“
ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, BI RATE,
DAN KURS RUPIAH TERHADAP PROFITABILITAS (ROA)
PADA BANK PERSERO DI INDONESIA PADA PERIODE
2008-2014
”
Skripsi
Disusun Oleh :
M. NUR FIRDAUS RAHMAN 109081000038
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : M. Nur Firdaus Rahman
2. Tempat tanggal lahir : Krueng Geukeuh, 06 Oktober 1991
3. Alamat : Jalan Cinangka No. 1 Kp. Cinangka Rt 003/002
Kel. Cinangka, Kec. Bungursari, Purwakarta,
Jawa Barat.
4. Telepon : 089676360330
5. E-mail : mfirdausrahman@yahoo.com
II. PENDIDIKAN
1. SD Harapan Medan Tahun 1997-2003
2. SMP Negeri 2 Bogor Tahun 2003-2006
3. SMA Negeri 1 Karawang Tahun 2006-2009
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Tahun
2009-2015
III. PENGALAMAN ORGANISASI
2009-2010 Anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
2010-2011 Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Manajamen
2010 Anggota Pelaksana Manajemen Cup
2011 Ketua Panitia Seminar CAFTA
IV. PENGALAMAN BEKERJA
2011 Part Time Crew Burger King Pondok Indah Mall
2013 Staff IT Partai Persatuan Pembangunan
2013 Personal Asisstant Wasekjen Partai Persatuan Pembangunan
Abstract
This study aims to analyze the effect of third parties funds, the BI rate, and exchange rate as an independent variable on bank profitability be measured by return on assets as the dependent variable.
This study used a sample of own state bank at the time of the study was 7 years ie from 2008 to 2014. This research use econometric and regression techniques with methods of Ordinary Least Square (OLS) simultaneously results indicate that Third Parties Fund, BI Rate, and Exchange Rates have a significant impact on Return on Assets at state-owned banks operating in Indonesia with a probability level of 0.0000. The results also show that the partial variable third parties fund significantly positive with a probability of 0.0000, Bi Rate does not affect the probability of 0.3692, and variable exchange rate significantly negative with probability 0.0000. And the relationship between the independent variable on the dependent variable is equal to 74.7%, which means that the rest influenced by other variables not included in the model.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dana pihak ketiga, BI rate, dan Kurs sebagai variabel independen serta profitabilitas bank yang diukur dengan return on asset sebagai variabel dependen.
Penelitian ini menggunakan sampel bank persero pada dengan data penelitian selama 7 tahun yaitu dari tahun 2008 sampai dengan 2014. Penelitian ini menggunakan alat analisis ekonometrik dan regresi dengan metode Ordinary Least Square (OLS) secara bersamaan dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa dana pihak ketiga, BI Rate , dan Kurs memiliki dampak yang signifikan terhadap Return on Assets di bank-bank BUMN yang beroperasi di Indonesia dengan tingkat probabilitas 0,0000. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa secara parsialvariabel dana pihak ketiga berpengaruh secara signifikan positif dengan niali probabilitas 0,0000, BI rate tidak memiliki pengaruh dengan nilai probabilitas 0,3692, dan variabel kurs secara signifikan negatif mempengaruhi dengan niali probabilitas 0,0000. Dan hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 74,7%, yang berarti bahwa sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia, rahmat,
hidayah dan kasih sayang-Nya yang diberikan kepada kita semua. Shalawat serta
salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabat-sahabatnya.
Seiring berjalannya waktu, puji syukur alhamdulillah atas kasih sayang
yang Allah SWT berikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas
akhir pembuatan skripsi yang berjudul “Analisis PengaruhDana Pihak Ketiga, BI
Rate, dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Terhadap Profitabilitas (ROA) Bank Persero di Indonesia Pada Periode 2008-2014”. Dimana skripsi ini merupakan salah satu
syarat dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi dalam Jurusan Manajemen
konsentrasi Perbankan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis penyadari isi dari penelitian skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki,
namun penulis berusaha semaksimal mungkin mencurahkan tenaga keringat untuk
menyusun skripsi ini dengan baik.
Penulis juga menyadari bahwa sejak awal penyusunan hingga
terselesaikannya pembuatan skripsi ini telah banyak pihak yang membantu dan
memberikan dukungan. Tak lupa peneliti mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan skripsi ini:
1. Allah SWT atas segala karunia, nikmat, hidayah, rahmat, serta kasih
sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
ini.
2. Alm. ayah yang belum sempat melihat anaknya diwisuda serta ibu
tercinta yang tidak pernah berhenti memberikan motivasi, arahan serta
doa yang tak henti-hentinya kepada penulis untuk segera
3. Om Sigit Hariyanto dan Tante Endang “Tanty” Widuri yang tidak
pernah berhenti memberikan dukungan secara langsung agar skripsi
ini cepat selesai.
4. Ibu Wenny Nugrohowati dan Inovani Azhar yang senantiasa
mengingatkan dan memberi masukan, doa serta tak pernah henti
memberikan kepercayaan kepada penulis.
5. Ibu Dr. H. Pudji Astuty selaku pembimbing I yang telah besedia
meluangkan waktu serta sabar dalam memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam proses penyususan skripsi ini.
6. Ibu Murdiyah Hayati S.kom, MM. selaku pembimbing II yang telah
besedia meluangkan waktu serta sabar dalam memberikan pengarahan
dan bimbingan dalam proses penyususan skripsi ini.
7. Bapak Dr. M. Arief Mufraini LC., MA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis yang telah membantu dan memberi dukungan
pada saat penulis mulai merasa lelah dengan skripsi.
8. Ibu Dr. Muniaty Aisyah, Ir., MM selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
9. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang selama ini
memberikan arahan dan ilmunya kepada penulis.
10. Buat sahabat spesial Manajemen A 2009 Amry, Vian, Ahong, Bayu,
Adi, Reza, Kevin, Gabo, Ayi, Marina, Alinda, Sarmel semoga yang
udah lulus bisa mencapai kesuksesannya dan yang belum lulus ayo
segera ya cepet lulus jangan lama lama.
11. Ucapan terima kasih kepada sahabat-sahabatku di kelas Manajemen A
2009 semoga semua sukses dan bisa meraih impiannya.
12. Sahabat-sahabatku di kelas Perbankan yang tidak bisa disebutkan satu
persatu yang sudah menjalani tiga semester bersama.
13. Teman seperjuangan skripsi ditingkat akhir untuk Bombom, Ucok,
14. Seluruh mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta terutama mahasiswa Jurusan Manajemen
Angkatan 2009.
15. Bang Boyor dan Kak Sofi yang mengingatkan penulis dan akhirnya
penulis juga telat lulus, maafkan dosa dosa penulis.
16. Seluruh pihak yang penulis tidak mampu sebutkan satu persatu karena
telah membantu baik secara moril dan dukungan secara langsung
berkat kalian semua penulis mampu bertahan untuk tetap
menyelesaikan skripsi ini.
Atas jasa-jasa mereka semua, penulis tidak bisa memberi apa-apa kecuali
Jazakumullah Khoiron Kasiron, semoga Allah membalas kebaikan mereka semua dengan sebaik-baiknya.
