(ANALISISFRAMINGPEMBERITAAN SIYONO DI KOMPAS.COM)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Panji Febrian Nugraha NIM: 111205100039
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
i
Konstruksi Realitas Sosial Kasus Tewasnya Terduga Teroris di Media Online (Analisis Framing Berita Siyono di Kompas.com)
Kasus tewasnya terduga teroris Siyono sempat mendapat perhatian publik. Hal ini tidak terlepas dari peran media massa. Kematian Siyono diduga akibat kekerasan yang dilakukan oleh Densus 88. Kontroversi kematian Siyono semakin berkembang dan menjadi polemik setelah PP Muhammadiyah dan Komnas HAM mengeluarkan rilis hasil otopsi ulang Siyono yang berbeda dengan rilis Polri terkait penyebab kematian Siyono. Penelitian ini menjadi menarik karena kasus tewasnya Siyono terjadi saat pengamanan oleh anggota Densus dan peneliti ingin melihat bagaimana media massa, khususnya Kompas.com memandang kasus ini dan fakta apa yang lebih ditekankan dalam pemberitaannya.
Media massa, memiliki peran penting dalam penyampaian informasi dan peristiwa yang terjadi di masyarakat. Namun, pesan yang disampaikan seringkali memuat fakta-fakta yang memiliki perspektif tertentu yang ditonjolkan atau diberikan penekanan lebih terhadap fakta tertentu yang dicoba dibangun oleh media sesuai dengan kepentingannya. Masyarakat seakan dipaksa menerima informasi dan konstruksi yang dilakukan oleh media massa sehingga membentuk kesepahaman opini.
Pada penelitian ini, peneliti mengambil 4 buah sampel berita pada situs kompas.com terkait pemberitaan mengenai kasus tewasnya Siyono. Berita yang dipilih merupakan berita edisi tanggal 12 April 2016 sampai 14 April 2016. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagiamana struktur sintaksis pemberitaan Siyono di kompas.com? Bagaimana struktur skrip pemberitaan Siyono di kompas.com? Bagaimana struktur tematik pemberitaan Siyono di kompas.com? Bagaimana struktur retoris pemberitaan Siyono di kompas.com?
Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui bagaimana frame yang dibentuk oleh Kompas.com. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Sedangkan, teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi analisis teks, wawancara, dan dokumentasi. Analasis pada penelitian ini, dilakukan dengan cara menelaah lima buah berita di Kompas.com terkait berita tewasnya terduga teroris Siyono dilihat dari perangkat framing Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki yang memiliki empat elemen struktural yakni: Sintaksis, Skrip, Tematik, dan Retoris.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kompas.com dalam membingkai berita terkait tewasnya terduga teroris Siyono ini, lebih menonjolkan fakta kesalahan Polri terkait hasil pemeriksaan penyebab kematian yang dinilai di bawah standar dan berbeda dengan hasil otopsi yang dilakukan oleh PP Muhammadiyah dan Komnas HAM. Selain itu, pemberitaan Kompas.com juga cenderung menyudutkan tindakan Densus 88 dan Polri dan meminta evaluasi serta pengawasan terhadap Densus 88 oleh Polri.
ii
Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya dari zaman kegelapan menuju cahaya kebenaran yang penuh kemuliaan. Sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Konstruksi Realitas Sosial Kasus Tewasnya Terduga Teroris di Media Online: Analisis Framing Pemberitaan Siyono di Kompas.com”
Adapun skripsi ini merupakan tugas akhir yang disusun guna melengkapi salah satu syarat yang telah ditentukan dalam menempuh program studi Strata Satu (S1) Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa adanya dukungan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, beserta Bapak Suparto M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang
Akademik, Ibu Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum, serta Bapak Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III
Bidang Kemahasiswaan.
2. Bapak Drs. Masran, M.A. dan Ibu Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Ketua dan
Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3. Bapak Drs. Jumroni, M.Si sebagai pembimbing skripsi, yang telah menyempatkan
waktu dan memberikan arahan dan masukan positif dalam penyusunan dan
penulisan skripsi ini.
4. Bapak S. Hamdani, M.A selaku dosen penasihat akademik yang selalu
iii
masa perkuliahan dan selalu memotivasi untuk menjadi insan akademis yang
selalu terus belajar.
