• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor Pendorong Perilaku Beresiko pada Pekerja Seks Komersial (PSK) : Studi Kasus Lokalisasi Tanjung Desa Batu Merah Kota Ambon T1 462011026 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor Pendorong Perilaku Beresiko pada Pekerja Seks Komersial (PSK) : Studi Kasus Lokalisasi Tanjung Desa Batu Merah Kota Ambon T1 462011026 BAB I"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

HIV/AIDS menjadi epidemik yang mengkhawatirkan

masyarakat dunia. Jumlah kasus HIV/AIDS dari tahun ke tahun

di seluruh bagian dunia terus meningkat meskipun berbagai

upaya preventif terus dilakukan. Selain belum ditemukan obat

dan vaksin untuk pencegahan, penyakit ini juga memliki “window periode” dan fase asimtomatik (tanpa gejala) yang relatif panjang

dalam perjalanan penyakitnya.

Menurut data Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi

Maluku (2015), situasi HIV/AIDS di Indonesia sejak pertama kali

ditemukan pada tahun 1987 sampai dengan September 2015.

HIV/AIDS tersebar di 386 (78%) dari 498 Kabupaten/Kota di

seluruh Provinsi di Indonesia.

Provinsi Maluku termasuk salah satu Provinsi yang

menempati urutan ketujuh dengan presentase 24,2 dari jumlah

Case Rate Nasional yaitu 19,1 dengan perbandingan angka 5,1.

Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Provinsi Maluku

yang diperkirakan 1.664.631 jiwa dengan standar Case Rate

(2)

2

kejadian kasus HIV/AIDS yang cukup besar(Badan Pusat

Statistik Provinsi Maluku, 2013).

Hasil wawancara dengan petugas kesehatan Tn.M (30

Tahun) pada tanggal 12 September 2015 di Kota Ambon,

menjelaskan bahwa penularan virus HIV/AIDS pertama kali

ditemukan di Kabupaten Provinsi Maluku tepatnya di Kabupaten

Maluku Tenggara Kota Tual pada tahun 1994. Penularan

HIV/AIDS dimulai sejak adanya perdagangan bebas kapal-kapal

asing yang masuk dan beroperasi dalam waktu yang cukup

lama. Kesempatan ini digunakan oleh para nelayan asing

dengan mencari wanita yang berprofesi sebagai PSK untuk

melakukan hubungan seksual. Berikut ini adalah grafik

[image:2.516.86.461.176.606.2]

perkembangan kasus HIV/AIDS di Kota Ambon.

Tabel 1.1 GRAFIK PER TAHUN KASUS HIV & AIDS DI KOTA

AMBON TAHUN 1996 – 2015

Sumber : Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Maluku, 2015 1 0 0 0 0 0 14 21

43 63 52

132 132 127 171

236 177

150 162

62

1 0 0 0 0 0 14 21

43 63 52

132 132 127 171

236 177

150 162

62 19 96 19 97 19 98 19 99 20 00 20 01 20 02 20 03 20 04 20 05 20 06 20 07 20 08 20 09 20 10 20 11 20 12 20 13 20 14 20 15

(3)

3

Grafik 1.1 di atas menunjukan bahwa Angka kumulatif

kasus HIV/AIDS di Maluku tahun 1994 sampai dengan Juli 2015

berjumlah 2.775 kasus. Jumlah ini terdiri dari HIV 1.319 kasus

dan AIDS 1.456 kasus. Selama 6 tahun pertama sejak

kemunculan HIV/AIDS di Ambon, tidak terjadi peningkatan yang

signifikan. Jumlah kasus mulai meningkat hingga 236 kasus

pada tahun 2011 dan mengalami penurunan dalam kurun waktu

4 tahun kemudian sebanyak 69%. Berdasarkan jenis kelamin,

presentasi kasus HIV/AIDS pada laki-laki sebanyak 52% dan

wanita 48 %. Sedangkan, berdasarkan golongan umur, penderita

HIV/AIDS lebih banyak berusia 15 – 39 tahun.

Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Provinsi Maluku

(2015) menerangkan bahwa 76% kejadian HIV/AIDS ditularkan

melalui hubungan seksual berganti-ganti pasangan, sisanya

melalui penggunaan Narkoba sebanyak 17%. Sangat

memprihatinkan bahwa penularan ini telah menyebar dalam

[image:3.516.85.468.191.538.2]
(4)

4

Grafik 1.2 Jumlah Kasus HIV/AIDS berdasarkan jenis pekerjaan di Kota Ambon

Sumber :Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Maluku, 2015

Grafik 1.2 di atas menunjukan bahwa Pekerja Seks

Komersial (PSK) merupakan salah satu profesi dengan jumlah

kasus HIV/AIDS terbanyak di Kota Ambon. Hal ini menunjukan

bahwa penyebaran HIV/AIDS terbanyak melalui hubungan

seksual berganti – ganti pasangan yang dilakukan oleh PSK

sebagai salah satu mata pencaharian. PSK yang terlokalisasi di

Desa Tanjung Batu Merah Kota Ambon ini, melakukan

aktivitasnya setiap hari, terkecuali saat para Pekerja Seks

Komersial (PSK) ini sedang datang bulan.

Menurut wawancara dengan petugas kesehatan Tn.M (30

Tahun) pada tanggal 12 September 2015 di Kota Ambon bahwa,

pelanggan yang sering berkunjung di Lokalisasi Tanjung Desa 112

56

22 11 13 9 7 9 4

3 3 2 0

50 100 150

wiraswasta IRT PSK

PNS Tidak Kerja Balita Tidak Diketahui Mahasiswa Petani

[image:4.516.87.462.130.543.2]
(5)

5

Batu Merah Kota Ambon adalah wiraswasta tergolongan kelas

menengah ke bawah seperti, buruh kasar, sopir angkot, tukang

ojek dan tukang becak. Hal ini memungkinkan munculnya data

muncul jumlah angka kasus HIV/AIDS tertinggi adalah

berdasarkan jenis pekerjaan yaitu wiraswasta.

Pemerintah telah melakukan upaya semaksimal mungkin

dengan melaksanakan beberapa program seperti, program

penyuluhan mengenai penyakit menular seksual lebih khususnya

pada penyakit menular HIV/AIDS, bahkan ditambahkan juga

beberapa materi terkait dampak dan bahaya dari perilaku

seksual beresiko berganti-ganti pasangan. Namun, pada

kenyataannya tidak mengurangi aktivitas dari para Pekerja Seks

Komersial (PSK) di Lokalisasi Tanjung Desa Batu Merah Kota

Ambon. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti faktor apa

yang mendorong para Pekerja Seks Komersial (PSK) untuk tetap

berperilaku beresiko penularan HIV/AIDS.

1.2 Fokus Penelitian

Penelitian ini lebih menekankan pada faktor pendorong

perilaku beresiko HIV/AIDS pada Pekerja Seks Komersial (PSK)

dan seperti apa perilaku beresiko HIV/AIDS yang dilakukan oleh

(6)

6 1.3 Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Faktor apa yang mendorong para Pekerja Seks Komersial

(PSK) berperilaku beresiko HIV/AIDS?

2. Bagaimana gambaran perilaku beresiko HIV/AIDS dari

Pekerja Seks Komersial (PSK)?

1.4 Signifikan dan Keunikan Penelitian

Keunikan dari penelitian ini adalah belum ada penelitian

tentangfaktor pendorong perilaku beresiko pada Pekerja Seks

Komersial (PSK) : Studi kasus Lokalisasi Tanjung Desa Batu

Merah Kota Ambon dengan metode kualitatif dengan pendekatan

studi kasus. Hingga saat ini peneliti hanya menemukan beberapa

penelitian sebelumnya dengan menggunakan metode kuantitatif

terkait pencegahan dalam perilaku beresiko penularan HIV/AIDS

dan IMS. Diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Fitriana

Yuliawati Lokollo (2009), Utami Selvi, ddk (2010), dan Dwi

Ratnaningsih (2015).

1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1. Tujuan Umum

Mengkaji faktor-faktor yang mendorong perilaku beresiko

(7)

7

Pekerja Seks Komersial (PSK) berperilaku beresiko di

Lokalisasi Tanjung Desa Batu Merah Kota Ambon.

1.5.2. Tujuan khusus

a. Menjelaskan faktor yang mendorong para PSK

melakukan perilaku beresiko HIV/AIDS.

b. Menjelaskan perilaku beresiko HIV/AIDS oleh Pekerja

Seks Komersial.

1.6 Manfaat penelitian 1.6.1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi

masukan baru bagi pengembangan ilmu pengetahuan

dan sebagai pengembangan wawasan untuk konsentrasi

mata kuliah keperawatan komunitas saat terjun dalam

ruang lingkup masyarakat atau komunitas-komunitas

tertentu yang membutuhkan informasi-informasi

kesehatan terkait penyakit menular HIV/AIDS.

1.6.2. Manfaat Praktis

Secara praktis manfaat penelitian ini diharapkan

dapat memberi masukan kepada pemerintah Kota Ambon

dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam upaya

Gambar

Tabel 1.1 GRAFIK PER TAHUN KASUS HIV & AIDS DI KOTA
Grafik 1.1 di atas menunjukan bahwa Angka kumulatif
Grafik 1.2 di atas menunjukan bahwa Pekerja Seks

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Informasi Manajemen adalah serangkaian sub sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka pokok permasalahan yang ditemukan adalah : Bagaimana membangun aplikasi sistem informasi manajemen untuk

Jika dilihat dari kondisi tata guna lahan eksisting berupa pemukiman dan perkebunan serta seluruh data hasil analisis yang dilakukan, maka daya dukung lingkungan pada

[r]

Jika dalam penelitian tersebut selain fokus meneliti sistem produksi secara Islam pada faktor- faktor produksi, distribusi dan manajemen keuangan maka dalam penelitian ini

Skor mutu konsumsi pangan Provinsi Banten pada tahun 2005 masih kurang 21.3 poin dan pada tahun 2007 masih kurang 15.3 poin. Perencanaan konsumsi pangan di Provinsi Banten menuju

Dari hasil penelitian secara umum yang dapat disimpulkan bahwa selama 4 kali perlakuan, dengan menggunakan aspek psikomotor hasil belajar yang digunakan pada saat pre test dan

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak daging buah kurma ajwa tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah neuron pada otak embrio mencit, tetapi terdapat