• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran Masukan Unsur Hara Melalui Curah Hujan, Air Tembus dan liran Batang ke Dalam Ekosistem Hutan Rawa Gambut (Studi Kasus di HPH PT. Diamond Raya Timber, Propinsi Dati I Riau)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengukuran Masukan Unsur Hara Melalui Curah Hujan, Air Tembus dan liran Batang ke Dalam Ekosistem Hutan Rawa Gambut (Studi Kasus di HPH PT. Diamond Raya Timber, Propinsi Dati I Riau)"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUKURAN MASUKAN UNSUR HARA

MELALUI CURAH HUJAN, AIR TEMBUS DAN ALIRAN BATANG

KE DALAM EKOSISTEM HUTAN RAWA GAMBUT

(Studi K,~sus di HPH PT. Diamond R:I~:I Timber, Propinsi Dnti I Riau)

Ole11

:

DIN1 ANITASARI SABANIAH

E.310919

JURUSAN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN

BOGOR

(2)

"

--/

1zmvti

t u m k a ~

dan' /antlit air 3ang bevsib,

..,

g a y Ram; m e n g b i d ~ ~ k a ~

aeqan air it^ ~egen'

( t a d )

sang

mti,

.a 'Y

~ e s ~ ~ g ~ b ~ a

Ram; teiab u n e ~ ~ g i [ i r k a ~

h j a n itu dianta~a

m n u s i a

sxpasa meveka mevanhi( peLajaran (darkxa); maka ke6an3akan

m ~ u s i a

itu

tiad

wtay kecmli weng4kari ( n i h t - ~ ~ ~ )

*

(3)

RINGKASAN

DIN1 AIVITASARI SABANIAH. E.310919. Pengukuran Masukan Unsur Hara Melalui Curah Hujan, Air Tembus dan Aliran Batang k e D a l a m Ekosistem Hutan R a ~ v a Gambut. Di Balvah Bimbingan Bapak Ir. ISTOMO, IMS d a n Ir. BASUIU WASIS, MSc.

Daerah gambut dilihat dari segi fungsi lingkungan hidup sebagai penyangga kehidupan yang

penting dan menyimpan kekayaan plasma nutfah d i dalam lingkungan yang amat terbatas. Sifat khas

tanah gambut di Indonesia selain mengandung bahan organik yang tinggi (>65%), tanah gambut kadang-

kadang atau selalu tergenang air dan masukan hara hanya dari air hujan karena permukaan gambut tidak

dicapai oleh air pasang atau air banjir maka gambut mempakan tanah yang miskin hara. Berdasarkan ha1

tersebut di atas, ekosistem hutan rawa gambut sangat tergantung pada air hujan sebagai sumber hara

utama.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui banyaknya masukan unsur hara essensial melalui curah

hujan, air tembus dan aliran batang. Data yang diperoleh dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam

pengelolaan hutan termasuk penilaian keseimbangan hara tempat tumbuh, siklus hara dan analisis

pengamh perlakuan silvikultur terhadap keseimbangan hara suaN sistem.

Penelitian dilakukan di HPH PT. Diamond Raya Timber Propinsi Dati I Riau, dilakukan selama dua bulan, yaitu penengahan bulan Juli 1998 sampai dengan pertengahan bulan September 1998. Sebagai

obyek penelitian adalah hutan rawa gambut yang temasuk dalam petak plasma nutfah seluas 1 ha

bem'kuran 100 m x 100 m.

Stasiun pengamatan dipilih sebanyak 15 buah, terdiri dari 12 stasiun tingkat poho~i (strata A) dan

3 stasiun tingkat tiang (strata B) menyebar pada petak contoh 100 m x 100 m, tiap stasitin terletak dalam sub petak 20 m x 20 m dengan posisi bersilangan.

Pada masing-masing stasiun pengamatan dipasang alat penampung air tembus dan aliran batang.

Air tembus dikumpulkan dengan menggunakan plastik bemkuran 1 m', dipasang setinggi 1 meter di atas

pemukaan tanah, pada bagian tengah dilubangi dan diletakkan ember di bawahnya. Aliran batang

dikumpulkan dengan cara melingkarkan selang plastik pada batang pohonltianp. selang tersebut

dihubungkan pada jrigen plastik. Data air tembus dan aliran batang diperoleh dengan cara mengukur

volume air tertampung dibagi dengan luas penampung. Curah hujan diukur dengan menggunakan alar

penakar hujan. Alat tersebut diletakkan pada tempat terbuka dekat lokasi penelitian. Data curah hujan

diperoleh dengan cara mengukur volume air tertampung dibagi dengan luas alat penakar hujan.

Contoh curah hujan, air tembus dan aliran batang (strata A dan B) diambil sebanyak 3 kali kejadian hujan untuk dianalisis kandungan unsur hara N, P, K, Ca, Mg, Cu dan Zn.

Data curah hujan, air tembus dan aliran batang yang diperoleh diperkirakan nilainya bervariasi.

untuk mengetahui hubungan ketiga tipe masukan air hujan tersebut, kemudian dibuat model persamaan

(4)

DIN1 ANITASARI SABANIAH. E.310919. Pengukuran Masukan Unsur H a r a Melalui Curah Hujan, Air Tembus d a n Aliran Batang ke Dalam Ekosistem Hutan Rawa Gambut. Di Bawah Bimbingan Bapak Ir. ISTOMO, M S dan Ir. BASUIU WASIS, MSc.

