i
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN HIV/AIDS
PADA PSK (PEKERJA SEKS KOMERSIAL) DENGAN
PERILAKU PENCEGAHAN DIRI DARI PENULARAN
HIV/AIDS DI LOKALOSASI ‘X’
KABUPATEN MALANG
SKRIPSI
Oleh :
YANUAR REFANGGA ARIA
NIM. 201010420311004
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : YANUAR REFANGGA ARIA
NIM : 201010420311004
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul Skripsi : Hubungan tingkat pengetahuan HIV/AIDS pada PSK (Pekerja Seks
Komersial) dengan perilaku pencegahan diri dari penularan
HIV/AIDS di lokalisasi ‘X’ Kabupaten malang
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang
lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Malang, Desember 2014
Yang Membuat Pernyataan
Yanuar Refangga Aria
iv
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap Puji Syukur Alhamdulillah, akhirnya saya dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan HIV/AIDS pada PSK
(Pekerja Seks Komersial) dengan Perilaku Pencegahan Diri Dari HIV/AIDS
di Lokalisasi ‘X’ Kabupaten Malang”. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Bersamaan dengan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada :
1. Yoyok Bekti Prasetyo, S.Kep, M.Kep., Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Ibu Nurul Aini, S. Kep. Ns. M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang
3. Ibu Aini Alifatin, S.Kp., M.Kep selaku dosen pembimbing I atas arahan,
bimbingan dan masukan yang sangat membangun.
4. Ibu Henik Tri Rahayu, S. Kep., Ns., MS sebagai dosen pembimbing II, yang
dengan sabar dan kebesaran hati dalam membimbing saya untuk mewujudkan
proposal skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal skripsi ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang
v
disetujui dan segera direalisasikan sehingga bermanfaat bagi masyarakat dan dunia
kesehatan khususnya bidang keperawatan dan kesehatan masyarakat.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Malang, 8 April 2014
vi
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... iii
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRACT ... viii
INTISARI ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR ... viv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.3.1Tujuan Umum ... 6
1.3.2Tujuan Khusus ... 6
1.4 Manfaat ... 6
1.4.1 Bagi Peneliti ... 6
1.4.2Bagi PSK ... 6
1.4.3Bagi Instansi Kesehatan dan Dinas Kesehatan ... 7
1.4.4 Bagi Keperawatan ... 7
1.5 Keaslian Penelitian. ... 7
1.6 Batasan Istilah Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1 Konsep Pengetahuan ... 10
2.1.1 Definisi Pengetahuan ... 10
2.1.2 Pengukuran Pengetahuan ... 12
2.1.3 Cara Memperoleh Pengetahuan ... 12
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengetahuan ... 15
2.2 Konsep HIV/AIDS ... 16
2.2.1 Pengertian ... 16
2.2.2 Perjalanan Penyakit AIDS ... 17
2.2.3 Gejala-gejala AIDS ... 17
2.2.4 VCT (Voluntary Counseling Testing) ... 18
2.2.5 Pemeriksaan Penunjang ... 22
2.2.6 Peroses Penularan ... 23
2.3 Konsep Perilaku ... 26
2.3.1 Defenisi Perilaku... 26
2.3.2 Proses Pembentukan Perilaku ... 26
2.3.3 Tingkat Perilaku ... 27
2.4 Konsep PSK (Pekerja Seks Komersial) ... 28
2.4.1 Defenisi PSK ... 28
2.4.2 Fenomena Menjadi PSK ... 29
2.5 Konsep Perilaku Pencegahan PSK ... 30
vii
2.5.2 Perilaku Pencegahan PSK ... 31
2.6 Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku PSK ... 35
2.7 Konsep Lokalisasi / Prostitusi ... 36
2.5.1 Pengertian Lokalisasi / Prostitusi ... 36
2.5.2 Dampak Lokalisasi ... 37
2.5.3 Prostitusi Sebagai Masalah Sosial ... 38
