• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

POLA MULTIFAKTOR SIDIK JARI PADA PENDERITA OBESITAS

DI DAERAH MEDAN DAN SEKITARNYA

SKRIPSI

IKA CHASTANTI 040805014

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

POLA MULTIFAKTOR SIDIK JARI PADA PENDERITA OBESITAS DI DAERAH MEDAN DAN SEKITARNYA

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains.

IKA CHASTANTI 040805014

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

PERSETUJUAN

Judul : POLA MULTIFAKTOR SIDIK JARI PADA PENDERITA

OBESITAS DI DAERAH MEDAN DAN SEKITARNYA

Kategori : SKRIPSI

Nama : IKA CHASTANTI

Nomor Induk Mahasiswa : 040805014 Program Studi : (S-1) BIOLOGI

Departemen : BIOLOGI

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Diluluskan di

Medan, Maret 2009 Komisi Pembimbing :

Pembimbing II Pembimbing I

Dra. Elimasni, M.Si Dr. Dwi Suryanto, M.Sc

NIP. 131 945 355 NIP. 132 089 421

Diketahui/Disetujui oleh

Departemen Biologi FMIPA USU Ketua,

(4)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

PERNYATAAN

POLA MULTIFAKTOR SIDIK JARI PADA PENDERITA OBESITAS DI DAERAH MEDAN DAN SEKITARNYA

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Maret 2009

(5)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

PENGHARGAAN

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, karena dengan limpah karunia-Nya saya dapat menyelesaikan hasil penelitian yang berjudul ”Pola Multifaktor Sidik Jari Pada

Penderita Obesitas di Daerah Medan dan Sekitarnya” .

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Dr. Dwi Suryanto dan Ibu Dra. Elimasni M.Si selaku pembimbing I dan II dan Ibu Dra. Deny Supriharty M.Sc, Kepada Ibu Dra. Nunuk Priyani M.Sc dan Bapak Drs. Kiki Nurtjahja M.Sc sebagai Penguji yang telah memberikan masukan demi kesempurnaan penelitian ini. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada semua dosen pada Departemen Biologi FMIPA USU yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi saya. Tak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Nurhasni Muluk, Bapak Sukirmanto, Kak Ros dan Bang Ewin.

Pada Kesempatan ini saya juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga tercinta khususnya ayahanda Sukri dan Ibunda Solo Mardiana yang telah memberikan do’a, perhatian, dan kasih sayangnya yang tulus kepada saya, serta adik-adik pria sejatiku Andika, Alfy dan Iwen yang senantiasa menemani dengan penuh semangat dan canda tawa, Special Family di Rantau Prapat dan Takengon yang selalu memberikan dorongan moral kepada saya.

Kepada teman-teman yang paling spesial Siti Pathonah, Lidya Sari, Andi Asmara, Atika Afriani, Issabellina, Erman dan Digdo atas persahabatan yang masih dipertahankan sampai saat ini dan kenangan yang pernah kita lalui bersama. Teman-teman stambuk 2004, Lestari, Maria F, Mardiah, Irina, Lidya G, Agnes, teman-teman di Laboratorium genetika: Siska, Reni, Maria rumondang, Yoseph, Lusi, Maristella, bang Franhot, kak Lusi, bang Ginta, teman-teman di Laboratorium Biologi Umum, Widya, Irfan, Diana, dan Jane. Semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas segala dukungannya selama ini.

(6)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

ABSTRAK

(7)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

ABSTRACT

(8)
(9)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

4.2 Persentase Pola Sidik Jari 14

4.3 Uji Chi-Kuadrat 16

4.4 Jumlah Rigi Pola Sidik Jari 17

4.5 Indeks Pola Sidik Jari 18

Bab 5. Kesimpulan dan Saran 20

5.1 Kesimpulan 20

5.2 Saran 20

Daftar Pustaka 21

Daftar Lampiran Lampiran A. Data Sidik Jari Keluarga Penderita Obesitas 24

Lampiran B. Data Sidik Jari Salah Satu Keluarga Obesitas 27

Lampiran C. Data Sidik Jari Normal 28

Lampiran D. Uji Chi-Kuadrat 29

Lampiran E. Persentase Pola Sidik Jari 30

Lampiran F. Indeks Dankmeijer 31

Lampiran G. Indeks Furuhata 32

Lampiran H. Indeks Cummins & Midlo 33

(10)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Indeks Massa Tubuh Menurut World Health

Organization (WHO) 3

Tabel 2. Persentase Pola Sidik Jari Keluarga Obesitas dengan

Normal 14

Tabel 3. Persentase Pola Sidik Jari Salah Satu Anggota

Keluarga Obesitas dengan Normal 15

Tabel 4. Uji Chi-Kuadrat Sidik Jari Normal dengan Keluarga

Obesitas 16

Tabel 5. Uji Chi-Kuadrat Sidik Jari Normal dengan Salah Satu

Anggota Keluarga Obesitas 16

Tabel 6. Uji Chi-Kuadrat Sidik jari Keluarga Obesitas dengan

Salah Satu Anggota Keluarga Obesitas 17

Tabel 7 . Jumlah Rigi Pola Sidik Jari Keluarga Obesitas dengan

Normal 18

Tabel 8. Jumlah Rigi Pola Sidik Jari Salah Satu Anggota Keluarga

Obesitas dengan Normal 18

(11)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Pola Sidik Jari 9

Gambar 2. Hasil Pengambilan Tipe Pola Sidik Jari 14

(12)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Obesitas merupakan keadaan patologis dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh (Mayer, 1992). Pervin dan John (1997) mengatakan obesitas adalah kondisi kelebihan berat badan yang didefinisikan sebagai ukuran lipatan kulit yang melebihi 85%. Sedangkan menurut Dariyo (2004), yang dimaksud dengan kegemukan adalah kelebihan berat badan dari ukuran normal yang sebenarnya.

