LAPORAN TUGAS AKHIR
PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)
KENDALA-KENDALA DALAM PEMBAYARAN PAJAK REKLAME DAN CARA PENANGGULANGANNYA PADA BADAN PENGELOLA
KEUANGAN DAN ASSET DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN
Diajukan
o
l
e
h
NAMA : Ricca Adelina SGN NIM
: 062600006
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menamatkan Studi Pada PRODIP III
Administrasi Perpajakan
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009
KATA PENGANTAR
Puji serta rasa syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini merupakan
salah satu syarat yang wajib dilaksanakan oleh penulis untuk menyelesaikan
Pendidikan Program Diploma-III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
Dengan pengetahuan dan pengalaman yang terbatas, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “Kendala-kendala Dalam Pembayaran
Pajak Reklame dan Cara Penanggulangannya Pada Badan Pengelola Keuangan dan
Asset Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan”.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, mengenai
isi maupun dalam pemakaian bahasa, sehingga penulis memohon kritikan dan saran
yang bersifat membangun untuk penulisan lebih lanjut.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. DR. M. Arif Nasution, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nst, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Program
3. Ibu Dra. Beti Nasution, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing yang dengan ikhlas
telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan
kepada penulis sampai Laporan Akhir ini dapat diselesaikan
4. Seluruh Staf Pengajar Program Studi Administrasi Perpajakan FISIP
Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Kepala BPKAD Kabupaten Tapanuli Selatan.
6. Seluruh staf dan pegawai di Badan Pengelola Keuangan dan Asset Daerah
Kabupaten Tapanuli Selatan
7. Bapak Jamaluddin Srg, S.Sos selaku Supervisor Lapangan yang telah banyak
membantu memberikan data dan informasi dalam penyelesaian Tugas Akhir
ini.
8. Seluruh keluargaku yang paling kucintai yang telah memberikan do’a dan
semangat. Ayahku H. Hopong Sgn, Ibundaku Hj. Nirwana Dly, Abangku
Aswan Ulindra Amd (moga cepat kerja), Adik-adikku Nina Elisah dan Annisa
Oktora yang ndut.
9. Kepada Asran yang telah menemani, memberikan semangat dan inspirasi
yang baik dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
10.Seluruh anak kos kenanga raya, Eci (makin kuyus), Fitri (erha hihi..), Sofi
(cepat merit ma kar-kar), dan Nina (adeku sayang), tidak lupa juga dengan
Dedek cute (cepat dapat pacar ya), thenk’s ya sudah memberi semangat serta
11.Adik-adiku tetangga sebelah yang nakal-nakal, Dede (suka minta minum),
Mora jelek, Alam dan smuanya.
12.Teman-teman seperjuangan dikampus stambuk 2006, ada Buaya (Mela),
Bude, Pane, Bulan, Indra, Petot (si kecil), Sofi, Riza Ndut, Doli, Kar-kar,
Silvi, Sela, Dona Harun, Ajo, Yusuf, Om Demok, Ian Farta, Wadah, Maya
(Neng elis) dan semualah yang tidak bisa saya sebutkan (kalo nikah
bilang-bilang yoo..)
13.Buat semua sepupuku yang imut-imut, lucu-lucu, cakap-cakap, Adiku Jahwa
ndut, Kak Eti (cepat nikah), Yunri, Andi, Lia, Deni, Nova, Pahmi, Aan, Alip,
Resah, Debi, Rapli, Farid.
14.Buat Kak Aisah Amd, Bang Taufik Amd makasih ya atas bantuannya.
15.Anak-anak IMR2 ada Fatul, J.O, Raja, Adiba, Adi bele, Tua, Dodi, Heri, Mail,
Ardian, Cantik dan smuanya.
16.Serta pihak yang terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan yang
telah banyak membantu penulisan Tugas Akhir ini.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat
dan menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi para pembaca.
Medan, Mei 2009
Penulis,
DAFTAR ISI
F. Sistematika Penulisan Laporan PKLM ... 10
BAB II. GAMBARAN UMUM BPKAD KABUAPTEN TAPANULI SELATAN A. Sejarah Singkat BPKAD... 12
B. Struktur Organisasi BPKAD ... 14
C. Uraian Tugas dan Fungsi BPKAD ... 16
D. Gambaran Pegawai dan Anggota Personil ... 25
BAB III. GAMBARAN DATA DAN PEMBAHASAN I. Ketentuan ... 28
II. Subyek Pajak Reklame ... 31
Perizinan ... 31
Tata Cara Perolehan Izin Reklame... 32
Kewajiban Pemegang Izin Reklame ... 33
Penolakan Permohonan Izin Reklame ... 34
Pembongkaran Reklame ... 35
Penyidikan ... 35
III.Obyek Pajak Reklame ... 36
Dasar Pengenaan Pajak Reklame ... 37
Perhitungan Nilai Sewa Reklame ... 38
Tata Perhitungan Nilai Sewa Reklame... 40
Tata Cara Pembayaran ... 42
Tata Cara Pemasangan ... 43
Penempatan Lokasi ... 44
BAB IV. ANALISA DAN EVALUASI A. Kendala-Kendala Dalam Pembayaran Pajak Reklame... 45
B. Upaya Yang Dilakukan Untuk Menaggulangi Kendala- Kendala Dalam Pembayaran Pajak Reklame ... 48
C. Sanksi Terhadap Wajib Pajak Reklame Yang Tidak Membayar Pajak Reklame ... 51
D. Target dan Realisasi Penerimaan Pembayaran Pajak Reklame ... 51
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 54
B. Saran ... 55
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jumlah Pegawai BPKAD Kabupaten Tapanuli Selatan ... 25
Tabel 2 Nilai Jual Reklame ... 39
Tabel 3 Nilai Strategis Reklame ... 40
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Praktek Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan suatu kegiatan penerapan
ilmu yang diperoleh mahasiswa dibangku perkuliahan pada suatu lapangan pekerjaan.
Yang bertujuan untuk melatih mahasiswa agar mengenal situasi dunia kerja sekaligus
untuk meningkatkan kualitas mahasiswa itu sendiri. Dalam melakukan PKLM ini
penulis mengambil tema mengenai Pajak Daerah, khususnya Pajak Reklame.
Sistem Pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar 1945 memberikan
keleluasaan kepada Daerah untuk melaksanakan desentralisasi dengan cara
menyelenggarakan otonomi daerah. Penyelenggaraan Otonomi Daerah perlu lebih
ditekankan pada prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan
keadilan serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah. Selain itu,
penyelenggaraan otonomi daerah akan memberikan kewenangan yang luas, nyata,
dan bertanggungjawab untuk menggali potensi daerahnya masing-masing. Semuanya
diatur dalam Undang-Undang NO. 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Derah.
Dengan adanya Undang-Undang tersebut maka daerah dapat mengatur rumah
tangganya sendiri dengan sistem otonomi daerah sendiri. Selain itu, pemerintah
satunya bersumber dari penerimaan pajak daerah. Pajak Daerah merupakan pajak
yang dikelola oleh Pemerintah Daerah, baik provinsi maupun kabupaten/ kota yang
berguna untuk menunjang penerimaan Pendapatan Asli Daerah dan hasil penerimaan
tersebut masuk dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah menetapkan bahwa Penerimaan Daerah dalam
Pelaksanaan Desentralisasi terdiri atas Pendapatan Daerah dan Pembiayaan.
Pendapatan Daerah yang dimaksud bersumber dari :
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD);
2. Dana Perimbangan; dan
3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Yang dimaksud dengan PAD adalah pedapatan yang diperoleh Daerah dan
dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
meliputi : hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan
hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan serta lain-lain PAD yang
sah.
Sedangkan pembiayaan yang dimaksud bersumber dari :
Sisa lebih perhitungan anggaran daerah;
Penerimaan Pinjaman Daerah;
Dana Cadangan Daerah;
Dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah terdapat juga jenis-jenis pajak yang dipungut oleh Pemerintah
Provinsi dan Kabupaten/Kota, salah satunya Pajak Reklame. Pajak reklame adalah
pajak atas penyelenggaraan reklame, sedangkan reklame adalah benda, alat,
pembuatan, atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan
komersil dan dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan, atau
mengenalkan secara positif suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau dapat
dilihat, dibaca, atau didengar dari suatu tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan
oleh pemerintah.
Pajak reklame sangat potensial dalam meningkatkan penerimaan daerah,
terutama bagi daerah Kabupaten Tapanuli Selatan. Akan tetapi, dalam melakukan
pemungutan pajak reklame, pemerintah daerah benyak menemui kendala-kendala
atau hambatan. Salah satu kendala ataupun hambatan yang ditemui khususnya pada
Badan Pengelola Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan adalah
dalam hal pembayaran Pajak Reklame tersebut. Jika kendala tersebut tidak dapat
dipecahkan, maka untuk dapat mencapai target atau realisasi dari penerimaan
pendapatan Pajak Reklame tersebut tidak akan tercapai.