Jakarta, 30 Mei 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP... v
ABSTRACT... vi
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Penelitian... 1
B. Perumusan Masalah ... 12
C. Tujuan Penelitian ... 13
D. Manfaat Penelitian ... 14
BAB II LANDASAN TEORI... 15
A. Kerangka Teoritis ... 15
1. Pengertian Bank ... 15
2. Jenis-Jenis Bank... 16
a. Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya ... 16
b. Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya ... 19
c. Jenis Bank Menurut Operasionalnya... 22
3. Fungsi Bank ... 25
4. Profitabilitas Bank ... 27
5. Dana Pihak Ketiga ... 31
6. BI Rate ... 38
B. Pengaruh Variabel Dependen Terhadap Variabel Independen ... 45
1. Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan Return On Assets (ROA)... 45
2. Bi Rate dengan Return On Assests (ROA) ... 45
3. Kurs Rupiah Terhadap Dollar Amerika dengan Return On Assets .. 45
C. Penelitian Terdahulu ... 46
D. Kerangka Pemikiran ... 51
E. Hipotesis Penelitian... 52
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 54
A. Ruang Lingkup Penelitian ... 54
B. Metode Penentuan Sampel... 54
C. Metode Pengumpulan Data ... 55
D. Metode Analisis Data... 55
1. Uji Asumsi Klasik... 55
a. Normalitas ... 56
b. Uji Multikolinieritas ... 57
c. Uji Heterokedesitas ... 57
d. Uji Autokorelasi ... 58
2. Uji Hipotesis ... 59
a. Uji Uji F... 59
b. Uji T ... 61
3. Analisis Regresi Linier Berganda ... 62
a. Uji Koefisien Determinasi (Adj R2) ... 63
E. Operasional Variabel Penelitian... 64
1. Varibel Independen ... 64
a. Dana Pihak Ketiga ... 64
b. BI Rate... 65
c. Kurs Rupiah Terhadap Dollar Amerika ... 65
2. Variabel Dependen... 65
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN... 67
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 67
1. Analisis Deskriptif Variabel ... 69
a. Analisis Deskriptif Jumlah DPK ... 69
b. Analisis Deskriptif BI Rate ... 71
c. Analisis Deskriptif Perubahan Kurs Rupiah... 72
d. Analisis Deskriptif Jumlah ROA... 73
2. Uji Asumsi Klasik... 74
a. Uji Normalitas ... 74
b. Uji Multikolinieritas ... 76
c. Uji Heterokedesitas ... 77
d. Uji Autokorelasi ... 78
4. Uji Hipotesis ... 81
a. Uji F... 81
b. Uji T ... 82
3. Analisis Regresi Berganda ... 86
a. Pengaruh Variabel DPK Terhadap ROA... 87
b. Pengaruh Variabel Kurs Terhadap ROA... 87
c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)... 88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 90
A. Kesimpulan ... 90
B. Implikasi... 91
C. Saran... 92
DAFTAR PUSTAKA... 94
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu... 46
4.1 Jumlah DPK pada Bank Persero... 69
4.2 Pertumbuhan BI Rate Bulanan... 71
4.3 Pertumbuhan Kurs Rupiah Bulanan... 72
4.4 Pertumbuhan ROA Bulanan... 73
4.5 Hasil Uji Multikolinieritas... 76
4.6 Hasil Uji Heterokedesitas... 78
4.7 Hasil Uji Autokorelasi... 80
4.8 Hasil Uji F... 81
4.9 Hasil Uji T... 83
4.10 Hasil Uji Regresi Berganda... 86
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
1.1 Komposisi Perbankan Nasional dari Segi Aset Tahun 2014... 3
1.2 Jumlah Aset Perbankan Nasional Tahun 2014... 4
1.3 Perkembangan ROA Bank Persero... 5
1.4 Jumlah DPK Bank Persero... 6
1.5 Pergerakan BI Rate... 8
1.6 Pergerakan Kurs Rupiah... 9
2.1 Kerangka Pemikiran... 51
2.2 Model Konseptual... 52
4.1 Peningkatan Jumlah DPK pada Bank Persero... 70
DAFTAR LAMPIRAN
No Keterangan Halaman
1 Data Penelitian... 100
2 Uji Normalitas... 102
3 Uji Multikolinieritas... 102
4 Uji Heterokedesitas... 103
5 Uji Autokorelasi... 103
6 Uji F, Uji T, Analisis Regresi Linier Berganda dan Adj R2... 104
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dewasa ini globalisasi adalah salah satu jalan dalam mencapai
kesejahteraan perekonomian, dengan tumbuhnya peluang peluang dalam
melakukan bisnis secara mendunia. Namun sisi lain dari tumbuhnya
perekonomian akan selalu sejalan dengan adanya kebijakan kebijakan ekonomi
bahkan perubahan dalam makro ekonomi. Krisis keuangan selalu didahului oleh
fluktuasi dan ketidakstabilan makro ekonomi yang menyebabkan depresiasi mata
uang domestik secara signifikan, menyulut tingginya tingkat bunga dan inflasi
serta ketidakstabilan makro ekonomi (Setyorini: 2012:179).
Lembaga keuangan perbankan adalah salah satu sektor usaha yang cukup
berpengaruh dalam perekonomian negara. Hadirnya usaha perbankan sangat
berpengaruh dalam perekonomian modern ini, selain sebagai menampung dana
dari beberapa pihak, Bank juga sangat berpengaruh sebagai perantara keuangan
berbagai pihak. Sebagai penampung dana sangatlah penting bagi perbankan untuk
terus meningkatkan kinerjanya ditengah pertumbuhan pesat ekonomi. Sebagai
salah satu lembaga keuangan atau finansial sangatlah penting bagi bank untuk
menjaga kepercayaan nasabah dan pihak yang berkepentingan (stockholder). Lancarnya kegiatan yang dilakukan oleh bank akan sangat mendukung dalam
Tingginya pertumbuhan ekonomi meningkatkan tingginya persaingan
antar bank untuk meningkatkan kinerjanya, sehingga akan menarik dan
menambah investor (stockholder) dan nasabah (Third Party). Untuk meningkatkan
pihak pihak tersebut maka bank melaporkan secara rutin keuangan dalam
pelaporannya untuk meningkatkan daya tarik dari berbagai pihak. Kemudian
dengan adanya krisis perekonomian global di tahun 1998 banyak sekali sektor
bisnis yang mengalami kebangkrutan. Krisis moneter tersebut juga memaksa
sektor bisinis perbankan mengalami kemunduran dengan tingginya tingkat suku
bunga dan nilai tukar terhadap dollar. Hal inilah yang kemudian meningkatkan
tingginya penarikan dana nasabah secara besar besaran. Dan kemudian ditambah
dengan tingginya hutang luar negeri swasta dan publik yang memang sudah ada
sejak tahun 1990, sehingga pada saat tahun 1998 krisis terjadi akibat faktor faktor
makro ekonomi dan internal perbankan itu sendiri.
Kemudian perbaikan ekonomi Indonesia berjalan hingga pada tahun 2008
kembali terjadinya krisis global dengan permasalahan yang terjadi pada awalnya
adalah runtuhnya salah satu sektor bisnis finansial Amerika Serikat. Dengan
runtuhnya salah satu sektor bisnis raksasa ekonomi dunia, maka tersebarnya isu
tersebut membuat beberapa negara yang bergantung terhadap mata uang dollar
sangat berpengaruh dan mengalami kelumpuhan beberapa saat. sehingga
memaksa The Fed untuk melakukan bailout kepada beberapa bank di dunia
36,95%
positif walaupun dari
yang pada saat itu ma
kepercayaan nasabah
pihak ketiga yang ke
sisi aset perbankan it
bank pun menyalurka
permodalan bank de
Pengawasan Bank,
ekonomi Indonesia juga
Moneter Bank Indone
pada tahun tahun berikutnya kinerja perbanka
khir tahun 2010 kinerja bank mulai menunjukan t
dari sisi lain masih melemahnya kinerja perekonom
masih menunjukan pemulihan keadaan. Kembal
ah (Third party)menunjukan adanya peningkata kemudian menunjukan adanya peningkatan pe
n itu sendiri. Untuk mendukung pertumbuhan
urkan kredit kepada pihak kreditur. Dan pihak
dengan meningkatnya jumlah profit bank se
nk, 2011). Selama tahun berjalan pada 2011
juga mengalami kenaikan sebesar 6,5% (Lapor
ndonesia Triwulan IV, 2011).
