• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Lingkungan Kerja dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Direksi Paya Pinang Group

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Lingkungan Kerja dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Direksi Paya Pinang Group"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KANTOR

DIREKSI PAYA PINANG GROUP

OLEH :

LISFANI MAGHFIRAH NASUTION

112103128

PROGRAM STUDI D-III KESEKRETARIATAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

i

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : LISFANI MAGHFIRAH NASUTION

NIM : 112103128

PROGRAM STUDI : D-III KESEKRETARIATAN

JUDUL TUGAS AKHIR : PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KANTOR DIREKSI PAYA PINANG GROUP

Tanggal : Juli 2014 KETUA PROGRAM STUDI

DIPLOMA III KESEKRETARIATAN

NIP: 19741012 200003 2 003

(Dr. Beby Karina FawzeeaSembiring,SE,MM)

Tanggal : Juli 2014 DEKAN

NIP. 19560407 1988002 1001

(3)

ii

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : LISFANI MAGHFIRAH NASUTION

NIM : 112103128

PROGRAM STUDI : D-III KESEKRETARIATAN

JUDUL TUGAS AKHIR : PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KANTOR DIREKSI PAYA PINANG GROUP

Medan, Juli 2014 Menyetujui Pembimbing

(4)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil’Alamin, puji dan syukur peneliti tujukan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Kerja dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Direksi Paya Pinang Group” juga tak lupa shalawat beriring salam atas junjungan baginda Rasul Nabi besar

Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman yang gelap gulita menjadi terang benderang seperti ini. Pembuatan Tugas Akhir ini bertujuan memenuhi salah

satu syarat akademis untuk dapat menyelesaikan studi di Program Diploma III Jurusan Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penulisan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari keterlibatan berbagai pihak yang

telah membantu penulis dan yang telah memberikan dukungan moril maupun materil. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan

rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu DTM & H Msc (CTM) Spa(k), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, Mec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(5)

iv

4. Ibu Magdalena Linda L.Sibarani, SE, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Kesekretaritan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara.

5. Ibu Frida Ramadini, SE, MM, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktu dan telah membimbing penulis dengan sabar sehingga Tugas Akhir ini dapat penulis selesaikan tepat waktu.

6. Seluruh Dosen Pengajar dan Pengawai Fakultas Ekonomi, Program Studi Diploma

III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis mendapatkan informasi dan urusan kampus.

7. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda H. Irfan Nasution S.E. dan Ibunda tersayang Hj. Ir. Lilis Harmaini yang selalu memberikan doa yang luar biasa untuk penulis, dukungan dan motivasinya. Terima kasih untuk segala pengorbanan serta kasih

sayang yang tidak ternilai yang kalian berikan selama ini untuk penulis. Penulis belum dapat membalas segala kebaikan yang selalu kalian berikan dan korbankan.

Semoga Tugas Akhir ini dapat membuat kalian bangga terhadap penulis. Dari hati yang terdalam penulis ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kalian. Amin ya Allah.

8. Terima kasih untuk Fachrul Luthfy atas segala waktu, kasih sayang, semangat dan motivasi luar biasa yang selalu mendorong peneliti agar selalu fokus juga

semangat dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

(6)

v

Zahra, Dian Soraya Nst dan seluruh teman-teman khususnya stambuk 2011 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terima kasih atas persahabatan yang tidak

akan pernah peneliti lupakan.

10. Terima kasih untuk teman kecil ananda Yunishara, Isnaini, Atikah, Zulaika,

Evi, Anes, Kevin yang selalu menyemangati peneliti.

Penulis menyadari Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar nantinya dapat

menjadi baik. Akhirnya memohon agar Allah SWT memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis dan semua pihak yang telah memberi bantuan selama ini

Medan, Juni 2014

Penulis

(7)

vi DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Tujuan Magang ... 1

1.3Manfaat Magang ... 2

1.4Waktu dan Tempat Magang ... 3

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 4

2.1 Sejarah dan Kegiatan Operasional Perusahaan ... 4

2.1.1 Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk ... 4

2.1.2. Kegiatan Operasional Perusahaan ... 6

2.2 Visi dan Misi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk ... 6

2.3 Stuktur Organisasi dan Deskripsi Tugas ... 8

2.4 Job Description ... 10

BAB III PELAKSANAAN MAGANG ... 12

3.1 Bentuk Kegiatan Magang ... 12

3.2 Prosedur Magang ... 12

BAB IV KOMENTAR PESERTA MAGANG ... 14

(8)

vii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 15

(9)

1

Kinerja para pegawai dalam melaksanakan tugas-tugas dipengaruhi oleh

banyak faktor. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tersebut antara lain penempatan yang tepat, rasa aman dimasa depan, mutasi, kompensasi yang diberikan

dan masih banyak faktor-faktor lain. Disamping faktor-faktor tersebut masih ada faktor lain yang juga dapat mempengaruhi semangat juga kinerja para pegawai dalam melaksanakan tugas yaitu lingkungan kerja juga gaya kepemimpinan seorang

pemimpin dalam suatu perusahaan.

Lingkungan di dalam perusahaan memiliki pengaruh yang sangat besar pada

keberhasilan perusahaan. Lingkungan itu sendiri sering mengalami perubahan-perubahan sehingga organisasi atau perusahaan yang dapat bertahan hidup adalah perusahaan yang bisa menyesuaiakan diri dengan perubahan lingkungan. Sebaliknya,

perusahaan akan mengalami masa kehancuran apabila perusahaan tersebut tidak memperhatikan perkembangan dan perubahan lingkungan sekitarnya. Lingkungan

kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.

Menurut Budiyono (2004) bahwa lingkungan kerja merujuk pada

(10)

menurut Gomes lingkungan kerja adalah proses kerja dimana lingkungan saling

berinteraksi menurut pola tertentu dan masing-masing memiliki karakteristik dan/ atau nilai-nilai tertentu mengenai organisasi yang tidak akan lepas dari pada lingkungan dimana organisasi itu berada dan manusianya yang merupakan sentrum

segalanya. Sesuai dengan pendapat yang telah dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah komponen-komponen yang merujuk

pada lembaga atau kekuatan yang berinteraksi langsung maupun tidak langsung menurut pola tertentu mengenai organisasi atau perusahaan yang tidak akan lepas dari pada lingkungan dimana organisasi atau peruasahaan itu berada.

Kepemimpinan sangat penting dalam suatu organisasi karena kepemimpinan merupakan faktor kunci dalam suksesnya suatu perusahaan atau manajemen.

Kepemimpinan itu ada di dalam diri pemimpin. Suatu organisasi akan menjadi buta dan tidak memiliki arah jika tidak ada unsur kepemimpinan dalam perusahaan tersebut.

Menurut Ardhiansyah (2013) kepemimpinan atau Leadership adalah suatu cara untuk mempengaruhi dan memotivasi orang lain, bawahan atau kelompok untuk

saling bekerja sama dalam upaya mencapai suatu tujuan bersama tanpa adanya unsur paksaan. Kepemimpinan sangat erat hubungannya dengan kepercayaan. Membangun kepercayaan anggota atau bawahan itu sangat sulit. Sehingga diperlukan bukti nyata

(11)

Masalah kepemimpinan tidak lepas dari pembicaraan mengenai manajemen

juga gaya kepemimpinan, sebab sukses tidaknya suatu tujuan yang dicapai oleh sebuah organisasi tergantung dari kepemimpinan manajer dan gaya kepemimpinannya.

Gaya kepemimpinan adalah cara pemimpin dalam menghadapi dan melayani staf atau bawahan yang biasanya berbeda pada setiap individu dan dapat

berubah-ubah. Kesemuanya itu adalah untuk terciptanya kesatuan dan persatuan dalam berfikir serta berbuat dalam rangka mencapai tujuan organisasi (Salim, 2000).

Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan

selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah

ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Kinerja merupakan proses yang dilakukan seseorang dalam pekerjaannya.

Kinerja dipengaruhi oleh kegiatan lain dalam perusahaan dan pada gilirannya

mempengaruhi keberhasilan perusahaan. Dalam dunia kompetitif yang mengglobal, perusahaan-perusahaan membutuhkan kinerja tinggi. Pada waktu yang sama para

karyawan membutuhkan umpan balik tentang kinerja mereka sebagai petunjuk untuk mempersiapkan perilaku masa depan.

Untuk mengetahui kinerja buruk maka hasil-hasil yang baik dan dapat

(12)

jauh keberhasilan sebuah pekerjaan telah dicapai. Agar efektif, standar hendaknya

terkait dengan hasil yang diinginkan dari setiap pekerjaan (Mangkuprawira, 2003). Lingkungan kerja yang terdapat di kantor direksi paya pinang group terlihat baik akan tetapi juga monoton dikarenakan para pegawai yang bekerja di perusahaan

tersebut akan terus bekerja pada penempatan posisi kerja dari awal mereka masuk hingga mereka pensiun dan juga minimnya pengangkatan jabatan. Segala kegiatan

produksi perusahaan tersebut dilaksanakan di kebun yang terdapat pada daerah Tebing, sehingga kantor direksi paya pinang group yang beralamatkan di jalan Samanhudi nomor 15 adalah kegiatan penjualan saja kepada para konsumen tetap

yang telah sekian lama bekerja sama.