Agar dapat mengatasi kendala-kendala atau hambatan tersebut, Badan
Pengelola Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan harus mencari
jalan atau cara untuk bisa menaggulangi kendala-kendala atau hambatan tersebut.
Bagaimana kendala tersebut dapat ditanggulangi merupakan tantangan
Pajak Reklame. Dengan diadakannya Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM),
penulis berkeinginan untuk membahas, meneliti serta menuangkannya dalam bentuk
tugas akhir yang berjudul: Kendala-Kendala Dalam Pembayaran Pajak Reklame
dan Cara Penanggulangannya pada Badan Pengelola Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan.
Akhirnya, kerja sama dengan instansi tersebut sangat diharapkan dalam hal ini
untuk menyediakan tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri bagi para mahasiswa
sehingga para mahasiswa nantinya mengetahui bagaimana aplikasi dari landasan
teori yang diperoleh di perkuliahan dengan dunia kerja yang sebenarnya.
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Praktik Kerja Lapangan Mandiri merupakan salah satu syarat yang wajib
dilaksanakan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan Pendidikan Program Diploma-III
Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Sumatera Utara.
Secara spesifik tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa saja kendala-kendala dalam pembayaran Pajak
Reklame pada Badan Pengelola Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten
Tapanuli Selatan.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara menanggulangi kendala-kendala dalam
3. Untuk mengetahui sanksi-sanksi yang dikenakan terhadap wajib pajak
reklame yang tidak melaksanakan kewajibannya sesuai dengan Peraturan
Daerah tentang Pajak Reklame.
4. Untuk mengetahui target dan realisasi dari penerimaan dan pembayaran Pajak
Reklame.
Sedangkan manfaat yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri adalah :
a. Bagi Mahasiswa
1. Untuk menciptakan dan menumbuh kembangkan rasa tanggung jawab dan
profesionalisme serta kedisiplinan yang nantinya hal-hal tersebut sangat
dibutuhkan ketika memasuki dunia kerja yang sebenarnya.
2. Menguji dan mengukur kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa dalam
menghadapi situasi dunia kerja yang sebenarnya.
3. Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mahasiswa agar dapat
meningkatkan potensi yang ada pada dirinya untuk menjadi asset instansi
yang berkualitas tinggi, dan menjadi tenaga ahli yang siap pakai.
4. Memotivasi mahasiswa untuk beraktifitas dalam melakukan pekerjaan secara
efektif dan efisien.
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara mengatasi kendala dalam
pembayaran Pajak Reklame pada instansi terkait.
1. Dengan dilaksanakannya Praktik Kerja Lapangan Mandiri bagi mahasiswa
dituntut sumbangsihnya terhadap Instansi baik berupa saran maupun kritikan
yang bersifat membangun yang menjadi sumber masukan untuk
meningkatkan kinerja di lingkungan Instansi tersebut.
2. Sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara Instansi
dengan Universitas Sumatera Utara khususnya D-III Administrasi Perpajakan
FISIP USU.
3. Mempromosikan image yang baik tentang lokasi PKLM.
4. Sebagai sarana promosi untuk memenuhi kebutuhan lulusan D-III
Administrasi Perpajakan FISIP USU.
c. Bagi Universitas
1. Meningkatkan kualitas SDM Universitas khususnya di bidang D-III
Administrasi Perpajakan FISIP USU.
2. Membuka interaksi antara D-III Administrasi Perpajakan FISIP USU dengan
instansi yang bersangkutan dalam memberikan uji nyata mengenai ilmu
pengetahuan yang diterima mahasiswa melalui PKLM.
3. Memperbaiki persepsi umum tentang Universitas Sumatera Utara khususnya
di bidang D-III Administrasi Perpajakan FISIP USU.
4. Guna meningkatakan profesionalisme, memperluas wawasan serta
memantapkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam menerapkan
C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun yang menjadi ruang lingkup yang paling mendasar dalam Praktik
Kerja Lapangan Mandiri ini adalah :
1. Faktor-faktor penyebab adanya kendala-kendala dalam pembayaran Pajak
Reklame.
2. Strategi BPKAD untuk menanggulangi kendala-kendala dalam pembayaran
Pajak Reklame.
3. Mekanisme pemberian sanksi terhadap wajib pajak reklame yang tidak
melaksanakan kewajibannya membayar pajak.
4. Terget dan realisasi penerimaan Pajak Reklame selama 4 tahun terakhir.
D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Dalam melakukan penelitian penulis melakukan metode-metode yang
diperlukan. Metode yang dipergunakan dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri
adalah sebagai berikut :
1) Tahap Persiapan
Hal ini berkaitan dengan persiapan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandirinya, misalnya pembuatan
proposal, pengajuan tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri, pemberian
dosen pembimbing, permohonan surat jalan/ permohonan dari fakultas, dan
2) Studi Literatur
Dalam hal ini berkaitan dengan pengumpulan buku-buku yang berkaitan
dengan kegiatan yang akan dilakukan penulis dalam melaksanakan Praktik
Kerja Lapangan Mandiri.
3) Observasi Lapangan
Penulis melakukan pengamatan langsung pada objek Praktik Kerja Lapangan
Mandiri untuk mengetahui kendala-kendala dalam pembayaran Pajak
Reklame pada Badan Pengelola Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten
Tapanuli Selatan.
4) Metode Pengumpulan Data
Dalam tahap ini penulis mengumpulkan data-data melalui buku-buku ilmiah,
data dokumen, dan mengadakan interview (daftar pertanyaan) untuk
penyusunan Laporan Akhir dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
5) Analisis Data dan Evaluasi
Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, penulis akan menganalisa
dan mengevaluasi data secara kumulatif yang kemudian akan
diinterprestasikan secara objektif, jelas, dan sistematis.
E. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang informasinya diperlukan dari Praktik Kerja
Lapangan Mandiri ini, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai
1) Metode Observasi
Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung ataupun tidak
langsung terjun kelapangan untuk melakukan peninjauan dengan mengamati,
mendengar dan bila perlu membantu mengerjakan tugas yang diberikan pihak
instansi dengan diberikan petunjuk dan arahan terlebih dahulu dengan
berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada instansi dan tidak boleh
melakukan pekerjaan yang menjadi rahasia instansi dan mamiliki resiko
tinggi.
2) Metode Wawancara ( Interview Guide)
Untuk mendapatkan data, penulis melakukan wawancara langsung yang
melibatkan pegawai pada instansi yang bersangkutan baik secara lisan
maupun tulisanyang berhubungan dengan objek studi.
3) Metode Dokumentasi
Pengumpulan data dengan melakukan studi dokumentasi, misalnya dengan
mengumpulkan daftar dokumentasi yang diperlukan seperti peraturan
pemerintah yang berlaku, undang-undang perpajakan, lampiran formulir, data
mengenai kepegawaian dan data-data lain yang berhubungan dengan Praktik
F. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai Latar Belakang Praktik
Kerja Lapangan Mandiri, Tujuan dan Manfaat PKLM, Ruang Lingkup
PKLM, Metode Penelitian, Metode Pengumpulan Data, serta
Sistematika Penulisan Laporan Akhir Praktik Kerja Lapangan
Mandiri.
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA
LAPANGAN MANDIRI
Pada bab ini penulis akan menguraikan sejarah singkat tentang
instansi, struktur organisasi instansi, uraian tugas pokok dan fungsi,
serta gambaran pegawai/ anggota personil.
BAB III GAMBARAN UMUM PAJAK REKLAME
Pada bab ini, penulis akan menguraikan segala Pajak Reklame mulai
dari subyek, objek, cara perhitungan serta masalah yang berkaitan
dengan data objek PKLM.
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA
Pada bab ini penulis akan menyajikan pembahasan tentang Analisa
Data dan Evaluasi Data yang diperoleh mengenai Kendala-Kendala
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan kesimpulan dari uraian dalam bab-bab sebelumnya
serta saran dari penulis yang merupakan sumbangan pemikiran yang
diharapkan dapat memberikan manfaat pada pihak-pihak yang
BAB II
GAMBARAN UMUM BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASSET DAERAH (BPKAD) KABUPATEN TAPANULI SELATAN
A. SEJARAH SINGKAT
Terbentuknya Dinas Pandapatan Daerah Tapanuli Selatan, berdasarkan UU
Nomor 70 Drt 1956, tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten Tapanuli
Selatan. Yang pelaksanaannya diatur didalam Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah
(Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38 Tambahan Lembaran Negara Nomor
3037). Kemudian digantikan berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Mandailing Natal yang dilanjutkan
dengan UU Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah. Yang berpedoman
kepada UU Nomor 25 Tahun 1999, Tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, Pokok-pokok Kepegawaian diatur
didalam UU Nomor 43 Thun 1999, Tentang Perubahan UU Nomor 8 Tahun 1974.
Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000, Tentang Pedoman Organisasi
Perangkat Daerah. Kemudian dikeluarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri dan
Otonomi Daerah Nomor 50 Tahun 2000, Tentang Pedoman Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Perangkat Daerah yang kemudian diterbitkan Peraturan Daerah Nomor 2
Tahun 2001, Tentang Pembentukan Susunan Organisasi Dinas-dinas Daerah
Kabupaten Tapanuli Selatan, Pengintegrasian Instansi Vertikal menjadi Perangkat
Selatan berdasarkan Keputusan Bupati Nomor 061/ 75/ K/ 2001, dan disempurnakan
dengan Keputusan Bupati Tapanuli Selatan Nomor 188.343/ 62/ K/ 2001, Tentang
Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2001, Tentang Pembentukan Susunan
Organisasi Dinas-dinas Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan.
Akan tetapi, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan masih ingin terus
memperbaiki semua Organisasi Lembaga Tekhnis Daerah guna memajukan
Kabupaten Tapanuli Selatan dan menambah Pendapatan Asli Daerah untuk
pembangunan Kabupaten Tapanuli Selatan. Maka pada tahun 2008, berdasarkan
Keputusan Bupati Tapanuli Selatan Nomor 061.1/843/2008 tentang Uraian Tugas
Jabatan Struktural Kabupaten Tapanuli Selatan, dibentuklah/ diubah lagi menjadi
Badan Pengelola Keuangan Dan Asset Daerah (BPKAD) Kabupaten Tapanuli
B. STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASSET DAERAH (BPKAD) KABUPATEN TAPANULI SELATAN
Struktur organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang bekerja sama
dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Struktur organisasi
menyediakan pengadaan personil yang memegang jabatan tertentu dimana
masing-masing diberi tugas wewenang dan tanggung jawab sesuai jabatannya. Hubungan
kerja dalam organisasi dituangkan dalam struktur dimana merupakan gambaran
sistematis tentang hubungan kerja dari orang-orang yang menggerakkan organisasi
dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Struktur organisasi diharapkan akan dapat memberikan gambaran tentang
pembagian tugas, wewenang, tanggung jawab serta hubungan antar bagian
berdasarkan susunan tingkat hierarki. Struktur organisasi juga diharapkan dapat
menetapkan sistem hubungan dalam organisasi yang menghasilkan tercapainya
komunikasi, koordinasi, dan integrasi secara sfisien dan efektif dari segenap kegiatan
organisasi baik secara vertical maupun horizontal.
Organisasi yang dimaksud untuk membina keharmonisan kerja, agar pekerjaan
dapat dilaksanakan secara teratur dan penuh tanggung jawab. Sehingga rencana
kerjadapat dilaksanakan dengan baik dan tujuan yang diinginkan dapat tercapai
dengan hasil yang maksimal.
Dengan berdasarkan Keputusan Bupati Tapanuli Selatan Nomor 061.1/ 843/ 2008
tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural Badan Pengelola Keuangan Dan Asset
SUSUNAN ORGANISASI BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASSET DAERAH (BPKAD) KABUPATEN TAPANULI SELATAN
1. Kepala Badan
2. Sekretaris membawahi :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Keuangan dan Pelaporan; dan
c. Sub Bagian Pengendalian dan Pengawasan Internal.
3. Bidang Pengelolaan Keuangan membawahi :
a. Sub Bidang Anggaran;
b. Sub Bidang Perbendaharaan Gaji dan Belanja Daerah; dan
c. Sub Bidang Pembayaran
4. Bidang Pengelolaan Asset dan Akutansi membawahi :
a. Sub Bidang Akutansi;
b. Sub Bidang Pengelolaan Asset; dan
c. Sub Bidang Penyusunan Laporan Keuangan.
5. Bidang Penetapan membawahi :
a. Sub Bidang Pendataan dan Evaluasi.
b. Sub Bidang Penetapan dan Penghitungan PAD; dan
c. Sub Bidang Penghitungan Bagi Hasil.
6. Bidang Penagihan dan Penertiban
b. Sub Bidang Penagihan Bagi Hasil; dan
c. Sub Bidang Penertiban.
7. Unit Pelaksana Teknis (UPT).
8. Kelompok Jabatan Fungsional.
C. URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASSET DAERAH (BPKAD) KABUPATEN TAPANULI SELATAN Adapun uraian Tugas dan Fungsi sebagai berikut :
1. Kepala Badan
Kepala Badan mempumyai tugas :
a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah.
b. Menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD.
c. Melaksanakan koordinator pemungutan pendapatan daerah yang telah
ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
d. Melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah.
e. Menyimpan seluruh bukti asli kepemilikan daerah.
f. Menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD.
g. Melaksanakan tugas ketatausahaan Badan.
h. Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh Kepala
2. Sekretaris
Sekretaris mempunyai tugas :
a. melaksanakan pelayanan pimpinan dan pelayanan umum.
b. Melaksanakan administrasi surat-menyurat.
c. Menyusun kebutuhan atas peralatan kerja dan perlengkapan kantor.
d. Melaksanakan fungsi administrasi, kepegawaian.
e. Melaksanakan fungsi tata usaha keuangan.
f. Melaksanakan perencanaan, pengawasan dan pengendalian internal.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, Sekretaris dibantu oleh :
a). Sub Bagian Umum dan Kepegawaian , mempunyai tugas :
1. Mengelola surat masuk dan surat keluar.
2. Merencanakan kebutuhan peralatan dan perlengkapan kantor.
3. Melaksanakan pemeliharaan alat-alat kantor dan barang inventaris.
4. Melaksanakan pemesanan karcis, blanko, dan formulir pajak/retribusi.
5. Menjaga dan memelihara lingkungan kerja kantor.
6. Melaksanakan pencatatan dan membuat laporan kehadiran pegawai.
7. Membuat Daftar Urut Kepangkatan.
8. Merencanakan kebutuhan pendidikan dan latihan terhadap pegawai.
9. Mengupayakan peningkatan kesejahteraan pegawai.
b). Sub Bagian Keuangan dan Pelaporan, mempunyai tugas :
1. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran.
3. Membuat Laporan Keuangan atas penggunaan dana.
4. Menyusun Rancangan Peraturan Daerah tentang Pendapatan Daerah.
c). Sub Bagian Pengendalian dan Pengawasan Internal, mempunyai tugas :
1. Melaksanakan perencanaan pemantauan kegiatan.
2. Menyusun analisa, evaluasi dan laporan terhadap hasil kinerja.
3. Melaksanakan evaluasi dan pengawasan pendapatan daerah.
4. Mengevaluasi terhadap keberhasilan sistem dan mekanisme.
3. Bidang Pengelola Keuangan
Kepala Bidang Pengelola Keuangan mempunyai tugas :
a. Menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD sesuai dengan
kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan pendapatan
daerah.
b. Meneliti Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD dan Dokumen Pelaksanaan
Perubahan Anggaran SKPD sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh
pengguna anggaran.
c. Menerbitkan Surat Penyediaan Dana (SPD) dan Surat Perintah Pencairan
Dana (SP2D).
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, Bidang Pengelola Keuangan
dibantu oleh :
a). Sub Bidang Anggaran, mempunyai tugas :
2. Menyusun Nota Keuangan yang akan disampaikan kepada Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah dan petunjuk-petunjuk tentang pelaksanaan anggaran.
3. Meneliti Dokumen Pelaksanaan Anggaran dan Dokumen Pelaksanaan
Perubahan Anggaran SKPD.
4. Menyiapkan dan menerbitkan Surat Penyediaan Dana (SPD).
5. Mengelola Sistem Informasi Keuangan Daerah.
b). Sub Bidang Perbendaharaan Gaji dan Belanja Daerah, mempunyai tugas :
1. Meneliti kelengkapan permohonan Surat Permintaan Pembayaran dan Surat
Perintah Membayar yang diajukan oleh setiap SKPD.
2. Mencatat dan membukukan Surat Permintaan Pembayaran dan Surat Perintah
Membayar yang telah diterbitkan.
3. Meneliti Daftar Pembayaran Gaji pada setiap SKPD.
4. Menyusun statistik keuangan.
c). Sub Bidang Pembayaran, memepunyai tugas :
1. Meneliti dan mengkoordinasikan penerimaan dan pengeluaran daerah melalui
rekening Koran Bank Pemerintah yang ditunjuk.
