• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN TARI KODHOK NGOREK DENGAN METODE DONGENG DI TK TIARA KECAMATAN MIJEN SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN TARI KODHOK NGOREK DENGAN METODE DONGENG DI TK TIARA KECAMATAN MIJEN SEMARANG"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN TARI KODHOK NGOREK

DENGAN METODE DONGENG

DI TK TIARA KECAMATAN MIJEN SEMARANG

Diajukan dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata I untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

REISTY MIKASARI 2502406017 Pendidikan Seni Tari

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.

Hari : Kamis Tanggal : 3 Maret 2011

Panitia Ujian Skripsi Ketua, Sekertaris,

Dra. Malarsih, M.Sn Joko Wiyoso, S.Kar, M.Hum NIP. 196106171988032001 NIP. 196210041988031002

Penguji I

Drs. Hartono, M.Pd

NIP. 196002081987021001

Penguji II/ Pembimbing II Penguji III/ Pembimbing I

(3)

iii

PERNYATAAN Dengan ini saya:

Nama : Reisty Mikasari NIM : 2502406017

Prodi/ Jurusan : Pendidikan Seni Tari/ PSDTM Fakultas : Bahasa dan Seni (FBS)

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwan skripsi yang berjudul “Pembelajaran seni tari menggunakan media dongeng di TK Tiara kecamatan Mijen Semarang” yang saya tulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ini, benar-benar merupakan karya saya sendiri yang dihasilkan setelah melaksanakan penelitian, bimbingan, diskusi, maupun dari sumber kepustakaan, wahana elektronik, wawancara langsung maupun sumber lain, telah disertai keterangan mengenai identitas sumbernya, dengan cara sebagaimana lazimnya dalam penulisan karya ilmiah.

Dengan demikian, tim penguji dan pembimbing penulisan skripsi ini membuahkan tanda tangan seebagai tanda keabsahannya. Seluruh skripsi ini tetap menjadi tanggung jawab saya sendiri. Jika kemudian ditemukan ketidakberesan, saya bersedia menerima akibatnya.

Demikian pernyataan ini dapat digunakan seperlunya.

(4)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

• Kesabaran adalah kunci dari sebuah keberhasilan.

• Pengorbanan, kerja keras dan berdoa merupakan salah satu dari tolak ukur kesuksesan.

Rene Descrates

PERSEMBAHAN

Seiring rasa syukur atas Ridho Allah SWT, skripsi ini kupersembahkan untuk: 1. Bapak Dedi Subayu (Ayahanda) dan ibu Sumiyatun (Ibunda) tersayang yang

selalu memberikan kasih sayang dan do’a serta dukungan moral dan spiritual 2. Kakaku Heri Susanto yang selalu memberi semangat dan doa.

3. Adikku Deni dan Rizal yang selalu memberi semangat.

4. Muhammad Khabib yang selalu mendukung dan memberi semangat dan kekuatan.

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah, serta petunjuk sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar tanpa suatu halangan apapun.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dan syarat mencapai gelar sarjana jurusan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan rasa hormat dan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Soedijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan fasilitas administrasi dalam penyusunan skripsi.

2. Prof. Dr. Rustono, M. Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.

3. Drs. Syahrul Syah Sinaga, M. Hum, ketua Jurusan Sendratasik Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan bantuan dan kemudahan dalam penyusunan skripsi.

4. Drs. R. Indriyanto, M. Hum (Dosen Pembimbing I) yang telah membimbing dan memberi pengarahan hingga selesai penyusunan skripsi.

5. Moh. Hasan Bisri.,S.Sn.M.Sn (Dosen Pembimbing II) yang telah membimbing dan memberi pengarahan hingga selesai penyusunan skripsi.

6. Ibu Sriyatini selaku kepala sekolah TK Tiara yang bersedia memberikan informasi.

7. Ibu Maria Uti Utari selaku guru seni tari TK Tiara kecamatan Mijen Semarang yang telah membantu dan member informasi yang diperlukan dalam penelitian. 8. Staf pengajar TK Tiara kecamatan Mijen Semarang.

(6)

vi

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah turut membantu penyelesaian penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati. Harapan penulis semoga skripsi ini berguna sebagai bahan bacaan dan menambah wawasan mengenai Pembelajaran seni tari menggunakan media dongeng di TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang.

Semarang,

(7)

vii SARI

Reisty Mikasari. 2011Pembelajaran seni tari menggunakan media dongeng di TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang. Jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik. Fakultas Bahasa Dan Seni. Universitas Negeri Semarang.

Pembelajaran tari di TK Tiara menggunakan media dongeng. Media dongeng untuk pelajaran tari selain menyenangkan juga sangat efektif bagi siswa dalam penguasaan materi.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana proses pembelajaran tari kodhok ngorek dengan metode dongeng di TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang.

Peneliti yang dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, yaitu prosedur penelitian yang menggunakan data kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Alat pengambilan data yang digunakan berupa pedoman observasi, pedoman wawancara, dan dokumentasi. Teknik Analisis data menggunakan 3 tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan data.

Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pembelajaran tari kodhok ngorek dengan metode dongeng berjalan dengan baik. Baik yang dimaksud adalah Anak-anak tampak senang, mudah dan cepat menghafal tarian, anak-anak sangat antusias ketika disuruh maju kedepan kelas. anak-anak yang dulunya tidak bisa menari menjadi bisa. Anak-anak juga sudah mulai berani bertanya ketika masih bingung dengan ragam gerak yang diberikan oleh guru.

(8)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ... 7

(9)

ix

2.5. Siswa-siswi Taman Kanak-kanak ... 21

2.5. Kerangka berfikir . ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1. Pendekatan Penelitian ... 26

3.2. Lokasi Penelitian dan Sasaran Penelitian ... 28

3.2.1. Lokasi Penelitian ... 28

3.5.3. Menarik kesimpulan/ verifikasi ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

4.1. Sejarah Berdirinya TK Tiara ... 35

4.2. Komponen-komponen Penunjang Seni Tari ... 39

(10)

x

4.2.2. Komponen Kurikulum ... 40

4.2.3. Komponen Guru ... 40

4.2.4. Komponen Siswa ... 41

4.2.5. Komponen Materi ... 42

4.2.6. Komponen metode Pembelajaran ... 44

4.2.6.1. Mekanisme Pembelajaran ... 44

4.2.6.2. Strategi Belajar Mengajar ... 45

4.2.6.2.1. Pemilihan Materi ... 46

4.2.6.2.2. Pemilihan Metode Penyampaian Materi 46 4.2.6.2.3. Pemberian Motivasi Terhadap Peserta Didik ... 49

4.2.6.2.4. Pembagian Tugas Mengajar ... 50

4.2.7. Komponen Sarana dan Prasaran Pembelajaran ... 51

4.3. Pembelajaran Tari Kodhok Ngorek dengan metode dongeng di TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang ... 54

4.3.1. Deskripsi pembelajaran ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

5.1. Kesimpulan ... 67

(11)

xi

DAFTAR BAGAN

Halaman Bagan No. 1 Skema Analisis Data: Model Interaktif Menurut Milles dan

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel No. 1 Nama pengasuh TK Tiara Kecamatan Mijen Semarag. ... 41

(13)

xiii

DAFTAR FOTO

halaman

Foto 1 : Gambaran Fisik TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang. ... 37

Foto 2 : Gambaran Ruang kelas tampak dari depan. ... 38

Foto 3 : Peserta didik memperagakan gerakan kodhok ngorek. ... 43

Foto 4 : Guru sedang mendemonstrasikan gerakan kodhok ngorek. ... 48

Foto 5 :. Peserta didik mempraktekkan tari kodhok ngorek diiringi musik ... 49

Foto 6 : Suasana Tempat bermain TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang.. ... 53

Foto 7 : Kegiatan Apersepsi tentang kodhok ngorek . ... 58

Foto 8 : Peserta didikmaju kedepan kelas secara bergantian. ... 61

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrument penelitian Lampiran 2. Biodata peneliti Lampiran 2. Daftar informan

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan seni memiliki fungsi dan peran yang sangat penting dalam pengembangan jiwa manusia, terutama yang berkaitan dengan aspek pengembangan kreativitas. Itulah sebabnya pendidikan seni perlu diberikan kepada anak didik, serta dikembangkan iklim belajar dan mengajar yang dapat menimbulkan rasa percaya diri serta sikap dan perilaku yang inovatif dan kreatif.

(16)

2

Belajar mengajar merupakan bagian dari keseluruhan komponen pembelajaran. Proses belajar mengajar terdapat dari beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam mengembangkan suatu strategi mengajar meliputi: tujuan serta proses penyampainnya, siswa, guru, materi pelajaran, metode mengajar, alat Bantu mengajar dan evaluasi (Mudjiono, 1994: 34).