Pada Kantor Direksi Paya Pinang Group terdapat dua pimpinan yang berbeda

yang memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda yakni gaya kepemimpinan demokratis dan gaya kepemimpinan yang semi otoriter. Dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul Pengaruh Lingkungan Kerja dan Gaya

Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Direksi Paya Pinang Group.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penyusunan tugas akhir ini adalah : bagaimanakah pengaruh

(13)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh lingkungan kerja dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan di kantor direksi Paya Pinang Group.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

a. Bagi penulis, menambah dan memperluas wawasan peneliti mengenai pengaruh lingkungan kerja dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai.

b. Bagi perusahaan, dapat digunakan sebagai masukan yang bermanfaat dalam menciptakan lingkungan kerja dan gaya kepemimpinan yang lebih baik pada

masa yang akan datang.

c. Bagi pihak lain, diharapkan dapat menjadi bahan rujukan atau sumber informasi bagi yang ingin mempelajari dan membahas lebih jauh tentang Lingkungan kerja

dan Gaya Kepemimpinan.

E. Jadwal Penelitian

Dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini, peneliti membuat penelitian, penelitian ini akan dilakukan di Kantor Direksi Paya Pinang Group yang terletak

(14)

Tabel 1.1 Jadwal Survey/Observasi Tugas Akhir

No Kegiatan

April Mei Juni

IV I II III IV I II III IV

1 Persiapan

2 Pengumpulan Data

3 Penulisan Laporan

Sumber: penulis (2014) F. Sistematika Penelitian

Secara garis besar pembahasan terbagi atas empat bab, dimana setiap

babnya dibagi atas beberapa sub bab sesuai dengan pembahasannya. Adapun rencana dari Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab pendahuluan ini akan diuraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, sistematika penelitian yang terdiri dari

jadwal penelitian dan laporan penelitian.

BAB II : PROFIL INSTANSI

Pada bab profil instansi ini diuraikan sejarah singkat Kantor Direksi Paya Pinang Group, struktur organisasi, job description, kinerja usaha terkini dan rencana kegiatan.

(15)

Pada bab topik penelitian ini penulis akan menguraikan hasil penelitian

yang telah dilakukan yaitu mengenai Pengaruh Lingkungan Kerja dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Direksi Paya Pinang Group.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini merupakan bab yang terakhir dari penulisan Tugas Akhir ini. Penulis akan membuat kesimpulan berdasarkan dari hasil pembahasan pada bab

(16)

8

A. Sejarah Singkat Paya Pinang Group Medan

Paya Pinang Group adalah murni perusahaan swasta nasional. Berdirinya

Paya Pinang Group bermula dari surat keputusan Menteri Agraria No. SK/II/6Ka tertanggal 15 Februari 1962 tentang penyerahan Hak Guna Usaha (HGU) kepada dua perusahaan nasional yaitu PT Tjipta Makmur dan Sumber Deli untuk bersama-sama

mengelola perkebunan karet Paya Pinang yang merupakan kebun bekas swasta asing Horison dan Crossfield Ltd yang telah berakhir masa kontraknya. Menteri Agraria

dengan Surat Keputusan No. SK/II/6Ka tertanggal 15 Februari 1962 memberikan HGU atas perkebunan Paya Pinang seluas 2138 Ha, kepada perusahaan tersebut dan surat keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal 19 Maret 1962. Ditandai dengan

lahirnya Paya Pinang Group, oleh karena itu pemberian HGU tersebut untuk satu kebun, bagian keuangan kedua perusahaan ini merasa sulit untuk membagi HGU

tersebut, maka kedua perusahaan ini sepakat untuk membentuk suatu badan kerja yang diberi nama Badan Pelaksanaan Pengelolaan Paya Pinang (BP4) dengan tujuan agar pengelolaan kebun dapat dilaksanakan dengan baik.

Untuk memimpin BP4 ini, Direksi kedua perusahaan menduduki jabatan koordinator I oleh Ali Boman Harahap dari PT Tjipta Makmur dan koordinator II

(17)

meninggal dunia, sehingga dilakukan perubahan susunan koordinator teknis H. A.

Pangi Harahap dan sebagai pengawas masing-masing adalah H. Asjro Effendi dari PT Sumber Deli dan Haji Muslim Djalil dari PT Tjipta Makmur.

BP4 selaku pengelola Paya Pinang telah melaksanakan tugasnya dengan baik

dan kedua perusahaan tersebut secara disiplin dan adil menjalankan tugas-tugasnya dan sebaliknya BP4 menyerahkan penghargaan secara adil kepada kedua perusahaan

tersebut.

Kedua perusahaan dalam BP4 ini bertindak sebagai pengawas dalam hal ini menjadikan pengelolaan Paya Pinang terus berkembang pesat. Langkah pertama dari

BP4 dalam pengelolaan kebun Paya Pinang ini adalah mempertahankan kondisi kebun yang ditinggalkan oleh pemilik lama, produktifitasnya 600kg karet

kering/Ha/Tahun. Secara maksimal BP4 berusaha untuk merehabilitasi dan meningkatkan produktifitas kebun.

Sejalan dengan kemajuan yang dicapai dan untuk memenuhi tuntutan suatu

perkembangan, maka BP4 dirasakan kurang memenuhi persyaratan hukum sehingga pada tahun 1984 BP4 dilebur dan dibentuk menjadi satu perseroan terbatas yang

bernama PT PD Paya Pinang yang sahamnya dimiliki masing-masing 50% atas nama PT Sumber Deli dan 50% atas nama PT Tjipta Makmur. Dengan dibentuknya PT PD Paya Pinang Group dapat dirasakan bahwa semakin hari gerak laju perusahaan ini

(18)

lain-lain. Pemasaran yang semula hanya bersifat lokal kemudian melangkah lebih

maju dengan menembus pasar Internasional.

Sehubungan hal tersebut dirasakan perlu untuk memperluas kegiatan usaha dengan cara menambah areal perkebunan. Penambahan areal perkebunan dirasakan

dapat membantu meningkatkan kemajuan di perusahaan Paya Pinang Group. Adapun perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam perusahaan ini adalah :

1. PT Sumber Deli dan PT Tjipta Makmur sebagai pemilik saham 2. PT Hasrat Tjipta mengelola perkebunan kelapa sawit

3. PT PD Paya Pinang mengelola perkebunan karet, kelapa sawit dan kakao

4. PT Sumber Sawit Makmur mengelola perkebunan kelapa sawit dilengkapi dengan pabrik pengolahannya

5. PT Pinang Lestari bergerak dalam bidang konsultan dan penelitian 6. PT Pinang Jaya bergerak dalam bidang kontraktor dan supplier

7. CV Apotik Istana bergerak dalam bidang apotik dan pengadaan obat-obatan

8. Yayasan keluarga bergerak dalam bidang pendidikan

Perkebunan Paya Pinang terletak di Tebing Tinggi dengan jarak lebih kurang

12.5 KM dengan ketinggian lebih kurang 36 M diatas permukaan laut. Luas perkebunan yang dimiliki perusahaan ini adalah 2.318Ha, dengan perincian sebagai Tabel 2.1 berikut ini:

(19)

Tabel 2.1 Perincian Areal Kebun

Keterangan Luas (Ha)

Luas areal yang ditanam 1895.70 Luas areal yang tidak ditanam :

a. Emplacement dan perumahan 10.00

b. Jalan/Pasar 21.60

c. Parit 2.80

d. Areal untuk PJKA 9.90

e. Tanah kosong 378.00

Luas areal seluruhnya 2318.00

Sumber: Arsip Paya Pinang Group (Tahun 2013)

Keadaan areal diperkebunan Paya Pinang secara umum merupakan areal yang sangat baik untuk ussaha perkebunan. Dari keseluruhan areal di kebun Paya Pinang

60% merupakan areal topografy datar, 25% merupakan tanah landai dengan tingkat

kemiringan 8 - 15 dan 5 – 10 % merupakam arel curam hingga tingkat kemiringan

15 - 40

Curah hujan yang jatuh pada areal pertanaman secara keseluruhan cukup memenuhi kebutuhan air bagi tanaman. Berdasarkan data curah hujan sejak tahun

1967 sampai dengan tahun 1986 diperoleh rata-rata curah hujan 1840 milimeter per tahun dengan rata-rata hari hujan 119 hari per tahun. Temperatur untuk tanaman karet

dikebun Paya Pinang berkisar antara 23 dan dengan kelembaban relatif

(20)

Angin diperkebunan Paya Pinang tidak terlalu kencang. Angin umumnya

bertiup dari arah selatan dan barat daya dengan kecepatan lemah hingga sedang. Pada saat-saat tertentu kadang-kadang angin dari arah barat daya yang merupakan daerah lembab bertiup dengan kecepatan sedang hingga kuat, hal ini dapat mengakibatkan

banyak pohon yang tumbang.

Paya Pinang Group masih akan terus berupaya untuk mengembangkan

usahanya didalam subsektor perkebunan dalam rangka memenuhi himbauan dan membantu pemerintah untuk memperoleh tambahan devisa dari subsektor perkebunan demi melanjutkan pembangunan bangsa dan mencapai kehidupan yang

adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Pelaksanaan pembukaan areal kebun di setiap daerah ini disamping untuk

memproduktifkan kembali tanah yang terlantar juga memperbaiki kembali keadaan lingkungan yang selama ini tidak diperhatikan serta membantu taraf perekonomian Negara ini khususnya membantu perekonomian warga sekitar.

