• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran serta Orang Tua Wali dalam Pendidikan Anak Keluarga TKI Kabupaten Kendal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran serta Orang Tua Wali dalam Pendidikan Anak Keluarga TKI Kabupaten Kendal"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANAK KELUARGA TKW KABUPATEN KENDAL (KASUS

DI DESA NGASINAN, KECAMATAN WELERI

DAN KELURAHAN KETAPANG,

KECAMATAN KOTA KENDAL)

SKRIPSI

disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Geografi

Oleh : Tsani Nurkha Laila

NIM 3201407063

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii Ujian Skripsi pada :

Hari : Rabu

Tanggal : 23 Juli 2011

Pembimbing I

Drs. Saptono Putro, M.Si. NIP. 19620928 199003 1 002

Pembimbing II

Rahma Hayati, S.Si, M.Si. NIP. 19720624 199803 2 003

Mengetahui, Ketua Jurusan Geografi

(3)

iii Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada Hari : Selasa

Tanggal : 16 Agustus 2011

Penguji Utama

Drs. R. Sugiyanto, SU NIP. 19471201 197501 1 001 Penguji I

Drs. Saptono Putro, M.Si. NIP. 19620928 199003 1 002

Penguji II

Rahma Hayati. S.Si, M.Si. NIP. 19720624 199803 2 003

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Sosial

(4)

iv

sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Agustus 2011

(5)

v

Orang hebat tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan dan ketenangan. Mereka dibentuk melalui kesulitan rintangan dan air mata. Ketika engkau mengalami sesuatu yang berat dan merasa sendiri dalam hidup ini, angkatlah kepala ke atas, tataplah masa depanmu dan ketahuilah Allah sedang mempersiapkan untuk menjadi orang luar biasa (Tsani Nurkha Laila).

Rasulullah bersabda, “Kemenangan selalu bersama kesabaran, setelah kesusahan pasti ada kesabaran, setelah kesusahan pasti ada kesenangan, dan setelah kesulitan pasti ada kemudahan (HR. Ahmad.)

PERSEMBAHAN:

Skripsi ini ku persembahkan untuk

1. Bapak Sukri dan Ibu Nur Rochim, Terima kasih atas kasih sayang, dukungan, motivasi dan semua hal yang

mungkin takkan terhitung dan terbalas oleh apapun. 2. Keluarga baru dalam keluargaku Mb Zul, Mas Sodik

(dan calon keponakanku),serta Adik-adikku Aan, Arif dan Fikri kalian harus bisa belajar mandiri. 3. Seseorang dalam Lima Bait 31-ku, Mas Ainuddin

(6)

vi

Allah SWT sehingga penyusunan skripsi dengan judul : Peran serta orang tua dalam Pendidikan Anak Keluarga TKI Kabupaten Kendal (Kasus di Desa Ngasinan, Kecamatan Weleri dan Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kota Kendal) ini dapat terselesaikan.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis ucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat :

1. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si, Ketua Jurusan Geografi atas bimbingan dan arahan selama ini.

2. Drs. Saptono Putro, M.Si, Pembimbing I dan Rahma Hayati, S.Si, M.Si, Pembimbing II atas segala arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Drs. R Sugiyanto, SU, Dosen Penguji atas segala arahan dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Para Dosen dan karyawan Jurusan Geografi atas ilmu yang telah diberikan selama menempuh studi serta bantuan dan motivasinya.

5. Kepala Desa dan keluarga besar Desa Ngasinan serta Kelurahan Ketapang yang telah membantu ijin dalam penelitian di wilayah penelitian skripsi ini.

6. Keluarga dan Sahabat-sahabatku Geografi 2007, terima kasih untuk persahabatan dan kekeluargaan yang indah semoga takkan lekang oleh waktu.

(7)

vii

kebaikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan guna kelengkapan dan kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan berguna bagi pembaca pada umumnya.

Semarang,

(8)

viii

dan Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kota Kendal). Skripsi. Jurusan Geografi. FIS. UNNES. Pembimbing I. Drs. Saptono Putro, M.Si. Pembimbing II. Rahma Hayati, S.Si, M.Si

Kata kunci: Peran serta Orang Tua/ Wali, Pendidikan Anak TKI

Orang tua mempunyai peranan pertama dan utama bagi anak-anaknya selama anak belum dewasa dan mampu berdiri sendiri. Pendidikan anak-anak TKI yang ditinggal orang tua mereka diluar negeri menjadi tanggung jawab orang tua/ wali. Masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana peran serta TKI dan orang tua/ wali dalam pendidikan anak keluarga TKI?. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peran serta TKI dan orang tua/ wali terhadap pendidikan anak keluarga TKI Kabupaten Kendal (Kasus di Desa Ngasinan, Kecamatan Weleri dan Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kota Kendal).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua warga Desa Ngasinan dan Kelurahan Ketapang yang menjadi orang tua/ wali anak keluarga TKI yaitu berjumlah 32 orang. Pada penelitian ini menggunakan penelitian populasi sehingga responden penelitian adalah 32 orang. Variabel dalam penelitian ini adalah karakteristik TKI dan orang tua/ wali serta peran serta TKI serta orang tua/ wali dalam pendidikan anak TKI. Metode Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket dan wawancara. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif persentase dengan skoring.

Hasil dari penelitian ini adalah persentase peran serta TKI dalam menunjang pendidikan anak adalah 68,39% yang berada pada kriteria tinggi. Peran serta TKI ini dilihat melalui komunikasi yang terjalin antara TKI dan keluarga serta anak dan remitan yang dikirim TKI. Persentase kondisi demografi dan kondisi sosial-ekonomi orang tua/ wali yaitu 65,34% berada pada kriteria tinggi yang berarti kondisi demografi dan sosial ekonomi orang tua wali sudah mencukupi untuk kebutuhan keluarga maupun kebutuhan pendidikan keluarga serta anak TKI. Persentase peran serta orang tua/ wali dalam pendidikan anak keluarga TKI adalah 76,65% yang berada pada kriteria tinggi. Hasil persentase ini menunjukkan bahwa anak TKI mendapat perlakuan, perhatian serta kasih sayang yang bagus dari orang tua wali dalam pendidikan anak tersebut.

(9)

ix

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Penegasan Istilah ... 5

F. Sistematika Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan ... 9

B. Tujuan Pendidikan... 11

C. Belajar... 12

D. Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak ... 17

BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel ... 35

B. Variabel Penelitian ... 36

C. Metode Pengumpulan Data ... 38

(10)

x

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian... 43 B. Hasil Penelitian ... 50 C. Pembahasan ... 74 BAB V PENUTUP

A. Simpulan ... 80 B. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(11)

xi

2. Jumlah subjek Penelitian ... 36

3. Kriteria Deskriptif Persentase ... 42

4. Jumlah Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin Kelurahan Ketapang 47 5. Umur TKI ... 54

6. Status Perkawinan TKI ... 54

7. Hubungan Keluarga Responden dengan TKI ... 55

8. Tingkat Pendidikan TKI ... 56

9. Tingkat Mobilitas TKI ... 56

10. Tingkat Remitan TKI ... 57

11. Intensitas Komunikasi TKI ... 59

12. Jenis Kelamin Responden ... 60

13. Umur Responden ... 60

14. Status Perkawinan Responden ... 61

15. Jumlah tanggungan Responden ... 61

16. Tingkat Pendidikan Responden ... 63

17. Tingkat pendidikan Suami/ Istri Responden ... 63

18. Kondisi Tempat tinggal Responden ... 64

19. Pekerjaan Responden ... 65

20. Pekerjaan Suami/ Istri Responden ... 65

21. Pendapatan Responden ... 66

22. Kondisi Ekonomi ... 66

23. Tingkat pendampingan Belajar Orang tua/ Wali ... 67

24. Penyediaan sarana dan prasarana belajar ... 68

25. Memberi kasih sayang... 69

26. Pandangan nilai hasil belajar ... 70

27. Kegiatan di sekolah anak ... 70

28. Pemilihan pendidikan anak yang tepat ... 71

(12)

xii

1. Kerangka Berfikir Penelitian ... 42

2. Peta Administratif Kabupaten Kendal ... 47

3. Peta Desa Ngasinan, Kecamatan Weleri ... 48

4. Peta Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kendal ... 49

5. Grafik Umur TKI ... 54

6. Grafik Hubungan Keluarga ... 55

7. Grafik Tingkat Pendidikan TKI ... 53

8. Grafik Tingkat Remitan TKI ... 56

9. Grafik Intensitas Komunikasi TKI ... 57

10. Grafik Umur dan Jenis Kelamin Responden ... 58

11. Grafik Jumlah tanggungan Responden ... 60

12. Grafik Tingkat Pendidikan ... 61

13. Grafik Kondisi Ekonomi Responden ... 64

(13)

xiii

1. Kisi-kisi Uji coba ... 80

2. Instrumen uji coba ... 84

3. Tabel Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 93

4. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 96

5. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 99

6. Instrumen Penelitian ... 103

7. Daftar Nama Reponden ... 110

8. Tabulasi Hasil Penelitian ... 111

9. Tabel setiap Variabel ... 114

10. Foto Penelitian ... 120

11. Surat Ijin Penelitian ... 122

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia melalui pendidikan haruslah disadari oleh semua pihak, baik pemerintah, swasta maupun keluarga. Pendidikan menurut Langeveld dalam Hasbullah (2009;2) adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju pada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.