Taman kanak- kanak merupakan wadah pendidikan anak–anak usia 4-6 tahun, karena taman kanak-kanak dapat memberikan latihan ketrampilan dan keberanian, sehingga anak dilatih atau terdidik untuk tidak merasa malu dan berani tampil dimuka umum. Ditaman kanak–kanak, anak juga dibina untuk tidak melakukan kebiasaan kurang baik yang sering dilakukan dirumah, yaitu dengan latihan berdisiplin juga menaati dan melaksanakan perintah, tata tertib yang berlaku. Taman kanak-kanak salah satu bentuk pendidikan pra-sekolah yang merupakan kesempatan pada anak untuk mengenal dunia salah satunya adalah dunia seni.

(17)

melangkah kanan-kiri, goyan pinggul, tepuk tangan, melenggang dan berkacak pinggang.

(18)

4

Perkembangan suatu metode pembelajaran seni tari dapat mengubah suatu peristiwa pembelajaran yang lebih mudah. Munculnya berbagai macam dan jenis metode beserta model-model pembelajaran dapat merangsang guru untuk lebih berekspresi dalam menyampaikan materi didalam kelas. Para siswa pun diharapkan lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti mata pelajaran seni tari yang dulu mereka anggap sebagai mata pelajaran yang tidak penting untuk diperhatikan.

Pelajaran seni tari yang ada di Taman Kanak-kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang mulai melakukan terobosan baru dalam meningkatkan hasil belajar siswa didiknya dengan mengunakan media dongeng yang belum lama ini digunakan oleh guru pengampu. Metode yang lama seperti metode ceramah dirasakan membuat siswa menjadi pasif, jenuh dan tidak bersemangat dalam menerima pelajran seni tari ini, dari kondisiyang demikian maka guru mata pelajaran seni tari mulai aktif dan mengunakan media dongeng. Dongeng yang dimaksud disini adalah bercerita, jadi sebelum sisiwa mulai mempraktekan tarian, guru bercerita terlebih dahulu mengenai materi yang akan diberikan supaya siswa bisa lebih memahami materi tersebut.

(19)

Media dongeng dalam pelajaran seni tari di TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang, Sudah dilaksanakan dalam penyampaian materi praktek. Media dongeng digunakan guru mata pelajaran seni tari saat menyampaikan materi prakteknya. Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan pendahuluan atau pengantar materi dengan cara bercerita tentang tema tarian yang akan disampaikan, misalnya cerita tentang sikancil anak nakal. kemudian guru mendemonstrasikan gerakan sikanci, bagaimana jalannya sikancil. setelah itu siswa disuruh menirukan gerakan tersebut kemudian siswa disuruh mencari gerakan yang lainnya.

Dari uraian di atas perlu dikaji lebih jauh tentang pembelajaran dengan menggunakan media dongeng untuk keberhasilan penyampaian materi pembelajaran seni tari, peneliti mengadakan penelitian suatu proses pembelajaran menggunakan media dongeng yang ada di TK Tiara kecamatan Mijen Semarang yang bertujuan untuk mempermudah para siswa menerima pembelajaran seni tari yang disampaikan oleh guru.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah utama yang dikaji dalam penelitian ini adalah ”Bagaimana proses pembelajaran tari Kodhok ngorek di TK Tiara kecamatan Mijen Semarang?”

1.3TUJUAN PENELITIAN

(20)

6

1.4MANFAAT PENELITIAN

Dari hasil penelitian ini dapat diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1.4.1 Manfaaat teoritis

Memberikan informasi kepada lembaga pendidikan tentang media

pembelajaran seni tari untuk dikaji lebih mendalam guna pembangunannya. 1.4.2 Manfaatpraktis

1.4.2.1Bagi peneliti dapat menambah pengalaman dan pengetahuan, dan ketrampilan peneliti, khususnya terkait pembelajaran seni tari menggunakan media donggeng di TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang. 1.4.2.2 Bagi Guru seni tari TK Tiara kecamatan Mijen Semarang. khususnya dan

dan guru-guru kelas pada umumnya hasil penelitian dapat dipakai sebagai bahan masukan dalam menentukan strategi belajar mengajar seni tari.

1.4.2.3 Bagi siswa TK Tiara kecamatan Mijen Semarang. dapat terdorong belajar untuk lebih aktif dalam suasana yang menyenangkan.

1.4.2.4 Bagi TK Tiara kecamatan Mijen Semarang. diharapkan dapat memperbaiki dan memberikan alternative variasi pembelajaran untuk dapat meningkatkan prestasi belajar.

1.5 SISTEMATIKA SKRIPSI

(21)

halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran. Bagian isi terbagi atas lima bab yaitu: Bab I Pendahuluan, yang berisi tentang alasan pemilihan judul, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi.

Bab II Landasan teori, berisi tentang pengertian pembelajaran, seni tari, media, dongeng, anak-anak Taman Kanak-kanak, kerangka berfikir.

Bab III Metode penelitian, yang berisi tentang pendekatan penelitian, lokasi dan sasaran penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan, yang mencakup tentang gambaran umum lokasi penelitian. Bagaimana proses pembelajaran tari kodhok ngorek melalui metode dongeng di TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang.

(22)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pembelajaran

Pembelajaran adalah perpaduan aktivitas yaitu aktivitas mengajar dan aktivitas belajar. Belajar adalah merupakan suatu kegiatan, di mana seseorang membuat atau menghasilkan suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap, atau ketrampilan (Sunaryo,1989: 2). Jadi salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar tentang sesuatu yaitu adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan ketrampilan (psikomotorik) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif), (Sadiman, 2002: 2-3), Selanjutnya dalam pembelajaran ada beberapa komponen yang sangat mempengaruhi proses pembelajaran. Komponen pembelajaran tersebut adalah : 2.1.1 Tujuan

(23)

melalui pendidikan seni tari anak TK diharapkan mampu meningkatkan ide-idenya, imajinasi dan fantasinya secara kreatif (Garha, 1979:4).

2.1.2 Materi

Sumber belajar adalah subtansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidakakan belajar. Minat anak didik akan bangkit apabila suatu bahan yang diajarkan sesuai dengan kebutuhan anak didik.

Pada pembelajaran seni tari di TK bahan atau materi tari harus disesuaikan dengan perkembangan dan usia anak TK maka akan timbul minat anak didik untuk menyenangi dan mengikuti proses belajar mengajar dengan baik. 2.1.3 Kegiatan belajar mengajar

KBM adalah inti dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah di programkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam KBM guru dan anak didik terlibat dalam sebuah interaksi, anak didik yang aktif, guru hanya sebagai motivator, tetapi dalam pendidikan di TK guru yang aktif dan kreatif dalam kegiatan belajar mengajar mengingat usia dan perkembangan anak TK. 2.1.4 Metode

(24)

10

(1981 : 30) yang dimaksud metode dalam kegiatan belajar mengajar adalah seperangkat upaya yang dilaksanakan dan disusun dengan tujuan menciptakan suasana belajar mengajar yang menguntungkan. Hal ini mengandung arti dalam suatu kegiatan belajar mengajar guru/dosen hendaknya mempersiapkan segala sesuatunya dengan sedemikian rupa sehingga nantinya dapat tercipta situasi belajar mengajar yang menguntungkan.

penyampaian pembelajaran. Penggunaan metode mengajar yang tepat dan sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan akan turut menentukan efektivitas dan efisien proses belajar mengajar.

2.1.5 Alat

Alat adalah segala sesuatu yang digunakan dalm pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam tujuamn pembelajaran seni tari, alat yang digunakan adalah tape recorder dan property yang digunakan dalam suatu materi atau sebuah tarian yang diajarkan.

2.1.6 Sumber pelajaran

(25)

2.1.7 Siswa

Menurut Dalyono (1996: 195), siswa merupakan komponen utama dalam setiap proses belajar mengajar karena siswa adalah subjek didik dari pengajaran.

Subyek belajar menurut Moedjiono (1991: 2) adalah seseorang yang bertindak sebagai pencari dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Subyek belajar dalam sistem pembelajaran merupakan komponen utama karena berperan sebagai subyek atau obyek. Sebagai subyek karena siswa adalah individu yang melakukan proses belajar mengajar. Sebagai obyek karena kegiatan pembelajaran diharapkan dapat mencapai perubahan perilaku pada diri subyek belajar.

2.1.8 Guru

Peranan guru dalam proses belajar mengajar sangat penting (Depdikbud IKIP Semarang 1996: 39), beberapa peran guru yang dimaksud antara lain :

2.1.8.1 Guru Sebagai Demonstrator

Guru harus memperagakan apa yang akan diajarkan dan harus menguasai materi yang akan diajarkanya.

2.1.8.2 Guru Sebagai Pengelola Kelas

Guru sebagai pengelola kelas harus mampu mengelola kelas dengan baik karena kelas merupakan lingkungan belajar.

2.1.8.3 Guru sebagai ahli media dan fasilitator

(26)

12

2.1.8.4 Guru sebagai evaluator

Dalam peranan sebagai evaluator, guru melaksanakan evaluasi terhadap proses belajar mengajar yang dikelolanya, atas hasil evaluasi tersebut dilakukan tindak lanjut yang tepat.

