ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP
KONSUMEN DAN MINAT PEMBELIAN PRODUK
FASHION
MEREK
TIRUAN
THE ANALYSIS INFLUENCING FACTORS OF CONSUMER ATTITUDES
AND INTEREST ON PURCHASING IMITATION BRAND FASHION
Oleh
SRI HESTI WULANDARI
20130410457
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
THE ANALYSIS INFLUENCING FACTORS OF CONSUMER ATTITUDES
AND INTEREST ON PURCHASING IMITATION BRAND FASHION
Oleh
SRI HESTI WULANDARI
20130410457
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
i
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP
KONSUMEN DAN MINAT PEMBELIAN PRODUK
FASHION
MEREK
TIRUAN
THE ANALYSIS INFLUENCING FACTORS OF CONSUMER ATTITUDES
AND INTEREST ON PURCHASING IMITATION BRAND FASHION
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh
Sri Hesti Wulandari
20130410457
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
ii
Dengan ini saya,
Nama
: Sri Hesti Wulandari
Nomor Mahasiswa
: 20130410457
Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul:
“ANALISIS FAKTOR
-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP KONSUMEN DAN MINAT
PEMBELIAN PRODUK
FASHION
MEREK TIRUAN”
tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka.
Yogyakarya, 21 Maret 2017
Yang membuat pernyataan
iii
MOTTO
“Barang siapa berbuat kebaikan sekecil apapun perbuatan baik itu, dia
akan menyaksikan hasilnya. Begitu pula yang melakukan perbuatan
buruk, sekecil apa pun perbuatan buruk itu, dia akan menyaksikan
hasilnya.”
(Al-Zalzalah;7 dan 8)
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat);
dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
kalian kerjakan.”
(QS. Al-Hasyr: 18)
“Sesuatu akan terlihat tidak mungkin, sampai saat semuanya selesai”
(Nelson Mandela)
“Bangga tapi jangan sombong. Bekerja keras tapi jangan terpaksa.
Bersyukur tapi jangan cepat berpuas diri”.
(Wishnutama)
“Bahagia itu, jika anda mengerti bagaimana menerima diri anda sendiri
apa adanya”.
( Merry Riana)
“Apa pun yang terjadi hari ini, ingatlah bahwa Tuhan tidak menguji anda
dengan kesulitan yang tidak bisa anda selesaikan. Karena jika anda
bersabar, sesungguhnya anda akan mengatasi kesulitan itu bersama
Tuhan. Tersenyumlah.”
(Mario Teguh)
“Bersabarlah dan berdoa dalam menghadapi segala sesuatu yang
dilakukan karena sabar dan doa adalah kekuatan yang sangat besar dari
segalanya, maka semuanya akan menjadi lebih baik dan akan
mendapatkan kenikmat dan keindahan tersendiri.”
iv
Puji syukur kepada Allah SWT. dimana atas berkat dan rahmatNya
saya bisa melewati semuanya sampai saat ini. Rasulullah SAW. atas
tuntunan nikmatnya, bahagia menjadi salah satu kebanggaan umatnya.
Semoga kelak Beliau akan memberikan kenikmatan yang indah pada
keadaan apapun dan pada hari akhir.
Amin ya Rabbal’alamin.
Terima kasih kepada kedua orang tua, Papa dan Mama yang selalu
memberikan doa di setiap shalatnya dalam keadaan apapun doa yang
selalu dipanjatkan, doa kedua orang tua adalah suatu semangat dan
dukungan yang sangat besar, atas segalanya. Adik dan Kakak yang
menjadi penyemangat dalam seagala keadaan.
Selanjutnya, dosen-dosen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UMY terutama dosen pembimbing yang sudah memberikan ilmu dan
bantuannya kepada semua mahasiswa. Semoga kebaikan Ibu dan Bapak
dibalas oleh Allah SWT.
Untuk sahabat yang selalu memberikan semangat, dukungan dan
bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu Noventy Saka Gumintang,
Endah Lisma Syamita S.KEP, Risandi Fitra M, Titis Teguh, Lalu Alfin
Indra Kusuma, Bagas Kurnia Yoga, Fhatimatuz Zuhra S.KEP, Tria S.E,
Desi Handayani S.E, Alfiyah Zulfa telah menjadi keluarga selama berada
dijogja dan memberikan warna-warni kehidupan yang sulit untuk
dilupakan terutama untuk kebaikan yang luar biasa, pasti sulit menemukan
orang yang baiknya seperti kalian. Semoga kebaikan kalian semua akan
dibalas Allah SWT.
Teman termanis yang selalu memberikan kebahagiaan dan semangat
dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu Ariya Ayu Yuliawati, Nurul
Khairani, Yua Molek Yunarti Putri, Ghea Paramita, Laela Dea Faisa, Dian
Permata, Sinta Sakinada, Muhammad Fais, Mega Putri, Sarirah Darwin,
Melani Sri Hastuti, Vivi Ayudya, Wahyu Rifki Mubarok, Evelina Nur Fitri
telah memberikan kebahagiaan dengan berbagai macam tingkah laku dan
perbuatan kalian mau itu memalukan, menyenangkan, menyebalkan dan
kekonyolan lainnya tapi itu semua membuat tertawa yang menyenangkan
sehingga bahagianya sulit untuk dilupakan.
Teman yang telah membantu dan mendukung dalam menyelesaikan
skripsi ini, yaitu Dita, Febrina Annisa, Wa Ode Sitty Atriana S.E, Khylda,
Muna, Ririn, Rizka, Metti, Ar rum, Selfi Astuti, Endra.
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ...
iiHALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
INTISARI ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ...
xDAFTAR TABEL ...
xiiiDAFTAR GAMBAR ...
xivBAB I PENDAHULUAN ... 1
A.
Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A.
Landasan Teori ... 7
1.
Perilaku Konsumen ... 7
2.
Sikap Konsumen ...
7a. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap konsumen ... 9
b. Keterkaitan antara sikap konsumen dan minat pembelian ... 12
3.
Minat Pembelian ... 13
B.
Penelitian Terdahulu ... 14
C.
Penurunan Hipotesis ... 17
1.
Pengaruh status konsumsi terhadap minat pembelian
produk fashion merek tiruan melalui sikap konsumen pada
produk tiruan ... 172.
Pengaruh kesadaran nilai terhadap minat pembelian produk
fashion merek tiruan melalui sikap konsumen pada produk
tiruan ... 183.
Pengaruh perbandingan kualitas-harga terhadap minat
pembelian produk fashion merek tiruan melalui sikap
konsumen pada produk tiruan ... 20
4.
Pengaruh sosial seseorang terhadap minat pembelian
produk fashion merek tiruan melalui sikap konsumen pada
produk tiruan ... 21
5.
Pengaruh sikap konsumen terhadap minat pembelian
produk fashion merek tiruan... 22
D.
Model Penelitian ... 23
vi
D.
Teknik Pengumpulan Data ... 28
E.
Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 28
1.
Variabel Bebas ... 28
2.
Variabel Mediasi ... 32
3.
Variabel Terikat ... 33
F. Uji Kualitas Instrumen ... 34
1.
Uji Validitas ... 34
2.
Uji Reliabilitas ... 34
G.
Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 35
BAN IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37
A.
Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian ... 37
1.
Objek Penelitian ... 37
2.
Subjek Penelitian ... 38
B.
Uji Kualitas Instrumen ... 42
1.
Uji Validitas ... 42
2.
Uji Reliabilitas ... 44
C. Hasil Penelitian ... 45
1.
Path analysis atau analisis jalur ... 45
a.
Pengujian Hipotesis 1 (H1) ... 46
b.
Pengujian Hipotesis 2 (H2) ... 46
c.
