• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cadangan Karbon Di Areal Kerja Pt Inhutani I Umh Meraang, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Cadangan Karbon Di Areal Kerja Pt Inhutani I Umh Meraang, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

CADANGAN KARBON DI AREAL KERJA PT INHUTANI I

UMH MERAANG, KABUPATEN BERAU, PROVINSI

KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2012

YUDHA BAYU JATI NUGROHO

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Cadangan Karbon di Areal Kerja PT INHUTANI I UMH Meraang, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012 adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari skripsi saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

YUDHA BAYU JATI NUGROHO. Cadangan Karbon di Areal Kerja PT INHUTANI I UMH Meraang, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012. Dibimbing oleh PRIYANTO.

Biomassa hutan memiliki kandungan karbon yang cukup potensial. Hampir 50% dari biomassa vegetasi hutan tersusun atas unsur karbon. Unsur tersebut dapat dilepas ke atmosfir dalam bentuk karbondioksida (CO2) apabila hutan dibakar,

sehingga jumlahnya bisa meningkat secara drastis di atmosfir dan menjadi masalah lingkungan global. Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil kegiatan IHMB yang dilakukan oleh IUPHHK-HA PT INHUTANI I UMH Meraang pada RKUPHHK sepuluh tahunan periode tahun 2012-2021. Secara umum, kegiatan penelitian ini terdiri dari pengumpulan data di lapangan, pengolahan data lapangan, dan analisis data untuk menduga biomassa di atas permukaan tanah sampai dengan serapan CO2

oleh vegetasi.

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan penghitungan volume tegakan, biomassa, massa karbon dan serapan CO2 oleh vegetasi, serta dilakukan

pendugaan parameter populasi menggunakan metode simple random sampling dan stratified sampling. Stratifikasi didasarkan pada jenis tutupan lahan, yaitu strata hutan primer (luas 7 367 ha) dan strata hutan bekas tebangan (luas 50 646 ha). Metode dengan stratifikasi memberikan hasil yang lebih akurat dibandingkan dengan metode tanpa stratifikasi. Potensi tegakan yang digolongkan meliputi 3 strata tegakan yaitu tiang, pohon kecil, dan pohon besar yang memberikan hasil dugaan total potensi volume sebesar 10 318 078 m3, biomassa sebesar 8 410 266 ton, massa karbon sebesar 3 952 825 ton, dan serapan CO2 oleh vegetasi sebesar 14

506 867 ton. Kesalahan penarikan contoh dengan metode terstratifikasi dalam menduga potensi tersebut sebesar 7.22 % untuk tingkat tiang, 7.94 % untuk tingkat pohon kecil, dan 5.96 % untuk tingkat pohon besar

Kata kunci: biomassa, karbon, teknik penarikan contoh, stratifikasi

ABSTRACT

YUDHA BAYU JATI NUGROHO. Carbon Stocks at PT INHUTANI I UMH Meraang Berau Area, East Kalimantan Province in 2012. Supervised by PRIYANTO.

Biomass forest contains enough carbon potential. Almost 50% of biomass forest vegetation composed of elements of carbon. The element can be released into the atmosphere in the form of carbon dioxide (CO2) if the forest burned, so that

(5)

This research method implemented by calculating the standing volume, calculate the biomass, the mass of carbon and uptake of CO2 by vegetation, as well

done estimate population parameters using simple random sampling and stratified sampling. Stratification based on the type of land cover, which is strata of primary forest (wide 7 367 ha) and logged over area (wide 50 646 ha). The method with stratification provide more accurate results compared to the method without stratification. The potential stands classified include 3 strata stands the pole, small tree, and large tree that gives the results of the alleged potential total volume of 10 318 078 m3, biomass for 8 410 266 tons, the mass of carbon for 3 952 825 tons, and uptake of CO2 by vegetation of 14 506 867 tons. Sampling error with stratified

method in this potential of 7.22 % to the level of the pole, 7.94 % to the level of small tree, and 5.96 % to the level of a large tree.

(6)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Manajemen Hutan

CADANGAN KARBON DI AREAL KERJA PT INHUTANI I

UMH MERAANG, KABUPATEN BERAU, PROVINSI

KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2012

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2015

(8)
(9)

Judul Skripsi: Cadangan Karbon di Areal Kerja PT INHUTANI I UMH Meraang,

Nama NIM

Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur

: Yudha Bayu Jati Nugroho : El4110116

Pembimbing

fanggal Lulus:

)

G

SE? 20"15

(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini adalah Cadangan Karbon di Areal Kerja PT INHUTANI I UMH Meraang, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Ibu dan Bapak tercinta, Bapak Tugimin dan Ibu Supiati serta seluruh keluarga yang telah mencurahkan cinta dan kasih sayangnya serta senantiasa mengiringi langkah penulis dengan doa dan nasehat.

2. Kementerian Agama Republik Indonesia yang telah menjadi donatur dan memberikan kesempatan bagi penulis untuk melanjutkan kuliah di Institut Pertanian Bogor.

3. Bapak Priyanto, SHut, MSi selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dengan tulus dan sabar ditengah-tengah kesibukan untuk membantu, memberikan perhatian dan bimbingan serta arahan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Ir Agus Priyono, MS dari Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata selaku dosen penguji sidang, dan Ibu Dra Sri Rahaju, MSi dari Departemen Manajemen Hutan selaku ketua sidang. 5. Bapak/Ibu dosen yang pernah mendidik, mengajar, membimbing, dan

memberikan ilmu kepada penulis selama menjalani pendidikan di Institut Pertanian Bogor.

