman buah-buahan, sayuran dan tanaman hias. Sehingga Hortikultura merupakan suatu cabang dari ilmu pertanian yang mempelajari budidaya buah-buahan, sayuran dan tanaman hias.

Ditinjau dari fungsinya tanaman hortikultura dapat memenuhi kebutuhan jasmani sebagai sumber vitamin, mineral dan protein (dari buah dan sayur), serta memenuhi kebutuhan rohani karena dapat memberikan rasa tenteram, ketenangan hidup dan estetika (dari tanaman hias/bunga). Peranan hortikultura adalah :

1. Memperbaiki gizi masyarakat 2. Memperbesar devisa negara 3. Memperluas kesempatan kerja 4. Meningkatkan pendapatan petani

(21)

2.9. Pengertian Ekstranet

Ekstranet adalah jaringan pribadi yang menggunakan protokol internet dan sistem telekomunikasi publik untuk membagi sebagian informasi bisnis atau operasi secara aman kepada penyalur (supplier), penjual (vendor), mitra (partner), pelanggan dan lain-lain. Ekstranet dapat juga diartikan sebagai intranet sebuah perusahaan yang dilebarkan bagi pengguna di luar perusahaan. Perusahaan yang membangun ekstranet dapat bertukar data bervolume besar dengan EDI (Electronic Data Interchange), berkolaborasi dengan perusahaan lain dalam suatu jaringan kerjasama dan lain-lain.

Ekstranet mempunyai dasar intrastruktur sama dengan internet, seperti TCP/IP Protocols, server, e-mail dan browser Web. Tetapi ekstranet menggunakan Virtual Private Network (VPN) untuk membuat komunikasi melalui internet lebih aman.

Keuntungan Penggunaan Ekstranet:

a. Memerlukan lebih sedikit pekerja help-desk

Dengan mengotomatisasi inquiry system, pelanggan hanya menghubungi basis data untuk mencari informasi.

b. Meningkatkan kualitas

Dengan komunikasi antar komputer dapat mengurangi error pada masukan data (data entry).

(22)

d. Proses dan arus informasi lebih cepat

e. Mengurangi pekerjaan yang menggunakan kertas dan pengiriman barang tepat waktu

f. Peningkatan secara keseluruhan pada efektifitas bisnis

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sebuah jaringan komputer berbasis protokol TCP/IP seperti internet yang hanya digunakan dalam internal perusahaan atau kantor dengan aplikasi berbasis web dan teknologi komunikasi data seperti internet disebut intranet, yang mempunyai keterbatasan dalam priviledge dan hak ases para pemakainya. Dan dikatakan Ekstranet apabila sebuah badan usaha atau bisnis tersebut mengekpose sebagian dari internal jaringan ke komunitas di luar agar dapat diakses jaringan luar (internet) adalah firewall dan router (intranet ini akan menjadi ekstranet.

(23)

21 3.1. Objek Penelitian

Tempat yang dijadikan peneliti sebagai objek penelitian yaitu UPTD Pertanian khususnya BPTPH (Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura). Di sini peneliti membahas mengenai sejarah, visi dan misi, struktur organisasi dan deskripsi pekerjaan dari UPTD BPTPH (Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura) tersebut.

3.1.1. Sejarah Umum UPTD Balai Proteksi Tanaman

Lampung

UPTD Balai Proteksi Tanaman Lampung dibentuk pada tahun 1978 berdasarkan surat keputusan Menteri Pertanian Nomor 530/Kpts/8/1978 yang diberi nama Unit Pelaksana Teknis ( UPT ) Balai Proteksi Tanaman Pangan di singkat BPTP. Sesuai dengan SK tersebut Propinsi Lampung dan Bengkulu termasuk wilayah kerja BPTP III Propinsi Sumatera Selatan.

(24)

Selanjutnya berdasarkan SK Dirjen Tanaman Pangan dan Hortikultura Nomor I.II.050.96.14 terjadi perubahan nama dari Satgas BPTP III Propinsi Lampung menjadi Satgas BPTPH III Propinsi Lampung. Selanjutnya berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor 47/Kpts/OT.219/1/2001 tanggal 12 Januari 2001, satgas BPTPH XVII di bawah Direktorat Perlindungan Tanaman Jakarta, sedangkan dalam pelaksanaan tugasnya langsung di bawah koordinasi kantor wilayah Departemen Pertanian Propinsi Lampung.

(25)

3.1.2. Visi dan Misi Perusahaan

Visi UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung

“Terwujudnya kualitas dan kuantitas produksi tanaman dari gangguan organisme pengganggu tanaman (OPT) yang berwawasan lingkungan”.

Misi UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung

1. Memberdayakan SDM pertanian

2. Menguatkan Sistem Informasi dan Manajemen OPT 3. Mengendalikan OPT

4. Menertibkan sarana dan prasarana PTH (Pengendalian Hama Terpadu)

3.1.3. Struktur Organisasi

(26)

1. Kepala Balai.

2. Sub Bagian Tata Usaha. 3. Seksi Pelayanan Teknis.

4. Seksi Perlengkapan dan Perencanaan. 5. Kelompok Jabatan Fungsional.

Gambar 3.1

Bagan Struktur Organisasi UPTD Balai Prokteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung ( berdasarkan SK

Gubernur Nomor 03 Tahun 2001 )

KEPALA

Subbag Tata Usaha

Kelompok Jabatan Fungsional

SEKSI PERLENGKAPAN

DAN PERENCANAAN SEKSI

(27)

3.1.4. Deskripsi Tugas

Adapun tugas dari para pengurus UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung adalah sebagai berikut :

a. Kepala UPTD

Mempunyai tugas memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasi pelaksanaan tugas UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung serta ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Sub Bagian Tata Usaha

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, pengelolaan urusan tata usaha, kepegawaian, perlengkapan, keuangan dan rumah tangga dan melaksanakan pembinaan administrasi di lingkungan UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura.

c. Seksi Pelayanan Teknis

(28)

penggalian dan pengembangan agen hayati dan pestisida nabati.

d. Seksi Perlengkapan dan Perencanaan

Mempunyai tugas merencanakan dan mennyelenggarakan kegiatan identifikasi dan evaluasi serangan OPT, bencana alam, faktor iklim, penetapan rekomendasi dan pengendalian OPT serta pengawasan pestisida.

e. Kelompok Jabatan Fungsional

Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

3.2. Metode Penelitian

Metode suatu kerja untuk melakukan suatu tindakan, atau suatu kerangka berfikir menyusun gagasan, yang beraturan, berarah dan berkonteks dengan maksud dan tujuan.