Tugas pendidikan dimulai sejak anak tersebut dilahirkan. Orang tua mempunyai peranan pertama dan utama bagi anak-anaknya selama anak belum dewasa dan mampu berdiri sendiri. Untuk membawa anak pada kedewasaan, orang tua harus memberi teladan yang baik karena anak suka mengimitasi kepada orang yang lebih tua atau orang tuanya. Tugas orang tua tidak selesai begitu saja setelah anak masuk dalam sekolah formal.

Salah satu kesalahkaprahan dari orang tua dalam dunia pendidikan sekarang ini adalah adanya anggapan bahwa hanya sekolahlah yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-anaknya, sehingga orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan anaknya kepada guru di sekolah. Orang tua mulai sibuk dengan pekerjaan maupun urusan mereka masing-masing tanpa peduli dengan pendidikan anak di rumah maupun di sekolah.

(15)

2

waktu dihabiskan untuk bekerja dan bekerja.Orang tua merasa bahwa waktu yang mereka miliki tidak sampai atau tidak mencukupi untuk memberikan bimbingan bagi anaknya, hampir seluruh waktu dihabiskan untuk bekerja dan bekerja.

Selain permasalahan di atas, kendala Sumber Daya Manusia (SDM) orang tua menjadi penyebab kurangnya mereka dalam ikut serta meningkatkan prestasi anaknya. Banyak orang tua yang tidak mengenyam pendidikan tinggi, bahkan tidak sedikit mereka yang tidak bersekolah sama sekali. Umumnya mereka adalah orang tua tempo dulu atau orang tua yang hidup di tempat-tempat pedalaman atau desa yang masih belum maju.

Kurangnya tingkat pendidikan ini menjadi penyebab banyaknya penduduk Indonesia yang tertarik bekerja di luar negeri sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dengan gaji yang besar. Mereka melupakan tugas mereka sebagai orang tua. Materi atau uang menjadi hal utama yang mereka kejar. Orang tua kurang menyadari peran mereka dalam pendidikan anak terutama yang berkaitan dengan belajar anak di rumah.

(16)

3

Indonesia (TKI) di luar negeri pada tahun 2007 sebanyak 4.307 orang, jumlah tersebut menurun dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2006 sebanyak 5.734 orang, namun pada tahun 2008 jumlah TKI di luar negeri meningkat lagi menjadi 5.687 orang. Semantara data dari Dinas Sosia, Tenaga Kerja dan Transmigrasi hingga Juni 2009 jumlah TKI telah mencapai angka 3.780 orang.

Banyak anak usia SD di Desa Ngasinan dan Kelurahan Ketapang yang orang tua mereka bekerja sebagai TKI di luar negeri. Salah satu anak yang sempat ditemui oleh peneliti pada saat observasi awal menyatakan bahwa mereka hanya dititipkan pada nenek mereka selama orang tua mereka bekerja di luar negeri. Pendidikan mereka menjadi tanggung jawab sang nenek, orang tua hanya mengirim uang setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mengambil judul: Peran Serta Orang Tua/ Wali dalam Pendidikan Anak Keluarga TKI Kabupaten Kendal (Kasus di Desa Ngasinan, Kecamatan Weleri dan Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kota Kendal).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka ada beberapa permasalahan dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana peran serta TKI yang bekerja di luar negeri dalam menunjang pendidikan anak TKI Kabupaten Kendal (Kasus di Desa Ngasinan,

(17)

4

2. Bagaimana kondisi demografi dan kondisi sosial-ekonomi orang tua/ wali anak keluarga TKI Kabupaten Kendal (Kasus di Desa Ngasinan, Kecamatan Weleri dan Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kota Kendal)?

3. Bagaimana peran serta orang tua/ wali terhadap pendidikan anak keluarga TKI Kabupaten Kendal (Kasus di Desa Ngasinan, Kecamatan Weleri dan Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kota Kendal)?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, beberapa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui.

1. Peran serta TKI yang bekerja di luar negeri dalam menunjang pendidikan anak TKI Kabupaten Kendal (Kasus di Desa Ngasinan, Kecamatan Weleri dan Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kota Kendal).

2. Kondisi demografi dan kondisi sosial-ekonomi orang tua/ wali anak keluarga TKI Kabupaten Kendal (Kasus di Desa Ngasinan, Kecamatan Weleri dan Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kota Kendal).

3. Peran serta orang tua/ wali terhadap pendidikan anak keluarga TKI Kabupaten Kendal (Kasus di Desa Ngasinan, Kecamatan Weleri dan Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kota Kendal).

D. Manfaat Penelitian

(18)

5

Sebagai bahan kajian dalam menambah pengetahuan dan dapat memberikan sumbangan untuk pengembangan teori.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi Orang tua

Diharapkan orang tua dapat meningkatkan peran sertanya terhadap pendidikan anak terutama pembimbingan belajar di rumah.

b. Manfaat bagi Civitas Akademik

Menambah referensi karya tulis ilmiah dan supaya dapat dimanfaatkan sebagai bahan masukan bagi kalangan akademis yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut.

c. Bagi Penulis

Penelitian ini dilakukan agar dapat mempraktekkan dan menerapkan ilmu yang didapat dibangku kuliah.

E. Penegasan Istilah 1. Peran serta

Peran serta adalah ikut berupayanya orang tua terhadap kemajuan pendidikan anak-anaknya, ini dilakukan agar prestasi dan semangat belajar anak-anaknya meningkat (Turya, http://infomediakita.blogspot.com/2010/04/ makalah-pengaruh-peran-orang-tua.html).

(19)

6

penyediaan sarana dan prasarana belajar, penyediaan biaya sekolah, menanyakan rapor/ nilai, pemilihan pendidikan anak yang tepat, mendorong anak untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

2. Orang Tua/ Wali Keluarga TKI

Orang tua dalam penelitian ini adalah ayah, ibu kandung; orang yang dianggap tua (cerdik, pandai, ahli) ; orang yang dihormati dikampung (Kamus Bahasa Indonesia, 2003: 802).

Berdasarkan pengertian tersebut, yang dimaksud orang tua/ wali dalam penelitian ini adalah ayah atau ibu kandung dan apabila tidak ada dari keduanya maka wali yang mewakili atau mendampingi anak tersebut belajar dan membantu dalam pendidikan anak karena orang tua kandung anak tersebut bekerja sebagai TKI di luar negeri.

3. Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

TKI adalah setiap warga negara Indonesia yang memnuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah (UU no 39 tentang TKI).

Berdasarkan pengertian tersebut yang dimaksud TKI dalam penelitian ini adalah tenaga kerja Indonesia khususnya wanita yang bekerja di luar negeri dan telah memiliki anak yang ditinggal bekerja di luar negeri.

4. Pendidikan

(20)

7

penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental (Sudirman dalam Hasbullah, 2009; 1).

Pendidikan dalam penelitian ini adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh orang tua kepada anaknya untuk menuju kedewasaan pada anak tersebut. Pendidikan yang dimaksudkan berupa pendampingan dalam belajar anak atau hal-hal lain yang menyangkut kebutuhan belajar siswa selama di sekolah maupun di rumah.

5. Anak

Anak adalah seseorang yang berada pada masalah perkembangan dan mempunyai potensi menjadi dewasa (Kamus Bahasa Indonesia, 2003: 42), yang dimaksud anak dalam penelitian ini adalah seorang anak yang berada pada jenjang pendidikan dasar (SD) yang orang tua (bapak/ ibu) atau keduanya bekerja menjadi TKI di luar negeri.

F. SistematikaSkripsi

Pada Penulisan skripsi ini agar lebih mudah dipahami isinya bagi pembaca, maka penulis menyusun sistematika penulisan skripsi sebagai berikut:

Bagian Awal

Bagian awal penulisan ini berisi judul skripsi, abstrak, halaman pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel/peta/gambar, dan daftar lampiran.

