• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Kandungan Rhodamin B pada Produk Saos yang Dipergunakan oleh Pedagang Bakso dan Prilakunya terhadap Penggunaan Pewarna Makanan yang Dijual di Jalan Pendidikan Gampong Meurandeh Dayah Kecamatan Langsa Lama Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa Kandungan Rhodamin B pada Produk Saos yang Dipergunakan oleh Pedagang Bakso dan Prilakunya terhadap Penggunaan Pewarna Makanan yang Dijual di Jalan Pendidikan Gampong Meurandeh Dayah Kecamatan Langsa Lama Tahun 2015"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner ... 1

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian... 29

Lampiran 3. Surat Keterangan Selesai Penelitian ... 30

Lampiran 4. Surat Keterangan Hasil Uji Laboratorium ... 31

Lampiran 5. PERMENKES RI Nomor 293/Men.Kes/Per/v/85 ... 32

(2)

Kusioner Penelitian Analisa Kandungan Rhodamin B Pada Produk Saos Yang Di Pergunakan Oleh Pedagang Bakso Dan Pengetahuan Sikap Serta Tindakan Terhadap Penngunaan Pewarna Makanan Yang Diual Di Desa

Meurandeh Kecamatan Langsa Lama Tahun 2015 -

A. Karakteristik Responden Pedagang No.Responden :

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Pendidikankan : Lama Berjualan : Sumber Membeli Saos : B. Pengetahuan

1. Apakah bapak/ibu tahu yang dimaksud dengan bahan tambahan makanan? d. Bahan sejenis penyedap, pewarna, dan pemanis

e. Bahan sejenis garam dapur f. Bahan pembunuh kuman

2. Apakah manfaat dari penggunaan bahan tambahan makanan?

d. Untuk membuat makanan tampak lebih berkualitas, lebih menarik, serta rasa dan teksturnya lebih sempurna

e. Untuk mengawetkan makanan f. Untuk menambah rasa

(3)

b. Agar makanan menjadi lebih awet c. Agar makanan menjadi lebih sedap

4. Apa yang dimaksud dengan zat pewarna berbahaya pada makanan? a. Zat yang tidak diperbolehkan ada dalam makanan

b. Zat yang tidak boleh terlalu banyak ditambahkan pada makanan c. Zat yang dibolehkan ada dalam makanan

5. Dalam pembuatan makanan bolehkah kita menggunakan sembarangan warna? a. Tidak boleh, karena tidak semua warna dibolehkan untuk digunakan b. Boleh asal tidak terlalu banyak

c. Boleh asal mencolok

6. Mana diantara pewarna dibawah ini yang tidak baik dalam pembuatan makanam?

a. Pewarna kimia

b. Pewarna alami yaitu dari tumbuhan c. Pewarna yang mencolok

7. Menurut Bapak/Ibu, apakah guna penambahan saos dalam makanan bakso ? a. Saos berguna sebagai pelengkap dan penyelera makan bakso

b. Agar kuah bakso menjadi lebih kental

c. Saos sebagai penambah rasa manis pada makanan bakso

8. Menurut Bapak/Ibu, bagaimana ciri saos yang mengandung zat pewarna? a. Saos lebih berwarna merah dan sedikit bau menyengat

b. Teksturnya lebih cerah dan tidak rusak sementara waktu c. Saos encer

(4)

a. Saos tidak berwana mencolok dan berbau menyengat b. Warnanya cerah

c. Harganya murah

10.Menurut Bapak/Ibu, apakah dampak mengkonsumsi saos yang mengandung pewarna?

(5)

C. Sikap Responden Pedagang

No Pernyataan S TS

1 Bahan penyedap, pewarna, dan pemanis buatan merupakan bahan tambahan pangan

2 Bahan tambahan makanan yang digunakan bermanfaat untuk membuat makanan lebih menarik, berkualitas serta rasa lebih sempurna 3 Pemberian pewarna pada makanan akan menjadi

makanan terlihat lebih menarik

4 Zat pewarna berbahaya pada makanan tidak diperbolehkan ada dalam makanan

5 Semua pewarna makanan boleh digunakan dalam pembuatan makanan

6 pewarna kimia tidak baik digunakan dalam pembuatan makanan

7 Saos berguna sebagai pelengkap dan penyelera makan bakso

8 Saos yang berwarna merah mencolok dan berbau menyengat mengandung zat pewarna

9 Saos yang tidak berwarna mencolok dan tidak berbau menyengat adalah ciri saos yang berkualitas baik

10 Iritasi, mual dan pening adalah dampak yang diakibatkan setelah mengkonsumsi saos yang mengandung zat pewarna berbahaya

Keterangan :

(6)

D. Tindakan Responden Pedagang

No Tindakan Responden Ya Tidak

1 Tidak membeli saos yang mengandung zat pewarna merah

2 Tidak memberikan pewarna merah pada makanan 3 Makanan yang ditawarkan harus menarik dan higienis 4 Tidak menambahkan bahan berbahaya pada makanan

seperti bahan yang mengandung zat kimia

5 Tidak menggunakan sembarangan pewarna tambahan makanan

6 Tidak menggunakan pewarna merah sebagai bahan tambahan makanan

7 Saos yang digunakan dipastikan tidak mengandung pewarna merah

8 Tidak menggunakan saos yang memiliki warna yang mencolok dan berbau menyengat

9 Tidak menggunakan bahan tambahan makanan yang biasa digunakan dalam pembuatan kain dan sejenisnya 10 Tidak menggunakan bahan tambahan makanan yang

dapat mengganggu kesehatan

Keterangan : Ya

(7)

Kusioner Penelitian Analisa Kandungan Rhodamin B Pada Produk Saos Yang Di Pergunakan Oleh Pedagang Bakso Dan Pengetahuan Sikap Serta Tindakan Terhadap Penngunaan Pewarna Makanan Yang Diual Di Desa

Meurandeh Kecamatan Langsa Lama Tahun 2015 -

A. Karakteristik Responden Pembeli No.Responden :

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Pendidikan :

Pekerjaan :

B. Pengetahuan

1. Apakah Saudara/i tahu yang dimaksud dengan bahan tambahan makanan? d. Bahan sejenis penyedap, pewarna, dan pemanis

e. Bahan sejenis garan dapur f. Bahan pembunuh kuman

2. Apakah manfaat dari penggunaan bahan tambahan makanan?

d. Untuk membuat makanan tampak lebih berkualitas, lebih menarik, serta rasa dan teksturnya lebih sempurna

e. Untuk mengawetkan makanan f. Untuk menambah rasa

3. Apakah tujuan pemberian pewarna pada pembuatan makanan? a. Agar makanan menjadi lebih menarik

(8)

4. Apa yang dimaksud dengan zat pewarna berbahaya pada makanan? a. Zat yang tidak diperbolehkan ada dalam makanan

b. Zat yang tidak boleh terlalu banyak ditambahkan pada makanan c. Zat yang dibolehkan ada dalam makanan

5. Dalam pembuatan makanan bolehkah kita menggunakan sembarangan warna? a. Tidak boleh, karena tidak semua warna dibolehkan untuk digunakan b. Boleh asal tidak terlalu banyak

c. Boleh asal mencolok

6. Mana diantara pewarna dibawah ini yang tidak baik dalam pembuatan makanam?

a. Pewarna kimia

b. Pewarna alami yaitu dari tumbuhan c. Pewarna yang mencolok

7. Menurut Saudara/i, apakah guna penambahan saos dalam makanan bakso ? a. Saos berguna sebagai pelengkap dan penyelera makan bakso

b. Agar kuah bakso menjadi lebih kental

c. Saos sebagai penambah rasa manis pada makanan bakso

8. Menurut Saudara/i, bagaimana ciri saos yang mengandung zat pewarna? a. Saos lebih berwarna merah dan sedikit bau menyengat

b. Teksturnya lebih cerah dan tidak rusak sementara waktu c. Saos encer

9. Menurut Saudara/i, bagaimana cara mengetahui saos berkualitas baik ? a. Saos tidak berwana mencolok dan berbau menyengat

(9)

c. Harganya murah

10.Menurut Saudara/i, apakah dampak mengkonsumsi saos yang mengandung pewarna?

a. Iritasi ,mual dan pening b. Kecapean dan letih c. Tidak ada

(10)

C. Sikap Responden Pembeli

No Pernyataan S TS

1 Bahan penyedap, pewarna, dan pemanis buatan merupakan bahan tambahan pangan

2 Bahan tambahan makanan yang digunakan bermanfaat untuk membuat makanan lebih menarik, berkualitas serta rasa lebih sempurna 3 Pemberian pewarna pada makanan akan menjadi

makanan terlihat lebih menarik

4 Zat pewarna berbahaya pada makanan tidak diperbolehkan ada dalam makanan

5 Semua pewarna makanan boleh digunakan dalam pembuatan makanan

6 pewarna kimia tidak baik digunakan dalam pembuatan makanan

7 Saos berguna sebagai pelengkap dan penyelera makan bakso

8 Saos yang berwarna merah mencolok dan berbau menyengat mengandung zat pewarna

9 Saos yang tidak berwarna mencolok dan tidak berbau menyengat adalah ciri saos yang berkualitas baik

10 Iritasi, mual dan pening adalah dampak yang diakibatkan setelah mengkonsumsi saos yang mengandung zat pewarna berbahaya

Keterangan :

(11)

D. Tindakan Responden Pembeli

No Tindakan Responden Ya Tidak

1 Tidak membeli saos yang mengandung zat pewarna merah

2 Tidak memberikan pewarna merah pada makanan 3 Makanan yang ditawarkan harus menarik dan higienis 4 Tidak menambahkan bahan berbahaya pada makanan

seperti bahan yang mengandung zat kimia

5 Tidak menggunakan sembarangan pewarna tambahan makanan

6 Tidak menggunakan pewarna merah sebagai bahan tambahan makanan

7 Saos yang digunakan dipastikan tidak mengandung pewarna merah

8 Tidak menggunakan saos yang memiliki warna yang mencolok dan berbau menyengat

9 Tidak menggunakan bahan tambahan makanan yang biasa digunakan dalam pembuatan kain dan sejenisnya 10 Tidak menggunakan bahan tambahan makanan yang

dapat mengganggu kesehatan

Keterangan : Ya

(12)

Kusioner Penelitian Analisa Kandungan Rhodamin B Pada Produk Saos Yand Di Pergunakan Oleh Pedagang Bakso Dan Pengetahuan Sikap Serta Tindakan Terhadap Penggunaan Pewarna Makanan Yang Dijual Di Desa Meurandeh Kecamatan Langsa Lama Tahun 2015

- A. Karakteristik Responden

No.Responden :

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Pendidikan : Pekerjaan : B. Pengetahuan

1. Apakah anda tahu yang dimaksud dengan bahan tambahan makanan? a. Bahan sejenis penyedap, pewarna, dan pemanis

b. Bahan sejenis garan dapur c. Bahan pembunuh kuman

2. Apakah manfaat dari penggunaan bahan tambahan makanan?

a. Untuk membuat makanan tampak lebih berkualitas, lebih menarik, serta rasa dan teksturnya lebih sempurna

b. Untuk mengawetkan makanan c. Untuk menambah rasa

(13)

b. Agar makanan menjadi lebih awet c. Sebagai pengawet

4 Dalam pembuatan makanan pewarna termasuk golongan bahan apa? a. Bisa dikatakan bahan dasar atau bahan pokok

b. Bahan yang boleh tidak ada dalam makanan c. Bahan tambahan

5. Dalam pembuatan makanan bolehkah kita menggunakan sembarangan warna? a Tidak boleh, karena tidak semua warna gunakan dalam makanan

b. Boleh asal tidak terlalu banyak c. Boleh asal mencolok

6. Apakah anda selalu makan bakso? a. Selalu

b Kadang-kadang c Tidak pernah

7. Berapa kali anda makan bakso dalam Sebulan? a. ≥ 10 kali

b. ≤ 10 kali c. Tidak pernah

8 Apakah anda selalu menggunakan saos ketika makan bakso? a. Selalu menggunakan saos ketika makan bakso

(14)

9. Saos apa yang sering anda tambahkan dalam makanan bakso?

a. Kadang-kadang merasakan mual, dan pening

b Kadang-kadang merasakan mual, pening, dan iritasi c Tidak merasak apa pun

C. Sikap

No Pertanyaan S TS

1 Apakah anda setuju bahwa bahan tambahan makanan (BTM) yang digunakan dalam pengolahan makanan jajanan dapat memperbaiki kualitas? 2 Apakah anda setuju bahan tambahan makanan yang

digunakan bermanfaat untuk membuat makanan lebih menarik, berkualitas serta rasa lebih sempurna 3 Apakah anda setuju jika pemberian pewarna pada

makanan, makanan akan menjadi lebih menarik 4 Apakah anda setuju jika pewarna merah pada saos

termasuk golongan yang dilarang

5 Apakah anda setuju jika kita menggunakan sembarangan pewarna dalam pembuatan makanan 6 Apakah anda setuju bakso merupakan makanan

yang sehat

7 Sering makan bakso dapat menggangu kesehatan

8

(15)

9 Apakah anda setuju menggantikan saos cabe merah dengan saos cabe hijau

10 Saos yang dilarang dapat mengganggu kesehatan Keterangan :

4 Tidak menggunakan bahan tambahan pewarna merah yang dilarang penggunaannya

5 Tidak menggunakan sembarangan pewarna tambahan makanan

6 Tidak menggunakan pewarna pakaian sebagai bahan tambahan makanan

7 Saos yang digunakan dipastikan tidak mengandung zat pewarna

8 Tidak menggunakan saos yang memiliki warna yang mencolok dan berbau menyengat

9 Menghindari makanan yang berwarna merah mencolok 10 Mengatur makanan yang sehat seperti mengatur pola

makan yang baik Keterangan :

(16)

Lampiran : Master data karakteristik pedagang bakso

NO Nama UM JK PNDDKN LB SMS

1 Suriati 3 2 1 1 1

2 Nurma 2 2 3 1 2

3 Sukirno 2 1 3 2 1

4 Faiman 3 1 2 3 1

5 Ijawati 1 2 3 1 2

6 Noni 1 2 3 1 2

7 Efi 2 1 3 1 1

8 Irwanto 2 1 3 2 1

9 Misrian 2 2 3 2 1

10 Fainem 2 2 3 1 2

11 Yunita 2 2 4 2 2

12 Suratik 3 2 2 1 2

13 Nyakni 2 2 3 1 1

14 Tarbana 2 1 3 1 2

15 JuhaIni 1 1 3 1 1

Keterangan:

UM : Umur

(17)

Lampiran 1. Output karakteristik pedagang bakso di Jalan Pendidikan Tahun 2015

UMUR

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid <25 3 20.0 20.0 20.0

25-40 9 60.0 60.0 80.0

>40 3 20.0 20.0 100.0

Total 15 100.0 100.0

JENIS KELAMIN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid LAKI-LAKI 6 40.0 40.0 40.0

PEREMPUAN 9 60.0 60.0 100.0

Total 15 100.0 100.0

PENDIDIKAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SD 1 6.7 6.7 6.7

SMP 2 13.3 13.3 20.0

SMA 11 73.3 73.3 93.3

S1 1 6.7 6.7 100.0

(18)

LAMA BERJUALAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <5 TAHUN 9 60.0 60.0 60.0

5-10 TAHUN 5 33.3 33.3 93.3

>10 TAHUN 1 6.7 6.7 100.0

Total 15 100.0 100.0

SUMBER MEMBELISAOS

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid PASAR 8 53.3 53.3 53.3

WARUNG 7 46.7 46.7 100.0

(19)
(20)
(21)

Lampiran: Output karakteristik pembeli bakso di Jalan Pendidikan Tahun 2015

JENIS KELAMIN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid LAKI-LAKI 21 20.0 20.0 20.0

PEREMPUAN 84 80.0 80.0 100.0

Total 105 100.0 100.0

UMUR

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 20-40 39 37.1 81.3 81.3

>40 9 8.6 18.8 100.0

Total 48 45.7 100.0

Missing System 57 54.3

(22)

PENDIDIKAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SMA 48 45.7 45.7 45.7

D-III 49 46.7 46.7 92.4

Sarjana 8 7.6 7.6 100.0

Total 105 100.0 100.0

PEKERJAAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid BELUM BEKERJA 35 33.3 33.3 33.3

PNS 51 48.6 48.6 81.9

WIRASWASTA 15 14.3 14.3 96.2

PETANI 1 1.0 1.0 97.1

PENGAJAR 3 2.9 2.9 100.0

(23)

FREKUENSI MAKAN BAKSO

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 MINGGU SEKALI 14 13.3 13.3 13.3

2 MINGGU SEKALI 29 27.6 27.6 41.0

4 HARI SEKALI 33 31.4 31.4 72.4

SEBULAN SEKALI 29 27.6 27.6 100.0

Total 105 100.0 100.0

Lampiran: Output karakteristik pembeli bakso di Jalan Pendidikan Tahun 2015

JENIS KELAMIN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid LAKI-LAKI 21 20.0 20.0 20.0

PEREMPUAN 84 80.0 80.0 100.0

(24)

UMUR

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 20-40 39 37.1 81.3 81.3

>40 9 8.6 18.8 100.0

Total 48 45.7 100.0

Missing System 57 54.3

Total 105 100.0

PENDIDIKAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SMA 48 45.7 45.7 45.7

D-III 49 46.7 46.7 92.4

Sarjana 8 7.6 7.6 100.0

(25)

PEKERJAAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid BELUM BEKERJA 35 33.3 33.3 33.3

PNS 51 48.6 48.6 81.9

WIRASWASTA 15 14.3 14.3 96.2

PETANI 1 1.0 1.0 97.1

PENGAJAR 3 2.9 2.9 100.0

Total 105 100.0 100.0

FREKUENSI MAKAN BAKSO

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 MINGGU SEKALI 14 13.3 13.3 13.3

2 MINGGU SEKALI 29 27.6 27.6 41.0

4 HARI SEKALI 33 31.4 31.4 72.4

SEBULAN SEKALI 29 27.6 27.6 100.0

(26)

Lampiran: Output pengetahuan pembeli bakso di Jalan Pendidikan Tahun 2015

Yang dimaksud dengan btp

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2 105 100.0 100.0 100.0

Manfaat dari penggunaan btp

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2 98 93.3 93.3 93.3

1 7 6.7 6.7 100.0

Total 105 100.0 100.0

Tujuan pemberian pewarna pada makanan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2 95 90.5 90.5 90.5

1 10 9.5 9.5 100.0

(27)

Yang dimaksud dengan zat pewarna berbahaya pada makanan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2 105 100.0 100.0 100.0

Bolehkah kita menggunakan sembarangan pewarna

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2 91 86.7 86.7 86.7

1 14 13.3 13.3 100.0

Total 105 100.0 100.0

Yang tidak baik dalam pembuatan makanan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(28)

Guna penambahan saos dalam bakso

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2 105 100.0 100.0 100.0

Ciri saos yang mengandung zat pewarna

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2 88 83.8 83.8 83.8

1 17 16.2 16.2 100.0

Total 105 100.0 100.0

Cara mengetahui saos berkualitas baik

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2 105 100.0 100.0 100.0

Dampak mengkonsumsi saos yang mengandung pewarna

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2 85 81.0 81.0 81.0

(29)

Dampak mengkonsumsi saos yang mengandung pewarna

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 2 85 81.0 81.0 81.0

1 20 19.0 19.0 100.0

Total 105 100.0 100.0

Lampiran : Output sikap pembeli bakso di Jalan Pendidikan Tahun 2015

Bahan penyedap, pewarna, dan pemanis buatan merupakan bahan tambahan pangan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SETUJU 105 100.0 100.0 100.0

Total pengetahuan pembeli

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid baik 102 97.1 97.1 97.1

sedang 3 2.9 2.9 100.0

(30)

Bahan tambahan makanan yang digunakan bermanfaat untuk membuat makanan lebih menarik, berkualitas serta rasa lebih sempurna

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SETUJU 105 100.0 100.0 100.0

Pemberian pewarna pada makanan akan menjadi makanan terlihat lebih menarik

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SETUJU 98 93.3 93.3 93.3

TIDAK SETUJU 7 6.7 6.7 100.0

Total 105 100.0 100.0

Zat pewarna berbahaya pada makanan tidak diperbolehkan ada dalam makanan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(31)

Tidak semua pewarna makanan boleh digunakan dalam pembuatan makanan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SETUJU 90 85.7 85.7 85.7

TIDAK SETUJU 15 14.3 14.3 100.0

Total 105 100.0 100.0

Pewarna kimia tidak baik digunakan dalam pembuatan makanan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SETUJU 105 100.0 100.0 100.0

Saos berguna sebagai pelengkap dan penyelera makanan bakso

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SETUJU 105 100.0 100.0 100.0

Saos yang berwarna merahmencolok dan berbau menyengat adalah ciri saos yang berbau menyengat mengandung zat pewarna

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(32)

Saos yang tidak berwarna mencolok dan tidak berbau menyengat adalah ciri saos yang berkualitas baik

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SETUJU 105 100.0 100.0 100.0

Iritasi, mual dan pening adalah dampak yang diakibatkan setelah mengkonsumsi saos yang mengandung zat pewarna berbahaya

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SETUJU 85 81.0 81.0 81.0

TIDAK SETUJU 20 19.0 19.0 100.0

Total 105 100.0 100.0

Total sikap pada pembeli BAKSO

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid baik 104 99.0 99.0 99.0

sedang 1 1.0 1.0 100.0

(33)

Lampiran : Output tindakan pembeli bakso di Jalan Pendidikan

Tahun 2015

Tidak membeli saos yang mengandung zatpewarna merah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid YA 95 90.5 90.5 90.5

TIDAK 10 9.5 9.5 100.0

Total 105 100.0 100.0

Tidak memberikan pewarna merah pada makanan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid YA 105 100.0 100.0 100.0

Makanan yang ditawarkan harus menarik dan higienis

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

(34)

Tidak menambahkan bahan berbahaya pada makanan seperti bahan yang mengandung zat kimia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid YA 105 100.0 100.0 100.0

Tidak menggunakan sembarangan pewarna tambahan makanan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid YA 105 100.0 100.0 100.0

Saos yang digunakan dipastikan tidak mengandung pewarna merah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid YA 105 100.0 100.0 100.0

Tidak menggunakan pewarna merah sebagai bahan tambahan makanan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(35)

Tidak menggunakan saos yang memiliki warna mencolok dan berbau menyengat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid YA 105 100.0 100.0 100.0

Tidak menggunakan bahan tambahan makanan yang biasa digunakan dalam pembuatan kain dan sejenisnya

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid YA 105 100.0 100.0 100.0

Tidak menggunakan bahan tambahan makanan yang dapat mengganggu kesehatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid YA 105 100.0 100.0 100.0

Total tindakan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, F. Pambayun, R & Febry, F. 2009. Higiene dan Sanitasi pada Pedagang Makanan Jajanan Tradisional di Lingkungan Sekolah Dasar di Kelurahan Demang Lebar daun Palembang Tahun 2009. http://eprints.unsri.ac.id/64/3/Abstrak8.pdf, diakses 23 agustus 2015.

Anonimus. 2008, Analisa & Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Aje .2009. Es Buah Di Sekaten Ber-Rhodamin. www.joglosemar.com. Diakses tanggal 31 Agustus 2015.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2002. Panduan Pengolahan Pangan yang Baik bagi Industri Rumah Tangga, Amankan dan Bebaskan Produk dari Bahan Berbahaya. Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan. Jakarta

Cahyadi, wisnu. 2006. Analisa & Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: Penerbit Bum i Aksara.

Cahyadi, wisnu. 2008. Analisa & Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.

Cahyadi, wisnu. 2009. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Djoko, P. 2006. Panduan Gizi Lengkap.Yogyakarta: Andi.

Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang. 2005. Rhodamin B. Jombang. www.dinkesjombang.com. Diakses tanggal 9 september Maret 2015 Djarismawati, dkk. 2004. Pengetahuan Dan Perilaku Pedagang Cabe Merah Giling Dalam Penggunaan Rhodamin B Di Pasar Tradisional Di DKI Jakarta. Jurnal Ekologi Kesehatan. No. 1. Vol. 3. Hal 7-12. Tahun 2004.

Jakarta

Endang. 2008. Pewarna Tekstil Pada Makanan. Jakarta.

(44)

Fardiaz, Srikandi. 2007. Bahan Tambahan Makanan. Institut Pertanian Bogor. Bandung.

Hardinsyah, dan Sumali. 2001, Pengendalian Mutu Dan Keamanan Pangan. Koswara, Jakarta.

Hariana, Arief. 2005. Tumbuhan Obat Dan Khasiatnya, Penebit: Swadaya, Jakarta

Heruwati. 2006. Pengujian Organoleptik (Evaluasi Sensori) Dalam Industri Pangan. Ebookpangan.com

Fadilah. 2006. Identifikasi Kandungan Bahan Tambahan Makanan (BTM) Pada Makanan Jajanan Anak SDN Kompleks Kota Palopo Tahun 2006. Skripsi. Makassar: Universitas Hasauddin. Diakses tanggal 10 Juli 2015 Heruwati. 2006. Pengujian Organoleptik (Evaluasi Sensori) Dalam Industri

Pangan. Ebookpangan.com. Diakses 5 Juli 2015.

Irianto, Kus, 2007. Gizi Dan Pola Hidup Sehat. Yrama Widya, Bandung. Joomla. 2009. Bahan Berbahaya Yang Dilarang Untuk Pangan. Jakarta.

www.indonesia.go.id. Diakses tanggal 31 Agustus 2015. Mulia R, M. 2005. KesehatanLingkungan. GrahaIlmu. Yogyakarta.

Nasution, Anisyah. 2009. Analisa Kandungan Boraks Pada Lontong Di Kelurahan Padang Bulan Kota Medan. Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Notoadmojo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta .

Notoadmojo, Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta .

Peraturan Menteri Kesehatan RI. 1096. 2011. Tentang Higiene Sanitasi Jasaboga. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta

Peraturan Menteri Kesehatan RI. No.1168/MENKES/PER/X/1999. Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

722/MENKES/PER/IX/1988 Tentang Bahan Tambahan Makanan. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta

(45)

Purwoto, M.S. dkk. 2007. Budidaya Jenis Tanaman Pangan Unggul. Depok: Penerbit Penebar Swadaya.

Saparinto, Cahyo., Diana Hidayat. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Seto, Sagung. 2001. Pangan Dan Gizi; Ilmu, Teknologi, Industri Dan Perdagangan. Institut Pertanian Bogor. Bandung.

Sumantri, E. 2010.KesehatanLingkungan&Perspektif Islam.Kharisma Putra Sunoryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.Utama, Jakarta.

Surianti. 2008. Studi Mutu Minuman Jajanan Pada Anak Sekolah Di SD Islam Athirah Kota Makassar Tahun 2008. Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin. Diakses tanggal 10 Juli 2015.

Siswati, Pipih, dan Juli Soemirat Slamet. 2000. Uji Toksisitas Zat Warna Rhodamin B Terhadap Jaringan Hati Mencit (Mus musculus) Galur Australia, Jurnal Toksikologi Indonesia, Volume 1 Nomor 3 halaman 18-27,Desember 2000

Syah, D. dkk. 2005. Manfaat Dan Bahaya Tambahan Pangan. Himpunan Alumni Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bandung.

WHO. Bahaya bahan kimia pada kesehatan manusia dan lingkungan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2006.

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat dekstriptif yaitu untuk mengetahui ada atau tidak kandungan Rhodamin B pada saos dengan menggunakan pemeriksaan Laboratorium secara kualitatif serta menggunakan metode Kromatografi dan untuk mengetahui kadar Rhodamin B secara kuantitatif dengan metode gravimeter.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi pengambilan sampel dilakukan di seluruh pedagang bakso yang berjualan di Jalan Pendidikan Gampong Meurandeh Dayah Kecamatan Langsa Lama yaitu: 15 pedagang bakso

Pedagang bakso diatas merupakan pedagang yang banyak dijumpai pembeli, hal ini di sebabkan pedagang Bakso tersebut terletak di pinggir jalan dan dekat dengan Universitas Samudra ( UNSAM ) Langsa dan Institut Agama Islam Negeri Zawiyah Cot Kala ( IAIN ZCK ) serta dekat kantor pemerintahan seperti kantor camat dan puskesmas sehingga banyak di kunjungi masyarakat terutama mahasiswa.

3.2.2 Waktu Penelitian

(47)

3.3.1 Populasi

Populasi penelitian adalah seluruh pedagang bakso yang berjualan di Desa Meurandeh Kecamatan Langsa Lama. Dimana jumlah pedagang bakso dilokasi tersebut adalah 15 pedagang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan perwakilan dari populasi (Hamidi,2007). Besarnya sampel pembeli dalam penelitian ini adalah 105 orang dan untuk sampel pedagang bakso dari 15 orang dari masing-masing pedagang bakso di Jalan Pendidikan Gampong Meurandeh Dayah Kecamatan Langsa Lama yaitu: 15 pedagang bakso

Pengambilan Sampel pedagang menggunakan metode Total Sampling yaitu dengan pertimbangan bahwa seluruh pedagang bakso menggunakan saos sebagai bahan tambahan makanan, terutama pedagang bakso yang di Jalan Pendidikan Gampong Meurandeh Dayah Kecamatan Langsa Lama yaitu: 15 pedagang bakso.

Tekhnik sampling adalah cara tertentu yang di gunakan untuk menarik (mengambil/memilih) anggota sampel dari anggota populasi sehingga peneliti

memperoleh kerangka sampel dalam ukuran yang telah ditentukan (Hamidi, 2007 ).

(48)

direncanakan terlebih dahulu, melainkan secara kebetulan. Yaitu subjek atau unit tersedia bagi peneliti saat pengumpulan data yang dilakukan. Proses diperolehnya

sampel semacam ini disebut sebagai penarikan sampel secara kebetulan (Hamidi,2007 ). Sehingga dalam penelitian ini peneliti mengambil responden

pada saat itu juga.

3.4 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah semua produk saos cabai yaitu yang merupakan produk saos yang dipergunakan oleh pedagang bakso, dalam penelitian ini objek penelitian adalah produk saos cabe hal ini disebabkan seluruh pedagang bakso yang berjualan di Jalan Pendidikan Gampong Meurandeh Kecamatan Langsa Lama menggunakan produk saos cabai.

3.5 Metode Pengumpulan Data 3.5.1 Data Primer

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer yang diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium terhadap zat pewarna Rhodamin B yang terkandung dalam saos cabe.

3.5.2 Data Sekunder

Data sekunder meliputi data yang berhubungan dengan substansi yang diperoleh dari literatur-literatur yang menjadi bahan masukan bagi penulis dan sangat relevan untuk mendukung penelitian ini.

3.6 Defenisi Operasional

(49)

yang terbuat dari bubur buah berwarna menarik (biasanya merah), mempunyai aroma dan rasa yang merangsang (dengan atau tanpa rasa pedas), mempunyai daya simpan panjang karna mengandung asam, gula, garam dan seringkali pengawet.

2. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang zat pewarna makanan.

3. Sikap adalah pendapat atau pandangan responden tentang zat pewarna makanan.

4. Tindakan adalah perbuatan yang dilakukan reponden tentang penggunaan zat pewarna pada makanan.

5. Pemeriksaan Laboratorium adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk menentukan pewarna khususnya Rhodamin B yang dilakukan di Laboratorium Balai Riset Dan Standarisasi Industri Medan.

6. Zat pewarna adalah bahan tambahan pangan yang dapat memperbaiki penampakan makanan agar menarik, menyeragamkan, dan menstabilkan warna pada makanan.

7. Rhodamin B adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pewarna pada industri tekstil dan kertas yang disalah gunakan ke dalam makanan.

8. Uji kualitatif adalah suatu metode pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya Rhodamin B dalam saos.

9. Uji kuantitatif adalah suatu metode pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk mengetahui kadar Rhodamin B dalam saos.

3.7 Aspek Pengukuran

(50)

Adapun aspek pengukuran dari pemeriksaan Rhodamin B dengan cara kromatografi kertas. Sejumlah cuplikan ditimbang kedalam gelas kimia 25 ml, ditambahkan asam asetat encer kemudian dimasukan benang woll bebas lemak secukupnya, lalu dipanaskan diatas nyala api kecil selama 30 menit sambil diaduk. Benang woll dipanaskan diatas larutan dan dicuci dengan air dingin berulang-ulang hingga bersih. Pewarna dilarutkan dengan benang wool dengan penambahan NaOH 10% diatas penangas hingga sempurna. Larutan berwarna yang di dapat di cuci dengan air hingga bersih. Totalkan zat pewarna pembanading yang cocok (larutan pekatan yang berwarna merah menggunakan zat warna merah). Jika residu berwarna sama dengan warna yang sama dengan Rhodamin B, maka residu tersebut mengandung Rhodamin B.

3.7.2 Aspek Pengukuran Pengetahuan Responden, Sikap Responden, Dan Tindakan Pedagang dan Pembeli

Untuk mengetahui pengetahuan secara umum disusun pertanyaan sebanyak 10 dengan jumlah skor tertinggi 20 jawaban a bernilai 2, jawaban b bernilai 1, dan jawaban c bernilai 0.

Berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh kemudian diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu :

a. Pengetahuan baik, apabila skor yang diperoleh responden > 16 ataupun responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar minimal 8 pertanyaan

(51)

c. Pengetahuan buruk, apabila skor yang diperoleh responden <8 atau pun responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar sebanyak <4 pertanyaan

Pengukuran untuk sikap terdiri dari 10 pertanyaan dengan jumlah skor tertinggi 20. Jawaban Ya bernilai 2 dan jawaban Tidak bernilai 0.

a. Sikap baik, apa bila skor yang diperoleh responden >16 ataupun responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar minimal 8 pertanyaan

b. Sikap sedang, apabila skor yang diperoleh responden 8-16 atau pun responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar4-8 pertanyaan c. Sikap buruk, apabila skor yang diperoleh responden <8 atau pun responden

mampu menjawab pertanyaan dengan benar sebanyak <4 pertanyaan

Pengukuran untuk tindakan responden terdiri dari 10 pertanyaan dengan jumlah skor tertinggi 20. Jawaban setuju bernilai 2 dan jawaban tidak setuju bernilai 0.

a. Tindakan baik, apa bila skor yang diperoleh responden >16 ataupun responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar minimal 8 pertanyaan

b. Tindakan sedang, apabila skor yang diperoleh responden 8-16 atau pun responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar4-8 pertanyaan. c. Tindakan buruk, apabila skor yang diperoleh responden <8 atau pun

responden mampu menjawab pertanyaan dengan benar sebanyak <4 pertanyaan.

(52)

Sebanyak 50 gram saos dimasukkan kedalam masing-masing plastik lalu sampel dibawa ke Laboratorium Balai Riset dan Standarisasi industri Medan.

3.8.1 Pemeriksaan Zat Warna Rhodamin B Dengan Metode Kromatografi Kertas Secara Kualitatif :

1. Alat-alat Gelas Ukur Labu Erlenmeyer Beaker Glass

Bejana Kromatografi Lempeng Tetes Pipet Kapiler

Penangas Air (water bath) Timbangan Analitik Benang Wool Gunting Pensil 2. Bahan

(53)

3. Prosedur Kerja

1. Sampel diambil 25 gram dan dilarutkan ke dalam 100 ml akuades sampai ho mogen. Larutan tersebut diasamkan dengan larutan HCl encer

2. Benang wool sepanjang ± 100 cm dimasukkan ke dalam larutan dan dididihkan

selama 30 menit. Setelah dingin cuci benang wool dengan air bersih.

3. Benang wool dipotong menjadi 4 bagian. Masing-masing bagian diletakkan diatas lempeng tetes.

4. Potongan 1 ditetesi dengan HCl pekat. 5. Potongan 2 ditetesi dengan NaOH 10%. 6. Potongan 3 ditetesi dengan H2SO4 pekat. 7. Potongan 4 ditetesi dengan NH4OH.

8. Tiap-tiap potongan benang wool ditetesi larutan sampel.

9. Perubahan warna yang terjadi diamati, dan bandingkan dengan warna standar yang ada.

3.8.2. Pemeriksaan Zat Warna Rhodamin B Dengan Metode Gravimetri Secara Kuantitatif

(54)

 Botol Aquadest 2. Bahan

n-Hexana

 Benang Wool  Saos

 KHSO4

 Aquadest

3. Prosedur Kerja

1. Benang wool (± 20 cm) dicuci dengan n-Hexana, lalu dikeringkan dalam oven dan didinginkan dalam desikator dan ditimbang (berat a).

2. 30-50 sampel cair ditimbang dengan larutan KHSO4 encer. Jika sampel

padatan terlebih dahulu dicampurkan 25 gr sampel dengan air kemudian dihomogenkan, lalu diambil 30-50 ml dan ditambahkan dengan larutan KHSO4 encer.

3. Masukkan benang wool yang sudah ditimbang di ke dalam larutan, lalu didihkan selama 30 menit.

4. Benang wool diangkut dan dicuci dengan air panas.

5. Benang wool dikeringkan dan ditimbang kembali (berat b) dan dihitung selisih berat benang wool sebelum dan sesudah perlakuan, itulah sebagai kadar zat warna. Perhitungan kadar zat warna yang digunakan adalah sebagai berikut:

(55)

b: Berat benang wool sesudah penyerapan zat warna

3.9 Analisa Data

(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Gampong Meurandeh Dayah adalah Gampong pemekaran dari Desa Meurandeh Kecamatan Langsa lama kota madya langsa, dengan luas wilayah 45 Ha, yang terdiri dari tiga dusun yaitu dusun Bahagia dua, dusun Dayah, dan dusun Kawatan, sejak tanggal 20 januari 2014 atas dasar hukum pertama Qanun Aceh nomor 3 tahun 2003 tentang pemerintahan gampong.

Gampong adalah sebutan nama desa yang ada di Wilayah Aceh, sesuai yang terdapat pada pasal 6 UU No 5 tahun 1979 tentang Qanun Daerah Istimewa Aceh.

Batas-batas Wilayah Gampong Meurandeh Dayah antara lain: 1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Gampong Teungoh

2. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Gampong Meurandeh Tengah 3. Sebelah Barat : Berbatasan dengan perkebunan PTPN I

4. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Gampong Meurandeh Aceh

(57)

kerja mulai dari jam 10.00 WIB sampai dengan jam 16.00 WIB di hari kerja. Lokasi penelitian dapat dilihat pada peta yang tertera dibawah ini:

Gambar 3. Batas wilayah lokasi peneliti

A

B

C

(58)

Keterangan :

A = Batas Barat :Berbatasan dengan PTPN I

B = Batas Selatan :Berbatasan dengan Gampong Meurandeh Tengah C = Batas Utara :Berbatasan dengan Gampong Teungoh

D = Batas Timur :Berbatasan dengan Gampong Meurandeh Aceh

4.2 Deskripsi Sampel

Sampel Saos cabe masing-masing diambil sebanyak 50 gr dari 15 orang pedagang. Lokasi pengambilan sampel yaitu warung bakso buk Suriati, Nurmayani, Sukirno, Faiman, Ijawati, Noni Hartono, Efi Prayetno, Irwanto, Misriani, Fainem, Yunita, Nyakni, Tarbana, Juhaini. Di daerah tersebut banyak pedagang bakso yang berjualan karena ada dua Perguruan Tinggi dan kantor permerintahan sehingga pedagang bakso ramai dikunjungi masyarakat. Banyak pegawai Puskesmas terutama Mahasiswa untuk sarapan dan ada juga yang engkonsumsi bakso pada saat makan siang. Dikarenakan kebanyakan pedagang bakso berjualan dari jam 09.00 WIB sampai jam 16.00 WIB bahkan ada pedagang bakso yang berjualan sampai malam hari.

(59)

Berdasarkan hasil observasi langsung dari 15 pedagang bakso, semua pedagang bakso menggunakan saos cabe, dan saos yang digunakan memiliki kecerahan warna yang mencolok. Dari semua pedagang bakso seluruhnya menggunakan saos cabe yang kemudian saos tersebut dijadikan sampel dari masing-masing pedagang yaitu lima belas sampel saos.

4.3 Kandungan Rhodamin B Pada Produk Saos Cabe Yang Dipergunakan Oleh Pedagang Bakso Di Jalan Pendidikan Gampong Meurandeh Dayah Tahun 2015

Saos cabe yang digunakan para pedagang bakso terdiri dari berbagai macam merk, seperti: Saos Sempurna, Captain, Raja Tawon, Adena, Saos 88, Modern, dan Tradisional. Kebanyakan saos yang di gunakan mengandung unsur gizi utama, seperti karbohidrat. Selain karbohidrat juga terkandung sejumlah kecil vitamin dan mineral yang berasal dari bahan yang digunakan seperti cabai, tepung, bawang putih dan cuka. Selain kandungan tersebut saos memiliki kandungan zat pewarna.

4.3.1 Pemeriksaan Kandungan Rhodamin B Pada Produk Saos Cabe Secara Kualitatif di Jalan Pendidikan Gampong Meurandeh DayahTahun 2015

Pemeriksaan kualitatif saos cabe pada 15 sampel saos yang berasal dari 15 pedagang bakso yaitu lokasi di Gampong Meurandeh Dayah dilakukan pengujian di Laboratorium Biokimia/Kimia Bahan Alam Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).

(60)

bahwa terdapat delapan saos cabe yang mengandung Rhodamin B, dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Secara Kualitatif Kandungan Rhodamin B Pada Produk Saos cabe di Jalan Pendidikan Gampong

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa pada 15 sampel saos cabe yang diperiksa secara kualitatif dengan menyamakan warna pada benang wol yang diberi larutan NaOH 10% reaksi warna pada benang wol menjadi biru, diberi larutan NH4OH 12% reaksi warna pada benang wol menjadi biru, diberi

larutan H2SO4 reaksi warna pada benang wol menjadi kuning dan diberi larutan

(61)

karena rhodamin B adalah zat pewarna yang di larang pengguanaannya pada makanan.

4.3.2 Hasil Pemeriksaan Kandungan Rhodamin B Pada Produk Saos Cabe Secara Kuantitatif Di Jalan Pendidikan Gampong Meurandeh Dayah Kecamatan Langsa Tahun 2015

Hasil pemeriksaan secara kuantitatif terhadap penggunaan Rhodamin B pada produk saos cabe bertujuan untuk mengetahui adanya jumlah kandungan Rhodamin B yang terdapat dalam produk saos. Pemeriksaan ini dilakukan setelah mengetahui adanya kandungan Rhodamin B Pada Produk saos melalui uji kualitatif terlebih dahulu. Hasil kualitatif inilah yang menjadi bahan uji kuantitatif untuk melihat kadar kandungan Rhodamin B yang ada pada produk saos cabe. Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Kuantitatif Kandungan Rhodamin B Pada

(gram) Kadar Zat Warna (gram)

(62)

sampel 6 sebesar 0,001064 gr, sampel 9 sebesar 0,000848gr, sampel 10 sebesar 0,000764 gr, dan sampel 11 sebesar 0,000504 gr dalam setiap 25 gr saos cabe.

4.4 Karakteristik Responden

4.4.1 Karakteristik Responden Pedagang Bakso di Jalan Pendidikan Gampong Meurandeh Dayah Tahun 2015

Hasil observasi terhadap pedagang bakso menunjukkan karakteristik pedagang bakso di Gampong Meurandeh Dayah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin Pedagang Bakso di Gampong Meurandeh Dayah Tahun 2015

No Karakteristik Responden Penjual Jumlah Persentase (%) 1 Jenis Kelamin

Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa hasil penelitian dari 15 pedagang bakso sebagai responden terdapat 6 pedagang (40%), yang memiliki jenis kelamin laki-laki dan 9 pedagang (60%), yang memiliki jenis kelamin perempuan.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Menurut Umur Pedagang Bakso Di Jalan

Pendidikan Gampong Meurandeh Tahun 2015 NO Karakteristik Responden

Penjual Jumlah Persentase (%)

Umur

(63)

 > 40 Tahun 3 20,0

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Pedagang Bakso di Jalan Pendidikan Gampong Meurandeh Tahun 2015

No Karakteristik Responden Penjual Jumlah Persentase (%) 1 Pendidikan pedagang tamatan Strata I (S1).

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Lama Berjualan di Jalan Pendidikan Gampong MeurandehTahun 2015 No Karakteristik Responden

Penjual Jumlah Persentase (%)

(64)

Berdasarkan Tabel 4.6 hasil penelitian dari 15 pedagang bakso sebagai responden, terdapat 9 pedagang (60,3%) telah bekerja sebagai pedagang bakso selama < 5 tahun, lalu 5 pedagang (33,3%) telah bekerja selama 5-10 tahun dan 1 pedagang (6,7%) bekerja selama > 10 tahun.

Tabel 4.7 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Jenis Sumber Membeli Saos di Gampong Meurandeh Dayah Tahun 2015

No Karakteristik Responden Penjual

Jumlah Persentase (%) 1 Sumber Membeli Saos

 Pasar

4.4.2 Karakteristik Frekuensi Responden Pembeli Berdasarkan Jenis Kelamin Di Jalan Pendidikan Gampong Meurandeh Dayah Tahun 2015.

Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada pedagang bakso maka karateristik tentang frekuensi responden pembeli berdasarkan umur di Jalan Pendidikan Gampong Meurandeh Dayah Tahun 2015. Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Pembeli Berdasarkan

Karakteristik Umur Pembeli di Jalan Pendidikan Gampong Meurandeh Tahun 2015

(65)

Pembeli

Berdasarkan Table 4.8 diatas, hasil penelitian dari 105 pembeli bakso yang menggunakan saos sebagai bahan tambahan makanan. 53 pembeli (50,0%) yang berusia <20 tahun , 44 pembeli (41,9%) berusia 20-40 tahun dan yang memiliki usia > 40 tahun sebanyak 8 pembeli (7,6%).

Tabel 4.9 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin Pembeli di Jalan Pendidikan Gampong Meurandeh Dayah Tahun 2015

Berdasarkan tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa hasil penelitian dari 105 pembelibakso yang menggunakan saos sebagai bahan tambahan makanan. Terdapat 21 pembeli (20,0%), yang memiliki jenis kelamin laki-laki dan 84 pembeli (80,0%), yang memiliki jenis kelamin perempuan.

Tabel 4.10 Karakteristik Frekuensi Pembeli Berdasarkan Pendidikan di Jalan Pendidikan Gampong Meurandeh Dayah Tahun 2015

No Karakteristik Responden

Pembeli Jumlah Persentase (%)

(66)

Dari Table 4.10 menunjukan bahwa hasil penelitian dari 105 pembeli bakso yang menggunakan saos sebagai bahan tambahan makanan, 48 pembeli (45,7%) tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA), 49 pembeli (46,7%) tamatan Diploma (D-III) dan sebanyak 8 pembeli (7,6%) tamatan Strata 1-Strata 2(S1-S2).

Tabel 4.11 Karakteristik Pembeli Berdasarkan Pekerjaan Di Jalan Pendidikan Gampong Meurandeh Dayah Tahun 2015 No Karakteristik Responden menggunakan saos cabai sebagai bahan tambahan makanan. 35 pembeli (33,3%) belum bekerja, 51 pembeli (48,6%) Pegawai Negeri Sipil, 15 pembeli (14,1%) Wiraswasta, 1 pembeli (1,0%) petani, dan sebanyak 3 pembeli (2,9%) pengajar. Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Makan Bakso Pembeli di Jalan Pendidikan

Gampong Meurandeh Dayah Tahun 2015

No Karakteristik Responden

Pembeli Jumlah Persentase (%)

1 Frekuensi Makan Bakso  4 Hari Sekali

(67)

dua minggu sekali mengkonsumsi bakso, dan 29 pembeli (27,6%) sebulan sekali mengkonsumsi bakso.

4.4.3 Pengetahuan Pedagang Bakso Terhadap Kandungan Rhodamin B Pada Produk Saos di Jalan Pendidikan Gampong Meurandeh Kecamatan Langsa Lama Tahun 2015

Berdasarkan hasil obsevasi dengan menggunakan kuesioner kepada pedagang bakso maka pengetahuan responden tentang kandungan Rhodamin B pada Saos dapat dilihat sebagai berikut. Distribusi Frekuensi Responden Berdasar Pengetahuan Kandungan Rhodamin B Pada saos cabai.

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Responden Pedagang Bakso Berdasarkan Kandungan Rhodamin B Pada Produk Saos Cabai di Jalan Pendidikan Gampong Meurandeh Dayah Tahun 2015

Pengetahuan Responden lah

Apakah bapak/ibu tahu yang dimaksud dengan bahan tambahan makanan?

a. Bahan sejenis penyedap, pewarna, dan pemanis b. Bahan sejenis garam dapur

c. Bahan pembunuh kuman

15

Apakah manfaat dari penggunaan bahan tambahan makanan? Apakah tujuan pemberian pewarna pada pembuatan

makanan?

a. Agar makanan menjadi lebih menarik b. Agar makanan menjadi lebih awet

(68)

Apa yang dimaksud dengan zat pewarna berbahaya pada makanan?

a. Zat yang tidak diperbolehkan ada dalam makanan

b. Zat yang tidak boleh terlalu banyak ditambahkan pada makanan

c. Zat yang dibolehkan ada dalam makanan

Dalam pembuatan makanan bolehkah kita menggunakan sembarangan warna?

a. Tidak boleh, karena tidak semua warna dibolehkan untuk digunakan

b. Boleh asal tidak terlalu banyak c. Boleh asal mencolok

15 Mana diantara pewarna dibawah ini yang tidak baik dalam pembuatan makanam?

a. Pewarna kimia

b. Pewarna alami yaitu dari tumbuhan

c. Pewarna yang mencolok 15 Menurut Bapak/Ibu, apakah guna penambahan saos

dalam makanan bakso ?

a. Saos berguna sebagai pelengkap dan penyelera makan bakso

b. Agar kuah bakso menjadi lebih kental

c. Saos sebagai penambah rasa manis pada makanan bakso

Menurut Bapak/Ibu, bagaimana ciri saos yang mengandung zat pewarna?

a. Saos lebih berwarna merah dan sedikit bau menyengat

b. Teksturnya lebih cerah dan tidak rusak sementara waktu

c. Saos encer

12

Menurut Bapak/Ibu, bagaimana cara mengetahui saos berkualitas baik ?

Menurut Bapak/Ibu, apakah dampak mengkonsumsi saos yang mengandung pewarna?

(69)

b. Kecapean dan letih c Tidak ada

13

Berdasarkan keterangan diatas, umumnya responden menjawab bahwa yang dimaksud dengan bahan tambahan pangan adalah bahan sejenis penyedap, pewarna, dan pemanis umumnya 15 pedagang (100%). Kebanyakan pedagang yaitu 15 pedagang (100%) menyatakan bahwa kita tidak boleh menambahkan sembarang pewarna dalam pembuatan makanan, karna tidak semua warna dibolehkan untuk digunakan, umumnya 15 pedagang (100%) pewarna kimia tidak baik dalam pembuatan makanan. Sebanyak 12 pedagang (80,0%) menyatakan bahwa ciri saos yang mengandung zat pewarna adalah saos lebih berwarna merah dan sedikit berbau menyengat. Umumnya para pedagang bakso yang berjualan di jalan pendidikan desa Meurandeh mengatakan cara mengetahui saos berkualitas baik adalah saos tidak berwarna mencolok dan tidak berbau menyengat yaitu sebanyak 13 pedagang (86,7%) dan bahwa dampak mengkonsumsi saos yang pewarna adalah iritasi, pusing, dan mual, umumnya sebanyak 13 pedagang (86,7%).

(70)

pedagang (53,3%) yang menjawab pernyataan tersebut. Dan 9 pedagang (60,0%) menyatakan saos berguna sebagai pelengkap dan penyelera makan bakso.

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Responden Pedagang Bakso di Jalan Pendidikan Gampong Meurandeh Dayah Tahun 2015

Tingkat Pengetahuan Jumlah

10 5

Jumlah 15

Berdasarkan Tabel 4.14 diperoleh bahwa sebagian besar pengetahuan responden tentang analisa kandungan Rhodamin B pada saos berada pada kategori baik yaitu sebanyak 10 pedagang (66,70%) dan 5 pedagang (33,3%) pengetahuan sedang. Semakin lama menekuni bidang usaha perdagangan akan makin meningkatkan pegetahuan tentang selera ataupun prilaku konsumen. Keterampilan berdagang makin bertambahn dan semakin banyak pula relasi bisnis maupun pelanggan yang berhasil di jaring.

4.5 Sikap Pedagang bakso

Berdasarkan hasil observasi dengan menggunakan kuesioner terhadap pedagang bakso yang berjualan di Jalan Pendidikan Gampong Meurandeh Dayah maka diperoleh sikap responden tentang kandungan Rhodamin B pada saos cabe. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.15 kuesioner berikut ini:

Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Pedagang Bakso di Jalan Pendidikan Gampong Meurandeh Dayah Tahun 2015

Sikap Responden Penjual

(71)

Bahan penyedap, pewarna, dan pemanis buatan merupakan bahan tambahan pangan

Bahan tambahan makanan yang digunakan bermanfaat untuk membuat makanan lebih menarik, berkualitas serta rasa lebih sempurna

Pemberian pewarna pada makanan akan menjadi makanan terlihat lebih menarik

Zat pewarna berbahaya pada makanan tidak diperbolehkan ada dalam makanan

Semua pewarna makanan boleh digunakan dalam pembuatan makanan

pewarna kimia tidak baik digunakan dalam pembuatan makanan

Saos berguna sebagai pelengkap dan penyelera makan bakso

Saos yang berwarna merah mencolok dan berbau menyengat mengandung zat pewarna dampak yang diakibatkan setelah mengkonsumsi saos yang mengandungzatpewarna

berbahaya

(72)

pedagang baksoumumnya15 pedagang (100%) yang setuju dengan pernyataan pewarna kimia tidak baik digunakan dalam pembuatan makanan. Mayoritas responden 15 pedagang bakso (100%) setuju bahwa saos berguna sebagai pelengkap dan penyelera makan bakso, dan pedagang yang setuju bahwa saos yang berwarna mencolok dan berbau menyengat mengandung zat pewarna sebanyak 15 pedagang bakso (100%). Selanjutnya umumnya13 pedagang bakso (86,7%) setuju jika saos yang tidak berwarna mencolok dan tidak berbau menyengat adalah cirri saos yang berkualitas,

Kemudian lebih banyak pedagang bakso 8 (53,3%) setuju bahwa pemberian pewarna makanan akan menjadi makanan terlihat lebih menarik. Lebih banyak8 pedagang bakso (53,3%) setuju bahwa iritasi, mual dan pening adalah dampak yang diakibatkan setelah mengkonsumsi saos yang mengandung zat pewarna berbahaya dan 8 (53,3%) pedagang bakso setuju zat pewarna berbahaya pada makanan tidak diperbolehkan ada dalam makanan.

(73)

setuju bahwa iritasi, mual dan pening adalah dampak yang diakibatkan setelah mengkonsumsi saos yang mengandung zat pewarna berbahaya. .

Berdasarkan perhitungan jumlah skor yang didapat dari pernyataan responden pada pengukuran sikap maka tingkat sikap responden tentang analisa kandungan Rhodamin B pada Saos selanjutnya dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu baik, sedang, rendah. Tingkat sikap responden tentang analisa kandungan Rhodamin B pada Saos dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut ini:

Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap pedagang Bakso di Jalan Pendidikan Gampong Meurandeh Tahun 2015

Tingkat Sikap Jumlah

12 3

Jumlah 15

Berdasarkan tabel 4.16 diperoleh bahwa sebagian besar sikap responden tentang analisa kandungan Rhodamin B pada Saos cabe berada pada kategori baik yaitu sebanyak 12 pedagang bakso (80%).

Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Responden Pedagang Bakso Berdasarkan Tindakan Tentang Kandungan Rhodamin B Pada Saos Cabai di Jalan Pendidikan Gampong Meurandeh Tahun 2015

dakan Responden Penjual

Ya idak mlah

Tidak membeli saos yang mengandung zat pewarna merah Tidak memberikan pewarna merah pada makanan

(74)

Tidak menambahkan bahan berbahaya pada makanan seperti bahan yang mengandung zat kimia Tidak menggunakan sembarangan pewarna tambahan makanan Tidak menggunakan pewarna merah sebagai bahan tambahan makanan

Saos yang digunakan dipastikan tidak mengandung pewarna merah

Tidak menggunakan saos yang memiliki warna yang mencolok dan berbau menyengat

Tidak menggunakan bahan tambahan makanan yang biasa digunakan dalam pembuatan kain dan sejenisnya

Tidak menggunakan bahan tambahan makanan yang dapat mengganggu kesehatan

(75)

Kemudian sebagian kecil sebanyak 7 (46,7%) pedagang baksotidak menggunakan sembarangan pewarna tambahan makanan, dan lebih banyak 8 (53,3%) pedagang bakso menggunakan sembarangan pewarna tambahan makanan. Sebagian kecil pedagang bakso juga tidak menggunakan pewarna merah sebagai bahan tambahan makanan 1 (6,7%) pedagang bakso dan umumnya14 (93,7%) pedagang bakso menggunakan pewarna merah sebagai bahan tambahan makanan.Selain itu 7 (46,7%) pedagang bakso beranggapan bahwa saos yang digunakan dipastikan tidak mengandung pewarna merah, dan lebih banyak 8 (53,3%) pedagang bakso tidak beranggapan seperti itu.

Berdasarkan perhitungan jumlah skor yang didapat dari pernyataan responden pada pengukuran sikap maka tingkat sikap responden tentang analisa kandungan Rhodamin B pada Saos selanjutnya dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu baik, sedang, rendah. Tingkat sikap responden tentang analisa kandungan Rhodamin B pada Saos dapat dilihat pada tabel 4.6.2 berikut ini:

Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi Responden Berdas Tindakan Responden Pe dan g Bakso di Jalan PendidikanGampong Meurandeh Tahun 2015

Tingkat Tindakan Jumlah

4 7 4

(76)

Berdasarkan tabel 4.18 diperoleh bahwa sebagian besar Tindakan responden tentang analisa kandungan Rhodamin B pada saos cabe berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 7 pedagang (46,7%), kategori baik sebanyak 4 pedagang (26,7%) dan kategori rendah 4 pedagang (26,7%).

4.4.5 Pengetahuan Pembeli Bakso Terhadap Kandungan Rhodamin B pada Saos Cabe di Jalan Pendidikan Gampong Meurandeh Tahun 2015 Hasil dari penelitian yang dilakukan selama mengobservasi seluruh sampel yang ada tentang tingkat pengetahuan pembeli tentang kandungan Rhodamin B pada saos cabe dapat dilihat di bawah ini:

Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Responden Pembeli Bakso di Jalan Pendidikan Gampong Meurandeh Dayah Tahun 2015

Pengetahuan Responden lah

Apakah Saudara/i tahu yang dimaksud dengan bahan tambahan makanan?

a. Bahan sejenis penyedap, pewarna, dan pemanis

b. Bahan sejenis garan dapur c. Bahan pembunuh kuman

105

Apakah manfaat dari penggunaan bahan tambahan makanan?

Apakah tujuan pemberian pewarna pada pembuatan makanan?

a. Agar makanan menjadi lebih menarik b. Agar makanan menjadi lebih awet

(77)

Apa yang dimaksud dengan zat pewarna berbahaya

c. Zat yang dibolehkan ada dalam makanan 93

12 Dalam pembuatan makanan bolehkah kita menggunakan sembarangan warna?

a. Tidak boleh, karena tidak semua warna dibolehkan untuk digunakan

b. Boleh asal tidak terlalu banyak c. Boleh asal mencolok

97

Mana diantara pewarna dibawah ini yang tidak baik dalam pembuatan makanam?

a. Pewarna kimia

b. Pewarna alami yaitu dari tumbuhan

c. Pewarna yang mencolok 105 Menurut Saudara/i, apakah guna penambahan saos

dalam makanan bakso ?

a. Saos berguna sebagai pelengkap dan penyelera makan bakso

b. Agar kuah bakso menjadi lebih kental

c. Saos sebagai penambah rasa manis pada makanan bakso

97

Menurut Saudara/i, bagaimana ciri saos yang mengandung zat pewarna?

a. Saos lebih berwarna merah dan sedikit bau menyengat

b. Teksturnya lebih cerah dan tidak rusak sementara waktu Menurut Saudara/i, bagaimana cara mengetahui saos

(78)

Menurut Saudara/i, apakah dampak mengkonsumsi saos yang mengandung pewarna?

a. Iritasi ,mual dan pening b. Kecapean dan letih

c. Tidak ada 105

(79)

Kemudian umumnya pewarna yang tidak baik dalam pembuatan makanam adalah Pewarna kimia 105 (100%) pembeli sependapat dengan hal ini. Pertanyaanyang di ajukan guna penambahan saos dalam makanan bakso, Saos berguna sebagai pelengkap dan penyelera makan bakso97(92,4%) umumnyapembeli menjawab hal tersebut dan 4 (3,8%) sebagian kecil agar kuah bakso menjadi lebih kental, 4 (3,8%) Saos sebagai penambah rasa manis pada makanan bakso. Ciri saos cabe yang mengandung zat pewarna adalah saos cabe lebih berwarna merah dan sedikit bau menyengat 79 (75,2%) umumnya pembeli menjawab seperti itu dan 26 (24,8%) sebagian kecil teksturnya lebih cerah dan tidak rusak sementara waktu. Cara mengetahui saos berkualitas baik saos cabe tidak berwana mencolok dan berbau menyengat 90 (85,7%) umumnya pembeli menjawab seperti itu dan 15 (14,3%) sebagian kecil pembeli menjawab warnanya cerah. Dari hasil penelitian terakhir, umumnya pembeli menyebutkan dampak mengkonsumsi saos yang mengandung pewarna adalah iritasi ,mual dan pening 105 (100%) pembeli.

Berdasarkan perhitungan jumlah skor yang didapat dari pernyataan responden pembeli pada pengukuran pengetahuan maka tingkat pengetahuan responden pembeli tentang analisa kandungan Rhodamin B pada saos cabe selanjutnya dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu baik, sedang, rendah. Tingkat sikap responden tentang analisa kandungan Rhodamin B pada Saos dapat dilihat pada tabel 4.20 berikut ini:

Tabel 4.20 Distribusi Responden Berdasarkan pengetahuan Responden DiJalan Pendidikan Gampong Meurandeh Dayah Tahun 2015

(80)

102 3

Jumlah 105

Berdasarkan tabel 4.20 diperoleh bahwa sebagian besar pengetahuan responden pembeli tentang analisa kandungan Rhodamin B pada Saos berada pada kategori baik yaitu sebanyak 102 pembeli (97,1%).

4.4.6 Distribusi Frekuensi Sikap Pembeli Terhadap Kandungan Rhodamin B Pada Saos Di Jalan Pendidikan Gampong Meurandeh Dayah Tahun 2015

Berdasar hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap pembeli tentang terhadap kandungan Rhodamin B pada saos di jalan pendidikan gampong meurandeh dayah tahun 2015, hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.21

Tabel 4.21 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Pembeli Bakso di Jalan Pendidikan Gampong Meurandeh

Bahan tambahan makanan yang digunakan bermanfaat untuk membuat makanan lebih menarik, berkualitas serta rasa lebih sempurna

Pemberian pewarna pada makanan akan menjadi makanan terlihat lebih menarik

Zat pewarna berbahaya pada makanan tidak diperbolehkan ada dalam makanan

(81)

Semua pewarna makanan boleh digunakan dalam pembuatan makanan

pewarna kimia tidak baik digunakan dalam pembuatan makanan

Saos berguna sebagai pelengkap dan penyelera makan bakso Saos yang berwarna merah mencolok dan berbau menyengat mengandung zat pewarna dampak yang diakibatkan setelah mengkonsumsi saos yang mengandung zat pewarna berbahaya

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya 105 (100%) pembeli setuju bila Bahan penyedap, pewarna, dan pemanis buatan merupakan bahan tambahan pangan, 105 (100%) pembeli setuju bahan tambahan makanan yang digunakan bermanfaat untuk membuat makanan lebih menarik, berkualitas serta rasa lebih sempurna. Pemberian pewarna pada makanan akan menjadikan makanan terlihat lebih menarik 98 (93,3%) pembeli setuju dengan hal ini dan sebagian kecil 7 (6,7%) tidak setuju dengan hal itu. Umumnya 105 (100%) pembeli juga setuju bila zat pewarna berbahaya pada makanan tidak diperbolehkan ada dalam makanan.

(82)

sebagai pelengkap dan penyelera makan bakso 105 (100%) umumnya pembeli setuju.

Pembeli juga umunya setuju sebanyak 105 (100%) saos yang berwarna merah mencolok dan berbau menyengat mengandung zat pewarna. Saos yang tidak berwarna mencolok dan tidak berbau menyengat adalah ciri saos yang berkualitas baik 105 (100%) umumnya pembeli setuju. Kemudian, Iritasi, mual dan pening adalah dampak yang diakibatkan setelah mengkonsumsi saos yang mengandung zat pewarna berbahaya 85 (81,0%) umumnya setuju dan sebagian kecil 20 (19,0%) tidak setuju dengan pernyataan ini.

Berdasarkan perhitungan jumlah skor yang didapat dari pernyataan responden pembeli pada pengukuran pengetahuan maka tingkat sikap responden pembeli tentang analisa kandungan Rhodamin B pada Saos selanjutnya dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu baik, sedang, rendah. Tingkat sikap responden tentang analisa kandungan Rhodamin B pada Saos dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut ini:

Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap Responden Pembeli Bakso Di Jalan Pendidikan Gampong Meurandeh Dayah Tahun 2015

Tingkat Sikap Jumlah

104 1

Jumlah 105

Gambar

Gambar 3.  Batas wilayah lokasi peneliti
Gambar 4. Sampel yang diambil dari lokasi penelitian,  sampel Saos yang diteliti
Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Secara Kualitatif Kandungan Rhodamin B Pada Produk Saos cabe di Jalan Pendidikan Gampong
Tabel 4.2  Hasil Pemeriksaan Kuantitatif  Kandungan Rhodamin B Pada Produk Saos Cabe Di Jalan Pendidiksn Gampong Meurandeh
+7

Referensi

Dokumen terkait

Namun, pada semua pengamatan yang berbeda, jumlah sel dengan nilai OD tertinggi berasal dari kelompok yang menggunakan bahan uji dengan kandungan 50% lebih di

- Sesuatu dengan bentuk yang berbeda dari lainnya. Di dalam penerapannya sesuatu yang berbed a

[r]

Proses-proses yang ada pada sistem ini adalah melakukan autentikasi pengguna, mengelola data master, menambah data stok komponen, menambah data stok oli, melakukan transaksi

Selain itu data yang dibutuhkan untuk kondisi eksisting adalah mengenai kawasan kumuh, jumlah RSH terbangun, dan Rusunawa terbangun di perkotaan, maupun dukungan

yang gugur (grafik merah), maka jumlah pasukan akhir dari infanteri tersisa 1 unit.

 Disediakan contoh hasil karangan yang dibuat oleh guru, siswa dapat mengembangkan kerangka karangannya menjadi sebuah cerita yang utuh dan padu..  Siswa menuliskan hasil

Arra azonban kevesen gondoltak akkor, hogy a kontinentális püspökkari konferenciák közül egy már létre is jött, és igen gyorsan hatalmas erővel karolja fel