TUGAS AKHIR
SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA DINAS PERHUBUNGAN
KOTA MEDAN
Oleh:
CHRISANTI ANGEL CAROLINE MARPAUNG 122102108
PROGRAM STUDI D-III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MEDAN
NAMA : CHRISANTI ANGEL CAROLINE MARPAUNG
PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR
NIM : 122102108
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI
JUDUL : SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN DAN
PENGELUARAN KAS PADA DINAS
PERHUBUNGAN KOTA MEDAN
Medan, __________ 2015
NIM. 122102108
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, yang telah
melimpahkan berkat dan anugrah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul “Sistem Akuntansi Penerimaan
dan Pengeluaran Kas Pada Dinas Perhubungan Kota Medan.” Dimana tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah guna memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan kelulusan pendidikan program Diploma pada Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Pada penyusunan tugas akhir ini tidak
semata-mata hasil kerja penulis sendiri, melainkan juga berkat dan bimbingan dari
pihak-pihak yang telah membantu, baik secara materi, maupun non materi. Maka
dari itu penulis ingin mengucapkan terima kasih dan rasa hormat
sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku Ketua Program Studi Jurusan D-3
Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak selaku dosen pembimbing penulis yang telah
banyak memberikan masukan dan arahan kepada penulis dan sabar
membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
4. Seluruh dosen serta staff pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
dengan selesai serta membantu saya dalam menuntut ilmu di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis USU
5. Dinas Perhubungan Kota Medan dan seluruh pegawai khususnya (Ibu Imelda,
Ibu Nurhalimah, Pak Gaol Kak Shinta) yang telah banyak membantu,
memberikan arahan serta informasi-informasi dalam memenuhi penyusunan
tugas akhir ini.
6. Teristimewa buat Ayahanda Ir. S.M. Marpaung dan Ibunda Y. Br. Sihombing
yang dengan penuh kesabaran telah membesarkan, mendidik dan yang tak
henti-hentinya banyak memberikan dukungan atas penulis baik moril maupun
materil, serta selalu mendoakan penulis disetiap kesempatan yang ada dan
juga kakak, abang saya yang sangat saya cintai yang telah memberikan
motifasi. Semoga tugas akhir ini dapat membuat orangtua serta kakak dan
abang tercinta bangga dan bahagia terhadap penulis.
7. Sahabat- sahabat penulis, terima kasih atas perhatian, dukungan, kerja sama
serta doa kalian.
Akhir kata penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam
penulisan tugas akhir ini, dan semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi
pembaca
Medan, 2015
Penulis
Chrisanti Angel Caroline Marpaung
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
D. Rencana Penulisan ... 5
1. Jadwal survei/observasi ... 5
2. Rencana Isi ... 6
BAB II : DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN ... 8
A. Sejarah Singkat ... 8
1. Visi Dinas perhubungan Kota Medan ... 8
2. Misi Dinas Perhubungan Kota Medan ... 8
3. Tujuan Dinas Perhubugan Kota Medan ... 10
C. Job Description ... 14
D. Jaringan Kegiatan ... 30
E. Kinerja Kegiatan Terkini ... 30
F. Rencana Kegiatan ... 32
BAB III : SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN ... 34
A. Pengertian Sistem Akuntansi ... 34
B. Unsur – Unsur Sistem Akuntansi ... 35
C. Prosedur Penerimaan Kas ... 39
D. Prosedur Pengeluaran Kas ... 40
E. Pelaksanaan dan Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas ... 43
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 52
A. Kesimpulan ... 52
B. Saran ... 52
DAFTAR PUSTAKA 53
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1 Logo Dinas Perhubungan Kota Medan ... 9
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan dunia bisnis di era global
ini menuntut seluruh perusahaan atau instansi pemerintah untuk memperoleh
keuntungan yang maksimal. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai
diperlukan suatu manajemen yang dapat mengatur segala sesuatu berkaitan
dengan kegiatan-kegiatan perusahaan supaya lebih baik. Salah satu keputusan
yang harus diambil oleh manajemen adalah tentang pengelolaan kas.
Kas adalah salah satu unsur aktiva yang paling penting karena kas
merupakan alat pertukaran atau pembayaran yang siap dan bebas digunakan
untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Manajemen bertanggung
jawab atas penerimaan dan pengeluaran kas. Dalam hal penerimaan kas,
terdapat sumber penerimaan yaitu penerimaan kas dari penjualan tunai dan
penerimaan kas dari piutang. Sedangkan untuk pengeluaran kas dapat
dilakukan melalui dua cara yaitu dengan menggunakan cek dan uang tunai.
Hampir setiap transaksi perusahaan dengan pihak luar menggunakan
kas. Oleh karena itu kas mempunyai sifat mudah dipindahtangankan dan
tidak dapat dibuktikan pemiliknya maka uang kas yang keluar akan mudah
disalahgunakan. Melihat kondisi kas yang demikian beresiko, maka sangat
penting untuk dibuatkan suatu perlindungan terhadap kas dalam aktivitas
perusahaan. Sistem perlindungan ini berkaitan dengan sistem pengendalian
internal perusahaan yakni berupa suatu sistem dan prosedur penerimaan dan
pengeluaran kas yang baik.
Dengan adanya sistem dan prosedur penerimaan dan pengeluaran kas
ini dapat diketahui bagaimana pergerakan keluar masuknya uang kas,
sehingga kontrol terhadap uang kas dapat berlangsung dengan baik.
Adanya kontrol internal yang teratur terhadap posisi laporan keuangan
suatu perusahaan atau pada instansi pemerintah ,akan dapat meminimalkan
adanya kemungkinan penyelewengan atas kas. Pada dasarnya pengendalian
intern bukan dimaksudkan untuk meniadakan semua kemungkinan kesalahan
yang terjadi, akan tetapi sistem pengendalian internal diterapkan untuk
menekankan terjadinya kesalahan dan penyelewengan dalam batas-batas yang
wajar sehingga kalaupun terjadi kesalahan atas kas dapat diketahui.
Menurut Mulyadi, struktur pengendalian internal meliputi struktur
organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga
kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,
mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Dari
definisi tersebut tujuan sistem pengendalian internal dapat dikelompokkan
menjadi dua, pertama pengendalian internal akuntansi (internal accounting
control) yang meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi serta mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansi. Kedua pengendalian internal
administratif (internal administrative control) yang meliputi struktur
mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen suatu sistem dan
prosedur penerimaan dan pengeluaran kas yang baik. Dengan adanya sistem
dan prosedur penerimaan dan pengeluaran kas ini dapat diketahui bagaimana
pergerakan keluar masuknya uang kas, sehingga control terhadap uang kas
dapat berlangsung dengan baik.
Adanya kontrol internal yang teratur terhadap posisi laporan keuangan
suatu perusahaan, akan dapat meminimalkan adanya kemungkinan
penyelewengan atas kas.
Pada dasarnya pengendalian intern bukan dimaksudkan untuk
meniadakan semua kemungkinan kesalahan yang terjadi, akan tetapi sistem
pengendalian internal diterapkan untuk menekankan terjadinya kesalahan dan
penyelewengan dalam batas-batas yang wajar sehingga kalaupun terjadi
kesalahan atas kas dapat diketahui. Menurut Mulyadi, struktur pengendalian
internal meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan
keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya
kebijakan manajemen. Dari definisi tersebut tujuan sistem pengendalian
internal dapat dikelompokkan menjadi dua, pertama pengendalian internal
akuntansi (internal accounting control) yang meliputi struktur organisasi,
metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga
kekayaan organisasi serta mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
Kedua pengendalian internal administratif (internal administrative control)
yang meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
kebijakan manajemen. Berdasarkan asumsi diatas maka penulis menaruh
minat melakukanpenelitian dengan judul “Sistem Akuntansi Penerimaan
dan Pengeluaran Kas pada Dinas Perhubungan Kota Medan.”
