• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Finansial Usaha Penggilingan Padi Di Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Finansial Usaha Penggilingan Padi Di Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FINANSIAL USAHA PENGGILINGAN PADI

DI KECAMATAN LUBUK PAKAM

KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

OLEH:

ANGGUN NURUL MAULIDDAR 080304069

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ANALISIS FINANSIAL USAHA PENGGILINGAN PADI

DI KECAMATAN LUBUK PAKAM

KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

OLEH:

ANGGUN NURUL MAULIDDAR

080304069

AGRIBISNIS

Diajukan Kepada Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Disetujui oleh:

Komisi Pembimbing

Ketua Komisi Pembibing Anggota Komisi Pembimbing

(M. Mozart B. Darus, Msc)

NIP: 196210051987031005 NIP: 1963082219880312003 (Ir. Lily Fauzia, M.Si)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……….……… i

ABSTRAK

...

iii

RIWAYAT HIDUP……….………... iv

KATA PENGANTAR……….. v

DAFTAR GAMBAR………..……… vii

DAFTAR TABEL………... viii

PENDAHULUAN

Latar Belakang………... 1

Identifikasi Masalah………... 5

Tujuan Penelitian………... 6

Kegunaan Penelitian………... 6

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka……… 7

Landasan Teori………... 11

Kerangka Pemikiran………...18

Hipotesis Penelitian………... 20

METODE PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Sampel Penelitian………... 21

Metode Pengambilan Sampel……… 23

Metode Pengupulan Data……….. 23

Metode Analisis Data………. 23

Defenisi Operasional……….. 26

Batasan Operasional………... 27

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

Deskripsi Daerah Penelitian……….. 28

Karakteristik Sampel Usaha Penggilingan Padi……… 33

HASIL DAN PEMBAHASAN

Efisiensi Kinerja……….35

Biaya Produksi dan Pendapatan………. 36

(4)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan……… 47 Saran……….. 47

DAFTAR PUSTAKA

(5)

ABSTRAK

ANGGUN NURUL MAULIDDAR (080304069) dengan judul skripsi

“ANALISIS FINANSIAL USAHA PENGGILINGAN PADI DI KECAMATAN LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG”.

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak HM. Mozart B Darus, Msc selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Ir. Lily Fauzia, M.Si selaku Anggota Komisi Pembimbing.

Meningkatnya jumlah penduduk tiap tahunnya mengindikasikan permintaan akan beras pun semakin meningkat. Hal ini tentu saja berdampak positif terhadap pelaku industri pertanian, termasuk usaha penggilingan padi yang posisinya sangat strategis sebagai proses akhir produksi beras maupun sebagai peranannya terhadap beras tersebut. Di Kecamatan Lubuk Pakam terdapat 5 (lima) unit usaha penggilingan padi dengan 2 (dua) kapasitas, yaitu kapasitas 500 kg/jam dan 2,000 kg/jam.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi kinerja mesin penggiling padi, untuk mengetahui biaya produksinya, untuk mengetahui besar pendapatan, serta untuk melihat kelayakan dari usaha penggilingan padi tersebut.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis finansial dengan kriteria investasi (NPV, IRR, Net B/C, dan PP) yang digunakan untuk melihat kelayakan usaha, serta formula-formula sederhana yang sesuai untuk menghitung efisiensi kinerja mesin, biaya produksi, dan pendapatan usaha.

Hipotesis dari penelitian ini adalah efisiensi kinerja mesin tinggi dan secara finansial usaha penggilingan padi di Kecamatan Lubuk Pakam layak untuk dikembangkan.

Dari hasil penelitian terhadap 5 (lima) sampel didapatkan bahwa efisiensi kinerja mesin masih rendah, yaitu di bawah 80%. Rata-rata efisiensi untuk kapasitas 500 kg/jam sebesar 54,25% sedangkan untuk kapasitas 2,000 kg/jam sebesar 55%.

Biaya produksi rata-rata untuk kapasitas 500 kg/jam adalah sebesar Rp. 1,167,818,669 per tahun sedangkan untuk kapasitas 2,000 kg/jam adalah sebesar Rp. 2,518,159,333 per tahun.

Pendapatan rata-rata untuk kapasitas 500 kg/jam adalah sebesar Rp. 2,683,634,869 per tahun sedangkan untuk kapasitas 2,000 kg/jam adalah sebesar Rp. 518,764,667 per tahun.

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 3 November 1990 dari pasangan Bapak H. Suparman, SE dan Ibu Hj. Suryawati Ningsih. Penulis merupakan putri ketiga dari tiga bersaudara.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah:

1. Tahun 1997 masuk Sekolah Dasar di SD Swasta Harapan 1 Medan sampai kelas tiga, kemudian tamat dari Sekolah Dasar Negeri 08 Kebon Jeruk Jakarta Barat pada tahun 2002.

2. Tahun 2002 masuk Sekolah Menengah Pertama di SMP Swasta Harapan 1 Medan dan tamat tahun 2005.

3. Tahun 2005 masuk Sekolah Menengah Umum di SMU Swasta Harapan 1 Medan dan tamat tahun 2008.

4. Tahun 2008 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, melalui jalur SNM-PTN.

5. Bulan Juni-Juli 2012 melaksanakan PKL (Praktek Kerja Lapangann) di Desa Rawang Panca Arga Kecamatan Rawang Kabupaten Asahan.

6. Bulan Agustus-November melaksanakan penelitian skripsi di Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Finansial Usaha Penggilingan Padi di Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang”.

Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Mama Hj. Suryawati Ningsih dan Papa H. Suparman, SE yang telah membesarkan, memelihara, serta mendidik penulis selama ini.

2. Kedua kakak dan abang tercinta, Teteh Ajeng Estu Pangesti, SH dan Aa’ Fajar Akbar Addhitama, SP atas segala dukungannya baik moril maupun materil.

3. Kepada Ketua Komisi Pembimbing Bapak HM. Mozart B Darus, Msc dan kepada Ibu Ir. Lily Fauzia, M.Si selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah dengan dengan sabar membimbing penulis mulai dari usulan penelitian, penelitian, sampai ujian akhir.

(8)

5. Kepada Dinas Pertanian Deli Serdang, Bapak Ir. Achmad Muslim serta kepada pengurus Badan Penyuluh Pertanian (BPP) Bapak Erwin, penulis ucapkan terima kasih atas bantuannya selama penulis mengumpulkan data. 6. Kepada semua staf pengajar dan pegawai di Program Studi Agribisnis,

Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

7. Keluarga besar yang senantiasa memberikan dukungan dan doa, Mami Hj. Risnawati dan Bulek Hj. Nurrochmah Rahmadhaniah, SE serta abangda Fadly Ardha, SH.

8. Kepada Haryo Septiadi Arunanto, atas segala bentuk dukungannya mulai dari awal penulisan hingga selesainya skripsi ini. Kepada sahabat-sahabat tersayang, Adinda Soraya Nasution, Arisa Vinia Sari Lubis, Claudya Rahmi, Dewi Lasmaria Nadapdap, dan Nurul Ildrakasih atas segala perhatian, dukungan, masukan, dan motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Kepada seluruh teman-teman seangkatan 08 atas kebersamaan dan kerja samanya selama ini.

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

(10)

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1. Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Padi Sawah Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2010………. 21 2. Banyak Usaha Penggilingan Padi………... 23 3. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2010………... 30 4. Sarana dan Prasarana Kecamatan Lubuk Pakam Tahun 2010………... 31 5. Karakteristik Pengusaha Sampel……… 32 6. Lokasi Usaha Penggilingan Padi Kapasitas 500 kg/jam……… 33 7. Lokasi Usaha Penggilingan Padi Kapasitas 2000 kg/jam……….. 34 8. Efisiensi Kinerja Mesin Penggilingan Padi Kapasitas 500 kg/jam…… 35 9. Efisiensi Kinerja Mesin Penggilingan Padi Kapasitas 2,000 kg/jam…. 36 10.Komponen Biaya Tetap dan Biaya Variabel……….. 37 11.Analisis Biaya Produksi Rata-rata dan Pendapatan Rata-rata per

Tahun Usaha Penggilingan Padi Kapasitas 500 kg/jam

dan 2000 kg/jam………. 38 12.Penerimaan Beras Rata-rata per Bulan Kapasitas 500 kg/jam……….. 40 13.Penerimaan Dedak Rata-rata per Bulan Kapasitas 500 kg/jam………. 41 14.Total Penerimaan Beras dan Dedak Rata-rata per Tahun Kapasitas 500

kg/jam………. 42 15.Penerimaan Beras Rata-rata per Bulan Kapasitas 2000 kg/jam………. 43 16.Penerimaan Dedak Rata-rata per Bulan Kapasitas 2000 kg/jam……… 43 17.Total Penerimaan Beras dan Dedak Rata-rata per Tahun Kapasitas 2000

(11)

ABSTRAK

ANGGUN NURUL MAULIDDAR (080304069) dengan judul skripsi

“ANALISIS FINANSIAL USAHA PENGGILINGAN PADI DI KECAMATAN LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG”.

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak HM. Mozart B Darus, Msc selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Ir. Lily Fauzia, M.Si selaku Anggota Komisi Pembimbing.

