PENGGUNAAN SAPAAN DALAM TUTURAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-AMIEN PRENDUAN SUMENEP
SKRIPSI
Oleh YULIYATI NIM 201110080311032
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENGGUNAAN SAPAAN DALAM TUTURAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-AMIEN PRENDUAN SUMENEP
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh YULIYATI NIM 201110080311032
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di baawah ini:
Nama NIM Jurusan Fakultas
: : : :
Yuliyati
201110080311032
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Keguruan dan Ilmu Pendidikan
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa: 1. Tugas Akhir dengan judul:
Penggunaan sapaan dalam tuturan santri di pondok pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep.
Adalah hasil karya saya dalam naskah tugas akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian ataupun keseluruhan, kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
2. Apabila ternyata di dalam naskah tugas akhir ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur PLAGIAT, saya bersedia TUGAS AKHIR INI DIGUGURKAN dan GELAR AKADEMIK YANG SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
3. Tugas akhir ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTI NON EKSKLUSIF.
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi yang berjudul “Pengunaan Sapaan dalam Tuturan Santri di Pondok
Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep” ini telah disetujui oleh Dosen
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasan dan Sastra Indonesia
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” Surah Asy-Syarh (Q.S. 94:5)
“Hidup adalah berpikir dan berbuat di bawah cahaya Allah.” (D. Zawawi Imron)
vi
Alhamdulillahirabbilalamiin. Puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Penggunaan Sapaan dalam
Tuturan Santri di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan umat manusia
Rasulullah Muhamamd SAW yang segala akhlak dan tindakannya menjadi
teladan dan motivasi bagi peneliti dalam usaha menyelesaikan skripsi.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan penelitian ini tidak lepas dari
dukungan dan bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
peneliti menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada:
1. Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.AP., selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Malang.
2. Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Dra. Tuti Kusniarti, M.Si., M.Pd., selaku Katua Juruan Bahasa dan Sastra
Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang.
4. Dra. Daroe Iswatiningsih, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, arahan, inspirasi, motivasi, saran, dan dukungan
vii
5. Drs. H. Fauzan, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, arahan, inspirasi, motivasi, saran, dan dukungan
dari awal hingga akhir skripsi ini dapat diselesaikan.
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
yang telah memberikan ilmu selama penulis selama menuntut ilmu di
bangku perkuliahan.
7. Ayahanda tercinta, H. Moh. Jabbar yang senantiasa memberikan
semangat, motivasi dan dukungan baik dukungan moril maupun materiil.
Terima kasih atas doa-doa indah yang Insya Allah diijabah oleh-Nya.
8. Ibunda tercinta, Hj. Rusmiyati yang dengan penuh kasih sayang memberi
semangat, motivasi dan dukungan. Terima kasih atas doa-doa yang Insya
Allah diijabah oleh-Nya dan selalu menjadi penyejuk hati.
9. Keluarga besarku yang tersayang, Hj Hana, H. Samsu, ibuku Martia, dan
bapak Matru ie. Terima kasih atas semangat dan juga doa-doanya.
10.Muhammad Erwin yang hampir tak pernah absen memberikan semangat
dan dukungan meski dalam keadaan sibuk. Terima kasih telah bersabar
menemani bahkan di masa-masa sulit sekalipun.
11.Sahabat tersayang Ita Puspita Sari dan Evira Nida Maulida yang tidak
pernah lupa memberikan dukungan ketika bertemu sapa.
12.Teman-teman seperjuangan, Khalisya, Ria, dan Devi, dan semua
teman-teman Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2011.
13.Semua pihak yang lain yang turut membantu baik secara langsung maupun
viii
Semoga semua pihak yang telah membantu memperoleh balasan yang
pantas dari Allah SWT. Setelah penelitian ini selesai, peneliti memiliki harapan
yang besar agar nantinya dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi agar dalam mengembangkan kembali hasil penelitian ini. Semoga segala
ix ABSTRAK
YULIYATI 2015, Penggunaan Sapaan dalam Tuturan Santri di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing (1) Dra. Daroe Iswatiningsi, M.Si (2) Drs. Fauzan, M.Pd.