2.1.9 Evaluasi

Evaluasi merupakan bagian integral dari proses pendidikan, karena dalam proses pendidikan guru perlu mengetahui seberapa jauh proses belajar dan mengajar telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Tim MKDK IKIP Semarang, 1996 : 63).

Pada kontek belajar istilah evaluasi menunjukkan suatu kegiatan untuk menentukan nilai pencapaian hasil belajar dengan mengetahui hasil pencapaian hasil belajar siswa). Mengajar adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang atau kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar.

Paparan diatas, pada dasarnya pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar, bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pembelajaran pada hakekatnya adalah aktivitas belajar dan mengajar antara guru dan siswa.

2.2

Pembelajaran seni tari di TK

(27)

alami anak. Pendidikan taman kanak-kanak juga sebagai pendidikan yang menjembatani antara pendidikan keluarga dengan pendidikan selanjutnya. Dalam menuju kedewasaan setiap anak memerlukan kesempatan untuk mengembangkan diri. Pengembangan diri anak termasuk dalam rangka pengembangan potensi seni (khususnya seni tari) yang dimiliki oleh anak.

Seni tari diajarkan pada anak taman kanak-kanak agar mereka mempunyai kemampuan dasar yang mencangkup apresiasi, persepsi, pengetahuan, dan pemahaman. Dengan kemampuan dasar itu, diharapkan mereka mempunyai kemampuan mengekspresikan diri untuk menyeimbangkan fungsi otak kanan dan fungsi otak kiri, dengan memadukan unsur logika, etika dan estetika. Selain hal tersebut, pembelajaran seni tari juga ditujukan untuk menumbuhkembangkan kesadaran sikap menghargai, toleran, demokratis, beradab, dan hidup rukun dengan sesama.

Seni tari sebagai salah satu mata pelajaran di TK, diajarkan untuk mengembangkan kemampuan ekspresi diri melalui gerak, dan juga untuk mengembangkan kemampuan persepsi, pengetahuan, dan pemahaman artistic dan estetik anak. Selain itu, melalui pembelajaran seni tari, kemampuan berapresiasi terhadap keragaman seni sebagai pembentukan sikap menghargai kesenian yang lain dapat ditumbuh-kembangkan pada diri anak.

(28)

14

jelas memberikan manfaat yang sangat besar pada anak, baik secara pribadi maupun sebagai pembentukan SDM dimasa mendatang. Jika pembelajaran tari bagi anak di TK dilaksanakan sesuai dengan tujuannya, yakni pengalaman estetis dan penguasaan dasar seni sebagai bekal pengembangan seni dikemudian hari.

Pendidikan TK bertujuan membantu meletakkan dasar kearah perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan, ketrampilan, dan daya cipta yantg diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya (Maxym 1989 :15).

Menurut UU SPN 2003, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Tujuan pendidikan dealam kurikilum meliputi tujuan pendidikannasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan intruksional. Dalam upaya pencapaian tujuan tersebut, kurikulum perlu disesuaikan dengan kekhasan, kebutuhan, kondisi dan potensi daerah/ sekolah/ peserta didik. Membimbing anak agar menjadi makhluk social adalah fungsi sekolah yang penting (Depdiknas, kurikulum 2004).

(29)

dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur pada jenjang pendidikan dasar dan menengah (Depdiknas, Kurikulum 2004).

Kurikulum mata pelajaran seni dan budaya bidang seni tari memuat tiga kegiatan yang meliputi kegiatan pengamatan, penelitian, serta rasa memiliki melalui keterlibatan siswa dalam berbagai aktifitas seni di dalam kelas atau luar kelas, yang disusun sebagai satu kesatuan. Artinya, dalam proses pembelajaran, ketiga proses kegiatan tersebut harus merupakan rangkaian aktivitas seni yang harus dialami siswa yang termuat dalam aktifitas mengapresiasi dan aktifitas berekspresi seni.

Seni tari merupakan salah satu bentuk kesenian yang telah dikenal manusia sejak dahulu. Seni tari mempunyai arti dalam kehidupan manusia, karena dapat memberikan berbagai manfaat. Sejak lahir seni tari mempunyai ekspresi melalui bahasa tubuh sebagai sarana komunikasi dengan orang lain.

Tari merupakan alat ekspresi ataupun sarana komunikasi seorang seniman kepada orang lain (penonton/penikmat) sebagai alat ekspresi, tari merupakan untaian gerak yang dapat membuat penikmatnya peka terhadap sesuatu yang ada dan terjadi disekitarnya, sebab tari adalah ungkapan, pernyataan dan ekspresi memuat komunitas realitas kehidupan yang bias merasuk dibenak penikmatnya setelah pertunjukan selesai (Jazuli 1994:1).

(30)

16

kabarnya kata seni berasal dari kata "SANI" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/Ketulusan jiwa". Meskipun subtansi dasarnya adalah gerak yang digunakan bukan gerak sehari-hari, melainkan gerak yang indah dan artistic. Menurut Langer (dalam Rusliana, 1986:11) gerak tari adalah gerak yang diberi bentuk ekspresif. Bentuk ekspresif adalah adalah bentuk yang diungkapkan manusia untuk dinikmati dengan rasa. Gerak yang ekspresif adalah gerak yang indah yang dapat menggetarkan perasaan manusia. Adapun gerak yang indah adalah gerak yang sudah di stilir, yang didalamnya mengandung ritme tertentu.

Berdasarkan uraian tentang seni tari dapat disimpulkan bahwa seni tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang dilakiukan secara sadar dan disengaja melalui gerak-gerak yang ritmis dan indah. Seni tari dapat dinikmati dan memiliki keindahan apabila didukung oleh unsur-unsur yang meliputi iringan, tema, rias dan busana.

Didalam tari kita dapat memproyeksikan munculnya keindahan melalui gerak-gerakan yang bersamaan dengan rasa kepuasan dalam diri kita. Tari yang kita lakukan dapat membentuk suatu gerak tari yang indah. Pemberian materi dan praktik bagi anak TK dipilih tari yang sekitarnya mudah dan dapat diingat.

(31)

2.3 PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA 2.3.1 Metode

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode diperlukan oleh guru dan dipergunakannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila tidak menguasai satupun metode mengajar (Djamarah, 1991:72).

Metode-metode pengajaran yang sesuai dengan karakteristik anak usia TK adalah sebagai berikut:

2.3.1.1 Bermain

Beramain merupakan bermacam bentuk kegiatan yang memberikan kepuasan pada diri anak yang bersifat non serius, lentur dan bahan mainan terkandung dalam kegiatan dan secara imajinatif ditransformasikan sepadan dengan dunia orang dewasa.

2.3.1.2 Karyawisata

Karyawisata mempunyai makna penting dalam perkembangan anak karena dapat membangkitkan minat anak kepada suatu hal, memperoleh perolehan informasi. Jadi dari karyawisata anak dapat belajar dari pengalaman sendiri sekaligus anak dapat belajar dari pengalaman sendiri sekaligus anak dapat melakukan generalisasi berdasarkan sudut pandang mereka.

2.3.1.3 Bercakap-cakap

(32)

18

dengan orang lain, meningkatkan ketrampilan dalam melakukan kegiatan bersama dan juga meningkatkan ketrampilan mengatakan perasaan serta mengatakan gagasan atau pendapat secara verbal.

2.3.1.4 Bercerita

Bercerita merupakan cara meneruskan warisan budaya dari satu generasi berikutnya. Bercerita juga dapat menjadi media untuk menyampaikan nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat.

2.3.1.5 Demonstrasi

Demonstrasi berarti menunjukan, mengerjakan dan menjelaskan cara-cara mengerjakan sesuatu, melalui demonstrasi diharapkan anak dapat mengenal langkah-langkah pelaksanaan.

2.3.1.6 Proyek

Metode proyek adalah salah satu metode yang digunakan untuk melatih kemampuan anak, pemecahan masalah yang dialami anak dalam kehidupan sehari-hari.

2.3.1.7 Pemberian tugas

Pemberian tugas merupakan pekerjaan tertantu yang dengan sengaja harus dikerjakan oleh anak yang mendapatkan tugas. Ditaman kanak-kanak tugas diberikan dalam bentuk kesempatan melaksanakan kegiatan sesuai dengan petunjuk langsung guru (Moeslichatoen,2004:24-28).

(33)

2.3.2 Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harafiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. namun penegertian media dalam proses pemebelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menagkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal ( Teori Ilmiah ).

Media pembelajaran berfungsi untuk menjelaskan materi disampaikan kepada siswa. Macam media beraneka ragam, dapat dalam bentuk sederhana seperti papan planel, kertas karton, dapat pula dalam bentuk seperti radio, televisi, film.rohani mengemukakan media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan yang merangsang sesuai untuk belajar. Media berfungsi untuk memperjelas materi yang disampaikan pada siswa. Dengan menggunakan media proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik.

