• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Ny.D dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Ny.D dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan pada Ny. D dengan

Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi

diLingkungan V Kelurahan Harjosari II

Kecamatan Medan Amplas

Karya Tulis Ilmiah

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Alisadikin Pandiangan

122500017

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Ny.D dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi di Lingkungan V Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas” ini dengan baik.

Adapun tujuan penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan Program Studi DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini, sebagai berikut:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku Ketua Prodi DII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

(5)

5. Bapak Roymond H S, S.Kep,Ns,M.Kep selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu dan memberi masukan dalam Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Terima kasih sedalam-dalamnya untuk kedua orangtua saya tercinta, AyahandaR. Pandiangan dan Ibunda N. Munthe serta seluruhkeluarga yang selalu memberikan pengorbanan, dukungan, motivasi, nasehat, kasih sayang dan doa buat saya sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan DIII Keperawatan di Universitas Sumatera Utara.

7. Kepada Zulfadli Panggabean yang selalu memberikan masukan, kritikan, motivasi kepada saya untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dan yang paling khusus kepada Astika Lina P Simamora yang selalu memberikan dukungan moril maupun material dan dengan penuh kasih sayang sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Kepada teman-teman satu bimbingan saya Enda, Iren, Nining dan Yedi yang selalu memberikan dukungan serta motivasi dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Serta kepada seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu yang selalu membantu dan mendukung dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini. Terimakasih atas dukungan,kritik serta saran kalian semua.

(6)

Dan semoga Tuhan yang Maha Esa selalu mencurahkan kasih karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu mendukung penulis.Sekian dan terima kasih.

Medan, 08 Juli 2015 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iv

Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang ...1

B. Tujuan ...3

C. Manfaat ...4

Bab II Pengelolaan Kasus A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi ...5

1. Pengkajian...9

2. Analisa Data...16

3. Rumusan Masalah ...17

4. Perencanaan ...18

B. Asuhan Keperawatan Kasus ...22

1. Pengkajian...22

2. Analisa Data...36

3. Rumusan Masalah ...38

4. Perencanaan ...39

5. Implementasi dan Evaluasi ...42

Bab III Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan ...49

B. Saran ...51

Daftar Pustaka ...52

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia mempunyai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi secara memuaskan melalui proses homeostasis, baik fisiologis maupun psikologis. Adapun kebutuhan merupakan suatu hal yang sangat penting, bermanfaat atau diperhatikan untuk menjaga homeostasis dan kehidupan itu sendiri. Berdasarkan teori Abraham Maslow tentang kebutuhan dasar manusia dan membagi menjadi lima kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan dan rasa aman, kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan fisiologis diuraikan menjadi delapan kebutuhan dan kebutuhan mobilisasiberada pada urutan yang ke enam (Potter &Perry, 2005).

(9)

Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas, mudah, teratur, seperti mengekpresikan emosi dengan gerakan nonverbal, pertahanan diri, pemenuhan kebutuhan dasar, aktivitas hidup sehari-hari(Potter & Perry, 2005). Mobilisasi erat hubungannya dengan sistem persyarafan, karena mobilisasi tubuh secara keseluruhan di atur dengan prinsip-prinsip fisiologis. Adanya pergerakan otot-otot memungkinkan tulang ikut bergerak melalui persendian. Tubuh dapat melaksanakan aktivitas, gerakan dengan cepat dan tepat serta adanya pengaturan postur karena ada koordinasi gerakan tubuh di otak yaitu karena aktivitas integrasi mulai dari tingkat spinal, medulla oblongata,

dan korteks inilah yang mengatur postur tubuh dan memungkinkan terjadinya gerakan terkoordinasi (Tarwoto, Wartonah, 2010).

(10)

Pergerakan dan postur tubuh di atur oleh sistem saraf, kerusakan komponen sistem saraf yang mengatur pergerakan mengakibatkan gangguan kesejajaran tubuh dan mobilisasi, kerusakan ini diakibatkan oleh trauma cedera kepala, iskemia karena cedera cerebrovaskular atau sering disebut stroke (Potter & Perry, 2005). Berdasarkan penjelasan diatas, maka saya ,mengangkat judul karya tulis ilmiah “Asuhan Keperawatan pada Ny.D dengan prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi’’.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui, memahami dan mampu memberikan asuhan keperawatan pada lansia yang mengalami masalah kebutuhan dasar mobilisasi.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah:

a. mampu melakukan pengkajian pada Ny.D dengan masalah kebutuhan dasar mobilisasi;

b. mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny.D dengan masalah kebutuhan dasar mobilisasi;

c. mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny.D dengan masalah kebutuhan dasar mobilisasi;

d. mampu melakukan implementasi pada Ny.D dengan masalah kebutuhan dasar mobilisasi;

(11)

C. Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah: 1. Bagi mahasiswa

agar mampu memahami tentang bagaimana asuhan keperawatan pada lansia dengaan gangguan mobilisasi sehingga dapat meningkatkan kesehatan lansia yang ada di masyarakat;

2. Bagi institusi

agar dapat memberikan penjelasan yang lebih luas tentang asuhan keperawatan pada lansia dengaan gangguan mobilisasi dan dapat lebih banyakmenyediakan referensi-referensi buku tentang keperawatan gerontik;

3. Bagi masyarakat

(12)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep dasar Asuhan keperawatan dengan masalah kebutuhan dasar

mobilisasi

Mobilatas atau mobilisasi adalah kemampuan individu untuk bergerak seacara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya (Hidayat, 2009).Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat.Setiap orang butuh untuk bergerak.Kehilangan kemampuan untuk bergerak menyebabkan ketergantungan dan ini membutuhkan tindakan keperawatan. Mobilisasi diperlukan untuk meningkatkan kemandirian diri, meningkatkan kesehatan, memperlambat proses penyakit khususnya penyakit degeneratif, dan untuk aktualisasi diri, harga diri dan citra tubuh.

I. Jenis mobilisasi

1. mobilisasi penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi social dan menjalankan peran sehari-hari. Mobilisasi penuh ini merupakan fungsi saraf motorik volunter dan sensorik untuk dapat mengontrol seluruh area tubuh seseorang. 2. mobilisasi sebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak

(13)

a. mobilitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang siftnya sementara. Hal tersebut dapat disebabkan oleh trauma reversible pada system muskuloskletal, contohnya adalah adanya dislokasi sendi dan tulang;

b. mobilitas sebagian permanen, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan oleh rusaknya sistem saraf yang reversible,

contohnya terjadinya hemiplegia karena stroke, paraplegia karena cedera tulang belakang, poliomyelitis karena terganggunya sistem saraf motorik dan sensorik.

II. Faktor yang mempengaruhi mobilisasi

1. mobilisasi seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya: Gaya hidup. Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi kemampuan mobilisasi seseorang karena gaya hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan sehari-hari;

2. proses penyakit/cedera. Proses penyakit dapat memengaruhi kemampuan mobilisasi karena dapat memengaruhi fungsi sistem tubuh. Sebagai contoh orang yang menderita fraktur femur akan mengalami keterbatasan pergerakan dalam ekstremitas bagian bawah;

(14)

4. tingkat energi. Energi adalah sumber untuk melakukan mobilisasi. Agar seseorang dapat melakuakan mobilisasi dengan baik, dibutuhkan energy yang cukup;

5. usia dan status perkembangan. Terdapat perbedaan kemampuan mobilisasi pada tingkat usia yang berbeda. Hal ini dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan perkembangan usia.

III. Fisiologi Pergerakan

Kondisi gerakan tubuh merupakan fungsi terintegrasi dari sistem skeletal, otot skelet, dan sistem saraf.Pergerakan merupakan rangkaian antara sistem muskuloskeletal dan sistem persarafan (Tarwoto, Wartonah, 2006). Menurut Asmadi (2008), komponen sistem muskuloskeletal melibatkan tulang, otot, tendon, ligamen, kartilago dan sendi.