6. Kepada segenap staff yang bekerja di UIN Jakarta, Perpustakaan Utama, dan
Perpustakaan Fakultas Dakwah terimakasih atas keramahannya dan pelayanan
yang baik kepada penulis selama menjalankan masa perkuliahan.
7. Bapak J. Heru Margianto selaku Asisten Redaktur Pelaksana dari Kompas.com
serta mas Aldy selaku HR DariKompas.com yang telah memberikan waktu luang
untuk wawancara di tengah kesibukannya dan membantu penulis dalam proses
pencarian data untuk skripsi ini.
8. Kedua Orangtua tercinta, Bapak Zulkarnain dan Ibu Yulinar yang telah memberi
support baik secara moril maupun materil, sekaligus menjadi alasan utama penulis
untuk segera menyelesaikan studi dan selalu menjadi yang terbaik.
9. Adik-adik penulis, Renaldi Dwi Syahputra, Diah Intan Lestari dan Dini Mursalina
yang telah memberikan motivasi kepada penulis.
10. Om Agus dan Ibu Anis atas bantuan-bantuan selama penulis menempuh proses
perkuliahan.
11. Bunda Etty Zuhriah, Bunda Tanty Pupti, om Firdaus Muhdahar, om Fathorrahman
atas bantuan-bantuan selama penulis menempuh proses perkuliahan.
12. Muhamad Faiz Wafi, Sahabat dan rekan seperjuangan yang selalu membantu
penulis dalam berbagai hal dari bangku SMA hingga selesainya masa perkuliahan.
13. Sahabat The Amengers: Muhammad Rafi, Rahmat Dian Ismail, Denny Eka Putra,
iv
14. Keluarga Besar The Kostan, yang selama 5 tahun terakhir menjadi bagian dari
perjalanan perkuliahan penulis.
15. Keluarga besar HMJ KPI, HMI Komfakda dan kepada rekan-rekan WEAK KPI B
2012 khususnya Kepada Faizah, Riadin, Riztira, Pipit, Keke, Dita, Kiki, Ervan,
Reksa, Fatwa, Deden, Abu, Novi, Guntur yang telah bersama-sama menempuh
jalan panjang selama proses perkuliahan dalam suka maupun duka.
16. Rekan-rekan KKN Lebah 2015 Desa Kedung, kepada Ami, Anis, Nisa, Ida, Tika,
Nunu, Devi, Miko, Bogel, Luthfi terimakasih atas kebersamaan, ilmu dan
kenangan dalam proses pengabdian, semoga silaturahmi tetap terjaga.
17. Orang-orang yang berkontribusi terhadap perjalanan hidup penulis dan dan proses
penulisan skrispi, yang mungkin saya lupa cantumkan namanya dalam skripsi ini
penulis ucapkan terimakasih banyak. Semoga Allah selalu membalas kebaikan
kalian.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
banyak kekurangan. Penulis hanya dapat mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang terlibat. Hanya ucapan inilah yang dapat
peneliti berikan, semoga Allah membalas semua kebaikan kalian. Semoga skripsi
ini bermanfaat bagi penulis, pembaca dan khususnya kepada civitas akademik
Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Jakarta.