2.5.4 Motof-motif yang Melatarbelakangi Prostitusi ... 38
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ... 39
3.1 Kerangka Konseptual ... 39
3.2 Hipotesis Penelitian ... 40
BAB IV METODELOGI PENELITIAN ... 41
4.1 Desain Penelitian ... 41
4.2 Kerangka Kerja Penelitian ... 42
4.3 Populai, dan Sampel ... 43
4.3.1 Populasi ... 43
4.3.2 Sampel ... 43
4.4 Teknik Sampling ... 43
4.5 Variabel Penelitian ... 43
4.4.1 Variabel Independen ... 44
4.4.2 Variabel Dependen... 44
4.6 Definisi Operasional ... 44
4.7 Tempat Dan Waktu Penelitian ... 46
4.8 Instrumen Penelitian ... 46
4.8.1 Kuisioner data demografi ... 46
4.8.2 Kuisioner Pengetahuan PSK tentang HIV/AIDS ... 47
4.8.3 Kuisioner Pemilihan Cara PSK Untuk Proteksi Diri Dari HIV/AIDS ... 47
4.9 Uji Validitas dan Realibiditas ... 48
4.9.1 Kuesioner pengetahuan ... 48
4.9.2 Kuesioner Perilaku PSK ... 48
4.9.3 Uji Reliabilitas ... 48
4.10 Prosedur Pengambilan Data ... 49
4.10.1 Persiapan Penelitian ... 49
4.10.2 Tahap Pelaksanaan ... 49
4.11 Pengolahan Data ... 49
4.12 Analisa Data ... 50
4.13 Etika Penelitian ... 52
BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ... 54
5.1 Analisis Univariat ... 54
5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 54
5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 55
5.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Paparan Informasi Mengenai HIV/AIDS ... 55
5.1.4 Data Sosial Ekonomi PSK ... 56
5.1.5 Tingkat Pengetahuan PSK ... 57
5.1.6 Perilaku PSK ... 58
5.2 Analisis Bivariat ... 59
viii
BAB VI PEMBAHASAN ... 60
6.1 Interpretasi dan Diskusi Hasil ... 60
6.1.1 Tingkat Pengetahuan PSK terhadap HIV/AIDS ... 60
6.1.2 Perilaku PSK dalam Mencegah tertular HIV/AIDS ... 61
6.1.3 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Pencegahan HIV/AIDS pada PSK ... 63
6.2 Keterbatasan Penelitian ... 64
6.2.1 Proses Penelitian ... 64
6.2.2 Asisten Penelitian ... 64
6.3 Implikasi Hasil Penelitian ... 65
6.3.1 Implikasi Terhadap PSK... 65
6.3.2 Manfaat Bagi Instansi Kesehatan dan Dinas Kesehatan ... 65
BAB VII PENUTUP ... 66
7.1 Kesimpulan ... 66
7.2 Saran ... 66
7.2.1 Bagi Lokalisasi ... 66
7.2.2 Bagi PSK ... 67
7.2.3 Bagi Peneliti Lebih Lanjut ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 68
ix
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Faktor-faktor Yang Berhubungan dengan risiko peningkatan transmisi
... 18
Tabel 4.1 Definisi Operasional ... 37
Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ... 48
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 54
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 55
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan dan Paparan Informasi HIV/AIDS ... 56
Tabel 5.4 Data Sosial Ekonomi ... 56
Tabel 5.5 Frekuensi Tingkat Pengetahuan... 57
Tabel 5.6 Frekuensi Perilaku PSK ... 57
Tabel 5.7 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku PSK ... 58
x
DAFTAR GAMBAR
Hal
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keterangan Selesai Penelitian ... 71
Lampiran 2 Angket Persetujuan Hasil ... 72
Lampiran 3 Lembar Konsultasi ... 73
Lampiran 4 Kisi – kisi Kuesioner ... 74
Lampiran 5 Kuesioner Pengetahuan PSK Tentang HIV/AIDS dan Kuesioner Perilaku Pencegahan Diri Dari HIV/AIDS ... 75
Lampiran 6 Hasil Uji Validitas Kuesioner ... 79
Lampiran 7 Hasil Uji Chi~Square ... 81
Lampiran 8 Master Tabel Tingkat Pengetahuan ... 84
Lampiran 9 Mater Tabel Perilaku ... 86
Lampiran 10 Data Sosial Ekonomi PSK ... 88
xii
DAFTAR PUSTAKA
Amalya, Gretta Hapsari. (2012). Perilaku Pemakaian Kondom dengan Kejadian Infeksi Menular Seksual. 2012, 3 (2).