1. Tulang

Tulang adalah jaringan dinamis yang tersusun dari tiga jenis sel yaitu osteoblas, osteosit, dan osteoklas.Fungsi tulang antara lain:

i. sebagai penunjang jaringan tubuh yang membentuk otot-otot tubuh;

ii. melindungi organ tubuh yang lunak, seperti otak, jantung, paru-paru, dan sebagainya;

iii. membantu pergerakan tubuh;

iv. menyimpan garam-garam mineral, seperti kalsium;

(15)

2. Otot

Otot secara umum berfungsi untuk kontraksi dan menghasilkan gerakan-gerakan.Otot ada tiga macam, yaitu otot rangka, otot polos, dan otot jantung.Otot rangka terdapat pada sistem skeletal dan merupakan otot yang paling berperan dalam mekanik tubuh.Otot rangka berfungsi dalam membantu pengontrolan gerakan, mempertahankan postur tubuh, dan menghasilkan panas.Ketiga macam otot tersebut dipersarafi oleh saraf tepi yang terdiri atas serabut motoris dan medula spinalis.

3. Tendon

Tendon adalah sekumpulan jaringan fibrosa padat yang merupakan perpanjangan dari pembungkus otot dan membentuk ujung-ujung otot yang mengikatkannya pada tulang.Tendon ini dibatasi oleh membran sinovial yang berfungsi untuk memberikan pelicin agar pergerakan tendon menjadi mudah. 4. Ligamen

Ligamen adalah sekumpulan jaringan penyambung fibrosa yang padat, lentur, dan kuat. Ligamen berfungsi menghubungkan ujung persendian dan menjaga kestabilan.

5. Kartilago

(16)

6. Sendi

Persendian memfasilitasi pergerakan dengan memungkinkan terjadinya kelenturan.Ada beberapa jenis persendian, antara lain sendi sinartroses (sendi yang tidak bergerak), sendi amfiartroses (sendi yang pergerakannya terbatas hanya satu gerakan, seperti tulang vertebra), dan sendi diartroses (sendi yang bebas pergerakannya, seperti sendi bahu dan sendi leher).

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi stastus kesehatan klien. Tahap pengkajian merupakan pemikiran dasar dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu. Pengkajian yang lengkap, akurat, sesuai kenyataan, kebenaran data sangat penting untuk merumuskan suatu diagnose keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan respon individu (Muttaqin, Arif, 2008).

(17)

Adapun pengkajian pada kebutuhan dasar mobilisasi meliputi:

a. Riwatat keperawatan sekarang, meliputi alasan klien yang menyebabkan terjadinya keluhan/gangguan dalam mobilisasi, seperti adanya nyeri, kelemahan otot, kelelahan, tingkat mobilisasi dan lama terjadinya gangguan mobilisasi.

b. Pengkajian penyakit yang pernah diderita, berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan mobilisasi, misalnya adanya riwat penyakit sistemneurologis, riwayat penyakit kardiovaskuler, riwayat penyakit muskuluskletal,

riwayat sistem pernafasan, riwayat pemakain obat seperti sedative, hipnotip, depresan sistem saraf pusat, laksania dan lain-lain.

c. Kemampuan fungsi motorik, pengkajiannya antara lain pada tangan kanan dan kiri, kaki kanan dan kiri untuk menilai ada tidaknya kelemahan, kekuatan atau spatis.

d. Kemampuan mobilisasi, dilakukan dengan tujuan untuk menilai kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun, dan berpindah tanpa bantuan. Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut:

Tingkat 0 : mampu merawat diri secara penuh. Tingkat 1 : memerlukan penggunaan alat.

Tingkat 2 : memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain. Tingkat 3 : memerlukan bantuan, pengawasan dan peralatan.

Tingkat 4 :sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan.

(18)

f. Perubahan intoleransi aktivitas, berhubungan dengan perubahan pada sistem pernafasan, antara lain: suara nafas, analisis gas darah, gerakan dinding thoraks, adanya mucus, batuk yang produktif diikuti panas, dan nyeri saat respirasi. Pengkajian perubahan intoleransi aktivitas terhadap system kardiovaskuler, seperti nadi dan tekanan darah, gangguan sirkulasi perifer, adanya thrombus, serta perubahan tanda vital setelah melakukan aktivitas atau perubahan posisi.

g. Kekuatan otot dan gangguan kordinasi, dalam mengkaji kekuatan otot dapat dilakukan secara bilateral atau tidak. Derajat kekuatan otot dapat ditentukan dengan:

Skala presentase kekuatan normal karakteristik 0: paralisis sempurna

Nilai :0

1: Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat dipalpasi atau dilihat Nilai :10%

2: Gerakan penuh melawan gravitasi dengan topangan Nilai :25%

3: Gerakan yang normal melawan gravitasi Nilai :50%

4: gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan melawan tahanan minimal

(19)

5: kekuatan normal, gerakan penuh yang normal melawan gravitasi dan melawan tahananoptimal

Nilai :100%

h. Skala gradiasi rentang gerak:

1. tidak ada bukti kontraktilitas : 0 2. bukti sedikit kontaktilitas : 1 3. rentang gerak lengkap dengan pemantasan gravitasi : 2 4. rentang gerak lengkap dengan gravitasi : 3 5. rentang gerak lengkap terhadap gravitasi dengan beberapa tahanan : 4 6. rentang gerak lengkap terhadap gravitasi dengan tahanan penuh :5 i. Kemampuan rentang gerak

(20)

Tabel 2.1. Daftar rentang gerak

Gerak sendi Derajat rentang gerak

Bahu

1.Fleksi : menaikkan lengan dari posisidisampaing tubuh ke depan ke posisi di atas kepala.

2.Ekstensi : mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh.

3.Hipererekstensi : menggerakkan lengan ke belakang tubuh, siku tetap lurus. 4. Abduksi : menaikkan lengan ke posisi

samping di atas kepala dengan telapak tangan jauh dari kepala.

5.Adduksi :menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh sejauh mungkin.

Siku

1.Rotasi dalam : dengan siku fleksi, memutar bahu dengan menggerakkan lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke belakang.

2.Rotasi luar : dengan siku fleksi,

menggerakkan lengan sampai ibu jari ke atas dan samping kepala.

1. 180

2. 180

3. 45-60

4. 180

5. 320

1. 90

(21)

3.Sirkumduksi : menggerakkan lengan dengan lingkaran penuh.

4.Fleksi: menekuk siku sehingga lengan bawah bergerak ke depan sendi bahu dan tangan sejajar bahu.

5.Ekstensi : meluruskan siku dengan menurunkan tangan.

Pergelangan tangan

1. Adduksi : tekuk pergelangan tangan kea rah kelingking, telapak tangan

menghadap ke atas.

2.Abduksi : tekuk pergelangantangan ke sisi ibu jari ketika telapak tangan menghadap ke atas.

3.Fleksi: tekuk jari-jari tangan ke arah bagian lengan bawah.

4.Ekstensi : luruskan pergelangan tangan dari posisi fleksi.

5.Hiperekstensi :tekuk jari-jari tangan kea rah belakang sejauh mungkin.

Tangan dan jari

1. Fleksi : buat kepalan tangan. 2.Ekstensi: luruskan jari

3.Hiperekstensi : tekuk jari-jari tangan ke

(22)

belakang sejauh mungkin.

4.Abduksi : kembangkan jari tangan. 5.Abduksi : rapatkan jari-jari dari posisi

adduksi.

Pinggul

1. fleksi : menggerakkan tungkai ke depan dan atas.