Obesitas merupakan masalah yang muncul pada beberapa dekade terakhir. WHO menggambarkan bahwa 400 juta orang dewasa di dunia mengalami obesitas dan memperkirakan pada tahun 2015 nanti akan meningkat sampai 700 juta orang (WHO, 2004). Pada awalnya obesitas banyak dibicarakan hanya pada negara dengan pendapatan tinggi, tetapi sekarang obesitas dan kelebihan berat badan juga meningkat secara cepat di negara dengan pendapatan rendah sampai menengah (Wicaksono, 2001).

Menurut Mu’tadin (2002), obesitas dapat dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor genetik, faktor psikologis, faktor fisiologis, faktor lingkungan, kerusakan pada salah satu bagian otak, pola makan berlebihan, kurang gerak/olahraga dan pengaruh emosional. Analisis statistik menemukan bahwa perbedaan di dalam tubuh anak yang ditandai dengan indeks masa tubuh atau Body Mass Indeks (BMI) dan lingkar pinggang, terbukti bahwa sekitar 77% dipengaruhi oleh gen. Sementara, sekitar 23% dipengaruhi oleh lingkungan tempat seorang anak tumbuh. Hasil ini tidak berarti bahwa anak dengan kemungkinan besar memiliki gen yang rentan untuk mengalami kelebihan berat badan (Wardle, 2002).

(13)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu identifikasi. Dermatoglifi diyakini memiliki pautan dengan beberapa penyakit dan karakteristik lain yang diturunkan (Triana, 2003).

Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini termasuk perilaku gaya hidup, misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya (Papalia et.al, 2002).

1.2Permasalahan

Obesitas atau biasa disebut dengan kegemukan sering dijumpai pada orang tua, remaja maupun anak-anak. Salah satu faktor penyebab obesitas adalah genetis sehingga ada kemungkinan kelainan tersebut dapat terdeteksi dengan dermatoglifi. Untuk itu perlu dilakukan penelitian guna melihat dermatoglifi pada penderita obesitas.

1.3Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dermatoglifi pada penderita obesitas.

1.4Hipotesis

Kecenderungan obesitas dapat diketahui melalui analisis dermatoglifi.

1.5Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: a. Mengetahui pola dermatoglifi obesitas

(14)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Obesitas (Kegemukan)

Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak daripada yang diperlukan oleh tubuh dan terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belum jelas (Kowalski & Leary, 2000). Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas. Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas (Dimatteo, 1991). Menurut Mangoenprasodjo (2005), obesitas dibagi menjadi 6 tipe beserta dengan resiko penyakit penyerta (Tabel 1).

Tabel 1. Indeks Massa Tubuh Menurut World Health Organization (WHO) dalam Mangoenprasoedjo (2005)

Kategori IMT (kg/m2) Resiko Penyakit Penyerta

Underweight < 18,5 Rendah

Normal 18,5 – 24.9 Rata-Rata

Overweight 25.0 – 29.9 Meningkat

Obesitas I 30.0 – 34.9 Sedang

Obesitas II 35.0 – 39.9 Parah

Obesitas III 40.0 Sangat Parah

(15)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

2.1.1 Genetik

Seringkali dijumpai anak-anak yang gemuk dari keluarga yang salah satu atau kedua orang tuanya gemuk juga. Hal ini menunjukkan bahwa faktor genetik telah ikut campur dalam menentukan jumlah unsur sel lemak dalam tubuh. Pada saat ibu yang obesitas sedang hamil maka unsur sel lemak yang berjumlah besar dan melebihi ukuran normal secara otomatis akan diturunkan kepada sang bayi selama dalam kandungan. Dengan demikian tidak heran apabila bayi yang dilahirkan pun memiliki unsur lemak tubuh yang relatif sama besar (Mu’tadin, 2002). Beragam gen yang diketahui sebagai gen pengatur massa lemak dan terkait obesitas, secara luas dipahami mempunyai hubungan terhadap indeks massa tubuh (Wilbert, 2008).

Menurut Iswara (2008), keterlibatan gen diduga terkait dalam pembakaran kalori dan penyimpanan lemak. Variasi gen yang sama ditemukan diantara 16 persen. Gen itu diduga menyebabkan peningkatan obesitas. Orang yang memiliki salah satu gen, dikenal dengan nama FTO, mengalami kenaikan kemungkinan mengalami obesitas sebesar 30 persen, sedangkan orang yang memiliki dua gen itu hampir 70 persen berisiko obesitas. Cara mengetahui variasi gen penyebab obesitas dengan menggunakan contoh DNA dari sekitar 40 ribu orang di Inggris dan Finlandia, disimpulkan ada satu gen yang membuat pemiliknya memiliki bobot rata-rata 3 kilogram pada orang kebanyakan (Carthy, 2007).

