PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN EMOSI ANAK PRASEKOLAH USIA 3-5 TAHUN
Feri Andriawan
Akademi Keperawatan Pamenang Pare – Kediri
ABSTRAK
Pengetahuan orang tua dalam perkembangan emosi anak memiliki peranan yang penting bagi penyesuaian pribadi dan sosial anak. Ibu sebagai orang tua terdekat untuk memberikan stimulasi tumbuh kembang anak, sehingga dapat belajar mengekspresikan perasaan dan emosinya dengan meniru perilaku orang tuanya. Tujuan umum penelitian ini adalah mendiskripsikan pengetahuan ibu tentang perkembangan emosi anak usia prasekolah di TK Dharma Wanita Desa Brenggolo Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri.
Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu tentang perkembangan emosi anak usia prasekolah. Instrumen peneltian dengan kuesioner dengan jumlah 15 soal. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai anak usia prasekolah sejumlah 48 orang, dengan jumlah sampel 48 orang. Sampel diambil dengan teknik total sampling dan diolah dengan analisa presentase serta disajikan dalam bentuk diagram pie.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan emosi anak prasekolah yaitu 25 responden (52,08%) dengan kategori cukup, 22 responden (45,83%) dengan kategori baik dan 1 responden (2,08%) dengan kategori kurang. Paling banyak hasil penelitian adalah kategori cukup, pengetahuan yang cukup tersebut dikarenakan informasi yang diperoleh responden dari orang lain atau media masa kurang sehingga responden belum memahami tentang perkembangan emosi anak prasekolah
Suatu upaya atau hal-hal yang perlu dilakukan agar pengetahuan tentang perkembangan emosi anak tetap baik, peran perawat adalah terus memberikan motivasi dengan cara memberikan informasi dan penyuluhan tentang perkembanga emosi anak.
Kata kunci : Pengetahuan, Ibu, Perkembangan, Emosi, Prasekolah.
ABSTRACT
Parent’s knowledge in emotion development of children have importent role for personality and
social adaptation. Mother as the closest parent to give stimulation to the children growth that makes
children learn to express their feeling and emotion by imitating their parent’s behavior. The general purpose of this research is to identify descripton of mother’s knowledge about emotion development of pre-school children at Dharma Wanita Kindergarten School in Brenggolo Village Plosoklaten Sub District Kediri Regency.
Research design was descriptive with single variable namely mother’s knowledge about
emotion development of pre-school children. Research instrument used questionnaire with 15 questions. Population were all mothers who had pre-school children consisted of 48 respondents with sample size of 48 respondents. Sample was taken by using total sampling technique and processed with percentage analysis and presented in form of pie diagram.
An effort or things that are needed to be done in order that knowledge about emotion development of pre-school children continously good is giving motivation such as giving information and guidance about emotion development of pre-school children.
Keywords : Knowledge, Mother, Development, Emotion, Pre-School.
PENDAHULUAN
Pengertian emosi sangat beragam, sebagian orang memfokuskan emosi sebagai suatu komponen yang terdapat dalam perasaan atau keadaan fisiologis. Sebagian yang lain menggambarkan emosi sebagai seperangkat komponen dengan suatu struktur yang deterministik atau probabilistik, yang melihat emosi sebagai suatu keadaan atau proses yang dialami seseorang dalam merespons suatu peristiwa. Emosi dapat diartikan sebagai kondisi intrapersonal, seperti perasaan, keadaan tertentu, atau pola aktifitas motor. Unit – unit emosi dapat dibedakan berdasarkan tingkatan kompleksitas yang terbentuk, berupa perasaan menyenangkan atau tidak menyenangkan, komponen ekspresi wajah individu, dan suatu keadaan sebagai penggerak tertentu. Dengan demikian, emosi dapat diartikan sebagai aktifitas badaniah secara eksternal, atau reaksi menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap peristiwa atau suatu kondisi mental tertentu (Riana Mashar, 2011).
