• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada Dinas Perhubungan Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada Dinas Perhubungan Kota Medan"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA DINAS PERHUBUNGAN

KOTA MEDAN

Oleh:

CHRISANTI ANGEL CAROLINE MARPAUNG 122102108

PROGRAM STUDI D-III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

MEDAN

NAMA : CHRISANTI ANGEL CAROLINE MARPAUNG

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NIM : 122102108

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN DAN

PENGELUARAN KAS PADA DINAS

PERHUBUNGAN KOTA MEDAN

Medan, __________ 2015

NIM. 122102108

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, yang telah

melimpahkan berkat dan anugrah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul “Sistem Akuntansi Penerimaan

dan Pengeluaran Kas Pada Dinas Perhubungan Kota Medan.” Dimana tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah guna memenuhi salah satu syarat untuk

menyelesaikan kelulusan pendidikan program Diploma pada Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Pada penyusunan tugas akhir ini tidak

semata-mata hasil kerja penulis sendiri, melainkan juga berkat dan bimbingan dari

pihak-pihak yang telah membantu, baik secara materi, maupun non materi. Maka

dari itu penulis ingin mengucapkan terima kasih dan rasa hormat

sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku Ketua Program Studi Jurusan D-3

Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak selaku dosen pembimbing penulis yang telah

banyak memberikan masukan dan arahan kepada penulis dan sabar

membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Seluruh dosen serta staff pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

(5)

dengan selesai serta membantu saya dalam menuntut ilmu di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis USU

5. Dinas Perhubungan Kota Medan dan seluruh pegawai khususnya (Ibu Imelda,

Ibu Nurhalimah, Pak Gaol Kak Shinta) yang telah banyak membantu,

memberikan arahan serta informasi-informasi dalam memenuhi penyusunan

tugas akhir ini.

6. Teristimewa buat Ayahanda Ir. S.M. Marpaung dan Ibunda Y. Br. Sihombing

yang dengan penuh kesabaran telah membesarkan, mendidik dan yang tak

henti-hentinya banyak memberikan dukungan atas penulis baik moril maupun

materil, serta selalu mendoakan penulis disetiap kesempatan yang ada dan

juga kakak, abang saya yang sangat saya cintai yang telah memberikan

motifasi. Semoga tugas akhir ini dapat membuat orangtua serta kakak dan

abang tercinta bangga dan bahagia terhadap penulis.

7. Sahabat- sahabat penulis, terima kasih atas perhatian, dukungan, kerja sama

serta doa kalian.

Akhir kata penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam

penulisan tugas akhir ini, dan semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi

pembaca

Medan, 2015

Penulis

Chrisanti Angel Caroline Marpaung

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

D. Rencana Penulisan ... 5

1. Jadwal survei/observasi ... 5

2. Rencana Isi ... 6

BAB II : DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN ... 8

A. Sejarah Singkat ... 8

1. Visi Dinas perhubungan Kota Medan ... 8

2. Misi Dinas Perhubungan Kota Medan ... 8

3. Tujuan Dinas Perhubugan Kota Medan ... 10

(7)

C. Job Description ... 14

D. Jaringan Kegiatan ... 30

E. Kinerja Kegiatan Terkini ... 30

F. Rencana Kegiatan ... 32

BAB III : SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN ... 34

A. Pengertian Sistem Akuntansi ... 34

B. Unsur – Unsur Sistem Akuntansi ... 35

C. Prosedur Penerimaan Kas ... 39

D. Prosedur Pengeluaran Kas ... 40

E. Pelaksanaan dan Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas ... 43

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA 53

(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Logo Dinas Perhubungan Kota Medan ... 9

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan dunia bisnis di era global

ini menuntut seluruh perusahaan atau instansi pemerintah untuk memperoleh

keuntungan yang maksimal. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai

diperlukan suatu manajemen yang dapat mengatur segala sesuatu berkaitan

dengan kegiatan-kegiatan perusahaan supaya lebih baik. Salah satu keputusan

yang harus diambil oleh manajemen adalah tentang pengelolaan kas.

Kas adalah salah satu unsur aktiva yang paling penting karena kas

merupakan alat pertukaran atau pembayaran yang siap dan bebas digunakan

untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Manajemen bertanggung

jawab atas penerimaan dan pengeluaran kas. Dalam hal penerimaan kas,

terdapat sumber penerimaan yaitu penerimaan kas dari penjualan tunai dan

penerimaan kas dari piutang. Sedangkan untuk pengeluaran kas dapat

dilakukan melalui dua cara yaitu dengan menggunakan cek dan uang tunai.

Hampir setiap transaksi perusahaan dengan pihak luar menggunakan

kas. Oleh karena itu kas mempunyai sifat mudah dipindahtangankan dan

tidak dapat dibuktikan pemiliknya maka uang kas yang keluar akan mudah

disalahgunakan. Melihat kondisi kas yang demikian beresiko, maka sangat

penting untuk dibuatkan suatu perlindungan terhadap kas dalam aktivitas

perusahaan. Sistem perlindungan ini berkaitan dengan sistem pengendalian

(12)

internal perusahaan yakni berupa suatu sistem dan prosedur penerimaan dan

pengeluaran kas yang baik.

Dengan adanya sistem dan prosedur penerimaan dan pengeluaran kas

ini dapat diketahui bagaimana pergerakan keluar masuknya uang kas,

sehingga kontrol terhadap uang kas dapat berlangsung dengan baik.

Adanya kontrol internal yang teratur terhadap posisi laporan keuangan

suatu perusahaan atau pada instansi pemerintah ,akan dapat meminimalkan

adanya kemungkinan penyelewengan atas kas. Pada dasarnya pengendalian

intern bukan dimaksudkan untuk meniadakan semua kemungkinan kesalahan

yang terjadi, akan tetapi sistem pengendalian internal diterapkan untuk

menekankan terjadinya kesalahan dan penyelewengan dalam batas-batas yang

wajar sehingga kalaupun terjadi kesalahan atas kas dapat diketahui.

Menurut Mulyadi, struktur pengendalian internal meliputi struktur

organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga

kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,

mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Dari

definisi tersebut tujuan sistem pengendalian internal dapat dikelompokkan

menjadi dua, pertama pengendalian internal akuntansi (internal accounting

control) yang meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang

dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi serta mengecek

ketelitian dan keandalan data akuntansi. Kedua pengendalian internal

administratif (internal administrative control) yang meliputi struktur

(13)

mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen suatu sistem dan

prosedur penerimaan dan pengeluaran kas yang baik. Dengan adanya sistem

dan prosedur penerimaan dan pengeluaran kas ini dapat diketahui bagaimana

pergerakan keluar masuknya uang kas, sehingga control terhadap uang kas

dapat berlangsung dengan baik.

Adanya kontrol internal yang teratur terhadap posisi laporan keuangan

suatu perusahaan, akan dapat meminimalkan adanya kemungkinan

penyelewengan atas kas.

Pada dasarnya pengendalian intern bukan dimaksudkan untuk

meniadakan semua kemungkinan kesalahan yang terjadi, akan tetapi sistem

pengendalian internal diterapkan untuk menekankan terjadinya kesalahan dan

penyelewengan dalam batas-batas yang wajar sehingga kalaupun terjadi

kesalahan atas kas dapat diketahui. Menurut Mulyadi, struktur pengendalian

internal meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang

dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan

keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya

kebijakan manajemen. Dari definisi tersebut tujuan sistem pengendalian

internal dapat dikelompokkan menjadi dua, pertama pengendalian internal

akuntansi (internal accounting control) yang meliputi struktur organisasi,

metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga

kekayaan organisasi serta mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.