(29)

3.2.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam membuat sistem informasi pengolahan data OPT di UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung yaitu metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh ciri-ciri variable, dimana dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang kinerja program yang dirancang dan diimplementasikan kepada pengguna (user) dengan pendekatan studi kasus pada UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung.

3.2.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam tahap analisa dan tahap perancangan sebagai berikut :

3.2.2.1. Sumber Data Primer

(30)

3.2.2.2. Sumber Data Sekunder (dokumentasi)

Teknik pengumpulan data sekunder didapatkan dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen yang dimiliki UPTD BPTPH yang dapat digunakan dalam tahap analisis sistem. Adapun dokumen-dokumennya yaitu: 1. Nama-nama OPT yang terdapat di Provinsi Lampung 2. Laporan data OPT per kecamatan dalam per bulan 3. Laporan data OPT per kabupaten / kota dalam per

bulan.

3.2.3. Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem

Metode pendekatan dan pengembangan sistem merupakan suatu metode yang akan digunakan dalam melakukan perancangan sistem informasi.

3.2.3.1. Metode Pendekatan Sistem

(31)

3.2.3.2. Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah dengan menggunakan metode prototipe. Prototipe paradigma dimulai dengan mengumpulkan kebutuhan.

Gambar 3.2. Prototipe Paradigma Sumber (Rekayasa Perangkat Lunak, Roger S.

Pressman, Ph.D). 2002 : 40)

Menurut Roger S. Pressman, Ph.D. ( 2002 : 41)

“Prototipe bisa berfungsi sebagai sistem yang pertama, memang benar bahwa baik pelanggan maupun pengembang menyukai paradigma prototype.”

(32)

3.2.3.3. Alat Bantu Analisis dan Perancangan

Pembangunan sistem informasi dengan berorientasi objek merupakan suatu perancangan yang berbeda dengan yang berorientasi data. Namun secara konteks perancangan ini digunakan untuk membangun sistem informasi sesuai kebutuhan dari pemakai (user) sistem informasi.

Menurut Martin Fowler (2004:1) “Unified Modeling Language (UML) adalah keluarga notasi grafis yang didukung oleh meta-model tunggal, yang membantu pendeskripsian dan desain system perangkat lunak, khususnya system yang dibangun menggunakan pemograman berorientasi objek (OO).”

Adapun alat-alat bantu diagram yang disediakan di dalam UML di antaranya, yaitu :

1. Use Case Diagram

Menurut Martin Fowler (2004:141) “Use case adalah teknik untuk merekam persyaratan fungsional sebuah system yang berinteraksi antara para pengguna system dengan system itu sendiri, dengan member sebuah narasi tentang bagaimana system tersebut digunakan.” Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem, yang ditekankan adalah

(33)

2. Activity Diagram

Menurut Martin Fowler (2004:163) “Activity diagram adalah teknik untuk menggambarkan logika procedural, proses bisnis dan jalur kerja.”

Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir.

3. Class Diagram

Class diagram adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek.

Class diagram menggambarkan keadaan (atribut/ properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi). 4. Sequence Diagram

Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu.

(34)

5. Collaboration Diagram

Collaboration diagram menggambarkan interaksi antar objek seperti sequence diagram, tetapi lebih menekankan pada peran masing-masing objek dan bukan pada waktu penyampaian message.

6. Component Diagram

Component diagram menggambarkan struktur dan hubungan antar komponen piranti lunak, termasuk ketergantungan (dependency) di antaranya.

7. Deployment Diagram

Deployment/physical diagram menggambarkan detail bagaimana komponen di-deploy dalam infrastruktur sistem, dimana komponen akan terletak (pada mesin, server atau piranti keras apa), bagaimana kemampuan jaringan pada lokasi tersebut, spesifikasi server, dan hal-hal lain yang bersifat fisikal.

3.2.4. Pengujian Software

(35)

Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak dicek apakah telah sesuai dengan yang diharapkan.

Pengujian black-box memungkinkan rekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program.

Pengujian black-box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut :

1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang, 2. Kesalahan interface,

3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal, 4. Kesalahan kinerja,

(36)

34

4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan

Analisis sistem dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proses-proses dan pelaku proses-proses dalam sistem informasi penyebaran OPT yang kini sedang dijalankan di UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung. Selain itu juga pada analisis ini akan mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan yang terjadi, serta kebutuhan apa saja yang diharapkan dari sistem yang berjalan sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan sistem tersebut.

4.1.1. Analisis Objek

(37)

4.1.1.1. Use Case Diagram

Model use case diagram merupakan gambaran aktivitas yang berjalan dilihat dari kebutuhan. Di bawah ini adalah pemodelan diagram use case Sistem Informasi Penyebaran OPT yang sedang berjalan di UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung dimana bisa kita lihat hubungan antara aktor dengan sistem.

Gambar 4.1 Use Case Diagram Yang Sedang Berjalan Adapun skenario dari tiap use case dari use case diagram yang sedang berjalan yaitu :

System

petugas kecamatan

petugas kabupaten

petugas provinsi pendataan kecamatan

rekapitulasi

pembuatan laporan <<include>>

(38)

Tabel 4.1Skenario Use case

Pendataan kecamatan Yang Sedang Berjalan

Nama Use Case : Pendataan OPT Kecamatan Aktor : Petugas kecamatan

Worker : UPTD BPTPH (kabupaten) Type : Primary

Tujuan : Melakukan pendataan kecamatan

ACTOR WORKER

1) Petugas kecamatan melakukan pengamatan 2) Petugas kecamatan

mengisi form data OPT 3) Petugas kecamatan

mengirim data OPT yang telah diisi

(39)

Tabel 4.2Skenario Use case Rekapitulasi Yang Sedang Berjalan Nama Use Case : Rekapitulasi Data OPT Aktor : Petugas kabupaten Worker : UPTD BPTPH (Provinsi) Type : Secondary

Tujuan : Melakukan rekapitulasi data OPT

ACTOR WORKER

1) Petugas kabupaten mengisi form yang telah ada

2)Petugas kabupaten merekap laporan data OPT dari berbagai kecamatan

3) Petugas kabupaten mengirim laporan data OPT yang telah direkap

(40)