2. Menyiapkan dan menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).
3. Menyiapkan dan menerbitkan surat penolakan penerbitan SP2D.
4. Mencatat dan membukukan atas SP2D yang telah diterbitkan dan telah
4. Bidang Pengelolaan Asset dan Akuntansi
Kepala Bidang Pengelola Asset dan Akuntansi mempunyai tugas :
a. Melaksanakan prosedur akuntansi asset meliputi pencatatan dan pelaporan
akuntansi atas perolehan, pemeliharaan, rehabilitasi, perubahan klasifikasi dan
penyusutan terhadap asset tetap yang dikuasai/digunakan setiap SKPD.
b. Menyelenggarakan pembukuan atas pendapatan dan pengeluaran Daerah.
c. Melaksanakan verifikasi, evaluasi dan analisis atas laporan
pertanggungjawaban bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran pada
setiap SKPD.
d. Menyusun Neraca Daerah.
e. Menyusun bahan Perhitungan APBD.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, Bidang Pengelola Asset dan
Akutansi dibantu oleh :
a). Sub Bidang Akuntansi, mempunyai tugas :
1. Melaksanakan pembukuan atas pendapatan dan pengeluaran daerah.
2. Memeriksa laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran dari
bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran pada setiap SKPD.
3. Mempersiapkan penerbitan surat pengesahan laporan pertanggungjawaban.
4. Mempersiapkan laporan neraca daerah.
5. Mempersiapkan bahan penyusunan Perhitungan APBD.
b). Sub Bidang Pengelolaan Asset, mempunyai tugas :
2. Menyelenggarakan administrasi dan inventarisasi barang daerah.
3. Menganalisa kebutuhan peralatan/barang daerah.
4. Melaksanakan pembukuan atas benda berharga.
5. Memeriksa tungkul pemakaian benda berharga.
6. Mengelola Sistem Informasi Barang Daerah.
c). Sub Bidang Penyusunan Laporan Keuangan, mempunyai tugas :
1. Menyusun Laporan Realisasi Pendapatan dan Pengeluaran Daerah.
2. Membuat laporan perkembangan pendapatan dan pengeluaran daerah.
3. Menyusun laporan evaluasi pendapatan dan pengeluaran daerah.
5. Bidang Pendataan dan Penetapan
Kepala Bidang Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas :
a. Melaksanakan penggalian potensi pendapatan daerah melalui upaya
intensifikasi dan ekstensifikasi.
b. Menyusun Rencana Pendapatan Asli Daerah, Bagi Hasil Pusat, Bagi Hasil
Provinsi dan lain-lain Pendapatan Daerah yang sah.
c. Melaksanakan Evaluasi terhadap potensi pendapatan daerah.
d. Mengelola Sistem Informasi Pendapatan Daerah.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, Bidang Pendataan dan
Penetapan dibantu oleh :
a). Sub Bidang Pendataan dan Evaluasi, mempunyai tugas :
2. Melaksanakan verifikasi dan pemutakhiran data objek/subjek pajak PAD.
3. Melaksanakan Evaluasi terhadap rencana penerimaan daerah.
b). Sub Bidang Penetapan dan Penghitungan PAD, mempunyai tugas :
1. Membuat Nota Perhitungan Pajak dan Retribusi Daerah.
2. Membuat Surat Ketetapan Pajak/Retribusi Daerah.
3. Menyampaikan Surat Ketetapan Pajak/Retribusi Daerah.
4. Menyusun Rencana Pendapatan Asli Daerah.
c). Sub Bidang Penghitungan Bagi Hasil, mempunyai tugas :
1. Menyusun dan menghitung potensi Dana Bagi Hasil Pusat dan Provinsi.
2. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait terhadap rencana penerimaan
Dana Bagi Hasil Pusat dan Dana Bagi Hasil Propinsi.
3. Menyusun rencana penerimaan DBH Pusat dan DBH Propinsi.
6. Bidang Penagihan dan Penertiban
Kepala Bidang Penagihan dan Penertiban mempunyai tugas :
a. Melaksanakan pemungutan dan Penagihan pendapatan daerah.
b. Melaksanakan pembukuan pendapatan daerah dari objek/subjek pajak.
c. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait terhadap penerimaan Dana
Bagi Hasil Propinsi.
d. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam penegakan Perda.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, Bidang Penagihan dan
a). Sub Bidang Penagihan PAD, mempunyai tugas :
1. Melaksanakan penagihan pajak daerah, retribusi daerah dan PAD lainnya
yang sah.
2. Melaksanakan pencatatan dan pembukuan PAD per wajib pajak dan objek
pajak.
3. Membuat daftar tunggakan wajib pajak/retribusi daerah.
4. Memberikan penyuluhan dan sosialisasi terhadap wajib pajak/retribusi daerah.
5. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dan Bank yang ditunjuk atas
penerimaan Daerah.
b). Sub Bidang Penagihan Bagi Hasil, mempunyai tugas :
1. Melaksanakan pemungutan PBB.
2. Melaksanakan pencatatan dan pembukuan pembayaran PBB per wajib pajak
dan per desa/kecamatan.
3. Membuat daftar tunggakan Pajak Bumi dan Bangunan.
4. Melaksanakan koordinasi dengan KP. PBB, Kantor Pelayanan Pajak dan
Bank yang ditunjuk atas penerimaan Dana Bagi Hasil Pusat dan Bagi Hasil
Propinsi.
5. Memberikan penyuluhan dan sosialisasi kepada wajib pajak PBB.
c). Sub Bidang Penertiban, mempunyai tugas :
1. Melaksanakan monitoring penyetoran dari pembukuan harian/buku kendali
2. Membuat Daftar dan Menerbitkan Surat Peringatan/Teguran terhadap
WP/WR yang belum melunasi kewajiban setelah jatuh tempo.
3. Membuat daftar dan menerbitkan Surat Paksa terhadap WP/WR yang belum
melunasi kewajiban setelah jatuh tempo.
4. Membuat daftar dan menerbitkan Surat Penyitaan terhadap WP/WR yang
belum melunasi hutang pajak setelah jatuh tempo.
5. Membuat daftar dan menerbitkan Surat Kesempatan terakhir terhadap
WP/WR yang belum melunasi hutang pajaknya setelah jatuh tempo.
6. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam hal pelaksanaan
penertiban dan penegakan Perda.
7. Unit Pelaksana Tekhnis (UPT)
Unit Pelaksana Tekhnis Badan adalah Unsur pembantu Kepala Badan yang
melaksanakan sebahagian tugas Badan.
Unit Pelaksana Tekhnis Badan dipimpin oleh seorang Kepala Unit Pelaksana
Tekhnis Badan yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Badan.
Unit Pelaksana Tekhnis Badan dapat dibentuk berdasarkan kebutuhan dan
kemampuan daerah serta kriteria yang ditetapkan berdasarkan peraturan
8. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang
fungsional yang berbagai kelompok sesuai bidang keahliannya.
Kelompok Jabatan Fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan, beban kerja
ditetapkan oleh Kepala Badan atas persetujuan Bupati.
D. GAMBARAN PEGAWAI DAN ANGGOTA PERSONIL
Gambaran Pegawai pada Badan Pengelola Keuangan dan Asset Daerah
Kabupaten Tapanuli Selatan terdiri dari 73 orang staf pegawai, antara lain :
TABEL 1 JUMLAH PEGAWAI BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN
ASSET DAERAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN
NO JABATAN JUMLAH
1 Kepala Badan 1 Orang
2 Sekretaris 16 Orang
3 Bidang Pengelola Keuangan 23 Orang
4 Bidang Pengelola Asset dan Akuntansi
9 Orang
5 Bidang Pendataan dan Penetapan 5 Orang
6 Bidang Penagihan dan Penertiban 8 Orang
7 Tenaga Harian Lepas 11 Orang
Tata Kerja
Kepala Badan dalam melaksanakan tugasanya pada Badan Pengelola Keuangan
Dan Asset Daerah bertanggung jawab kepada Bupati melalui sekretaris Daerah dan
wajib menerapkan prinsip koordinasi, sinkronisasi dan integrasi serta
memberdayakan Sekretaris dan Bidang-bidang.
Setiap Pimpinan Satuan Organisasi wajib mengawasi bawahannya
masing-masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang
diperlukan sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan.
Setiap Pimpinan Satuan Organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk
dan bertanggungjawab kepada atasan masing-masing dan menyiapkan laporan
berkala tepat pada waktunya.
Setiap laporan yang diterima oleh Pimpinan Satuan Organisasi dari
bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan
lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya.
Dalam penyampaian laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan
wajib disampaikan kepada Pimpinan Satuan Organisasi lain secara fungsional
mempunyai hubungsn kerja.
Dalam melaksanakan tugas setiap Pimpinan Satuan Organisasi dibawahnya dan
dalam rangka memberikan bimbingan kepada bawahannya masing-masing
Apabila Kepala Badan/ Inspektorat berhalangan melaksanakan tugas, maka
Kepala Badan/ Inspektorat dapat menunjuk Sekretaris atau Kepala Bidang/ Inspektur
Pembantu mewakilinya, dengan memperhatikan kesesuaian bidang tugasnya.
Segala pembiayaan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsi
Badan Pengelola Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan
dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tapanuli
BAB III
GAMBARAN DATA DAN PEMBAHASAN PAJAK REKLAME
A. Ketentuan dan Prosedur Perolehan Izin Reklame I. KETENTUAN
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan Nomor 1 Tahun
1999 Tentang Pajak Reklame yang dimaksud dengan :
a. Daerah adalah Kabupaten Tapanuli Selatan.
b. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
c. Kepala Daerah adalah Bupati Kabupaten Tapanuli Selatan.
d. Dinas Pendapatan adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli
Selatan.
e. Izin adalah izin penyelenggaraan Reklame.
f. Reklame adalah benda atau media yang menurut corak ragamnya untuk tujuan
komersial, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan suatu barang
atau jasa, yang dapat dilihat, didengar dari suatu tempat umum kecuali yang
dilakukan oleh pemerintah.
g. Penyelenggaran Reklame adalah orang atau badan yang menyelenggarakan
h. Nilai strategis lokasi Reklame adalah nilai yang ditetapkan pada titik lokasi
pemasangan Reklame berdasarkan kriteria sudut pandang dan kepadatan
pemanfaatan tata ruang untuk berbagai aspek bidang usaha.
i. Surat Pemberitahuan Objek Pajak Reklame (SPOPR) adalah surat yang
digunakan wajib pajak untuk melaporkan data objek pajak sebagai dasar
perhitungan dan pembayaran Pajak yang terutang menurut Peraturan
Perundang-undangan Perpajakan Daerah.
j. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) adalah Surat Keputusan yang
menentukan besaranya jumlah Pajak yan terutang.
k. Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) adalah Surat yang digunakan oleh wajib
pajak untuk melakukan pembayaran atau penyetoran Pajak yang terutang ke
Kas Daerah atau ketempat lain yang ditentukan oleh Kepala Daerah.
l. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan ( SKPDKBT) adalah
Surat Keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah
ditetapkan.
m. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar (SKPDLB) adalah Surat
Keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena
jumlah kredit pajak lebih besar dari pajak terutang atau tidak seharusnya
terutang.
n. Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) adalah Sarat yang digunakan untuk
o. Nilai Sewa Reklame adalah jumlah penambahan antara Nilai Jual reklame
dengan Nilai Jual Strategis Reklame.
p. Surat Keputusan Keberatan adalah Surat Keputusan atas keberatan terhadap
Surat Ketetapan Pajak Daerah, Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar,
Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan
Pajak Lebih Bayar, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil atau terhadap
pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh wajib
pajak.
q. Putusan Banding adalah Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Pajak atas
Banding terhadap Surat Keputusan Keberatan terhadap Ketetapan Pajak.
Pengertian Pajak Daerah dan Jenis Pajak Sumber : Marihot P. Siahaan, S.E.
Pajak Daerah adalah Iuran wajib yang dilakukan oleh pribadi atau badan
kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, dapat dipaksakan berdasarkan
peraturan perundangan yang berlaku digunakan untuk penyelenggaraan pemerintah,
dan pembangunan daerah.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000, ditetapkan sebelas
jenis pajak daerah, yaitu empat jenis pajak provinsi dan tujuh pajak kabupaten/ kota.
1. Pajak Provinsi terdiri dari :
a. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air;
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; dan
d. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan.
2. Pajak Kabupaten/ kota terdiri dari :
a. Pajak Hotel;
b. Pajak Restoran;
c. Pajak Hiburan;
d. Pajak Reklame;
e. Pajak Penerangan Jalan;
f. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C; dan
g. Pajak Parkir.
II. SUBYEK PAJAK REKLAME
Subyek Pajak Reklame adalah orang pribadi atau badan yang
menyelenggarakan atau memesan Reklame.
2.1. PERIZINAN
1. Orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan reklame harus terlebih
dahulu mendapat izin dari Badan Pengelola Keuangan Dan Asset Daerah atas
nama Kepala Daerah.
2. Masa berlaku izin paling lama satu tahun. Izin dapat diperpanjang dengan
mengajukan permohonan perpanjangan izin kepada Kepala Badan atas nama
3. Yang bertanggung jawab atas pengurusan izin adalah Pemegang Persetujuan
Pemasangan Reklame.
2.2. TATA CARA PEROLEHAN IZIN REKLAME
1. Setiap orang pribadi atau badan usaha yang akan melaksanakan pemasangan
reklame wajib memperoleh Surat Izin dari Kepala Daerah atau Pejabat yang
ditunjuk.
2. Mengajukan Permohonan Izin Reklame dengan melampirkan syarat-syarat
sebagai berikut :
a. Foto Copy Kartu Tanda Penduduk bagi pemohon perorangan.
b. Foto Copy Surat Izin Usaha Perdagangan bagi pemohon badan.
c. Gambar konstruksi bangunan Reklame.
d. Gambar lokasi.
3. Permohonan Izin disampaikan kepada Kepala Badan dan wajib diteliti oleh
Kepala Badan meliputi :
a. Keamanan dan Ketertiban Umum.
b. Kesopanan.
c. Kesusilaan.
d. Keamanan.
e. Keagamaan.
g. Kesehatan.
h. Lingkungan Hidup.
4. Kepala Badan menunjuk Sub Bidang Penetapan sebagai pelaksana
administrasi dalam hal penetapan izin Reklame.
5. Dikeluarkan Izin oleh Kepala Badan bersamaan dengan diterbitkannya Surat
Penetapan Pajak Reklame, maka Wajib Pajak harus menyetorkan jumlah
pajak terutang ditempat yang telah ditentukan.
6. Setelah pembayaran pajak maka wajib pajak dapat memasang Reklame.
2.3. KEWAJIBAN PEMEGANG IZIN REKLAME
1. Pemasangan Reklame tidak mengganggu ketertiban umum dan lalu lintas
serta menjaga kebersihan/ keindahan tempat pemasangan Reklame.
2. Dalam pembuatan Reklame harus dihindarkan kata-kata yang bertentangan
dengan falsafah bangsa Indonesia yaitu Pancasila.
3. Dalam hal pembuatan Reklame tidak boleh dibuat gambar-gambar yang
bertentangan dengan norma susila.
4. Sesudah berakhirnya Surat Persetujuan Pemasangan Reklame ini diharuskan
untuk memperpanjang lagi, dan apabila pemasangan Reklame tidak
diperpanjang, Reklame harus dibongkar dan segala biaya dibebankan kepada
Pemegang Persetujuan Pemasangan Reklame.
5. Pemegang Persetujuan Pemasangan Reklame tidak memenuhi kewajibannya
6. Segala sesuatu yang timbul akibat pemasangan Reklame tersebut menjadi
tanggung jawab Pemegang Persetujuan Pemasangan Reklame.
7. Surat Persetujuan Pemasangan Reklame ini mulai dikeluarkan sejak
ditetapkan.
2.4. PENOLAKAN PERMOHONAN IZIN REKLAME
Permohonan izin penyelenggaraan Reklame yang diajukan Wajib Pajak, dapat
ditolak apabila :
1. Melanggar Ketentuan Perundang-undangan, dimana Reklame yang akan
dipergunakan menurut pertimbangan Kepala Daerah bertentangan dengan
ketertiban umum, kesusilaan, keindahan, keamanan, dan tata kota
2. Tempat penyelenggaraan Reklame yang diajukan tidak pada lokasi yang
diperbolehkan seperti; dilarang memasang reklame disekitar Kantor
Pemerintah, Gedung Sekolah, Rumah Ibadah dan Gedung Bersejarah yang
tidak dipergunakan untuk komersial.
3. Penolakan harus disertai dengan alasan-alasan.
2.5. PENCABUTAN IZIN REKLAME
Izin penyelenggaraan Reklame dapat dicabut dan dinyatakan tidak berlaku serta
tidak mempunyai kekuatan hukum apabila:
a. Pemegang izin tidak memenuhi kewajiban-kewajibannya.
c. Naskah Reklame tidak dipenuhi sebagaimana mestinya.
d. Masa berlaku Izin berakhir.
e. Lebih dari 6 bulan izin tidak dipergunakan.
f. Penyelenggaraan Reklame tidak sesuai dengan syarat-syarat yang telah
ditentukan.