Jakarta, 26 September 2016
v
B. Batasan dan Rumusan Masalah... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
D. Metodologi Penelitian ... 6
E. Tinjauan Pustaka ... 9
F. Sistematika Penulisan ... 10
BAB II LANDASAN TEORITIS ... 12
A. Konstruksi Pemberitaan dan Realitas Sosial... 17
1. Konstruksi Pemberitaan... 17
2. Konstruksi Realitas Sosial ... 23
B. TeoriFramingModel Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki ... 26
C. Konsep Media Online ... 32
BAB III GAMBARAN UMUM ... 31
A. Profi KanalNewsKompas.com ... 31
B. Pemberitaan Siyono di kanalNewsKompas.com... 37
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA... 39
A. Analisis Struktur Sintaksis Pemberitaan Siyono... 39
B. Analisis Struktur Skrip Pemberitaan Siyono... ... 52
C. Analisis Struktur Tematik Pemberitaan Siyono ... ....60
D. Analisis Struktur Retoris Pemberitaan Siyono... 62
BAB V PENUTUP ... 72
A. Kesimpulan ... 72
B. Saran-saran ... 73
vi
Tabel 01 Pemberitaan Siyono di Kompas.com ... 8
Tabel 02 Perangkat Framing Model Pan dan Kosicki ... 24
Tabel 03 Editorial Department of Kompas.com... 35
Tabel 04 Berita Siyono di kompas.com ... 37
Tabel 05 Analisis Skrip Berita 1 ... 53
Tabel 06 AnalisisSkrip Berita 2 ... 54
Tabel 07 AnalisisSkrip Berita 3 ... 55
Tabel 08 AnalisisSkrip Berita 4 ... 56
Tabel 09 AnalisisSkrip Berita 5 ... 57
Tabel 10 AnalisisRetoris Berita 1 ... 63
Tabel 11 AnalisisRetoris Berita 2 ... 64
Tabel 12 AnalisisRetoris Berita 3 ... 66
Tabel 13 AnalisisRetoris Berita 4 ... 67
vii
Gambar 01 Pola Penulisan Piramida Terbalik ... ...16
Gambar 02 Logo KanalNewsKompas.com ...33
Gambar 03 Suasana Otopsi jasad Siyono ...64
Gambar 04Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri brigjen (Pol) Arthur Tampi...66
Gambar 05Trisno Raharjo Ketua Tim Pembela Kemanusiaan kasus Siyono...67
Gambar 06Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S Pane...68
1
A. Latar Belakang Masalah
Beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi informasi telah
mendorong banyak perubahan yang signifikan di dalam kehidupan manusia.
Informasi bisa di dapat dengan cepat tanpa batas ruang dan waktu. Jika dulu
informasi hanya diperoleh melalui media cetak dan elektronik, kini seiring
perkembangan zaman, informasi bisa diperoleh setiap saat dan dimanapun melalui
media online. Bahkan akhir-akhir ini, banyak media massa seperti Koran mulai
mendirikan edisi online di dunia maya.
Secara fungsional, menurut Ellul dan Goulet, teknologi telah menguasai
masyarakat, bahkan pada fungsi yang substansial sehingga menciptakan realitas
didalam masyarakat itu sendiri. Terlebih dengan mudahnya akses informasi
terutama kebutuhan akan berita dari beragam media yang ada. Realitas telah
dibangun oleh para pekerja media dan mempengaruhi kehidupan manusia.1
Istilah Konstruksi Sosial pertama kali dikenalkan oleh Peter L. Berger dan
Thomas Luckmann yang menjelaskan bahwa realitas terbentuk oleh proses sosial
melalui tindakan dan interaksi, dimana individu menciptakan secara terus menerus
suatu reallitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif.2
Sebuah berita dalam pemberitaan pun tidak terlepas dari konstruksi pekerja
media itu sendiri, dikarenakan wartawan memiliki pandangan, motivasi, ideologi,
dan kecenderungan tertentu dalam mengamati suatu peristiwa. Pemilihan isu
tertentu dan penonjolan isu tersebut merupakan konstruksi media yang mencoba
1
Burhan Bungin,Sosiologi Komunikasi Massa ( Jakarta: Kencana, 2013), h.177. 2
memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk melihat dan menganggap apa
yang dianggap penting oleh media seakan-akan penting untung diikuti
perkembangannya.
Hal ini dikarenakan, media dinilai sebagai agen konstruksi pesan.
Fakta-fakta yang disampaikan oleh media merupakan konstruksi yang bersifat relatif,
dan berlaku sesuai konteks tertentu. Media memandang sebuah peristiwa dari
suatu perspektif dan menonjolkan fakta tertentu serta mengesampingkan fakta
yang lainnya. Sehingga, berita merupakan sesuatu yang bersifat subjektif
dikarenakan tidak terlepas dari opini dan wartawan melihat sebuah peristiwa
dengan perspektif dan pertimbangan tertentu.
Kecenderungan media dalam mengkonstruksi pesan dapat dilihat melalui
framing pemberitaan mereka. Framing adalah pendekatan untuk mengetahui
bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika
menseleksi isu dan menulis berita. Cara pandang atau perspektif tersebut pada
akhirnya akan menentukan fakta yang akan diambil, bagian mana yang akan
ditonjolkan dan dihilangkan, dan hendak dibawa kemana berita tersebut.3Menurut
Pan dan Kosicki, Frame dapat dilihat melalui empat perangkat framing yakni:
Sintaksis, skrip, tematik, dan retoris.