Tabel 4.3Skenario Use case

Pembuatan Laporan Yang Sedang Berjalan Nama Use Case : Pembuatan Laporan Data OPT Aktor : Petugas provinsi

Worker : UPTD BPTPH (Direktorat jenderal) Type : Secondary

Tujuan : Melakukan pembuatan laporan data OPT

ACTOR WORKER

1)Petugas provinsi merekap keseluruhan laporan data kabupaten 2)Petugas provinsi

membuat laporan data OPT secara

keseluruhan

(41)

4.1.1.2. Activity Diagram Pendataan OPT Kecamatan Activity diagram dalam gambar 4.2 menggambarkan proses ataupun tahapan dalam melakukan proses pendataan kecamatan, adapun gambarnya sebagai berikut :

Gambar 4.2 Activity Diagram Pendataan kecamatan Yang Sedang Berjalan

Nama use case : Pendataan kecamatan Actor : Petugas kecamatan Type : Primary

Tujuan : Melakukan pendataan

Deskripsi : Petugas kecamatan melakukan

pengamatan lalu mengisi data yang telah diamati dan nantinya data tersebut akan dikirim ke petugas kabupaten.

kecamatan kabupaten

pengamatan

isi form

(42)

4.1.1.3. Activity Diagram Rekapitulasi Data OPT

Activity diagram dalam gambar 4.3 menggambarkan proses ataupun tahapan dalam melakukan proses Rekapitulasi Data OPT.

Gambar 4.3 Activity Diagram Rekapitulasi penyebaran OPT Yang Sedang Berjalan

Nama use case : Rekapitulasi Actor : Petugas kabupaten Type : secondary

Tujuan : Merekap data penyebaran OPT

Deskripsi : Petugas kabupaten mengisi form laporan penyebaran OPT dari berbagai kecamatan lalu direkap menjadi satu laporan

kabupaten dan laporan tersebut akan dikirim ke provinsi.

kabupaten provinsi

isi form

rekapitulasi

(43)

4.1.1.4. Activity Diagram Pembuatan Laporan Data OPT

Activity diagram dalam gambar 4.4 menggambarkan proses ataupun tahapan dalam melakukan proses pembuatan laporan data OPT.

Gambar 4.4 Activity Diagram Pembuatan laporan Yang Sedang Berjalan

Nama use case : Pembuatan Laporan Actor : Petugas Provinsi Type : secondary

Tujuan : Membuat laporan penyebaran OPT Deskripsi : Petugas provinsi merekap laporan dari

berbagai kabupaten menjadi satu laporan provinsi.

provinsi

rekapitulasi

(44)

4.1.2. Evaluasi Sistem Yang Berjalan

Dari sistem informasi penyebaran OPT yang sedang berjalan di UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, maka perancangan sistem dengan memanfaatkan teknologi informasi perlu dilakukan untuk dapat mengatasi berbagai masalah yang ada pada sistem yang sedang berjalan. Berikut evaluasi sistem yang didapat dari hasil analisis sistem yang sedang berjalan.

Tabel 4.4Evaluasi Sistem Yang Berjalan

No Permasalahan Bagian Pemecahan

1 Proses penginputan data masih dilakukan manual (ditulis dengan tangan)

Kecamatan Membangun aplikasi penginputan data secara

terkomputerisasi 2 Proses perekapan laporan

penyebaran OPT masih dilakukan manual

Kabupaten Membangun aplikasi sistem perekapan yang terkomputerisasi. 3 Belum adanya sistem

terkomputerisasi yang

(45)

4 Proses pengiriman laporan penyebaran OPT begitu juga dengan

Perancangan sistem dilakukan setelah tahapan analisis sistem yang berjalan selesai dikerjakan. Selain itu perancangan sistem dibuat sebagai tahapan untuk mempersiapkan proses implementasi sistem, dan untuk menggambarkan secara jelas proses-proses yang diinginkan oleh pemakai (user).

4.2.1. Tujuan Perancangan Sistem

(46)

Tujuan perancangan sistem yang diusulkan adalah sebagai berikut: 1. Membangun aplikasi sistem penginputan data secara

terkomputerisasi.

2. Membangun aplikasi sistem perekapan yang terkomputerisasi. 3. Membangun sistem terkomputerisasi memanfaatkan teknologi

eksternet yang dapat memfasilitasi Provinsi untuk dapat melihat rekapitulasi laporan penyebaran OPT secara keseluruhan.

4. Membangun aplikasi yang terintegrasi dengan sistem database, yang mampu menyimpan data-data atau laporan penyebaran OPT sehingga petugas kecamatan dan kabupaten tidak secara langsung mengirimkan laporan tersebut.

4.2.2. Gambaran Umum Sistem yang Diusulkan

(47)

Tabel 4.5Hak dan otorisasi admin dan user

1.Memberikan username dan

password kepada user agar

user dapat membuka SI tersebut

2.Melihat laporan hasil rekapitulasi dari berbagai

1.Mengubah password yang telah di berikan kepada

admin.

2.Menambah, menghapus, mengedit dan menyimpan data penyebaran OPT . 3.Memvalidasi penginputan

data yang kemudian akan di masukan ke dalam database

user (petugas kabupaten).

User

1.Mengubah password yang telah di berikan kepada admin.

(48)

4.2.3. Pemodelan Sistem yang Diusulkan

4.2.3.1. Use Case Diagram

Gambar 4.5 Use case DiagramSistem Informasi Adapun skenario dari tiap use case dari use case diagram sistem informasi yang diusulkan yaitu :

Tabel 4.6Skenario Use case Pengisian formulir

Nama Use Case : Pengisian Formulir Aktor : user

Worker : UPTD BPTPH (kabupaten) Type : Primary

Tujuan : Melakukan penginputan data

ACTOR WORKER

1) user kecamatan melakukan penginputan data

(49)

Tabel 4.7Skenario Use case Laporan

Tabel 4.8Skenario Use case manajemen master Nama Use Case : Laporan

Aktor : user dan admin

Nama Use Case : manajemen master Aktor : admin

Worker : -

Type : secondary

Tujuan : Mengelola data jenis-jenis OPT

ACTOR WORKER

1) admin dapat melihat jenis-jenis OPT yang adadi Lampung, admin juga dapat menambah,

(50)

4.2.3.2. Activity Diagram

Activity diagram dari use case Sistem Informasi yang diusulkan :

4.2.3.2.1. Activity Diagram Pengisian Formulir Aktivity diagram di bawah ini menggambarkan tahapan dalam melakukan pengisian formulir, adapun gambarnya sebagai berikut :

Gambar 4.6 Activity DiagramPengisian formulir Nama use case : Pengisian formulir

Actor : user (petugas kecamatan) Type : Primary

Tujuan : Menginputkan data penyebaran OPT Deskripsi : user menginputkan data penyebaran OPT yang kemudian akan divalidasi, jika lolos validasi maka data disimpan ke dalam database kemudian inputan data tersebut akan dikonfirmasi (diterima) dan

user

input data penyebaran OPT

validasi data inputan

(51)

jika tidak lolos validasi user (petugas kecamatan) kembali melakukan penginputan data.