2.6. PEMBONGKARAN REKLAME
a. Pemegang Izin/Penyelenggara Reklame diharuskan melakukan pembongkaran
dan penyingkiran reklame sesuai dengan tanggal berakhirnya Reklame dan
atau dicabutnya Izin.
b. Apabila dalam waktu yang telah ditentukan tersebut pembongkaran atau
penyingkiran tidak dilakukan oleh penyelenggara, maka Kepala Dinas atas
nama Kepala Daerah akan melaskanakan pembongkaran/ penyingkiran, dan
biaya yang timbul akibat pembongkaran, dibebankan kepada penyelenggara.
2.7. PENYIDIKAN
1. Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberi
wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan Penyidikan tindak
Pidana dibidang Perpajakan Daerah.
a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan
berkenaan dengan tindak pidana dibidang Perpajakan Daerah agar
keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas.
c. Menerima keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan
sehubungan dengan Tindak Pidana dibidang Perpajakan Daerah.
d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain
berkenaan dengan Tindak Pidana dibidang Perpajakan Daerah.
e. Melakukan Penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan,
pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan
terhadap bahan bukti tersebut.
g. Memotret seseorang yang berkaitan dengan Tindak Pidana Perpajakan
Daerah.
h. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai
tersangka atau saksi.
i. Menghentikan Penyidikan.
j. Melakukan tindakan lain menurut hukum dapat dipertanggungjawabkan.
III. OBJEK PAJAK REKLAME
Objek Pajak Reklame adalah semua penyelenggaraan Reklame. Alat/ bentuk reklame yang menjadi objek Peraturan Daerah ini antara lain :
a. Reklame Papan
c. Reklame Kain.
d. Reklame Melekat/ Stiker.
e. Reklame Berjalan termasuk kenderaan bermotor.
f. Reklame Bersuara.
g. Reklame Film/ Slide.
h. Reklame Peragaan.
i. Reklame Udara.
j. Reklame Megatron.
k. Reklame Bersinar.
Dikecualikan dari Objek Reklame adalah :
1. Penyelenggaraan Reklame melalui televisi pemerintah, radio pemerintah,
warta harian, warta mingguan, warta bulanan dan sejenisnya.
2. Penyelenggaran Reklame oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
3.1. DASAR PENGENAAN PAJAK REKLAME
Dasar Pengenaan Pajak Reklame adalah Nilai Sewa Reklame. Nilai Sewa
Reklame dihitung berdasarkan biaya pemasangan reklame, pemeliharaan reklame,
lama pemasangan reklame, nilai strategis lokasi, dan jenis Reklame. Terbagi atas :
1. Diselenggarakan oleh orang pribadi atau badan yang memanfaatkan Reklame
untuk kepentingan sendiri, maka Nilai Sewa Reklame dihitung berdasarkan
biaya pemasangan, pemeliharaan, lama pemasangan, nilai strategis, dan jenis
2. Diselenggarakan oleh pihak ketiga, maka Nilai Sewa Reklame dihitung
berdasarkan jumlah pembayaran untuk suatu masa pajak atau masa
penyelenggaraan Reklame dengan memperhatikan biaya pemasangan,
pemeliharaan, lama pemasangan, nilai strategis lokasi, dan jenis Reklame.
3.2. PERHITUNGAN NILAI SEWA REKLAME
Petunjuk Teknis Perhitungan Nilai Sewa Reklame adalah Tata cara untuk
menentukan besarnya Nilai Jual Reklame dan Nilai Strategis Reklame yang
masing-masing nilai memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut :
a. Nilai Jual Reklame
1. Jenis Reklame
2. Biaya Pembuatan Reklame
3. Biaya Pemeliharaan Reklame
4. Lamanya Pemasangan Reklame
b. Nilai Jual Strategis Reklame
1. Persimpangan Jalan Utama Kota.
2. Sepanjang Jalan Raya Utama Kota.
3. Sepanajang Jalan Raya Protokol.
4. Jalan Penghubung ke Jalan Utama.
5. Tempat Kawasan Perdagangan.
6. Kawasan Terminal.
TABEL 2 NILAI JUAL REKLAME
4. Reklame Melekat/ Selebaran
TABEL 3 NILAI STRATEGIS REKLAME
NO. TITIK LOKASI PEMASANGAN HARGA PER TITIK
1. Persimpangan Jalan Utama Kota Rp 200.000,-
2. Sepanjang Jalan Raya Utama Kota Rp 150.000,-
3. Sepanjang Jalan Protokol Rp 100.000,-
4. Jalan Penghubung ke Jalan Utama Rp 75.000,-
5. Tempat Kawasan Perdagangan Rp 75.000,-
6. Kawasan Terminal Rp 50.000,-
7. Kawasan Rekreasi Taman Wisata Rp 50.000,-
Sumber Badan Pengelola Keuangan Dan Asset Daerah Tahun 2009
3.3. TATA CARA PERHITUNGAN NILAI SEWA REKLAME
1. Nilai Sewa Reklame dapat diperoleh dengan menambahkan Nilai Jual
Reklame dan Nilai Strategis Reklame.
2. Nilai Jual Reklame diperoleh dengan menambahkan biaya pembuatan
Reklame dengan biaya pemeliharaan.
3. Nilai Strategis Reklame diperoleh dengan menambahkan Nilai Lokasi + Nilai
Kelas Jalan + Nilai Sudut Pandang.
4. Jumlah Pajak Terutang diperoleh dari hasil perkalian Nilai Sewa Reklame
dengan Tarif Pajak (Jumlah Pajak Terutang = Nilai Sewa Reklame x Tarif).
5. Perhitungan Nilai Sewa Reklame dan Nilai Strategis Reklame, dinyatakan
TARIF PAJAK REKLAME
Besarnya Tarif Pajak Reklame adalah 25%.
Cara perhitungan besarnya Pajak Reklame
Besarnya Pajak terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan
dasar pengenaan pajak.
Contoh :
1. Andi mempunyai toko obat di Pasar Gunung Tua Kecamatan Padang Bolak.
Ia memasang papan reklame di depan toko obat tersebut dengan ukuran 2m2 x
1m2.
Biaya Pembuatan Rp 125.000,-/m2
Biaya Pemeliharaan 10%
Nilai Strategis Reklame Rp 75.000 (tempat kawasan perdagangan)
Tarif 25%
Maka besarnya pajak yang akan dibayar adalah :
Luas Reklame = 2m2 x 1m2 = 2m2
Biaya pembuatan = 2 x Rp 125.000 = Rp 250.000,-
Biaya Pemeliharaan =10% x Rp 250.000 = Rp 25.000,-
Nilai Stretegis =
Rp 350.000,- Rp 75.000,-
2. PT X menyelenggarakan Reklame jenis Billboard (plat). Ukuran 2m2 x 2m2.
Nilai Pembuatan Rp 150.000,-/m2
Biaya Pemeliharaan 10%
Nilai Strategis Reklame Rp 100.000 (sepanjang jalan protokol)
Tarif pajak 25%
Maka besarnya pajak yang akan dibayar adalah :
Luas Reklame = 2m2 x 2m2 = 4m2
Biaya pembuatan 4m2 x Rp 150.000 = Rp 600.000,-
Biaya pemeliharaan 10% x Rp 600.000 = Rp 60.000,-
Nilai Strategis = Rp
Rp 760.000,-
Pajak terutang = 25% x Rp 760.000,- = Rp 190.000,- (1 tahun).
3.4. TATA CARA PEMBAYARAN
1. Setiap Wajib Pajak mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD)
dengan jelas, benar dan lengkap serta ditanda tangani oleh Wajib Pajak atau
khususnya, kemudian diserahkan kepada Badan Pengelola Keuangan dan
Asset Daerah (BPKAD) selaku Instansi yang berwenang.
2. Kepala Dinas atas nama Kepala Daerah menetapkan pajak terutang dan
3. Wajib Pajak yang telah menerima SKPD, menyetorkan jumlah pajak
terhutang di Kas Daerah (BPKAD) atau tempat lain yang ditunjuk oleh
Kepala Daerah.
4. Pembayaran dilakukan dengan menggunakan SSPD, pembayaran pajak
dilakukan sekaligus atau lunas.
5. Bentuk, jenis, isi ukuran SSPD dan tata cara pembayaran serta tanggal jatuh
tempo pembayaran pajak terutang ditetapkan oleh Kepala Daerah.
6. Pajak yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 1 bulan sejak diterbitkannya
SKPD, SKPDKBT, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan
dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar
bertambah.
3.5. TATA CARA PEMASANGAN
1. Pemasangan Reklame disusun dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2. Pemasangan Reklame tidak dibenarkan dipasang didepan Kantor/ Instansi
Pemerintah.