Daerah gambut dilihat dari segi fungsi lingkungan hidup sebagai penyangga kehidupan yang

penting dan menyimpan kekayaan plasma nutfah di dalam lingkungan yang amat terbatas. Sifat khas

tanah gambut di Indonesia selain mengandung bahan organik yang tinggi (>65%), tanah gambut kadang- kadang atau selalu tergenang air dan masukan hara hanya dari air hujan karena pemlukaan gambut tidak

dicapai oleh air pasang atau air banjir maka gambut mempakan tanah yang miskin hara. Berdasarkan ha1

tersebut di atas, ekosistem hutan rawa gambut sangat tergantung pada air hujan sebagai sumber hara

utama.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui banyaknya masukan unsur hara essensial melalui curah

hujan, air tembus dan aliran batang. Data yang diperoleh dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam

pengelolaan hutan termasuk penilaian keseimbangan hara tempat tumhuh, siklus hara dan analisis

pengaluh perlakuan silvikultur terhadap keseimbangan hara suatu sistem.

Penelitian dilakukan di HPH PT. Diamond Raya Timber Propinsi Dati I Riau, dilakukan selama

dua bulan, yaitu-pertengahan bulan Juli 199s sampai dengan pertengahan bulan September 1998. Sebagai obyek penelitian adalah hutan rawa gambut yang termasuk dalam petak plasma nutfah seluas 1 ha

betukuran 100 m x 100 m.

Stasiun pengamatan dipilih sebanyak 15 buah, terdiri dari 12 stasiun tingkat pohon (strata A) dan 3 stasiun tingkat tiang (strata B) menyebar pada petak contoh 100 m x 100 m, tiap stasiun terletak dalam sub petak 20 m x 2 0 m dengan posisi hersilangan.

Pada masing-masing stasiun pengamatan dipasang alat penampung air tembus dan aliran batang.

Air tembus dikumpulkan dengan menggunakan plastik bemkuran 1 m', dipasang setinggi 1 meter di atas permukaan tanah, pada hagian tengah dilubangi dan diletakkan ember di bawahnya. Aliran batang

dikumpulkan dengan cara melingkarkan selang plastik pada hatang pohon'tiang, selang tersebut

dihubungkan pada jrigen plastik. Data air tembus dan aliran batang diperoleh dengan cara mengukur

volume air tenampung dibagi dengan luas penampung. Curah hujan diukur dengan menggunakan alar

penakar hujan. Alat tersebut diletakkan pada tempat terbuka dekat lokasi penelitian. Data curah hujan

diperoleh dengan cara mengukur volume air tertampung dibagi dengan luas alat penakar hujan.

Contoh curah hujan, air tembus dan aliran batang (strata A dan B) diambil sebanyak 3 kali kejadian hujan untuk dianalisis kandungan unsur hara N, P, K, Ca, Mg, Cu dan Zn.

Data curah hujan, air tembus dan aliran batang yang diperoleh diperkirakan nilainya bervariasi,

untuk mengetahui hubungan ketiga tipe masukan air hujan tersebut, kemudian dibuat model persamaan

(5)

Data curah hujan yang dikumpulkan selain data primer di lapangan juga data sekunder yang

diperoleh dari beberapa stasiun pengamatan di-sekitar lokasi penelitian kumn waknr 10 tahun terakhir

(1989

-

1989). Data sekunder tersebut digunakan untuk memprediksi besamya masukkan unsur hara ke

dalam hutan rawa gambut per tahun (kghdth).

Curah hujan, air tembus dan aliran batang yang te jadi selama penelitian adalah sebagai berikut:

0,40- 64,73 mm dengan rata-rata 14.24 mm, untuk air tembus strata A berkisar 0,13

-

51,82 mm rata-rata

9,31 mm, strata B 0,12 - 49,96 mm rata-rata 8,39

mm

untuk aliran batang strata A berkisar 0.01 -l,52 mm rata-rata 0,41 mm dan stara B 0,01

-

1.41 mm dengan rata-rata 0,36 mm.

Air tembus dan aliran batang yang diperoleh dari tegakan strata A lebih besar daripada strata B.

Hal tersebut disebabkan karena air tembus dan aliran batang yang diperoleh dari pohon strata A diperoleh langsung dari curah hujan, sedangkan pohon strata B mendapatkan air dari sisa tajuk di atasnya.

Data curah hujan, air tembus dan aliran batang kemudian digunakan untuk membuat persamaan

regresi hubungan antara curah hujan sebagai peubah bebas (x) dengan air tembus dan aliran batang

sebagai peubah tidak bebas (Y).

Persamaan regresi hubungan antara curah hujan (x) dengan air tembus (Y) pada strata A adalah

Y = 0 , 4 4 4 7 ~ ~ ~ " ~ ' ; hubungan antara curah hujan (x) dengan air tembus (Y) strata B Y = 0,3731r1.""; hubungan antara curah hujan (x) dengan aliran batang (Y) strata A Y = 0 , 0 2 1 7 ~ ' . ~ ~ ~ ' dan hubungan antara

curah hujan (x) dengan aliran batang (Y) strataB adalah Y = 0,0167~~."'~.

Berdasarkan pengujian statistik yang dilakukan, maka hubungan regresi antara air tembus dan

aliran batang dengan curah hujan di atas berpengamh nyata atau menunjukkan perbedaan yang nyata pada

taraf 99,9%. Koefisien determinasi (R') berkisar antara 93,40 - 97,18%, artinya baliwa 93.40 - 97.18% variasi peubah air tembus dan aliran batang dapat diterangkan oleh nilai peubah curah hujan

Untuk mengetahui rata-rata masukan unsur hara ke dalam ekosistem hutan rawa gambut per

tahun, digunakan pendekatan dengan satuan k f i d t h . Dihitung dengan cara mengalikan rata-rata

masukan unsur hara (kglth) per pohon dengan jumlah tegakan per ha.