Anurmalasari, Rosyy. (2010). Hubungan Antara Pemahaman Tentang HIV/AIDS dengan Kecemasan Tertular HIV/AIDS pada WPS (Wanita Penjajal Seks di Cilacap.
Ariani, Putu D., & Hargono, Arief. (2011) : Analisis Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap Dengan Tindakan Berdasarkan Indikator Surveilans Perilaku HIV/AIDS Pada Wanita Pekerja Seks. Dalam Studi Penelitian Di Klinik IMS Puskesmas Putat Jaya Surabaya. 2010.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V. Jakarta : Rineka Cipta.
Aspitasari, Dimas A. D., (2008) Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Terjangkit HIV/AIDS dengan Aktivitas Menggunakan Jasa pada Para Pengguna PSK di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Azwar. (2013). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Burhanuddin, Jajat. (2004). Wacana dan Gerakan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Irawan, Danny (2002). Dialog Seputar AIDS. Jakarta : Grasindo Gramedia Widiasarana Indonesia.
Daili, S. F., Zubier, F., Judanarso, J., Makes, W. I. B. (2009). Infeksi menular seksual edisi keempat. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
George, Pickett & John J, Hanlon. (2009). Kesehatan Masyarakat: Administrasi dan Praktik, Ed 9. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Hidayat, Aziz.A. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:
Salemba Medika.
Istianto, Bekti. S., (2007). Menguak Konsep Diri Perempuan Pelacur di Lokasi Pariwisata Baturaden Kabupaten Banyumas.
Kartono, kartini. 2007. Patologi Sosial. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Komisi Penanggulangan AIDS. (2014). Info HIV dan AIDS.
http://www.aidsindonesia.or.id/contents/37/78/Info-HIV-dan-AIDS#sthash.wsqg0dBC.dpbs. Di unduh pada tanggal 17 April 2014. Manuaba, Ida B.G., (1998). Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Mansjoer, A. et al. (2000). Kapita selekta kedokteran edisi ketiga jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius.
Morgan, Geri, & Hamilton, Carole, (2009). Obstetri dan Ginekologi Panduan Praktik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Mukarom, Ribut Siti (2012). Gambaran dan Tingkat Pemgetahuan dan sikap Wanita Tuna Susila Terhadap Infeksi HIV/AIDS di Lokalisasi Kopeng Kabupaten Semarang. Volume. 3 Nomor. 1, Oktober 2012.
Muma, et al. (1997). HIV : Manual Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Myron, Cohen. S. (2007). Preventing Sexual Transmission of HIV. University of North Carolina School of Medicine, Chapel Hill. 2007:45 No 4.
Nasronudin. (2007). HIV & AIDS pendekatan biologi molekuler, klinis dan sosial cetakan 1. Surabaya : Airlangga University Press.
xiii
Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Nuracmah, Elly. (2009). Faktor Pencegahan HIV/AIDS Akibat perilaku Berisiko
Tertular pada siswa SLTP. Makara, Kesehatan, VOL. 13, NO 2.Desember
2009
Nursalam, & Kurniawati, Ninuk Dian. (2007). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta : Salemba Medika.
Stalker, Peter. (2008). Laporan MDGs Indonesia. United Nations.
Sandra, Amalia. A., (2013). Dampak Lokalisasi Pekerja Seks Komersial (PSK) Terhadap Masyarakat. Volume 1, Nomor 2, 2013.
Setiowati, Diah. (2013). Pemberantasan Pelacuran di Wilayah Kabupaten Batang. Universitas Diponogoro Semarang.
