i FUNGSI BUDAYA RIMPU BAGI REMAJA DESA MARIA UTARA
KABUPATEN BIMA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Sosiologi
Oleh : Nurul Fadlu 201010310311053
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama : Nurul Fadlu
Nim : 201010310311053
Jurusan : Sosiologi
Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Studi : S-1 (Sarjana)
Judul Skripsi : Fungsi Budaya Rimpu Bagi Remaja Desa Maria Uatra
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Di pertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang Dan Diterima Sebagai Persyaratan Untuk
iii BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI
Nama : Nurul Fadlu
Nim : 201010310311053
Fakultas/ Jurusan : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik / Sosiologi
Judul Skripsi : Fungsi Budaya Rimpu Bagi Remaja Desa Maria Utara
KabupatenBima di Zaman Modern Ini
Pembimbing : 1. Drs. Sulismadi, M.Si.
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Nurul Fadlu
Nim : 201010310311053
Jurusan : Sosiologi
Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Studi : S-1 (Sarjana)
Judul Skripsi : Fungsi Budaya Rimpu Bagi Remaja Desa Maria Utara
Kabupaten Bima DiZaman Modern Ini.
Menyatakan bahwa karya ilmiah atau skripsi yang berjudul “ Fungsi Budaya Rimpu Bagi Remaja Desa Maria Utara Di Zaman Modern Ini “ adalah
bukan karya tulis orang lain, sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk
kutipan yang telah disebutkan sumbernya.
Dengan surat pernyataan peneliti dibuat dengan sebenar-benarnya dan apabila
kemudian hasil pernyataan ini tidak benar, peneliti bersedia mendapatkan sangsi
v
PERSEMBAHAN
Syukur alhamdulillah kepada Allah SWT...
Dengan Rahmat Mu yang telah mengabulkan do’a ku
sehingga memberikan kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini...
Untuk Kedua orang tuaku Drs. Hamzah Mukminah (ALM)
ayahanda tercinta
Semoga beliau selalu dalam lindungan ilahi rabbi,
Dan ibunda Mihran yang telah memberikan do’a yang
tiada hentinya kepada ananda.
Seluruh keluarga, Buat Kakakku tercinta Irfan ST dan
Zamruh rahman, terimakasih atas motivasi untuk
vi
MOTTO
“Apapun yang terjadi nikmati hidup ini hapus air mata
berikan senyummu kadang senyum terindah datang setelah
air mata penuh luka”
Sukses tidak diukur menggunakan kekayaan,sukses adalah
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian skripsi
sebagai tugas akhir dengan lancar tanpa gangguan.
Skripsi ini berjudul “Fungsi Budaya Rimpu Bagi Remaja Desa Maria
Utara Kabupaten Bima”. Skripsi ini dibuat sebagai syarat kelulusan studi pada
Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas
Muhammadiyah Malang. Dalam penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak. Rasa syukur dan terima kasih penulis
haturkan kepada :
1. Bapak Dr. Muhadjir Effendy, M.AP Selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Malang.
2. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Bapak Muhammad Hayat, MA Selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas
Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.
4. Bapak Sulismadi, M.Si Selaku pemmbimbing I yang telah memberikan
pengarahan, nasihat serta motivasi kepada penulis pada saat penyusunan
skripsi.
5. Bapak Rachmad K. Dwi Susilo, MA selaku pembimbing II yang telah
viii 6. Ibu Luluk Dwi Kumalasari S.Sos, M.Si selaku dosen wali yang telah
banyak membantu dan memberi pengarahan yang baik kepada penulis.
7. Kedua orang tuaku yaitu Drs Hamzah Mukminah (Alm) dan Mihran yang
sangat saya sayangi dan saya cintai yang selama ini berjuang keras untuk
ananda. Serta kakakku Irfan ST dan Zamruh Rahman yang selalu memberi
semangat dan do’a dalam menempuh kuliah dan pembuatan skripsi ini dari
awal sampai akhir.
