Perancangan Sistem Informasi Pelayanan Desa
Berbasis Client-Server
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana
Komputer.
Peneliti:
Benny Setiawan (672004264) Suprihadi, S.Si., M.Kom. Ramos Somya, S.Kom., M.Cs.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Perancangan Sistem Informasi Pelayanan Desa Berbasis Client-Server
1)
Benny Setiawan, 2)Suprihadi, 3)Ramos Somya Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email : 1)[email protected], 2) [email protected], 3) [email protected]
Abstract
Village Government in this case the village chief and village official, has the task of organize and take care of the interests of local communities in the population. One of the task is to help the Civil Registration Department to records the community events,which are kinds of events experienced by the people which must be reported since may bring changes to the Family Card, Identity Card and / or other residence certificate. Problems faced by the village government is the unavailability of an information system that supports the conditions of existing resources. The results of this condition are bad documentation of demographic administration, such as, letters numbering and duplicating. In this study designed a web application of Village Service Information System. A client-server web applications model with a three-tier Model View Controller design, and implemented using the CodeIgnitier framework the PHP programming language and MySQL database. The Impact of the implementation of the Village Service Information System is the capability Village Government to provide administrative services to the people of population in online network.
Keywords: Village Government, Population, Web, Client-Server, Model View Controller
Abstrak
Pemerintah Desa dalam hal ini Kepala Desa dan Perangkat Desa, memiliki tugas mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat di wilayahnya. Salah satu tugas tersebut adalah membantu Dinas Catatan Sipil di dalam mencatat peristiwa kependudukan, yaitu kejadian yang dialami penduduk yang harus dilaporkan karena membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk dan/atau surat keterangan kependudukan lainnya. Permasalahan yang dihadapi pemerintahan desa adalah belum tersedianya suatu sistem informasi yang mendukung dan sesuai dengan kondisi sumber daya yang ada. Hal ini berdampak pada dokumentasi administrasi kependudukan yang kurang baik, antara lain penomoran surat tidak teratur dan terjadi duplikasi penerbitan surat. Pada penelitian ini dirancang suatu aplikasi web
Sistem Informasi Pelayanan Desa. Aplikasi web yang dirancang berbasis client-server
model three-tier dengan arsitektur Model View Controller, dan diimplementasikan menggunakan framework CodeIgnitier dengan bahasa pemrograman PHP dan basis data MySQL. Dampak implementasi dari Sistem Informasi Pelayanan Desa adalah Pemerintah Desa dapat memberikan pelayanan administrasi kependudukan kepada masyarakatnya secara online.
Kata Kunci: Pemerintah Desa, Penduduk, Web, Client-Server, Model View Controller
1
Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
2
Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
3
1
1. Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi yang kian pesat menimbulkan suatu revolusi baru yang berupa peralihan sistem kerja konvensional ke era digital. Perubahan ini juga telah merubah cara pandang setiap orang dalam melakukan berbagai kegiatan, salah satunya adalah pada kegiatan instansi pemerintah dalam penyelenggaraan pelayanan administrasi desa yang merupakan sub sistem dari sistem administrasi negara.
Sejalan dengan arah penyelenggara pelayanan administrasi desa, maka pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil sebagai sub-sub sistem pilar dari pelayanan desa perlu ditata dengan sebaik-baiknya dalam perbaikan pemerintahan dan pembangunan. Dalam hal ini pemerintah desa sebagai ujung tombak pendaftaran penduduk, membantu Dinas Catatan Sipil di dalam mencatat peristiwa kependudukan, yaitu kejadian yang dialami penduduk yang harus dilaporkan karena membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk dan/atau surat keterangan kependudukan lainnya.
Sebuah permasalahan yang ada pada pemerintahan desa Mlatihardjo Kabupaten Demak, yaitu perlu diperhatikan dalam pelayanan administrasi terhadap masyarakat masih menggunakan sistem konvensional, yang pelayanannya mewajibkan masyarakat harus datang ke kantor desa dan harus langsung bertatap muka dengan kepala desa atau sekretaris desa untuk proses validasi pengesahan pengurusan surat-surat data kependudukan. Hal tersebut dinilai kurang efektif, apabila pejabat desa saat tidak ada di kantor desa karena ada kepentingan atau tuntutan dari dinas. Akibatnya pelayanan tersebut terhambat karena membutuhkan validasi dari kepala desa atau sekretaris desa. Selain itu, dalam penyimpanan data-data kependudukan yang sangat banyak pemerintah desa masih menggunakan kertas yang rawan rusak dan hilang. Sehingga pemerintah desa kesulitan mencari data kependudukan karena pendokumentasian data kependudukan yang tidak teratur. Pelayanan tersebut dirasa kurang efektif dan efesien.