Kedua pengendalian internal administratif (internal administrative control)

yang meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang

(14)

kebijakan manajemen. Berdasarkan asumsi diatas maka penulis menaruh

minat melakukanpenelitian dengan judul “Sistem Akuntansi Penerimaan

dan Pengeluaran Kas pada Dinas Perhubungan Kota Medan.”

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan di bahas dalam tugas akhir yang penulis

sedang kerjakan mengenai prosedur penerimaan kas, prosedur pengeluaran kas

dan pengawasan kas pada Dinas Perhubungan Kota Medan.

Yang menjadi rumusan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah penerapan sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas telah

sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada Dinas Perhubungan Kota

Medan?

2. Apakah sudah dilakukan pelaksanaan dan prosedur yang baik terhadap

penerimaan dan pengeluaran kas dalam aktivita sperusahaan tersebut?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

a. Untuk mengetahui bagaimanakah sistem akuntansi yang diterapkan

pada bagian APBN Dinas Perhubungan Kota Medan.

b. Untuk mengetahui apakah sudah dilakukannya pelaksanaan dan

prosedur yang baik terhadap penerimaan dan pengeluaran kas pada

perusahaan tersebut.

2. Manfaat Penelitian

(15)

2. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai

sistem akuntansi pada suatu perusahaan.

3. Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan bagi pihak akademisi yakni

memberikan wawasan yang baru mengenai sistem akuntansi.

4. Bagi pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi

pihak yang ingin meneliti atau membahas lebih lanjut mengenai sistem

akuntansi.

D. Rencana Penulisan

1. Jadwal Survei/ Observasi

Penelitian ini dilakukan di Dinas Perhubungan Kota Medan Jl. Pinang Baris

[image:15.595.114.513.484.741.2]

No 114 A Medan.

Tabel 1.1

Jadwal Survei/Observasi

No Kegiatan April 2015 Mei 2015

I II III IV I II III IV

1. Pengesahan Penulisan Tugas

Akhir

2. Pengajuan Judul 3. Permohonan Izin Riset

4. Pengumpulan Proposal

5. Penunjukan Dosen Pembimbing

6. Pengumpulan Data

7. Penyusunan Tugas Akhir

8. Bimbingan Tugas Akhir

(16)

2. Rencana Isi

Secara garis besar pembahasan dibagi atas empat bab, dimana

setiap babnya dibagi atas beberapa sub bab sesuai dengan pembahasannya.

Adapun rencana isi dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini, penulis akan menguraikan mengenai latar

belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian dan rencana penulisan yang terdiri dari jadwal

survey/observasi dan rencana isi.

BAB II : DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN

Pada bab ini penulis memaparkan tentang gambaran umum

instansi meliputi; sejarah ringkas, struktur organisasi, job

description, jaringan kegiatan, kinerja kegiatan terkini dan

rencana kegiatan.

BAB III : SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN DAN

PENGELUARAN KAS PADA DINAS PERHUBUNGAN

KOTA MEDAN

Pada bab ini, penulis akan menganalisa data yang diperoleh

dari penelitian berdasarkan teori yang disertai evaluasi hasil

analisa yang diuraikan, yaitu tentang pengertian sistem

akuntansi, unsur-unsur sistem akuntansi, prosedur penerimaan

(17)

penerimaan dan pengeluaran kas pada Dinas Perhubungan

Kota Medan.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini, penulis mencoba menyimpulkan hasil penelitian

yang didapat dengan menganalisa data yang tersedia serta

memberikan saran yang dianggap penting untuk perbaikan

(18)

BAB II

DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN

A. Sejarah Ringkas

Sebagai gambaran umum Dinas Perhubungan Kota Medan sebelum

tahun 2002 semula bernama Cabang Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya

(LLAJR) yang berada di bawah induk Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya

(LLAJR) Tingkat I Provinsi Sumatera Utara yang kemudian diubah namanya

menjadi Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (LLAJR) sesuai dengan

Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2002 tentang penyerahan sebagian

wewenang pemerintah pusat tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan kepada

daerah provinsi dan kabupaten/kota yang sampai sekarang dikenal dengan

nama Dinas Perhubungan Kota Medan.

1. Visi Dinas Perhubungan Kota Medan

Adapun visi dan misi dari Dinas Perhubungan Kota Medan adalah sebagai

berikut :

“ Visi Dinas Perhubungan Kota Medan adalah mewujudkan penyelenggaran

pelayanan perhubungan yang handal, berdaya saing danmemberikan nilai

tambah dalam upaya menciptakan masyarakat Kota Medan yang beriman,

maju, mandiri, mapan dan berkeadilan di dalam kebhinekaan yang didukung

tata pemerintahan yang baik”.

2. Misi Dinas Perhubungan Kota Medan

Yang menjadi Misi dari Dinas Perhubungan Kota Medan adalah:

a. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, baik aparatur

maupun masyarakat.

(19)

b. Mewujudkan sistem angkutan massal terpadu.

c. Menyediakan aksesibilitas transportasi bagi semua golongan.

d. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja pelayanan transportasi.

e. Mempromosikan transportasi yang tertib, selamat dan ramah.

[image:19.595.226.390.297.502.2]

Makna Logo Dinas Perhubungan Kota Medan

Gambar 2.1

Logo Dinas Perhubungan Kota Medan Sumber: Dinas Perhubungan Kota Medan

Logo Departemen Perhubungan adalah suatu bentuk simbolis yang

menggambarkan keluarga besar perhubungan. Adapun makna dari logo

tersebut adalah sebagai berikut :

a. Roda Bergerigi berarti Matra Perhubungan Darat.

b. Jangka berarti Matra Perhubungan Laut.

c. Burung Garuda berarti Matra Perhubungan Udara.

(20)

e. Warna Logo Biru Langit (Cenrulean Blue) berarti Kedamaian, dan

kuning berarti Keagungan.

3. Tujuan Dinas Perhubungan Kota Medan

Adapun tujuan dari Dinas Perhubungan ini adalah untuk

mewujudkan pelayanan yang baik di bidang perhubungan yang semakin

maju agar dapat terus memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai dengan

kemajuan Ilmu dan Tekhnologi yang berlaku.

B. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas

wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya

hubungan / keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah

untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut.

Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian instansi yang telah ditetapkan

sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam

instansi.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat

diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui

kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat

(21)

Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan

persorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi melaksanakan

serangkaian kegiatan tertentu dan memncakup tata hubungan secara vertikal

melalui saluran tunggal.

Susunan Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Medan 1. Kepala Dinas

2. Sekretaris

3. Kepala Sub Bagian Umum

4. Kepala Sub Bagian Keuangan

5. Kepala Sub Bagian Penyusunan Program

6. Kepala Bidang Teknik Sarana dan Prasarana Angkutan Darat

7. Kepala Seksi Teknik Perbengkelan Karoseri

8. Kepala Seksi Pengembangan Teknik Pengujian Kendaraan Bermotor

9. Kepala Seksi Pengembangan Teknik Terminal

10. Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Darat

11. Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas

12. Kepala Seksi Angkutan Darat

13. Kepala Seksi Pengendalian dan Ketertiban

14. Kepala Bidang Perhubungan Laut dan Udara

15. Kepala Seksi Kepelabuhan dan Kebandarudaraan

16. Kepala Seksi Lalu Lintas dan Angkutan Laut

17. Kepala Seksi Penunjang Pelayaran

(22)

19. Kepala Seksi Parkir Khusus

20. Kepala Seksi Parkir Harian Tepi Jalan (wilayah I)

21. Kepala Seksi Parkir Harian Tepi Jalan (wilayah II)

22. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Tipe A

(23)

Gambar 2.2

[image:23.595.130.509.108.588.2]
(24)

Jumlah sumber daya manusia di lingkungan Dinas Perhubungan Kota

Medan berjumlah 1211 orang yang terdiri dari 560 Pegawai Negeri Sipil (PNS)

dan 651 orang Pegawai Harian Lepas (PHL) yang tersebar di seluruh sub unit

organisasi ditambah Personil TNI yang diperbantukan sebanyak 4 orang.