Banyaknya masukan unsur hara ke dalam ekosistem hutan rawa gambut sangat dipengamlii oleh

curah hujan yang terjadi. Curah hujan yang meningkat menyebabkan air tenlbus dan aliran batang

cendemng meningkat, pada akhimya masukan unsur hara yang terjadi meningkat pula.

Curah hujan yang terjadi menyumbangkan unsur hara berkisar 2,4309

-

277,1190 kglhdth,

dengan susunan sebagai berikut: N>Zn>K>Ca>P>Cu. Air tembus dan aliran batang memberikan

masukan unsur hara dengan nilai berkisar 0,0041

-

4,3549 k g h d t h dan 0,0041 - 3,5816 kglhalth. Susunan kecepatan pencucian, sebagai berikut: K>N>Ca>P>Zn>Cu>Mg untuk air tembus dan

K>N>iMg>Ca>PsZn untuk aliran batang.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peranan masukan unsur hara air hujan

melalui curah hujan, air tembus dan aliran batang merupakan suatu ha1 yang pentilig bagi tersedianya hara

tanaman, terutama pada hutan rawa gambut yang dikenal sebagai formasi hutan dengan kondisi tanah

(6)

PENGUKURAN MASUKAN UNSUR HARA

MELALUI CURAH W J A N ,

AIR

TEMBUS DAN ALIRAN BATANG

K E DALAM EKOSISTEM HUTAN RAWA GAMBUT

(Studi Kasus di

HPH

PT. Diamond Raya Timber, Propinsi Dati

I

Riau)

KARYA ILMIAH

Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Kehutanan

Pada Fakultas Kehutanan

Institut Pertanian Bogor

Oleb :

Dini Auitasari Sabaniah

E.310919

JURUSAN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

LNSTITUT PERTANIAN BOGOR

(7)

.Judul Sliripsi

Nania Mal~asis\va

Nonior I'olioli

Doscn I'enibinibing 1,

: Pcngukuran Masukan Unsur Hara Melalui Curali FInjan, Air Tembus dan AIiran Batnng lie Dalani Ekosiste~ii IIut;~n 11;1\va Gambut (Studi Kasus di III'H PT. Dianiond llaya Tinibcr,

Propinsi Dati I Riau)

: Dini Anitasari Sabaniali

Mcngetahui :

Kotua Jurusnn Manajcmcn Hutan ltas Kehutanan

(8)

Penulis dilahirkan pada tanggal 10 Agustus 1975 di Bogor sebagai anak ketiga dan' lima

bersaudara. Ayah bemama Dudu Abdullah dan ibu bemama Cici Salsiah

.

Pada Tahun 1988 penulis menyelesaikan pendidiian Sekolah Dasar di SD Negeri Empang I1

Bogor. Pendidikan selanjutnya pada SMF' Negeri 3 Bogor. Pada tahun 1994 penulis menyelesaikan pendidikannya di SMA Negeri 2 Bogor.

Sejak tahun 1994, penulis melanjutkan pendidikan Perguruan T i g g i di Institut Pertanian

Bogor melalui Program USMl (Undangan Seleksi Masuk IPB). Pada tahun 1995 penulis diterima

sebagai mahasiswa di Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Penanian Bogor.

Tahun 1997 memilih Progam Studi Pembinaan Hutan.

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan, penulis melakukan

penelitian dengan judul "Pengukuran Masubin Unsur Hara Melalui Curah Hujan, Air Tembus

dan Aliran Batang Ke Dalam Ekosistem Hutan Rawa Gambut (Studi Kasus di HPH PT.

Diamond Raya Timber, Propinsi Dati IRiau).', di bawah bimbingan Ir. Istomo, MS dan Ir. Basuki

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT, karena atas berkah, rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya ilmiah ini.

Penulisan karya ilmiah yang disusun berdasarkan hasil penelitian ini mempakan salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Ir. Istomo, M S dan Bapak Ir. Basuki Wasis, MSc, selaku Dosen Pembimbing I dan 11, yang

telah menyampaikan ilmu, memberikan bimbingan, pengarahan dan saran yang sangat bermanfaat

semenjak penulis duduk di bangku kuliah sebagai mahasiswa Fakultas Kehutanan IPB sampai

dengan selesainya penyusunan karya ilmiah ini.

2. Bapak Dr. Ir. E.G. Togu Manurung, MS., selaku dosen penguji dari Jurusan Tehnologi Hasil Hutan dan Bapak Ir. Sambas Basuni, MS., selaku dosen penguji dari Jurusan Konservasi

Sumberdaya Hutan.

3. Pimpinan serta seluruh staf karyawan HPH PT. Diamond Raya Timber, Propinsi Dati I Riau atas

bantuan sarana dan prasarana di lokasi penelitian.

4. Bapa, Ibu, Ua, Teteh & Kang Ajar, Aa, Iyang dan Eneng yang telah banyak memberikan doa dan dorongan baik moril maupun materil kepada penulis.

5. Rekan-rekan rimbawan di Camp. TPTI Sei Bantaian, terutama Pak Tiswono Cs atas kerjasamanya

selama penulis melakukan penelitian di lapangan.

6. Rekan-rekan seperjuangan di PKL: Untari S.Hut, Risma S.Hut, Dedeh, Yayat, Enno, Mamat S.Hut, Ipoel, Igun S.Hut, dan Harry, atas bantuan dan pertolongannya yang tidak temilai.