Kata kunci: kata sapaan, santri PP. Al-Amien Prenduan
Penelitian ini merupakan sebuah telaah tentang penggunaan sapaan dalam tuturan santri pondok pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep. Sapaan ini menarik untuk dikaji karena sapaan yang digunakan campur bahasa (bahasa Indonesia dan bahasa Arab). Adapun permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini antara lain: (1) bagaimana bentuk penggunaan sapaan di PP. Al-Amien Prenduan Sumenep? (2) bagaimana fungsi penggunaan sapaan di PP. Al-Amien Prenduan Sumenep. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis: (1) mendeskripsikan bentuk penggunaan sapaan di PP. Al-Amien Prenduan Sumenep. (2) mendeskripsikan fungsi penggunaan sapaan di PP. Al-Amien Prenduan Sumenep.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Adapun sumber datanya adalah tuturan yang menyangkut sapaan yang digunakan santri. Data penelitian berupa kata sapaan. Data dihimpun dalam sebuah instrumen berupa tabel yang telah ditentukan klasifikasinya berdasarkan penggunaan sapaan yang digunakan santri.
x ABSTRACT
YULIYATI 2015, Use of Greetings in speech Pupils in Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep. Essay. Language Study Program and Literature Indonesia FKIP University of Malang. Supervisor (1) Dra. Daroe Iswatiningsi, M.Si (2) Drs. Fauzan, M.Pd.
Keywords: greeting words, students PP. Al-Amien Prenduan
This research is a study of the use of greeting speech boarding school students in Al-Amien Prenduan Sumenep. This greeting is interesting to study because the greeting is used mixed languages (Indonesian and Arabic). The issues examined in this study include: (1) how to shape the use of greeting in PP. Al-Amien Prenduan Sumenep? (2) how to use the function greeting in PP. Al-Amien Prenduan Sumenep. The purpose of this study was to analyze: (1) describe the use of greeting in the form of PP. Al-Amien Prenduan Sumenep. (2) describes the functions of the use of greeting in PP. Al-Amien Prenduan Sumenep.
xi DAFTAR ISI Halaman Judul... Halaman Pernyataan... Lembar Persetujuan... Halaman Pengesahan... Abstraksi... Kata Pengantar... Daftar Isi...
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang... 1.2 Fokus Penelitian... 1.3 Rumusan Masalah... 1.4 Tujuan Penelitian... 1.5 Manfaat Penelitian... 1.5.1 Manfaat Teoritis... 1.5.2 Manfaat Praktis... 1.6 Definisi Operasional...
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Ragam Bahasa... 2.2 Peristiwa Tutur………... 2.3 Hakikat Pilihan Kat... 2.4 Pengertian Sapaan………... 2.5 Penggunaan Sapaan di PP. Al-Amien... 2.6 Bentuk Sapaan... 2.7 Fungsi Sapaan………...
xii BAB III METODE PENELITIAN
3.1Pendekatan Penelitian... 3.2Metode Penelitian. ... 3.3Data dan Sumember Data...
3.3.1 Data Penelitian………... 3.3.2 Sumber Data Penelitian... 3.2 Teknik Penelitian...
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data... 3.4.2 Teknik Analisis Data... 3.5 Kode dan Instrumen Penelitian... 3.5.1 Kode Data... 3.5.2 Instrumen Penelitian...
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Bentuk Sapaan……….... 4.1.1 Bentuk Sapaan Berupa Nama Diri………... 4.1.2 Sapaan Kekerabatan...
4.1.2.1Bentuk Sapaan Kekerabatan……….. 4.1.2.2Bentuk Kekerabatan Sapaan dalam Bahasa
Arab ……….. 4.1.2.3Bentuk Sapaan Kekerabatan+Nama ... 4.1.3 Bentuk Sapaan Berupa Kata Ganti...