(21)

8

BAB I Pendahuluan, yang berisi uraian tentang alasan pemilihan judul, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika skripsi.

BAB II Tinjauan pustaka, berisi kajian teoritis yang mendukung penelitian yaitu membahas tentang pendidikan, belajar, peran serta orang tua dalam pendidikan anak dan TKI.

BAB III Metode penelitian, berisi uraian tentang lokasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, metode dan teknik pengumpulan data, metode analisis data, dan kerangka pemikiran.

BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan, berisi tentang deskripsi daerah penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V Penutup, yang berisi uraian kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian.

Bagian Akhir

(22)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Pendidikan

Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau pedagogies berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Dewasa di sisni dimaksudkan adalah dapat bertanggung jawab terhadap diri sendiri secara biologis, psikologis, paedagogis dan sosialis (Hasbullah, 2009: 1).

Pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental (Sudirman dalam Hasbullah, 2009; 1). Pengertian pendidikan selalu mengalami perkembangan, meskipun secara esensial tidak jauh berbeda.

Berikut ini beberapa pengertian pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli.

a. J.J Rousseau

(23)

b. Ki Hajar Dewantara

Pendidikan umumnya berarti upaya untuk memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek) dan tubuh anak (Munib, dkk. 2007; 32).

c. Carter V. Good

1) Pedagogy is the art, practice, or profession of teaching.

2) The systematized learning or instruction concerning principles and method of teaching and of student control and guidance: largely replace

by the term education.

Pendidikan ialah:

1) Seni, praktik, atau profesi sebagai pengajar

2) Ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip dan metode-metode mengajar, pengawasan dan bimbingan murid; dalam arti luas digantikan dengan istilah pendididkan (Hasbullah. 2009; 3). d. Menurut UU No 20 Tahun 2003

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaa, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Undang-undang SISDIKNAS, 2003)

(24)

yang belum dewasa untuk menjadi dewasa dan dapat mempertanggungjawabkan yang yang mereka lakukan.

B. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan merupakan suatu gambaran dari falsafah hidup atau pandangan hidup manusia, baik secara perseorangan maupun secara kelompok (bangsa dan negara). Dalam pembahasan tujuan pendidikan akan menyangkut sistem nilai dan norma-norma dalam suatu konteks kebudayaan, abaik mitos, kepercayaan dan religi, filsafat, ideologi, dan sebagainya. Tujuan pendidikan di suatu negara akan berbeda dengan tujuan pendidikan di negara lainnya, sesuai dengan dasar negara, falsafah hidup bangsa dan ideologi negara tersebut.

Pendidikan mengemban tugas untuk menghasilkan generasi yang baik, manusia-manusia yang lebih berkebudayaan, manusia sebagai individu yang memiliki kepribadian yang lebih baik. Nilai-nilai yang hidup dan berkembang di suatu masyarakat atau negara, menggambarkan pendidikan dalam suatu konteks yang sangat luas, menyangkut kehidupan seluruh umat manusia, yang digambarkan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mencapai suatu kehidupan yang lebih baik.

(25)

mencerdaskan kehidupan bnagsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang SISDIKNAS)”.

C. Belajar

1. Pengertian Belajar

Gronbach didalam bukunya Educational Psychology menyatakan bahwa:

“Learning is shown by a change in behavior as a result of experience”.

Menurut Gronbach belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami; dan di dalam mengalami itu si pelajar mempergunakan pancainderanya (Suryabrata. 2008; 231)

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan (Anni, dkk. 2006; 2). Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia.

Konsep tentang belajar mengandung tiga unsur utama, yaitu:

(26)

diwujudkan dalam bentuk perilaku tertentu, seperti menulis, membaca, berhitung yang dilakukan secara sendiri-sendiri, atau kombinasi dari berbagai tindakan.

b. Perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman. c. Perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen.

Pengertian belajar adalah berbeda dengan pengertian pertumbuhan dan perkembangan (Shephert dan Ragan dalam Anni. 2006; 4). Pertumbuhan (growth) merupakan karakteristik individu yang diperoleh dari kehidupan. Pada umumnya istilah pertumbuhan digunakan untuk menunjukkan pertambahan jumlah sesuatu. Belajar (learning) mengacu pada perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Apa yang dipelajari oleh seseorang dapat diuraikan dan dapat disimpulkan dari pola-pola perubahan perilakunya. Perkembangan (development) mengacu pada perubahan yang dihasilkan dari kombinasi pengaruh pertumbuhan dan belajar. Perkembangan emosional, misalnya, bukan semata-mata dipengaruhi oleh kematangan fisik, melainkan juga karena faktor belajar.

Dari uraian para ahli di atas belajar merupakan proses kegiatan yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang lebih baik pada si belajar tersebut.

2. Prinsip-prinsip Belajar

(27)

a. Kesiapan Belajar

Faktor kesiapan, baik fisik maupun psikologis merupakan kondisi awal suatu kegiatan belajar. Kondisi fisik yag tidak kondusif, misalnya sakit akan dapat mempengaruhi faktor-faktor lain yang dibutuhkan untuk belajar. Demikian pula kondisi psikologis yang kurang baik, misalnya gelisah, tertekan, dan sebagainya merupakan kondisi awal yang kurang menguntungkan bagi kelancaran belajar.

b. Perhatian

Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu objek, dapat pula dikatakan perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas yang dilakukan. Belajar sebagai suatu aktivitas yang kompleks sangat membutuhkan perhatian dari siswa yang belajar.

c. Motivasi

Motif adalah kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorong orang tersebut melakukan kegaitan tertentu untuk mencapai tujuan (disposisi internal). Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif pada saat orang melakukan suatu aktivitas.

d. Keaktifan Siswa

Kegiatan belajar pelaku utamanya adalah siswa, oleh karena itu siswa harus aktif, tidak boleh pasif. Dengan bantuan guru, siswa harus mampu menacari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya. e. Mengalami Sendiri

(28)

kaitannya dengan prinsip keaktifan. Siswa yang belajar dengan melakukan sendiri akan memberikan hasil belajar yang lebih cepat dan pemahaman yang lebih mendalam.

f. Pengulangan

Materi pelajaran ada yang mudah dan ada yang sukar. Untuk mempelajari materi samapai pada taraf insight siswa perlu membaca, berpikir, mangingat, dan yang tidak kalah penting adalah latihan. Dengan latihan, berarti siswa mengulang-ualng materi yang dipelajari sehingga materi tersebut makin mudah diingat. Dengan pengulangan, tanggapan tentang materi makin segar dalam pikiran siswa, sehingga makin mudah direproduksi. g. Materi Pelajaran yang Menantang

Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi pula oleh rasa ingin tahu anak (curiosity) terhadap suatu persoalan. Dengan sikap seperti ini motivasi anak akan meningkat. Curiosity ini timbul bila materi pelajaran yang dihadapinya bersifat menantang atau problematik.

h. Balikan dan Penguatan

Balikan (feedback) adalah masukan yang sangat penting baik bagi siswa maupun guru. Dengan balikan siswa mangetahui sejauh mana kemampuannya dalam suatu hal, dimana letak kekuatan dan kelemahannya.

(29)

dalam pembelajarannya, karena mempunyai dampak positif bagi belajar siswa.

i. Perbedaan Individual

Siswa-siwa dalam suatu kelas yang dihadapi oleh guru tidak boleh disamakan kondisinya seperti benda mati. Masing-masing siswa mempunyai karakteristik, baik dari segi fisik maupun psikis. Dengan adanya perbedaan ini tentu kemampuan minat serta kemampuan belajar mereka tidak persis sama.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Belajar sebagai proses atau aktivitas disyaratkan oleh banyak faktor, menurut Suryabrata (2008; 233-235) faktor-faktor tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, yang dapat digolongkan lagi dalam dua golongan:

a) Faktor-faktor nonsosial

Faktor-faktor ini tak terhitung jumlahnya, seperti misalnya: keadaan udara, suhu, udara, cuaca, waktu (pagi, siang atau malam), tempat belajar, alat-alat belajar dll.

b) Faktor-faktor sosial

(30)

2) Faktor-faktor yang berasal dari dalam pembelajar, dan juga dapat lagi digolongan menjadi dua yaitu:

a) Faktor Fisiologis

Faktor fisik dari si pembelajar menjadi faktor penting dalam belajar itu sendiri. Kondisi jasmani seseorang mempengaruhi aktivitas belajar. Keadaan jasmani yang sehat akan berbeda dengan kondisi yang tidak sehat sehingga diperlukan nutrisi yang cukup untuk mereka.

b) Faktor Psikologis

Faktor psikologis dapat berupa pendorong aktifitas belajar itu. pendorong aktivitas belajar yang memiliki pengaruh besar dalam belajar anak-anak adalah cita-cita.

D. Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak 1. Pengertian Orang Tua/ Wali

Orang tua berarti ibu dan ayah kandung, orang yang sudah tua, orang yang dianggap tua (pandai, cerdik) (Poerwodarminto. 2003: ), Menurut Nasution dalam Sumarto (2006: 9) yang dimaksud dengan orang tua ialah setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau rumah tangga, yang dalam penghidupan sehari-hari lazim disebut ibu bapak.

(31)

Keluarga menurut Dewantara dalam Ahmadi (1997:95) keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya. Keluarga adalah wadah yang sangat penting diantara individu dan grup, dan merupakan kelompok sosial yang pertama dimana anak-anak menjadi anggotanya. Dan keluargalah sudah barang tentu yang pertama-tama pula menjadi tempat untuk mengadakan sosialisasi kehidupan anak-anak.

Ibu, ayah dan saudara-saudaranya serta keluarga yang lain adalah orang-orang yang pertama pula untuk mengajar pada anak-anak mengadakan kontak dan yang pertama pula untuk mengajar pada anak-anak itu sebagaimana ia hidup dengan orang lain sampai anak-anak memasuki sekolah, mereka itu menghabiskan seluruh waktunya di dalam unit keluarga (Ahmadi, 1997:108). Keluarga adalah suatu kesatuan sosial terkecil yang terdiri atas suami, istri dan anak-anak (jika ada) yang didahului oleh suatu perkawinan (Ahmadi, 1997:242). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa:

a. Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil yang umumnya terdiri dari ayah, ibu dan anak.

(32)

c. Hubungan sosial antara anggota keluarga relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan atau adopsi.

Jadi keluarga/ orang tua wali dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai kelompok sosial yang merupakan ayah atau ibu kandung dan apabila tidak ada dari keduanya maka wali yang mewakili atau mendampingi anak tersebut belajar dan membantu dalam pendidikan anak karena orang tua kandung anak tersebut bekerja sebagai TKI di luar negeri.

2. Karakteristik Orang Tua/ Wali

Karakteristik Orang Tua/ Wali juga menjadi salah satu penunjang dalam belajar anak. Hal tersebut akan nampak berbeda dalam bimbingan yang mereka lakukan di rumah, sebagai contoh latar belakang pendidikan orang tua, jenis pekerjaan maupun hal-hal lain. Karakteristik-karakteristik tersebut dapat meliputi karakteristik demografi, sosial dan ekonomi.

a. Kondisi Demografis

Demografis mempelajari tentang struktur dan proses penduduk di suatu wilayah yang meliputi jumlah, persebaran dan komposisi penduduk (Mantra. 2003; 2). Dalam penelitian ini yang menjadi kajian dalam kondisi demografis meliputi:

1) Umur dan Jenis Kelamin

(33)

2) Status Kawin

Berdasarkan status perkawinannya, penduduk berumur 10 tahun ke atas dapat dikelompokkan sebagai berikut:

 Belum Kawin  Kawin

 Cerai  Duda/ janda 3) Jumlah Anak

Jumlah tanggungan anak yaitu jumlah anak usia sekolah yang menjadi tanggung jawab orang tua. Semakin banyak tanggungan orang berarti semakin tinggi pula kebutuhan ekonomi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

b. Kondisi Sosial

Kondisi sosial berarti keadaan yang berkenaan dengan kemasyarakatan yang selalu mengalami perubahan-perubahan melalui proses sosial. Proses sosial terjadi karena adanya interaksi sosial. Kondisi sosial keluarga akan diwarnai oleh bagaimana interaksi sosial yang terjadi diantara anggota keluarga dan interaksi sosial dengan masyarakat lingkungannya. Interaksi sosial di dalam keluarga biasanya didasarkan atas rasa kasih sayang dan tanggung jawab yang diwujudkan dengan memperhatikan orang lain, bekerja sama, saling membantu dan saling memperdulikan termasuk terhadap masa depan anggota keluarga.

(34)

1) Tingkat pendidikan

Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak, karena dengan pendidikan yang baik maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya, dan sebagainya (Soetjiningsih dalam Rokhana, 2005:19).

Dalam penelitian ini tingkat pendidikan orang tua/ wali akan mempengaruhi cara pembimbingan dalam belajar anak. Pengelompokan tingkat pendidikan yang ditamatkan adalah sebagai berikut: tamat SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.

2) Tempat Tinggal

Menurut Kaare dalam Irawati (2004: 12) untuk mengukur tingkat sosial ekonomi seseorang dapat dilihat dari rumah tempat tinggalnya.

 Status rumah yang ditempati, bisa rumah sendiri, rumah dinas, menyewa, menumpang pada saudara atau ikut orang lain.

(35)

c. Kondisi Ekonomi

Faktor Ekonomi keluarga banyak menentukan dalam belajar anak. Misalnya anak dalam keluarga mampu dapat membeli alat-alat sekolah lengkap, sebaliknya anak-anak dari keluarga miskin tidak dapat membeli alat-alat itu. Dengan alat-alat serba tidak lengkap inilah maka hati anak-anak menjadi kecewa, mundur, putus asa sehingga dorongan belajar mereka kurang (Ahmadi. 2007: 266).

Menurut Gerungan (2009: 196) keadaan ekonomi keluarga tentulah berpengaruh terhadap perkembangan anak-anak, apabila diperhatikan bahwa dengan adanya perekonomian yang cukup, lingkungan material yang dihadapi anak di keluarganya itu lebih luas, ia akan mendapat kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan bermacam-macam kecakapan yang tidak dapat ia kembangkan apabila tidak ada prasarananya.

Menurut Soemanto (Sumarto. 2006. 3) agar dapat melanjutkan sekolah pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi dibutuhkan adanya sarana dan kelengkapan yang memadai. Untuk memenuhi sarana dan kelengkapan tersebut diperlukan dana. Masalah ketersediaan dana untuk melanjutkan sekolah berkaitan erat dengan kondisi sosial ekonomi orangtua.

Beberapa kondisi ekonomi yang mempengaruhi pendidikan anak adalah:

1) Jenis Pekerjaan

(36)

ada juga yang ikhlas. Ada yang melakukan pekerjaan karena memang dia membutuhkan pekerjaan itu, ada juga yang melakukan pekerjaan itu

karena untuk memenuhi kebutuhan hidup

(http://www.Anneahira.com/jenispekerjaan.html). 2) Pendapatan

Menurut Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Evers dalam Rokhana. (2005:8), yaitu seluruh penerimaan baik berupa uang maupun barang baik dari pihak lain maupun dari hasil sendiri. Pendapatan adalah pendapatan yang diperoleh seluruh anggota keluarga yang bekerja. Menurut Bayu wijayanto (Rokhana. 2005: 8), menyatakan bahwa pendapatan adalah pendapatan yang diperoleh seluruh anggota keluarga yang bekerja Jadi yang dimaksud pendapatan keluarga dalam penelitian ini adalah suatu tingkat penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan dari orang tua dan anggota keluarga lainnya.

Berdasarkan survey dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2009, tingkat pendapatan rumah tangga, maka dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

Tabel 1. Klasifikasi pendapatan orang tua

No Klasifikasi pendapatan Jumlah pendapatan 1. Pendapatan sangat tinggi >3.100.000

2. Pendapatan tinggi 2.026.000-3.100.000 3. Pendapatan menengah 1.000.000-2.025.000 4. Pendapatan rendah <1.000.000

(37)

3. Peran Serta Orang Tua/Wali dalam Pendidikan Anak

Peran serta adalah ikut berupayanya orang tua terhadap kemajuan pendidikan anak-anaknya, ini dilakukan agar prestasi dan semangat belajar anak-anaknya meningkat. Peran serta ini dapat dilakukan langsung ataupun tidak langsung. Dalam peningkatan prestasi belajar anak saat ini orang tua banyak melakukan terobosan-terobosan, antara lain dengan menyekolahkan anak ke sekolah-sekolah favorit, memasukan anak ke lembaga-lembaga kursus, serta memberikan les tambahan kepada anak. Orang tua yang peduli terhadap kemajuan anaknya akan berusaha memberikan apa yang terbaik bagi anak-anak mereka, memberikan segala fasilitas yang diinginkan guna mencapai prestasi anak yang semaksimal mungkin.