Pada penelitian ini dirancang suatu aplikasi web sistem informasi pelayanan desa. Aplikasi web diimplementasikan dengan Model View Controller
(MVC), berbasis client-server menggunakan bahasa pemrograman PHP dan basis data MySQL. Dengan demikian aplikasi web pada sistem informasi pelayanan desa disajikan secara online, agar sistem informasi pelayanan desa dapat dilaksanakan dimanapun dan kapanpun tidak terbatas ruang dan waktu. Sehingga proses pengolahan data dapat dilakukan dengan tepat, akurat, aktual, dan cepat dalam memberikan pelayanan administrasi desa secara online terhadap masyarakat.
2. Tinjauan Pustaka
2
dalam pembuatan surat keterangan dan laporan kependudukan, dengan demikian dapat mengefektifkan kinerja pegawai kelurahan dalam pengolahan data penduduk [1].
Pada penelitian berjudul Analisis Dan Perancangan Sistem Administrasi Kependudukan Pada Kantor Kelurahan Desa Banyuroto Dengan Menggunakan Visual Basic 6.0 Dan SQL Server 2000. Hasil Penelitian berupa aplikasi yang dapat membantu pihak pegawai di kantor Kelurahan Banyuroto dalam pembuatan laporan kependudukan, dengan demikian dapat mengefektifkan kinerja pegawai kelurahan dalam pengolahan data penduduk [2].
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan terkait dalam pelayanan desa, maka akan dilakukan penelitian yang membahas tentang suatu aplikasi web
sistem informasi pelayanan desa. Aplikasi web yang dirancang berbasis
client-server menggunakan arsitektur Model View Controller. Penelitian ini diharapkan
memudahkan kinerja pemerintah desa dalam hal mengelola data dan informasi pelayanan administrasi desa, sehingga dalam pelayanan administrasi terhadap masyarakat dapat dilakukan secara cepat dan tepat, serta mengurangi penggunaan kertas dalam pembuatan surat keterangan dan laporan data kependudukan. Di samping itu juga memudahkan pemerintah desa dalam hal pencarian data kependudukan karena memiliki basis data kependudukan.
Penelitian yang dilakukan membahas tentang sistem informasi pelayanan desa, client server dan Model View Controller.
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, guna mendukung operasi yang bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan [3]. Sedangkan dalam sistem informasi pelayanan desa membantu Dinas Catatan Sipil di dalam mencatat peristiwa kependudukan, yaitu kejadian yang dialami penduduk yang harus dilaporkan karena membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk dan/atau surat keterangan kependudukan lainnya meliputi pindah datang, perubahan alamat, serta status tinggal terbatas menjadi tinggal tetap [4].
Arsitektur client server adalah arsitektur jaringan yang memisahkan client
dengan server. Masing-masing client dapat meminta data atau informasi dari
server [5]. Pada arsitektur client-server terdapat model two-tier dan model three-tier/multi-tier.
Model two-tier merupakan lingkungan client/server secara tradisional. Pada model ini suatu aplikasi dibagi menjadi dua entitas, yaitu aplikasi client dan aplikasi server. Dalam konfigurasi yang tipikal, pembagian ini juga meliputi pembagian perangkat lunak dan perangkat keras. Aplikasi client umumnya diletakkan pada workstation yang digunakan oleh user, sedangkan server
merupakan suatu komputer yang diletakkan di bagian lain pada jaringan [6]. Model arsitektur dari two-tier terdiri dari dua bagian, yaitu:
- Layanan Presentasi (Client Tier)
Layanan presentasi atau logika antarmuka pengguna ditempatkan pada mesin
client. Lapisan ini berfungsi untuk menangani interaksi user dengan aplikasi.