Pengujian Hipotesis 3 (H3) ... 47
d.
Pengujian Hipotesis 4 (H4) ... 48
D.
Pembahasan ... 50
1.
Status konsumsi berpengaruh terhadap minat pembelian produk
fashion
merek tiruan melalui sikap konsumen ... 50
2.
Kesadaran nilai berpengaruh terhadap minat pembelian produk
fashion
merek tiruan melalui sikap konsumen ... 51
3.
Perbandingan kualitas-harga berpengaruhterhadap minat pembelian
produk
fashion
merek tiruan melalui sikap konsumen ... 51
4.
Pengaruh sosial seseorang berpengaruh terhadap minat pembelian
produk
fashion
merek tiruan melalui sikap konsumen ... 52
5.
Sikap konsumen berpengaruh terhadap minat pembelian ... 53
BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PEELITIAN ... 54
A.
Simpulan ... 54
B.
Keterbatasan Penelitian ... 55
C.
Saran ... 55
DAFTAR PUSTAKA
vii
DAFTAR TABEL
4.1
Penggolongan harga tas tiruan ...
28
4.2
Fakultas Responden ...
29
4.3
Uang Saku Perbulan Responden ...
30
4.4
Merek Tas Yang Ingin Dibeli Responden ...
30
4.5
Merek Tas Yang Pernah Dibeli Responden ...
31
4.6
Tingkatan Kualitas Produk Tas Tiruan Yang Pernah Dibeli
Responden ...
32
4.7
Hasil Uji Validitas ... 33
4.8
Hasil Uji Reliabilitas ...
34
4.9
Hasil Uji Sobel ...
37
vii
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Sikap Konsumen dan Minat Pembelian Produk Fashion
Merek Tiruan pada mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswi Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta yang menyukai produk tas dari berbagai merek ternama dan
minat dalam pembelian produk tas merek tiruan. Dalam penelitian ini
sampel yang digunakan berjumlah 150 responden yang dipilih dengan
menggunakan metode purposive sampling. Alat analisis yang digunakan
adalah
path
analysis.
Berdasarkan hasil yang dilakukan diperoleh hasil bahwa status
konsumsi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat pembelian pada
produk
fashion
merek tiruan melalui sikap konsumen produk merek tiruan,
kesadaran nilai berpengaruh tidak signifikan terhadap minat pembelian pada
produk
fashion
merek tiruan melalui sikap konsumen produk merek tiruan,
perbandingan kualitas-harga berpengaruh tidak signifikan terhadap minat
pembelian pada produk
fashion
merek tiruan melalui sikap konsumen
produk merek tiruan, pengaruh sosial seseorang berpengaruh tidak
signifikan terhadap minat pembelian pada produk
fashion
merek tiruan
melalui sikap konsumen produk merek tiruan, sikap konsumen berpengaruh
positif dan signifikan terhadap minat pembelian produk
fashion
merek
tiruan
viii
Consumer Attitudes and Interests Purchase Brand fashion products
Artificial on Yogyakarta Muhammaddiyah University student. Subjects
Research hearts Singer Was Yogyakarta Muhammaddiyah University
student Yang liked the product bag from different renowned brands and
Interests hearts Product Purchasing Counterfeit Brand bags. In the study
sample singer Yang used was 150 respondents selected with using
purposive sampling method. The analysis tool used is path analysis.
Based on the results to be obtained results that status consumption is
positive and significant effect on the interest in the purchase on fashion
products counterfeit brands through consumer attitudes brand products are
faux, awareness of the value not significant effect on interest in the purchase
on fashion products counterfeit brands through consumer attitudes product
counterfeit brands, quality comparison -price not significant effect on the
interest in the purchase of counterfeit brands of fashion products through
imitation brand product consumer attitudes, social influence someone not
significant effect on the interest in the purchase of counterfeit brands of
fashion products through imitation brand product consumer attitudes,
consumer attitudes positive and significant effect on the interest in the
purchase imitation brand fashion products
A.
Data Responden
1.
Nama Responden
:
2.
Fakultas
:
3.
Uang Saku/perbulan
:
4.
Merek tas yang ingin dibeli
:
a.
b.
c.
5.
Merek tas tiruan yang pernah dibeli
:
a.
b.
c.
6.
Berdasarkan butir 5, tingkatan kualitas produk tas tiruan yang
pernah dibeli
:
a.
KW 1
b.
KW 2
c.
KW 3
d.
KW Semi Super
e.
KW Super Premium
f.
KW Super Original
Sebelum menjawab kuesioner, mohon mengisi beberapa data berikut
terlebih dahulu (jawaban yang saudari berikan akan diperlukan secara
rahasia).
B.
Petunjuk Pengisisn Kuesioner
Responden dapat memberikan tanda centang
(√) atau silang (×)
pada
salah satu jawaban yang tersedia. Hanya satu jawaban saja yang
dimungkinkan unruk setiap pertanyaan.
1.
Saya akan membeli produk tas merek tiruan dengan
status merek yang terkenal
2.
Saya membeli produk tas merek tiruan karena
tertarik dengan status produk tersebut
3.
Saya bersedia untuk
membayar status produk tas
merek tiruan jika sesuai dengan yang diharapkan
4.
Saya merasa ada kesesuaian antara status
produk tas
merek tiruan dengan
yang saya inginkan
5.
Status produk tas merek tiruan memberikan nilai
tambah dalam berpenampilan
B.
Kesadaran Nilai
No.
Pernyataan
STS TS N
S
SS
1.
Harga menjadi pertimbangan saya ketika membeli
produk tas merek tiruan
2.
Saya suka produk tas merek tiruan karena
harganya yang lebih murah
3.
Saya menggunakan produk tas merek tiruan
4.
Saya benar-benar akan membeli produk tas merek
tiruan karena harganya yang lebih murah
C.
Perbandingan Kualitas-Harga
No.
Pertanyaan
STS TS
N
S
SS
1.
Menurut saya harga sebagai indikator kualitas
dalam produk tas merek tiruan
2.
Saya bersedia membayar lebih jika kualitas pada
produk tas merek tiruan baik
3.
Saya bersedia untuk membeli produk tas merek
tiruan yang ternama
4.
Saya ingin membeli produk tas merek tiruan dari
perusahaan yang memiliki reputasi baik
5.
Saya akan membeli produk tas merek tiruan
dengan membandingkan kualitas dan harga
melalui tayangan iklan eksklusif
D.
Pengaruh Sosial
No.
Pertanyaan
STS TS
N
S
SS
1.
Memperhatikan peraturan yang ada adalah
hambatan bagi saya untuk membeli produk tas
merek tiruan
2.
Saya sulit mengendalikan diri dari hal yang
disukai seseorang terhadap produk tas merek
tiruan
3.
Saya suka tanggung jawab seseorang dengan
produk tas merek tiruan
tiruan
E.
Sikap Konsumen
No.
Pertanyaan
STS TS
N
S
SS
1.
Saya menyukai kualitas dari produk tas merek
tiruan
2.
Saya menyukai produk tas merek tiruan karena
terlihat dapat bertahan lama
3.
Menurut saya produk tas merek tiruan dapat
mengikuti tren mode saat ini
4.
Saya menyukai produk tas merek tiruan yang
sesuai dengan harapan
5.
Menurut saya produk tas merek tiruan memiliki
kualitas tinggi
F.
Minat Pembelian
No.
Pertanyaan
STS TS
N
S
SS
1.
Saya memilih produk tas merek tiruan untuk
mengikuti tren yang ada saat ini
2.
Saya berhasrat untuk membeli produk tas merek
tiruan
4.