7. Hani S.Hut, Reni %Hut & Taju, Rien Ononk, Muji S.Hut, Alin S.Hut, dan rekan-rekan Fahutan '31 lainnya mudah-mudahan kebersamaan kita terus terjalin sampai kapanpun.

Kesempurnaan hanyalah milik Alloh SWT semata, penulis mohon maaf atas berbagai

kekurangan yang terdapat dalam karya tulis ini. Akhimya, penulis berharap semoga karya kecil ini

berarti dan bemanfaat.

Bogor, Pebmari 1999

(10)

DAFTAR IS1

KATA PENGANTAR

...

i

DAFTAR IS1

...

DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

...

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

...

1

B. Tujuan

...

1

C. Manfaat Penelitian 2 11. TINJAUAN PUSTAKA A. Hutan Rawa Gambut

...

3

B. Unsur Hara

...

5

C. Tipe Masukan Unsur Hara

...

5

111. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian

.

8 B. Alat dan Bahan Penelitian

...

9

C. Metode Pengambilan Data . . 1. Anallsls Vegetasi

...

9

2. Penentuan Stasinn Pengamatan 10 3. Pengambilan Contoh di Lapangan

...

11

D. Metode Analisis Data 1. Analisis Vegetasi

...

12

2. Curah Hujan

...

.

.

.

... .... 12

3. ~ i r Tehbus

...

13

4. Aliran Batang

...

13
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)

PENGUKURAN MASUKAN UNSUR HARA

MELALUI CURAH HUJAN, AIR TEMBUS DAN ALIRAN BATANG

KE DALAM EKOSISTEM HUTAN RAWA GAMBUT

(Studi K,~sus di HPH PT. Diamond R:I~:I Timber, Propinsi Dnti I Riau)

Ole11

:

DIN1 ANITASARI SABANIAH

E.310919

JURUSAN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN

BOGOR

(77)

"

--/

1zmvti

t u m k a ~

dan' /antlit air 3ang bevsib,

..,

g a y Ram; m e n g b i d ~ ~ k a ~

aeqan air it^ ~egen'

( t a d )

sang

mti,

.a 'Y

~ e s ~ ~ g ~ b ~ a

Ram; teiab u n e ~ ~ g i [ i r k a ~

h j a n itu dianta~a

m n u s i a

sxpasa meveka mevanhi( peLajaran (darkxa); maka ke6an3akan

m ~ u s i a

itu

tiad

wtay kecmli weng4kari ( n i h t - ~ ~ ~ )

*

(78)

RINGKASAN

DIN1 AIVITASARI SABANIAH. E.310919. Pengukuran Masukan Unsur Hara Melalui Curah Hujan, Air Tembus dan Aliran Batang k e D a l a m Ekosistem Hutan R a ~ v a Gambut. Di Balvah Bimbingan Bapak Ir. ISTOMO, IMS d a n Ir. BASUIU WASIS, MSc.

Daerah gambut dilihat dari segi fungsi lingkungan hidup sebagai penyangga kehidupan yang

penting dan menyimpan kekayaan plasma nutfah d i dalam lingkungan yang amat terbatas. Sifat khas

tanah gambut di Indonesia selain mengandung bahan organik yang tinggi (>65%), tanah gambut kadang-

kadang atau selalu tergenang air dan masukan hara hanya dari air hujan karena permukaan gambut tidak

dicapai oleh air pasang atau air banjir maka gambut mempakan tanah yang miskin hara. Berdasarkan ha1

tersebut di atas, ekosistem hutan rawa gambut sangat tergantung pada air hujan sebagai sumber hara

utama.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui banyaknya masukan unsur hara essensial melalui curah

hujan, air tembus dan aliran batang. Data yang diperoleh dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam

pengelolaan hutan termasuk penilaian keseimbangan hara tempat tumbuh, siklus hara dan analisis

pengamh perlakuan silvikultur terhadap keseimbangan hara suaN sistem.

Penelitian dilakukan di HPH PT. Diamond Raya Timber Propinsi Dati I Riau, dilakukan selama dua bulan, yaitu penengahan bulan Juli 1998 sampai dengan pertengahan bulan September 1998. Sebagai

obyek penelitian adalah hutan rawa gambut yang temasuk dalam petak plasma nutfah seluas 1 ha

bem'kuran 100 m x 100 m.

Stasiun pengamatan dipilih sebanyak 15 buah, terdiri dari 12 stasiun tingkat poho~i (strata A) dan

3 stasiun tingkat tiang (strata B) menyebar pada petak contoh 100 m x 100 m, tiap stasitin terletak dalam sub petak 20 m x 20 m dengan posisi bersilangan.

Pada masing-masing stasiun pengamatan dipasang alat penampung air tembus dan aliran batang.

Air tembus dikumpulkan dengan menggunakan plastik bemkuran 1 m', dipasang setinggi 1 meter di atas

pemukaan tanah, pada bagian tengah dilubangi dan diletakkan ember di bawahnya. Aliran batang

dikumpulkan dengan cara melingkarkan selang plastik pada batang pohonltianp. selang tersebut

dihubungkan pada jrigen plastik. Data air tembus dan aliran batang diperoleh dengan cara mengukur

volume air tertampung dibagi dengan luas penampung. Curah hujan diukur dengan menggunakan alar

penakar hujan. Alat tersebut diletakkan pada tempat terbuka dekat lokasi penelitian. Data curah hujan

diperoleh dengan cara mengukur volume air tertampung dibagi dengan luas alat penakar hujan.

