PENEMPATAN PERAWAT
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SINGARAJA
Oleh :
Nama : Ni Luh Putu Sri Yudhantri
Nim : 96.41010.4154
Program : S1 (Strata Satu)
Jurusan : Manajemen Informatika
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
Halaman
ABSTRAKSI ... iv
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 2
1.3. Pembatasan Masalah ... 3
1.4. Tujuan ... 3
1.5. Sistematika Penulisan ... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
2.1 Landasan Teori tentang Permasalahan... 6
2.2 Landasan Teori tentang Ilmu yang Terkait ... 7
BAB III METODE PENELITIAN ... 21
3.1 Metode Penelitian ... 21
3.2 Identifikasi Permasalahan ... 29
3.3 Sistem Flow Terkomputerisasi ... 36
3.4 Data Flow Diagram (DFD) ... 39
3.5 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 49
3.7 Desain Input Output ... 59
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 74
4.1 Implementasi Sistem ... 74
4.2 Evaluasi Sistem ... 128
BAB V PENUTUP ... 133
5.1 Kesimpulan ... 133
5.2 Saran ... 133
DAFTAR PUSTAKA ... 135
Halaman
Gambar 3.1 Diagram Penempatan Perawat di RSUD Singaraja
Menggunakan Metode AHP ... 25
Gambar 3.2 Sistem Flow Manual Penempatan Perawat ... 34
Gambar 3.3 Sistem Flow Komputerisasi Penempatan Perawat Menggunakan Metode AHP (bagian satu) ... 37
Gambar 3.4 Sistem Flow Komputerisasi Penempatan Perawat Menggunakan Metode AHP (bagian dua) ... 38
Gambar 3.5 Context Diagram ... 40
Gambar 3.6 DFD Level 0 ... 41
Gambar 3.7 DFD Level 1 Proses Maintenance Data ... 42
Gambar 3.8 DFD Level 1 Proses Penghitungan Nilai Bobot Ruangan . 43 Gambar 3.9 DFD Level 1 Proses Penilaian Perawat ... 44
Gambar 3.10 DFD Level 2 Proses Penilaian Perawat Berdasarkan History Kerja ... 45
Gambar 3.11 DFD Level 2 Proses Penilaian Perawat Berdasarkan Pelatihan ... 46
Gambar 3.12 DFD Level 2 Proses Penilaian Perawat Berdasarkan Prestasi Kerja ... 47
Gambar 3.13 DFD Level 1 Perankingan Perawat ... 48
Gambar 3.14 Entity Relationship Diagram ... 49
Gambar 3.15 Konsep Relational Database... 50
Gambar 3.16 Diagram Menu Program Penempatan Perawat ... 60
Gambar 3.17 Desain Form Tahun Penilaian ... 60
Gambar 3.18 Desain Form Ruang ... 61
Gambar 3.21 Desain Form Pendidikan ... 62
Gambar 3.22 Desain Form Keahlian ... 62
Gambar 3.23 Desain Form Perawat ... 62
Gambar 3.24 Desain Form Nilai Tingkat Hunian ... 63
Gambar 3.25 Desain Form Nilai Tingkat Pelayanan ... 63
Gambar 3.26 Desain Form Nilai Tingkat Penyakit ... 63
Gambar 3.27 Desain Form Nilai History Kerja ... 63
Gambar 3.28 Desain Form Nilai Gagal Rawat ... 64
Gambar 3.29 Desain Form Nilai Pelatihan ... 64
Gambar 3.30 Desain Form Nilai Prestasi Kerja ... 64
Gambar 3.31 Desain Form Keahlian Ruangan ... 64
Gambar 3.32 Desain Form Penilaian Ruangan ... 64
Gambar 3.33 Desain Form Penilaian Perawat... 65
Gambar 3.34 Desain Form Pembobotan faktor-faktor Ruangan ... 65
Gambar 3.35 Desain Form Pembobotan Ruangan ... 67
Gambar 3.36 Desain Form Penentuan Prioritas Ruangan Dengan Faktor Perawat ... 68
Gambar 3.37 Desain Form Penilaian Total Perawat ... 69
Gambar 3.38 Desain Form Pemilihan Perawat Untuk Penugasan ... 70
Gambar 3.39 Desain Laporan Nilai Bobot Ruangan ... 71
Gambar 3.40 Desain Laporan Bobot Ruangan Terhadap Perawat ... 71
Gambar 3.41 Desain Laporan Nilai Perawat ... 71
Gambar 3.42 Desain Laporan Nilai Total Perawat ... 72
Gambar 4.2 Menu Utama ... 76
Gambar 4.3 Menu File ... 77
Gambar 4.4 Menu Proses ... 77
Gambar 4.5 Menu Laporan ... 77
Gambar 4.6 Menu Window ... 78
Gambar 4.7 Menu Keluar ... 78
Gambar 4.8 Form Data Tunjangan ... 78
Gambar 4.9 Form Maintenance Data Pendidikan ... 79
Gambar 4.10 Form Maintenance Data Golongan ... 81
Gambar 4.11 Form Maintenance Data Perawat ... 82
Gambar 4.12 Form Maintenance Data Ruangan ... 84
Gambar 4.13 Form Maintenance Data Tahun Penilaian ... 85
Gambar 4.14 Form Data Nilai Tab History Kerja ... 86
Gambar 4.15 Form Data Nilai Tab Hunian Pasien ... 87
Gambar 4.16 Form Data Nilai Tab Penyakit... 88
Gambar 4.17 Form Data Nilai Tab Gagal Rawat ... 89
Gambar 4.18 Form Data Nilai Tab Pelayanan ... 89
Gambar 4.19 Form Data Nilai Tab Prestasi Kerja... 90
Gambar 4.20 Form Data Pelatihan ... 91
Gambar 4.21 Form Data Keahlian ... 92
Gambar 4.22 Form Data Keahlian tiap Ruangan……….. 94
Gambar 4.23 Form Maintenance Data User ………. 95
Gambar 4.26 Form Penilaian Bobot Faktor Ruangan Untuk CR Valid .. 98
Gambar 4.27 Form Pembobotan Ruangan ... 99
Gambar 4.28 Form Penilaian Perawat ... 100
Gambar 4.29 Form Penilaian Perawat Untuk History Kerja ... 101
Gambar 4.30 Form Penilaian Perawat Untuk Pelatihan ... 102
Gambar 4.31 Form Penilaian Perawat Untuk Prestasi Kerja ... 103
Gambar 4.32 Form Penilaian Faktor Ruangan Terhadap Perawat ... 104
Gambar 4.33 Form Penilaian Faktor Ruangan Terhadap Perawat Untuk CR Tidak Valid ... 105
Gambar 4.34 Form Penilaian Faktor Ruangan Terhadap Perawat Untuk CR Tidak Valid ... 106
Gambar 4.35 Form Penilaian Total Perawat ... 107
Gambar 4.36 Form Perankingan Perawat ... 108
Gambar 4.37 Form Grafik Perankingan Perawat berdasarkan Ruang ... 108
Gambar 4.38 Form Grafik Perankingan Perawat berdasarkan semua Ruang ... 109
Gambar 4.39 Form Grafik Perankingan Perawat berdasarkan Perawat .. 110
Gambar 4.40 Form Grafik Perankingan Perawat berdasarkan Perawat dengan tipe Garis ... 111
Gambar 4.41 Form Seting Printer ... 112
Gambar 4.42 Form Laporan Bobot Ruang ... 112
Gambar 4.43 Form Laporan Bobot Ruang Untuk Data Sebelum Revisi . 113 Gambar 4.44 Laporan Semua Data Bobot Ruang Sebelum Revisi ... 114
Gambar 4.46 Form Laporan Bobot Ruang Untuk Data Sesudah Revisi 115
Gambar 4.47 Laporan Semua Data Bobot Ruang Sesudah Revisi ... 116
Gambar 4.48 Laporan Bobot Ruang Sesudah Revisi Per Tahun Penilaian ... 116
Gambar 4.49 Form Laporan Bobot Ruang Terhadap Faktor Perawat ... 117
Gambar 4.50 Form Laporan Bobot Ruang Terhadap Faktor Perawat Sebelum Revisi ... 117
Gambar 4.51 Laporan Bobot Ruang Terhadap Faktor Perawat Sebelum Revisi ... 118
Gambar 4.52 Laporan Bobot Ruang Terhadap Faktor Perawat Sebelum Revisi Per Tahun Penilaian ... 118
Gambar 4.53 Form Laporan Bobot Ruang Terhadap Faktor Perawat Setelah Revisi ... 119
Gambar 4.54 Form Laporan Bobot Ruang Terhadap Faktor Perawat Setelah Revisi ... 120
Gambar 4.55 Laporan Semua Data Bobot Ruang Terhadap Faktor Perawat Sesudah Revisi Per Tahun ... 121
Gambar 4.56 Form Laporan Penilaian Perawat ... 121
Gambar 4.57 Form Laporan Penilaian History Kerja Perawat ... 122
Gambar 4.58 Laporan Semua Data Penilaian History Kerja Perawat ... 122
Gambar 4.59 Laporan Penilaian History Kerja Perawat Per Tahun Penilaian ... 123
Gambar 4.60 Form Laporan Penilaian Pelatihan Perawat ... 123
