PERSEPSI KONSUMEN TERKAIT BAURAN PEMASARAN
DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN ULANG SOP DUREN LODAYA
EDELIA MARSELINA
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Persepsi Konsumen Terkait Bauran Pemasaran dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Sop Duren Lodaya adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
ABSTRAK
EDELIA MARSELINA. Persepsi Konsumen Terkait Bauran Pemasaran dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Sop Duren Lodaya. Dibimbing oleh Dr. Mukhamad Najib, STP, MSi.
Sebagai upaya mempertahankan keberlanjutan usahanya, Sop Duren Lodaya perlu menstimulus pembelian ulang oleh konsumennya, dengan menerapkan bauran pemasaran yang sesuai dengan karakteristik dan persepsi konsumen. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen, menganalisis persepsi konsumen terkait bauran pemasaran 7p, serta menganalisis pengaruh persepsi konsumen terkait bauran pemasaran 7p terhadap keputusan pembelian ulang Sop Duren Lodaya cabang Bangbarung. Hasil penelitian menunjukkan persepsi baik untuk seluruh aspek bauran pemasaran terutama aspek harga dan partisipan. Hasil Uji F menunjukkan bahwa persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran 7p secara simultan mempengaruhi keputusan pembelian ulang Sop Duren Lodaya. Hasil uji T menunjukkan bahwa persepsi konsumen terhadap variabel produk, harga, tempat, promosi, partisipan, dan proses berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian ulang, sementara pada variabel bukti fisik berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap keputusan pembelian ulang konsumen.
Kata kunci: bauran pemasaran 7p, persepsi konsumen, keputusan pembelian ulang.
ABSTRACT
EDELIA MARSELINA. Consumer’s Perceptions Associated to Marketing Mix and Influence on Repeat Purchase Decision Sop Duren Lodaya. Supervised by Dr. Mukhamad Najib, STP, MSi.
As an effort to maintain their sustainability business, Sop Duren Lodaya need to stimulate consumer’s repeat purchase through implemented marketing mix according to characteristics and consumer’s perceptions. The purpose of this research are to identify the consumers characteristic, analyze consumer’s perceptions associated to the 7p marketing mix, and its influence on repeat purchase decision Sop Duren Lodaya Bangbarung branch. The results showed a good perception of 7p marketing mix mainly price and people aspect. The F test result indicated that consumer’s perception of 7p marketing mix simultaneously affected to repeat purchase decision Sop Duren Lodaya. The T test results showed that consumer’s perceptions of the product, price, place, promotion, people, and process’s variables has positive and significant effect on repeat purchase decisions, while the physical evidence’s variables has positive effect but not significant on consumer’s repeat purchase decision.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen
PERSEPSI KONSUMEN TERKAIT BAURAN PEMASARAN
DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN ULANG SOP DUREN LODAYA
EDELIA MARSELINA
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Skripsi : Persepsi Konsumen Terkait Bauran Pemasaran dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Sop Duren Lodaya
Nama : Edelia Marselina NIM : H24100074
Disetujui oleh
Dr. Mukhamad Najib, STP, MSi. Pembimbing
Diketahui oleh
Dr. Mukhamad Najib, STP, MSi. Ketua Departemen
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah persepsi konsumen, dengan judul Persepsi Konsumen Terkait Bauran Pemasaran dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Sop Duren Lodaya.
Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing yang telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada pihak Sop Duren Lodaya yang telah mengizinkan penelitian ini serta membantu dalam pengumpulan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada mama, papih, kakak, abang, dan dek uti, serta keluarga besar Manajemen dan Centre of Management atas segala doa dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 3
Manfaat Penelitian 3
Ruang Lingkup Penelitian 3
METODOLOGI PENELITIAN 3
Kerangka Pemikiran 3
Lokasi dan Waktu Penelitian 4
Pengumpulan Data 5
Penarikan Sampel 5
Pengolahan dan Analisis Data 5
Uji Validitas dan Realibilitas 6
Uji Asumsi Klasik 6
HASIL DAN PEMBAHASAN 8
Gambaran Umum Perusahaan 8
Karakteristik Konsumen 11
Persepsi Konsumen terkait Bauran Pemasaran 12
Analisis Regresi Linier Berganda 17
Implikasi Manajerial 19
SIMPULAN DAN SARAN 21
Simpulan 21
Saran 21
DAFTAR PUSTAKA 22
LAMPIRAN 23
DAFTAR TABEL
Jumlah Unit Usaha UKM di Kota Bogor 1
Uji Multikolinieritas 7
Daftar Menu dan Harga Sop Duren Lodaya 9
Karakteristik Konsumen 12
Persepsi Konsumen Terhadap Aspek Produk Sop Duren Lodaya 13
Persepsi Konsumen Terhadap Aspek Harga Sop Duren Lodaya 14
Persepsi Konsumen Terhadap Aspek Tempat Sop Duren Lodaya 14
Persepsi Konsumen Terhadap Aspek Promosi Sop Duren Lodaya 15
Persepsi Konsumen Terhadap Aspek Partisipan Sop Duren Lodaya 16
Persepsi Konsumen Terhadap Aspek Bukti Fisik Sop Duren Lodaya 16
Persepsi Konsumen Terhadap Aspek Proses Sop Duren Lodaya 17
Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat 17
Uji F 18
Uji T 18
DAFTAR GAMBAR
Kerangka Pemikiran Penelitian 4
Uji Normalitas 6
Uji Heterokedastisitas 7
Produk, Tagline, dan Logo Sop Duren Lodaya 8
Sop Duren Lodaya Cabang Bangbarung 9
Aktivitas Promosi Sop Duren Lodaya 10
Karyawan Sop Duren Lodaya 11
Dekorasi dan suasana Sop Duren Lodaya 11
DAFTAR LAMPIRAN
Kuisioner 23
Uji Validitas dan Reliabilitas 27
Contoh Perhitungan Skor Persepsi Konsumen 29
Hasil Pertanyaan Terbuka 30
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Usaha kecil dan menengah atau biasa dikenal dengan UKM merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian suatu daerah, begitu juga di Kota Bogor. Selain peranannya terhadap perluasan lapangan kerja melalui penciptaan unit bisnis baru, UKM juga terkenal tahan terhadap goncangan krisis ekonomi dibanding dengan bisnis besar. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008, usaha kecil dan menengah merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang-perorangan atau badan usaha atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha lainnya. Kriteria yang digunakan oleh Kementrian Koperasi dan UKM serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan adalah berdasarkan omset yang dihasilkan sebuah usaha dalam satu tahun, dimana usaha kecil merupakan usaha dengan kisaran omset lebih dari 300 juta rupiah sampai 2.5 milyar rupiah sementara usaha menengah memiliki kisaran omset antara 2.5 milyar rupiah sampai 50 milyar rupiah. UKM di Kota Bogor sendiri terus mengalami pertumbuhan dari waktu ke waktu, khususnya untuk kategori makanan dan minuman atau sektor kulinari. Seperti data yang tercatat oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor tahun 2013, jumlah usaha kecil dan menengah formal atau usaha yang telah memiliki ijin dari pemerintah dalam mendirikan usahanya, didominasi oleh sektor kulinari serta terus mengalami pertumbuhan sampai akhir tahun 2012. Data tersebut tersaji pada Tabel 1.