Contoh curah hujan, air tembus dan aliran batang (strata A dan B) diambil sebanyak 3 kali kejadian hujan untuk dianalisis kandungan unsur hara N, P, K, Ca, Mg, Cu dan Zn.

Data curah hujan, air tembus dan aliran batang yang diperoleh diperkirakan nilainya bervariasi.

untuk mengetahui hubungan ketiga tipe masukan air hujan tersebut, kemudian dibuat model persamaan

(79)

DIN1 ANITASARI SABANIAH. E.310919. Pengukuran Masukan Unsur H a r a Melalui Curah Hujan, Air Tembus d a n Aliran Batang ke Dalam Ekosistem Hutan Rawa Gambut. Di Bawah Bimbingan Bapak Ir. ISTOMO, M S dan Ir. BASUIU WASIS, MSc.

Daerah gambut dilihat dari segi fungsi lingkungan hidup sebagai penyangga kehidupan yang

penting dan menyimpan kekayaan plasma nutfah di dalam lingkungan yang amat terbatas. Sifat khas

tanah gambut di Indonesia selain mengandung bahan organik yang tinggi (>65%), tanah gambut kadang- kadang atau selalu tergenang air dan masukan hara hanya dari air hujan karena pemlukaan gambut tidak

dicapai oleh air pasang atau air banjir maka gambut mempakan tanah yang miskin hara. Berdasarkan ha1

tersebut di atas, ekosistem hutan rawa gambut sangat tergantung pada air hujan sebagai sumber hara

utama.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui banyaknya masukan unsur hara essensial melalui curah

hujan, air tembus dan aliran batang. Data yang diperoleh dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam

pengelolaan hutan termasuk penilaian keseimbangan hara tempat tumhuh, siklus hara dan analisis

pengaluh perlakuan silvikultur terhadap keseimbangan hara suatu sistem.

Penelitian dilakukan di HPH PT. Diamond Raya Timber Propinsi Dati I Riau, dilakukan selama

dua bulan, yaitu-pertengahan bulan Juli 199s sampai dengan pertengahan bulan September 1998. Sebagai obyek penelitian adalah hutan rawa gambut yang termasuk dalam petak plasma nutfah seluas 1 ha

betukuran 100 m x 100 m.

Stasiun pengamatan dipilih sebanyak 15 buah, terdiri dari 12 stasiun tingkat pohon (strata A) dan 3 stasiun tingkat tiang (strata B) menyebar pada petak contoh 100 m x 100 m, tiap stasiun terletak dalam sub petak 20 m x 2 0 m dengan posisi hersilangan.

Pada masing-masing stasiun pengamatan dipasang alat penampung air tembus dan aliran batang.

Air tembus dikumpulkan dengan menggunakan plastik bemkuran 1 m', dipasang setinggi 1 meter di atas permukaan tanah, pada hagian tengah dilubangi dan diletakkan ember di bawahnya. Aliran batang

dikumpulkan dengan cara melingkarkan selang plastik pada hatang pohon'tiang, selang tersebut

dihubungkan pada jrigen plastik. Data air tembus dan aliran batang diperoleh dengan cara mengukur

volume air tenampung dibagi dengan luas penampung. Curah hujan diukur dengan menggunakan alar

penakar hujan. Alat tersebut diletakkan pada tempat terbuka dekat lokasi penelitian. Data curah hujan

diperoleh dengan cara mengukur volume air tertampung dibagi dengan luas alat penakar hujan.

Contoh curah hujan, air tembus dan aliran batang (strata A dan B) diambil sebanyak 3 kali kejadian hujan untuk dianalisis kandungan unsur hara N, P, K, Ca, Mg, Cu dan Zn.

Data curah hujan, air tembus dan aliran batang yang diperoleh diperkirakan nilainya bervariasi,

untuk mengetahui hubungan ketiga tipe masukan air hujan tersebut, kemudian dibuat model persamaan

(80)

Data curah hujan yang dikumpulkan selain data primer di lapangan juga data sekunder yang

diperoleh dari beberapa stasiun pengamatan di-sekitar lokasi penelitian kumn waknr 10 tahun terakhir

(1989

-

1989). Data sekunder tersebut digunakan untuk memprediksi besamya masukkan unsur hara ke

dalam hutan rawa gambut per tahun (kghdth).

Curah hujan, air tembus dan aliran batang yang te jadi selama penelitian adalah sebagai berikut:

0,40- 64,73 mm dengan rata-rata 14.24 mm, untuk air tembus strata A berkisar 0,13

-

51,82 mm rata-rata

9,31 mm, strata B 0,12 - 49,96 mm rata-rata 8,39

mm

untuk aliran batang strata A berkisar 0.01 -l,52 mm rata-rata 0,41 mm dan stara B 0,01

-

1.41 mm dengan rata-rata 0,36 mm.

Air tembus dan aliran batang yang diperoleh dari tegakan strata A lebih besar daripada strata B.

Hal tersebut disebabkan karena air tembus dan aliran batang yang diperoleh dari pohon strata A diperoleh langsung dari curah hujan, sedangkan pohon strata B mendapatkan air dari sisa tajuk di atasnya.

Data curah hujan, air tembus dan aliran batang kemudian digunakan untuk membuat persamaan

regresi hubungan antara curah hujan sebagai peubah bebas (x) dengan air tembus dan aliran batang

sebagai peubah tidak bebas (Y).

Persamaan regresi hubungan antara curah hujan (x) dengan air tembus (Y) pada strata A adalah

Y = 0 , 4 4 4 7 ~ ~ ~ " ~ ' ; hubungan antara curah hujan (x) dengan air tembus (Y) strata B Y = 0,3731r1.""; hubungan antara curah hujan (x) dengan aliran batang (Y) strata A Y = 0 , 0 2 1 7 ~ ' . ~ ~ ~ ' dan hubungan antara

curah hujan (x) dengan aliran batang (Y) strataB adalah Y = 0,0167~~."'~.