Saya akan menceritakan hal menarik dari produk
tas merek tiruan
Dengan Hormat,
Perkenalkan saya Sri Hesti Wulandari, Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, Program Studi Manajemen yang sedang
mengadakan penelitian tentang
“Analisis Faktor
-Faktor yang Mempengaruhi
Sikap Konsumen Dan Minat Pembelian Produk
Fashion
Merek Tiruan”.
Kali ini, saya saya selaku peneliti meminta kesediaan Mahasiswi untuk membantu
penelitian ini dengan mengisi kuesioner. Berikut kuesioner yang saya ajukan,
mohon kepada Mahasiswi untuk memberikan jawaban yang sejujur-jujurnya dan
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Adapun jawaban Mahasiswi berikan
tidak akan berpengaruh pada diri Mahasiswi karena penelitian ini dilakukan
semata-mata untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Atas kesediaannya saya
ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Penelitian
Perilaku konsumen yang terjadi pada era globalisasi saat ini sangat
mengkhawatirkan karena konsumen lebih menyukai produk luar negeri.
Fashion luar negeri yang memiliki merek dan kualitas yang sangat bagus,
menarik dan terlihat sangat mewah membuat konsumen tertarik untuk
membelinya dibandingkan produk fahion dalam negeri. Hal ini
menjadikan adanya merek tiruan terhadap produk fashion luar negeri dan
konsumen lebih memilih untuk membeli produk fashion merek tiruan
dibandingkan produk asli. Selain itu, produk asli yang harganya sangat
mahal mengakibatkan tidak semua kalangan konsumen dapat membeli
produk asli tersebut.
Produk-produk sekarang banyak yang sering dijadikan sebagai
merek tiruan seperti, tas, sepatu, jam tangan, pakaian, perhiasaan dan
produk berbahan kulit (Yoo dan Lee, 2009). Fashion luar negeri sering
menjadi produk tiruan bukan hanya konsumen yang menyukainya tetapi
juga karena Indonesia tidak dapat menyamakan produk bermerek yang
ada di luar negeri (Ruhjatini dkk, 2014).
Sikap konsumen ini merupakan perilaku yang menyenangkan atau
tidak menyenangkan terhadap suatu produk tertentu. Sikap yang penting
dan sangat diperlukan untuk memahami peran sikap dalam perilaku
konsumen. Sikap yang berkaitan dengan membeli dibentuk sebagai hasil
dari pengalaman langsung mengenai produk, informasi secara lisan yang
diperoleh dari orang lain, atau terpapar oleh iklan media massa, internet
dan berbagai bentuk pemasaran langsung (Schiffman dan Kanuk 2008).
Menurut
Schiffman
dan
Wisenblit
(2015)
faktor-faktor
yang
mempengaruhi sikap konsumen, antara lain:
1.
Status konsumsi merupakan status sosial seseorang yang mempunyai
kepuasaan atau keinginan baik dari yang dimilikinya namun akan
diperlihatkan kepada orang lain dengan sesuai kepribadiannya.
2.
Kesadaran nilai yaitu konsumen yang sadar akan nilai terhadap produk
yang ingin dibelinya, kualitas dan harga menjadi faktor utama saat
membeli produk.
3
4.
Pengaruh sosial merupakan seseorang yang cenderung terpengaruh
terhadap lingkungan sekitar pada suatu produk sehingga selalu ingin
mengikuti tren yang ada.
Minat pembelian yang terjadi dikarenakan konsumen yang ingin
mencari kepuasaan terhadap sesuatu yang diinginkannya, seorang
konsumen yang ingin mencari suatu kepuasan tentang suatu produk akan
mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang produk tersebut, ketika
konsumen sudah menemukan hal yang diinginkannya maka konsumen
akan mencari tentang produk tersebut (Kotler dan Keller 2003).
Merek tiruan sudah dijual diberbagai toko, tidak hanya di toko-toko
saja tetapi sekarang juga sudah dijual di internet. Hal ini dapat
memudahkan konsumen yang tidak harus keluar untuk membeli barang
yang diinginkan cukup melalui toko online Pedangang memanfaatkan
teknologi yang modern saat ini agar konsumen bisa memesan lewat
aplikasi internet yang ada dari toko tersebut dan banyak konsumen yang
lebih memilih membeli melalui internet (Aisyah dkk, 2014).
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Aisyah dkk (2014) dengan judul: faktor-faktor yang
mempengaruhi sikap konsumen dan minat pembelian terhadap produk
tiruan. Persepsi konsumen tentang kualitas atau keunggulan dari suatu
produk yang sesuai dengan apa yang diharapkan atas atribut yang
dianggap penting baginya. Penelitian ini memiliki perbedaan dari
penelitian sebelumnya dalam hal responden yang dipilih adalah
responden Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di kota
Yogyakarta.
Alasan memilih judul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
sikap konsumen dan minat pembelian produk fashion merek tiruan karena
banyak orang yang menyukai produk tiruan untuk dijadikan fashion
mereka. Hal tersebut terjadi karena keterbatasan kemampuan finansial
namun tetap ingin mengikuti tren fashion. Saat ini tren menjadi faktor
unggul bagi banyak orang sehingga perilaku yang muncul dari satu orang
ke orang lain bukan dari lingkungan saja tetapi dari seseorang yang
diidolakan, maka pedagang banyak yang menjual produk fashion tiruan
karena banyaknya peminat dari konsumen sehingga produk fashion merek
tiruan pada saat ini sangat mempengaruhi konsumen untuk dijadikan
sebagai fashion mereka.
5
B. Rumusan Masalah Penelitian
1.
Apakah status konsumsi berpengaruh terhadap minat pembelian
produk fashion merek tiruan melalui sikap konsumen pada produk
fashion merek tiruan?
2.
Apakah kesadaran nilai berpengaruh terhadap minat pembelian
produk merek tiruan melalui sikap konsumen pada produk fashion
merek tiruan?
3.
Apakah perbandingan kualitas-harga berpengaruh terhadap minat
pembelian produk fashion merek tiruan melalui sikap konsumen pada
produk fashion merek tiruan?
4.
Apakah pengaruh sosial seseorang berpengaruh terhadap minat
pembelian produk fashion merek tiruan melalui sikap konsumen pada
produk fashion merek tiruan?
5.
Apakah sikap konsumen berpengaruh terhadap minat pembelian pada
produk fashion merek tiruan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini :
2.
Untuk menganalisis pengaruh kesadaran nilai terhadap minat pembelian
produk fashion merek tiruan melalui sikap konsumen pada produk
fashion merek tiruan.
3.
Untuk menganalisis pengaruh perbandingan kualitas-harga terhadap
minat pembelian produk fashion merek tiruan melalui sikap konsumen
pada produk fashion merek tiruan.
4.
Untuk menganalisis pengaruh sosial seseorang terhadap minat
pembelian produk fashion merek tiruan melalui sikap konsumen pada
produk fashion merek tiruan.
5.
Untuk menganalisis pengaruh sikap konsumen terhadap minat
pembelian pada produk fashion merek tiruan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini berharap dapat bermanfaat untuk semua pihak
diantaranya:
1.
Manfaat di bidang teoritis
Penelitian ini memberikan pemahaman mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi sikap konsumen dan minat pembelian produk
fashion
merek tiruan.
2.
Manfaat di bidang praktis
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Landasan Teori
1.
Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen sebagai disiplin ilmu pemasaran yang terpisah
dimulai ketika para pemasar menyadari bahwa para konsumen tidak
selalu bertindak atau memberikan reaksi seperti yang dikemukakan
oleh teori pemasaran. Bahkan berbagai pasar industri, dimana
kebutuhan akan barang dan jasa selalu lebih homogen dari pada
pasar-pasar konsumen, para pembeli memperlihatkan atau menunjukkan
preferensi (kelebihan-kelebihan) yang beragam dan perilaku membeli
yang kurang dapat diramalkan (Schiffman dan Kanuk 2008).