Berbeda dengan orang tua yang kurang peduli dengan perkembangan dan prestasi anak, mereka cenderung masa bodoh, mengandalkan pendidikan hanya pada sekolah semata sementara perhatian dari orang tua kurang atau bahkan tidak sama sekali. Mereka seharusnya sadar bahwa segala tindakan mereka sangat berpengaruh terhadap masa depan anaknya. Bentuk peran serta orang tua terhadap perkembangan prestasi anak menurut Turya (April 2010) antara lain :

a. Memberikan semangat terhadap diri anak akan pentingnya suatu pendidikan untuk masa depan mereka.

(38)

d. Memberikan motivasi kepada anak untuk selalu meningkatkan prestasi belajar mereka.

e. Sebagai tempat bertanya dan mengaduh terhadap hal-hal yang menjadi permasalahan anak.

f. Memberikan arahan yang jelas untuk masa depan anak-anaknya.

Dengan peran serta orang tua tersebut maka kemajuan dan peningkatan prestasi belajar anak di sekolah dapat terus meningkat, seiring dengan bertambahnya usia dan daya nalar anak. Pemberian tugas kepada anak dapat melatih mereka untuk dapat bertanggung jawab terhadap diri mereka dan kepada orang lain.

Kurangnya peran serta orang tua dapat menjadikan anak sebagai jiwa atau pribadi yang merasa tidak diabaikan, merasa tidak berguna dan bahkan cenderung untuk menyalahkan orang lain dalam tindakannya di masyarakat. Mereka yang kurang mendapat dukungan dari orang tua menganggap bahwa orang tua mereka tidak peduli terhadap mereka dan cenderung memberi jarak antara mereka dengan orang tua mereka.

(39)

1) Keadaan lingkungan di sekitar rumah

2) Fasilitas belajar (tempat, waktu, dan perlengkapan) 3) Hubungan antar anggota keluarga

4) Keutuhan anggota keluarga

5) Perhatian dan bimbingan orang tua atau anggota keluarga lainya.

Menurut Nana Sutrisno, sebab-sebab pelajaran ditinjau dari segi orang tua yaitu masalah kurang perhatian dan bimbingan orang tuanya selama di rumah. Pengawasan yang ketat terhadap anak, masalah keamanan anak dalam situasi rumah akibat keutuhan keluarga, orang tua sudah tidak ada atau anak tidak terlibat dengan ibu atau bapak tirinya ternyata memberikan pengaruh yang tidak sedikit tentu saja faktor fasilitas belajar di rumah (waktu, tempat perlengkapan) cukup memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa (Turya, 2010).

Disisi lain Erman Amti (1991:72-74) memperjelas pendapat diatas bahwa faktor-faktor yang dapat menimbulkan masalah kesulitan berasal dari dalam diri anak dan lingkungan keluarga. Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga yaitu:

1) Keadaan ekonomi yang memadai

(40)

Bagi orang tua yang keadaan ekonominya kurang memadai sudah barang tentu tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan anaknya secara memuaskan. Apabila keadaan ini terjadi pada orang tua siswa, maka siswa yang bersangkutan akan menanggung resiko-resiko yang tidak diharapkan. 2) Anak kurang mendapat perhatian dan pengawasan dari orang tuanya

Pendidikan tidak hanya berlangsung di sekolah tetapi juga di dalam keluarga. Sayangnya, masih ada orang tua yang beranggapan bahwa tugas mendidik hanyalah tugas sekolah saja. Para orang tua seperti itu menganggap bahwa tugas mendidik hanyalah tugas sekolah saja. Para orang tua seperti itu menganggap bahwa tugas orang tua tidak lebih darisekedar mencukupi kebutuhan lahir anak: seperti makan, minum, pakaian dan alat-alat pelajaran, serta kebutuhan-kebutuhan lain yang bersifat kebendaan. Oleh sebab itu, para orang tua seperti ini selalu sibuk dengan pekerjaannya sejak pagi sampai sore, bahkan ada juga sampai malam untuk mendapatkan uang memperhatikan dan mengawasi anak-anaknya belajar dan atau bermain.

3) Harapan orang tua terlalu tinggi

(41)

dengan sendirinya akan merasakan tugas-tugas dan harapan-harapan itu sebagai satu siksaan, dan pada gilirannya dapat menimbulkan putus asa dan tak acuh lagi pada siswa itiu sendiri.

4) Orang tua pilih kasih terhadap anak

Keadaan anak dalam suatu keluarga selalu sama. Dengan kata lain, mereka dilahirkan dengan membawa kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ada mereka yang dilahirkan dengan membawa potensi yang cukup tinggi, tetapu juga sebaliknya. Ada anak yang dilahirkan sesuai yang diharapkan, tetapi juga yang ada yang tidak demikian. Keadaan-keadaan ini rupanya tidak selalu diterima oleh sebagian orang tua sebagai suatu kenyataan. Ada orang tua yang menolak anak yang keadaanya tidak sesuai dengan yang mereka harapkan. Penolakan ini memang tidak dinyatakan terus terang, tetapi ditampilkan dalam bentuk-bentuk perlakuan-perlakuan tertentu. Misalnya dengan melebih-lebihkan atau menyanjung-nyanjung anak yang mereka anggap memenuhi harapan mereka, dan mengabaikan atau mencela anak yang tidak harapkan.

5) Hubungan keluarga yang tidak harmonis

(42)

Apabila di dalam suatu keluarga tidak terdapat hubungan yang harmonis; seperti ayah dan ibu selalu cekcok, jarang tinggal rumah, anak akan merasa tidak aman dan tidak dapat memutuskan perhatiannya dalam belajar. Hal ini karena proses belajar memang menuntut ketenangan dan ketentraman di rumah.

Adanya kesulitan belajar di rumah, maka sangat penting bimbingan keluarga dalam hal ini orang tua selama belajar di rumah. Menurut Turya (2010), ada beberapa alternatif usaha yang dapat dilaksanakan oleh keluarga/ orang tua adalah dalam mengatasi kesulitan belajar anak yaitu:

1) Memberikan perhatian dan menciptakan suasana lingkungan rumah. 2) Menyediakan perhatian dan menciptakan fasilitas belajar yang

mendukung terhadap kelancaran dan keberhasilan belajar, misalnya waktu, tempat dan perlengkapan.

3) Mengadakan kerjasama dengan pihak sekolah khususnya guru kelas untuk mengawasi perkembangan belajar anak.

4. Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

(43)

Bagi WNI Perempuan bekerja di luar negeri tidak selalu didorong oleh faktor kemiskinan, pengangguran dan sempitnya lapangan kerja saja di dalam negeri. Berbagai faktor, alasan dan motif yang ikut menentukan WNI bekerja di luar negeri, seperti kehilangan anggota keluarga penopang hidup (yatim piatu, janda), menghadapi krisis ekonomi, anggota keluarga sakit membutuhkan biaya yang besar, bencana alam, impian mendapatkan gaji tinggi, konflik keluarga dan lain-lainya.

Disamping faktor-faktor tersebut, juga didorong oleh faktor tersedianya informasi mengenai tata cara bekerja di luar negeri dan keterkaitan sejarah sosial masyarakat yang panjang, juga menentukan minat masyarakat bekerja di luar negeri, sebagai contoh WNI bekerja ke Arab Saudi mempunyai motif ganda yaitu motif ekonomi dan motif sosial keagamaan seperti naik haji dan umroh, walaupun hak-hak pekerja asing belum dihormati dan terlindungi dengan baik.

Selain faktor-faktor tersebut diatas, faktor pendorong lainnya seperti struktur persediaan Tenaga Kerja di Negara asal dan struktur permintaan Tenaga Kerja di Negara-negara tujuan penempatan juga menjadi pendorong menentukan terjadinya Penempatan TKI di luar negeri.

Manfaat penempatan TKI di luar negeri (BNP2TKI. 2008): 1. Manfaat Ekonomi dan Sosial

a. Manfaat Ekonomi

(44)

banyak pihak, dari pengurusan dokumen jati diri sampai kepulangan TKI ke kampung halamannya di tanah air terkait dengan unsur pelayanan aparat pemerintah terkait.

Dengan adanya motif ekonomi pada setiap tahapan pelayanan penempatan dan perlindungan TKI, memancing berbagai pihak untuk melibatkan diri secara langsung maupun tidak langsung guna mendapatkan manfaat ekonomi. Dengan banyaknya pihak-pihak yang melibatkan diri dalam proses pelayanan menimbulkan berbagai permasalahan yang semuanya bermotif ekonomi, dengan cara memanfaatkan celah-celah pelayanan yang menambah semakin ruwetnya permasalahan TKI. Setiap Menteri Tenaga Kerja mempunyai komitmen yang kuat untuk melakukan pembenahan, tetapi hasilnya tidak seperti yang diharapkan, sehingga pemerintah seolah-olah melakukan pembiaran-pembiaran terhadap permasalahan TKI selama ini. Begitu juga BNP2TKI saat ini berusaha sekuat tenaga melaksanakan upaya pembenahan-pembenahan pelayanan penempatan dan perlindungan TKI.