3. Penyelenggaraan Reklame harus mencantumkan tanggal berlaku dan berakhir
masa Pajak pada bagian sebelah kanan Reklame.
4. Apabila penyelenggaraan Reklame ingin memperpanjang masa pajak, maka
satu minggu sebelum berakhir masa pajak tersebut pihak penyelenggara
3.6. PENEMPATAN LOKASI
Dalam menentukan Nilai Lokasi dalam pemasangan reklame disesuaikan
dengan :
1. Apabila titik Lokasi Pemasangan memanfaatkan Prasarana Pemerintah dengan
maksud Bumi ataupun Bangunan yang merupakan kekayaan Daerah akan
dikenakan Biaya Beban Tambahan sebesar 50% dari jumlah Pajak.
2. Prasarana Non Pemerintah adalah yang menjadi hak perorangan atau Badan
Usaha Non Pemerintah kemudian Nilai Strategis Pemasangan Reklame ini
dibedakan antara satu titik dengan titik lokasi lainnya sesuai dengan tata ruang
yang ada antara lain :
a. Titik Lokasi Persimpangan Jalan Raya Utama Kota.
b. Titik Lokasi sepanjang Jalan Raya Utama Kota.
c. Titik Lokasi sepanjang Jalan Protokol Kota.
d. Titik Lokasi Jalan Penghubung (Coloector). Titik Lokasi Jalan
Penghubung adalah semua titik lokasi dari titik lokasi Jalan Raya Utama
dan titik lokasi Jalan Protokol.
e. Titik Lokasi Tempat Kawasan Perdagangan.
f. Titik Lokasi Kawasan Terminal.
BAB IV
ANALISA DAN EVALUASI DATA
A. KENDALA-KENDALA DALAM PEMBAYARAN PAJAK REKLAME Dalam masalah ini, untuk mencari tahu kendala-kendala apa yang ditemui
dalam pembayaran Pajak Reklame, penulis melakukan wawancara dengan Badan
Pengelola Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan, dimana yang
menjadi respondennya adalah Kasubbid Penetapan dan Perhitungan PAD.
Kendala-kendala yang dijumpai yaitu :
1. Tingkat Pengetahuan Wajib Pajak Reklame yang masih rendah
Dalam masalah ini, penulis melihat bahwa Wajib Pajak Reklame dalam
bidang pengetahuan tentang Pajak Reklame masih kurang, kekurangannya
dapat dilihat dari banyaknya Wajib Pajak Reklame yang tidak mengetahui
dasar hukum dari Pajak Reklame. Dilihat dari dasar hukum Pajak Reklame,
Wajib Pajak Reklame hanya mengetahui segelintir dari undang-undang
ataupun peraturan pemerintah yang mengatur tentang Pajak Reklame. Jadi
dalam kasus ini dapat dilihat bahwa, Wajib Pajak Reklame hanya terfokus
pada proses pembayaran Pajak Reklame saja.
2. Tingkat Kesadaran Wajib Pajak Reklame masih kurang
Sebagaimana pengertian Pajak itu sendiri adalah iuran yang tanpa imbalan
langsung yang dapat ditunjuk, menyebabkan Wajib Pajak mempunyai
jangka pendek, strategi Pemerintah Daerah dalam meningkatkan penerimaan
pajak adalah meningkatkan jumlah Wajib Pajak tidak terkecuali pada Pajak
Reklame. Sangat disesalkan seandainya Wajib Pajak yang kian bertambah
tersebut ternyata memiliki pandangan negatif terhadap pajak (dalam hal ini
Pajak Reklame). Wajib Pajak Reklame tidak sepenuhnya menyadari bahwa,
dengan membayar Pajak Reklame maka pemasukan ke kas daerah berjalan
lancar, otomatis segala program rencana pembangunan oleh pemerintah
daerah dapat terealisasi. Dengan begitu Wajib Pajak Reklame telah merasakan
hasil dari pembayaran pajaknya sendiri.
3. Tingkat Kesadaran Wajib Pajak Dalam hal izin Perpanjangan Masa Penyelenggaraan Reklame
Bila ditelusuri lebih jauh wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan, dapat dilihat
masih banyak penyelenggaraan reklame yang sebenarnya masa berlakunya
telah habis, tetapi masih tetap berdiri atau masih terpampang penyelenggaraan
reklamenya, contoh Reklame Papan Bill board yang masih berdiri,
spanduk-spanduk yang masih bergantungan, stiker-stiker yang masih melekat pada
tembok-tembok atau tiang-tiang listrik dan telepon sehingga merusak
pandangan. Dari kasus ini dapat dilihat bahwa Wajib Pajak Reklame yang
penyelenggaraan reklamenya telah habis masa berlakunya tidak ingin
memperpanjang waktu penyelenggaraan reklamenya, tetapi ingin
penyelenggaraan reklamenya tetap berdiri. Mungkin dari kasus ini harus ada
penyelenggaraan reklame yang masa berlakunya telah habis, dan diikuti tidak
ada perpanjangan reklame oleh perusahaan penyelenggaraan reklame tersebut,
maka Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan berhak untuk membongkar
atau mencabut penyelenggaraan reklame tersebut.
4. Kurang Aktifnya Petugas Pendataan, Penagihan ataupun petugas yang berhubungan langsung dengan Pajak Reklame
Petugas sebagai pendata dilapangan tidak begitu memperhatikan data yang
diberikan oleh Wajib Pajak Reklame. Hal ini dapat diakibatkan kelalaian
ataupun tidak disiplinnya petugas untuk meninjau atas kebenaran data. Pajak
yang disetor oleh Wajib Pajak Reklame tidak sesuai dengan keadaan
dilapangan yang sesungguhnya. Sedangkan petugas panagihan hanya
menunggu Wajib Pajak dalam membayar pajaknya, mereka tidak langsung
turun menagih terhadap Wajib Pajak yang telah lama menunggak pajaknya.
5. Tidak mengetahui sebagian alamat Perusahaan yang menyelenggarakan reklame
Khusus Pajak Reklame dari berbagai Perusahaan, baik Perusahaan makanan,
minuman, rokok yang menyelenggarakan reklame sebagian tidak diketahui
alamatnya. Jadi, untuk penagihan Pajak Reklame dilapangan petugas
mengalami kesulitan.
6. Kurang jelasnya tata letak lokasi penyelenggaraan reklame
Hal ini disebabkan karena koordinasi antara Biro Periklanan dan Pemerintah
sebagai agen, perantara atau wakil dari Wajib Pajak Reklame itu sendiri,
sedangkan Pemerintah Kabupaten Tapsel merupakan perpanjangan tangan
dari BPKAD Kabupaten Tapanuli Selatan, yang bertugas untuk mengatur tata
letak tempat penyelenggaraan reklame. Kurang jelasnya tata letak lokasi
tempat penyelenggaraan reklame, membuat tempat-tempat penyelenggaraan
reklame tidak teratur dan pihak BPKAD mengalami kesulitan dalam
pendataan penyelenggaraan Pajak Reklame. Biro Periklanan sepertinya tidak
menyadari bahwa letak lokasi juga berpengaruh pada jumlah pajak yang akan
dibayar. Mereka hanya terfokus dalam hal pembayaran serta merasa bahwa
dengan mendapat surat izin penyelenggaraan reklame saja itu sudah cukup.
B. UPAYA-UPAYA YANG DILAKUKAN UNTUK MENANGGULANGI
KENDALA-KENDALA DALAM HAL PEMBAYARAN PAJAK
REKLAME
Upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak Badan Pengelola Keuangan dan Asset
Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan yaitu :
1. Membuat tim penyelesaian masalah perizinan penyelenggaraan reklame Yang dimaksud tim disini adalah sekelompok orang yang terdiri dari Pegawai
BPKAD Kabupaten Tapanuli Selatan dan dipimpin oleh seorang koordinator
yang ditunjuk oleh Kepala BPKAD Kabupaten Tapanuli Selatan yang
2. Sosialisasi
Demi terwujudnya kesadaran Wajib Pajak Reklame untuk memenuhi
kewajibannya membayar Pajak, maka harus ditingkatkan penyuluhan kepada
Wajib Pajak Reklame khususnya kepada Perusahaan biro reklame atau yang
sejenisnya tentang Pajak Reklame dan pentingnya Pajak Reklame untuk
pembangunan khususnya bagi daerah Kabupaten Tapanuli Selatan.
3. Meningkatkan keterampilan dan kemampuan petugas pendataan, penagihan maupun petugas yang berhubungan langsung dengan Pajak Reklame
Adapun cara yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tapanuli
Selatan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan petugas pemungut
Pajak Reklame adalah dengan cara mengirim petugas untuk mengadakan
penataran atau pelatihan di bidang pendapatan perpajakan khususnya Pajak
Reklame, dimana dengan mengadakan penataran atau pelatihan ini diharapkan
kemampuan dan keterampilan petugas semakin baik.