(16)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

2.1.2 Fisiologis

Faktor-faktor fisiologis dapat bersifat herediter (internal faktor) merupakan variabel yang berasal dari faktor keturunan. Sedangkan variabel non herediter (eksternal faktor) yakni faktor yang berasal dari luar individu, seperti jenis makanan yang dikonsumsi dan taraf kegiatan yang dilakukan individu (Dariyo, 2004).

2.1.3 Faktor Psikologis

Sebab-sebab psikologis terjadinya kegemukan, ialah bagaimana gambaran kondisi emosional yang tidak stabil (unstable emotional) yang menyebabkan individu cenderung untuk melakukan pelarian diri (self-mechanism defence) dengan cara banyak makan-makanan yang mengandung kalori atau kolesterol tinggi. Kondisi emosi ini biasanya bersifat ekstrim, artinya menimbulkan gejolak emosional yang sangat dahsyat dan traumatis (Papalia et.al, 2001).

Pada beberapa kasus obesitas bermula dari masalah emosional yang tidak teratasi. Orang-orang yang memiliki permasalahan menjadikan makanan sebagai pelarian untuk melampiaskan masalah yang dihadapinya. Makanan juga sering dijadikan sebagai subtitusi untuk pengganti kepuasan lain yang tidak tercapai dalam kehidupannya. Dengan menjadikan makanan sebagai pelampiasan penyelesaian masalah maka apabila tidak diimbangi dengan aktifitas yang cukup akan menyebabkan terjadinya kegemukan (Manuaba, 2004).

2.1.4 Kerusakan pada salah satu bagian otak

(17)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

penyerapan makan yaitu hipotalamus lateral (HL) yang menggerakan nafsu makan (awal atau pusat makan); hipotalamus ventromedial (HVM) yang bertugas merintangi nafsu makan (pemberhentian atau pusat kenyang). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa bila HL rusak/hancur maka individu menolak untuk makan atau minum, dan akan mati kecuali bila dipaksa diberi makan dan minum (diberi infus). Sedangkan bila kerusakan terjadi pada bagian HVM maka seseorang akan menjadi rakus dan kegemukan (Mu’tadin, 2002).

Menurut Papalia et.al (2002), salah satu penyebab terjadinya kegemukan adalah karena faktor kecelakaan yang menimbulkan kerusakan otak terutama pada pusat rasa lapar. Kerusakan syaraf otak ini menyebabkan individu tidak pernah merasa kenyang, walaupun telah makan makanan yang banyak, dan akibatnya badan individu menjadi gemuk.

2.1.5 Pola makan berlebihan

Pola makan berlebihan cenderung dimiliki oleh orang yang kegemukan. Orang yang kegemukan biasanya lebih responsif dibanding dengan orang yang memiliki berat badan normal terhadap isyarat lapar eksternal, seperti rasa dan bau makanan, atau saatnya waktu makan. Mereka cenderung makan bila ia merasa ingin makan, bukan makan pada saat ia lapar. Pola makan yang berlebihan inilah yang menyebabkan mereka sulit untuk keluar dari kegemukan apabila tidak memiliki kontrol diri dan motivasi yang kuat untuk mengurangi berat badan (Mu’tadin, 2002).

(18)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

2.1.6 Kurang gerak/olahraga

Menurut Mu’tadin (2002). Berat badan berkaitan erat dengan tingkat pengeluaran energi tubuh. Pengeluaran energi ditentukan oleh dua faktor, yaitu: 1) tingkat aktivitas dan olah raga secara umum; 2) angka metabolisme basal atau tingkat energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi minimal tubuh. Dari kedua faktor tersebut metabolisme basal memiliki tanggung jawab dua pertiga dari pengeluaran energi orang normal.

Walaupun aktivitas fisik hanya mempengaruhi sepertiga dari pengeluaran energi seseorang dengan berat normal, tapi bagi orang yang kegemukan aktivitas fisik memiliki peran yang sangat penting. Ketika berolahraga kalori terbakar, makin sering berolahraga maka semakin banyak kalori yang hilang. Kalori secara tidak langsung mempengaruhi sistem metabolisme basal. Orang yang bekerja dengan duduk seharian akan mengalami penurunan metabolisme basal tubuhnya. Jadi olah raga sangat penting dalam penurunan berat badan tidak saja karena dapat membakar kalori, melainkan juga karena dapat membantu mengatur berfungsinya metabolisme normal (Mangoenprasodjo, 2005).

Menurut Hergenhann (1996), Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung mengkonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas. Obesitas bukan hanya tidak enak dipandang mata tetapi merupakan dilema kesehatan yang mengerikan. Obesitas secara langsung berbahaya bagi kesehatan seseorang.

2.1.7 Lingkungan

(19)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

Menurut Papalia et.al (2002), meskipun gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini termasuk perilaku gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat merubah pola genetiknya, tetapi dia dapat merubah pola makan dan aktivitasnya.

2.2Dermatoglifi

Dermatoglifi adalah ilmu tentang bentuk atau pola sidik jari. Penelitian tentang sidik jari ini telah dilakukan selama 200 tahun lebih. Sidik jari memiliki bentuk yang tetap, tidak akan mengalami perubahan dan berbeda antara individu yang satu dengan individu yang lain. Kemungkinan adanya bentuk sidik jari yang sama memiliki perbandingan 1: 64.000.000.000. Penelitian sidik jari ini diawali oleh Gouard Bidloo pada tahun 1685 dengan bukunya yang berisi detail gambar sidik jari. Kemudian dilanjutkan oleh Profesor bidang Anatomi di Universitas Barcelona yang melakukan observasi sidik jari melalui mikroskop. Penelitian dan analisis mengenai sidik jari ini terus menerus dilakukan hingga pada tahun 1962, Harold Cummins, mengemukakan pertama kali mengenai kata Dermatoglifi. Perkembangan sidik jari ini berhubungan atau sejalan dengan perkembangan sel-sel otak manusia (Nurulchaq, 2008).