Berdasarkan pengujian statistik yang dilakukan, maka hubungan regresi antara air tembus dan

aliran batang dengan curah hujan di atas berpengamh nyata atau menunjukkan perbedaan yang nyata pada

taraf 99,9%. Koefisien determinasi (R') berkisar antara 93,40 - 97,18%, artinya baliwa 93.40 - 97.18% variasi peubah air tembus dan aliran batang dapat diterangkan oleh nilai peubah curah hujan

Untuk mengetahui rata-rata masukan unsur hara ke dalam ekosistem hutan rawa gambut per

tahun, digunakan pendekatan dengan satuan k f i d t h . Dihitung dengan cara mengalikan rata-rata

masukan unsur hara (kglth) per pohon dengan jumlah tegakan per ha.

Banyaknya masukan unsur hara ke dalam ekosistem hutan rawa gambut sangat dipengamlii oleh

curah hujan yang terjadi. Curah hujan yang meningkat menyebabkan air tenlbus dan aliran batang

cendemng meningkat, pada akhimya masukan unsur hara yang terjadi meningkat pula.

Curah hujan yang terjadi menyumbangkan unsur hara berkisar 2,4309

-

277,1190 kglhdth,

dengan susunan sebagai berikut: N>Zn>K>Ca>P>Cu. Air tembus dan aliran batang memberikan

masukan unsur hara dengan nilai berkisar 0,0041

-

4,3549 k g h d t h dan 0,0041 - 3,5816 kglhalth. Susunan kecepatan pencucian, sebagai berikut: K>N>Ca>P>Zn>Cu>Mg untuk air tembus dan

K>N>iMg>Ca>PsZn untuk aliran batang.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peranan masukan unsur hara air hujan

melalui curah hujan, air tembus dan aliran batang merupakan suatu ha1 yang pentilig bagi tersedianya hara

tanaman, terutama pada hutan rawa gambut yang dikenal sebagai formasi hutan dengan kondisi tanah

(81)

PENGUKURAN MASUKAN UNSUR HARA

MELALUI CURAH W J A N ,

AIR

TEMBUS DAN ALIRAN BATANG

K E DALAM EKOSISTEM HUTAN RAWA GAMBUT

(Studi Kasus di

HPH

PT. Diamond Raya Timber, Propinsi Dati

I

Riau)

KARYA ILMIAH

Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Kehutanan

Pada Fakultas Kehutanan

Institut Pertanian Bogor

Oleb :

Dini Auitasari Sabaniah

E.310919

JURUSAN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

LNSTITUT PERTANIAN BOGOR

(82)

.Judul Sliripsi

Nania Mal~asis\va

Nonior I'olioli

Doscn I'enibinibing 1,

: Pcngukuran Masukan Unsur Hara Melalui Curali FInjan, Air Tembus dan AIiran Batnng lie Dalani Ekosiste~ii IIut;~n 11;1\va Gambut (Studi Kasus di III'H PT. Dianiond llaya Tinibcr,

Propinsi Dati I Riau)

: Dini Anitasari Sabaniali

Mcngetahui :

Kotua Jurusnn Manajcmcn Hutan ltas Kehutanan

(83)

Penulis dilahirkan pada tanggal 10 Agustus 1975 di Bogor sebagai anak ketiga dan' lima

bersaudara. Ayah bemama Dudu Abdullah dan ibu bemama Cici Salsiah

.

Pada Tahun 1988 penulis menyelesaikan pendidiian Sekolah Dasar di SD Negeri Empang I1

Bogor. Pendidikan selanjutnya pada SMF' Negeri 3 Bogor. Pada tahun 1994 penulis menyelesaikan pendidikannya di SMA Negeri 2 Bogor.

Sejak tahun 1994, penulis melanjutkan pendidikan Perguruan T i g g i di Institut Pertanian

Bogor melalui Program USMl (Undangan Seleksi Masuk IPB). Pada tahun 1995 penulis diterima

sebagai mahasiswa di Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Penanian Bogor.

Tahun 1997 memilih Progam Studi Pembinaan Hutan.

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan, penulis melakukan

penelitian dengan judul "Pengukuran Masubin Unsur Hara Melalui Curah Hujan, Air Tembus

dan Aliran Batang Ke Dalam Ekosistem Hutan Rawa Gambut (Studi Kasus di HPH PT.

Diamond Raya Timber, Propinsi Dati IRiau).', di bawah bimbingan Ir. Istomo, MS dan Ir. Basuki

(84)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT, karena atas berkah, rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya ilmiah ini.

Penulisan karya ilmiah yang disusun berdasarkan hasil penelitian ini mempakan salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Ir. Istomo, M S dan Bapak Ir. Basuki Wasis, MSc, selaku Dosen Pembimbing I dan 11, yang

telah menyampaikan ilmu, memberikan bimbingan, pengarahan dan saran yang sangat bermanfaat

semenjak penulis duduk di bangku kuliah sebagai mahasiswa Fakultas Kehutanan IPB sampai

dengan selesainya penyusunan karya ilmiah ini.

2. Bapak Dr. Ir. E.G. Togu Manurung, MS., selaku dosen penguji dari Jurusan Tehnologi Hasil Hutan dan Bapak Ir. Sambas Basuni, MS., selaku dosen penguji dari Jurusan Konservasi

Sumberdaya Hutan.