4. Intensifikasi Pajak Reklame
Yang dimaksud dengan intensifikasi adalah kegiatan yang secara terus
menerus yang dibarengi dengan pengolahan atas Pajak Reklame yang telah
ada dengan sasaran untuk meningkatkan penerimaan objek pajak tersebut.
Lebih jelasnya peningkatan penerimaan dilakukan dalam ruang lingkup Pajak
Reklame tersebut. Maksud dari hal ini adalah Wajib Pajak Reklame yang
penerimaan. Salah satu bentuk dari intensifikasi ini adalah dengan
mengevaluasi objek pajak selama sebulan sekali.
5. Mencari dan mengumpulkan informasi perihal alamat perusahaan yang memasang reklame dan mendata potensi reklame di seluruh wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan
Dengan terkumpulnya alamat perusahaan yang memasang reklame maka,
Badan Pengelola Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan
tidak mengalami kesulitan dalam penagihan pembayaran Pajak Reklame.
6. Merencanakan penataan pemasangan penyelenggaraan reklame
Dalam merencanakan penataan pemasangan penyelenggaraan reklame ini,
kerjasama antara Badan Pengelola Keuangan dan Asset Daerah dengan
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan serta Biro Periklanan sangat
dibutuhkan, dengan letak pemasangan reklame yang teratur, ktiga pihak dapat
merasakan manfaatnya sendiri. Bagi BPKAD, dengan adanya pemasangan
reklame yang teratur, memudahkan untuk melakukan pendataan terhadap
penyelenggaraan reklame tersebut. Bagi Pemerintah Kabupaten Tapanuli
Selatan memudahkan dalam hal penataan kabupaten agar terlihat teratur dan
rapi. Sedangkan bagi Biro Periklanan akan mengalami kepuasan, karena
dengan begitu Wajib Pajak Reklame akan senang mempergunakan jasa Biro
C. SANKSI TERHADAP WAJIB PAJAK REKLAME YANG TIDAK MEMBAYAR PAJAK REKLAME
Apabila Wajib Pajak Reklame/ pihak perusahaan tidak membayar/
memperpanjang Pajak Reklame maka seminggu sesudah habis masa berlaku harus
dibongkar oleh perusahaan tersebut dan apabila perusahaan tidak membongkar maka
objek reklame menjadi aset Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan. (Sumber:
Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 1999 Tentang Pajak Reklame.
D. TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN PEMBAYARAN PAJAK REKLAME
Pemerintah Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan, dalam rangka meningkatkan
Penerimaan Asli Daerah berusaha untuk memperbesar penerimaan dari sektor Pajak
Daerah khususnya Pajak Reklame. Dimana Reklame ini merupakan media promosi
yang dapat menunjang sektor perdagangan dan perekonomian.
Dalam hal pembayaran Pajak Reklame, pada umumnya tidak ditentukan
tunggakan karena WP yang akan memasang Reklame terlebih dahulu mengurus
pembayaran dan melunasi jumlah Pajak, barulah Reklame bisa dipasang. Realisasi
TABEL 4 TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN PAJAK REKLAME DALAM 4 TAHUN ANGGARAN
TAHUN TARGET REALISASI %
2005 44.999.900 60.621.352 134,71
2006 80.011.250 146.092.628 182,59
2007 143.756.250 154.439.946 107,43
2008 72.907.450 100.352.201 137,64
SUMBER : BPKAD Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2009
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa :
1. Pada Tahun Anggaran 2005 total realisasi penerimaan dari pembayaran Pajak
Reklame sebesar Rp 60.621.352,- berada di atas rencana penerimaan dari
pembayaran Pajak Reklame sebesar Rp 44.999.900,- pada akhir Tahun
Anggaran, yaitu surplus Rp 15.621.452,-
2. Pada Tahun Anggaran 2006 total realisasi penerimaan dari pembayaran Pajak
Reklame sebesar Rp 146.092.628,- berada di atas rencana penerimaan dari
pembayaran Pajak Reklame sebesar Rp 80.011.250,- pada akhir Tahun
Anggaran, yaitu surplus Rp 66.081.378,-
3. Pada Tahun Anggaran 2007 total realisasi penerimaan dari pembayaran Pajak
pembayaran Pajak Reklame sebesar Rp 143.756.250,- pada akhir Tahun
Anggaran, yaitu surplus Rp 10.683.696,-
4. Pada Tahun Anggaran 2008 total realisasi penerimaan dari pembayaran Pajak
Reklame sebesar Rp 100.352.201,- berada di atas rencana penerimaan dari
pembayaran Pajak Reklame sebesar Rp 72.907.450,- pada akhir Tahun
Anggaran, yaitu surplus Rp 27.444.751,-
Jadi, kesimpulan yang dapat diambil dari keterangan di atas yaitu :
Dengan surplusnya penerimaan dari pembayaran Pajak Reklame, berarti
BPKAD Kabupaten Tapanuli Selatan dapat mengatasi kendala-kendala yang dihadapi
dalam hal penerimaan dari pembayaran Pajak Reklame. Dalam hal ini Badan
Pengelola Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan melakukan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian-uraian yang dikemukakan sebelumnya dan data-data yang
telah diperoleh dari hasil riset pada Badan Pengelola Keuangan dan Asset Daerah
Kabupaten Tapanuli Selatan, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Badan Pengelola Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan
juga merupakan unit kerja yang melakukan pendataan terhadap
penyelenggaraan Pajak Reklame yang bertujuan untuk meningkatkan
kepatuhan Wajib Pajak Reklame dalam pembayaran Pajak Reklame.
2. Kendala-kendala yang diperoleh oleh pihak BPKAD Kabupaten Tapanuli
Selatan dalam hal pembayaran Pajak Reklame, yaitu :
a. Tingkat pengetahuan Wajib Pajak Reklame yang masih rendah.
b. Tingkat kesadaran Wajib Pajak Reklame dalam hal pembayaran Pajak
Reklame masih rendah.
c. Koordinasi antara Perusahaan (Wajib Pajak), Biro Advertising dan
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan yang kurang.
d. Tingkat kesadaran perpanjangan izin penyelenggaraan reklame oleh WP
3. BPKAD Kabupaten Tapanuli Selatan juga melakukan penyelesaian masalah
yang berhubungan dengan Kendala-kendala dalam Pembayaran Pajak
Reklame. Seperti; menghimbau kepada Wajib Pajak untuk membayar Pajak
Reklame dengan cara sosialisasi langsung yang dilakukan oleh BPKAD
Kabupaten Tapsel, kemudian meningkatkan keterampilan dan kemampuan
pegawai BPKAD khususnya petugas dibidang pendataan Pajak Reklame.
4. Dari hasil penelitian data yang ada, juga diperoleh kesimpulan bahwa
Realisasi Penerimaan Pajak Reklame selama 4 Tahun terakhir mengalami
peningkatan. Sumber Pendapatan Daerah ini akan dimasukkan kedalam
APBD yang digunakan untuk pembiayaan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah dan Pembangunan Daerah.
B. SARAN
1. Untuk meningkatan Penerimaan Daerah dalam pelaksanaan penyelenggaraan
Pemerintah dan Pembangunan, maka diharapkan partisipasi aktif dari
masyarakat ataupun WP Reklame dalam membayar Pajak Reklame khususnya
dan menaati Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
2. Lebih meningkatan Keterampilan dan Loyalitas kerja pegawai BPKAD
Kabupaten Tapanuli Selatan khususnya dibidang Pendataan, agar Pelaksanaan
3. Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan hendaknya menyediakan sarana
maupun prasarana untuk memeperlancar tugas Pendata dalam pelaksanaan
pembayaran Pajak Reklame.
4. Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan hendaknya memasyarakatkan Pajak
dan Retribusi Daerah lebih intensif, baik melalui artikel, sticker maupun
DAFTAR PUSTAKA
Mustaqiem, 2008, Pajak Daerah Dalam Transisi Otonomi Daerah, UII Press: Yogyakarta.
Siahaan, P. Marihot, 2006, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, PT. Raja Grapindo : Jakarta.
Sugianto, 2008, Pajak dan Retribusi Daerah, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Peraturan Bupati Tapanuli Selatan No.12/PR/2007, Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah No. 1 Tahun 1999 Tentang Pajak Reklame.
Keputusan Bupati Tapanuli Selatan No. 061.1/843/2008, Tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural Badan Pengelola Keuangan Dan Asset Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan.
Keputusan Bupati Tapanuli Selatan No. 188.342/165, Tentang Pelaksanaan Perda Tapanuli Selatan No. 1 Tahun 1999, Tentang Pajak Reklame.
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.