Gambar 4.61 Laporan Semua Data Penilaian Pelatihan Perawat ... 124
Gambar 4.62 Laporan Semua Data Penilaian Pelatihan Perawat Per Tahun Penilaian ... 125
Gambar 4.63 Form Laporan Penilaian Prestasi Kerja Perawat ... 125
Gambar 4.66 Form Laporan Nilai Total Perawat ... 127
Halaman
Tabel 2.1 Tabel Batasan Nilai ... 6
Tabel 3.1 Tabel Matrik Berpasangan ... 23
Tabel 3.2 Tabel Matrik Perbandingan Berpasangan untuk Penilaian Ruangan ... 23
Tabel 3.3 Tabel Menjumlahkan Isian Pada Tiap Kolom dari Matrik Perbandingan Berpasangan ... 23
Tabel 3.4 Tabel Perhitungan Matrik Yang di Normalisasikan ... 24
Tabel 3.5 Tabel Perhitungan Rata-rata Baris (Prioritas Relatif) ... 24
Tabel 3.6 Tabel Matrik Perbandingan Berpasangan Orisinil ... 25
Tabel 3.7 Tabel Nilai Kolom Matrik Dikalikan Dengan Prioritas ... 25
Tabel 3.8 Tabel Random Index ... 26
Tabel 3.9 Tabel Bobot Preferensi ... 27
Tabel 3.10 Tabel History Kerja ... 30
Tabel 3.11 Tabel Prestasi Kerja ... 31
Tabel 3.12 Tabel Tingkat Hunian ... 31
Tabel 3.13 Tabel Penyakit Pada Ruangan ... 32
Tabel 3.14 Tabel Gagal Rawat ... 32
Tabel 3.15 Tabel Kemampuan Pelayanan ... 33
Tabel 3.16 Tabel Golongan ... 51
Tabel 3.17 Tabel Tunjangan ... 51
Tabel 3.18 Tabel Pendidikan ... 51
Tabel 3.19 Tabel Perawat ... 52
Tabel 3.22 Tabel History Kerja ... 53
Tabel 3.23 Tabel Pelatihan ... 53
Tabel 3.24 Tabel Prestasi Kerja ... 53
Tabel 3.25 Tabel Tingkat Hunian Pasien ... 54
Tabel 3.26 Tabel Tingkat Penyakit ... 54
Tabel 3.27 Tabel Tingkat Gagal Rawat ... 54
Tabel 3.28 Tabel Tingkat Pelayanan ... 54
Tabel 3.29 Tabel Penilaian Ruang ... 55
Tabel 3.30 Tabel Pembobotan Ruang ... 56
Tabel 3.31 Tabel Penilaian Perawat ... 57
Tabel 3.32 Tabel Faktor Ruang ... 57
Tabel 3.33 Tabel Nilai Total ... 58
Tabel 3.34 Tabel User ... 58
Tabel 3.35 Tabel Keahlian ... 58
Tabel 3.36 Tabel Detil Ruang ... 58
Halaman
Lampiran 1 Laporan Bobot Ruangan Sebelum Revisi untuk
Semua Data ... 136
Lampiran 2 Laporan Bobot Ruangan Sebelum Revisi per Tahun Penilaian ... 137
Lampiran 3 Lampiran 3 Laporan Bobot Ruangan Setelah Revisi untuk Semua Data ... 138
Lampiran 4 Laporan Bobot Ruangan Sesudah Revisi per Tahun Penilaian ... 139
Lampiran 5 Laporan Bobot Ruangan untuk Faktor Perawat Sebelum Revisi untuk Semua Data ... 140
Lampiran 6 Laporan Bobot Ruangan untuk Faktor Perawat Sebelum Revisi per Tahun Penilaian ... 141
Lampiran 7 Laporan Bobot Ruangan untuk Faktor Perawat Setelah Revisi untuk Semua Data ... 142
Lampiran 8 Laporan Bobot Ruangan untuk Faktor Perawat Sesudah Revisi per Tahun Penilaian ... 143
Lampiran 9 Laporan Nilai Perawat untuk Semua Data ... 144
Lampiran 10 Laporan Nilai Perawat per Tahun Penilaian ... 145
Lampiran 11 Laporan Nilai Total Perawat untuk Semua Data ... 146
Lampiran 12 Laporan Nilai Total Perawat per Tahun penilaian ... 147
Lampiran 13 Listing Program Form Data Tunjangan ... 148
Lampiran 14 Listing Program Form Data Pendidikan ... 150
Lampiran 15 Listing Program Form Data Golongan ... 151
Lampiran 16 Listing Program Form Data Perawat ... 154
Lampiran 17 Listing Program Data Ruang ... 156
Lampiran 20 Listing Program Form Data User ... 161
Lampiran 21 Listing Program Penilaian Bobot Faktor Ruang ... 162
Lampiran 22 Listing Program Penilaian Bobot Ruang ... 164
Lampiran 23 Listing Program Penilaian Perawat ... 167
Lampiran 24 Listing Program Penilaian Faktor Ruang Terhadap Perawat ... 170
Lampiran 25 Listing Program Penilaian Total Perawat ... 172
Lampiran 26 Listing Program Perankingan Perawat ... 174
Lampiran 27 Listing Program Laporan Bobot Ruang ... 175
Lampiran 28 Listing Program Laporan Bobot Ruang Terhadap Perawat ... 176
Lampiran 29 Listing Program Laporan Nilai Perawat ... 177
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembangunan kesehatan nasional di Indonesia saat ini memerlukan
pendekatan dan penanganan secara intersektoral. Untuk itu dalam sistem
kesehatan nasional telah dijabarkan bahwa pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dapat dilaksanakan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor penting yang saat ini
telah menunjukkan hasil nyata, seperti banyak berdirinya pembangunan
Puskesmas. Pemerintah juga mengadakan pembangunan rumah sakit baru,
maupun peningkatan rumah sakit dari tipe D ke tipe C. Disamping itu juga
peningkatan fasilitas di berbagai rumah sakit tipe B dan tipe A seperti perawatan
gawat darurat baik sirurgis maupun medis, dialisa darah dan lain sebagainya.
Dengan adanya pembangunan terhadap rumah sakit maka terpikirkan
pula untuk melakukan pengadaan tenaga kesehatan termasuk diantaranya dokter
ahli, dokter, paramedik, dan tenaga penunjang baik dalam bidang teknis maupun
administratif.
Kualitas suatu pelayanan kesehatan sangat bergantung pada kecepatan
dan ketepatan pelayanan yang diberikan, dimana kecepatan dan ketepatan
pelayanan ini dipengaruhi oleh ketepatan penempatan tenaga petugas
kesehatannya, baik medis, paramedik maupun non paramedik pada bagian-bagian
yang ada pada suatu pelayanan kesehatan. Ada banyak faktor yang harus
Selama ini pada Rumah Sakit Umum Daerah Singaraja penempatan
tenaga perawat untuk tiap ruangan dilakukan secara acak, dengan mengambil
asumsi tingkat keahlian tenaga perawat adalah sama. Tiap ruangan dianggap
memiliki prosentase keperluan yang sama akan tenaga perawat. Dan pergantian
perawat dilakukan dengan lebih banyak berdasarkan pada pertimbangan faktor
senioritas dibandingkan dengan faktor lain, misal prestasi kerja, keterampilan
ataupun pelatihan yang diperoleh.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka diperlukan adanya suatu sistem
yang tepat guna dan terkomputerisasi pada Rumah Sakit Umum Daerah Singaraja.
Untuk itu diperlukan suatu Sistem Pendukung Keputusan yang merupakan suatu
bidang ilmu yang sangat membantu Kepala Seksi Perawat dalam mengambil suatu
keputusan untuk penempatan perawat pada posisi yang tepat di Rumah Sakit
Umum Daerah Singaraja sesuai dengan kemampuan yang disyaratkan oleh
masing-masing ruangan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang dapat
diambil sebagai berikut:
1. Bagaimana proses sistem dalam hal pengambilan keputusan untuk penentuan
penempatan tenaga perawat pada posisi yang telah disediakan?
2. Bagaimana membuat aplikasi sistem pendukung keputusan yang bersifat
1.3 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam pembuatan sistem ini sebagai berikut:
1. Tempat yang akan dianalisa adalah pada Rumah Sakit Umum Daerah
Singaraja.
2. Hanya membahas tentang penempatan tenaga perawat, tidak membahas
tentang tenaga medis ahli maupun tenaga administratif.
3. Deskripsi persyaratan keahlian yang diperlukan tiap ruangan, deskripsi
pelatihan dan perankingannya telah ada dan jelas.
