• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Perawat Dalam Penanganan Luka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peran Perawat Dalam Penanganan Luka"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENGEMBANGAN KARIR PERAWAT

Rika Endah Nurhidayah.*

ABSTRAK

Sistem pengembangan karir perawat sampai saat ini masih belum jelas. Hal ini ada hubungannya dengan bervariasinya jenjang pendidikan perawat. Pendidikan keperawatan diselenggarakan berdasarkan pada kebutuhan akan pelayanan keperawatan, seperti tercantum dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23/1992/. Sedangkan dalam Undang-Undang Sistem Kesehatan Nasional No.2/1989 dinyatakan bahwa pendidikan tinggi diperlukan guna menyediakan tenaga profesional. Pendidikan Tinggi di Indonesia telah diatur, pendidikan tersebut dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut atau perguruan tinggi. Berpedoman kepada Undang-Undang di atas, maka yang dikatakan sebagai tenaga keperawatan yang profesional adalah perawat dengan berlatar belakang pendidikan minimalnya setingkat diploma (D III). Profil perawat profesional merupakan gambaran dan penampilan menyeluruh perawat dalam melakukan aktifitas keperawatan sesuai dengan kode etik keperawatan. Pendidikan berkelanjutan bagi perawat dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan-keterampilan tersebut sangat diperlukan sehingga sistem pengembangan karir dapat terlaksana. Praktik keperawatan profesional yang merupakan ciri profesi harus tetap dipelihara dan di tingkatkan dalam rangka mempertahankan standar kinerja yang tinggi. Tenaga keperawatan harus selalu mengembangkan dan meningkatkan kemampuan profesionalnya hal ini juga dijabarkan pada KepMenkes RI No. 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi Keperawatan.

Kata Kunci : Perawat Klinik Perawat Manajer, Perawat Pendidik, dan Perawat Riset

(2)

PENDAHULUAN

Sistem pengembangan karir perawat sampai saat ini masih belum di bahas secara jelas. Terlalu bervariasinya jenjang pendidikan perawat pun bisa menjadi salah satu kendala untuk membuat sistem pengembangan karir yang tepat. Pendidikan keperawatan diselenggarakan berdasarkan pada kebutuhan akan pelayanan keperawatan, seperti tercantum dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23/1992/ pasal 32 ayat 3 dan 4 pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan, hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.

Tenaga yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah tenaga keperawatan yang lulus dari pendidikan tinggi. Pendidikan Tinggi di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang No.2/1989 tentang Sistem Kesehatan Nasional. Dalam Undang-Undang ini dinyatakan bahwa pendidikan tinggi diperlukan guna menyediakan tenaga profesional. Pendidikan tersebut dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut atau perguruan tinggi. Berpedoman kepada Undang-Undang di atas, maka yang dikatakan sebagai tenaga keperawatan yang profesional adalah minimalnya berlatar belakang pendidikan setingkat diploma (D III).

Profil perawat profesional merupakan gambaran dan penampilan menyeluruh perawat dalam melakukan aktifitas keperawatan sesuai dengan kode etik keperawatan.

Aktivitas keperawatan meliputi peran dan fungsi pemberian asuhan/pelayanan keperawatan, praktik keperawatan, pengelolaan institusi keperawatan, pendidik klien (individu, keluarga dan masyarakat) serta kegiatan penelitian bidang keperawatan. Perawat profesional juga merupakan individu yang selalu mempunyai rasional, dapat mengakomodasi realita, menerima dirinya, diminati orang lain, mempunyai aktualisasi

promosi dan sistem pemberian jasa perawat klinik untuk meningkatkan partisipasi serta kepuasan kerja.

Oleh karena itu diperlukan pendidikan berkelanjutan bagi perawat dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan-keterampilan tersebut sehingga sistem pengembangan karir dapat terlaksana. Praktik keperawatan profesional yang merupakan ciri profesi harus tetap dipelihara dan di tingkatkan dalam rangka mempertahankan standar kinerja yang tinggi. Tenaga keperawatan harus selalu mengembangkan dan meningkatkan kemampuan profesionalnya hal ini juga dijabarkan pada KepMenkes RI No. 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi Keperawatan.

BENTUK JENJANG PENGEMBANGAN KARIR PERAWAT

Bentuk jenjang pengembangan karir perawat dimulai dari peran perawat sebagai pelaksana asuhan keperawatan. Setiap jenjang akan diuraikan pengalaman dan pendidikan yang harus dimiliki, serta deskripsi umum tentang tugas dan kewenangannya.

1. Perawat Klinik I (Umum).

a. Pengalaman dan Pendidikan.

1.) D III Keperawatan dengan pengalaman 1 tahun.

2.) S1 Keperawatan dengan penga-laman 0 bulan.

b. Deskripsi

1.) Memiliki kompetensi membe-rikan asuhan keperawatan dasar.

2.) Diperlukan supervisi dalam memberikan asuhan keperawa-tan.

3.) Berperan sebagai perawat dan pendidik bagi klien.

2. Perawat Klinik II (Dasar).

(3)

1.) D III Keperawatan dengan pengalaman 3 tahun.

2.) S1 Keperawatan dengan penga-laman 1 tahun.

b. Deskripsi

1.) Memiliki kompetensi memberi-kan asuhan keperawatan dasar dalam lingkup medikal bedah, maternitas, pediatrik, jiwa, komunitas, dan gawat darurat.

2.) Diperlukan supervisi terbatas.

3.) Berperan sebagai perawat dan pendidik bagi klien dan keluarga serta pengelola dalam asuhan keperawatan.