4.1.3.1Bentuk Sapaan Kata Ganti Orang Kedua Tunggal... 4.1.3.2 Bentuk Sapaan Kata Ganti Orang Kedua
Tunggal Bahasa Arab... 4.1.3.3Bentuk Sapaan Kata Ganti Orang Kedua
Jamak... 4.1.3.4Bentuk Sapaan Kata Ganti Orang Kedua
Jamak Bahasa Arab………
xiii
4.1.3.5Bentuk Kata Ganti+kekerabatan dalam bahasa Arab………... 4.1.3.6Bentuk kekerabatan+kata ganti
orang………..………… 4.1.4 Bentuk Sapaan Berupa Julukan……….... 4.1.2.1Julukan Identitas (Gelar)... 4.1.2.2 Julukan Identitas+Nama…………. ………. 4.1.2.3Julukan Shof/kelas…...…………. ………. 4.2 Fungsi Sapaan ....
4.2.1.Fungsi Sapaan untuk Keakraban... 4.2.2 Fungsi Sapaan untuk Menghormati……… 4.2.3 Fungsi Sapaan sebagai Identitas...
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan... 5.2 Saran... DAFTAR PUSTAKA………... LAMPIRAN
Lampiran 1... Lampiran II... Lampiran III ……….
xiv
DAFTAR TABEL
[image:15.595.150.448.271.573.2]Tabel 1 Klasifikasi Data Berdasarkan Sumber Data……… Tabel 2 Penggunaan Sapaan dalam Tuturan Santri di Lingkungan PP.
Al-Amien Prenduan Sumenep...
33
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yuliyati, lahir di Sumenep, 23 Oktober 1990. Ia tinggal di Dusun Raas. RT/RW:001/001, Desa Masalima. Kec. Masalembu Kab. Sumenep. Putri tunggal dari pasangan H. Moh. Jabbar dengan Hj. Rusmiyati, ia menempuh jenjang pendidikan awal dari Sekolah dasar (SD) Masalima 1V Sumenep, dan lulus pada tahun 2003 selain itu ia menempuh Madrasah Iftidaiyah (MI) Mambaul ulum. Masalima-Masalembu Sumenep, dan lulus pada tahun 2004.
78
DAFTAR RUJUKAN
Aslinda, dan Leni Syafyahya. 2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: PT Refika Aditama
Arikunto, Suharsimi. 1998. Presedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:PT Rineka Pelajar
Alwasilah, A Chaedar. 1993. Pengantar sosialogi Bahasa. Bandung:Angkasa
Alwi Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka
Arso Mugi Hendik. 2010. Kemampuan Memahami Penggunaan Kata Sapaan Dalam Wacana Bahasa Indonesia Lisan Siswa Kelas VIIG SMP Negeri I Jember. Jember: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Jember
Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Bandung: Rineka cipta.
________. 1988. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Bhratara Karya Aksara
Fitri Nurpradina Elia. 2012. Penggunaan Kata Sapaan Bahasa Jerman Dalam NovelRemaja UND WENN SCHON. Skripsi tidak Diterbitkan. Jakarta: Fakultas Ilmu Budaya Studi Jerman Depok Universitas Indonesia
Ismawanti Esti. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra. Yogjakarta: PT Ombak
Keraf Gorys. 1991. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia
79
Kridalaksan Harimurti. 1985. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Penerbit Nusa Indah
________. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramadia Pustka Utama
Maros Marlyna. 2010. Jenis dan Fungsi Sapaan Serta Persipsi Kesantunan dalam Interaksi di Kaunter Pertanyaan. Malaysia: Pusat Pengajian Bahasa dan Linguistik Fakulti Sains Sosial dan Kemanusiaan Universiti Kebangsaan Malaysia
Mulya Kadir Abdul. 2004. Sisitem Sapaan Bahasa Tolaki. Dipertemen Pendidikan Bahasa.
Muhammad. 2014. Metode Penelitian Bahasa. Jogjakarta: PT AR-RUZZ Media
Meleong. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyajho. 2013. “Materi Tentang Pendekatan Kualitatif”. (online) http://mulyajho.blogspot.com/2012/08/materi-tentang-pendekatan-kuali
tatif.html. (diakses 11 Desember 2014).