Sugiono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta, cv.
Sujarweni, V. W., (2014). Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta : Penerbit Gava Media.
Sumarlin, Hestri. (2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi Perubahan Perilaku Pada Pasien HIV/AIDS di Klinik VCT Bunga Harapan RSUD Banyumas. Fakultas Kedokteran : Universitas Jendral Soedirman.
Sunaryo, M.Kes. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
Sungkar, Saleha. (2010). Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Aedes
aegypti di Kecamatan Bayah, Provinsi Banten. Makara : kesehatan, Vol. 14. No 2,
Desember 2010: 81-85.
Tamboyang, Jan. (2000) Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Widoyono. (2011). Penyakit Tropis : Epidemologi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasannya Edisi Kedua. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Yuliantini, Herlina. (2012). Tingkat Pengetahuan HIV/AIDS dan Sikap Remaja
Terhadap Perilaku Seksual Pranikah di SMA “X” di Jakarta Timur. Fakultas Keperawatan : Universitas Indonesia.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah suatu kumpulan gejala
penyakit kerusakan system kekebalan tubuh; bukan penyakit bawaan tetapi didapat
dari hasil penularan. Penyakit ini disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV)
(Widoyono, 2011). Penularan penyakit ini melalui berbagai cara, virus HIV masuk ke
dalam tubuh manusia melalui perantara darah, semen, cairan serviks, cairan vagina,
ASI, air liur, serum, urine, air mata, cairan alveolar dan cairan serebrospinal. Akan
tetapi, sejauh ini transmisi HIV secara efisien terjadi melalui darah, cairan sperma,
cairan vagina dan serviks, dan air susu ibu (Nasrodin, 2007 dalam Sumarlin, 2013).
Pria yang sudah disunat memiliki resiko HIV yang kecil dibandingkan dengan pria
yang belum disunat (widoyono, 2011).
Dalam kurun waktu dua belas tahun angka kejadian kasus HIV/AIDS
mengalami penurunan di seluruh dunia. Berdasarkan data dari UNAIDS (2013),
jumlah kasus infeksi baru HIV/AIDS sejak tahun 2001 turun sebanyak 33%. Pada
tahun 2012 terdapat 2,3 juta infeksi baru diseluruh dunia, turun dari 3,4 juta pada
tahun 2001. Infeksi baru pada usia remaja dan dewasa mengalami penurunan
sebanyak 50% bahkan lebih pada 26 negara sejak tahun 2001 sampai 2013.
Sedangkan jumlah kasus baru HIV/AIDS di Indonesia cenderung mengalami
peningkatan setiap tahunnya, hal ini dapat dilihat dengan penanggulangan
HIV/AIDS masuk dalam salah satu target dari MDGs dan semakin menurunnya
peringkat MDGs Indonesia di dunia. Menurut laporan United Nations oleh Stalker
2
peringkat 107 dunia, tahun 2008 peringkat 109, tahun 2008 hingga 2010 masih
peringkat 111. Di Indonesia Jumlah kasus HIV yang dilaporkan sejak pertama kali
ditemukan pada tahun 1987 sampai dengan tahun 2005 sebanyak 859 kasus, tahun
2006 sampai dengan 2008 sebanyak 23.605 kasus, pada tahun 2009 sampai dengan
2011 sebanyak 52.415 kasus, pada tahun 2012 sampai dengan 2013 sebanyak 50.548
kasus. Jumlah kumulatif infeksi HIV yang dilaporkan sampai dengan Desember 2013
sebanyak 127.427 kasus. Pada tahun 2005 sampai dengan 2007 jumlah kasus AIDS
yang dilaporkan sebanyak 12.996, tahun 2007 sampai dengan 2010 sebanyak 17.848
kasus, tahun 2011 sampai dengan 2013 sebanyak 21.504 kasus. Jumlah kumulatif
AIDS sampai dengan Desember 2013 sebanyak 52.348 orang (KPA, 2014).