2.
Sikap Konsumen
Menurut Schiffman dan Kanuk (2008) merupakan tidak dapat
diamati secara langsung, tetapi harus disimpulkan dari apa yang
dikatakan orang atau apa yang mereka lakukan. Sikap adalah
kecenderungan yang dipelajari dalam berperilaku dengan cara yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu obyek
tertentu.
Kata obyek dalam definisi kita mengenai sikap yang berorientasi
pada konsumen harus ditafsirkan secara luas meliputi konsep yang
berhubungan dengan konsumsi atau pemasaran khusus, seperti
produk, golongan produk, merek, jasa, kepemilikan, penggunaan
produk, sebab-sebab atau isu, orang, iklan, situs Internet, harga,
medium, atau pedagang ritel.
9
Sikap (
attitude
) sebagai evaluasi secara menyeluruh yang
dilakukan seseorang atas suatu konsep. Evaluasi adalah respon afektif,
umumnya dalam intensitas dan kadar rendah (Peter dan Olson 2013).
a.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap konsumen (Schiffman dan
Wisenblit, 2015) antara lain:
1)
Status Konsumsi
Merupakan pemahaman sifat-sifat kepribadian seperti,
tingkat stimulasi optimum, mencari sensasi, mencari hal-hal
baru, sangat mempengaruhi perilaku konsumsi dan pemahaman
mereka memungkinkan pemasar untuk mengembangkan strategi
persuasif yang efektif (Schiffman dan Wisenblit, 2015).
Merupakan status sosial yaitu, dengan membatasi setiap
kelas sosial dengan banyaknya status yang dipunyai para
anggota dibandingkan dengan yang dipunyai para anggota kelas
sosial lainnya. Status sering dianggap sebagai penggolongan
relatif para anggota setiap kelas sosial dari segi faktor-faktor
status tertentu. Ketika mempertimbangkan perilaku konsumen
dan riset pasar, status paling sering ditentukan dari sudut satu
variabel demografis atau lebih cocok seperti, penghasilan
keluarga, status pekerjaan, dan pencapaian pendidikan
(Schiffman dan Kanuk, 2008).
Merupakan kesadaran nilai produk yang dirasakan telah
digambarkan sebagai
trade-off
antara manfaat (atau kualitas)
produk yang dirasakan dan pengorbanan yang dirasakan baik
yang berkaitan dengan keuangan maupun bukan yang
diperlukan untuk memperolehnya. Sejumlah riset mendukung
pandangan bahwa para konsumen mengandalkan harga sebagai
indikator kualitas produk. Beberapa riset telah menunjukkan
bahwa konsumen menghubungkan kualitas yang berbeda pada
produk identik yang mempunyai etiket harga yang berbeda.
Nilai mencerminkan sejumlah manfaat, baik yang
berwujud maupun yang tidak berwujud, dan biaya yang
dipersepsikan oleh pelanggan. Nilai adalah kombinasi kualitas,
pelayanan dan harga yang disebutkan nilai pelanggan. Nilai
meningkat seiring meningkatnya kualitas dan pelayanan, dan
sebaliknya menurun seiring dengan menurunkan harga, walau
faktor-faktor lain juga dapat memainkan peran penting dalam
persepsi kita akan nilai (Schiffman dan Kanuk, 2008).
Nilai-nilai didefinisikan sebagai sarana untuk jujur,
sopan, bertanggung jawab. Pentingnya nilai adalah untuk
mereka sebagai “prinsip” di setiap nilai
-nilai, ada dua himpunan
11
pada dunia damai dan keindahan (Schiffman dan Wisenblit,
2015).
3)
Perbandingan Kualitas-Harga
Merupakan kualitas-harga mengandalkan merek yang lebih
terkenal
sebagai
indikator
kualitas,
tanpa
benar-benar
mengandalkan harga itu sendiri secara langsung. Karena harga
sering sekali dianggap sebagai indikator kualitas, beberapa iklan
produk dengan sengaja menekankan harga yang tinggi untuk
menegaskan pernyataan pemasar mengenai kualitas.
Para konsumen menggunakan harga sebagai indikator
pengganti kualitas jika mereka mempunyai sedikit informasi
yang dapat dipegang, atau jika mereka kurang yakin pada
kemampuan mereka sendiri untuk melakukan pilihan atas dasar
hal-hal lain (Schiffman dan Kanuk, 2008).
Mereka percaya sebuah harga dari kualitas produk lebih
mahal itu lebih baik. Konsumen memiliki sedikit kepercayaan
dalam kemampuan mereka sendiri untuk membuat pilihan
produk atau layanan dengan alasan lain. Ketika konsumen akrab
dengan nama merek, atau memiliki pengalaman dengan produk
(atau jasa), atau toko dimana itu dibeli, penurunan harga sebagai
faktor penentu dalam evaluasi produk dan pembelian (Schiffman
dan Wisenblit, 2015).
Merupakan konsep kelas sosial secara tidak langsung
menyatakan hierarki dimana orang-orang dalam kelas yang
sama biasanya mempunyai tingkat status yang sama, sedangkan
para anggota kelas lain mempunyai status yang lebih tinggi
maupun lebih rendah.
Kelas sosial menunjukkan adanya kelompok-kelompok
yang secara umum mempunyai perbedaan dalam hal
pendapatan, gaya hidup, dan kecenderungan konsumsi. Kelas
sosial bisa ditunjukkan oleh perbedaan pendapatan yang terjadi
pada populasi penduduk (Schiffman dan Kanuk, 2008).
Individu membandingkan harta benda mereka sendiri
dengan yang dimiliki oleh orang lain dalam rangka untuk
menentukan status sosial relatif mereka. Ini jelas dalam
masyarakat yang matrelialistis, dimana status sering berasrosiasi
dengan daya beli konsumen. Dengan demikian, orang dengan
daya beli lebih (lebih harta) memiliki status yang lebih dan
mereka yang kurang uang memiliki status yang kurang. Harga
yang lebih mahal dan eksklusif seseorang, semakain status
seseorang memiliki di samping itu ada dua demografi lain yang
menentukan status sosial yang status pekerjaan dan pencapaian
pendidikan (Schiffman dan Wisenblit, 2015).
13
lain), dan kelompok referensi lainnya seperti teman, rekan sekerja,
dan rekan seprofesi.
b.
Keterkaitan antara sikap konsumen dan minat pembelian
Menurut Kinnear dan Taylor (2007) minat membeli adalah
merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam
sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak
sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan.
Beberapa faktor yang membentuk minat beli konsumen
(Kotler, 2005) yaitu :
1)
Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi
alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal
yaitu, intensitas sifat negatif orang lain terhadap alternatif yang
disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti
keinginan orang lain.
2)
Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan
dapat mengubah pendirian konsumen dalam melakukan
pembelian. Hal tersebut tergantung dari pemikiran konsumen
sendiri, apakah dia percaya diri dalam memutuskan akan
membeli suatu barang atau tidak.
3.
Minat Pembelian
berdasarkan
pengalaman
dalam
memilih
menggunakan
dan
mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk. Seorang
konsumen yang ingin mencari suatu kepuasan tentang suatu produk
akan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang produk tersebut.
Jika dorongan kebutuhan konsumen kuat dan obyek yang dicari dapat
memenuhi kebutuhan, maka konsumen akan membeli produk tersebut.