C. Job Description

Berikut ini adalah job description dari setiap unit pada Dinas Perhubungan

Kota Medan yang terdiri dari:

1. Kepala Dinas

Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan mempunyai tugas dan kegiatan

sebagai berikut:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang perhubungan.

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang

perhubungan.

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perhubungan.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

2. Sekretaris

Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Medan mempunyai tugas dan kegiatan

sebagai berikut:

a. Penyusunan Rencana Kerja Kesekretariatan.

(25)

c. Penyelenggaraan Pelayanan Administrasi Kesekretariatan yang meliputi

Administrasi Umum, Kepegawaian, Keuangan dan Kerumahtanggaan

SKPD.

d. Pengelolaan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, Pengembangan

Organisasi dan Ketatalaksanaan yaitu: merumuskan rencana

pengembangan sumber daya aparatur, kelembagaan dan ketatalaksanaan

serta meneruskannya kepada catasan untuk mendapat pertimbangan dan

persetujuan.

3. Kepala Sub Bagian Umum

Kepala Sub Bagian Umum mempunyai tugas dan kegiatan sebagai berikut:

a. Penyusunan Rencana Program dan kegiatan Sub. Bagian Umum.

b. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi tata naskah dinas;

penataankearsipan; perlengkapan dan penyelenggaraan kerumahtanggaan

SKPD.

c. Administrasi Kepegawaian

d. Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan;

ketatalaksanaan dan kepegawaian.

e. Penyiapan bahan pembinaan,pengawasan dan pengendalian.

f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan tugas

(26)

4. Kepala Sub Bagian Keuangan

Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas dan kegiatan sebagai berikut:

a. Penyusunan rencana dan kegiatan Sub Bagian Keuangan.

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan.

c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan

penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan dan

verifikasi.

d. Penyiapan bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi

keuangan.

e. Penyusunan laporan keuangan yaitu menyiapkan laporan keuangan

SKPD.

f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas

yaitu menyiapkan rancangan penyusunan laporan pendapatan.

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

5. Kepala Sub Bagian Penyusunan Program

Kepala Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas dan kegiatan

sebagai berikut:

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan sub bagian penyusunan

program.

b. Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana dan

(27)

c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program dinas.

d. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian.

e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

6. Kepala Bidang Teknik Sarana dan Prasarana Angkutan Darat

Kepala Bidang Teknik Sarana dan Prasarana Angkutan Darat mempunyai tugas

dan kegiatan sebagai berikut:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan bidang teknik sarana dan

prasarana angkutan darat.

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup perbengkelan kroseri,

pengembangan teknik pengujian kendaraan bermotor, dan pengembangan

teknik terminal.

c. Pelaksanaan proses perizinan dan pelayanan lainnya lingkup bengkel

umum kendaraan bermotor, usaha mendirikan pendidikan dan latihan

mengemudi.

d. Pengkoordinasian kegiatan di bidang pelayanan dan pengembangan

terminal.

e. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan terminal yang bukan unit pelaksana

teknis (UPT) Dinas.

f. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan lingkup bidang sarana dan

(28)

g. Penyiapan monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang sarana dan

prasarana angkutan darat. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala

dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

7. Kepala Seksi Teknik Perbengkelan Karoseri

Kepala Seksi Teknik Perbengkelan Karoseri mempunyai tugas dan kegiatan

sebagai berikut:

a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan seksi teknik perbengkelan

karoseri.

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup teknik perbengkelan karoseri.

c. Pengumpulan dan pengolahan data lingkup teknik perbengkelan karoseri.

d. Menyelenggarakan proses pemberian izin usaha bengkel umum

kendaraan bermotor izin usaha mendirikan pendidikan dan latihan

mengemudi sesuai dengan peraturan pemerintah kota.

e. Penyiapan bahan dan data pembinaan, pengawasan terhadap kegiatan

perbengkelan.

f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala bidang sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

8. Kepala Seksi Pengembangan Teknik Pengujian Kendaraan Bermotor

Kepala seksi Pengembangan Teknik Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas

Perhubungan Kota Medan dengan tugas sebagai berikut:

a. Menyusun program seksi pengembangan Pengujian Kenderaan

(29)

b. Melakukan pembinaan kepada kepada seluruh staf seksi Pengembangan

Pengujian Dinas Perhubungan Kota Medan.

c. Berkoordinasi dengan para Kepala UPT Pengujian terhadap peningkatan

pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor di Kota Medan.

d. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas

sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

e. Berkoordinasi dengan instansi lain.

9. Kepala Seksi Pengembangan Teknik Terminal

Kepala Seksi Pengembangan Teknik Terminal mempunyai tugas dan kegiatan

sebagai berikut:

a. Penyiapan rencana, program yang kegiatan bidang teknis sarana dan

prasarana angkutan darat.

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup perbengkelan kroseri,

pengembangan teknik pengujian kendaraan bermotor, dan pengembangan

teknik terminal.

c. Melaksanakan koordinasi kegiatan di bidang pelayanan, pengembangan

pengeloaan terminal yang bukan unit pelaksanaan teknis (UPT) dinas

dalam hal ini 2 (dua) terminal yaitu terminal penumpang sambu dan

terminal penumpang belawan.

d. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala bidang sesuai dengan tugas

dan fungsinya

(30)

Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Darat mempunyai tugas dan kegiatan

sebagai berikut:

a. Penyusunan Rencana Kerja Angkutan Darat, Manajemen dan Rekayasa

Lalu Lintas dan Pengendalian dan Ketertiban.

b. Pelaksanaan proses dan pelayanan perizinan angkutan darat, manajemen

dan rekayasa lalu lintas dan pengendalian dan ketertiban.

c. Pelaksanaan evaluasi penyusunan rencana kerja, pelayanan serta

pengawasan dan pengendalian di bidang angkutan darat, manajemen dan

rekayasa lalu lintas dan pengendalian dan ketertiban.

d. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai

dengan bidang tugasnya.

11. Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas.

Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas mempunyai tugas sebagai

berikut:

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Manajemen dan

Rekayasa Lalu Lintas;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Manajemen dan Rekayasa

Lalu Lintas;

c. Pengumpulan, pengolahan data lingkup Manajemen dan Rekayasa Lalu

Lintas;

d. Pelaksanaan kegiatan pelayanan di bidang Manajemen dan Rekayasa

(31)

e. Penyiapan bahan dan data penyusunan dan penetapan rencana umum

jaringan transportasi jalan kota, penetapan kelas jalan pada jaringan jalan,

penetapan jaringan lintas angkutan barang pada jaringan monitoring,

evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas pokok dan fungsinya.

12. Kepala Seksi Angkutan Darat

Kepala Seksi Angkutan Darat mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Melakukan pembinaan dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaran

Angkutan umum, dalam upaya memenuhi kebutuhan dan ketersediaan

angkutan dari sisi :

1. Keselamatan;

2. Keamanan;

3. Kenyamanan;

4. Keterjangkauan;

5. Kesetaraan dan keteraturan.

b. Melakukan pembinaan terhadap angkutan orang dan/atau barang yang

menggunakan kendaraan bermotor maupun tidak bermotor.