Masa kanak-kanak merupakan masa yang sangat penting. Apalagi di usia lima tahun pertamanya, yang dikenal dengan istilah golden age. Karena diusia tersebutlah pribadi dan sikap seseorang di bentuk. Bila pada masa penting itu seorang anak mengalami “salah bentuk”, akibatnya bisa fatal. Bahaya emosional masa anak-anak terletak pada dominasi emosi yang kurang baik, terutama amarah. Apabila anak terlalu banyak mengalami emosi yang kurang baik dan hanya mengalami emosi yang menyenangkan, maka hal ini akan mengganggu pandangan hidupnya dan mendorong perkembangan watak yang kurang baik. Bahaya yang juga besar terhadap penyesuaian diri pribadi sehingga anak sulit mengendalikan dirinya
sendiri, dan bahaya sosial berupa ketidak mampuan untuk melakukan empatik komplek (Sri Mulyanti, 2013).
Menurut data yang diperoleh dari study pendahuluan di TK Dharma Wanita Desa Brenggolo Kecamatan Posoklaten Kabupaten Kediri pada tanggal 19 November 2013, didapatkan jumlah keseluruhan siswa sebanyak 90 siswa. Untuk kelompok usia 3-5 tahun berada di kelas TK Kecil yaitu 48 siswa. Dari 48 siswa didapatkan 8 anak mengalami emosi yang tidak stabil. Data tersebut di dapatkan dengan cara wawancara dengan guru dan data pengetahuan ibu sementara dilakukan dengan cara wawancara. Data pengetahuan ibu saat studi pendahuluan tentang pengetahuan ibu dalam perkembangan emosi anak prasekolah didapatkan data dengan jumlah 10 orang ibu ternyata 7 orang ibu kurang mengerti tentang perkembangan emosi anaknya. Padahal pengetahuan orang tua memiliki peranan yang penting bagi penyesuaiaan pribadi dan sosial anak. Pengetahuan orang tua dalam mengontrol emosi anak dapat dilihat dari cara orang tua mengalihkan stimulus sumber kemarahan yang dialami pada anak tersebut. Selain itu cara efektif untuk mengontrol emosi anak adalah dengan memberi penghargaan atau pujian dalam membantu anak untuk mengatasi kemarahannya (Djaali, 2009).
tumbuh dan berkembang. Anak belajar mengekspresikan perasaan pada emosinya dengan meniru perilaku orang tuanya, oleh karena itu orang tua harus berhati-hati dalam bersikap (Supartini, 2004). Jadi orang tua perlu memperhatikan anak baik dalam hal bersosialisasi dengan orang lain maupun lingkungan, sehingga apabila anak sudah mulai melakukan penyimpangan, orang tua dapat mengingatkan anak bahwa penyimpangan yang dilakukannya itu tidak baik.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti akan melakukan penelitian lanjut dengan judul, “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Emosi Anak Prasekolah (Usia 3-5 Tahun)”.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif. Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang perkembangan emosi anak . Waktu penelitian dilakukan Pada tanggal bulan April 2014 dengan lokasi penelitian di di TK Dharma Wanita Desa Brenggolo Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak usia 3-5 tahun yang tercatat sebagai siswa TK dharma Wanita Desa Brenggolo Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri, yaitu sejumlah 48 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah sampel 48 orang responden.
Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner. Pengolahan data dengan teknik coding, scoring dan tabulating; sedangkan analisis data dilakukan secara deskriptif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengetahuan ibu tentang perkembangan emosi anak prasekolah (usia 3-5 tahun) dapat dilihat pada diagram berikut :
Diagram 1 Pengetahuan Ibu Tentang perkembangan emosi anak prasekolah (usia 3-5 tahun) diTK Dharma Wanita Desa Brenggolo Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri tahun 2014
Berdasarkan diagram diatas diketahui setengah lebih dari 48 responden memiliki pengetahuan cukup tentang perkembangan emosi anak prasekolah (usia 3-5 tahun) dengan kategori cukup yaitu 25 responden (52,08%) dan 1 responden (2,08%) dengan kategori kurang
dapat dikategorikan menjadi beberapa tingkat, yakni baik, cukup dan kurang (Notoatmodjo, 2010).
Berdasarkan hasil dan teori tersebut tentang perkembangan emosi anak usia prasekolah termasuk dalam kategori cukup. Kemungkinan pengetahuan yang cukup tersebut disebabkan karena informasi yang diperoleh responden dari orang lain atau media masa kurang sehingga responden belum mengetahui tentang perkembangan emosi. Dan seorang responden dengan kategori kurang, kemungkinan pengetahuan yang kurang tersebut disebabkan karena latar belakang responden yang meliputi faktor pendidikan, usia, dan pekerjaan. Oleh karena itu kita perlu memberikan informasi secara terus-menerus sehingga diharapkan dengan pengetahuan yang tinggi akan meningkatkan perkembangan emosi seseorang. Beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah pengalaman, pendidikan, pekerjaan, sumber informasi dan usia.
Hasil penelitian ini (39,58%) responden berpendidikan SMP, dengan demikian kemungkinan responden didalam menerima informasi kurang optimal sehingga kemungkinan pengetahuannya juga kurang baik, dan pengetahuan yang mereka dapatkan juga belum dikategorikan baik, namun perlu ditekankan bahwa seseorang dengan pendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengatuan rendah pula. Orang yang bekerja cenderung akan memperoleh informasi yang lebih tentang perkembangan emosi anak, tetapi pada hasil penelitian ini didapatkan (60,41%) sebagai ibu rumah tangga yang banyak beraktifitas didalam rumah, sehingga informasi yang didapatkan kurang.
Hasil penelitian ini diketahui bahwa 24 responden 50% dengan usia 33-43 tahun. Sehingga kemampuan responden untuk berfikir mulai berkurang. Dengan memiliki pengetahuan tentang perkembangan emosi anak usia prasekolah orang tua terutama ibu dapat mengetahui tentang perkembangan emosi anaknya. Oleh karena itu kita perlu terus
memberikan ataupun menambah informasi sehingga diharapkan pengetahuan responden tentang kebutuhan perkembangan emosi pada anak menjadi baik. Kebanyakan orang tua menganggap bahwa anak kecil adalah miniatur dari orang dewasa sehingga akhirnya mereka menuntut agar anak bisa bersikap layaknya seperti orang dewasa. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya anggapan bahwa memberikan kasih sayang itu berarti memanjakan anak, padahal sebenarnya kasih sayang merupakan salah satu kebutuhan bagi perkembangan emosi anak. Apabila kebutuhan perkembangan emosi anak tidak terpenuhi kemungkinan anak akan merasa tidak memiliki tempat dalam keluarga. Oleh karena itu pengetahuan yang cukup tersebut perlu ditingkatkan lagi supaya responden lebih mengetahui tentang peran mereka bagi perkembangan emosi anak. Sehingga diharapkan responden mampu untuk lebih memperhatikan setiap perkembangan emosi anak. Dengan demikian anak bisa tumbuh dan berkembang secara optimal.
SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di TK Dharma Wanita Desa Brenggolo Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri tahun 2014, maka dapat disimpulkan : Pengetahuan ibu tentang perkembangan emosi anak usia prasekolah dengan prosentase tertinggi dengan kategori cukup yaitu sebanyak 25 responden (52,08%), 22 responden (45,83%) dengan kategori baik dan 1 responden (2,08%) dengan kategori kurang.
KEPUSTAKAAN
Mashar Riana, 2011, Emosi anak usia dini dan strategi pengembangannya, jakarta; kencana
Mulyanti Sri, 2013, Perkembangan psikologi anak, Yogyakarta, Laras Media Prima Notoadmojo, S. (2005). Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan
Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Skinner B. F., 2013, Ilmu Pengetahuan Dan Perilaku Manusia, Yogyakarta, Pustaka Pelajar
Supartini, Y. (2004). Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC
Tamsuri, Anas (2006). Buku Ajar Riset Keperawatan Edisi Revisi 1. Pare : Pamenang Press
Tamsuri, Anas.(2006). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmia Edisi Revisi 1. Pare: Pamenang Press
Nashabibillah, 2013. Konsep Tumbuh Kembang Pada Anak Usia Prasekolah.
http://www.wikipedia.com. Diakses 9 Oktober 2013
Silvi, 2010, Pola Asuh Terhadap Mental Emosional Anak Prasekolah,