B. Visi Paya Pinang Group

(21)

C. Misi Paya Pinang Group

Adapun misi Paya Pinang Group yaitu :

1. Menjalankan usaha dibidang perkebunan karet dan kelapa sawit serta menghasilkan produk minyak sawit, inti sawit, yang berkualitas untuk

memberikan kepuasan bagi pelanggan.

2. Meningkatkan daya saing produk secara terus menerus didukung oleh sistem, cara

kerja dan lingkungan kerja yang mendorong munculnya kreativitas dan inovasi untuk meningkatkan produktifitas dan efisiensi.

3. Mengelola perusahaan secara profesional untuk meningkatkan nilai perusahaan

dengan berpegang teguh pada nila-nilai etika bisnis dan senantiasa perpedoman pada tatakelola perusahaan secara sehat.

4. Meningkatkan terus produksi setiap tahunnya untuk menjamin pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan perusahaan, serta memberikan manfaatdan nilai tambah yang optimal.

D. Jaringan Usaha atau Kegiatan

Jenis tanah pada perkebunan Paya Pinang adalah coklat kekuning-kuningan (tanah merah) dengan tekstur lempung dan struktur tingkat pH 5-6 topografi areal sebagian besar datar dan selebihnya merupakan areal landai dan curam. Tanah pada

(22)

Kesuburan tanah sangat berpengaruh pertumbuhan dan perkembangan

tanaman. Tingkat kesuburan tanah dan kemampuan lahan, ditetapkan melalui suatu penelitian, terhadap sifat fisik dan kimia tanah dengan mengamati keadaan tekstur, konsistensi, permiabilitas, kedalaman efektif kemasaman dan kejenuhan basa,

kapasitas tukar kation serta status dan jumlah ketersediaan unsur hara dalam tanah. Hasil analisa yang telah dilakukan, bahwa tingkat kesuburan tanah di kebun Paya

Pinang tergolong cukup baik untuk pertanaman komoditi yang dibudidayakan yaitu tanaman karet.

PT. Paya Pinang Group adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang

perkebunan. Perusahaan ini terbentuk dari kerjasama antara dua perusahaan yang menjalankan kegiatan usaha dimana perusahaan yang sebelumnya mengelola

perkebunan ini. Perusahaan ini mendapatkan hak untuk mengelola perkebunan yang ditinggalkan perusahaan asing ini berdasarkan dari izin menteri agrarian yang sekarang namanya menteri pertanian. Setelah mendapat kepercayaan dari Negara,

kedua perusahaan ini melanjutkan program dari perusahaan yang lama yaitu menanam karet. Tidak sampai disini saja kedua perusahaan ini memikirkan untuk

menanam tanaman lain yang berlaku dipasaran dunia sehingga diserfikasi tanaman. Jenis usaha perusahaan ini bermacam-macam yaitu sawit, karet dan kakao. Perusahaan tentu mempunyai alasan tersendiri jika perkebunannya ditanam

(23)

keunggulan tersendiri dibidangnya dan juga memiliki kelemahan tetapi perusahaan

juga sudah mempunyai cara jitu untuk menghadapi konsekuensi dari persoalam ini. Tujuan penanaman ini adalah untuk menjaga kestabilan perusahaan. Maksudnya adalah jika harga salah satu tanaman rendah dipasaran dapat ditutupi

dengan tanaman yang lain serta medapatkan laba yang besar jika harga komoditas tersebut mahal dipasaran. Pada sekarang ini terjadi krisis yang melanda dunia baik

dari sektor ekonomi, perbankan maupun perkebunan sehingga menurunkan daya beli masyarakat. Untuk harga sawit dipasaran sudah mulai merangkak naik yang sebelumnya turun drastis dari kenaikan yang signifikan sehingga harganya jualnya

diatas titik impas (BEP) yang mendapatkan keuntungan dari penjualan CPO.

Pada penjualan karet dipasaran juga mengalami hal yang sama pada sawit

yang dulunya harganya melambung dan sekarang drop jauh sehingga biaya produksi lebih besar dibandingkan dengan keuntungan yang menyebabkan kerugian yang besar. Berpengaruh dari harga minyak bumi yang turun berpengaruh besar sekali

kepada karet, karena pembuatan karet dapat direkayasa dengan minyak bumi yang umumnya disebut karet sintetis. Jika hal ini terus berlanjut tidak kemungkinan

perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan karet akan bangkrut maka bila hal ini terjadi maka akan menjadi malapetaka baik pada perusahaan maupun masyarakat akibat imbas dari krisis global.

(24)

coklat cukup beruntung dari harga sawit dan karet karena kenaikannya setelah jatuh

cukup signifikan. Hal ini terjadi karena perusahaan perkebunan kakao banyak menganti jenis usahanya dari sebelumnya kakao menjadi sawit karena sebelum krisis harga sawit menjadi primadona dipasaran dunia. semakin sedikitnya perkebunan

kakao yang didukung dengan hukum ekonomi jika harga suatu barang itu terbatas dan permintaan akan barang itu tinggi maka harga itu kan tinggi. Begitu juga perkebunan

rakyat mereka juga mengganti jenis tanaman mereka.

Berdasarkan penjelasan tersebut keuntungan perusahaan terdapat pada dua sektor jenis tanaman yaitu sawit dan kakao tentunya perusahaan dapat berjalan

dengan stabil walapun harga salah satu jenis tanaman tersebut harganya jatuh dipasaran. Walaupun demikian tentunya terdapat pengaruh yang besar terhadap

administrasi kantor, untuk menghadapi hal demikian perusahaan tentu mempunyai cara yang tersendiri dalam menghadapi masalah ini. Cadangan keuangan perusahaan akan berkurang untuk menutupi dari jatuhnya harga karet dan cepat atau lambat

perusahaan akan membuat kebijakan baru untuk menyelasaikan masalah ini tidak tertutup kemungkinan perusahaan akan mengganti tanaman yang tidak mempunyai

nilai jual tinggi dengan dengan tanaman lain yang akan menjadi primadona dikemudian hari.

(25)

Pada umumnya perusahaan memiliki struktur organisasi yang didalamnya

akan mencerminkan adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta komunikasi maupun koordinasi pengawasan dalam pelaksanaan tugas-tugas perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi maka para karyawan akan mengetahui

tugas dan tanggung jawab serta kedudukannya sehingga dapat bekerja sesuai bidangnya.

Struktur organisasi yang baik akan menghasilkan suatu sistem kerja yang lancar, efisien dan efektif. Secara umum struktur organisasi pada suatu perusahaan terdiri dari unit-unit kerja yang dilaksanakan secara kelompok atau secara individual

atau perorangan, adapun sistem kerja yang lancar, efisien dan efektif akan mempermudah perusahaan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam

perencanaan.

Struktur dan uraian tugas merupakan unsur penting dalam organisasi. Struktur organisasi dapat dianggap sebagai susunan suatu kerangka dasar yang menyeluruh

dan mempersatukan fungsi-fungsi dalam suatu perusahaan, sekaligus menetapkan hubungan antara personil yang melaksanakan fungsi tersebut. Didalam organisasi

setiap individu harus bertanggung jawab atas tugasnya.

Penyusunan struktur ini tidak bersifat statis tetapi akan mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan yang diinginkan oleh perusahaan.

(26)

9tah

Sumber: Arsip Paya Pinang Group (Tahun 2013)

Gambar 2.2 Struktur Organisasi RUPS

DEWAN KOMISARIS

1. S. ABDI HRP, BSC

2. LILIEK DARMADI DIPL. ING, MM

3. INDAH CAHYANI 4. DR. NUR ASMARA DIAH DIREKSI

DIREKTUR UTAMA : IR. SUMARTO, MBA

(27)

F. JOB DESCRIPTION

Dibawah ini akan menjelaskan secara singkat mengenai uraian tugas dan tanggung jawab jabatan yang ada di Paya Pinang Group:

1. Direksi

Direksi adalah posisi yang paling tinggi dalam suatu perusahaan karena

menentukan arah dan kebijakan perusahaan. Direksi adalah orang-orang pilihan dari hasil RUPS.

Oleh karena itu direksi harus mempunyai pola pikir, dedikasi, motivasi,

loyalitas serta visi dan misi yang yang tinggi untuk kemajuan perusahaan yang dipimpinnya.

Dibawah ini adalah salah satu tugas Direksi PT. Paya Pinang Group:

a. Menjalankan hasil RUPS dan mengelola perusahaan dengan manajemen yang baik.

b. Menyusun anggaran belanja dan program kerja tahunan.

c. Menyampaikan laporan pertanggung jawaban kepada pemegang saham dan

RUPS dalam rangka aspek kehidupan perusahaan.

d. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, dibantu oleh Asisten Direktur dan Office Manager.

(28)

Biro efisiensi dan keuangan merupakan suatu jenjang yang tinggi oleh karena

itu harus dapat menjalin hubungan yang baik dengan kepala bagian lainnya untuk menciptakan hubungan kerja yang baik dan harmonis.