Meningkatnya jumlah penduduk tiap tahunnya mengindikasikan permintaan akan beras pun semakin meningkat. Hal ini tentu saja berdampak positif terhadap pelaku industri pertanian, termasuk usaha penggilingan padi yang posisinya sangat strategis sebagai proses akhir produksi beras maupun sebagai peranannya terhadap beras tersebut. Di Kecamatan Lubuk Pakam terdapat 5 (lima) unit usaha penggilingan padi dengan 2 (dua) kapasitas, yaitu kapasitas 500 kg/jam dan 2,000 kg/jam.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi kinerja mesin penggiling padi, untuk mengetahui biaya produksinya, untuk mengetahui besar pendapatan, serta untuk melihat kelayakan dari usaha penggilingan padi tersebut.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis finansial dengan kriteria investasi (NPV, IRR, Net B/C, dan PP) yang digunakan untuk melihat kelayakan usaha, serta formula-formula sederhana yang sesuai untuk menghitung efisiensi kinerja mesin, biaya produksi, dan pendapatan usaha.

Hipotesis dari penelitian ini adalah efisiensi kinerja mesin tinggi dan secara finansial usaha penggilingan padi di Kecamatan Lubuk Pakam layak untuk dikembangkan.

Dari hasil penelitian terhadap 5 (lima) sampel didapatkan bahwa efisiensi kinerja mesin masih rendah, yaitu di bawah 80%. Rata-rata efisiensi untuk kapasitas 500 kg/jam sebesar 54,25% sedangkan untuk kapasitas 2,000 kg/jam sebesar 55%.

Biaya produksi rata-rata untuk kapasitas 500 kg/jam adalah sebesar Rp. 1,167,818,669 per tahun sedangkan untuk kapasitas 2,000 kg/jam adalah sebesar Rp. 2,518,159,333 per tahun.

Pendapatan rata-rata untuk kapasitas 500 kg/jam adalah sebesar Rp. 2,683,634,869 per tahun sedangkan untuk kapasitas 2,000 kg/jam adalah sebesar Rp. 518,764,667 per tahun.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Beras merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia. Sejak tahun 1984 Indonesia telah dapat berswaswembada beras. Namun, akhir-akhir ini muncul berbagai kendala dalam upaya pelestariannya. Kelangkaan tenaga kerja dan kekeringan adalah contoh dari sekian banyak kendala yang ada. Hal ini menjadikan langkah-langkah pelestarian swasembada beras menjadi semakin berat (Prasetiyo, 2002).

Di Indonesia, beras bukan hanya sekadar komoditas pangan, tetapi juga merupakan komoditas strategis yang memiliki sensitivitas politik, ekonomi, dan kerawanan sosial yang tinggi. Demikian tergantungnya penduduk Indonesia pada beras maka sedikit saja terjadi gangguan produksi beras, pasokan menjadi terganggu dan harga jual meningkat. Kenyataan seperti ini membuat pemerintah orde baru (1967-1998) menjadikan beras sebagai alat tawar-menawar politik untuk mempertahankan kekuasaannya (Andoko, 2006).

(13)

Pada tahun 1984 produksi beras Indonesia mencapai 25,835 juta ton dan produktivitasnya pun naik hampir dua kali lipat dibanding tahun 1968 (produksi sekitar 11,666 dan produktivitasnya 1,45 ton beras/ha) yaitu sebesar 2,68 ton beras/ha. Pada tahun 1984 ini impor beras dapat dihentikan dan sejak saat itu produksi terus meningkat. Pada tahun 1990 tercatat produksi beras nasional sudah mencapai 45,176 juta ton gabah kering giling (GKG) atau kira-kira setara 29 juta ton beras (Prasetiyo, 2002).

Swasembada beras pada tahun 1984 itu hanya bertahan hingga era awal 90-an. Berbagai masalah dan hambatan yang muncul seiring dengan perkembangan kondisi sosial-ekonomi Indonesia menyebabkan prestasi tersebut tidak dapat dipertahankan.

Sejak tahun 1994 Indonesia mulai mengimpor beras lagi, dan setiap tahun ada kecenderungan peningkatan impor. Ini sebenarnya merupakan peluang bagi petani dan usaha penggilingan padi dalam peningkatan produktivitas dan kualitas beras. Pangsa pasar tersedia hanya keberpihakan pemerintah terhadap petani khususnya padi sangat diharapkan dalam peningkatan pendapatan dan nilai tukarnya sehinggga dapat meningkatkan kesejahteraan bagi petani. Insentif dalam keberpihakan pemerintah pada petani diharapkan mampu memberikan spirit dan motivasi sehingga akhirnya petani bergairah lagi menanam padi

(Widodo dkk, 2005).

(14)

sangat bergantung pada pertumbuhan penduduk dan perkembangan ekonomi negaranya (Setyono, 1994).

Jumlah penduduk dunia selalu meningkat. Di Indonesia sendiri, walaupun sudah dipercayakan melalui program Keluarga Berencana, kenaikan penduduk terbilang masih cukup tinggi (sekitar 2% per tahun). Ini berarti jumlah orang yang perlu makan pun selalu meningkat sehingga usaha pencukupan pangan makin hari makin berat. Hal ini seharusnya dapat dilihat oleh para petani sebagai suatu keuntungan. Usaha penggilingan padi akan sangat mendorong jumlah produksi semakin tinggi hingga tercapailah pemenuhan pencukupan pangan.

Penggilingan padi sebagai salah satu proses penanganan pascapanen sangat mempengaruhi kuantitas dan kualitas beras yang dihasilkan. Konsumen tentunya menginginkan beras dengan kualitas terbaik. Beras dengan warna yang putih bersih merupakan salah satu indikator dari kualitas baik tersebut. Dengan menggunakan alat penggiling padi, akan dihasilkan beras yang putih bersih. Penggunaan alat penggiling padi akan meminimalisisr kerugian atau kehilangan gabah bila dibandingkan dengan penggunaan alat sederhana seperti lesung atau alu.

Pengadaan alat penggilingan padi sebenarnya memerlukan biaya yang relatif tidak sedikit. Pengoperasian mesin tersebut membutuhan berbagai biaya yang biasanya disebut sebagai variable cost, seperti biaya oli, BBM (solar), dan pergantian rubber roll. Selain itu, pabrik penggilingan padi akan mengeluarkan biaya tetap

(15)

Penggunaan alat penggiling padi pada hakekatnya merupakan kemajuan teknologi pertanian yang dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah produksi beras. Besarnya rendemen giling, kehilangan hasil dan susut dalam penggilingan harus diminimalisir. Untuk itu diperlukan adanya peningkatan kinerja serta efisiensinya agar besar produksi hasil panen dapat dipertahankan.

Pemasaran beras umumnya dilakukan oleh pedagang besar, pabrik penggilingan, dan sebagian kecil petani kecil melalui jalur pasar baru konsumen

(Setyono, 1994).

Secara kasar hari kerja suatu industri jasa penggilingan padi adalah sekitar 100 sampai 200 hari per tahun bila panen dilakukan dua kali dalam satu tahun, dengan jam kerja antara 8 sampai 10 jam per hari. Bila pemilik penggilingan padi juga bertindak sebagai pedagang beras, maka hari kerja dapat bertambah sebab pemilik akan berusaha mencari gabah dari daerah lainnya untuk menjaga kontinuitas pasokannya (Anonimus, 2009).

(16)

dapat dijadikan sebagai penunjang, yang artinya tidak lagi menjual jasa penggilingan padi kepada orang lain, tetapi untuk menggiling padi sendiri yang akan diperdagangkan (Anonimus, 2009).

Untuk beberapa tahun ke depan, prospek usaha ini juga cukup menjanjikan. Jumlah penduduk yang semakin meningkat setiap tahunnya mengindikasikan bahwa jumlah permintaan beras akan semakin mengingkat. Usaha penggilingan padi sebagai akhir proses produksi maupun peranannya dalam proses pemasaran akan memberikan kontribusi dalam pemenuhan permintaan tersebut. Untuk itulah penulis tertarik untuk meneliti tentang analisis finansial usaha penggilingan padi, khususnya di kecamatan Lubuk Pakam, kabupaten Deli Serdang.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah tingkat efisiensi produksi usaha penggilingan padi di daerah penelitian?

2. Bagaimanakah besar biaya produksi usaha penggilingan padi di daerah penelitian?

3. Bagaimanakah besar pendapatan usaha penggilingan padi di daerah penelitian?

(17)

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini, antara lain:

1. Untuk mengetahui tingkat efisiensi produksi usaha penggilingan padi di daerah penelitian

2. Untuk mengetahui besar biaya produksi pada usaha penggilingan padi di daerah penelitian.

3. Untuk mengetahui besarnya pendapatan dari usaha penggilingan padi di daerah penelitian.

4. Untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha penggilingan padi di daerah penelitian.

1.4Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini, antara lain:

1. Sebagai sumber informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Penanganan pascapanen adalah tindakan yang dilakukan atau disiapkan agar hasil pertanian siap dan aman digunakan oleh konsumen atau dapat diolah lebih lanjut melalui kegiatan produksi. Penanganan pascapanen padi meliputi semua kegiatan perlakuan dan pengolahan yang meliputi proses pemotongan, perontokan, pengangkutan, perawatan dan pengeringan, penyimpanan, penggilingan, penyosohan, pengemasan, penyimpanan, dan pengolahan. Teknologi penggilingan sangat menentukan kuantitas dan kualitas beras yang dihasilkan. Untuk itu penanganan proses penggilingan padi perlu diperhatikan secara kontinu agar permintaan konsumen dapat dipenuhi (Setyono, 1994).