Memereangi HIV dan AIDS merupakan salah satu target dari MDGs
(Milenium Development Goals) dari total 8 target acuan yang direncanakan dan menjadi
perioritas untuk pembangunan nasional, Mengendalikan penyebaran dan mulai
menurunkan jumlah kasus baru HIV dan AIDS hingga tahun 2015, dengan rincian ;
1) Prevalensi HIV dan AIDS (persen) dari total populasi dengan target mengalami
penurunan. 2) Penggunaan kondom pada seks beresiko tinggi terakhir dengan target
mengalami peningkatan. 3) Proporsi Jumlah penduduk usia 15-24 tahun memiliki
pengetahuan komperhensif tentang HIV/AIDS dengan target Meningkat (Kemenkes
dan Riskesdas, 2011)
Menurut laporan KPA, (2014), menyatakan Jawa Timur menempati urutan
kedua jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS dengan kasus 16.253. di bawah provinsi di
bawah DKI Jakarta dengan 28.790 kasus HIV (KPA, 2014). Berdasarkan data dari
Dinkes Jatim jumlah kasus HIV tahun 2009 sampai dengan 2010 sebanyak 3.901
3
2009 sampai dengan 2010 sebanyak 1.900 kasus, 2011 sampai dengan 2012
mengalami penurunan menjadi 1.223 kasus.
Berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan merupakan selah satu
penyebab menularnya virus HIV, berhubungan seksual baik melalui anal, oral,
maupun vagina (Nursalam, 2009). Salah satu kelompok risiko tinggi adalah Wanita
Pekerja Seks (WPS). Kelompok WPS sangat rentan tertular HIV akibat hubungan
seks dan perilaku seks yang tidak aman (KPA, 2009). beberapa faktor yang
mempengaruhi penggunaan kondom antara lain adalah pengetahuan, aksesibilitas,
penjangkauan, dan aturan penggunaan kondom (Ariani, 2010).
Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang merupakan penyumbang kasus
HIV/AIDS yang bisa dibilang besar. Data terbaru dari Puskemas Gondanglegi yang
terjangkit HIV/AIDS di Gondanglegi sebanyak 188 orang dan 15% dari total yang
terjangkit HIV adalah PSK (Pekerja Seks Komersial). Setelah peneliti mewawancara
langsung empat orang PSK (Pekerja Seks Komersial) tentang perilaku penggunaan
kondom dalam berhubungan seks dengan pelanggan, tiga dari empat PSK
mengatakan bahwa selalu menggunakan kondom saat melakukan hubungan seksual
dengan pelanggan, karena para PSK mengaku takut akan tertular HIV dari para
pelanggan, dan satu dari empat mengatakan kadang-kadang tidak menggunakan
kondom jika pelanggan menolak untuk menggunakan kondom, karena takut akan
kehilangan pelanggannya dan berganti pasangan dengan PSK yang lainya sehingga dia
tidak mendapatkan pendapatan, dan menurut laporan dari salahsatu petugas di
puskesmas yang bertugas melakukan pemeriksaan rutin pada PSK mengatakan ada
PSK yang menggunakan alkohol/minuman keras untuk membersihkan area intim
mereka (vagina), dari hasil studi pendahuluan tersebut dapat disimpulkan ada
4
beresiko lebih tinggi dibanding PSK yang berperilaku protektif terhadap HIV selama
berhubungan seksual dengan para pelanggannya.
Pencegahan adalah mengambil tindakan antisipasi untuk mengurangi
kemungkinan timbulnya atau berkembangnya suatu kejadian atau kondisi, atau untuk
meminimalkan kerusakan akibat kejadian atau kondisi tersebut jika ini benar-benar
terjadi (George, 2009). Pencegahan diri dari HIV yang dilakukan oleh para PSK
haruslah wajib dilakukan untuk menurunkan resiko tertularnya virus ini, Menurut
Nursalam (2007), Pencegahan penularan HIV pada wanita dilakukan secara primer
yang mencakup mengubah perilaku seksual, salahsatunya adalah penggunaan
kondom ketika berhubungan seksual.