Dibawah ini adalah salah satu tugas Biro Efisiensi dan Keuangan PT. Paya

Pinang Group:

a. Bekerja sama dengan Kabag Accounting

b. Mengatur dan mengawasi kelancaran arus dokumen dan kearsipan serta mengatur penyimpanan surat berharga dan dokumen

c. Mengatur penerimaan dan penempatan serta penilaian golongan/jabatan segenap

personil termsuk mengatur sistem penggajian dan kesajahteraan serta hak-hak personil

3. Wewenang Dari Kabag Keuangan

Biro Keuangan secara operasional diartikan sebagai suatu proses reformasi tentang kebijakan dan program atau kegiatan yang terkait dengan analisis Sumber

Daya yang tersedia untuk mendukung terwujudnya visi dan misi perusahaan melalui tugas-tugasnya, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat secara proporsional,

efisien dan efektif.

Kabag keuangan haruslah dikendalikan oleh orang-orang yang berpengalaman karena beban dan tanggung jawab yang besar serta harus bisa mengambil keputusan

dengan cepat, tepat dan benar.

(29)

Group:

a. Mengawasi kegiatan accounting dalam mempersiapkan laporan keuangan dan manajemen lainnya

b. Memeriksa dan menganalisis performance perusahaan, serta menginformasikan manajemen mengenai posisi keuangan perusahaan dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan serta rencana-rencana untuk mencapai tujuan perusahaan

c. Merekomendasikan Penyempurnaan yang perlu dalam upaya peningkatan efiseinsi dan efektifitas dalam kegiatan pembelian

d. Mengembangkan, merekomendasikan dan melaksanakan kebijakan dan prosedur

penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan

e. Memelihara hubungan baik dengan pihak ketiga, terutama bank

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan direksi 4. Wewenang Kepala Accountant

Kepala Accountant memiliki tanggung jawab tersendiri dalam laporan keuangan perusahaan karena memiliki tanggung jawab yang besar. Kepala accountant harus bisa mengatur bawahannya untuk menghitung atau dokumendokumen yang

mendukung dalam laporan keuangan.

Wewenang kepala accountant cukup besar dan berat karena berhubungan dengan keuangan, sesuatu yang berhubungan dengan keuangan sangat sensitif sekali

karena jika terjadi kesalahan akan menyebabkan terjadinya korupsi.

(30)

a. Mempersiapkan laporan keuangan perusahaan

b. Memeriksa kebenaran, kelengkapan serta keabsahan dokumen pendukung

c. Memastikan persiapan payroll

d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintakan Kabag Keuangan

5. Wewenang Staf Administrasi, Personalia dan Hukum

Staf administrasi, personalia dan hukum mempunyai masing-masing tugas

yang berbeda karena ruang lingkup dan ilmu kosentrasi yang berbeda pula. Staf administrasi mempunyai hubungan dengan staf bendahara karena berhubungan dengan keuangan perusahaan. Staf administrasi mempunyai peranan yang penting

dalam perusahaan dalam mengatur siklus keuangan perusahaan.

Berbeda dengan staf personalia bagian ini mempunyai tugas umum mengenai

perusahaan baik hubungan baik dengan masyarakat, antar karyawan dan staf. Staf personalia harus bisa menampung seluruh aspirasi dari seluruh elemen masyarakat, untuk membangun perusahaan agar lebih kuat dan besar dimata masyarakat.

Staf hukum tentu mempunyai tugas tentang hukum, baik dalam kontrak kerja karyawan, perusahaan mupun masalah-masalah yang terjadi di masyarakat. Setiap

perusahaan mempunyai bagian hukum tersendiri untuk mengantisipasi gejolak yang terjadi.

Wewenang Staf Administrasi, Personalia dan Hukum mempunyai kedudukan

(31)

Dibawah ini adalah salah satu tugas Staf Administrasi, Personalia dan Hukum dari

PT. Paya Pinang Group:

a. Melaksanakan kebijakan perusahaan sehubungan dengan masalah personalia b. Memonitor dan mengevaluasi disiplin kerja para pegawai staf dan non staff

perusahan

c. Membantu atasan langsung sebagai konsultan dalam memberikan saran kepada

pegawai yang mempunyai masalah

d. Mengembangkan dan melaksanakan program kuantitas kerja dan kesejahteraan pegawai

e. Melaksanakan pengurusan perizinan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan masalah hukum

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan Kabag Administrasi dan Humas atau direksi

6. Wewenang Staf Produksi

Bagian produksi dalam perusahaan merupakan bagian yang sangat penting sekali karena menentukan laba perusahaan dan maju atau tidaknya suatu perusahaan.

Bagian produksi harus mengatur dengan baik jalannya tingkat produksi secara normal.

Staf produksi harus bisa mengontrol bawahannya agar jalannya produksi

(32)

Dibawah ini adalah salah satu tugas dari staff produksi PT. Paya Pinang

Group:

a. Memonitor, mencatat dan membuat laporan produksi yang diterima dari kebun untuk diberikan kepada bagian manager

b. Membuat perkiraan schedule produksi dan penjualan sehubungan dengan keperluan negoisasi perusahaan

c. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan Kabag Administrasi dan Humas

7. Wewenang Staf Bendahara

Bendahara adalah suatu badan yang menguasai atau memegang penuh bagian keuangan dalam suatu organisasi baik swasta maupun pemerintahan. Bendahara

mempunyai tugas khusus dalam mengatur kondisi keuangan perusahaan, oleh karena itu bagian bendahara cukup vital dalam sebuah perusahaan.

Staff bendahara harus mengetahui arus keuangan perusahaan dalam

menentukan kebijakan dan arah perusahaan. Staf bendahara harus mempunyai dedikasi, loyalitas dan bertanggung jawab.

Dibawah ini adalah salah satu tugas Staf bendahara PT. Paya Pinang Group: a. Melaksanakan kebijakan direksi dalam penyusunan operasional dan strategi plan

b. Menyusun rencana keuangan dan stuktur permodalan

(33)

d. Memelihara hubungan baik dengan pihak ketiga, terutama bank

e. Mengembangkan, merekomendasikan prosedur-prosedur penerimaan dan pengeluaran dana perusahaan

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan direksi

8. Wewenang Staf Pajak

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan UU (yang dapat

dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa-timbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Oleh karena itu staf pajak menghitung tarif pajak yang dikenakan kepada

wajib pajak pribadi maupun wajib pajak badan. Tarif pajak sesuai dengan aturan yang berlaku sesuai dengan undang-undang.

Staf pajak harus teliti terhadap perhitungan pajak, pribadi maupun badan jangan sampai terjadi kesalahan perhitungan pajak yang menyebabkan kelebihan atau kurang bayar pajak.

Dibawah ini adalah salah satu tugas Staf pajak dari PT. Paya Pinang Group: a. Menghitung dan mengisi SPT pajak tahunan

(34)

G. KINERJA USAHA TERKINI

Setiap perusahaan tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan

sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua begitu juga pada PT. Paya Pinang Group, perusahaan ini terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh perusahaan dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudkan itu

semua karena membutuhkan kerja keras yang ditinggi, disiplin dan loyalitas dalam bekerja. Pastinya untuk mendorong mencapai laba yang maksimal diperlukan kinerja

yang bermutu dan tepat jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan perusahaan adalah meningkatkan produksi perkebunan dengan efektif dan efisiensi.

Kinerja usaha terkini yang dilakukan oleh perusahaan tentu didukung dengan

pemikiran-pemikiran para ahli dibidangnya dan teknologi yang muktahir. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan jangan sampai gagal karena akan

memakan waktu dan biaya yang tinggi.

Perusahaan juga mencari terobosan baru untuk mencapai itu semua dengan ide-ide yang inovatif dan kreatif yang tinggi, karena setiap perusahaan berupaya agar

laba yang didapatkan setiap tahunnya meningkat. Dengan meningkatnya laba perusahaan maka perusahaan dapat menjadi perusahaan yang besar yang dapat

(35)

H. RENCANA KEGIATAN PERUSAHAAN

Setiap perusahaan mempunyai rencana-rencana yang akan dilaksanakan baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Dalam pembuatan rencana tentu saja

perusahaan telah memikirkan apa yang terbaik buat perusahaan. Begitu juga dengan PT.Paya Pinang Group yang selalu menyusun daftar rencana yang akan dilaksanakan.

Rencana kegiatan ini berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan, karena

apabila dalam kegiatan perusahaan tanpa rencana maka perusahaan itu akan ketinggalan informasi tentang perkembangan jaman. PT. Paya Pinang Group membuat rencana yang salah satunya adalah meningkatkan peranan administrasi

kantor. Peranan administrasi kantor dalam perusahaan ini sebelumnya dilakukan dengan sederhana tetapi dengan rencana yang baru maka peranan administrasinya

(36)

28 1. Pengertian Lingkungan Kerja

Pertumbuhan dan perkembangan suatu perusahaan tidak dapat dilepaskan dari lingkungan sekitarnya. Dengan kata lain lingkungan dapat berpengaruh baik positif

maupun negatif terhadap perusahaan. Oleh karena itu masalah lingkungan tidak boleh diabaikan dalam sebuah perusahaan.

Lingkungan dalam perusahaan yang sedang beroperasi memiliki pengaruh

yang cukup besar pada kebersihan perusahaan, dengan perubahan yang saat ini sedang terjadi dan makin meluasnya masyarakat global, perusahaan menghadapi

banyak tantangan yang tidak dihadapi sebelumnya. Lingkungan perusahaan dapat diartikan sebagai keseluruhan dari faktor yang mempengaruhi perusahaan baik organisasi maupun kegiatannya, sedangkan arti lingkungan secara luas mencakup

semua faktor ekstern yang mempengaruhi individu, perusahaan dan masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan tersebut banyak ragamnya termasuk

aspek ekonomi, sosial dan politik.

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar perusahaan, tetapi mempunyai pengaruh atas pertumbuhan dan perkembangan perusahaan. Pada

(37)

disebutkan bahwa lingkungan adalah segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam

alam kehidupan yang senantiasa berkembang.

Pengertian lain juga menyebutkan lingkungan adalah segala sesuatu hal yang terkait dengan operasional perusahaan dan bagaimana kegiatan operasional tersebut

dapat berjalan. Lingkungan kerja yang baik akan sangat mempengaruhi tingkat produktivitas karyawan hal ini dapat dilihat dari peningkatan teknologi dan cara

produksi, sarana dan peralatan produksi yang digunakan, tingkat keselamatan dan kesehatan kerja serta suasana lingkungan kerja itu sendiri.

Menurut Trisnawati (2005) lingkungan perusahaan adalah berbagai hal atau

berbagai pihak yang terkait langsung dengan kegiatan sehari-hari organisasi dan mempengaruhi langsung terhadap setiap program, kebijakan, hingga denyut nadinya

perusahaan. Lingkungan perusahaan banyak sekali sehingga sulit disebutkan satu persatu, adapun salah satu yang termasuk dalam lingkungan perusahaan adalah perundang-undangan beserta peraturan lainnya, sitem birokrasi dan sitem nilai

masyarakat.

Faktor lingkungan merupakan salah satu yang harus dipertimbangkan dalam

sebuah perusahaan yang sedang beroperasi, dalam prakteknya ternyata tidak semudah dibayangkan orang, hal ini disebabkan karena faktor lingkungan tidak statis, tetapi lebih bersifat dinamis artinya hal yang saat ini dianggap tidak berpengaruh terhadap

(38)

Selain itu lingkungan perusahaan dapat diartikan sebagai keseluruhan dari

faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi perusahaan baik organisasi maupun kegiatannya, sedangkan arti lingkungan secara luas mencakup faktor ekstern yang mempengaruhi individu, perusahaan dan masyarakat, faktor yang mempengaruhi

perusahaan tersebut adalah luas dan banyak ragamnya termasuk aspek ekonomi, politik, sosial, hukum dan sebagainya.

Dalam praktek mengenai faktor yang termsauk dalam lingkungan perusahaan tidaklah mudah, hal ini disebabkan karena faktor lingkungan tidak bersifat statis artinya hal yang saat ini tidak dipengaruhi atas perusahaan mungkin lima atau

sepuluh tahun kemudian akan berpengaruh terhadap perusahaan sehingga harus dimasukkan dalam beberapa faktor yang harus dipertimbangkan. Pengertian lain

mengenai lingkungan adalah segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang.

Ada dua lingkungan utama yang menjadi bahan pertimbangan dalam

menyusun strategi yaitu:

1. Perubahan lingkungan ekstern perusahaan yang mencakup lingkungan pekerjaan

atau industri dan lingkungan sosial.

2. Perubahan lingkungan intern perusahaan, lingkungan perusahaan mencakup elemen penting atau kelompok, yang tindakan maupun keinginannya

(39)

Mereka yang mempunyai kepentingan adalah pemegang saham, suplier,

kreditur, pesaing, pelanggan, serikat pekerja dan asosiasi dagang seperti kadin dan pemerintah. Masing-masing faktor saling menunjang dan saling mempengaruhi faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan tersebut banyak ragamnya termasuk

aspek ekonomi dan politik.

Menurut Sudarmayanti (2006) lingkungan kerja adalah semua keadaan tempat

kerja dapat mempengaruhi pegawai atau karyawan baik secara langsung atau tidak langsung. Hal serupa juga dikatakan oleh Reksohadiprojo pengaturan lingkungan kerja adalah penerapat ditempat kerja, kelembapan ditempat kerja, sirkulasi udara

ditempat kerja, getaran mekanis di tempat kerja, tata warna, dekorasi, musik dan keamanan ditempat kerja.

Lingkungan kerja juga dapat diartikan sebagai sikap, nilai, norma dan perasaan yang lazim dimiliki oleh para karyawan sehubungan dengan organisasi mereka. Dengan kata lain lingkungan kerja dianggap sebagai kepribadian suatu

perusahaan seperti yang dilihat oleh para pekerjanya, jika para karyawan merasa lingkungannya terlalu otoriter maka dapat diduga bahwa mereka akan bertindak

sesuai dengan anggapan ini, sekalipun pihak manajer melakukan segala usaha untuk bersikap demokratis atau mementingkan karyawan. Perbaikan di lingkungan kerja itu sendiri dapat menumbuhkan kegairahan semangat dan kecepatan kerja, demikian juga

(40)

Lingkungan kerja menurut Nitiseminto (2002) adalah segala sesuatu yang ada

di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Sebuah perusahaan atau organisasi bisnis yang beroperasi di sebuah lingkungan tidak dapat menafikan bahwa, selain kegiatan

bisnis yang dikelolanya, mereka tersebut juga terlibat di lingkungan seputar organisasi, oleh karena itu sebuah perusahaan perlu memahami lingkungan apa saja

yang terkait langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan perusahaan.

Setiap perusahaan pasti mengharapkan suatu lingkungan kerja yang selalu bersih, rapi dan masing-masing orang mempunyai konsistensi dan disiplin diri,

sehingga mampu mendukung terciptanya tingkat efisiensi dan produktivitas yang tinggi di perusahaan. Lingkungan kerja menunjuk pada hal-hal yang berada di

sekeliling dan melingkupi kerja karyawan. Kondisi ini lebih banyak tergantung pimpinan, sehingga suasana kerja yang tercipta tergantung pada pola yang diciptakan pimpinan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah sesuatu yang berada diluar perusahaan yang terkait dengan operasional perusahaan

dan sebagai sikap, nilai, norma dan perasaan yang lazim dimiliki oleh karyawan sehubungan dengan organisasi mereka

2. Pentingnya Lingkungan Kerja

(41)

tanggung jawab dan pada akhirnya dapat memperoleh hasil yang maksimal.

Lingkungan kerja yang baik serat dukungan dari karyawan tertentu akan dapat meningkatkan semangat kerja karyawan, namun bila lingkungan kerja kurang mendukung, tingkat kesalahaan yang dilakukan oleh karyawan akan tinggi.

Lingkungan kerja yang baik serta dukungan yang baik serta dukungan dari karyawan tertentu akan dapat meningkatkan semangat kerja karyawan, namun bila lingkungan

kerja kurang mendukung, tingkat kesalahaan yang dilakukan oleh karyawan akan tinggi. Besarnya pengaruh lingkungan terhadap setiap perusahaan tetentu akan berbeda-beda, tetapi perusahaan yang akan berkembang dengan baik pada umumnya

adalah perusahaan yang melakukan inovasi tiada henti, misalnya yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan di Indonesia yaitu AKMD, Aqua dan pabrik rokok Jarum.

Lingkungan dimana perusahaan beroperasi akan terus mengalami perubahan, dalam setiap perubahan akan menimbulkan pemikiran yang berbeda-beda sehingga memberikan peluang bagi perusahaan untuk memperoleh beranekaragam masukan

dari kondisi lingkungan yang tidak menentu. Karena ada diferensiasi itu, diperlukan upaya integrasi yang lebih besar. Perusahaan harus secara terus menerus memberi

kontribusi atas setiap perubahan yang terjadi apabila tidak ingin mengalami kegagalan.

Menurut Musselman dan John mengatakan bahwa kepuasan kerja

(42)

lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang mendukung dapat menciptakan semangat

kerja antara karyawan dan perusahaan sehingga setiap pekerjaan yang dibebankan dapat dikerjakan dengan penuh tanggung jawab.

Salah satu penelitian yang lebih memberikan harapan mengenai dimensi

lingkungan kerja telah dilakukan oleh harapan mengenai dimensi lingkungan kerja telah dilakukan oleh Compbell dan rekan-rekannya, dalam usaha mereka

mengembangkan ukuran yang lebih independent dari dimensi lingkungan kerja. Untuk menjelaskan pentingnya pemahaman tentang lingkungan pekerjaan maka dalam menyusun stategi untuk menyiasati lingkungan persaingan haruslah tepat,

Bambang Hariadi salah satu orang yang menganalisis tentang ligkungan pekerjaan mengatakan bahwa hasil analisis ini dapat menyimpulkan akan peluang dan ancaman

yang dihadapi perusahaan, prospek usaha yang panjang serta dapat dilanjutkan dengan strategi apa yang terbaik dalam menghadapi lingkungan usaha tersebut.

Analisis dalam lingkungan tersebut akan menentukan bagaimanaa arah dan

tujuan strategi yang disusun perusahaan dalam mencakup berbagai peluang yang tersembunyi dalam lingkungan yang dihadapi. Realita tersebut mencakup informasi

penting tentang lingkungan spesifik pekerjaan (task environment) serta lingkungan sosial dan budaya.

Para peneliti mengidentifikasikan sepuluh dimensi lingkungan kerja pada

(43)

Tingkatan perincian metode yang dipakai untuk melaksanakan tugas oleh

perusahaan.

2. Hubungan Imbalan-Hukum

Tingkatan batasan pemberian imbalan tambahan seperti promosi dan kenaikan

gaji didasarkan pada prestasi dan jasa bukan dari pertimbangan lain seperti senioritas dan favoritisme.

3. Sentralisasi keputusan

Batas kemampuan penting dipusatkan pada manajemen atas. 4. Tekanan pada Prestasi

Keinginan pada pihak karyawan perusahaan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik dan memberikan sumbangannya bagi sasaran karya perusahaan.

5. Tekanan pada Latihan dan Pengembangan

Tingkat batas organisasi berusaha meningkatkan prestasi individu melalui kegiatan pengembangan dan latihan yang tepat.

6. Keamanan versus Resiko

Tingkat batas tekanan dalam perusahaan menimbulkan perasaan kurang aman

dan kecemasan pada para anggotanya. 7. Keterbukaan versus Ketertutupan

Batas orang lebih suka berusaha menutupi kesalahan dan menampilkan diri

(44)

Perasaan bahwa lingkungan perusahaan merupakan tempat yang baik.

9. Pengakuan dan Umpan Balik

Seorang individu mengetahui apa pendapat dari atasannya mengenai pekerjaannya serta tingkat dukungan mereka atas dirinya.

Pada Kantor Direksi Paya Pinang Group struktur tugas sudah ada dan yang membuat keputusan untuk masalah struktur tugas adalah bagian personalia. Penggajian dilihat dari kedudukan atau jabatan yang dimiliki pegawai di Kantor

Direksi Paya Pinang Group. Keputusan diambil dari pendapat-pendapat seluruh pegawai tetapi kesimpulan akhir merupakan direksi. Tekanan terhadap pekerjaan

yang dilakukan tidak ada tekanan. Setiap pegawai harus mengikutin pelatihan dan apabila tidak mengikuti maka akan diberi sanksi. Status pegawai yang memiliki pekerjaan yang baik akan diberi penilaian oleh direksi sehingga meningkatkan

semangat pegawai dalam bekerja maka pimpinan memberikan reward dan memberikan pengakuan bagi pegawai yang memiliki pekerjaan yang baik.

Kondisi lingkungan kerja yang menyenangkan diperlukan dan memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan produktivitas kerja. Produktivitas kerja lebih dipengaruhi oleh faktor perhatian khusus yang diberikan oleh manajemen kepada

(45)

Kondisi fisik yang dimaksud antara lain:

a. Ventilasi yang baik memungkinkan masuknya udara segar ketempat pekerjaan. b. Penerangan cukup sebagai pencegah kecelakaan,

c. Tata ruang yang rapi dan perabot yang rapi yang menimbulkan rasa estetika yang

tinggi.

d. Lingkungan kerja yang bersih menjadikan rasa tenang berada dalam perusahaan

untuk waktu lama.

e. Lingkungan yang bebas dari polusi udara.

Kesemua itu sangatlah penting untuk mendapatkan perhatian karena para

karyawan dan anggota organisasi lainnya menggunakan paling sedikit sepertiga waktunya dihabiskan ditempat kerjanya.

Sesungguhnya merupakan tugas perusahaan untuk memanajemen dan mengambil langkah dalam menjamin keselamatan para karyawan karena apabila salah satu karyawan terserang penyakit atau mengalami kecelakaan di tempat

pekerjaannya akan berakibat produktivitas perusahaan menurun dan dapat menyebabkan turunnya tingkatan kepuasan karyawan.

Pada Kantor Direksi Paya Pinang Group terlihat ventilasi yang kurang baik karena banyaknya tumpukan kertas pada lantai di masing-masing posisi duduk pegawai sehingga terkesan tidak rapi. Penerangan cukup baik pada seluruh ruangan

(46)

bersih karena kebersihan dilakukan oleh office boy yang memberikandan para pegawai membuang sampah pada tempatnya. Polusi udara kurang baik karena banyaknya tumpukan berkas yang menyebabkan debu karena berkas yang bertumpukan tersebut.

3. Lingkungan Tempat Kerja

Lingkungan dalam perusahaan cakupannya luas sekali salah satunya

lingkungan eksternal dan lingkungan internal baik itu berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan eksternal adalah suatu kondisi yang bersifat multifaset dan kompleks, yang memiliki banyak faktor atau unsur yang berpengaruh

pada keberhasilan perusahaan, ada dua bentuk lingkungan perusahaan yaitu perusahaan kemasyarakatan dan lingkungan tugas.

Lingkungan bisnis dalam perusahaan dibagi atas dua lingkungan yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal, lingkungan eksternal terbagi menjadi dua kategori yaitu lingkungan jauh dengan lingkungan industri. Sementara itu

lingkungan internal merupakan aspek yang ada di dalam perusahaan hal ini juga di utarakan oleh Erni bahwa secara garis besar lingkungan organisasi dapat dibagi dua

macam lingkungan internal dan lingkungan eksternal sedangkan lingkungan eksternal dapat dibagi menjadi dua yitu lingkungan langsung dan lingkungan tidak langsung.

Berbagai tantangan lingkungan eksternal yang perlu dipertimbangkan antara

(47)

Pada Kantor Direksi Paya Pinang Group lingkungan tempat kerja dalam

menghadapi tantangan teknologi dari luar perusahaan sudah cukup baik karena semua bagian dari unit-unit pekerjaan sudah memakai komputer dan koneksi internet sehingga pekerjaan lebih cepat selesai. Penghasilan pegawai telah mencukupi karena

penghasilan dapat memenuhi keadaan ekonomi setiap pegawai. Keadaan politik terjalin dengan baik karena hubungan antara mitra kerja sudah terjalin dengan baik.

Keadaan demografis, kondisi geografis dan sosial budaya baik karena hubungan antara budaya pegawai yang lain terjalin dengan baik.

Lingkungan eksternal merupakan bagian yang tidak dapat diabaikan dalam

rangka melakukan manajemen SDM. Adapun lingkungan internal yang dipandang sangat berpengaruh adalah sebagai berikut:

1. Organisasi sumberdaya manusia. 2. Kultur organisasi.

3. Penilaian organisasi.

Menurut Nitiseminto (2002) diantaranya adalah: 1. Kebersihan

Kebersihan lingkungan mempengaruhi kesehatan karyawan karena itu hendaknya harus dijaga, bukan hanya tugas petugas kebersihan saja melainkan semua pihak yang terkait dengan perusahaan tersebut. Lingkungan yang bersih mendorong

(48)

menyangkut pembuangan sampah sangat berpengaruh pada kesehatan lingkungan

masyarakat. 2. Penerangan

Penerangan yang baik dapat membantu dan melaksanakan terciptanya suasana

kerja yang lebih aman dan membantu meningkatkan semanagat kerja karyawan.

3. Kebisingan

Dapat mengganggu konsentrasi dan menimbulkan kerugian bagi perusahaan

oleh karena itu hendaknya mengurangi kebisingan tersebut. 4. Keamanan

Rasa aman dimiliki menimbulkan ketenangan dan ketenangan akan mendorong semangat kerja. Setiap faktor dalam lingkungan kerja hendaknya saling mendukung satu sama lain.

Pada Kantor Direksi Paya Pinang Group kebisingan tidak terjadi karena sumber bising tidak ada. Keadaan cukup aman karena penjagaan yang cukup ketat

dilakukan oleh security.

Selain itu juga lingkungan kerja dalam perusahaan dapat berupa: 1. Struktur tugas

(49)

keberadaan mekanisme pelaksanaan tugas dalam hal siapa bertanggung jawab kepada

siapa. Struktur tugas harus jelas dan mekanisme harus dijalankan.

Akhirnya bukan tidak mungkin seorang karyawan tidak dapat bekerja, jika mereka tidak tahu harus mengerjakan apa. Atau banyak orang yang mengendalikan

atau memberi perintah langsung pada seorang karyawan, sehingga karyawan tidak tahu tugas mana yang harus diselesaikan. Akibatnya ia tidak dapat mengerjakan

satupun.

2. Desain pekerjaan

Desain pekerjaan menggambarkan kompleksitas dan tingkat kesulitan suatu tugas yang dikerjakan seorang karyawan. Jika seorang karyawan merasa bahwa tugas

itu terlampau sulit dan harus melibatkan banyak pihak, maka dapat dipastikan bahwa seorang karyawan akan dapat menyelesaikannya. Sehingga manajemen harus dapat menjamin bahwa tugas yang diberikan dapat diselesaikan.

3. Pola kepemimpinan

Pola kepemimpinan mencerminkan model kepemimpinan yang diterapkan

dalam mengelola karyawan. Ada sekelompok pemimpin menerapkan praktek kepemimpinan yang berorientasi pada penyelesaian tugas (task oriented). Pada golongan pemimpinini, aspek-aspek individual karyawan kurang mendapat perhatian.

(50)

B. Kepemimpinan

1. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan memainkan peranan yang dominan, krusial dan kritikal dalam keseluruhan upaya untuk meningkatkan prestasi kerja, baik pada tingkat individual,

kelompok dan organisasi. Dengan demikian, tampak pemimpin selalu akan dikaitkan dengan kelompok, karena seorang pemimpin tanpa kelompok dan para anggota, tidak

akan ada manfaatnya, meskipun individu tersebut mempunyai potensi yang sangat baik untuk menjadi seorang pemimpin. Pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang mampu melaksanakan kepemimpinan secara efektif pula dan pada giliran tujuan

organisasi akan tercapai.

Kepemimpinan adalah gejala universal yang ada pada setiap kelompok

manusia sebagai sebuah sistem sosial, mulai dari kelompok kecil yang terdiri dari beberapa orang sampai pada kelompok besar yang dimakan bangsa. Menurut nixon (Sutrisno, 2009), kepemimpinan merupakan suatu bentuk seni yang unik, yang

membutuhkan kekuatan dan visi pada tingkat yang luar biasa. Kepemimpinan merupakan aktivitas perilaku seseorang dalam mempengaruhi orang lain. Persoalan

(51)

2. Gaya-gaya Kepemimpinan

Para ahli dalam berbagai bidang telah banyak melakukan penelitian terhadap gaya dalam melaksanakan kepemimpinan. Meskipun istilah yang dipergunakan tidak sama tetapi maksudnya sama. Pada pokok ada tiga gaya kepemimpinan, yakni:

1. Kepemimpinan otoriter ialah kepemimpinan berdasarkan kekuasaan mutlak. Seorang pemimpin otoriter memimpin tingkah laku pengikut-pengikutnya dengan

mengarahkan kepada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Segala keputusan berada di satu tangan, yakni pemimpin otoriter itu yang dianggap oleh orang lain dan yang menganggap dirinya lebih mengetahui daripada orang-orang lain. Setiap

keputusannya dianggap syah, dan pengikut-pengikutnya menerima tanpa pertanyaan. Pemimpin otoriter ini dianggap sebagai manusia super.

2. Kepemimpinan demokratis ialah kepemimpinan berdasarkan demokrasi. Yang penting disini, bukan dipilihnya pemimpin itu secara demokratis oleh pengikut-pengikutnya, melainkan cara ia melaksanakan kepemimpinannya secara

demokratis. Pemimpin tersebut bergiat sedemikian rupa, sehingga suatu keputusan merupakan keputusan bersama dari semua anggota kelompok. Setiap

anggota kelompok mempunyai kebebasan untuk menyatakan pendapatnya, akan tetapi wajib tunjuk kepada keputusan mayoritas anggota kelompok. Fungsi pemimpin disini ialah menuntun dan mengkoordinasikan proses pengambilan

(52)

3. Kepemimpinan yang bebas ialah pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya

organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus

ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.

Pada Kantor Direksi Paya Pinang Group terdapat dua gaya kepemimpinan yang berbeda yang dilakukan oleh dua pemimpin dikantor Direksi tersebut gaya kepemimpinan yang diterapkan yakni gaya kepemimpinan yang demokratis dan juga

gaya kepemimpinan yang semi otoriter. Gaya kepemimpinan tersebut diterapkan pada saat kondisi tertentu dan dalam keadaan yang tepat. Gaya kepemimpinan yang

demoktaris dan gaya kepemimpinan semi otoriter disini maksudnya pada saat pemimpin mengadakan rapat untuk mendengarkan masing-masing masukan yang diberikan oleh para karyawan tetapi disatu sisi pada keputusan akhir tetap diambil

oleh keputusan Direksi tersebut.

Menurut Sutarto (dalam Sutrisno, 2009) pendekatan perilaku berlandaskan

pemikiran bahwa keberhasilan atau kegagalan pemimpin ditentukan oleh gaya bersikap dan bertindak seorang pemimpin yang bersangkutan. Gaya bersikap dan bertindak akan tampak dari:

(53)

3. Cara berkomunikasi.

4. Cara membuat keputusan.

5. Cara mendorong semangat bawahan. 6. Cara memberikan bimbingan.

7. Cara menegakkan disiplin.

8. Cara mengawasi pekerjaan bawahan.

9. Cara meminta laporan dari bawahan.

10.Cara menegur kesalahan bawahan dan lain-lain. (Sutrisno, 2009).

Pada Kantor Direksi Paya Pinang Group pemimpin memberikan pekerjaan

kepada pegawai sesuai dengan job discription. Cara berkomunikasi pemimpin kepada pegawainya baik karena informasi yang disampaikan oleh pemimpin dapat diterima

oleh pegawaai. Cara pengambilan keputusan dengan mengambil pendapat dari para pegawai dan dimusyawarahkan tetapi keputusan tetap ditangan Direksi.

Untuk mendorong semangat pegawai direksi menggunakan motivasi kearah

agama dan memberikan bimbingan dengan arahan. Dalam menegakkan disiplin dengan peringatan lisan apabila karyawan tidak berubah maka peringatan akan dibuat

dalam bentuk tulisan. Direksi mengawasi pegawai dengan cara melihat terlebih dahulu apabila terdapat kesalahan pegawai tersebut akan dipanggil secara pribadi sedangkan bagian personalia dalam mengontrol pekerjaan para pegawai akan terjun

(54)

Menurut Sutrisno (2009) adapun gaya kepemimpinan yang ada, yaitu:

1. Gaya persuasif yaitu gaya kepemimpinan dengan menggunakan pendekatan yang menggugah perasaan, pikiran atau dengan kata lain dengan melakukan ajakan atau bujukan.

2. Gaya refresif yaitu gaya kepemimpinan dengan cara memberikan tekanan-tekanan, ancaman-ancaman sehingga bawahan merasa ketakutan.

3. Gaya partisipatif yaitu gaya kepemimpinan di mana memberikan kesempatan kepada bawahan untuk itu secara aktif baik mental, spiritual, fisik maupun material dalam kiprahnya di organisasi.

4. Gaya inovatif yaitu pemimpin yang selalu berusaha dengan keras untuk mewujudkan usaha-usaha pembaruan di dalam segala bidang, baik bidang politik,

ekonomi, sosial, budaya atau setiap produk terkait dengan kebutuhan manusia. 5. Gaya investigatif, yaitu gaya kepemimpinan yang selalu melakukan penelitian

yang disertai dengan rasa penuh kecurigaan terhadap bawahannya sehingga

menimbulkan yang menyebabkan kreativitas, serta inisiatif dari bawahan kurang berkembang, karena bawahan takut melakukan kesalahan-kesalahan.

6. Gaya inspektif, yaitu pemimpin yang suka melakukan acara-acara yang sifatnya protokoler, kepemimpinan dengan gaya inspektif menuntut penghormatan bawahan, atau pemimpin yang senang apabila dihormati.

(55)

baik. Komunikasi tersebut membuat segala ide, program dan kebijakan dapat

dipahami oleh bawahan sehingga bawahan mau merealisasikan semua ide, program dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemimpin.

8. Gaya naratif, yaitu pemimpin yang bergaya naratif merupakan pemimpin yang banyak bicara namun tidak disesuaikan dengan apa yang ia kerjakan, atau dengan kata lain pemimpin yang banyak bicara sedikit bekerja.

9. Gaya edukatif, yaitu pemimpin yang suka melakukan pengembangan bawahan dengan cara memberikan pendidikan dan keterampilan kepada bawahan, sehingga bawahan menjadi memiliki wawasan dan pengaaman yang lebih baik dari hari

kehari. Sehingga seorang pemimpin yang bergaya edukatif takkan pernah menghalangi bawahannya yang ingin mengembangkan pendidikan dan

keterampilan.

10.Gaya retrogesif, yaitu pemimpin tidak suka melihat maju, apalagi melebihi dirinya. Untuk itu pemimpin yag bergaya retrogatif selalu menghalangi

bawahannya untuk mengembangkan pengetahuan dan keteramoilan. Sehingga dengan kata lain, pemimpin yang bekerja retrogatif sangat senang melihat

bawahannya selalu terbelakang, bodoh, dan sebagainya.

(56)

bawahannya dengan baik, sehingga bawahan mau merealisasikan semua ide, program

dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemimpin.

3. Perilaku Kepemimpinan

a. Beberapa Proses Menuju Posisi Pemimpin

Menurut Salim (2000) ada beberapa sebab yang membuat orang berhasil meraih kedudukan menjadi pemimpin, yaitu sebagai berikut:

1. Pertama, pemimpin diangkat karena memiliki sikap mental terkendali terpuji dan sedikit menonjol dalam lingkugannya serta disepakati untuk dikaderkan oleh lingkungan itu sendiri, baik dari pihak atasan maupun dari pihak bawahan serta

dari pihak setingkat. Biasanya penampilan dari tipe orang semacam ini biasa-biasa saja, dan tidak begitu berambisi atau berharap untuk menjadi pemimpin.

Pada umumnya, orang semacam ini lebih banyak memikirkan kualitas kerjanya dan kemajuan organisasi daripada mengibaratkan kedudukan sebagai seorang pemimpin. Orang ini disebut dengan pemimpin berbakat alamiah, yaitu bakat

yang dibawa semenjak lahir.