2.4DONGENG

2.4.1 Pengertian Dongeng

Dongeng merupakan satu karya sastra lama yang berkembang di Indonesia. melalui dongeng kita dapat memperoleh manfaat yang tersirat dalam cerita dongeng itu.

(34)

20

Dongeng adalah cerita yang sifatnya khayal. Dalam kamus besar bahasa indonesia (2005:274) disebutkan bahwa dongeng adalah cerita yang tidak benar (terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh).menurut Danandjaja (2002:83) dongeng adalah cerita prosa rakyat yang tidak benar- benar terjadi.

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa dongeng adalah salah satu jenis karya sastra lama yang berbentuk prosa (penggalan dari kalimat )dan merupakan sastra lisan yang artinya benar-benar tidak terjadi.

Dongeng merupakan salah satu jenis karya sastra di Indonesia.arti aarne dan thompson (dalam danandjaja 2002:86).

2.4.2 Jenis-Jenis Dongeng

Menurut zainudin (dalam Indah 2006:33), dongeng dibagi menjadi4 yaitu:

2.4.2.1 mithe adalah dongeng yang menghubungkan dengan kepercayaan.

2.4.2.2 Legenda adalah dongeng mengenal asal mula suatu tempat atau mengenal keajaiban alam.

2.4.2.3 Fabel adalah dongeng tentang binatang- binatang yang bertingkah laku seperti manusia.

2.4.2.4 Cerita jenaka adalah dongeng yang menceritakan oarang- orang pandir (orang-orang yang malang nasibnya yang pengungkapannya menimbulkan suasana humor).

(35)

Pembelajaran dengan menggunakan media dongeng sangat menguntungkan baik untuk peserta didik maupun guru seni tari. Keuntungan bagi peserta didik yaitu peserta didik dapat mudah menerima meteri yang diberikan oleh guru. Keuntungan bagi guru yaitu, dengan menggunakan media dongeng guru dapat lebih mudah dalam menyampaikan materi. Hal itu dapat terlihat dari reaksi peserta didik yang lebih bersemangat ketika guru menyampaikan materi tari dengan menggunakan media dongeng.

2.5 Siswa-Siswi Taman Kanak-Kanak

Masa kanak-kanak berumur 4-6 tahun. Masa Kanak-Kanak merupakan masa awal anak-anak, karena perkembangan masa Kanak-Kanak sekitar penguasaan dan pengendalian lingkungan. Masa Kanak-Kanak disebut juga usia penjelajah. Anak-anak yang ingin mengetahui lingkungannya, bagaimana mekanismenya, bagaimana perasaannya dan bagaimana anak dapat menjadi bagian dari lingkungannya. Dalam periode yang paling menonjol adal;ah meniru pembicaraan dan tindakan orang lain, meskipun cenderung ini sangat kuat, tetapi anak lebih menunjukan kreativitas bermain dalam hidupnya. Kebanyakan pelajaran di taman Kanak- Kanak dilakukan dengan cara bermainsambil belajardan belajar sambil bermain, hal ini bertujuan agar anak-anak dapat memperoleh dayakreativitas yang tinggi serta mampu menerima pelajaran tanpa ada perasaan terbebani oleh pelajaran tertentu (Hurlock,1991:109).

(36)

22

pikiran intuitif, maksudnya bahwa pengalaman dan kondinasi secara motorik dapat disusun kembali berkat kemampuan menggunakan gambaran. Anak-anak terus menerus membuat pertanyaan tegas tanpa kekhasan tingkah laku sosialnya yang berbeda dengan tingkah laku orang dewasa.

Cirri-ciri anak Taman Kanak-Kanak usia 3-6 tahun menurut Snow Man (1993) dalam patmonodewa (1995:28-30) diantaranya:

a. anak taman kanak-kanak umumnya sangat aktif, karena mereka telah memiliki pengkuatan (control) terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri.

b. setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat yang cukup, karena anak sering tidak menyadari bahwa mereka harus beristirahat yang cukup.

c. walaupun otot anak-anak lebih berkembang terhadap jari dan tangan namun biasanya anak belum terampil, contoh anak belum bias mengikat tali sepatu. d. peralihan sering terjadi, tetapi sebentar kemudian mereka telah berbaik kembali. e. anak taman kanak-kanak cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas

dan terbuka.

f. peranan sebagai anak laki-laki atau perempuan lebih jelas, anak laki-laki agresif sedangkan anak perempuan lebih suka bermain boneka dan menari.

Menurut yusuf (2000:173) ada beberapa karakteristik anak usia taman kanak-kanak antara lain:

1. penuh rasa ingin tahu.

(37)

3. berkembang meniru perilaku orang dewasa.

4. ingin berkomunikasi dan berbagai pengalaman dengan orang lain. 5. ingin mengekspresikan diri secara kreatif.

6. butuh partisipasi dalam kegiatan fisik.

Masa anak-anak merupakan masa yang ideal untuk mempelajari ketrampilan tertentu. Dengan alas an bahwa anak-anak mempunyai sifat senang mengulang-ulang dan dengan senang hati anak mau mengulang suatu aktivitas sampai terampil melakukannya, anak bersifat pemberani, anak lebih mudah dan cepat belajar karena tubuhnya masih sangat lentur serta ketrampilan yang dimiliki baru sedikit, sehingga ketrampilan yang lentur dikuasi tidak menggangu ketrampilan yang sudah ada (Hurlock, 1990:111).

(38)

24

naluri kemasyarakatan dengan naluri bentuk. Keempat naluri diatas merupakan alat pembantu manusia bagi pertumbuanya. Ada empat jenis yang menjadi pusat perhatian anak yaitu ingin mencari pergaulan, ingin senantiasa mencari ataumendapatkan sesuatu dan menyatukan diri dalam keindahan (Siahaan, 1981:24-25).

2.6 Kerangka Berfikir

(39)
(40)

26

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan penelitian

Penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmiah, oleh karena itu untuk dapat melakukan penelitian yang baik dan benar seorang peneliti perlu memperhatikan cara-cara penelitian atau lebih dikenal dengan metode penelitian yang sesuai dengan bidang yang diteliti, sehingga memperoleh hasil penelitian sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan.

Metode penelitian adalah cara-cara kerja untuk dapat memahami objek penelitian dan merupakan bagian yang penting untuk diketahui oleh seorang peneliti. Metode penelitian juga memberikan ketentuan-ketentuan dasar untuk mendekati suatu masalah dengan tujuan menemukan dan memperoleh hasil yang akurat dan benar.

Berdasarkan pada pokok permasalahan yang dikaji, yaitu mengenai Pembelajaran tari kodhok ngorek di Taman Kanak-Kanan Tiara Kecamatan Mijen Semarang, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

(41)

tradisi tertentu dalam penelitian sosial yang fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya.

Penelitian kualitatif berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan pada metode kualitatif, mengadakan menganalisis data secara induktif, mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, rancangan penelitiannya bersifat sementara dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak yaitu peneliti dan subjek penelitiannya, (Moleong, 2002:27).

Penelitian pembelajaran seni tari menggunakan media dongeng di TK Tiara menggunakan metode kualitatif, dalam hal ini obyek penelitiannya adalah pembelajaran seni tari menggunakan media dongeng di TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang. Sifat kualitatif penelitian ini mengarah pada mutu dan kedalaman uraian, yakni pembahasan tentang pembelajaran seni tari menggunakan media dongeng di TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang yang dipaparkan sesuai keadaan dilapangan.

3.2 Lokasi dan Sasaran Penelitian

3.2.1 Lokasi penelitian

(42)

28

3.2.2 Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian ini sesuai dengan permasalahan yang telah diungkap, yaitu pembelajaran seni tari menggunakan media dongeng. Subjek penelitian ini adalah anak TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas A dan Kelas B. Pembagian kelas berdasarkan usia, kelas A berusia 3-5 tahun dan kelas B 5-6 tahun. Pada penelitian pembelajaran tari kodhok ngorek dengan metode dongeng peneliti memfokuskan penelitian pada kelas A, yang mana anak kelas A lebih mudah menguasai materi tari yang diberikan oleh guru.

3.3 Sumber Data

Untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan maka ditentukan sumber data atau informasi yang terdiri dari nara sumber yang dipandang memiliki pengetahuan atau wawasan yang memadahi tentang informasi yang diperlukan. ada dua jenis sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer yang dimaksud adalah suatu nara sumber yang pokok dalam penelitian yaitu guru pengampu mata pelajaran seni tari, sedangkan sumber data sekunder adalah suatu sumber data yang mendukung dalam penelitian yaitu murid-murid, kepala sekolah.

3.4 Teknik pengumpulan data

(43)

menciptakan hasil-hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian, pengumpulan data Pada suatu penelitian dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan, keterangan dan informasi yang benar dan dapat dipercaya untuk dijadikan data. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

3.4.1 Teknik Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan yang langsung dilakukan terhadap obyek penelitian. Hal ini dijelaskan Arikunto (1992:133) Observasi diartikan sebagai pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap obyek penelitian dengan menggunakan seluruh indera atau pengamatan langsung.

Observasi dilakukan langsung, yang dijadikan observasi itu tentang setting sekolah, keadaan sekolah, sarana dan prasarana sekolah, kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran seni tari disekolah, seperti guru memberikan materi, siswa menanggapi materi yang disampaikan guru sampaikan pada tindak evaluasi hasil belajar siswa.

Observasi yang digunakan adalah observasi partisipasif yaitu peneliti terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran seni tari di Tk Tiara Kecamatan Mijen Semarang.

3.4.2 Teknik Wawancara

(44)

30

lain atau informan, dengan tujuan untuk dimintai jawaban atas pertanyaaan, kemudian jawaban informan digali dan dicatat sebagai bukti data hasil wawancara. Teknik wawancara dalam suatu penelitian merupakan teknik pengumpulan data yang penting, sebab dengan wawancara akan didapatkan data secara langsung dari para informan, sehingga dapat mengetahui dan mengungkap data dari orang-orang yang terlibat dalam proses wawancara.

Tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk menyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai para pribadi, peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, keterlibatan, dan sebagainya.

Untuk mendapatkan data tentang penelitian ini, Peneliti menggunakan teknik wawancara terbuka, artinya wawancara dilakukan tidak terstruktur dan bersifat informal. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan kondisi yang wajar, alamiah, dan komunikasi yang akrab antara pewancara dan yang diwawancarai. Bahkan wawancara dilakukan secara spontan tanpa ada perjanjian resmi terlebih dahulu, serta tidak terikat terhadap lokasi atau tempat terjadinya wawancara. Bentuk pertanyaan diusahakan lebih banyak memberikan kesempatan kepada informan untuk mengeluarkan pendapat atau keterangan.

3.4.3 Teknik Dokumentasi.

(45)

Menurut Arikunto (1991:135) teknik dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berasal dari catatan buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, agenda foto dan lain sebagainya. Dengan demikian teknik dokumentasi dilakukan bertujuan untuk mencari, dan melengkapi data yang belum diperoleh dari hasil observasi dan wawancara. Dari hasil penelitian, data yang diperoleh dalam penelitian ini antara lain :

Letak dan bentuk kondisi bangunan tempat belajar mengajar, data keadaan siswa, sarana dan prasarana, foto-foto yang berhubungan dengan proses belajar mengajar di TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang.

3.5 Teknik Analisis Data

(46)

keterangan-32

keterangan atau data-data yang telah terkumpul dan dianalisis berdasarkan teori-teori yang ada.

Menurut sumaryono (2001:210), teknik analisis data kualitatif senantiasa berkitan dengan kata-kata dan bukan rangkaian angka. Data yang terkumpul dari berbagai cara ini semua tetap diurai dengan kata-kata. Analisis tersebut dibegi ke dalam tiga tahap, yaitu:

3.5.1 Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada penyerdanaan, pengabstrkan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berkaitan erat dengan proses analisis data. Pilihan-pilihan peneliti tentang bagian data mana yang dipilih, data yang dibuang, cerita mana yang sedang berkembang merupakan pilihan-pilihan analisis. Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarah, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

3.5.2 Penyajian data

(47)

3.5.3 menarik kesimpulan/ verifikasi.

Kegiatan verifikasi merupakan kegitan yang sangat penting, sebab dari awal pengumpulan data, seorang penganalisis kualitatif harus mampu mencari benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, konfigurasi yang semua itu merupakan satu kesatuan yang utuh, bahkan barangkali ada keterkaitan alur, sebab akibat serta preposisi.

Bagan No. 2 Skema Analisis data: Model interaktif menurut Miller dan Huberman.

Sumber : Rohidi (1992:20)

Adapun penjelasan tentang bagan skema analisis data yaitu: dalam melakukan penelitian, peneliti mengumpulkan data yang ada hubungannya dengan tujuan penelitian. Setelah data terkumpul peneliti mereduksinya dengan cara memilih, menyederhanakan, mengabstrakkan, dan mentranformasikan menjadi bentuk informasi yang lebih sederhana. Dari data yang tersaji peneliti

Pengumpulan Data

Penyajian Data

Reduksi Data

(48)

34

menganalisa hingga jadilah menjadi bentuk kesimpulan. Kesimpulan dari data yang tersaji kemudian dicocokan dengan data awal dan data hasil reduksi.

(49)

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah berdirinya TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang

Taman kanak-kanak Tiara adalah salah satu Taman kanak-kanak yang berada di wilayah semarang. Taman kanak-kanak Tiara pertama kali didirikan dan diresmikan pada tanggal 15 September 1994 tepatnya di perumahan plamongan indah blok G no 24 semarang. Dari awal berdirinya, Taman kanak-kanak Tiara dapat berkembang dengan baik karena pada saat itu selain tempatnya strategis dan mudah di jangkau Taman kanak Tiara adalah satu-satunya Taman kanak-kanak yang terdapat di daerah plamongan indah semarang. Jumlah siswa Taman kanak-kanak Tiara pada tiap angkatan dapat mencapai 50 siswa. Mayoritas siswa Taman kanak-kanak Tiara berasal dari komunitas etnis tionghoa yang sebagian besar berasal dari keluarga mampu. Taman kanak-kanak Tiara adalah yayasan yang berdiri sendiri dan dikelola serta dimiliki oleh perorangan. Ibu Sri yatini adalah pemilik dan pengelola yayasan Tiara. Taman kanak-kanak Tiara bersestatus swasta dan bekerja sama dengan Diknas. Selain Taman kanak-kanak Tiara, yayasan Tiara juga memiliki kelas play group dan menawarkan jasa penitipan anak.

Keinginan untuk mencari suasana baru oleh pengelola yayasan Tiara maka pada tahun 2007 Taman kanak-kanak Tiara berpindah tempat

(50)

36

mengalami penurunan jumlah siswa, yang dulunya mencapai 100 anak untuk kelas A dan B, sekarang hanya 30 untuk kelas A dan B. kelas A memiliki murid 20 siswa sedangkan kelas B 10 siswa. Guru yang mengajar kelas A bernama bu Mursinah berumur 26 tahun. Bu musrinah lulusan sekolah latihan pendidikan Taman kanak-kanak. Bu Musrinah mulai mengajar di Taman kanak-kanak Tiara pada tanggal 28 september 2010. Selain bu Mursinah yang mengajar di kelas A bu Triyani juga mengajar dikelas A. Bu Triyani lulusan Diploma dua di universitas negeri semarang (UNNES), Bu Triyani lahir pada tanggal 22 september 1978 sekarang berumur 33 tahun. Beliau mengajar di Taman Kanak-Kanak Tiara pada tanggal 27 september 2010. Sedangakan yang mengajar di kelas B adalah bu Sri yantini. Bu Sriyatini selain mengajar kelas B beliau menjabat sebagai kepala sekolah dan pemilik Taman Kanak-kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang. Bu Sri lahir pada tanggal 9 januari 1968. sekarang beliau berumur 44 tahun beliau tinggal di sebelah timur Taman Kanak-kanak Kecamatan Mijen Semarang.

(51)

Foto 1. gambaran fisik TK Tiara tampak dari depan, ruang Kepala sekolah dan play group pada Taman Kanak-Kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang. (foto Reisty 16 November 2010).

(52)

38

Foto 2. Terlihat Tentang gambaran fisik TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang. Taman Kanak-Kanak Tiara memiliki 3 ruang kelas antara lain kelas play group, kelas A dan kelas B TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang ( foto Reisty , 16 November 2010).

Taman Kanak-Kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang kelas A Kelas B ruangannya sangat berdekatan, sedangkan ruang play group dekat dengan kantor.

(53)

4.2 Komponen-Komponen Penunjang Pembelajaran Seni Tari

Proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik bila ada komponen yang mendukung yaitu komponen tujuan, komponen kurikulum, komponen guru, komponen siswa, komponen materi, komponen metode pembelajaran, komponen sarana prasara dan komponen evaluasi. Demikian juga dalam proses pembelajaran seni tari menggunakan media dongeng di Taman Kanak-Kanak Tiara kecamatan Mijen Semarang.

Untuk lebih jelasnya, peneliti kemukakan komponen-komponen penunjang pembelajaran seni tari mengggunakan media donggeng di Taman Kanak-Kanak Tiara Kecamtan Mijen Semarang sebgai berikut:

4.2.1 Komponen Tujuan

(54)

40

4.2.2 Komponen Kurikulum

Pada pembelajaran seni tari di taman kanak-kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang, sistem menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Selain itu guru juga membuat Rencana Kegiatan mingguan (RKM) dan Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH). sistem pengajaran yang di lakukan oleh guru pada peserta didik mengacu kepada Kurikulum Tingkatan Satuan Pendidikan, Rencana Kegiatan Mingguan dan Rencana Kegiatan Harian.

Kurikulum sangat menentukan sekali bagi pembelajaran seni tari. Hal ini disebabkan karena kurikulum menjadi pokok acuan yang di pakai pada saat pembelajaran.