3
Layanan data merupakan sebuah database server atau DBMS (Database
Management Systems) yang menyediakan data bagi lapisan layanan client atau
presentasi. Skema model two tier dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Model Two Tier Client Server [6]
Sedangkan model three-tier atau disebut juga multi-tier merupakan langkah pengembangan dari two-tierclient/server. Hal ini berarti, setiap aplikasi
three-tier adalah client/server, namun tidak semua aplikasi client/server adalah
three-tier. Model three-tier menambahkan komponen ketiga di antara aplikasi
client dengan aplikasi server yang disebut middle tier atau layanan bisnis. Oleh karena itu, dalam model ini pemrosesan disebarkan di antara tiga lapisan atau lebih yaitu Layanan Presentasi (Client Tier); Layanan Bisnis (Business Tier) yaitu layanan bisnis atau disebut dengan middle tier merupakan sebuah aplikasi yang memberlakukan aturan-aturan bisnis, memproses data, dan mengelola transaksi. Logika yang semula ditempatkan pada client dipindahkan ke dalam komponen lapisan bisnis ini; Layanan Data (Data Source Tier) [6]. Skema model three tier
dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Model Three Tier Client Server [6]
Arsitektur Model View Controller merupakan arsitektur yang sangat berguna dalam melakukan pengembangan sebuah sistem. Arsitektur metode
Model View Controller dipisahkan dalam layer model, view, dan controller [7].
Gambar 3 Arsitektur model, view, controller [7]
Untuk dapat menerapkan arsitektur Model View Controller digunakan teknologi Framework pada bahasa pemrograman. Framework dapat diartikan sebagai alat yang digunakan untuk membantu dan memudahkan pembuatan situs
4
yang dapat membantu menyelesaikan proses-proses yang kompleks, namun pihak
developer tetap harus menulis kode sendiri dan harus menyesuaikan dengan
lingkungan framework yang digunakan [8].
Sebuah framework selain menyediakan lingkungan pengembangan sendiri-sendiri juga menyediakan berbagai macam fungsi siap pakai yang bisa digunakan dalam pembuatan situs web. Fungsi tersebut merupakan pengembangan atau penyesuaian fungsi asli PHP agar lebih mudah digunakan atau agar lebih sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Tujuan dari pembuatan framework CodeIgniter ini menurut panduan penggunaan adalah untuk menghasilkan framework yang akan dapat digunakan untuk pengembangan proyek pembuatan situs web dengan cara penggunaan kode program secara manual, dengan menyediakan banyak sekali pustaka yang dibutuhkan dalam pembuatan situs web, dengan antarmuka yang sederhana dan struktur logika untuk mengakses pustaka yang dibutuhkan. CodeIgniter membiarkan developer untuk memfokuskan diri pada pembuatan situs web
dengan meminimalkan pembuatan kode untuk berbagai tujuan pembuatan situs
web.
3. Metode Perancangan Sistem
Metode penelitian yang digunakan pada pembuatan aplikasi ini adalah model prototype. Model prototype merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan informasi tertentu mengenai kebutuhan-kebutuhan informasi pengguna secara cepat. Dengan metode prototype ini pengembang dan pengguna dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem. Secara lengkap, alur model
prototype akan digambarkan seperti pada Gambar 4.
Gambar 4 Prototype Model [9]
Pada tahapan pertama, yaitu listen to customer atau information gathering
5
digunakan untuk mendapatkan umpan balik apakah aplikasi sudah sesuai dengan kebutuhan user. Tahap ini dilakukan kepada pemerintah desa di Kabupaten Demak. Evaluasi dilakukan dengan cara wawancara. Jika hasil uji dan evaluasi
prototype belum sesuai dengan kebutuhan user, maka dilakukan proses perbaikan
dimulai kembali ke tahap awal dan dilanjutkan ke tahap berikutnya.
Dalam tahap perancangan sistem terdapat perancangan arsitektur dan perancangan proses. Pada Gambar 5 dijelaskan bahwa perancangan arsitektur
Client-Server pada aplikasi sistem informasi pelayanan desa menggunakan tiga
layer, yaitu client layer, middle layer, server layer. Pada client layer digunakan untuk kebutuhan interface, antara lain bagi admin, penduduk, operator, kepala desa dan sekretaris desa. Pada middle layer berisi bussines logic dari sistem informasi pelayanan desa, antara lain proses login, proses buat surat, penomoran surat dan cetak surat. Sedangkan pada server layer berisi sumber-sumber data dan tempat penyimpanan data yang terdapat pada database server. Aplikasi
client-server model three-tier sangat tepat jika dipadukan dengan arsitektur MVC,
dimana aplikasi view diletakkan pada client layer, model dan controller diletakkan pada middle layer, sedangkan data pada server layer. Dengan menggunakan arsitektur MVC maka proses pengembangan aplikasi dapat dilakukan dengan mudah dan cepat karena hanya merubah struktur class yang terkait dengan pengembangan aplikasi.