4.2.3.2.2. Activity Diagram Pembuatan Laporan

Gambar 4.7 Activity DiagramPembuatan Laporan Nama use case : Pembuatan Laporan

Actor : user (petugas kecamatan dan petugas kabupaten) dan admin

(52)

berhasil cek inputan data user (kecamatan) akan kembali melakukan konfirmasi laporan penyebaran OPT.

4.2.3.2.3. Activity Diagram Manajemen Master

Gambar 4.8 Activity DiagramManajemen Master Nama use case : Manajemen Master

Actor : admin (petugas provinsi) Type : secondary

Tujuan : admin mengelola manajemen master Deskripsi : admin melakukan view table, pilih table yang akan dikelola kemudian opsi action, jika admin melakukan penambahan data dan pengeditan data dan sebelum disimpan data tersebut akan dikonfirmasikan penyimpanannya, dan jika admin melakukan penghapusan data, sebelumnya akan dikonfirmasikan penghapusan data tersebut.

admin

view table

opsi action

hapus data edit data tambah data

simpan data

konfirmasi penghapusan

(53)

4.2.3.2.4. Activity Diagram Login

Gambar 4.9 Activity Diagram Login Nama use case : Login

Actor : user (petugas kecamatan dan petugas kabupaten) dan admin (petugas provinsi)

Type : secondary

Tujuan : user dan admin masuk ke sistem Deskripsi : user (petugas kecamatan dan petugas kabupaten) dan admin sebelum masuk ke sistem harus memasukkan username dan password dan sistem akan cek database, jika sistem berhasil melakukan cek database maka user dan admin dapat masuk ke sistem dan jika sistem tidak berhasil cek database maka sistem akan menampilkan Login ditolak dan user dan admin harus memasukkan kembali username dan password.

user dan admin

form LOGIN aktif

user dan admin memasukkan username dan password

sistem cek database

(54)

4.2.3.3. Sequence Diagram

Sequence diagram merupakan suatu interaksi objek yang disusun dalam urutan waktu di sekitar sistem. Berikut ini adalah sequence diagram dari sistem yang diusulkan :

4.2.3.3.1. Sequence diagram Pengisian Formulir Data OPT Padi

Sequence diagram yang dihasilkan dari pengisian formulir data OPT yaitu :

Gambar 4.10 Sequence DiagramPengisian formulir data OPT Padi

: user

Form pengisian formulir Data Penyebaran OPT Data User

1 : data user()

2 : open() 3 : isi data()

4 : validasi data() 5 : data penyebaran OPT()

6 : simpan()

(55)

4.2.3.3.2. Sequence diagram Pembuatan Laporan OPT Padi

Sequence diagram yang dihasilkan dari pembuatan laporan OPT yaitu :

Gambar 4.11 Sequence DiagramPembuatan Laporan OPT Padi

4.2.3.4. Collaboration Diagram

Dalam menunjukkan pertukaran pesan, collaboration diagram menggambarkan objek dan hubungannya mengacu ke konteks. Jika penekanannya pada waktu atau urutan maka sequence diagram, tapi jika penekanannya pada konteks gunakan collaboration diagram.

: user

Form Konfirmasi Laporan OPT Data Penyebaran OPT Data User

1 : data user()

2 : open() 3 : konfirmasi laporan OPT()

4 : data penyebaran OPT()

5 : update status()

(56)

4.2.3.4.1. Collaboration diagram Pengisian Formulir data OPT Padi

Berikut adalah collaboration diagram tentang program yang akan dibangun mengenai pengisian formulir data OPT, yaitu :

Gambar 4.12 Collaboration DiagramPengisian Formulir data OPT Padi

4.2.3.4.2. Collaboration diagram Pembuatan Laporan OPT

(57)

Gambar 4.13 Collaboration DiagramPembuatan

(58)

4.2.3.6. Component Diagram

Adapun component diagram sistem informasi

penyebaran OPT dapat digambarkan sebagai berikut :

Koneksi PHP

Data Penyebaran OPT Config Penyebaran

Database OPT

Gambar 4.15 Component DiagramSistem Informasi

Penyebaran OPT Padi

4.2.3.7. Deployment Diagram

Berikut Deployment diagram Sistem Informasi Penyebaran OPT:

Gambar 4.16 Deployment DiagramSistem Informasi Penyebaran OPT Padi

Workstation

Http web server

Server database

Client

mozilla, opera

Server UPTD BPTPH (Koneksi apache)

Browser Config Package

(59)

4.2.4. Perancangan Antar Muka

Perancangan antar muka dimaksudkan untuk memudahkan proses pengolahan data sehingga data yang dihasilkan lebih cepat dan dapat lebih berguna.

4.2.4.1. Perancangan Input

Perancangan input diperlukan untuk menghasilkan informasi dan memberikan kemudahan bagi admin dan user. Rancangan input dari aplikasi ini sebagai berikut :

1. Input admin a. Form Login

Gambar 4.17 Form Login admin

Form ini merupakan tampilan utama dari aplikasi OPT yang akan dirancang. Baik user maupun admin harus memasukkan username dan password untuk masuk ke aplikasi OPT Padi.