Dermatoglifi diturunkan secara poligenik. Sekali suatu pola dermatoglifi telah terbentuk, maka pola itu akan tetap selamanya, tidak dipengaruhi oleh umur, pertumbuhan dan perubahan lingkungan. Pola dasar dermatoglifi manusia semuanya berpola loop ulnar. Namun ada tujuh gen lain yang turut berperan, sehingga terjadi variasi pola dermatoglifi. Walaupun dermatoglifi sangat kuat ditentukan secara genetik tapi selama periode kritis, dermatoglifi dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan prenatal (Hall dan Kimura, 1994).

(20)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

Whorl Loop Arch Kosz, 1999.

Arch adalah pola dermatoglifi yang dibentuk oleh rigi epidermis yang berupa garis-garis sejajar melengkung seperti busur. Ada dua macam pola arch yaitu plain arch dan tented arch. Sekitar 10% sidik jari manusia berpola arch. Loop adalah pola dermatoglifi berupa alur garis-garis sejajar yang berbalik 1800. Pada dasarnya ada dua macam loop baik pada tangan maupun pada kaki sesuai dengan alur membuka garis-garis penyusunnya. Pada tangan dikenal loop radial dan loop ulnar sedang pada kaki dikenal loop tibial dan loop fibular. Whorl adalah pola dermatoglifi yang dibentuk oleh garis-garis rigi epidermis yang memutar berbentuk pusaran. Ada empat macam pola whorl yaitu plain whorl, central pocket loop, double loop, dan accidental whorl (Soma, 2002).

Pada manusia, sidik jari terbentuk dimulai dari minggu ke-8 sampai minggu ke-16 setelah pembuahan. Perbedaan pola sidik jari dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya hormon, jenis kelamin, faktor lingkungan dan kromosom. Dari pola sidik jari dapat diketahui penyakit turunan yang disebabkan oleh faktor genetis (Mustofa, 2007).

(21)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

Makol et al.,(1994) menemukan frekuensi pola dermatoglifi yang berbeda nyata antara pria infertil dengan pria normal. Tingkat asimetri dermatoglifi anak-anak yang mengalami keterbelakangan perkembangan mental secara statistika berbeda nyata dengan dermatoglifi anak-anak normal (Naugler dan Ludman, 1996). Berdasarkan hal tersebut Naugler dan Ludman (1996) mengatakan fluktuasi asimetri dermatoglifi mempunyai potensi sebagai penanda terjadinya resiko gangguan perkembangan mental. Orang yang menderita cystic fibrosis juga dikatakan mempunyai karakter dermatoglifi yang khas dan berbeda dengan orang normal. Garis tangan (crease) yang merupakan unsur dermatoglifi juga dapat dipakai sebagai penanda bagaimana seseorang mengolah informasi yang terkait dengan karakter emosionalnya (Holtzman, 2000).

(22)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

BAB 3

BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2008 sampai Januari 2009 di Medan dan sekitarnya, Sumatera Utara dengan mengambil sidik jari. Sebagai kontrol adalah orang yang normal yaitu memiliki berat badan yang seimbang, kemudian diambil sidik jari penderita obesitas sebagai sampel dari penelitian ini.

3.2 Pengambilan Sampel

(23)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

Perempuan.com). Pengambilan data non sidik jari seperti suku, jenis kelamin, dan kebiasaan menghadapi stres dilakukan dengan pengisian kuesioner (Lampiran I).

3.3Analisis Pola Sidik Jari

Sidik jari diambil dengan menggunakan bantalan stempel yang telah diberikan tinta stempel, kemudian ditekankan masing-masing jari kanan dan kiri ke dalam bantalan stempel. Diamati tipe sidik jari pada penderita obesitas dan dihitung jumlah rigi yang terdapat pada sidik jari tersebut, dihitung sesuai dengan tipe sidik jarinya.

3.4 Metode Penelitian

Penelitian ini dengan menggunakan metode survei untuk mendapatkan informasi yang dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data pokok (Singarimbun, 1995).

3.5 Parameter

Parameter yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan melihat tipe sidik jari Arch, Loop (Ulnar Loop dan Radial Loop) dan Whorl (Kosz, 1999).

3.6 Analisis Data

Analisis pola dihitung dengan rumus persentase dan indeks pola sidik jari, sedangkan analisis data dilakukan dengan uji chi-kuadrat.

3.6.1 Persentase Pola Sidik Jari

(24)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

% Whorl = Perbandingan Jumlah Jari Whorl dan Jumlah Individu x 10 % Arch = Perbandingan Junlah Jari Arch dan Jumlah Individu x 10

(Rafi’ah, 1990)

3.6.2 Indeks Pola Sidik Jari

1. Indeks Dankmeijer = Perbandingan Arcus dan Vortex x 100 2. Indeks Furuhata = Perbandingan Vortex dan Sinus x 100 3. Indeks Cummin & Midlo = 2 x % W + % L

10

3.6.3 Uji Chi-Kuadrat

X2 = ∑ (O-E)2

E

(25)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tipe Pola Sidik Jari

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tiga tipe sidik jari pada contoh yang diambil yaitu tipe Loop, Whorl dan Arch seperti yang terlihat pada Gambar 3 berikut ini.