6. Bapak Ir Joko Purwanto selaku pimpinan beserta seluruh staf IUPHHK-HA PT INHUTANI I UMH Meraang, atas semua bantuan, informasi, dan bimbingan yang diberikan kepada penulis.

7. Isni Kurniawati yang selalu memberi semangat dan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman Manajemen Hutan juga teman-teman yang bersama-sama melaksanakan PKL di PT INHUTANI I UMH Meraang serta teman-teman Fakultas Kehutanan telah sama-sama berjuang dan menuntut ilmu 9. Keluarga Besar CSS MoRA IPB terutama CSS MoRA 48, yang telah

berjuang bersama-sama penulis.

10.Keluarga Pondokan Qalbu (Sofyan, Anggi, Angga, Irsyad, Najib) atas suka duka, dan kebersamaannya selama ini

Semoga skripsi ini bermanfaat dan terima kasih atas semua saran, dukungan serta nasehat-nasehatnya.

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Manfaat Penelitian 1

Ruang Lingkup Penelitian 2

METODE 2

Lokasi Penelitian 2

Alat dan Bahan 3

Jenis dan Sumber Data 3

Prosedur Penelitian 3

Persiapan dan Pengumpulan Data 3

Pengolahan Data Contoh 4

Pendugaan Parameter Populasi 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Pendugaan Volume Tegakan pada Populasi Tidak Terstratifikasi 6 Pendugaan Volume Tegakan Populasi Terstratifikasi 7

Potensi Biomassa, Massa Karbon, dan Serapan CO2 8

Perbandingan Hasil Pendugaan 11

SIMPULAN DAN SARAN 12

Simpulan 12

Saran 12

DAFTAR PUSTAKA 13

(12)

DAFTAR TABEL

1 Nilai dugaan volume tegakan tidak terstratifikasi pada berbagai tingkat permudaan di areal kerja PT INHUTANI I UMH Meraang 7 2 Nilai dugaan potensi volume pada tingkat permudaan tiang, pohon

kecil, dan pohon besar populasi terstratifikasi di areal kerja PT

INHUTANI I UMH Meraang 7

3 Nilai dugaan volume tegakan terstratifikasi pada berbagai tingkat permudaan di areal kerja PT INHUTANI I UMH Meraang 8 4 Potensi biomassa, massa karbon, dan serapan CO2 di areal kerja PT

INHUTANI I UMH Meraang 9

5 Rekapitulasi kesalahan penarikan contoh/sampling error pada pendugaan populasi tidak terstratifikasi dan terstratifikasi di areal PT

INHUTANI I UMH Meraang 11

6 Efisiensi relatif pada pendugaan populasi terstratifikasi terhadap populasi tidak terstratifikasi di areal PT INHUTANI I UMH Meraang 12

DAFTAR GAMBAR

1 Diagram alir penelitian 4

2 Perbandingan hasil pendugaan biomassa pada berbagai tingkat permudaan di areal kerja PT INHUTANI I UMH Meraang 9 3 Perbandingan hasil pendugaan massa karbon pada berbagai tingkat

permudaan di areal kerja PT INHUTANI I UMH Meraang 10 4 Perbandingan hasil pendugaan serapan CO2 oleh vegetasi pada

berbagai tingkat permudaan di areal kerja PT INHUTANI I UMH

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penelitian biomassa ini merupakan langkah awal dari penelitian produktivitas hutan serta sangat penting dipelajari untuk mengetahui siklus hara dan aliran energi dari suatu ekosistem hutan hujan tropika khususnya di Indonesia. Secara umum, kajian biomassa dibagi menjadi dua bagian, yaitu biomassa di atas tanah (above ground biomass) dan biomassa di bawah permukaan tanah (below ground biomass). Biomassa hutan memiliki kandungan karbon yang cukup potensial. Hampir 50% dari biomassa vegetasi hutan tersusun atas unsur karbon. Unsur tersebut dapat dilepas ke atmosfer dalam bentuk karbondioksida (CO2) apabila hutan dibakar,

sehingga jumlahnya bisa meningkat secara drastis di atmosfer dan menjadi masalah lingkungan global. Oleh karena itu, pengukuran terhadap biomassa sangat dibutuhkan untuk mengetahui berapa besar jumlah karbon yang tersimpan di dalam hutan dan pengaruhnya terhadap siklus biogeokimia. Telah banyak usaha yang dilakukan oleh para ahli untuk mengukur jumlah biomassa di hutan tropika dengan cara membuat model-model yang dapat menduga kontribusi deforestasi hutan tropika dan pembakaran biomassa terhadap peningkatan emisi gas CO2 di atmosfer.

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pengelolaan hutan alam diperlukan suatu rencana pengelolaan yang baik, cermat dan terarah, agar tercapai hasil yang maksimal dan menguntungkan baik secara ekonomi maupun ekologi. Sebagian besar unsur hara di hutan tropika terikat di dalam biomassa tegakan, sehingga jika dilakukan kegiatan pemanenan maka ekosistem akan banyak kehilangan unsur hara. Oleh karena itu, besar biomassa yang keluar dari hutan harus diimbangi dengan penambahan biomassa dalam hutan.