4. Penilaian terhadap prestasi kerja merupakan ketentuan yang telah ditetapkan
oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah Singaraja.
5. Dalam Tugas Akhir ini, apabila setelah proses penempatan perawat dan
diketahui perawat melakukan kesalahan, maka dari sistem yang dibuat ini
tidak menangani adanya kejadian tersebut.
6. Program maintenance yang akan mengelola database dari sistem ini
menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0.
7. Database yang digunakan adalah Microsoft SQL Server 7.0.
8. Metode yang digunakan adalah AHP (Analytic Hierarchy Process).
1.4 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya program aplikasi ini antara lain:
1. Mengolah data sehingga dapat menghasilkan informasi yang cepat dan akurat.
2. Membantu Kepala Seksi Perawat dalam proses pengambilan keputusan untuk
penempatan perawat pada posisi yang tepat di Rumah Sakit Umum Daerah
Singaraja sesuai dengan kemampuan yang disyaratkan oleh masing-masing
3. Membuat program pengambilan keputusan dengan menggunakan metode
Analytic Hierarchy Process (AHP).
4. Meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit
kepada masyarakat.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika Tugas Akhir ini disusun dalam lima bab. Pada tiap bab
terdiri dari beberapa subbab. Sebagai gambaran yang jelas dari Tugas Akhir ini
adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bagian pendahuluan ini membahas gambaran umum mengenai
latar belakang permasalahan, pembatasan masalah dan tujuan yang
hendak dicapai.
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bagian ini membahas tentang studi literatur yang digunakan
untuk mendukung analisa dan perancangan Sistem Pendukung
Keputusan.
BAB III : METODE PENELITIAN / PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini dibahas tentang permasalahan yang ada pada bentuk
manual dan memberikan gambaran dari sistem manual yang lama
untuk mendapatkan landasan dari pengembangan software dan
variabel-variabel pendukungnya juga analisa dan perancangannya
yang meliputi sistem flow, DFD, ERD, desain basis data, desain
BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Pada bab ini membahas tentang implementasi beserta evaluasi dari
sistem pendukung keputusan yang telah dibuat. Dimana didalamnya
terdapat instalasi program dan penjelasan penggunaan program.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini merupakan kesimpulan dari semua penjelasan yang
telah dikemukakan. Pada akhirnya didapatkan saran-saran yang bisa
dijadikan sebagai masukan yang berarti bagi Rumah Sakit Umum
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori tentang Permasalahan 2.1.1 Prosedur penilaian prestasi kerja
Pada Rumah Sakit Umum Daerah Singaraja, rotasi tenaga perawat dilakukan dua tahun sekali. Selama ini, dasar penentuan rotasi tenaga perawat hanya berpatokan pada senioritas pada suatu ruangan. Ini berarti seorang perawat yang telah memiliki masa dinas yang cukup lama pada suatu ruangan tertentu maka akan mendapat prioritas untuk dirotasi ke ruangan lain.
Untuk sistem yang baru di tempat ini, aktivitas penilaian penempatan perawat lebih diarahkan pada usaha kenaikan pangkat yang dipengaruhi oleh beberapa kriteria yang telah ditentukan. Kriteria-kriteria tersebut adalah pemberian nilai bobot pada ruangan, penilaian perawat berdasarkan history kerja, pelatihan dan prestasi kerja. Kriteria-kriteria tersebut masih dibagi lagi menjadi beberapa sub kriteria. Pada sub kriteria terdapat range nilai yang telah ditentukan. Range nilai sebagai berikut:
Tabel 2.1 Tabel Batasan Nilai
Nilai Sebutan Nilai Normalisasi
91-100 Amat baik 5
76-90 Baik 4
61-75 Cukup 3
51-60 Sedang 2
Dimana tiap kriteria mempunyai sub kriteria yang mempunyai range nilai antara 1 sampai 5 yang berguna untuk membandingkan para perawat serta membuat peringkat para perawat menurut penilaian tersebut.
2.2 Landasan Teori tentang Ilmu yang Terkait 2.2.1 Sistem informasi manajemen
Sistem informasi manajemen didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai yang tujuannya untuk memenuhi kebutuhan informasi umum yang dibutuhkan.
Sistem informasi manajemen berfungsi untuk mengelola sistem dengan penerapan manajemen yang baik sehingga menghasilkan suatu informasi yang dibutuhkan. Data-data yang sudah terkumpul kemudian diproses secara matang sehingga akan dihasilkan informasi yang baik. Informasi tersebut berupa laporan-laporan yang lengkap seputar data yang ada dan melalui beberapa proses sistem informasi, seperti pengumpulan data, pemrosesan data dan sampai menghasilkan suatu output data yang diinginkan sesuai dengan tujuan akhir dari sistem informasi yang dikerjakan.
2.2.2 Analisa dan perancangan sistem
Analisa sistem dilakukan setelah perencanaan sistem dan sebelum desain sistem. Analisa merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di tahap ini akan sangat berpengaruh di tahap selanjutnya.
Perancangan sistem adalah proses menyusun atau mengembangkan sistem informasi yang baru. Dalam tahap ini harus dapat dipastikan bahwa semua persyaratan untuk menghasilkan sistem informasi dapat dipenuhi. Hasil sistem yang dirancang harus sesuai dengan kebutuhan user untuk mendapatkan informasi. Perancangan sistem harus mampu memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrograman komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa sistem yang disusun harus dapat berkembang lagi.
A. Sistem Flow Chart
Flow chart merupakan salah satu peralatan dokumentasi utama, digunakan untuk menggambarkan bagaimana proses-proses yang terpisah dikaitkan untuk membentuk suatu sistem. Simbol-simbol yang digunakan dalam sistem flowchart:
Operasi secara manual
Fungsi pengolahan utama
Kartu
Pita magnetic
Dokumen atau laporan
Penyimpanan file secara sementara
Penyimpanan file secara tetap
Keyboard
Tampilan
Arus informasi
Penghubung ke halaman berikutnya
Database
File storage offline
Operasi pemasukan data melalui keyboard
B. Data Flow Diagram
Data flow diagram (DFD) adalah suatu gambaran grafis dari suatu sistem yang menggunakan sejumlah bentuk-bentuk simbol untuk menggambarkan bagaimana data mengalir melalui suatu proses yang saling berkaitan.
dapat digunakan untuk merepresentasikan sistem atau perangkat lunak di tingkat abstraksi.
DFD dapat didekomposisikan ke dalam beberapa tingkatan yang merepresentasikan aliran-aliran data dan informasi berikut detil-detil fungsionalnya.
DFD menggunakan notasi-notasi grafis sebagai berikut (menurut model Gane & Searson):
Entity
Proses
Aliran data
Penyimpanan data
C. Entity Relational Diagram
Entity relational diagram (ERD) adalah gambaran pada sistem dimana di dalamnya terdapat hubungan antara entity dengan relasi. Setiap entity mempunyai attribute yang merupakan ciri dari entity itu sendiri. Relasi adalah hubungan antar entity yang berfungsi sebagai hubungan yang mewujudkan pemetaan antar entity. 1. Entity
sama atau sejenis yang terdapat didalam lingkup yang sama akan membentuk sekumpulan entity.
2. Atribut
Setiap entity memiliki atribut yang akan mendeskripsikan karakteristik dari entity yang bersangkutan. Penentuan atau pemilihan atribut yang relevan bagi suatu entity merupakan hal penting di dalam pembentukkan model data.
3. Relasi
Relasi menunjukkan adanya hubungan atau keterkaitan antara suatu entity dengan entity lain yang berbeda. Jika relasinya banyak, maka kumpulan semua relasi yang ada diantara entity yang terdapat pada sekumpulan entity- sekumpulan entity yang berbeda akan membentuk sekumpulan relasi.
4. Tingkat Relasi
Tingkat relasi menunjukkan adanya batas jumlah maksimum entity yang dapat berelasi dengan entity yang terdapat pada sekumpulan entity yang berbeda.
Beberapa tingkatan relasi yang terdapat pada sekumpulan entity adalah: a. One To One Relationship
Setiap entity pada sekumpulan entity R berhubungan satu (paling banyak) entity pada entity S. Demikian pula sebaliknya.
Entity Set R Entity Set S
Entity 1 Entity 1
Entity 2 Entity 2
Entity 3 Entity 3
Entity 4 Entity 4
b. One To Many Relationship
Setiap entity pada sekumpulan entity R dapat berhubungan dengan lebih dari satu (banyak) entity pada sekumpulan entity S. Tetapi tidak sebaliknya, setiap entity pada sekumpulan entity S hanya dapat berhubungan dengan satu (paling banyak) entity pada sekumpulan entity R.