3. Perawat Klinik III (Lanjut)

a. Pengalaman dan Pendidikan.

1.) D III Keperawatan dengan pengalaman 6 tahun.

2.) S1 Keperawatan dengan penga-laman 3 tahun.

3.) Spesialisasi sesuai bidang dengan pengalaman nol.

b. Deskripsi

1.) Memiliki kompetensi memberi-kan asuhan keperawatan lanjut dalam lingkup medikal bedah, maternitas, pediatrik, jiwa, komunitas, dan gawat darurat.

2.) Sepenuhnya dapat melakukan asuhan keperawatan dengan keputusan sendiri.

3.) Berperan sebagai perawat dan pendidik bagi klien dan keluarga serta mampu mengidentifikasi hal-hal yang perlu diteliti.

4. Perawat Klinik IV (Khusus)

a. Pengalaman dan Pendidikan

1.) D III Keperawatan dengan pengalaman 9 tahun

2.) S1 Keperawatan dengan pengalaman 6 tahun

3.) Spesialisasi sesuai bidang dengan pengalaman minimal 1 tahun.

b. Deskripsi

1.) Memiliki kompetensi memberi-kan asuhan keperawatan super spesialisasi dalam lingkup medi-kal bedah, maternitas, pediatrik, jiwa, komunitas, dan gawat darurat.

2.) Sepenuhnya dapat melakukan asuhan keperawatan dengan keputusan sendiri dan supervisor bagi perawat pada jenjang I, II, dan III.

3.) Berperan sebagai :

ƒ Perawat pelaksana secara mandiri.

ƒ Pendidik bagi klien, keluarga, sesama teman dan peserta didik pendidik keperawatan.

ƒ Pengelola asuhan keperawa-tan, supervisor.

ƒ Konsultan dan konselor dalam lingkup bidangnya.

ƒ Peneliti bidang keperawatan.

MEKANISME KENAIKAN JENJANG KARIR

Setiap perawat mempunyai hak untuk mencapai jenjang karir I s/d IV. Untuk memperoleh pengakuan kenaikan jenjang, setiap perawat diharuskan mengikuti ketentuan sebagai berikut :

1. Telah memiliki kemampuan/kompetensi jenjang sebelumnya, Contoh :

(4)

2. Memiliki contoh kredit dari mengikuti Pendidikan Berkelanjutan bagi Perawat (PBP) sebanyak sembilan (9) SKP setara dengan 641 – 960 jam (90 – 140 hari)

untuk kurun wa

3. Jika seorang perawat mulai bekerja di suatu institusi pelayanan kesehatan baik RS/Puskesmas dengan membawa pengalaman kerja sebelumnya, maka untuk mendapatkannya pada suatu jenjang dilakukan uji penempatan dan jika perlu mengikuti matrikulasi.

PROMOSI TENAGA KEPERAWATAN

Sebagai gambaran untuk menambah

sumber daya manusia khususnya keperawatan, berikut ini diuraikan satu bentuk promosi tenaga keperawatan. Promosi ini sesuai dengan peran perawat

yaitu sebagai pelaksana, pendidik, pengelola dan peneliti. Promosi ini memungkinkan perawat untuk memperluas perannya dari Perawat Klinik (PK) menjadi Perawat Manajer (PM), Perawat Pendidik (PP), dan Perawat Riset (PR).

PK IV PM IV PP IV PR IV

PK III PM III PP III PR III

PR II

PR I PP II

PP I PM II

PM I PK II

PK I

Bagan Bentuk Promosi Tenaga Keperawatan

Keterangan :

1. Kompetensi sebagai PK I s/d PK IV hendaknya dimiliki semua perawat.

2. Masing-masing jalur promosi (PK, PM, PP, & PR mempunyai jenjang dari I s/d IV) 3. Jalur promosi ditentukan sebagai berikut :

a. Perawat Manajer (PM I) dimulai dari perawat klinik II dan seterusnya meningkat ke PM II, PM III, dan PM IV

b. Perawat Pendidik (PP I) dimulai dari perawat klinik III dan seterusnya meningkat ke PP II, PP III, dan PP IV

(5)

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (2002). Pedoman Berkelanjutan bagi Perawat. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Ali, Z. (2002). Dasar Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika.

Gaffar, La Ode J. (1999). Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC

KepMenkes RI No. 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang

Referensi

Dokumen terkait

Sampel yang digunakan hanya dari jenis perusahaan manufaktur saja sehingga tidak dapat membandingkan antar jenis perusahaan publik mengenai pengaruh free cash flow,

Seterusnya, penilaian terhadap disfungsi tidur pada siang hari dinilai apakah seberapa sering timbul masalah yang mengganggu anda tetap terjaga sadar saat

Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Iqbal, 2020) yang menjelaskan bahwa product berpengaruh signifikan terhadap keputusan

Trend (Gambar 3.4.) direkam pada keadaan statis untuk mendapatkan base log (log dasar). Sejumlah lumpur dingin kemudian dipompakan ke dalam lubang dan dilakukan

Data-data yang terkait pada sistem saat ini adalah data operasional sampah, data produksi gas, jumlah tenaga kerja yang ada, serta aktivitas-aktivitas yang dilakukan

Sumber stres pada aspek tekanan dan aspek tekanan diri tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kecanduan video game pada mahasiswa Universitas Surabaya

Gout arthritis atau lebih dikenal dengan asam urat atau encok  Gout arthritis atau lebih dikenal dengan asam urat atau encok  merupakan radang sendi akut yang

Pengaruh Jumlah Asam Sitrat dan Ukuran Partikel Terhadap Karakteristik Papan Partikel dari Bambu Petung.. Fakultas