2. Kedua, pemimpin diangkat karena tarikan dari atas saja tanpa memperdulikan

partisipasi dari lingkungan. Misalnya karena orang tuanya atau familinya pemegang saham dominan yang bisfat menentukan. Jadi, ini semacam kepemimpinan yang dipaksakan. Biasanya pemimpin yang berdasarkan hal itu

(57)

3. Ketiga, seorang beminat menjadi pemimpin, tetapi seolah-olah tidak

menginginkannya. Secara diam-diam dia berusaha keras melalui jasa orang lain untuk dapat dipilih menjadi pemimpin. Umpamanya dengan membuat grup-grup yang cukup kuat dalam lingkungannya. Dia berupaya memanfaatkan jasa-jasa

dari grup tersebut dengan mengadakan rapat-rapat tersembunyi dan biasanya dengan memberikan berbagai macam janji-janji untuk menanamkan pengaruh

dalam lingkungan. Ahirnya, dia terpilih dan diangkat menjadi pemimpin. Pemimpin yang semacam ini biasanya memiliki pola pikir subjektif karena keterkaitannya dengan utang budi atas jasa-jasa yang diberikan anggota grup.

Mau tidak mau, dia harus memenuhi janji-janji yang telah diprogramkan sebelumnya. Kepemimpinan semacam ini sangat tidak meyakinkan untuk

keberhasilan organisasi.

4. Keempat, seseorang diangkat menjadi pemimpin karena berhasil menciptakan suatu prestasi atau karya besar yang sangat berpengaruh bagi keberhasilan

organisasi. Misalnya, dia berhasil menciptakan cara mencairkan dan menghindari terjadinya kredit macet dalam berbagai kondisi dan situasi. Kepemimpinan

semacam ini memiliki kekuatan tersendiri yang harus diakui dan diterima oleh semua pihak, sepanjang dia memilii dan selalu memelihara sikap mental terkendali terpuji.

(58)

mampu mengikuti dan mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Dia hanya bisa dipakai untuk sementara menjelang ditemui orang yang benar-benar memenuhi persyaratan.

6. Keenam, pemimpin dipilih dengan suara bulat dan diminta kesediaannya untuk

mengemukakan syarat-syarat yang menarik, seperti gaji yang besar, fasilitas yang lengkap serta pemberian wewenang seperlunya. Pemimpin yang seperti ini kita

kenal dengan sebutan pemimpin yang profesioanal.

Pada Kantor Direksi Paya Pinang Group proses direktur mencapai posisi sebagai pemimpin yaitu pemimpin yang diangkat karena memiliki sikap mental yang

terkendali, terpuji dan menonjol dalam lingkungannya. Pada umumnya, orang semacam ini lebih banyak memikirkan kualitas kerjanya dan kemajuan organisasi

daripada mengibaratkan kedudukan sebagai seorang pemimpin. Orang ini disebut dengan pemimpin berbakat alamiah, yaitu bakat yang dibawa semenjak lahir.

b. Macam-macam Kepemimpinan Menurut Perilakunya

Berdasarkan perilaku seorang pemimpin, dalam kenyataannya kita temui lima jenis kepemimpinan, yaitu sebagai berikut:

1. Kepemimpinan yang mengandalkan pertimbangan-pertimbangan objektif dan bersendikan fakta kebenaran.

Yang dimaksud dengan kepemimpinan yang mengandalkan

(59)

personel bawahan secara terbuka. Seandainya ada permasalahan pada tingkat

bawahannya, maka dia berusaha membuka hati bawahan untuk melihat masalah yang sebenarnya. Selain itu, dia menilai dan mengambil keputusan dengan pertimbangan objektif yang berdasarkan ketentuan yang ada sehingga keputusan yang dimaksud

dapat diterima oleh semua pihak. Kelebihan dari kepemimpinan jenis ini ialah bahwa keputusan yang diambil dalam menyelesaikan berbagai msalah diharapkan akan

menjadi tuntas serta kerja sama dan semangat kerja akan terbina dengan baik. 2. Kepemimpinan yang mengandalkan kekuasaan

Yang dimaksud dengan kepemimpinan yang mengandalkan kekuasaan adalah

seorang pemimpin yang membiasakan diri melayani tugas-tugas organisasi dan bawahan dengan memperlihatkan kekuasaan yang membuat bawahan dicengkerami

perasaan takut. Perilaku dari kepemimpinan jenis ini hanya mungkin terpakai oleh seorang pemimpin yang menguasai sepenuhnya semua kegiatan organisasi sehingga sama sekali tidak memerlukan bantuan orang lain. Hal ini akan dapat terwujud bila

kebetulan seluruh personel bawahannya terdiri dari orang-orang yang terdesak kehidupannya. Sebaliknya, jika di dalam organisasi tersebut terdiri dari orang-orang

yang kreatif dan profesional, maka akan dapat menimbulkan akibat-akibat sebagai berikut.

a. Personel yang kreatif dan ingin menyumbangkan pikirannya akan mengalami

(60)

b. Sumber daya personel tidak akan tergali dan daya yang telah dikuasainya tidak

akan berkembang.

c. Kerja sama dalam arti sumbangan pikiran tidak akan tercipta sebab memang tidak diperlukan karena seluruh personel bersifat menunggu perintah dan merupakan

tenaga pelaksana semata.

Kelebihan dari kepemimpinan jenis ini di dalam organisasi perusahaan hampir

tidak ada. Sedangkan, kelemahannya banyak sekali, diantaranya seperti yang telah disebutkan diatas.

Pola kepemimpinan yang mengandalkan kekuasaan ini, hanya dimungkinkan

untuk perusahaan kecil milik pribadi dengan syarat yang bersangkutan harus dapat hadir disetiap waktu di lokasi perusahaan. Bila pemimpinnya tidak cukup mempunyai

waktu untuk hadir setiap saat di lokasi perusahaan akan menyebabkan sebagian besar kegiatan akan menjadi tertunda-tunda yang berarti pemborosan waktu. Hal ini sangat bertentangan dengan prinsip manajemen. Sehingga sulit diramalkan perusahaan akan

dapat hidup dan berkembang.

3. Kepemimpinan yang mengandalkan kekuatan (dukungan)

Yang dimaksud dengan kepemimpinan mengandalkan kekuatan dan dukungan adalah seorang pemimpin yang dalam mengambil bebagai keputusan mengandalkan kekuatan dukungan-dukungan. Kekuatan itu mungkin berada di

(61)

Pemimpin jenis ini selalu ragu-ragu mengambil keputusan (meskipun hati

nuraninya telah mengetahui keputusan yang terbaik) kalau tidak didukung oleh kekuatan tersebut. Kebaikan dari kepemimpinan jenis ini dalam organisasi perusahaan hampir tidak ada, sedangkan kelemahannya cukup banyak, anara lain

sebagi berikut:

a. Kerja sama yang berfungsi sebagai tulang punggung organisasi akan sering

terancam.

b. Semua personel akan kehilangan pedoman serta sering bersifat ragu-ragu, takut-takut dan akhirnya bersikap pasif tanpa dedikasi.

c. Sumber daya personel tidak akan tergali dan daya yang telah dikuasainya tidak akan dapat dikembangkan.

Pola kepemimpinan sebagaimana diuraikan di atas tidak akan dapat membuat perusahaan bertahan lama karena pihak pemimpin tidak dapat memikirkan dan memberikan yang terbaik untuk perusahaan. Namun, hal ini adalah yang terbaik bagi

pendukung yang biasanya tidak atau kurang objektif dan sering berubah-ubah berdasarkan selera. Bahkan, tidak jarang pula para pendukung tersebut

terpecah-pecah pada saat tertentu sehingga pemimpin menjadi ragu-ragu dan semua keputusan menjadi tertunda-tunda. Keadaan ini sama saja artinya dengan tidak ada pemimpin. 4. Kepemimpinan yang berhati angin-anginan

Gambar

Tabel 1.1 Jadwal Survey/Observasi Tugas Akhir
Tabel 2.1 Perincian Areal Kebun
Gambar 2.2 Struktur Organisasi

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh stres kerja, gaya kepemimpinan, motivasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan dikantor PDAM

Bagi penelitian mendatang diharapkan menambah variabel lain yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan tidak hanya gaya kepemimpinan, motivasi kerja, disiplin kerja dan

Tujuan penelitian ini 1) Untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan di kantor PDAM Kota Madiun, 2) Untuk menganalisis pengaruh diklat terhadap

Nilai R Square 0, 777 menunjukkan bahwa variasi dari variabel lingkungan kerja, gaya kepemimpinan, kompensasi, dan motivasi mampu menjelaskan kinerja karyawan sebesar

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah diduga gaya kepemimpinan, stres kerja dan lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja

Gaya kepemimpinan di lingkungan kantor cabang Bank BRI Perawang dimata responden secara keseluruhan menunjukan bahwa gaya kepemimpinan dapat menjadi salah satu

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah diduga gaya kepemimpinan, stres kerja dan lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi “Gaya Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Kepuasan Kerja Karyawan Sebagai Variabel Intervening ” terhadap Kantor