Minat diartikan sebagai suatu sikap yang membuat orang senang
akan obyek, situasi dan ide tertentu. Hal ini akan diikuti oleh perasaan
senang dan kecenderungan untuk mencari dan mendapatkan obyek
yang diinginkan. Dalam memenuhi kebutuhannya seseorang tidak
dapat menghasilkan obyek pemenuhannya sendiri. Sebagian obyek itu
dihasilkan atau dibuat oleh pihak lain. Proses pemenuhan kebutuhan
yang melibatkan pihak lain akan memulai kegiatan jual beli.
Aspek-aspek yang terdapat dalam minat beli antara lain:
a.
Perhatian, adanya perhatian dari konsumen terhadap suatu produk.
b.
Ketertarikan, setelah adanya perhatian maka akan timbul rasa
tertarik dalam diri konsumen.
c.
Keinginan, berlanjut pada perasaan untuk memiliki produk
tersebut.
d.
Keyakinan, kemudian timbul keyakinan pada diri individu terhadap
produk tersebut sehingga menimbulkan keputusan (proses akhir)
untuk memperolehnya dengan tindakkan membeli.
15
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Aisyah dkk (2014) tentang Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Konsumen dan Minat
Pembelian Produk
Handbag
Merek Tiruan yang dilakukan kepada wanita
di kota Malang, dalam penelitian ini digunakan metode sampel
Nonprobability Sampling
dengan jumlah sampel 120 responden,
menggunakan teknik sampling purposive sampling dan menggunakan
alat analisis yaitu
path analisis
. Hasil dari penelitian ini menyatakan
bahwa Status konsumsi berpengaruh positif terhadap minat pembelian
produk
handbag
merek tiruan melalui sikap konsumen, Kesadaran nilai
berpengaruh positif terhadap minat pembelian produk
handbag
merek
tiruan melalui sikap konsumen, Perbandingan kualitas-harga berpengaruh
positif terhadap minat pembelian produk
handbag
merek tiruan melalui
sikap konsumen, Pengaruh sosial berpengaruh positif terhadap minat
pembelian produk
handbag
merek tiruan melalui sikap konsumen dan
Sikap konsumen berpengaruh positif terhadap minat pembelian produk
handbag
merek tiruan.
Penelitian yang dilakukan Budiman (2012) tentang
Analysis of
Consumer Attitudes to Purchase Intentions of Counterfeiting Bag
rendah akan cenderung positif membeli produk palsu. Konsumen
memiliki pandangan yang kuat terhadap kesadaran nilai produk akan
sikap negatif terhadap pemalsuan produk tersebut. Konsumen dengan
pandangan yang kuat terhadap perbandingan kualitas-harga produk akan
sikap positif terhadap produk palsu tersebut. Konsumen dengan
pengaruh sosial tinggi sikap akan memiliki kecenderungan negatif pada
niat untuk membeli produk palsu tas. Menyatakan bahwa konsumen
dengan sikap positif terhadap produk palsu yang lebih berniat untuk
membeli produk palsu.
Penelitian yang dilakukan Phau dkk (2009) tentang
Targeting
buyers of counterfeits ofluxury brands: A study on attitudes of
Singaporean consumers
yang dilakukan kepada Mahasiswa Universitas
besar di Singapura, dalam penelitian ini digunakan jumlah sampel 300
responden dan menggunakan alat analisis yaitu SPSS software version
14. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Pengaruh sosial memiliki efek
positif terhadap sikap pemalsuan merek mewah.
Konsumen yang lebih
kekhawatiran tentang harga atas kualitas memiliki sikap yang lebih
negatif terhadap pemalsuan merek mewah.
Penelitian yang dilakukan Phau dan Teah (2009) tentang
Devil
wears (counterfeit) Prada: a study of antecedents and outcomes of
17
14. Hasil ini menyatakan bahwa Status konsumsi memiliki pengaruh
negatif pada sikap konsumen terhadap pemalsuan merek mewah.
Penelitian yang dilakukan Riquelme dkk (2012) tentang
Intention
to Purchase Fake Products in an Islamic Country
yang dilakukan kepada
Muslim Arab di Timur Tengah, dalam penelitian ini digunakan jumlah
sampel 401 responden dan menggunakan alat analisis yaitu LISREL 8.8
dan PRELIS. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kesadaran nilai
memiliki pengaruh positif pada sikap terhadap produk palsu. Ada
hubungan positif antara sikap terhadap pemalsuan produk dan niat untuk
membelinya.
Penelitian yang dilakukan oleh Turk (2015) tentang
Perceived
Quality Of Counterfeit Perfume And Original Perfume
yang dilakukan
kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi
Manado, dalam penelitian ini digunakan metode sampel
Independent
Sample T-test
dengan jumlah sampel 100 responden, dan menggunakan
program SPSS untuk analisis data
.
Hasil penelitian ini menyatakan
bahwa ada perbedaan yang positif dari kualitas konsumen yang dirasakan
antara parfum palsu dan parfum asli.
C. Penurunan Hipotesis
1.
Pengaruh status konsumsi terhadap minat pembelian produk fashion
merek tiruan melalui sikap konsumen pada produk tiruan
anggota dibandingkan dengan yang dipunyai para anggota kelas sosial
lainnya. Status sering dianggap sebagai penggolongan relatif para
anggota setiap kelas sosial dari segi faktor-faktor status tertentu
(Schiffman dan Kanuk 2008). Konsumen yang mempunyai kepuasaan
terhadap produk tiruan yang ingin diperlihatkan status nilainya kepada
lingkungan sekitar dengan mencerminkan dari diri mereka.
Penelitian yang dilakukan oleh Aisyah dkk (2014) menyatakan
bahwa status konsumsi berpengaruh positif terhadap minat pembelian
produk
handbag
merek tiruan melalui sikap konsumen. Penelitian
yang dillakukan oleh Budiman (2012) menyatakan bahwa konsumen
dengan status konsumsi rendah akan cenderung positif membeli
produk palsu. Penelitian yang dilakukan oleh Phau dan Teah (2009)
menyatakan bahwa status konsumsi memiliki pengaruh negatif pada
sikap konsumen terhadap pemalsuan merek mewah.
Berdasarkan dukungan riset tersebut maka diturunkan hipotesis
dalam penelitian ini, sebagai berikut :
H
1: Status konsumsi berpengaruh positif terhadap minat pembelian
produk fashion merek tiruan melalui sikap konsumen pada produk
fashion merek tiruan
2.
Pengaruh kesadaran nilai terhadap minat pembelian produk merek
fahion tiruan melalui sikap konsumen pada produk tiruan
19
yang dirasakan dan pengorbanan yang dirasakan baik yang berkaitan
dengan
keuangan
maupun
bukan
yang
diperlukan
untuk
memperolehnya. Sejumlah riset mendukung pandangan bahwa para
konsumen mengandalkan harga sebagai indikator kualitas produk.
Beberapa riset telah menunjukkan bahwa konsumen menghubungkan
kualitas yang berbeda pada produk identik yang mempunyai etiket
harga yang berbeda (Schiffman dan Kanuk 2008).
Suatu produk yang sadar untuk menilai kualitas dari produk
tersebut sehingga saat konsumen membeli produk fashion tiruan,
harga dan kualitas yang diberikan sesuai dengan kualitas yang
diberikan atau tidak.
Penelitian yang dilakukan oleh Aisyah dkk (2014) menyatakan
bahwa kesadaran nilai berpengaruh positif terhadap minat pembelian
produk
handbag
merek tiruan melalui sikap konsumen. Penelitian
yang dillakukan oleh Riquelme dkk (2012) menyatakan bahwa
kesadaran nilai memiliki pengaruh positif pada sikap terhadap produk
palsu. Penelitian yang dillakukan oleh Budiman (2012) menyatakan
bahwa konsumen memiliki pandangan yang kuat terhadap kesadaran
nilai produk akan sikap negatif terhadap pemalsuan produk tersebut.