13. Kepala Seksi Pengendalian dan Ketertiban

Kepala Seksi Pengendalian dan Ketertiban mempunyai tugas dan kegiatan

sebagai berikut:

a. Mempersiapkan rencana, program kegiatan rutin dalam hal ini memantau

(32)

b. Mempersiapkan bahan-bahan petunjuk teknis yang akan diterapkan di

lapangan dalam lingkup pengendalian dan ketertiban.

c. Mengumpulkan dan mengelola data sebagai bahan masukkan untuk

kajian kerja seksi pengendalian dan ketertiban.

d. Memberi pelayanan melalui izin yang dikeluarkan untuk menggunakan

jalan di luar kepentingan lalu lintas.

e. Memberi pembinaan, pengawasan bagi para pemegang izin yang

dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan.

f. Membuat bahan evaluasi dan monitoring hasil kerja di lapangan.

g. Menerima dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala

bidang lalu lintas dan angkutan darat.

14. Kepala Bidang Perhubungan Laut dan Udara

Kepala Bidang Perhubungan Laut dan Udara mempunyai mempunyai fungsi

sebagai berikut:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Perhubungan Laut

dan Udara;

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup kepelabuhan dan kebandarudaraan,

lalu lintas dan angkutan laut dan penunjang keselamatan pelayaran;

c. Pelaksanaan proses perizinan, rekomendasi, dan pelayaran lainnya

lingkup kepelabuhan, kebandarudaraan, lalu lintas dan angkatan laut, dan

penunjang keselamatan pelayaran meliputi Surat Izin Berlayar (SIB), izin

kegiatan pengerukan kegiatan reklamasi, izin kegiatan pengerukan di

(33)

izin usaha perusahaan angkutan laut dan lainnya sesuai dengan urusan

pemerintahan kota;

d. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan, pengendalian lingkup ke

pelabuhan, kebandarudaraan, lalu lintas dan angkutan laut, dan

penunjang keselematan pelayaran;

e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang

perhubungan laut dan udara;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

15. Kepala Seksi Kepelabuhan Dan Kebandarudaraan

Kepala Bidang Kepelabuhan dan Kebandarudaraan mempunyai tugas sebagai

berikut:

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan seksi Kepelabuhan dan

Kebandarudaraan;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Kepelabuhan dan

Kebandarudaraan;

c. Pelaksanaan proses perizinan dan pelayanan lainnya lingkup

Kepelabuhan dan Kebandarudaraan meliputi izin kegiatan pengerukan,

izin kegiatan reklamasi di wilayah perairan pelabuhan khusus lokal dan

lainnya sesuai dengan urusan pemerintahan kota;

d. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan pembinaan, pengawasan,

(34)

e. Penyiapan bahan dan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

tugas;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

16. Kepala Seksi Lalu Lintas dan Angkutan Laut

Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut mempunyai tugas sebagai

berikut:

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan seksi lalu lintas dan angkutan

laut;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup lalu lintas dan angkutan laut;

c. Pelaksanaan proses perizinan dan pelayanan lainnya lingkup lalu lintas

danangkutan laut meliputi izin usaha perusahaan angkutan laut, izin

usaha pelayaran rakyat, izin usaha ekspedisi dan lainnya sesuai dengan

urusan pemerintahan kota;

d. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan pembinaan, pengawasan,

pengendalian lingkup lalu lintas dan angkutan laut;

e. Penyiapan bahan dan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

tugas;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

(35)

Kepala Seksi Penunjang Pelayaran mempunyai tugas dan fungsi sebagai

berikut:

a. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penunjang keselamatan

pelayaran;

b. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan pembinaan, pengawasan,

pengendalian lingkup penunjang keselamatan pelayaran;

c. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala bidang sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

18. Kepala Bidang Perparkiran

Kepala bidang perparkiran mempunyai tugas dan kegiatan sebagai berikut:

a. Penyusunan rencana verja di bidang perparkiran yaitu:

1) Mengumpulkan dan menyusun data informasi sebagai bahan untuk

rencana kerja di bidang perparkiran.

2) Mempelajari dasar-dasar penyelesaian tugas di bidang perparkiran.

3) Merumuskan kebutuhan dan dukungan prasarana sarana penyusunan

program Bidang Perparkiran di Kota Medan.

4) Menyusun rencana kerja tahunan Bidang Perparkiran.

5) Mengajukan rancangan kerja Bidang Perparkiran kepada Kepala

Dinas Perhubungan untuk mendapat koreksi atau persetujuan.

b. Pelaksanaan kegiatan perencanaan kegiatan perparkiran di kota Medan

(36)

1) Merumuskan kebutuhan data dan informasi relevan di bidang

perparkiran.

2) Mengumpulkan data informasi suatu peningkatan PAD Kota Medan.

3) Melaksanakan tugas lanjut hasil rapat koordinasi kerja berdasarkan

petunjuk atasan.

c. Melaksanakan monitoring evaluasi pendapatan retribusi parkir untuk

pelaksanaan target PAD Kota Medan yaitu:

1) Melaksanakan monitoring dan evaluasi target setiap lokasi parkir.

2) Menyusun akuntabilitas kinerja di bidang parkir untuk dilaporkan

kepada Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan.

d. Pelaksanaan koordinasi penyelesaian tugas SKPD yaitu:

1) Mewakili pelaksanaan tugas-tugas Kepala Dinas Perhubungan Kota

Medan berdasarkan persetujuan tertulis atasan.

2) Melaporkan pelaksanaan tugas-tugas kepada atasan.

3) Mengendalikan pelaksanaan penyusunan rencana dan evaluasi kerja.

e. Pelaksanaan pembinaan pengawasan dan pengendalian pengelolaan di

Bidang Perparkiran Kota Medan yaitu:

1) Membimbing bawahan untuk meningkatkan retribusi dan prestasi

kerja.

a) Memantau pelaksanaan disiplin kepegawaian sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

b) Menanda tangani DP3 bawahan, serta memberikan peringatan

kepada bawahan yang menyangkut pelanggaran disiplin sesuai

(37)

19. Kepala Seksi Parkir Khusus

Kepala Seksi Parkir Khusus mempunyai tugas dan kegiatan sebagai berikut:

a. Mengumpulkan dan menyusun data mengevaluasi tunggakan retribusi

penyetoran parkir.

b. Penyiapan rencana, program dan kegiatan parkir khusus.

c. Penyiapan bahan data pelaksanaan pelayanan di Bidang Parkir Khusus,

pemberian izin penyelenggaraan parkir di tempat-tempat khusus.

20. Kepala Seksi Parkir Harian Tepi Jalan (Wilayah I)

Kepala Seksi Parkir Harian Tepi Jalan (Wilayah I) mempunyai tugas dan

kegiatan sebagai berikut:

a. Mengumpulkan, menyusun data dan mengevaluasi tunggakan retribusi

penyetoran parkir.

b. Penyiapan rencana, program dan kegiatan parkir (penataan parkir).

c. Penyiapan bahan data pelaksanaan pelayanan parkir tepi jalan umum,

pemberian izin penyelenggaraan parkir di tepi jalan umum (Wilayah I).

21. Kepala Seksi Parkir Harian Tepi Jalan (Wilayah II)

Kepala Seksi Parkir Harian Tepi Jalan (Wilayah II) mempunyai tugas dan

kegiatan sebagai berikut:

a. Mengumpulkan, menyusun data dan mengevaluasi tunggakan retribusi

penyetoran parkir.

b. Penyiapan rencana, program dan kegiatan parkir (penataan parkir).

c. Penyiapan bahan data pelaksanaan pelayanan parkir tepi jalan umum,

(38)

22. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Tipe A

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Tipe A mempunyai tugas

sebagai berikut:

a. Melaksanakan dan bertanggung jawab terhadap seluruh tugas/pekerjaan

yang diberikan Kepala Dinas baik melalui perintah lisan maupun secara

tertulis dan melaporkannya kembali kepada Kepala Dinas.

b. Bertanggung jawab terhadap seluruh aset Pemerintah Kota Medan yang

ada di UPT Terminal serta perawatannya antara lain:

1) Kondisi bangunan dan alat penerangan bangunan dan jalan.