HEADER

FOOTER Username :

Password :

(60)

b. Form tambah jenis OPT

Gambar 4.18 Form tambah jenis OPT

Form ini berada di form manajemen admin. Form ini berguna untuk menambah data jenis OPT yang ada di Lampung.

c. Form ubah jenis OPT

Gambar 4.19 Form ubah jenis OPT

HEADER

FOOTER

Home manajemen Penyebaran OPT Laporan about

Jenis OPT

Home manajemen Penyebaran OPT Laporan about

(61)

Form ini juga berada di form manajemen admin. Form ini berguna untuk mengubah atau mengedit data jenis OPT yang sudah ada di Lampung sewaktu-waktu ada jenis OPT yang menambah serangannya di bagian yang lain.

d. Form grafik

Gambar 4.20 Form grafik

Form ini berada di form laporan admin. Form ini berguna untuk melihat grafik laporan penyebaran OPT yang ada di Provinsi Lampung dengan memasukkan bulan dan tahun terlebih dahulu lalu klik filter, maka kita dapat melihat grafik laporan penyebaran OPT-nya.

HEADER

FOOTER

Home manajemen Penyebaran OPT Laporan about

grafik

chatting Menu

Bulan :

Tahun :

(62)

2. Input user (petugas kabupaten) a. Form Login

Gambar 4.21 Form Login user (petugas kabupaten) Form ini merupakan tampilan utama dari aplikasi OPT yang akan dirancang. user harus memasukkan username dan password terlebih dahulu. 3. Input user (petugas kecamatan)

a. Form Login

Gambar 4.22 Form Login user (petugas kecamatan) Form ini merupakan tampilan utama dari aplikasi OPT yang akan dirancang. user harus memasukkan username dan password terlebih dahulu.

HEADER

FOOTER Username :

Password :

LOGIN

HEADER

FOOTER Username :

Password :

(63)

b. Form tambah data penyebaran OPT

Gambar 4.23 Form tambah data penyebaran OPT

Form ini berada di form penyebaran OPT. User dapat menginput data penyebaran OPT. Klik simpan untuk menyimpan data yang telah diinput.

HEADER

Sisa serangan ringan :

Sisa serangan sedang :

Sisa serangan berat :

Sisa serangan puso :

Luas tambah serangan ringan :

Luas tambah serangan sedang :

Luas tambah serangan berat :

Luas tambah serangan puso :

Luas keadaan serangan ringan :

Luas keadaan serangan sedang :

Luas keadaan serangan berat :

Luas keadaan serangan puso :

Pengendalian PM :

Pengendalian PEST :

Pengendalian CL :

simpan

Home Penyebaran OPT Laporan about

Data Penyebaran

OPT

chatting

(64)

4.2.4.2. Perancangan Output

Perancangan Output atau keluaran merupakan hasil dari pengolahan data yang diterima dari proses masukan data berupa informasi yang berguna bagi admin maupun user (kabupaten). Adapun rancangan output dari sistem informasi penyebaran OPT ini adalah sebagai berikut :

1. Output admin a. Tampilan Home

Gambar 4.24Tampilan Home admin

Tampilan Home ini akan tampil jika admin berhasil memasukkan username dan password.

HEADER

Selamat Datang Provinsi Lampung

Aplikasi OPT adalah ...

FOOTER

Home manajemen Penyebaran OPT Laporan about

Ganti password

Logout

chatting

(65)

b. Tampilan manajemen

Gambar 4.25Tampilanmanajemen admin

Di dalam form manajemen terdapat form jenis OPT. c. Tampilan manajemen jenis OPT

Gambar 4.26Tampilanmanajemen jenis OPT admin Admin dapat melihat data jenis OPT yang ada di Lampung dan dan melihat bagian tanaman apa yang diserang oleh OPT.

HEADER

Manajemen Master digunakan untuk mengelola data

dari jenis-jenis OPT.

FOOTER

Home manajemen Penyebaran OPT Laporan about

Jenis OPT

Home manajemen Penyebaran OPT Laporan about

(66)

d. Tampilan penyebaran OPT

Gambar 4.27Tampilan Penyebaran OPT admin

Di form ini, admin dapat melihat nama kota/kabupaten yang telah mengkonfirmasikan laporannya.

e. Tampilan data detail penyebaran OPT

Gambar 4.28Tampilan data detail Penyebaran OPT admin

HEADER

Data Penyebaran OPT

FOOTER

Home manajemen Penyebaran OPT Laporan about

Data

Data detail Penyebaran OPT

FOOTER

Home manajemen Penyebaran OPT Laporan about

(67)

f. Tampilan laporan

Gambar 4.29Tampilan laporan admin g. Tampilan laporan grafik

Gambar 4.30Tampilan laporan grafik admin

Admin dapat melihat laporan penyebaran OPT dari beberapa kota/kabupaten dalam bentuk grafik.

HEADER

Laporan Penyebaran OPT

FOOTER

Home manajemen Penyebaran OPT Laporan about

chatting

# Kabupat en OPT

Sisa Serangan Tambah Serangan

Kondisi Serangan R S B P J R S B P J R S B P J

1 Bandar

lampung tikus 10 0 0 0 10 32 1 5 0 38 42 1 5 0 48 cetak

HEADER

Laporan Penyebaran OPT (grafik)

FOOTER

Home manajemen Penyebaran OPT Laporan about

(68)

h. Tampilan tentang aplikasi

Gambar 4.31Tampilan tentang aplikasi admin Form ini menjelaskan tentang aplikasi OPT PADI. 2. Output user (petugas kabupaten)

a. Tampilan home

Gambar 4.32Tampilan home user (kabupaten) Tampilan home akan muncul setelah user memasukkan username dan password dengan benar.

HEADER

Selamat Datang

Aplikasi OPT adalah ...

FOOTER

Home Penyebaran OPT Laporan about

Ganti password

Logout

chatting

Menu

HEADER

Tentang Aplikasi OPT

Aplikasi OPT PADI adalah ...

...

FOOTER

Home manajemen Penyebaran OPT Laporan about

(69)

b. Tampilan Penyebaran OPT Form ini menampilkan laporan penyebaran OPT yang ada di beberapa kecamatan.

HEADER

Laporan Penyebaran OPT

FOOTER

Home Penyebaran OPT Laporan about

chatting

Home Penyebaran OPT Laporan about

(70)

d. Tampilan tentang aplikasi

Gambar 4.35Tampilantentang aplikasi user (kabupaten) Form ini menjelaskan tentang aplikasi OPT padi itu sendiri.