Gambar 5 Arsitektur Client-Server Sistem Informasi Pelayanan Desa
Diagram alir pada Gambar 6 menggambarkan proses pelayanan administrasi desa. Dimulai halaman awal, penduduk melakukan proses input NIK penduduk. Penduduk memilih jenis surat untuk melakukan proses pembuatan permohonan surat keterangan yang akan dikirimkan ke operator sebagai aparat pemerintahan desa. Jika permohonan surat diterima maka operator memilih pimpinan desa yang berwenang menandatangi surat keterangan dan dikirimkan ke pimpinan desa, jika surat permohonan ditolak maka operator melakukan input
6
Gambar 6 Diagram Alir Proses Pelayanan Administrasi Desa
Diagram alir pada Gambar 7 menggambarkan proses cetak surat. Dimulai halaman awal, penduduk melakukan proses input NIK penduduk. Penduduk pilih jenis surat yang sudah tervalidasi untuk melakukan proses cetak surat keterangan. Jika validasi Kades maka surat keterangan dengan cap stampel Kades, jika tidak maka surat keterangan dengan cap stempel pemerintahan desa. Jika penduduk melakukan pengulangan cetak surat keterangan maka pada surat keterangan terdapat salinan surat administrasi penduduk.
7
Perancangan aplikasi Sistem Informasi Pelayanan Desa ini dirancang menggunakan UML (Unified Modeling Language) sebagai pemodelan sistem. UML menyediakan beberapa diagram dalam proses perancangan sistem. Dalam sistem yang akan dibuat akan digunakan beberapa diagram, yaitu: use case
diagram, activity diagram,sequence diagram dan class diagram. Sebuah use case
merepresentasikan keseluruhan kerja sistem secara garis besar dan juga mempresentasikan interaksi antara aktor dengan sistem yang dibangun serta menggambarkan fungsionalitas yang dapat diberikan sistem kepada user. Use
case diagram menggambarkan interaksi antara actor dengan proses atau sistem
yang dibuat. Use case diagram mempunyai beberapa bagian penting seperti:
Actor, Use Case dan Relasi. Actor merupakan bagian dari use case yang bertindak
sebagai subyek (pelaku) dalam suatu proses. Use case adalah proses-proses yang terjadi dalam suatu software. Use Case juga menggambarkan apa yang sedang dilakukan oleh seorang actor. Relasi menggambarkan hubungan antara actor dan
use case.
Gambar 8 Use Case Diagram Aplikasi Sistem Informasi Pelayanan Desa
8
admin (aparat desa), actor operator (aparat desa), actor kepala desa, actor
sekretaris desa dan actor penduduk. Actor admin memiliki hak akses untuk input
profil desa, input data kartu keluarga, edit jenis surat, input jenis surat, input daftar pimpinan desa, input data penduduk, dan mengganti password. Actor operator memiliki hak akses untuk membuat surat keterangan, menerima dan menolak daftar surat permohonan penduduk, mencetak surat permohonan yang sudah divalidasi pimpinan desa, dan mengganti password. Actor kepala desa dan sekretaris desa memiliki hak akses memvalidasi surat permohonan yang dikirimkan oleh operator. Actor penduduk memliki hak akses membuat surat permohonan, mencetak surat permohonan yang sudah divalidasi oleh pimpinan desa dan mengganti password.
Activity diagram menggambarkan aliran aktivitas dalam sistem yang
sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram admin merupakan aktifitas yang biasa dilakukan oleh petugas pemerintahan desa. Aktivitas-aktivitas tersebut di antaranya adalah: melakukan proses login; update profil desa; input,
edit dan melihat data kartu keluarga; mengedit jenis surat yang berhak menandatangani surat permohonan penduduk; input, edit dan melihat daftar pimpinan desa; melihat, input, edit dan hapus data penduduk; mengganti
password; serta melakukan proses logout. Activity diagram operator merupakan aktifitas yang biasa dilakukan oleh petugas pemerintahan desa. Aktivitas-aktivitas tersebut diantaranya adalah: membuat surat keterangan secara offline; menerima dan menolak daftar surat permohonan penduduk; mencetak surat keterangan yang sudah divalidasi pimpinan desa; mengganti password; serta melakukan proses
logout. Activity diagram pimpinan merupakan aktifitas yang biasa dilakukan oleh
kepala desa dan sekretaris desa. Aktivitas-aktivitas tersebut di antaranya adalah memvalidasi surat permohonan penduduk yang dikirimkan oleh operator dan melakukan proses logout.