3. Pimpinan serta seluruh staf karyawan HPH PT. Diamond Raya Timber, Propinsi Dati I Riau atas

bantuan sarana dan prasarana di lokasi penelitian.

4. Bapa, Ibu, Ua, Teteh & Kang Ajar, Aa, Iyang dan Eneng yang telah banyak memberikan doa dan dorongan baik moril maupun materil kepada penulis.

5. Rekan-rekan rimbawan di Camp. TPTI Sei Bantaian, terutama Pak Tiswono Cs atas kerjasamanya

selama penulis melakukan penelitian di lapangan.

6. Rekan-rekan seperjuangan di PKL: Untari S.Hut, Risma S.Hut, Dedeh, Yayat, Enno, Mamat S.Hut, Ipoel, Igun S.Hut, dan Harry, atas bantuan dan pertolongannya yang tidak temilai.

7. Hani S.Hut, Reni %Hut & Taju, Rien Ononk, Muji S.Hut, Alin S.Hut, dan rekan-rekan Fahutan '31 lainnya mudah-mudahan kebersamaan kita terus terjalin sampai kapanpun.

Kesempurnaan hanyalah milik Alloh SWT semata, penulis mohon maaf atas berbagai

kekurangan yang terdapat dalam karya tulis ini. Akhimya, penulis berharap semoga karya kecil ini

berarti dan bemanfaat.

Bogor, Pebmari 1999

(85)

DAFTAR IS1

KATA PENGANTAR

...

i

DAFTAR IS1

...

DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

...

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

...

1

B. Tujuan

...

1

C. Manfaat Penelitian 2

11. TINJAUAN PUSTAKA

A. Hutan Rawa Gambut

...

3

B. Unsur Hara

...

5

C. Tipe Masukan Unsur Hara

...

5

111. BAHAN DAN METODE

A. Waktu dan Tempat Penelitian

.

8

B. Alat dan Bahan Penelitian

...

9

C. Metode Pengambilan Data

. .

1. Anallsls Vegetasi

...

9

2. Penentuan Stasinn Pengamatan 10

3. Pengambilan Contoh di Lapangan

...

11

D. Metode Analisis Data

1. Analisis Vegetasi

...

12

2. Curah Hujan

...

.

.

.

... .... 12

3. ~ i r Tehbus

...

13

4. Aliran Batang

...

13

5. Hubungan Curah Hujan, Air Tembus dan Aliran Batang 13

. .

(86)
(87)
(88)

RINGKASAN

DINI ANITASARI SABANIAH. E.310919. Pengukuran Masukan Unsur Hara Melalui Curah Hujan, Air Tembus dan Aliran Batang ke Dalam Ekosistem Hutan Rawa Gambut. Di Bawah Bimbingan Bapak Ir. ISTOMO, MS dan Ir. BASUKI W ASIS, MSc.

Daerah gambut dilihat dari segi fungsi Iingkungan hidup sebagai penyangga kehidupan yang penting dan menyimpan kekayaan plasma nutfah di dalam lingkungan yang amat terbatas. Sifat khas tanah gambut di Indonesia selain mengandung bahan organik yang tinggi (>65%), tanah gambut kadang.

kadang atau selalu tergenang air dan masukan hara hanya dari air hujan karena pennukaan gambut tidak

dicapai oleh air pasang atan air banjir maka gambut merupakao tanah yang miskin hara. Berdasarkan hal

terse but di atas, ekosistem hutan rawa gambut sangat tergantung pada air huJan sebagai sumber hara

utama.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui banyaknya masukan unsur ham essensial melalui curah hujan, air tembus dan aliran batang. Data yang diperoleh dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengelolaan hutan termasuk penilaian keseimbangan hara tempat tumbuh, siklus hara dan analisis pengaruh perlakuan silvikultur terhadap keseimbangan hara suatu sistem.

Penelitian dilakukan di HPH PT. Diamond Raya Timber Propinsi Dati I Riau. dilakukan selama dua bulan, yaitu pertengahan bulan Juli 1998 sampai dengan pertengahan bulan September 1998. Sebagai obyek penelitian adalah hutan rawa gambut yang termasuk dalam petak plasma nutfah seluas I ha berukuran 100 m x 100 m.

Stasiun pengamatan dipilih sebanyak 15 buah, terdiri dari 12 stasiun tingkat pohon (strata A) dan 3 stasiun tingkat tiang (strata B) menyebar pada petak eontoh 100 m x lOa m, tiap stasiun terletak dalam

sub petak 20 m x 20 m dengan posisi bersilangan.

Pada masing-masing stasiun pengamatan dipasang alat penampung air tembus dan aliran batang.

Air tembus dikumpulkan dengan menggunakan plastik berukuran 1 m2• dipasang setinggi 1 meter di atas permukaan tanah, pada bagian tengah dilubangi dan diletakkan ember di bawahnya. A1iran batang dikumpulkan dengan cara melingkarkan selang plastik pada batang pahon/liang, selang tersebut

dihubungkan pada jrigen plastik. Data air tembus dan aliran batang diperoleh dengan cara mengukur

,

volume air tertampung dibagi dengan luas penampung. Curah hujan diukur dengan menggunakan alat penakar hujan. Alat tersebut diletakkan pada tempat terbuka dekat lokasi penelitian. Data eurah hujan

diperoleh dengan cara mengukur volume air tertampung dibagi dengan luas alat penakar hujan.

Contoh eurah hujan, air tembus dan aliran batang (strata A dan B) diambil sebanyak 3 kali kejadian hujan untuk dianalisis kandungan unsur hara N, P, K, Ca, Mg, Cu dan Zn.

Data eurah hujan, air tembus dan aliran batang yang diperoleh diperkirakan nilainya bervariasi,

untuk mengetahui hubungan ketiga tipe masukan air hujan tersebut, kemudian dibuat model persamaan

(89)

RINGKASAN

DINI ANIT ASARl SABANIAH. E.310919. Pengukuran Masukan Unsur Hara Melalui Curah Hujan, Air Tembus dan Aliran Batang ke Dalam Ekosistem Hutan Rawa Gambut. Di Bawah Bimbingan Bapak Ir. ISTOMO, MS dan Ir. BASUKI WASIS, MSc.

Daerah gambut dilihat dari segi fungsi lingkungan hidup sebagai penyangga kehidupan yang

penting dan menyimpan kekayaan plasma nutfah di dalam lingkungan yang amat terbatas. Sifat khas

tanah gambut di Indonesia selain mengandung bahan organik yang tinggi (>65%), tanah gambut kadang· kadang atau selalu tergenang air dan masukan hara hanya dan air hujan karena pennukaan gambut tidak dicapai oleh air pasang atau air banjir rnaka gambut merupakan tanah yang miskin hara. Berdasarkan hal

tersebut di atas, ekosistem hutan fawa gambut sangat tergantung pada air hujan sebagai sumber hara

utama.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui banyalcnya masukan unsur hara essensial melalui curah

hujan, air tembus dan aliran batang. Data yang diperoleh dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam

pengelolaan hutan tennasuk penilaian keseimbangan hara tempat tumbuh, siklus hara dan analisis

pengaruh perlakuan silvikultur terhadap keseimbangan hara suam sistem.

Penelitian dilakukan di HPH PT. Diamond Raya Timber Propinsi Dati I Riau, dilakukan selama dua bulan, yaitu· pertengahan bulan luli 1998 sampai dengan pertengahan bulan September 1998. Sebagai obyek penelitian adalah hutan rawa gambut yang termasuk dalam petak plasma nutfah seluas I ha berukuran 100 m x 100 m.

Stasiun pengamatan dipilih sebanyak 15 buah, terdiri dari 12 stasiun tingkat pohon (strata A) dan 3 stasiun tingkat tiang (strata B) menyebar pada petak contoh 100 m x 100 m, tiap stasiun terletak dalam

sub petak 20 m x 20 m dengan posisi bersilangan.

Pada masing-masing stasiun pengamatan dipasang alat penampung air tembus dan aliran batang.

Air tembus dikumpulkan dengan menggunakan plastik berukuran 1 m2, dipasang setinggi 1 meter di atas

pennukaan tanah, pada bagian tengah dilubangi dan diletakkan ember di bawahnya. Aliran batang

dikumpulkan dengan cara melingkarkan selang plastik pada batang pohonitiang, seiang tersebut

dihubungkan pada jrigen plastik. Data air tembus dan aliran batang diperoieh dengan cara mengukur

volume air tertampung dibagi dengan luas penampung. Curah hujan diukur dengan menggunakan alaI

penakar hujan. Alat tersebut diJetakkan pada tempat terbuka dekat lokasi penelitian. Data curah hujan

diperoleh dengan cara mengukur volume air tertampung dibagi dengan luas alat penakar hujan.

Contoh curah hujan, air tembus dan a!iran batang (strata A dan B) diambil sebanyak 3 kali kejadian hujan untuk dianalisis kandungan unsur hara N, P, K, Ca, Mg, Cu dan Zn.

Data curah hujan, air tembus dan aliran batang yang diperoleh diperkirakan nilainya bervariasi,

untuk mengetahui hubungan ketiga tipe masukan air hujan tersebut) kemudian dibuat model persamaan

(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)
(128)
(129)
(130)
(131)
(132)
(133)
(134)
(135)
(136)
(137)
(138)
(139)
(140)
(141)
(142)
(143)
(144)
(145)
(146)
(147)
(148)
(149)
(150)
(151)
(152)
(153)
(154)
(155)
(156)
(157)
(158)
(159)
(160)
(161)

Referensi

Dokumen terkait

The method manipulates the redundancy inherent in line pair-relations to generate artificial 3D point entities and utilize those entities during the estimation process to improve

19/Permentan/OT.140/3/2011 tentang Pedoman Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia ( Indonesian Sustainable Palm Oil – ISPO) yang mewajibkan sertifikasi ISPO

Investasi atau penanaman modal memegang peranan penting bagi setiap usaha karena bagaimanapun juga investasi akan menimbulkan peluang bagi pelaku ekonomi untuk

Bukti  bahwa  yang  diuntungkan  dengan  sistem  MLM  adalah  Upline,  sedangkan  Downline  akan  selalu  dirugikan  adalah  bahwa 

Berkat rahmat-Nya dan kuasa-Nya maka skripsi ini dapat tersusun dengan baik dan tepat waktu, dengan judul “Agenda Media Kompas.com Dalam Kasus Kekerasan Seksual Anak Analisis

Sistem simpan pinjam yang terdapat pada Primkop Polwiltabes Semarang mencakup prosedur-prosedur pencatatan data anggota, pencatatan data simpanan, pencatatan data pinjaman,

Intellectual capital adalah asset perusahaan yang berupa modal tak terlihat, dengan adanya intellectual capital maka dapat meningkatkan nilai financial

Namun, pada daerah frekuensi 2,5 Hz – 5 Hz, suspensi pasif dan suspensi aktif dengan Fuzzy memberikan defleksi rata-rata roda kendaraan yang lebih kecil dari suspensi