Sistem penggilingan padi merupakan rangkaian mesin-mesin yang berfungsi melakukan proses giling gabah, yaitu dari bentuk gabah kering giling sampai menjadi beras siap dikonsumsi (Partiwi, 2006). Sistem penggilingan padi yang dikenal di Indonesia biasa disebut pabrik penggilingan padi. Pada umumnya sistem penggilingan padi terdiri dari tiga bagian pokok, yaitu husker, separator,

dan polisher. Bagian lainnya hanya merupakan pendukung agar dapat

memperoleh hasil akhir yang lebih baik (Anonimus, 2009).

(19)

bekatul daari beras pecah kulit dan terakhir memoles beras hingga siap dikonsumsi dan memiliki penampakan yang menarik (Anonimus, 2009).

Salah satu penyebab rendahnya rendemen dan mutu hasil penggilingan padi serta tingginya kehilangan hasil (susut penggilingan) adalah disebabkan dari peralatan dan mesin penggilingan. Untuk dapat memperoleh hasil penggilingan yang maksimal perlu memahami unit-unit komponen dan mesin penggilingan padi (Anonimus, 2009).

Gambar 1. Mesin Penggiling Padi

Terdapat dua sistem kerja penggilingan padi, yaitu one pass dan two pass. One pass yaitu sistem penggilingan padi yang menggunakan satu alat yang berfungsi

(20)

hanya rangkaian beberapa buah mesin. Kelengkapan rangkaian mesin akan mempengaruhi kualitas akhir penggilingan (Anonimus, 2009).

Pemecahan atau pengelupasan kulit bertujuan untuk melepaskan kulit gabah dengan kerusakan sekecil mungkin pada butiran beras. Bagian-bagian yang akan dilepaskan adalah palea, lemma, dan glume atau keseluruhan disebut sekam. Mesin yang dipakai adalah husker, huller, atau sheller. Sebagian besar gabah yang dimasukan ke dalam mesin pemecah kulit akan terkelupas dan masih ada sebagian kecil yang belum terkelupas. Butiran gabah yang terkelupas akan terlepas menjadi dua bagian, yaitu beras pecah kulit dan sekam. Gabah yang belum terkelupas dapat berupa gabah utuh atau gabah yang telah pecah kulitnya, namun sekam belum terlepas dari butiran berasnya. Selanjutnya butiran gabah yang belum terkelupas harus dipisahkan dari beras pecah kulit dan sekam untuk dimasukan kembali ke dalam mesin pemecah kulit (Anonimus, 2009).

(21)

dan debu. Beras pecah kulit dan gabah akan tetap mengalir ke bawah karena tidak terhisap oleh kipas akibat gaya beratnya (Anonimus, 2009).

Setelah proses pemecahan kulit dan pemisahan sekam akan dihasilkan campuran beras pecah kulit dan gabah yang masih utuh. Beras pecah kulit dan gabah utuh harus dipisahkan karena memerlukan penanganan yang berbeda. Beras pecah kulit akan diteruskan ke mesin penyosoh, sedangkan gabah utuh akan dikirim kembali ke mesin pemecah kulit. Mesin yang digunakan adalah paddy separator atau separator. Semakin tinggi efisiensi mesin pemecah kulit maka semakin tinggi

jumlah beras pecah kulit yang dihasilkan dan semakin rendah jumlah gabah utuh yang tidak terkelupas (Anonimus, 2009).

(22)

yang berfungsi mengkilapkan dan mencuci permukaan beras. Proses penyosohan dapat dilakukan sekali atau beberapa kali bergantung pada kualitas beras sosoh yang diinginkan. Hasil penelitian (Partiwi, 2006) menyebutkan semakin sering proses penyosohan dilakukan, maka beras sosoh yang dihasilkan makin putih dan beras patah yang dihasilkan makin banyak (Anonimus, 2009).

2.2 Landasan Teori

Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan (Umar, 2001).

Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan proyek bisnis adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek akan dapat berkembang terus (Umar, 2001).

Modal dapat diartikan secara fisik dan bukan fisik. Dalam artian fisik modal diartikan sebagai segala hal yang melekat pada faktor produksi yang dimaksud, seperti mesin-mesin dan peralatan-peralatan produksi, kendaraan serta bangunan. Modal juga dapat berupa dana untuk membeli segala input variabel untuk digunakan dalam proses produksi guna menghasilkan output produksi

(23)

Biaya modal kerja dalam kegiatan usaha/proyek terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh naik turunnya produksi yang dihasilkan, seperti biaya tenaga kerja tidak langsung, penyusutan, bunga bank, asuransi, dan lainnya. Sedangkan biaya tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan mentah/bahan pembantu, biaya transportasi, biaya pemasaran, dan lainnya (Ibrahim, 2009).

Analisis kriteria investasi merupakan salah satu alat dalam mengambil keputusan, apakah gagasan usaha (proyek) yang dinilai dapat diterima atau ditolak. Diterima dalam pengertian studi kelayakan bisnis adalah feasible untuk dilaksanakan dan dikembangkan karena dapat menghasilkan benefit dilihat dari segi financial benefit sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam studi kelayakan.

Kriteria investasi yang digunakan dalam bentuk kegiatan produksi adalah Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net

B/C), dan Payback Period (PP) (Ibrahim, 2009).

Teori Biaya Produksi

(24)

Biaya total dapat dirumuskan sebagai berikut:

TC = TFC + TVC

Dimana:

TC = Total cost (biaya total)

TFC = Total fixed cost (total biaya tetap) TVC = Total variable cost (total biaya variabel) (Sukirno, 2005)

Dalam analisis mengenai biaya, konsep-konsep yang lebih diutamakan adalah biaya rata-rata. Biaya rata-rata dibedakan atas tiga pengertian: biaya tetap rata-rata (average fixed cost), biaya berubah rata-rata (average variable cost) dan biaya total rata-rata (average total cost).

a. Average Fixed Cost (AFC)

AFC = TFC/Q

b. Average Variable Cost (AVC)

AVC = TVC/Q

c. Average Total Cost (AC)

AC = TC/Q

Dimana: Q = jumlah produksi tertentu (Anonimus, 2007)

Efisiensi kinerja produksi adalah ukuran efektivitas funsional suatu mesin, merupakan perhitungan kapasitas lapang efektif dibagi dengan kapasitas teoritik dikali 100%. Secara umum dapat dituliskan:

(25)

Dimana:

EF = Efisiensi kinerja mesin Ce = Kapasitas lapang efektif Ct = Kapasitas lapang teotitis

Kapasitas lapang efektif adalah rata-rata kecepatan penggarapan yang aktual menggunakan mesin, didasarkan pada waktu lapang total. Biasanya dinyatakan dalam hektar per jam atau kg per jam pada mesin.

Kapasitas lapang teoritis sebuah alat adalah laju mesin dalam menampilkan fungsi seperti yang dimaksud mesin yang akan diperoleh seandainya mesin tersebut melakukan kerjanya dengan memanfaatkan 100% waktunya, pada kecepatan maju teoritisnya dan selalu memenuhi 100% lebar kerja teotitisnya

(Smith dan Wilkes, 1990).

Dalam uji kelayakan finansial, kriteria-kriteria yang digunakan yaitu:

a. Net Preset Value (NPV)

Net present value adalah kriteria investasi yang digunakan dalam mengukur

apakah suatu proyek feasible atau tidak. Secara singkat, formula untuk menghitung NPV yaitu:

���= �(�� − ��) (1 +�)� �

�=0

Dimana:

(26)

Dengan kriteria:

• Bila NPV ≥ 0, maka usaha tersebut layak dilaksanakan • Bila NPV < 0, maka usaha tersebut tidak layak dilaksanakan

(Ibrahim, 2009).

b. Internal Rate of Return (IRR)

Internal rate of return adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan net

present value sama dengan nol. Dengan demikian apabila hasil perhitungan IRR

lebih besar dari Social Opportunity Cost of Capital (SOCC) dikatakan proyek/usaha tersebut feasible, bila sama dengan SOCC berarti pulang pokok dan bila di bawah SOCC proyek/usaha tersebut tidak layak. Secara singkat, formula untuk menghitung IRR yaitu:

���=�1+ ���1

(���1− ���2)(�2 − �1)

Dengan kriteria:

• Bila IRR > tingkat suku bunga berlaku, maka usaha tersebut layak

dilaksanakan.

• Bila IRR < tingkat suku bunga berlaku, maka usaha tersebut tidak layak

(27)

c. Net Benefit Cost Ratio (B/C)

Net benefit cost ratio merupakan perbandingan antara net benefit yang telah

didiscount positif (+) dengan net benefit yang telah didiscount negatif (-). Secara singkat, formula untuk menghitung B/C yaitu:

��� � �⁄ = ∑ ���(+) �

�=1

∑��=1���(−)

Dimana: NB = Net benefit Dengan kriteria:

• Bila Net B/C > 1, maka usaha tersebut layak dilaksanakan. • Bila Net B/C < 1, maka usaha tersebut tidak layak dilaksanakan.

(Ibrahim, 2009).

d. Payback Period (PP)

Payback period adalah jangka waktu tertentu yang menunjukkan terjadinya arus

penerimaan (cash in flows) secara kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam bentuk present value. Analisis payback period dalam studi kelayakan perlu juga diperhitungkan untuk mengetahui berapa lama proyek/usaha yang dikerjakan baru dapat mengembalikan investasi. Secara singkat, formula untuk menghitung PP yaitu:

�� = ���������

��������ℎ � 12 �����

(28)

Besarnya penerimaan merupakan total yang diterima perusahaan dari hasil penjualannya. Secara singkat, formula untuk menghitung besar penerimaan yaitu:

TR = Y . Py

Dimana:

TR = total penerimaan Y = produksi

Py = harga Y

Menurut Stigler (1947) keuntungan merupakan pendapatan yang diperoleh produsen dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Oleh karena itu semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan, semakin besar pula pendapatannya (Teguh, 2010).

Secara singkat, formula untuk menghitung pendapatan yaitu:

Pd = TR – TC

Dimana:

Pd = pendapatan

TR = total revenue (total penerimaan) TC = total cost (total biaya)

(29)

2.3 Kerangka Pemikiran

Penggilingan padi sebagai akhir dari proses produksi beras memerlukan penanganan khusus. Hal ini dikarenakan proses penggilingan akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas beras. Jumlah permintaan beras meningkat setiap tahunnya seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dunia. Usaha penggilingan padi memiliki posisi yang strategis dalam upaya pemenuhan permintaan tersebut.

Usaha penggilingan padi memerlukan biaya produksi yang tidak sedikit. Berbagai biaya tersebut yaitu variable cost (biaya variabel) dan fixed cost (biaya tetap). Biaya variabel dikeluarkan untuk membayar oli, BBM (solar), maupun biaya pergantian rubber roll. Sedangkan biaya tetap dikeluarkan untuk membayar upah tenaga kerja tetap, penyusustan mesin, transportasi, dan pajak.

Dengan usaha penggilingan padi yang efisien, tingkat pendapatan petani pun akan meningkat. Total penerimaan mereka akan lebih besar bila dibandingkan dengan cara tradisional. Kehilangan hasil yang biasanya sering terjadi pada cara tradisional akan diminimalisir oleh alat penggilingan padi sehingga jumlah produksi akan lebih banyak.

(30)

Secara singkat dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut:

Dimana:

[image:30.595.116.508.112.595.2]

: hubungan : pengaruh

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran

Usaha Penggilingan Padi

Biaya produksi Output

(beras)

Efisiensi produksi

Proses Penggilingan

Penerimaan

Pendapatan Usaha Penggilingan Padi

Analisis Finansial

(31)

2.4 Hipotesis

1. Efisiensi produksi usaha penggilingan padi di daerah penelitian tinggi.

(32)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Sampel Penelitian

[image:32.595.112.517.396.727.2]

Penelitian dilakukan di usaha penggilingan padi di Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara. Penentuan daerah sampel ditentukan secara purposive dengan pertimbangan Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu lumbung padi Sumatera Utara, sehingga terdapat cukup banyak usaha penggilingan padinya. Berikut data luas panen, jumlah produksi per tahun, dan rata-rata jumlah produksi padi di Sumatera Utara:

Tabel 1

Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Padi Sawah Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2010

Kabupaten/ Kota Luas panen (Ha) Produksi (Ton) Rata-rata produksi (kw/ha)

(1) (2) (3) (4)

Kabupaten 1. Nias

2. Mandailing Natal 3. Tapanuli Selatan 4. Tapanuli Tengah 5. Tapanuli Utara 6. Toba Samosir 7. Labuhan Batu 8. Asahan 9. Simalungun 10.Dairi

11.Karo

12.Deli Serdang 13.Langkat 14.Nias Selatan

15.Humbang Hasundutan 16.Pakpak Barat

17.Samosir

18.Serdang Bedagai 19.Batu Bara

(33)

Sambungan tabel 1

Kabupaten/Kota Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Rata-rata produksi (kw/ha)

(1) (2) (3) (4)

20.Labuhan Batu Utara 21.Nias Utara

22.Nias Barat Kota 23.Sibolga 24.Tanjung Balai 25.Pematang Siantar 26.Tebing Tinggi 27.Medan

28.Binjai

29.Padang sidempuan 30.Gunung Sitoli

40 815 6 295 2 910 - 427 3 786 1 136 4 056 4 032 8 559 1 815 197 202 25 432 11 793 - 1 942 18 705 5 474 19 717 19 247 40 434 7 387 48,32 40,40 40,53 - 45,48 49,41 48,19 48,12 47,74 47,24 40,70

Jumlah 702 308 3 422 264 48,73

Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara

(34)

3.2 Metode Pengambilan Sampel

Sampel ditentukan dengan metode sensus. Banyak sampel diambil berdasarkan banyaknya usaha penggilingan padi di daerah penelitian yaitu sebanyak 5 unit, dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 2. Banyak Usaha Penggilingan Padi

No. Lokasi Usaha Penggilingan Padi Banyak Unit

1. Desa Sekip 1 unit

2. Desa Pasar Melintang 4 unit

Sumber: BPP Deli Serdang

3.3Metode Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari hasil wawancara langsung dengan responden dengan menggunakan kuisioner yang telah dipersiapkan, sedangkan data sekunder didapat dari lembaga terkait di daerah penelitian.

3.4Metode Analisis Data

Dari data-data yang telah diperoleh dilakukan perhitungan sederhana kemudian dianalisis dengan menggunakan alat uji yang sesuai dengan hipotesis.

Identifikasi masalah 1 (hipotesis 1) dianalisis dengan melihat Efisiensi kinerja yang merupakan ukuran efektivitas fungsional suatu mesin dengan rumus berikut:

Ef = Ce/Ct x 100%

Dimana:

(35)

Kriteria Uji:

• Jika Ef ≥ 80%, artinya efisiensi penggunaan mesin tinggi • Jika Ef < 80%, artinya efisiensi pengggunan mesin rendah (Smith dan Wilkes, 1990).

Identifikasi masalah 2 dianalisis dengan melihat jumlah biaya produksi menggunakan analisis sederhana dengan rumus:

TC = TFC + TVC

Dimana:

TC = Total cost (total biaya)

TFC = Total fixed cost (total biaya tetap)

TVC = Total variable cost (total biaya variabel)

Identifikasi masalah 3 dihitung dengan analisis sederhana dengan mencari pendapatan usaha dengan rumus:

Untuk penerimaan dihitung dengan rumus:

TR = Y . Py

Dimana:

TR = total revenue (total penerimaan) Y = produksi yang diperoleh

Py = harga Y

Maka pendapatan dapat diperoleh dengan rumus:

(36)

Dimana:

Pd = pendapatan

TR = Total revenue (total penerimaan) TC = Total cost (total biaya)

Identifikasi masalah 4 (hipotesis 2) mengenai kelayakan finansial dianalisis dengan menggunakan metode analisis finansial dengan kriteria investasi, net present value (NPV), net benefit cost ratio (Net B/C), internal rate of return

(IRR), dan payback period (PP) dengan rumus:

���= �(�� − ��) (1 +�)� �

�=0

Dimana:

Bt = penerimaan total Ct = biaya total i = interest rate Dengan kriteria:

• Bila NPV ≥ 0, artinya usaha tersebut layak untuk dilaksanakan • Bila NPV < 0, artinya usaha tersebut tidak layak dilaksanakan

��� � �⁄ =

∑��=0(�� − ��(1 +))������� − ��> 0

∑��=0(�� − ��(1 +))������� − ��< 0

Dengan kriteria:

(37)

���=�1+ ���1

(���1− ���2)(�2 − �1)

Dengan kriteria:

• Bila IRR > tingkat suku bunga berlaku, maka usaha tersebut layak

dilaksanakan.

• Bila IRR < tingkat suku bunga berlaku, maka usaha tersebut tidak layak

dilaksanakan.

�� = ���������

��������ℎ � 12 �����

Dimana: PP = Payback period

3.5Defenisi dan Batasan Operasional

Adapun defenisi dan batasan operasional dalam penelitian ini, antara lain:

3.5.1 Defenisi

1. Usaha jasa penggilingan padi adalah usaha penggilingan yang mengolah gabah menjadi beras sebagai hasil utama, dan dedak sebagai hasil sampingan. 2. Biaya produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha selama

proses produksi, baik biaya tetap maupun biaya variabel.

3. Penerimaan adalah besarnya nilai yang diterima oleh pengusaha.

4. Pendapatan bersih adalah penerimaan yang diterima pengusaha dikurangi dengan seluruh biaya produksi yang dikeluarkan.

(38)

punya dampak atau efek di dalam perekonomian dalam ruang lingkup yang lebih luas.

6. Kelayakan usaha adalah ukuran suatu usaha dapat menghasilkan keuntungan dengan membandingkan penerimaan dengan seluruh biaya produksi.