9
Pada Gambar 9 merupakan Activity diagram penduduk yang biasa dilakukan masyarakat desa. Aktivitasnya membuat surat permohonan secara
online, mencetak surat permohonan yang sudah divalidasi oleh kepala desa atau sekretaris desa, dan mengganti password, serta melakukan proses logout.
Sequence diagram menggambarkan interaksi antar obyek di dalam dan di
sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri antar dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait).
Gambar 10 Sequence Diagram Permohonan Surat Aktor Penduduk
Pada Gambar 10 merupakan sequencediagram untuk proses permohonan surat yang dilakukan oleh aktor penduduk. Tahap awal untuk proses permohonan surat dimulai dengan proses login sebagai penduduk pada halaman awal dengan memasukkan username dan password, jika login berhasil akan masuk ke home
penduduk, jika login tidak berhasil akan kembali ke halaman awal. Pada home, penduduk memilih menu buat surat keterangan. Setelah itu pilih jenis surat dan
input keterangan untuk melakukan proses permohonan surat dan melakukan
logout.
10
Gambar 11 Class Diagram Aplikasi Sistem Informasi Pelayanan Desa
Class diagram pada Gambar 11 merupakan perancangan class yang akan
dibuat pada aplikasi web Sistem Informasi Pelayanan Desa, meliputi: class admin,
class penduduk, class operator, class lurah, class carik, class mod_desa, class
mod_login, class mod_penduduk, class mod_pimpinan.
4. Hasil dan Pembahasan
Hasil dan pembahasan merupakan bagian yang menampilkan implementasi, pengujian, dan hasil analisis disertai pembahasannya tiap masing-masing bagian. Pada tahap implementasi dihasilkan sebuah aplikasi Sistem Informasi Pelayanan Desa berbasis web. Perancangan aplikasi ini dirancang dengan mengimplementasikan MVC (Model View Controller) dengan teknologi
Framework CodeIgnetermelalui tahap perancangan prototype.
Sistem ini dibuat melalui beberapa tahap prototype, tahap perancangan
11
Prototype I: Listen to Customer: pada tanggal 16-18 Desember 2012 di Desa Mlatiharjo Kab. Demak. Pada tahap ini dilakukan information gathering
tentang aplikasi yang akan dibangun, melalui metode interview dengan pemerintah desa; Build / Revise Mock-Up: pada tahap ini dilakukan perancangan sistem dan web design untuk aplikasi sistem informasi pelayanan desa. Tahap ini menghasilkan prototype I berupa design sistem informasi pelayanan desa;
Customer Test-Drives Mock-Up: Pada tahap ini, prototype I diuji coba oleh tim riset menghasilkan beberapa evaluasi, antara lain: aplikasi sistem informasi pelayanan desa telah dibangun dan dapat diimplementasikan untuk melakukan
input data penduduk dan cetak permohonan surat keterangan, pada proses input
data penduduk diperlukan penambahan field foto, cap jempol dan tanda tangan, pada proses input pimpinan desa diperlukan penambahan masa jabatan tanggal awal dan tanggal akhir, pada proses kelola administrasi diperlukan penambahan kelola dukuh, RT dan RW, masih terdapat kesalahan dan kekurangan pada
prototype 1, yaitu masih terdapat error pada proses format cetak surat KK dan format surat permohonan KTP.
Prototype II: Build / Revise Mock-Up: Pada tahap ini dihasilkan prototype
II sistem informasi pelayanan desa; Customer Test-Drives Mock-Up: Uji coba
prototype II oleh tim riset menghasilkan beberapa evaluasi, antara lain: pada proses input pimpinan desa penambahan masa jabatan tanggal awal dan tanggal akhir sudah tersedia, pada proses kelola administrasi penambahan kelola dukuh, RT dan RW sudah tersedia, pada proses format cetak surat KK dan format surat permohonan KTP sudah benar.
Prototype III: Build / Revise Mock-Up: Perancangan dan implementasi
aplikasi tahap ke-3. Pada tahap ini dilakukan untuk menyempurnakan kekurangan
prototype II dan menyelesaikan web design yang baru; Customer Test-Drives
Mock-Up: pada tanggal 2 Mei 2013 uji coba prototype III oleh pemerintah desa.