2.ekstensi : menggerakkan kembali ke samping tungkai yang lain.

3.hiperekstensi : menggerakkan tungkaike belakang tubuh.

Lutut

1.Abduksi : Menggerakka tungkai kesamping menjauhi tubuh. 2.Adduksi : menggerakkan tungkai

kembali ke posisi medial dan melebihi jika mungkin

3. Rotasi dalam : memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai lain.

4.Ritasi luar : memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain.

5. Sirkumduksi : menggerakkan tungkai melingkar.

6.Fleksi : menggerakkan tumit kea rah

(23)

belakang paha.

7.Ekstensi : mengembalikan tungkai ke lantai.

Kaki dan jari

1.Dorsifleksi : menggerakkan kaki

sehingga jari-jari keki menekuk ke atas. 2.Plantar fleksi : menggerakkan kaki

sehingga jari-jari kaki menekuk ke bawah.

3.Inverse : memutar telapak kaki ke samping dalam.

4.Eversi : memutar telapak kaki ke samping luar(lateral).

5.Fleksi : melengkungkan jari-jari ke bawah.

6.Ekstensi : meluruskan jari-jari kaki. 7.Abduksi : merenggangkan jari-jari kaki

satu dengan yang lain.

7. 20-30

1. 45-50

2. 10

3. 10

4. 30-60

5. 30-60

6. 15 7. 15

(Potter &Perry, 2005)

j. Perubahan psikologis, disebabkan karena adanya gangguan mobilsasi dan imobilisasi, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi, perubahan dalam mekanisme tulang dan lain-lain.

(24)

Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya.Data Fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien.Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan keperawatan dan kesehatan klien (Potter & Perry, 2005).

Tujuan pengumpulan data.

1. memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien; 2. untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien; 3. untuk menilai keadaan kesehatan klien;

4. untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah. Tipe data:

1. Data Subjektif

Data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian.Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide klien tentang status kesehatannya.Misalnya tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan, frustasi, mual, dan perasaan malu (Potter & Perry, 2005).

2. Data Objektif

(25)

frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan, tingkat kesadaran (Potter & Perry, 2005).

3. Rumusan masalah

Sebelum merumuskan diagnosa keperawatan, perawat mengidentifikasi masalah perawatan kesehatan umum klien.namun, sebelum memberikan perawatan masalah harus ditetapakan secara lebih spesifik. Untuk mengidentifikasi kebutuhan klien, perawat harus lebih dulu menentukan apa masalah kesehatan klien dan apakah masalah tersebut potensial atau aktual (Potter & Perry, 2005). Adapun masalah yang sering muncul pada gangguan mobilisasi ialah :

1. Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular 2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan imobilitas

4. Perencanaan

Rencana asuhan keperawatan merupakan mata rantai antara penetapan kebutuhan klien dan pelaksanaan keperawatan. Dengan demikian rencana asuhan keperawatan adalah petunjul tertulis yang menggambarkan secara tepat mengenai rencana tindakan yang dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan diagnose keperawatan.

Rencana asuhan keperawatan disusun dengan melibatkan klien secara optimal agar dalam proses pencapain tujuan keperawatan dalam memenuhi kebutuhan klien.

(26)

Defenisi : keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu atau lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah.

N0.Dx Perencanaan Keperawatan

1 Tujuan : Klien dapat menunjukkan peningkatan mobilisasi. Kriteria hasil :

1. Klien meningkat dalam aktivitas.

2. Mengerti tujuan dari peningkatan mobilisasi.

3. Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah.

Rencana tindakan Rasional 1. Kaji kemampuan mobilisasi

klien dengan skala 0-4. 2. Ajarkan bantu klien/keluarga

latihan ROM aktif dan pasif untuk mempertahankan dan meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot.

3. Ajarkan dan bantu

klien/keluarga teknik mengubah posisi tubuhnya (misalnya dari posisi tidur terlentang ke posisi duduk).

4. Kaji vital sign sebelum dan sesudah latihan rentang gerak.

1. Untuk mengetahui kemampuan mobilisasi klien.

2. Untuk menimalkan atrofi otot, meningkatkan sirkulasi, membantu mencegah kontraktur. 3. Untuk memudahkan klien

mengubah posisi tubuhnya. 4. Untuk mengetahui

perubahan vital sign klien setelah beraktivitas . 5. Untuk mencegah dekubitus

(27)

5. Anjurkan klien/keluarga untuk mengubah posisi setiap 2 jam. 6. Ajarkan dan bantu

klien/keluarga teknik berpindah tempat.

7. Anjurkan keluarga untuk mengawasi aktivitas klien. 8. Berikan penguatan positif

selama aktivitas.

9. Berikan informasi tentang mobilisasi kepada

klien/keluarga.

tertekan.

6. Untuk memudahkan klien berpindah tempat.

7. untuk mencegah terjadinya kecelakaan(misalnya terjatuh dari tempat tidur atau kursi roda).

8. Untuk menambah semangat dan motivasi klien dalam aktivitas.

9. Menambah wawasan klien/keluarga tentang mobilisasi.

b. Intoleransi aktivitas

Defenisi : ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari hari yang harus atau ingin dilakukan.

N0.Dx Perencanaan Keperawatan

Tujuan : klien dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuannya secara bertahap

Kriteria hasil :

1. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa

(28)

2. Tanda-tanda vital dalam batas normal

Rencana tindakan Rasional 1. Kaji kemampuan klien untuk

melakukan aktitas yang mampu dilakukan.

2. Ajarkan klien/keluarga untuk menggunakan teknik

penghematan energi (misalnya mandi dengan duduk, duduk untuk melakukan aktivitas. 3. Bantu dengan aktivitas

fisik(misalnya ambulasi, berpindah, mengubah posisi dan perawatan personal. 4. Pantau tanda-tanda vital

sebelum dan sesudah aktivitas. 5. Ajarkan klien/keluarga

penggunaan teknik napas terkontrol selama aktivitas. 6. Berikan informasi tentang

intoleransi aktivitas kepada klien/keluarga.

1. Untuk mengetahui kemampuan klien dalam aktivitas.

2. Untuk mendorong klien melakukan aktivitas dengan energi yang minimal.

3. Untuk mengurangi energy klien yang keluar saat melakukan aktivitas. 4. Untuk mengetahui

perubahan tanda-tanda vital klien setelah aktivitas.

5. Untuk meminimalisir kelelahan saat aktivitas. 6. Untuk menambah

(29)

B.Asuhan Keperawatan Kasus

1. Pengkajian

I.Identitas

Nama : Ny. D

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 83 tahun

Status Perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : Jln. Panca karya no. 89 c. Kecamatan Medan Amplas

Golongan Darah : B

Tanggal Pengkajian : 18 Mei 2015

Diagnosa Medis : Stroke non Haemoragik

II. Keluhan utama

Ny.D mengeluhkan pada ekstremitas atas dan bawah sinistra terasa lemah dan berat, tidak leluasa saat bergerak, semua kebutuhan dasar di bantu keluarga.

III.Riwayat kesehatan sekarang

Provokatif/palliative

1. Apa penyebabnya

(30)

2. Hal yang memperbaiki keadaan

Duduk, istirahat, berjemur dibawah sinar matahari dipagi hari dan berdoa.

Quantity/quality

1. Bagaimana dirasakan

Klien mengatakan perasaannya tidak enak, sakit tidak menentu, terasa berat dan lemah di ekstremitas atas bawah sebelah kiri.

2. Bagaimana dilihat

Klien tampak duduk dikursi roda.

Region

1. Dimana lokasinya

Ekstremitas atas dan bawah sebelah kiri. 2. Apakah menyebar

Klien mengatakan tidak menyebar.