Arch Loop Whorl

(26)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

Pada penderita obesitas baik pada keluarga maupun pada salah satu anggota keluarga penderita obesitas tipe loop yang paling banyak ditemukan, kemudian tipe whorl dan yang paling sedikit tipe arch begitu juga dengan yang normal (persentase dapat dilihat pada Tabel 2). Hasil yang diperoleh sesuai dengan pendapat Suryo (1997), bahwa pada umumnya kira-kira 5% dari bentuk sidik jari pada ujung jari tangan adalah tipe arch, bentuk loop kira-kira-kira-kira 65-70% dan tipe whorl kira-kira 25-30%.

4.2 Persentase Pola Sidik Jari

Dari pengamatan yang dilakukan terlihat bahwa pada normal 62% Loop, 38,4% Whorl, 3,2% Arch, pada keluarga obesitas 63,76% Loop, 33,11% Whorl, 2,59% Arch dan pada salah satu anggota keluarga penderita obesitas 54,4% Loop, 38% Whorl, 1,6% Arch. Hasil analisis persentase pola sidik jari keluarga obesitas dengan normal, dan salah satu anggota keluarga obesitas dengan normal ditunjukkan pada Tabel 2 dan 3 (Lampiran D).

Tabel 2. Perbandingan Persentase Pola Sidik Jari Keluarga Obesitas dengan Normal

Kelompok n* L W A

n % n % n %

Normal 25 155 62 87 34,8 8 3,2

Obesitas 77 491 63,76 255 33,11 20 2,59

Tabel 3. Perbandingan Persentase Pola Sidik jari Salah Satu Anggota Keluarga Obesitas dengan Normal

(27)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

tipe pola sidik jari yang banyak ditemukan adalah tipe loop ulna baik pada pria maupun wanita namun Astry (2003), melihat bahwa tipe pola sidik jari penderita skizofrenia yang banyak ditemukan adalah tipe loop. Penelitian yang dilakukan oleh Rafi’ah dkk (1993) dan Suryadi dkk (1993) yang menemukan frekuensi tertinggi tipe pola sidik jari tangan kelompok umum, mahasiswa dan residivis adalah tipe loop ulna. Menurut Napitupulu (1991), sampai sekarang belum diketahui dengan jelas bagaimana cara pewarisan kelamin dermatoglifi, juga belum diketahui dimana letak gen-gen yang mengatur dermatoglifi ini, beberapa kelainan pada autosom maupun kelainan pada kromosom seks, sama-sama memberikan kelainan pada dermatoglifi.

Selain faktor keturunan obesitas juga dapat disebabkan oleh pola makan yang berlebihan dan faktor psikologis yaitu bagaimana cara seseorang menghadapi stress. Berdasarkan kuesioner yang diperoleh didapatkan bahwa pada penderita obesitas dan normal memiliki persentase yang besar pada pola makan ≥ 3 kali sehari (63%), dan kebiasaan menghadapi stress dengan cara makan sebagai pelarian dalam menghadapi masalah seperti yang dikatakan oleh Papalia et.al (2001), pada beberapa kasus obesitas bermula dari masalah emosional yang tidak teratasi. Orang-orang yang memiliki permasalahan menjadikan makanan sebagai pelarian untuk melampiaskan masalah yang dihadapinya. Makanan juga sering dijadikan sebagai subtitusi untuk pengganti kepuasan lain yang tidak tercapai dalam kehidupannya. Dengan menjadikan makanan sebagai pelampiasan penyelesaian masalah maka apabila tidak diimbangi dengan aktifitas yang cukup akan menyebabkan terjadinya kegemukan (Manuaba, 2004).

Di Indonesia, pola kebiasaan makan penderita obesitas memang belum banyak diketahui. Namun, dari penelitian skala kecil yang dilakukan di Bandung oleh Wiramiharja (1994), didapat kategori pola kebiasaan makan penderita obesitas. Pola makan jarang tapi porsi besar, porsi kecil tapi frekuensi sering (ngemil), frekuensi sering disertai porsi besar, serta menyukai makanan karbohidrat yang sudah sangat terolah. Asupan makanan yang lebih besar pada malam hari dan kurangnya aktivitas fisik juga merupakan faktor penyebab terjadinya obesitas.

(28)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

4.3 Uji Chi-Kuadrat Pola Sidik Jari

Hasil perhitungan uji chi-kuadrat pola sidik jari (Lampiran E) pada normal dengan keluarga obesitas (Tabel 4) didapatkan nilai X2 = 1082,36, pada normal dengan salah satu anggota keluarga penderita obesitas (Tabel 5) didapatkan nilai X2 = 4,73.

Tabel 4. Uji Chi-Kuadrat Sidik Jari Normal dengan Keluarga Obesitas.

Kategori E O O-E (O-E)2: E

Arch 8 20 12 18

Loop 155 491 336 728,36

Whorl 87 255 168 336

Total 1082,36

Tabel 5. Uji Chi-Kuadrat Sidik Jari Normal dengan Salah Satu Anggota Keluarga Obesitas

Uji chi-kuadrat pola sidik jari keluarga obesitas dengan salah satu anggota keluarga obesitas (Tabel 6) didapatkan nilai X2 = 1098,9.