PSK yang memiliki pemahaman tinggi tentang HIV/AIDS akan memiliki
kecemasan tinggi untuk tertular HIV/AIDS, sedangkan PSK yang memiliki
pemahaman rendah tentang HIV/AIDS akan memiliki kecemasan tertular
HIV/AIDS yang rendah. Masih banyak PSK (Pekerja Seks Komersial) yang belum
menyadari bahwa mereka termasuk sebagai kelompok risiko tinggi (Ariani, 2010).
Pemahaman yang kurang terhadap HIV ini yang membuat PSK (Pekerja Seks
Komersial) tidak sadar bahwa mereka sangat rentan untuk terkena HIV/AIDS
sehingga masih banyak yang memiliki sikap yang kurang dalam melakukan perilaku
seksual yang aman, seperti masih banyak PSK (Pekerja Seks Komersial) yang mau
melayani pelanggan yang tidak menggunakan kondom.
Menurut laporan dari salah satu LSM yang bertugas di lokalisasi tempat
peneliti akan meneliti sudah berjalan program-program salah satunya adalah
penyuluhan tentang HIV/AIDS, namun para ada beberapa PSK yang tidak selalu
paham dan dalam waktu beberapa jam sudah tidak mengingat lagi tentang apa yang
5
hampir setiap hari memberikan pengarahan dan pengetahuan tentang bahayanya
bekerja sebagai PSK. Maka dari itulah peneliti menarik kesimpulan untuk melakukan
penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan yang para PSK dapat dari berbagai
sumber dengan perilaku para PSK.
Dari data di atas jelas model penularan terbesar prevalensinya adalah dengan
hubungan seksual yang tidak aman tanpa menggunakan perlindungan diri. Melihat
fenomena saat ini rata-rata kota di Indonesia memiliki tempat prostitusi/lokalisasi.
Hal itulah yang membuat jumlah para pekerja seks komersial (PSK) semakin banyak
dan memiliki resiko terjangkit virus HIV ini, mengingat pekerjaan mereka melakukan
hubungan intim dengan berganti-ganti pasangan dengan ada beberapa PSK yang
memiliki tingkat pendidikan rata-rata tidak tamat/lulus SD, bahkan dari pengakuan
beberapa PSK di tempat penelitian peneliti mengaku mereka (PSK) tidak selalu
menggunakan pelindung (kondom) dalam melakukan hubungan dengan para
pelanggan.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik melakukan penelitian berkaitan
dengan “Hubungan Tingkat Pengetahun PSK (Pekerja Seks Komersial) tentang
HIV/AIDS dengan perilaku proteksi diri dari HIV/AIDS pada PSK „X‟ di
Kabupaten Malang.”
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah “Apakah ada
hubungan antara pengetahuan pekerja seks komersial tentang HIV/AIDS dengan
perilaku pencegahan diri dari penularan HIV/AIDS pada pekerja seks komersial di
6
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Sesuai dengan rumusan masalah yang ada dan sudah ditetapkan maka tujuan
umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan para
pekerja seks komersial (PSK) tentang HIV/AIDS dengan perilaku pencegahan diri
dari penularan HIV/AIDS pada pekerja seks komersial (PSK) di Lokalisasi „X‟ di
Kabupaten Malang”.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mendeskripsikan gambaran pengetahuan tentang HIV/AIDS pada
pekerja seks komersial di Lokalisasi „X‟ di Kabupaten Malang
2. Untuk mendeskripsikan gambaran prilaku pencegahan diri dari penularan
HIV/AIDS pada pekerja seks komersial di Lokalisasi „X‟ di Kabupaten Malang
3. Untuk menganalisis apakah ada hubungan pengetahuan pekerja seks komersial
(PSK) terhadap HIV/AIDS dengan perilaku pencegahan diri dari penularan
HIV/AIDS pada pekerja seks komersial (PSK) di Lokalisasi „X‟ di Kabupaten
Malang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan dan pengetahuan
peneliti, serta menjadi pengalaman berharga untuk peneliti yang kemudian menjadi
sumber referensi pada penelitian berikutnya.