8. Para informan yang sudah membantu memberikan informasinya untuk dapat
menyelesaikan skripsi ini terutama Queena
9. Teman- teman terbaik saya terutama buat Filinda lolitasari, Retno Ayu
Purboningrum dan Al-Adawiyah, Rika Aryatul P.I yang telah memberikan
persahabatan yang sangat indah, teman Sosiologi B maupun A yang tidak
bisa saya sebutkan satu persatu,dan juga yang selama ini telah menjadi
teman setia selama kuliah ,serta semangat dan do’anya
10.Seluruh keluarga besar saya yang selalu bertanya “kapan lulus”?,
terimakasih sudah memberikan semangat yang luar biasa.Terimakasih juga
untuk kakak ipar ku Rahmawati S.Pd, dan Ponakan-ponakan ku tersayang
Ziad Pradipta dan Siti Lutfiah Wunta Mandini.
11.Terimakasih banyak untuk kakak jumratul dan kakak ko’o atas bantuannya
dan atas dukungannya dan memberikan semangat kepada adik mu ini dalam
menyelesaikan skripsi ini.
12.Seluruh penghuni kos “babusalam” 7B,Nani, Tati,Nana, Aulia,Shum,Ela, Pa,
Dkk yang sudah memberikan dukungan dan semangatnya kepada saya. Dan
ix Dieng,puspa,isti,nia,hendria, aba giwan,aba aco, aba chan,roris,mhiten,fabi,
Dkk terimakasih sudah memberikan dukungan kepada saya.
13.Seluruh keluarga besar KKN kelompok 10 Desa Ngadirejo Kromengan
Malang (2013), yang telah sedikit memberikan warna yang indah saat
masa-masa kuliah.
14.Semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung telah mendukung
dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa karya sederhana ini kiranya masih jauh dari
sempurna meski telah berupaya dengan maksimal. Oleh sebab itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari pembaca sekalian. Pada
akhirnya penulis berharap karya ini nantinya bisa bermanfaat bagi penulis sendiri
dan pembaca sekalian sebagai referensi bagi karya-karya besar nantinya yang
berkaitan dengan topik penelitian ini.
Wassalamua’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Malang,22 Januari 2015
Penulis
Nurul Fadlu
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... iii
LEMBAR PERNYATAAN ... iv
xi
2.1.4 Variasi Masyarakat Bima Berdasarkan Agama ... 31
2.1.5 Jenis Dan Fungsi Kain Tenun Bima- Dompu ... 35
2.1.6 Mengenal Alat Tenun Tradisonal Bima- Dompu ... 39
2.1.7 Proses Dan Cara Menenun ... 42
2.1.8 Penelitian Sebelumnya ... 46
2.2 Landasan Teori ... 48
BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 Geografis ... 51
3.1.1 Gambaran Umum Desa Maria Utara ... 51
3.2 Kondisi Geogrfis ... 53
3.3 Keadaan Sosial, Ekonomi Desa Maria Utara ... 57
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA A. Penyajian Data ... 60
4.6 FungsiBudayaRimpu bagiTokoh Adat ... 69
4.7 Jenis atau Bentuk Rimpu ... 83
4.8 Alasan Informan MemakaiRimpu ... 88
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1.2 : Nama- nama Kepala Dusun ... 52
Tabel 3.2.1 : Data Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 53
Tabel 3.2.2 : Fasilitas Pendidikan Desa Maria Utara ... 54
Tabel 3.2.3 : Data Penduduk Berdasarkan Pekerjaan ... 55
Tabel 3.2.4 : Fasilitas Umum Desa Maria Utara ... 56
Tabel 3.2.5 : Struktur Organisasi Pemerintah Desa Maria Utara ... 57
Tabel 3.2.6 : Data Usaha Kecil Dan Menengah Di Desa Maria Utara ... 58
Tabel 4.1 : Karakteristik Informan Berdasarkan Nama,Jenis Kelamin, Umur Dan Pendidikan ... 64
Tabel 4.2 : Karakteristik Informan Berdasarkan Intensitas Penggunaan Rimpu ... 66
Tabel 4.3 : Fungsi Rimpu Menurut Informan ... 80
Tabel 4.4 : Pengetahuan Informan Tentang Jenis Dan Bentuk Rimpu .... 86
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1.1 Peta Kota Malang ... 52
Gambar 4.1 Seorang Pengrajin Yang Masih Aktif Menenun Di Desa
Maria Utara ... 72
Gambar 4.2 Remaja Memakai Rimpu Mpida ... 87
Gambar 4.3 Ibu-ibu Memakai Rimpu Colo ... 88
xiv
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
M. Hilir, Sejarah Kebudayaan Masyarakat Bima. Mataram : Lengge Press, 2005
Malik Hasan Mahmud, Gusu Waru, Mataram : Lengge Press, 2009
Nurfati, Mengenal Budaya Rimpu Pada Perempuan Bima : 2010 ( tidak
diterbitkan makalah pada diskusi kebudayaan yang di selenggarakan
oleh forum perempuan bima )
Susilo, Rachmad K Dwi. 20 Tokoh Sosiologi Modern. Yogyakarta : Ar-
Lexy J. Moleong.2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.H.330
Ulber Silalahi.Metode Penelitian Sosial.2010. Bandung : PT. Refika Aditama
Asy’ari. Sapari Imam. Drs . Sosiologi Kota dan Desa. Usaha Nasional. Surabaya
Indonesia
Malingi, Alan.2010 . Jenis dan Fungsi Kain Tenun Bima-Dompu.Mataram :
Mahani Persada
Malingi, Alan.2014. Jejak Islam di Tanah Bima. Pemerintah Kabupaten Bima.
Larangga
Malingi, Alan. Memgenal Kerajinan Tradisional Bima-Dompu. Mataram. NTB
Malingi.Alan. 2010. Kerajianan Tenun. Mahani Persada. Mataram.NTB
xv Jurnal :
Siti Wahyuni, 2013. Keberagaman dan Makna Nilai Kearifan Lokal Sebagai
Sumber Inspirasi Pembelajaran Seni Budaya yang Berkarakter. Dalam Jurnal
Program Studi PGSD Ikip PGRI Madiun di
http://jurnal.filsafat.ugm.ac.id..diakses 18 juli 2012.
Ni wayan Sartini, 2009. Menggali Nilai Kearifan Lokal Budaya Jawa Lewat
Ungkapan (Bebahasan, Saloka, dan Paribahasa). Dalam jurnal Ilmiah Bahasa dan
Sastra. Volume V No 1 April Tahun 2009.
Internet :
http:id.wikipedia.org/wiki/perubahan sosial-budaya
Peta Kabupaten Bima. Dalam id. Wikipedia.org/wiki/ Kabupaten-Bima.
Brilian,Tama Indra. 2011. Teknik Pengumpulan Dan Validasi Data Kualitatif.
Dalam http://dinarpratama.wordpress.com diakses tanggal 24/09/2013.
Dianita, 2011. Makalah Psikologi Remaja. Dalam http://www.google.com diakses
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman
dan keunikannya.Kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan
kebudayaan yang majemuk dan sangat kaya ragamnya. Perbedaan yang terjadi
dalam kebudayaan Indonesia di karenakan proses pertumbuhan yang berbeda dan
pengaruh dari budaya lain yang ikut bercampur di dalamnya Kong Fu Tse,
1970n. Di setiap budaya tersebut terdapat nilai-nilai sosial dan seni yang
tinggi. Seiring dengan masuknya era globalisasi saat ini, turut mengiringi
budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia.
Negara Indonesia mempunyai norma-norma yang harus dipatuhi oleh
masyarakatnya. (Soekamto, 1984). Norma merupakan suatu ketetapan yang
ditetapkan oleh manusia dan wajib dipatuhi oleh masyarakat dan memiliki
manfaat positif bagi kelangsungan hidup khalayak.
Pada kondisi saat ini, kebudayaan mulai ditinggalkan bahkan sebagian
masyarakat Indonesia malu akan kebudayaannya sebagai jati diri sebuah bangsa.
Hal ini mengakibatkan hilangnya keanekaragaman budaya Indonesia secara
perlahan-lahan, yang tidak terlepas dari pengaruh budaya.Generasi muda
termasuk mahasiswa di dalamnya, baik disadari atau tidak memegang amanah
2
Dalam menjaga kelestarian budaya Indonesia tersebut banyak cara yang dapat
dilakukan sesuai dengan kemampuan dan batasan-batasan yang ada.
Bima merupakan salah satu kerajaan islam tersohor di Indonesia bagian
timur. Kesohorannya hingga pernah berstatus swapraja selama kurun waktu 5-6
tahun dan hingga kini masih didapati bukti dan peninggalannya. Beragam tradisi
dan budaya terlahir dan masih dipertahankan rakyatnya, salah satu yang hingga
kini masih kekal bahkan terwarisi adalah budaya rimpu, sebuah identitas
kemusliman yang hingga kini nyaris kehilangan fungsi. Rimpu merupakan
busana adat harian tradisional yang berkembang pada masa kesultanan sebagai
identitas bagi wanita muslim di bima. Rimpu adalah memakai sarung dengan
melingkarnya pada kepala dimana yang terlihat hanya wajah pemakainya dengan
menggunakan sarung. Kebudayaan rimpu mulai populer sejak berdirinya Negara
Islam di Bima pada 15 Rabiul Awal 1050 H bertepatan dengan 5 juli 1640.
Rimpu memiliki multi fungsi dalam menyikapi zamannya pada saat itu.
Pertama, Rimpu merupakan identitas keagamaan sehingga pada bagian ini
dengan adanya perkembangan dakwah di Bima yang cukup pesat, maka kaum
wanita mulai mempelajari dan memaknainya suatu nilai-nilai luhur. Kedua, rimpu
di kombinasikan dengan budaya lokal masyarakat pada saat itu yaitu kebiasaan
menggunakan sarung tenun dalam aktifitas sosial. Integrasi ini menjadikan icon
budaya Bima yang mulai berkembang. Ketiga, proteksi diri kaum hawa ketika
melakukan interaksi sosial. Klimaks kondisi ini terjadi ketika jaman kolonial
Belanda dan Jepang. keempat, rimpu merupakan alat pelindung terhadap kondisi
3
Rimpu terdiri dari 2 model yaitu pertama rimpu Mpida, khusus buat gadis
Bima atau yang belum bekeluarga. Model ini juga sering disebut cadar ala Bima
dalam kebudayaan masyarakat Bima, wanita yang belum menikah tidak boleh
memperlihatkan wajahnya tapi bukan berarti gerak-geraknya dibatasi. Hal ini
menunjukkan budaya yang diciptakan oleh para mubaliq sudah mengakar sampai
pelosok desa. Namun dengan modernisasi yang salah diartikan membuat identitas
tersebut rapuh termakan jaman, sungguh menyayangkan. Kedua, Rimpu Colo
rimpu jenis ini diperuntukan buat ibu-ibu rumah tangga. Toleransi mukanya sudah
boleh kelihatan oleh masyarakat luas. pasar-pasar tradisional masih bisa
ditemukan ibu-ibu yang memakai rimpu dengan sarung khas dari bima (tembe
nggoli), tetapi dewasa ini adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai luntur dan
sulit untuk ditemukan.Tidak mengherankan banyak anak-anak atau para remaja
Bima yang tidak mengetahui budayanya sendiri. Keadaan ini tentu sangat
memprihatinkan karena adat istiadat dan budaya yang diwariskan secara turun
temurun tersebut tak ternilai harganya. Akan sangat disayangkan bila harus
hilang begitu saja, karena adat istiadat dan budaya merupakan ciri khas suatu suku
Derasnya terjangan arus globalisasi menjadi faktor utama yang
menyebabkan membiasnya rasa kecintaan masyarakat terhadap Budaya
Rimpu,khususnya di kalangan perempuan. Rimpu pada saat ini oleh sebagian
besar perempuan Bima sudah dianggap sebagai busana kampungan Alasan
mereka, Rimpu merupakan busana yang stagnan ( begitu-begitu saja) dan tidak
sepraktis memakai jilbab seperti yang ada sekarang dengan pilihan corak dan jenis
4
Bima umumnya tidak lagi mengenakan Rimpu. Budaya Rimpu sekarang jarang
sekali kita temui dalam keseharian kaum perempuan Bima khususnya kalangan
remajanya. Rimpu sudah berganti dengan jilbab, rimpu kalah bersaing dengan
kreasi hijab kontenmporer yang menawarkan berbagai macam pola berbusana
hijab yang lebih menarik daripada rimpu. Begitulah budaya rimpu kini, budaya
yang mestinya menjadi ikon budaya justru sekarang sudah ditirikan ditanah
kelahiran sendiri.
Selain itu terkikisnya budaya rimpu juga di pengaruhi oleh masuknya
budaya barat. dunia barat penentangan terhadap objektifikasi itu dilakukan dengan
cara buka-bukaan untuk menunjukkan bahwa wanita sangat berhak terhadap
tubuhnya sendiri sehingga mereka berhak untuk melakukan apapun tanpa
interverensi pihak luar. Disini individualitas sangat berperan tetapi ini sama sekali
tidak sesuai terlebih bagi konteks Indonesia yang masih menganggap budaya
buka-bukaan sebagai sesuatu yang tidak wajar.
Makna modernisasi sendiri adalah suatu proses perubahan yang menuju
pada tipe sistem-sistem sosial, ekonomi, dan politik yang telah berkembang di
Eropa Barat dan Amerika Utara pada abad ke-17 sampai 19. Sistem sosial yang
baru ini kemudian menyebar ke negara Eropa lainnya serta juga ke
negara-negara Amerika Selatan, Asia dan Afrika Menurut Wilbert E Moore modernisasi
mencakup suatu transformasi total kehidupan bersama yang tradisional atau pra
modern dalam arti teknologi serta organisasi sosial ke arah pola-pola ekonomi dan
politis yang menjadi ciri negara-negara barat yang stabil. Karakteristik umum
5
aspek-aspek sosio-demografis digambarkan dengan istilah gerak sosial (social
mobility). Artinya suatu proses unsur-unsur sosial ekonomis dan psikologis mulai
menununjukkan peluang-peluang ke arah pola-pola baru melalui sosialisasi dan
pola-pola perilaku. Perwujudannya adalah aspek-aspek kehidupan modern seperti
misalnya mekanisasi, mass media yang teratur, urbanisasi, peningkatan
pendapatan perkapita dan sebagainya.
Rimpu adalah kearifan lokal masyarakat Bima yang ingin menterjemahkan
nilai agamanya ke dalam budaya mereka sendiri sehingga agama itu lalu melekat
dan tidak terpisahkan dari budaya. Sehingga teori Receptio in Complexu yang
dikemukakan oleh sarjana Belanda (Van Den Berg) bahwa adat di indonesia akan
berlaku apabila sesuai dengan ajaran agama islam benar-benar merupakan
cerminan nyata kehidupan masyarakat. Saat ini wanita Bima yang mengenakan
rimpu masih bisa ditemukan di daerah-daerah seperti kecematan Wawo, Sape,
Lambitu, Wilayah Kae Palibelo, Belo, Woha dan Monta, juga di kecamatan
Sanggar dan Tambora Kabupaten Bima, tidak ada alasan untuk tidak melestarikan
budaya rimpu ini dan sudah sepatutnya ada sebuah kebijakan yang menunjang
pelestariannya. Pemerintah Bima seharusnya mulai memikirkan upaya
tersebut,paling tidak sebuah kebijakan pada hari tertentu agar warga Bima
mengenakan busana harian rimpu patut dipertimbangkan sehingga berdampak
pula pada peningkatan pendapatan sektor industri rumahan khususnya tenunan
tradisonal Bima,
Berdasarkan penjelasan dan pernyataan tersebut, penulis tertarik untuk
6
bentuk penelitian ini “Fungsi Budaya Rimpu Bagi Remaja Desa Maria Utara Kabupaten Bima “
1.2 RUMUSAN MASALAH
Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,
maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Bagaimana Fungsi Budaya Rimpu Bagi Remaja Desa Maria Utara Kabupaten
Bima di Zaman Modern ini?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Dari rumusan masalah di atas dapat diketahui bahwa tujuan dari penelitian
ini adalah :
Untuk mendeskripsikan tentang Fungsi Budaya Rimpu Bagi Remaja Desa
Maria Utara Kabupaten Bima dalam mempertahankan kearifan lokal.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Setiap penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk kalangan
akademisi pada khususnya, dan untuk masyarakat pada umumnya, adapun
manfaat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kajian ilmu Sosiologi
7
mengenai modernisasi dalam wilayah desa yang menghasilkan sebuah
perubahan masyarakat desa.
b. Dapat memberikan kontribusi bagi kajian Sosiologi yang terkait dengan
fungsi budaya rimpu bagi remaja.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti untuk menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama kuliah
dan sebagai prasyarat guna memperoleh gelar sarajana S1 Sosiologi di
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah
Malang
b. Sebagai bahan informasi dalam menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti
selanjutnya yang ingin mendalami mengenai fungsi budaya rimpu bagi
remaja desa maria utara kabupaten bima dalam menjaga kearifan lokal
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi
peneliti yang lain untuk melakukan penelitian yang sejenis.
1.5 DEFINISI KONSEP
Definisi konsep adalah merupakan batasan yang umum dipakai yang
berguna sebagai upaya penyeragaman penulisan dalam membaca, definisi konsep
bertujuan untuk merumuskan masing-masing variabel-variabel antara lain :
1.5.1 Fungsi
Fungsi adalah sekumpulan perintah operasi program yang dapat
menerima argumen input dan dapat memberikan hasil output yang dapat
8
1.5.2 Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termaksuk
sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana budaya juga merupakan
bagian tak terpisahkan dari diri manusia sebagai banyak orang cenderung
menganggapnya diwariskan secara genetis.
1.5.3 Rimpu
Rimpu adalah memakai sarung dengan melingkarnya pada kepala
diamana yang terlihat hanya wajah pemakainya dengan menggunakan
sarung. Kebudayaan rimpu yang merupakan salah satu hasil kebudayaan
masyarakat bima. Umunya kaum perempuan memakai rimpu untuk
menutup auratnya sebagaimana ajaran islam mengajarkan bahwa setiap
kaum perempuan yang sudah aqil balik harus menutup auratnya dihadapan
orang yang bukan muhrimnya.
1.5.4 Remaja
Meminjam konsep Psikologi, remaja berasal dari kata latin
adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah
adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup
kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja
sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk
9
dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa
remajamenunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena
remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status
anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remajaadalah
peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami
perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa
remajaberlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi
wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.
1.5.5 Desa
Desa adalah pemanfaatan lahan atau tanah oleh penduduk atau
masyarakat yang bersifat agraris, serta bangunan rumah tinggal yang
terpancar (jarang)
1.6 METODE PENELITIAN
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Kegiatan dalam
melakukan penelitian haruslah dengan cara yang sistematis, dengan menggunakan
langkah-langkah yang telah disepakati dalam sebuah laporan penelitian. Dalam
metode penelitian ini akan dibahas tentang metode yang digunakan dalam
penelitian meliputi: jenis penelitian dan pendekatan, lokasi penelitian, subjek
penelitian, teknik penentuan informan, sumber penelitian, teknik pengumpulan
10
1.6.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini dapat dikategorikan dalam pendekatan kualitatif
dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif. Jenis penelitian deskriptif
bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu gejala atau hubungan
antara dua gejala atau lebih. Pendekatan kualitatif adalah prosedur
pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau
melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan
fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Dalam penelitian ini,
peneliti mencoba mendeskripsikan latar belakang fungsi budaya rimpu
bagi remaja Desa Maria Utara Kabupaten Bima
1.6.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Maria Utara Kecematan
Wawo Kabupaten Bima. Peneliti melakukan penelitian di lokasi ini karena
peneliti merasa paling tepat untuk melakukan penelitian fungsi budaya
rimpu bagi remaja Desa Maria Utara Kabupaten Bima, maka dari situ
peneliti tertarik untuk meneliti dan mengetahui tentang fungsi budaya
rimpu bagi remaja yang semakin pudar dikalangan para remaja pada
umumnya dan untuk memperoleh data yang lebih mendalam dan
memahami permasalahan.
1.6.3 Sumber Data a. Data Primer
Data primer adalah data langsung yang diperoleh dari sumber data utama yang
11
data primer adalah remaja putri yang dalam hal ini ikut ambil dalam makna
budaya rimpu di Desa Maria Utara Kecematan Wawo Kabupaten Bima dalam
bentuk wawancara berdasarkan permasalahan yang dihadapi dilapangan
b. Data Sekunder
Sumber data sekunder ini diperoleh dari arsip-arsip atau dokumen, hasil
laporan, buku, literatur, Internet, Koran, majalah dan lain-lain yang
menunjang dalam penulisan skripsi ini.
1.6.4 Subjek Penelitian
Teknik penentuan informan yang digunakan adalah purposive
sampling. Teknik purposive sampling yaitu “teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu”. Teknik ini bisa diartikan sebagai suatu
proses pengambilan sampel dengan menentukan terlebih dahulu jumlah
sampel yang hendak diambil, kemudian pemilihan sampel dilakukan
dengan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu, asalkan tidak menyimpang dari
ciri-ciri sampel yang ditetapkan. Jumlah informan penelitian 10 informan
dengan masing-masing kriteria penentuan informan yang telah ditentukan.
Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
12
1.6.5 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
a. Observasi
Metode ini digunakan untuk melihat makna budaya rimpu bagi
remaja desa maaria utara kabupaten bima. Observasi adalah suatu
teknik pengumpulan data atau informasi melalui suatu pengamatan
terhadap objek yang diteliti. Mengobservasi dapat dilakukan
menggunakan pengamatan atau penginderaan langsung terhadap suatu
benda, kondisi, situasi, proses atau tingkah laku data yang diperoleh
melalui observasi sangat kaya dengan bermacam informasi yang bila
dilakukan secara lisan tidak mungkin akan diperoleh.
Menurut metode observasi dalam penelitian ini, peneliti ini
menggunakan jenis observasi langsung yaitu penelitian secara
langsung mengamati apa yang diperoleh sebagai data. Dalam hal ini
penelitian juga akan ikut melihat, mengamati dan memahami
kemudian mencatat bagaimana keadaan yang ada di Desa Maria Utara
Kecematan Wawo Kabupaten Bima beserta makna budaya rimpu bagi
remaja. Pengamatan ini dilakukan pada saat subyek penelitian
memiliki waktu luang untuk sekedar bercakap-cakap tampa harus
13
b. Wawancara
Wawancara (interview) adalah suatu percakapan Tanya jawab
llisan antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik
dan diarahkan pada suatu masalah tertentu. Teknik wawancara dalam
penelitian ini adalah menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur
agar pada saat wawncara. Berlangsung suasana yang terjadi bisa
santai dan terkesan wajar. Pertanyaan diajukan secara lisan, bertatap
muka secara langsung bersama subjek atau informan guna
mendapatkan data yang lebih dalam, utuh, dan rinci artinya, untuk
menggali pikiran dan perasaan informan serta mengetahui lebih jauh
bagaimana proses mereka dalam aktifitas di kelompok masyarakat itu.
Peneliti memberikan beberapa pertanyaan pokok yang sifatnya
umum dan berbentuk pertanyaan terbuka yang ditujukan kepada
remaja, kepala suku dan tokoh adat yang masih terlibat dalam tradisi
memakai sarung (rimpu). Pengamatan partisipasi melalui cara
pencatatan intensif dan holistik terhadap interaksi sosial yang
kompleks yang terjadi di lapangan.
Tradisi memakai sarung (rimpu) yang masih banyak dipakai
oleh remaja, kepala suku dan tokoh adat informasi dan data tersebut
didasarkan kepada perspektif informan, ditafsirkan, dan dinalisis
Peneliti, sehingga melahirkan etik, yaitu pandangan peneliti tentang
14
akurat karena berasal dari sumber langsung. Sedangkan jenis
wawancara yang digunakan adalah sebagai berikut :
Wawancara bebas merupakan wawancara langsung tanpa
pedoman yang dipersiapkan, pertanyaan dapat berkembang karena
dipengaruhi jawaban informan, kebebasan juga diberikan informan
untuk menjawab dan tidak menutupi kemungkinan menyimpang dari
persoalan.
c. Dokumentasi
Dalam teknik dokumentasi data-data yang diperoleh adalah
berupa pengambilan foto-foto dari lokasi penelitian (seperti pada saat
peneliti melakukan wawancara dengan informan). Data dokumenntasi
ini digali dengan maksud untuk melengkapi data yang diperoleh
sebelumnya. Alasan menggunakan teknik dokumentasi adalah sebagai
pelengkap data yang tidak didapat dari teknik sebelumnya. Peneliti
mengambil foto-foto dan arsip atau tulisan yang memperkuat adanya
makna budaya rimpu bagi remaja di Desa Maria Utara Kabupaten
Bima.
1.6.6 Teknik Analisa Data
Adapun analisis data yang digunakan adalah metode dan deskriptif
kualitatif dari Matthew B. Milles dan Michael Huberman. Meliputi empat
komponen, diantaranya :
a. Pengumpulan data
15
c. penyajian data
d. Penarikan kesimpulan
Skema 1.1 : Komponen-Komponen Analisis Data
Menurut diagram hubungan antar komponen model interaktif, analisis
data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan
terus-menerus. Masalah reduksi data penyajian data, dan penarikan
kesimpulan/verifikasi menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan
sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul.
Peneliti menganalisis data menggunakan Teknik Analisis Reduksi
data (data reduction) adalah suatu peleburan atau mengurangi kapasitas
data yang besar menjadi lebih kecil akan tetapi integritas data originalnya
masih tetap terjaga.
Penyajian data (data display) merupakan salah satu kegiatan dalam
pembuatan laporan hasil penelitian yang telah dilakukan agar dapat
dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Data yang
disajikan harus sederhana jelas agar mudah dibaca. Penyajian data juga
dimaksudkan agar para pengamat dapat dengan mudah memahami apa
Pengumpulan data Pengumpulan data
Reduksi data
16
yang kita sajikan untuk selanjutnya dilakukan penilaian atau perbandingan
dan lain lain.
Penarikan kesimpulan (conclusion drawing). Menurut Ashworth
penarikan kesimpulan adalah konsep terpenting di dalam logika. Penarikan
kesimpulan ini bisa juga disebut sebagai consequentia, atau inference. Hal
ini menjadi penting untuk mencegah orang mengambil kesimpulan yang
salah (fallacies) juga dengan berdasarkan pada premis yang salah.
1.6.7 Validitas
Menurut Bailey, validitas mengandung dua bagian, pertama yaitu
bahwa instrumen pengukuran adalah mengukur secara aktual konsep
dalam pertanyaan, dan bukan beberapa konsep lain. Kedua yaitu bahwa
konsep dapat diukur secara akurat oleh sebab itu instrumen pengukur apa
yang diteliti secara tepat.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi
yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya.
Denzin (1978) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik
pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber metode, penyidik
dan teori.
Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dengan
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
17
dapat dicapai dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan
data hasil wawancara, membandingkan apa yang dikatakan orang didepan
umum dengan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang
dikatakan secara pribadi.
Triangulasi dengan metode, terdapat dua strategi yaitu pengecekan
derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik
pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber
data dengan metode yang sama. Teknik triangulasi dengan teori
berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat
kepercayaannya dengan satu atau lebih teori.
Triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan
perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi
sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari
berbagai pandangan. Sehingga dengan kata lain bahwa dengan triangulasi,
peneliti dapat me-recheck temuannya dengan jalan membandingkan
dengan berbagai sumber, metode dan teori. Untuk itu maka peneliti dapat
melakukannya dengan jalan :
1. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan
2. Mengeceknya dengan berbagai sumber
3. Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data
dapat dilakukan
Penelitian ini peneliti menggunakan sumber yang mana peneliti
18
Kabupaten Bima dengan hasil wawancara, apakah wawancara sesuai
dengan pengamatan di lapangan seperti makna budaya rimpu bagi remaja.
Selain itu peneliti juga akan mengajukan pertanyaan pada informan
dengan kesesuaian pada kerangka konsep yang telah dibuat. Disini peneliti
akan membuat pertanyaan sesuai dengan aspek-aspek yang berkaitan
dengan judul penelitian, dan jawaban dari pertanyaan ini disesuaikan
dengan kerangka konsep.