• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMATANGAN SOSIAL REMAJA YANG DIASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL( IBU JANDA )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEMATANGAN SOSIAL REMAJA YANG DIASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL( IBU JANDA )"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

KEMATANGAN SOSIAL REMAJA

YANG DIASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL ( IBU JANDA )

Skripsi

Oleh : Beta Fitriasari

(2)

KEMATANGAN SOSIAL REMAJA

YANG DI ASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL ( IBU JANDA )

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Psikologi (S-1)

Oleh : Beta Fitriasari NIM : 06810251

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)

KEMATANGAN SOSIAL REMAJA

YANG DIASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL ( IBU JANDA )

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Psikologi

Oleh : Beta Fitriasari

06810251

FAKULTAS PSIKOLOGI

(4)

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi : Kematangan Sosial Remaja Yang di Asuh oleh Orangtua Tunggal ( Ibu Janda )

2. Nama Peneliti : Beta Fitriasari

3. Nim : 06810251

4. Fakultas : Psikologi

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang 6. Waktu Penelitian : 15 Desember 2010 – 11 Januari 2011

7. Tanggal Ujian : 16 April 2011

Malang, 18 Maret 2011

Pembimbing I, Pembimbing II,

(5)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji Pada tanggal 16 April 2011

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Dra. Siti Suminarti Fasikhah, M.Si ( )

Anggota Penguji : 1. Ari Firmanto S.Psi ( )

2. Dra. Tri Dayakisni, M.Si ( )

3. Zainul Anwar, M.Psi ( )

Mengesahkan, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

(6)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Beta Fitriasari

Nim : 06810251

Fakultas / Jurusan : Psikologi

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

Menyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah yang berjudul :

KEMATANGAN SOSIAL REMAJA YANG DIASUH OLEH ORANGTUA TUNGGAL ( IBU JANDA )

1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.

2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak Bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.

Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Malang, 18 Maret 2011 Mengetahui

Ketua Program Studi Yang menyatakan,

(7)

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrahim Assalamu’alaikum Wr, Wb.

Alhamdulillah, segala puji syukur alhamdulillah kepada ALLAH SWT yang telah memberikan rahmatnya, karunianya, dan izinnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW

beserta keluarga dan sahabat dan pengikut jejak langkahnya sampai akhir jaman.

Skripsi ini berjudul Kematangan Sosial Remaja Yang Diasuh Oleh Orang Tua Tunggal

(Ibu Janda). Maksud penulisan skripsi ini untuk memenuhi sebagai salah satu syarat menyelesaikan study tingkat Strata 1 (S 1) Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Sebagai pribadi yang yang memiliki keterbatasan, penulis menyadari bahwa kelancaran

penyusunan skripsi ini tidak lepas dari adanya dorongan, bantuan dan dukungan dari semua pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. Tulus Winarsunu, M.Si. Selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Malang.

2. Dra. Siti Suminarti Fasikhah M.Si Selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan waktu untuk penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Ari Firmanto S.Psi. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan

dukungan , semangat serta saran-saran dan masukan bagi penyusunan skripsi ini. 4. Ibu Tri Muji Ingarianti, M.Psi selaku dosen wali yang selalu memberi dukungan. 5. Yang tersayang dan tercinta Ayahanda H. Prijadi dan Ibunda Hj. Wiwik Indrianingsih

terima kasih atas cinta, doa restu, dorongan, nasehat, serta kepercayaan yang

(8)

diberikan. Karya ini ananda persembahkan sebagai salah satu tanda cinta ananda kepada ayah dan ibu.

6. Kakak dan adik ku tercinta Mas A’ong Nendy Prajawiguna dan adik ku Reza Kusuma Dharmawan, terimakasih atas motivasi dan dukungan yang selalu kalian berikan.

7. Risky Rachmad Hidayat yang telah memberikan dukungan, doa, cinta, kasih sayang, serta nasehat yang berguna untuk kelancaran penyusunan skripsi ini.

8. Subyek penelitian RD dan DN yang telah bersedia bekerjasama serta membantu

peneliti memperlancar proses pelaksanaan penelitian.

9. Teman-temanku Nora Megasilvi, Muhammad Husein, Siti Fadila, Depita Arianeka,

icha, dan Mimi (Umi), dan teman – teman yang lainya khususnya kelas E, terimakasih untuk semangat, dukungan dan canda tawanya.

10.Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam memyelesaikan skripsi ini

yang tidak bias disebutkan satu persatu.

Akhir kata tiada satupun karya yang sempurna, saran dan kritik sangat penulis harapkan

untuk kebaikan bersama. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

INTISARI ... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I : PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 7

C.Tujuan Penelitian ... 7

D.Manfaat Penelitian ... 7

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja……….8

1. Pengertian remaja ... 8

2. Ciri-ciri remaja ... 9

3. Tugas-tugas perkembangan remaja ... 11

4. Perkembangan sosial remaja ... 12

B. Kematangan Sosial Remaja ….………...14

1. Pengertian kematangan sosial ... 14

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan sosial ... 15

3. Ciri-ciri kematangan sosial... 16

4. Kematangan sosial remaja ... 18

C. Orangtua Tunggal……… 20

1. Pengertian orangtua tunggal ... 20

2. Penyebab orangtua tunggal ... 21

3. Permasalahan dalam orangtua tunggal ... 22

D. Kematangan sosial remaja yang diasuh oleh orang tua tunggal ...23

BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian ... 27

B. Batasan istilah ... 28

1. Kematangan sosial... 28

2. Remaja ... 29

3. Kematangan sosial remaja ... 29

4. Orangtua Tunggal ... 29

(10)

C. Subyek penelitian ... 30

D. Lokasi penelitian ... 30

E. Metode pengumpulan ... 30

1. Wawancara ... 30

2. Observasi ... 31

F. Prosedur penelitian ... 32

G. Analisis data dan keabsahan data ... 33

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ... 35

1. Subjek dan informan penelitian... 35

2. Deskripsi Data ... 36

a. Subyek 1 ... 36

b. Subyek 2 ... 42

B. Analisa data ... 52

C. Pembahasan ... 60

BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan... 67

B. Saran-saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70

LAMPIRAN ... 72

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 : Identitas Subyek dan Informan Penelitian ... 35 Tabel 4.2 : Remaja yang diasuh orangtua tunggal

kematian DN ……….. ... 47 Tabel 4.3 : Remaja yang diasuh orangtua tunggal

kematian RD ………..… ... 50 Tabel 4.4 : Gambaran kematangan sosial DN ... 52 Tabel 4.5 : Gambaran kematangan sosial RD …... 56

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

a. Lembar Kegiatan Penelitian... 74

b. Informed Consent ... 76

c. Guide Interview Kematangan Sosial Remaja ... 79

d. Guide Interview Keabsahan Data ... 83

e. Guide Observasi ... 84

f. Verbatim Kematangan Sosial Remaja Yang Diasuh Oleh Orang Tua Tunggal Kematian ... 86

g. Verbatim Kematangan Sosial Remaja Yang Diasuh Oleh Orang Tua Tunggal Perceraian ... 96

h. Verbatim Keabsahan Data Ibu Orangtua Tunggal Kematian ... 107

i. Verbatim Keabsahan Data Ibu Orangtua Tunggal Percer... 110

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, H. (2006). Psikologi Perkembangan (Pendekatan Ekologi Kaitannya Dengan Konsep Diri Dan Penyesuaiaan Diri Pada Remaja), Bandung : Pt. Refika Aditama.

Alsa, A. (2004). Pendekatan kuantitatif dan kualitatif serta kombinasinya dalam penelitian psikologi. Jogjakarta : Pustaka Pelajar.

Asrori dan Ali, M. (1978). Psikologi remaja (perkembangan peserta didik). Jakarta : PT bumi Aksara.

Balson, M. (1993). Bagaimana menjadi orang tua yang baik. Jakarta : Bumi Aksara Definisi single parent diakses 25-12-2009.

Http : sumber berita. Blogspot.com/2009/07/definisi orangtua tunggal Desmita. (2005). Psikologi perkembangan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Fahmy, M. (1982). Penyesuaian diri (pengertian dan peranannya dalam mental). Jakarta : Penerbit Bulan Bintang.

Goode, WJ. (1991). Sosiologi keluarga. Jakarta : Bina Aksara..

Hurlock, E.B. (1978). Perkembangan anak jilid 2 edisi keenam. Jakarta : Erlangga.

J.P, Chaplin. (2002). Kamus lengkap psikologi (penerjemah DR. kartini-kartono). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Kartono-kartini (1995). Psikologi anak (psikologi perkembangan). Bandung. CV Mandarmaju. Khairudin. (1997). Sosiologi keluarga. Yogyakarta : Liberty.

Mahmud, D. (1990). Psikologi suatu pengantar Edisi I. Yogyakarta : BPFE Offset.

Moleong, L.J. (2007). Metodelogi penelitian kualitatif Edisi Revisi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Poerwandari, E.K. (2005). Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku manusia. Depok : Mugi Eka Lestari.

Rifai, M.S.S. (1983). Psikologi perkembangan remaja (dari segi kehidupan sosial). Bandung : PT. Bina Aksara.

Risqiyah, F.H. (2008). Skripsi (upaya keluarga single parent dalam mempertahankan ketahanan keluarga di Kelurahan Jetis. Kec. Lamongan). UMM

(14)

S.D, Gunarsa. (1986). Psikologi perkembangan. Jakarta : BPK. Gunung mulia.

‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ (1989). Psikologi perkembangan anak remaja dan keluarga. Jakarta : BPK. Gunung mulia. Santrock, JW. (2003). ADOLESCENCE perkembangan remaja edisi keenam. Jakarta : Erlangga. Yusuf, S. (2002). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Zulkifli, L. (1992). Psikologi perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makluk sosial yang berkembang untuk memenuhi segala kebutuhan

dan keinginan dalam kehidupan yang penuh dengan masalah yang dihadapi. Ditengah

maraknya perceraian dan kematian pasangan yang terjadi pada individu ditengah masyarakat,

manusia dituntut untuk menentukan arah dalam perkembangan sosialnya. Pada dasarnya

manusia tidak bisa lepas dari lingkup sosialnya untuk menunjang keselarasan hidup dan

sebagai acuan pemenuhan kebutuhan hidup. Banyak persoalan psikis yang bisa muncul pada

anak sebagai akibat antara orang tua harus memisahkan diri dengan bercerai karena tidak

cocok hingga menyebabkan konflik interpersonal dan intrapersonal yang sangat

mempengaruhi bagaimana arah dan tipe perkembangan sosial khususnya pada anak usia

remaja. Orangtua Tunggal dan anak usia remaja dalam suatu kehidupan sosial adalah tuntutan

yang harus dihadapi dan dijalani bagi sebuah keluarga tidak utuh yang berada ditengah

lingkungan masyarakat.

Sebagai makluk sosial yang berkembang dan memiliki keinginan dan kemauan untuk

bertahan, manusia merupakan individu yang unik mampu berkembang dan menunjukkan perilaku

ekstrovert (terbuka) dan introvert (tertutup). Persoalan dan dilemma kehidupan remaja dengan

orangtua tunggal dapat memiliki potensi yang berdasarkan dari perilaku manusia yang tertutup atau

justru terbuka dengan kebebasan yang dapat mengarah pada sebuah perilaku diluar norma

(16)

2

Sejalan dengan perkembangan psikis manusia terutama anak, anak berangkat dari

sebuah keluarga dan keluarga merupakan kelompok sosial terkecil dan awal dari terbentuknya

pengetahuan dan kecakapan seorang anak sebelum ia dalam lingkungan yang lebih luas lagi

yaitu masyarakat sosial. Pencapaian keinginan sebagai seorang individu yang penuh

penghargaan diri bersumber pada keluarga.

Keluarga akan menjadi langkah awal dalam usaha membina seorang individu yang

berkualitas menuju lingkungan pendidikan, pergaulan dan kedewasaan. Individu mandiri,

terarah adalah harapan setiap keluarga dan juga masyarakat. Adanya pembentukan watak dan

karakter seorang anak bersumber dari keluarga. Dengan adanya ketentuan-ketentuan dari pola

norma masyarakat membuat sebuah keluarga berinteraksi tiap personal. Interaksi tiap personal

dalam keluarga dapat menumbuhkan persoalan psikis seorang anak dalam pencapaiaan

pendidikan dan hubungannya dengan lingkungan sosialnya. Keluarga merupakan lapangan

pertama bagi seorang anak untuk menumbuhkan kemampuan, semangat, persaingan, cara

menghargai orang lain dan pengalaman diri dalam penumbuhan dan pengembangan

kepribadian. Perasaan putus asa dan perasaan matang menjalar dan berasal dari sebuah

keluarga.

Keluarga orangtua tunggal adalah keluarga yang hanya terdiri dari seorang ayah atau

seorang ibu dan anak baik terpisah karena perceraiaan ataupun kematian. Dalam sebuah keluarga

yang hanya terdiri dari lingkup kecil ini, memunculkan problema sosial terutama bagi seorang anak

remaja.

Kesibukan orang tua, tidak adanya pemantauan secara intensif maupun pemantauan yang biasa

(17)

3

Seorang anak dengan orangtua tunggal tentu tidak seperti sebuah keluarga utuh.

Pendidikan dan curahan kasih sayang sebagai penentu arah kelangsungan perkembangan

psikis berbeda dengan keluarga yang utuh yang serba ada dan maksimal dalam pemenuhan

pendidikan dan keluesan dalam lingkungan sosial.

Kondisi keluarga sangatlah mempengaruhi perkembangan anak, sebab didalam

keluarga ayah dan ibu yang dijadikan panutan bagi anak-anaknya dalam sikap dan pergaulan

sehari-hari. Pada perkembangan kemandirian anak, anak yang berasal dari status orangtua

tunggal tuntutan untuk mandiri sangatlah besar. Bagi keluarga ini hidup dengan satu orang tua

merupakan beban yang berat karena keterbatasan orang tua dalam mengawasi dan

membimbing.

Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju

masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun

psikis. Remaja sebagai tahapan yang dipenuhi banyak perubahan segi fisik dan psikis sangat

membutuhkan stabilitas, rasa aman, dan nyaman. Dengan memiliki orang tua tunggal maka

membuat mereka bisa tidak mendapatkan hal yang seharusnya didapatkan untuk melewati

tahapan tersebut. Mendapatkan nilai humanitas merupakan suatu taraf individu remaja dalam

berproses didalam lingkungan manusia. Remaja adalah suatu fase pencarian makna diri dalam

relasinya dengan orang tua, saudara, keluarga dekat, dan lingkungan sosialnya. Anak remaja

dan orang dewasa juga dengan orang tua adalah relasi yang timbal balik dan saling

mempengaruhi. Orang dewasa dan orang tua berpandangan remaja sebagai kader referensi

manusia kejenjang masa dewasa. Dan sebaliknya seorang anak remaja secara total tak pernah

(18)

4

kenormalan nilai kemanusiaan suatu remaja karena adanya hubungan sosial dari kematangan

sosial remaja.

Menurut Erikson (dalam Agustiani, 2006) seorang remaja bukan sekedar

mempertanyakan siapa dirinya, tapi bagaimana dan dalam konteks apa atau dalam kelompok

apa dia bisa menjadi bermakna dan dimaknakan. Dengan kata lain identitas seseorang

tergantung pula pada bagaimana orang lain mempertimbangkan kehadirannya. Karena lebih

bisa dipahami mengapa keinginan untuk diakui, keinginan untuk memperkuat kepercayaan

diri, dan keinginan untuk menegaskan kemandirian menjadi hal yang sangat penting bagi

remaja, terutama mereka yang akan mengakhiri masa itu.

Adanya perceraian atau kematian salah satu orang tua dimaknai anak remaja sebagai

kejadian yang tidak menyenangkan dan menyakitkan mereka. Bahkan seringkali mereka merasa

lebih sakit daripada orang tuanya. Hal utama yang diharapkan seorang anak remaja adalah dapat

berkembang dan menjalankan kehidupannya sebagai seorang anak remaja tanpa harus menyandang

status seorang anak yang diasuh oleh orang tua tunggal.

Lingkungan masyarakat yang majemuk dengan berbagai interaksinya seringkali

memberikan peluang adanya timbulnya perbedaan status individu remaja yang berasal dari

sebuah keluarga. Secara tidak langsung remaja sangat membutuhkan suatu sikap sosial dalam

menjalankan kehidupannya sebagai makluk sosial. Persoalan dari keharmonisan dan

ketidakharmonisan interaksi remaja dalam perkembangannya membuat perubahan akan

kemampuan hubungan dengan dirinya untuk lebih dapat diterima oleh lingkungan sosialnya.

Kematangan remaja yang sehat dan dinamis, merupakan need dari remaja dalam

kehidupan dilingkungan remaja. Perluasan perasaan diri dan memiliki hubungan yang hangat

(19)

5

pemahaman diri dan terjaminnya keamanan emosional sebagai dampak dari status orangtua

tunggal remaja.