Tabel 6. Uji Chi-Kuadrat Sidik Jari Keluarga Obesitas dengan Salah Satu Anggota

(29)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

Dari data dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan nilai yang sangat bermakna antara normal dengan penderita obesitas. Menurut Suryo (2004), jika nilai X2 tidak terdapat dalam derajat kebebasan maka selain faktor kemungkinan, masih ada terlalu banyak faktor luar lainnya yang ikut mengambil peranan pada kejadian tersebut.

4.3 Jumlah Rigi Pola Sidik Jari

Jumlah rigi pola sidik jari normal memiliki total rigi 3240 dengan rata-rata 12,96, pada keluarga obesitas tatal rigi 11204,5 dengan rata-rata 14,62 dan pada salah satu anggota keluarga obesitas total rigi 3604 dengan rata-rata 14,41 (Tabel 7 dan 8).

Tabel 7. Perbandingan Jumlah Rigi Pola Sidik Jari dari 25 Keluarga Obesitas dengan 25 Orang Normal

Kelompok n Total Rigi Rata-rata

Normal 250 3240 12,96 Obesitas 770 11204,5 14,55 Keseluruhan Normal dan Obesitas 1020 14444,5 27,51

Tabel 8. Perbandingan Jumlah Rigi Pola Sidik Jari dari 25 Salah Satu Anggota Keluarga Obesitas dengan 25 OrangNormal

Kelompok n Total Rigi Rata-rata

Normal 250 3240 12,96 Obesitas 250 3604 14,41 Keseluruhan Normal dan Obesitas 500 6844 27,37

(30)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

misalnya geografik, ekonomi, dan lain-lain. Mukherjee dan Shaheb mengemukakan bahwa ada pengaruh kuat pada penurunan tipe pola ujung jari tangan terutama diantara keluarga terdekat (Rafi’ah, 1993).

Menurut Roberts dan Pembrey (1995), jumlah rigi hampir seluruhnya ditentukan oleh faktor pewarisan dan ini jelas bersifat multifaktor sehingga korelasinya adalah sangat dekat dengan yang diharapkan, yang memberikan penetapan hereditas yang sempurna dan ketiadaan efek sifat dominan.

4.4 Indeks Pola Sidik Jari

Hasil perhitungan pola sidik jari (Lampiran F, G, dan H) yang diperoleh pada normal, keluarga obesitas dan salah satu anggota keluarga obesitas dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Indeks Pola Sidik Jari Normal dengan Penderita Obesitas

Kelompok Indeks

Dankmeijer Furuhata Cummins & Midlo

Normal 9,19 56,12 38,246

Keluarga Obesitas 7,84 51,93 38,692

Salah Satu Keluarga Obesitas 4,21 69,85 38,272

Pada indeks Dankmeijer nilai pada normal (9,19) lebih tinggi dibandingkan pada keluarga obesitas (7,84), sedangkan pada salah satu keluarga obesitas memiliki nilai yang paling rendah (4,21). Jika dalam populasi nilai indeks Dankmeijer tinggi berarti frekuensi whorl lebih tinggi dibandingkan arch.

(31)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

Pada indeks Cummins & Midlo didapatkan nilai yang sama baik pada penderita obesitas maupun normal. Hal ini menunjukkan bahwa persentase pada whorl dan loop hampir sama. Berdasarkan data yang diperoleh didapatkan perbedaan indeks yang sangat bermakna. Menurut Holt (1968) dalam Rafi’ah (1993) untuk membedakan antar populasi, umumnya dipakai indeks Dankmeijer, dimana nilai indeks Dankmeijer pada populasi umum, populasi non sarjana, dan populasi suku Jawa ditemukan adanya persamaan indeks yaitu di atas 6, sebaliknya pada populasi sarjana dan doctor serta pada populasi mahasiswa mempunyai persamaan indeks yaitu di bawah 6.

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Persentase pola sidik jari pada manusia normal 62% Loop, 38,4% Whorl, 3,2% Arch, pada keluarga obesitas 63,76% Loop, 33,11% Whorl, 2,59% Arch, dan pada salah satu obesitas 54,4% Loop, 38% Whorl, 1,6% Arch.

(32)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

3. Ditinjau dari pola sidik jari, tidak ada perbedaan antara normal dengan penderita obesitas, sementara perbedaan yang nyata ditunjukkan oleh jumlah rigi.

4. Indeks Dankmeijer pada normal (9,19) lebih besar daripada penderita obesitas. Pada indeks Furuhata didapatkan salah satu keluarga obesitas lebih besar (69,85) daripada yang normal, dan pada indeks Cummins & Midlo didapatkan nilai yang sama antara normal dengan penderita obesitas.

5.2Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai obesitas pada perkawinan bukan campuran dan suku yang lebih bervariasi.