Entity Set R Entity Set S
Entity 1 Entity 1
Entity 2 Entity 2
Entity 3 Entity 3
Entity 4 Entity 4
One To Many Relationship c. Many To One Relationship
Setiap entity pada sekumpulan entity R hanya dapat berhubungan dengan satu (paling banyak) entity dari sekumpulan entity S, sementara setiap
Many To One Relationship d. Many To Many Relationship
Entity Set R Entity Set S
Entity 1 Entity 1
Entity 2 Entity 2
Entity 3 Entity 3
Entity 4 Entity 4
Many To Many Relationship 2.2.3 Basis data dan normalisasi
Basis data adalah suatu kumpulan data komputer yang terintegrasi, yang diorganisasikan dan disimpan dalam suatu cara yang memudahkan pengambilan kembali. Konsep dari basis data adalah meminimumkan pengulangan dan mencapai independensi data (kemampuan untuk membuat perubahan dalam struktur data tanpa membuat perubahan pada program yang memproses data).
Normalisasi merupakan pengelompokkan data elemen menjadi tabel-tabel yang menunjukkan entity dan relasinya. Pada normalisasi selalu diuji pada beberapa kondisi.
Bentuk normalisasi ada 3, antara lain : 1. first normal form (1NF)
setiap data dibentuk dalam file datar/rata dan menghendaki adanya penghapusan semua elemen yang terulang dalam suatu relasi.
2. second normal form (2NF)
merupakan syarat yaitu bentuk data telah memenuhi kriteria 1NF. Atribut yang bukan kunci haruslah bergantung secara fungsi pada kunci utama. Kunci field harus dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya.
3. third normal form (3NF)
2.2.4 Sistem pendukung keputusan
Sistem Pendukung Keputusan menyediakan informasi pemecahan suatu masalah maupun kemampuan komunikasi dalam memecahkan masalah semi– terstruktur. Tujuan dari sistem pendukung keputusan adalah membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi-terstruktur, mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya, dan meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan manajer daripada efisiensinya.
Sistem Pendukung Keputusan merupakan pengembangan Sistem Informasi Manajemen lebih lanjut yang dirancang sedemikian rupa sehingga bersifat interaktif terhadap penggunanya. Sifat interaktif ini dimaksudkan untuk memudahkan integrasi antara berbagai komponen dalam proses pengambilan keputusan, prosedur, kebijakan, analisa teknis, serta pengalaman dan wawasan manajerial untuk membentuk suatu kerangka keputusan yang fleksibel.
Sistem Pendukung Keputusan dibuat dengan tujuan untuk membantu pengambilan keputusan dan memilih berbagai alternatif keputusan yang merupakan hasil pengolahan data dan informasi yang diperoleh dari penggunaan model-model pengambilan keputusan. Adapun karakteristik-karakteristik dari Sistem Pendukung Keputusan adalah:
1. kapabilitas interaktif
Sistem Pendukung Keputusan memberi pengambil keputusan akses cepat terhadap data informasi yang dibutuhkan.
2. fleksibilitas
3. kemampuan berinterkasi dengan model
Sistem Pendukung Keputusan memungkinkan para pembuat keputusan berinteraksi dengan model-model, termasuk pemanipulasian model-model tersebut sesuai kebutuhan.
4. variasi keluaran
Sistem Pendukung Keputusan mendukung pembuat keputusan dengan menyediakan berbagai keluaran, termasuk kemampuannya dalam menghasilkan grafik dan analisa-analisa pada kondisi-kondisi tertentu.
2.2.5 Metode penugasan
Metode penugasan adalah suatu model yang bertujuan untuk mengalokasikan sejumlah sumber daya untuk sejumlah pekerjaan pada total nilai maksimum/minimum dari suatu kriteria tertentu. Penugasan dibuat atas dasar bahwa setiap sumber daya harus ditugaskan hanya untuk satu jenis pekerjaan.
2.2.6 Analitic hierarchy process
Metode Analitic Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu bentuk model pengambilan keputusan yang pada dasarnya berusaha menutupi semua kekurangan dari model-model sebelumnya. Model ini adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Dengan hierarki, suatu masalah yang kompleks dan tidak terstruktur dipecah ke dalam kelompok-kelompoknya dan kemudian kelompok-kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hierarki.
“multiobjectives” dan “multicriterias”. Kelebihan model AHP ini lebih disebabkan oleh fleksibilitasnya yang tinggi terutama dalam pembuatan hierarki. Sifat fleksibel tersebut membuat model AHP dapat menangkap beberapa tujuan dan beberapa kriteria sekaligus dalam sebuah model atau sebuah hierarki. Bahkan model tersebut bisa juga memecahkan masalah yang mempunyai tujuan-tujuan dan kriteria-kriteria yang saling berlawanan. Karenanya, keputusan yang dilahirkan dari model AHP tersebut sudah akan memperhitungkan berbagai tujuan dan berbagai kriteria yang berbeda-beda atau bahkan saling bertentangan satu sam lain.
AHP menanggulangi suatu permasalahan yang kompleks, permasalahan yang memiliki kriteria yang sangat banyak yang mempengaruhi pencapaian tujuan. Ada tiga prinsip penyusunan proses hierarki analitik yaitu prinsip menyusun hierarki, prinsip menetapkan prioritas dan prinsip konsistensi logis. a. Penyusunan Hirarki
Setiap manusia memiliki kemampuan untuk mempersepsikan sesuatu, baik itu benda maupun gagasan, kemudian mengidentifikasikan dan mengkomunikasikan apa yang mereka amati. Untuk memperoleh gambaran secara terinci, pikiran manusia akan menyusun realitas atau permasalahan yang kompleks ke dalam bagian-bagian yang menjadi elemen pokoknya, dan kemudian bagian ini dipecahkan ke dalam bagian-bagiannya lagi dan demikian seterusnya secara hierarki.
b. Penentuan Prioritas
berdasarkan kriteria tertentu, dan membedakan dua hal dengan memperkuat perbedaan mereka terhadap satu hal.
Hasil dari proses pembedaan ini adalah suatu vektor Prioritas. Pembanding Berpasangan yang selalu diulang lagi untuk semua elemen dalam tiap tingkat. Langkah terakhir adalah dengan memberi bobot prioritas netto untuk tingkat paling dasar. Elemen dengan nilai bobot yang paling tinggi adalah rencana yang patut dipertimbangkan paling serius untuk diambil tindakannya, meski rencana lain tidak harus dikesampingkan sama sekali.
c. Konsistensi Logis
Manusia memiliki kemampuan untuk menetapkan hubungan antar obyek atau antar pemikiran yang masuk akal, yaitu obyek-obyek atau pemikiran itu saling terkait dengan baik dan kaitan mereka menunjukkan konsistensi.
Konsistensi berarti dua hal, yaitu:
a. pemikiran atau obyek yang serupa dikelompokkan menurut kesamaan atau pertaliannya.
b. intensitas relasi antar gagasan atau antar obyek yang didasarkan pada suatu kriteria tertentu, saling membenarkan secara logis.
perimbangan. Untuk menghitung prioritas, kita memerlukan suatu metode praktis untuk menghasilkan skala bagi pengukuran.
Analitic Hierarchy Process mengijinkan seorang pengambil keputusan untuk menentukan prioritas dan membuat pilihan yang berdasarkan obyektifitas, ilmu pengetahuan, serta pengalaman yang secara konsisten sejalan dengan proses pemikiran secara naluri. Pada dasarnya Analitic Hierarchy Process dengan data minim pun suatu proses untuk pengambilan keputusan bisa dilakukan.
Perhitungan pada Analitic Hierarchy Process dilakukan dengan Metode Pembanding dengan skala-skala untuk membandingkan yang memiliki nilai 1 sampai 9. Dalam memasukkan nilai-nilai pembanding antara elemen berdasarkan skala-skala yang telah ditetapkan besaran dan fungsinya, skala pembanding berpasangan tersebut dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut:
Tabel 2.2 Skala Pembanding Berpasangan AHP
Verbal Judgement Numerical Judgement
Extremelly Preferred ( Suatu elemen mutlak lebih penting dibandingkan dengan yang lalu ) 9
Very Strongly to Extremelly 8
Very Strongly Preferred ( Suatu elemen jelas lebih penting dibandingkan dengan yang lain ) 7
Strongly to Very Strongly 6
Strongly Preferred ( Elemen yang satu essensial atau sangat penting dibandingkan dengan eleman
lain ) 5
Moderately to Strongly 4
Moderately Preferred ( Elemen yang satu sedikit lebih penting dibandingkan yang lain ) 3
Equally to Moderatelly 2
EquallyPreferred ( Kedua elemen sama penting ) 1
Prinsip konsistensi logis disini melakukan evaluasi konsistensi dari perimbangan yang telah dilakukan. Evaluasi ini dilakukan dengan memperhatikan nilai dari Consistency Ratio (CR), supaya penilai dianggap konsisten maka nilai CR harus lebih kecil atau sama dengan 0,1. Nilai CR yang lebih besar dari 0,1 menandakan perlu adanya pemeriksaan kembali terhadap pertimbangan yang telah dibuat.