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan di bahas dalam tugas akhir yang penulis
sedang kerjakan mengenai prosedur penerimaan kas, prosedur pengeluaran kas
dan pengawasan kas pada Dinas Perhubungan Kota Medan.
Yang menjadi rumusan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah penerapan sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas telah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada Dinas Perhubungan Kota
Medan?
2. Apakah sudah dilakukan pelaksanaan dan prosedur yang baik terhadap
penerimaan dan pengeluaran kas dalam aktivita sperusahaan tersebut?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
a. Untuk mengetahui bagaimanakah sistem akuntansi yang diterapkan
pada bagian APBN Dinas Perhubungan Kota Medan.
b. Untuk mengetahui apakah sudah dilakukannya pelaksanaan dan
prosedur yang baik terhadap penerimaan dan pengeluaran kas pada
perusahaan tersebut.
2. Manfaat Penelitian
2. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai
sistem akuntansi pada suatu perusahaan.
3. Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan bagi pihak akademisi yakni
memberikan wawasan yang baru mengenai sistem akuntansi.
4. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi
pihak yang ingin meneliti atau membahas lebih lanjut mengenai sistem
akuntansi.
D. Rencana Penulisan
1. Jadwal Survei/ Observasi
Penelitian ini dilakukan di Dinas Perhubungan Kota Medan Jl. Pinang Baris
[image:15.595.114.513.484.741.2]No 114 A Medan.
Tabel 1.1
Jadwal Survei/Observasi
No Kegiatan April 2015 Mei 2015
I II III IV I II III IV
1. Pengesahan Penulisan Tugas
Akhir
2. Pengajuan Judul 3. Permohonan Izin Riset
4. Pengumpulan Proposal
5. Penunjukan Dosen Pembimbing
6. Pengumpulan Data
7. Penyusunan Tugas Akhir
8. Bimbingan Tugas Akhir
2. Rencana Isi
Secara garis besar pembahasan dibagi atas empat bab, dimana
setiap babnya dibagi atas beberapa sub bab sesuai dengan pembahasannya.
Adapun rencana isi dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini, penulis akan menguraikan mengenai latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian dan rencana penulisan yang terdiri dari jadwal
survey/observasi dan rencana isi.
BAB II : DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN
Pada bab ini penulis memaparkan tentang gambaran umum
instansi meliputi; sejarah ringkas, struktur organisasi, job
description, jaringan kegiatan, kinerja kegiatan terkini dan
rencana kegiatan.
BAB III : SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN DAN
PENGELUARAN KAS PADA DINAS PERHUBUNGAN
KOTA MEDAN
Pada bab ini, penulis akan menganalisa data yang diperoleh
dari penelitian berdasarkan teori yang disertai evaluasi hasil
analisa yang diuraikan, yaitu tentang pengertian sistem
akuntansi, unsur-unsur sistem akuntansi, prosedur penerimaan
penerimaan dan pengeluaran kas pada Dinas Perhubungan
Kota Medan.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini, penulis mencoba menyimpulkan hasil penelitian
yang didapat dengan menganalisa data yang tersedia serta
memberikan saran yang dianggap penting untuk perbaikan
BAB II
DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN
A. Sejarah Ringkas
Sebagai gambaran umum Dinas Perhubungan Kota Medan sebelum
tahun 2002 semula bernama Cabang Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya
(LLAJR) yang berada di bawah induk Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya
(LLAJR) Tingkat I Provinsi Sumatera Utara yang kemudian diubah namanya
menjadi Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (LLAJR) sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2002 tentang penyerahan sebagian
wewenang pemerintah pusat tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan kepada
daerah provinsi dan kabupaten/kota yang sampai sekarang dikenal dengan
nama Dinas Perhubungan Kota Medan.
1. Visi Dinas Perhubungan Kota Medan
Adapun visi dan misi dari Dinas Perhubungan Kota Medan adalah sebagai
berikut :
“ Visi Dinas Perhubungan Kota Medan adalah mewujudkan penyelenggaran
pelayanan perhubungan yang handal, berdaya saing danmemberikan nilai
tambah dalam upaya menciptakan masyarakat Kota Medan yang beriman,
maju, mandiri, mapan dan berkeadilan di dalam kebhinekaan yang didukung
tata pemerintahan yang baik”.
2. Misi Dinas Perhubungan Kota Medan
Yang menjadi Misi dari Dinas Perhubungan Kota Medan adalah:
a. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, baik aparatur
maupun masyarakat.
b. Mewujudkan sistem angkutan massal terpadu.
c. Menyediakan aksesibilitas transportasi bagi semua golongan.
d. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja pelayanan transportasi.
e. Mempromosikan transportasi yang tertib, selamat dan ramah.
[image:19.595.226.390.297.502.2]Makna Logo Dinas Perhubungan Kota Medan
Gambar 2.1
Logo Dinas Perhubungan Kota Medan Sumber: Dinas Perhubungan Kota Medan
Logo Departemen Perhubungan adalah suatu bentuk simbolis yang
menggambarkan keluarga besar perhubungan. Adapun makna dari logo
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Roda Bergerigi berarti Matra Perhubungan Darat.
b. Jangka berarti Matra Perhubungan Laut.
c. Burung Garuda berarti Matra Perhubungan Udara.
e. Warna Logo Biru Langit (Cenrulean Blue) berarti Kedamaian, dan
kuning berarti Keagungan.
3. Tujuan Dinas Perhubungan Kota Medan
Adapun tujuan dari Dinas Perhubungan ini adalah untuk
mewujudkan pelayanan yang baik di bidang perhubungan yang semakin
maju agar dapat terus memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai dengan
kemajuan Ilmu dan Tekhnologi yang berlaku.
B. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas
wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya
hubungan / keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah
untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut.
Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian instansi yang telah ditetapkan
sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam
instansi.
Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat
diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui
kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat
Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan
persorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi melaksanakan
serangkaian kegiatan tertentu dan memncakup tata hubungan secara vertikal
melalui saluran tunggal.
Susunan Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Medan 1. Kepala Dinas
2. Sekretaris
3. Kepala Sub Bagian Umum
4. Kepala Sub Bagian Keuangan
5. Kepala Sub Bagian Penyusunan Program
6. Kepala Bidang Teknik Sarana dan Prasarana Angkutan Darat
7. Kepala Seksi Teknik Perbengkelan Karoseri
8. Kepala Seksi Pengembangan Teknik Pengujian Kendaraan Bermotor
9. Kepala Seksi Pengembangan Teknik Terminal
10. Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Darat
11. Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas
12. Kepala Seksi Angkutan Darat
13. Kepala Seksi Pengendalian dan Ketertiban
14. Kepala Bidang Perhubungan Laut dan Udara
15. Kepala Seksi Kepelabuhan dan Kebandarudaraan
16. Kepala Seksi Lalu Lintas dan Angkutan Laut
17. Kepala Seksi Penunjang Pelayaran
19. Kepala Seksi Parkir Khusus
20. Kepala Seksi Parkir Harian Tepi Jalan (wilayah I)
21. Kepala Seksi Parkir Harian Tepi Jalan (wilayah II)
22. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Tipe A
Gambar 2.2
[image:23.595.130.509.108.588.2]Jumlah sumber daya manusia di lingkungan Dinas Perhubungan Kota
Medan berjumlah 1211 orang yang terdiri dari 560 Pegawai Negeri Sipil (PNS)
dan 651 orang Pegawai Harian Lepas (PHL) yang tersebar di seluruh sub unit
organisasi ditambah Personil TNI yang diperbantukan sebanyak 4 orang.