DAFTAR PUSTAKA

Arief, I. 2008. Faktor-faktor obesitas. Jakarta: Ghalia Indonesia hlm. 34-36

Astry, S. 2003. Pola Mulifaktor Sidik Jari Pada Penderita Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Kota Medan. Skripsi. Medan: Departemen Biologi

Carthy, M. 2007. Obesity. California: Brooks/Cole Publishing Company. hlm.42-43 Dariyo, A. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta: Ghalia Indonesia. hlm. 20-24 Dimatteo, M.R. 1991. Psychology of Health, Illness, and Medical Care. California:

Brooks/Cole Publishing Company. hlm. 50-51

Effendi, Y.H. 1992. Tinjauan Sekilas Tentang Obesitas. Jurnal Jurusan Gizi dan

(33)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

Hall, J.A.Y., and D. Kimura. 1994. Dermatoglyphic asymmetry and sexual orientation in Men. Behavioural Neuriscience (2):(2). 1203-1208

Hergenhann, B.R. 1996. An Introduction To Theories of Personality (2nd Ed). Englewood: Prentice-Hall. hlm. 25-27.

Holtzman, A. 2000. Dermatoglyphic evaluations of emotional expressions. http://www.pdc.co.il/heartlin1.htm.

Iswara, O. 2008. Obesitas. Bogor: Institut Pertanian Bogor. hlm. 30-32.

Inmar, R. 2006. Pola Dermatoglifi Pada Penderita Hipertensi Esensial (Primer) pada Orang Indonesia di Jakarta. Majalah Ilmiah. (2):(3). 6-12.

Kosz, D. 1999. New numerical methods of fingerprints' recognition based on mathematical description of arrangement of dermatoglyphics and creation of minutiae. Englewood: Prentice Hall. hlm. 87-90

Kowalski, R.M & Leary, M.R. 2000. The Social Psychology of Emotional and Behavioural Problems. Washington DC: American Psychological Association. hlm. 110-112.

Lewis, R. 1997. Human Genetics Concepts and Application. Second Edition. Wm. C. Brown Publisher. hlm. 47

Makol, N., G. Kshatriya, and S. Basu. 1994. Study on Finger and Palmar Dermatoglyphics in Primary Infertile Males. Anthrop. Anz. Stutgart. Jg.(1):(4). 24-27.

Mangoenprasodjo, A.S. 2005. Seberapa Perlu Diet Seberapa Berat Proses yang Harus Dijalani. Jurnal Gizi Masyarakat. (2):(4). 10-12.

Manuaba, I.A. 2004. Dampak Buruk Obesitas. http://www. balipost.co.id/balipost/2004/3/7/cez.htm.

Mayer, A. 1992. Obesity. California: Brooks/Cole Publishing Company. hlm.32

Mustofa, M. S. 2007. Pola Dermatoglifi Ujung jari Tangan laki-laki dan Perempuan di Universitas YARSI Jakarta. Majalah Ilmiah. (2):(2). 8-14

Mu’tadin, Z. 2002. Faktor-faktor Penyebab Obesitas. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta. hlm. 25-31.

Napitupulu. O. 1991. Masa Depan Pola Sidik Jari Sebagai Alat Bantu Diagnosis Klinik Beberapa Penyakit Kongenital. Majalah Kedokteran Unibraw. (7):(2). 28-32.

Naugler, C.T., & M.D. Ludman. 1996. A case control study of fluctuating

dermatoglyphic asymmetry as a risk marker for developmental mental delay. Am J Med

(34)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

Nurulchaq. N. 2008. Dermatogliphy Multiple Intelegence. Primagama: Yogyakarta. hlm. 25-30

Papalia, D. E., Olds. S. W., & Feldman, R.D. 2001. Human Development (8th Ed). New York: McGraw Hill. hlm. 99-120.

Papalia, D. Slerns, H. Feldman, R., & Camp, C. 2002. Adult Developmant and Aging. (2nd). USA: Mc GrawHill. hlm. 110-115.

Pervin, L. A, & John, O. P. 1997. Personality: Theory And Research (7th Ed). USA : John Wiley & Sons, Inc. hlm. 120-121.

Rafiah, R.S. 1990. Dermatoglifik: Tipe Pola dan Jumlah Sulur Ujung Jari Tangan Beberapa Strata Pendidikan Masyarakat Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia. (2):(1). 198-201

Rafi’ah R. S. Satmoko & Suryadi R. 1993. Pola TRC dan TTC jari-jari Kelompok Khusus Sarjana dan Kelompok Umum. Majalah Kedokteran Indonesia (2):(4). 200-204. Ramitha. V. Obesitas. http:///www.inilah.com/2008/7/11.cez.htm.

Ravindrannath. R & IM. Thomas. 1995. Finger ridge count and finger print pattern in maturity onset diabetes mellitus. Indian Journal of Medical Sciences. (49):(2). 153-154

Singarimbun. 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES

Suryadi R, 1993. Pola Sidik Jari dan Jumlah Jalur Total Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia. (2):(3). 751-754.

Suryadi R & Rafi’ah. 1993. Pola Sidik Jari dan Total Ridge Count Kelompok Residivis di Indonesia. Semarang: Konas Biologi V

Suryo, 1997. Genetika Manusia. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Soma, I. G. 2002. Dermatoglifik Sebagai Alat Diagnosis. Jurnal Veteriner (3):(2). 25-28 Ramitha, V. 2008. Obesitas. http:///www.inilah.com

Roberts, F., J. A & Marcus., E. P. 1995. Pengantar Genetika Kedokteran. Jakarta: EGC.

Thompson & Thompson. 1991. Genetic in medicine. 5th edition. Philadelpia, London: WB Saunders Company.