4.2.3 Komponen Guru

Berhasil atau tidaknya pengajaran tergantung kepada guru dalam melaksanakan kegiatan tersebut, yaitu kondisi guru baik secara fisik maupun psikis termasuk latar belakang pendidikan. Sebagai seorang guru tidak cukup hanya bisa mengajar saja, namun juga harus dapat melakukan pendekatan dengan peserta didik disamping hanya materi pembelajaran.

(55)

hal tersebut peneliti di lapangan memperoleh catatan data pengasuh Taman kanak-kanak Tiara tahun ajaran 2010/2011 sebagai berikut:

Tabel 1 Nama-nama pengasuh pendidikan Taman kanak-kanak Tiara Kecamatan Mijen Semaran Tahun ajaran 2010/2011

NO. Nama Guru TK Tiara Lulusan

1 Sri Yatini SPGTK

2 Triyani D2 unnes

3 Mursinah LPG TK

4 Maria uti utari S1 Pendidikan seni tari Unnes

Sumber: Hasil Observasi

Dilihat dari tabel diatas latar belakang pendidikan, pengasuh Taman Kanak-Kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang berasal dari lulusan pendidikan SPGTK’86, Diploma II Universitas Negeri Semarang, LPGTK’10, SMA.

Dengan adanya pengasuh Taman Kanak-Kanak Tiara yang berbeda-beda latar belakang akan mendukung proses pembelajaran seni tari menggunakan media dongeng di TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang.

4.2.4 Komponen Siswa

(56)

42

didik Taman kanak-kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang berjumlah 30 anak, terbagi menjadi 3 tingkatan yaitu tingkatan A berjumlah 15 anak, tingkat kelas B berjumlah 10 anak dan kelompok playgrup 5 anak.

Anak-anak Taman Kanak-Kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang sesuai dengan pengelompokan kelas umumnya berusia antara 4-6 tahun. Kesan pertama yang dapat dilihat dari sifat anak-anak adalah adanya kelucuan, kepolosan dan kejujuran.

Anak-anak Taman Kanak-Kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang umumnya dari daerah sekitar, ada sebagian kecil yang berasal dari luar daerah. Tempat tinggal yang berbeda-beda, maka cara mereka berangkat kesekolahpun bervariasi, ada yang diantar orang tuanya, pembantu rumah tangga, jalan kaki bersama teman-temannya. Agama yang dianut oleh anak-anak taman kanak-kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang mayoritas beragama islam.

Dalam keseharian ke sekolah, baik untuk anak tingkat A dan B senantiasa berseragam sesuai ketentuan dari sekolah. Pakaian seragam tersebut dengan atribut sekolah sehingga mudah untuk mengenali siswa Taman kanak-kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang. Siswa yang aktif dan kreatif serta memiliki semangat untuk maju dan berkembang merupakan modal utama keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran seni tari.

4.2.5 Komponen Materi

(57)

sebaliknya. Siswa tidak akan termotivasi bila materi yang diajarkan oleh guru tidak sesuai dengan minat dan kemampuan siswa dalam belajar menari. Hal ini guru harus memperhatikan dan mempertimbangkan materi pembelajaran tari dengan baik-baik apa yang akan diberikan siswa, sehingga siswa dapat termotivasi untuk belajar.

Proses belajar menari di Taman Kanak-Kanak Tiara kecamatan Mijen Semarang bahan materi disesuaikan dengan karakteristik anak Taman kanak-kanak. Salah satu materi yang diajarkan oleh guru adalah tari kodhok ngorek. Gerakan tari kodhok ngorek yang sederhana dan mudah dilakukan anak seperti gerakan meloncat, melangkah kekanan-kekiri, goyang pinggul, tepuk tangan, melenggang berkacak pinggang dan irama lagu dipergunakan sebagai iringan siswa dapat termotivasi untuk melakukan gerakan kodhok ngorek.

Foto 3. Peserta Didik Menarikan tari kodkok ngorek. Gerakan Kodhok Ngorek yang sedang melompat dengan arahan guru seni tari Taman Kanak-kanak

(58)

44

melakukan gerakan melompat terlihat dari peserta didik yang mencoba ikut mempraktekan semua. (Foto, Reisty 18 januari 2011)

Dongeng yang di bawakan oleh guru seni tari Taman Kanak-Kanak Tiara adalah sebagai berikut.

Kodhok ngorek

“Pada suatu hari ada seekor kodhok yang sedang bermain di pinggir sungai. Kodhok itu memanggil teman-temannya untuk di ajak bermain bersama. Tetapi teman-temannya lebih suka bermain di tempat persembunyian mereka. Tidak lama kemudian, hujan menghuyur tempat persembunyian kodhok-kodhok itu lalu semua kodhok pun keluar dari tempat persembunyian mereka dan kodhok-kodhok itu saling bersaut-sautan dengan teman-teman lainya. Akhirnya si kodhok yang tadinya sendirian, sekarang sudah berkumpul dengan teman-temannya dan mereka bermain bersama. Setelah bermain dan hujanpun sudah reda mereka pulang kerumah mereka masing-masing dan akhirnya kodhok itupun berkumpul lagi dengan orang tuanya..”.

Cara penyampaian bahan ajar yang dilakukan guru dibuat secara menarik agar peserta didik merasakan suasan yang menyenangkan selama mengikuti proses pembelajaran, yaitu guru mengajar dengan sikap ramah, tidak mudah marah, menerangkan dengan jelas kadang diselingi humor, sering membantu dan tidak suka mencela. Suasana menyenangkan dapat menyebabkan peserta didik lebih mudah menerima materi bahan ajar yang di ajarkan (Fudyartono, 2002:290). Penggunaan media dongeng di harapkan dapat menambah daya tarik penyampaian bahan ajar.

4.2.6 Komponen Metode Pembelajaran 4.2.6.1Mekanisme Pembelajaran

(59)

bidang seni budaya yang di ajarkan di Taman Kanak-kanak Tiara Kecamatan Mijeni Semarang. Bidang seni yang diajarkan adalah seni rupa, seni musik, dan seni tari. Taman Kanak-kanak A bidang seni tersebut diajarkan pada semua peserta didik sebagai pengenalan dasar. Pada waktu bersamaan ketiga bidang seni yaitu seni tari, seni musik, seni rupa diajarkan pada seluruh peserta didik yang jumlahnya di bagi menjadi 2 kelompok. Masing-masing kelompok yang terdiri dari satu kelas menerima pembelajaran salah satu bidang seni.

4.2.6.1.1 Strategi Belajar Mengajar

Guru yang mengampu pelajaran seni tari adalah Maria Uti Utari, mahasiswa seni tari angkatan 2006 di Universitas Negeri Semarang (UNNES). Pada tahun 2010 mulai mengajar sebagai guru seni tari di Taman Kanak-kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang. Pada awal proses pembelajaran merasa kesulitan dalam mengajarkan seni tari, guru akhirnya menemukan strategi yang tepat untuk mengajar seni tari di Taman Kanak-kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang.

(60)

46

4.2.6.1.2 Pemilihan Materi

Pemilihan materi menjadi tujuan utama dalam kurikulum pembelajaran seni tari. Pembelajaran seni tari di TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan kondisi peserta didiknya. Guru seni tari Taman Kanak-kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang memilih bahan ajar yang tidak terlalu sukar dipelajari dan menarik bagi peserta didik. Adapun jenis tari yang diajarkan adalah tari kodhok ngorek. Tari kodhok ngorek ini gerakannya sangat sederhana selain itu kebanyakan peserta didik sudah pernah melihat. Jadi secara tidak langsung peserta didik telah melakukan apresiasi terhadap tari kodhok ngorek tersebut.

4.2.6.2.2 Pemilihan Metode Penyampaian Materi

Metode yang digunakan dalam pembelajaran seni tari menggunakan media dongeng meliputi: Tanya jawab, bercerita, demonstrasi, iringan musik. Pemilihan metode pengajaran sangat penting dalam pembelajaran seni tari. Untuk dapat mencapai tujuan yang di harapkan, seorang guru di dalam pembelajaran harus dapat memilih serta menentukan metode yang sesuai dengan materi yang diberikan dan kemampuan siswa. Melalui pemilihan metode yang sesuai dengan materi yang diberikan maka akan berdampak positif pada anak didik, yaitu dapat mengikuti pemnbelajaran seni tari menggunakan media dongeng dengan baik.

(61)

4.2.6.2.2.1Tanya Jawab

Sebelum guru memberikan materi, guru bertanya terlebih dahulu kepada peserta didik tentang tema yang akan diberikan kepada peserta didik, Misalnya tentang tema kehidupan binatang. pada awal memulai pelajaran, guru memberikan apersepsi terhadap materi yang akan disampaikan, sebagai contohnya guru bertanya pada salah satu siswa tentang tema materi yang akan disampaikan, lalu di minta untuk menjabarkan atau memperagakan tentang tema materi tersebut, misalnya bagaiman jalanya kodhok, bagaimana suaranya kodhok, dengan demikian siswa yang bersangkutan dan lainya akan mulai terangsang untuk lebih mengetahui lebih dalam tentang materi yang akan disampaikan oleh guru. (Observasi, 16 November 2010) Ibu Uti Mengatakan:

“Anak-Anak siapa yang pernah lihat kodhok? Gimana jalannya kodhok? Suaranya kodhok gimana anak-anak. Iya pinter”.