2) Peralatan kantor, ATK dan rambu-rambu yang ada.

3) Kondisi taman dan Lingkungan Hijau.

4) Kondisi tempat berjualan seperti kios dan loket serta kamar mandi.

5) Kondisi jalan dan pelataran Angkutan Kota, AKDP dan AKAP.

c. Menyusun dan melaporkan program yang akan dilaksanakan di UPT

Terminal.

d. Menyusun dan melaporkan Pengelolaan Administrasi Kepegawaian,

Keuangan, perlengkapan dan urusan Umum lainnya baik berupa laporan

harian maupun bulanan baik kepada Kepala Dinas, Kepala Bidang

Sarana dan Prasarana, kepada Kepala Tata Usaha dan kepada Bendahara

Penerima Dinas Perhubungan.

e. Bertanggung jawab terhadap seluruh staf dan kegiatan yang ada di UPT

(39)

1) Melaksanakan Apel Pagi jam 07.00, Apel Siang jam 14.00 dan Apel

Sore jam 18.00.

2) Menempatkan petugas pemungut TPR, petugas pengaturan Lalu

Lintas dan jaga malam, petugas administrasi, petugas pemungut

retribusi kamar mandi dan petugas kebersihan.

3) Melaksanakan kegiatan Sabtu bersih bersama staf di lingkungan UPT

Terminal.

f. Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan Angkutan baik Angkutan Kota,

Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP) dan Angkutan Kota Antar

Propinsi (AKAP) antara lain :

1) Menaikkan dan menurunkan penumpang didalam terminal.

2) Memberangkatkan AKDP dan AKAP sesuai dengan jam jalan (Time

Table)

3) Kenyamanan/keamanan penumpang yang tiba dan berangkat.

4) Memantau tarif yang berlaku yang telah ditentukan.

g. Bertanggung jawab serta melaporkan setiap hari atas seluruh pungutan

retribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang ada di UPT Terminal

antara lain :

1) Retribusi TPR, Retribusi Kamar Mandi, Parkir, Sewa Loket dan Sewa

Kios.

(40)

23. Isidentil Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) PKB

Kepala Unit Pelaksana Teknis mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Ditugaskan sebagai Pelaksana Harian Ka. UPTD Pengujian Medan.

b. Melaksanakan kegiatan Teknis Operasional dan Kegiatan Teknis

Penunjang meliputi :

1) Penyusunan Program UPT.

2) Pelaksanaan Pelayanan/Pembinaan pada UPT.

3) Menandatangani Metrix dan Buku Uji Berkala Kendaraan Bermotor

yang wajib uji.

4) Pelaksanaan tugas-tugas yang diberiskan Kepala Dinas sesuai dengan

bidang tugas dan fungsinya.

c. Melaksanakan sebagian kegiatan dinas di bidang Penyelenggaraan

Pengujian Kendaraan Bermotor.

D. Jaringan Kegiatan

Dinas Perhubungan adalah instansi pemerintah yang bergerak di pelayanan

transportasi darat, laut, dan udara.Instansi ini juga menyediakan sarana dan

prasarana yang mendukung transportasi.Dinas Perhubungan juga mengadakan

kegiatan pembangunan di bidang Unit Pelaksana Teknis (UPT).

E. Kinerja Kegiatan Terkini

Setiap instansi maupun perusahaan mempunyai rancangan kinerja yang

(41)

tujuan masing-masing. Adapun kinerja usaha terkini Dinas Perhubungan Kota

Medan antara lain adalah sebagai berikut:

1. Menyediakan Jasa Pelayanan dalam Bidang Perhubungan

Dalam hal ini jasa pelayanan yang dimaksud adalah mengurus ataupun

mengeluarkan surat-surat maupun izin tertentu dari setiap jenis kendaraan

baik transportasi darat, laut, maupun udara.

2. Melakukan Pengutipan Retribusi

Retribusi daerah ini dilakukan dalam rangka memperoleh PAD (Pendapatan

Asli Daerah) yang lebih baik. Hal ini tentunya akan berdampak pada

kesejahteraan Kota Medan itu sendiri. Secara garis besar retribusi yang

dipungut oleh Dinas Perhubungan Kota Medan ini antara lain adalah:

a. Retribusi Terminal.

b. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah.

c. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor.

d. Retribusi Izin Trayek.

3. Melakukan Usaha Penertiban Lalu Lintas

Kegiatan yang dilakukan antara lain adalah:

a. Menggelar razia rutin surat-surat kendaraan bermotor.

Selain guna tertib lalu lintas hal ini juga dilakukan untuk mengurangi

adanya tindakan pencurian kendaraan bermotor.

b. Melakukan pembinaan dan penertiban bagi pengendara.

Hal ini dilakukan agar pengendara khususnya pengendara roda empat atau

(42)

ini parkir berlapis hingga kini masih menjadi perhatian, karena dapat

mengganggu kelancaran arus lalu lintas.

c. Melakukan pemasangan rambu disetiap jalan di Kota Medan

Rambu lalu lintas adalah untuk kepentingan bahkan keselamatan bersama

oleh karena itu pemasangan rambu di seluruh kawasan jalan di Kota

Medan terus dilakukan. Bahkan, meksi rambu kerap hilang dari lokasi

pemasangan rambu akan diganti dan melakukan koordinasi dengan pihak

kecamatan dan kelurahan.

F. Rencana Kegiatan

Rencana Kerja Dinas Perhubungan Tahun 2015 merupakan rencana

tahun kedua pelaksana pembangunan Rencana Strategis Dinas Perhubungan

Kota Medan Tahun 2014 – 2018. Rencana Kerja Dinas Perhubungan Kota

Medan Tahun 2015 disusun berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP)

Provinsi Sumatera Utara tahun 2015, Rencana Pembangungan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2014 – 2018 dan Rencana Strategis Dinas

Perhubungan Kota Medan Tahun 2014 – 2018, dimaksudkan untuk menjadi

acuan dalam pelaksaanaan tugas Dinas Perhubungan Kota Medan Tahun 2015.

Rencana Kerja Dinas Perhubungan Tahun 2015 berisi kebijakan pembangunan

perhubungan, yaitu transportasi dan kegiatan pendukungnya, yang akan

dibiayai baik melalui APBD dan APBN. Uraian ini akan diawali dengan

kondisi umum yang secara singkat menguraikan pencapaian kinerja sampai

(43)

Dengan arah kebijakan pada masing-masing bidang pembangunan

perhubungan, yang meliputi transportasi darat, transportasi laut, transportasi

udara, dan kegiatan penunjang transportasi, selanjutnya disusun

program-program pembangunan dikaitkan dengan kebutuhan pendanaan.

Tujuan disusunnya Renja Dinas Perhubungan Kota Medan adalah

sebagai dokumen perencanaan pembangunan dalam rangka penyusunan APBD

Provinsi Sumatera Uatara Tahun 2015 yang merupakan pegangan umum

perencanaan bidang Perhubungan di Sumatera Utara, yang merupakan

(44)

BAB III

SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN

A. Pengertian Sistem Akuntansi

SISTEM adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan

lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Setelah

mengetahui pengertian dari akuntansi (ba

sistem secara tersendiri, maka dengan mudah dapat menemukan pemahaman

mengenai sistem akuntansi. Sistem akuntansi sangat diperlukan dalam setiap

organisasi atau perusahaan, suat

untuk mencapai suatu tujuan perusahaan, agar terciptanya suatu efisiensi dan

efektifitas.

Menurut Warren, Reeve, Fees yang diterjemahkan oleh Aria Farahwati

dalam bukunya Reeve, Sistem akuntansi adalah metode dan prosedur untuk

mengumpulkan, mengklarifikasikan, mengikhtisarkan, dan melaporkan

informasi operasi dan keuangan sebuah perusahaan.