1) Menumbuhkan Remitan dan Devisa

(45)

efisien, dibandingkan dengan devisa yang lainnya karena tidak membutuhkan modal terlalu besar.

Pengiriman remitan dari negara-negara tujuan penempatan TKI diluar negeri perlu diawasi dengan ketat oleh otoritas moneter nasional agar tidak jatuh ke tangan-tangan orang-orang yang tidak bertanggung. Bila remitan yang besar jatuh pada orang-orang yang tidak bertanggung jawab akan dapat mengganggu stabilitas pasar nilai valuta asing di Indonesia. Dari data yang ada, bila dirinci devisa yang masuk ke Indonesia dari hasil pelayanan penempatan dan perlindungan TKI untuk tahun 2007, sebesar TKI 5,98 US $ Milyar pertahun (Sumber Deperindag, BI, Depnakertrans dan BNP2TKI). 2) Menumbuhkan Ekonomi Keluarga

Dengan adanya pengiriman uang dari TKI ke anggota keluarganya di kampung halamannya di tanah air, maka kebutuhan anggota keluarganya untuk komsumsi barang dan jasa akan terpenuhi dan TKI memiliki modal usaha setelah masa kontrak habis, sehingga kesejahteraan keluarga TKI meningkat, begitu juga pendidikan anggota keluarganya akan lebih terjamin.

3) Pendorong Ekonomi Masyatakat

(46)

pertumbuhan perekonomian masyarakat disekitarnya (multy player effect economi).

4) Menaikan Tabungan

Dengan adanya penempatan TKI ke luar negeri secara tidak langsung menaikan tabungan masyarakat hal tersebut dapat dilihat pada daerah-daerah yang selama ini menjadi kantong-kantong TKI, Bank-bank yang menerima kiriman TKI selalu penuh dan tidak semua uang yang dikirim oleh TKI dari luar negeri ditarik untuk dibelanjakan barang dan jasa masih ada yang disimpan di Bank.

b. Manfaat Sosial

1) Mengurangi Pengangguran

(47)

luar negeri sebagai alternatif strategis untuk mengatasi masalah pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. 2) Meningkatkan Pendidikan Masyarakat

Program pelayanan penempatan dan perlindungan TKI juga merangsang peningkatan pendidikan, khususnya bagi keluarga TKI, karena TKI mendapatkan penghasilan untuk membiayai anak-anak atau keluarganya sampai kejenjang pendidikan yang diinginkan. Hal ini sangat menguntungkan Negara dan Pemerintah RI sebab investasi pendidikan merupakan investasi jangka panjang dikemudian hari akan memberikan hasil yang memuaskan, dengan demikian pembangunan nasional dapat berjalan lebih cepat dan lebih terarah.

3) Mendapatkan Ketrampilan Baru

(48)

35 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2006; 130), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian populasi karena jumlah populasi yang sesuai dengan penelitian ini relatif sedikit.

Subjek dalam penelitian ini adalah orang tua/ wali yang menjadi wali dari anak yang masih duduk di sekolah dasar yang salah satu atau kedua orang tua mereka bekerja di luar negeri sebagai TKI.

Data jumlah TKI yang ada di Desa Ngasinan dan Kelurahan Ketapang serta jumlah TKI yang memenuhi syarat untuk menjadi subjek dalam penelitian ini.

Tabel 2. Jumlah TKI dan Subjek Penelitian

Desa/ Kelurahan Jumlah Orang tua/ wali anak TKI

Desa Ngasinan 15

Kelurahan Ketapang 17

Jumlah Responden 32

(49)

tertinggal karena di desa ini sangat kurang dalam ketersediaan sarana prasarana dan juga aksesibilitasnya (gambar 3).

Kelurahan Ketapang yang secara administratif berada dalam wilayah Kecamatan Kota Kendal ini lebih bervariasi dalam kehidupan bermasyarakatnya. Letak kelurahan yang tidak terlalu jauh dengan pusat kabupaten ini memudahkan warga dalam memenuhi kebutuhan mereka (gambar 4).

B. Variabel Penelitian

Variabel Penelitian menurut Sutrisno Hadi dalam Arikunto (2006; 116) didefinisikan sebagai gejala yang bervariasi. Gejala adalah objek penelitian, sehingga variabel adalah objek penelitian yang bervariasi.

Berdasarkan uraian pada landasan teori diatas untuk mengukur peran serta orang tua/ wali dalam pendidikan anaka keluarga TKI digunakan indikator-indikator sebagai berikut:

1. Profil TKI

a) Kondisi Demografis 1) Umur

2) Status Kawin 3) Hubungan Keluarga b) Kondisi Sosial

1) Tingkat pendidikan 2) Mobilitas

(50)

1) Remitan d) Komunikasi

2. Karakteristik Orang Tua/ Wali a) Kondisi Demografis

1) Jenis Kelamin 2) Umur

3) Status Perkawinan 4) Jumlah Tanggungan b) Kondisi Sosial-ekonomi

1) Tingkat pendidikan 2) Tempat Tinggal 3) Jenis Pekerjaan 4) Pendapatan 3. Peran serta Orang tua

1) Peran serta langsung

1) Mendampingi dan membimbing dalam belajar 2) Penyediaan sarana dan prasarana belajar 2) Peran tidak langsung

1) Penyediaan biaya sekolah 2) Pandangan nilai hasil belajar 3) Kegiatan di sekolah anak

4) Pemilihan pendidikan anak yang tepat

(51)

C. Metode Pengumpulan Data 1. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal lain yang ia ketahui (Arikunto. 2006; 151). Kuesioner dipakai untuk menyebut metode maupun instrument. Jadi dalam menggunakan metode angket atau kuesioner instrument yang dipakai adalah angket atau kuesioner.

Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui karakteristik orang tua/ wali dan peran serta mereka dalam pendidikan anak keluarga TKI. Pertanyaan yang akan diajukan meliputi karakteristik demografi, sosial, ekonomi dan migrasi TKI orang tua/ wali yang menjadi responden serta peran serta mereka dalam pendidikan anak yaitu peran serta langsung dan tidak langsung.

2. Interview

Metode interview/ wawancara ini digunakan untuk mengetahui informasi secara langsung kepada responden mengenai hal-hal/ informasi yang mungkin kurang dipahami responden dalam angket tentang peran serta maupun kondisi pendidikan anak. Wawancara ini akan digunakan jika responden tidak dapat membaca ataupun menulis.

D. Validitas dan Reliabilitas

(52)

valid atau sahih memiliki validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Penelitian ini menggunakan validitas dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut (Arikunto, 2006. 170):

∑ (∑ ) (∑ )

Sedangkan reliabilitas digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Dalam penelitian ini untuk menghitung reliabilitas instrument menggunakan rumus Alpha sebagai berikut (arikunto, 2006: 197):

( )

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑σb2 = jumlah varians butir

Σσ2

t = varians total

E. Metode Analisis

(53)

tua/ wali dalam pendidikan anak. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

= %

Keterangan

DP : Deskriptif Presentase n : Nilai yang diperoleh

N : Jumlah seluruh nilai (skor maksimal/ideal)

Penelitian analisis deskriptif presentase dipakai untuk menguraikan dan menjelaskan tujuan dari penelitian. Deskriptif presentase menggambarkan keadaan suatu fenomena yang ada dalam suatu penelitian.

Sebelum menggunakan rumus deskriptif presentase, jawaban diberi skor terlebih dahulu, yaitu sebagai berikut.

1. Jawaban “a” skor 4 2. Jawaban “b” skor 3 3. Jawaban “c” skor 2 4. Jawaban “d” skor 1

Perhitungan yang dilakukan untuk menentukan kriteria karakterisrik peran serta orang tua/ wali dalam pendidikan anak dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:

Presentase maksimal = (skor jawaban maksimal : skor maksimal) x 100%

= (4 :4) x 100 %

= 100 %

Presentase minimal = (skor jawaban minimal : skor maksimal) x 100 %

= (1 : 4) x 100 %

(54)

Rentang presentase = Presentase maksimum – presentase minimum

= 100 % - 25 %

= 75 %

Interval presentase = Rentang presentase : 4

= 75 % : 4

= 18,75 %

Dari hasil pengakumulasian skor tersebut, dapat diklasifikasikan kriteria sebagai berikut.