Uji coba prototype III dilakukan di Desa Mlatiharjo Kab. Demak.
Gambar 12 merupakan arsitektur Model View Controller (MVC) pada sistem informasi pelayanan desa. Pada client layer digunakan untuk kebutuhan
interface, pada layer ini memiliki aplikasi web bagi penduduk, admin, operator dan pimpinan. Pada middlelayer berisi logic process dan manajemen data, pada
middle layer memiliki aplikasi web server. Pada server layer berisi sumber-sumber data yang terdapat pada databaseserver.
12
Mekanisme kinerja MVC pada aplikasi yang dibuat terlilhat pada gambar 12, ketika suatu alamat URL dibuka maka akan mengakses controller (yang ada dalam folder controllers) untuk menjalankan fungsi. Sebagai contoh, penerapan skema arsitektur MVC pada aplikasi adalah saat proses login, yaitu user masuk ke halaman awal Sistem Informasi Pelayanan Desa. Saat melakukan pilihan pada
login akan dipanggil controller depan.php dan controller depan.php memanggil
view depan.php. Setelah user mengisi data dan melakukan pilihan login
selanjutnya controller melakukan pengecekan username apakah sudah pernah digunakan oleh user yang lain atau belum, jika belum maka controller akan masuk ke bagian model. Pada bagian model data registrasi yang di-input akan disimpan di database, setelah tersimpan kembali lagi ke controller.
Aplikasi yang dibangun berbasis web dan dibuat menggunakan
Framework CodeIgniter. Framework CodeIgniter adalah framework yang berbasis
Model View Conttroller yang memisahkan aplikasi logika dengan presentasi pada
halaman web. Oleh sebab itu diperlukan perancangan untuk masing-masing
model, view dan controller.
Model banyak berisikian bagian-bagian yang mengelola data dengan
sistem query database, mengambil dan menyimpan data, menghapus data, mengurutkan data, mencari data dan proses lainnya yang berhubungan dengan pengelolaan data. View bertugas mengelola tampilan aplikasi. Sesuai dengan namanya, view merupakan bagian yang dapat dilihat dan dikelola oleh user. Bagian ini umumnya terdiri dari tombol-tombol, tabs, check list, combo box, teks,
audio, button, list, table, dan lain-lain. Perancangan yang dilakukan pada bagian
View dikelompokkan dalam package-package untuk lebih memudahkan dalam pengembangan. Controller bertugas untuk menghubungkan antara bagian model
dan bagian view. Bagian ini umumnya menangani request yang disampaikan saat
user melalui bagian view untuk mencari padanan model yang sesuai dengan
request tersebut. Controller juga bertugas untuk menyampaikan hasil request
kembali kepada user melalui bagian view, misalnya dalam bentuk list, text, table, atau grafik.
13
Gambar 13 menjelaskan proses permohonan surat keterangan secara
online pada sistem informasi pelayanan desa yang dilakukan oleh penduduk.
Proses permohonan surat keterangan online diatur dalam tampilan tambah_surat.php pada folder views/penduduk dan kode program tersebut dapat dilihat pada Kode Program 1.
Kode Program 1 Proses Permohonan Surat Keterangan Online pada tambah_surat.php
1. <form enctype="multipart/form-data" id="update_profil" method="post" action="<?php echo base_url() . "penduduk/simpan_tambah_surat" ?>">
2. ...
3. <button type="submit" name="submit" value="submit" class="btn btn-primary">Buat Surat</button>
4. ...
5. <script type="text/javascript"> 6. validator = $('#update_profil').validate({ 15.keterangan:{required:' + Keterangan harus diisi'}
16.}
Proses permohonan surat keterangan online pada sistem informasi pelayanan desa juga diatur dalam class penduduk.php pada folder controllers. Kode program tersebut ditunjukkan pada Kode Program 2.
Kode Program 2 Proses Permohonan Surat Keterangan Online pada Controller penduduk.php
1. $id = $this->input->post('id'); dari user, baris 5 mengambil tanggal sistem hari ini, baris 6 - 13 menambah surat
database melalui model, baris 14 mengembalikan data ke halaman penduduk
cetak surat.