Nababan, P.W.J. 1992 . Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Jakarta: PT Gramedia
Retnonengsih, Ana dan Suharso. 2009. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang: PT Widya Karya
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT RinekaCipta
Sari Nika. 2013. Sistem Kata Sapaan Kekerabatan Dalam Bahasa Melayu Di Kepenghuluan Bangko Kiri Kecamatan Bangko Pusako Kabupaten Hilir Provensi Riau. Skripsi tidak Diterbitkan. Padang: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Padang.
Sabardila Atiqa. 2012. Bangsa yang Besar Adalah Bangsa yang Menghargai Jasa Pahlawan (Kasus Pemakaian Sapaan Pada Judul Berita). Surakarta: Magister Pengkajian Bahasa Fakultas Pascasarjana,Universitas Muhammadiyah Surakarta
Tadjuddin Moh. M.A. 2013. Bahasa Indonesia Bentuk dan Makna. Bandung: PT ALUMNI
1 BAB I
PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia selalu
membutuhkan interaksi dengan manusia lain dalam kehidupannya. Interaksi
antarmanusia tersebut disebut dengan hubungan sosial, untuk mewujudkan
hubungan sosial yang baik, manusia membutuhkan alat untuk berkomunikasi.
Bahasa merupakan alat utama bagi manusia untuk menjalin komunikasi dengan
baik dan benar agar maksud dan tujuan dalam penyampaian mampu dipahami
secara jelas dan mudah. Ketepatan dalam pilihan kata berbahasa dapat
mencerminkan kesopanan atau kesantunan dalam komunikasi.
Setiap komunikasi manusia saling menyampaikan informasi yang dapat
berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan, maupun emosi secara langsung.
Maka, dalam setiap proses komunikasi ini terjadilah apa yang disebut peristiwa
tutur dan tindak tutur dalam situasi tutur (Chaer dan Agustina, 2010:47).
Menurut Syafyahya (2010:12) mengatakan bahwa bahasa digunakan oleh
masyarakat sebagai alat komunikasi antar sesama karena masyarakat itu terdiri
atas berbagai lapisan tentulah bahasa yang digunakan akan bervariasi.
Variasi bahasa muncul ketika penggunaan bahasa dikaitkan dengan
konteks yang menyertainya. Konteks dapat diartikan sebagai aspek-aspek
lingkungan fisik atau sosial yang kait-mengait dengan ujaran tertentu. Konteks
ujaran yang dimaksud di sini melibatkan penutur dan mitra tutur, waktu, tempat,
2
penggunaan bahasa yang berbeda pula. Dalam interaksi sosiolinguistik,
dibicarakan tentang kemampuan komunikasi penutur. Di samping itu, dibicarakan
juga makna yang sebenarnya dari unsur-unsur kebahasaan karena satu kata/bahasa
dapat memiliki makna ganda. Artinya makna satu kata/bahasa bergantung pula
pada konteks pemakaian (Leni dan Aslinda, 2010: 10).
Kridalaksana (1985:14) mengemukakan bahwa semua bahasa mempunyai
apa yang disebut sistem tutur sapa, yakni sistem yang mempertautkan seperangkat
kata-kata atau ungkapkan-ungkapkan yang dipakai untuk menyebut dan
memanggil para pelaku dalam suatu peristiwa bahasa. Para pelaku itu ialah
pembicara (pelaku I), yang diajak bicara (pelaku 2) dan yang disebut dalam
pembicara (pelaku 3). Sedangkan Ngalimun (2012: 303) menjelaskan bahwa
bentuk kebahasaan yang sering menyertai penggunaan bahasa lisan adalah sapaan.
Sapaan menyangkut interaksi antara dua pihak, yaitu penyapa (orang yang
menyapa) dan pesapa (orang yang disapa).
Chaer (1988: 136) mengemukakan bahwa sapaan merupakan kata-kata
yang digunakan untuk menyapa, menengur, atau menyebut orang kedua, atau
orang yang diajak bicara). Suharso dan Retnoningsih (2009: 453) mengatakan
bahwa sapaan adalah ajakan untuk bercakap, teguran, ucapan morfem, kata, atau
frase untuk saling merujuk dalam pembicaraan dan yang berbeda-beda menurut
3
Menurut Nababan (dalam Aslinda 2010: 11) secara garis besarnya hakikat
bahasa membicarakan sistem suatu unsur bahasa, sedangkan fungsi bahasa yang
paling mendasar ialah untuk komunikasi. Dengan berkomunikasi akan terjadi
suatu sistem sosial atau masyarakat, tanpa komunikasi tidak ada masyarakat.
Masyarakat atau sistem sosial manusia berdasarkan dan bergantung pada
komunikasi kebahasaan, tanpa bahasa tidak ada sistem kemasyarakatan.
Berbicara masalah masyarakat, tidak lepas dari masalah kebudayaan.
Bahasa dan kebudayaan selalu tarealisasi secara tumpang tindih. Pengaruh timbal
balik antara bahasa dan kebudayaan dapat dilihat dalam belajar bahasa kedua atau
bahasa asing. Pola-pola komunikasi yang dipengaruhi oleh kebudayaan jelas dapat
ditelusuri melalui pengamatan terhadap kecenderungan-kecenderungan berbahasa
(Ohoiwutun, 2002:79 dalam Leni dan Aslinda, 2010: 11). Berdasarkan penjelasan
tersebut, dapat dikatakan eratnya hubungan antara bahasa dan kebudayaan
tersebut. Melalui bahasa seseorang atau masyarakat kita dapat mengetahui
kebudayaan.
Kebudayaan di PP. Al-Amien Prenduan sangatlah berbeda dengan
kebudayaan di pondok pesantren lainnya. Salah satunya yang membedakan dari
segi adanya penggunaan bahasa yang sangat mempengaruhi perilaku sosial santri.
Secara budaya orang yang lebih mudah diharapkan menunjukkan rasa hormat
kepada orang yang lebih tua. Sebaliknya, orang yang lebih tua diharapkan pula
tenggang rasa terhadap yang muda. Unsur timbal balik seperti itu tercermin dalam
menggunakan sapaan. Misalnya sapaan Antum (kamu laki-laki jamak), yang lazim
4
menunjukkan rasa hormat, hal ini juga dapat dilihat pada sapaan beliau, kiai, nyai,
ustad, ustadzah, sampean, kakak, mbak, ibu, musrifah, lora dan umi. Sebaliknya
sapaan yang digunakan orang yang lebih tua kepada orang lebih muda seperti anti,
anta, antunna, zhivo (21), uhti, adik dan lain-lain. Melihat fenomena yang terjadi
di dalam masyarakat Kecamatan Prenduan khususnya di PP. Al-Amien yang
memiliki variasi bentuk serta fungsi sapaan, mampu membedakan masyarakat dari
tingkat sosial.
Pondok Pesantren Al-Amien secara budaya menggunakan sapaan sebagai
tradisi yang lazim digunakan santri sebagai nama diri, kekerabatan, ganti orang
kedua. Hal ini sudah menjadi tradisi dan kebiasaan dengan sendirinya berdasarkan
asal bahasa yang digunakan, ada sapaan yang berasal dari bahasa Madura, bahasa
Indonesia, bahkan Arab. Dengan adanya campuran bahasa maka sapaan yang
digunakan juga bervariasa berdasarkan status sosial dan etika sopan santun yang
tercermin dari sapaan yang digunakan.
Sistem sapaan yang terdapat dalam PP. Al-Amien memiliki keunikan, juga
terdapat pada sapaan julukan nama kelas (shof) dalam keseharian antar teman.
Penggunaan bahasa yang demikian juga mempengaruhi pula pada pilihan sapaan
yang digunakan oleh santri berkaitan dengan tingkat sosial dalam penggunaannya.
Sapaan yang digunakan di PP. Al-Amien Prenduan, lebih menjaga sopan santun
dan mencerminkan kepribadian seseorang yang mempunyai etika sebagai santri
5
Alasan peneliti memilih PP. Al-Amien Prenduan, khususnya Tarbiyatul
Mualimien Islamiah (TMI) sebagai subjek penelitian adalah sebagai berikut, 1)
Karena variasi bahasanya yang sangat unik sebagai sorotan masyarakat Madura,
2) Sistem sapaan yang terdapat dalam PP. Al-Amien memiliki keunikan, julukan
nama shof/ kelas dan nama diri dalam keseharian antar teman, 3) Belum adanya
penelitian tentang PP. Al-Amien Prenduan yang membahas tentang penggunaan
sapaan khusunya sapaan yang digunakan oleh santri PP. Al-Amien Tarbiyatul
Mualimien Islamiah (TMI) Penelitian yang dilakukan di Kecamatan Prenduan,
Sumenep.
Penelitian penggunaan sapaan dianggap menarik untuk menelusuri kata
sapaan yang ada di dalam PP. Al-Amien Prenduan. Terutama bagaimana
menggunakan sapaan di PP. Al-Amien Prenduan yang memiliki kekuatan yang
dapat merepresentasikan nilai-nilai budaya santri Al-Amien Prenduan. Dalam
mengkajinya, tentu peneliti harus observasi langsung ke PP. Al-Amien untuk
mengetahui bagaimana penggunaan sapaan yang digunakan santri di Al-Amien
Prenduan Sumenep. Selain itu peneliti juga harus mampu menghubungkannya
dengan bentuk dan fungsi sapaan yang digunakan di lingkungan PP. Al-Amien.
Sebelumnya, penelitian sapaan sudah pernah dilakukan oleh Fitri (2012)
Universitas Indonesia, dalam skripsinya berjudul “Penggunaan Kata Sapaa Bahasa
Jerman Dalam Novel Remaja Und Wenn Schon”. Persamaan penelitian sekarang
dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama menggunakan sapaan sebagai
pisau analisis dan sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif. Namun, ada
6
sebelumnya antara lain terletak pada objek penelitian. Objek penelitian yang
digunakan Fitri adalah novel, maka pada penelitian ini objek yang digunakan
adalah Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep. Selain itu, jika penelitian
Fitri dititikberatkan untuk mengetahui kategori sapaan yang muncul di dalam
novel “Und Wenn Schon” serta menjelaskan peran konteks di dalam penggunaan
kata sapaan. Selain dilakukan oleh Fitri (2012). Penelitian sapaan juga pernah
dilakukan oleh Kurniarsih (2012) Universitas Tanjung Pura dalam skripsinya
berjudul “Sapaan Dalam Bahasa Melayu Pontianak Wilayah Istana Kadriah”.
Persamaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya sama-sama
menggunakan pendekatan kualitatif. Perbedaan penelitian yang dilakukan
penelitian sebelumnya antara lain terletak pada objek penelitian. Objek penelitian
yang digunakan Kurniarsih adalah Pontianak Wilayah Istana Kadriah. Selain itu,
pada penelitian Kusniasih dititikberatkan untuk mengetahui sistem sapaan
berdasarkan hubungan sedarah dan sapaan berdasarkan hubungan perkawinan.
Maka pada penelitian kali ini dititikberatkan untuk mendeskripsikan bentuk, dan
fungsi penggunaan sapaan di PP. Al-Amien Prenduan Sumenep.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penggunaan
sapaan sangatlah penting karena penggunaan yang salah dapat menimbulkan hal
yan mengganggu keserasian pergaulan, etika dan norma interaksi. Penggunaan
sapaan dalam berkomunikasi tidak hanya dilihat dari cara penutur memanggil atau
menyapa petuturnya. Hal yang menarik untuk diteliti adalah bagaimana petutur
menggunakan sapaan tertentu untuk menjawab sapaan penutur. Dalam hal ini
7
membahas pentingnya penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul “Penggunaan
Sapaan dalam Tuturan Santri di Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan
Sumenep”.