Tabel 3. Kriteria deskriptif presentase

Interval presentase (%) Kriteria presentase 81,28 – 100,00

62,52 – 81,27 43,76 – 62,51 25,00 – 43,75

(55)

42 F. Kerangka Pemikiran Penelitian

Gambar 1. Kerangka berfikir penelitian Karakteristik Orang Tua/

Wali

a) Kondisi Demografis b) Kondisi Sosial c) Kondisi Ekonomi d) Komunikasi

Orang Tua menjadi TKI

Anak

Peran tidak langsung

Orang tua wali

Pendidikan anak

Karakteristik Orang Tua/ Wali

1) Kondisi Demografis 2) Kondisi Sosial 3) Kondisi Ekonomi

Peran langsung dan peran serta tidak

(56)

43 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Secara astronomis Kabupaten Kendal terletak pada 109º40’50”-110º22’48” BT dan 6º32’05”-7º24’04” LS dengan luas wilayah keseluruhan sekitar 1.002,23 km2 atau 100.223 hektar dengan ketinggian diatas permukaan laut berkisar antara 4 – 641 meter (gambar 2).

Batas wilayah Kabupaten Kendal secara administratif dapat diuraikan sebagai berikut

Sebelah Utara : Laut Jawa Sebelah Timur : Kota Semarang Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang Sebelah Barat : Kabupaten Batang

Pada penelitian ini peneliti mengambil dua daerah administratif yaitu Desa Ngasinan, kecamatan Weleri dan Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kota Kendal. Berikut adalah gambaran umum daerah penelitian yaitu:

1. Desa Ngasinan, Kecamatan Weleri a. Kondisi Fisik

(57)

110o4’55”- 110o5’37” BT dan 6o55’10” - 6o56’35” LS (Gambar 3). Batas wilayah Desa Ngasinan adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Desa Caruban (Kec. Ringinarum) b. Sebelah Selatan : Desa Sumberagung

c. Sebelah Timur : Desa Caruban (Kec. Ringinarum) d. Sebelah Barat : Desa Weleri

Desa Ngasinan hanya terdiri dari satu dusun, yaitu dusun Ngasinan itu sendiri. Luas wilayahnya 102,927 Ha yang sebagian wilayahnya masih merupakan persawahan yaitu seluas 58,345 Ha dan sebagian lagi berupa pemukiman penduduk maupun tegalan.

Jarak dari Ibukota Weleri ke beberapa kota Provinsi Jawa Tengah : 50 Km, Kota Kabupaten Kendal : 18 Km, Kota Kecamatan Rowosari : 4 Km, Kota Kecamatan Pageruyung : 14 Km, Kota Kecamatan Gringsing : 3 Km. b. Demografi

Desa Ngasinan yang wilayahnya tidak terlalu luas ini berpenduduk 1.514 jiwa yang terdiri dari 761 perempuan dan 753 laki-laki dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 429 kepala keluarga. Desa Ngasinan tersebar dalam 1 dusun yaitu Dusun Ngasinan yang terbagi lagi ke dalam 3 RW dan 10 RT.

(58)

memiliki anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) yang orang tua mereka khususnya Ibu bekerja sebagai TKI di luar negeri.

c. Potensi Sumber Daya Alam (SDA)

Secara umum, Desa Ngasinan memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, hampir seluruh wilayahnya digunakan untuk pertanian berupa sawah dan ladang. Tanaman yang ditanam cukup bervariasi tergantung musim. Misalnya pada musim penghujan petani menanam padi, jagung dan cabai. Sedangkan pada musim kemarau lahan pertanian ditanami tembakau.Berikut ini keterangan tentang luas dan produksi tanaman utama di Desa Ngasinan (sumber: Monografi Desa Ngasinan bulan Desember tahun 2009):

1) Padi : 23 ha, 50 kw/ha 2) Jagung : 33 ha, 70 kw/ha 3) Tembakau : 18.000 pohon, 702 kw d. Mata Pencaharian

Sebagian besar penduduk Desa Ngasinan bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani. Sebagian kecil diantaranya selain menjadi pegawai ada juga yang merintis industri rumah tangga (ternak lebah madu, kerajinan tangan tas, krupuk), penyedia jasa seperti tukang becak dan andong, dan banyak juga ibu-ibu rumah tangga yang mencoba menambah penghasilan dengan membuka warung.

e. Kondisi Pendidikan

(59)

(Pemberantasan Buta Aksara) dan KF (Keaksaraan Fungsional). Berikut ini rincian tingkat pendidikan warga Desa Ngasinan.

1) Tidak sekolah : 101 orang 2) Belum tamat SD : 130 orang 3) Tidak tamat SD : 2 orang 4) Tamat SD/Sederajat : 501 orang 5) Tamat SLTP/Sederajat : 352 orang 6) Tamat SLTA/sederajat : 353 orang 7) Tamat akademi/perg. tinggi : 75 orang 2. Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kota Kendal

a. Kondisi Fisik

Letak astronomis Kelurahan Ketapang berada pada 110o12’26”- 110o13’17” BT dan 6o55’44”- 6o56’47” LS (Gambar 4). Secara administratif Kelurahan Ketapang berada di Kecamatan Kota Kendal dengan luas wilayah 149.760 Ha yang terdiri dari 8 dukuh, 8 Rukun Warga dan 26 Rukun tetangga.

(60)

Kelurahan Ketapang memiliki luas wilayah yaitu 149.760 ha yang terdiri dari tanah sawah dan tanah kering. Luas tanah sawah yaitu 9500 ha yang menggunakan sistem irigasi teknis. Sedangkan sisanya merupakan lahan kering yaitu 27.557 ha.

Jarak dari Ibukota Kecamatan Kendal ke Kota Provinsi Jawa Tengah: 29 km, sedang ke beberapa Ibu Kota kecamatan sekitarnya adalah Kota Kecamatan Pegandon: 10 km; Kota Kecamatan Patebon: 5 km; Kota Kecamatan Brangsong: 5 km.

b. Demografi

Jumlah penduduk Kelurahan Ketapang 2010 adalah 4291 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 1004 KK dan sex ratio sebesar 0,98 dengan jumlah laki-laki sebanyak 2164 dan perempuan 2127 jiwa.

Tabel 4. Jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin Kelompok umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0-4

Sumber: Monografi Kelurahan Ketapang Tahun 2010

(61)

yang semuanya berjenis kelamin wanita. Hal ini sangat memprihatinkan karena sebagian dari mereka adalah Ibu rumah tangga yang masih memiliki anak yang duduk dibangku SD yaitu sebanyak 18 orang, padahal peran orang tua/ Ibu lebih dominan terhadap perkembangan anak.

c. Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk Kelurahan Ketapang (umur 10 tahun ke atas) adalah sebagai berikut:

1) Petani 152 orang

2) Buruh tani 651 orang

3) Nelayan 24 orang

4) Pengusaha - orang

5) Buruh industri 130 orang

6) Buruh bangunan 164 orang

7) Pedagang 111 orang

8) Pengangkut 10 orang

9) PNS 56 orang

10) Pensiunan 30 orang

(Sumber: Monografi Kelurahan Ketapang 2010) d. Kondisi Pendidikan

Penduduk Kelurahan Ketapang sudah banyak yang memperhatikan pendidikan mereka. Banyak masyarakat yang mengenyam pendidikan tinggi meskipun tidak sedikit juga yang tidak tamat SD. Berikut akan disajikan tingkat pendidikan penduduk Kelurahan Ketapang (5 Tahun ke atas):

(62)

2) Belum tamat SD : 354 orang 3) Tidak tamat SD : 1218 orang 4) Tamat SD/Sederajat : 478 orang 5) Tamat SLTP/Sederajat : - orang 6) Tamat SLTA/sederajat : 462 orang 7) Tamat akademi/perg. tinggi : 28 orang (Sumber: Monografi Kelurahan Ketapang 2010)

(63)

50

(64)
(65)

Gambar 4. Peta Administrasi Kelurahan Ketapang

(66)

53 B. Hasil Penelitian

Pada hasil penelitian ini akan disajikan dalam dua tahap yaitu pertama persentase dalam setiap sub variabel dan kedua persentase dalam setiap variabel. Persentase dalam setiap sub variabel merupakan persentase yang dihitung untuk mengetahui persentase setiap sub variabel terhadap keseluruhan jumlah responden. Sedangkan persentase dalam setiap variabel yaitu penggabungan setiap sub-sub variabel yang merupakan bagian dari variabel yang dihitung untuk mengetahui persentase variabel tersebut secara keseluruhan. Berikut adalah tahap pertama dalam hasil penelitian ini yaitu:

1. Persentase dalam setiap sub variabel a) Kondisi Demografis

1) Umur

Umur dan jenis kelamin merupaka karakteristik penduduk yang pokok. Pada hasil penelitian ini Umur dan Jenis Kelamin TKI akan disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 5. Presentase Umur TKI

No Umur F %

1 55-64 0 0.0

2 45-54 3 9.4

3 35-44 17 53.1

4 25-34 12 37.5

Jumlah 32 100.0 Sumber: Hasil Penelitian 2011

Berdasarkan hasil penelitian dari instrument item 1 yang telah disajikan dalam tabel di atas dari 32 responden yang bekerja di luar negeri

(67)

sebanyak 37,5% berada pada kelompok umur 25-34 tahun, pada kelompok 35-44 tahun sebanyak 53,1%, dan pada kelompok umur 45-54 tahun sebanyak 9,4%.

