UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
ANALISIS SISTEM BANK INDONESIA – REAL TIME GROSS SETTLEMENT (BI-RTGS) PADA PT BANK MANDIRI
(PERSERO), TBK. CABANG MEDAN GATOT SUBROTO
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh:
GIOVANI SIREGAR 112101125
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
NAMA : GIOVANI SIREGAR
NIM : 112101125
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
JUDUL : ANALISIS SISTEM BANK INDONESIA – REAL
TIME GROSS SETTLEMENT (BI – RTGS) PADA PT BANK MANDIRI (PERSERO), TBK. CABANG MEDAN GATOT SUBROTO
Tanggal : Juni 2014 Dosen Pembimbing Tugas Akhir
(Drs. Syahyunan, M.Si.) NIP. 19660904199103 1 003
Tanggal : Juni 2014 Ketua Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan
(Dr. Yeni Absah, SE., M.Si.) NIP. 19741123200012 2 001
Tanggal : Juni 2014 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang
telah melimpahkan berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir dengan baik. Penulisan tugas akhir ini disusun guna
memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program
Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara dan memperoleh gelar Ahli Madya. Adapun judul tugas akhir ini
adalah Analisis Sistem Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement (BI–RTGS)
pada PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Medan Gatot Subroto.
Tugas akhir ini penulis persembahkan kepada kedua orang penulis yaitu
Ayahanda Tohonan Siregar dan Ibunda Rumondang Hutapea yang tidak hentinya memberikan dukungan, doa dan semangat yang besar kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini tepat waktu. Pada
kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac., Ak. CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE., M.Si. selaku Ketua Departemen Program Studi
Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan yang sangat membantu dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.
4. Adik – adik penulis yaitu Agnes Juliana Siregar, Samuel Tirto Siregar, dan
5. Bapak Feri Kurniawan selaku Kepala Cabang PT Bank Mandiri (Persero),
Tbk. Cabang Medan Gatot Subroto, Bapak Sugi Waluyo di bagian Customer
Service Administrative (CSA), Om Andi di bagian Verifikator dan seluruh
pegawai PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Medan Gatot Subroto.
6. Kakak dan Abang di bagian Micro Business Unit pada PT Bank Mandiri
(Persero), Tbk. Cabang Medan Gatot.
7. Teman seperjuangan penulis selama kuliah yaitu Cristina Merliana Batubara,
Sonya Sinaga, Nadhira Ratnasari, Nurlela Saragi, dan Risna Yenseri. Sukses
buat kita semua.
8. Anak–anak jurusan D-III Manajemen Keuangan Grup B angkatan 2011.
9. Seluruh teman–teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu karena
keterbatasan penulis.
10. Last but not least, terima kasih kepada Erick Kristian Sitinjak buat semangatnya.
Akhirnya penulis berharap penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang memerlukannya.
Medan, Juni 2014
Penulis
Giovani Siregar
DAFTAR ISI
C. Tujuan Penelitian………... 6
D.Manfaat Penelitian………... 7
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A.Sejarah PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Medan Gatot Subroto……….... 8
1. Visi dan Misi PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. ………... 11
2. Slogan PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. ……….. 12
3. Logo PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. ………. 12
4. Lima Nilai Budaya dan Sebelas Perilaku Insan Bank Mandiri….. 13
B. Struktur PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Medan Gatot Subroto ………... 14
C. Uraian Pekerjaan PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Medan Gatot Subroto……… 15
D.Kinerja Terkini PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Medan Gatot Subroto ………... 28
BAB III PEMBAHASAN A. Peserta Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement……… 32
B. Mekanisme Transfer Dana Sistem Bank Indonesia–Real Time Gross Settlement melalui PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Medan Gatot Subroto……….. 34
C. Window Time……….... 35
D. Biaya Transaksi………. 36
E. No Money No Game………. 37
F. Capping……… 38
G. Fasilitas Likuiditas Intrahari (FLI) dan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP)……….. 38
H. BI-Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS)……….. 40
I. Bye-Laws……….. 41
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………... 44
B. Saran………. 46
DAFTAR PUSTAKA………. 47
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam perkembangan kondisi perekonomian saat ini dimana terjadi
persaingan yang cukup keras, memaksa pelakunya untuk efisien dalam segala hal,
termasuk dalam melakukan transaksi perdagangan dan pembayaran. Transaksi
perdagangan dapat dilakukan oleh pelaku dengan wilayah yang berdekatan
ataupun berjauhan, baik yang memiliki rekening di bank yang sama ataupun di
bank yang berbeda. Hal ini menyebabkan sulitnya penyelesaian hutang piutang
antar pelaku transaksi tersebut. Bank sebagai lembaga keuangan yang
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali ke masyarakat
senantiasa dituntut untuk dapat mengelola semua kegiatannya secara profesional.
Salah satu kegiatan bank yang dituntut tingkat profesionalismenya adalah
kegiatan transaksi perbankan. Tuntutan terhadap sistem pembayaran yang cepat
dan praktis semakin tidak dapat dihindarkan. Oleh karena itu, muncullah berbagai
produk bank yang dapat memudahkan nasabahnya melakukan transaksi. Mulai
dari tersedianya ATM (Automatic Teller Machine/Anjungan Tunai Mandiri) yaitu
mesin yang tersedia selama 24 jam dan digunakan untuk menarik dan bahkan
dapat mengirim duit secara langsung, terdapat juga layanan e-banking (Electronic
Banking) dimana nasabah dapat melakukan akses ke bank secara online melalui
ponsel yang sudah didaftarkan terlebih dahulu melalui pihak bank. Layanan
e-banking ini memberikan berbagai kemudahan, salah satunya dapat melihat saldo
tabungan, melakukan transfer, melakukan pengisian pulsa ponsel, pembayaran
Kemampuan setiap bank dalam menciptakan bentuk pelayanan baru,
mengembangkan produk bank dengan penggunaan teknologi atau mengadopsi
sistem dan pelayanan yang dirancang atau dikembangkan bank sentral yaitu Bank
Indonesia, yang mempermudah gerak pengguna jasanya tanpa dibatasi ruang dan
waktu yang dapat mengikat nasabahnya untuk tidak berpaling kepada bank lain.
Salah satu tugas Bank Indonesia yaitu untuk mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran dalam rangka mendukung untuk terwujudnya sistem
pembayaran yang efisien, cepat, aman dan handal. Adanya sistem pembayaran
yang efisien, cepat, aman dan handal dimaksudkan untuk mendukung stabilitas
sitem keuangan. Upaya untuk mewujudkan sistem pembayaran yang dapat
mendukung stabilitas sistem keuangan dilakukan secara berkesinambungan
melalui penurunan berbagai risiko sistem pembayaran nasional.
Berkenaan dengan hal tersebut maka sejak 17 November 2000 oleh Bank
Indonesia telah yang dikembangkan dan diimplementasikan Sistem Bank
Indonesia – Real Time Gross Settlement (BI–RTGS) yang merupakan sistem
transfer dana elektronik antar peserta dalam mata uang rupiah dimana
penyelesaian transaksinya diselesaikan secara seketika per transaksi secara
individual. Selama beberapa tahun belakangan ini hampir semua negara-negara
maju yang tergabung dalam G-10 countries telah menerapkan sistem Real Time
Gross Settlement (RTGS) untuk transaksi transfer antar bank.
Pada umumnya penerapan RTGS di berbagai negara didasari pada beberapa
alasan pokok sebagai berikut: Pertama, berbagai literatur dan studi empiris secara
intensif telah memunculkan kesadaran baru kepada berbagai bank sentral untuk
mekanisme settlement. Kedua, sistem ini akan dapat mengurangi timbulnya float
sehingga dapat mendukung efektivitas pengawasan perbankan. Selain itu,
pengelolaan likuiditas yang baik pada dunia perbankan juga dapat mendukung
efektivitas kebijakan moneter. Ketiga, sistem RTGS ini memungkinkan
dilakukannya integrasi dengan berbagai aplikasi sistem pembayaran seperti pasar
uang dan pasar modal, Delivery Versus Payment (DVP). Link dengan
cross-border payment juga dimungkinkan melalui aplikasi Payment Versus Payment
(PVP).
Sistem BI–RTGS menggunakan mekanisme gross settlement, artinya setiap
transaksi diperhitungkan secara individual dan real time. Dengan kata lain
settlement transaksi antar peserta dilakukan secara langsung sepanjang terdapat
dana yang cukup. Mekanisme ini berbeda dengan net-settlement dimana proses
penyelesaian transaksi pembayaran dilakukan pada akhir periode dengan
melakukan off setting antara kewajiban pembayaran dengan hak penerimaan
sehingga hanya ada 1 (satu) net hak atau kewajiban yang akan di-settle untuk
masing-masing rekening peserta. Mekanisme tersebut tentu saja akan mengurangi
risiko gagal bayar peserta yang sebelum adanya sistem BI–RTGS ini berpotensi
pula menjadi risiko sistemik dimana apabila terjadi kegagalan bayar salah satu
peserta akan menyulitkan peserta lain untuk memenuhikewajibannya.
Dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku, Bank Indonesia telah
mengatur berbagai upaya yang mendukung penyelenggara dan peserta untuk
selalu memperhatikan prinsip kehati–hatian, kepastian pelaksanaan transaksi
melalui sistem BI–RTGS, perlindungan kepada nasabah dan pengelolaan risiko
Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement (BI–RTGS) di Indonesia adalah
untuk:
1. Mengurangi risiko penyelesaian akhir (settlement risk) dalam sistem
pembayaran nasional;
2. Menyediakan tambahan pilihan sarana transfer yang efisien, cepat, aman, dan
handal;
3. Meningkatkan kepastian penyelesaian akhir;
4. Meningkatkan efektivitas pengelolaan dana (management fund) bagi bank
melalui sentralisasi rekening giro; dan
5. Memberikan informasi yang mendukung kebijakan moneter dan early warning
system bagi pengawasan bank.
Namun demikian untuk lebih menegaskan berbagai fungsi Bank Indonesia
dalam penyelenggaraan sistem BI–RTGS yakni sebagai pengatur dan pengawas
(overseer) maka Bank Indonesia sebagai pengatur dan pengawas (overseer)
memandang perlu untuk menyesuaikan ketentuan mengenai sistem BI–RTGS
dalam peraturan Bank Indonesia yang merupakan pedoman bagi penyelenggara.
Sistem Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement (BI–RTGS)
menggunakan media cek dan bilyet giro sebagai sarana penarikan. Menurut
Bahsan (2004:69–78), cek adalah salah satu jenis warkat yang digunakan untuk
melakukan penarikan dana dari giro. Cek dikategorikan sebagai surat berharga
dan merupakan surat tagihan utang yang memuat perintah untuk membayar
sejumlah uang oleh bank umum sebagai pihak tertarik. Oleh karena itu cek sering
perbankan di Indonesia yang digunakan untuk melakukan penarikan dana dari
rekening gironya oleh nasabah penyimpan.
Sistem BI–RTGS tersebut juga kemudian telah diadopsi oleh PT Bank
Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Medan Gatot Subroto dalam mengatur dan
menjaga stabilitas keuangan dan kelancaran sistem pembayaran. Namun
peranannya yang cukup tinggi atas kegiatan operasional perbankan mengharuskan
sistem BI-RTGS pada PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Medan Gatot
Subroto untuk dapat diatur, dikontrol dan dikelola secara ketat guna mencegah
terjadinya kerugian perusahaan yang besar maupun bagi masyarakat.
Dengan demikian perlu dikaji bagaimana prosedur pelaksanaan sistem
BI-RTGS ini pada PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Medan Gatot Subroto
sehingga dalam meminimalisasi upaya–upaya penyalahgunaan pihak yang tidak
berwenang maupun kesalahan dalam pemrosesan data dan gangguan pihak luar
sehingga tercapainya tujuan bersama pihak bank untuk menjaga stabilitas
keuangan dan melancarkan sistem pembayaran.
Sistem BI–RTGS yang dijalankan oleh PT Bank Mandiri (Persero), Tbk.
Cabang Medan Gatot Subroto ini mengikuti mekanisme yang telah ditetapkan
oleh Bank Indonesia, baik dalam hal syarat dan ketentuan transaksi, alur transaksi
maupun biaya administrasi yang dibebankan kepada setiap peserta transaksi.
Melalui terminal RTGS pada PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Medan
Gatot Subroto, peserta pengirim mentransmisikan transaksi pembayarannya ke
pusat pengolahan sistem RTGS (RTGS–Central Computer/RCC) di Bank
pembayaran akan diteruskan secara otomatis dan elektronis kepada peserta
penerima.
Keberhasilan proses settlement tergantung dari kecukupan saldo peserta
pengirim karena dalam sistem BI-RTGS peserta hanya dapat diperbolehkan untuk
mengkredit peserta lain. Dengan kata lain, peserta sistem BI-RTGS harus
meyakinkan bahwa saldo rekeningnya di Bank Indonesia cukup sebelum peserta
tersebut melaksanakan transfer ke bank perserta BI-RTGS lainnya.
Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat judul “Analisis
Sistem Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement (BI–RTGS) pada PT Bank
Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Medan Gatot Subroto”. Sesuai dengan judulnya
maka diharapkan analisis ini dapat membantu manajemen PT Bank Mandiri
(Persero), Tbk. Cabang Medan Gatot Subroto dalam meningkatkan kinerja sistem
BI–RTGS yang dimiliki.
B.Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah
“Bagaimanakah penerapan Sistem Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement
(BI–RTGS) pada PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Medan Gatot
Subroto?”
C.Tujuan Penelitian
Untuk mengkaji dan mengetahui penerapan Sistem Bank Indonesia – Real
Time Gross Settlement (BI–RTGS) pada PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Cabang
transaksi, maupun beban administrasi yang dibebankan kepada setiap peserta
transaksi sistem BI–RTGS sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
D.Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Medan Gatot Subroto
Sebagai bahan untuk dapat mendefinisikan keuntungan maupun ancaman dari
sistem BI–RTGS yang sekarang diterapkan pada PT Bank Mandiri (Persero),
Tbk. Cabang Medan Gatot Subroto sehingga dapat membantu manajemen PT
Bank Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Medan Gatot Subroto dalam
meningkatkan dan mengoptimalkan kinerja perusahaan.
2. Bagi Peneliti
Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai
penerapan Sistem Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement (BI–RTGS)
pada PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Medan Gatot Subroto.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai referensi untuk melakukan penelitian yang sama di masa yang akan
datang.
4. Bagi Masyarakat Umum
Sebagai tambahan sumber informasi yang berkenaan dengan bidang perbankan
maupun sebagai bahan acuan untuk mengetahui lebih dalam sistem yang
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A.Sejarah Singkat PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Medan Gatot Subroto
Bank Mandiri berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari
program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia.
Pada bulan Juli 1999, 4 (empat) bank milik pemerintah yaitu, Bank Bumi Daya,
Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan
Indonesia bergabung menjadi Bank Mandiri. Sejarah keempat bank tersebut dapat
ditelusuri lebih dari 140 tahun yang lalu. Keempat bank tersebut telah turut
membentuk riwayat perkembangan dunia perbankan di Indonesia.
Bank Dagang Negara merupakan salah satu bank tertua di Indonesia.
Sebelumnya Bank Dagang Negara dikenal sebagai Nederlandsch Indische
Escompto Maatschappij yang didirikan di Batavia (Jakarta) pada tahun 1857.
Pada tahun 1949 namanya berubah menjadi Escomptobank NV. Selanjutnya, pada
tahun 1960 Escomptobank dinasionalisasi dan berubah nama menjadi Bank
Dagang Negara, sebuah bank pemerintah yang membiayai sektor industri dan
pertambangan.
Bank Bumi Daya didirikan melalui suatu proses panjang yang bermula dari
nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De Nationale Handelsbank NV, menjadi
Bank Umum Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1964, Chartered Bank
(sebelumnya adalah bank milik Inggris) juga dinasionalisasi, dan Bank Umum
Negara diberi hak untuk melanjutkan operasi bank tersebut. Pada tahun 1965,
Bank Umum Negara digabungkan ke dalam Bank Negara Indonesia dan berganti
Sejarah Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) berawal dari perusahaan
dagang Belanda NV Nederlansche Handels Maatschappij yang didirikan pada
tahun 1842 dan mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun
1870. Pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan ini pada tahun 1960, dan
selanjutnya pada tahun 1965 perusahan ini digabung dengan Bank Negara
Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Pada tahun 1968 Bank Negara
Indonesia Unit II dipecah menjadi dua unit, salah satunya adalah Bank Negara
Indonesia Unit II Divisi Expor–Impor, yang akhirnya menjadi Bank Exim, bank
pemerintah yang membiayai kegiatan ekspor dan impor.
Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari Bank Industri Negara
(BIN), sebuah bank industri yang didirikan pada tahun1951. Misi Bank Industri
Negara adalah mendukung pengembangan sektor–sektor ekonomi tertentu,
khususnya perkebunan, industri, dan pertambangan. Bapindo dibentuk sebagai
bank milik negara pada tahun 1960 dan BIN kemudian digabung dengan Bank
Bapindo. Pada tahun 1970, Bapindo ditugaskan untuk membantu pembangunan
nasional melalui pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang pada sektor
manufaktur, transportasi dan pariwisata.
Kini Bank Mandiri menjadi penerus suatu tradisi layanan jasa perbankan
dan keuangan yang telah berpengalaman selama lebih dari 140 tahun.
Masing-masing dari 4 (empat) bank bergabung memainkan peranan yang penting dalam
pembangunan ekonomi. Segera setelah merger, Bank Mandiri melaksanakan
proses konsolidasi secara menyeluruh. Pada saat itu, Bank Mandiri menutup 194
kantor cabang yang saling berdekatan dan mengurangi jumlah karyawan, dari
implementasikan secara sekaligus ke semua jaringan Bank Mandiri dan pada
semua kegiatan periklanan dan promosi lainnya.
Satu dari sekian banyak keberhasilan Bank Mandiri yang paling signifikan
adalah keberhasilan dalam menyelesaikan implementasi sistem teknologi baru.
Sebelumnya Bank Mandiri mewarisi 9 (sembilan) core banking system yang
berbeda dari keempat bank. Setelah melakukan investasi awal untuk segera
mengkonsolidasikan ke dalam sistem yang terbaik, Bank Mandiri melaksanakan
sebuah program tiga tahun, dengan nilai US$200 juta untuk mengganti core
banking system Bank Mandiri menjadi sistem yang mempunyai kemampuan
untuk mendukung kegiatan consumer banking Bank Mandiri yang sangat agresif,
infrastruktur IT Bank Mandiri memberikan layanan straight-through processing
dan interface tunggal pada seluruh nasabah.
Nasabah korporat Bank Mandiri sampai saat ini masih mewakili kekuatan
utama perekonomian Indonesia. Menurut sektor usahanya, portofolio kredit
korporasi terdiversifikasi dengan baik, dan secara khusus sangat aktif dalam
sektor manufaktur, agrobisnis, konstruksi, kimia, dan tekstil. Persetujuan dan
monitoring kredit dikendalikan dengan proses persetujuan four eyes yang
terstruktur, dimana keputusan kredit dipisahkan dari kegiatan marketing dari unit
bisnis Bank Mandiri.
Sejak berdirinya, Bank Mandiri telah bekerja keras untuk menciptakan tim
manajemen yang kuat dan profesional yang bekerja berlandaskan prinsip-prinsip
good corporate government yang telah diakui secara internasional. Bank Mandiri
disupervisi oleh dewan komisaris yang ditunjuk oleh menteri BUMN yang dipilih
yang tertinggi adalah dewan direksi yang yang di pimpin oleh Direktur Utama.
Dewan Direksi Bank Mandiri terdiri dari banker dan legacy banks dan juga dari
luar yang independen dan sangat kompeten.
Bank Mandiri juga mempunyai fungsi offers of compliance, audit dan
corporate secretary, dan juga menjadi objek pemeriksaan dari auditor eksternal
yang dilakukan oleh Bank Indonesia, BPKP, dan BPK serta auditor Internasional.
Asia Money Magazine memberikan Corporate Governonce Award untuk kategori
Best Overall for Corporate Governonce in Indonesia dan Best for Disclosure and
transparency.
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Medan Gatot Subroto yang
berlokasi di Jalan Jend. Gatot Subroto No. 139 Medan ini merupakan salah satu
cabang dari Bank Exim dan sudah berdiri sejak Bank Exim merger menjadi Bank
Mandiri pada tanggal 2 Oktober 1989 dengan kepala cabang pertama setelah
mergeryaitu Bapak Bilson Silaen, SE.
1. Visi dan Misi PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Visi: Terdepan, Terpercaya, Tumbuh Bersama Anda
Misi:
a. Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar
b. Mengembangan sumber daya manusia professional
c. Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder
d. Melaksanakan manajemen terbuka
2. Slogan PT Bank Mandiri (Persero), Tbk.
a. : Bank Terpercaya Pilihan Anda
b. : Satu Hati, Satu Negeri, Satu Bank
c. : Melayani Dengan Hati, Menuju Yang Terbaik
d. : Terdepan, Terpercaya, Tumbuh bersama Anda
(slogan utama Bank Mandiri sejak 2008)
e. : Menembus Batas Keinginan
f. : Menjawab Setiap Keinginan
g. : Apapun Keinginan Anda, Mandiri Saja (baru
disosialisasikan mulai Juni
3. Logo PT Bank Mandiri (Persero), Tbk.
Perubahan logo Bank Mandiri yang terbaru ini berlaku sejak tahun 2007
dimana perubahan logo tidak mengubah legal name (PT Bank Mandiri (Persero),
Tbk.) dan nick name (Bank Mandiri). Logo Bank Mandiri (tanpa kata bank)
sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia ke depan yang mengijinkan bank untuk
menjual produk–produk non bank seperti reksadana, bank insurance, dan
sebagainya serta sejalan dengan rencana Bank Mandiri ingin memiliki anak
perusahaan non bank.
Logo Bank Mandiri yang ditulis dengan huruf kecil melambangkan sikap
ramah dan rendah hati. Ramah terhadap semua segmen bisnis yang dimasuki,
menunjukkan keinginan yang besar untuk melayani dengan rendah hati (customer
focus).
Warna huruf yang biru tua melambangkan rasa nyaman, tenang dan
warna biru tua tersebut tergambar warisan leluhur, stabilitas (command,
memimpin), serius (respect), tahan uji (reliable), dapat dipercaya (trust, integrity)
dan merupakan simbol dari spesialis (professionalism).
Gelombang emas cair digambarkan sebagai simbol dari kekayaan finansial
di Asia. Lengkungan emas sebagai metamorfosa dari sifat agile, progresif,
pandangan ke depan (excellence), fleksibel serta ketangguhan atas segala
kemungkinan yang akan datang. Sedangkan warna kuning keemasan
menggambarkan warna logam mulia yang menunjukkan keanggunan, kemuliaan,
kemakmuran dan kekayaan.
Gambar 2.1. Logo PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. 4. Lima Nilai Budaya dan Sebelas Perilaku Insan Bank Mandiri
TRUST
a. Jujur, tulus dan terbuka dan tidak sungkan.
b. Memberdayakan potensi, tidak silo, selalu bersinergi dan saling menghargai.
INTEGRITY
c. Disiplin, konsisten dan memenuhi komitmen.
d. Berpikir, berkata dan bertindak terpuji.
PROFESSIONALISME
f. Berjiwa entrepreneurship dan berani mengambil keputusan dengan risiko
yang terukur.
CUSTOMER FOCUS
g. Menggali kebutuhan dan keinginan pelanggan secara pro-aktif dan
memberikan total solusi.
h. Memberikan layanan terbaik dengan cepat, tepat, mudah, akurat dan
menggutamakan keputusan pelanggan.
EXCELLENCE
i. Patriotis, memiliki mental juara dan berani melakukan terobosan.
j. Inovatif dalam menciptakan kinerja yang melampui ekspektasi.
k. Fokus dan disiplin mengeksekusi prioritas.
B.Struktur Organisasi PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Medan Gatot Subroto
Organisasi adalah setiap gabungan yang bergerak kearah tujuan bersama
atau dengan kata lain organisasi adalah suatu alat yang digunakan perusahaan
untuk mencapai tujuan perusahaan. Sebuah perusahaan besar maupun kecil
tentunya sangat memerlukan adanya struktur organisasi perusahaan, yang
menerangkan kepada seluruh karyawan untuk mengerti apa tugas dan batasan–
batasan tugasnya, kepada siapa dia bertanggung jawab sehingga pada akhirnya
aktivitas akan berjalan secara sistematis dan terkoordinir.
Dalam struktur organisasi PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Medan
Gatot Subroto (terlampir), sumber wewenangnya berasal dari pimpinan pusat
yang selanjutnya didelegasikan kepada Kepala Cabang, CSO, Head Teller,
Medan Gatot Subroto berbentuk organisasi garis dan staff dimana tanggung jawab
dan wewenang didalam perusahaan secara vertikal dan mencerminkan hubungan
antara bagian–bagian yang horizontal.
C.Uraian Pekerjaan PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Medan Gatot Subroto
Adapun setiap unit kerja memiliki tanggung jawab yang harus di lakukan
dan itu disebut dengan uraian pekerjaan/job description. Uraian pekerjaan/job
description tersebut adalah sebagai berikut:
1. Branch Manager Ringkasan Pekerjaan:
a. Mengelola operasional cabang, menyusun dan melaksanakan strategi
pemasaran, sales dan service untuk meningkatkan volume bisnis, kualitas
layanan baik fisik maupun non-fisik, efisiensi biaya dan profitabilitas cabang;
b. Mengawasi kegiatan seluruh SBU floor/desk, supporting floor/desk, serta unit
kerja lain untuk mencapai dan meningkatkan market share dana dan kredit,
volume bisnis/transaksi serta kualitas operasional yang optimal, efektif, dan
efisien sesuai dengan target yang telah ditentukan bersama dengan Area
Manager.
Tanggung Jawab Utama:
a. Memelihara dan meningkatkan citra perusahaan (corporate image);
b. Mengupayakan agar cabang yang dilkelola menjadi market leader di daerah;
c. Memacu percepatan penjualan dan pencapaian target bisnis dan market share;
d. Memastikan tingkat pelayanan di cabang telah sesuai standar pelayanan yang
e. Memastikan pemenuhan Service Level Agreement (SLA);
f. Mengelola hubungan baik dengan seluruh stakeholder Bank Mandiri
(Pemerintah Daerah, Otoritas dan Asosiasi Perbankan Daerah, Serikat Pekerja
(SPBM), Anak Perusahaan dan Dana Pensiun, dan lain - lain);
g. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan ketentuan dan Standar Prosedur
Operasional (SPO) yang telah ditetapkan dan mengefektifkan fungsi internal
control di cabang;
h. Meningkatkan product holding dalam rangka costumer retention;
i. Melaksanakan fungsi koordinator kliring dan pooling kas BI bagi cabang yang
ditunjuk secara khusus;
j. Meningkatkan produktifitas pegawai, dengan menegakkan disiplin dan
meningkatkan dedikasi pegawai dengan memberikan contoh yang baik di
segala bidang (role model);
k. Mengelola dan mengembangkan personel cabang secara optimal dengan
melakukan penilaian kerja, pembinaan pegawainya;
l. Melaksanakan tugas lainnya yang ditetapkan atasan sesuai dengan fungsi
jabatannya;
Wewenang:
a. Mewakili Bank Mandiri di area kerja cabangnya untuk berhubungan dengan
stakeholder (antara lain pemda, otoritas dan sebagainya diatas);
b. Mengusulkan pembebanan biaya seluruh SBU terkait, biaya pengelolaan
2. Customer Service Officer (CSO) Ringkasan Pekerjaan:
Menyusun dan melaksanakan strategi pemasaran, sales dan service untuk
meningkatkan volume bisnis, kualitas layanan baik fisik maupun non fisik,
efisiensi biaya dan profitabiltas cabang serta pelaksanaan internal control.
Tanggung Jawab Utama:
a. Melaksanakan aktivitas marketing produk dan jasa-jasa perbankan, investasi
dan bancassurance kepada nasabah/calon nasabah potensial sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
b. Melaksanakan cross selling atas produk–produk Bank Mandiri kepada nasabah
dalam meningkatkan product holding nasabah;
c. Mengelola dan memperbaharui CIF sebagai alat bantu dalam pengembangan
bisnis perbankan;
d. Memastikan dan melaksanakan pelayanan cabang telah sesuai dengan standar
service excellence;
e. Melaksanakan prinsip – prinsip KYC dan internal control;
f. Melaksanakan dan mengoptimalkan CRM sebagai alat cross selling dan
handling complaint;
g. Meningkatkan dana Low Cost Deposit dan perolehan Fee Based Income
melalui retail transaction dengan fokus kepada pedagang dan pebisnis;
h. Menjaga kerahasiaan password milik sendiri dan tidak melakukan sharing
password dengan pegawai lainnya;
i. Melaksanakan action plan yang efektif sesuai dengan strategi yang telah
j. Menindaklanjuti program aliansi antara lain dengan cara melakukan
pendekatan terhadap pemilik dan pengurus perusahaan, rekanan atau debitur
untuk meningkatkan dana Low Cost Fund;
k. Meningkatkan aktifitas transaksi nasabah melalui e-channel Mandiri;
l. Memastikan terlaksananya kontinuitas kerja dan operasional cabang dengan
baik sesuai dengan SLA dan SPO;
m.Menindaklanjuti hasil audit;
n. Melakukan pengembangan pegawai dengan cara memberikan coaching,
penilaian, rencara cuti dan training kepada pegawai yang berada di bawah
koordinasi langsung;
o. Melaksanakan tugas lainnya yang ditetapkan atasan sesuai dengan fungsi
jabatannya.
Wewenang:
a. Memberi masukan perbaikan layanan kepada customer service representative,
teller, dan security di cabang;
b. Mewakili branch manager dalam berhubungan dengan pihak ketiga;
c. Melaksanakan operasional sesuai dengan limit kewenangan pada buku
instruksi internal dan instruksi operasional unit kerja;
d. Memberikan usulan penyempurnaan buku pedoman dan ketentuan lainnya ke
kantor pusat;
3. Customer Service Representative / Service Ambassador (CSR) Ringkasan Pekerjaan:
a. Melaksanakan fungsi pemasaran dan promosi produk dan jasa Bank Mandiri;
b. Melaksanakan pelayanan di front office sesuai standar yang ditentukan Bank
Mandiri.
Tanggung Jawab Umum:
a. Pengembangan Bisnis:
1. Melaksanakan cross selling atas produk–produk Bank Mandiri kepada
eksisting nasabah;
2. Melaksanakan pemasaran dan promosi produk dan jasa Bank Mandiri antara
lain:
a) Menjual dan mempromosikan produk retail melalui:
1) Secara proaktif memberikan informasi dan menawarkan produk dan jasa
serta transaksi Bank Mandiri kepada nasabah;
2) Menyarankan kepada nasabah untuk memanfaatkan produk dan jasa
Bank Mandiri lainnya;
3) Memberikan brosur–brosur produk dan jasa Bank Mandiri;
4) Membantu dan mengantar nasabah ke petugas lainnya;
5) Membantu nasabah dalam pengisian formulir transaksi;
6) Memelihara nasabah lama dan mencari nasabah baru yang potensial;
b) Pembukuan, pemeliharaan, dan penutupan rekening seluruh produk dana
antara lain:
1) Menerima permohonan pembukaan dan penutupan rekening giro,
2) Menerima permohonan dan memproses pelayanan jasa–jasa retail
lainnya antara lain : safe deposit box, kartu ATM Mandiri, payment
point;
3) Memasukkan data nasabah ke dalam komputer;
4) Memeriksa keabsahan dokumen antara lain: kartu identitas, akta
pendirian perusahaan, SIUP, NPWP, TDP;
5) Meneruskan permohonan dari nasabah untuk diteruskan;
3. Mengelola database nasabah sebagai alat bantu dalam pengembangan bisnis
perbankan;
4. Menerima dan meneruskan permohonan customer loan;
5. Memberikan informasi/penjelasan produk dan jasa lainnya kepada nasabah
sesuai dengan kewenangan dan ketentuan yang berlaku;
6. Menangani keluhan/complain nasabah.
b. Kegiatan Operasional:
1. Melaksanakan kegiatan–kegiatan operasional cabang sesuai dengan Standar
Operasional Manual (SOM) dan ketentuan yang telah ditetapkan;
2. Melaksanakan pelayanan kepada nasabah sesuai standar pelayanan yang
ditentukan Bank Mandiri;
3. Membuat database nasabah/update dan mengadministrasikannya dengan tertib;
4. Melakukan pengamanan, pemeliharaan dan pengelolaan surat–surat berharga
dengan baik sesuai dengan ketentuan, antara lain sebagai berikut:
4.1. Pencatatan administrasi terhadap surat–surat berharga yang diterima dari
kantor pusat, posisi persediaan yang ada dan surat–surat berharga yang
4.2. Mengadministrasikan dengan tertib surat tanda terima/resi cek/bilyet giro
yang diterima dari nasabah;
5. Memberikan pelayanan rekening, antara lain:
a) Informasi saldo;
b) Permintaan rekening koran;
c) Permintaan buku cek/bilyet giro;
d) Informasi mutasi rekening;
e) Status transfer;
f) Standing order.
6. Memberikan informasi/penjelasan produk dan jasa lainnya kepada nasabah
sesuai dengan kewenangan dan ketentuan yang berlaku;
7. Melaksanakan transaksi trade services sesuai standar prosedur dan kualitas
yang ditetapkan;
8. Mengadministrasikan, meng-encode dan menginput data buku cek/BG;
9. Menerima dan membantu menyelesaikan keluhan nasabah, antara lain:
a) Memecahkan keluhan dan kesulitan nasabah secara cepat, dan pastikan
bahwa nasabah puas;
b) Membuat surat jawaban/tanggapan kepada nasabah dan diteruskan ke CSO;
c) Melakukan diskusi dengan CSO untuk keluhan yang dianggap sulit;
d) Menginformasikan jenis keluhan nasabah yang sering terjadi kepada CSO;
e) Mengajak nasabah yang menyampaikan keluhan yang dianggap sulit ke
private room;
10. Melaksanakan tugas–tugas administrasi Customer Service, antara lain:
b) Membuat laporan–laporan dan meneruskannya ke CSO;
c) Menyiapkan formulir–formulir transaksi di counter;
11. Melaksanakan tugas–tugas khusus yang diberikan oleh CSO;
12. Melaksanakan input data ke dalam komputer dengan benar;
13. Bertanggung jawab atas kerahasiaan password milik sendiri dan tidak
melakukan sharing password dengan pegawai lainnya;
14. Mengadministrasikan surat–surat berharga dan dokumen lainnya sesuai
dengan ketentuan;
15. Melaksanakan tugas lainnya yang diterapkan atasan sesuai dengan fungsi
jabatannya.
4. Customer Service Administrative (CSA) Ringkasan Pekerjaan:
a. Melaksanakan kegiatan administrativecustomer service;
b. Melaksanakan fungsi pelayanan rekening;
c. Melaksanakan kegiatan surat menyurat dan laporan-laporan yang diperlukan;
d. Melaksnakan proses di cabang untuk produk consumer loans;
Tanggung Jawab Umum:
a. Mengadministrasikan arsip SPO, PTO, serta surat–surat dari kantor pusat dan
pihak ketiga lainnya yang tersusun dengan tertib;
b. Mengadministrasikan arsip pembukuan rekening, penutupan rekening dan
pembuatan ATM, dan dokumen lain yang terkait dengan Customer Service
secara tertib;
c. Mengadministrasikan surat-surat berharga kedalam obligo dengan baik dan
d. Memberikan pelayanan berkaitan dengan rekening nasabah;
e. Malaksanakan input completion dan admnistrasi transaksi remmitance, bank
garansi, referensi bank, pajak dan kegiatan pendukung customer service
lainnya;
f. Menjaga kerahasiaan password milik sendri dan tidak melakukan sharing
password dengan pegawai lainnya;
g. Mengadministrasikan kas kecil, kepegawaian dan kegiatan general affair
lainnya;
h. Melaksanakan tugas lainnya yang ditetapkan atasan sesuai dengan fungsi
jabatannya;
Wewenang:
Mengakses database nasabah dan melakukan input kedalam sistem sesuai dengan
tugas.
5. Head Teller
Ringkasan Pekerjaan:
a. Mengelola kegiatan pelayanan di unit kerja teller sesuai dengan ketentuan;
b. Melaksanakan standar pelayanan di unit kerja teller sesuai Service Level
Agreements (SLA);
c. Mengelola kas dan surat - surat berharga;
d. Mendukung kegiatan pemasaran melalui cross selling produk dan jasa-jasa
perbankan;
Tanggung Jawab Umum:
a. Pengembangan Bisnis:
2. Menjamin pelayanan yang baik, cepat dan tepat kepada nasabah sesuai Service
Level Agreements (SLA);
3. Mendukung/ikut serta melaksanakan cross selling atas produk–produk Bank
Mandiri;
4. Menampung usul/saran nasabah dan menyampaikannya kepada atasan;
b. Kegiatan Operasional:
1. Melaksanakan kegiatan–kegiatan sesuai dengan ketentuan dan SPO yang
telah ditetapkan;
2. Memberikan persetujuan pembayaran untuk jumlah penarikan di atas
wewenang teller;
3. Melaksanakan pengambilan/penyetoran uang (termasuk penukaran uang
lusuh) ke cabang koordinator/pooling cash/Bank Indonesia;
4. Memeriksa dan melegalisasi penjualan/pembelian bank notes dari/ke cabang
koordinator (pooling cash) atau kantor pusat;
5. Memeriksa dan melegalisasi pengantaran/pengambilan uang ke/dari nasabah
(cash collection);
6. Menyediakan uang tunai pada ATM yang berada di bawah kelolaan outlet;
7. Meyakini keaslian dan keabsahan spesimen tanda tangan nasabah pada
warkat bank dan form transaksi penarikan antar cabang;
8. Menjaga keamanan dan kerahasiaan kartu spesimen tanda tangan nasabah;
9. Memeriksa identitas nasabah dengan benar;
10. Meyakini kebenaran dan keaslian uang tunai/bank notes dan warkat berharga;
11. Melaksanakan pembukaan dan penutupan vault/kluis/khasanah setiap pagi
12. Memeriksa dan melegalisasi permintaan persediaan surat–surat berharga
(traveler cheque/TC, bilyet giro, blanko cek/BG, sertifikat deposito);
13. Melakukan cash opname setiap hari atau sewaktu–waktu bila dianggap perlu;
14. Melaksanakan penutupan asuransi cash in transit serta pembuatan laporan
penutupan asuransi kas;
15. Meyakini kesesuaian jumlah fisik uang dengan warkat transaksi;
16. Melakukan verifikasi antara voucher dengan validasi dan laporan transaksi
teller;
17. Memberikan keterangan/informasi dalam rangka review/audit ataupun
keperluan pengembangan lainnya;
18. Mengelola likuiditas kas sesuai dengan cash in branch yang telah ditentukan;
19. Menjamin keamanan fisik uang dan surat–surat berharga di dalam khasanah;
20. Meyakini kesesuaian jumlah fisik uang dengan warkat transaksi;
21. Menjamin kerahasiaan password milik sendiri dan tidak melakukan sharing
password dengan pegawai lainnya;
22. Menjaga keamanan, kebersihan dan ketertiban pemakaian terminal komputer
di unit kerja teller;
23. Melaksanakan tugas lainnya yang ditetapkan atasan sesuai dengan fungsi
jabatannya.
c. Sumber Daya Manusia (SDM):
Mengevaluasi pelayanan teller termasuk keseimbangan volume transaksi
Wewenang:
a. Memberikan persetujuan pembayaran untuk jumlah penarikan di atas
wewenang teller;
b. Menandatangani slip pemindahan kas untuk penyetoran/pengambilan uang kas
ke/dari vault/kluis/khasanah, maupun ke/dari cabang lain ke Bank Indonesia;
c. Kewenangan memegang kunci berdasarkan prinsip dual custody;
6. Teller
Ringkasan Pekerjaan:
Melayani kegiatan penyetoran dan penarikan uang tunai, pemindahbukuan/
penyetoran non tunai (rupiah dan valuta asing).
Tanggung Jawab Umum:
a. Pengembangan Bisnis:
1. Memberikan pelayanan yang baik, cepat dan tepat kepada nasabah sesuai
dengan “Standar Pelayanan Teller”;
2. Menjaga kerapihan dan kebersihan counter teller;
3. Mendukung/ikut serta melaksanakan cross selling atas produk–produk Bank
Mandiri;
4. Menampung usul/saran nasabah dan menyampaikannya kepada atasan;
b. Kegiatan Operasional :
1. Melaksanakan kegiatan–kegiatan sesuai dengan ketentuan dan SOM yang
telah ditetapkan;
2. Memproses/melaksanakan transaksi tunai dan non tunai termasuk warkat–
warkat sesuai batasan wewenangnya;
3. Meyakini kebenaran dan keaslian uang tunai/bank notes dan warkat berharga;
5. Melaksanakan pembukuan dan validasi dengan benar;
6. Menjamin kerahasiaan password milik sendri dan tidak melakukan sharing
password dengan pegawai lainnya;
7. Menjaga keamanan, kebersihan dan ketertiban pemakaian terminal komputer;
8. Melaksanakan penukaran uang lusuh ke cabang coordinator/pooling
cash/Bank Indonesia;
9. Menjaga keamanan dan kerahasiaan kartu spesimen tanda tangan nasabah;
10. Menjaga kerapihan dan kebersihan counter teller;
11. Menyediakan uang tunai pada ATM yang berada di bawah kelolaan outlet;
12. Melakukan verifikasi antara voucher dengan validasi dan laporan transaksi
teller;
13. Meyakini keaslian dan keabsahan spesimen tanda tangan nasabah pada
warkat bank dan form transaksi penarikan antar cabang;
14. Memeriksa identitas nasabah dengan benar;
15. Menjamin keamanan boks teller dan kewenangan memegang kunci boks;
16. Melakukan verifikasi dan menandatangani warkat transaksi;
17. Melaksanakan pengambilan dan pengantaran uang ke cabang
koodinator/pooling cash atau nasabah;
18. Melaksanakan tugas lainnya yang ditetapkan atasan sesuai dengan fungsi
7. Verifikator Fungsi:
Melapor kepada Kepala Cabang dan melaksanakan berbagai tugas verifikasi,
pelaporan, rekonsiliasi, dan komputer.
Wewenang dan Tanggung Jawab:
a. Bertanggung jawab atas terlaksananya verifikasi transaksi–transaksi sesuai
dengan ketentuan dan SOM yang telah ditetapkan;
b. Memantau, merekonsiliasi dan mengklarifikasikan rekening antar kantor,
rekening-rekening perantara (rekening sementara);
c. Melaporkan dan memantau posisi likuiditas harian;
d. Membuat, memproses dan mencetak laporan-laporan internal dan eksternal
yang dibutuhkan;
e. Mengoperasikan, melaporkan, memelihara dan memperbaiki sistem komputer
serta perangkat pendukung lainnya sesuai kewenangan;
f. Melaksanakan penyusunan laporan kepada pihak eksternal;
g. Melaksanakan pengelolaan sistem komputer;
h. Melaksanakan tugas-tugas khusus yang diberikan oleh Branch Manager.
D.Kinerja Terkini PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Medan Gatot Subroto
Kinerja suatu perusahaan merupakan tolak ukur bagi suatu perusahaan
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas serta produktivitas kerja. Pengukuran
kinerja berguna untuk mengetahui sejauh mana efektivitas sistem atau cara kerja
Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Medan Gatot Subroto menerapkan beberapa
strategi sebagai berikut:
1. Wholesale Transaction
a. Memberikan layanan transaksional kepada nasabah korporasi untuk
meningkatkan dan memperdalam hubungan dengan nasabah Coorporate,
Commercial, dan Institutional melalui solusi keuangan yang komprehensif.
b. Membangun hubungan melalui pendekatan holistik dengan perusahaan–
perusahaan terkemuka.
c. Pada tahun 2013 berhasil meraih Wholesale Fees sebesar Rp. 4,6 triliun. Dana
Murah Wholesale sebesar Rp. 79,6 triliun, dan Transaksi Cash Management
meningkat 86,96% YoY menjadi 24,5 juta transaksi.
2. Retail Deposit and Payments
a. PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Medan Gatot Subroto senantiasa
memberikan bayaran perbankan yang unik dan unggul juga menyediakan
solusi transaksi yang inovatif.
b. Pada tahun 2013 berhasil mencatat Total Retail Fee sebesar Rp. 6,8 triliun,
Dana Murah Retail sebesar Rp. 250,8 triliun atau tumbuh sebesar 28,1% per
tahun, dan Transaksi e-Channel sampai dengan Desember 2013 mencapai
1.363 juta transaksi.
3. Retail Financing
a. Menjadi salah satu pemain utama di Micro Banking pemenang pada KPR,
Personal Loan and Cards, dan dominan di perbankan syariah.
b. Pada tahun 2013 berhasil meraih total kredit sebesar Rp. 130,2 triliun atau
31,2% dari total kredit, nasabah baru UMKM tumbuh sebesar 18,4% per tahun
atau sebanyak 86.333 nasabah.
Adapun kinerja terkini yang dilakukan PT Bank Mandiri (Persero), Tbk.
adalah sebagai berikut:
1. Menjalin kerja sama bersama Agence Francaise de Development (AFD),
dimana AFD merupakan lembaga keuangan pemerintah Prancis yang memiliki
reputasi yang baik di dunia internasional dan kepedulian tinggi terhadap
konservasi energi dan lingkungan hidup. Kerja sama tersebut untuk
menyelenggarakan Green Banking Seminar di Jakarta agar mendorong
pengembangan bisnis perbankan yang ramah lingkungan. Seminar yang
mengupas isu seputar pembiayan perbankan ke proyek–proyek energi
terbarukan itu merupakan bagian dari kerja sama pembiayaan kedua AFD ke
Bank Mandiri sebesar US$ 100 juta yang ditandatangani pada bulan November
2013.
2. Melahirkan ribuan wirausahawan baru melalui program Wirausaha Muda
Mandiri (WMM) yang digelar sejak 2007. Para wirausahawan tersebut siap
berinovasi untuk membangun tanah air melalui kontribusi nyata di sektor riil.
Program WMM merupakan program strategis dari pelaksanaan Coorporate
Social Responsibility. Program ini mampu mengubah cara pandang mahasiswa
tentang wirausaha, menjadikan sektor UMKM sebagai sektor idaman untuk
Berikut dalam Tabel 2.1 disajikan kinerja pada tahun 2011 sampai dengan
2013:
Tabel 2.1
Data Kinerja tahun 2011 – 2013
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Medan Gatot Subroto. (dalam jutaan rupiah)
Uraian 2013 2012 2011
Laporan Posisi Keuangan
Total Aset 733.099.762 635.618.708 449.774.551
Kredit – Bruto 472.435.041 388.830.299 246.200.576 Obligasi Pemerintah 82.227.426 79.072.173 78.092.734
Penyertaan Saham–Netto 4.667 4.306 6.498
Total Liabilitas 644.309.166 559.863.119 489.237.296 Dana Pihak Ketiga–Simpanan
Liabilitas Berbeban Bunga Lainnya 39.570.135 32.613.314 32.420.514
Modal/Ekuitas 88.790.596 75.755.589 62.654.408
Sumber: Laporan Tahunan 2013 PT Bank Mandiri (Persero), Tbk.
Tabel 2.1. menunjukkan bahwa semua aspek yang mempengaruhi posisi
laporan keuangan mengalami kenaikan selama 3 tahun terakhir. Tetapi penyertaan
saham/netto mengalami penurunan setiap tahunnya. Dapat dilihat pada tahun 2011
total penyertaan saham/netto sebesar Rp 6.498 juta kemudian berkurang drastis
menjadi Rp 4.306 juta pada tahun 2012 dan semakin menurun posisinya menjadi
BAB III PEMBAHASAN
Sistem Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement (BI–RTGS) telah
yang dikembangkan dan diimplementasikan oleh Bank Indonesia sejak 17
November 2000, merupakan sistem transfer dana elektronik antar peserta dalam
mata uang rupiah dimana penyelesaian transaksinya diselesaikan secara seketika
per transaksi secara individual. Segala ketetapan dan peraturan terkait dengan
Sistem Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement (BI–RTGS) sudah diatur
oleh Bank Indonesia.
Sebagai badan usaha milik negara yang mengadopsi sistem yang sudah
ditetapkan Bank Indonesia, dimana salah satunya adalah mengenai Sistem Bank
Indonesia – Real Time Gross Settlement (BI–RTGS) maka PT Bank Mandiri
(Persero), Tbk. Cabang Medan Gatot Subroto mengikuti semua regulasi yang
sudah ditetapkan terkait dengan hal tersebut.
A.Peserta Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement (BI–RTGS)
Sampai saat ini, Sistem Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement (BI–
RTGS) telah diimplementasikan di seluruh Indonesia, dengan jumlah seluruh
peserta sebanyak 149 yang terdiri dari peserta langsung sebanyak 147 bank dan 2
(dua) non bank. Sedangkan jumlah peserta tidak langsung terdiri dari 4 (empat)
bank. Peserta dalam penyelenggaraan Sistem Bank Indonesia – Real Time Gross
Settlement (BI-RTGS) dibedakan menjadi 2 (dua) kategori, yaitu: 1) peserta
langsung, dimana peserta dapat mengirimkan transaksi RTGS dengan
hanya dapat mengirimkan transaksi RTGS dengan menggunakan identitas peserta
langsung. Sedangkan status kepesertaan dapat dibedakan dengan Tabel 3.1:
Tabel 3.1
Status Peserta Sistem Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement (BI-RTGS)
Status Aktivitas Penyebab
Aktif (Active) a. Dapat mengirim transfer keluar
b. Dapat menerima transfer masuk
c. Dapat melakukan seluruh fungsi lainnya dalam terminal RTGS Ditangguhkan
(Suspend)
a. Dapat menerima transfer masuk
b. Dapat melakukan seluruh fungsi lainnya dalam terminal RTGS c. Tidak dapat mengirim
transfer keluar
a. Rekening bersaldo negatif sampai dengan cut off time b. Permintaan tertulis dari instansi
atau pihak yang berwewenang dalam pengawasan terhadap peserta
Dibekukan (Freeze)
a. Tidak dapat mengirim transfer keluar
b. Tidak dapat menerima transfer masuk
c. Dapat melakukan fasilitas enquiry
Permintaan tertulis dari pihak yang berwewenang dalam melakukan pengawasan terhadap peserta
Ditutup (Close) a. Seluruh transaksi yang ditujukan kepada peserta akan ditolak oleh RCC b. Transaksi dalam sistem
antrian akan batal secara otomatis
a. Permintaan tertulis dari pihak yang berwewenang dalam melakukan pengawasan terhadap peserta
b. Keputusan merger, akuisisi, konsolidasi atau pencabutan izin usaha bank
Sumber: Bank Indonesia – RTGS, 2014
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. sebagai badan usaha milik negara
termasuk sebagai salah satu peserta Sistem Bank Indonesia – Real Time Gross
Settlement (BI-RTGS) tersebut, begitu juga dengan PT Bank Mandiri (Persero),
Tbk. Cabang Medan Gatot Subroto sebagai peserta langsung Sistem Bank
2. Full Payment Message 3. Full Payment Message
B.Mekanisme Transfer Dana Sistem Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) melalui PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Medan Gatot Subroto
Sebagaimana digunakan oleh sebagian besar sistem RTGS di dunia, Sistem
Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) juga menggunakan
V-Shaped Structure dalam pengiriman message dari peserta pengirim, dalam hal
ini adalah PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Medan Gatot Subroto kepada
peserta penerima (bank lain) melalui Bank Indonesia sebagai penyelenggara
Sistem Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dibawah ini:
1. Settlement
Sumber: BI – RTGS, 2014
Gambar 3.1. Alur Transaksi Sistem BI – RTGS
Dalam struktur ini, seluruh informasi yang terkandung dalam suatu transaksi
akan dikirimkan oleh peserta pengirim kepada RTGS–Central Computer (RCC)
dan akan diteruskan kepada peserta penerima apabila transfer sudah di-settled
oleh Bank Indonesia. Secara umum dapat digambarkan bahwa mekanisme transfer BANK
PENGIRIM
BANK
PENERIMA
dana antar peserta BI-RTGS, misalkan antara PT Bank Mandiri (Persero), Tbk.
Cabang Medan Gatot Subroto dengan bank lain adalah sebagai berikut:
1. PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Medan Gatot Subroto meng-input
credit transfer nasabah ke dalam terminal RTGS untuk selanjutnya
ditransmisikan ke RCC di Bank Indonesia.
2. Selanjutnya, RCC memproses credit transfer dengan mekanisme sebagai
berikut:
a. Mengecek kecukupan saldo apakah saldo rekening giro peserta pengirim
lebih besar dari atau sama dengan nilai nominal credit transfer.
b. Jika saldo rekening giro peserta pengirim mencukupi akan dilakukan
posting secara simultan pada rekening giro peserta pengirim dan rekening
giro peserta penerima.
c. Jika saldo rekening giro peserta pengirim tidak mencukupi, credit transfer
tersebut akan ditempatkan dalam antrian (queue) sistem BI-RTGS (sampai
saldo rekening giro mencukupi).
3. Informasi credit transfer yang telah diselesaikan (settled) akan ditransmisikan
secara otomatis oleh RCC ke terminal RTGS PT Bank Mandiri (Persero), Tbk.
Cabang Medan Gatot Subroto dan terminal RTGS bank lain yang dituju
memerlukan waktu sekitar 2 (dua) jam sejak transaksi di settled oleh Bank
Indonesia.
C.Window Time
Window Time atau Waktu Transaksi Transfer antar peserta baik untuk
kepentingan nasabah saat ini dibatasi mulai pukul 06.30-16.30 WIB. Window
ekonomi di seluruh Indonesia yang terdiri dari 3 (tiga) zona waktu untuk
bertransaksi dengan lebih lancar. Meskipun demikian, apabila dalam kasus-kasus
tertentu diperlukan window time yang lebih lama maka Bank Indonesia dapat
melakukan perpanjangan untuk mengakomodasi kebutuhan perpanjangan tersebut.
D.Biaya Transaksi Sistem Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement (BI-RTGS)
Biaya transaksi Sistem Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement
(BI-RTGS) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Biaya Single Credit Transaction
a. Untuk transaksi yang dikirimkan pada pukul 06.30 WIB sampai dengan
pukul 15.00 WIB, besarnya biaya transaksi adalah Rp 7.000,00 (tujuh ribu
rupiah) per transaksi.
b. Untuk transaksi yang dikirim setelah pukul 15.00 WIB sampai dengan cut
off time, besarnya biaya transaksi adalah Rp 15.000,00 (lima belas ribu
rupiah) per transaksi.
2. Biaya Multiple Transaction
a. Untuk transaksi yang dikirim pada pukul 06.30 WIB sampai dengan pukul
15.00 WIB, besarnya biaya transaksi adalah Rp 35.000,00 (tiga puluh lima
ribu rupiah) per transaksi.
b. Untuk transaksi yang dikirim setelah pukul 15.00 WIB sampai dengan cut
off time, besarnya biaya transaksi adalah Rp 50.000,00 (lima puluh ribu
rupiah) per transaksi.
3. Biaya Pengiriman Administrative Message sebesar Rp 2.500,00 (dua ribu lima
E.No Money No Game
Sistem Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) hanya
memperbolehkan peserta BI-RTGS untuk mengkredit rekening peserta BI-RTGS
lainnya. Dengan demikian peserta BI-RTGS tidak diperkenankan untuk mendebit
rekening peserta BI-RTGS. Hal ini akan menciptakan paradigma baru dalam
sistem pembayaran di Indonesia dimana peserta harus secara bijaksana mengelola
likuiditasnya sehingga seluruh transaksinya dapat ter-settled dengan baik karena
suatu transaksi akan masuk dalam antrian (queue) apabila saldo peserta tidak
cukup, dimana:
1. Antrian dalam Sistem Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement
(BI-RTGS) berbasis pada priority level dan First In First Out (FIFO).
2. Modul antrian dalam Sistem Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement
(BI-RTGS) dilengkapi dengan fasilitas bypass FIFO yang bekerja secara otomatis
jika antrian mencapai jumlah tertentu, dengan maksud untuk mengurangi
jumlah antrian.
3. Priority level dalam modul antrian di Sistem Bank Indonesia – Real Time Gross
Settlement (BI-RTGS) adalah sebagai berikut:
a. Prioritas Pertama: pembebanan hasil kliring.
b. Prioritas Kedua: transaksi peserta dengan Bank Indonesia/pemerintah.
c. Prioritas Ketiga: credit transfer yang berasal dari peserta BI-RTGS.
4. Apabila Sistem Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement (BI-RTGS)
mendeteksi terjadinya gridlock maka fasilitas gridlock resolution akan
dijalankan secara otomatis maupun manual berdasarkan kriteria kecukupan
dapat ter-settled apabila peserta mendapatkan incoming transfer dari peserta
lain.
F.Capping
Untuk memperkecil berbagai risiko sistem pembayaran sebagai akibat
penggunaan net-settlement dalam proses kliring, maka Bank Indonesia
menetapkan batas maksimum nominal transaksi yang diperbolehkan melalui
kliring (capping kliring). Pada tahap awal, capping kliring ditetapkan sebesar Rp
1 milyar tetapi pada tanggal 1 Oktober 2002 diubah dan ditetapkan menjadi Rp
100 juta. Selanjutnya secara bertahap capping kliring tersebut akan diturunkan
sehingga transaksi yang melewati kliring akan berkurang dan pada gilirannya
risiko akibat penggunaan net-settlement dapat diturunkan.
G.Fasilitas Likuiditas Intrahari (FLI) dan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP)
Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya transaksi-transaksi yang
dilaksanakan pada Sistem Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement
(BI-RTGS) adalah bersifat gross settlement sehingga akan di-settled individually serta
bersifat continous sepanjang window time. Hal ini berbeda dengan mekanisme
kliring saat ini yang menggunakan net-settlement. Dalam net-settlement sistem
bank tidak memerlukan likuiditas yang cukup tinggi secara terus menerus
sepanjang hari, sedangkan dengan Sistem Bank Indonesia – Real Time Gross
Settlement (BI-RTGS), peserta wajib memiliki likuiditas yang cukup tinggi
sepanjang hari. Kondisi ini menjawab kebutuhan FLI dengan tujuan untuk
Dalam Sistem Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement (BI-RTGS)
gross settlement dapat terjadi pada suatu waktu tertentu, misalnya pada pagi hari,
saldo peserta lebih kecil daripada nominal transaksi yang akan di-settled yang
menyebabkan transaksi tersebut masuk dalam queue. Hal ini bukan berarti bahwa
peserta tersebut mengalami kesulitan likuiditas yang kronis, karena pada dasarnya
peserta tersebut berharap akan menerima incoming transfer dari peserta lain
beberapa saat kemudian. Yang terjadi hanyalah intraday gap antara outgoing
transaction dengan incoming transaction pada suatu saat tertentu saja.
Untuk mengatasi intraday gap ini kebanyakan Sistem Bank Indonesia – Real
Time Gross Settlement (BI-RTGS) diseluruh dunia memerlukan adanya fasilitas
pendukung berupa FLI yang berguna untuk memperlancar real time transaction.
Beberapa ketentuan dalam fasilitas FLI Sistem Bank Indonesia – Real Time Gross
Settlement (BI-RTGS) antara lain:
1. Untuk mendapatkan failitas FLI, bank peserta BI-RTGS harus mengajukan
permohonan kepada Bank Indonesia.
2. Bank harus memiliki kesehatan minimal cukup baik yaitu bank yang masih
beroperasi.
3. Peserta harus mem-pledged SBI dan atau obligasi pemerintah yang nilainya
sekurang-kurangnya sebesari nilai FLI sebagai collateral sehingga fasilitas FLI
bersifat fully secured.
4. Penggunaan FLI dilakukan secara otomatis pada saat saldo rekening giro tidak
mencukupi untuk melakukan outgoing transaction sepanjang kekurangan
5. Pada saat bank menerima incoming transfer maka secara otomatis incoming
transfer tersebut akan digunakan untuk mengurangi saldo FLI yang telah
digunakan.
6. FLI hanya dapat dipergunakan dari pukul 06.30 sampai dengan pukul 17.00
WIB sedangkan untuk pelunasan FLI dilakukan paling lambat pukul 18.00
WIB. Apabila peserta tidak mampu mengembalikan tepat pada waktunya maka
fasilitas FLI tersebut akan berubah menjadi Fasilitas Pendanaan Jangka
Panjang (FPJP) overnight.
7. Pada saat T+1 sampai dengan pukul 16.00 WIB, Bank Indonesia akan menagih
seluruh kewajiban peserta tersebut dengan menggunakan transaksi "Super
Priority” yang akan didahulukan settlement-nya dibandingkan transaksi –
transaksi lainnya.
8. Dalam hal saldo giro tidak mencukupi untuk pelunasan FPJP sampai dengan
pukul 17.00 WIB dan peserta yang bersangkutan tidak mengajukan FPJP baru
sampai dengan pukul 18.15 WIB, maka pelunasan dilakukan dengan
mengeksekusi agunan.
H.BI-Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS)
Untuk mengintegrasikan penyelesaian akhir dana yang ada di Sistem Bank
Indonesia – Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dengan penyelesaian akhir
surat berharga Bank Indonesia berupa SBI dan surat berharga pemerintah berupa
SUN maka diimplementasikan BI-SSSS. BI-SSSS menggabungkan sistem
transaksi Bank Indonesia yang mencakup pelaksanaan operasi pasar terbuka,
pemberian fasilitas pendanaan Bank Indonesia kepada bank dan pelaksanaan
terintegrasi dan terhubung langsung (online) antara Bank Indonesia dengan para
pelaku pasar. Selain itu, BI-SSSS mencakup juga sistem informasi antar peserta
dengan penyelenggara BI-SSSS, sistem settlement surat berharga dan sistem
penatausahaan surat berharga.
Sistem BI-SSS diimplementasikan tanggal 16 Februari 2004 untuk
menggantikan sistem BER (Book Entry Registry) dan kemudian pada tanggal 17
Maret 2004 sistem BI-SSSS diresmikan penggunaannya oleh gubernur BI.
I. Bye-Laws
Selain terdapat ketentuan-ketentuan Sistem Bank Indonesia – Real Time
Gross Settlement (BI-RTGS) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, diantara
peserta BI-RTGS sendiri juga berlaku bye-laws yang bertujuan untuk mencapai
keseragaman dalam pelaksanaan pembayaran interbank diantara peserta
BI-RTGS. Bye-laws diterapkan untuk seluruh aktivitas pembayaran yang dilakukan
oleh setiap peserta dalam suatu rangkaian pembayaran, dimana rangkaian
pembayaran tersebut dapat dimulai dari originator/initiator dan berakhir pada
ultimate beneficiary. Beberapa ketentuan yang terkandung dalam bye-laws antara
lain:
1. Cut-Off Time untuk Pembayaran dan Pelunasan
Dana untuk transaksi pembayaran intraday interbank money market sudah
harus sampai di rekening peserta peminjam selambat-lambatnya 30 menit
setelah selesainya transaksi. Sedangkan pelunasan intraday interbank money
market sudah harus dilaksanakan selambat-lambatnya pukul 16.30 pada hari
Untuk transaksi Same Day Value Money Market/Foreign Exchange Deals yang
dilaksanakan sebelum pukul 16.00 sudah harus di - settled selambat-lambatnya
pukul 16.30. Sedangkan pelunasannya harus dilaksanakan selambat-lambatnya
pukul 16.30 pada saat jatuh tempo. Untuk transaksi End of Day Funding harus
telah sampai di rekening giro bank peminjam selambat-lambatnya pukul 18.00
hari yang sama.
2. Kompensasi Atas Kegagalan Pembayaran Antar Bank
Apabila pembayaran antar peserta mengalami kegagalan maka pihak-pihak
yang berkepentingan dapat mengajukan kompensasi atas kegagalan tersebut.
Kegagalan pembayaran dapat berupa keterlambatan, pembayaran dini,
pembayaran lebih, pembayaran kurang dari nominal yang semestinya dan salah
kirim. Perhitungan kompensasi dibedakan untuk bentuk berbagai koreksi yang
berbeda misalnya penyesuaian tanggal valuta, pengembalian pembayaran salah
kirim, keterlambatan pembayaran atau pembayaran kembali (pelunasan) dan
perubahan pihak penerima (beneficiary). Tingkat bunga yang digunakan dalam
perhitungan kompensasi adalah 120% dari rata-rata tingkat bunga JIBOR
overnight.
3. Perjanjian Kompensasi Dilakukan Untuk Menghindarkan Pencarian
Keuntungan Yang Tidak Fair.
Spirit dari pemberian kompensasi adalah agar peserta BI-RTGS memberikan
kompensasi satu sama lainnya terhadap kondisi yang menimbulkan hak
kompensasi. Kompensasi harus dilakukan dengan suatu cara yang sedemikian
rupa sehingga tidak ada satu pesertapun yang dirugikan atau diuntungkan
4. Penyelesaian Sengketa Melalui Arbitration Committee
Untuk menyelesaikan persengketaan atau masalah yang timbul antar peserta
BI-RTGS dalam kaitannya dengan transaksi-transaksi RTGS dan/atau untuk
menyelesaikan ketidakpatuhan peserta dalam Sistem Bank Indonesia – Real
Time Gross Settlement (BI-RTGS), maka dibentuk Komite Bye-Laws.
Keputusan komite arbitrase BI-RTGS merupakan keputusan akhir dan
mengikat kepada seluruh peserta BI-RTGS.
Nasabah yang menggunakan transaksi melalui Sistem Bank Indonesia –
Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) pada PT Bank Mandiri (Persero), Tbk.
Cabang Medan Gatot Subroto tidaklah begitu banyak. Dalam sehari pengguna
transaksi melalui Sistem Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement
(BI-RTGS) berjumlah 5 (lima) transaksi. Maka dapat dikalkulasikan dalam setahun
pengguna transaksi Sistem Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement
(BI-RTGS) pada PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Cabang Medan Gatot Subroto
berjumlah kurang lebih 1.200 transaksi Sistem Bank Indonesia – Real Time Gross