Sedangkan sistem akuntansi menurut Mulyadi dalam bukunya, sistem

akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi

sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang memudahkan

manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.

Menurut Howard F. Settler, Sistem Akuntansi adalah formulir-formulir,

catatan-catatan, prosedur - prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk

mengolah data mengenai usaha suatu kegiatan ekonomis dengan tujuan untuk

(45)

menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh

manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak lain yang

berkepentingan seperti pemegang saham, kreditor, dan lembaga-lembaga

pemerintah untuk menilai hasil operasi.

Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sistem akuntansi

dibuat untuk memberikan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh

manajemen sebuah perusahaan atau instansi pemerintah guna memudahkan

pengelolaan perusahaan tersebut.

B. Unsur – Unsur Sistem Akuntansi

Fungsi utama sistem akuntansi adalah mendorong seoptimal mungkin

agar sistem tersebut dapat menghasilkan berbagai informasi akuntansi yang

terstruktur yaitu tepat waktu, relevan, dan dapat dipercaya. Unsur-unsur yang

terdapat suatu sistem akuntansi saling berkaitan satu sama lain, sehingga dapat

dilakukan pengolahan data mulai dari awal transaksi sampai dengan pelaporan

yang dapat dijadikan sebagai informasi akuntansi.

Terdapat 5 (lima)

unsure sistem akuntansi pokok

1. Formulir, merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. Formulir sering disebutdengan istilah dokumen, karena

dengan formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam

(didokumentasikan) di atas secarik kertas. Formulir sering pula disebut

dengan istilah media, karena formulir merupakan media untuk mencatat

(46)

ini, data yang bersangkutan dengan transaksi direkam pertama kalinya

sebagai dasar pencatatan dalam catatan.Dalam sistem akuntansi secara

manual (manual system), media yang digunakan untuk merekam pertama

kali data transaksi keuangan adalah formulir yang dibuat dari kertas (paper

form). Dalam sistem akuntansi dengan komputer (computerized system)

digunakan berbagai macam media untuk memasukan data ke dalam sistem

pengolahan data seperti: papan ketik (keyboard), optical and magnetic

characters and code, mice, voice, touch sensor dan cats.

2. Jurnal, merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data

lainnya. Seperti telah disebutkan di atas, sumber informasi pencatatan dalam

jurnal ini adalah formulir. Dalam jurnal ini data keuangan untuk pertama

kalinya diklasifikasikan menurut penggolongan yang sesuai dengan

informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Dalam jurnal ini

pula terdapat kegiatan peringkasan data, yang hasil peringkasannya (berupa

jumlah rupiah transaksi tertentu) kemudian di posting ke rekening yang

bersangkutan dalam buku besar.

3. Buku Besar (general ledger), terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya

dalam jurnal. Rekening-rekening dalam buku besar ini disediakan sesuai

dengan unsur-unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan.

(47)

menggolongkan data keuangan, di pihak lain dapat dipandang pula sebagai

sumber informasi keuangan untuk penyajian laporan keuangan.

4. Buku Pembantu (susbsidiary ledger), terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening

tertentu dalam buku besar. Buku besar dan buku pembantu merupakan

catatan akuntansi akhir (books of final entry), yang berarti tidak ada catatan

akuntansi lain lagi sesudah data akuntansi diringkas dan digolongkan dalam

rekening buku besar dan buku besar pembantu. Buku besar dan buku besar

pembantu disebut sebagai catatan akuntansi akhir juga karena setelah data

akuntansi keuangan dicatat dalam buku-buku tersebut, proses akuntansi

selanjutnya adalah penyajian laporan keungan, bukan pencatatan lagi ke

dalam catatan akuntansi.

5. Laporan, merupakan hasil akhir proses akuntansi yang berupa neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan laba ditahan, laporan harga pokok

produksi, laporan biaya pemasaran, laporan harga pokok penjualan, daftar

umur piutang, daftar utang yang akan dibayar, dan daftar saldo persediaan

yang lambat penjualannya.

Laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan,

merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi

selama tahun buku yang bersangkutan Baridwan.

Tujuan sistem akuntansi dalam mewujudkan sistem akuntansi yang baik,

pada dasarnya harus mengetahui pembangun sistem akuntansi itu sendiri,

(48)

daya lainnya didalam suatu perusahaan untuk mewujudkan tujuan perusahaan.

Tujuan sistem akuntansi merupakan suatu tujuan yang berdasarkan tujuan yang

ingin dicapai oleh perusahaan.

Dari setiap sistem akuntansi yang terdiri dari berbagai sistem sistem

mempunyai tujuan yang sama, sistem akuntansi sendiri dibuat oleh manajemen

dalam mengelola perusahaannya, maka dari itu untuk lebih jelasnya, tujuan

sistem akuntansi dapat dikemukakan dibawah ini.

Tujuan sistem akuntansi yang dikemukakan oleh Mulyadi dalam bukunya Sistem

Akuntansi adalah:

Tujuan umum pengembangan sistem akuntansi mempunyai tujuan utama

sebagai berikut:

1. Usaha menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru

2. Untuk meningkatan informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada,

baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya.

3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu

untuk memperbaiki tingkat keandalan (reability) informasi akuntansi, dan

untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan

perlindungan kekayaan perusahaan.

4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatn akuntansi.

Dari uraian tujuan sistem akuntansi diatas, dapat disimpulkan bahwa

sistem akuntansi merupakan faktor utama pendorong agar manajemen

perusahaan dapat menghasilkan informasi akuntansi yang terstruktur dan

(49)

C. Prosedur Penerimaan Kas

Prosedur penerimaan kas yang dilaksanakan Dinas Perhubungan Kota

Medan meliputi serangkaian proses pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan

pelaporan keuangan yang berkaitan dengan penerimaan kas serta

pertanggungjawaban kembali, proses ini dilakukan secara manual.

Kas yang diterima oleh Dinas Perhubungan Kota Medan adalah berupa

Anggaran Pendapatan dan belanja Daerah (APBD). Adapun prosedur yang

dilaksanakan oleh Dinas Perhuungan Kota Medan secara lebih rinci meliputi:

1. Pihak Instansi mengirimkan rencana Anggaran kepada Dinas Pendapatan

Daerah (Dispenda) dan pada kantor Walikota.

2. Setelah diteliti, Rencana Anggaran yang diajukan selanjutnya akan

disepakati dan disetujui bersama oleh pihak Dinas Perhubungan, Kantor

Walikota, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda).

3. Setelah anggaran disetujui, selanjutnya pihak Dinas Perhubungan

mengirimkan anggaran ke bank yang sudah ditunjuk untuk selanjutnya di

proses oleh instansi.

4. Pihak Instansi mengambil dana Anggaran melalui Bank yang telah ditunjuk

oleh Dinas Perhubungan.

5. Mencatat buku besar di Bagian Keuangan jumlah Anggaran yang diterima

dari Kantor Walikota.

6. Dana tersebut dikelola oleh pihak Instansi (Bagian Keuangan Dinas

Perhubungan Kota Medan) untuk membiayai semua kebutuhan/kegiatan

(50)

7. Bagian Keuangan membuat pembukuan atas pemakaian dana tersebut.

8. Pembukuan tersebut berisi tentang Realisasi Anggaran yang akan

diserahkan kepada Kantor Walikota setiap bulannya sebagai

pertanggungjawaban Instansi.

9. Jika terjadi kelebihan dana, maka dana tersebut akan dikembalikan lagi ke

Kantor Walikota.

Laporan yang dihasilkan dari prosedur penerimaan kas Dinas

Perhubungan Kota Medan adalah Laporan Realisasi Anggaran yaitu laporan

yang menyajikan informasi realisasi, pendapatan, dan pembiayaan instansi

dalam suatu periode tertentu.

D. Prosedur Pengeluaran Kas

Prosedur pengeluaran kas pada Dinas Perhubungan Kota Medan meliputi

serangkaian proses baik manual maupun terkomputerisasi mulai pencatatan,

penggolongan, peringkasan, transaksi atau kejadian keuangan serta pelaporan

keuangan dalam rangka pertanggungjawaban yang berkaitan dengan

pengeluaran kas pada Dinas Perhubungan Kota Medan.

Adapun prosedur pengeluaran kas secara rinci yang dilaksanakan oleh

Dinas Perhubungan Kota Medan meliputi:

1. Menerima berkas / kwitansi tagihan pembayaran

2. Melampirkan dokumen pendukung pengeluaran uang

(51)

4. Memaraf / meminta tanda tangan pengesahan persetujuan pembayaran di

bukti pengeluaran kas

5. Meminta pengesahan pejabat yang berhak menyetujui pembayaran di bukti

pengeluaran kas

6. Untuk pembayaran melalui bank dibuatkan cek / giro

7. Menandatangani / meminta tanda tangan pejabat yang berhak setuju bayar

pada cek / giro

8. Mencatat pada buku kas atau buku besar keuangan setiap jumlah

pengeluaran

9. Membuat laporan dalam bentuk Realisasi Anggaran untuk selanjutnya

dilaporkan kembali ke kantor walikota

Dokumen-dokumen pendukung yang digunakan pada prosedur

pengeluaran kas pada Dinas Perhubungan Kota Medan terdiri dari:

1. Kwitansi penagihan yang segera harus dibayar

2. Kwitansi pembayaran dan bukti penerimaan lainnya merupakan dokumen

sebagai tanda bukti pembayaran

3. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang diterbitkan oleh bendahara /

pejabat instansi yang memiliki kewenangan

4. Bukti transfer merupakan dokumen atau bukti apabila pembayaran

dilakukan melalui transfer antar bank

5. Buku besar pengeluaran kas merupakan catatan yang diselenggarakan oleh

fungsi akuntansi untuk mencatat atau menggolongkan semua transaksi atas

(52)

6. Buku besar pembantu merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi

akuntansi untuk mencatat transaksi – transaksi dan kejadian yang berisi

rincian item buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu

7. Bukti pembayaran (PPh Pasal 21 dan 22)

Untuk bisa menyusun suatu manual atau pedoman tentang sistem dan

prosedur pencatatan kas, maka terlebih dahulu harus diadakan analisa tentang

fungsi daripada pengeluaran kas tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut,

Ruchiyat Kosasi, Auditing, Prinsip Accounting, (2001 :102) mengemukakan,

sebagai berikut :

1. Pengeluaran kas harus diperinci agar dapat disusun suatu ikhtisar

laporan dan pencatatan, dari kedalam jurnal pengeluaran kas.

2. Dalam perusahaan kecil, pos-pos debet dapat berasal dari "voucher

register", jurnal pembelian (buku pembelian), atau dari perincian

faktur-faktur terpisah dari prosedur jurnal ataukah catatan harian. Jadi buku jurnal

atau pencatatan pengeluaran kas dipakai sebagai kontrol chek terhadap

buku-buku tersebut di atas.

3. Sebagian besar pos debet sebagai lawan pengeluaran kas adalah

pos-pos harta, utang dan biaya tetapi juga bisa berakibat pos-pos debet pada

kelompok rekening dalam neraca serta rugi laba. Catatlah pengeluaran kas

(53)

E. Pelaksanaan dan Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas Penerimaan dan Pengeluaran Kas Dinas Perhubungan Kota Medan

1. Penerimaan Kas

Penerimaan kas pada Dinas Perhubungan Kota Medan bersumber dari:

a. Retribusi Jasa Umum

b. Retribusi Parkir Di Tepi Jalan Umum

1) Parkir Harian Tepi Jalan Umum

2) Parkir Insidentil

c. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor

1) Pengujian Kendaraan Bermotor

2) Pengujian Kendaraan Tidak Bermotor

d. Retribusi Jasa Usaha

e. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah

1. Penggunaan Fasilitas Penunjang Terminal

f. Retribusi Terminal

1) Retribusi Pelayanan Terminal

g. Retribusi Tempat Khusus Parkir

1) Parkir Khusus Pelataran

h. Retribusi Perizinan Tertentu

i. Retribusi Izin Trayek

1) Retribusi Izin Trayek

(54)

2. Pengeluaran Kas

Pengeluaran kas pada Dinas Perhubungan Kota Medan baik keperluan

operasi secara umum mencakup:

A. Belanja Tidak Langsung

Belanja Tidak Langsung terdiri dari:

1. Belanja Pegawai, mencakup:

a) Gaji dan Tunjangan

Gaji Pokok PNS / Uang Representasi

b) Tunjangan Keluarga

Tunjangan Keluarga

c) Tunjangan Jabatan

Tunjangan Jabatan

d) Tunjangan Fungsional

Tunjangan Fungsional

e) Tunjangan Fungsional Umum

Tunjangan Fungsional Umum

f) Tunjangan Beras

Tunjangan Beras

g) Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus

Tunjangan PPh

h) Pembulatan Gaji

(55)

i) Iuran Asuransi Kesehatan

BPJS Ketenagakerjaan

2. Tambahan Penghasilan PNS

a) Tambahan Penghasilan berdasarkan beban kerja

Tambahan Penghasilan berdasarkan Beban Kerja untuk pegawai

Dinas Perhubungan sebanyak 505 PNS.

b) Tambahan Penghasilan berdasarkan Pertimbangan Objektif

Tambahan Penghasilan berdasarkan Pertimbangan Objektif untuk

pegawai Dinas Perhubungan sebanyak 505 PNS.

3. Insentif Pajak dan Retribusi Daerah

B. Belanja Langsung

Belanja Langsung terdiri dari:

1. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik

Belanja Barang dan Jasa

Belanja Telepon

- Tagihan Telepon

Belanja Air

- Tagihan Air

Belanja Listrik

- Tagihan Listrik

Belanja Modal

Belanja Modal Pengadaan Faximili

(56)

Belanja Modal Pengadaan Instalasi Listrik

- Pemasangan Instalasi Listrik

2. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan

3. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor

4. Penyediaan Alat Tulis Kantor

5. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan

6. Penyediaan Makanan dan Minuman

7. Penyediaan Jasa Tenaga Pendukung Administrasi/Teknis Perkantoran

8. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor

9. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor

10. Pengadaan Mebeleur

11. Pengadaan Komputer dan Perlengkapannya

12. Pemeliharaan Rutin / Berkala Kendaraan Dinas / Operasional

13. Pemeliharaan Rutin / Berkala Perlengkapan Gedung Kantor

14. Pelaksanaan Hari Besar Kegiatan nasional

15. Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya

16. Pendidikan dan Pelatihan Formal

17. Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan

18. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja

SKPD

19. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

(57)

20. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kinerja dan Keuangan Penyusunan Renja SKPD

21. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

Kinerja dan Keuangan Penyusutan Renstra SKPD

22. Penyusunan Kebijakan, Norma, Standar, dan Prosedur Bidang

Perhubungan

23. Penyusunan Rancangan Peraturan Walikota Bidang Perhubungan

24. Rehabilitrasi / Pemeliharaan Sarana Alat Pengujian Kendaraan

Bermotor

25. Rehabilitasi / Pemeliharaan Marka Jalan

26. Rehabilitasi / Pemeliharaan Rambu – Rambu Lalu Lintas

27. Rehabilitasi / Pemeliharaan Median Jalan

28. Rehabilitasi / Pemeliharaan Traffic Light

29. Rehabilitasi / Pemeliharaan Halte / Shelter / Jembatan Penyebrangan

30. Revitalisasi / Pemeliharaan Rambu Tiang Tinggi

31. Rehabilitasi / Pemeliharaan RPJJ

32. Peningkatan Disiplin Masyarakat Menggunakan Angkutan

33. Sosialisasi Penyuluhan Ketertiban Lalu Lintas dan Angkutan

34. Kegiatan Pemilihan dan Pemberian Penghargaan Sopir / JuruMudi /

Awak Kendaraan Umum Teladan

(58)

Pelaksanaan dan Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas 1. Penerimaan Kas

Sistem Akuntansi Penerimaan Kas adalah suatu catatan yang dibuat

untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang dari penjualan tunai atau

dari piutag yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum

perusahaan. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas adalah proses aliran kas

yang terjadi di perusahaan adalah terus menerus sepanjang hidup

perusahaan yang bersangkutan masih beroperasi. Aliran kas terdiri dari

aliran kas masuk dan aliran kas keluar.

Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

a) Prosedur penerimaan kas dilakukan melalui dua cara yaitu melalui

penagihan perusahaan dan melalui transfer bank. Penerimaan kas

disamping berupa cek dan giro, juga berupa uang tunai.

b) Bagian-bagian yang terkait dalam sistem penerimaan kas yaitu :

bagian perbendaharaan, bagian penagihan, bagian kasir, sub bagian

umum/tata usaha, dan bagian akuntansi.

c) Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas

yaitu: kwitansi, surat perintah tagih, bukti penerimaan kas/bank,

rekening koran, bukti transfer bank, dan surat pemberitahuan dari

bank.

d) Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan

kas yaitu : jurnal penerimaan kas, buku kas kasir, buku harian, buku

(59)

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem

akuntansi penerimaan kas adalah suatu kesatuan untuk mengumpulkan,

mencatat transaksi yang dapat membantu pimpinan untuk menangani

penerimaan perusahaan.

2. Pengeluaran Kas

Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas adalah suatu catatan yang dibuat

untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran baik dengan cek maupun dengan

uang tunai yang digunakan untuk kegiatan umum perusahaan. Menurut

Depdiknas Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas adalah suatu proses, cara,

perbuatan mengeluarkan alat pertukaran yang diterima untuk pelunasan

utang dan dapat diterima sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah

sebesar nominalnya, juga simpanan dalam bank atau tempat tempat lainnya

yang dapat diambil sewaktu-waktu.

Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas

yaitu:

a) Fungsi Utang

Fungsi ini menerima dokumen-dokumen dari bagian lain yang

nantinya akan digunakan sebagai dokumen pendukung bukti pengeluaran

uang dan menyiapkan bukti pengeluaran uang.

b) Fungsi Kasir.

Fungsi ini menerima bukti pengeluaran uang dari bagian utang,

(60)

memintakan tandatangannya kepada pejabat yang berwenang, serta

memberikan cek kepada pihak yang namanya tercantum dalam cek.

c) Fungsi Akuntansi

Bagian akuntansi yang terkait dalam pengeluaran uang ini adalah

bagian kartu persediaan dan kartu biaya serta bagian buku jurnal, buku

besar dan pelaporan. Tugasnya yaitu menerima dari bagian utang lembar

pertama bukti pengeluaran kas beserta bukti-bukti pendukung. Selain itu

menyimpan bukti-bukti pengeluaran uang beserta bukti-bukti pendukung

ke dalam suatu file yang disebut dengan file bukti pengeluaran uang yang

telah dibayar. Dalam menyimpan bukti-bukti pengeluaran uang ini,

sebelumnya diurutkan menurut urutan nomor urut bukti pengeluaran

uang.

d) Bagian Pengawasan Intern

Bagian ini bertugas memverifikasi pengeluaran-pengeluaran uang

ini, termasuk mengecek penanggungjawab dari pejabat-pejabat yang

berwenang atas dan selama proses pengeluaran uang tersebut.

Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas

1. Prosedur pengeluaran kas dilakukan dengan menggunakan cek, giro,

dan uang tunai.

2. Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran yaitu bagian

akuntansi, bagian kasir, dan bagian pengawas intern yaitu kepala

(61)

3. Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas

yaitu: bukti pengeluaran kas/bank, cek, giro, dan bukti transfer bank.

4. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi

pengeluaran kas yaitu: jurnal pengeluaran kas, register cek dan buku

kas kasir.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan

Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas adalah suatu proses yang dilaksanakan

untuk melaksanakan pengeluaran kas baik dengan cek maupun uang tunai

untuk kegiatan perusahaan. Sistem Akuntansi pokok yang digunakan untuk

melaksanakan pengeluaran kas yaitu sistem akuntansi pengeluaran kas

dengan cek dan sistem akuntansi pengeluaran kas dengan melalui dana kas

(62)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian bab I sampai bab III maka dapat disimpulkan beberapa hal

yang dapat penulis simpulkan dalam tugas akhir ini yaitu :

1. Berdasarkan data yang didapat dan dikelola oleh penulis sistem akuntansi

penerimaan dan pengeluaran kas Pada Dinas Perhubungan Kota Medan

telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Setelah penulis melakukan penelitian di Dinas Perhubungan Kota Medan

maka penulis menarik kesimpulan bahwa pelaksanaan dan prosedur

terhadap penerimaan dan pengeluaran kas dalam aktivitas instansi sudah

dilakukan dengan baik.

B. Saran

Untuk menambah manfaat penulisan tugas akhir ini, maka penulis

memberikan saran sesuai kemampuan yang dimiliki antara lain:

1. Sistem akuntansi yang diterapkan di Dinas Perhubungan Kota Medan

hendaknya dapat dipertahankan dan dapat ditingkatkan terus – menerus,

agar bertambah baiknya dan berkembangnya instansi tersebut.

2. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan secara berulang agar prosedur

penerimaan dan pengeluaran kas pada Dinas Perhubungan Kota Medan

terjaga dan bersih dari kecurangan – kecurangan yang ada.

(63)

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki, 2012, Intermediate Accounting, Edisi Kedelapan, Badan Penerbit FE-UGM, Yogyakarta

Eti Rochaety. 2007. Metode Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS. Jakarta; Mitra Wacana Media

Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi, Edisi ketiga, Cetakan Keempat, Salemba Empat, Jakarta

Reeve, Fees Accounting (2005:234), Sistem akuntansi Menurut Warren, Reeve, Fees yang diterjemahkan oleh Aria Farahwati dalam bukunya Warren, Reeve, Fees Accounting (2005:234), Sistem akuntansi

Suharli, Michell, 2006. Akuntansi Untuk Bisnis Jasa dan Perdagangan, edisi pertama, Graha Ilmu; Yogyakarta

Warren, Carl S, James M. Reeve dan Philip E. Fess, 2008, Prinsip – Prinsip Akuntansi, Edisi 21, Penerjemah : Aria Farahmita, Amanungrahani, Dan Taufik Hendrawan, Jakarta: Salemba Empat

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 2.1 Logo Dinas Perhubungan Kota Medan
Gambar 2.2  Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Medan

Referensi

Dokumen terkait

dalam tugas akhir dengan judul “ Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada Kantor Kecamatan Medan Denai”..

Lasdelina Nadeak: Prosedur Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Berbasis Electronic Data Processing..., 2003... Lasdelina Nadeak: Prosedur Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran

Ade Sabrina Lubis: Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada PT... Ade Sabrina Lubis: Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas

Meliala: Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Dinas Kesehatan..., 2007... Ely

Masrida Suci: Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada PT... Masrida Suci: Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas

Simbolon: Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada PT... Simbolon: Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas

Indriana Lubis: Sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas, 2006 USU e-Repository © 2008... Indriana Lubis: Sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas, 2006 USU

Evinasari Sebayang: Sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada PT... Evinasari Sebayang: Sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas