• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Jaya Beton Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pengaruh Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Jaya Beton Indonesia"

Copied!
184
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH SISTEM MANAJEMEN MUTU

ISO 9001: 2008 TERHADAP KINERJA KARYAWAN

DI PT. JAYA BETON INDONESIA

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh:

DEBBIE TIUR J. PURBA 080403094

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberikan kasih karunia-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas sarjana yang berjudul “Analisis Pengaruh Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Jaya Beton Indonesia.” Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat bagi saya untuk menyelesaikan pendidikan program sarjana di Departemen Teknik Industri USU. Ini merupakan langkah awal bagi saya untuk mengenal lingkungan kerja serta menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan di lingkungan kerja.

Saya menyadari bahwa tugas sarjana ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan saya sebagai masukan yang berarti. Semoga tugas sarjana ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak.

Medan, Oktober 2013

(7)

UCAPAN TERIMAKASIH

Yang pertama dan terutama puji syukur dan terimakasih saya ucapkan yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan anugerah kepada saya untuk dapat mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di Departemen Teknik Industri USU serta telah membimbing saya selama masa kuliah dan penulisan tugas sarjana ini.

Dalam penulisan tugas sarjana ini saya telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, maupun informasi. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I, yang telah memberi izin pelaksanaan tugas sarjana ini dan telah menyediakan waktu untuk membimbing saya dalam penulisan tugas sarjana ini.

2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah menyediakan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian tugas sarjana ini.

3. Bapak Ir. Mangara Tambunan, M.Sc selaku Koordinator Tugas Akhir yang telah membantu saya dalam proses penyelesaian tugas sarjana ini.

(8)

5. Bapak/Ibu Dosen Pembanding yang telah memberikan masukan dan saran untuk menyempurnakan tugas sarjana ini.

6. Bapak Wahyudi, Bang Rio, dan Kak Maria yang telah bersedia menjadi pembimbing saya selama proses penelitian di PT. Jaya Beton Indonesia dan para karyawan yang telah bersedia meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner penelitian.

7. Bagian Administrasi Departemen Teknik Industri USU, Kak Dina, Kak Ani, Bang Mijo, Bang Rido, dan Bang Nurmansyah dan juga Kak Dina dan Kak Mia yang turut membantu saya dalam proses penyelesaian tugas sarjana ini. 8. Kedua orang tua saya yang senantiasa memberikan dukungan doa, semangat,

materiil, dan kasih sayang yang telah diberikan kepada saya selama ini sera saudara-saudara saya, Bang Octo, Bang Pirhot, Indah, dan Rachel, yang memberikan doa dan semangat kepada saya.

9. Satahi Naibaho, yang selalu memberikan doa dan semangat dan selalu bersedia membantu saya dalam penyelesaian tugas akhir ini.

10.Kawan-kawan stambuk 2008 yang sama-sama berjuang menyelesaikan tugas sarjana terkhusus Dewi Sari Kencana dan Grace Aloina atas kebersamaannya selama masa-masa sulit, dan juga Rachel Julia, Marta Sirait, Dewi Resna, Deasy Pardede, Ruth Dalimunthe, Fitri Siahaan, Katarina, Melanie, Efraim Ginting, Nova Nainggolan, Nova Tambunan, Lisa, Malahayati dan teman-teman stambuk 2008 lainnya.

(9)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA... iii

KEPUTUSAN SIDANG KOLOKIUM ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

ABSTRAK ... xvii

I PENDAHULUAN ... I-1

1.1. Latar belakang ... I-1 1.2. Perumusan Permasalahan ... I-5 1.3. Tujuan Penelitian ... I-5 1.4. Manfaat Penelitian ... I-6 1.5. Batasan Masalah dan Asumsi ... I-6 1.6. Sistematika Penulisan Laporan ... I-7

(10)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2 2.3. Lokasi Perusahaan ... II-3 2.4. Daerah Pemasaran ... II-3 2.5. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-3 2.6. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-5 2.7. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-7 2.8. Bahan yang Digunakan ... II-8 2.8.1. Bahan Baku ... II-8 2.8.2. Bahan Tambahan ... II-10 2.8.3. Bahan Penolong ... II-10 2.9. Uraian Proses Produksi ... II-11 2.10. Mesin dan Peralatan ... II-15 2.10.1. Mesin Produksi ... II-15 2.10.2. Peralatan (Equipment) ... II-17 2.10.3. Utilitas ... II-18

III LANDASAN TEORI ... III-1

(11)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

3.4. Kinerja ... III-10 3.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... III-11 3.6. Penilaian Kinerja Berdasarkan Judgement ... III-15 3.7. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... III-16 3.7.1. Validitas Data ... III-16 3.7.2. Reliabilitas Data ... III-17 3.8. Uji Asumsi Klasik ... III-19 3.8.1. Uji Normalitas ... III-19 3.8.2. Uji Multikolinieritas ... III-20 3.8.3. Uji Heterokedastisitas ... III-21 3.9. Analisis Regresi Linier Berganda ... III-22

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1

(12)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

4.8.1. Sumber Data ... IV-7 4.8.2. Teknik Pengumpulan Data ... IV-7 4.8.3. Metode Pengumpulan Data ... IV-12 4.9. Pengolahan Data ... IV-13 4.10. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-14 4.11. Kesimpulan dan Saran ... IV-14

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1

(13)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

5.2.4.3. Uji Parsial ... V-30

VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ... VI-1

6.1. Analisis Hasil Pengujian Hipotesis ... VI-1 6.2.1. Analisis Koefisien Determinasi ... VI-1 6.2.2. Analisis Hasil Uji Signifikansi Simultan ... VI-2 6.2.3. Analisis Hasil Uji Parsial ... VI-2

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1

7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-1

DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

(15)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN

(16)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Kuesioner Terbuka ... L.1 2. Rekapitulasi Kuesioner Terbuka ... L.2 3. Kuesioner Tertutup ... L.3 4. Rekapitulasi Kuesioner Tertutup ... L.4 5. Uji Validitas ... L.5 6. Uji Reliabilitas ... L.6 7. Analisis Regresi Linear Berganda ... L.7 8. Uji Asumsi Klasik ... L.8 9. Pengujian Hipotesis ... L.9 10. Tabel rkritis PearsonProduct Moment ... L.10

(18)

ABSTRAK

Perdagangan bebas menuntut kemampuan perusahaan lokal dalam berkompetisi dengan perusahaan asing. PT. Jaya Beton Indonesia merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan daya saing. Penerapan ISO 9001: 2008 di perusahaan diharapkan dapat memberi dampak positif bagi perusahaan termasuk dalam peningkatan kinerja karyawan. Namun selama penerapannya, kinerja karyawan masih belum seperti yang diharapkan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sistem manajemen mutu ISO 9001: 2008 khusus klausul 6 (kompetensi, pelatihan, kepedulian, prasarana, dan lingkungan kerja) terhadap kinerja karyawan baik secara simultan maupun secara parsial.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan daftar pertanyaan (kuesioner). Metode penarikan sampel yang digunakan adalah disproportionate stratified random sampling, dengan ukuran sampel sebanyak 94 orang yang meliputi karyawan tetap dan tenaga outsourcing. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan model yang digunakan regresi linear berganda dengan perangkat lunak SPSS versi 20.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 berpengaruh terhadap kinerja karyawan, dimana kemampuan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 menjelaskan variabel kinerja adalah sebesar 31,2%. Secara parsial, diketahui bahwa hanya variabel kepedulian dan lingkungan kerja yang berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan, sedangkan variabel kompetensi, pelatihan, dan prasarana tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja karyawan, perusahaan harus mengevaluasi dan membenahi sistem manajamen mutu ISO 9001: 2008 khususnya dalam hal kepedulian dan lingkungan kerja.