3.5.2 Batasan Operasional

1. Waktu penelitian dilaksanakan pada tahun 2012.

(39)

BAB IV

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK

SAMPEL USAHA PENGGILINGAN PADI

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang. Kecamatan Lubuk Pakam sejak dahulu telah menjadi pusat pemerintahan baik pemerintah Hindia Belanda dengan kedudukan CONTROLER, juga pemerintah Kerajaan Negeri Serdang yang berkedudukan di Perbaungan, yang menempatkan Wakil Sultannya di Lubuk Pakam yang bergelar Tengku Raja Muda atau Tengku Bendahara. Pada zaman pemerintah Jepang, Lubuk Pakam menjadi tempat kedudukan HOKOBUNCSTTCYO dan pada pemerintah RI Lubuk Pakam merupakan tempat kedudukan Wedana Kewadanaan Serdang Hilir antara lain di bawah pimpinan:

• Wedana Ja’far Siddik • Wedana Ombak Nasution • Wedana Tarif Siregar • Wedana Keras Surbakti

• Wedana Datuk Anwaruddin, dan

• Wedana Bactiar Yunus (wedana yang terakhir)

(40)

penyelenggaraan pemerintah serta pembinaan wilayah, maka Kecamatan Lubuk Pakam dikembangkan menjadi lokasi kedudukan Pemerintahan TK.II Deli Serdang akan berhenti, karena mengikuti perkembangan masyarakat dan Negara. Perkembangan dimaksud menimbulkan tugas-tugas baru bagi perangkat pemerintahan yang ada di daerah.

Kota Lubuk Pakam sebagai Ibu Kota Kabupaten Deli Serdang dan Pusat Pemerintahan Pemda TK.II Deli Serdang cukup strategis dan mempunyai prospek pengembangan wilayah yang cukup dominan dengan beberapa kota satelitnya seperti Tanjumg Morawa, Perbaungan, Galang, dan lain-lain. Sedangkan berdasarkan PP No. 7/1984 Pasal 1 dijelaskan bahwa Pusat Pemerintahan Kecamatan Lubuk Pakam ini adalah berkedudukan di kelurahan Lubuk Pakam Pekan.

a. Luas dan Letak Geografis

Daerah kecamatan Lubuk Pakam luasnya ± 31, 19 km² (3.119 Ha) yang terdiri dari 13 Desa dan Kelurahan (7 Kelurahan dan 6 Desa) serta 105 dusun dengan Ibu Kota Kecamatan terletak di Jalan Tengku Raja Muda Lubuk Pakam.

Secara administratif, batas-batas wilayah kecamatan Lubuk Pakam, antara lain: • Sebelah Utara : berbatasan dengan kecamatan Beringin

(41)

Daerah Kecamatan Lubuk Pakam merupakan daerah pantai dengan ketinggian 0-8 meter dari permukaan laut dengan iklim sedang yang terdiri dari Musim Hujan dan Musim Kemarau, kedua musim ini dipengaruhi oleh kedua arah angin yang terdiri dari angin laut dan angin gunung. Angin laut membawa hujan sedangkan angin gunung membawa udara panas dan lembab. Curahan hujan yang menonjol di daerah kecamatan Lubuk Pakam terjadi pada bulan Maret, April, Juni s/d Desember, dan musim kemarau hanya pada bulan Januari, Februari, dan Mei.

b. Keadaan Penduduk

[image:41.595.110.515.419.645.2]

Jumlah penduduk kecamatan Lubuk Pakam menurut kelompok umur dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2010

No. Umur (tahun) Jumlah (Jiwa)

1. 0-4 5.799

2. 5-9 7.582

3. 10-14 8.825

4. 15-19 8.570

5. 20-24 7.439

6. 25-29 6.437

7. 30-34 6.416

8. 35-39 6.125

9. 40-44 5.340

10. 45-49 5.249

11. 50-54 4.751

12. 55-59 4.414

13. 60+ 3.895

Total 80.518

Sumber: Kecamatan Lubuk Pakam Dalam Angka BPS, 2011

(42)

jumlah penduduk umur 10-14 tahun sebesar 8.825 jiwa, jumlah penduduk umur 15-19 tahun sebesar 8.570 jiwa, jumlah penduduk umur 20-24 tahun sebesar 7.439 jiwa, jumlah penduduk umur 25-29 tahun sebesar 6.437 jiwa, jumlah penduduk umur 30-34 tahun sebesar 6.416 jiwa, jumlah penduduk umur 35-39 tahun sebesar 6.125 jiwa, jumlah penduduk umur 40-44 tahun sebesar 5.340 jiwa, jumlah penduduk umur 45-49 tahun sebesar 5.249 jiwa, jumlah penduduk umur 50-54 tahun sebesar 4.751 jiwa, jumlah penduduk umur 55-59 tahun sebesar 4.414 jiwa, dan jumlah penduduk umur 60 tahun ke atas sebesar 3.895 jiwa.

c. Sarana dan Prasana

[image:42.595.118.514.444.753.2]

Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di kecamatan Lubuk Pakam dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4

Sarana dan Prasarana Kecamatan Lubuk Pakam Tahun 2010

No. Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah

1. Sarana Ibadah Mesjid Musholla Gereja Kuil Wihara 32 31 39 2 15 2. Sarana Pendidikan

TK SD Negeri SD Swasta SD Inpres SLTP Negeri SLTP Swasta SMU/SMK Negeri SMU/SMK Swasta Perguruan Tinggi Negeri Perguruan Tinggi Swasta Sekolah Agama 22 13 11 19 4 13 3 18 1 4 25 3. Sarana Kesehatan

(43)

Puskesmas Pembantu BPU

BKIA Posyandu

5 4 9 52 Sumber: Kecamatan Lubuk Pakam Dalam Angka BPS, 2011

Berdasarkan Tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa di kecamatan Lubuk Pakam sudah terdapat sarana dan prasarana yang memadai baik dari segi rumah ibadah, pendidikan, maupun kesehatan. Hal ini bisa disebabkan posisinya sebagai Ibu Kota Kabupaten Deli Serdang, dimana letak pemerintahan kabupaten pun berada.

d. Karakteristik Pengusaha Sampel

[image:43.595.113.519.85.143.2]

Karakteristik pengusaha yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu luas tempat usaha dan lama berusaha, seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5

Karakteristik Pengusaha Sampel

No. Sampel Luas tempat usaha

(m²)

Lama berusaha (tahun)

1. Bahagia 480 13

2. Sibarani 650 10

3. Putra Eko Jaya 4000 10

4. Bersama 1600 2

5. Sriwijaya 2000 3

Rata-rata 17466 7,6

Sumber: Data Primer, 2012

(44)

4.2 Karakteristik Sampel Usaha Penggilingan Padi

Sampel pada penelitian penggilingan padi ini ada 5 (lima) dengan 2 (dua) kapasitas yang berbeda, yaitu 500 kg/jam dan 2000 kg/jam.

a. Usaha Penggilingan Padi Kapasitas 500 kg/jam

[image:44.595.125.520.250.325.2]

Adapun sampel pada kapasitas 500 kg/jam dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6. Lokasi Usaha Penggilingan Padi Kapasitas 500 kg/jam

Nama Sampel Lokasi Usaha

Bahagia Sibarani Putra Eko Jaya

Bersama

Desa Pasar Melintang Dusun VIII Desa Pasar Melintang Dusun VIII Desa Pasar Melintang Dusun IV

Desa Pasar Melintang Dusun II Sumber: Data Primer, 2012

(45)

b. Usaha Penggilingan Padi Kapasitas 2000 kg/jam

Adapun sampel pada kapasitas 2000 kg/jam dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7. Lokasi Usaha Penggilingan Padi Kapasitas 2000 kg/jam

Nama Sampel Lokasi Usaha

Sriwijaya Desa Sekip Dusun Sadar Timur Sumber: Data Primer, 2012

(46)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Efisiensi Kinerja

[image:46.595.120.481.283.439.2]

Efisiensi kinerja mesin adalah perbandingan antara kapasitas efektif dengan kapasitas teoritis. Efisiensi kinerja mesin pada masing-masing kapasitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8. Efisiensi Kinerja Mesin Penggilingan Padi Kapasitas 500 kg/jam

Sampel

Kapasitas Efektif (kg/jam)

Kapasitas Teoritis (kg/jam)

Efisiensi Kinerja (%)

1 300 500 0.6

2 290 500 0.58

3 270 500 0.54

4 225 500 0.45

Rata-rata 271.25 500 0.5425

Sumber: Lampiran 5

(47)
[image:47.595.119.483.146.245.2]

bawah 80%. Dengan kata lain efisiensi mesin penggiling padi kapasitas 500 kg/jam masih rendah.

Tabel 9. Efisiensi Kinerja Mesin Penggilingan Padi Kapasitas 2,000 kg/jam

Sampel

Kapasitas Efektif (kg/jam)

Kapasitas Teoritis (kg/jam)

Efisiensi Kinerja (%)

1 1,100 2,000 0.55

Sumber: Lampiran 5

Sedangkan untuk mesin kapasitas 2,000 kg/jam diperoleh efisiensi kinerja mesin sebesar 55%. Pada sampel ini pun mesin belum bekerja secara efisien karena efisiensinya juga di bawah 80%. Namun jika dibandingkan kedua kapasitas tersebut, maka dapat dilihat bahwa pada kapasitas 2,000 kg/jam mesin lebih bekerja efisien dibanding kapasitas 500 kg/jam.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hipotesis (1) ditolak, karena efisiensi mesin penggiling padi pada masing-masing kapasitas, baik kapasitas 500 kg/jam maupun 2,000 kg/jam masih rendah. Tidak bekerja secara efisiennya mesin-mesin pada sampel diakibatkan mesin tidak bekerja sesuai kapasitas teoritisnya dan penggunaan alat-alat yang umurnya sudah tua.

5.2 Biaya Produksi dan Pendapatan

(48)
[image:48.595.111.484.174.297.2]

biaya yang berubah-ubah sebanding dengan perubahan volume produksi. Masing-masing komponen yang termasuk biaya tetap dan biaya variabel dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 10. Komponen Biaya Tetap dan Biaya Variabel

Biaya Tetap Biaya Variabel

1. Penyusutan peralatan: - Mesin

- Garukan - Pick up 2. Pajak

3. Angsuran pinjaman

1. Gabah (bahan baku) 2. Oli

3. Solar 4. Roll 5. Goni 6. Tali plastik 7. Upah tenaga kerja Sumber: Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 10 di atas, dapat dilihat bahwa yang termasuk biaya tetap antara lain penyusutan peralatan yang digunakan seperti mesin, garukan, dan pick up, lalu pajak, serta angsuran pinjaman.

• Penyusutan peralatan didapatkan dari perbandingan antara harga beli

dengan umur ekonomis peralatan.

• Pajak dibayarkan per tahun dengan jumlah yang tetap dan tidak ber

gantung kepada perubahan jumlah produksi.

• Angsuran pinjaman dibayarkan per tahun sesuai dengan bunga pinjaman.

Sedangkan yang termasuk biaya variabel antara lain gabah sebagai bahan baku, oli, solar, roll, goni, tali plastik, dan upah tenaga kerja.

• Gabah sebagai bahan baku didapatkan dari desa setempat.

• Oli digunakan sebagai bahan pelumas mesin-mesin penggilingan.

• Solar digunakan sebagai bahan bakar penggerak motor mesin

(49)

• Roll yang digunakan terbuat dari karet merupakan salah satu komponen

penting pada mesin penggiling.

• Goni digunakan sebagai tempat untuk meletakan beras dan dedak yang

sudah selesai digiling.

• Tali plastik digunakan sebagai alat pengikat goni.

Komponen-komponen tersebut termasuk biaya variabel yang harganya berubah-ubah tergantung pada musim.

[image:49.595.113.515.377.673.2]

Untuk melihat biaya produksi rata, penerimaan rata, dan pendapatan rata-rata per tahun usaha penggilingan padi, disajikan pada tabel berikut:

Tabel 11. Analisis Biaya Produksi Rata-rata dan Pendapatan Rata-rata per Tahun Usaha Penggilingan Padi Kapasitas 500 kg/jam dan 2000 kg/jam

Keterangan Biaya Kapasitas 500 kg/jam (Rp)

Biaya Kapasitas 2000 kg/jam (Rp) Biaya Tetap

1. Penyusutan Peralatan - Mesin

- Garukan - Pick up 2. Pajak

3. Angsuran pinjaman

3,836,539 33,500 500,000 837,500,000 17,500,000 5,000,000 36,000 10,5005,000 Biaya Variabel

1. Gabah (bahan baku) 2. Oli

3. Solar 4. Roll 5. Goni 6. Tali plastik 7. Transport

8. Upah tenaga kerja

1,076,983,478 2,137,798 18,610,479 983,192 12,614,292 259,891 38,772,000 2,423,160,000 1,800,000 8,550,000 1,080,000 32,860,000 660,000 10,513,333 24,000,000 Jumlah rata-rata 1,167,818,669 2,518,159,333 Penerimaan rata-rata 3,851,453,538 3,036,924,000 Pendapatan rata-rata 2,683,634,869 518,764,667 Sumber: Lampiran 3, dan 4 diolah

(50)

Untuk kapasitas 500 kg/jam diperoleh dari rata-rata biaya produksi, penerimaan, dan pendapatan keempat sampel, sedangkan untuk kapasitas 2,000 kg/jam diperoleh dari rata-rata biaya produksi, penerimaan, dan pendapatan selama 3 tahun berusaha.

(51)

Penerimaan

[image:51.595.113.498.251.518.2]

Penerimaan yang didapatkan pada usaha penggilingan padi ini berasal dari hasil penjualan beras dan dedak. Besarnya penerimaan yang diperoleh usaha penggilingan padi pada kapasitas 500 kg/jam untuk keempat sampel disajikan pada tabel berikut:

Tabel 12. Total Penerimaan Beras Rata-rata per Bulan Kapasitas 500 kg/jam

Thn

Prod. beras rata-rata per bulan

(kg)

H. Jual (Rp) Penerimaan beras (Rp)

1 24,000 1852 44,448,000

2 24,000 2386 57,264,000

3 24,000 2760 66,240,000

4 67,640 2842 192,232,880

5 67,640 3005 203,258,200

6 67,640 3960 267,854,400

7 67,640 4674 316,149,360

8 67,640 5436 367,691,040

9 67,640 5870 397,046,800

10 67,640 6368 430,731,520

11 67,640 6493 439,186,520

12 76,640 7720 591,660,800

13 76,640 8582 657,724,480

Jml 766,400 61948 4,031,488,000

rata-rata 58,954 4765 310,114,462

Sumber: Lampiran 4, diolah

(52)
[image:52.595.108.516.132.426.2]

Untuk pernerimaan dedak rata-rata per bulan disajikan pada tabel berikut:

Tabel 13. Total Penerimaan Dedak Rata-rata per Bulan Kapasitas 500 kg/jam

Thn

Prod. Dedak rata-rata per bulan (kg)

H. Jual (Rp) Penerimaan dedak (Rp)

1 2,400 500 1,200,000

2 2,400 550 1,320,000

3 2,400 650 1,560,000

4 10,240 700 7,168,000

5 10,240 700 7,168,000

6 10,240 800 8,192,000

7 10,240 950 8,552,000

8 10,240 1,050 10,752,000

9 10,240 1,200 12,288,000

10 10,240 1,400 14,336,000

11 10,240 1,650 16,896,000

12 13,240 1,800 23,832,000

13 13,240 2,000 26,480,000

Jml 115,600 13950 139,744,000

rata-rata 8,892 1,073 10,749,538

Sumber: Lampiran 4, diolah

Dari tabel 13 di atas dapat dilihat jumlah penerimaan dedak rata-rata per bulan adalah sebesar Rp. 10,749,538

(53)
[image:53.595.111.515.173.470.2]

Maka untuk total penerimaan beras dan dedak per tahun untuk kapasitas 500 kg/jam disajikan pada tabel berikut:

Tabel 14. Total Penerimaan Beras dan Dedak Rata-rata per Tahun Kapasitas 500 kg/jam

Thn Penerimaan beras (Rp)

Penerimaan dedak (Rp)

Total penerimaan per bulan (Rp)

Total penerimaan

per tahun (Rp)

1 44,448,000 1,200,000 45,648,000 547,776,000 2 57,264,000 1,320,000 58,584,000 703,008,000 3 66,240,000 1,560,000 67,800,000 813,600,000 4 192,232,880 7,168,000 199,400,880 2,392,810,560 5 203,258,200 7,168,000 210,426,200 2,525,114,400 6 267,854,400 8,192,000 276,046,400 3,312,556,800 7 316,149,360 8,552,000 325,877,360 3,910,528,320 8 367,691,040 10,752,000 378,443,040 4,541,316,480 9 397,046,800 12,288,000 409,334,800 4,912,017,600 10 430,731,520 14,336,000 445,067,520 5,340,810,240 11 439,186,520 16,896,000 456,082,520 5,472,990,240 12 591,660,800 23,832,000 615,492,800 7,385,913,600 13 657,724,480 26,480,000 684,204,480 8,210,453,760 jml 4,031,488,000 139,744,000 4,172,408,000 50,068,896,000

rata-rata 310,114,462 10,749,538 320,954,462 3,851,453,538 Sumber: Lampiran 4, diolah

Hasil penerimaan yang didapatkan pada tabel 12 di atas diperoleh dari penjumlahan penerimaan yang dipeoleh keempat sampel yang memiliki kapasitas yang sama, yaitu 500 kg/jam, yang telah disesuaikan tahun usaha antarsampel. Harga jual baik beras maupun dedak homogen karena keempat sampel berada pada desa yang sama, sehingga harga jual pun berdasarkan harga tingkat desa.

(54)

2,683,634,869 per tahun, yang didapatkan dari hasil pengurangan antara rata-rata penerimaan per tahun dengan rata-rata biaya produksi per tahun.

[image:54.595.147.478.189.332.2]

Sedangkan penerimaan untuk kapasitas 2,000 kg/jam disajikan pada tabel berikut:

Tabel 15. Total Penerimaan Beras Rata-rata per Bulan Kapasitas 2,000 kg/jam

Thn Prod. beras per

bulan (kg) H. Jual (Rp)

Penerimaan beras (Rp)

1 30,250 6874 207,938,500

2 30,250 7540 228,085,000

3 30,250 8725 264,687,500

Jml 90,750 23139 700,711,000

Rata-rata 30,250 7713 233,570,333 Sumber: Lampiran 5

Dari tabel 15 di atas dapat dilihat bahwa jumlah penerimaan beras rata-rata untuk kapasitas 2,000 kg/jam adalah sebesar Rp. 233,570,333. Sedangkan untuk penerimaan dedak rata-rata disajikan pada tabel berikut:

Tabel 16. Total Penerimaan Dedak Rata-rata per Bulan Kapasitas 2,000 kg/jam

Thn Prod. dedak

per bulan (kg) H. Jual (Rp)

Penerimaan dedak (Rp)

1 15,400 1000 15,400,000

2 15,400 1300 20,020,000

3 15,400 1500 23,100,000

Jml 46,200 3800 58,520,000

Rata-rata 15,400 1266 19,506,667 Sumber: Lampiran 5

[image:54.595.145.480.474.616.2]
(55)
[image:55.595.113.512.188.331.2]

Maka untuk total penerimaan beras dan dedak per tahun untuk kapasitas 2,000kg/jam disajikan pada tabel berikut:

Tabel 17. Total Penerimaan Beras dan Dedak Rata-rata per Tahun Kapasitas 2,000 kg/jam

Thn Penerimaan beras (Rp)

Penerimaan dedak (Rp)

Total penerimaan

per bulan (Rp)

Total penerimaan

per tahun (Rp)

1 207,938,500 15,400,000 223,338,500 2,680,062,000 2 228,085,000 20,020,000 248,105,000 2,977,260,000 3 264,687,500 23,100,000 287,787,500 3,453,450,000 Jml 700,711,000 58,520,000 759,231,000 9,110,772,000 Rata-rata 233,570,333 19,506,667 253,077,000 3,036,924,000 Sumber: Lampiran 5

(56)

5.3 Analisis Kelayakan Usaha Penggilingan Padi

Kelayakan usaha penggilingan padi dianalisis dengan menggunakan metode analisis finansial dengan kriteria investasi, yaitu Net Present Value (NPV), Net Benefit-Cost Ratio (B/C), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period

[image:56.595.108.537.282.386.2]

(PP). Untuk melihat nilai masing-masing dari metode analisis tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 18. Nilai NPV, B/C, IRR, dan PP Usaha Penggilingan Padi

No. Ket. Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 1. NPV 380,686,518 367,311,210 50,634,946 (145,872,155) 784,848,017 2. Net

B/C

1,0054 1,0052 1,020 - 1,0040

3. IRR 185,12 173,062 24,578 - 225,443

4. PP 7 bulan 7 bulan 3 tahun 2 bulan

- 5 bulan

Sumber: Lampiran 6, 7, dan 8

Dari tabel 14 di atas, dapat dilihat bahwa untuk sampel 1 adalah sebagai berikut: • Nilai NPV sebesar Rp. 380,686,518, artinya nilai NPV nya positif • Nilai net B/C adalah 1,0054, artinya nilai net B/C > 1

• Nilai IRR adalah 185,12 artinya nilai IRR > dari tingkat suku bunga

berlaku yaitu 14% • PP selama 7 bulan

Untuk sampel 2:

• Nilai NPV sebesar Rp. 367,311,210, artinya nilai NPV nya positif • Nilai net B/C adalah 1,0052, artinya nilai net B/C > 1

• Nilai IRR adalah 173,062 artinya nilai IRR > dari tingkat suku bunga

(57)

Untuk sampel 3:

• Nilai NPV sebesar Rp. 50,634,946, artinya nilai NPV nya positif • Nilai net B/C adalah 1,020, artinya nilai net B/C > 1

• Nilai IRR adalah 24,578 artinya nilai IRR > dari tingkat suku bunga

berlaku yaitu 14%

• PP selama 3 tahun 2 bulan

Untuk sampel 4:

• Nilai NPV sebesar Rp. -145,872,155, artinya nilai NPV nya negatif

Untuk sampel 5:

• Nilai NPV sebesar Rp. 784,848,017, artinya nilai NPV positif • Nilai net B/C adalah 1,0040, artinya nilai net B/C > 1

• Nilai IRR adalah 225,443, artinya nilai IRR > dari tingkat suku bunga

berlaku yaitu sebesar 6% • PP selama 5 bulan.

Maka berdasarkan kriteria kelayakan secara finansial untuk keempat sampel, yaitu sampel 1, 2, 3, dan 5, secara keseluruhan nilai NPV, Net B/C, dan IRR, menunjukkan bahwa usaha penggilingan padi di daerah penelitian adalah layak untuk dikembangkan. Sedangkan untuk sampel 4 secara finansial usaha penggilingannya tidak layak dikembangkan. Hal ini dapat diakibatkan oleh usia usaha yang baru berjalan 2 tahun, sehingga masih tergolong baru dalam berusaha.

(58)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain:

1. Meskipun usaha penggilingan padi menggunakan kapasitas mesin yang sama, ternyata tingkat efisiensi kinerjanya berbeda-beda. Efisiensi kinerja mesin untuk kapasitas 500 kg/jam rata-rata adalah sebesar 54,25% dan untuk kapasitas 2000 kg/jam sebesar 55%.

2. Rata-rata biaya produksi kapasitas 500 kg/jam sebesar Rp. 1,167,818,669 per tahun dan untuk kapasitas 2000 kg/jam sebesar Rp. 2,518,159,333 per tahun.

3. Pendapatan rata-rata kapasitas 500 kg/jam sebesar Rp. 2,683,634,869 per tahun dan untuk kapasitas 2000 kg/jam sebesar Rp. 518,764,667 per tahun. 4. Secara finansial usaha penggilingan padi di daerah penelitian layak untuk

dikembangkan.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka terdapat beberapa saran, antara lain:

(59)

2. Kepada pemerintah disarankan untuk menertibkan penggilingan-penggilingan padi bergerak (odong-odong) yang mulai marak dan tidak memiliki surat izin usaha.

(60)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, 2007. Ciri Khas Usaha Jasa Penggilingan Padi Diakses September 2012

________, 2007. Konsep Biaya Produksi. Diakses Februari 2012

________, 2009. Mesin Penggiling Padi dan Komponennya.

________, 2009. Mesin Penggiling Padi Kecil. Februari 2012

Andoko. A, 2006. Budidaya Padi Organik. Penebar Swadaya: Jakarta

Badan Pusat Statistik, 2011. Kecamatan Lubuk Pakam dalam Angka Tahun 2011: Medan

Ibrahim. Y, 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Rineka Cipta: Jakarta

Prasetyo, Y. T, 2002. Budidaya Padi Sawah TOT. Penerbit Kanisius: Yogyakarta Setyono. A, 1994. Padi. Penebar Swadaya: Jakarta

Smith, H. P dan L. H. Wilkes, 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta

Soekartawi, 1993. Teori Ekonomi Produksi. Raja Grafindo Persada: Jakarta Sukirno. S, 2005. Mikro Ekonomi. Raja Grafindo Persada: Jakarta

Teguh. M, 2010. Ekonomi Industri. Rajawali Pers: Jakarta Umar. H, 2001. Studi Kelayakan Bisnis. Rineka Cipta: Jakarta

Widodo dkk, 2005. Analisis Kelayakan Usaha Rice Milling Unit.

(61)

LAMPIRAN

Lampiran 1

Investasi total kapasitas 500 kg/jam

Sampel Kapasitas Tanah Bangunan Mesin Jumlah

1 500 kg/jam 17,280,000 47,520,000 37,000,000 101,800,000 2 500 kg/jam 33,000,000 57,600,000 40,000,000 130,600,000 3 500 kg/jam 200,000,000 270,000,000 40,000,000 510,000,000 4 500 kg/jam 120,000,000 120,000,000 45,000,000 285,000,000 5 2,000 kg/jam 216,000,000 40,000,000 50,000,000 306,000,000

Lampiran 2

Data input dan output rata-rata per bulan

Sampel

Input Output

Gabah (kg)

Beras (kg)

Dedak (kg)

(62)

Lampiran 3

Total biaya per tahun sampel 1

Tahun

Biaya Tetap (Rp) Biaya Variable (Rp)

Tenaga

Kerja Jumlah

Peny. Mesin

Peny.

Garukan Pajak Bahan Baku Oli Solar Roll Goni

Tali Plastik

(63)

Lampiran 3a

Total biaya per tahun sampel 2

Tahun

Biaya Tetap (Rp) Biaya Variable (Rp)

Tenaga

Kerja Jumlah Peny.

Mesin

Peny.

Garukan Pajak Bahan Baku Oli Solar Roll Goni

Tali Plastik

(64)

Lampiran 3b

Total biaya per tahun sampel 3

Tahun

Biaya Tetap (Rp) Biaya Variable (Rp) Tenaga

Kerja Jumlah

Peny. Mesin

Peny. Garukan

Peny.

Truk Pajak

Angs.