Tabel 1 Jumlah unit usaha UKM di Kota Bogor
Jenis Usaha (Formal) 2010 2011 2012
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor (2013)
2
konsumen per hari pada hari kerja dan 2000 konsumen per hari pada hari libur. Di satu sisi, hal ini menunjukkan usaha Sop Duren Lodaya berhasil mendapat sambutan baik dari konsumennya. Namun di sisi lain, hal tersebut juga dapat menjadi lampu kuning agar Sop Duren Lodaya lebih berhati-hati, mengingat usaha ini memiliki perpindahan siklus hidup produk yang cenderung cepat. Dalam waktu kurang dari satu tahun usaha ini telah berada pada fase dewasa yang dicirikan dengan tingginya keuntungan dan munculnya banyak pesaing (Kotler 2009). Sop Duren Lodaya tidak hanya bersaing dengan usaha kuliner yang lebih dulu terkenal seperti Sop Buah Pak Ewok, tetapi kini bermunculan pesaing langsung yang menawarkan produk sejenis seperti Sop Durian Rancamaya dan Sop Durian Rafi. Kondisi persaingan yang ketat membuat konsumen rentan melakukan perpindahan merek, sehingga demi menjaga keberlanjutan usaha di era marketing 3.0 ini, perusahaan tidak sekedar dituntut menyajikan produk yang sesuai need and want konsumen tetapi juga memahami anxieties and desire konsumen untuk dapat memuaskan konsumen secara berkelanjutan (Kartajaya 2008). Untuk itu, usaha ini perlu kiranya memberi perhatian lebih terhadap konsumennya, salah satunya dengan memahami karakteristik dan persepsi konsumen. Persepsi konsumen sendiri merupakan pandangan seseorang dalam melihat realitas di luar dirinya menurut Sumarwan (2011), konsumen seringkali memutuskan pembelian suatu produk berdasarkan persepsinya, sehingga memahami persepsi konsumen adalah penting bagi pemasar. Dalam merespon persaingan pasar, perusahaan perlu memiliki bauran pemasaran yang merupakan variabel-variabel terkendali yang digabungkan untuk menghasilkan tanggapan yang diharapkan dari pasar sasarannya (Kotler 2009), meliputi 7p atau produk, harga, tempat, promosi, partisipan, bukti fisik, dan proses, mengingat usaha ini tidak hanya berfokus pada produk yang ditawarkan tetapi juga melibatkan aspek jasa dalam kegiatan pemasarannya. Bauran pemasaran sendiri menurut Kotler (2009) merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya. Sop Duren Lodaya perlu memastikan bahwa kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan sesuai dengan yang dipersepsikan konsumennya, karena menurut Suryani (2008), usaha sebesar apapun yang dilakukan pemasar tidak akan memiliki arti bila konsumen tidak mempersepsikan secara tepat seperti yang dikehendaki pemasar.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, penelitian ini dilakukan sebagai upaya mempertahankan posisi Sop Duren Lodaya di tengah persaingan usaha kulinari di Kota Bogor yang semakin ketat. Hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi Sop Duren Lodaya dalam memahami persepsi konsumennya terhadap bauran pemasaran yang diterapkan, serta pengaruhnya terhadap keputusan pembelian ulang. Pemahaman tersebut pada akhirnya dapat menjadi masukan positif bagi Sop Duren Lodaya dalam menerapkan kegiatan pemasaran secara lebih efektif atau sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumennya.
Perumusan Masalah
3 Duren Lodaya?, 3.) Bagaimana pengaruh persepsi konsumen terkait bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian ulang Sop Duren Lodaya?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1.) Mengidentifikasi karakteristik konsumen Sop Duren Lodaya, 2.) Menganalisis persepsi konsumen terkait bauran pemasaran Sop Duren Lodaya, 3.) Menganalisis pengaruh persepsi konsumen terkait bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian ulang Sop Duren Lodaya.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi pengelola Sop Duren Lodaya, untuk dapat menerapkan bauran pemasaran yang lebih sesuai dengan persepsi konsumennya, agar usaha ini dapat sustain dalam jangka panjang. Bagi kalangan akademis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi karakteristik konsumen Sop Duren Lodaya menggunakan analisis deskriptif dalam software SPSS 22, kemudian penilaian persepsi konsumen terkait bauran pemasaran 7p yaitu product, price, place, promotion, people, physical evidence, dan process dihitung dengan menggunakan Microsoft Excell, selanjutnya persepsi tersebut bertindak sebagai variabel bebas yang pengaruhnya terhadap variabel terikat dalam penelitian ini yaitu keputusan pembelian ulang diuji pengaruhnya dengan alat analisis regresi linear berganda dan diolah dengan menggunakan software SPSS 22.Sampel dalam penelitian ini yaitu konsumen Sop Duren Lodaya cabang Bangbarung. Lokasi ini dipilih karena merupakan cabang Sop Duren Lodaya dengan konsep café yang paling awal berdiri di antara cabang lainnya di Bogor, yakni pada bulan Agustus 2013.
METODOLOGI PENELITIAN
Kerangka Pemikiran Penelitian
4
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Dalam memandang faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian ulang, persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran 7p menjadi fokus dalam penelitian ini, dimana menurut Sumarwan (2011) konsumen seringkali memutuskan pembelian suatu produk berdasarkan persepsinya, sehingga memahami persepsi konsumen adalah penting bagi pemasar. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner oleh responden serta wawancara langsung, kemudian data diolah menggunakan Microsoft Excell dan SPSS dengan metode analisis deskriptif serta regresi linier berganda. Penelitian ini dilakukan sebagai upaya mempertahankan posisi Sop Duren Lodaya di tengah persaingan usaha kulinari di Kota Bogor yang semakin ketat. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rekomendasi bagi perusahaan dalam memahami variabel dalam bauran pemasaran mana yang paling memiliki penilaian positif dalam persepsi konsumennya, serta memberikan pengaruh lebih signifikan dalam keputusan pembelian ulang Sop Duren Lodaya.
Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Sop Duren Lodaya cabang Bangbarung, Jl. Bangbarung Raya No. 69, Bogor. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2013 sampai Maret 2014.
Keputusan pembelian ulang
Regresi linier berganda Karakteristik konsumen
Rekomendasi Analisis deskriptif
Persepsi Konsumen terkait bauran pemasaran 7P (Product, Price, Place, Promotion, People, Physical
Evidence, Process) Tingginya tingkat pertumbuhan UKM
makanan dan minuman sebagai peluang usaha kulinari di Kota Bogor
5 Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah yang bersifat kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu angka. Sumber data yang digunakan oleh penulis yaitu data primer dengan penyebaran kuesioner dan wawancara dengan responden dan pihak Sop Duren Lodaya, serta data sekunder yang didapat melalui studi pustaka berbagai literatur seperti buku, artikel, penelitian terdahulu, dan internet.