H
2: Kesadaran nilai berpengaruh positif terhadap minat pembelian
produk fashion merek tiruan melalui sikap konsumen pada produk
fashion merek tiruan
3.
Pengaruh perbandingan kualitas-harga terhadap minat pembelian
fashion produk merek tiruan melalui sikap konsumen pada produk
tiruan
Perbandingan kualitas-harga merupakan mengandalkan merk yang
lebih terkenal sebagai indikator kualitas, tanpa benar-benar
mengandalkan harga itu sendiri secara langsung. Karena harga sering
sekali dianggap sebagai indikator kualitas, beberapa iklan produk
dengan sengaja menekankan harga yang tinggi untuk menegaskan
pernyataan pemasar mengenai kualitas (Schiffman dan Kanuk 2008).
Kualitas dari produk asing sangat menarik sehingga membuat
konsumen tertarik tetapi harga yang dimiliki produk asing sangat
mahal tidak semua konsumen mampu untuk membeli produk asli
dikarena masalah keuangan. Jadi, konsumen lebih memilih produk
fashion tiruan dengan kualitas dan harga yang dapat terjangkau.
21
Budiman (2012) menyatakan bahwa konsumen dengan pandangan
yang kuat terhadap perbandingan kualitas-harga produk akan sikap
positif terhadap produk palsu tersebut. Penelitian yang dilakukan pleh
Phau dkk (2009) menyatakan konsumen yang lebih kekhawatiran
tentang harga atas kualitas memiliki sikap yang lebih negatif terhadap
pemalsuan merek mewah.
Berdasarkan dukungan riset tersebut maka diturunkan hipotesis
dalam penelitian ini, sebagai berikut :
H
3: Pebandingan kualitas-harga berpengaruh positif terhadap minat
pembelian produk
fashion
merek tiruan melalui sikap konsumen pada
produk fashion merek tiruan
4.
Pengaruh sosial sesorang terhadap minat pembelian produk fashion
merek tiruan melalui sikap konsumen pada produk tiruan
Penelitian yang dilakukan oleh Aisyah dkk (2014) menyatakan
bahwa pengaruh sosial positif terhadap minat pembelian produk
handbag
merek tiruan melalui sikap konsumen. Penelitian yang
dilakukan oleh
Phau dkk (2009) menyatakan bahwa pengaruh sosial
memiliki efek positif terhadap sikap pemalsuan merek mewah.
Penelitian yang dillakukan oleh Budiman (2012) menyatakan bahwa
konsumen dengan pengaruh sosial tinggi sikap akan memiliki
kecenderungan negatif pada niat untuk membeli produk palsu tas.
Berdasarkan dukungan riset tersebut maka diturunkan hipotesis
dalam penelitian ini, sebagai berikut:
H
4: Pengaruh sosial seseorang berpengaruh positif terhadap minat
pembelian produk fashion merek tiruan melalui sikap konsumen pada
produk fashion merek tiruan
5.
Pengaruh sikap konsumen terhadap minat pembelian pada produk
fashion merek tiruan
23
tetapi ada juga konsumen yang tidak suka dengan produk fashion
tiruan.
Penelitian yang dilakukan oleh Aisyah dkk (2014) menyatakan
bahwa sikap konsumen berpengaruh positif terhadap minat pembelian
produk
handbag
merek tiruan melalui sikap konsumen. Penelitian
yang dillakukan oleh Riquelme dkk (2012) menyatakan bahwa ada
hubungan positif antara sikap terhadap pemalsuan produk dan niat
untuk membelinya. Penelitian yang dillakukan oleh Budiman (2012)
menyatakan bahwa konsumen dengan sikap positif terhadap produk
palsu yang lebih berniat untuk membeli produk palsu.
Berdasarkan dukungan riset tersebut maka diturunkan hipotesis
dalam penelitian ini, sebagai berikut :
H
5: Sikap konsumen terhadap minat pembelian berpengaruh positif
terhadap produk fashion merek tiruan
D. Model Penelitian
Variabel Independen
Variabel Mediasi
Variabel Dependen
H1
H2
H3
H1
H5
H3
[image:44.595.134.535.252.598.2]H4
Gambar 2.1 Model Penelitian
Model ini mempunyai enam variabel, ada empat variabel
independen, satu variabel mediasi dan satu variabel independen.
Status
Konsumsi
(X1)
Kesadaran
Nilai (X2)
Perbandingan
Kualitas-Harga (X3)
Pengaruh
Sosial (X4)
Sikap
Konsumen
(Y1)
Minat
Pembelian
25
Variabel mediasi sebagai perantara antara variabel independen dan
intervening.
26
METODE PENELITIAN
A.
Obyek dan Subyek Penelitian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) objek adalah hal,
perkara, atau orang yang menjadi pokok pembicaraan. Subjek adalah
satu anggota dari sampel (Sekaran, 2013) sehingga objek dari
penelitian ini adalah produk Tas, merek ternama yang dijadikan
produk tiruan. Subjek dalam penelitian ini adalah Mahasiswi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
B.
Jenis Data
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan secara kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif adalah kenyataan di lapangan, ketika kuesioner
diberikan kepada responden (subjek), kita memperoleh informasi
sesuai dengan tuntutan kuesioner itu. Informasi yang kita peroleh itu
adalah data yang menurut jenisnya berupa data subjek dan wujudnya
biasanya tertulis.
27
pertanyaan yang disusun dari hasil elaborasi variabel tersebutn
(Sanusi, 2011).
C.
Teknik Pengambilan Sampel
Penentuan sampel dalam penelitian ini adalah
nonprobability
sampling
yang dengan menggunakan teknik
purposive sampling
.
Purposive sampling
adalah pengambilan sampel secara sengaja sesuai
dengan persyaratan sampel yang diperlukan. Jadi sampel berdasarkan
pada pertimbangan-pertimbangan tertentu (Sanusi, 2011).
Kriteria pemilihan sampel penelitian ini yaitu, Mahasiswi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang sudah pernah membeli
produk tas dari berbagai merek ternama dan minat dalam pembelian
produk tas merek tiruan.
Menurut Ferdinand (2006) ukuran sampel tergantung pada jumlah
indikator dikalikan 5 sampai dengan 10. Penelitian ini digunakan
ukuran sampel yaitu dengan mengkalikan jumlah seluruh indikator (30
indikator x 5 = 150 ) maka dalam penelitian ini menyebarkan sampel
sebanyak 150 responden sudah representatif. Menurut Mustafa (1992)
dalam Rahmawati (2014) pengambilan harus representatif (harus
dapat mewakili populasinya).
1)
Besarnya ukuran sampel (dipengaruhi oleh biaya, waktu, alat dan
tenaga
2)
Teknik pengambilan sampel
3)
Ciri-ciri populasi dalam sampel
D.
Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sanusi (2011) data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah
filed survey. Field survey
berbentuk kuesioner yang disebarkan
berupa daftar pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden.
Pengukuran jawaban menggunakan skala likert lima poin. Skala
Likert adalah sebuah pertanyaan yang akan diberikan kepada
responden untuk menjawab atau menilai dari kuesioner yang telah
diberikan dengan memberikan jawaban setuju atau tidak setuju.
Semakin tinggi angka yang digunakan oleh responden untuk
menjawab, maka akan semakin besar variabel independen yang
mempengaruhi variabel dependen. Adapun skala Likert yang
digunakan dalam penelitian adalah : Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak
Setuju (TS), Netral (N), Setuju (S), Sangat Setuju (SS).
E.
Definisi Operasional Variabel Penelitian
1.
Variabel Bebas
29
Variabel independen dalam penelitian ini adalah status konsumsi,
kesadaran nilai, perbandingan kualitas-harga, pengaruh sosial.