3. Output user (petugas kecamatan) a. Tampilan home

Gambar 4.36Tampilan home user (kecamatan) Tampilan home akan muncul setelah user memasukkan username dan password dengan benar.

HEADER

Selamat Datang

Aplikasi OPT adalah ...

FOOTER

Home Penyebaran OPT Laporan about

Ganti password

Logout

chatting

Menu

HEADER

Tentang Aplikasi OPT

Aplikasi OPT PADI adalah ...

FOOTER

Home Penyebaran OPT Laporan about

(71)

b. Tampilan Penyebaran OPT

Gambar 4.37TampilanPenyebaran OPT user (kecamatan) Form ini menampilkan data yang baru diinput yang akan dikonfirmasikan ke kabupaten.

c. Tampilan laporan

Gambar 4.38Tampilanlaporan user (kecamatan) Form ini menampilkan laporan penyebaran OPT.

HEADER

Data Penyebaran OPT

FOOTER

Home Penyebaran OPT Laporan about

chatting

Home Penyebaran OPT Laporan about

(72)

d. Tampilan history laporan user

Gambar 4.39Tampilan history laporan user (kecamatan) Form ini menampilkan history dari laporan yang telah diinput oleh user.

e. Tampilan tentang aplikasi

Gambar 4.40Tampilantentang aplikasi user (kecamatan) Form ini menjelaskan sekilas tentang aplikasi OPT PADI.

HEADER

Tentang Aplikasi OPT

Aplikasi OPT PADI adalah ...

FOOTER

Home Penyebaran OPT Laporan about

chatting

HEADER

Laporan Penyebaran OPT

FOOTER

lihat

Home Penyebaran OPT Laporan about

chatting

Tanggal pengamatan pengamatan detail

awal akhir

--- --- --- lihat

(73)

4.2.5. Perancangan Arsitektur Jaringan

Adapun arsitektur jaringan sebagai lingkungan pengembangan dan implementasi dari aplikasi web OPT PADI secara ringkas diilustrasikan oleh gambar berikut :

Gambar 4.41Arsitektur Jaringan

(74)

72

BAB V

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

5.1. Implementasi Sistem

Implementasi Sistem Informasi Penyebaran OPT pada UPTD BPTPH (Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura) berbasis Web dilakukan menggunakan bahasa dan lingkungan pemrograman PHP, dengan Database yang digunakan adalah Mysql juga menggunakan program pendukung lainnya yaitu program Adobe Dreamweaver CS4 dan xampp.

5.1.1. Batasan Implementasi

Dalam mengimplementasi perangkat lunak pemantauan dan pengendalian aplikasi ini ada beberapa hal yang menjadi batasan implementasi, yaitu:

1. Tidak semua kebutuhan sistem Penyebaran OPT dikerjakan, tetapi yang dikerjakan hanya subsistem-subsistem yang berkaitan secara pokok yang berhubungan dengan penyebaran OPT.

(75)

5.1.2. Implementasi Perangkat Lunak

Untuk pengembangan perangkat lunak ini digunakan PHP dan Database Mysql. PHP dipilih sebagai perangkat lunak untuk program aplikasi yang dibuat untuk merancang web secara dinamis, sedangkan Mysql digunakan sebagai perangkat lunak pengembang dalam pembuatan database.

5.1.3. Implementasi Perangkat Keras

Perangkat keras yang dibutuhkan berdasarkan kebutuhan minimal yang harus terpenuhi antara lain:

a. Menggunakan minimal processor Intel Pentium IV atau yang sekelasnya.

b. Menggunakan memori (RAM) minimal 512 MB. c. Monitor VGA.

d. Memiliki ruang kosong harddisk minimal 20 GB. e. Printer untuk mencetak laporan.

(76)

5.1.4. Implementasi Basis Data (Sintak SQL)

Pembuatan database dilakukan dengan menggunakan bahasa SQL, dimana aplikasi pemrograman yang digunakan adalah Mysql. Implementasi database-nya dalam bahasa SQL adalah sebagai berikut :

DROP DATABASE IF EXISTS `db_opt`;

CREATE DATABASE `db_opt` /*!40100 DEFAULT CHARACTER SET latin1 */;

USE `db_opt`;

CREATE TABLE `chat` (

`id` int(10) unsigned NOT NULL AUTO_INCREMENT, `from` varchar(255) NOT NULL DEFAULT '',

`to` varchar(255) NOT NULL DEFAULT '', `message` text NOT NULL,

`sent` datetime NOT NULL DEFAULT '0000-00-00 00:00:00', `recd` int(10) unsigned NOT NULL DEFAULT '0',

PRIMARY KEY (`id`)

) ENGINE=InnoDB DEFAULT CHARSET=latin1;

DROP TABLE IF EXISTS `tbldetailpenyebaran`; CREATE TABLE `tbldetailpenyebaran` (

`id_penyebaran` varchar(12) NOT NULL DEFAULT '0', `id_opt` int(11) DEFAULT NULL,

`luas_tanaman` int(11) DEFAULT '0',

(77)

`kondisi_serangan_ringan` int(11) DEFAULT '0', `kondisi_serangan_sedang` int(11) DEFAULT '0', `kondisi_serangan_berat` int(11) DEFAULT '0', `kondisi_serangan_puso` int(11) DEFAULT '0', `pengendalian_PM` int(11) DEFAULT '0', `pengendalian_PEST` int(11) DEFAULT '0', `pengendalian_CL` int(11) DEFAULT '0'

) ENGINE=MyISAM DEFAULT CHARSET=latin1;

DROP TABLE IF EXISTS `tblopt`; CREATE TABLE `tblopt` (

`id_opt` int(11) NOT NULL AUTO_INCREMENT, `nama_opt` varchar(35) DEFAULT NULL,

`bagian_tanaman` varchar(50) DEFAULT NULL, PRIMARY KEY (`id_opt`)

) ENGINE=MyISAM AUTO_INCREMENT=11 DEFAULT CHARSET=latin1;

DROP TABLE IF EXISTS `tblpenyebaran`; CREATE TABLE `tblpenyebaran` (

`id_penyebaran` varchar(12) NOT NULL DEFAULT '', `tgl_pelaporan` date DEFAULT NULL,

`tgl_pengamatan_awal` date DEFAULT NULL, `tgl_pengamatan_akhir` date DEFAULT NULL, `id_unit` int(11) DEFAULT NULL,