C. Job Description
Berikut ini adalah job description dari setiap unit pada Dinas Perhubungan
Kota Medan yang terdiri dari:
1. Kepala Dinas
Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan mempunyai tugas dan kegiatan
sebagai berikut:
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang perhubungan.
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
perhubungan.
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perhubungan.
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
2. Sekretaris
Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Medan mempunyai tugas dan kegiatan
sebagai berikut:
a. Penyusunan Rencana Kerja Kesekretariatan.
c. Penyelenggaraan Pelayanan Administrasi Kesekretariatan yang meliputi
Administrasi Umum, Kepegawaian, Keuangan dan Kerumahtanggaan
SKPD.
d. Pengelolaan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, Pengembangan
Organisasi dan Ketatalaksanaan yaitu: merumuskan rencana
pengembangan sumber daya aparatur, kelembagaan dan ketatalaksanaan
serta meneruskannya kepada catasan untuk mendapat pertimbangan dan
persetujuan.
3. Kepala Sub Bagian Umum
Kepala Sub Bagian Umum mempunyai tugas dan kegiatan sebagai berikut:
a. Penyusunan Rencana Program dan kegiatan Sub. Bagian Umum.
b. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi tata naskah dinas;
penataankearsipan; perlengkapan dan penyelenggaraan kerumahtanggaan
SKPD.
c. Administrasi Kepegawaian
d. Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan;
ketatalaksanaan dan kepegawaian.
e. Penyiapan bahan pembinaan,pengawasan dan pengendalian.
f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan tugas
4. Kepala Sub Bagian Keuangan
Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas dan kegiatan sebagai berikut:
a. Penyusunan rencana dan kegiatan Sub Bagian Keuangan.
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan.
c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan
penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan dan
verifikasi.
d. Penyiapan bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi
keuangan.
e. Penyusunan laporan keuangan yaitu menyiapkan laporan keuangan
SKPD.
f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian.
g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas
yaitu menyiapkan rancangan penyusunan laporan pendapatan.
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
5. Kepala Sub Bagian Penyusunan Program
Kepala Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas dan kegiatan
sebagai berikut:
a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan sub bagian penyusunan
program.
b. Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana dan
c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program dinas.
d. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian.
e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
6. Kepala Bidang Teknik Sarana dan Prasarana Angkutan Darat
Kepala Bidang Teknik Sarana dan Prasarana Angkutan Darat mempunyai tugas
dan kegiatan sebagai berikut:
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan bidang teknik sarana dan
prasarana angkutan darat.
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup perbengkelan kroseri,
pengembangan teknik pengujian kendaraan bermotor, dan pengembangan
teknik terminal.
c. Pelaksanaan proses perizinan dan pelayanan lainnya lingkup bengkel
umum kendaraan bermotor, usaha mendirikan pendidikan dan latihan
mengemudi.
d. Pengkoordinasian kegiatan di bidang pelayanan dan pengembangan
terminal.
e. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan terminal yang bukan unit pelaksana
teknis (UPT) Dinas.
f. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan lingkup bidang sarana dan
g. Penyiapan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang sarana dan
prasarana angkutan darat. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala
dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.
7. Kepala Seksi Teknik Perbengkelan Karoseri
Kepala Seksi Teknik Perbengkelan Karoseri mempunyai tugas dan kegiatan
sebagai berikut:
a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan seksi teknik perbengkelan
karoseri.
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup teknik perbengkelan karoseri.
c. Pengumpulan dan pengolahan data lingkup teknik perbengkelan karoseri.
d. Menyelenggarakan proses pemberian izin usaha bengkel umum
kendaraan bermotor izin usaha mendirikan pendidikan dan latihan
mengemudi sesuai dengan peraturan pemerintah kota.
e. Penyiapan bahan dan data pembinaan, pengawasan terhadap kegiatan
perbengkelan.
f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala bidang sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
8. Kepala Seksi Pengembangan Teknik Pengujian Kendaraan Bermotor
Kepala seksi Pengembangan Teknik Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas
Perhubungan Kota Medan dengan tugas sebagai berikut:
a. Menyusun program seksi pengembangan Pengujian Kenderaan
b. Melakukan pembinaan kepada kepada seluruh staf seksi Pengembangan
Pengujian Dinas Perhubungan Kota Medan.
c. Berkoordinasi dengan para Kepala UPT Pengujian terhadap peningkatan
pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor di Kota Medan.
d. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
e. Berkoordinasi dengan instansi lain.
9. Kepala Seksi Pengembangan Teknik Terminal
Kepala Seksi Pengembangan Teknik Terminal mempunyai tugas dan kegiatan
sebagai berikut:
a. Penyiapan rencana, program yang kegiatan bidang teknis sarana dan
prasarana angkutan darat.
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup perbengkelan kroseri,
pengembangan teknik pengujian kendaraan bermotor, dan pengembangan
teknik terminal.
c. Melaksanakan koordinasi kegiatan di bidang pelayanan, pengembangan
pengeloaan terminal yang bukan unit pelaksanaan teknis (UPT) dinas
dalam hal ini 2 (dua) terminal yaitu terminal penumpang sambu dan
terminal penumpang belawan.
d. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala bidang sesuai dengan tugas
dan fungsinya
Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Darat mempunyai tugas dan kegiatan
sebagai berikut:
a. Penyusunan Rencana Kerja Angkutan Darat, Manajemen dan Rekayasa
Lalu Lintas dan Pengendalian dan Ketertiban.
b. Pelaksanaan proses dan pelayanan perizinan angkutan darat, manajemen
dan rekayasa lalu lintas dan pengendalian dan ketertiban.
c. Pelaksanaan evaluasi penyusunan rencana kerja, pelayanan serta
pengawasan dan pengendalian di bidang angkutan darat, manajemen dan
rekayasa lalu lintas dan pengendalian dan ketertiban.
d. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai
dengan bidang tugasnya.
11. Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas.
Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas mempunyai tugas sebagai
berikut:
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Manajemen dan
Rekayasa Lalu Lintas;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Manajemen dan Rekayasa
Lalu Lintas;
c. Pengumpulan, pengolahan data lingkup Manajemen dan Rekayasa Lalu
Lintas;
d. Pelaksanaan kegiatan pelayanan di bidang Manajemen dan Rekayasa
e. Penyiapan bahan dan data penyusunan dan penetapan rencana umum
jaringan transportasi jalan kota, penetapan kelas jalan pada jaringan jalan,
penetapan jaringan lintas angkutan barang pada jaringan monitoring,
evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya.
12. Kepala Seksi Angkutan Darat
Kepala Seksi Angkutan Darat mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Melakukan pembinaan dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaran
Angkutan umum, dalam upaya memenuhi kebutuhan dan ketersediaan
angkutan dari sisi :
1. Keselamatan;
2. Keamanan;
3. Kenyamanan;
4. Keterjangkauan;
5. Kesetaraan dan keteraturan.
b. Melakukan pembinaan terhadap angkutan orang dan/atau barang yang
menggunakan kendaraan bermotor maupun tidak bermotor.