14
Kode Program 3 Proses Permohonan Surat Keterangan Online pada Models Class
mod_penduduk.php
1. function insertDataSurat($data) { 2. $this->db->insert('tbl_surat', $data);
3. }
Penjelasan Kode Program 3 sebagai berikut: baris 1 nama fungsi, baris 2 sintak/kode menambahkan ke database, baris 3 penutup fungsi
Gambar 14.Validasi Permohonan Surat Actor Operator
Gambar 14 menjelaskan proses validasi permohonan surat keterangan pada sistem informasi pelayanan desa yang dilakukan oleh operator atau petugas pemerintah desa. Proses validasi permohonan surat diatur dalam tampilan permohonan_acc.php pada folderviews/operator dan kode program tersebut dapat dilihat pada Kode Program 4.
Kode Program 4 Proses Validasi Permohonan Surat pada permohonan_acc.php
1. <td><a href="<?php echo base_url(); ?>operator/terima_surat/<?php echo $value->id; ?>" class="btn btn-warning"> Terima</a></td>
Penjelasan Kode Program 4 pada baris 1, menjelaskan link untuk proses menerima surat.
Proses validasi permohonan surat pada sistem informasi pelayanan desa juga diatur dalam class operator.php pada folder controllers. Kode program tersebut ditunjukkan pada Kode Program 5.
Kode Program 5 Proses Validasi Permohonan Surat pada Controller operator.php
1. $tanggal = date("Y-m-d");
2. $data = array(
3. "tanggal_acc_operator"=>$tanggal, 4. "acc_operator"=>1
5. );
6. $this->mpenduduk->updateDataSurat($id,$data); 7. redirect('operator/permohonan');
15
Proses validasi permohonan surat pada sistem informasi pelayanan desa diatur dalam mod_penduduk.php pada folder models dan kode program tersebut dapat dilihat pada Kode Program 6.
Kode Program 6 Proses Validasi Permohonan Surat pada Models Class mod_penduduk.php
1. function updateDataSurat($id, $data) { 2. $this->db->where('id', $id);
3. $this->db->update('tbl_surat', $data);}
Penjelasan Kode Program 6 sebagai berikut: baris 1 nama fungsi, baris 2-3 proses mengubah data ke tbl_surat.
Gambar 15 Validasi Permohonan Surat Actor Pimpinan
Gambar 15 menjelaskan proses validasi permohonan surat keterangan pada sistem informasi pelayanan desa dilakukan oleh kepala desa atau sekretaris desa. Proses validasi permohonan surat diatur dalam tampilan permohonan_acc.php pada folder views/lurah dan kode program tersebut dapat dilihat pada Kode Program 7.
Kode Program 7 Proses Validasi Permohonan Surat pada permohonan_acc.php
1. <td><a href="<?php echo base_url(); ?>lurah/terima_surat/<?php echo $value->id; ?>" class="btn btn-warning"> Terima</a></td>
Penjelasan Kode Program 7 pada baris 1, menjelaskan link untuk proses menerima surat.
Proses validasi permohonan surat keterangan pada sistem informasi pelayanan desa juga diatur dalam class lurah.php pada folder controllers. Kode program tersebut ditunjukkan pada Kode Program 8.
Kode Program 8 Proses Validasi Permohonan Surat Keterangan pada Controller lurah.php
1. $tanggal = date("Y-m-d");
2. $data = array(
3. "tanggal_acc_pemimpin"=>$tanggal, 4. "acc_pimpinan"=>1
5. );
16
Penjelasan Kode Program 8 sebagai berikut: baris 1 mengambil tanggal sistem hari ini, baris 2-6 proses mengubah data surat ke data base melalui model, baris 7 mengembalikan ke halaman lurah validasi surat.
Proses validasi permohonan surat keterangan pada sistem informasi pelayanan desa diatur dalam mod_penduduk.php pada folder models dan kode program tersebut dapat dilihat pada Kode Program 9.
Kode Program 9 Proses Validasi Permohonan Surat pada Models Class mod_penduduk.php
1. function updateDataSurat($id, $data) { 2. $this->db->where('id', $id);
3. $this->db->update('tbl_surat', $data);}
Penjelasan Kode Program 9 sebagai berikut: baris 1 nama fungsi, baris 2-3 proses mengubah data ke tbl_surat.