Guru memulai proses penyampaian materi dengan bahan yang telah disiapkan dan direncanakan sesuai dengan satuan pembelajaran yang menjadi pedoman pengajar.

4.2.6.2.2.2Bercerita

(62)

48

4.2.6.2.2.3Demonstrasi

Setelah menyampaikan materi dengan metode bercerita, guru mulai mendemonstrasikan satu persatu gerakan katak, setelah itu peserta didik diminta untuk menirukan atau memperagakan gerak yang diperagakan oleh guru.

Foto 4. Guru sedang mendemonstrasikan salah satu gerakan kodhok ngorek kemudian diikuti oleh peserta didik.(foto Reisty 16 November 2010). 4.2.6.2.2.4Iringan Musik

Setelah semua peserta didik memperagakan satu per satu gerakan kodhok

ngorek kemudian guru mengajak peserta didik menari dengan di iringi musik

(63)

Foto5. Peserta didik mempraktekan tari kodhok ngorek dengan diiringi musik. ( foto, Reisty 16 November 2010).

4.2.6.2.3 Pemberian Motivasi Terhadap Peserta Didik

(64)

50

memberi semangat dengan cara menggoda atau memberi “iming-iming”kalau tidak mau menari tidak di perbolehkan ikut pentas seni pada acara akhir tahun. 4.2.6.2.4 Pembagian Tugas Mengajar Dan Model Pengelolaan Kelas Taman

Kanak-Kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang

Pengasuh taman kanak-kanak tiara kecamatan jatisari semarang berjumlah 3 orang. Semua pengasuh mendapat tugas sebagai guru kelas, dan guru seni tari menurut kepala sekolah, pembagian tugas mengajar tidak langsung asal asal tunjuk melainkan diserahkan sendiri kepada pengasuh untuk memilih sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Hal tersebut dimaksudkan agar para pengasuh dalam melaksanakan proses belajar dan mengajar berjalan dengan sungguh-sungguh dan mantap.

Pembagian tugas pengasuh Taman kanak-kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang adalah sebagai berikut: kelompok A diasuh oleh ibu Triyani dan ibu Mursinah. Tingkat B diasuh oleh ibu Sri Yatini (kepala sekolah TK Tiara).

(65)

dibuat berhadapan sedangkan pada guru menerangkan materi pelajaran anak duduk menghadap papan tulis.

Aktivitas belajar dalam kelas yang dikelola khusus, Sebelum memasuki ruang kelas, anak dibiasakan berbaris dihalaman samping. Sesudah masuk kelas untuk membuka aktivitas belajar diisi dengan berdoa, salam, absent, dan bernyanyi. Pelaksanaan belajar dengan pengelola kelas tersebut kelihatan formal, akan tetapi semuanya mengacu pada konsep belajar sambil bermain. Pembagian tugas mengajar dan model pengelolaan kelas harus diatur sebaik-baiknya agar anak merasa nyaman dalam mengikuti pelajaran. Hal ini dapat memacu pada suatu pembelajaran salah satunya pembelajaran seni tari menggunakan media dongeng fabel di Taman kanak-kanak Tiara Kecamatan Mujen Semarang.

4.2.7 Komponen Sarana Dan Prasarana Pembelajaran

(66)

52

Table No.2 Denah taman kanak-kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang

Gambar. 3 denah TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang

Dilihat kondisi fisik, gedung Taman Kanak-Kanak Tiara Kecamatan Semarang memadai sebagai tempat belajar anak-anak. Kondisi bangunan gedung permanen yang dimiliki oleh Taman kanak-kanak Tiara Kecamatana Mijen Semarang terawat dengan baik. Demikian pula kebersihan lingkungan sekitar sangat diperhatikan oleh pihak sekolah.

Gedung Taman kanak-kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang terbagi beberapa ruang yakni ruang kepala sekolah, ruang kelas, ruang untuk tempat bermain, ruang untuk gudang, ruang kamar mandi dan WC. Ruang kelas terbagi menjadi 3, yaitu ruang kelas A, Ruang kelas B, dan Ruang play group.

(67)

Sarana pembelajaran di Taman kanak-kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang dikatakan lengkap dan memadai. Pada setiap kelas tersedia meja dan kursi belajar dari kayu yang dicat berwarna-warni, semua meja dan kursi tersebut tampak terawat dengan baik, sehingga nyaman untuk tempat duduk siswa dalam mengikuti pelajaran. Berbagai macam alat peraga pendidikan, baik yang sederhana maupun yang rumit tampak tersedia disetiap kelas, misalnya gambar. Untuk membangkitkan kecintaan anak terhadap baca tulis disediakan, buku-buku, alat-alat menulis maupun alat-alat ketrampilan, disamping ruang kelas. Untuk mendidik anak agar disiplin dan tidak terganggu oleh bekal yang dibawa, disamping ruang kelas, disediakan rak makanan dan minuman.

Foto 6. Suasana tempat bermain TK Tiara (foto Reisty, 18 Desember 2010).

(68)

54

Misalnya ayunan yang bisa diumpamakan sebagai dongeng kupu-kupu yang sedang hinggap di batang pohon. Sarana prasarana yang ada di Taman Kanak-kanak Tiara Kecamatan Mijen Semarang merupakan media pendukung untuk pembelajaran seni tari sebagai media dongeng fabel. Selain menggunakan media dongeng tape recorder merupakan sarana prasarana yang di sediakan oleh Taman kanak-kanak Tiara.

Tape recorder digunakan guru pada saat proses penyampaian materi praktek kepada siswa. Guru mendemonstrasikan gerak dengan memperdengarkan iringannya secara langsung untuk memperjelas irama musiknya, sehingga siswa lebih bersemangat.

4.3 Pembelajaran Tari Kodhok Ngorek Dengan Metode Dongeng di TamanKanak-Kanak Kecamatan Mijen Semarang

4.3.1 Deskripsi Pembelajaran Seni Tari

(69)

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan berpedoman pada RKM (Rencana kegiatan mingguan) yang telah dibuat. Pembelajaran seni tari diberikan agar peserta didik dapat menmpilkan kreativitas melalui seni tari khususnya

Menurut hasil wawancara (21 Desember 2010) dengan guru bidang studi seni tari (ibu Uti). sebelum menggunakan media dongeng dalam pembelajaran seni tari, guru menyampaikan materi dengan menggunakan metode demonstrasi dan ceramah. Pada tahun 2010 sampai sekarang ibu Uti selaku guru pelajaran seni tari merasa kecewa dengan hasil belajar siswa yang masih kurang dari prosentase keberhasilan. Pada saat pelajaran seni tari, siswa merasa acuh tak acuh, kurang memperhatikan, dan tidak bersemangat terhadap penjelasan guru tentang materi yang disampaikan. Ketidak efektifan dalam pembelajaran membuat Ibu Uti merasa harus berbuat sesuatu untuk melakukan perubahan dalam pembelajaran. Berbagai model pembelajaran dicoba oleh Ibu Uti dari menggunakan rangsangan musik, demonstrasi, belajar diluar kelas sampai guru merumuskan menggunakan media dongeng yang dirasa tepat untuk meningkatkan hasil belajar dan minat siswa.

(70)

56

Dongeng yang digunakan dalam proses pembelajaran menggunakan dongeng fabel. Dongeng fabel adalah dongeng yang berhubungan dengan kehidupan binatang. Dongeng fabel lebih disukai oleh siswa karena selain ceritanya yang menarik untuk didengarkan, guru juga dapat memperagakan gerakan-gerakan dalam dongeng fabel dengan bentuk gerakan tari. Pada umumnya anak usia 4-6 tahun lebih menyukai binatang untuk dipilih menjadi objek dongeng yang akan dibacakan oleh guru. Semangat akan muncul ketika guru membacakan dongeng dan memperagakan gerakan tari, hal ini dapat mempermudah siswa dalam menangkap materi seni tari yang menggunakan media dongeng fabel. gerakan yang digunakan guru dalam menyampaikan materi diantaranya gerakan melompat pada binatang kodhok, megal-megol pada gerakan menthok, tangan menyerupai sayap pada gerakan kupu-kupu. Gerakan yang diperagakan masih sangat sederhana karena masih memperlihatkan gerakan dasar yang diperagakan oleh binatang yang didongengkan.