2.2.7 Metode point system
BAB III
METODE PENELITIAN / PERANCANGAN SISTEM
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan tugas akhir ini
antara lain:
1. Rancangan Penelitian dan Analisa Kebutuhan
Rancangan penelitian dan analisa kebutuhan dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut:
a. Inisialisasi spesifikasi kebutuhan (perangkat lunak dan perangkat keras).
b. Analisa spesifikasi kebutuhan terhadap tingkat resikonya.
c. Proyeksi waktu, sumber daya serta kompleksitas penelitian.
2. Analisis, Perancangan Program dan Desain Interface
Dalam perancangan sistem menggunakan software Power Designer yang
telah memiliki kemampuan check model. Dan untuk desain interface
menggunakan Visual Basic 6, yang memiliki kemampuan pembangunan
Kriteria
Diagram Penempatan Perawat di RSUD Singaraja Menggunakan Metode AHP
Keterangan:
a. Adapun data yang diinput pada proses input, antara lain : history kerja,
prestasi kerja, pelatihan, keahlian, gagal rawat, hunian, pelayanan, penyakit,
ruang, perawat, tahun penilaian. Dimana data tersebut akan digunakan dalam
proses pengambilan keputusan menggunakan metode AHP.
b. Sebagai salah satu contoh, diawali dengan proses penilaian ruangan. Penilaian
ruangan dilakukan dengan beberapa tahap. Pertama melakukan pembobotan
ruang. Pembobotan tersebut dilakukan dengan memberikan penilaian terhadap
faktor-faktor tingkat hunian, tingkat penyakit, tingkat kemampuan pelayanan
dan tingkat gagal rawat.
c. Penilaian tersebut dilakukan pada suatu ruangan tertentu, dimana penilaian
Tabel 3.1 Matrik Berpasangan
Ruangan x Hunian Pelayanan Penyakit Gagal Rawat
Hunian - 2 3 4
Pelayanan - - 2 3
Penyakit - - - 3
Gagal Rawat - - - -
Dari matrik berpasangan diatas, tampak pada matrik segitiga atas adalah
nilai-nilai skala yang dimasukkan. Sedang untuk matrik segitiga bawah
merupakan “inverse” dari nilai yang diisikan pada matrik segitiga atas. Matrik
selengkapnya dan perhitungan selanjutnya adalah:
Tabel 3.2 Matrik Perbandingan Berpasangan untuk Penilaian Ruangan
Dengan menjumlahkan masing-masing nilai pada tiap kolom, maka akan
diperoleh:
Tabel 3.3 Menjumlahkan Isian pada Tiap Kolom dari Matrik Perbandingan Berpasangan
Selanjutnya dengan menormalisasi matrik, membagi nilai pada tiap-tiap
Tabel 3.4 Perhitungan Matrik yang di Normalisasikan
Langkah selanjutnya adalah menjumlahkan nilai pada tiap baris dari
matrik yang dinormalisasikan dan membagi dengan banyak kolom (mencari
rata-rata tiap baris), diperoleh:
Tabel 3.5 Perhitungan Rata-rata Baris (Prioritas Relatif)
Dari hasil rata-rata diatas tampak bahwa Hunian memiliki nilai tertinggi,
kemudian menyusul Pelayanan, lalu Penyakit dan terakhir adalah Gagal Rawat.
Selanjutnya dilakukan uji konsistensi dimana pada evaluasi ini dilakukan dengan
memperhatikan nilai dari CR. Supaya penilaian dianggap konsisten maka nilai CR
harus lebih kecil atau sama dengan 0.1 (CR <= 0.1). Nilai CR yang lebih besar
dari 0.1 menandakan perlu adanya pemeriksaan kembali terhadap pertimbangan
yang telah dibuat.
Langkah – langkah konsistensi sebagai berikut:
1. Kalikan kolom pertama dari matrik perbandingan yang pertama dengan
tiga. Selanjutnya jumlahkan baris dari tiap mobil sehingga dapat dilihat
Tabel 3.7 Nilai Kolom Matrik Dikalikan dengan Prioritas
Ruangan x H Plyn Pny GR Jml tiap baris
membagi jumlah tiap baris dengan prioritasnya yang sepadan dari jumlah
baris H (1.886) dibagi dengan prioritasnya (0.459) diperoleh nilai 4.108.
dibandingkan atau juga merupakan banyaknya kolom atau baris dari
matrik.
4. Didapat besarnya CI = (4.081 – 4) : 3 = 0.027
CR = CI / RI dimana RI adalah “Random Index” yang besarnya dapat dilihat
0.03. Karena nilai CR lebih kecil 0.1 maka dianggap konsisten.
d. Dari hasil pengoperasian tersebut akan diperoleh bobot prioritas untuk
masing-masing faktor.
e. Pada sistem pembobotan ini analisa validitas ditunjukkan pada nilai CR.
Dimana, jika nilai CR lebih kecil dari 0,1 maka pembobotan atas ruangan
tersebut dianggap valid atau konsisten.
f. Kemudian berdasarkan data dari rumah sakit, diketahui data-data hunian,
penyakit, pelayanan, keahlian dan gagal rawat. Dengan memakai
perbandingan 60 : 40 untuk faktor kesibukan dan faktor keahlian, maka dapat
ditentukan nilai bobot ruangan tersebut.
g. Kemudian diadakan pengevaluasian terhadap perawat, dimana evaluasi
tersebut meliputi history kerja, pelatihan, dan prestasi kerja. Evaluasi ini
h. Selanjutnya dilakukan penilaian preferensi ruangan, maksudnya adalah nilai
dari kecenderungan kepentingan suatu ruangan terhadap history kerja,
pelatihan dan prestasi kerja yang dimiliki oleh seorang perawat. Misalkan
suatu ruangan memiliki bobot preferensi sebagai berikut:
Tabel 3.9 Tabel Bobot Preferensi
Ruangan x History kerja Pelatihan Prestasi kerja
History kerja 1 2 3
Pelatihan 0.5 1 2
Prestasi kerja 0.33 0.5 1
Dari tabel 3.2 tersebut dapat diketahui bahwa faktor history kerja merupakan
faktor yang paling dominan, dimana faktor history kerja ini 2 kali lebih penting
dibandingkan dengan faktor pelatihan, 3 kali lebih penting dibandingkan dengan
faktor prestasi kerja, dan seterusnya.
i. Kemudian didapatkan nilai preferensi ruang terhadap faktor-faktor tersebut,
dan nilai CR-nya.
j. Selanjutnya dengan mengalikan nilai preferensi ruangan ini dengan nilai
perawat yang dipilih, maka akan diperoleh nilai total bagi perawat.
k. Penilaian ini akan menghasilkan alternatif-alternatif informasi yang bisa
digunakan oleh pengambil keputusan, yaitu informasi ranking perawat
tersebut pada satu ruangan, ataupun informasi nilai yang dimiliki oleh seorang
perawat untuk tiap ruangan.
3. Implementasi
Perangkat Lunak yang dibutuhkan dalam penyelesaian tugas akhir ini
antara lain:
b. Pembuatan Sistem Flow menggunakanVisio Professional 5.0.
c. Pembuatan Program Maintenance Data menggunakan Microsoft Visual Basic
6.0.
d. Pembuatan Database menggunakan Microsoft SQL Server 7.0.
4. Evaluasi
a. Pengamatan Langsung dan Wawancara
Dilakukan untuk mengetahui secara pasti apa yang menjadi kebutuhan
sistem ini. Beberapa daftar pertanyaan secara umum yang telah disiapkan guna
membantu dalam melakukannya, adalah sebagai berikut:
1. Siapa saja pengguna dari sistem beserta tugas dan batasan
penggunaannya?
2. Apa saja masukan (master data) yang dibutuhkan oleh sistem, beserta
item-item informasi yang terkait?
3. Bagaimana proses pemasukan data ke dalam sistem, beserta penetapan
status yang terlibat?
4. Apa saja keluaran yang diharapkan dari proses pengolahan data masukan,
beserta item-item informasi yang terkait?
5. Bagaimana proses pengolahan data masukan hingga menjadi suatu
keluaran (tindak lanjut dari masukan untuk proses selanjutnya)?
b. Analisis Hasil Uji Coba
Analisis dan Uji Coba untuk menentukan tingkat keberhasilan dari
penelitian ini dilakukan dengan menganalisa metode AHP yang digunakan untuk
Dalam menentukan keputusan menggunakan metode AHP, metode ini
harus dicoba dan diulang-ulang dengan melakukan evaluasi konsistensi dari
pertimbangan yang ada dengan memperhatikan nilai CR sampai nilai tersebut
valid. Supaya dianggap valid maka nilai CR harus lebih kecil atau sama dengan
0,1. Nilai CR yang lebih besar dari 0,1 menandakan perlu adanya pemeriksaan
kembali terhadap pertimbangan yang telah dibuat.
Timbulnya ketidak konsistenan bisa disebabkan karena ide baru yang
mempengaruhi fungsi fsikolog manusia didalam usahanya memecahkan masalah
seperti intuisi, pikiran, perasaan dan penginderaan. Hal ini cenderung
menyebabkan pengambil keputusan mengubah pandangannya atau mengubah
komitmen yang pernah dilakukan setelah nilai prioritas yang diberikan untuk
setiap elemen telah diperoleh.
5. Revisi dan Reimplementasi
Revisi akan dilakukan sesuai dengan hasil uji coba, terutama mengenai
kemudahan pemakaian program, efektifitas dan efisiensi pembelajaran, serta tepat
tidaknya tujuan yang dicapai oleh perangkat lunak ini.
3.2 Identifikasi Permasalahan
Pada sistem penempatan perawat di Rumah Sakit Umum Daerah
Singaraja dalam hal pengambilan keputusan penempatan perawat masih belum
optimal. Dalam perancangan Sistem Pendukung Keputusan penempatan perawat
yang baru diperlukan sekumpulan data penilaian sebagai faktor penunjang sistem.
Data-data penilaian tersebut, antara lain:
Data tentang berapa lama masa kerja seorang perawat di masing-masing
ruangan tersebut. Untuk pengaturan nilainya sebagai berikut:
Tabel 3.10 Tabel History Kerja
Lama Masa Kerja Nilai <= 12 bulan 1
13-18 bulan 2
19-24 bulan 3
25-30 bulan 4
>= 31 bulan 5
2. Data pelatihan
Data tentang pelatihan atau training yang pernah diikuti oleh perawat
yang bersangkutan. Jenis pelatihannya adalah sebagai berikut:
a. Pelatihan manajemen proses keperawatan
b. Pelatihan penyuluhan kesehatan masyarakat
c. Pelatihan penanganan gawat darurat
d. Pelatihan rehabilitasi
e. Pelatihan lab. Dasar
f. Pelatihan perimatologic
g. Pelatihan penggunaan infus
h. Pelatihan infeksi nasokomial
i. Pelatihan KB
j. Pelatihan pemantapan ASI dan rawat gabung
k. Pelatihan penggunaan alat elektromedik
Data yang digunakan untuk pengevaluasian perawat. Terdapat 8 faktor,
yaitu kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerja sama,
prakarasa dan kepemimpinan. Untuk pengaturan nilainya sebagai berikut:
Tabel 3.11 Tabel Prestasi Kerja
Nilai Sebutan Nilai Normalisasi
91-100 Amat baik 5
Data yang menyatakan tingkat hunian pasien pada masing-masing ruang.
Untuk pengaturan nilainya sebagai berikut:
Tabel 3.12 Tabel Tingkat Hunian
Tingkat Hunian (orang / bulan) Nilai
<= 25 1
5. Data penyakit pada ruangan
Data yang menunjukkan seberapa gawat penyakit yang harus ditangani
Tabel 3.13 Tabel Penyakit pada Ruangan
Definisi Kategori Nilai
Tidak menimbulkan bahaya kematian atau pun cacat bagi
penderita dan hanya memerlukan perawatan kecil. Ringan 1
Hanya menimbulkan bahaya cacat ringan yang dapat
ditangani dengan perawatan lanjutan dan tidak
mengakibatkan kematian bagi penderita.
Cukup ringan 2
Kadang-kadang dapat mengakibatkan cacat atau
kematian dan memerlukan perawatan intensif. Sedang 3
Mengakibatkan cacat tetap dan memerlukan penanganan
yang serius. Gawat 4
Mengakibatkan kematian dalam waktu yang cepat dan
memerlukan suatu penanganan yang sangat serius. Sangat gawat 5
6. Data gagal rawat
Data yang menunjukkan tingkat kegagalan perawatan pada
masing-masing ruangan yang diperlihatkan oleh angka kematian pada tiap ruangan.
Untuk pengaturan nilainya sebagai berikut:
Tabel 3.14 Tabel Gagal Rawat
Jumlah Kematian (orang / bulan) Nilai
<= 1 1
2-3 2
4-5 3
6-7 4
>= 8 5
7. Data kemampuan pelayanan
Data yang menunjukkan perbandingan antara perawat dengan pasien
yang dapat ditanganinya.
Tabel 3.15 Tabel Kemampuan Pelayanan
Perbandingan (per satu perawat) Kategori Nilai
1 pasien Ideal 1
2-3 pasien Baik 2
4 pasien Cukup 3
5 pasien Kurang 4
> 5 pasien Kurang sekali 5
8. Data keahlian
Data tentang keahlian yang ada pada tiap ruangan. Jenis keahliannya
adalah sebagai berikut:
a. Pelatihan manajemen proses keperawatan
b. Pelatihan penyuluhan kesehatan masyarakat
c. Pelatihan penanganan gawat darurat
d. Pelatihan rehabilitasi
e. Pelatihan lab. Dasar
f. Pelatihan perimatologic
g. Pelatihan penggunaan infus
h. Pelatihan infeksi nasokomial
i. Pelatihan KB
j. Pelatihan pemantapan ASI dan rawat gabung
k. Pelatihan penggunaan alat elektromedik
Untuk lebih jelas melihat alur sistem penempatan perawat, bisa dilihat
Adapun gambaran dari sistem kerjanya sebagai berikut:
1. Kepala Seksi Ruangan mengajukan laporan kondisi perawat kepada Direktur.
2. Dari laporan kondisi perawat, Direktur memutuskan untuk membuat
kebijaksanaan rotasi perlu dilakukan atau tidak.
3. Jika kebijaksanaan rotasi perlu dilakukan, maka Direktur memberikan
pemberitahuan kepada Kepala Seksi Perawat.
4. Kepala Seksi Perawat melakukan proses perubahan pengalokasian tenaga
perawat di tiap ruangan.
5. Pada proses pengalokasian tenaga perawat di tiap ruangan memerlukan data
pasien yang diperoleh dari masing-masing Kepala Ruangan.
6. Dari proses ini dapat diketahui perkiraan keperluan tenaga perawat untuk
setiap ruangan.
7. Kemudian dilakukan proses pemilihan kandidat perawat yang dapat dirotasi,
dengan menggunakan laporan data lama kerja dan laporan prestasi kerja
bulanan dari Kepala Ruangan sebagai acuan.
8. Berdasarkan informasi tersebut Kepala Seksi Perawatan melakukan proses
pengevaluasian atas kandidat perawat.
9. Dari proses tersebut dihasilkan laporan lama masa kerja dan prestasi
masing-masing perawat.
10.Laporan tersebut digunakan sebagai acuan untuk proses transfer perawat.
11.Hasil dari proses transfer tersebut akan disampaikan pada Direktur, Kepala
3.3 Sistem Flow Terkomputerisasi
Sistem flow terkomputerisasi merupakan suatu diagram yang
menggambarkan arus informasi yang terdapat dalam sebuah sistem baru yang
terkomputerisasi yang dibuat dengan tujuan memperbaiki sistem lama yang telah
ada saat ini.
Prosedur sistem penempatan perawat dengan sistem yang baru dapat
dijabarkan dalam bentuk sistem flow seperti pada gambar 3.3 dan gambar 3.4
3.4 Data Flow Diagram (DFD)
Langkah selanjutnya dalam perancangan sistem adalah pembuatan data
flow diagram. DFD adalah representasi grafik dari suatu sistem. DFD
menggambarkan komponen-komponen sebuah sistem, aliran-aliran data diantara
komponen-komponen, asal, tujuan, dan juga penyimpanan dari data tersebut.
data nilai perawat
Gambar 3.5 Context Diagram
Keterangan:
Pada gambar 3.5 dapat dilihat context diagram yang terdiri dari satu
proses yaitu sistem penempatan perawat yang terdiri dari 3 entity, yaitu perawat,
data detil_perawat kasie perawatkasie perawatkasie perawatkasie perawatkasie perawatkasie perawat kasie perawatkasie perawat kasie perawat
kasie perawatkasie perawatkasie perawatkasie perawatkasie perawatkasie perawat
Keterangan:
Dari context diagram bisa dikembangkan lagi menjadi level 0 yang dapat
dilihat pada gambar 3.6. Pada level 0 terdiri dari 4 proses yaitu proses
maintenance data, proses penghitungan nilai bobot ruangan, proses penilaian
perawat dan proses perankingan perawat. Dimana proses-proses tersebut terkait
dengan 3 entity yaitu perawat, kasie. perawat dan personalia.
data keahlian
[data nilai kerja] [data history kerja] [data history kerja] [data nilai kerja] [data pelatihan] [data ruang]
[data ruang] [data tahun penilaian] [data tahun penilaian]
Keterangan:
Pada gambar 3.7, level 1 dari proses maintenance data terdiri dari 14
proses yaitu maintenance data golongan, maintenance data tunjangan,
maintenance data pendidikan, maintenance data perawat, maintenance data ruang,
maintenance data tahun penilaian, maintenance data pelatihan, maintenance data
history kerja, maintenance data penyakit, maintenance data gagal rawat,
maintenance data nilai kerja, maintenance data pasien, maintenance data
kemampuan pelayanan, dan maintenance data keahlian. Dimana proses-proses
tersebut terkait dengan 3 entity, yaitu perawat, kasie. perawat dan personalia.
[data gagal rawat]
Keterangan:
Pada gambar 3.8, level 1 dari proses penghitungan nilai bobot ruangan
terdiri dari 3 proses yaitu proses masukkan nilai pembobotan untuk matrik
perbandingan berpasangan, proses perhitungan AHP, proses perhitungan nilai
bobot ruang. Dimana proses-proses tersebut terkait dengan 1 entity, yaitu kasie.
perawat.
Keterangan:
Pada gambar 3.9, level 1 dari proses penilaian perawat terdiri dari 3
proses yaitu proses penilaian perawat berdasarkan history kerja, proses penilaian
perawat berdasarkan pelatihan, proses penilaian perawat berdasarkan prestasi
kerja. Dimana proses-proses tersebut terkait dengan 1 entity, yaitu kasie. perawat.
data nilai hasil perhitungan
Gambar 3.10 DFD Level 2 Proses Penilaian Perawat Berdasarkan History Kerja
Keterangan:
Pada gambar 3.10, level 2 dari proses penilaian perawat berdasarkan
history kerja terdiri dari 2 proses yaitu penghitungan nilai history kerja dan
penyimpanan nilai history kerja. Dimana proses-proses tersebut terkait dengan 1
[data detil_perawat]
Gambar 3.11 DFD Level 2 Proses Penilaian Berdasarkan Pelatihan
Keterangan:
Pada gambar 3.11, level 2 dari proses penilaian berdasarkan pelatihan
terdiri dari 2 proses yaitu penghitungan nilai pelatihan dan penyimpanan nilai
pelatihan. Dimana proses-proses tersebut terkait dengan 1 entity, yaitu kasie.
data nilai hasil perhitungan
Gambar 3.12 DFD Level 2 Proses Penilaian Berdasarkan Prestasi Kerja
Keterangan:
Pada gambar 3.12, level 2 dari proses penilaian berdasarkan prestasi
kerja terdiri dari 2 proses yaitu penghitungan nilai prestasi kerja dan penyimpanan
nilai prestasi kerja. Dimana proses-proses tersebut terkait dengan 1 entity, yaitu
[data detil_ruang] [data detil_perawat]
data nilai hasil penghitungan [data perawat]
[data perawat] [data nilai perawat] [data bobot ruang]
Gambar 3.13 DFD Level 1 Proses Perankingan Perawat
Keterangan:
Pada gambar 3.13, level 1 dari proses perankingan perawat terdiri dari 4
proses yaitu proses masukkan nilai pembobotan untuk matrik perbandingan
berpasangan, proses penghitungan AHP, penghitungan nilai bobot perawat dan
proses penempatan perawat. Dimana proses-proses tersebut terkait dengan 2
3.5 Entity Relational Diagram (ERD)
ERD digunakan untuk menginterpretasikan, menentukan dan
mendokumentasikan kebutuhan-kebutuhan untuk sistem pemrosesan database.
Berikut ini adalah ERD yang digunakan untuk sistem informasi pelayanan
pelanggan. Dimana ERD dibawah ini terdapat 19 tabel yang nantinya merupakan
database dari sistem yang dibuat.
nip
3.6 Konsep Relational Database
3.7 Struktur Database
Adapun struktur database yang digunakan dalam tem ini berdasarkan
ERD yang telah dibuat dan akan igunakan dalam program aplikasi sebagai
berikut:
1. Tabel Data Golongan
Nama tabel : golongan
Fungsi : untuk menyimpan data golongan
Tabel 3.16 Tabel Golongan
Nama Key Tipe Lebar Keterangan
Kode_golongan PK Varchar 4 Kode Golongan
Jml_gaji_pokok Currency Jumlah Gaji Pokok
Jml_pesangon Currency Jumlah Pesangon
2. Tabel Data Tunjangan
Nama tabel : tunjangan
Fungsi : untuk menyimpan data tunjangan
Tabel 3.17 Tabel Tunjangan
Nama Key Tipe Lebar Keterangan
Kode_tunjangan PK Varchar 4 Kode Tunjangan
Nama_tunjangan Varchar 20 Nama Tunjangan
Jml_tunjangan Varchar 10 Jumlah Tunjangan
3. Tabel Data Pendidikan
Nama tabel : pendidikan
Fungsi : untuk menyimpan data pendidikan
Tabel 3.18 Tabel Pendidikan
Nama Key Tipe Lebar Keterangan
Kode_pendidikan PK Varchar 4 Kode Pendidikan
Tingkat_pendidikan Varchar 15 Tingkat Pendidikan
Nama tabel : perawat
Fungsi : untuk menyimpan data perawat
Tabel 3.19 Tabel Perawat
Nama Key Tipe Lebar Keterangan
Nip PK Varchar 10 Nomor Induk Pegawai
Nama Varchar 30 Nama Perawat
Tmp_lahir Varchar 30 Tempat Lahir Perawat
Tgl_lahir Date Tanggal Lahir Perawat
Alamat Varchar 50 Alamat Perawat
Kota Varchar 30 Kota Perawat
No_telp Varchar 12 Nomor Telpon Perawat
Tgl_masuk Date Tanggal Masuk Perawat
Tgl_keluar Date Tanggal Keluar Perawat
Status_nikah Varchar 13 Status Marital Perawat
Jml_anak Varchar 2 Jumlah Anak Perawat
Agama Varchar 20 Agama Perawat
Jns_kel Varchar 15 Jenis Kelamin Perawat
Kode_pendidikan FK Varchar 4 Kode Pendidikan
Kode_gol FK Varchar 4 Kode Golongan
Kode_tunjangan FK Varchar 4 Kode Tunjangan
5. Tabel Data Ruangan
Nama tabel : ruang
Fungsi : untuk menyimpan data ruang
Tabel 3.20 Tabel Ruang
Nama Key Tipe Lebar Keterangan
Kode_ruang PK Varchar 4 Kode Ruangan
Nama_ruang Varchar 50 Nama Ruangan
Nama_bagian Varchar 50 Nama Bagian
6. Tabel data tahun penilaian
Nama tabel : tahun_penilaian
Tabel 3.21 Tabel Tahun Penilaian
Nama Key Tipe Lebar Keterangan
Thn_nilai PK Varchar 6 Tahun Penilaian
Keterangan Varchar 100 Keterangan
7. Tabel data history kerja
Nama tabel : history_kerja
Fungsi : untuk menyimpan data history kerja
Tabel 3.22 Tabel History Kerja
Nama Key Tipe Lebar Keterangan
Nilai PK Varchar 1 Nilai
Lama_masa_kerja Varchar 12 Lama Masa Kerja
8. Tabel data pelatihan
Nama tabel : pelatihan
Fungsi : untuk menyimpan data pelatihan
Tabel 3.23 Tabel Pelatihan
Nama Key Tipe Lebar Keterangan
Kode_pelatihan PK Varchar 5 Kode Pelatihan
Jenis_pelatihan Varchar 50 Jenis Pelatihan
Lama_pelatihan Varchar 10 Lama Pelatihan
9. Tabel Data Prestasi Kerja
Nama tabel : prestasi_kerja
Fungsi : untuk menyimpan data prestasi kerja
Tabel 3.24 Tabel Prestasi Kerja
Nama Key Tipe Lebar Keterangan
Nilai PK Varchar 1 Nilai
Range_nilai Varchar 6 Range Nilai
Keterangan Varchar 9 Keterangan
10. Tabel Data Tingkat Hunian Pasien
Fungsi : untuk menyimpan data tingkat hunian pasien
Tabel 3.25 Tabel Pasien
Nama Key Tipe Lebar Keterangan
Nilai PK Varchar 1 Nilai
Tkt_hunian Varchar 7 Tingkat hunian
11. Tabel Data Tingkat Penyakit
Nama tabel : penyakit
Fungsi : untuk menyimpan data tingkat penyakit
Tabel 3.26 Tabel Penyakit
Nama Key Tipe Lebar Keterangan
Nilai PK Varchar 1 Nilai
Jenis_penyakit Varchar 12 Jenis Penyakit
12. Tabel Data Tingkat Gagal Rawat
Nama tabel : gagal_rawat
Fungsi : untuk menyimpan data tingkat gagal rawat
Tabel 3.27 Tabel Gagal Rawat
Nama Key Tipe Lebar Keterangan
Nilai PK Varchar 1 Nilai
Jml_kematian Varchar 3 Jumlah Kematian
13. Tabel Data Tingkat Pelayanan
Nama tabel : pelayanan
Fungsi : untuk menyimpan data tingkat pelayanan
Tabel 3.28 Tabel Pelayanan
Nama Key Tipe Lebar Keterangan
Nilai PK Varchar 1 Nilai
Kategori Varchar 13 Kategori Pelayanan
Pelayanan Varchar 10 Jumlah Pelayanan
14. Tabel Data Penilaian Ruang
Fungsi : untuk menyimpan data penilaian ruang
Tabel 3.29 Tabel Penilaian Ruang
Nama Key Tipe Lebar Keterangan
Kode_ruang PK,FK Varchar 4 Kode Ruang
Thn_nilai PK,FK Varchar 6 Tahun Penilaian
Tkt_pasien Varchar 6 Tingkat Pasien
Tkt_penyakit Varchar 6 Tingkat Penyakit
Tkt_gagalrawat Varchar 6 Tingkat Gagal Rawat
Tkt_pelayanan Varchar 6 Tingkat Pelayanan
15. Tabel Data Pembobotan Ruang
Nama tabel : bobot_ruang
Tabel 3.30 Tabel Pembobotan Ruang
Nama Key Tipe Lebar Keterangan
Kode_ruang PK,FK Varchar 4 Kode Ruang
Thn_nilai PK,FK Varchar 6 Tahun Penilaian
Tkt_pasien Varchar 6 Tingkat Pasien
Tkt_penyakit Varchar 6 Tingkat Penyakit
Tkt_gagalrawat Varchar 6 Tingkat Gagal Rawat
Tkt_pelayanan Varchar 6 Tingkat Pelayanan
Bobot_ruang Varchar 6 Bobot Ruangan
Isi1 Varchar 1 Isi Matrik 1
Isidulu1 Varchar 1 Isi Matrik 1 Sebelum Revisi
Isidulu2 Varchar 1 Isi Matrik 2 Sebelum Revisi
Isidulu3 Varchar 1 Isi Matrik 3 Sebelum Revisi
Isidulu4 Varchar 1 Isi Matrik 4 Sebelum Revisi
Isidulu5 Varchar 1 Isi Matrik 5 Sebelum Revisi
Isidulu6 Varchar 1 Isi Matrik 6 Sebelum Revisi
Tkt_penyakit_dulu Varchar 6 Tingkat Pasien Sebelum Revisi
Tkt_pasien_dulu Varchar 6 Tingkat Penyakit Sebelum Revisi
Tkt_pelayanan_dulu Varchar 6 Tingkat Gagal Rawat Sebelum Revisi
Tkt_gagalrawat_dulu Varchar 6 Tingkat Pelayanan Sebelum Revisi
Bobot_ruang_dulu Varchar 6 Bobot Ruangan Sebelum Revisi
16. Tabel Data Penilaian Perawat
Nama tabel : nilai_perawat
Tabel 3.31 Tabel Penilaian Perawat
Nama Key Tipe Lebar Keterangan
Nip PK,FK Varchar 10 Nomor Induk Pegawai
Thn_nilai PK,FK Varchar 6 Tahun Penilaian
Nilai_hk Varchar 6 Nilai History Kerja
Nilai_pelatihan Varchar 6 Nilai Pelatihan
Nilai_pk Varchar 6 Nilai Prestasi Kerja
17. Tabel Data Faktor Ruang
Nama tabel : faktor_ruang
Fungsi : untuk menyimpan data faktor ruang
Tabel 3.32 Tabel Faktor Ruang
Nama Key Tipe Lebar Keterangan
Kode_ruang PK,FK Varchar 4 Kode Ruang
Thn_nilai PK,FK Varchar 6 Tahun Penilaian
Nilai_hk Varchar 6 Nilai History Kerja
Nilai_pelatihan Varchar 6 Nilai Pelatihan
Nilai_pk Varchar 6 Nilai Prestasi Kerja
Isi1 Varchar 1 Isi Matrik 1
Isi2 Varchar 1 Isi Matrik 2
Isi3 Varchar 1 Isi Matrik 3
Isidulu1 Varchar 1 Isi Matrik 1 Sebelum Revisi
Isidulu2 Varchar 1 Isi Matrik 2 Sebelum Revisi
Isidulu3 Varchar 1 Isi Matrik 3 Sebelum Revisi
Nilai_hk_dulu Varchar 6 Nilai History Kerja Sebelum Revisi
Nilai_pelatihan_dulu Varchar 6 Nilai Pelatihan Sebelum Revisi
Nilai_pk_dulu Varchar 6 Nilai Prestasi Kerja Sebelum Revisi
18. Tabel Data Nilai Total
Nama tabel : nilai_total
Tabel 3.33 Tabel Nilai Total
Nama Key Tipe Lebar Keterangan
Nip PK,FK Varchar 10 Nomor Induk Pegawai
Kode_ruang PK,FK Varchar 4 Kode Ruangan
Thn_nilai PK,FK Varchar 6 Tahun Penilaian
Nilai Varchar 6 Nilai Total
19. Tabel Data User
Nama tabel : user_rs
Fungsi : untuk menyimpan data user
Tabel 3.34 Tabel User
Nama Key Tipe Lebar Keterangan
User PK Varchar 12 Nama user
Password Varchar 12 Password user
Bagian Varchar 30 Jenis level user
20. Tabel Data Tingkat Keahlian
Nama tabel : keahlian
Fungsi : untuk menyimpan data tingkat keahlian
Tabel 3.35 Tabel Keahlian
Nama Key Tipe Lebar Keterangan
Kode_kaehlian PK Varchar 6 Kode Keahlian
Jenis_keahlian Varchar 30 Jenis Keahlian
21. Tabel Data Detil Ruangan
Nama tabel : detil_ruang
Fungsi : untuk menyimpan data keahlian yang ada pada tiap ruang
Tabel 3.36 Tabel Detil Ruang
Nama Key Tipe Lebar Keterangan
Kode_ruang FK Varchar 6 Kode Ruang
22. Tabel Data Detil Perawat
Nama tabel : detil_perawat
Fungsi : untuk menyimpan data pelatihan tiap perawat
Tabel 3.37 Tabel Detil Perawat
Nama Key Tipe Lebar Keterangan
Nip FK Varchar 10 Nomor IndukPegawai
Kode_pelatihan FK Varchar 5 Kode Pelatihan
3.8 Desain Input Output
Desain input output adalah suatu desain yang memberikan informasi
tentang rancangan jalannya suatu sistem. Sehingga dengan desain input output ini
dapat memudahkan dalam memahami jalannya suatu sistem.
3.8.1 Diagram Menu
Rancangan diagram menu seperti pada gambar 3.16 merupakan
File Data Tunjangan
Proses Penilaian Bobot Faktor Ruangan
Penilaian Bobot Ruangan
Menu Utama Penilaian Perawat
Penilaian Faktor Ruangan Terhadap Perawat
Penilaian Total Perawat Penempatan Perawat
Laporan Seting Printer
Lap. Bobot Ruang
Lap. Bobot Ruang terhadap Perawat Lap. Nilai Perawat
Lap. Nilai Total Perawat Lap. Penempatan Perawat
Window Tile Horizontal
Tile vertical Cascade
Keluar
Gambar 3.16 Diagram Menu Program Penempatan Perawat
3.8.2 Desain Input
Pada tiap-tiap program menggunakan desain input sistem berbentuk
form yang setiap proses didalam sistem menggunakan form yang berbeda. Desain
input form tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Desain Form Tahun Penilaian
Desain form tahun penilaian sebagai mana digambarkan pada gambar
3.17 digunakan untuk menyimpan data-data dari tahun penilaian perawat.
Form Tahun Penilaian Tahun Penilaian <thn_nilai> Keterangan <keterangan>
2. Desain Form Ruang
Desain form ruang sebagai mana digambarkan pada gambar 3.18
digunakan untuk menyimpan data-data dari ruangan yang ada.
Form Ruang
Kode Ruang <kode_ruang> Nama Ruang <nama_ruang> Nama Bagian <nama_bagian>
Gambar 3.18 Desain Form Ruang
3. Desain Form Golongan
Desain form golongan sebagai mana digambarkan pada gambar 3.19
digunakan untuk menyimpan data-data tingkat golongan dari pegawai.
Form Golongan
Kode Golongan <kode_golongan> Jumlah Gaji Pokok <jml_gaji_pokok> Jumlah Pesangon <jml_pesangon>
Gambar 3.19 Desain Form Golongan
4. Desain Form Tunjangan
Desain form tunjangan sebagai mana digambarkan pada gambar 3.20
digunakan untuk menyimpan data-data dari jenis-jenis tunjangan para pegawai.
Form Tunjangan
Kode Tunjangan <kode_tunjangan> Nama Tunjangan <nama_tunjangan> Jumlah Tunjangan <jml_tunjangan>
Gambar 3.20 Desain Form Tunjangan
5. Desain Form Pendidikan
Desain form pendidikan sebagai mana digambarkan pada gambar 3.21