Pinjaman Bahan Baku Oli Solar Roll Goni

Tali Plastik

(65)

Lampiran 3c

Total biaya per tahun sampel 4

Tahun

Biaya Tetap (Rp) Biaya Variable (Rp)

Tenaga

Kerja Jumlah Peny.

Mesin

Peny.

Garukan Pajak Bahan Baku Oli Solar Roll Goni

Tali Plastik

1 4,500,000 30,000 700,000 697,049,280 1,800,000 8,748,000 900,000 6,480,000 136,000 21,600,000 741,943,280 2 4,500,000 30,000 700,000 938,968,800 1,800,000 9,720,000 960,000 7,920,000 170,000 21,600,000 986,368,800

Lampiran 3d

Total biaya per tahun sampel 5

Tahun

Biaya Tetap (Rp) Biaya Variable (Rp)

Tenaga

Kerja Jumlah Peny.

Mesin

Peny. Garukan

Angs.

Pinjaman Bahan Baku Oli Solar Roll Goni

Tali

Plastik Transpor

(66)

Lampiran 4

Penerimaan rata-rata per tahun sampel 1

Tahun

produksi beras rata-rata per

bulan (kg)

Harga Jual (Rp)

produksi dedak rata-rata per

bulan (kg)

Harga Jual (Rp)

Penerimaan beras (Rp)

Penerimaan dedak

(Rp) Total

1 24,000 1852 2,400 500 44,448,000 1,200,000 45,648,000

2 24,000 2386 2,400 550 57,264,000 1,320,000 58,584,000

3 24,000 2760 2,400 650 66,240,000 1,560,000 67,800,000

4 24,000 2842 2,400 700 68,208,000 1,680,000 69,888,000

5 24,000 3005 2,400 700 72,120,000 1,680,000 73,800,000

6 24,000 3960 2,400 800 95,040,000 1,920,000 96,960,000

7 24,000 4674 2,400 950 112,176,000 2,280,000 114,456,000

8 24,000 5436 2,400 1,050 130,464,000 2,520,000 132,984,000

9 24,000 5870 2,400 1,200 140,880,000 2,880,000 143,760,000

10 24,000 6368 2,400 1,400 152,832,000 3,360,000 156,192,000

11 24,000 6493 2,400 1,650 155,832,000 3,960,000 159,792,000

12 24,000 7720 2,400 1,800 185,280,000 4,320,000 189,600,000

(67)

Pendapatan rata-rata per tahun sampel 1

Penerimaan per bulan (Rp)

Penerimaan per tahun (Rp)

Total Biaya per tahun (Rp)

Pendapatan per tahun (Rp)

45,648,000 547,776,000 373,749,354 174,026,646

58,584,000 703,008,000 411,629,354 219,378,646

67,800,000 813,600,000 493,611,154 319,988,846

69,888,000 838,656,000 638,148,154 200,507,846

73,800,000 885,600,000 878,430,154 7,169,846

96,960,000 1,163,520,000 983,988,154 179,531,846

(68)

Lampiran 4a

Penerimaan rata-rata per tahun sampel 2

Tahun

produksi beras rata-rata per

bulan (kg)

Harga Jual (Rp)

produksi dedak rata-rata per

bulan (kg)

Harga Jual (Rp)

Penerimaan beras (Rp)

Penerimaan dedak

(Rp) Total

1 22,040 2842 3,040 700 62,637,680 2,128,000 64,765,680

2 22,040 3005 3,040 700 66,230,200 2,128,000 68,358,200

3 22,040 3960 3,040 800 87,278,400 2,432,000 89,710,400

4 22,040 4674 3,040 950 103,014,960 2,888,000 105,902,960

5 22,040 5436 3,040 1,050 119,809,440 3,192,000 123,001,440

6 22,040 5870 3,040 1,200 129,374,800 3,648,000 133,022,800

7 22,040 6368 3,040 1,400 140,350,720 4,256,000 144,606,720

8 22,040 6493 3,040 1,650 143,105,720 5,016,000 148,121,720

9 22,040 7720 3,040 1,800 170,148,800 5,472,000 175,620,800

(69)

Pendapatan rata-rata per tahun sampel 2

Penerimaan per bulan (Rp)

Penerimaan per tahun (Rp)

Total Biaya per tahun (Rp)

Pendapatan per tahun (Rp)

64,765,680 777,188,160 544,219,000 232,969,160

68,358,200 820,298,400 561,038,900 259,259,500

89,710,400 1,076,524,800 862,497,500 214,027,300

(70)

Lampiran 4b

Penerimaan rata-rata per tahun sampel 3

Tahun

produksi beras rata-rata per

bulan (kg)

Harga Jual (Rp)

produksi dedak rata-rata per bulan

(kg)

Harga Jual (Rp)

Penerimaan beras (Rp)

Penerimaan dedak

(Rp) Total

1 21,600 2842 4,800 700 61,387,200 3,360,000 64,747,200

2 21,600 3005 4,800 700 64,908,000 3,360,000 68,268,000

3 21,600 3960 4,800 800 85,536,000 3,840,000 89,376,000

4 21,600 4674 4,800 950 100,958,400 4,560,000 105,518,400

5 21,600 5436 4,800 1,050 117,417,600 5,040,000 122,457,600

6 21,600 5870 4,800 1,200 126,792,000 5,760,000 132,552,000

7 21,600 6368 4,800 1,400 137,548,800 6,720,000 144,268,800

8 21,600 6493 4,800 1,650 140,248,800 7,920,000 148,168,800

9 21,600 7720 4,800 1,800 166,752,000 8,640,000 175,392,000

(71)

Pendapatan rata-rata per tahun sampel 3

Penerimaan per bulan (Rp)

Penerimaan per tahun (Rp)

Total Biaya per tahun (Rp)

Pendapatan per tahun (Rp)

64,747,200 776,966,400 552,807,400 224,159,000

68,268,000 819,216,000 589,296,500 229,919,500

(72)

Lampiran 4c

Penerimaan rata-rata per tahun sampel 4

Tahun

produksi beras rata-rata per bulan

(kg)

Harga Jual (Rp)

produksi dedak rata-rata per bulan

(kg)

Harga Jual (Rp)

Penerimaan beras (Rp)

Penerimaan dedak

(Rp) Total

1 9,000 7720 3,000 1,800 69,480,000 5,400,000 74,880,000

2 9,000 8582 3,000 2,000 77,238,000 6,000,000 83,238,000

Pendapatan rata-rata per tahun sampel 4

Penerimaan per bulan (Rp)

Penerimaan per tahun (Rp)

Total Biaya per tahun (Rp)

Pendapatan per tahun (Rp)

74,880,000 898,560,000 741,943,280 156,616,720

(73)

Lampiran 4d

Penerimaan rata-rata per tahun sampel 5

Tahun

produksi beras

rata-rata per bulan (kg)

Harga Jual (Rp)

produksi dedak rata-rata per bulan

(kg)

Harga Jual (Rp)

Penerimaan beras (Rp)

Penerimaan dedak

(Rp) Total

1 30,250 6468 15,400 1000 195,657,000 15,400,000 211,057,000

2 30,250 7540 15,400 1300 228,085,000 20,020,000 248,105,000

3 30,250 8725 15,400 1500 264,687,500 23,100,000 287,787,500

Pendapatan rata-rata per tahun sampel 5

Penerimaan per bulan (Rp)

Penerimaan per tahun (Rp)

Total Biaya per tahun (Rp)

Pendapatan per tahun (Rp)

(74)

Lampiran 5

Efisiensi kinerja mesin

Sampel Kapasitas Efektif (kg/jam)

Kapasitas Teoritis (kg/jam)

Efisiensi Kinerja (%)

1 300 500 0.6

2 290 500 0.58

3 270 500 0.54

4 225 500 0.45

(75)

Lampiran 6 NPV sampel 1

Tahun

Benefit rata-rata (penerimaan)

Cost rata-rata

(pengeluaran) Nilai nominal (B-C) DF =I = 20

Gambar

Gambar 1. Mesin Penggiling Padi
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran
Tabel 1 Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Padi Sawah Menurut
Tabel 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Peer Tutoring dalam meningkatkan kompetensi pewarnaan dengan teknik kering

Dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa personal selling berpengaruh secara positif signifikan terhadap intensi membeli produk kecantikan

The process of mediation is seen, con- ceptually, to connect the interrelations among several dimensions including the symbolic nature of a political struggle and its material

Dari eksperimen sederhana pada tes penentuan posisi pada titik kontrol N0005 dan pengukuran detil planimetrik didapat dua hasil yang agak berbeda dimana pada tes

11 Sulistyana.dkk., 2012, Analisa Pengaruh Lingkungan Pengendapan Batubara Terhadap Kandungan Sulfur batubara. Geologi Dan Studi Batubara Seam M2, Formasi Muaraenim,

Secara umum, pengertian e-government (Adi Suryanto, 2008 : 505) adalah suatu proses penyelenggaraan pemerintahan dengan pemanfaatan TI untuk tujuan efisiensi,

1) Kepala Sub Bagian Tata Usaha Biro mempunyai tugas melakukan urusan ketatausahaan biro dan melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan. 2) Kepala Sub

patuh, dalam melakukan perilaku yang baik, agar hidupnya bersih lahir dan batin yang pada gilirannya akan mendapatkan keselamatan dan kedamaian hidup didunia