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan selama 4 kali yaitu pada tanggal 4 januari 2011, 11 januari 2011, 18 januari 2011, dan 25 januari 2011. adapun kegiatan penelitian sebagai berikut:

4.3.1.1 Tanggal 4 januari 2011 4.3.1.1.1 Tahap Pendahuluan

(71)

salah satu proses pengembangan kepribadin siswa terbiasa tertib. Guru tari selanjutnya membuka pelajaran dengan salam pembuka setelah barisan siswa rapi. Kegiatan selanjutnya setelah salam pembuka kemudian, kegiatan apersepsi dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa tentang apa yang mereka ketahui tentang kodhok. sebagai contohnya guru bertanya pada salah satu siswa tentang tema materi yang akan disampaikan, lalu diminta untuk menjabarkan atau memperagakan tentang tema materi tersebut, misalnya bagaimana jalannya kodhok, bagaimana suaranya kodhok, dengan demikian siswa yang bersangkutan dan lainya akan mulai terangsang untuk lebih mengetahui lebih dalam tentang materi yang akan disampaikan oleh guru. Guru memulai proses penyampaian materi dengan bahan yang telah disiapkan dan direncanakan sesuai dengan satuan pembelajaran yang menjadi pedoman pengajar. (observasi, 4 Januari 2011) Ibu Uti Mengatakan:

“Anak-anak siapa yang sudah pernah melihat kodhok,bagaimana jalannya kodhok, ayo siapa yang tau angkat tangan nanti ibu kasih hadiah”

(72)

58

perkembangan jaman. Kehadiran metode atau media dalam sebuah pengajaran sangat penting, karena dapat membantu lancarnya kegiatan belajar mengajar serta dapat memacu siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga lebih memotivasi siswa untuk menyukai mata pelajaran.

Foto7. Kegiatan apersepsi tentang kodhok ngorek (Foto. Reisty, 4 Januari 2011).

4.3.1.1.2 Tahap Inti

Cerita Gerakan “Pada suatu hari ada seekor kodhok

yang sedang bermain di pinggir sungai. Kodhok itu memanggil teman-temannya untuk di ajak bermain bersama. Tetapi teman-temannya lebih suka bermain di tempat persembunyian mereka.

(73)

Setelah peserta didik mendengarkan semua cerita, guru mengajak peserta didik untuk memperagakan macam-macam gerakan yang telah dicontohkan oleh guru. Awalnya peserta didik diajak bergerak tanpa menggunakan musik terlebih dahulu agar peserta didik dapat menirukan gerakan yang dicontohkan oleh guru dengan baik. Setelah peserta didik sudah dapat memperagakan gerakan yang telah dicontohkan oleh guru, guru mengajak peserta didik untuk memperagakan tarian dengan menggunakan iringan musik.

4.3.1.1.3 Tahap penutup

Guru memberikan stimulus untuk merangsang keberanian serta rasa percaya diri anak menari didepan kelas dan dilihat oleh guru serta teman-temannya. Stimulus yang di berikan oleh guru kepada peserta didik juga merupakan salah satu proses pengembangan kepribadian. Proses ini menumbuhkan rasa percaya diri dan peserta didik yang minder dan kurang percaya diri dapat berlatih untuk tampil di depan teman-temannya. Dari 20 anak 80% anak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, dan 20% anak yang tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan tidak mau maju ke depan.

4.3.1.2 Tanggal 11 januari 2011 4.3.1.2.1 Tahap Pendahuluan

(74)

60

pembukaan, lalu dilanjutkan dengan apersepsi yaitu mengingat materi pembelajaran minggu lalu. (Observasi, 11 Januari 2011) Ibu uti mengatakan:

”anak-anak masih ingat pelajaran minggu yang lalu. Kemarin kita belajar tentang tari apa? iya pinter. Masih ingat gerakannya anak-anak. Gerakan kodhok dipinggir sungai masih ingat? Iya pinter semuanya”.

Kegiatan apersepsi tersebut juga bertujuan untuk membangkitkan imajinasi anak dan menyiapkan anak dengan materi yang akan diajarkan setelah kegiatan apersepsi selesai.

4.3.1.2.2 Tahap Inti

Cerita Gerakan Tidak lama kemudian, hujan

menghuyur tempat persembunyian kodhok-kodhok

itu lalu semua kodhok pun keluar dari tempat persembunyian mereka.

1. kodhok berdiri dengan posisi tangan didepan dada, kedua jempol digabungkan, kaki loncat secara bersamaan.

2. kedua tangan di kepal kemudian di putar-putar kaki kanan terlebih dahulu, kemudian baru gerakan kaki kiri mengikuti.

(75)

didik kelihatan lebih antusias ketika mengikuti proses pembelajaran terlihat dari gerakannya. Anak lebih cepat menghafal gerakan.

4.3.1.2.3 Tahap Penutup

Setelah peserta didik bisa menari dan hafal semua, masih seperti minggu sebelumnya peserta didik disuruh menari di depan kelas secara bergantian. Dari 20 anak 85% anak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, dan 15% anak yang tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan tidak mau maju ke depan.

ada 3 anak yang tidak mau maju ke depan karena masih takut dan malu.

Foto 8. Peseta didik maju kedepan secara bergantian melakukan gerakan kodhok ngorek. (foto. Reisty 11 Januari 2011).

4.3.1.3 Tanggal 18 januari 2011 4.3.1.3.1 Tahap Pendahuluan

(76)

62

sebelumnya. Kegiatan pembuka, dan apersepsi dilaksanakan untuk mengawali pembelajaran. Kegiatan apersepsi dilaksanakan dengan cara mengulas materi minggu sebelumnya.

4.3.1.3.2 Tahap Inti

Kegiatan selanjutnya adalah penyampaian materi. Penyampaian materi dilaksanakan masih menggunakan media dongeng dan metode demonstrasi. Guru melanjutkan cerita dan gerakan ragam gerak tari kodhok ngorek.

Cerita Gerakan kodhok-kodhok itu saling

bersaut-sautan dengan teman-teman lainya. Akhirnya si kodhok yang tadinya

sendirian, sekarang sudah berkumpul dengan teman-temannya dan mereka bermain bersama.

1. kedua tangan ditekuk dan digerak-gerakkan keatas kebawah, jari-jari mengepal, gerakan kaki

jalan biasa membentuk lingkaran besar.

2. kedua tangan diangkat keatas, jari-jari diukel. Dimulai dari tangan kanan dua kali, tangan kiri dua kali. Kaki kanan melangkah kekanan dan kaki kiri melangkah kekiri. Gerakan diulang-ulang. 3. tangan bergandengan, kaki

(77)

Setelah memberi materi guru menggunakan metode demonstrasi yaitu guru memperagakan satu persatu ragam gerak tari kodhok kemudian peserta didik diminta menirukan gerakan yang diberikan kepada guru.

4.3.1.3.3 Tahap Penutup

Setelah peserta didik sudah bisa menarikan tari kodhok ngorek guru meminta siswa maju kedepan kelas untuk menari dengan diiringi lagu dolanan. Dari 20 anak 95% anak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, dan 5% anak yang tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan tidak mau maju ke depan.

4.3.1.4 Tanggal 25 Januari 2011 4.3.1.4.1 Tahap Pendahuluan

Pembelajaran dilakukan dengan materi yang masih sama dan dilaksanakan di ruang kelas TK A. Pembelajaran dilakukan tidak jauh berbeda dengan minggu sebelumnya. Kegiatan pembukaan, dan apersepsi dilaksanakan dengan cara mengulas materi minggu sebelumnya. (Observasi, 25 Januari 2011) Ibu Uti mengatakan:

”Anak-anak masih ingat materi minggu yang lalu? Kemarin kita belajar tentang tari apa anak-anak? Iy pinter. Semuanya masih hafal? Masih semangat? Iya pinter”.

4.3.1.4.2 Tahap Inti

Gambar

Tabel No. 2   Denah TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang ..........................
gambar, dan foto(Moleong, 2002:190). Proses pengolahaan data dimulai dengan
Tabel 1 Nama-nama pengasuh pendidikan Taman kanak-kanak Tiara
Gambar. 3 denah TK Tiara Kecamatan Mijen Semarang

Referensi

Dokumen terkait

Paling banyak hasil penelitian adalah kategori cukup, pengetahuan yang cukup tersebut dikarenakan informasi yang diperoleh responden dari orang lain atau media masa

Kota Negara memiliki berbagai macam tempat wisata yang menarik tetapi banyak wisatawan lebih mengerti letak kota Denpasar dibandingkan dengan kota Negara karena kota

Kehamilan yang disebabkan oleh perubahan berat badan ibu hamil, yang tidak signifikan dapat berdampak pada pertumbuhan janin dalam rahim, mengalami anemia dan berat badan

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang disebut SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,

Penelitian ini berfokus pada pengaruh Islamic Social Reporting dalam meningkatkan pembiayaan koperasi syariah AL- Kautsar. Tujuan penelitian ini yaitu untuk 1)

S dengan masalah keperawatan nyeri akut pada gangguan sistem cardiovaskuler Congestive Heart Failure (CHF) di Ruang Mawar RS Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto

[r]

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru, maka peneliti dapat menyimpulkan permasalahan yang dihadapi selama proses pembelajaran pada mata pelajaran