Uji sistem dilakukan untuk memastikan komponen-komponen dari sistem telah berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. Dipergunakan metode black box
untuk melakukan uji sistem, dimana dilakukan pengujian spesifikasi terhadap suatu fungsi atau modul apakah berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Pengujian ini fokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak, khususnya dilakukan pada menu-menu/layanan yang dapat diakses oleh penduduk dan para petugas pemerintahan desa pada Sistem Informasi Pelayanan Desa. Rincian uji sistem ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1 Uji Sistem Black Box
No Aktor Aktivitas
17
Terima dan Tolak Daftar Surat Permohonan
Valid
Cetak Surat Pilih Cetak Cetak Permohonan Surat Keterangan 5 Pimpinan Validasi
Surat
Terima dan Tolak Daftar Surat Permohonan
Valid
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 1, diperoleh hasil bahwa aplikasi ini sudah berjalan secara fungsional sesuai dengan yang diharapkan. Aplikasi web
pada Sistem Informasi Pelayanan Desa diuji kepada petugas pemerintah desa. Tabel 2 merupakan hasil uji sistem kepada responden sebanyak 10 orang responden.
Tabel 2 Hasil Uji Sistem Terhadap Responden
No Jenis Pernyataan Pernyataan Responden (%)
STS TS TT S SS
Registrasi
1. Regitrasi sebagai penduduk mudah diproses.
Proses input pimpinan mudah dilakukan.
Proses input penduduk mudah dilakukan
Proses edit penduduk mudah dilakukan 7. Proses Pembuatan Surat mudah
dilakukan.
- - - 70 30
8. Proses cetak surat mudah dilakukan. - - - 10 90 Petunjuk Pemakaian dan Pesan Kesalahan
9. Pesan kesalahan mudah dipahami. - - - 90 10 10 Petunjuk pemakaian aplikasi mudah
dimengerti.
- - - 60 40
Rata-rata persentase 0.5 61 38.5
18
5. Simpulan
Berdasarkan hasil dari perancangan aplikasi web berbasis client-server
menggunakan metode Model View Controller pada Sistem Informasi Pelayanan Desa, maka diperoleh kesimpulan bahwa penerapan Model View Controller pada arsitektur aplikasi client-server memudahkan di dalam tahap pengembangan aplikasi web. Hasil implementasi dari perancangan Sistem Informasi Pelayanan Desa dapat memberikan sistem informasi pelayanan desa secara online. Saran pengembangan yaitu dibutuhkan desain tampilan antarmuka yang mudah dipahami bagi penduduk dengan berbagai latar belakang pendidikan dan mudah digunakan dengan cara desain yang mendukung fasilitas monitor touchscreen.
6. Pustaka
[1] Sari, YR, 2012, Perancangan Sistem Administrasi Kependudukan Di Desa
Trihanggo Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman,
http://repository.amikom.ac.id/index.php/detail/2816/PERANCANGAN% 20SISTEM%20ADMINISTRASI%20KEPENDUDUKAN%20DI%20DE SA%20TRIHANGGO%20KECAMATAN%20GAMPING%20KABUPA TEN%20SLEMAN, Diakses tanggal 21 Februari 2013.
[2] Sukapti, 2012, Analisis dan Perancangan Sistem Administrasi Kependudukan pada Kantor Kelurahan Desa Banyuroto Dengan
Menggunakan Vusual Basic 6.0 dan SQL Server 2000,
http://repository.amikom.ac.id/files/Naskah_Publikasi%2005.11.0920.pdf, Diakses tanggal 21 Februari 2013.
[3] Jogiyanto, 2005, Analisis dan Desain Sistem Informasi, Yogyakarta: Penerbit Andi.
[4] Mendagri RI, Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2012,
http://www.kemendagri.go.id/produk-hukum/category/peraturan-menteri/000008, Diakses tanggal 23 April 2013.
[5] Zuliardi, 2006, Jaringan Client Server,
http://www.wimpermana.web.ugm.ac.id/budi_s/wp-content/client_server.pdf, Diakses tanggal 22 April 2013
[6] Pujiyono, 2004, Perbandingan Model Two-Tier dengan Three-Tier dalam Asritektur Client/Server untuk Mengolah Perintah Query pada Aplikasi Database,
http://journal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/viewFile/1810/1589, Diakses tanggal 22 April 2013
[7] eNode Inc, 2002, Arsitektur model, view, controller. Yogyakarta: Skripta Media.
[8] User_guide, http://codeigniter.com, Diakses tanggal 12 Desember 2012. [9] Pressman, 2001, Software Enginering: A Practicioner’s Approach 5th