1.4.2 Manfaat Bagi PSK
Penelitian ini juga diharapkan bermanfaat bagi pekerja seks komersial (PSK)
karena akan menjadi bahan acuan sebagai perilaku pencegahan diri dari penularan
7
1.4.3 Manfaat Bagi Instansi Kesehatan dan Dinas Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi instansi kesehatan guna
mengetahui masalah atau kendala apa yang dialami para pekerja seks komersial untuk
mencegah peningkatan angka kejadian HIV/AIDS
1.4.4 Manfaat Bagi Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber dan referensi bagi
keperawatan komunitas terutama di Puskesmas daerah guna mencegah angka
kejadian HIV/AIDS meningkat terutama pada pekerja seks komersial yang dimana
menjadi orang paling beresiko terjangkit virus HIV.
1.5 Keaslian Penelitian
Penelitian Aspitasari (2008), meneliti tentang Hubungan antara tingkat
kecemasan terjangkit HIV/AIDS dengan aktivitas menggunakan jasa para pengguna
PSK di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Perbedaan dengan penelitian pada
variabel dependen dan variabel independen, pada penelitian ini variabel dependennya
tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS dan variabel independennya pemilihan cara
proteksi diri dari HIV/AIDS. Selain itu tujuan, tujuan penelitian juga berbeda.
Tujuan penelitian dari Aspitasari untuk mengetahui tingkat kecemasan tertular
HIV/AIDS para pengguna jasa PSK. Sama halnya dengan penelitian ini yang ingin
mengetahui bagaimana tingkat kecemasan para PSK tertular HIV/AIDS tetapi lebih
spesifik ke perilaku PSK dalam memproteksi diri dari HIV.
Penelitian Anurmalasari, dkk (2009), meneliti tentang hubungan antara
pemahaman tentang HIV/AIDS dengan kecemasan tertular HIV/AIDS pada WPS
(Wanita Pekerja Seks) langsung di Cilacap. Perbedaan dengan penelitian ini adalah
pada variabel independen serta pada tujuan penelitiannya. Pada penelitian yang
8
kecemasan para WPS (wanita pekerja seks) akan tertular HIV/AIDS sedangkan
dalam penelitian ini variabel independennya bagaimana perilaku diri para PSK dari
pencegahan penularan HIV dan tujuannya penelitian Anurmalasari, dkk untuk
mengetahui bagaimana tingkat kecemasan para WPS akan terserang virus HIV
sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemilihan cara
proteksi diri dari HIV/AIDS pada PSK di Lokalisasi „X‟ di Kabupaten Malang.
Penelitian Juliastika, dkk (2011) meneliti tentang Hubungan pengetahuan
tentang HIV/AIDS dengan sikap dan tindakan penggunaan kondom Pria pada
Wanita Pekerja Seks di Kota Manado. Jika dibandingkan, penelitian Juliastika, dkk
dengan penelitian ini sama-sama mencari sebuah hubungan. Penelitian ini lebih luas
ruang lingkupnya tentang proteksi diri dari HIV (Universal Percausion dari HIV)
sedangkan penelitian dari Juliastika, dkk meneliti tentang proteksi diri dari HIV tetapi
lebih spesifik pada penggunaan kondom bagi para pengguna jasa WPS.
1.6 Batasan Istilah Penelitian
Dalam penelitian ini, ada beberapa istilah yang digunakan diantaranya :
1. Pengetahuan merupakan hasil tahu yang diperoleh seseorang dengan
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu dengan
menggunakan panca inderanya (mata, telinga, hidung, kulit, dan lidah).
2. Perilaku Pencegahan Pencegahan adalah mengambil tindakan antisipasi
untuk mengurangi kemungkinan timbulnya atau berkembangnya suatu
kejadian atau kondisi, atau untuk meminimalkan kerusakan akibat
9
3. Pekerja Seks Komersial adalah golongan yang diacuhkan oleh kalangan
islam dan dianggap penyimpangan dalam system sosial kemasyarakatan –