Dalam penelitian ini, pendugaan jumlah biomassa pohon bagian atas permukaan tanah di hutan hujan tropika menggunakan persamaan yang ada. Penggunaan metode ini diharapkan akan mempersingkat waktu pengambilan data, mengurangi biaya, tidak membutuhkan banyak tenaga, dan mengurangi kerusakan pohon.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk menduga besarnya biomassa, massa karbon dan serapan CO2 di atas permukaan tanah di areal kerja PT INHUTANI I Unit

Manajemen Hutan (UMH) Meraang, Kabupaten Berau. Pendugaan dilakukan dengan populasi tidak terstratifikasi dan terstratifikasi menjadi ekosistem hutan primer (virgin forest) dan hutan bekas tebangan (logged over area).

Manfaat Penelitian

(14)

2

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang dilakukan hanya sebatas menghitung jumlah dan nilai karbon yang terkandung di atas permukaan tanah dalam bentuk wujud tegakan tiang, pohon kecil, dan pohon besar. Data yang diambil berupa diameter pohon dan dihitung volumenya menggunakan 2 model persamaan berdasarkan kelompok jenis meranti dan rimba campuran. Penghitungan biomassa, massa karbon, dan serapan CO2

dilakukan dengan menggunakan persamaan Brown (1997), BSN (2011), dan Mirbach (2000). Nilai biomassa dan karbon pada tingkatan semai, nekromassa, tumbuhan bawah, serasah serta tanah, tidak diperhitungkan dalam penelitian ini.

METODE

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di hutan hujan tropika dataran rendah areal kerja PT INHUTANI I UMH Meraang, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur yang dilaksanakan pada bulan Februari-April 2015. Secara geografis, areal kerja PT INHUTANI I UMH Meraang terletak pada koordinat 01°39 06 -02°0110 LU dan 11°713 49 -11°37 33 BT. Adapun batas areal PT INHUTANI I UMH Meraang adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : PT Tanjung Redeb Hutani

b. Sebelah Timur : PT Tanjung Redeb Hutani dan Hutan Lindung Gunung Suwaran

c. Sebelah Selatan : Hutan Lindung Pegunungan Nyapa, PT Utama Damai Indah Timber dan PT Segara Indochem

d. Sebelah Barat : Areal Peruntukan Lain

Kawasan ini didominasi oleh jenis meranti, sedangkan jenis lainnya merupakan kelompok rimba campuran, kayu indah, dan kayu dilindungi. Jenis-jenis meranti yang mendominasi di antaranya meranti merah (Shorea leprosula), meranti kuning (Shorea multiflora), meranti putih (Shorea bracteolata), keruing (Dipterocarpus trinervis), kapur (Dryobalanops abnormis), bangkirai (Shorea teysmani), nyatoh (Palaquium xanthochymum) serta kempas (Koompassia malaccensis)

Secara umum areal kerja PT INHUTANI I UMH Meraang sebagian besar datar dan landai dengan kelas lereng (0-15 %) serta ketinggian tempat antara 40-450 mdpl. Di dareah yang bentuk wilayahnya datar dan landai dijumpai tanah mineral yang digolongkan dalam asosiasi Tropudults dan Dystropepets dengan didominasi batu pasir, konglomerat dan lanau, sedangkan dibagian daerah rendah yang tergenang air, ditemukan tanah dengan campuran antara organosol/tanah gambut dan lumpur.

(15)

3

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian berupa peta rencana IHMB skala 1:100 000, peta areal kerja PT INHUTANI I UMH Meraang skala 1:100 000. Peta rencana dan realisasi IHMB Tahun 2012 PT INHUTANI I UMH Meraang skala 1:100 000. Adapun alat yang digunakan dalam pengolahan data berupa seperangkat laptop dengan software ArcGIS v.9.3.1770 dan Software Ms.Excel 2013.

Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dari penelitian ini berupa data sekunder. Data tersebut diperoleh dari hasil kegiatan IHMB yang dilakukan oleh IUPHHK-HA PT INHUTANI I UMH Meraang pada RKUPHHK sepuluh tahunan periode tahun 2012-2021.

Prosedur Penelitian

Berdasarkan peta rancangan sampling IHMB diketahui jumlah plot yang ada di seluruh areal PT INHUTANI I UMH Meraang sebanyak 644 plot yang berisi data tiang, pohon kecil, dan pohon besar. Penempatan plot contoh di lapangan dilakukan secara systematic sampling with random start. Data yang dikumpulkan berupa rekapitulasi data volume setiap tingkat permudaan pada setiap plot realisasi kegiatan IHMB. Alur penelitian yang akan dilakukan dapat dilihat pada Gambar 1.

Persiapan dan Pengumpulan Data

(16)

4

Gambar 1 Diagram alir penelitian

Pengolahan Data Contoh

1. Penghitungan biomassa

Menurut Brown (1997), penghitungan dalam pendugaan biomassa di atas permukaan tanah (above ground biomass) didasarkan pada data volume pohon menggunakan persamaan (1).

W = VtWdBEF ... (1) Keterangan :

W = biomassa (kg) Vt = volume (m3)

Wd = kerapatan kayu 0.57 ton/m3 (Brown 1997)

(17)

5 2. Pendugaan massa karbon

Dari keseluruhan karbon hutan, sekitar 50% di antaranya tersimpan dalam vegetasi hutan (Sutaryo 2009). Menurut SNI 7724:2011 (BSN 2011), untuk pendugaan massa karbon dalam hutan dapat dihitung dengan persamaan (2).

3. Pendugaan serapan karbon oleh vegetasi

Menurut Mirbach (2000), pendugaan serapan CO2 oleh vegetasi dapat

digunakan persamaan (3).

CO2 = 3.67C ... (3)

Keterangan :

CO2 = serapan karbondioksida (ton)

C = massa karbon (ton) 3.67 = fraksi CO2

Pendugaan Parameter Populasi

Pendugaan parameter populasi pada metode sampling menggunakan penduga Simple Random Sampling (SRS) pada populasi tidak terstratifikasi dan terstratifikasi.

1. Penduga SRS pada populasi tidak terstratifikasi

Penduga SRS pada populasi tidak terstratifikasi menggunakan persamaan untuk menghitung nilai tengah dan ragam nilai tengah seperti terlihat pada persamaan (4) sampai dengan (9).

Nilai tengah/rata-rata (ȳ):

Kesalahan dalam penarikan contoh (SE)

SE % = tα⁄2 n-1Ŷ SŶ × 100% ... (9) 2. Penduga SRS pada populasi terstratifikasi

(18)

6

Taksiran selang bagi rata–rata potensi pada populasi

ȳst ±(t(α 2 . n-L)⁄ √Sȳ2st) ... (12)

yh,i = nilai potensi pada stratum ke-h dan plot contoh ke-i Sy2h = ragam contoh pada stratum ke-h

nh = ukuran contoh pada stratum ke-h Nh = ukuran stratum ke-h

N = ukuran populasi L = jumlah stratum 3. Efisiensi Relatif (ER)

Penghitungan ER dilakukan untuk menentukan efisiensi berbagai unit contoh. Menurut Siahaan et al. (2012) dapat digunakan persamaan (14). ERb-a=SEa

2.W kta

SEb2.Wktb×100 % ... (14)

Keterangan:

ERb-a = efisiensi metode b terhadap metode a

SEa2 = kesalahan sampling metode a

SEb2 = kesalahan sampling metode b

Wkta = waktu kerja rata-rata metode a

Wktb = waktu kerja rata-rata metode b

Bila ERb-a > 100%, maka metode b lebih efisien dibandingkan metode a.

Bila ERb-a < 100%, maka metode a lebih efisien dibandingkan metode b.

Bila ERb-a = 100%, maka kedua metode tersebut sama ketelitiannya.

Pada penelitian ini, efisiensi yang dimaksud yaitu perbandingan antara metode tidak terstratifikasi terhadap metode terstratifikasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pendugaan Volume Tegakan pada Populasi Tidak Terstratifikasi

(19)

7 Tabel 1 Nilai dugaan volume tegakan tidak terstratifikasi pada berbagai tingkat

permudaan di areal kerja PT INHUTANI I UMH Meraang

Statistik Tingkat permudaan Total

Tiang Pohon kecil Pohon besar Penduga rata-rata INHUTANI I UMH Meraang mempunyai nilai yang tertinggi dibandingkan dengan permudaan lainnya. Potensi rata-rata volume dapat mempengaruhi besarnya massa karbon (Yuniawati dan Suhartana 2014). Pada seluruh tingkat permudaan, nilai sampling error yang diperoleh cukup kecil. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan hasil IHMB yang dilakukan cukup representatif menerangkan keadaan potensi yang sebenarnya di areal kerja PT INHUTANI I UMH Meraang.

Pendugaan Volume Tegakan Populasi Terstratifikasi

Hasil pendugaan volume tegakan berdasarkan tingkat permudaan tiang, pohon kecil, dan pohon besar pada populasi terstratifikasi atas LOA dan VF dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Nilai dugaan potensi volume pada tingkat permudaan tiang, pohon kecil, dan pohon besar populasi terstratifikasi di areal kerja PT INHUTANI I UMH Meraang

Hasil pendugaan rata-rata potensi tegakan menunjukkan bahwa dominasi tertinggi ditunjukkan pada kondisi tegakan VF, pada tingkat permudaan tiang, dan pohon besar. Hal ini terjadi karena kerapatan tegakan pada kondisi hutan VF masih cukup besar, akibat belum adanya kegiatan produksi di area tersebut. Namun, hal berbeda ditunjukkan pada tingkat permudaan pohon kecil yang mempunyai penduga rata-rata pada kondisi tegakan VF lebih kecil dibandingkan kondisi tegakan LOA. Hal ini terjadi karena potensi tegakan pohon kecil masih cukup besar di seluruh areal PT INHUTANI I UMH Meraang. Kondisi hutan semacam ini akan menjamin kelestarian hutan di masa yang akan datang karena individu permudaan jauh lebih banyak daripada individu pohon dewasa. Stok permudaan tersebut sangat

Statistik Tiang Pohon kecil Pohon besar

(20)

8

penting untuk memelihara kemampuan regenerasi hutan bagi terbentuknya hutan klimaks (Kusmana et al. 2005). Nilai dugaan potensi volume pada seluruh areal kerja PT INHUTANI I UMH Meraang menggunakan metode terstratifikasi pada tiap tingkat permudaan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Nilai dugaan volume tegakan terstratifikasi pada berbagai tingkat permudaan di areal kerja PT INHUTANI I UMH Meraang

Statistik

Tingkat permudaan

Total Tiang Pohon kecil Pohon besar

Penduga rata-rata

Potensi rata-rata volume pada tingkat permudaan pohon besar mempunyai nilai yang terbesar, berbanding lurus dengan potensi volume yang juga menunjukkan hasil terbesar. Potensi volume per hektar yang ada di areal kerja PT INHUTANI I UMH Meraang ini lebih kecil dibandingkan dengan penelitian Efendi dan Saridan (2008), yang melakukan penelitian potensi dan jenis jenis pohon Dipterocarpaceae di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Hutan Penelitian Sangai Kalimantan Tengah. Hasil volume yang diperoleh sebesar 222.16 m3/ha. Hal ini disebabkan pada penelitian ini juga memperhitungkan tingkat permudaan yang lain seperti pohon kecil dan tiang. Hasil yang lebih kecil ini menunjukkan areal kerja PT INHUTANI I UMH Meraang merupakan areal hutan produksi yang dipanen hasilnya secara berkala. Hal ini berbanding lurus pada nilai kerapatan individu yang diperoleh pada setiap tingkat permudaan, menunjukkan hasil yang lebih kecil pula dibandingkan penelitian tersebut sebesar 96 ind/ha. Kerapatan tegakan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya biomassa (Rosalina dan Tresnawan 2002).

Hasil potensi yang sama juga ditunjukkan pada metode tidak terstratifikasi. Namun, perbedaan terlihat pada sampling error yang diperoleh. Pada metode terstratifikasi, sampling error pada tingkat permudaan tiang cenderung lebih kecil dibandingkan metode tidak terstratifikasi, sedangkan pada tingkat permudaan pohon kecil, dan pohon besar memiliki nilai sampling error yang serupa antara dua metode yang digunakan. Hal ini dapat membuktikan bahwa dengan metode terstratifikasi mendapatkan hasil yang lebih akurat dibandingkan metode tidak terstratifikasi dan nilai sampling error yang serupa menunjukkan kedua metode yang digunakan memiliki keakuratan yang sama. Semakin besar nilai kesalahan samplingnya maka semakin kurang akurat teknik sampling tersebut (Sumanto 2005).

Potensi Biomassa, Massa Karbon, dan Serapan CO2

Besaran nilai biomassa, massa karbon, dan serapan CO2 yang terdapat di

(21)

9 Tabel 4 Potensi biomassa, massa karbon, dan serapan CO2 di areal kerja PT

INHUTANI I UMH Meraang

Tingkat

permudaan Biomassa (ton) Massa karbon (ton)

Serapan CO2 oleh

vegetasi (ton) Proporsi (%) Tiang 1 361 809 640 050 2 348 985 16.19 Pohon kecil 993 268 466 836 1 713 289 11.81 Pohon besar 6 055 188 2 845 938 10 444 594 72.00

Total 8 410 266 3 952 825 14 506 867 100

Berdasarkan Tabel 4, proporsi biomassa, massa karbon, dan serapan CO2

tertinggi terdapat pada tingkat permudaan pohon besar dan proporsi biomassa, massa karbon, dan serapan CO2 terendah terdapat pada tingkat permudaan pohon

kecil. Semakin tinggi kelas diameter tegakan, semakin tinggi pula biomassa, massa karbon, dan kemampuan menyerap CO2 pohon tersebut. Hal yang sama juga

dikemukakan oleh Rahayu et al. (2007) dalam Wahyuni et al. (2013), yang melakukan penelitian penelitian tentang pendugaan cadangan karbon di atas pemukaan tanah pada berbagai sistem penggunaan lahan di Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Timur. Berdasarkan penelitian tersebut diketahui bahwa keberadaan pohon yang berdiameter > 30 cm pada suatu sistem penggunaan lahan memberikan sumbangan yang cukup berarti terhadap total massa karbon. Hal ini menunjukkan massa karbon lebih banyak terkandung pada kayu berdiameter besar daripada kayu berdiameter kecil. Tingkat permudaan pohon kecil memiliki proporsi terrendah karena biomassa yang diperoleh juga menunjukkan hasil yang terkecil, sehingga proporsinya tidak lebih besar dibandingkan tingkat permudaan lainnya.

Penghitungan pendugaan menjelaskan hasil yang serupa antara metode tidak terstratifikasi dan terstratifikasi. Perbandingan jumlah kerapatan biomassa pohon (ton/ha) virgin forest dan logged over area (tahun 2012) dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Perbandingan hasil pendugaan biomassa pada berbagai tingkat permudaan di areal kerja PT INHUTANI I UMH Meraang

Biomassa pohon dari tegakan pohon besar, lebih tinggi dibandingkan dengan biomassa pohon kecil dan tiang. Hal ini disebabkan pada pohon yang besar sudah lebih banyak terbentuk kayu gubal dibandingkan kayu dari tiang dan pohon kecil. Nilai biomassa yang tinggi pada pohon besar menunjukkan nilai biomassa lebih banyak dipengaruhi oleh bagian batang pohon. Hal ini sejalan dengan pernyataan Istomo et al. (2010), biomassa terbesar terkandung pada bagian batang, karena hasil

23,47 17,12

Tiang Pohon Kecil Pohon Besar Total

to

n/h

a

(22)

10

produksi pohon yang diperoleh dari hasil fotosintesis pada umumnya disimpan pada batang. Secara umum, batang mempunyai zat penyusun kayu yang lebih banyak dibandingkan dengan bagian pohon lainnya. Perbandingan pendugaan kerapatan massa karbon (ton/ha) disajikan dalam Gambar 3.

Gambar 3 Perbandingan hasil pendugaan massa karbon pada berbagai tingkat permudaan di areal kerja PT INHUTANI I UMH Meraang

Potensi massa karbon pada tingkat permudaan pohon besar lebih tinggi daripada tingkat permudaan yang lain. Tingginya massa karbon pada tegakan hutan meningkat pada setiap peningkatan diameter tanaman, karena dengan meningkatnya diameter maka pohon atau tanaman menjadi lebih besar dalam menyerap hasil dari proses fotosintesis. Massa karbon yang tinggi juga disebabkan biomassa yang tinggi, semakin tinggi biomassa, semakin tinggi pula massa karbonnya. Hal ini disebabkan oleh bahan organik mengandung karbon sebesar 47 % dari total biomassanya (BSN 2011). Nilai massa karbon pohon yang diperoleh di areal kerja PT INHUTANI I UMH Meraang sebesar 68.14 ton karbon per hektar (tC/ha), masuk dalam kategori antara Belukar Tua (BT) dan Hutan Kerapatan Rendah (HK 1), berdasarkan laporan yang disusun oleh Golden Agri-Resources dan SMART (2012), Belukar Tua (BT) merupakan pohon-pohon muda yang sedang tumbuh kembali menjadi hutan, namun sesekali masih ditemui sisa hutan yang lebih tua (semacam hutan transisi) dan memiliki rata-rata 60 tC/ha, sedangkan Hutan Kerapatan Rendah (HK 1) merupakan sisa hutan alam dengan kondisi yang sangat terganggu dan sedang dalam pemulihan serta memiliki rata-rata 107 tC/ha. Hasil pendugaan massa karbon di areal kerja PT INHUTANI I UMH Meraang yang merupakan tipe hutan alam, memiliki hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan tipe hutan tanaman akasia (Acacia mangium) di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan sebesar 62.08 tC/ha. Hasil ini juga lebih tinggi bila dibandingkan dengan hutan tanaman jati (Tectona grandis) di Magetan, Provinsi Jawa Timur sebesar 50.11 tC/ha (Rochmayanto et al. 2014). Hal ini menunjukkan, pada tipe hutan alam memiliki massa karbon lebih tinggi dibandingkan dengan hutan tanaman, namun hal ini juga dapat dipengaruhi jenis tanaman, jarak penanaman dan perawatannya. Perbandingan pendugaan kerapatan jumlah serapan CO2 oleh

vegetasi (ton/ha) disajikan dalam Gambar 4.

11,03 8,05

Tiang Pohon Kecil Pohon Besar Total

to

n/h

a

(23)

11

Gambar 4 Perbandingan hasil pendugaan serapan CO2 oleh vegetasi pada berbagai tingkat permudaan di areal kerja PT INHUTANI I UMH Meraang

Potensi serapan CO2 pada tingkat permudaan pohon besar lebih tinggi

daripada tingkat permudaan yang lain. Serapan CO2 dapat dilihat dari biomassa

tegakan yang ada. Besarnya nilai biomassa dan massa karbon dapat menjadi indikator besarnya serapan CO2 oleh vegetasi. Oleh karena itu, peningkatan

terhadap biomassa akan berpengaruh terhadap massa karbon dan serapan CO2.

Tingkat permudaan pohon besar juga mempunyai tajuk dan kanopi yang lebih besar, sehingga dapat menyerap CO2 lebih banyak dari udara. Tingginya nilai serapan CO2

oleh pohon besar ini sejalan dengan pernyataan Mantung et al. (2014), serapan CO2

dipengaruhi oleh kanopi atau tutupan tajuk yang besar, sehingga dengan jumlah daun yang banyak mampu menyerap karbon yang banyak pula.

Perbandingan Hasil Pendugaan

Perbandingan hasil pendugaan biomassa, massa karbon, dan serapan CO2

pada populasi tidak terstratifikasi dan terstratifikasi didasarkan atas tingkat ketelitian setiap metode pendugaan dinyatakan oleh nilai sampling error seperti terlihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Rekapitulasi kesalahan penarikan contoh/sampling error pada pendugaan populasi tidak terstratifikasi dan terstratifikasi di areal PT INHUTANI I UMH Meraang

Metode Sampling error (%) pada tiap tingkat permudaan Tiang Pohon kecil Pohon besar Total Tidak terstratifikasi 7.25 7.94 5.96 5.46 Terstratifikasi 7.22 7.94 5.96 5.46

Hasil pendugaan menggunakan metode terstratifikasi memiliki nilai sampling error lebih kecil dibandingkan dengan metode tidak terstratifikasi sehingga dikatakan bahwa metode terstratifikasi memiliki keakuratan lebih tinggi. Hal ini sejalan dengan pernyataan Sukardi (2012), teknik sampling terstratifikasi paling tepat dan mempunyai akurasi yang tinggi, ketika kondisi populasi memiliki lapisan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Efisiensi relatif ditentukan berdasarkan perbandingan nilai sampling error dan waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pengukuran dari kedua

40,49 29,53

Tiang Pohon Kecil Pohon Besar Total

to

n/h

a

(24)

12

metode yang dibandingkan. Penelitian ini menggunakan asumsi waktu kerja rata-rata yang digunakan adalah sama. Nilai efisiensi relatif ditunjukkan pada Tabel 6. Tabel 6 Efisiensi relatif pada pendugaan populasi terstratifikasi terhadap populasi

tidak terstratifikasi di areal PT INHUTANI I UMH Meraang

Metode Efisiensi Relatif (%) pada tiap tingkat permudaan Tiang Pohon kecil Pohon besar Total Terstratifikasi (b)-Tidak

terstratifikasi (a) 100.83 100 100 100

Hasil penghitungan nilai efisiensi relatif pada setiap tingkat permudaan, menunjukkan metode terstratifikasi lebih baik dibandingkan dengan metode tidak terstratifikasi. Analisis data pada metode pendugaan tidak terstratifikasi memberikan tingkat akurasi yang lebih rendah dibandingkan dengan metode terstratifikasi, namun tetap menghasilkan hasil pendugaan yang sama. Penghitungan menggunakan metode tidak terstratifikasi sudah cukup tepat dan menghemat waktu dibandingkan dengan menggunakan metode terstratifikasi.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Hasil pendugaan potensi biomassa, massa karbon, dan serapan CO2 oleh

vegetasi tegakan di areal PT INHUTANI I UMH Meraang berturut-turut sebesar, 8 410 266 ton, 3 952 825 ton, dan 14 506 867 ton pada seluruh areal PT INHUTANI I UMH Meraang pada tahun 2012.

Penghitungan terhadap potensi volume, biomassa, massa karbon, dan serapan CO2 dengan menggunakan metode tidak terstratifikasi maupun menggunakan

metode terstratifikasi menghasilkan hasil yang sama. Kesalahan penarikan contoh dengan metode tidak terstratifikasi yang diperoleh pada tingkat permudaan tiang, pohon kecil, dan pohon besar yaitu 7.25 %, 7.94 %, dan 5.96 %. Kesalahan penarikan contoh dengan metode terstratifikasi yang diperoleh pada tingkat permudaan tiang, pohon kecil, dan pohon besar yaitu 7.22 %, 7.94 %, dan 5.96 %.

Biomassa, massa karbon, dan serapan CO2 oleh vegetasi dalam berbagai

tingkat permudaan berbeda satu sama lainnya. Semakin bertambah kelas diameter suatu tegakan, semakin besar pula potensi biomassa, massa karbon dan serapan CO2

oleh vegetasi tegakan tersebut.

Saran

(25)

13 yang lebih akurat. Selain itu, perlu peninjauan ulang terhadap penggolongan stratifikasi yang dilakukan, seperti topografi, kelerengan, dan kondisi geologi.

DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau. 2012. Kabupaten Berau Dalam Angka. Berau (ID): BPS.

[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2011. Pengukuran dan Penghitungan Cadangan Karbon-Pengukuran Lapangan untuk Penaksiran Cadangan Karbon Hutan (Ground Based Forest Carbon Accounting). Jakarta (ID): BSN.

[PERMENHUT] Menteri Kehutanan. 2009. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 33 Tahun 2009 tentang Pedoman Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) pada Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Produksi. Jakarta (ID): Kementerian Kehutanan RI

Brown S. 1997. Estimating Biomass and Biomass Change of Tropical Forest. Rome (IT): FAO Forestry Paper.

Efendi R, Saridan A. 2008. Potensi dan jenis-jenis pohon Dipterocarpaceae di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Hutan Penelitian Sangai. Info Teknis Dipterokarpa. 2(1):49-57

Golden Agri-Resources, SMART. 2012. Laporan Penelitian Hutan Ber-stok Karbon Tinggi, Pendefinisian dan Identifikasi Wilayah Hutan Ber-stok Karbon Tinggi untuk Kemungkinan Konservasi. PT SMART Tbk

Istomo, Saharjo BH, Solichin, Widyasari NAE. 2010. Pendugaan biomassa dan potensi karbon terikat di atas permukaan tanah pada hutan rawa gambut bekas terbakar di Sumatera Selatan. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 15(1):41-49. Kuncahyo B, Saleh MB, Qirom MA. 2012. Evaluasi penggunaan beberapa metode

penduga biomassa pada jenis Acacia mangium Wild. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. 9(3):251-263.

Kusmana C, Darusman D, Syaukani HR, Alikodra HS, Mudikdjo K. 2005. Komposisi jenis dan struktur hutan di Taman Hutan Raya Bukit Soeharto, Kalimantan Timur. J Man Hut Trop. 11(1):57-66.

Mantung L, Muin M, Suhasman. 2014. Potensi karbon tersimpan dan penyerapan karbondioksida hutan Pinus merkussii di HPT Batualu. Makassar (ID): Fakultas Kehutanan Universitas Hasanudin.

Mirbach VM. 2000. Carbon Budget Accounting at the Forest Management Unit Level: an Overview of Issues and Method. Canada (CA): Canadian Forest Service.

Rahayu SB, Lusiana, Noordwijk MV. 2007. Pendugaan Cadangan Karbon di Atas Permukaan Tanah pada Berbagai Sistem Penggunaan Lahan di Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur. Bogor (ID): World Agroforestry Centre.

Rochmayanto Y, Wibowo A, Lugina M, Butarbutar T, Mulyadin RM, Wicaksono D. 2014. Cadangan Karbon pada Berbagai Tipe Hutan dan Jenis Tanaman di Indonesia (Seri 2). Yogyakarta (ID): Penerbit PT Kanisius.

(26)

14

Siahaan OP, Latifah S, Afifudin Y. 2012. Perbandingan unit contoh lingkaran dan tree sampling dalam menduga potensi tegakan hutan tanaman rakyat pinus (studi kasus Desa Pondok Buluh, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun). Jurnal Universitas Sumatera Utara. 1(1):1-6.

Sukardi. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta (ID): PT Bumi Aksara.

Sumanto D. 2005. Presisi dan akurasi hasil penelitian kuantitatif berdasarkan pengambilan sampel secara acak. Jurnal Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang. 2(2):45-53.

Sutaryo D. 2009. Penghitungan Biomassa: Sebuah Pengantar untuk Studi Karbon dan Perdagangan Karbon. Bogor (ID): Wetlands International Indonesia Programme.

Wahyuni S, Chairul, Arbain A. 2013. Estimasi cadangan karbon di atas permukaan tanah dan keanekaragaman jenis tumbuhan di Hutan Bukit Tangah pulau area produksi PT Kencana Sawit Indonesia Solok Selatan. Jurnal Biologika. 2(1):18-26.

Yuniawati, Suhartana S. 2014. Potensi karbon pada limbah pemanenan kayu Acacia crassicarpa. Jurnal Ilmu Lingkungan. 12(1):21-31.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 21 Januari 1993 di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Tugimin dan Ibu Supiati. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di MI Nurul Huda Desa Samuntai, Kabupaten Paser lulus pada tahun 2005, pendidikan menengah pertama di SMP Muhammadiyah 3 Pondok Pesantren Terpadu Al-Mujahidin Balikpapan lulus pada tahun 2008, dan pendidikan menengah atas di SMA Muhammadiyah 2 Pondok Pesantren Terpadu Al-Mujahidin Balikpapan lulus pada tahun 2011. Pada tahun yang sama, penulis diterima di IPB melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) dari Kementerian Agama di Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan.

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi asisten mata kuliah Ilmu Ukur Tanah dan Pemetaan Wilayah (IUTPW) pada tahun ajaran 2014-2015. Penulis juga aktif dalam berbagai organisasi intra kampus seperti Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Fakultas Kehutanan sebagai staf komisi1 periode 2012-2013, serta menjadi staf Divisi Informasi dan Komunikasi di FMSC (Forest Management Student Club) periode 2013-2014. Selain itu penulis juga tergabung dalam organisasi CSS MoRA (Community of Santri Scholar of Ministry of Religious Affairs) yang merupakan organisasi penerima beasiswa dari Kementerian Agama. Penulis juga aktif berpartisipasi dalam berbagai kepanitiaan kegiatan kemahasiswaan di IPB. Prestasi yang didapatkan penulis selama di IPB di antaranya berupa PKM didanai DIKTI dengan judul Keramba Pemecah Arus Sungai Ciapus Pengembangan Masyarakat di Bantaran Sungai, Babakan Lebak, Kelurahan Balumbang Jaya.

(27)

Gambar

Gambar 1 Diagram alir penelitian
Tabel 1 Nilai dugaan volume tegakan tidak terstratifikasi pada berbagai tingkat permudaan di areal kerja PT INHUTANI I UMH Meraang
Tabel 3 Nilai dugaan volume tegakan terstratifikasi pada berbagai tingkat
Tabel 4 Potensi biomassa, massa karbon, dan serapan CO2 di areal kerja PT INHUTANI I UMH Meraang
+4

Referensi

Dokumen terkait

KESATU : Mengubah Lampiran I Form 8 hal Standar Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Keputusan Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil

Gambar 6 adalah sebaran jumlah kejadian intensitas curah hujan (mm/jam) untuk ketiga stasiun pengamatan Timampu, Tokalimbo dan Matano pada periode Maret ~ Mei

diwakilkan oleh BP-SPAMS atau LKM atau KPM dari desa yang mempunyai kinerja baik dalam pengelolaan SPAM desa/kelurahan.. 3) Perwakilan kelompok

Islamisasi pengetahuan ini juga diawali dengan adanya keresahan dan kekecewaan pada kaum muslim dalam melihat fenomena betapa pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

Dengan ini diumumkan bahwa berdasarkan Ketetapan Panitia Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov.

kalau pake bahasa c untuk program alarm suara adzannya ya tinggal baca data jam dan menit dari DS trus uji nilai waktunya itu dengan fungsi syarat IF€ atau bisa dengan

Pada hari ini, Selasa tanggal sepuluh belas bulan Januari tahun dua ribu tujuh belas, pada pukul 17.00 WIB yang merupakan batas akhir waktu pembukaan dokumen penawaran

Kebijakan : Mengembangkan pelayanan mediasi dan kelembagaan hubungan industrial serta sistem pengawasan ketenagakerjaan ; Pemerintah Kota Tangerang