Grafik 1.1
posisi Perbankan Nasional dari Segi Aset Tahun 2014
mber: Statistik Perbankan Indonesia (www.bi.go.id) diakses pada tanggal 30 April 2015
iknya pertumbuhan ekonomi ini meningkatk
l pada saat tahun 2014. Jika dilihat dari
n peningkatan dari
buhan ekonomi maka
hak bank menjaga
nk sendiri (Laporan
2011 pertumbuhan
aporan Kebijakan
014
id)
katkan jumlah aset
ri komposisi aset
20765181999417
140823440691 320067 432582 0
500000 1000000 1500000 2000000 2500000
Jumlah Aset Perbankan Nasional
2014
2,74 2,69 2,98
3,63 3,73 3,66 3,75
0 1 2 3 4
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Perkembang ROA Bank Persero
0 5000000 10000000 15000000 20000000
Jumlah Dana Pihak Ketiga Bank
Persero (dalam Milyar Rupiah)
semakin tinggi (Taswan, 2010:173). Dari grafik 1.4 dapat dilihat bahwa Dana
Pihak Ketiga (DPK) bank persero terus meningkat dari waktu ke waktu. Pada
tahun 2008 total DPK dari bank persero berada di angka Rp. 6.755.922 milyar
yang kemudian pada tahun 2009 kembali naik Rp. 8.222.621 Milyar. Kenaikan
cukup pesat ini membuktikan adanya peningkatan dari pemulihan krisis ekonomi
yang berjalan pada saat itu. Kemudian pada tahun 2010 kembali mengalami
peningkatan hingga mencapai Rp. 9.274.597 Milyar dan pada tahun 2011
mencapai Rp. 10.612.292 Milyar. Kenaikan terus menerus ini menunjukan bahwa
bank telah mampu meningkatkan kepercayaan nasabah untuk menitipkan
sejumlah dana tersebut (agent of trust). Dan kenaikan pada tahun 2012 dan 2013 masing masing sejumlah Rp. 12.517.870 Milyar dan Rp. 14.693.393 Milyar
Rupiah dan pada tahun 2014 mencapai angka Rp. 16.874.254 Milyar
Dalam meningkatkan profitabilitas bank selain faktor internal perbankan
juga sangat dipengaruhi oleh faktor faktor eksternal yang berasal dari kebijakan
kebijakan moneter atau kondisi makro ekonomi. Faktor faktor eksternal tersebut
antara lain, inflasi, suku bunga, kurs, pertumbuhan ekonomi. Suku bunga
merupakan salah satu kebijakan makro ekonomi yang mempengaruhi pendapatan
9,25
6,5 6,5 6
5,75
7,5 7,5
0 2 4 6 8 10
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
BI Rate (Persentase)
11824
9957 9522 9588 10145
12587 12438
0 5000 10000 15000
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Kurs Rupiah Terhadap
Dollar Amerika
profitabilitas suatu bank yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal juga
pernah dilakukan. Hal ini mnunjukan bahwa profitabilitas perbankan tidak hanya
dipengaruhi oleh faktor internal bank tetapi juga faktor eksternal seperti
perubahan kebijakan moneter dan kondisi makro ekonomi yang terjadi di
Indonesia.
Adapun penelitian sebelumnya yang menggunakan faktor internal dan
eksternal bank untuk mengukur Profitabilitas bank yang dilakukan oleh
Muhammad Bilal, dkk (2013) tentang “Influnce of Bank Specific and Macroeconomic Factors on Probability of Commercial Banks: A Case Study of Pakistan” hasil penelitian menunjukan bahwa Bank Size, NIM, dan GDP berpengaruh terhadap ROA sedangkan CAR, NPL, dan Inflasi tidak memiliki
pengaruh terhadap profitabilitas (ROA).
Penelitian lainnya yaitu yang dilakukan oleh Silvia Hendrayati dan
Harjum Muharam (2013) tentang "Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal terhadap Profitabilitas Perbankan (Studi pada Bank Umum Di Indonesia Periode Januari 2003 - Februari 2013" hasil penelitian menunjukan beberapa variabel yang mempengaruhi ROA. Dari tujuh variabel yang diteliti
(EAR, BOPO, LAR, Firm Size, Pertumbuhan Ekonomi dan Volatilitas ROA)
terbukti bahwa EAR, BOPO, LAR dan Firm Size dan Volatilitas ROA
berpengaruh signifikan terhadap ROA sedangkan dua variabel lainnya tidak
berpengaruh (Hendrayati, 2013).
korelasi positif dan signifikan antara variabel Bank Size, Loan, Deposito, Inflasi
dan GDP berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel ROA. Dan variabel
Capital dan Market Capitalization tidak berpengaruh terhadap variabel ROA.
Ada pun penelitian pendukung di Indonesia yang dilakukan oleh Winarti
Setyorini (2012) dengan judul "Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kinerja Keuangan pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia (periode
tahun 2007-2010)" serta penelitian yang di lakukan Kartika Wahyu (2006) dengan
judul penelitian "Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bank
Umum di Indonesia (periode tahun 2000-2005)"
Melihat fenomena sebelumnya yang terjadi pada bank persero. Dimana
profitabilitas bank itu sendiri menunjukan angka tidak pasti dimana pada tahun
tahun sebelumnya terjadi fluktuasi sesuai keadaan internal bank itu sendiri dan
faktor makro ekonomi di Indonesia. Untuk itu dibutuhkan kebijakan kebijakan
yang mendukung sektor perbankan, baik dari pemerintah maupun bank itu sendiri.
Melihat data yang disajikan diatas, tingginya profitablitas bank persero yang
hanya terdiri dari empat bank dan menduduki 10 besar bank dengan total asset
terbesar (sumber : www.idx.co.id, diakses pada tanggal 30 Maret 2015) maka
bank persero menjadi penting untuk dilakukan penelitian.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan pada paragraf
sebelumnya maka penulis mengambil judul skripsi “Analisis Pengaruh Dana
Pihak Ketiga, BI Rate, dan Kurs Rupiah terhadap Profitabilitas (ROA) Pada
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan masalahnya adalah sebagai
berikut :
1. Apakah variabel DPK berpengaruh signifikan positif secara parsial
terhadap ROA pada Bank Persero di Indonesia?
2. Apakah variabel BI Rate berpengaruh signifikan positif secara parsial
terhadap ROA pada Bank Persero di Indonesia?
3. Apakah variabel Kurs Rupiah berpengaruh signifikan negatif secara parsial
terhadap ROA satu bulan pada Bank Persero di Indonesia?
4. Apakah variabel DPK, Bi Rate, dan Kurs berpengaruh secara simultan
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalah penelitian, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis apakah variabel DPK berpengaruh signifikan positif
secara parsial terhadap ROA pada Bank Persero di Indonesia.
2. Untuk menganalisis apakah variabel Bi Rate berpengaruh signifikan positif
secara parsial terhadap ROA pada Bank Persero di Indonesia.
3. Untuk menganalisis apakah variabel Kurs Rupiah berpengaruh signifikan
negatif secara parsial terhadap ROA pada Bank Persero di Indonesia.
4. Untuk menganalisis apakah variabel DPK, Bi Rate dan Kurs Rupiah
berpengaruh secara simultan terhadap ROA pada Bank Persero di
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan serta informasi yang
berguna bagi berbagai pihak yang berkepentingan, antara lain :
1. Bagi pemerintah, sebagai masukan dan bahan pertimbangan untuk
pengambilan kebijakan ekonomi makro (moneter) khususnya kebijakan
yang sangat mendukung industri perbankan.
2. Bagi masyarakat, sebagai sumber informasi untuk melakukan penelitian
pada masa yang akan datang.
3. Bagi penulis, sebagai proses dalam menimba ilmu yang memberikan
banyak tambahan ilmu dan pengetahuan dalam bidang ekonomi khususnya
perbankan dan mempraktekan apa yang telah penulis dapatkan dibangku
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kerangka Teoritis
1. Pengertian Bank
Kasmir (2008:4) dalam bukunya, mengartikan bank secara sederhana
sebagai lembaga keuangan yang memberikan jasa keuangan yang paling
lengkap. Usaha keuangan yang dilakukan disamping menyalurkan dana atau
memberikan pinjaman juga melakukan usaha menghimpun dana dari
masyarakat luas dalam bentuk simpanan. Kemudian usaha bank lainnya
memberikan jasa-jasa keuangan yang mendukung dan memperlancar kegiatan
memberikan pinjaman dengan kegiatan menghimpun dana.
Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan
usahayang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau
bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak
(Kasmir, 2008:25).
Menurut PSAK Nomor 31 dalam Standar Akuntansi Keuangan
(1999:31.1), bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara
keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit). Serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar pembayaran. Falsafah
yang mendasari kegiatan usaha adalah kepercayaan masyarakat. Hal ini tampak
kelebihan dana dalam bentuk giro, tabungan serta deposito berjangka dan
memberikan kredit kepada pihak yang memerlukan dana. Dalam penerimaan
simpanan masyarakat, bank hanya memberikan pernyataan tertulis yang
menjelaskan bahwa bank telah menerima simpanan dalam jumlah dan untuk
jangka waktu tertentu.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa Bank
merupakan suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang keuangan yang
kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan, dan deposito. Selain itu
bank juga biasa dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi
masyarakat yang membutuhkan, sebagai tempat untuk menukar uang, dan
memindahkan uang atau menerima segala bentuk pembayaran dan setoran.
2. Jenis-Jenis Bank
a. Jenis Bank Berdasarkan Fungsinya
Menurut Kasmir dalam bukunya (Kasmir, 2008:178), ada pun jenis
jenis bank berdasarkan fungsinya yaitu:
1) Bank Sentral
Peranan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dalam
pembangunan memang penting dan sangat dibutuhkan
keberadaannya. Hal ini disebabkan bahwa pembangunan di
sektor apa pun selalu membutuhkan dana dan dana ini diperoleh
dari sektor lembaga keuangan termasuk bank. Bank Indonesia
adalah lembaga negara yang independen dalam melaksanakan
dan atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas
diatur dalam undang-undang ini.
a) Tujuan Bank Indonesia
Tujuan Bank Indonesia seperti tertuang dalam
Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1999 Bab III
Pasal 7 adalah untuk mencapai dan memelihara
kestabilan rupiah. Mata uang rupiah perlu dijaga dan
dipelihara mengingat dampak yang ditimbulkan apabila
suatu mata uang tidak stabil sangatlah memberatkan
masyarakat luas. Oleh karena itu, tugas Bank Indonesia
untuk mencapai dan memelihara kestabilan sangatlah
penting.
b) Tugas Bank Indonesia
Berdasarkan UU No. 3 Tahun 2004, Bank
Indonesia mempunyai tugas sebagai berikut:
(1) menetapkan dan melaksanakan kebijakan
moneter
(2) mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran
(3) mengatur dan mengawasi bank
2) Bank Umum
Pengertian bank umum menurut Peraturan Bank
kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.Jasa yang diberikan oleh bank umum bersifat
umum, artinya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang
ada.Bank umum sering disebut bank komersial (commercial
bank). Bank umum mempunyai banyak kegiatan. Adapun
kegiatankegiatan bank umum yang utama antara lain:
a) menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro,
deposito, sertifikat deposito, dan tabungan;
b) memberikan kredit;
c) menerbitkan surat pengakuan utang;
d) memindahkan uang, baik untuk kepentingan nasabah
maupun untuk kepentingan bank itu sendiri;
e) menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga
dan melakukan perhitungan atau dengan pihak ketiga;
f) menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat
berharga; dan
g) melakukan penempatan dana dari nasabah ke nasabah
lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat
di bursa efek.
3) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan
dengan kegiatan bank umum. BPR dalam melakukan
kegiatannya tidak sama dengan kegiatan yang dilakukan oleh
bank konvensional (bank umum). Ada kegiatan-kegiatan yang
tidak boleh dilakukan oleh BPR, yaitu:
a) menerima simpanan berupa giro,
b) mengikuti kliring,
c) melakukan kegiatan valuta asing,
d) melakukan kegiatan perasuransian.
Adapun bentuk kegiatan yang boleh dilakukan oleh BPR
meliputi hal-hal berikut ini.
a) Menghimpun dana dalam bentuk simpanan tabungan
dan simpanan deposito.
b) Memberikan pinjaman kepada masyarakat.
c) Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana
berdasarkan prinsip syariah.
b. Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya
Menurut Martono (2010:28) Dilihat dari aspek kepemilikannya
dalam arti siapa yang memiliki bank tersebut yang dapat dlihat dari akte
pendiriannya dan berapa jumlah saham yang dimiliki. Dilihat
kepemilikannya jenis bank terdiri dari:
Pada bank ini akte pendirian dan sahamnya dimiliki oleh
pemerintah, sehingga keuntungan yang diperolehnya juga
dimiliki oleh pemerintah. Pada saat ini bank milik pemerintah
terdiri dari
a) Bank Negara Indonesia 1946 (BNI)
b) Bank Rakyat Indonesia (BRI)
c) Bank Tabungan Negara (BTN)
d) Bank Mandiri.
Disamping itu terdapat bank milik pemerintah daerah
yang tersebar disetiap provinsi, antara lain:
a) BPD DKI Jakarta
b) BPD Jawa Barat
c) BPD Sumatera Selatan
d) BPD Sumatera Utara
e) BPD Maluku.
2) Bank Milik Swasta Nasional
Pada jenis bank ini akte pendirian dan sahamnya dimiliki
oleh swasta nasional. Demikian pula pembagian keuntungan
yang diperoleh juga oleh swasta nasional. Beberapa bank milik
swasta nasional antara lain:
a) Bank Central Asia
b) Bank Bumi Putera
d) Bank Danamon
e) Bank Lippo
f) Bank Internasional Indonesia.
3) Bank Milik Koperasi
Pada jenis bank ini akte pendirian dan sahamnya dimiliki
oleh koperasi yang berbadan hukum. Contoh bank yang dimiliki
koperasi:
Bank Bukopin.
4) Bank Milik Swasta Asing
Pada jenis bank ini merupakan cabang dari bank yang
sahamnya dimiliki oleh swasta asing maupun pemerintah asing.
Dengan demikian kantor pusatnya di luar negeri dan
keuntungannya juga dimiliki swasta asing. Beberapa bank
swasta asing antara lain:
a) Deutche Bank
b) American Express Bank
c) Bank of Tokyo
d) City Bank
e) Hongkong Bank
f) Bangkok Bank.
5) Bank Campuran
Pada jenis bank ini sahamnya dimiliki oleh pihak asing
mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia. Beberapa
bank campuran antara lain:
a) Bank Merincorp
b) Bank Sakura Swadarma
c) Inter Pacific Bank
d) Sanwa Indonesia Bank
e) Sumitomo Niaga Bank.
c. Jenis Bank Menurut Operasionalnya
Jenis bank jika dilihat dari segi operasionalnya atau caranya dalam
menentukan harga baik harga jual maupun harga beli terbagi dalam dua
kelompok (Kasmir, 2008 : 40).
1) Bank Konvensional
Pengertian kata “konvensional” menurut Kamus Umum
Bahasa Indonesia adalah “menurut apa yang sudah menjadi
kebiasaan”. Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) adalah “berdasarkan kesepakatan umum”
seperti adat, kebiasaan, kelaziman. Berdasarkan pengertian itu,
bank konvensional adalah bank yang dalam operasionalnya
menerapkan metode bunga, karena metode bunga sudah ada
terlebih dahulu, menjadi kebiasaan dan telah dipakai secara
meluas dibandingkan dengan metode bagi hasil.
Bank konvensional pada umumnya beroperasi dengan
antara lain tabungan, simpanan deposito, simpanan giro,
menyalurkan dana yang telah dihimpun dengan cara
mengeluarkan kredit antara lain kredit investasi, kredit modal
kerja, kredit konsumtif, kredit jangka pendek; dan pelayanan
jasa keuangan antara lain kliring, inkaso, kiriman uang, Letter of
Credit, dan jasa-jasa lainnya seperti jual beli surat berharga,
bank draft, wali amanat, penjamin emisi, dan perdagangan efek.
Bank konvensional dapat memperoleh dana dari pihak
luar, misalnya dari nasabah berupa rekening giro, deposit on
call, sertifikat deposito, dana transfer, saham, dan obligasi.
Sumber ini merupakan pendapatan bank yang paling besar.
Pendapatan bank tersebut, kemudian dialokasikan untuk
cadangan primer, cadangan sekunder, penyaluran kredit, dan
investasi.Bank konvensional contohnya bank umum dan BPR.
2) Bank Syariah
Bank syariah muncul di Indonesia pada awal tahun
1990-an. Pemrakarsa pendirian bank syariah di Indonesia dilakukan
oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18 – 20
Agustus 1990. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank
yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah
Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah
menjiwai seluruh hubungan transaksinya adalah efesiensi,
keadilan, dan kebersamaan.Efisiensi mengacu pada prinsip
saling membantu secara sinergis untuk memperoleh keuntungan
sebesar mungkin.
Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi,
ikhlas, dengan persetujuan yang matang atas proporsi masukan
dan keluarannya.Kebersamaan mengacu pada prinsip saling
menawarkan bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan
produktivitas. Kegiatan bank syariah dalam hal penentuan harga
produknya sangat berbeda dengan bank konvensional.Penentuan
harga bagi bank syariah didasarkan pada kesepakatan antara
bank dengan nasabah penyimpan dana sesuai dengan jenis
simpanan dan jangka waktunya, yang akan menentukan besar
kecilnya porsi bagi hasil yang akan diterima penyimpan. Berikut
ini prinsip-prinsip yang berlaku pada bank syariah:
a) Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil
(mudharabah).
b) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal
(musharakah).
c) Prinsip jual beli barang dengan memperoleh
keuntungan (murabahah).
d) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni
e) Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang
disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa
iqtina).
Dalam rangka menjalankan kegiatannya, bank syariah
harus berlandaskan pada Alquran dan hadis.Bank syariah
mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga
tertentu. Bagi bank syariah, bunga bank adalah riba.
Dalam perkembangannya kehadiran bank syariah
ternyata tidak hanya dilakukan oleh masyarakat muslim, akan
tetapi juga masyarakat nonmuslim. Saat ini bank syariah sudah
tersebar di berbagai negara-negara muslim dan nonmuslim, baik
di Benua Amerika, Australia, dan Eropa. Bahkan banyak
perusahaan dunia yang telah membuka cabang berdasarkan
prinsip syariah. Contoh Bank Syariah Mandiri dan Bank
Muamalat (dikutip dari dahlanforum.wordpress.com "diakses
tanggal 31 Maret 2015").
3. Fungsi Bank
Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari
masyarakat luas (funding) dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam
bentuk pinjaman atau kredit (lending) untuk berbagai tujuan. Secara garis besar
bank hanya sebagai lembaga perantara saja, sehingga tanpa adanya himpunan
dana dari masyarakat luas maka bank tidak dapat menjalankan kegiatan
penyaluran pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan, hal tersebut
merupakan sumber pendapatan terbesar yang dihasilkan oleh bank (Kasmir,
2008 : 40).
Menurut Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru (2006:9) dalam bukunya,
fungsi bank yang lebih spesifik adalah sebagai berikut:
a. Agent of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan,
baik dalam hal menghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat
akan berminat menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur
kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan
disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank
tidak akan bangkrut, dan juga percaya bahwa pada saat yang telah
dijanjikan masyarakat dapat menarik kembali simpanan dananya di bank.
Pihak bank juga akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada
debitur atau masyarakat apabila dilandasi unsur kepercayaan. Pihak bank
percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjamannya,
debitur akan mengelola dananya dengan baik, debitur akan mampu
membayar pada saat jatuh tempo, dan juga bank percaya bahwa debitur
mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban
lainnya pada saat jatuh tempo.
b. Agent of Development
Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor
saling berinteraksi mempengaruhi satu dengan yang lain. Sektor riil tidak
dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan
baik. Tugas bank sebagai penghimpun dana dan penyalur dana sangat
diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil.
Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi,
distribusi, dan konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan
investasi, distribusi, dan konsumsi selalu berkaitan dengan uang,
sehingga dapat membangun perekonomian masyarakat.
c. Agent of Service
Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran
dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain
kepada masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan ini erat kaitannya dengan
kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa-jasa bank ini
antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang
berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian tagihan.
4. Profitabilitas Bank
Profitabilitas merupakan hal yang penting untuk mengetahui
perkembangan suatu perusahaan karena dengan profitabilitas manajemen dapat
mengukur kemampuan dan kesuksesan perusahaan dalam menggunakan
aktivanya. Dan juga profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
memperoleh pendapatan diatas biaya-biaya yang diperhitungkan. Berikut ini
akan diuraikan beberapa pengertian Profitabilitas menurut beberapa ahli
Semakin tinggi ROE maka kinerja perusahaan semakin efektif.
Rasio ini juga digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri
untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik
saham biasa maupun saham preferen.
5. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Sumber dana dari masyarakat (dana pihak ketiga) merupakan sumber dana
yang terpenting bagi kegiatan operasi bank dan meupakan ukuran keberhasilan
bank jika mampu membiayai operasi dari sumber dana ini (Martono, 2010:38).
Dana Pihak Ketiga adalah sumber mendasar bagi pembiayaan bank. faktor ini
mampu meningkatkan profitabilitas meningkat bank. Akan tetapi itu
tergantung pada bagaimana bank mengkonversi kewajiban tabungannya serta
simpanan lainnya ke dalam bentuk aset yang produktif (Bilal dkk, 2013).
Sedangkan menurut Dietrich and Wanzenried (2009) tabungan sendiri
merupakan bagian dari sumber pembiayaan bank sendiri. Dimana besaran dari
tabungan tersebut akan meningkatkan profitabilitas ditambah lagi dengan
pembiayaan dari nasabah pada sektor lainnya. Karena itu tabungan merupakan
sumber dana yang paling mudah untuk dicari.
Penghimpunan dana dari masyarakat dapat dikatakan relatif lebih mudah
jika dibandingkan dengan sumber dana lainnya. Penghimpunan dana dari
masyarakat dilakukan secara efektif dengan memberikan bunga yang relatif
tinggi dan memberikan berbagai fasilitas yang menarik lainnya seperti hadiah
dan pelayanan yang memuaskan. Keuntungan lain dari dana pihak ketiga
tangga), perusahaan, maupun lembaga masyarakat lainnya (Slamet Riyadi,
2006:95). Ada tiga jenis simpanan sebagai sarana untuk memperoleh dana dari
masyarakat, yaitu: simpanan giro, tabungan dan deposito.
a. Simpanan Giro
Menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 tahun 1999 tanggal
10 November 1999 Simpanan Giro adalah simpanan yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana
perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindahbukuan. Dapat
ditarik setiap saat, maksudnya bahwa uang yang sudah disimpan
direkening giro tersebut dapat ditarik berkali-kali dalam sehari, dengan
catatan dana yang tersedia masih mencukupi.
Cek merupakan surat perintah dari nasabah kepada bank yang
memelihara rekening giro untuk membayarkan sejumlah uang kepada
pihak yang disebutkan di dalam cek atau kepada pembawa cek. Dalam
hal ini bank harus membayar kepada siapa saja yang membawa cek
tersebut untuk menguangkannya sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan baik secara tunai atau secara pemindahbukuan.
Ada beberapa syarat yang berlaku secara formal dalam sebuah cek
agar bisa digunakan sebagai uang giral, yaitu:
1. Sebuah cek harus memuat kata “CEK” di dalamnya dan tertulis
dalam bentuk tulisan yang jelas.
2. Surat cek berisi perintah tak bersyarat yang berlaku resmi untuk
3. Nama si penerbit cek yang akan melakukan pembayaran dalam
transaksi (tertarik).
4. Menetapkan tempat pembayaran dimana pencairan cek akan
dilakukan oleh pihak bank kepada pihak penarik.
5. Tanggal yang diberlakukan untuk menarik uang tertera di cek.
6. Tanda tangan dari pihak yang akan mengeluarkan uang tersebut
(penarik).
Beberapa penjelasan terkait pihak yang terlibat dalam sebuah
penerbitan cek sebagai uang giral, yaitu:
1. Drawer atau penerbit adalah orang yang mengeluarkan cek dalam
sebuah transaksi pembayaran.
2. Tersangkut yaitu bank yang diberi perintah tak bersyarat untuk
melakukan pembayaran sejumlah uang yang tertera di dalam surat
cek.
3. Bearer atau pembawa sendiri adalah orang yang menerima
pembayaran dari sejumlah uang tersebut tanpa menyebutkan
namanya di dalam cek bersangkutan.
4. Pengganti yaitu orang yang ditunjuk untuk menggantikan posisi
pemegang surat cek dengan cara endorsement. Umumnya, nama
pengganti ini akan dicantumkan di dalam surat cek sebagai
Jenis-jenis cek sendiri ada berbagai macam yang tetap sah sebagai
pengganti uang kartal. Setidaknya di Indonesia ada 5 jenis cek yang
bersifat resmi, yaitu:
1. Cek atas nama, jenis cek ini diterbitkan atas nama orang
tertentu ataupun badan hukum tertentu yang tertulis jelas di
dalam cek bersangkutan.
2. Cek atas unjuk, cek satu ini berbeda dari cek atas nama di
atas yang menuliskan nama pihak tertentu. Di cek atas
unjuk, setiap orang bisa menguangkan sejumlah uang yang
tertulis di dalamnya tanpa ada tertera nama pihak
bersangkutan.
3. Cek silang, tanda silang tertera 2 kali di bagian kiri pojok
atas sebuah cek. Hal ini disengaja karena pembayaran
dilakukan secara non tunai. Artinya cek silang dilakukan
sebagai pemindah bukuan seseorang yang ditujukan kepada
bank komersial tertentu. Cek yang awalnya sebagai
pembayaran tunai berubah menjadi non-tunai dalam hal ini.
4. Cek mundur, kesepakatan antara si penerima dan si pemberi
cek untuk menuliskan tanggal mundur dari tanggal
sekarang. Cek ini sering disebut pula sebagai cek jatuh
tempo. Surat perintah ini diterbitkan karena pada saat itu
5. Cek kosong atau blank cheque merupakan cek yang
dananya tidak tersedia di dalam rekening giro si penerbit
cek.
Setelah mengenal perihal cek, kita akan beralih kepada bilyet giro.
Bilyet giro menurut Simorangkir (2004) merupakan surat perintah yang
telah distandarisir bentuknya bank yang menerima perintah pemindah
bukuan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada penerima
yang disebut namanya pada bank yang sama atau pada bank lainnya. Ini
juga merupakan uang giral layaknya sebuah cek.
Berdasarkan surat edaran BI no. 28/32/UPG tanggal 11 Agustus
1995 perihal bilyet giro ini, ada beberapa hal yang disyaratkan di dalam
sebuah bilyet giro, yaitu:
1. Nama bilyet giro serta nomor bilyet giro bersangkutan yang
akan digunakan dalam transaksi tersebut.
2. Adanya surat perintah untuk pemindah bukuan secara jelas
tanpa adanya beban pada rekening penarik sendiri.
3. Terteranya nama serta rekening pihak pemegang dari bilyet
giro.
4. Mencantumkan nama bank penerima dari bilyet giro.
5. Sejumlah dan yang akan dipindah bukukan oleh si
pemegang.
6. Tempat serta tanggal penarikan dari bilyet giro tersebut.
b. Tabungan
Menurut Undang-undang Perbankan Nomor 20 Tahun 1998
Tabungan merupakan simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak
dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu. Syarat-syarat penarikan tertentu maksudnya
adalah sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat antara pihak bank
dengan si penabung. Misalnya dalam hal ini syarat tersebut adalah media
penarikan harus secara tunai dengan buku tabungan melalui teller atau
automatic teller machine (ATM) dengan menggunakan kartu atm, syarat lainya yaitu penarikan dalam kelipatan nominal tertentu, batas jumlah
penarikan tidak lebih dari saldo minimal tertentu (taswan, 2010:178).
Tabungan sendiri lebih ditujukan untuk berjaga jaga atau keamanan dana
masyarakat luas.
c. Simpanan Deposito
Simpanan deposito dalam Undang-undang Perbankan Nomor 10
Tahun 1998 dinyatakan sebagai simpanan yang penarikannya hanya
dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah
penyimpan dengan bank. Untuk mencairkan deposito maka pemilik
deposito dapat menggunakan bilyet deposito atau sertifikat deposito.
Dalam praktiknya terdapat tiga jenis deposito yaitu deposito
1) Deposito berjangka merupakan deposito yang diterbitkan
dengan jenis jangka waktu tertentu. Jangka waktu
deposito berjangka biasanya bervariasi mulai dari 1, 2,
hingga 24 bulan. Deposito berjangka dapat diterbitkan
atas nama perorangan maupun lembaga (atas unjuk).
2) Jenis deposito kedua yaitu Sertifikat deposito pada
prinsipnya sama dengan deposito berjangka,
perbedaannya hanyalah bahwa sertifikat deposito
diterbitkan atas tunjuk (nama) dalam bentuk sertifikat
dan dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan
kepada pihak lain. Selain itu pencairan bunga sertifikat
deposito dapat dilakukan di muka, baik tunai maupun
non tunai, disamping setiap bulan atau jatuh tempo
dengan membawa sertifikat deposito tersebut dari bank
yang menerbitkannya.
3) Deposit on call yang merupakan jenis deposito ketiga
hanya digunakan untuk deposan yang memiliki jumlah
uang dalam jumlah besar. Penerbitan deposit on call
memiliki jangka waktu minimal 7 (tujuh) hari dan paling
lama kurang dari 1 (satu) bulan. Deposit on call
diterbitkan atas nama. Pencairan bunga dilakukan pada
saat pencairan deposit on call. Namun sebelum deposit
terlebih dahulu harus sudah memberitahukan kepada
pihak bank penerbit bahwa yang bersangkutan akan
mencairkan deposit on call-nya.
Berdasarkan penelitian penelitian sebelumnya dan berdasarkan pada teori
yang ada maka dapat disimpulkan jika, Dana Pihak Ketiga adalah sumber dasar
pembiayaan bank yang paling mudah dihimpun bank agar mampu
meningkatkan kinerjanya serta dihimpun dalam bentuk tabungan, giro, dan
deposito.
6. BI Rate
BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau
stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan
diumumkan kepada publik (www.bi.go.id). BI rate diumumkan oleh Dewan
Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan
diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia
melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk
mencapai sasaran operasional kebijakan moneter (www.bi.go.id). Sasaran
operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga
Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga
PUAB ini diharapkan akan di ikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito,
dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan (www.bi.go.id).
Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain lain dalam
perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikan BI Rate apabial
sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan
diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan (www.bi.go.id).
Menurut Ransford Quarmyne dkk, (2014:50) bahwa bunga bank
sepenuhnya adalah selisih antara keuntungan dari tingkat pengembalian
terhadap tabungan dan deposito yang diberikan kepada nasabah. Masalah yang
terjadi adalahnya kecilnya jumlah selisih untuk nasabah seringkali
dimanfaatkan oleh bank untuk menambah tingkat keuntungan bank sendiri.
Sedangkan menurut Aishahton Ayub and Mansur Masih (2013), tingkat
suku bunga adalah salah satu alat kebijakan moneter yang digunakan oleh bank
sentral, juga merupakan salah satu bentuk utama dari risiko keuangan yang
dihadapi oleh bank.
Sedangkan menurut Alper dan Anbar (2011:141) menjelaskan bahwa
untuk mencapai profitabilitas yang tinggi maka manajemen biaya sangat
penting salah satunya adalah rasio pengembalian bunga terhadap nasabah
sehingga profitabilitas bank yang didapatkan dari selisih suku bunga akan
mampu diprediksikan.
Menurut Darmawi (2006:181) tingkat bunga merupakan harga yang harus
dibayar oleh peminjam untuk memperoleh dana dari pemberi pinjaman untuk
jangka waktu yang disepakati. Dengan kata lain, tingkat bunga dalam hal ini
merupakan harga dari kredit. Namun harga itu tidak sama dengan harga barang
di pasar komoditi karena tingkat bunga sesungguhnya merupakan suatu angka
perbandingan, yaitu jumlah biaya pinjaman dibagi jumlah uang yang
Tingkat bunga nominal adalah tingkat bunga yang digunakan sebagai
ukuran untuk menentukan besarnya bunga yang harus dibayar oleh pihak
peminjam dana. Sedangkan tingkat bunag riil menunjukan persentasi dari nilai
riil modal ditambah bunganya dalam setahun, dinyatakan sebagai presentasi
dari nilai riil modal sebelum dibungakan (Sukirno, 2002:386).
Sedangkan Sjahrial (2006:7) menyatakan bahwa tingkat bunga adalah
kompensasi yang dibayarkan oleh peminjam kepada yang memberikan
pijaman. Dari sudut peminjam merupakan biaya dari dana yang mereka pinjam.
Menurut Sadono Sukirno (2002:389) di dalam teori, analisis mengenai
penentuan tingkat bunga selalu mengganggap bahwa dalam perekonomian
hanya terdapat satu tingkat bunga. Namun, dalam kenyataan keadaannya
sangat berbeda. Tingkat bunga pinjaman pemerintah berbeda dengan tingkat
bunga yang dibayarkan kepada konsumen. Dan bank mengenakan tingkat
bunga yang berbeda-beda kepada para nasabahnya. Perbedaan tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
a. Pebedaan resiko
b. Jangka waktu pinjaman
c. Biaya administrasi pinjaman
Menurut Herman Darmawi (2006:188) tingkat suku bunga merupakan
salah satu indikator moneter yang mempunyai dampak dalam berbagai
a. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi keputusan melakukan
investasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat
pertumbuhan ekonomi.
b. Tingkat suku bunga juga akan mempengaruhi pengambilan
keputusan pemiliki modal apakah ia akan berinvestasi pada real
assets ataukah pada financial assets.
c. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi kelangsungan usaha
pihak bank dan lembaga keuangan lainnya.
d. Tingkat suku bunga dapat mempengaruhi volume uang beredar.
Berdasarkan teori pada penelitian sebelumnya serta literatur maka
disimpulkan jika tingkat suku bunga adalah jumlah dana yang dipinjamkan
kepada kreditur yang selisihnya sudah dibayarkan kepada dana pihak ketiga
yang kemudian dihitung menjadi pendapatan bank.
7. Nilai Tukar Rupiah (Kurs)
a. Penegertian Kurs atau Nilai Tukar
Exchange Rates (nilai tukar uang) adalah nilai harga dari sebuah
mata uang yang dibandingkan dengan nilai mata uang eropa dan amerika
dan lainnya dalam guna memenuhi kebutuhan perdagangan internasional
serta melakukan pembayaran luar negeri (Benjamin Adjei dkk, 2014).
Sedangkan menurut Aishahton Ayub and Mansur Masih (2013),
exchange rate adalah sejumlah nilai tukar mata uang yang mampu
menimbulkan keuntungan serta kerugian baik dalam jangka panjang
maupun jangka pendek.
Exchange Rates (nilai tukar uang) atau yang lebih populer dikenal
dengan sebutan kurs mata uang adalah catatan (quotation) harga pasar
dari mata uang asing (foreign currency) dalam harga mata uang domestik
(domestic currency) atau resiprokalnya, yaitu harga mata uang domestik
dalam mata uang asing (Adiwarman Karim, 2008:157). Nilai tukar uang
merepresentasikan tingkat harga pertukaran dari satu mata uang ke mata
uang lainnya dan digunakan dalam berbagai transaksi, antara lain
transaksi perdagangan internasional, turisme, investasi internasional,
ataupun aliran uang jangka pendek antarnegara, yang melewati
batasbatas geografis ataupun batas-batas hukum.
Kurs merupakan salah satu hal terpenting dalam perekonomian
terbuka, karena memiliki pengaruh yang besar bagi neraca transaksi
berjalan maupun variabel-variabel makroekonomi lainnya. Kurs
menggambarkan harga dari suatu mata uang terhadap mata uang negara
lainnya, juga merupakan harga dari suatu aktiva atau harga aset (asset
price) (Krugman, 2005: 40). Sadono sukirno (2004:197), menjelaskan
bahwa kurs valuta asing dapat didefinisikan sebagai nilai seunit valuta
(mata uang) asing apabila ditukarkan dengan mata uang dalam negeri.
Dalam ilmu ekonomi nilai tukar mata uang suatu negara dapat
dibedakan menjadi dua yaitu nilai tukar riil dan nilai tukar nominal
digunakan seseorang saat menukar mata uang suatu negara dengan mata
uang negara lain. Jadi, nilai tukar rupiah merupakan nilai dari suatu mata
uang rupiah yang ditukerkan ke dalam mata uang negara lain. Contohnya
nilai tukar rupiah terhadap dolaar AS, nilai tukar rupiah terhadap Yen,
nilai tukar rupiah terhadap Euro dan lain-lain. Sedangkan nilai tukar riil
ialah nilai yang digunakan seseorang saat menukarkan barang dan jasa
suatu negara dengan barang dan jasa negara lain, nilai tukar riil
menyatakan tingkat dimana pelaku ekonomi dapat memperdagangkan
barang-barang dari suatau negara dengan barang-barang negara lain.
Nilai tukar mata uang erat kaitannya dengan konsep konvertibilitas
(convertible currency). Mata uang konvertibel (convertible currency) adalah mata uang yang bisa digunakan secara bebas dalam berbagai
transaksi internasional oleh penduduk dan negara dimana pun (Krugman,
2005:292) konsep ini menekankan pada pentingnya penggunaan mata
uang yang dapat dengan mudah ditukarkan dengan mata uang negara
lain. Tidak adanya konvertibel mata uang akan sangat menyulitkan bagi
transaksi dan perdagangan internasonal.
b. Macam-Macam Kurs
Para ekonom membedakan kurs menjadi dua, yaitu (Mankiw,
2006:128):
a) Kurs nominal (nominal exchange rate)
Kurs nominal adalah harga relatif dari mata uang dua
dan yen Jepang adalah 120 per dolar, maka kita bisa menukar
1 dolar untuk 120 yen di pasar uang.
b) Kurs riil (real exchange rate)
Kurs riil adalah harga relatif dari barang-barang di antara
dua negara. Kurs riil menyatakan tingkat dimana kita bisa
memperdagangkan barang-barang yang dari suatu negara
untuk barang-barang dari negara lain.
Nilai tukar atau disebut juga valuta asing dalam berbagai transaksi
atau jual beli valuta asing, ada empat jenis yakni:
a. Selling rate (kurs jual), yaitu kurs yang ditentukan oleh suatu
bank untuk penjualan valuta asing tertentu pada saat tertentu.
b. Middle Rate (kurs tengah), yaitu kurs tengah antara kurs jual
dan kurs beli valuta asing terhadap mata uang nasional, yang
ditetapkan oleh Bank Central pada suatu saat tertentu.
c. Buying Rate (kurs beli), yaitu kurs yang ditentukan oleh suatu
bank untuk pembelian valuta asing tertentu pada saat tertentu.
d. Flat Rate (kurs flat), yaitu kurs yang berlaku dalam transaksi
jual beli bank notes dan traveller chaque, demana sudah
diperhitungkan promosi dan biaya-biaya lainnya.
maka berdasarkan dari penelitian dan literatur penunjang maka
dapat disimpulkan jika kurs merupakan satuan nilai tukar mata uang yang
jumlah atau nilainya berfluktuasi sesuai dengan keadaan pasar yang
B. Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen
1. Dana Pihak Ketiga ( DPK ) dengan Return On Assets (ROA)
Sesuai dengan fungsi bank sebagai lembaga keuangan
dimana kegiatan sehari harinya adalah bergerak di bidang keuangan
maka, sumber dana juga tidak terlepas dari bidang keuangan.
Untuk menopang kegiatan bank sebagai penjual uang (memberikan
pinjaman), bank harus lebih dulu membeli uang (menghimpun
dana) sehingga dari selisih bunga tersebutlah bank memiliki
keuntungan. (Kasmir, 2007)
2. BI Rate dengan Return On Assets (ROA)
Hubungan BI Rate terhadap ROA juga mempengaruhi
profitabilitas suatu bank. Semakin tinggi suku bunga BI maka akan
diikuti naiknya suku bunga deposito dan suku bunga kredit.
Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada
perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight
(PUAB O/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan
akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada
gilirannya suku bunga kredit perbankan (www.bi.go.id).
3. Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika dengan Return On
Assets (ROA)
Perbankan sebagai lembaga keuangan yang memfasilitasi
perdagangan internasional, tidak dapat menghindari diri dari
asing. Menurut Febrina dan Naomi (2009:95), adanya pengaruh
nilai tukar mata uang terhadap profitabilitas bank
mengidentifikasikan apabila nilai tukar mengalami apresiasi dan
depresiasi, maka akan berdampak pada kewajiban valas bank pada
saat jatuh tempo. Akibatnya, profitabilitas bank akan mengalami
perubahan jika dalam kasus tersebut bank tidak melakukan
headging.
Selain menjadi fasilisator perdagangan internasional
perbankan syariah juga dapat terpengaruh oleh depresiasi nilai
tukar melalui nasabah yang memiliki dana besar dalam bentuk
valuta asing seperti dollar AS. Apabila terdepresiasinya rupiah
terhadap dollar Amerika maka akan berdampak pada peningkatan
profitabilitas bank (Zainul Arifin, 2009:231).
C. Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Variabel Penelitian Model Analisis Hasil Penelitian
No Peneliti Judul Variabel Penelitian Model Analisis Hasil Penelitian
No Peneliti Judul Variabel Penelitian Model Analisis Hasil Penelitian
eksternal bank juga
D. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
BANK INDONESIA DAN OTORITAS JASA KEUANGAN
Bank PERSERO
INDEPENDEN VARIABEL:
Dana Pihak Ketiga (X1)
BI Rate (X2)
Suku Bunga (X3)
DEPENDEN VARIABEL:
ROA (Y)
Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas 2. Uji Multikoliniearitas 3. UJi Heterokedesitas 4.Uji Autokorelasi
Uji F Uji t
Adjusted R Square Uji Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut maka dapat diperoleh
model konseptual dari penelitian ini sebagai berikut :
Gambar 2.2 Model Konseptual
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori dan permasalahan yang ada, maka dapat diambil
beberapa hipotesis sebagai berikut :
H1: Diduga ada pengaruh Positif Dana Pihak Ketiga ( DPK )
terhadapReturn On Assets(ROA).
H2: Diduga ada pengaruh positif BI Rate (Suku Bunga) terhadapReturn On Assets(ROA).
H3: Diduga ada pengaruh negatif dari Nilai Tukar ( Kurs )
terhadapReturn On Assets(ROA). Dana Pihak Ketiga
Kurs Rupiah
BI Rate Return On Assets
Dana Pihak Ketiga
BI Rate
Kurs Rupiah
H4: Diduga ada pengaruh secara simultan DPK, BI Rate, dan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data
yang merupakan data time series. Data yang diperlukan merupakan data
sekunder yaitu kinerja keuangan bank persero, BI rate dan kurs rupiah pada
periode tahun 2008-2013 yang diperoleh dari data Statistik Perbankan
Indonesia serta kebijakan moneter Indonesia yang dipublikasikan oleh Bank
Indonesia.
Penelitian ini ditunjang dengan penelitian terdahulu baik dari Indonesia
ataupun luar negeri yang merujuk pada data data bank umum yang relevan
serta di tunjang penelitian sebelumnya. Model dalam penelitian ini
menggunakanan empat variabel yaitu Return On Asset (ROA), Dana Pihak
Ketiga (DPK), BI Rate dan Kurs rupiah terhadap Dollar Amerika.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok bank yang termasuk dalam
bank persero yang ada di Indonesia pada periode tahun 2008-2013 yaitu Bank
Persero, antara lain adalah Bank Mandiri, Bank Tabungan Negara ( BTN),
Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI).
C. Metode Pengumpulan Data
1. Studi kepustakaan, yaitu memperoleh dari berbagai literatur,
jurnal jurnal yang telah dipublikasikan, penelitian terdahulu dan
dari berbagai sumber lainnya.
2. Data sekunder, yaitu merupakan sumber data penelitian yang
diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara
(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Penelitian ini
menggunakan data time series bulanan yang dipublikasikan oleh
Bank Indonesia periode tahun 2008-2013. Data – data tersebut
diperoleh dari:
a. Statistik Ekonomi Perbankan Indonesia ( SEKI )
b. Statistik Perbankan Indonesia ( SPI )
D. Metode Analisis Data
Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu dengan
menggunakan regresi berganda. analisis regresi merupakan salah satu alat
analisis yang menjelaskan tentang akibat yang ditimbulkan oleh satu atau lebih
variabel bebas dan variabel terikat ( tidak bebas ) ( sudarmanto,2005 ). Dengan
menggunakan software eviews 6.0 setelah semua data data terkumpul maka
selanjutnya data-data tersebut dianalisis dengan uji asumsi klasik dan uji
hipotesis.
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik ini dilakukan sebagai parameter untuk mengukur