Penarikan Sampel
Populasi penelitian ini adalah konsumen Sop Duren Lodaya cabang Bangbarung dengan penentuan sampel melalui teknik non probability sampling yaitu purposive sampling dimana responden yang menjadi sampel sudah pernah mengkonsumsi produk lebih dari sekali. Kuisioner dibagikan selama satu minggu sehingga sampel yang digunakan mewakili hari kerja dan hari libur, kuisioner dapat dilihat pada lampiran 1. Ukuran sampel didapatkan menggunakan rumus slovin dengan tingkat kepercayaan 90 persen dengan nilai error (e) adalah sebesar 10 persen (0.1), berikut rumus slovin:
� = �
1+��2 ……….…… (1) Keterangan:
n = Jumlah sampel N = Jumlah Populasi
e = Tingkat kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir
Jumlah sampel diproyeksikan dari jumlah porsi sop duren yang terjual selama bulan Desember 2013 yaitu sebesar 33.788, dengan asumsi satu porsi sama dengan satu konsumen. Jumlah sampel (n) minimum yang dibutuhkan adalah 100 responden dengan perhitungan sebagai berikut:
33788
1+(33788∗0.12 )= 99,71 ≈ 100 responden
Pengolahan dan Analisis Data
6
Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Hasil Uji Validitas Kuesioner
Uji validitas merupakan uji statistik yang digunakan untuk menguji seberapa valid item-item pertanyaan kuesioner mengukur variabel yang diteliti, menurut Trihendradi (2009). Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan terhadap data yang didapat dari 30 sampel atau responden. Dengan jumlah responden 30 orang dan tingkat signifikansi 0.1, maka diperoleh r tabel sebesar 0.306. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa enam dari 44 pertanyaan pada kuesioner memiliki r hitung lebih kecil dari 0.306 atau dapat dikatakan tidak valid, sehingga item tersebut tidak diikutsertakan dalam pengujian selanjutnya. Hasil uji validitas dapat dilihat pada lampiran 2.
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner
Menurut Trihendradi (2009), uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya dalam mendapatkan data penelitian, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang. Teknik yang digunakan dalam uji reliabilitas adalah teknik alpha cronbach dimana kuisioner dianggap reliabel jika nilai alpha cronbach atau r hitung > 0.7. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa seluruh item kuesioner memiliki nilai r alpha hitung > 0.7 sehingga item-item seluruh pertanyaan telah dinyatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 2.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Pada grafik Normal P-P Plot, residu yang normal adalah data memencar mengikuti fungsi distribusi normal yaitu menyebar seiring garis diagonal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Uji normalitas
Berdasarkan Gambar 2, dapat dilihat bahwa data menyebar beriringan dengan garis diagonal, sehingga dapat dikatakan data yang dihasilkan menyebar normal. Uji Multikolinieritas
7 masalah multikolinieritas ini ditunjukkan pada kolom toleransi dan kolom VIF (Variance Inflated Factors), dimana toleransi adalah indikator seberapa banyak variabilitas sebuah variabel bebas tidak bisa dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Hasil Uji multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Uji multikolinieritas
Variabel Toleransi VIF
X1 0,484 2,067
X2 0,459 2,177
X3 0,626 1,596
X4 0,777 1,287
X5 0,834 1,199
X6 0,480 2,083
X7 0,450 2,224
Berdasarkan hasil uji multikolinieritas pada Tabel 2, terlihat bahwa seluruh variabel bebas memiliki nilai toleransi >0.10 yang menandakan korelasi berganda satu variabel bebas dengan variabel bebas lainnya adalah rendah, sementara nilai VIF <10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antara variabel bebas dalam penelitian ini.
Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas terjadi jika terdapat titik-titik yang memiliki pola tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit. Penelitian yang baik adalah ketika terjadi homoskedastisitas yakni kondisi dimana varians dari data adalah sama pada seluruh pengamatan, sehingga varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah tetap (Baroroh 2013). Hasil uji heteroskedastisitas tersaji pada Gambar 3.
Gambar 3 Uji heterokedastisitas
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan
Sop Duren Lodaya merupakan salah satu alternatif wisata kuliner di Bogor yang menawarkan produk olahan durian asli yang dikirim langsung dari Medan, tanpa pengawet, dan tanpa penguat rasa. Keberadaan usaha ini terhitung sejak April 2013, berawal dari sebuah kios kecil di Jalan Lodaya, berselang tiga bulan Sop Duren Lodaya membuka cabang keduanya yang berbentuk café dengan kapasitas lebih besar di Jalan Bangbarung Raya No. 69, serta dalam waktu kurang dari satu tahun usaha ini telah memiliki lima cabang yang tersebar di Kota Bogor. Hingga bulan Januari 2014, omset Sop Duren Lodaya cabang Bangbarung telah mencapai kisaran Rp 400.000.000 per bulan. Sebanyak lebih dari 20 pegawai dipekerjakan di cabang ini, didukung oleh karyawan yang khusus menangani fungsi manajerial, serta bantuan pegawai paruh waktu, usaha yang digagas oleh Ikhwan Rauf ini terus berupaya memantapkan posisinya di tengah kompetisi pasar. Salah satunya melalui bauran pemasaran berikut ini:
1. Produk (product)
Sop Duren Lodaya tidak sekedar menawarkan buah durian yang dicampur es, tetapi juga divariasikan dengan berbagai topping seperti brownies, strawberry, kacang hijau, ketan putih, roti, dan yang terbaru ketan hitam dan anggur. Informasi terkait produk Sop Duren Lodaya tersaji dalam Gambar 4.
Gambar 4 Produk, tagline, dan logo Sop Duren Lodaya
Beragam menu tersebut ditawarkan dalam porsi pas ataupun porsi mabok, serta tersedia kemasan take away.Tagline Sop Duren Lodaya yaitu “berani coba?”. Sop Duren Lodaya menggunakan buah yang segar tanpa pengawet dan pemanis buatan serta disajikan dengan taburan keju.
2. Harga (price)
9 barang atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar-menawar atau ditetapkan oleh penjual untuk suatu harga yang sama terhadap seorang pembeli. Daftar harga produk Sop Duren Lodaya tersaji dalam Tabel 3.
Tabel 3 Daftar menu dan harga Sop Duren Lodaya
Menu Porsi Pas (Rp) Porsi Mabok (Rp)
SDL kacang ijo+ketan putih 12.000 15.000
SDL kacang ijo + roti 12.000 15.000
SDL kacang ijo + ketan putih + roti 13.000 16.000
SDL brownies+ strawberry 13.000 16.000
SDL ketan hitam 13.000 17.000
SDL anggur 15.000 20.000
SDL special 20.000 25.000
Kisaran harga yang ditawarkan Sop Duren Lodaya bervariasi antara Rp 12.000 sampai Rp 25.000, dengan menu SDL spesial merupakan menu favorit. Produk ini dinikmati berbagai kalangan mulai dari pelajar hingga orang dewasa yang telah berpenghasilan, sehingga tentunya persepsi harga yang muncul akan relatif berbeda.
3. Tempat (place)
Sop Duren Lodaya memiliki lima cabang yang tersebar di Kota Bogor, yakni Jl. Lodaya, Jl. Bangbarung, Jl. Pahlawan, Jl. Gunung Batu, dan Jl. Sukasari. Kelima lokasi tersebut memiliki perbedaan kapasitas namun lokasi-lokasi tersebut sama-sama merupakan kawasan wisata kuliner di Bogor. Sop Duren Lodaya cabang Bangbarung sendiri terletak di Jl. Bangbarung No.69. Berikut gambaran lokasi Sop Duren Lodaya cabang Bangbarung pada Gambar 5.
Gambar 5 Sop Duren Lodaya cabang Bangbarung
10
4. Promosi (promotion)
Promosi merupakan berbagai aktivitas guna mengomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya (Kotler 2009). Berikut gambaran aktivitas promosi Sop Duren Lodaya.
Gambar 6 Aktivitas promosi Sop Duren Lodaya
Dalam bidang promosi, keberhasilan Sop Duren Lodaya tidak lepas dari word of mouth atau rekomendasi yang menyebar dari konsumen ke konsumen selanjutnya. Hal tersebut difasilitasi Sop Duren Lodaya dengan memanfaatkan media sosial khususnya akun twitter @SopDurenLodaya sebagai ujung tombak bagi aktivitas promosinya saat ini. Hal ini terlihat dari berbagai aktivitas promosi yang dijalankan, mulai dari penyebaran word of mouth, membangun hubungan dengan konsumen, sampai pemberian informasi terkait promosi penjualan seperti discount dan voucher, serta sosialisasi liputan kuliner Sop Duren Lodaya oleh stasiun televisi, hampir seluruhnya dikomunikasikan melalui akun twitter ini. Menurut Tan (2011) antara produk dan promosi tidak dapat dipisahkan dan harus ada keseimbangan, produk baik sesuai dengan selera konsumen, dibarengi dengan teknik promosi yang tepat akan meningkatkan penjualan. 5. Partisipan (People)
Aspek people adalah semua pelaku yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam penyajian produk maupun jasa, dan dalam hal ini mempengaruhi persepsi pembeli. Berikut gambaran aktivitas karyawan sebagai partisipan Sop Duren Lodaya.
11 Dalam usaha Sop Duren Lodaya sendiri aspek tersebut dapat dinilai dari pelayanan yang diberikan karyawan terhadap konsumen, baik yang terlibat kontak secara langsung seperti pelayan atau kasir, serta tidak langsung seperti divisi media sosial yang berinteraksi dengan konsumennya.
6. Bukti Fisik (Physical Evidence)
Physical evidence yaitu lingkungan tempat jasa disampaikan dan tempat perusahaan berinteraksi dengan pelanggan, beserta semua komponen tangible yang memfasilitasi kinerja jasa (Kotler 2009).
Gambar 8 Dekorasi indoor - outdoor Sop Duren Lodaya Bangbarung Cabang Bangbarung berupa rumah yang didesain menjadi café dengan menggunakan dua konsep yaitu indoor dan outdoor. Sisi indoor dilengkapi dengan sofa mini, meja kaca, kipas angin, televisi, serta pemutar musik untuk membangun suasana nyaman seperti di rumah sendiri. Sedangkan, sisi outdoor dengan lampu durian, meja dan kursi bambu, air mancur mini serta satu kursi bambu panjang yang disediakan bagi konsumen yang menunggu antrian. Dekorasi dan bukti fisik yang ditonjolkan membentuk suasana seperti ruang tamu dan pekarangan rumah sendiri, sehingga konsumen diharapkan dapat merasa nyaman dalam aktivitas konsumsinya. 7. Proses (Process)
Proses merupakan serangkaian tindakan yang diperlukan untuk produk dan layanan yang baik kepada pelanggan. Sop Duren Lodaya menggunakan konsep dapur terbuka sehingga konsumen dapat melihat langsung proses penyajian produknya, hal ini dilakukan sebagai upaya menjamin kepercayaan konsumennya terhadap penggunaan bahan yang segar dan berkualitas.
Karakteristik Konsumen
12
Tabel 4 Karakteristik Konsumen
Kategori Karakteristik Presentase (%)
Jenis kelamin Pria 31
Berdasarkan data dalam Tabel 4, diperoleh hasil dimana karakteristik konsumen Sop Duren Lodaya didominasi oleh konsumen wanita dengan kisaran usia 21 sampai 25 tahun, berprofesi sebagai pelajar atau mahasiswa dengan pendidikan terakhir atau yang sedang dijalani sebagai sarjana, serta memiliki penghasilan per bulan dalam kisaran Rp 500.000 sampai Rp 1.500.000, dengan frekuensi pembelian empat sampai enam kali dalam sebulan, dan mayoritas memiliki media sosial terutama twitter.
Persepsi Konsumen terhadap Bauran Pemasaran
13 Duren Lodaya cabang Bangbarung dari sisi produk, harga, tempat, promosi, pelayanan, bukti fisik, serta proses. Dari hasil penelitian didapat hasil seluruh aspek bauran pemasaran mendapatkan persepsi baik, dengan penilaian tertinggi jatuh kepada aspek harga dan partisipan Sop Duren Lodaya. Penilaian tersebut masih dapat ditingkatkan kinerja indikator-indikatornya agar mencapai kategori sangat baik. Berikut uraian persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran, dengan contoh perhitungan skor dapat dilihat pada lampiran 3.
Persepsi Konsumen Terhadap Produk
Penelitian ini menunjukkan bagaimana pandangan konsumen terhadap atribut-atribut dalam aspek produk seperti kualitas dan keamanan bahan baku, rasa dan aroma durian, penyajian, varian rasa, dan diferensiasinya dengan produk pesaing. Persepsi konsumen terhadap aspek produk Sop Duren Lodaya dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Persepsi konsumen terhadap aspek produk Sop Duren Lodaya
No. Pernyataan Skor
1. SDL menggunakan bahan berkualitas 4,23
2. SDL menggunakan bahan yang aman dikonsumsi 4,19
3. Rasa duren SDL lebih manis 3,93
4. Aroma produk SDL menggugah selera konsumen 4,18
5. SDL disajikan dengan tampilan menarik 4,05
6. SDL memiliki beragam pilihan rasa 4,31
7. Produk SDL berbeda dengan yang ditawarkan merek lain 3,99
Jumlah 28,88
Rata-rata 4,13
Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa produk Sop Duren Lodaya dipersepsikan positif oleh konsumen dengan nilai rata-rata 4.13 yang mengindikasikan penilaian baik. Keseluruhan faktor-faktor tersebut tentunya menentukan kualitas produk yang dirasakan konsumen. Penilaian tertinggi diberikan konsumen kepada faktor varian menu yang dimiliki Sop Duren Lodaya, sementara nilai terkecil namun masih dalam kategori baik diberikan pada persepsi konsumen terkait rasa durian Sop Duren Lodaya yang dianggap tidak terlalu manis. Varian menu yang dimiliki Sop Duren Lodaya yang inovatif, serta menunjukkan ciri khas yang membedakan produknya dengan pesaing yang banyak mengikuti seolah mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin pasar. Selain itu, berdasarkan pertanyaan terbuka terkait atribut produk yang dimuat dalam lampiran 4, sebanyak 45 responden menyatakan kualitas buah merupakan atribut produk terpenting dan diikuti oleh 34 responden lain yang mengutamakan rasa. Persepsi Konsumen Terhadap Harga
14
konsumen untuk mendapatkan sejumlah manfaat. Persepsi konsumen terhadap atribut-atribut dalam aspek harga dapat dilihat dalam Tabel 7.
Tabel 7 Persepsi konsumen terhadap aspek harga Sop Duren Lodaya
No. Pernyataan Skor
1. Harga SDL sesuai dengan kualitas produknya 4,12
2. Harga SDL dapat dijangkau oleh konsumen 4,22
3. SDL memiliki harga bervariasi yang memudahkan memilih 4,18 4. Harga SDL terbilang kompetitif dibandingkan produk sejenis 4,13 5. Uang yang dikeluarkan sebanding dengan manfaat yang dirasakan 4,05
Jumlah 20,70
Rata-rata 4,14
Berdasarkan penelitian penilaian konsumen terhadap aspek harga terbilang baik dengan nilai rata-rata 4.14, dan penilaian tertinggi diberikan konsumen pada indikator keterjangkauan harga dan diikuti dengan variasi harga. Dibandingkan produk kuliner lain, kisaran harga yang ditawarkan Sop Duren Lodaya dengan variasi porsi pas dan mabok dapat dikatakan relatif terjangkau, sehingga konsumen yang didominasi pelajar dengan penghasilan terbatas pun mampu melakukan pembelian sebanyak empat sampai enam kali dalam sebulan. Namun, belum seluruh konsumen yakin dengan kesesuaian antara sejumlah uang yang dikeluarkan dan manfaat yang didapat dari mengkonsumsi Sop Duren Lodaya, hal ini mengindikasikan konsumen membutuhkan manfaat tambahan dalam aktivitas konsumsinya (Anisa 2013). Dari pertanyaan terbuka terkait atribut harga yang dimuat dalam lampiran 4, diketahui sebanyak 63 responden menyatakan harga yang ditetapkan Sop Duren Lodaya telah sesuai dengan manfaat yang didapat, sementara 37 lainnya menyatakan masih belum sesuai, salah satunya karena porsi es dalam produk dirasa semakin mendominasi dibanding porsi duriannya.
Persepsi Konsumen Terhadap Tempat
Penempatan produk mencakup aktivitas perusahaan untuk membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran. Persepsi konsumen terhadap aspek tempat Sop Duren Lodaya dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Persepsi konsumen terhadap aspek tempat Sop Duren Lodaya
No. Pernyataan Skor
1. Lokasi SDL mudah diakses konsumen 4,12
2. Kepekaan terhadap kebersihan lokasi SDL 4,20 3. Nyaman berlama-lama di SDL ketika membeli 3,97 4. Tidak keberatan menunggu untuk mendapat tempat di SDL 3,34 5. Puas dengan fasilitas yang tersedia di SDL 3,79
6. SDL memiliki cabang lain di Bogor 3,78
7. Cabang SDL tersebar di lokasi strategis 3,67
Jumlah 26,87
Rata-rata 3,84
15 dianggap konsumen juga merepresentasikan kebersihan dan keamanan produk yang dikonsumsinya. Mayoritas konsumen tidak menikmati aktivitas menunggu sehingga membutuhkan perluasan kapasitas ruang, hal ini sesuai dengan hasil pertanyaan terbuka terkait atribut tempat yang dimuat dalam lampiran 4, dimana faktor kapasitas ruang dan lokasi yang strategis merupakan faktor terpenting yang diharapkan konsumen
Persepsi Konsumen Terhadap Promosi
Promosi merupakan serangkaian aktivitas guna mengomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya, baik melalui rekomendasi, promosi media massa, promosi penjualan, maupun promosi media sosial. Persepsi konsumen terhadap aspek promosi tersaji pada Tabel 9. Tabel 9 Persepsi konsumen terhadap aspek promosi Sop Duren Lodaya
No. Pernyataan Skor
1. Rekomendasi menstimulus pembelian ulang 3,66 2. Ulasan SDL di media massa meningkatkan keinginan pembelian 3,29 3. Promosi twitter mempengaruhi untuk membeli SDL kembali 3,58 4. Pengetahuan terhadap promosi penjualan SDL (voucher, diskon) 3,56
Jumlah 14,09
Rata-rata 3,52
Berdasarkan Tabel 9, penilaian tertinggi dalam persepsi konsumen yaitu indikator promosi word of mouth yang menstimulus terjadinya pembelian ulang. Word of mouth dianggap sebagai media promosi paling jujur karena berdasarkan pengalaman yang dirasakan konsumen lain, meskipun sulit lepas dari unsur subjektif (Sefnedi 2013). Hal ini sejalan dengan hasil pertanyaan terbuka terkait atribut promosi yang dimuat dalam lampiran 4 yang menunjukkan sebanyak 66 responden menyatakan bersedia merekomendasikan Sop Duren Lodaya kepada keluarga dan teman. dengan Selain itu, tingginya pengguna media sosial juga dimanfaatkan sebagai media promosi melalui akun twitter @SopDurenLodaya. Berdasarkan wawancara yang dilakukan konsumen menilai promosi yang dilakukan bernilai baik, yaitu dengan nilai rata-rata 3.52 yang menunjukkan promosi yang dilakukan Sop Duren Lodaya menstimulus pembelian ulang konsumen dengan baik.
Persepsi Konsumen Terhadap Partisipan
16
Tabel 10 Persepsi konsumen terhadap aspek partisipan Sop Duren Lodaya
No. Pernyataan Skor
1. Pelayanan SDL ramah dan sopan 4,14
2. Puas dengan pelayanan yang diberikan SDL 4,21 3. Respon cepat dari pelayanan SDL memberi kemudahan 4,13 4. Pelayanan SDL membuat nyaman mengkonsumsi di lokasi 4,07
Jumlah 16.55
Rata-rata 4,14
Berdasarkan hasil pertanyaan terbuka dalam lampiran 4, beberapa konsumen atau sebanyak 39 konsumen mengharapkan pelayanan lebih diperhatikan tidak sekedar ketika melayani pesanan dan mengantarkan makanan, tetapi juga dalam aspek detail lainnya seperti kesediaan menyampaikan informasi yang dibutuhkan konsumen, sehingga dibutuhkan karyawan yang tidak hanya terlatih tapi juga terdidik dengan standard operational procedure yang jelas.
Persepsi Konsumen Terhadap Bukti Fisik
Physical evidence yaitu lingkungan tempat jasa disalurkan dan tempat perusahaan berinteraksi dengan pelanggan, beserta semua komponen tangible yang memfasilitasi kinerja dan komunikasi jasa (Kotler 2009). Bukti fisik yang dimiliki Sop Duren Lodaya diantaranya yaitu warna dinding yang sengaja untuk menciptakan nuansa hijau, lampu-lampu berbentuk durian, café berkonsep indoor dan outdoor beserta fasilitas dan dekorasinya ini rupanya meningkatkan kenyamanan konsumen untuk berlama-lama di lokasi. Persepsi konsumen terhadap aspek bukti fisik tersaji pada Tabel 11.
Tabel 11 Persepsi konsumen terhadap aspek bukti fisik Sop Duren Lodaya
No. Pernyataan Skor
1. Dekorasi SDL representatif dengan produk 4,19 2. Fasilitas SDL menciptakan suasana nyaman di lokasi 4,23 3. Dekorasi dan aksesoris SDL unik dan istimewa 3,72 4. Dekorasi dan atribut di cafe SDL membuat ingin kembali ke café 4,11
Jumlah 16,25
Rata-rata 4,06
Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat nilai tertinggi yang didapat dari persepsi konsumen terhadap aspek bukti fisik yaitu 4.23 untuk fasilitas Sop Duren Lodaya yang mnciptakan suasana nyaman bagi konsumen seperti di rumah sendiri. Hal ini sejalan dengan hasil wawancara dimana 59 konsumen menyatakan nyaman di lokasi dengan dekorasi dan suasananya, meskipun 41 konsumen menyatakan kurang merasakan keunikan dan diferensiasi dalam dekorasi café Bangbarung tersebut. Namun secara keseluruhan persepsi konsumen dapat dikatakan baik dengan nilai rata-rata 4.06 untuk bukti fisik yang dimiliki Sop Duren Lodaya cabang Bangbarung ini.
Persepsi Konsumen Terhadap Proses
17 tindakan yang diperlukan untuk menyajikan produk dan layanan yang baik kepada pelanggan. Persepsi konsumen terhadap aspek proses dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Persepsi konsumen terhadap aspek bukti fisik Sop Duren Lodaya
No. Pernyataan Skor
1. Proses pembuatan SDL aman dan hygienis 4,21
2. Proses pembuatan SDL sulit untuk ditiru 4,15
3. Proses penyajian SDL membuat percaya terhadap kualitas produk 4,04 4. Proses penyajian SDL menstimulus untuk mencoba rasa lainnya 3,33 5. Konsep dapur terbuka menstimulus konsumen kembali 3,58
Jumlah 19,31
Rata-rata 3,86
Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa aspek proses Sop Duren Lodaya dipersepsikan positif oleh konsumen dengan nilai rata-rata 3.86 yang mengindikasikan penilaian baik. Dengan mengedepankan konsep dapur terbuka, Sop Duren Lodaya berhasil meraih penilaian tertinggi dari konsumennya untuk indikator kepercayaan terhadap keamanan dan kebersihan proses yaitu sebesar 4.21. Dari hasil pertanyaan terbuka terkait atribut proses yang dimuat dalam lampiran 4, juga menunjukkan 74 konsumen menyatakan tertarik dengan konsep dapur terbuka Sop Duren Lodaya cabang Bangbarung dimana konsumen bisa melihat langsung proses pembuatan produk yang dipesannya sehingga tidak hanya menimbulkan ketertarikan tetapi juga kepercayaan terhadap bahan baku yang digunakan serta proses penyajian produknya.
Analisis Regresi Linier Berganda
Penelitian ini menggunakan variabel bebas yaitu persepsi konsumen terhadap tujuh aspek bauran pemasaran yakni produk, harga, tempat, dan promosi, partisipan, bukti fisik, dan proses dengan variabel terikat keputusan pembelian ulang. Kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat tersaji pada Tabel 13. Tabel 13 Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
Model R R Square Adjusted R Square
1 0,936a 0,877 0,867
18
pembelian ulang adalah sebesar 87.70 persen, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini.
Uji F
Uji F digunakan untuk melihat terjadinya pengaruh signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara keseluruhan. Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi hitung dengan signifikansi penelitian. Hasil Uji F dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14 Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Signifikansi
1 Regression 53,967 7 7,710 93,565 0,000b
Residual 7,581 92 0,082
Total 61,547 99
H0 :persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran 7P secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian ulang.
H1 :persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran 7P secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian ulang.
Sig. hitung < Sig. Penelitian : tolak H0 dan terima H1 Sig. hitung > Sig. Penelitian : terima H0 dan tolak H1
Karena nilai Sig (0.000) < alpha 0.05 maka H1 diterima, sehingga dinyatakan semua variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini berupa persepsi konsumen terhadap produk (X1), harga (X2), tempat (X3), promosi (X4), partisipan (X5), bukti fisik (X6), dan proses (X7) berpengaruh secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian ulang (Y) Sop Duren Lodaya.
Uji T
19 konsumen terhadap produk, harga, tempat, promosi, partisipan, dan proses berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian ulang Sop Duren Lodaya. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansinya yang lebih kecil dari alpha 0.05. Persamaan linier yang terbentuk dari hasil perhitungan pada Tabel 15 adalah sebagai berikut:
Y = -6.153 + 0.291X1 + 0.478X2 + 0.220X3 + 0.559X4 + 0.353X5 + 0.552X7 ………….…. (2) dengan:
Y : keputusan pembelian ulang
X1 : persepsi konsumen terhadap produk X2 : persepsi konsumen terhadap harga X3 : persepsi konsumen terhadap tempat X4 : persepsi konsumen terhadap promosi X5 : persepsi konsumen terhadap partisipan X7 : persepsi konsumen terhadap proses
Dari persamaan 2, dapat dijelaskan bahwa persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran (X) yang memberikan pengaruh tertinggi berturut-turut yaitu promosi, proses, harga, partisipan, produk, dan tempat, dimana setiap penambahan satu satuan terhadap variabel tersebut akan menambah keputusan pembelian ulang (Y) sebesar 0.559, 0.552, 0.478, 0.353, 0.291, dan 0.220 satuan, dengan asumsi ceteris paribus. Sementara jika usaha tersebut tidak memiliki enam variabel bebas yang berpengaruh signifikan tersebut maka variabel terikat (Y) bernilai negatif atau dapat dikatakan tidak akan terjadi pembelian berulang oleh konsumen. Variabel bukti fisik meskipun memiliki pengaruh positif tetapi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian ulang, hal ini dikarenakan secara keseluruhan penilaian konsumen terhadap indikator-indikator variabel tersebut dianggap telah terpenuhi sebagai standar minimal (Sukotjo 2012), sehingga dapat dikatakan pembelian ulang konsumen tidak ditentukan dari sarana fisik yang dimiliki Sop Duren Lodaya.
.
Implikasi Manajerial
20
selain itu Sop Duren Lodaya juga dapat memberikan promosi penjualan yang ditujukan khusus bagi pelajar atau konsumen wanita, misalnya potongan harga bagi konsumen yang berstatus pelajar dengan menunjukkan kartu pelajarnya, atau bagi konsumen wanita yang membawa pasangan atau kerabat, juga menerapkan ladies day atau ladies spot untuk memberikan keistimewaan lebih pada konsumen wanita. Di era marketing 3.0, perusahaan tidak sekedar dituntut menyajikan produk yang sesuai need and want konsumen tetapi juga memahami anxieties and desire konsumen untuk dapat memuaskan konsumen secara berkelanjutan, hal tersebut yang akan menjadikan konsumen loyal terhadap perusahaan, bahkan konsumen dapat menjadi aset potensial yang tidak hanya tertarik melakukan pembelian ulang, tetapi juga secara sukarela merekomendasikan produk tersebut kepada sekitarnya, inilah yang disebut konsumen sebagai agen pemasaran dalam konsep new wave marketing (Kartajaya 2010).
Variabel proses penting karena konsumen kini semakin cerdas sehingga membutuhkan keyakinan terhadap kualitas produk yang dikonsumsinya. Penilaian konsumen tertinggi jatuh pada kepercayaannya terhadap proses produksi dan penyajian Sop Duren Lodaya yang dianggap aman dan hygienis. Hal tersebut diindikasikan berkat penggunaan konsep dapur terbuka, maka dari itu Sop Duren Lodaya perlu mengedepankannya sebagai salah satu keunikan dan diferensiasi dari kompetitor. Dapur terbuka yang dapat dilihat langsung tidak hanya membuat konsumen Sop Duren Lodaya terstimulus untuk merasakan berbagai topping dan varian rasanya tetapi juga menimbulkan kepercayaan terkait kualitas dan keamanan bahan baku yang digunakan, proses yang hygienis, serta menjadi hal yang menarik ketika konsumen menunggu pesanan. Sop Duren Lodaya juga dapat memanfaatkan dapur terbuka tersebut untuk menimbulkan impulse buying agar menjaring konsumen potensial dan tentunya menjamin pembelian berulang konsumen lama.
21
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Konsumen Sop Duren Lodaya cabang Bangbarung didominasi oleh konsumen wanita, berusia muda dengan kisaran usia 21 sampai 25 tahun, berprofesi sebagai pelajar atau mahasiswa dengan pendidikan terakhir atau yang sedang dijalani sebagai sarjana, serta memiliki penghasilan per bulan dalam kisaran Rp 500.000 sampai Rp 1.500.000, dengan frekuensi pembelian empat sampai enam kali dalam sebulan, dan mayoritas memiliki media sosial terutama twitter.
2. Seluruh variabel dalam bauran pemasaran 7p yaitu produk, harga, tempat, promosi, partisipan, bukti fisik, dan proses mendapatkan persepsi baik. Penilaian tertinggi secara berturut-turut jatuh kepada aspek harga, partisipan, produk, bukti fisik, proses, tempat, dan promosi.
3. Keputusan pembelian ulang konsumen Sop Duren Lodaya secara berturut-turut dipengaruhi oleh persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran yaitu promosi, proses, harga, partisipan, produk, dan tempat. Sementara jika Sop Duren Lodaya tidak memiliki enam variabel bebas yang berpengaruh signifikan tersebut maka tidak akan terjadi pembelian berulang oleh konsumen.
Saran
Saran bagi pengusaha Sop Duren Lodaya, perlu dilakukan penyesuaian terhadap aktivitas bauran pemasaran yang diterapkan dengan karakteristik dan persepsi konsumennya. Jika Sop Duren Lodaya menginginkan konsumen untuk terus melakukan pembelian ulang yang tinggi sebagai upaya menjaga usaha ini tetap sukses di tengah kompetisi pasar, Sop Duren Lodaya perlu menitikberatkan konsentrasinya pada peningkatan indikator-indikator persepsi konsumen terhadap variabel promosi, proses, dan harga yang memberikan pengaruh tertinggi pada keputusan pembelian ulang konsumen. Bagi peneliti selanjutnya, dapat melakukan perluasan lokasi penelitian di cabang lain Sop Duren Lodaya mengingat adanya kemungkinan perbedaan karakteristik dan persepsi konsumen di cabang baru Sop Duren Lodaya.
DAFTAR PUSTAKA
Anisa. 2013. Analisis Persepsi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Alas Kaki Yongki Komaladi[Skripsi]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor. Baroroh A. 2013. Analisis Multivariat dan Time Series dengan SPSS 21. Edisi
22
Janie DNA. 2012. Statistika Deskriptif dan Regresi Linier Berganda dengan SPSS. Semarang (ID): Semarang University Press.
Kartajaya H. 2008. New Wave Marketing. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama.
Kartajaya H, Darwin W. 2010. CONNECT!Surfing New Wave Marketing. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama.
Kotler P, Keller KL. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi kedua belas. Jilid 1. Jakarta (ID): PT Indeks.
Kotler P. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi ketiga belas. Jilid 2. Jakarta (ID): Erlangga.
Sefnedi. 2013. Analisis Service Marketing-Mix dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pemilihan Jasa Pendidikan Program Pascasarjana. E-Jurnal Apresiasi Ekonomi[internet]. [diunduh 2014 Maret 7]; 1(2): 64-76. Tersedia pada http://www.stie-yappas.ac.id/e-jurnalapresiasiekonomi/ 1sefnedi64-76.pdf
Sukotjo H, Sumanto R.A. 2010. Analisa Marketing Mix-7P (Produk, Price, Promotion, Place, Partisipant, Process, dan Physical Evidence) terhadap Keputusan Pembelian Produk Klinik Kecantikan Teta di Surabaya. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis[internet]. [diunduh 2014 Maret 7];
1(2): 216-228. Tersedia pada
http://www.scribd.com/doc/77552514/Jurnal-Analisa-Marketing-Mix Sumarwan U. 2011. Perilaku Konsumen. Edisi kedua. Jilid 1. Bogor (ID):
Penerbit Ghalia Indonesia.
Suryani T. 2008. Perilaku Konsumen: Implikasi pada Strategi Pemasaran. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu.
Tan ER. 2011. Pengaruh Harga, Promosi dan Pelayanan Terhadap Keputusan Konsumen Untuk Belanja di Alfamart Surabaya. Jurnal Kewirausahaan[internet]. [diunduh 2014 Maret 7]; 5(2): 22-29. Tersedia pada lp3m.widyakartika.ac.id
Trihendradi C. 2009. SPSS 21 Step by Step Analisis Data Statistik. Yogyakarta (ID): Penerbit Andi.
23
3. Frekuensi Pembelian dalam sebulan: a.1-3 kali c.7-9kali
a.menikah b. belum menikah 6. Pekerjaan :
a.pelajar/ mahasiswa d.wiraswasta
b.PNS e. Ibu RT
c.pegawai swasta f. Lainnya………….. 7. Pendidikan terakhir/ yang sedang dijalani :
a.SMP c. diploma e. pascasarjana
b. SMA d. sarjana
8. Pendapatan rata-rata per bulan : a.Rp 500.000- Rp 1.500.000
9. Media Sosial yang dimiliki (boleh pilih lebih dari satu) a. facebook d.path
1. Saya yakin SDL menggunakan bahan berkualitas
2. Ketika membeli, saya yakin SDL aman dikonsumsi
3. Menurut saya, rasa duren SDL lebih manis
4. Menurut saya, tekstur duren SDL lebih legit
24
6. Menurut saya, SDL disajikan dengan tampilan menarik
7. SDL memiliki beragam pilihan rasa
8. Produk SDL berbeda dengan yang ditawarkan merek lain
Harga
No. Pernyataan SS S KS TS STS
1. Saya yakin harga SDL sesuai dengan kualitas produknya
2. Harga SDL dapat dijangkau oleh saya
3. SDL memiliki harga bervariasi yang memudahkan saya memilih
4. Harga SDL terbilang kompetitif dibandingkan produk sejenis 5. Saya yakin, uang yang saya
keluarkan sebanding dengan manfaat yang saya rasakan
6. Saya bersedia membayar lebih untukmendapat kuallitas lebih
Tempat
No. Pernyataan SS S KS TS STS
1. Lokasi SDL mudah diakses konsumen
2. Saya memastikan kebersihan lokasi SDL sebelum membeli 3. Ketika membeli, saya nyaman
berlama-lama di SDL
4. Saya tidak keberatan menunggu untuk mendapat tempat di SDL 5. Saya nyaman dengan fasilitas yang
tersedia di SDL
6. Saya mengetahui SDL memiliki cabang lain di Bogor
7. Menurut saya, cabang SDL tersebar di lokasi strategis
Promosi
No. Pernyataan SS S KS TS STS
1. Menurut saya rekomendasi
menstimulus saya untuk melakukan pembelian SDL
2. Ulasan SDL di media massa
meningkatkan keinginan pembelian 3. Promosi twitter mempengaruhi saya
untuk membeli SDL kembali 4. Promosi penjualan SDL
25 pembelian produk
5. Saya mengetahui SDL ada dalam liputan kuliner di media massa (Tv, radio, Koran, dll)
6. Saya mengetahui adanya promosi penjualan SDL (voucher, diskon)
Partisipan
No. Pernyataan SS S KS TS STS
1. Karyawan SDL ramah dan sopan dalam melayani konsumen
2. Saya puas dengan pelayanan yang diberikan SDL
3. Karyawan SDL cepat tanggap dalam bekerja
4. Saya merasakan kemudahan dari respon cepat yang diberikan karyawan SDL
5. Pelayanan SDL membuat saya nyaman mengkonsumsi SDL di lokasi
6. Karyawan SDL siap memberikan informasi yang saya butuhkan
Bukti Fisik
No. Pernyataan SS S KS TS STS
1. Dekorasi dan atribut SDL Bangbarung representative dengan produk yang dijual
2. Fasilitas (Tv, musik, kipas angin, lampu-lampu, air mancur, dll) menciptakan suasana nyaman di café SDL
3. Dekorasi SDL unik dan menarik 4. Dekorasi SDL membuat saya ingin
kembali ke cafenya
Proses
No. Pernyataan SS S KS TS STS
1. Saya percaya proses pembuatan SDL aman dan hygienis
2. Menurut saya, proses pembuatan SDL sulit untuk ditiru
3. Proses penyajian SDL dengan konsep dapur terbuka membuat saya percaya terhadap kualitas produknya
26
konsep dapur terbuka membuat saya ingin kembali ke café tsb
Keputusan Pembelian Ulang
No. Pernyataan SS S KS TS STS
1. Setelah saya mengkonsumsi SDL saya tertarik untuk
mengkonsumsinya kembali. 2. Setelah mencoba SDL, saya
tertarik merekomendasikannya kepada orang lain.
Pertanyaan Terbuka
1. Dari tujuh bauran pemasaran (produk, harga, lokasi, promosi, partisipan, bukti fisik, dan proses), manakah yang paling menjadi pertimbangan anda ketika akan membeli Sop Duren Lodaya?
2. Apakah Anda puas dengan pembelian yang Anda lakukan dan tertarik merekomendasikan pada kerabat anda?
3. Setelah mengkonsumsi produk SDL, apakah anda tertarik untuk mengkonsumsinya kembali? Mengapa?
4. Apa atribut produk apa yang paling penting bagi anda? (kualitas buah, rasa, aroma, topping, penyajian, dll)
5. Bagaimana pendapat anda terkait kesesuaian harga yang dikenakan untuk dapat mengkonsumsi produk SDL?
6. Bagaimana pendapat anda tentang lokasi SDL cabang Bangbarung terkait suasana serta fasilitas cafenya?
7. Bagaimana pendapat anda terkait promosi yang dilakukan SDL baik via twitter, televisi maupun promosi penjualan seperti voucher, diskon, dll? 8. Bagaimana pendapat anda terkait pelayanan SDL ?
9. Bagaimana dekorasi dan atribut café SDL cabang Bangbarung? 10.Bagaimana pendapat anda terkait proses penyajian SDL?
27 Lampiran 2
Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Uji Validitas
Variabel Indikator R Hitung R Tabel Hasil
28
Proses
s1 0.406 0.306 Valid
s2 0.366 0.306 Valid
s3 0.341 0.306 Valid
s4 0.467 0.306 Valid
s5 0.314 0.306 Valid
Keputusan pembelian ulang
kp1 0.464 0.306 Valid
kp2 0.367 0.306 Valid
Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
29 Lampiran 3
Contoh Perhitungan Skor Persepsi Terkait Bauran Pemasaran
No. Pernyataan Presentase Jawaban Konsumen (%) Skor
SS S KS TS STS
1. Saya yakin SDL menggunakan bahan berkualitas
25 73 2 - - 4.23
Skor = (25% x 5) + (73% x 4) + (2% x 2) + (0% x 2) + (0% x 1) = 1.25 + 2.92 + 0.06 + 0 + 0
= 4.23 Keterangan:
1 – 1.8 : Sangat Tidak Baik 1.81 – 2,6 : Tidak Baik
2.61 – 3.4 : Kurang Baik 3.41 – 4.2 : Baik
30
Pertanyaan Kategori (%)
32
Lampiran 5 Hasil Uji T
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
Constant -6,153 0,478 -12,865 0,000
X1 0,291 0,117 0,130 2,479 0,015 0,484 2,067
X2 0,478 0,094 0,275 5,093 0,000 0,459 2,177
X3 0,220 0,074 0,138 2,987 0,004 0,626 1,596
X4 0,559 0,064 0,362 8,712 0,000 0,777 1,287
X5 0,353 0,065 0,218 5,444 0,000 0,834 1,199
X6 0,090 0,110 0,043 0,818 0,416 0,480 2,083
33
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor, pada tanggal 12 Juli 1992. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan beda suku, Sunda-Cina, dengan limpahan cinta dari ibu yang luar biasa serta kakak dan abang yang selalu mengajarkan kemandirian. Penulis memulai pendidikan di SDN Papandayan 1 Bogor pada tahun 1998, sempat menjalani pendidikan di SDN 11 Pagi Jakarta Timur pada tahun 2002 selama satu tahun dan kembali ke sd semula sampai lulus pada tahun 2004. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 2 Bogor dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 7 Bogor, dan pada tahun 2010 penulis berhasil mewujudkan tantangan ayahnya untuk meraih juara 1 dan menjadi satu-satunya siswa di kelas yang berhasil diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (undangan) pada departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.