Gambar 5. Persentase Umur TKI 2) Status Kawin

Tabel 6. Status Perkawinan TKI

No Status

Sumber: Hasil Penelitian 2011

Berdasarkan tabel di atas untuk pertanyaan item 3 diperoleh bahwa 84,4% TKI berstatus sudah menikah dan 15,6% lainnya berstatus cerai. 3) Hubungan Keluarga

(68)

Tabel 7. Hubungan Keluarga TKI dengan Responden

No Hubungan

Keluarga F %

1 Suami 9 28.1

2 Ayah/ Ibu 16 50.0

3 Paman/ bibi 5 15.6

4 Lainnya 2 6.3

Jumlah 32 100.0

Sumber: Hasil Penelitian 2011

Berdasarkan tabel di atas (untuk pertanyaan item 4) bahwa 28,1% anak TKI dirawat sendiri oleh ayah atau suami dari TKI yang bekerja di luar negeri, 50% mempercayakan anak mereka untuk dirawat oleh orang tua TKI dan 15,6 % anak TKI dirawat dan diasuh oleh paman/ bibi TKI, sedangkan 6,2% lainnya dirawat oleh saudara TKI. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut:

Gambar 6. Hubungan Keluarga TKI dengan Responden b) Kondisi Sosial

Kondisi sosial berarti keadaan yang berkenaan dengan kemasyarakatan yang selalu mengalami perubahan-perubahan melalui proses sosial.

28%

50% 16%6%

Hubungan Keluarga

Suam i

Ayah/ Ibu

Pam an/ bibi

(69)

3) Tingkat pendidikan

Tabel 8. Tingkat Pendidikan TKI

No Tingkat pendidikan F %

Sumber: Hasil Penelitian 2011

Berdasarkan instrument item 5 yang telah disajikan dalam tabel di atas tingkat pendidikan TKI terakhir hanya SMA yaitu sebanyak 40,6%. TKI berpendidikan SMP berjumlah 43,8% dan SD 15,6%. Hal ini berarti tingkat pendidikan TKI masih tergolong rendah dimana setelah menyelesaikan pendidikan mereka lebih memilih untuk bekerja di luar negeri. Untuk lebih jelasnya tabel tersebut akan disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut.

Gambar 7. Tingkat Pendidikan TKI 4) Mobilitas

Tabel 9. Tingkat Mobilitas TKI

No Tingkat Mobilitas F %

Sumber: Hasil Penelitian 2011

(70)

Berdasarkan tabel tersebut (item 6, 7 dan 8) tingkat mobilitas TKI berada pada tingkat cukup sebanyak 50 % dari jumlah TKI yaitu rata-rata TKI pertama kali berangkat ke luar negeri antara tahun 2004-2010 dengan kepulangan rata-rata sebanyak 2 kali dari keberangkatan pertama. Negara tujuan TKI rata-rata di negara timur tengah seperti Arab Saudi, Yordania dan beberapa negara tetangga Indonesia seperti Malaysia dan Singapura. Sebanyak 50% berada pada tingkat mobilitas rendah. Seringkali TKI berada di luar negeri dan tidak pulang karena telah merasa nyaman bekerja di luar negeri.

c) Kondisi Ekonomi

Dengan adanya anggota masyarakat (TKI) yang bekerja ke luar negeri juga akan merangsang dan mendorong tumbuhnya sektor-sektor ekonomi. 1) Remitan

Remitan yang dikirim oleh TKI dari luar negeri kedalam negeri

merupakan formulasi dari unsur pelayanan penempatan dan perlindungan TKI ke luar negeri.

Tabel 10. Tingkat Remitan TKI

No Remitan F %

1 Sangat

tinggi 3 9.4

2 Tinggi 23 71.9

3 cukup 6 18.8

4 Rendah 0 0.0

Jumlah 32 100.0

(71)

Berdasarkan hasil penelitian remitan atau pengiriman uang TKI ke dalam negeri (item 9, 10 dan 11) berada pada tingkatan sangat tinggi yaitu sebanyak 9,4%, tingkatan tinggi sebanyak 71,9% dan cukup 18,8%. Rata-rata jumlah uang yang dikirim TKI adalah 5-10 juta dengan periode waktu 6 bulan sekali. Uang remitan tersebut sebagian digunakan untuk pendidikan anak dan sebagian lagi ditabung ataupun untuk investasi seperti beli tanah. Lebih jelas akan disajikan dalam diagram berikut.

Gambar 8. Tingkat Remitan TKI d) Komunikasi

Komunikasi antara TKI dan keluarga di tanah air sangat penting terutama jika TKI meninggalkan anak yang masih membutuhkan perhatian. Intensitas komunikasi TKI di desa Ngasinan dengan keluarga maupun anak ditanah air dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 11. Intensitas Komunikasi TKI

No Komunikasi F %

1 Sangat

tinggi 12 37.5

2 Tinggi 19 59.4

3 cukup 1 3.1

4 Rendah 0 0.0

Jumlah 32 100.0

Sumber: Hasil Penelitian 2011

9.4%

71.9% 18.8%

Remitan

Sangat t inggi

Tinggi

(72)

Berdasarkan tabel di atas komunikasi yang terjalin antara TKI dan keluarga di tanah air (item instrument 12, 13, 14, 15, dan 16) bahwa 37,5% memiliki intensitas yang sangat tinggi. Komunikasi mereka terjalin dengan baik, meskipun hanya melalui media handphone sering kali TKI menghubungi keluarga ditanah air dan menjalin komunikasi juga dengan anak mereka, TKI juga memperhatikan pendidikan anak meskipun hanya menanyakan kegiatan anak di sekolah maupun perkembangan nilai-nilai mereka. Pada intensitas tinggi memiliki persentase sebesar 59,4%. Hal ini berarti komunikasi dan perhatian TKI masih sangat besar terhadap keluarga maupun anak mereka yang ada ditanah air. Sebanyak 3,1% menyatakan komunikasi dengan TKI cukup terjalin dengan baik dengan intensitas yang tidak terlalu sering.

Berikut akan disajikan diagram tingkat intensitas kemunikasi antara TKI dengan keluarga di tanah air.

Gambar 9.Tingkat intensitas Komunikasi TKI 1. Karakteristik Orang Tua/ Wali

a) Kondisi Demografis 1) Jenis Kelamin

37.5%

59.4% 3.1% 0%

Komunikasi

Sangat t inggi

Tinggi

Gambar

Tabel 1. Klasifikasi pendapatan orang tua
Tabel 2. Jumlah TKI dan Subjek Penelitian
Tabel 3. Kriteria deskriptif presentase
Gambar 1. Kerangka berfikir penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mendeskripsikan peran orang tua dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan Islam dalam keluarga di Desa Blumbang,

Hasil yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah Orang tua mengkondisikan lingkungan keluarga sebaik mungkin untuk menunjang pendidikan anak, hal ini dibuktikan

Perubahan peran ayah sebagai orang tua tunggal antara lain yaitu peran dalam mengasuh anak, peran ayah sebagai motivator bagi anak, dan peran ayah sebagai

dengan anak. Dari tabel diatas pada apasangan Riki Gunawan dan Irene, komunkasi dan interaksi banyak dilakuuka oleh ibu dibanding dengan ayah. Hal tersebut di

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1) Peran orang tua sebagai teladan dalam pendidikan anak pada

Kedua pengertian menerangkan bahwa pendidikan anak dalam keluarga adalah usaha sadar dari orang tua dalam menyelenggarakan pendidikan berdasarkan nilai-nilai agama

dengan anak. Dari tabel diatas pada apasangan Riki Gunawan dan Irene, komunkasi dan interaksi banyak dilakuuka oleh ibu dibanding dengan ayah. Hal tersebut di

antara anak dengan orang tua kandung nya, maka anak dengan terbiasa tinggal bersama neneknya sehingga lama kelamaan anak akan lupa terhadap ibu dengan