(35)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

Wardle, J. 2002. Health Behaviour. http://www. Epidokter.com./epidokter/2008/23/9 Wicaksono, H. 2001. Obesitas. http://www.Ilmusehat.com/adminsehat/2008/23/9

Wilbert, C. 2008. Olahraga dapat mencegah gen obesitas. Alih bahasa Husnul Mubarak. Bogor: Institut Pertanian Bogor. hlm. 12-13.

Yustina, S. 2008. Cap jempol untuk si sumbing.

Lampiran A. Data Sidik Jari Keluarga Penderita Obesitas

No. Kanan Kiri Jumlah rigi Jenis Kelamin

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. L L A L L L L L L L 122 Pria

2. W W L L L W L W L L 201 Wanita

3. W W W L W W L W L W 240 Wanita

4. L L L L W L L L L L 164 Pria

5. W L L L W L L L L L 236 Wanita

6. W L L L L W L L L L 122 Pria

7. W L L W L W L W L L 237 Pria

8. W L W L W L W W L L 189 Wanita

9. L L W W W L L W W W 129 Wanita

10. W W L W W W W W W W 170 Pria

11. W W L L W L L W W W 190 Wanita

(36)
(37)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009.

Lampiran B. Data Sidik Jari Salah Satu Anggota Keluarga Penderita Obesitas

(38)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009.

(39)
(40)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009.

Lampiran E. Persentase Pola Sidik Jari

% Loop = Jumlah jari x 10 Jumlah individu

= 155 x 10 25

(41)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

% Whorl = 87 x 10 25

= 34,8%

% Arch = 8

1. Keluarga Obesitas

x 10 25

= 3,2%

Lampiran F. Indeks Dankmeijer

Tujuan : Untuk mengetahui indeks Dankmeijer (Arch : whorl) pada pola sidik jari

(42)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

= 20

2. Salah Satu keluarga Obesitas

x 100 255

= 7,84

Indeks Dankmeijer = Arch

3. Normal

x 100 Whorl

= 4 x 100 95

= 4,21

Indeks Dankmeijer = Arch

1. Keluarga Obesitas

x 100 Whorl

= 8 x 100 87

= 9,19

Lampiran G. Indeks Furuhata

Tujuan : Untuk mengetahui indeks Furuhata (whorl : loop) pola sidik jari

(43)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

= 255 x 100 491

= 52,04

2. Salah Satu Keluarga Obesitas

Indeks Furuhata = Whorl x 100 Loop

= 95 x 100

136

= 69,85

3. Manusia Normal

Indeks Furuhata = Whorl x 100 Loop

= 87

1. Keluarga Obesitas

x 100 155

= 56,12

Lampiran H. Indeks Cummins & Midlo

Tujuan : Untuk mengetahu indeks Cummins & Midlo (persentase loop + whorl) pola sidik jari

(44)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009.

(45)

Ika Chastanti : Pola Multifaktor Sidik Jari Pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan Dan Sekitarnya, 2009. USU Repository © 2009

Nama :

Umur :

Alamat :

Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan

Status : a. Kawin b. Belum kawin

Pekerjaan :

Suku :

B. PERTANYAAN UNTUK RESPONDEN

1. Berapakah Tinggi Badan Anda?

2. Berapakah berat badan anda sekarang?

3. Berapakah lingkar pinggang anda?

4. Menurut anda, apakah keluarga anda memang keturunan obesitas?

a.Ya b. Tidak

5. Bagaimanakah Pola Makan anda?

a. ≤ 3 x sehari b. > 3 x sehari

6. Berapa kali dalam 1 minggu anda berolahraga?

a. ≤ 3 x dalam 1 minggu b. Tidak pernah

7. Jika anda stres, apa yang anda lakukan?

a. Makan b. Jalan-jalan c. Lain-lain...

(46)

Gambar

Gambar 3. Gambar 2.
Tabel 1. Indeks Massa Tubuh Menurut World Health Organization (WHO) dalam Mangoenprasoedjo (2005)
Gambar 2. Hasil pengambilan tipe pola sidik jari
Tabel 3. Perbandingan Persentase Pola Sidik jari Salah Satu Anggota Keluarga    Obesitas dengan  Normal
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini berbeda dengan penelitian Arora, et al., yang mana terdapat hubungan yang signifikan antara persen lemak tubuh dan berat badan pada diabetes melitus selain itu prevalensi

Abstrak: Obesitas adalah suatu keadaan penumpukan lemak tubuh yang berlebih, sehingga berat badan seseorang jauh di atas normal dan dapat membahayakan kesehatan Kegemukan

Pada pasien yang menderita Sirosis hati non-alkoholik, dapat dilakukan. penurunan

Tujuan tata laksana gizi lebih dan obesitas pada anak harus disesuaikan dengan usia dan perkembangan anak, penurunan berat badan mencapai 20% di atas berat badan ideal, serta

Penelitian ini menyimpulkan bahwa latihan treadmill tidak memberikan pengaruh terhadap penurunan berat badan dan persentase lemak tubuh secara signifikan pada

Kegamukan tipe ini terjadi karena jumlah sel lemak yang lebih banyak dibandingkan.. keadaan normal tetapi ukuran sel-selnya tidak

karakteristik yang sama juga tidak hanya pada penurunan berat badan saja tetapi. juga perkembangan citra diri

Banyaknya jumlah sulur rata-rata untuk penderita Diabetes mellitus 123,14 tidak berbeda nyata dengan kelompok normal yang berjumlah 115,38 dengan rata-rata jumlah sulur