(19)

ABSTRAK

Perdagangan bebas menuntut kemampuan perusahaan lokal dalam berkompetisi dengan perusahaan asing. PT. Jaya Beton Indonesia merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan daya saing. Penerapan ISO 9001: 2008 di perusahaan diharapkan dapat memberi dampak positif bagi perusahaan termasuk dalam peningkatan kinerja karyawan. Namun selama penerapannya, kinerja karyawan masih belum seperti yang diharapkan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sistem manajemen mutu ISO 9001: 2008 khusus klausul 6 (kompetensi, pelatihan, kepedulian, prasarana, dan lingkungan kerja) terhadap kinerja karyawan baik secara simultan maupun secara parsial.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan daftar pertanyaan (kuesioner). Metode penarikan sampel yang digunakan adalah disproportionate stratified random sampling, dengan ukuran sampel sebanyak 94 orang yang meliputi karyawan tetap dan tenaga outsourcing. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan model yang digunakan regresi linear berganda dengan perangkat lunak SPSS versi 20.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 berpengaruh terhadap kinerja karyawan, dimana kemampuan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 menjelaskan variabel kinerja adalah sebesar 31,2%. Secara parsial, diketahui bahwa hanya variabel kepedulian dan lingkungan kerja yang berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan, sedangkan variabel kompetensi, pelatihan, dan prasarana tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja karyawan, perusahaan harus mengevaluasi dan membenahi sistem manajamen mutu ISO 9001: 2008 khususnya dalam hal kepedulian dan lingkungan kerja.

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perdagangan bebas semakin meningkat dalam sepuluh tahun terakhir ini. Di kawasan Indonesia sendiri telah diberlakukan perdagangan bebas ASEAN-China (ACFTA, ASEAN-China Free Trade Area) sejak 1 Januari 2010. Produk-produk dari Asia Tenggara dan Cina bebas masuk dalam satu negara tanpa biaya tambahan. Namun, diberlakukannya ACFTA ini membawa ancaman tersendiri bagi perekonomian Indonesia. Kecenderungan masyarakat untuk memilih produk impor dibuktikan dengan banyaknya produk-produk buatan China yang beredar di Indonesia. Hal ini menuntut kemampuan perusahaan lokal dalam berkompetisi dengan perusahaan asing.

Untuk dapat meningkatkan daya saing agar dapat bertahan dalam persaingan global, suatu perusahaan harus mampu menghasilkan produk yang telah memenuhi persyaratan mutu dan standar-standar tertentu. Salah satu standar yang dipersyaratkan adalah standar sistem manajemen mutu. Perusahaan sebaiknya sudah menerapkan sistem manajemen mutu agar membantu perusahaan dalam meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan melalui penyediaan jaminan mutu yang lebih baik. Salah satu standar sistem manajemen mutu yang diterima secara internasional yaitu ISO 9001.

(21)

System menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian sistem manajemen kualitas, yang bertujuan menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk, baik yang berupa barang ataupun jasa yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

PT. Jaya Beton Indonesia merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang memproduksi jenis beton. Untuk menghadapi kompetisi perdagangan, perusahaan ini telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 versi 2000 sejak Juni 2006 dan telah diupgrade menjadi versi 2008 pada September 2010.

Penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 seharusnya mampu meningkatkan kinerja karyawan. Namun selama penerapannya, kinerja karyawan masih belum seperti yang diharapkan oleh perusahaan. Dalam kinerja rutin PT. Jaya Beton Indonesia, masih sering terjadi ketidaksesuaian antara target produksi dengan jumlah produksi seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1. Hal ini menunjukkan belum tercapainya tingkat pencapaian antara rencana kerja dan hasil kerja.

Tabel 1.1. Pencapaian Target Produksi Tahun 2012

Bulan Target Produksi (Batang)

Jumlah Produksi (Batang)

Pencapaian (%)

Januari 3154 2812 89.16

Februari 2365 2180 92.18

Maret 3044 2713 89.13

April 3125 2957 94.62

Mei 3746 3336 89.05

Juni 3445 3149 91.41

(22)

Tabel 1.1. Pencapaian Target Produksi Tahun 2012 (Lanjutan)

Bulan Target Produksi (Batang)

Jumlah Produksi (Batang)

Pencapaian (%)

Agustus 3125 2785 89.12

September 3142 2790 88.80

Oktober 3425 3095 90.36

November 3345 3244 96.98

Desember 3345 3290 98.36

Sumber: PT. Jaya Beton Indonesia

Pihak perusahaan mengungkapkan bahwa selain faktor mesin, faktor utama penyebab tidak tercapainya target produksi adalah faktor sumber daya manusia. Para pekerja kurang memahami pola kerja yang ditetapkan oleh perusahaan. Hal tersebut terlihat dari indikasi bahwa masih kurangnya kesadaran untuk berprestasi dimana seringnya ditemukan beberapa karyawan yang tidak bekerja saat tidak diawasi, sikap kerja yang kurang cekatan, serta kurangnya kemampuan pekerja dalam berinteraksi satu sama lain.

(23)

dilakukan; sistem dokumentasi data untuk perbaikan mesin dan peralatan belum optimal sehingga sulit dalam melakukan analisa perbaikan mesin dan alat.

Meskipun demikian, rendahnya kinerja karyawan mungkin juga dipengaruhi oleh faktor lain. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih jauh untuk mengetahui secara nyata dampak penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001: 2008 tersebut terhadap kinerja karyawan. Beberapa penelitian telah menyimpulkan bahwa penerapan ISO 9001:2008 berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan, salah satunya adalah penelitian oleh Yani dan Darmawan, 2010. Pada penelitian tersebut, dilakukan pengujian korelasi untuk melihat hubungan ISO 9001:2008 terhadap kinerja karyawan dan disimpulkan bahwa ISO 9001:2008 berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan bahwa yang menjadi permasalahan adalah kinerja karyawan belum seperti yang diharapkan oleh perusahaan meskipun telah diterapkannya sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.

1.3. Tujuan Penelitian

(24)

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1. Menentukan persamaaan regresi berganda.

2. Mengetahui apakah kompetensi, pelatihan, kepedulian, prasarana dan lingkungan kerja secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan di PT. Jaya Beton Indonesia.

3. Mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja karyawan untuk dapat dijadikan masukan dalam upaya peningkatan kinerja karyawan di PT. Jaya Beton Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak yakni:

1. Manfaat bagi Mahasiswa

Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berpikir dan menganalisis melalui penulisan karya ilmiah dalam menerapkan teori-teori yang diperoleh selama kuliah.

2. Manfaat bagi Perusahaan

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan bagi PT. Jaya Beton Indonesia untuk mengetahui dampak penerapan ISO 9001:2008 terhadap kinerja karyawan.

3. Manfaat bagi Universitas

(25)

1.5. Batasan Masalah dan Asumsi

Adapun yang menjadi batasan masalah ini adalah sebagai berikut:

1. Faktor-faktor yang diteliti hanya terdiri dari klausul 6 yang memiliki keterkaitan dengan sumber daya manusia, yaitu kompetensi, pelatihan, kepedulian, prasarana dan lingkungan kerja.

2. Penelitian yang dilakukan hanya sampai pada tahap analisis pengaruh sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap kinerja karyawan di perusahaan PT. Jaya Beton Indonesia.

Yang menjadi asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tidak ada pergantian tenaga kerja selama penelitian berlangsung.

2. Tidak ada perubahan proses implementasi sistem manajamen mutu ISO 9001:2008 selama penelitian berlangsung.

1.6. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika penulisan laporan Tugas Akhir adalah sebagai berikut :

Pada bab I diuraikan latar belakang penelitian tentang kondisi sumber daya manusia di perusahaan setelah diterapkannya sistem manajamen mutu ISO 9001:2008, rumusan masalah, tujuan penelitian, asumsi dan batasan masalah penelitian, manfaat penelitian untuk perusahaan, mahasiswa serta Departemen Teknik Industri, dan sistematika laporan Tugas Akhir.

(26)

mesin dan fasilitas produksi dan beberapa hal yang mendukung informasi mengenai perusahaan di PT. Jaya Beton Indonesia.

Pada bab III diuraikan teori-teori yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang dikaji dalam tugas akhir ini antara lain teori sistem manajemen mutu, ISO, kinerja, rumus, metode dan pendekatan yang digunakan sebagai dasar pemecahan masalah.

Pada bab IV diuraikan lokasi dan waktu penelitian, rancangan penelitian, jenis penelitian, variabel penelitian, kerangka konseptual, metode dan instrumen penelitian, langkah-langkah pengumpulan dan pengolahan data, arahan analisis dan pemecahan masalah, serta kesimpulan dan saran.

Bab V berisi pengumpulan data yang berupa pengumpulan kuisioner yang berisi pendapat karyawan mengenai faktor-faktor kinerja karyawan sesuai dengan ISO 9001:2008. Kemudian data diolah dengan pengujian validitas dan reliabilitas dan dilakukan pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik.

Pada bab VI diuraikan mengenai analisis pengaruh sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap kinerja karyawan dengan membandingkan data yang diperoleh dengan teori yang mendasari hasil penelitian.

(27)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Jaya Beton Indonesia dibangun oleh PT. Pembangunan Jaya pada tahun 1978 yang muncul dari aspirasi untuk mengikuti kemajuan perkembangan yang sangat cepat dalam sektor industri dan infrastruktur. Beberapa proyek besar telah disupplai oleh PT. Jaya Beton Indonesia sebagai gantinya material telah diimpor dari luar negeri pada awal berdirinya PT. Jaya Beton Indonesias.

Proyek seperti Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), Asean Aceh Fertilizer Plant, Panjang Harbour, LNG Bontang, Jakarta Outer Ring Road, Matahari Tower (40 storey Building) telah menggunakan produk Jaya Beton. Bahkan PT. Jaya Beton telah mengekspor tiang pancang ke Guam, Hawaii dan ke Brunei Darussalam untuk proyek Royal Brunei Air Force. Dengan produk dan pelayanan yang handal, pasar Jaya Beton bertumbuh dengan sangat cepat. Pada saat ini, perusahaan ada dalam hampir setiap proyek infrastruktur seluruh Indonesia.

(28)

Belawan, Pabrik Pengepakan Semen Andalas, Gudang Bulog di Dumai dan berbagai proyek besar lainnya.

Untuk memproduksi tiang pancang dan tiang listrik membutuhkan proses teknologi yang tinggi dan utilisasi dengan teknik yang modern dan terbaru. Jadi, PT. Jaya Beton Indonesia berusaha untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan Jepang yang memiliki pengalaman tinggi, dengan tujuan transfer teknologi. Sebagai hasilnya, pada tahun 1978, PT. Jaya Beton Indonesia menjalin kerjasama dengan perusahaan Jepang Yoshimoto Co, Ltd dan Daido Concrete Co.Ltd.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Jaya Beton Indonesia Sumut di dalam menjalankan perusahaannya memproduksi jenis beton sebagai berikut:

1. Prestressed Concrete Spun Piles, yaitu produk beton yang berbentuk tiang pancang bulat yang di gunakan untuk pondasi bangunan dan gedung bertingkat.

2. Prestressed Concrete Spun Poles (Electricity and Telecommunication), yaitu produk beton yang berupa tiang listrik dan telekomunikasi yang di gunakan untuk menyangga kabel/kawat yang dialiri listrik dari pembangkit ke konsumen.

(29)

2.3. Lokasi Perusahaan

PT. Jaya Beton Indonesia berlokasi di Jalan Paya Pasir Medan Marelan, Sumatera Utara 20255. Pada lokasi ini termasuk dengan lantai produksi, kantor, gudang, dan pengolahan limbah dengan total luas lahan adalah 95.249 m2.

2.4. Daerah Pemasaran

PT Jaya Beton Indonesia memasarkan produknya ke dalam dan luar negeri. Untuk dalam negeri, produk dipasarkan ke daerah Sumatera, Pekanbaru, Batam, Lampung, Aceh, dan Jakarta, sedangkan untuk luar negeri PT. Jaya Beton Indonesia telah mengekspor tiang pancang ke Guam, Hawaii dan ke Brunei Darussalam.

2.5. Stuktur Organisasi Perusahaan

(30)

Struktur organisasi PT. Jaya Beton Indonesia dapat dilihat pada Gambar 2.1. di bawah ini.

Kepala Operasi Wil. 1

Supervisor Accounting Plant Manager

Inspector

Supervisor Umum & Pers.

Supervisor Pembelian

Supervisor Gudang Supervisor Pemancangan

Supervisor M & R Supervisor

Produksi Supervisor

Marketing

Kabag QC & Eng Kabag KPU

Kabag Marketing Kabag/ Wakabag Produksi

Kasir

Supervisor Adm. Produksi

(31)

2.6. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Dalam pengelolaan perusahaan PT. Jaya Beton Indonesia, tiap-tiap struktur memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing. Hal ini dimaksudkan agar setiap fungsional memiliki deskripsi pekerjaan (job description) yang jelas sehingga dapat bekerja dengan optimal.

Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing fungsi yang terdapat pada PT. Jaya Beton Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Kepala Operasi bertugas mengkoordinir kegiatan operasional masing-masing plant/ pabrik. Adapun kegiatan operasional ini meliputi kegiatan penjualan, pembelian, dan lain-lain.

2. Plant Manager bertindak sebagai pengambil keputusan/ kebijakan di dalam pabrik.

3. Kepala Bagian Marketing bertugas mencari pasar dan juga dalam penagihan proyek.

4. Supervisor Marketing bertugas membantu kepala bagian marketing dalam melaksanakan tugasnya, termasuk mencari pasar dan dalam penagihan proyek.

5. Kepala Bagian Produksi bertugas mengkoordinir kegiatan produksi pada setiap produk di bawah perintah Plant Manager

(32)

7. Kepala Bagian Quality & Engineering bertugas mengontrol seluruh kegiatan mulai dari kegiatan pengecekan material masuk, produksi hingga pengiriman.

8. Supervisor Produksi bertugas melaksanakan dan mengawasi jalannya produksi

9. Supervisor Maintenance and Repair bertugas mengawasi dan melaksanakan perawatan dan perbaikan alat-alat produksi ataupun pabrik

10. Supervisor Pemancangan bertugas mengawas dan melaksanakan proses pemancangan di lapangan

11. Supervisor Gudang bertugas mengawasi dan melaksanakan kegiatan penerimaan material baik material pokok maupun material bantu

12. Supervisor Administrasi Produksi bertugas membuat laporan dan administrasi produksi

13. Supervisor Accounting bertugas mengawasi dan melaksanakan akuntansi pabrik

14. Supervisor Pembelian bertugas mengawasi dan melaksanakan kegiatan penyediaan atau pembelian material pokok atau bantu

15. Supervisor Umum dan Personalia bertugas mengawasi dan melaksanakan segala kegiatan yang berhubungan dengan karyawan.

16. Kasir bertugas melaksanakan kegiatan pembayaran

(33)

2.7. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

[image:33.595.163.460.214.734.2]

Data tenaga kerja pada PT. Jaya Beton Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Data Tenaga Kerja

No. Karyawan Jumlah

1 Kepala Operasi 1

2 Plant Manager 1

3 Kepala Bagian Marketing 1

4 Supervisor Marketing 1

5 Kepala Bagian Produksi 3

6 Kepala Bagian KPU

(Keuangan, Pembelian, dan Umum)

1

7 Kepala Bagian Quality & Engineering 1

8 Supervisor Produksi 4

9 Supervisor Maintenance and Repair 2 10 Supervisor Pemancangan 1

11 Supervisor Gudang 1

12 Supervisor Administrasi Produksi 1

13 Supervisor Accounting 1

14 Supervisor Pembelian 1

15 Supervisor Umum dan Personalia 1

16 Kasir 1

17 Inspector 1

18 Pelaksana Bagian Produksi 12 19 Pelaksana Maintenance and Repair 4 20 Pelaksana Quality & Engineering 2 21 Tenaga kerja Outsourcing 82

Total 123 Orang

(34)

Jam kerja produksi terdiri atas 2 shift kerja dengan perincian berikut: Shift I :

1. Jam 07.00-12.00 WIB (Kerja) 2. Jam 12.00-13.00 WIB (Istirahat) 3. Jam 13.00-19.00 WIB (Kerja) Shift II :

1. Jam 19.00-00.00 WIB (Kerja) 2. Jam 00.00-01.00 WIB (Istirahat) 3. Jam 01.00-04.00 WIB (Kerja) 4. Jam 04.00-05.00 WIB (Istirahat) 5. Jam 05.00-07.00 WIB (Kerja)

Karyawan yang bekerja melebihi kerja normal atau kerja shift dihitung sebagai kerja lembur. Hari Minggu dan hari-hari besar lainnya merupakan hari libur bagi perusahaan.

2.8. Bahan yang Digunakan

2.8.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi di PT. Jaya Beton Indonesia antara lain:

1. PC Bar (Prestressed Concrete Bar/Baja Beton Pratekan)

(35)

didinginkan dengan cepat untuk menghasilkan struktur kemudian dihilangkan sisa tegangannya dengan proses perlakuan panas secara kontinu untuk mencapai sifat mekanis sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. PC Bar yang digunakan dalam poduksi tiang pancang berdiameter 7,1 mm dengan kekuatan tarik 1445-1500 N/mm2 dan elongasi >5,0%. PC Bar digunakan sebagai tulangan dalam pembuatan sangkar.

2. Iron wire

Iron wire yang digunakan berdiameter 3,2 mm dengan kekuatan tarik 640-1080 N/mm2. Iron wire digunakan sebagai lilitan dalam pembuatan sangkar. 3. Semen

Semen yang digunakan adalah semen Andalas tipe Portland Pozzolan Cement (PPC).

4. Pasir

Pasir yang digunakan memiliki diameter <4 mm dengan kadar lumpur tidak lebih dari 5% dan daya serap air lebih kecil dari 3 %.

5. Kerikil

Kerikil yang digunakan memiliki diameter 10-20 mm dengan kadar lumpur tidak lebih dari 1 % dan daya serap air lebih kecil dari 3%.

6. Pile joint plate

(36)

2.8.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang diperlukan dalam proses produksi tetapi tidak secara langsung dimasukkan ke dalam produk. Bahan tambahan yang digunakan dalam proses produksi di PT. Jaya Beton Indonesia antara lain:

1. Air

Air yang dipergunakan dalam proses produksi berasal dari air sumur bor dengan tingkat kesadahan 72 mg/L.

2. Plascitizer

Plascitizer merupakan jenis chemical admixture yang ditambahkan dalam proses pembuatan adukan beton untuk mempermudah adukan supaya homogen dan mengurangi pemakaian air dengan tidak mengurangi mutu. 3. Cat

Cat digunakan sebagai bahan untuk mewarnai kedua ujung tiang pancang dan membuat label akta produksi (marking) pada produk.

4. Baut

Baut digunakan untuk menahan PC Bar agar tidak lepas saat sangkar dirakit dengan pile joint plate. Baut berukuran ¾ inchi ditempatkan pada locking pin hole keemudian dikencangkan menggunakan impact tool.

2.8.3. Bahan Penolong

(37)

Oil). Minyak CPO merupakan bahan tambahan yang digunakan untuk melapisi cetakan agar pada saat pengecoran, beton tidak lengket dengan cetakan.

2.9. Uraian Proses Produksi

PT. Jaya Beton memproduksi dengan sistem produksi Make to Order

(MTO). Suatu perusahaan disebut mempunyai sistem produksi Make to Order

yaitu bila perusahaan/produsen menyelesaikan item jika dan hanya jika telah menerima pesanan konsumen untuk item tersebut.

PT. Jaya Beton Indonesia merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi tiang pancang dan tiang listrik. Adapun proses produksi dimulai dari persiapan tulangan, pembuatan sangkar (cage forming), pemasangan pile joint plat, perakitan sangkar dengan cetakan, pembuatan adukan beton (concrete

mixing) pengecoran adukan beton, penutupan cetakan dan penarikan PC Bar

(tensioning), pemutaran cetakan (spinning), steam curing, remoulding, storage.

Proses produksi selengkapnya dapat dilihat pada flow process chart dan dijelaskan sebagai berikut.

1. Persiapan tulangan (PC Bar)

PC Bar (∅=7,1 mm) dengan kekuatan tarik 1445-1500 N/mm2

dan elongasi >5,0% dipindakan dari gudang penyimpanan ke area pemotongan menggunakan forklift. Selanjutnya PC Bar dipindahkan ke cutting machine

menggunakan hoist crane. PC Bar dipotong menggunakan cutting machine

(38)

dimasukkan ke heading machine kemudian diproses untuk membentuk ujung PC Bar menjadi bulat (berkepala) dengan diameter 15 mm.

2. Pembuatan sangkar (cage forming)

Dalam pembuatan sangkar diperlukan PC Bar (∅ = 7,1 mm) dan iron wire

(∅=3,2 mm). Iron wire dipindahkan dari gudang ke area perakitan dengan menggunakan forklift. Gulungan iron wire ditempatkan ke cage forming machine secara manual. Cover ring dipasang sesuai diameter sangkar yang akan dibuat. PC Bar yang sudah melewati tahap pengheadingan dipasang pada plat tembaga langsung ke plat penarik. Selanjutnya ujung iron wire

dipasangkan pada PC Bar. Pengelasan iron wire secara otomatis dilakukan. Pada masing-masing ujung sangkar berjarak 1m ± 100 mm jarak spiralnya 40-80 mm, sedangkan jarak spiral 1m ± 100 mm dari ujung pertama adalah 80-120 mm sampai 1m ± 100 mm. Setelah selesai pengelasan, ujung PC wire

dipotong menggunakan tang. Sangkar yang telah selesai dibuat dipindahkan ke area pemasangan joint secara manual.

3. Pemasangan pile joint plate

Sangkar yang telah selesai selanjutnya dipasangi pile joint plate (∅ = sesuai

(39)

4. Perakitan sangkar dengan cetakan

Cetakan diolesi dengan minyak CPO sebelum dilakukan pengecoran. Selanjutnya dipindahkan ke area placing dengan menggunakan over head crane. Sangkar yang telah dipasangi pile joint plate dipindahkan ke area placing menggunakan over head crane dan ditempatkan di dalam cetakan bagian bawah.

5. Pembuatan adukan beton (concrete mixing)

Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat adukan beton adalah air, semen, kerikil, pasir, dan plascitizer sebagai admixture. Sebelum digunakan dalam proses ini, terlebih dahulu mutu bahan diinspeksi. Semen, kerikil, dan pasir dimasukkan ke dalam batching plant dengan menggunakan conveyor. Air dan plascitizer dialirkan ke batching plant melalui selang. Pengadukan terhadap bahan-bahan tersebut selama 5 menit dengan putaran 45 rpm. Hasil pengadukan dipindahkan ke trolley hopper atas kemudian ke trolley hopper

bawah selanjutnya ke concrete placing machine dengan membuka gate trolley

hopper.

6. Pengecoran adukan beton

(40)

7. Penutupan cetakan dan penarikan PC Bar (tensioning)

Setelah adukan beton rata dilakukan penutupan cetakan. Cetakan atas dibawa dengan over head crane. Setelah penutup atas cetakan tepat menutupi cetakan, maka seluruh baut cetakan dikencangkan dengan menggunakan

impact tool. Bila seluruh baut telah dikencangkan maka dilakukan

prestressing terhadap PC Bar menggunakan tensioning jack (kekuatan tarik 750 kg/cm2). Selanjutnya cetakan dipindahkan ke spinningmachine.

8. Pemutaran cetakan (spinning)

Pada bagian pemutaran (spinning) terdapat roda atau roll pemutar yang akan memutar cetakan. Setelah cetakan diletakkan di atas roll pemutar maka

spinning machine akan menggerakkan roll. Pemutaran cetakan bertujuan untuk memadatkan adonan beton dalam cetakan dengan memanfaatkan gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh mesin. Cetakan diputar dengan kecepatan dan lama putaran sesuai dengan diameter luar produk. Selanjutnya cetakan yang telah selesai melalui proses spinning dipindahkan ke bak uap menggunakan over head crane.

9. Steamcuring

(41)

10. Remoulding

Remoulding merupakan proses pembukaan cetakan. Cetakan bagian atas

dibuka dengan terlebih dahulu melepaskan baut menggunakan impact tool. Cetakan bagian atas dipindahkan menggunakan over head crane. Selanjutnya produk dipindahkan ke bagian pengecatan. Produk diinspeksi apakah sudah sesuai dengan standar. Selanjutnya kedua ujung produk dicat dan produk diberi label akta produksi.

11. Storage

Produk yang telah selesai diinspeksi dan dicat selanjutnya dipindahkan ke

stock area menggunakan over head crane.

2.10. Mesin dan Peralatan

2.10.1. Mesin Produksi

Dalam melakukan proses produksinya, PT. Jaya Beton Indonesia menggunakan beberapa mesin dan peralatan. Adapun mesin-mesin yang digunakan oleh PT. Jaya Beton Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Mesin Produksi

No. Nama Mesin Kegunaan Spesifikasi

1. CuttingMachine Untuk memotong PC Bar

sesuai ukuran yang dibutuhkan

(42)
[image:42.595.109.534.140.707.2]

Tabel 2.2. Mesin Produksi (Lanjutan)

No. Nama Mesin Kegunaan Spesifikasi

2. HeadingMachine Untuk membuat kepala

di kedua ujung PC Bar

1. Tipe : SH-40 Tahun : 1986 2. Tipe : SH-40

Tahun : 1978

3. Spinning

Machine

Untuk memutar roll

spinning agar adukan

beton di dalam cetakan menjadi padat

1.Buatan : Tatchi/Baldor Tipe : 45 Kw

Diameter : 300-400 mm Tahun : 1995

2.Buatan : Kodama (Meiden) Tipe : EB-MHC Motor 30 Kw

Diameter : 300-400 mm Tahun : 1986-Jepang 3.Buatan : Kodama (Meiden)

Tipe : EB-MHC Motor 30 Kw

Diameter : 300-400 mm Tahun : 1982-Jepang

4. Cage forming

Machine

Untuk membentuk sangkar produk

Model : P 400 – 13B Buatan : Hiraoka (Jepang) Tahun : 1978

5. Batching Plant Untuk mencampur atau

mengaduk pasir, semen, kerikil, dan plascitizer selama 5 menit sehingga homogeny

(43)
[image:43.595.113.531.142.225.2]

Tabel 2.2. Mesin Produksi (Lanjutan)

No. Nama Mesin Kegunaan Spesifikasi

6. Concrete placing

machine

Untuk menempatkan adonan pengecoran pada cetakan

Buatan : Lokal – JBI

2.10.2. Peralatan (Equipment)

Dalam mendukung kegiatan produksi diperlukan adanya material handling yang berperan sebagai sarana transportasi untuk memindahkan material. Alata material handling dan peralatan lainnya yang digunakan dalam proses produksi dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Peralatan/Equipment

No. Nama Peralatan Kegunaan

1. OverheadCrane - Untuk memindahkan sangkar ke area placing

- Untuk memindahkan cetakan ke area placing

- Untuk memindahkan cetakan dari spinning machine ke area steamcuring

- Untuk memindahkan cetakan dari bak steam curing ke area remoulding

- Untuk memindahkan cetakan ke area pengecatan - Untuk memindahkan produk ke stock area

2. BeltConveyor Untuk memindahkan pasir, kerikil, dan semen dari bucket

ke batching plant

3. Tensioningjack Untuk menarik PC Bar agar menjadi tegang, dilakukan

setelah proses pengecoran

4. Hoist crane Untuk memindahkan PC Bar dari area pemotongaan ke

[image:43.595.109.535.414.732.2]
(44)

Tabel 2.3. Peralatan/Equipment (Lanjutan)

No. Nama Peralatan Kegunaan

5. Tang Untuk memotong iron wire setelah selesai proses pembuatan sangkar (cage forming)

6. Kuas - Sebagai alat untuk membantu kegiatan pengolesan minyak CPO ke cetakan

- Sebagai alat untuk membantu kegiatan pemberian label akta produksi dan pengecatan ujung produk

7. Forklift Untuk memindahkan gulungan PC Bar dan iron wire dari

gudang ke area produksi

8. Meteran Untuk mengukur diameter produk 9. Vernier caliper Untuk mengukur diameter iron wire

10. Trolley Hopper Untuk memindahkan adonan beton dari batching plant ke

concrete placing machine

11. Bucket Sebagai tempat pasir, kerikil, dan semen sebelum

dipindahkan ke batching plant

12. Impact Tool Untuk mengencangkan dan mengendurkan baut

13. Cetakan Sebagai wadah untuk membentuk produk, baik tiang pancang maupun tiang listrik.

2.10.3. Utilitas

(45)
[image:45.595.112.515.142.348.2]

Tabel 2.4. Utilitas

No. Utilitas Jumlah Kegunaan

1. Genset 1 Pembangkit listrik bagi perusahaan apabila terjadi pemadaman arus oleh PLN dengan menghasilkan daya sebesar 450 KVA

2. Boiler 2 Sebagai penghasil uap air dengan suhu 700

hingga 1000 C dan tekanan 7 hingga 8 bar yang digunakan pada proses steam curing.

(46)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Sistem Manajemen Kualitas Internasional ISO 90011

ISO 9001 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen kualitas. ISO 9001 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen kualitas, yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk (barang dan/ atau jasa) yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan-persyaratan yang ditetapan ini dapat merupakan kebutuhan spesifik dari pelanggan, dimana organisasi yang dikontrak itu bertanggung jawab untuk menjamin kualitas dari produk-produk tertentu, atau merupakan kebutuhan dari pasar tertentu, sebagaimana ditentukan oleh organisasi.

ISO 9001 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk (barang dan/ atau jasa). Tidak ada kriteria penerimaan produk dalam ISO 9001, sehingga kita tidak dapat menginspeksi suatu produk terhadap standar-standar produk. ISO 9001 hanya merupakan standar sistem manajemen kualitas. Dengan demikian apabila ada perusahaan yang mengiklankan bahwa produknya telah memenuhi standar internasional, merupakan hal yang salah dan keliru, karena seyogianya manajemen perusahaan hanya boleh menyatakan bahwa sistem manajemen kualitasnya yang telah memenuhi standar internasional, bukan produk berstandar 1

(47)

internasional, karena tidak ada kriteria produk dalam ISO 9001. Bagaimanapun diharapkan, meskipun tidak selalu, bahwa produk yang dihasilkan dari suatu sistem manajemen kualitas internasional akan berkualitas baik (standar).

Persyaratan-persyaratan dan rekomendasi dalam ISO 9001 diterapkan pada manajemen organisasi yang memasok produk, sehingga akan memperngaruhi bagaimana produk itu didesain, diproduksi, dirakit, ditawarkan, dan lain-lain.

Model proses dari ISO 9001 terdiri dari lima bagian utama yang menjabarkan sistem manajemen organisasi sebagai berikut:

1. Sistem manajemen kualitas (bagian 4 dari ISO 9001) 2. Tanggung jawab manajemen (bagian 5 dari ISO 9001) 3. Manajemen sumber daya (bagian 6 dari ISO 9001) 4. Realisasi produk (bagian 7 dari ISO 9001)

[image:47.595.142.484.500.728.2]

5. Analisis, pengukuran, dan peningkatan (bagian 8 dari ISO 9001)

(48)

ISO 9001 disusun berdasarkan delapan prinsip manajemen kualitas. Prinsip-prinsip ini dapat digunakan oleh manajemen senior sebagai suatu kerangka kerja (framework) yang membimbing organisasi menuju peningkatan kinerja. Prinsip-prinsip ini diturunkan dari pengalaman kolektif dan pengetahuan dari ahli-ahli internasional yang berpartisipasi dalam Komite Teknik ISO/ TC 176, yang bertanggungjawab untuk mengembangkan dan mempertahankan standar-standar ISO.

Delapan prinsip manajemen kualitas yang menjadi landasan penyusunan ISO 9001 adalah:

1. Fokus Pelanggan

Organisasi tergantung pada pelanggan mereka dan oleh karena itu manajemen organisasi harus memahami kebutuhan pelanggan sekarang dan yang akan datang, harus memenuhi kebutuhan pelanggan dan giat berusaha melebihi ekspektasi pelanggan.

2. Kepemimpinan

Pemimpin organisasi menetapkan kesatuan tujuan dan arah dari organisasi. Mereka harus menciptakan dan memelihara lingkungan internal agar orang-orang dapat menjadi terlibat secara penuh dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi.

3. Keterlibatan Orang

(49)

4. Pendekatan Proses

Suatu hasil yang diinginkan akan tercapai secara lebih efisien, apabila aktivitas dan sumber-sumber daya yang berkaitan dikelola sebagai suatu proses. Suatu proses dapat didefinisikan sebagai integrasi sekuensial dari orang, material, metode, mesin dan peralatan, dalam suatu lingkungan guna menghasilkan nilai tambah output bagi pelanggan. Suatu proses mengkonversi input ke dalam output terukur melalui sejumlah langkah sekuensial yang terorganisasi.

5. Pendekatan Sistem terhadap Manajemen

Pengidentifikasian, pemahaman dan pengelolaan, dari proses-proses yang saling berkaitan sebagai suatu sistem, akan memberikan kontribusi pada efektivitas dan efisiensi organisasi dalam mencapai tujuannya.

6. Peningkatan Terus Menerus

(50)

7. Pendekatan Faktual dalam Pembuatan Keputusan

Keputusan yang efektif adalah berdasarkan pada analisis data dan informasi untuk menghilangkan akar penyebab masalah, sehingga masalah-masalah kualitas dapat terselesaikan secara efektif dan efisien. Keputusan manajemen organisasi, seyogyanya ditujukan untuk meningkatkan kinerja organisasi dan efektivitas implementasi sistem manajemen kualitas.

8. Hubungan Pemasok yang Saling Menguntungkan

Suatu organisasi dan pemasoknya adalah saling bergantung dan hubungan yang saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan bersama dalam menciptakan nilai tambah.

3.2. ISO 9001: 20082

beberapa persyaratan. Klausul/ persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Klausul Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008

Klausul Keterangan

1 Lingkup

1.1 Umum

1.2 Aplikasi

2 Acuan normative

3 Istilah dan definisi

2

(51)
[image:51.595.110.515.129.625.2]

Tabel 3.1. Klausul Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 (Lanjutan)

Klausul Keterangan

4 Sistem manajemen mutu

4.1 Persyaratan umum 4.2 Persyaratan dokumentasi

4.2.1 Umum 4.2.2 Manual mutu

4.2.3 Pengendalian dokumen 4.2.4 Pengendalian rekaman

5 Tanggung jawab manajemen

5.1 Komitmen manajemen 5.2 Fokus pada pelanggan 5.3 Kebijakan mutu 5.4 Perencanaan

5.4.1 Sasaran mutu

5.4.2 Perencanaan sistem manajemen mutu

5.5 Tanggung jawab, wewenang, dan komunikasi 5.5.1 Tanggung jawab dan wewenang

5.5.2 Wakil manajemen 5.5.3 Komunikasi internal 5.6 Tinjauan manajemen

5.6.1 Umum

(52)
[image:52.595.108.515.113.744.2]

Tabel 3.1. Klausul Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 (Lanjutan)

Klausul Keterangan

6 Pengelolaan sumber daya

6.1 Penyediaan sumber daya 6.2 Sumber daya manusia

6.2.1 Umum

6.2.2 Kompetensi, pelatihan dan kepedulian 6.3 Prasarana

6.4 Lingkungan kerja

7 Realisasi produk

7.1 Perencanaan realisasi produk

7.2 Proses yang berkaitan dengan pelanggan

7.2.1 Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan produk 7.2.2 Tinjauan persyaratan yang berkaitan dengan produk 7.2.3 Komunikasi pelanggan

7.3 Desain dan pengembangan

7.3.1 Perencanaan desain dan pengembangan 7.3.2 Masukan desain dan pengembangan 7.3.3 Keluaran desain dan pengembangan 7.3.4 Tinjauan desain dan pengembangan 7.3.5 Verifikasi desain dan pengembangan 7.3.6 Validasi desain dan pengembangan

7.3.7 Pengendalian perubahan desain dan pengembangan 7.4 Pembelian

7.4.1 Proses pembelian 7.4.2 Informasi pembelian

7.4.3 Verifikasi produk yang dibeli 7.5 Produksi dan penyediaan jasa

(53)
[image:53.595.110.517.125.447.2]

Tabel 3.1. Klausul Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 (Lanjutan)

Klausul Keterangan

7.5.3 Identifikasi dan mampu telusur 7.5.4 Milik pelanggan

7.5.5 Preservasi produk

7.6 Pengendalian peralatan pemantauan dan pengukuran

8 Pengukuran, analisis, dan perbaikan

8.1 Umum

8.2 Pemantauan dan pengukuran 8.2.1 Kepuasan pelanggan

8.2.2 Audit internal

8.2.3 Pemantauan dan pengukuran proses 8.2.4 Pemantauan dan pengukuran produk 8.3 Pengendalian produk yang tidak sesuai 8.4 Analisis data

8.5 Perbaikan

3.3. ISO 9001: 2008 Klausul 63

Klausul 6 dalam Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 secara umum berisi persyaratan mengenai pengelolaan sumber daya. Isi dari persyaratan-persyaratan tersebut adalah sebagai berikut:

6. Pengelolaan Sumber Daya 6.1. Penyediaan Sumber Daya

Organisasi harus menetapkan dan menyediakan sumber daya yang diperlukan:

3

(54)

a. untuk menerapkan dan memelihara sistem manajemen mutu dan terus menerus memperbaiki efektivitasnya, dan

b. untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi persyaratan pelanggan.

6.2. Sumber Daya Manusia 6.2.1. Umum

Personel yang melaksanakan pekerjaan yang mempengaruhi kesesuaian terhadap persyaratan produk harus memiliki kompetensi atas dasar pendidikan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman yang sesuai.

6.2.2. Kompetensi, pelatihan dan kepedulian Organisasi harus:

a. Menetapkan kompetensi yang diperlukan bagi personel yang melaksanakan pekerjaan yang mempengaruhi kesesuaian terhadap persyaratan produk.

b. Bila diperlukan, menyediakan pelatihan atau melakukan tindakan lain untuk mencapai kompetensi yang diperlukan.

c. Menilai efektivitas tindakan yang dilakukan.

d. Memastikan bahwa personelnya peduli akan kesesuaian dan pentingnya kegiatan mereka dan bagaimana sumbangan mereka bagi pencapaian sasaran mutu.

(55)

6.3. Prasarana

Organisasi harus menetapkan, menyediakan dan memelihara prasarana yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian pada persyaratan produk. Prasarana mencakup, jika berlaku

a. Gedung, ruang kerja, dan sarana penting terkait.

b. Peralatan proses (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) c. Jasa pendukung (seperti angkutan, komunikasi atau sistem informasi) 6.4. Lingkungan Kerja

Organisasi harus menetapkan dan mengelola lingkungan kerja yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian persyaratan produk. Lingkungan kerja berhubungan dengan kondisi dimana pekerjaan dilaksanakan termasuk faktor fisik, lingkungan dan faktor lainnya (seperti suara, suhu kelembaban, pencahayaan atau cuaca).

3.4. Kinerja4

Bernandin & Russel member batasan mengenai kinerja atau dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah performance sebagai catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi tertentu atau kegiatan selama selama suatu periode waktu tertentu. Sedangkan penilaian kinerja adalah suatu cara mengukur kontribusi-kontribusi dari individu-individu anggota organisasi kepada organisasinya. Jadi penilaian kinerja ini diperlukan untuk menentukan tingkat kontribusi individu atau performansi.

4

(56)

3.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja5

Anwar Prabu menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan dan faktor motivasi. Faktor kemampuan terdiri dari knowledge dan skill, sedangkan faktor motivasi terdiri dari sikap dan situasi di lingkungan kerjanya. Situasi kerja yang dimaksud adalah hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan kerja dan kondisi kerja.

Menurut Gibson ada tiga faktor yang berpengaruh terhadap kinerja seseorang antara lain:

1. Faktor individu sebagai hal atau kapasitas yang melekat pada pribadi karyawan dan kualitas diri karyawan serta hal-hal yang melatarbelakangi karyawan sendiri, yang meliputi:

a. Kemampuan

Kemampuan merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja individu. Kemampuan (keterampilan) kerja yaitu kemampuan, pengetahuan dan penguasaan pegawai atas tekanan pelaksanaan tugas yang diberikan. Kemampuan (ability) menunjukkan kecakapan karyawan, seperti kecerdasan dalam keterampilan. Kemampuan kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan pengalaman dan kesungguhan serta waktu.

5

(57)

b. Keterampilan

Keterampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja individu. Tingkat keterampilan merupakan bahan mentah yang dibawa seseorang ke tempat kerja seperti pengalaman, kemampuan, kecakapan-kecakapan antar pribadi serta kecakapan teknik. Upaya tersebut diungkap sebagai motif yang diperlihatkan karyawan untuk menyelesaikan tugas pekerjaanya.

c. Latar belakang keluarga

Suatu keadaan yang dapat mempengaruhi kehidupan dan kiprah seseorang.

2. Faktor Psikologis, kemampuan secara psikologis adalah kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh karena itu pegawai perlu dtempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya, yang meliputi :

a. Persepsi

(58)

menyeleksi dan mengartikan (selective perception) serta mengorganisir (perceptual organization) informasi yang datang.

b. Peran

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu.

c. Sikap

Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa. Hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu. Sikap mempunyai tiga komponen utama: kesadara d. Kepribadian

Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.

e. Motivasi

(59)

f. Kepuasan kerja

Sikap umum terhadap pekerjaan seseorang yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima.

3. Faktor Organisasi, organisasi merupakan suatu kelompok orang yang memiliki tujuan yang samadan pembagian kerja yang tetap, yang meliputi: a. Struktur organisasi

Sebuah susunan dan hubungan antar tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan.

b. Desain pekerjaan

Desain pekerjaan adalah fungsi penetapan kegiatan kerja seseorang atau sekelompok karyawan secara organisasional . Tujuannya untuk mengatur penugasan kerja supaya dapat memenuhi kebutuhan organisasi.

c. Kepemimpinan

Kemampuan atau seni memimpin orang agar bekerja untuk mencapai hasil-hasil yang luar biasa.

d. Sistem penghargaan (reward system)

(60)

3.6. Penilaian Kinerja berdasarkan Judgement6

Tipe judgement merupakan tipe kriteria performansi yang menilai dan/atau mengevaluasi performansi kerja pekerja berdasarkan perilaku yang spesifik. Dimensi-dimensi berikut ini biasanya menjadi perhatian dari tipe kriteria judgement ini:

a. Quantity of work, yaitu jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan.

b. Quality of work, yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya.

c. Job knowledge, yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan

keterampilannya.

d. Creativeness, keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.

e. Cooperation, yaitu kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain.

f. Dependability, yaitu kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja.

g. Initiative, yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggungjawabnya.

h. Personal qualities, yaitu menyangkut kepribadian, kepemimpinan,

keramahtamahan dan integritas pribadi.

6

(61)

3.7. Pengujian Validitas dan Reliabilitas7

3.7.1. Validitas Data

Validitas data ialah sutu ukuran yang mengacu kepada derajat kesesuaian antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data. Data yang valid akan diperoleh apabila instrumen pengumpulan data juga valid. Oleh karena itu, untuk menguji validitas data, maka pengujian dilakukan terhadap instrumn pengumpulan data.

Cara-cara umum yang digunakan untuk menguji validitas instrumen ialah melalui analisis korelasi (correlational analysis), analisis faktor (factor analysis), dan multitrait. Analisis korelasi sangat sesuai digunakan untuk menguji validitas serempak dan prediktif (concurrent valitidy and predictive validity) ataupun validitas konvergen dan diskriminan (convergent and discriminant validity). Analisis korelasi dilakukan dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment yang dikembangkan oleh Pearson yaitu sebagai berikut:

��� = � ∑ �� −

(∑ �)(∑ �)

�{� ∑ �2− (∑ �)2}{� ∑ �2− (∑ �)2}

dimana:

N = jumlah responden

��� = koefisien korelasi antara Y dan X

X = skor variable independen X

Y = skor variable independen Y

7

(62)

Analisis faktor adalah suatu teknik multivariate yang menguji kesesuaian dimensi dari konsep yang telah disusun definisi operasionalnya disamping mengidentifikasi item mana yang paling wajar untuk setiap dimensi.

Analisis faktor dapat dilakukan apabila antara faktor yang satu dengan faktor yang lain terdapat kesamaan, kesinambungan atau antara kedua faktor tersebut bersifat tumpang tindih (overlap).

3.7.2. Reliabilitas Data8

Reliabilitas sebuah alat ukur berkenaan dengan derajad konsistensi dan stabilitas data yang dihasilkan dari proses pengumpulan data dengan menggunakan instrumen tersebut. Secara definitif, Stainback, S., (1998) menyebutkan bahwa reliability is defined as the consistency and stability of data or findings. From positivistic perspective, reliability typically is considered to be

synonymous with consistency of data produce by observation made by different

researchers or by the same researchers but at different time or by splitting a data

set in two parts (split-half).

Pengujian reliabilitas pada umumnya dikenakan untuk pengujian stabilitas instrumen dan konsistensi internal instrumen. Ada dua macam pengujian stabilitas instrumen, yaitu Test-Retest Reliability dan Pararrel-Form Reliability.

Pengukuran konsistensi internal instrumen pengumpulan data dapat dilakukan denga dua cara yaitu Interitem Consistency Reliability dan Split-Half Reliability. Teknik pengujian yang banyak digunakan ialah Koefisien Alpha Cronbach

8

(63)

(1946). Koefisien Alpha Cronbach digunakan untuk multipoint scale items dan formula Kuder Richardson (1937) digunakan untuk dichotomous items.

Koefisien Alpha Cronbach memberikan indikasi seberapa baik item-item dalam set saling berkolerasi secara positif. Koefisien Alpha Cronbach dihitung sebagai interkolerasi rata-rata antara item-item dalam set tesebut. Makin dekat nilai koefisien Alpha Cronbach kepada angka 1 makin kuat konsistensi internal reliabilitas. Koefisien Alpha Cronbach digunakan untuk mengukur reliabilitas instrumen yang pertanyaan-pertanyaannya menggunakan skor dalam rentangan tertentu misalnya antara 1 dan 5 atau antara 1 dan 10 dan sebagainya. Rumus yang digunakan dalam menghitung koefisien Alpha Cronbach adalah sebagai berikut:

�11= �(� −1)� �1−∑ �� 2

��2 �

dimana:

r11 = reliabilitas instrumen (koefisien Alpha Cronbach)

k = jumlah butir pertanyaan dalam instrumen ∑σb2 = jumlah varians butir-butir pertanyaan

Σt2 = varians total

(64)

3.8. Uji Asumsi Klasik9

3.8.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat (dependent) dan variabel bebas (independent) memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah jika distribusi data normal atau mendekati normal. Cara yang sering digunakan dalam menentukan apakah suatu model berdistribusi normal atau tidak hanya dengan melihat pada histogram residual apakah memiliki bentuk seperti lonceng atau tidak. Cara ini menjadi fatal karena pengambilan keputusan data berdistribusi normal atau tidak hanya berpatok pada pengamatan gambar saja.

Ada cara lain untuk menentukan data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan menggunakan rasio skewness dan rasio kurtosis. Rasio skewness dan rasio

kurtosis dapat dijadikan petunjuk apakah data berdistribusi normal atau tidak. Rasio skewness adalah nilai skewness dibagi dengan standar error skewness

sedangkan rasio kurtosis adalah nilai kurtosis dibagi dengan standar error kurtosis. Apabila rasio skewness dan rasio kurtosis berada di antara -2 dan +2, maka data berdistribusi normal.

Formulanya adalah sebagai berikut: Skewness = � �

(�−1)(�−2)∑ (��−��)

� 3

Standar error skewness = � 6�(�−1)

(�−2)(�+1)(�+3)

9

(65)

Kurtosis = � �(�+1)

(�−1)(�−2)(�−3)∑ (��−��)

� 4

� − 3(�−1)2 (�−2)(�−3)

Standar error kurtosis = �4(�2−1)(����������2)

(�−3)(�+5)

dimana:

n = Jumlah sampel S = Standar deviasi Xi = Data ke-i

�� = Nilai rata-rata dari X

3.8.2. Uji Multikolinieritas10

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Dalam membuat regresi berganda, variabel bebas yang baik adalah variabel bebas yang mempunyai hubungan dengan variabel terikat, tetapi tidak mempunyai hubungan dengan variabel bebas lainnya.

Pengujian ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai

Tolerance. Formulasi VIF untuk regresi majemuk dengan variabel bebas lebih dari dua, yaitu:

���� =

1

(1− �2) ;� = 1,2,3, … . .�

10

(66)

Sedangkan formulasi untuk mencari nilai tolerance adalah:

���� =���1 = (1− ��2);� = 1,2,3, … . .�

dimana:

k = banyaknya variabel bebas.

��2 = koefisien determinasi antara variabel bebas ke-j dengan variabel bebas lainnya.

Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau nilai VIF > 10.

3.8.3. Uji Heterokedastisitas11

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Apabila variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Cara yang sering digunakan dalam menentukan apakah suatu model terbebas dari masalah heterokedastisitas atau tidak adalah dengan melihat pada

scatter plot dan dilihat apakah residual memiliki pola tertentu atau tidak. Cara ini menjadi fatal karena pengambilan keputusan hanya berpatok pada pengamatan gambar saja tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Banyak metode

11

(67)

statistik yang dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu model terbebas dari masalah heterokedastisitas atau tidak, misalnya uji Glejser.

Formulanya adalah sebagai berikut: │Ut│= α + βXt + vt

dimana:

│Ut│ = nilai absolut residual Xt = variabel independen Vt = variabel pengganggu

Jika β pada regresi tersebut adalah signifikan, maka berarti ada

heteroskedastisitas di dalam data. .

3.9. Analisis Regresi Linier Berganda12

Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,….Xn) dengan variabel dependen (Y).

Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.

Persamaan regresi linear berganda adalah Y = a + b1X1+ b2X2+…..+ bnXn,

dimana :

Y = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan) X1 dan X2 = Variabel independen

12

(68)

a = Konstanta (nilai Y apabila X1, X2…..Xn = 0)

b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)

Langkah-langkah yang dilakukan dalam model analisis regresi linier berganda13

1. Koefisien Determinasi, untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat.

adalah sebagai berikut:

Rumus menghitung koefisien determinasi adalah:

�2 = ���

��� =

∑(�′ − �)2

∑(� − �)2

dimana:

SSR = Sum of squares due to regression = ∑(�′ − �)2

TSS = Total sum of square = ∑(� − �)2

�′ = Y prediksi

�� = Y rata-rata

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F), untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Rumus menghitung nilai statistik F adalah:

� = �

2/

(1− �2)/(� − � −1)

13

(69)

dimana:

�2 = Koefisien determinasi n = Jumlah observasi k = Jumlah variabel bebas

3. Uji Signifikansi Individual (Uji Statistik t), untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat.

Rumus menghitung nilai statistik t adalah:

� =�� −0

�� = ��/��

dimana:

bi = parameter i

(70)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di perusahaan manufaktur PT. Jaya Beton Indonesia. Perusahaan ini berlokasi di Jalan Pasar Nippon, Paya Pasir Medan Marelan, Sumatera Utara 20255. Penelitian dilakukan pada bulan Mei - Oktober 2013.

4.2. Objek Penelitian

Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Jaya Beton Indonesia sebagai responden dalam pengisian kuesioner terkait pengaruh Sistem Manajemem Mutu ISO 9001:2008 terhadap kinerja karyawan.

4.3. Jenis Penelitian

Berdasarkan metodenya, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif sebab-akibat (causal research), yaitu penelitian yang dilakukan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat dengan cara mengamati akibat yang terjadi dan kemungkinan faktor (sebab) yang menimbulkan akibat tersebut. (Sinulingga, 2011)14.

14

(71)

4.4. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan dengan mengikuti diagram alir pada Gambar 4.1.

Observasi Lapangan Studi Literatur

Uji Validitas dan Reliabilitas Menyebarkan Kuisioner Tertutup

Menyusun Kuisioner Terbuka Identifikasi Variabel Penelitian

Merumuskan Masalah

Valid? Reliabel?

Kesimpulan dan Saran Analisis Hasil Pengolahan Data

Tidak

Ya Mulai

Selesai Pengolahan data

Menyebarkan Kuisioner Terbuka

[image:71.595.150.491.166.738.2]

Menyusun Kuisioner Tertutup

(72)

Diagram alir pada Gambar 4.1. dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Observasi lapangan dan studi literatur. Observasi lapangan yaitu melakukan pengamatan untuk mengetahui kondisi perusahaan dalam hal sistem manajemen mutu perusahaan. Studi literatur yaitu melakukan dokumentasi terhadap review berupa buku-buku ilmu pengetahuan, jurnal ilmiah, tesis master, dan lain-lain yang berkaitan dengan kondisi perusahaan.

2. Merumuskan masalah, yaitu mempersempit ruang lingkup permasalahan (problem area) yang akan diteliti menjadi masalah yang spesifik.

3. Identifikasi variabel penelitian, yaitu menetapkan variabel-variabel yang akan diteliti.

4. Menyusun kuesioner terbuka, yaitu menyusun butir-butir pertanyaan yang mengacu pada varibel penelitian. Pertanyaan merupakan pertanyaan terbuka sehingga responden bebas memberikan tanggapan.

5. Menyebarkan kuesioner terbuka, yaitu melakukan pengumpulan data awal dengan menyebarkan kuesioner terbuka kepada sampel awal karyawan.

6. Menyusun kuesioner tertutup, yaitu menyusun butir-butir pertanyaan yang didasarkan pada jawaban responden pada kuesioner terbuka.

7. Menyebarkan kuesioner tertutup, yaitu melakukan pengumpulan data akhir dengan menyebarkan kuesioner tertutup kepada sampel akhir karyawan. 8. Uji validitas dan reliabilitas yaitu melakukan uji keabsahan data (goodness of

(73)

kuesioner ulang. Demikian seterusnya dilakukan hingga seluruh data dinyatakan valid dan reliabel.

9. Pengolahan data, yaitu melakukan perhitungan-perhitungan dengan menggunakan teknik statistik deskriptif dan analisis regresi berganda dengan bantuan softwareSPSS versi 20.

10. Menganalisis hasil pengolahan data.

11. Menarik kesimpulan dari hasil analisis dan memberi saran untuk perusahaan.

4.5. Kerangka Konseptual Penelitian

Berdasarkan beberapa teori yang telah dijelaskan pada Subbab 3.3. dan 3.5., faktor-faktor yang terdapat di dalam sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 yang akan dikaji terkait dengan kinerja karyawan (Y) adalah kompetensi (X1),

pelatihan (X2), kepedulian (X3), prasarana (X4) dan lingkungan kerja (X5).

Kerangka konseptual ditunjukkan pada Gambar 4.2.

Prasarana (X4)

Lingkungan Kerja (X5) Pelatihan

(X2) Kompetensi

(X1)

Kepedulian (X3)

Kinerja Karyawan (Y) r1

r2

r3

r4

[image:73.595.124.502.497.718.2]

r5

(74)

4.6. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka hipotesisnya sebagai berikut:

1. H1 : Sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 (kompetensi, pelatihan,

kepedulian, prasarana, dan lingkungan) berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan di PT. Jaya Beton Indonesia.

2. H2 : Kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

3. H3 : Pelatihan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.

4

Gambar

Tabel 2.1. Data Tenaga Kerja
Tabel 2.2. Mesin Produksi (Lanjutan)
Tabel 2.2. Mesin Produksi (Lanjutan)
Tabel 2.4. Utilitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena kasih setiaNya sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dan menyelesaikan Tugas Akhir dengan

Puji syukur dan terima kasih yang tidak terkira saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas kesempatan dan kasih karunia yang sudah Dia berikan

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat, kasih karunia, kekuatan, dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih karunia dan berkat-Nya serta penyertaan-Nya yang senantiasa memberikan hikmat dan kesehatan

Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala karunia dan penyertaan yang senantiasa baru setiap hari, sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas Kasih karunia-Nya yang telah memberikan pengetahuan, kekuatan dan kebijaksanaan kepada penulis

Penulis mengucapkan puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus karena senantiasa melimpahkan kasih dan sayang-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

Saya panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena kasih karunia yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan