• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eksplorasi Tumbuhan Hias Di Hutan Lindung DesaLumban Julu Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Eksplorasi Tumbuhan Hias Di Hutan Lindung DesaLumban Julu Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

 

DAFTAR PUSTAKA

Acquaah, G. 2002. Plant Physiology Second Edition. Pearson Eduacation Inc. New Jersey.

Arrijani. Dede, Edi, G.S. dan Ibnul, Q. (2006).Analisis Vegetasi Hulu DAS Cianjur Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango. Biodiversitas, Volume 7.

Badan Pusat Statistika Kabupaten Toba Samosir. 2013. Kecamatan Lumban Julu dalam Angka 2013. Badan Pusat Statistika. Sumut.

Bakri. 2009. Analisis Vegetasi Dan Pendugaan Cadangan Karbon Tersimpan Pada Pohon Di Hutan Taman Wisata Alam Taman Eden Desa Sionggang Utara Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir. [Tesis]. Medan: Universitas Sumatera Utara Medan.

Dalimartha, S. dan Soedibyo, M., 1999.Awet Muda Dengan Tumbuhan Obat dan Diet Supleme. Trubus Agriwidya, Jakarta. hal. 36-40.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan.2014.Pengembangan Tanaman Hias. Sumatera Barat.

Direktorat Budidaya Tanaman Hias. 2005. Inventarisasi Tanaman Hias Unggulan Komersil. Direktorat Jenderal Hortikultura. Indonesia.

Elliot (1977) dalam Panjaitan, F. Y. 2012.Inventarisasi Jenis-jenis Anggrek Di Samosir Utara Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara (Studi Kasus Kecamatan Ronggurnihuta dan Kecamatan Simanindo).Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Fachrul, M. F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.

Greig-Smith, P. 1983. Quantitative Plant Ecology, Studies in Ecology.Volume 9. Oxford: Blackwell Scientific Publications.

Haryanto, D. 2006. Analisis Kelayakan Investasi Usaha Buah Naga Agrowisata Kusumo Wanadri Kabupaten Kulonprogo. Tesis Magister ManajemenAgribisnis, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Hutapea, J. R., dan Syamsuhidayat, S. S., 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia (1), 490, Departemen Kesehatan Republik Indenesia, Jakarta. Ibrahim, Z., 2011, Perkembangan Penyuluhan Pertanian Dan Peranannya Dalam

(2)

 

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Penerbit PT Bumi Aksara. Jakarta.

Lie Didik Setiawan dan Agus Andoko, 2007. Menanam dan merawat philoidendron, Jakarta:Penebar Swadaya, 1995.

Octora, N. 2014. Klasifikasi Tanaman Hias. www.petanihebat.com[ diakses pada tanggal juni 2015].

Polunin, N. 1990. Pengantar Geografi Tumbuhan dan Beberapa Ilmu Serumpun. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Prakash, A. 2001, Antioxidant Activity,Medallion Laboratories Analytical Progress, vol. 19, No.2.

Pranata, A.S., 2005. Panduan Budidaya dan Perawatan Anggrek.Jakarta : Agromedia

Renstra Direktorat Jenderal Holtikultura. 2015. Potensi Permasalahan dan Pengembangan Holtikultura.

Rukmana, R. 1997. Teknik Perbanyakan Tanaman Hias. Kanisius. Bandung. Sastrapraja. S. J.J. Afriastini, D. Darnaedi. dan Elisabet. 1985. Jenis Paku

Indonesia. Bogor: Lembaga Biologi Nasional.

Sukarsa, 2013. Pemberdayaan Masyarakat Dengan Budidaya Tanaman Hias. Fakultas Biologi Universitas Soedirman. Purwokerto.

Tenda, E., Maskromo,I., Heliyanto, B. 2010. Eksplorasi Plasma Nutfah Aren (Arenga pinnata Merr) di Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Buletin Palma. Kalimantan Timur.

Tropicos.org. 2009.Database of Missouri Botanical Garden.Missouri Botanical Garden, http://www.tropicos.org. Copy the BEST Traders and Make Money :http://bit.ly/fxzulu.

Wardah, 2008.Keragaman Ekosistem Kebun Hutan (Forest Garden) di Sekitar Kawasan Hutan Konservasi.Studi Kasus di Taman Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah.Disertasi. Sekolah Pascasarjana IPB, Bogor.

Widarto, L. 1996. Vertikultur Bercocok Tanam Secara Bertingkat. PT Penebar Swadaya. Jakarta

(3)

 

METODOLOGI

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 yang dilakukan di Hutan Lindung Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara.Identifikasi jenis tumbuhan hias dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah alat tulis, kamera digital, pisau, plastik bening, kertas label, tali rafia, kalkulator, meteran dan GPS (global positioning system). Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tally sheet, jenis tumbuhan hias yang akan diidentifikasi, buku panduan identifikasi tumbuhan hias dan peta kawasan Hutan Lindung Lumban Julu.

Prosedur Penelitian 1. Persiapan alat dan bahan

Alat identifikasi jenis tumbuhan hias yaitu alat tulis, kamera digital, pisau, buku panduan identifikasi tumbuhan hias, plastik bening, kertas label, kalkulator dan GPS (global positioning system).

2. Penentuan lokasi

Penentuan titik awal untuk melakukan kegiatan eksplorasi tumbuhan hias menggunakan GPS (global positioning system).Kemudian diidentifikasi jenis tumbuhan hias yang ditemukan pada lokasi tersebut.Selanjutnya dilakukan penentuan titik lokasi identifikasi berikutnya.

3. Kegiatan identifikasi tumbuhan hias

(4)

 

lindung Lumban Julu, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir adalah 3671 ha. Intensitas sampling yang dibuat dalam penelitian adalah sebesar 0,5 % dari luas total hutan tersebut. Luas kawasan yang diteliti adalah sebesar 18 ha dan jumlah plot yang dibuat sebanyak 360 plot. Sampling plot yang dibuat adalah berbentuk lingkaran dengan jari-jari 12,6 meter dan diameter 25,2 m dengan luasan plot lingkaran sebesar 0,05 ha. Pengamatan tumbuhan hias dilakukan secara eksploratif di dalam plot sepanjang jalur pengamatan.

100 m

Gambar 1. Desain Plot Tumbuhan Hias

Pengamatan tumbuhan hias dilakukan secara eksploratif di dalam plot sepanjang jalur pengamatan.Kegiatan identifikasi yang dilakukan pada tumbuhan hias dengan batasan yang diamati adalah dari warna dan bentuk daun serta batang yang tergolong tumbuhan hias. Kemudian ditentukan lokasi jalur (unit contoh) secara acak sebanyak 360 plot dimana pada setiap plot memiliki ukuran diameter sebesar 25,2 meter.

Intensitas sampling yang digunakan sebesar 0,5% dari seluruh luas hutan lumban julu. Data hasil pengukuran kemudian dicatat pada tallysheet yang telah disediakan sebelumnya. Kemudian data yang didapat dianalisis, dengan menghitung (1) kerapatan (ind/ha), (2) frekuensi, (3) indeks nilai penting (INP) dari masing-masing jenis, serta (4) Indeks keanekaragaman dari tiap ekosistem. Jenis tumbuhan hias yang belum dikenali selanjutnya dibawa ke laboratorium biologi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam untuk diidentifikasi.

D= 25,2 m 

 

L=0,05 ha 

(5)

 

Rumus-rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Kerapatan (K) =

contoh petak Luas

Individu

2. Kerapatan Relatif (KR) = 100%

jenis seluruh K total jenis suatu K 

3. Frekuensi (F) =

contoh petak sub seluruh spesies suatu ditemukan petak sub

4. Frekuensi Relatif (FR) = 100%

jenis seluruh total F jenis suatu F

5. Indeks Nilai Penting ( INP ) = Kerapatan Relatif + Frekuensi Relatif

Indeks Nilai Penting (INP) pada tingkat tumbuhan bawah (under stories), semai (seedling), dan pancang (sapling) dihitung dari nilai kerapatan relatif (KR) dan frekuensi relatif (FR) (Fachrul, 2007) :

INP = KR + FR

Keanekaragaman spesies ada indeks keanekaragaman yang dapat digunakan dalam analisis komunitas tumbuhan adalah indeks Shanon atau Shanon Indeks of General Diversity (H’) (Odum, 1993 dalam Indriyanto, 2006).

RumusIndeks Keanekaragaman Shanon-Wienner atau Shanon Indeks of General Diversity (H’)

H’ = - ∑ (ni/N) ln (ni/N) Keterangan :

H’ = indeks keanekaragaman Shannon-Wienner Ni = jumlah individu dari suatu jenis i

N = jumlah total individu seluruh jenis

(6)

 

a. Nilai H’ > 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek adalah melimpah tinggi;

b. Nilai H’ 1 < H’ < 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek sedang melimpah;

c. Nilai H’ < 1 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek adalah sedikit atau rendah.

(Indriyanto, 2006 ).

Analisis Sebaran Tumbuhan Hias

Untuk mengetahui pola sebaran jenis tumbuhan hias, data yang sudah diperoleh dari lapangan dianalisis dengan menggunakan rumus Indeks sebaran morisita (Id) (Elliott, 1977 dalam Panjaitan, 2012). Rumus untuk mencari sebaran jenis tumbuhan hias yang digunakan adalah :

Id = n .x (x-1) €x (€x-1)

Dimana : Id = Indeks sebaran morisita

n = jumlah petak pengambilan contoh x = jumlah individu

€x = jumlah total yang diperoleh

Elliott (1977) dalam Panjaitan (2012) menyatakan bahwa setelah nilai indeks sebaran Morisita diperoleh, maka kita dapat melihat pola sebaran jenis tumbuhan hias yang diperoleh, dimana :

(7)

 

Analisis Ekonomi Tumbuhan Hias

(8)

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Tumbuhan Hias yang Ditemukan di Hutan Lindung Lumban Julu Jenis-jenis tumbuhan hias yang ditemukan dari penelitian yang dilakukan di Hutan Lindung Lumban Julu ada 12 jenis tumbuhan.Jenis-jenis tumbuhan hias yang telah ditemukan dari penelitian yang dilakukan dideskripsikan sebagai berikut.

1. Anggrek macan/tebu (Grammatophyllum speciosum)

Klasifikasi ilmiah :Kingdom : Plantae, Divisi: Magnoliophyta, Kelas: Liliopsida, Ordo : Asparagales, Famili : Orchidaceae, Genus : Grammatophyllum,

Spesies : Grammatophyllum speciosum.

Ciri utama anggrek macan adalah ukurannya yang besar.Anggrek macan ini tumbuh di daerah naungan naungan pepohonan yang tinggi dan berada dalam kelembaban. Ciri lain anggrek macan ini adalah dalam setiap malai bisa memiliki puluhan, bahkan mencapai seratus kuntum bunga yang masing masing bunga berdiameter sekitar 10 cm. Bunga anggrek macan (Grammatophyllum speciosum) berwarna kuning dengan bintik-bintik berwarna coklat, merah atau merah kehitam-hitaman. Anggrek tebuatau yang sering disebut anggrek macan (Grammatophyllum speciosum) merupakan anggrek terbesar, paling besar dan paling berat diantara jenis-jenis anggrek lainnya. Dalam satu rumpun dewasa, anggrek tebu/anggrek macan mempunyai panjang malai hingga 3 meter dengan diameter malai sekitar 1,5-2 cm.

(9)

 

shannon-wiener adalah 0.19 menunjukkan tingkat keanekaragaman jenis ini masih tergolong rendah. Sedangkan indeks morisita pada jenis anggrek ini adalah 1.96 menunjukkan pola penyebaran anggrek jenis ini di hutan Lindung Lumban Julu berkelompok. Meskipun demikian jenis anggrek ini sangat berpotensi untuk dikembangkan agar dapat menjadi tanaman hias di perkarangan rumah. Tumbuhan jenis anggrek ini tergolong tumbuhan hias dapat terlihat dari warna daun yang indah dan tangkai daunnya yang memanjang. Jika ditinjau dari sisi ekonomi, jenis tumbuhan hias ini masih cukup langka dipasaran dan memiliki nilai jual lebih. Ini membuka peluang besar untuk masyarakat sekitar hutan Lindung Lumban Julu agar mengembangkan jenis tumbuhan hias ini.Tumbuhan hias jenis anggrek macan dapat dilihat pada Gambar 2.

(10)

 

2. Nampu ( Homalomena cordata )

Klasifikasi ilmiah :Kingdom : Plantae, Divisi: Magnoliophyta, Kelas: Liliopsida, Ordo: Arales, Famili : Araceae, Genus: Homalomena, Spesies:

Homalomena cordata

Nampu bisa ditemukan tumbuh liar di gunung, pinggiran sungai, tepi danau, atau ditanam sebagai tanaman obat dan tanaman hias pada tempat-tempat yang agak terlindung. Jenis Tumbuhan yang hidupnya lama ini mempunyai tinggi 50–100 cm. Berbatang bulat, tidak berkayu,, warnanya ungu kecokelatan, dan membentuk rimpang yang memanjang. Daun tunggal, tangkai panjangnya 50–60 cm, bulat berdaging. Helaian daun bentuknya bangun jantung, ujung runcing, pangkal rompang, tepi rata, kedua permukaan licin, pertulangan menyirip, panjang 70–90 cm, lebar 20–35 cm, dan berwarna hijau tua. Bunga majemuk berbentuk bongkol dan berwarna ungu, tumbuh diketiak daun, berkelamin dua, panjang 15–30 cm, dan tangkai berwarna ungu.Buah berbentuk bulat, kecil, dan berwarna merah.

(11)

 

Diitinjau dari segi ekonominya jenis tumbuhan ini tidak memiliki nilai jual yang cukup tinggi di pasaran karena keberadaannya yang bisa dijangkau di hutan ataupun di perkarangan liar.Tumbuhan hias jenis nampu dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Homalomena cordata

3. Cakar Ayam ( Selaginella sp )

Klasifikasi ilmiah :Kingdom : Plantae, Divisi: Pteridophyta, 

Kelas:Lycopodiinae, Ordo: Selaginellales, Famili: Selaginellaceae, Genus: Selaginella, Spesies : Selaginella sp

Tumbuhan cakar ayam memiliki batang tegak, tinggi 15-35 cm, akar keluar pada percabangan. Daunnya kecil-kecil, panjang 4-5 mm lebar 2 mm, bentuk jorong, ujung meruncing, pangkal rata, warna daun bagian atas hijau tua, bagian bawah hijau muda. Daun tersusun di kiri kanan batang induk sampai ke

(12)

 

percabangannya yang menyerupai cakar ayam dengan sisik-sisiknya(Dalimartha, 1999).

Cakar Ayam hidup pada hampir di seluruh hutan.Batang bulat, liat, bercabang-cabang, menggarpu, daun tunggal, tersusun dalam garis sepanjang batang, berhadapan, panjang 1-2 mm, halus dan hijau.Akar serabut, muncul dari batang yang berdaun dan berwarna coklat kehitaman (Hutapea, 1999).

Tumbuhan jenis ini sangat banyak dijumpai di hutan Lumban Julu. Indeks nilai penting (INP) jenis tumbuhan cakar ayam ini adalah 32,6 % menunjukkan yang paling dominan didapatkan di hutan Lindung Lumban Julu kabupaten Tobasa ini. Tetapi indeks shannon-wiener dari jenis tumbuhan hias ini adalah 0,33 yang menunjukkan tingkat keanekaragaman masih tergolong rendah.Sedangkan indeks morisitasnya adalah 15,5 dimana menunjukkan pola penyebaran jenis tumbuhan ini adalah berkelompok.

(13)

 

jenis tanaman hias ini yang bisa didapatkan dari sekitar hutan Lumban Julu.Tumbuhan jenis cakar ayam dapat dilihat pada Gambar 4. :

Gambar 4. Selaginella sp

4. Pakis Pohon (Cyathea sp.)

Klasifikasi ilmiah :Kingdom : Plantae, Divisi : Pteridophyta, Kelas: Pteridopsida, Ordo : Cyatheales, Famili: Cyatheaceae, Genus: Cyathea Spesies :

Cyathea sp

Tumbuhan paku, paku-pakuan, atau pakis-pakisan adalah sekelompok tumbuhan dengan sistem pembuluh sejati (Tracheophyta) tetapi tidak pernah menghasilkan biji untuk reproduksi seksualnya. Tumbuhan jenis paku ini kecenderungan ditemukan tumbuh di tempat-tempat yang tidak subur untuk pertanian. Total spesies yang diketahui sekitar 12.000 dengan perkiraan 1.300 sampai 3000 lebih spesies di antaranya tumbuh di kawasan Malesia (yang mencakup Indonesia).

(14)

 

Tumbuhan paku memiliki bentuk dan pertumbuhan yang beraneka ragam dan sangat menarik sehingga kebanyakan tumbuhan paku mendapat perhatian untuk dijadikan sebagai tanaman hias. Kecenderungan untuk menanam dan membudidayakan tumbuhan paku ini cukup baik(Wardah, 2000).

Hasil penelitian yang didapatkan di hutan Lumban Julu indek nilai penting (INP) dari jenis pakis pohon ini adalah 17.7 % dan indeks shannon-wiener pakis terdebut adalah 0.15, menunjukkan bahwa tingkat keanekaragamannya masih tergolong rendah di hutan Lindung Lumban Julu ini.Sedangkan indeks morisitas dari tumbuhan pakis ini adalah 0.98 dimana menunjukkan tingkat pola penyebarannya yang seragam di hutan Lindung Lumban Julu ini. Tumbuhan jenis pakis ini tergolong hias terlihat dari bentuk batang yang memanjang dan daunnya yang unik.

Pemanfaatan tumbuhan paku oleh manusia terbatas. Kebanyakan menjadi tanaman hias, sebagian kecil dimakan, sebagai tumbuhan obat, atau bahan baku untuk alat bantu kegiatan sehari-hari.Masyarakat daerah sekitar hutan Lumban Julu masih terlihat memanfaatkan jenis paku pakuan/pakis pakisan ini sebagai salah satu tanaman hias di perkarangan rumahnya.Ini terlihat dari responden yang mengaku kurang tertarik dengan tumbuhan jenis ini.

(15)

 

untuk dijadikan sebagai tanaman hias di perkarangannya.Dikarenakan tumbuhan hias ini juga masih memiliki daya tarik yang cukup baik untuk dijadikan tanaman hias rumahan.Tumbuhan jenis pakis pohon ini dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5.Cyathea sp.

 

5. Anggrek Dendrobium ( Dendrobium sp. )

Klasifikasi ilmiah :Kingdom : Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas: Monocotiledoneae, Ordo : Orchidales, Famili: Orchidaceae, Genus: Dendrobium, Spesies : Dendrobium sp.

Anggrek dendrobium ini merupakan tanaman dari keluarga Orchidaceae

banyak terdapat di Indonesia.Tanaman anggrek ini dapat tumbuh pada kelembaban antara 50-80 (Widiastoety, 2003).

Tanaman anggrek tersebar luas dari daerah tropis sampai daerahsubtropis.Anggrek ini dapat tumbuh pada dataran sedang mempunyai ketingian antara 500-1000 m dpldengan suhu pada siang hari 29-32o C dan pada malam hari 19-21o C( Pranata, 2005).

(16)

 

Tanaman anggrek akan tumbuh dengan baik jika kebutuhan airnya tercukupi. Sehingga dalam frekuensi dan banyaknya penyiraman sangat tergantung pada cuaca (suhu, angin, dan cahaya), jenis, ukuran tanaman, serta keadaan lingkungan tanaman.(Sutiyoso dan Sarwono, 2002).

Hasil penelitian yang didapatkan bahwa tumbuhan anggrek dendrobium

ini memiliki nilai indeks nilai penting (INP) 27 % dan indeks Shannon-wiener adalah 0.21 yang menunjukkan bahwa keberadaan anggrek dendrobium ini masih tergolong rendah di hutan Lindung Lumban Julu ini. Sedangkan indeks morisitasnya adalah 2.8 menunjukkan pola penyebaran yang berkelompok.. Ditinjau dari segi ekonominya jenis tumbuhan anggrek ini cukup tren di pasaran dan memiliki nilai pasar/jual cukup tinggi.Tumbuhan jenis anggrek dendrobium dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6.Dendrobium sp.

6. Anggrek Hitam(Coelogyne pandurata)

Klasifikasi ilmiah :Kingdom : Plantae, Divisi: Magnoliophyta, Kelas: Liliopsida, Ordo : Asparagalas, Famili: Orchidaceae, Genus: Coelogyne, Spesies:Coelogyne pandurata

(17)

 

Anggrek hitam (Coelogyne pandurata) adalah spesies anggrek yanghanya tumbuh di daerah tertentu di pulau Kalimantan.Walaupun demikian anggrek jenis ini masih bisa ditemui di hutan hutan alam Indonesia.Tumbuhan ini hidup bergerombol membentuk rumpun.Bagian pangkalnyamemiliki umbi yang berbentuk bulat telur agak pipih, dengandua helai daun elips yang menjulang ke atas.Setiap bulb hanya memilikidua lembar daun saja.Kebanyakan orang mengira bahwa bunga anggrekhitam berwarna hitam secara keseluruhan.Tetapi kenyataannyatidaklah demikian.

Bunga anggrek hitam berbentuk tangkai denganjumlah kuntum bunga antara 5-10 kuntum per tangkai.Warna bunganyadidominasi oleh warna hijau kekuningan pada bagian kelopakdan mahkotanya dan bagian bibir bunga berwarna hitam yang bagiandalamnya terdapat bintik-bintik warna hitam dengan kombinasi garisgarishitam.Batangnya membentuk umbi semu, bundar panjang, pipih dengan panjang 10-15 cm. Daunnya berbentuk lonjong, belipat-lipat panjang mencapai 40 cm dan lebar 10 cm ( Harianto, 2010 ).

Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata) termasuk tumbuhan yang dilindungi undang-undang, Sebagaimana tertuang dalam Lampiran PP No. 7 Tahun 1999, dan ada kententuan dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1990.Anggrek hitamdijadikan sebagai maskot flora di provinsi Kalimantan Timur karenakeindahan dan keunikannya.

(18)

 

Lumban Julu masih tergolong rendah. Sedangkan indeks morisitasnya adalah 1.5 yang menunjukkan bahwa pola penyebaran jenis anggrek hitam di hutan Lindung Lumban Julu ini berkelompok. Dari hasil yang didapatkan jenis tumbuhan hias jenis anggrek hitam ini masih belum banyak diketahui oleh masyarakat sekitar hutan Lindung Lumban Julu.

Hasil wawancara yang didapatkan juga mengatakan hampir tidak mengetahui akan anggrek hitam tersebut. Masyarakat masih mengetahui jenis angrek yang sudah familiar di pasaran. Dari segi ekonominya jenis tumbuhan hias anggrek hitam ini di pasaran juga tergolong cukup rendah dikarenakan anggrek jenis ini masih kalah tren oleh anggrek jenis lainnya di pasaran.Tumbuhan hias jenis anggrek hitam ini dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7.Coelogyne pandurata

7. Hariang ( Begonia robusta BI )

Klasifikasi ilmiah :Kingdom : Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo : Cistales, Famili: Begoniaceae, Genus: Begonia Spesies:

(19)

 

Begonia pada dasarnya merupakan tanaman yang dapat tumbuh alami di berbagai daerah, termasuk yang beriklim tropis seperti Indonesia. Perkembangan Begonia di Indonesia masih belum secemerlang tanaman hias lain. Tampilan daun tanaman yang satu ini begitu dekoratif.Bukan hanya bentuk daunnya yang sangat beragam, warnanya pun bermacam-macam. Bunga-bunga begonia juga beragam pada tiap jenis yaitu pink, putih, ungu muda, hingga oranye.

Kegunaan Begonia selain sebagai tanaman hias, beberapa jenis begonia berakar rimpang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat untuk menyembuhkan demam dan sifilis (penyakit raja singa).Seluruh bagian tanaman begonia mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.Daun dan batang begonia dapat

dimakan dan sekaligus merupakanobat. Berdasarkan literature kandungan tanaman hariang beureummengandungsenyawa bahan alam dari golongan terpenoid kususnya triterpen. Kandungansenyawa tersebut memiliki keaktifan sebagai anti kanker. Peneliti berusahauntuk menghadiran cincau yang berasal dari daun hariang beureum karena cincau sudah banyak diterima di masyarakat(Prakash, 2001).

(20)

 

memanfaatkan jenis tumbuhan ini.Hal ini dikarenakan karena jarangnya dijumpai jenis tumbuhan ini di Hutan Lindung Lumban Julu. Tumbuhan ini tergolong hias terlihat dari bulu daunnya yang berbulu halus dan warna daun yang mencolok. Dari segi ekonominya tumbuhan jenis hariang ini juga belum tergolong tumbuhan yang familiar di pasaran dikarenakan masyarakat umum masih kurang menyukai akan tumbuhan jenis hariang ini untuk dijadikan tanaman hias sekitar rumah atau perkarangannya.Tumbuhan jenis hariang ini dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Begonia robusta BI

8. Keras Tulang ( Clhoranthus officinalis Bl ) 

Klasifikasi ilmiah :Kingdom : Plantae, Divisi : Magnoliophyta, Kelas: Magnoliopsida, Ordo : Malpighiales, Famili : Euphorbiaceae, Genus : Chloranthus, Spesies: Chloranthus officinalis Bl

Tumbuhan Keras Tulang adalah salah satu tumbuhan yang jarang dijumpai oleh masyarakat. Habitat tumbuhnya yang ada di hutan membuat tumbuhan ini menjadi salah satu tumbuhan yang sulit ditemukan. Daunnya mengkilat, menyala

(21)

 

jika sinar matahari jatuh ke atasnya, bunganya putih, bulat-bulat kecil, dan bagian batangnya berbuku-buku dengan jarak antara buku yang satu dengan yang lain tidak sama. Keras Tulang (Chloranthus Officinalis), Barau-Barau (Bahasa Filipina), ternyata dapat tumbuh dengan subur di hutan. Sebahagian masyarakat yang menanamnya sebagai tumbuhan pagar kebun, karena tanaman ini sepertinya tidak dapat hidup di daerah yang terbuka dan tumbuh dengan baik dibawah naungan pepohonan lain, tidak terkena sinar matahari langsung ( Windarto, 2013 ).

(22)

 

Gambar 9. Clhoranthus officinalis Bl

9. Hedychium cylindricum Ridl

Klasifikasi ilmiah :Kingdom : Plantae, Divisi: Magnoliophyta, Kelas:Magnoliopsida, Ordo : Zingiberales, Famili : Zingiberaceae, Genus

: Hedychium Spesies : Hedychium cylindricum Ridl

Tumbuhan jenis zingiberacea ini tumbuh di daerah pedalaman hutan.Daerah tempat tumbuhnya adalah di sekitar pepohonan yang tidak terlalu tertutupi oleh sinar matahari.Tumbuhan zingiberaceae adalah tergolong tumbuhan yang unik dan jarang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk dijadikan sebagai tumbuhan hias.Tumbuhan jenis ini juga memiliki habitat tumbuh di berbagai tempat di Indonesia.

Tumbuhan ini berbunga bisexual, sangat harum, berwarna putih, kuning atau merah; kelopak bentuk tabung, mahkota bentuk tabung, biasanya lebih panjang daripada kelopak dan bractea, bercuping 3. Buah bundar hingga bulat telur. Biji dengan selaput biji ( Ibrahim, 2015 ).

(23)

 

Hasil penelitian yang ditemukan di hutan Lindung Lumban Julu bahwa indeks nilai penting (INP) tumbuhan jenis Hedychium cylindricum Ridl ini adalah 9.4% dan indeks shannon-wiener adalah 0.14 menunjukkan bahwa tumbuhan hias jenis ini memiliki keanekaragaman yang tergolong masih rendah di hutan Lindung Lumban Julu. Sedangkan indeks morisitasnya adalah 0.92 menunjukkan bahwa pola penyebaran dari tumbuhan Hedychium cylindricum Ridl ini adalah seragam. Tumbuhan ini tergolong tumbuhan hias terlihat dari warna bunga yang terdapat pada ujung batangnya.

Hasil yang didapatkan bahwa ditinjau dari segi ekonominya tumbuhan jenis ini masih belum memiliki nilai jual yang tinggi di pasaran.Tumbuhan jenis zingiberaceae dapat dilihat pada Gambar 10.

  Gambar 10. Hedychium cylindricum Ridl 10.Paku Pakuan ( Antrophyum parvulumBlume)

Klasifikasi ilmiah :Kingdom : Plantae, Divisi: Pteridophyta, Kelas:Pteridopsida, Ordo : Polypodiales, Famili : Pteridaceae, Genus : Antrophyum, Species : Anthrophyum parvulum Blume

(24)

 

Tumbuhan jenis paku-pakuan ini yaitu pada akar, bentuknya tertutup rapat berfungsi untuk menyimpan air.akarnya hanya berupa riziod, berbatang kecil dan umumnya berwarna hijau kerana memiliki klorofil sehingga dapat membantu proses fotosintesis. Pada batang, kulit batang berwarna hijau daun cemara dan batang sampai dengan 3 cm. Sedangkan daun berukuran luas dan memanjang terdapat vena sampai ujung daun( Tropicos, 2009 ).

(25)

 

untuk tidak memanfaatkan tumbuhan ini. Tumbuhan Tumbuhan jenis paku-pakuan ini dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Antrophyum parvulum Blume

11.Paku Sarang Burung ( Asplenium nidus )

Klasifikasi ilmiah :Kingdom : Plantae, Divisi: Pteridophyta, Kelas: Pteridopsida,Ordo : Polypodiales, Famili : Aspleniaceae, Genus : Asplenium, Spesies : Asplenium nidus

Paku sarang burung (Asplenium nidus) merupakan jenis tumbuhan paku populer sebagai tanaman hias halaman.Tumbuhan ini mempunyai habitat yang cukup luas di daerah hutan.Hidupnya menumpang pada pepohonan yang lembab. Paku ini mudah dikenal karena tajuknya yang besar, entalnya dapat mencapai panjang 150 cm dan lebar 20 cm, menyerupai daun pisang.

Peruratan daun menyirip tunggal. Warna helai daun hijau cerah, dan menguning bila terkena cahaya matahari langsung.

(26)

 

Tumbuhan paku jenis Asplenium diantaranya mempunyai bentuk yang menarik sehingga bagus untuk dijadikan sebagai tanaman hias. Selain sebagai tanaman hias, dari segi obat-obatan tradisional pun tidak luput dari kehidupan manusia.Batang tumbuhan yang tumbuh baik dan yang sudah keras, diperuntukkan untuk berbagai keperluan. Tidak jarang sebagai tiang rumah, paku dipakai untuk pengganti kayu, batang paku diukir untuk dijadikan patung-patung yang dapat ditempatkan di taman. Kadang-kadang dipotong-potong untuk tempat bunga, misalnya tanaman anggrek (Sastrapradja dan Afriastini, 1979).

Hasil penelitian yang didapatkan di hutan Lindung Lumban Julu bahwa indeks nilai penting( INP ) dari tumbuhan jenis Asplenium ini adalah 12.3 % dan indeks Shannon-wiener adalah 0.16 menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman dari tumbuhan Asplenium ini masih tergolong rendah pertumbuhannya di hutan Lindung Lumban Julu. Sedangkan indeks morisitas dari tumbuhan Asplenium adalah 0.16 menunjukkan pola penyebaran jenis Asplenium di hutan Lindung Lumban Julu adalah berkelompok.Tumbuhan jenis pakuan ini tergolong tumbuhan hias dapat dilihat dari bentuk daun yang unik dan memanjang.Dari data yang didapatkan bahwa masyarakat sekitar hutan Lindung Lumban Julu juga terlihat masih sangat jarang memelihara tanaman jenis pakuan ini untuk dijadikan tanaman hias. Dan kebanyakan masyarakat belum menyadari akan potensi yang sangat tinggi dari tumbuhan pakuan ini untuk dijadikan tanman hias.

(27)

 

mudah terbakar karena kandungannya akan minyak, sehingga dapat digunakan untuk menghasilkan kilat panggung (Polunin, 1990). Tumbuhan hias jenis paku sarang burung ini dapat dilihat pada Gambar 12.

  Gambar 12. Asplenium nidus

12.Philodendron ( Philodendron sagittifolium liebm)

Klasifikasi ilmiah :Kingdom : Plantae, Divisi: Magnoliophyta, Kelas: Liliopsida, Ordo : Arales, Famili : Araceae, Genus : Philodendron, Spesies :

Philodendron sagittifolium liebm

Philodendronadalah tumbuhan yang banyak dijumpai di hutan tropis seperti di Indonesia.Biasanya tumbuh di tempat-tempat yang lembap, di rawa, pada tepi sungai, maupun di pinggir jalan.Tumbuhan jenis philodendron ini memiliki hábitat yang cukup tinggi di daerah hutan lindung Lumban Julu.Warna daun hijau tua dan terang, akar tunggang dan batang warna coklat. Philodendron ternyata termasuk dalam kelompok tanaman beracun(Lie Didik Setiawan dan Agus Andoko, 2007).

(28)

 

Hasil pengamatan di hutan Lindung Lumban Julu didapatkan bahwa indeks nilai penting (INP) dari tumbuhan jenis philodendron ini adalah 9.9% dan indeks Shannon-wiener adalah 0.14 menunnjukkan bahwa keanekaragaman tumbuhan jenis philodendron di hutan Lindung Lumban Julu tergolong rendah. Sedangkan indeks morisitas tumbuhan jenis philodendron sagittifolium ini adalah 1.12 menunjukkan bahwa pola penyebaran tumbuhan ini di hutan Lindung Lumban Julu berkelompok.

Hasil yang didapatkan bahwa ditinjau dari segi ekonominya dan dari segi bisnis, kondisi pasar philodendron termasuk stabil.Ini sangat memungkinkan bila masyarakat sekitar hutan Lindung Lumban Julu memanfaatkannya untuk dijadikan tanaman hias.Tumbuhan hias jenis philodendron ini dapat dilihat pada Gambar 13.

(29)

 

Analisis Keanekaragaman Hayati

Analisis Keanekaragaman Hayati tumbuhan hias yang ditemukandi Hutan Lindung Lumban Julupada penelitian initerdapat pada Tabel 1.

Tabel 1.DataAnalisisVegetasi Tumbuhan Hias di Hutan Lindung Lumban Julu No.JenisNama Latin K KR F FR INP

( Ind/Ha) ( %) (%)

1Anggrek macan Grammatophyllum speciosum 0.84 7.4 0.2 6.1 13.5 2Nampu Homalomena cordata 1.13 9 0.3 8.82 17.82 3Cakar Ayam Selaginella sp. 2.37 20.2 0.4 12.4 32.6 4Pakis Pohon Cyathea sp. 0.6 5.2 0.47 12.5 17.7 5Dendrobium Dendrobium sp. 1.02 9 0.68 18 27 6Anggrek Hitam Coelogyne pandurata 0.76 6.6 0.18 4.7 11.3 7Hariang Begonia robusta BI 0.97 8.5 0.32 8.85 17.4 8Keras Tulang Clhoranthus officinalis B l1.04 9 0.37 10 19 9 Zingiberaceae Hedychium cylindricum Ridl 0.58 5.1 0.16 4.3 9.4 10Paku Pakuan Antrophyum parvulum Blume 0.68 6 0.17 4.5 10.5 11 Sarang Burung Asplenium nidus 0.78 6.9 0.21 5.4 12.3 12Philodendron Philodendron sagittifolium 0.64 5.6 0.16 4.3 9.9

Jumlah 11.41 100 3.62 100 200

(30)

 

Frekuensi terbesar ditemukan pada jenisDendrobium ( Dendrobium sp.) dari 360 plot yang diamati. Jenis ini adalah yang memiliki nilai frekuensi tertinggidari 12 jenis tumbuhan hias yang ditemukan, sehingga dapat dianggap jenis yang tersebar luas pada hampir seluruh hutan Lindung Lumban Julu. Nilai frekuensi suatu jenis dipengaruhi secara langsung oleh pola distribusinya ( Greig-Smith, 1983 ).

(31)

 

Indeks Shannon-Wiener

[image:31.612.135.510.214.405.2]

Indeks Shannon-wiener merupakan tingkatan pengukuran indeks keanekaragaman hayati suatu spesies yang didapatkan dari berbagai jenis tumbuhan hias yang ditemukan.Data indeks keanekaragaman Shannon-wiener tumbuhan hias di hutan lindung Lumban Julu dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2.Indeks Shannon-Wiener Tumbuhan Hias di Hutan Lindung Lumban Julu No. Jenis Nama Latin ( H’) 1 Anggrek macan Grammatophyllum speciosum 0.19

2 Nampu Homalomena cordata 0.22

3 Cakar Ayam Selaginella sp. 0.33

4 Pakis Pohon Cyathea sp. 0.15

5 Dendrobium Dendrobium sp. 0.21

6 Anggrek Hitam Coelogyne pandurata 0.18

7 Hariang Begonia robusta BI 0.21

8 Keras Tulang Clhoranthus officinalis Bl 0.21 9 Zingiberaceae Hedychium cylindricum Ridl 0.14 10 Paku Pakuan Antrophyum parvulum Blume 0.16

11 Paku Sarang Burung Asplenium nidus 0.16

12 Philodendron Philodendron sagittifolium 0.14

Hasil penelitian yang dilakukan di hutan Lindung Lumban Julu Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir didapatkan bahwa 12 jenis tumbuhan yang ditemukan memiliki tingkat keanekaragaman yang tergolong rendah karena memiliki nilai H’ < 1.

Menurut indeks Shannon-wiener Besarnya indeks keanekaragaman jenis menurut Shannon-Wiener didefenisikan sebagai berikut :

d. Nilai H’ > 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek adalah melimpah tinggi;

(32)

 

f. Nilai H’ < 1 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek adalah sedikit atau rendah.

(Indriyanto, 2006 ).

Indeks Morisitas

[image:32.612.132.515.282.471.2]

Indeks morisitas menunjukkan pola penyebaran setiap jenis tumbuhan hias yang didapatkan.Indek morisitas tumbuhan hias di hutan lindung Lumban Julu dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3.Indeks Morisitas Tumbuhan Hias di Hutan Lindung Lumban Julu

No. Jenis Nama Latin ( Id ) 1 Anggrek macan Grammatophyllum speciosum 1.96*

2 Nampu Homalomena cordata 3.49*

3 Cakar Ayam Selaginella sp. 15.5*

4 Pakis Pohon Cyathea sp. 0.98 **

5 Dendrobium Dendrobium sp. 2.8 *

6 Anggrek Hitam Coelogyne pandurata 1.5*

7 Hariang Begonia robusta BI 2.6*

8 Keras Tulang Clhoranthus officinalis Bl2.9* 9 Zingiberaceae Hedychium cylindricum Ridl 0.92** 10 Paku Pakuan Antrophyum parvulum Blume 1.2*

11 Paku Sarang Burung Asplenium nidus 1.6*

12 Philodendron Philodendron sagittifolium 1.12*

Keterangan :

* = pola penyebaran Berkelompok ** = pola penyebaran Seragam

(33)

 

hutan lindung Lumban Julu. Sedangkan jenis tumbuhan yang lainnya memiliki pola penyebaran yang berkelompok.

Pola penyebaran tumbuhan hias seragam menunjukkan bahwa tumbuhan hias tersebut ditemukan hampir di seluruh plot.Sedangkan pola penyebaran tumbuhan hias berkelompok menunjukkan bahwa tumbuhan hias tersebut hanya ditemukan di sebahagian plot tertentu.Menurut Panjaitan (2012) bahwa pola penyebaran tumbuhan hias yang ditemukan ditentukan dari perhitungan jumlah suatu spesies terhadap jumlah total individu seluruh jenis.

Analisis Ekonomi Tumbuhan Hias

[image:33.612.133.510.399.594.2]

1. Hasil analisis harga berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap 12 jenis tumbuhan hias yang didapatkan di hutan lindung Lumban Julu terdapat pada tabel 4.

Tabel 4. Analisis harga tumbuhan hias di hutan lindung Lumban Julu

No.Jenis Nama Latin Satuan Harga Harga( Rp) 1Anggrek macan Grammatophyllum speciosum Pot 500.000 2Nampu Homalomena cordata - - 3Cakar Ayam Selaginella sp. Pot/gross 27.000 4Pakis Pohon          Cyathea sp. Batang/kg 33.000 5Dendrobium Dendrobium sp. Pot 90.000 6Anggrek Hitam Coelogyne pandurata Kg 260.000  7Hariang Begonia robusta BI Pot 50.000 8Keras Tulang Clhoranthus officinalisBl - - 9 Zingiberaceae Hedychium cylindricum Ridl Pot/Kg 20.000 10Paku Pakuan Antrophyum parvulum Blume -11Paku Sarang Burung Asplenium nidus Pot/Kg 75.000 12Philodendron Philodendron sagittifolium Pot 55.000

  Hasil yang didapatkan pada tabel 4 yaitu harga tertinggi tumbuhan hias

(34)

 

terendah terdapat pada tumbuhan hias Zingiberacea ( Hedychium cylindricumRidl ) dengan harga sebesar Rp.20.000.

Hasil yang diperoleh pada tabel 4 yaitu terdapat beberapa tumbuhan hias yang tidak memiliki satuan harga yang tetap.Hal ini dikarenakan tumbuhan tersebut merupakan tumbuhan hias yang tidak umum dipasarkan dan tumbuhan hias tersebut tergolong tumbuhan yang baru di hutan lindung Lumban Julu sehingga masyarakat sekitar kurang mengetahui kisaran harga untuk tumbuhan hias tersebut.Selain itu tumbuhan hias yang tidak memiliki harga satuan tetap juga adalah tumbuhan yang kurang diminati dan disukai oleh para pemelihara dan pengguna tumbuh-tumbuhan hias, sehingga jenis tumbuhan hias tersebut masih kurang familiar di kalangan pengguna tumbuhan hias.Masyarakat juga belum terlalu aktif dalam mengetahui jenis tumbuhan hias yang baru.Sehingga tren tumbuhan hias yang tidak memiliki satuan harga tersebut menjadi kurang bersaing di kalangan pemasaran tumbuhan hias.

(35)

 

[image:35.612.136.508.164.359.2]

2. Hasil analisis harga per hektar berdasarkan perhitungan yang dilakukan terhadap 12 jenis tumbuhan hias yang didapatkan di hutan lindung Lumban Julu terdapat pada tabel 5.

Tabel 5. Analisis harga tumbuhan hias per hektar di hutan lindung Lumban Julu No.Jenis Nama Latin Jumlah Rp/ha 1Anggrek macan Grammatophyllum speciosum 423 11.750.000

2Nampu Homalomena cordata 565-

3Cakar Ayam Selaginella sp. 1189 1.783.500 4Pakis Pohon       Cyathea sp. 300 550.000 5Dendrobium Dendrobium sp. 5132. 565.000 6Anggrek Hitam Coelogyne pandurata 380 5.488.888  7Hariang Begonia robusta BI 488 1.355.555 8Keras Tulang Clhoranthus officinalis Bl 521-

9 Zingiberaceae Hedychium cylindricum Ridl 291 323.333 10Paku Pakuan Antrophyum parvulum Blume 343 -11 Paku Sarang Burung Asplenium nidus 393 1,637.500 12Philodendron Philodendron sagittifolium 320 977.777

Hasil perhitungan data yang diperoleh pada tabel 5 adalah bahwa harga tumbuhan hias tertinggi per hektar terdapat pada jenis Anggrek macan

(Grammatophyllum speciosum ) dengan total harga per hektar adalah Rp. 11.750.000 sedangkan harga tumbuhan hias terendah per hektar terdapat pada jenis Hedychium cylindricum Ridl dengan harga per hektar Rp. 323.333. Beberapa tumbuhan hias tidak memiliki harga satuan per hektar dikarenakan tumbuhan tersebut masih tergolong tumbuhan baryu di hutan lindung Lumban Julu. Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa keanekaragaman jenis tumbuhan hias di hutan lindung Lumban Julu masih tergolong rendah.

(36)

 

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Ditemukan sebanyak 12 jenis tumbuhan hias di hutan lindung lumban Julu yaitu Anggrek macan/tebu, nampu, cakar ayam, pakis pohon, dendrobium, anggrek hitam, hariang, keras tulang, zingiberaceae, paku-pakuan, paku sarang burung dan philodendron.

2. Indeks keanekaragaman tertinggi terdapat pada jenis tumbuhan hias cakar ayam (Selaginellasp) yaitu sebesar 32,6%. Sedangkan indeks keanekaragaman terendah terdapat pada jenis tumbuhan hias Hedychium cylindricum Ridl yaitu sebesar 9,4%.

3. Jenis tumbuhan hias yang memiliki harga tertinggi dan paling diminati di pasaran adalah jenis anggrek macan ( Grammatophyllum speciosum ). Sedangkam jenis tumbuhan hias yang memiliki harga terendah dan kurang diminati adalah jenis cakar ayam ( Selaginella sp. ).

Saran

(37)

 

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Hias

Tanaman hias adalah tanaman bunga-bungaan atau segala bentuk tanaman yang

menghasilkan bunga (organ generatif).Sejalan dengan perkembangan jaman dan

kemajuan keberadaban manusia, tanaman hias diartikan sebagai segala jenis tanaman

yang memiliki nilai hias (bunga, batang, tajuk, cabang, daun, akar, aroma) yang

menimbulkan kesan indah (artistik) atau kesan seni.Pada mulanya bunga potong

ditujukan untuk kuntum bunga (organ generatif) beserta tangkainya atau sedikit cabang

(terlepas dari tanaman induknya) yg dimanfaatkan sebagi bahan hiasan maupun kegunaan

yang lebih luas lainnya (Acquaah, 2002).

Tanaman hias dan bunga memberikan jasa atau manfaat yang amat besar bagi

kehidupan manusia.Akhir akhir ini bunga dijadikan pengharum, kerajinan, makanan dan

ramuan obat.Tanaman hias dimanfaatkan sebagai penyaman dan pengindah lingkungan

hidup disamping potensial untuk dijadikan komoditas perdagangan antar negara di dunia

(Rukmana, 1997).

Tanaman hias berdasarkan morfologi dapat diklasifikasikan menjadi golongan

herba dan golongan tanaman hias berkayu antara lain sebagai berikut :1.Golongan Herba

Tanaman hias herba adalah tanaman yang batangnya tidak berkayu, pada umumnya jenis

ini banyak digunakan untuk tanaman indoor. Kelompok herba ini dapat dikelompokkan

lagi, yaitu:

a. Siklus hidup

a. Annual (semusim) adalah tanaman hias yang siklus hidupnya kurang dari

setahun.

b. Biannual adalah tanaman hias yang pertumbuhan vegetatifnya terjadi pada

tahun pertama dan masa reproduktifnya (berkembang biak) pada tahun

(38)

 

c. Perenial (tahunan) adalah tanaman hias yang siklus hidupnya sangat panjang.

Salah satu contoh tanaman hias kelompok ini adalah adalah lidah mertua

(Sansevieria spp).

b. Berdasarkan fungsi

a. Bedding Plant merupakan tanaman pelindung tanaman lainnya. Contohnya

adalah: Petunia spp, dan marigold (Tagetes spp).

b. Hanging plant (tanaman gantung), tanaman hias yang penanamannya

dalam pot gantung misalnya geranium, pakis.

c. Houseplant merpakan tanaman indoor atau tanaman rumah. Misalnya adalah

lidah mertua (Sansevieria spp ).

2. Golongan Tanaman Hias Berkayu

Tanaman hias kelompok ini berbeda dalam ukuran dan pola pertumbuhannya.Beberapa

jenis dapat menggugurkan daunnya jika terjadi perubahan cuaca, yang disebut decidous,

dan kelompok kedua adalah tanaman yang tidak menggugurkan daunnya

disebut evergreen.Kelompok tanaman hias berkayu ini ada yang

berbentuk semak, menjalar, ataupun pohon. Tanaman berkayu dapat digabungkan

penanamannya dengan kelompok herba

(Octora, 2014).

Pembudidayaan tanaman hias dapat dilakukan secara generatif maupun

vegetatif.Langkah langkah pembudidayaan yang dapat dilakukan adalah melakukan

penyediaan media tanam, penyiraman tanaman, pemupukan, penempatan tanaman pada

lingkungan yang sesuai dan menjaga kesehatan tanaman/keindahan tanaman (Sukarsa,

2013).

Potensi Ekonomi Tumbuhan Hias

Selama ini telah dikenal banyak terdapat jenis tumbuhan liar yang dikemudian

hari mempunyai nilai ekonomi tinggi karena dapat memenuhi kebutuhan

(39)

 

pengembangan tanaman hias di dalam negeri.Dengan ketersediaan tenaga kerja yang

memadai, pembangunan industri tanaman hias dapat diarahkan pada industri kerakyatan

yang berdaya saing. Di sisi lain prospek pasar dalam dan luar negari sangat cerah seiring

dengan meningkatnya kesejahteraan, tumbuhnya industri pariwisata dan berkembangnya

tuntutan keindahan lingkungan sekitar (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2005).

Hutan Lindung Kecamatan Lumban Julu

Hutan lindung (protected forest) adalah suatu kawasan hutan yang telah

ditetapkan oleh pemerintah atau kelompok masyarakat tertentu untuk dilindungi, agar

fungsi-fungsi ekologisnya terutama menyangkut tata air dan kesuburan tanah tetap dapat

berjalan dan dinikmati manfaatnya oleh masyarakat di sekitarnya. Undang-undang RI no

41/1999 tentang Kehutanan menyebutkan : “Hutan lindung adalah kawasan hutan yang

mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk

mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan

memelihara kesuburan tanah”. Dari pengertian di atas tersirat bahwa hutan lindung dapat

ditetapkan di wilayah hulu sungai (termasuk pegunungan di sekitarnya) sebagai wilayah

tangkapan hujan (catchment area), di sepanjang aliran sungai bilamana dianggap perlu, di

tepi-tepi pantai (misalnya pada hutan bakau), dan tempat-tempat lain sesuai fungsi yang

diharapkan (Sabiet, 2010).

Kabupaten Toba Samosir adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia.Ibukota kabupaten ini terletak di Balige.Kabupaten ini

memiliki luas wilayah 2.021,80 km2 dengan total penduduk 173.129 jiwa.Wilayah

kabupaten Toba Samosir berada pada ketinggian 300-2200 meter di atas

permukaan laut.Keadaan permukaan tanah (topografi) wilayah Kabupaten Toba

Samosir sebagian besar adalah berbentuk daerah wilayah yang bergunung dan

dataran rendah serta disusul dengan wilayah berbukit dan yang landai (43%

(40)

 

dan berada pada wilayah gempa tektonik dan vulkanik. Sesuai dengan letak

geografis, kabupaten Toba Samosir yang berada di garis Khatulistiwa.

Kabupaten Toba Samosir tergolong ke dalam daerah beriklim tropis basah

dengan suhu berkisar antara 17°C - 29°C dan rata-rata kelembaban udara 85,04%.

Kabupaten ini memiliki 16 kecamatan termasuk di dalamnya kecamatan Lumban

Julu.Seluruh kawasan kecamatan Lumban Julu yang luasnya 3671 hektare itu

termasuk didalamnya adalah hutan Lindung Lumban Julu. Posisi geografis

Kecamatan Lumban Julu terletak antara 2°29’-2°39’ LU dan 99°02’-99°15’ BT

serta berada sekitar 1200 meter di atas permukaan laut dengan luas wilayahnya

89,9 km². Kecamatan ini di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten

Simalungun dan Kabupaten Asahan, di sebelah selatan berbatasan dengan Danau

Toba, di sebelah barat berbatasan dengan Danau Toba dan Kecamatan Ajibata

serta di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Asahan dan Kecamatan

Bonatua Lunasi (Badan Pusat Statistika Kabupaten Toba Samosir, 2013).

 

 

 

 

 

(41)

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak keanekaragaman hayati

terutama keanekaragaman tumbuhan hias.Beranekaragam flora dan fauna ada di

Indonesia dan sebagian bersifat endemik atau sangat khas dan hanya terdapat di daerah

tertentu saja.Menurut Renstra Direktorat Jenderal Holtikultura (2015) geografi Indonesia

yang berada dijalur khatulistiwa memberikan keunggulan komparatif karena lingkungan

yang kondusif bagi pertumbuhan keanekaragaman hortikultura. Keanekaragaman hayati

tersebut mempunyai berbagai fungsi antara lain sebagai penunjang kehidupan manusia.

Tanaman Hias adalah segala jenis tanaman yang memiliki nilai hias (bunga,

batang, tajuk, cabang, daun, akar, aroma dsb) yang menimbulkan kesan indah (artistic)

atau kesan seni. Tanaman hias terdiri dari tanaman hias pot, tanaman hias potong,

tanaman hias daun dan tanaman hias lansekap/taman( Dinas Pertanian Tanaman Pangan,

2014 ).

Setiap daerah memiliki jenis tumbuhan hias yang berbeda dengan daerah

lainnya. Oleh sebab itu perlu dilakukan kegiatan eksplorasi untuk mengetahui jenis

endemik dan keanekaragaman tumbuhan hias pada satu daerah tertentu.Tujuan suatu

ekplorasi plasma nutfah adalah untuk memperkenalkan keragaman genetik koleksi

plasma nutfah yang sudah ada ( Tendaet all, 2010 ).

Identifikasi jenis tumbuhan hias dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui secara pasti identitas suatu spesies yang termasuk ke dalam golongan

tumbuhan hias.Identifikasi jenis tumbuhan hias ini dilakukan untuk

mengembangkan dan meningkatkan potensi tumbuhan hias sehingga dapat

dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai nilai keindahan/estetika selain memberikan

(42)

 

Keanekaragaman tumbuhan hias di hutan Lumban Julu masih banyak yang

belum tereksplorasi .Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin melakukan kegiatan

eksplorasi dan identifikasi jenis tumbuhan hias di Hutan Lumban Julu Kabupaten

Toba Samosir.Diharapkan penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk mengetahui

keanekaragaman tumbuhan hias yang terdapat di daerah tersebut.

Tujuan Penelitian

1. Identifikasi jenis tumbuhan hias di Hutan Lindung Lumban Julu.

2. Analisis keanekaragaman hayati tumbuhan hias di Hutan Lindung Lumban

Julu.

3. Analisis ekonomi tumbuhan hias di Hutan Lindung Lumban Julu.

Manfaat Penelitian

Sebagai bahan informasi dan dokumentasi untuk pengguna baik bagi pengusaha,

instansi maupun masyarakat umum yang terkait dengan karakteristik tumbuhan

hias.Selain itu, sebagai sumber informasi tentang penyebaran tumbuhan hias.

Batasan Penelitian

Batasan penelitian yang akan dilakukan pada tumbuhan hias adalah dengan

melakukan pengamatan pada bagian bunga dan keunikan daun serta batang untuk

selanjutnya akan diidentifikasi.

 

 

 

(43)

 

ABSTRAK

GENHARD SINAGA : Eksplorasi Tumbuhan Hias Di Hutan Lindung

Desa Lumban Julu Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir

Sumatera Utara. Dibimbing oleh Yunus Afifudin, S.Hut.,M.Si dan

Lamek M.Phil.,Ph.D.

Indonesia

merupakan

negara yang memiliki banyak

keanekaragaman hayati, salah satunya adalah tumbuhan hias.

Tumbuhan hias merupakan segala jenis tanaman yang memiliki nilai

hias yang menimbulkan kesan indah atau kesan seni. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi jenis tumbuhan

hias di hutan lindung desa lumban julu kecamatan lumban julu

kabupaten toba samosir. Metode penelitian yang digunakan adalah

metode sampling plot dengan jari jari 12,6 meter dan diameter 25,2

meter dengan luasan plot lingkaran sebesar 0,05 ha. Hasil penelitian

adalah didapatkan 12 jenis tumbuhan hias didaerah hutan lindung

lumban julu dengan INP terbesar terdapat pada jenis Cakar Ayam

(

Selaginella sp

) yaitu 32,6% dan terkecil terdapat pada jenis

Hedychium cylindricum

Ridl yaitu 9,4%. Indeks Shanon-wiener yang

didapatkan dari 12 jenis tumbuhan hias adalah < 1, menunjukkan

tingkat keanekaragaman hayati rendah. Analisis ekonomi yang

didapatkan bahwa analisis harga per hektar tertinggi terdapat pada

jenis Anggrek macan yaitu Rp.11.750.000 dan terkecil terdapat pada

jenis Pakis pohon yaitu Rp.550.000.

(44)

 

ABSTRACT

GENHARD SINAGA : The exploration of ornamental plant in

protected forest of lumban julu district in toba samosir sub district in

north sumatera. Guided by Yunus afifudin S.hut.,M.Si and Lamek

Marpaung M.Phil.,Ph.D.

Indonesia is a country that has many biodivercities, ornamental plant

is one of them.Ornamental plants are the kind of plants that had

decorative plants which showed beauty or artistry impression. The

purpose of this research was to identificate the potential of ornamental

plants in protected forest of lumban julu village in lumban julu district

in toba samosir sub district in north sumatera. The method used in this

research was plot sampling with 12,6 meter radius and 25,2 meter

diameter with plot circles extent 0,05 Ha. From the result of the

research it was obtained 12 species of ornamental plants in lumban

julu protected forest area with the biggest INP found in Cakar Ayam

(

Selaginella Sp

) species with 32,6% and the tiniest belongs to

Hedychium cylindricum

Ridl species with 9,4 % obtained

Shannon-wiener index from 12 ornamental plants species was <1, showed that

the biodiversities rate was low. From the economic analysis it was

found that the highest per hectare price is Anggrek Macan species

with Rp. 11.750.000 and the lowest is Pakis Pohon species with Rp.

550.000.

(45)

 

EKSPLORASI TUMBUHAN HIAS DI HUTAN LINDUNG

DESA LUMBAN JULU KECAMATAN LUMBAN JULU

KABUPATEN TOBA SAMOSIR SUMATERA UTARA

 

SKRIPSI    

GENHARD SINAGA

111201106/TEKNOLOGI HASIL HUTAN  

 

 

   

 

 

 

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(46)

 

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : Eksplorasi Tumbuhan Hias Di Hutan Lindung Desa Lumban Julu Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

Nama : Genhard Sinaga NIM : 111201106 Program Studi : Kehutanan

Minat Studi : Teknologi Hasil Hutan

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

Yunus Afifudin, S.Hut., M.Si Lamek Marpaung, M. P.hil, Ph. D Ketua Anggota

   

Mengetahui :

(47)

 

ABSTRAK

GENHARD SINAGA : Eksplorasi Tumbuhan Hias Di Hutan Lindung

Desa Lumban Julu Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir

Sumatera Utara. Dibimbing oleh Yunus Afifudin, S.Hut.,M.Si dan

Lamek M.Phil.,Ph.D.

Indonesia

merupakan

negara yang memiliki banyak

keanekaragaman hayati, salah satunya adalah tumbuhan hias.

Tumbuhan hias merupakan segala jenis tanaman yang memiliki nilai

hias yang menimbulkan kesan indah atau kesan seni. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi jenis tumbuhan

hias di hutan lindung desa lumban julu kecamatan lumban julu

kabupaten toba samosir. Metode penelitian yang digunakan adalah

metode sampling plot dengan jari jari 12,6 meter dan diameter 25,2

meter dengan luasan plot lingkaran sebesar 0,05 ha. Hasil penelitian

adalah didapatkan 12 jenis tumbuhan hias didaerah hutan lindung

lumban julu dengan INP terbesar terdapat pada jenis Cakar Ayam

(

Selaginella sp

) yaitu 32,6% dan terkecil terdapat pada jenis

Hedychium cylindricum

Ridl yaitu 9,4%. Indeks Shanon-wiener yang

didapatkan dari 12 jenis tumbuhan hias adalah < 1, menunjukkan

tingkat keanekaragaman hayati rendah. Analisis ekonomi yang

didapatkan bahwa analisis harga per hektar tertinggi terdapat pada

jenis Anggrek macan yaitu Rp.11.750.000 dan terkecil terdapat pada

jenis Pakis pohon yaitu Rp.550.000.

(48)

 

ABSTRACT

GENHARD SINAGA : The exploration of ornamental plant in

protected forest of lumban julu district in toba samosir sub district in

north sumatera. Guided by Yunus afifudin S.hut.,M.Si and Lamek

Marpaung M.Phil.,Ph.D.

Indonesia is a country that has many biodivercities, ornamental plant

is one of them.Ornamental plants are the kind of plants that had

decorative plants which showed beauty or artistry impression. The

purpose of this research was to identificate the potential of ornamental

plants in protected forest of lumban julu village in lumban julu district

in toba samosir sub district in north sumatera. The method used in this

research was plot sampling with 12,6 meter radius and 25,2 meter

diameter with plot circles extent 0,05 Ha. From the result of the

research it was obtained 12 species of ornamental plants in lumban

julu protected forest area with the biggest INP found in Cakar Ayam

(

Selaginella Sp

) species with 32,6% and the tiniest belongs to

Hedychium cylindricum

Ridl species with 9,4 % obtained

Shannon-wiener index from 12 ornamental plants species was <1, showed that

the biodiversities rate was low. From the economic analysis it was

found that the highest per hectare price is Anggrek Macan species

with Rp. 11.750.000 and the lowest is Pakis Pohon species with Rp.

550.000.

(49)

 

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRACK... i

ABSTRACT...………….………. ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 2

Manfaat Penelitian ... 2

Batasan Penelitian ... 2

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Hias ... 3

Potensi Ekonomi Tumbuhan Hias ... 5

Hutan Lindung Kecamatan Lumban Julu ... 6

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ... 8

Alat dan Bahan ... 8

Prosedur Penelitian ... 8

Analisis Ekonomi Tumbuhan Hias ... 12

HASIL DAN PEMBAHASAN

(50)

 

Lumban Julu………..13

Analisis Keanekaragaman Hayati... 34

Indeks Shannon-wiener... 36

Indeks Morisitas... 37

Analisis Ekonomi Tumbuhan Hias ……….... …….. 38

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan……… 40

Saran………... 40

(51)

 

DAFTAR GAMBAR

Hal

1. Desain Plot Tumbuhan Hias………. 9

2. Anggrek macan/tebu (Grammatophyllum speciosum)……… 14

3. Nampu ( Homalomena cordata )……….. 16

4. Cakar Ayam ( Selaginella sp )……….. 18

5. Pakis Pohon (Cyathea sp.)……… 20

6. Anggrek Dendrobium ( Dendrobium sp. )…………... 21

7. Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata )……….. 23

8. Hariang ( Begonia robusta BI )……… 25

9. Keras Tulang ( Clhoranthus officinalis Bl )………. 27

10. Zingiberaceae ( Hedychium cylindricum Ridl )………... 28

11. Paku Pakuan ( Antrophyum parvulum Blume )………..……….30

12.Paku Sarang Burung ( Asplenium nidus )……….... 32

(52)

 

DAFTAR TABEL

1. Data Analisis Vegetasi Tumbuhan Hias di Hutan Lindung Lumban Julu……... 34

2. Indeks Shannon-Wiener Tumbuhan Hias di Hutan Lindung

Lumban Julu………... 36

3. Indeks Morisitas Tumbuhan Hias di Hutan Lindung Lumban Julu……… 37

4. Analisis harga tumbuhan hias di hutan lindung Lumban Julu……… 38

5. Analisis harga tumbuhan hias per hektar di hutan lindung Lumban Julu... 40

 

 

Gambar

Gambar 1. Desain Plot Tumbuhan Hias
Gambar 2.Anggrek macan/tebu (Grammatophyllum speciosum)
Gambar 3. This image cannot currently  be display ed.
Gambar 4. Selaginella sp
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengatasi persaingan yang semakin ketat tersebut guna meningkatkan penjualan, maka penulis merancang dan membuat sebuah desain dan bentuk website ECommerce dengan menggunakan

(5) Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB sebaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 3) dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari

Untuk memudahkan dalam melakukan pemeriksaan maka sebagai indikatornya berupa suara, dimana apabila terdapat sinyal input ataupun terdapat hubungan maka insikator akan akan

(4) Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada dalam koordinasi Dinas Pendidikan

Pengontrolan gerakan pada Motor Dc unit dengan menggunakan sebuah komputer dan perangkat keras pendukung yaitu parallel port dan catu daya dan diatur oleh rangkaian pengontrol

The operating cash flows must be translated back into the parent firm’s currency at the spot rate expected to prevail in each period.. The operating cash flows must be

Sebagai tindak lanjut surat kami nomor 3143/ C5 / KS /2017 tanggal 6 Juni 2017 tentang pengumuman seleksi Hibah Konsorsium 2017 dan surat No 3034/C5/KS.2017 tertanggal 2 Juni

 Pria : background biru, memakai jas hitam, kemeja putih dan berdasi  Wanita : background merah, bersanggul dan berkebaya. ( bagi yang berjilbab harus membuat surat