Severity

Akibat penyakitnya klien tampak lemas dan sering meringis

Time

Klien mengatakan nyeri saat disentuh saat digerakkan, waktunya tidak menentu.

IV. Riwayat kesehatan masa lalu

A. Penyakit yang pernah dialami

Klien mengatakan penyakit yang pernah dialami adalah hipertensi.

B. Pengobatan/ tindakan yang dilakukan

(31)

C. Pernah dirawat/ dioperasi

Klien mengatakan dirawat di RS Sembiring.

D. Lama dirawat

Klien mengatakan dirawat selama satu minggu.

E. Alergi

Klien mengatakan tidak ada alergi

F. Imunisasi

Klien mengatakan tidak mendapat imunisasi.

V. Riwayat kesehatan keluarga

A. Orang tua

Klien mengatakan orang tuanya menderita penyakit jantung dan hipertensi.

B. Saudara kandung

Klien mengatakan saudaranya menderita hipertensi.

C. Penyakit keturunan yang ada

Klien mengatakan penyakit keturunan yang ada di keluarganya adalah hipertensi.

D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

E. Anggota keluarga yang meninggal

Kedua orangtua dari klien sudah meninggal, 1 orang saudara laki-laki dan 2 orang saudari prempuan.

F. Penyebab meninggal

(32)

VI. Riwayat keadaan psikososial

A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Klien mengatakan yakin bahwa penyakitnya akan sembuh.

B. Konsep Diri

Gambaran diri : Klien megatakan menyukai semua bagiantubuhnya.

Ideal diri : Klieningin cepat sembuh dari penyakitnya.

Harga diri :Kien merasa diperhatikan Keluarganya.

Peran diri : Klien berperan sebagai ibu. Identitas : Selama sakit, sebagian besar aktivitas kliendibantu oleh

keluarga.

C. Keadaan Emosi : Stabil

D. Hubungan Sosial

Orang yang berarti :Orang yang berarti bagi klien adalah orangtuanya dansemuaanggota

keluarganya.

Hubungan dengan keluarga : Hubungan kliien dengan keluarga baik.

(33)

Hambatan dalam berhubungan : Tidak ada hambatan dalam berhubungandengan orang lain.

E. Spiritual

Nilai dan keyakinan : Klien mengatakan menganut agama Islam.

Kegiatan ibadah : Klien mengatakan rajin mengerjakan ibadah sholat 5waktu

dan membaca Al qur’an.

VII. Status mental

Tingkat Kesadaran : Kompos mentis. Penampilan : rapi.

Pembicaraan : Lambat. Alam perasaan : Sedih.

Afek : Datar.

Interaksi selama wawancara : Kontak mata kurang.

Memori : Gangguan daya ingat jangka panjang.

VIII.Pemeriksaan Fisik

A.Keadaan Umum

(34)

B.Tanda-tanda vital

Suhu tubuh : 37ºC

Tekanan darah : 140/90 mmHg

Nadi :80x/menit

Pernafasan : 20x/menit Skala nyeri : 3 (1-10)

TB : 155 cm

BB : 45 Kg

C.Pemeriksaan Head to toe

a. Kepala dan rambut

Bentuk : Oval dan simetris.

Ubun-ubun : Tepat di tengah dan tidak ada benjolan.

Kulit Kepala :Bersih. b. Rambut

Penyebaran rambut : Rambut tumbuh merata. Bau : Rambut bau karena jarang

dicuci.

Warna kulit : Kuning langsat. c. Wajah

Warna Kulit : Kuning langsat Struktur wajah : Oval, simetris d. Mata

(35)

Palpebra : Merah muda, lembab. Konjungtiva dan sklera :Konjungtiva merah muda

dansklera putih.

Pupil : Isokor.

Cornea dan iris : Bening.

Visus : Ketajaman penglihatan Sudah mulai menurun. Tekanan bola mata : Baik.

e. Hidung

Tulang hidung : Tulang hidung simetris dan posisi septum.

Lubang hidung : Lubang hidung normal, Bersih.

Cuping hidung : Pernafasan tidak menggunakancuping

hidung. f. Telinga

Bentuk telinga : Daun telinga normal dan simetris.

Ukuran telinga : Simetris kiri dan kanan. Lubang telinga : Lubang telinga paten dan bersih.

(36)

Keadaan bibir : Kering dan pucat, simetris. Keadaan gusi dan gigi : Kliensudah ompong, Giginyatinggal4 dibagian

depan.

Keadaan lidah : Lidah kurang bersih. Orofaring : Pita suara baik. h. Leher

Posisi trachea : Posisi trachea medial. Thyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.

Suara : Suara normal.

Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.

Vena jugularis : Tidak ada distensi vena jugularis.

Denyut nadi karotis : Denyut nadi teraba. i. Pemeriksaan integumen

Kebersihan : Kulit tampak kurang bersih. Kehangatan : Akral hangat.

Warna : Warna kulit kuning langsat Turgor : Turgor kulit baik, CRT< 2 detik.

(37)

Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan pada kulit.

j. Pemeriksaan payudara dan ketiak

Ukuran dan bentuk : Tidak dilakukan pemeriksaan

Warna payudara dan areola : Tidak dilakukan pemeriksaam

Kondisi payudara dan putting :Tidak dilakukan pemeriksaan

Produksi ASI : Tidak ada. Aksilla dan calvicula : Tidak dilakukan Pemeriksaan.

k. Pemeriksaan thoraks/ dada

Inspeksi thoraks : Normal, simetris. Pernafasan (frekuensi, irama) : 20 kali/ menit.

Tanda kesulitan bernafas : Normal, tidak ada tanda Kesulitanbernafas.

l. Pemeriksaan paru

Palpasi getaran suara : Gerak dada normal. Perkusi : Didapati suara resonan. Auskultasi : Suara nafas vesikuler, tidak adasuaratambahan

m. Pemeriksaan jantung

(38)

Palpasi : Pulsasi teraba.

Perkusi : Suara dullness saat perkusi. Auskultasi : Bunyi jantung normal. n. Pemeriksaan abdomen

Inspeksi : Simetris, tidak ada benjolan. Auskultasi : Peristaltik usus 8-15x/menit. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, benjolan dan ascites.

Perkusi (suara abdomen) : Tympani. o. Pemeriksaan kelamin

Genitalia : Tidak ada kelainan. Anus dan perineum : Tidak ada kelainan pada anus.

p. Sistem Muskuloskletal

Kesimetrisan otot : Simetris antara ekstremitas atas dextra dan sinistra,serta

ekstremitas bawah sinistra dan dextra.

Pemeriksaan edema : Tidak terdapat edema pada ekstremitas klien.

Kekuatan otot : Kekuatan otot ekstremitas atas dextra bernilai4 yaitu

(39)

beberapa tahanan. Kekuatan ototekstremitas sinistra bernilai 2 yaitu

pembatasangravitasi.

Kelainan ekstremitas : Terlihat kaku dan sulit untukdigerakkan pada

ekstremitas atas sinistra dan ekstremitas bawah sinistra klien.

q. Pemeriksaan neurologi Tingkat kesadaran GCS: 15E: 4V: 5M: 6 1. Nervus olfaktorius / N I

Pasien dapat membedakan bau-baun dengan jelas dan baik. 2. Nervus optikus / N II

Lapangan pandang klien sedikit mengalami gangguan visus mata terganggu pada jarak 2 meter.

(40)

4. Nervus trigeminus / N V

Klien dapat merasakan dengan baik rasa raba di kulit wajah pada bagian maxilla dan mandibulla kiri dan kanan serta bagian frontal klien, klien bias merasakan nyeri, sentuhan panas dan dingin serta getatan yang diberikan di kulit klien, reflek berkedip dan menutup mata normal, kekuatan otot masester dan temporalis kiri dan kanan baik, gerakakan mandibulla simetris.