Kematangan sosial merupakan jalan bagi individu manusia dalam berkembang dan

merupakan puncak tertinggi dalam diri manusia dalam memerankan perannya di kehidupan

sosial dan bermasyarakat. Ragam remaja dengan perbedaan pola asuh dalam setiap keluarga

dan kebudayaannya menyebabkan pergesaran nilai dan kesenjangan sosial dalam kehidupan

sosial remaja. Menjadikan adanya stressor pada fase remaja berorang tua tunggal. Pada

subyek disini adalah remaja yang diasuh oleh orangtua tunggal ( ibu janda ) karena perceraian

dan orangtua tunggal ( ibu janda ) kematian karena ditinggal meninggal oleh suaminya.

Gunarsa (1991) menyatakan bahwa kematangan atau kemasakan adalah dasar

perkembangan seseorang dan sangat mempengaruhi tingkah laku. Kematangan sendiri adalah

keadaan pada tahap perkembangan seseorang mencakup proses perkembangan fisik dan sosial

remaja siap untuk menerima sesuatu dari luar.

Kematangan sosial remaja merupakan manifestasi terhadap perannya selaku individu

yang berada pada tahap produktif perkembangannya baik secara fisik dan psikis yang terdidik

secara disiplin. Remaja menjalankan perannya sebagai individu ditengah sosial mempunyai

kemampuan dan ketrampilan yang dituangkan berdasar ekspresi diri dan kemandirian

individu.

Lingkungan sosial adalah sebuah kelompok yang besar dan dapat melahirkan suatu

kekhasan proses fase remaja menjadi berarti untuk mengembangkan kepribadian yang penuh

arti dan menilai diri sebagai cermin terhadap kemampuan-kemampuan yang dimiliki maupun

yang belum dimiliki. Kekuatan dari berbagai element individu yang berkembang dari proses

(20)

6

Kematangan sosial remaja dengan orangtua tunggal adalah peran remaja orangtua

tunggal sebagai makluk sosial dalam hubungannya dengan orang tua, keluarga, lingkungan

sekolah/teman-teman sebaya dan lingkungan masyarakat sebagai pengertian dan gambaran

perilaku dan kemampuan individu remaja yang berstatus orangtua tunggal.

Berdasarkan uraian, maka peneliti tertarik untuk menggambarkan kematangan sosial

remaja yang diasuh oleh orang tua tunggal.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah, maka peneliti merumuskan masalah

tentang bagaimana gambaran kematangan sosial remaja yang diasuh oleh orang tua tunggal.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk menggambarkan kematangan sosial remaja yang

diasuh oleh orang tua tunggal.

D. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini memiliki manfaat yaitu :

a. Secara Teoritis

Untuk pengembangan teori kematangan sosial remaja khususnya dalam bidang psikologi

perkembangan remaja dan psikologi sosial.

b. Secara Praktis

Bagi masyarakat dan instansi pendidikan hasil penelitian ini memberikan pengetahuan

dan informasi untuk memahami mengenai kematangan sosial anak remaja yang diasuh

Referensi

Dokumen terkait

Eurika Pendidikan(2015) membagi masa pubertas remaja menurut teman sebaya dan pemisahan diri dengan orang tua atau keluarga dimana keluarga memiliki fungsi: 1) Affectional;

Orangtua yang memiliki anak tunggal autis di usia remaja akan mengalami berbagai tekanan dan perasaan dalam mengasuh anak, orangtua mengharapkan lingkungan dapat

dukungan sosial bagi orangtua yang memiliki anak tunggal remaja autis..

dengan judul " Peran Ibu Sebagai Orang Tua Tunggal Dalam Memenuhi Kebutuhan Sosial Ekonomi keluarga (Studi Kasus : Daerah Pinggir Rel Gaperta Kel urahan

Keberadaan lingkungan sosial, seperti guru, orang tua, teman sebaya, saudara, untuk memberikan dukungan di saat remaja korban bullying membutuhkan perlindungan, keamanan,

Predictors: (Constant), Lingkungan tempat tinggal, Pengaruh teman sebaya, Kelas sosial ekonomi, Proses Keluarga, Kontrol Diri.. Predictors: (Constant), Lingkungan tempat

wawancara.. mendalam untuk mendapatkan kejelasan informasi tentang pola komunikasi yang digunakan orang tua tunggal, tingkat kemandirian anak, peran sekolah, teman sebaya,

Sikap orang tua yang otoriter Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor lingkungan keluarga yang mempengaruhi kematangan emosi remaja dalam segi sikap orang tua otoriter