`status_konfirm` varchar(15) DEFAULT 'KECAMATAN', `modified_by` varchar(35) DEFAULT NULL,

`modified_date` date DEFAULT NULL, PRIMARY KEY (`id_penyebaran`)

(78)

DROP TABLE IF EXISTS `tblunit`; CREATE TABLE `tblunit` (

`id_unit` int(11) NOT NULL AUTO_INCREMENT, `jenis_unit` varchar(15) DEFAULT NULL,

`nama_unit` varchar(35) DEFAULT NULL, `atasan` int(11) DEFAULT NULL,

PRIMARY KEY (`id_unit`)

) ENGINE=MyISAM AUTO_INCREMENT=22 DEFAULT CHARSET=latin1;

DROP TABLE IF EXISTS `tbluser`; CREATE TABLE `tbluser` (

`id_user` int(11) NOT NULL AUTO_INCREMENT, `username` varchar(35) DEFAULT NULL,

`password` varchar(35) DEFAULT NULL, `nama_petugas` varchar(35) DEFAULT NULL, `id_unit` int(11) DEFAULT NULL,

`last_login` date DEFAULT NULL, `status_ol` tinyint(3) DEFAULT '0', PRIMARY KEY (`id_user`)

) ENGINE=MyISAM AUTO_INCREMENT=22 DEFAULT CHARSET=latin1;

DROP VIEW IF EXISTS `view_lap_prov`;

CREATE ALGORITHM=UNDEFINED SQL SECURITY DEFINER VIEW

`view_lap_prov`AS select

`tbldetailpenyebaran`.`id_penyebaran` AS `id_penyebaran`, `tblpenyebaran`.`tgl_pelaporan` AS `tgl_pelaporan`,

(79)

`tblunit`.`jenis_unit` AS `jenis_unit`, `tblunit`.`nama_unit` AS `nama_unit`, `tbldetailpenyebaran`.`id_opt` AS `id_opt`, `tblopt`.`nama_opt` AS `nama_opt`,

sum(`tbldetailpenyebaran`.`tambah_serangan_ringan`) AS `tambah_serangan_ringan`,

sum(`tbldetailpenyebaran`.`tambah_serangan_sedang`) AS `tambah_serangan_sedang,

sum(`tbldetailpenyebaran`.`tambah_serangan_berat`) AS `tambah_serangan_berat`,

sum(`tbldetailpenyebaran`.`tambah_serangan_puso`) AS `tambah_serangan_puso`,

sum(`tbldetailpenyebaran`.`kondisi_serangan_ringan`) AS `kondisi_serangan_ringan`,

sum(`tbldetailpenyebaran`.`kondisi_serangan_sedang`) AS `kondisi_serangan_sedang`,

sum(`tbldetailpenyebaran`.`kondisi_serangan_berat`) AS `kondisi_serangan_berat`,

sum(`tbldetailpenyebaran`.`kondisi_serangan_puso`) AS `kondisi_serangan_puso`,

sum(`tbldetailpenyebaran`.`pengendalian_PM`) AS `pengendalian_PM`,

sum(`tbldetailpenyebaran`.`pengendalian_PEST`) AS `pengendalian_PEST`,

sum(`tbldetailpenyebaran`.`pengendalian_CL`) AS `pengendalian_CL`,

(80)

`tbldetailpenyebaran`.`id_penyebaran` =

`tblpenyebaran`.`id_penyebaran`))) join `tblunit` on((

`tblpenyebaran`.`id_unit` = `tblunit`.`id_unit`))) join `tblopt` on(( `tbldetailpenyebaran`.`id_opt` = `tblopt`.`id_opt`))) join

`tblunit` `kabupaten` on((

`tblunit`.`atasan` = `kabupaten`.`id_unit`))) group by `kabupaten`.`nama_unit`;

DROP VIEW IF EXISTS `view_penyebaran`;

CREATE ALGORITHM=UNDEFINED SQL SECURITY DEFINER VIEW

`view_penyebaran` AS select

`tbldetailpenyebaran`.`id_penyebaran` AS `id_penyebaran`, `tbldetailpenyebaran`.`id_opt` AS `id_opt`,

`tblopt`.`nama_opt` AS `nama_opt`,

`tbldetailpenyebaran`.`luas_tanaman` AS `luas_tanaman` from ( `tbldetailpenyebaran` join `tblopt` on((

`tbldetailpenyebaran`.`id_opt` = `tblopt`.`id_opt`)));

DROP VIEW IF EXISTS `view_penyebaranlengkap`; CREATE ALGORITHM=UNDEFINED SQL SECURITY DEFINER VIEW

`view_penyebaranlengkap` AS select

`tbldetailpenyebaran`.`id_penyebaran` AS `id_penyebaran`, `tblpenyebaran`.`tgl_pelaporan` AS `tgl_pelaporan`,

`tblpenyebaran`.`id_unit` AS `id_unit`, `tblunit`.`jenis_unit` AS `jenis_unit`, `tblunit`.`nama_unit` AS `nama_unit`, `tblunit`.`atasan` AS `atasan`,

(81)

`tblopt`.`nama_opt` AS `nama_opt`,

`tbldetailpenyebaran`.`luas_tanaman` AS `luas_tanaman`, `tbldetailpenyebaran`.`tambah_serangan_ringan` AS `tambah_serangan_ringan`,

`tbldetailpenyebaran`.`tambah_serangan_sedang` AS `tambah_serangan_sedang`,

`tbldetailpenyebaran`.`tambah_serangan_berat` AS `tambah_serangan_berat`,

`tbldetailpenyebaran`.`tambah_serangan_puso` AS `tambah_serangan_puso`,

`tbldetailpenyebaran`.`kondisi_serangan_ringan` AS `kondisi_serangan_ringan`,

`tbldetailpenyebaran`.`kondisi_serangan_sedang` AS `kondisi_serangan_sedang`,

`tbldetailpenyebaran`.`kondisi_serangan_berat` AS `kondisi_serangan_berat`,

`tbldetailpenyebaran`.`kondisi_serangan_puso` AS `kondisi_serangan_puso`,

`tbldetailpenyebaran`.`pengendalian_PM` AS `pengendalian_PM`,

`tbldetailpenyebaran`.`pengendalian_PEST` AS `pengendalian_PEST`,

`tbldetailpenyebaran`.`pengendalian_CL` AS `pengendalian_CL`, `tblpenyebaran`.`status_konfirm` AS `status_konfirm` from ((( `tbldetailpenyebaran` join `tblpenyebaran` on((