1.2 Fokus Masalah
Agar kajian ini dalam penelitian ini menjadi fokus dan sesuai dengan
tujuan, peneliti membatasi ruang lingkup penelitian ini, agar fokus dalam hal
pengumpulan data. Dengan demikian, peneliti membatasi rung lingkup penelitian
hanya berfokus pada sapaan berdasarkan, bentuk penggunaan sapaan, yaitu di
antaranya kata ganti, nama diri, Istilah kekerabatan, dan julukan.
Kata ganti diri yang berfungsi untuk mengganti diri orang, nama diri nama
orang yang digunakan untuk pelaku, dan kata kekerabatan digunakan berdasarkan
keturunan maupun kekerabatan berdasarkan perkawinan, pangkat/gelar digunakan
untuk lebih mengormati dan julukan digunakan dengan untuk lebih keakraban,
dan fungsi penggunaan sapaan di dalam Pondok Pesantren Al-Amien Tarbiyatul
Muallimien Islamiyah (TMI) Kecamatan Prenduan Sumenep. Kedua fokus ini
dipilih karena merupakan dasar dalam mendeskripsikan penggunaan sapaan di PP.
8
1.3Rumusan Masalah
Mengingat pentingnya sapaan dalam interaksi, penulis tertarik untuk
meneliti sapaan yang digunakan di Kecamatan Prenduan, terutaa di Pondok
Pesantren TMI, namun penelitian dikhususkan pada tuturan seputar kegiatan
interaksi, antara guru dan santri respon yang diberikan oleh penutur, baik itu santri
maupun guru. Beberapa permasalahan dalam penelitian dapat dirumusan sebagai
berikut:
a. Bagaimana bentuk sapaan yang terdapat di dalam PP. Al-Amien Prenduan
Sumenep?
b. Bagaimana fungsi sapaan yang digunakan di PP. Al-Amien Prenduan
Sumenep?
1.4Tujuan Penelitian
Sesuai dengan penelitian rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisis:
a. Mendeskripsikan bentuk sapaan yang terdapat di dalam PP. Al-Amien
Prenduan Sumenep.
b. Mendeskripsikan fungsi sapaan yang digunakan di PP. Al-Amien Prenduan
9
1.5Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat yang mencakup
aspek teoretis maupun praktis.
a) Manfaat teoretis dimaksudkan bahwa hasil penelitian dapat dijadikan
sebagai pengembangan salah satu teori belajar sehingga dapat dipakai
sebagai referensi dalam upaya pelaksanaan penelitian lebih lanjut dalam
aspek pengembangan teori yang sama namun dalam kelas yang berbeda.
b)Manfaat praktis
Hasil penelitian secara praktis diharapkan bermanfaat bagi :
1) Bagi guru Bahasa Indonesia, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan kajian dan masukan serta perbaikan dalam pengajaran Bahasa
Indonesia.
2) Bagi calon guru atau mahasiswa FKIP, hasil penelitian ini dapat menjadi
bahan masukan untuk belajar tentang bahasa Indonesia dan meningkatkan
kemampuan menggunakan kata sapaan.
3) Bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk
10
1.6Definisi Operasional
Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa istilah-istilah teknik sesuai
dengan konteks dan lingkup kajian. Istilah-istilah tersebut sebagai berikut.
a. Sapaan adalah kata atau ungkapan yang dipakai dalam sistem tuturan sapa
yang digunakan untuk menyebut pelaku dalam pembicaraan.
b. Bentuk sapaan merupakan seperangkat kata-kata sapaan atau ungkapan
yang digunakan untuk menyebutkan para pelaku dalam peristiwa bahasa.
c. Fungsi sapaan adalah sebagai bentuk ujaran yang digunakan oleh orang
atau kelompok masyarakat dalam bergaul antar teman, antar individu.
d. Pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan agama Islam yang
tumbuh serta diakui oleh masyarakat sekitar, dengan menggunkanan
sistem asrama/kampus, di dalamnya satri menerima pendidikan agama