Berikut ini adalah definisi dan pengukuran dari variabel bebas
atau variabel independen:
1)
Status Konsumsi
Merupakan status sosial yaitu, dengan membatasi setiap
kelas sosial dengan banyaknya status yang dipunyai para
anggota dibandingkan dengan yang dipunyai para anggota kelas
sosial lainnya. Status sering dianggap sebagai penggolongan
relatif para anggota setiap kelas sosial dari segi faktor-faktor
status tertentu (Schiffman dan Kanuk 2008).
Indikator yang digunakan untuk mengukur status konsumsi
dalam penelitian Phau dan Teah (2009), Eastman et al (1997)
dalam Budiman (2012) digunakan lima indikator yaitu:
a)
Akan membeli status produk
b)
Ketertarikan dengan status produk
c)
Membayar produk yang sesuai dengan status
d)
Relevansi dengan status produk
e)
Status produk sebagai nilai tambah dari penampilan
2)
Kesadaran Nilai
dirasakan dan pengorbanan yang dirasakan baik yang berkaitan
dengan keuangan maupun bukan yang diperlukan untuk
memperolehnya. Sejumlah riset mendukung pandangan bahwa
para konsumen mengandalkan harga sebagai indikator kualitas
produk. (Schiffman dan Kanuk 2008).
Indikator yang digunakan untuk mengukur kesadaran nilai
dalam penelitian Huang et al (2004) dalam Budiman (2012)
digunakan lima indikator yaitu:
a)
Pertimbangan harga
b)
Menyukai produk tiruan
c)
Menggunakan produk tiruan
d)
Kebenaran untuk membeli produk tiruan
e)
Pertimbangan efektivitas
3)
Perbandingan Kualitas-Harga
31
Indikator yang digunakan untuk mengukur perbandingan
kualitas-harga dalam penelitian Lichtenstein et al (1993), Field,
J.R.B. (2003), Huang et al (2004) dalam Budiman (2012)
digunakan lima indikator yaitu:
a)
Harga sebagai indikator kualitas
b)
Kesediaan membayar lebih untuk kualitas baik
c)
Kesediaan untuk membeli produk bermerek
d)
Keinginan untuk membeli produk dari perusahaan yang
memiliki reputasi baik
e)
Menunggu produk-produk dengan iklan eksklusif
4)
Pengaruh Sosial
Merupakan mencakup keluarga, pendapat pemimpin (orang
yang pendapatnya diterima oleh orang lain), dan kelompok
referensi lainnya seperti teman, rekan sekerja, dan rekan
seprofesi (Griffin, 2007).
Indikator yang digunakan untuk mengukur pengaruh sosial
dalam penelitian Phau, Teah, dan Lee (2009). Ang et al (2001),
Hidayat (2008) dalam Budiman (2012) digunakan lima indikator
yaitu:
a)
Memperhatikan peraturan
b)
Pengendalian diri seseorang terhadap kesukaannya
c)
Menyukai orang yang bertanggung jawab
e)
Pentingnya kejujuran
2.
Variabel Mediasi
Variabel
mediasi
atau variabel
intervening
(Y1)
adalah
variabel antara yang fungsinya bertindak sebagai perantara dalam
hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat (Sanusi,
2011). Dalam penelitian ini variabel perantara adalah: Sikap
Konsumen.
1)
Sikap Konsumen
Merupakan tidak dapat diamati secara langsung, tetapi
harus disimpulkan dari apa yang dikatakan orang atau apa yang
mereka lakukan. Sikap adalah kecenderungan yang dipelajari
dalam berperilaku dengan cara yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan terhadap suatu obyek tertentu (Schiffman dan
Kanuk 2008).
Indikator yang digunakan untuk mengukur sikap konsumen
dalam penelitian Field, J.R.B. (2003)
dalam Budiman (2012)
digunakan lima indikator yaitu:
a)
Kualitas dari produk tiruan
b)
Produk tiruan terlihat dapat bertahan lama
c)
Produk tiruan mengikuti tren mode
33
3.
Variabel Terikat
Variabel terikat atau variabel dependen (Y2), adalah variabel
yang dipengaruhi oleh variabel lain (Sanusi, 2011). Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah Minat Pembelian.
1)
Minat Pembelian
Merupakan sebuah perilaku dari konsumen, dimana
konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih
produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih menggunakan
dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk.
Seorang konsumen yang ingin mencari suatu kepuasan tentang
suatu produk akan mencari informasi sebanyak-banyaknya
tentang produk tersebut (Kotler dan Keller, 2003).
Indikator yang digunakan untuk mengukur minat pembelian
dalam penelitian Phau dan Teah (2009), De Matos et al. (2007),
Ang et al. 2001 Budiman (2012) digunakan lima indikator yaitu:
a)
Memilih produk tiruan
b)
Hasrat untuk membeli produk tiruan
F.
Uji Kualitas Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian
mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas berhubungan dengan
ketepatan alat ukur untuk melakukan tugasnya mencapai sasarannya.
Validitas berhubungan dengan kenyataan (
actually
). Validitas juga
berhubungan dengan tujuan dari pengukuran. Pengukuran dikatakan
valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar. Alat ukur
yang tidak valid adalah yang memberikan hasil ukuran menyimpang
dari tujuannya. Penyimpangan pengukuran ini disebut dengan
kesalahan (eror) atau varian (Hartono, 2014). Menurut Kuncoro
(2003) Uji validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi
product
momen
dengan taraf signifikan 5%. Uji validitas ini menggunakan
program SPSS. Jika P value
≤ 0,05
(5%), maka pertanyaan
dinyatakan valid
, sedangkan jika P value ≥ 0,05
(5%), maka
pertanyaan dinyatakan tidak valid
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menunjukkan akurasi dan ketepatan dari
pengukurannya. Reliabilitas berhubungan dengan akurasi (accurtely)
dari pengukurannya. Suatu pengukuran dikatakan reliabel (dapat
diandalkan) jika dapat dipercaya (Hartono, 2014). Pada pengujian
reliabilitas ini, peneliti menggunakan metode statistik
Cronbach Alpha
35
Cronbach Alpha
dari suatu variabel > 0,60 maka butir pertanyaan
yang diajukan dalam pengukuran instrumen tersebut memiliki
reliabilitas yang memadai dan sebaliknya. Apabila nilai
Cronbach
Alpha
dari suatu variabel < 0,60 maka reliabilitasnya kurang memadai
(Sekaran, 2006).
G.
Uji Hipotesis dan Analisis Data
1.
Analisis jalur (
Path analysis
)
Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linear
berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk
menaksir hubungan kausalitas antar variabel
(model casual
) yang
telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. Analisis jalur sendiri
tidak dapat menentukan hubungan sebab-akibat dan juga tidak dapat
digunakan sebagai substitusi bagi peneliti untuk melihat hubungan
kausalitas antar variabel (Ghozali, 2011).
Penelitian ini menggunakan uji hipotesis yaitu uji sobel untuk
menguji pengaruh mediasi. Penelitian ini juga akan dibantu oleh data
yang diolah melalui software SPSS. Analisis data akan dilakukan
dengan menggunakan
Path Analysis
atau Analisis Jalur.
Menurut Sanusi (2011) beberapa asumsi yang perlu diperhatikan
dalam analisis jalur, antara lain:
1.
Hubungan antara variabel haruslah linear dan aditif,
4.
Skala pengukuran semua variabel minimal interval.
Menurut Ghozali (2011) langkah-langkah dalam path analysis
antara lain :
1.
Melakukan regresi persamaan (1) dengan meregresikan
variabel independen dan variabel mediasi
2.
Melakukan regresi persamaan (2) dengan meregresikan
variabel independen, variabel mediasi dan variabel
dependen.
3.
Melakukan uji sobel untuk mengetahui apakah ada
pengaruh mediasi atau tidak.
Dalam analisis jalur untuk mengetahui apakah ada pengaruh
mediasi atau tidak dapat diuji dengan melakukan Sobel test, sebagai
berikut:
=
√
Setelah mendapatkan hasil dari
maka dapat dihitung nilai t
statistik pengaruh mediasi dengan rumus sebagai berikut:
t =
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian
1.
Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah tas merek tiruan karena banyak
konsumen yang tertarik dengan produk tiruan terutama terhadap tas.
Tas menjadi produk merek tiruan yang banyak disukai konsumen
karena memiliki berbagai merek yang terkenal dan harga yang
terjangkau. Ini termasuk dalam gaya hidup seseorang, gaya hidup
suatu masyarakat akan berbeda dengan masyarakat yang lainnya.
Bahkan dari masa ke masa gaya hidup suatu individu dan kelompok
masyarakat tertentu akan bergerak dinamis. (Setiadi, 2003).
[image:57.595.171.507.552.698.2]Produk tiruan mempunyai berbagai macam tingkatan atau jenis
kualitas (KW) mulai dari harga tertinggi sampai harga terendah.
Berikut ini ada tujuh macam jenis kualitas tas tiruan, yaitu :
Tabel 4.1
Penggolongan harga tas tiruan
N
o
Penggolongan harga tas
tiruan
Harga
1
KW original
Rp. 3. 000.000
–
Rp. 10. 000.000
2
KW semi original
Rp. 2. 500.000
3
KW super premium
Rp. 1. 500.000
–
Rp. 2.000.000
4
KW semi super
Rp. 1.000.000
5
KW 1
Rp. 250.000
–
Rp. 500.000
6
KW 2
Rp. 150.000
7
KW 3
Rp. 50.000
Berdasarkan jenis tas tiruan dan harga pada Tabel 4.1
menunjukkan bahwa harga menjadi indikator penting ketika
konsumen ingin membeli produk tas merek tiruan. Hal ini terjadi
karena berbagai konsumen akan memilih dengan harga dan kualitas
dari tas yang diminatinya dan sesuai dengan uang yang mereka miliki
sehingga jenis KW dipengaruhi oleh keinginan seseorang.
2.
Subjek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswi yang ada di
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Kuesioner yang digunakan
dalam penelitian ini berjumlah 150, kuesioner diberikan secara
langsung. Berikut ini di sajikan data responden penelitian, berdasarkan
karakteristiknya.
[image:58.595.171.504.451.617.2]a.
Asal Fakultas
Tabel 4.2
Fakultas Responden
No
Fakultas
Jumlah
Persentase (%)
1
Ekonomi dan Bisnis
25
12,5%
2
FKIK
25
12,5%
3
Ilmu hukum
20
10%
4
Fisipol
20
10%
5
Pendidikan Agama Islam
20
10%
6
Pertanian
20
10%
7
Pendidikan Bahasa
20
10%
Total
150
Sumber: data primer yang diolah 2017
39
menunjukkan bahwa konsumen yang minat membeli produk tas
merek tiruan lebih didominasi oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan
Fakultas FKIK.
[image:59.595.169.505.204.389.2]b.
Uang saku/perbulan
Tabel 4.3
Uang saku/perbulan Responden
nnNo
Uang saku/perbulan
Jumlah
Persentase (%)
1
Rp. 250.000 - Rp. 500.000
18
9%
2
Rp. 500.000 - Rp. 750.000
8
4%
3
Rp. 750.000 - Rp. 1. 000.000
54
27%
4
Rp. 1. 000. 000 - Rp. 1. 250.000
11
5,5%
5
Rp. 1. 250.00 - Rp. 1. 500. 000
29
14,5%
6
Rp. 1. 500.000 - Rp. 1.750.000
29
14,5%
7
Rp. 1.750.000
–
Rp. 2.000.000
19
9,5%
8
Rp. 2.000.000
–
Rp. 2.250.000
18
9%
9
Rp. 2.250.000
–
Rp. 2.500.000
11
5,5%
Total
150
Sumber: data primer yang diolah 2017
c.
Merek tas yang ingin dibeli
Tabel 4.4
Merek tas yang ingin dibeli responden
No
Merek tas yang ingin dibeli
Jumlah
Persentase (%)
1
Prada
31
15,5%
2
Hermes
26
13%
3
Gucci Louis vuitton (LV)
25
12,5%
4
Calvin klein (CK)
21
10,5%
5
Buberry
20
10%
6
Channel
17
8,5%
7
Louis vuitton (LV)
10
5%
8
Guess
10
5%
9.
Zara
9
4,5%
10. Michael Kors (MK)
8
4%
11. Dior
5
2,5%
12. Yves saint laurent (YSL)
4
2%
13. Dolce & Gabbana (D&G)
1
0,5%
Total
187
Sumber: data primer yang diolah 2017
41
[image:61.595.170.504.109.347.2]d.
Merek tas yang pernah dibeli
Tabel 4.5
Merek tas yang pernah dibeli responden
No
Merek tas yang pernah dibeli
Jumlah
Persentase (%)
1
Prada
37
18,5%
2
Puma
30
15%
3
Channel
20
10%
4
Gucci
16
8%
5
Hermes
15
7,5%
6
Zara
15
7,5%
7
Burberry
15
7,5%
8
Calvin klein (CK)
11
5,5%
9
Louis vuitton (LV) MK
6
3%
10
Guess
5
2,5%
11
Michael Kors (MK)
3
1,5%
12
Dior
2
1%
Total
175
Sumber: data primer yang diolah 2017
e.
Tingkatan kualitas produk tas tiruan yang pernah dibeli
Tabel 4.6
Tingkatan kualitas produk tas tiruan yang pernah dibeli
responden
No Tingkatan kualitas produk tas
tiruan yang pernah dibeli
Jumlah
Persentase (%)
1
KW semi original
6
3%
2
KW super premium
9
4,5%
3
KW semi super
17
8,5%
4
KW1
45
22,5%
5
KW2
41
20,5%
6
KW3
32
16%
Total
150
Sumber: data primer yang diolah 2017
Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 150
responden banyak yang membeli produk tas tiruan dengan KW1
yaitu nilai tertinggi sebesar 45 dengan persentase 22,5%. KW1 ini
merupakan produk tiruan yang harganya cukup memadai dengan
uang saku yang dimiliki responden dan kualitas yang sesuai dengan
harga yang dipasarkan.
A.
Uji Kualitas Instrumen
1.
Uji validitas
43
value ≤ 0,05
(5%). Penelitian ini ada 30 pertanyaan yang mewakili
[image:63.595.127.504.173.651.2]setiap variabel untuk diuji kualitasnya. Uji validitas dilakukan dengan
menggunakan bantuan SPSS 16.0.
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas
Variabel
Pertanyaan
Sig. (2-tailed)
α
< 0,05
Keterangan
Status
Konsumsi
(X1)
SK1
0,000
0,05
Valid
SK2
0,000
0,05
Valid
SK3
0,000
0,05
Valid
SK4
0,000
0,05
Valid
SK5
0,000
0,05
Valid
Kesadaran
nilai
(X2)
KN1
0,000
0,05
Valid
KN2
0,000
0,05
Valid
KN3
0,000
0,05
Valid
KN4
0,000
0,05
Valid
KN5
0,000
0,05
Valid
Perbandingan
kualitas-harga
(X3)
PKH1
0,000
0,05
Valid
PKH2
0,000
0,05
Valid
PKH3
0,000
0,05