`tbldetailpenyebaran`.`id_penyebaran` =

`tblpenyebaran`.`id_penyebaran`))) join `tblunit` on((

(82)

DROP VIEW IF EXISTS `view_prov`;

CREATE ALGORITHM=UNDEFINED SQL SECURITY DEFINER VIEW

`view_prov` AS select

`tbldetailpenyebaran`.`id_penyebaran` AS `id_penyebaran`, `tblpenyebaran`.`tgl_pelaporan` AS `tgl_pelaporan`,

`tblpenyebaran`.`id_unit` AS `id_unit`, `tblunit`.`nama_unit` AS `nama_unit`, `tblunit`.`atasan` AS `atasan`,

`tbldetailpenyebaran`.`id_opt` AS `id_opt`, `tblopt`.`nama_opt` AS `nama_opt`,

sum(`tbldetailpenyebaran`.`luas_tanaman`) AS `luas_tanaman`, sum(`tbldetailpenyebaran`.`tambah_serangan_ringan`) AS `tambah_serangan_ringan`,

sum(`tbldetailpenyebaran`.`tambah_serangan_sedang`) AS `tambah_serangan_sedang`,

sum(`tbldetailpenyebaran`.`tambah_serangan_berat`) AS `tambah_serangan_berat`,

sum(`tbldetailpenyebaran`.`tambah_serangan_puso`) AS `tambah_serangan_puso`,

sum(`tbldetailpenyebaran`.`kondisi_serangan_ringan`) AS `kondisi_serangan_ringan`,

sum(`tbldetailpenyebaran`.`kondisi_serangan_sedang`) AS `kondisi_serangan_sedang`,

sum(`tbldetailpenyebaran`.`kondisi_serangan_berat`) AS `kondisi_serangan_berat`,

sum(`tbldetailpenyebaran`.`kondisi_serangan_puso`) AS `kondisi_serangan_puso`,

(83)

sum(`tbldetailpenyebaran`.`pengendalian_PEST`) AS `pengendalian_PEST`,

sum(`tbldetailpenyebaran`.`pengendalian_CL`) AS `pengendalian_CL`,

`kabupaten`.`atasan` AS `id_provinsi`, `kabupaten`.`nama_unit` AS `kota`,

`tblpenyebaran`.`status_konfirm` AS `status_konfirm` from (((( `tbldetailpenyebaran` join `tblpenyebaran` on((

`tbldetailpenyebaran`.`id_penyebaran` =

`tblpenyebaran`.`id_penyebaran`))) join `tblunit` on((

`tblpenyebaran`.`id_unit` = `tblunit`.`id_unit`))) join `tblopt` on(( `tbldetailpenyebaran`.`id_opt` = `tblopt`.`id_opt`))) join

`tblunit` `kabupaten` on((`tblunit`.`atasan` = `kabupaten`.`id_unit`))) group by

(84)

DROP VIEW IF EXISTS `view_sebar_kabupaten`;

CREATE ALGORITHM=UNDEFINED SQL SECURITY DEFINER VIEW

`view_sebar_kabupaten` AS select

`tblpenyebaran`.`id_penyebaran` AS `id_penyebaran`, `tblpenyebaran`.`tgl_pelaporan` AS `tgl_pelaporan`,

`tblpenyebaran`.`id_unit` AS `id_unit`,`tblunit`.`nama_unit` AS `nama_unit`,

`tblunit`.`atasan` AS `atasan`,

`tblpenyebaran`.`status_konfirm` AS `status_konfirm` from ( `tblpenyebaran` join `tblunit` on((

`tblpenyebaran`.`id_unit` = `tblunit`.`id_unit`)));

DROP VIEW IF EXISTS `view_sebaran_kota`;

CREATE ALGORITHM=UNDEFINED SQL SECURITY DEFINER VIEW

`view_sebaran_kota` AS select

`tbldetailpenyebaran`.`id_penyebaran` AS `id_penyebaran`, `tblpenyebaran`.`tgl_pelaporan` AS `tgl_pelaporan`,

`tblpenyebaran`.`id_unit` AS `id_unit`,`tblunit`.`nama_unit` AS `nama_unit`,

`tblunit`.`atasan` AS `atasan`,`tbldetailpenyebaran`.`id_opt` AS `id_opt`, `tblopt`.`nama_opt` AS `nama_opt`,

`tbldetailpenyebaran`.`luas_tanaman` AS `luas_tanaman`, `tbldetailpenyebaran`.`tambah_serangan_ringan` AS `tambah_serangan_ringan`,

`tbldetailpenyebaran`.`tambah_serangan_sedang` AS `tambah_serangan_sedang`,

Gambar

Gambar 4.4  Activity Diagram Pembuatan laporan Yang
table yang akan dikelola kemudian opsi action, jika
Gambar 4.11 Sequence Diagram Pembuatan
Gambar 4.12 Collaboration Diagram Pengisian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Yang biasa dan yang akan menjadi masalah dalam pembuangan sampah ke TPA adalah tempat TPA yang kurang baik yang biasa dilakukan di berbagai kota yaitu dengan metode open dumping dan

Las SMAW merupakan proses penyambungan dua buah keping logam yang sejenis atau lebih dengan mengunakan sumber panas dari listrik dengan menggunakan elektroda terbungkus sebagai

Dari hasil FGD diperoleh sembilan indikator untuk pengembangan usaha tani pada lahan yang yang terkena dampak di wilayah lingkar tambang baik lahan yang tidak,

(dalam Owens dkk., 2012) pada tahun 2006 juga menyatakan hasil bahwa remaja Swedia yang mengonsumsi tayangan pornografi menunjukkan sikap positif terhadap pandangan mengenai

2 Effendi Perangin , Hukum Agraria Indonesia , CV.. Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2016 yang merubah beberapa pasal, kemudian diganti dengan Peraturan Menteri Agraria

Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan pada umumnya terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut: Neraca, Laporan laba rugi, Laporan perubahan ekuitas, Laporan

Pengukuran Suhu di Laboratorium Pengukuran suhu di laboratorium BPL2H Provinsi Jawa Tengah dilakukan di 7 ruangan yaitu, ruang kerja laboratorium air, ruang timbang,