13. Kepala Seksi Pengendalian dan Ketertiban
Kepala Seksi Pengendalian dan Ketertiban mempunyai tugas dan kegiatan
sebagai berikut:
a. Mempersiapkan rencana, program kegiatan rutin dalam hal ini memantau
b. Mempersiapkan bahan-bahan petunjuk teknis yang akan diterapkan di
lapangan dalam lingkup pengendalian dan ketertiban.
c. Mengumpulkan dan mengelola data sebagai bahan masukkan untuk
kajian kerja seksi pengendalian dan ketertiban.
d. Memberi pelayanan melalui izin yang dikeluarkan untuk menggunakan
jalan di luar kepentingan lalu lintas.
e. Memberi pembinaan, pengawasan bagi para pemegang izin yang
dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan.
f. Membuat bahan evaluasi dan monitoring hasil kerja di lapangan.
g. Menerima dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala
bidang lalu lintas dan angkutan darat.
14. Kepala Bidang Perhubungan Laut dan Udara
Kepala Bidang Perhubungan Laut dan Udara mempunyai mempunyai fungsi
sebagai berikut:
a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Perhubungan Laut
dan Udara;
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup kepelabuhan dan kebandarudaraan,
lalu lintas dan angkutan laut dan penunjang keselamatan pelayaran;
c. Pelaksanaan proses perizinan, rekomendasi, dan pelayaran lainnya
lingkup kepelabuhan, kebandarudaraan, lalu lintas dan angkatan laut, dan
penunjang keselamatan pelayaran meliputi Surat Izin Berlayar (SIB), izin
kegiatan pengerukan kegiatan reklamasi, izin kegiatan pengerukan di
izin usaha perusahaan angkutan laut dan lainnya sesuai dengan urusan
pemerintahan kota;
d. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan, pengendalian lingkup ke
pelabuhan, kebandarudaraan, lalu lintas dan angkutan laut, dan
penunjang keselematan pelayaran;
e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang
perhubungan laut dan udara;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
15. Kepala Seksi Kepelabuhan Dan Kebandarudaraan
Kepala Bidang Kepelabuhan dan Kebandarudaraan mempunyai tugas sebagai
berikut:
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan seksi Kepelabuhan dan
Kebandarudaraan;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Kepelabuhan dan
Kebandarudaraan;
c. Pelaksanaan proses perizinan dan pelayanan lainnya lingkup
Kepelabuhan dan Kebandarudaraan meliputi izin kegiatan pengerukan,
izin kegiatan reklamasi di wilayah perairan pelabuhan khusus lokal dan
lainnya sesuai dengan urusan pemerintahan kota;
d. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan pembinaan, pengawasan,
e. Penyiapan bahan dan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
16. Kepala Seksi Lalu Lintas dan Angkutan Laut
Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut mempunyai tugas sebagai
berikut:
a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan seksi lalu lintas dan angkutan
laut;
b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup lalu lintas dan angkutan laut;
c. Pelaksanaan proses perizinan dan pelayanan lainnya lingkup lalu lintas
danangkutan laut meliputi izin usaha perusahaan angkutan laut, izin
usaha pelayaran rakyat, izin usaha ekspedisi dan lainnya sesuai dengan
urusan pemerintahan kota;
d. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan pembinaan, pengawasan,
pengendalian lingkup lalu lintas dan angkutan laut;
e. Penyiapan bahan dan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
tugas;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Kepala Seksi Penunjang Pelayaran mempunyai tugas dan fungsi sebagai
berikut:
a. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penunjang keselamatan
pelayaran;
b. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan pembinaan, pengawasan,
pengendalian lingkup penunjang keselamatan pelayaran;
c. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala bidang sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
18. Kepala Bidang Perparkiran
Kepala bidang perparkiran mempunyai tugas dan kegiatan sebagai berikut:
a. Penyusunan rencana verja di bidang perparkiran yaitu:
1) Mengumpulkan dan menyusun data informasi sebagai bahan untuk
rencana kerja di bidang perparkiran.
2) Mempelajari dasar-dasar penyelesaian tugas di bidang perparkiran.
3) Merumuskan kebutuhan dan dukungan prasarana sarana penyusunan
program Bidang Perparkiran di Kota Medan.
4) Menyusun rencana kerja tahunan Bidang Perparkiran.
5) Mengajukan rancangan kerja Bidang Perparkiran kepada Kepala
Dinas Perhubungan untuk mendapat koreksi atau persetujuan.
b. Pelaksanaan kegiatan perencanaan kegiatan perparkiran di kota Medan
1) Merumuskan kebutuhan data dan informasi relevan di bidang
perparkiran.
2) Mengumpulkan data informasi suatu peningkatan PAD Kota Medan.
3) Melaksanakan tugas lanjut hasil rapat koordinasi kerja berdasarkan
petunjuk atasan.
c. Melaksanakan monitoring evaluasi pendapatan retribusi parkir untuk
pelaksanaan target PAD Kota Medan yaitu:
1) Melaksanakan monitoring dan evaluasi target setiap lokasi parkir.
2) Menyusun akuntabilitas kinerja di bidang parkir untuk dilaporkan
kepada Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan.
d. Pelaksanaan koordinasi penyelesaian tugas SKPD yaitu:
1) Mewakili pelaksanaan tugas-tugas Kepala Dinas Perhubungan Kota
Medan berdasarkan persetujuan tertulis atasan.
2) Melaporkan pelaksanaan tugas-tugas kepada atasan.
3) Mengendalikan pelaksanaan penyusunan rencana dan evaluasi kerja.
e. Pelaksanaan pembinaan pengawasan dan pengendalian pengelolaan di
Bidang Perparkiran Kota Medan yaitu:
1) Membimbing bawahan untuk meningkatkan retribusi dan prestasi
kerja.
a) Memantau pelaksanaan disiplin kepegawaian sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
b) Menanda tangani DP3 bawahan, serta memberikan peringatan
kepada bawahan yang menyangkut pelanggaran disiplin sesuai
19. Kepala Seksi Parkir Khusus
Kepala Seksi Parkir Khusus mempunyai tugas dan kegiatan sebagai berikut:
a. Mengumpulkan dan menyusun data mengevaluasi tunggakan retribusi
penyetoran parkir.
b. Penyiapan rencana, program dan kegiatan parkir khusus.
c. Penyiapan bahan data pelaksanaan pelayanan di Bidang Parkir Khusus,
pemberian izin penyelenggaraan parkir di tempat-tempat khusus.
20. Kepala Seksi Parkir Harian Tepi Jalan (Wilayah I)
Kepala Seksi Parkir Harian Tepi Jalan (Wilayah I) mempunyai tugas dan
kegiatan sebagai berikut:
a. Mengumpulkan, menyusun data dan mengevaluasi tunggakan retribusi
penyetoran parkir.
b. Penyiapan rencana, program dan kegiatan parkir (penataan parkir).
c. Penyiapan bahan data pelaksanaan pelayanan parkir tepi jalan umum,
pemberian izin penyelenggaraan parkir di tepi jalan umum (Wilayah I).
21. Kepala Seksi Parkir Harian Tepi Jalan (Wilayah II)
Kepala Seksi Parkir Harian Tepi Jalan (Wilayah II) mempunyai tugas dan
kegiatan sebagai berikut:
a. Mengumpulkan, menyusun data dan mengevaluasi tunggakan retribusi
penyetoran parkir.
b. Penyiapan rencana, program dan kegiatan parkir (penataan parkir).
c. Penyiapan bahan data pelaksanaan pelayanan parkir tepi jalan umum,
22. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Tipe A
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Tipe A mempunyai tugas
sebagai berikut:
a. Melaksanakan dan bertanggung jawab terhadap seluruh tugas/pekerjaan
yang diberikan Kepala Dinas baik melalui perintah lisan maupun secara
tertulis dan melaporkannya kembali kepada Kepala Dinas.
b. Bertanggung jawab terhadap seluruh aset Pemerintah Kota Medan yang
ada di UPT Terminal serta perawatannya antara lain:
1) Kondisi bangunan dan alat penerangan bangunan dan jalan.
2) Peralatan kantor, ATK dan rambu-rambu yang ada.
3) Kondisi taman dan Lingkungan Hijau.
4) Kondisi tempat berjualan seperti kios dan loket serta kamar mandi.
5) Kondisi jalan dan pelataran Angkutan Kota, AKDP dan AKAP.
c. Menyusun dan melaporkan program yang akan dilaksanakan di UPT
Terminal.
d. Menyusun dan melaporkan Pengelolaan Administrasi Kepegawaian,
Keuangan, perlengkapan dan urusan Umum lainnya baik berupa laporan
harian maupun bulanan baik kepada Kepala Dinas, Kepala Bidang
Sarana dan Prasarana, kepada Kepala Tata Usaha dan kepada Bendahara
Penerima Dinas Perhubungan.
e. Bertanggung jawab terhadap seluruh staf dan kegiatan yang ada di UPT
1) Melaksanakan Apel Pagi jam 07.00, Apel Siang jam 14.00 dan Apel
Sore jam 18.00.
2) Menempatkan petugas pemungut TPR, petugas pengaturan Lalu
Lintas dan jaga malam, petugas administrasi, petugas pemungut
retribusi kamar mandi dan petugas kebersihan.
3) Melaksanakan kegiatan Sabtu bersih bersama staf di lingkungan UPT
Terminal.
f. Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan Angkutan baik Angkutan Kota,
Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP) dan Angkutan Kota Antar
Propinsi (AKAP) antara lain :
1) Menaikkan dan menurunkan penumpang didalam terminal.
2) Memberangkatkan AKDP dan AKAP sesuai dengan jam jalan (Time
Table)
3) Kenyamanan/keamanan penumpang yang tiba dan berangkat.
4) Memantau tarif yang berlaku yang telah ditentukan.
g. Bertanggung jawab serta melaporkan setiap hari atas seluruh pungutan
retribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang ada di UPT Terminal
antara lain :
1) Retribusi TPR, Retribusi Kamar Mandi, Parkir, Sewa Loket dan Sewa
Kios.
23. Isidentil Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) PKB
Kepala Unit Pelaksana Teknis mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Ditugaskan sebagai Pelaksana Harian Ka. UPTD Pengujian Medan.
b. Melaksanakan kegiatan Teknis Operasional dan Kegiatan Teknis
Penunjang meliputi :
1) Penyusunan Program UPT.
2) Pelaksanaan Pelayanan/Pembinaan pada UPT.
3) Menandatangani Metrix dan Buku Uji Berkala Kendaraan Bermotor
yang wajib uji.
4) Pelaksanaan tugas-tugas yang diberiskan Kepala Dinas sesuai dengan
bidang tugas dan fungsinya.
c. Melaksanakan sebagian kegiatan dinas di bidang Penyelenggaraan
Pengujian Kendaraan Bermotor.
D. Jaringan Kegiatan
Dinas Perhubungan adalah instansi pemerintah yang bergerak di pelayanan
transportasi darat, laut, dan udara.Instansi ini juga menyediakan sarana dan
prasarana yang mendukung transportasi.Dinas Perhubungan juga mengadakan
kegiatan pembangunan di bidang Unit Pelaksana Teknis (UPT).
E. Kinerja Kegiatan Terkini
Setiap instansi maupun perusahaan mempunyai rancangan kinerja yang
tujuan masing-masing. Adapun kinerja usaha terkini Dinas Perhubungan Kota
Medan antara lain adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan Jasa Pelayanan dalam Bidang Perhubungan
Dalam hal ini jasa pelayanan yang dimaksud adalah mengurus ataupun
mengeluarkan surat-surat maupun izin tertentu dari setiap jenis kendaraan
baik transportasi darat, laut, maupun udara.
2. Melakukan Pengutipan Retribusi
Retribusi daerah ini dilakukan dalam rangka memperoleh PAD (Pendapatan
Asli Daerah) yang lebih baik. Hal ini tentunya akan berdampak pada
kesejahteraan Kota Medan itu sendiri. Secara garis besar retribusi yang
dipungut oleh Dinas Perhubungan Kota Medan ini antara lain adalah:
a. Retribusi Terminal.
b. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah.
c. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor.
d. Retribusi Izin Trayek.
3. Melakukan Usaha Penertiban Lalu Lintas
Kegiatan yang dilakukan antara lain adalah:
a. Menggelar razia rutin surat-surat kendaraan bermotor.
Selain guna tertib lalu lintas hal ini juga dilakukan untuk mengurangi
adanya tindakan pencurian kendaraan bermotor.
b. Melakukan pembinaan dan penertiban bagi pengendara.
Hal ini dilakukan agar pengendara khususnya pengendara roda empat atau
ini parkir berlapis hingga kini masih menjadi perhatian, karena dapat
mengganggu kelancaran arus lalu lintas.
c. Melakukan pemasangan rambu disetiap jalan di Kota Medan
Rambu lalu lintas adalah untuk kepentingan bahkan keselamatan bersama
oleh karena itu pemasangan rambu di seluruh kawasan jalan di Kota
Medan terus dilakukan. Bahkan, meksi rambu kerap hilang dari lokasi
pemasangan rambu akan diganti dan melakukan koordinasi dengan pihak
kecamatan dan kelurahan.
F. Rencana Kegiatan
Rencana Kerja Dinas Perhubungan Tahun 2015 merupakan rencana
tahun kedua pelaksana pembangunan Rencana Strategis Dinas Perhubungan
Kota Medan Tahun 2014 – 2018. Rencana Kerja Dinas Perhubungan Kota
Medan Tahun 2015 disusun berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
Provinsi Sumatera Utara tahun 2015, Rencana Pembangungan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2014 – 2018 dan Rencana Strategis Dinas
Perhubungan Kota Medan Tahun 2014 – 2018, dimaksudkan untuk menjadi
acuan dalam pelaksaanaan tugas Dinas Perhubungan Kota Medan Tahun 2015.
Rencana Kerja Dinas Perhubungan Tahun 2015 berisi kebijakan pembangunan
perhubungan, yaitu transportasi dan kegiatan pendukungnya, yang akan
dibiayai baik melalui APBD dan APBN. Uraian ini akan diawali dengan
kondisi umum yang secara singkat menguraikan pencapaian kinerja sampai
Dengan arah kebijakan pada masing-masing bidang pembangunan
perhubungan, yang meliputi transportasi darat, transportasi laut, transportasi
udara, dan kegiatan penunjang transportasi, selanjutnya disusun
program-program pembangunan dikaitkan dengan kebutuhan pendanaan.
Tujuan disusunnya Renja Dinas Perhubungan Kota Medan adalah
sebagai dokumen perencanaan pembangunan dalam rangka penyusunan APBD
Provinsi Sumatera Uatara Tahun 2015 yang merupakan pegangan umum
perencanaan bidang Perhubungan di Sumatera Utara, yang merupakan
BAB III
SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN
A. Pengertian Sistem Akuntansi
SISTEM adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan
lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Setelah
mengetahui pengertian dari akuntansi (ba
sistem secara tersendiri, maka dengan mudah dapat menemukan pemahaman
mengenai sistem akuntansi. Sistem akuntansi sangat diperlukan dalam setiap
organisasi atau perusahaan, suat
untuk mencapai suatu tujuan perusahaan, agar terciptanya suatu efisiensi dan
efektifitas.
Menurut Warren, Reeve, Fees yang diterjemahkan oleh Aria Farahwati
dalam bukunya Reeve, Sistem akuntansi adalah metode dan prosedur untuk
mengumpulkan, mengklarifikasikan, mengikhtisarkan, dan melaporkan
informasi operasi dan keuangan sebuah perusahaan.
Sedangkan sistem akuntansi menurut Mulyadi dalam bukunya, sistem
akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi
sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang memudahkan
manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.
Menurut Howard F. Settler, Sistem Akuntansi adalah formulir-formulir,
catatan-catatan, prosedur - prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk
mengolah data mengenai usaha suatu kegiatan ekonomis dengan tujuan untuk
menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh
manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak lain yang
berkepentingan seperti pemegang saham, kreditor, dan lembaga-lembaga
pemerintah untuk menilai hasil operasi.
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sistem akuntansi
dibuat untuk memberikan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh
manajemen sebuah perusahaan atau instansi pemerintah guna memudahkan
pengelolaan perusahaan tersebut.
B. Unsur – Unsur Sistem Akuntansi
Fungsi utama sistem akuntansi adalah mendorong seoptimal mungkin
agar sistem tersebut dapat menghasilkan berbagai informasi akuntansi yang
terstruktur yaitu tepat waktu, relevan, dan dapat dipercaya. Unsur-unsur yang
terdapat suatu sistem akuntansi saling berkaitan satu sama lain, sehingga dapat
dilakukan pengolahan data mulai dari awal transaksi sampai dengan pelaporan
yang dapat dijadikan sebagai informasi akuntansi.
Terdapat 5 (lima)
unsure sistem akuntansi pokok
1. Formulir, merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. Formulir sering disebutdengan istilah dokumen, karena
dengan formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam
(didokumentasikan) di atas secarik kertas. Formulir sering pula disebut
dengan istilah media, karena formulir merupakan media untuk mencatat
ini, data yang bersangkutan dengan transaksi direkam pertama kalinya
sebagai dasar pencatatan dalam catatan.Dalam sistem akuntansi secara
manual (manual system), media yang digunakan untuk merekam pertama
kali data transaksi keuangan adalah formulir yang dibuat dari kertas (paper
form). Dalam sistem akuntansi dengan komputer (computerized system)
digunakan berbagai macam media untuk memasukan data ke dalam sistem
pengolahan data seperti: papan ketik (keyboard), optical and magnetic
characters and code, mice, voice, touch sensor dan cats.
2. Jurnal, merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data
lainnya. Seperti telah disebutkan di atas, sumber informasi pencatatan dalam
jurnal ini adalah formulir. Dalam jurnal ini data keuangan untuk pertama
kalinya diklasifikasikan menurut penggolongan yang sesuai dengan
informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Dalam jurnal ini
pula terdapat kegiatan peringkasan data, yang hasil peringkasannya (berupa
jumlah rupiah transaksi tertentu) kemudian di posting ke rekening yang
bersangkutan dalam buku besar.
3. Buku Besar (general ledger), terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya
dalam jurnal. Rekening-rekening dalam buku besar ini disediakan sesuai
dengan unsur-unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan.
menggolongkan data keuangan, di pihak lain dapat dipandang pula sebagai
sumber informasi keuangan untuk penyajian laporan keuangan.
4. Buku Pembantu (susbsidiary ledger), terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening
tertentu dalam buku besar. Buku besar dan buku pembantu merupakan
catatan akuntansi akhir (books of final entry), yang berarti tidak ada catatan
akuntansi lain lagi sesudah data akuntansi diringkas dan digolongkan dalam
rekening buku besar dan buku besar pembantu. Buku besar dan buku besar
pembantu disebut sebagai catatan akuntansi akhir juga karena setelah data
akuntansi keuangan dicatat dalam buku-buku tersebut, proses akuntansi
selanjutnya adalah penyajian laporan keungan, bukan pencatatan lagi ke
dalam catatan akuntansi.
5. Laporan, merupakan hasil akhir proses akuntansi yang berupa neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan laba ditahan, laporan harga pokok
produksi, laporan biaya pemasaran, laporan harga pokok penjualan, daftar
umur piutang, daftar utang yang akan dibayar, dan daftar saldo persediaan
yang lambat penjualannya.
Laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan,
merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi
selama tahun buku yang bersangkutan Baridwan.
Tujuan sistem akuntansi dalam mewujudkan sistem akuntansi yang baik,
pada dasarnya harus mengetahui pembangun sistem akuntansi itu sendiri,
daya lainnya didalam suatu perusahaan untuk mewujudkan tujuan perusahaan.
Tujuan sistem akuntansi merupakan suatu tujuan yang berdasarkan tujuan yang
ingin dicapai oleh perusahaan.
Dari setiap sistem akuntansi yang terdiri dari berbagai sistem sistem
mempunyai tujuan yang sama, sistem akuntansi sendiri dibuat oleh manajemen
dalam mengelola perusahaannya, maka dari itu untuk lebih jelasnya, tujuan
sistem akuntansi dapat dikemukakan dibawah ini.
Tujuan sistem akuntansi yang dikemukakan oleh Mulyadi dalam bukunya Sistem
Akuntansi adalah:
Tujuan umum pengembangan sistem akuntansi mempunyai tujuan utama
sebagai berikut:
1. Usaha menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru
2. Untuk meningkatan informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada,
baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya.
3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu
untuk memperbaiki tingkat keandalan (reability) informasi akuntansi, dan
untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan
perlindungan kekayaan perusahaan.
4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatn akuntansi.
Dari uraian tujuan sistem akuntansi diatas, dapat disimpulkan bahwa
sistem akuntansi merupakan faktor utama pendorong agar manajemen
perusahaan dapat menghasilkan informasi akuntansi yang terstruktur dan
C. Prosedur Penerimaan Kas
Prosedur penerimaan kas yang dilaksanakan Dinas Perhubungan Kota
Medan meliputi serangkaian proses pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan
pelaporan keuangan yang berkaitan dengan penerimaan kas serta
pertanggungjawaban kembali, proses ini dilakukan secara manual.
Kas yang diterima oleh Dinas Perhubungan Kota Medan adalah berupa
Anggaran Pendapatan dan belanja Daerah (APBD). Adapun prosedur yang
dilaksanakan oleh Dinas Perhuungan Kota Medan secara lebih rinci meliputi:
1. Pihak Instansi mengirimkan rencana Anggaran kepada Dinas Pendapatan
Daerah (Dispenda) dan pada kantor Walikota.
2. Setelah diteliti, Rencana Anggaran yang diajukan selanjutnya akan
disepakati dan disetujui bersama oleh pihak Dinas Perhubungan, Kantor
Walikota, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda).
3. Setelah anggaran disetujui, selanjutnya pihak Dinas Perhubungan
mengirimkan anggaran ke bank yang sudah ditunjuk untuk selanjutnya di
proses oleh instansi.
4. Pihak Instansi mengambil dana Anggaran melalui Bank yang telah ditunjuk
oleh Dinas Perhubungan.
5. Mencatat buku besar di Bagian Keuangan jumlah Anggaran yang diterima
dari Kantor Walikota.
6. Dana tersebut dikelola oleh pihak Instansi (Bagian Keuangan Dinas
Perhubungan Kota Medan) untuk membiayai semua kebutuhan/kegiatan
7. Bagian Keuangan membuat pembukuan atas pemakaian dana tersebut.
8. Pembukuan tersebut berisi tentang Realisasi Anggaran yang akan
diserahkan kepada Kantor Walikota setiap bulannya sebagai
pertanggungjawaban Instansi.
9. Jika terjadi kelebihan dana, maka dana tersebut akan dikembalikan lagi ke
Kantor Walikota.
Laporan yang dihasilkan dari prosedur penerimaan kas Dinas
Perhubungan Kota Medan adalah Laporan Realisasi Anggaran yaitu laporan
yang menyajikan informasi realisasi, pendapatan, dan pembiayaan instansi
dalam suatu periode tertentu.
D. Prosedur Pengeluaran Kas
Prosedur pengeluaran kas pada Dinas Perhubungan Kota Medan meliputi
serangkaian proses baik manual maupun terkomputerisasi mulai pencatatan,
penggolongan, peringkasan, transaksi atau kejadian keuangan serta pelaporan
keuangan dalam rangka pertanggungjawaban yang berkaitan dengan
pengeluaran kas pada Dinas Perhubungan Kota Medan.
Adapun prosedur pengeluaran kas secara rinci yang dilaksanakan oleh
Dinas Perhubungan Kota Medan meliputi:
1. Menerima berkas / kwitansi tagihan pembayaran
2. Melampirkan dokumen pendukung pengeluaran uang
4. Memaraf / meminta tanda tangan pengesahan persetujuan pembayaran di
bukti pengeluaran kas
5. Meminta pengesahan pejabat yang berhak menyetujui pembayaran di bukti
pengeluaran kas
6. Untuk pembayaran melalui bank dibuatkan cek / giro
7. Menandatangani / meminta tanda tangan pejabat yang berhak setuju bayar
pada cek / giro
8. Mencatat pada buku kas atau buku besar keuangan setiap jumlah
pengeluaran
9. Membuat laporan dalam bentuk Realisasi Anggaran untuk selanjutnya
dilaporkan kembali ke kantor walikota
Dokumen-dokumen pendukung yang digunakan pada prosedur
pengeluaran kas pada Dinas Perhubungan Kota Medan terdiri dari:
1. Kwitansi penagihan yang segera harus dibayar
2. Kwitansi pembayaran dan bukti penerimaan lainnya merupakan dokumen
sebagai tanda bukti pembayaran
3. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang diterbitkan oleh bendahara /
pejabat instansi yang memiliki kewenangan
4. Bukti transfer merupakan dokumen atau bukti apabila pembayaran
dilakukan melalui transfer antar bank
5. Buku besar pengeluaran kas merupakan catatan yang diselenggarakan oleh
fungsi akuntansi untuk mencatat atau menggolongkan semua transaksi atas
6. Buku besar pembantu merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi
akuntansi untuk mencatat transaksi – transaksi dan kejadian yang berisi
rincian item buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu
7. Bukti pembayaran (PPh Pasal 21 dan 22)
Untuk bisa menyusun suatu manual atau pedoman tentang sistem dan
prosedur pencatatan kas, maka terlebih dahulu harus diadakan analisa tentang
fungsi daripada pengeluaran kas tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut,
Ruchiyat Kosasi, Auditing, Prinsip Accounting, (2001 :102) mengemukakan,
sebagai berikut :
1. Pengeluaran kas harus diperinci agar dapat disusun suatu ikhtisar
laporan dan pencatatan, dari kedalam jurnal pengeluaran kas.
2. Dalam perusahaan kecil, pos-pos debet dapat berasal dari "voucher
register", jurnal pembelian (buku pembelian), atau dari perincian
faktur-faktur terpisah dari prosedur jurnal ataukah catatan harian. Jadi buku jurnal
atau pencatatan pengeluaran kas dipakai sebagai kontrol chek terhadap
buku-buku tersebut di atas.
3. Sebagian besar pos debet sebagai lawan pengeluaran kas adalah
pos-pos harta, utang dan biaya tetapi juga bisa berakibat pos-pos debet pada
kelompok rekening dalam neraca serta rugi laba. Catatlah pengeluaran kas
E. Pelaksanaan dan Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas Penerimaan dan Pengeluaran Kas Dinas Perhubungan Kota Medan
1. Penerimaan Kas
Penerimaan kas pada Dinas Perhubungan Kota Medan bersumber dari:
a. Retribusi Jasa Umum
b. Retribusi Parkir Di Tepi Jalan Umum
1) Parkir Harian Tepi Jalan Umum
2) Parkir Insidentil
c. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
1) Pengujian Kendaraan Bermotor
2) Pengujian Kendaraan Tidak Bermotor
d. Retribusi Jasa Usaha
e. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
1. Penggunaan Fasilitas Penunjang Terminal
f. Retribusi Terminal
1) Retribusi Pelayanan Terminal
g. Retribusi Tempat Khusus Parkir
1) Parkir Khusus Pelataran
h. Retribusi Perizinan Tertentu
i. Retribusi Izin Trayek
1) Retribusi Izin Trayek
2. Pengeluaran Kas
Pengeluaran kas pada Dinas Perhubungan Kota Medan baik keperluan
operasi secara umum mencakup:
A. Belanja Tidak Langsung
Belanja Tidak Langsung terdiri dari:
1. Belanja Pegawai, mencakup:
a) Gaji dan Tunjangan
Gaji Pokok PNS / Uang Representasi
b) Tunjangan Keluarga
Tunjangan Keluarga
c) Tunjangan Jabatan
Tunjangan Jabatan
d) Tunjangan Fungsional
Tunjangan Fungsional
e) Tunjangan Fungsional Umum
Tunjangan Fungsional Umum
f) Tunjangan Beras
Tunjangan Beras
g) Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus
Tunjangan PPh
h) Pembulatan Gaji
i) Iuran Asuransi Kesehatan
BPJS Ketenagakerjaan
2. Tambahan Penghasilan PNS
a) Tambahan Penghasilan berdasarkan beban kerja
Tambahan Penghasilan berdasarkan Beban Kerja untuk pegawai
Dinas Perhubungan sebanyak 505 PNS.
b) Tambahan Penghasilan berdasarkan Pertimbangan Objektif
Tambahan Penghasilan berdasarkan Pertimbangan Objektif untuk
pegawai Dinas Perhubungan sebanyak 505 PNS.
3. Insentif Pajak dan Retribusi Daerah
B. Belanja Langsung
Belanja Langsung terdiri dari:
1. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Telepon
- Tagihan Telepon
Belanja Air
- Tagihan Air
Belanja Listrik
- Tagihan Listrik
Belanja Modal
Belanja Modal Pengadaan Faximili
Belanja Modal Pengadaan Instalasi Listrik
- Pemasangan Instalasi Listrik
2. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
3. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
4. Penyediaan Alat Tulis Kantor
5. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
6. Penyediaan Makanan dan Minuman
7. Penyediaan Jasa Tenaga Pendukung Administrasi/Teknis Perkantoran
8. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor
9. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
10. Pengadaan Mebeleur
11. Pengadaan Komputer dan Perlengkapannya
12. Pemeliharaan Rutin / Berkala Kendaraan Dinas / Operasional
13. Pemeliharaan Rutin / Berkala Perlengkapan Gedung Kantor
14. Pelaksanaan Hari Besar Kegiatan nasional
15. Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya
16. Pendidikan dan Pelatihan Formal
17. Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan
18. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja
SKPD
19. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
20. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan Penyusunan Renja SKPD
21. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan Penyusutan Renstra SKPD
22. Penyusunan Kebijakan, Norma, Standar, dan Prosedur Bidang
Perhubungan
23. Penyusunan Rancangan Peraturan Walikota Bidang Perhubungan
24. Rehabilitrasi / Pemeliharaan Sarana Alat Pengujian Kendaraan
Bermotor
25. Rehabilitasi / Pemeliharaan Marka Jalan
26. Rehabilitasi / Pemeliharaan Rambu – Rambu Lalu Lintas
27. Rehabilitasi / Pemeliharaan Median Jalan
28. Rehabilitasi / Pemeliharaan Traffic Light
29. Rehabilitasi / Pemeliharaan Halte / Shelter / Jembatan Penyebrangan
30. Revitalisasi / Pemeliharaan Rambu Tiang Tinggi
31. Rehabilitasi / Pemeliharaan RPJJ
32. Peningkatan Disiplin Masyarakat Menggunakan Angkutan
33. Sosialisasi Penyuluhan Ketertiban Lalu Lintas dan Angkutan
34. Kegiatan Pemilihan dan Pemberian Penghargaan Sopir / JuruMudi /
Awak Kendaraan Umum Teladan
Pelaksanaan dan Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas 1. Penerimaan Kas
Sistem Akuntansi Penerimaan Kas adalah suatu catatan yang dibuat
untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang dari penjualan tunai atau
dari piutag yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum
perusahaan. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas adalah proses aliran kas
yang terjadi di perusahaan adalah terus menerus sepanjang hidup
perusahaan yang bersangkutan masih beroperasi. Aliran kas terdiri dari
aliran kas masuk dan aliran kas keluar.
Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
a) Prosedur penerimaan kas dilakukan melalui dua cara yaitu melalui
penagihan perusahaan dan melalui transfer bank. Penerimaan kas
disamping berupa cek dan giro, juga berupa uang tunai.
b) Bagian-bagian yang terkait dalam sistem penerimaan kas yaitu :
bagian perbendaharaan, bagian penagihan, bagian kasir, sub bagian
umum/tata usaha, dan bagian akuntansi.
c) Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas
yaitu: kwitansi, surat perintah tagih, bukti penerimaan kas/bank,
rekening koran, bukti transfer bank, dan surat pemberitahuan dari
bank.
d) Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan
kas yaitu : jurnal penerimaan kas, buku kas kasir, buku harian, buku
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem
akuntansi penerimaan kas adalah suatu kesatuan untuk mengumpulkan,
mencatat transaksi yang dapat membantu pimpinan untuk menangani
penerimaan perusahaan.
2. Pengeluaran Kas
Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas adalah suatu catatan yang dibuat
untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran baik dengan cek maupun dengan
uang tunai yang digunakan untuk kegiatan umum perusahaan. Menurut
Depdiknas Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas adalah suatu proses, cara,
perbuatan mengeluarkan alat pertukaran yang diterima untuk pelunasan
utang dan dapat diterima sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah
sebesar nominalnya, juga simpanan dalam bank atau tempat tempat lainnya
yang dapat diambil sewaktu-waktu.
Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas
yaitu:
a) Fungsi Utang
Fungsi ini menerima dokumen-dokumen dari bagian lain yang
nantinya akan digunakan sebagai dokumen pendukung bukti pengeluaran
uang dan menyiapkan bukti pengeluaran uang.
b) Fungsi Kasir.
Fungsi ini menerima bukti pengeluaran uang dari bagian utang,
memintakan tandatangannya kepada pejabat yang berwenang, serta
memberikan cek kepada pihak yang namanya tercantum dalam cek.
c) Fungsi Akuntansi
Bagian akuntansi yang terkait dalam pengeluaran uang ini adalah
bagian kartu persediaan dan kartu biaya serta bagian buku jurnal, buku
besar dan pelaporan. Tugasnya yaitu menerima dari bagian utang lembar
pertama bukti pengeluaran kas beserta bukti-bukti pendukung. Selain itu
menyimpan bukti-bukti pengeluaran uang beserta bukti-bukti pendukung
ke dalam suatu file yang disebut dengan file bukti pengeluaran uang yang
telah dibayar. Dalam menyimpan bukti-bukti pengeluaran uang ini,
sebelumnya diurutkan menurut urutan nomor urut bukti pengeluaran
uang.
d) Bagian Pengawasan Intern
Bagian ini bertugas memverifikasi pengeluaran-pengeluaran uang
ini, termasuk mengecek penanggungjawab dari pejabat-pejabat yang
berwenang atas dan selama proses pengeluaran uang tersebut.
Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas
1. Prosedur pengeluaran kas dilakukan dengan menggunakan cek, giro,
dan uang tunai.
2. Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran yaitu bagian
akuntansi, bagian kasir, dan bagian pengawas intern yaitu kepala
3. Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas
yaitu: bukti pengeluaran kas/bank, cek, giro, dan bukti transfer bank.
4. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi
pengeluaran kas yaitu: jurnal pengeluaran kas, register cek dan buku
kas kasir.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan
Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas adalah suatu proses yang dilaksanakan
untuk melaksanakan pengeluaran kas baik dengan cek maupun uang tunai
untuk kegiatan perusahaan. Sistem Akuntansi pokok yang digunakan untuk
melaksanakan pengeluaran kas yaitu sistem akuntansi pengeluaran kas
dengan cek dan sistem akuntansi pengeluaran kas dengan melalui dana kas
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari uraian bab I sampai bab III maka dapat disimpulkan beberapa hal
yang dapat penulis simpulkan dalam tugas akhir ini yaitu :
1. Berdasarkan data yang didapat dan dikelola oleh penulis sistem akuntansi
penerimaan dan pengeluaran kas Pada Dinas Perhubungan Kota Medan
telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Setelah penulis melakukan penelitian di Dinas Perhubungan Kota Medan
maka penulis menarik kesimpulan bahwa pelaksanaan dan prosedur
terhadap penerimaan dan pengeluaran kas dalam aktivitas instansi sudah
dilakukan dengan baik.
B. Saran
Untuk menambah manfaat penulisan tugas akhir ini, maka penulis
memberikan saran sesuai kemampuan yang dimiliki antara lain:
1. Sistem akuntansi yang diterapkan di Dinas Perhubungan Kota Medan
hendaknya dapat dipertahankan dan dapat ditingkatkan terus – menerus,
agar bertambah baiknya dan berkembangnya instansi tersebut.
2. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan secara berulang agar prosedur
penerimaan dan pengeluaran kas pada Dinas Perhubungan Kota Medan
terjaga dan bersih dari kecurangan – kecurangan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki, 2012, Intermediate Accounting, Edisi Kedelapan, Badan Penerbit FE-UGM, Yogyakarta
Eti Rochaety. 2007. Metode Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS. Jakarta; Mitra Wacana Media
Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi, Edisi ketiga, Cetakan Keempat, Salemba Empat, Jakarta
Reeve, Fees Accounting (2005:234), Sistem akuntansi Menurut Warren, Reeve, Fees yang diterjemahkan oleh Aria Farahwati dalam bukunya Warren, Reeve, Fees Accounting (2005:234), Sistem akuntansi
Suharli, Michell, 2006. Akuntansi Untuk Bisnis Jasa dan Perdagangan, edisi pertama, Graha Ilmu; Yogyakarta
Warren, Carl S, James M. Reeve dan Philip E. Fess, 2008, Prinsip – Prinsip Akuntansi, Edisi 21, Penerjemah : Aria Farahmita, Amanungrahani, Dan Taufik Hendrawan, Jakarta: Salemba Empat