5. Nervus fasialis N VII

Identifikasi terhadap rasa asam, pahit, dan asin baik.Kekuatan otot wajah atas dan bawah baik.

6. Nervus vestibulocochlearis / N VIII

Keseimbangan pasien terganggu sejak pasien terkena penyakit stroke.Pasien tidak dapat berdiri dengan normal.

7. Nervus glossopharingeus / N IX. Vagus / N X

Gerakan palatum dan vulva normal, palatum lunak dan sedikit trangkat, letak uvula ditengah, gag reflek pasien normal, gerakan menelan pasien baik, dan vocal suara pasien jelas.

8. Nervus assesoris / N XI

Gerakan bahu tidak simetris kiri dan kanan, rentang gerak sendi servikal tidak normal, kekuatan daya dorong di sisi bahu pasien tidak baik, kekuatan otot sternokledomastoideus klien kurang baik. 9. Nervus hipoglosus / N XII

(41)

r. Fungsi motorik 1. Cara berjalan

Ny.D tidak dapat berjalan sejak penyakit stroke yang ia alami. Ny.D hanya berbaring ditempat tidur dan sesekali duduk dikursi roda di bantu keluarganya.

2. Romberg tes

Ny. D tidak dapat berdiri tegak 3. Pronasi-supinasi tes

Pronasi tes klien tampak tidak baik.Klien tidak dapat melakukan posisi telungkup secara mandiri. Supinasi test klien tampak tidak baik. Klien saat berbaring tidak dapat meluruskan kaki kirinya. s. Fungsi sensori

1. Identifikasi sentuhan ringan

Ny.D dapat mengetahui area kulit tubuhnya yang disentuh. 2. Test tajam-tumpul

Klien dapat mengidentifikasi barang tajam dan tumpul yang disentuhkan kekulitnya.

3. Test panas dingin

Klien dapat mengidentifikasi rasa panas dan dingin yang disentuhkan kekulitnya.

4. Test getaran

(42)

t. Reflek 1. Reflek bisep

Terangsang dengan baik pada motorik atas sebelah kanan tetapi pada motorik atas sebelah kiri tidak.

2. Reflek trisep

Terangsang dengan baik pada motorik atas sebelah kanan tetapi pada motorik atas sebelahkiri tidak.

3. Reflek patelar

Terangsang dengan baik pada motorik bawah sebelah kanan tetapi pada motorik bawah sebelah kiri tidak.

4. Reflek tendon achiles

Terangsang dengan baik pada motorik bawah sebelah kanan tetapi pada motorik sebelah kiri tidak.

5. Reflek plantar

Terangsang dengan baik pada motorik bawah sebelah kanan tetapi pada motorik bawah sebelah kiri tidak.

IX. Pemeriksaan penunjang

Sejak 2 tahun yang lalu Ny.D tidak pernah dirawat di rumah sakit dan melakukan control kesehatan kepada dokter. Jika Ny.D sakit ringan klien hanya beli obat di warung atau klinik terdekat dilingkungan rumahnya.

X. Riwayat terapi

(43)

2. Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1 Ds :

Ny.D mengatakan bahwa dia mengalami kesulitan dalam melakukan

pergerakan, dia mengatakan kelemahan, kehilangan sensasi,bagian ekstemitas terasa kebas, dan

membutuhkan bantuan keluarga untuk membantu pergerakan, klien

mengatakan sebelum menderita stroke dia menderita hipertensi.

Do :

Klien tampak kesulitan bergerak.

Klien tidak mampu lagi melakukan aktivitas Kekuatan otot ekstermitas atas sinistra dan bawah sinistra 2.

Hipertensi

Aterosklerosis

Pembentukan thrombus

Obstruksi thrombus di otak

Menurunnya suplai darah ke otak

Terjadi hipoksia serebri

Infark jaringan otak

ganguan neuromuskular

(44)

gangguan muskuloskletal

hambatan mobilisasi fisik

2 DS :

Ny.D mengatakan mengalami lemah ,

letih,sesak dan merasa tidak nyaman pada saat

beraktvitas.

DO:

RR: 20x/menit Sebelum melakukan aktivitas, dan sesudah 25x/menit.

Nadi melemah dan menurun sesudah melakukan aktivitas (sebelum: 80x/menit dan sesudah: 70x/menit). TD sebelum aktivitas 140/90 mmHg, sesudah

Hipertensi

Aterosklerosis

Pembentukan thrombus

Obstruksi thrombus di otak

Menurunnya suplai darah ke otak

Terjadi hipoksia serebri

Infark jaringan otak

intoleransi aktivitas berhubungan dengan

(45)

aktivitas 160/100 mmHg.

gangguan neuromuskular

gangguan muskuloskletal

imobilisasi dan tirah baring

intoleransi aktivitas

7. Rumusan masalah

1. Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular ditandai dengani kesulitan dalam melakukan pergerakan, kelemahan, kehilangan sensasi, bagian ekstemitas terasa kebas, dan membutuhkan bantuan keluarga untuk membantu pergerakan.

(46)

8. Perencanaan

No.Dx Perencanaan Keperawatan

1 Tujuan : Klien dapat menunjukkan peningkatan mobilisasi. Kriteria hasil :

1. Klien meningkat dalam aktivitas.

2. Mengerti tujuan dari peningkatan mobilisasi.

3. Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah.

Rencana tindakan Rasional 1. Kaji kemampuan mobilisasi

klien dengan skala 0-4. 2. Ajarkan bantu klien/keluarga

latihan ROM aktif dan pasif untuk mempertahankan dan meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot.

3. Ajarkan dan bantu

klien/keluarga teknik mengubah posisi tubuhnya (misalnya dari posisi tidur terlentang ke posisi duduk).

4. Kaji vital sign sebelum dan sesudah latihan rentang gerak.

1. Untuk mengetahui kemampuan mobilisasi klien.

2. Untuk menimalkan atrofi otot, meningkatkan sirkulasi, membantu mencegah kontraktur. 3. Untuk memudahkan klien

mengubah posisi tubuhnya. 4. Untuk mengetahui

perubahan vital sign klien setelah beraktivitas. 5. untuk mencegah dekubitus

(47)

5. Anjurkan klien/keluarga untuk mengubah posisi setiap 2 jam.

6. Ajarkan dan bantu

klien/keluarga teknik berpindah tempat (ambulasi).

7. Anjurkan keluarga untuk mengawasi aktivitas klien. 8. Berikan penguatan positif

selama aktivitas.

9. Berikan informasi tentang mobilisasi kepada

klien/keluarga.

tertekan.

6. Untuk memudahkan klien berpindah tempat.

7. untuk mencegah terjadinya kecelakaan(misalnya terjatuh dari tempat tidur atau kursi roda).

8. Untuk menambah semangat dan motivasi klien dalam aktivitas.

9. Menambah wawasan klien/keluarga tentang mobilisasi.

No.Dx Perencanaan Keperawatan

2 Tujuan : klien menunjukkan dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuannya secara bertahap.

Kriteria hasil :

1. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah,nadi dan RR.

2. Tanda-tanda vital dalam batas normal.

(48)

melakukan aktitas yang mampu dilakukan.

2. Ajarkan klien/keluarga untuk menggunakan teknik penghematan energi (misalnya mandi dengan duduk, duduk untuk melakukan aktivitas).

3. Bantu dengan aktivitas fisik (misalnya ambulasi, berpindah, mengubah posisi dan perawatan personal).

4. Pantau tanda-tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas.

5. Ajarkan klien/keluarga penggunaan teknik napas terkontrol selama aktivitas.

6. Berikan informasi tentang

intoleransi aktivitas kepada klien.

kemampuan klien dalam aktivitas. 2. Untuk mendorong

klien melakukan aktivitas dengan energi yang minimal.

3. Untuk mengurangi energI klien yang keluar saat

melakukan aktivitas. 4. Untuk mengetahui

perubahan tanda-tanda vital klien setelah aktivitas. 5. Untuk

meminimalisir kelelahan saat aktivitas.

(49)

5. Implementasi Keperawatan dan Evaluasi

Hari/

Tanggal Implementasi keperawatan Evaluasi(SOAP) Rabu/10

Mei 2015

1. Menanyakan kemampuan klien untuk bergerak dengan skala 0-4 (untuk mengetahui kemampaun pergerakan klien).

2. Mengajarkanklien/keluarga latihan pergerakan aktif dan pasif untuk mempertahankan dan meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot (misalnya menggerakkan ekstremitas atas dan bawah dengan cara mengangakat, menurunkan, dan mendekatkan siku ke dada kemudian meluruskan kembali).

3. Mengajarkan klien/keluarga teknik mengubah posisi tubuhnya (misalnya dari posisi tidur terlentang ke posisi duduk).

4. Mengukur tekanan darah, nadi dan pernafasan sebelum dan sesudah aktivitas.

S : Ny. D mengatakan

bahwa ekstremitas atas dan bawah sinistra terasa kaku dan sulit

digerakkan.

O : Ekstremitas atas

sinistra dan ekstremitas bawah sinistra klien tampak kaku. Tidak terdapat

tanda-tanda edema pada bagian ekstremitas. Kekuatan otot bernilai 4 pada ekstremitas atas dextra, bernilai 2 pada ekstremitas atas sinistra, dan pada bagian

(50)

5. Menganjurkan/menyarankan

klien/keluarga untuk mengubah posisi setiap 2 jam (misalnya dengan miring kanan dan miring kiri).

6. Mengajarkan klien/keluarga teknik berpindah tempat (misalnya dari tempat tidur ke kursi roda).

7. Meganjurkan kepada keluarga untuk mengawasi aktivitas klien

(untuk mencegah terjadinya kecelakaan seperti jatuh dari kursi roda atau dari tempat tidur).

8. Memberikan penguatan positif selama aktivitas (misalnya motivasi, memberi semangat).

9. Memberitahukan informasi tentang pentingnya latihan pergerakan kepada klien/keluarga (misalnya untuk

mencegah kekakuan, pengecilan pada tulang).

sinistra.

Tampak pada otot ekstremitas atas sinistra dan ekstremitas bawah sinistra klien mengalami pengecilan atau athropi. Klien tidak dapat berdiri tegak.

Tidak dapat melakukan pronasi dan supinasi secara normal.

A: Masalah hambatan

mobilisasi fisik belum teratasi.

(51)

Tidak dapat melakukan pronasi dan supinasi secara normal.

P : Intervensi

dilanjutkan Menanyakan

kemampuan klien untuk bergerak dengan skala 0-4 (untuk mengetahui kemampuan pergerakan klien).

Mengajarkan

klien/keluarga latihan ROM aktif dan pasif untuk mempertahankan dan meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot.

Mengajarkan

klien/keluarga teknik mengubah posisi

(52)

Mengukur tekanan darah, nadi dan

pernafasan sebelum dan sesudah aktivitas. Menganjurkan

klien/keluarga untuk mengubah posisi setiap 2 jam.

Mengajarkan

klien/keluarga teknik berpindah tempat. Meganjurkan kepada keluarga untuk mengawasi aktivitas klien.

Memberikan penguatan positif selama aktivitas (misalnya motivasi, memberi semangat). Memberitahukan

(53)

kekakuan, pengecilan pada tulang).

1. Menanyakan kemampuan klien mengenai aktivitas yang mampu dilakukan.

2. Memberitahukan klien/keluarga untuk menggunakan teknik penghematan energi (misalnya mandi dengan duduk, duduk untuk melakukan aktivitas.

3. Memberi bantuan dengan aktivitas fisik (misalnya berpindah, mengubah posisi dan perawatan personal. 4. Mengukur tekanan darah, nadi, dan

pernafasan sebelum dan sesudah aktivitas.

5. Memberitahukan klien/keluarga penggunaan teknik napas terkontrol selama aktivitas (misalnya teknik nafas dalam).

6. Memberitahukan informasi tentang intoleransi aktivitas kepada

klien/keluarga.

S : Ny.D mengatakan

merasa lemah, letih, sesak dan merasa tidak nyaman pada saat beraktvitas. Ny.D mengatakan ketidakmampuan dan ketidak berdayaan untuk melakukan aktivitas

O: Tirah baring atau

imobilisasi

klien tampak lemah, kesulitan dalam bergerak,tampak sesak saat melakukan aktivitas RR: 21x/menit

Sebelum melakukan aktivitas, dan sesudah 26x/menit.

(54)

(sebelum: 80x/menit dan sesudah:

69x/menit).

TD sebelum aktivitas 140/90 mmHg, sesudah aktivitas 160/100 mmHg

A: Intoleransi aktivitas

P: Intervensi

(55)

mengubah posisi dan perawatan personal). Mengukur tekanan darah, nadi, dan

(56)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan proses keperawatan pada Ny. D yang dimulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi disimpulkan diagnosa yang diperoleh dari Ny. D adalah:

1. Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular ditandai dengani kesulitan dalam melakukan pergerakan, kelemahan, kehilangan sensasi, bagian ekstemitas terasa kebas, dan membutuhkan bantuan keluarga untuk membantu pergerakan.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilisasi dan tirah baring ditandai dengan kelemahan dan kelelahan saat melakukan aktivitas.

Dan yang menjadi prioritas masalah keperawatan pada Ny. D adalah Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular.

(57)

Implementasi yang dilakukan adalah Menanyakan kemampuan klien untuk bergerak dengan skala 0-4 (untuk mengetahui kemampuan pergerakan klien).Mengajarkan klien/keluarga latihan pergerakan aktif dan pasif untuk mempertahankan dan meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot (misalnya menggerakkan ekstremitas atas dan bawah dengan cara mengangkat, menurunkan, dan, mendekatkan siku ke dada kemudian meluruskan kembali). Mengajarkan klien/keluarga teknik mengubah posisi tubuhnya (misalnya dari posisi tidur terlentang ke posisi duduk).Mengukur tekanan darah, nadi dan pernafasan sebelum dan sesudah aktivitas.Menganjurkan/menyarankan klien/keluarga untuk mengubah posisi setiap 2 jam(misalnya dengan miring kanan dan miring kiri). Mengajarkan klien/keluarga teknik berpindah tempat (misalnya dari tempat tidur ke kursi roda). Meganjurkan kepada keluarga untuk mengawasi aktivitas klien(untuk mencegah terjadinya kecelakaan seperti jatuh dari kursi roda atau dari tempat tidur). Memberikan penguatan positif selama aktivitas (misalnya motivasi, member semangat).Memberitahukan informasi tentang pentingnya latihan pergerakan kepada klien/keluarga(misalnya untuk mencegah kekakuan, pengecilan pada tulang).

(58)

B. Saran

1. Bagi Pendidikan Keperawatan

karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi tenaga pengajar dalam proses belajar mengajar tentang Mobilisasi yang dibutuhkan oleh klien;

2. Bagi Praktik Keperawatan

karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi tenaga kesehatan di rumah sakit khususnya perawat supaya mengetahui Mobilisasi yang dibutuhkan oleh pasien;

(59)

DAFTAR PUSTAKA

A.Potter, Perry. (2005).fundamental keperawatan konsep, proses dan praktik, edisi 4.jakarta : EGC.

Asmadi.(2008). Teknik Prosedural keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan

Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.

Carpenito.(1999). Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, edisi 2.Jakarta : EGC.

Carpenito.(2000). Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6.Jakarta : EGC.

Engram, Barbara (1999).Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah. Volume 2.Jakarta : EGC.

Hidayat, A.A, (2009). Kebutuhan Dasar Manusia, Aplikasi Konsep dan Proses

Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Muttaqin, Arif. (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem

Persyarafan.Jakarta : Salemba Medika.

Tarwoto, Martonah. ( 2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses

Keperawatan. Edisi 4.Jakarta : Salemba Medika.

(60)

LAMPIRAN

Catatan Perkembangan

No

1. Menanyakan kemampuan klien untuk bergerak dengan skala 0-4 (untuk mengetahui kemampaun pergerakan klien). 2. Mengajarkanklien/kel

uarga latihan

pergerakan aktif dan pasif untuk

mempertahankan dan meningkatkan

kekuatan dan ketahanan otot (misalnya menggerakkan ekstremitas atas dan bawah

S : Ny. D mengatakan

bahwa ekstremitas atas dan bawah sinistra terasa kaku dan sulit digerakkan.

O : Ekstremitas atas

sinistra dan ekstremitas bawah sinistra klien tampak kaku. Tidak terdapat

(61)

dengancaramengangak at, menurunkan, dan mendekatkan siku ke dada kemudian meluruskan kembali). 3. Mengajarkan

klien/keluarga teknik mengubah posisi tubuhnya (misalnya dari posisi tidur terlentang ke posisi duduk).

4. Mengukur tekanan darah, nadi dan pernafasan sebelum dan sesudah aktivitas. 5. Menganjurkan/menyar ankan klien/keluarga untuk mengubah posisi setiap 2 jam (misalnya dengan miring kanan dan miring kiri). 6. Mengajarkan

bernilai 2 pada ektremitas bawah sinistra.

Tampak pada otot ekstremitas atas sinistra dan ekstremitas bawah sinistra klien

mengalami pengecilan atau athropi.

Klien tidak dapat berdiri tegak.

Tidak dapat melakukan pronasi dan supinasi secara normal.

A: Masalah hambatan

mobilisasi fisik belum teratasi.

Ekstremitas atas

sinistra dan ekstremitas bawah sinistra tampak kaku.

(62)

klien/keluarga teknik berpindah tempat (misal dari tempat tidur ke kursi roda). 7. Meganjurkan kepada

keluarga untuk mengawasi aktivitas klien (untuk mencegah terjadinya kecelakaan seperti jatuh dari kursi roda atau dari tempat tidur).

8. Memberikan penguatan positif selama aktivitas (misalnya motivasi, memberi semangat). 9. Memberitahukan

informasi tentang pentingnya latihan pergerakan kepada klien/keluarga. (misalnya untuk mencegah kekakuan,

sinistra klien

mengalami pengecilan atau athropi.

Klien tidak dapat berdiri tegak.

Tidak dapat melakukan pronasi dan supinasi secara normal.

P : Intervensi

dilanjutkan Menanyakan kemampuan klien untuk bergerak dengan skala 0-4 (untuk mengetahui kemampuan pergerakan klien). Mengajarkan

(63)

pengecilan pada tulang).

Mengajarkan

klien/keluarga teknik mengubah posisi tubuhnya (misalnya dari posisi tidur terlentang ke posisi duduk).

Mengukur tekanan darah, nadi dan pernafasan sebelum dan sesudah aktivitas. Menganjurkan

klien/keluarga untuk mengubah posisi setiap 2 jam.

Mengajarkan

klien/keluarga teknik berpindah tempat. Meganjurkan kepada keluarga untuk mengawasi aktivitas klien.

(64)

(misalnya motivasi, memberi semangat). Memberitahukan informasi tentang latihan pergerakan kepada klien/keluarga (misalnya untuk mencegah kekakuan, pengecilan pada tulang).

2 1. Menanyakan

kemampuan klien mengenai aktivitas yang mampu dilakukan. 2. Memberitahukan

klien/keluarga untuk menggunakan teknik penghematan energi (misalnya mandi dengan duduk, duduk untuk melakukan aktivitas).

S : Ny.D mengatakan

merasa lemah, letih, sesak dan merasa tidak nyaman pada saat beraktvitas. Ny.D mengatakan ketidakmampuan dan ketidak berdayaan untuk melakukan aktivitas

O: Tirah baring atau

imobilisasi

(65)

3. Memberi bantuan dengan aktivitas fisik (misalnya berpindah, mengubah posisi dan perawatan personal). 4. Mengukur tekanan

darah, nadi, dan pernafasan sebelum dan sesudah

aktivitas.

5. Memberitahukan klien/keluarga penggunaan teknik napas terkontrol selama aktivitas (misalnya teknik nafas dalam) 6. Memberitahukan

informasi tentang intoleransi aktivitas kepada

klien/keluarga.

bergerak,tampak sesak saat melakukan

aktivitas RR: 21x/menit Sebelum melakukan aktivitas, dan sesudah 26x/menit.

Nadi melemah dan menurun sesudah melakukan aktivitas (sebelum: 80x/menit dan sesudah:

69x/menit).

TD sebelum aktivitas 140/90 mmHg, sesudah aktivitas 160/100 mmHg

A: Intoleransi

aktivitas

P: Intervensi

(66)

yang mampu dilakukan. Memberitahukan klien/keluarga untuk menggunakan teknik penghematan energi (misalnya mandi dengan duduk, duduk untuk melakukan aktivitas).

(67)

nafas dalam). Memberitahukan informasi tentang intoleransi aktivitas kepada klien/keluarga. 3 Kamis/2

1. Menanyakan kemampuan klien untuk bergerak dengan skala 0-4 (untuk mengetahui kemampaun pergerakan klien) 2. Mengajarkanklien/ke

luarga latihan pergerakan aktif dan pasif untuk

mempertahankan dan meningkatkan

kekuatan dan ketahanan otot (misalnya menggerakkan ekstremitas atas dan bawah dengan cara

S : Ny. D mengatakan

bahwa ekstremitas atas dan bawah sinistra terasa kaku dan sulit digerakkan.

O : Ekstremitas atas

sinistra dan ekstremitas bawah sinistra klien tampak kaku. Tidak terdapat

(68)

mengangakat, menurunkan, dan mendekatkan siku ke dada kemudian meluruskan kembali) 3. Mengajarkan

klien/keluarga teknik mengubah posisi tubuhnya (misalnya dari posisi tidur terlentang ke posisi duduk).

4. Mengukur tekanan darah, nadi dan pernafasan sebelum dan sesudah

aktivitas.

5. Menganjurkan/meny arankan

klien/keluarga untuk mengubah posisi setiap 2 jam (misal dengan miring kanan dan miring kiri).

bernilai 2 pada ektremitas bawah sinistra.

Tampak pada otot ekstremitas atas sinistra dan ekstremitas bawah sinistra klien

mengalami pengecilan atau athropi.

Klien tidak dapat berdiri tegak.

Tidak dapat melakukan pronasi dan supinasi secara normal.

A: Masalah hambatan

mobilisasi fisik belum teratasi.

Ekstremitas atas

sinistra dan ekstremitas bawah sinistra tampak kaku.

(69)

6. Mengajarkan

klien/keluarga teknik berpindah tempat (misalnya dari tempat tidur ke kursi roda).

7. Meganjurkan kepada keluarga untuk mengawasi aktivitas klien (untuk

mencegah terjadinya kecelakaan seperti jatuh dari kursi roda atau dari tempat tidur).

8. Memberikan penguatan positif selama aktivitas (misalnya motivasi, memberi semangat). 9. Memberitahukan

informasi tentang pentingnya latihan pergerakan kepada

sinistra klien

mengalami pengecilan atau athropi.

Klien tidak dapat berdiri tegak.

Tidak dapat melakukan pronasi dan supinasi secara normal.

P : Intervensi

dilanjutkan Menanyakan kemampuan klien untuk bergerak dengan skala 0-4 (untuk mengetahui kemampuan pergerakan klien). Mengajarkan

(70)

klien/keluarga (misalnya untuk mencegah kekakuan, pengecilan pada tulang).

Mengajarkan

klien/keluarga teknik mengubah posisi tubuhnya (misalnya dari posisi tidur terlentang ke posisi duduk).

Mengukur tekanan darah, nadi dan pernafasan sebelum dan sesudah aktivitas. Menganjurkan

klien/keluarga untuk mengubah posisi setiap 2 jam.

Mengajarkan

klien/keluarga teknik berpindah tempat. Meganjurkan kepada keluarga untuk mengawasi aktivitas klien.

(71)

(misalnya motivasi, memberi semangat). Memberitahukan informasi tentang latihan pergerakan kepada klien/keluarga (misalnya untuk mencegah kekakuan, pengecilan pada tulang).

4 1. Menanyakan

kemampuan klien mengenai aktivitas yang mampu dilakukan. 2. Memberitahukan

klien/keluarga untuk menggunakan teknik penghematan energi (misalnya mandi dengan duduk, duduk untuk melakukan aktivitas).

S : Ny.D mengatakan

merasa lemah, letih, sesak dan merasa tidak nyaman pada saat beraktvitas. Ny.D mengatakan ketidakmampuan dan ketidak berdayaan untuk melakukan aktivitas

O: Tirah baring atau

imobilisasi

(72)

3. Memberi bantuan dengan aktivitas fisik (misalnya berpindah, mengubah posisi dan perawatan personal). 4. Mengukur tekanan

darah, nadi, dan pernafasan sebelum dan sesudah

aktivitas.

5. Memberitahukan klien/keluarga penggunaan teknik napas terkontrol selama aktivitas (misal teknik nafas dalam).

6. Memberitahukan informasi tentang intoleransi aktivitas kepada

klien/keluarga.

bergerak,tampak sesak saat melakukan

aktivitas RR: 21x/menit Sebelum melakukan aktivitas, dan sesudah 26x/menit.

Nadi melemah dan menurun sesudah melakukan aktivitas (sebelum: 80x/menit dan sesudah:

69x/menit).

TD sebelum aktivitas 140/90 mmHg, sesudah aktivitas 160/100 mmHg

A: Intoleransi

aktivitas

P: Intervensi

(73)

yang mampu dilakukan. Memberitahukan klien/keluarga untuk menggunakan teknik penghematan energi (misalnya mandi dengan duduk, duduk untuk melakukan aktivitas).

(74)

nafas dalam). Memberitahukan informasi tentang intoleransi aktivitas kepada klien/keluarga. 5 Jumat

1. Menanyakan kemampuan klien untuk bergerak dengan skala 0-4 (untuk mengetahui kemampaun pergerakan klien). 2. Mengajarkanklien/ke

luarga latihan pergerakan aktif dan pasif untuk

mempertahankan dan meningkatkan

kekuatan dan ketahanan otot (misalnya menggerakkan ekstremitas atas dan bawah

S : Ny. D mengatakan

bahwa ekstremitas atas dan bawah sinistra terasa kaku dan sulit digerakkan.

O : Ekstremitas atas

sinistra dan ekstremitas bawah sinistra klien tampak kaku. Tidak terdapat

(75)

dengancaramengang akat, menurunkan, dan mendekatkan siku ke dada kemudian meluruskan kembali). 3. Mengajarkan

klien/keluarga teknik mengubah posisi tubuhnya (misalnya dari posisi tidur terlentang ke posisi duduk).

4. Mengukur tekanan darah, nadi dan pernafasan sebelum dan sesudah

aktivitas.

5. Menganjurkan/meny arankan

klien/keluarga untuk mengubah posisi setiap 2 jam

bernilai 2 pada ektremitas bawah sinistra.

Tampak pada otot ekstremitas atas sinistra dan ekstremitas bawah sinistra klien

mengalami pengecilan atau athropi.

Klien tidak dapat berdiri tegak.

Tidak dapat melakukan pronasi dan supinasi secara normal.

A: Masalah hambatan

mobilisasi fisik belum teratasi.

Ekstremitas atas

sinistra dan ekstremitas bawah sinistra tampak kaku.

(76)

(misalnya dengan miring kanan dan miring kiri). 6. Mengajarkan

klien/keluarga teknik berpindah tempat (misalnya dari tempat tidur ke kursi roda)

7. Meganjurkan kepada keluarga untuk mengawasi aktivitas klien (untuk

mencegah terjadinya kecelakaan seperti jatuh dari kursi roda atau dari tempat tidur).

8. Memberikan penguatan positif selama aktivitas (misalnya motivasi, memberi semangat). 9. Memberitahukan

sinistra klien

mengalami pengecilan atau athropi.

Klien tidak dapat berdiri tegak.

Tidak dapat melakukan pronasi dan supinasi secara normal.

P : Intervensi

(77)

informasi tentang pentingnya latihan pergerakan kepada klien/keluarga (misalnya untuk mencegah kekakuan, pengecilan pada tulang).

6 1. Menanyakan

kemampuan klien mengenai aktivitas yang mampu dilakukan. 2. Memberitahukan

klien/keluarga untuk menggunakan teknik penghematan energi (misalnya mandi dengan duduk, duduk untuk

melakukan aktivitas. 3. Memberi bantuan

dengan aktivitas fisik (misalnya berpindah,

S : Ny.D mengatakan

merasa lemah, letih, sesak dan merasa tidak nyaman pada saat beraktvitas. Ny.D mengatakan ketidakmampuan dan ketidak berdayaan untuk melakukan aktivitas

O: Tirah baring atau

imobilisasi

(78)

mengubah posisi dan perawatan personal. 4. Mengukur tekanan

darah, nadi, dan pernafasan sebelum dan sesudah

aktivitas).

5. Memberitahukan klien/keluarga penggunaan teknik napas terkontrol selama aktivitas (misal teknik nafas dalam).

6. Memberitahukan informasi tentang intoleransi aktivitas kepada

klien/keluarga.

aktivitas RR: 21x/menit Sebelum melakukan aktivitas, dan sesudah 26x/menit.

Nadi melemah dan menurun sesudah melakukan aktivitas (sebelum: 80x/menit dan sesudah:

69x/menit).

TD sebelum aktivitas 140/90 mmHg, sesudah aktivitas 160/100 mmHg

A: Intoleransi

aktivitas

P: Intervensi

(79)

Gambar

Tabel 2.1. Daftar rentang gerak

Referensi

Dokumen terkait

KD: Menguasai bahasa Inggris lisan dan tulisan, reseptif dan produktif dalam segala aspek. komunikatifnya (linguistik,wacana,sosiolinguistik

Visual inspections (Figure 7) document the spatial trend that was already displayed in the scatter plot; a significant increase of impervious surface goes along with

Berdasarkan keputusan rupST pada tahun 2014, Laba Bersih perseroan tahun 2013 seluruhnya dicadangkan untuk modal kerja Perseroan dan enitas anak dalam rangka

With use of the personal data definition in the current Directive 95/46/EC and the Draft General Data Protection Regulation, some types of geographic data

CATATAN ATAS INFORMASI TAMBAHAN (Lanjutan) Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain). PT MITRA INVESTINDO Tbk

These collected and created geo-datasets and maps are then published, including a Digital Object Identifier (DOI) to facilitate scholarly reuse and citation of the data, in a web

Figure 4 and 5 show the result of path finding within the Doha WTC building in Qatar. There is a hazard event, e.g. fire, located on the ground floor. A mesh generated in the

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi dan tidak dicatat pada nilai wajar karena nilai wajarnya