Kasus meninggalnya terduga teroris Siyono misalnya, kasus ini tak terlepas
dari pengamatan media. Siyono merupakan terduga kasus terorirsme, polisi
menduga siyono merupakan salah satu petinggi jaringan Jamaah Islamiyah.
Siyono meninggal tidak lama setelah dibekuk di rumahnya di Klaten oleh Densus
88.
3
Yang menjadikan kasus ini menarik adalah keterangan polisi yang
menyatakan bahwa Siyono tewas karena kecelakaan dan melawan petugas.
Namun, pihak keluarga menilai ada keganjilan dalam kematian Siyono, sehingga
menuntut dilakukannya autopsi terhadap jenazah Siyono. Hasil autopsi pun
berbeda dengan pernyataan Polri yang menegaskan bahwa siyono tewas akibat
benda tumpul di kepala, sedangkan hasil autopsi menyebutkan penyebab tewasnya
Siyono adalah pukulan benda tumpul di rongga dada yang menyebabkan retak
tulang iga.4
Kontroversi terkait kematian Siyono ini terus berkembang di media. Media
massa baik cetak, elektronik maupun online berusaha membingkai pemberitaan
terkait tewasnya siyono ini dan membangun realitas masyarakat untuk mengusut
tuntas kasus ini terutama evaluasi terhadap kinerja Densus 88 yang dinilai tidak
memperhatikan asas praduga tidak bersalah dan melanggar HAM.
Kompas.com merupakan salah satu media online besar di negeri ini.
Kompas.com dimulai pada tahun 1995 dengan nama Kompas Online. Kompas
Online pada awalnya hanya berperan sebagai edisi internet dari Harian Kompas.
Kemudian tahun 1998 Kompas Online bertransformasi menjadi Kompas.com
dengan berfokus pada pengembangan isi, desain, dan strategi pemasaran yang
baru. Kompas.com pun memulai langkahnya sebagai portal berita terpercaya di
Indonesia. Saat ini, Kompas.com memiliki 120 jutapage viewperbulan.5
Sebagai salah satu media online dengan page view yang besar membuat
kompas.com menjadi salah satu pilihan utama masyarakat untuk memenuhi
4
http://nasional.kompas.com/read/2016/04/14/07101881/.Otopsi.Ulang.Siyono.Jadi.Pukulan .Telak.bagi.Profesionalisme.Polri. Diakses pada Rabu, 20 April 2016, Pukul. 07.00 WIB.
5
kebutuhan akan informasi. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam sebuah proses
produksi suatu berita, wartawan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ideologi,
dan kecenderungan tertentu dalam memandang suatu peristiwa. Untuk itu peneliti
tertarik untuk melihat bagaimana kompas.com membingkai pemberitaan terkait
tewasnya Siyono.
Berdasarkan latar belakang di atas maka, peneliti tertarik untuk mengangkat
penelitian yang berjudul: “ Konstruksi Realitas Sosial Tewasnya Terduga
Teroris di Media Online: Analisis Framing Pemberitaan Siyono di Kompas.com.”
B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah
Agar terfokus kepada permasalahan yang diteliti, maka peneliti membatasi
masalah dalam penelitian ini pada lima buah berita terkait tewasnya terduga
teroris Siyono pada kompas.com tanggal 12 April 2016 sampai tanggal 14 April
2016. Alasan dipilihnya tanggal 12 April adalah dikarenakan pada hari itu, hasil
autopsi ulang dari Siyono diumumkan ke publik oleh tim dokter Forensik
Muhammadiyah dengan hasil yang bertentangan dengan penyebab kematian
Siyono yang dikeluarkan oleh Polri. Pemilihan berita sampai tanggal 14 April
dikarenakan peneliti ingin melihat bagaimana pemberitaan tentang Siyono pasca
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, Adapun rumusan masalah
dari penelitian ini adalah:
1. Bagaimana struktur sintaksis pemberitaan siyono di kompas.com?
2. Bagaimana struktur skrip pemberitaan Siyono di kompas.com?
3. Bagaimana struktur tematik pemberitaan Siyono di kompas.com?
4. Bagaimana struktur retoris pemberitaan Siyono di kompas.com?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Untuk
mengetahui bagaimana kompas.com mengkonstruksi pemberitaan terkait
tewasnya terduga teroris Siyono dilihat melalui model framing Pan dan Kosicki
yang dianalisis dengan menggunakan empat perangkat framing yakni: sintaksis,
skrip, tematik, dan retoris.
2. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis, penelitian ini diharapkan dapat berguna dan mampu
memberikan sumbangan pengetahuan bagi pengembangan ilmu komunikasi,
terutama yang berkaitan dengan analisis framing dan teks media.
2. Manfaat Praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan
bagi pembaca dan penelitian selanjutnya terkait konstruksi realitas di media
D. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian
kualitatif. Bogdan dan Guba bependapat bahwa Pendekatan kualitatif merupakan
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang atua perilaku yang dapat diamati.6
Penelitian Kualitatif melihat subjek dan objek dengan apa adanya
berdasarkan fakta yang ada. Sehingga, melalui pendekatan ini akan terlihat
gambaran penelitian, realitas sosial dan persepsi sasaran penelitian.7Pada
penelitian ini, pendekatan kualitatif digunakan untuk menganalisis isi dan teks
berita di Kompas.com terkait pemberitaan tentang tewasnya terduga teroris
Siyono.
2. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan dua sumber data, yakni sumber data primer dan
sumber data sekunder.
1. Sumber Data Primer
Diperoleh dari pemberitaan terkait tewasnya terduga teroris Siyono di
kompas.com pada tanggal 12 April 2016 sampai 14 April 2016.
2. Sumber Data Sekunder
Yakni data-data pendukung lainnya yang diperoleh seperti Arsip, Dokumen,
wawancara yang diperoleh oleh peneliti dari berbagai sumber.
6
Suharsaputra, Uhar,Metode Penelitian Kuantitafit, kualitatif dan tindakan, (Bandung: Refika, 2014), h.10.
7
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dari penelitian kualitatif adalah kata-kata dan
tindakan, selebihnya adalah data data tambahan seperti dokumen dan lain-lainnya.
1. Wawancara
Yakni mengadakan wawancara mendalam atau indepth interview. Dimana
mendapatkan informasi dan data yang dibutuhkan dengan cara melakukan
wawancara langsung kepada orang-orang yang berhubungan dengan penelitian.
Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara langsung dengan Redaksi
Kompas.com yakni Bapak J. Heru Margianto yang menjabat sebagai Wakil
Redaktur Pelaksana Kompas.com. Wawancara ini digunakan guna melengkapi
data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan wawancara tak terstruktur atau bersifat fleksibel.8Hal ini bertujuan
untuk memberikan kebebasan kepada narasumber dalam menjawab pertanyaan
yang diberikan namun tetap terarah pada masalah yang diangkat.
2. Observasi Teks
Selanjutnya, dalam mengumpulkan data, peneliti juga menggunakan metode
observasi teks atau document research. Dalam penelitian ini, peneliti
mengobservasi teks-teks pemberitaan mengenai kasus tewasnya terduga teroris
Siyono di Kompas.compada tanggal 12-14 April 2016 sebanyak lima buah berita.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mengumpulkan data-data dengan cara mengkaji
buku-buku, website, artikel dan lainnya yang berhubungan dengan materi penelitian dan
selanjutnya dijadikan bahan argumen.
8
4. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah kanalnews kompas.com, sedangkan objek
dari penelitian ini adalah lima buah berita terkait tewasnya terduga teroris Siyono
pada tanggal 12 April 2016 sampai 14 April 2016.
Adapun judul dari lima buah pemberitaan terkait tewasnya Siyono di
Kompas.com ang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 01
Pemberitaan Siyono di Kompas.com
No. Judul Edisi
1 Kontroversi Hasil Otopsi dan Misteri Kematian Siyono
12 April 2016
2 Polri, Jangan Tutupi Penyebab Kematian Siyono!
12 April 2016
3 Pemeriksaan Jasad Siyono Versi Polri Dinilai di Bawah Standar
13 April 2016
4 Otopsi Ulang Siyono Jadi Pukulan Telak Bagi Profesionalisme Polri
13 April 2016
5 Tugas Polisi Melumpuhkan Tersangka, Bukan Menjadi Algojo
14 April 2016
5. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan model analisis
framing Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki yang menganalisis framingdengan
empat perangkat yakni: Sintaksis, skrip, tematik dan retoris.9
Sintaksis merupakan Cara wartawan menyusun fakta, Skrip adalah cara
wartawan mengisahkan fakta dengan menggunakan pola 5W+1H. Tematik adalah
cara wartawan menuliskan fakta dan retoris adalah bagaimana cara wartawan
menekankan fakta.
9
Zikri Fachrul Nurhadi,Teori-Teori Komunikasi dalam pespektif penelitian kualitatif,
6. Teknik Penulisan
Teknik penulisan dalam penelitian ini mengacu kepada buku pedoman
penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan olehCenter
For Quality Development and Assurance (CeQDA) Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
E. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan oleh peneliti di perpustakaan
umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terdapat beberapa penelitian skripsi
terdahulu yang berkaitan dengan analisis framing, antara lain:
1. Bingkai Pemberitaan Penyergapan Teroris Ciputat (Studi Komparasi Berita
di Liputan6.com dan Tempo.co yang disusun oleh Aji Sasongko, NIM:
1110051100094, Mahasiswa jurusan Konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Alasan peneliti memilih penelitian ini
adalah adanya kesamaan isu yang dibahas yakni terkait pemberitaan
mengenai terorisme. Serta kesamaan teori yang digunakan yakni model
framingPan dan Kosicki.
2. Konstruksi realitas sosial larangan khitan perempuan di media massa:
Analisis Framing berita pro-kontra khitan perempuan di kompas.com yang
disusun oleh Ahmad Mursanih, NIM: 109051000245, Mahasiswa Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Alasan peneliti memilih penelitian ini adalah karena kesamaan
kasus yang diangkat dan objek yang diteliti serta model framing yang
digunakan.
F. Sistematika Penulisan
Dalam rangka mempermudah tahap demi tahap penulisan karya ilmiah ini,
maka penulis menyusunnya ke dalam lima bab. Dengan penyusunan sebagai
berikut:
Bab I. Pendahuluan
Pada bab pertama membahas tentang pendahuluan yang melatarbelakangi
penelitian ini dan batasan penelitian yang meliputi: Latar belakang masalah,
batasan dan rumuan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian,
dan sistematika penulisan.
Bab II. Landasan Teoritis
Dalam bab kedua membahas landasan teori menguraikan beberapa hal yang
menyangkut pembahasan dalam penelitian ini meliputi: Konsep Konstruksi
Pemberitaan dan Realitas Sosial, TeoriFramingmodel Zhondang Pan dan Gerald
M. Kosicki, dan Konsep Media Online.
Bab III. Gambaran Umum
Pada bab ketiga ini difokuskan terhadap gambaran umum objek penelitian
yakni Media Online kompas.com yang meliputi: Sejarah, visi misi, dan Struktur
Organisasi. serta pemberitaan mengenai Siyono di Kompas.com.
Bab IV. Temuan dan Analisis Hasil Data Penelitian
Pada bab keempat ini membahas menganai analisis hasil temuan data,
pemberitaan tewasnya terduga teroris siyono melalui konsep framing Zhondang
Pan dan Gerald M. Kosicki. Yang di analisis menggunakan empat perangkat
framing: Sintaksis, Skrip, Tematik, Retoris.
Bab V. Penutup
Pada bab kelima, peneliti memberikan kesimpulan terhadap hasil
penelitian, serta memberikan saran-saran dan beberapa lampiran yang didapat
12
A. Konstruksi Pemberitaan dan Realitas Sosial 1. Konstruksi Pemberitaan
Berita (news) berasal dari bahasa sansekerta, yaitu vrit (write) yang berarti
ada atau terjadi. Sebagian orang menyebut vrit dengan kata vritta yang berarti
kejadian atau peristiwa yang telah terjadi. Dalam kamus bahasa Indonesia, berita
adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. 1
Sehingga, berita sangat berkaitan dengan peristiwa atau kejadian yang sedang
terjadi.
Berita merupakan salah satu unsur terpenting dalam dunia jurnalistik. Berita
merupakan informasi yang bersifat faktual, aktual, akurat, objektif, penting dan
menarik perhatian publik. Sebagai hasil kerja jurnalistik, berita dituntut untuk
berorientasi pada pasar (market oriented) dan juga beorientasi pada tugas (duty
oriented).2
Definisi berita juga dikemukakan oleh beberapa ahli seperti yang
dikemukakan oleh Dr. Willard C. Bleyer yang mendefinisikan berita sebagai
sesuatu yang termassa (baru) yang dipilih oleh wartawan dan dimuat di surat
kabar. Karena itu, ia dapat menarik atau mempunyai makna dan dapat menarik
minat pembaca surat kabar tersebut. Selain itu, Nancy Nasution juga
mendefinisikan berita sebagai laporan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi,
yang ingin diketahui oleh umum, dengan sifat-sifat actual, terjadi di lingkungan
1
http://kbbi.web.id/berita Diakses pada 20 Agustus 2016 Pukul 20:30 WIB. 2
pembaa, mengenai tokoh terkemuka, akibat peristiwanya berpengaruh kepada
pembaca.3
Dari pendapat beberapa ahli mengenai definisi berita diatas, dapat kita tarik
kesimpulan bahwa berita adalah laporan yang berisikan tentang informasi
terbaru/aktual, bersifat penting dan menarik perhatian publik. Berita merupan
produk hasil kerja jurnalistik yang bukan merupakan opini atau pendapat
wartawan dan diterbitkan atau ditayangkan di media massa. Namun, perlu kita
ketahui bahwa tidak semua informasi yang tertulis di media cetak dan online,
ataupun informasi yang tayang di media elektronik adalah berita. Sebagai contoh:
iklan tidak bisa disebut sebagai berita. Resep makanan di tabloid pun tidak bisa
disebut sebagai berita. Yang didapat dikategorikan sebagai berita adalah apabila
laporan tersebut berisi peristiwa atau fakta dan dilaporkan di media massa.
Sebuah berita diantaranya adalah harus memiliki nilai atau ciri-ciri berita.
Sedia Willing Barus menjelaskan bahwa laporan jurnalistik masuk kategori berita
jika memiliki ciri-ciri seperti: accuracy, yakni sebuah berita haruslah akurat,
cermat dan teliti tidak asal dan menimbulkan kebingungan. Kemudian
universality, yakni sebuah berita haruslah berlaku umum. Selanjutnya, fairness,
yakni sebuah berita harus lah bersifat jujur, artinya sebuah berita berisi nilai-nilai
kebenaran dan bukan sebuah kebohongan untuk publik, serta harus adil dan tidak
memihak salah satu pihak saja. Humanity, yakni sebuah berita memiliki nilai
kemanusiaan di dalamnya. Dan yang terakhir adalah immediate yaitu segera,
artinya berita harus segera sampaikan agar selalu menjadi kabar yang hangat dan
aktual.4
3
Indah Suryawati,Jurnalistik: Suatu pengantar teori dan praktik, h. 68. 4
Septiawan Santana berpendapat bahwa ada untuk menjadikan sebuah
peristiwa menarik dibaca sebagai berita, maka ada beberapa nilai berita yang
mesti diperharikan, elemen berita tersebut yakni: 5
1. Immediacy, yaitu hal yang berkaitan dengan kesegaran peristiwa yang
dilaporkan atau kerap disebut timeliness. Unsur waktu merupakan hal yang
sangat penting dalam berita karena sebuah berita sering dinyatakan sebagai
peristiwa yang dilaporkan dan baru saja terjadi.
2. Proximity, yaitu berkaitan dengan kedekatan dengan pembaca. Orang- orang
akan tertarik dengan berita yang menyangkut peristiwa disekitar mereka dan
dalam keseharian mereka.
3. Consequence, yaitu berkaitan dengan konsekuensi dalam berita dan
berpengaruh bagi khalayak.
4. Conflict, yaitu peristiwa-peristiwa yang mengandung konflik di dalamnya
seperti perang, demonstrasi, criminal, perseteruan dan sebagainya.
5. Oddity, yaitu berita yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa tidak biasa dan
jarang ditemui yang akan jadi perhatian masyarakat.
6. Sex, yaitu berkaitan dengan skandal yang ada di dalam pemberitaan.
7. Emotion, yaitu yang sering dikenal dengan sebutan human interest, yakni
kisah yang menyentuh nilai kemanusiaan di dalamnya seperti kesedihan,
kemarahan, simpati, cinta dan sebagainya.
8. Prominence, yaitu berkaitan dengan unsur keterkenalan seseorang, tokoh
maupun orang-orang penting di dalam berita.
5
9. Suspense, yaitu berkaitan dengan sesutau peristiwa yang ditunggu- tunggu oleh
masyarakat.
10. Progress, yaitu berkaitan dengan perkembangan sebuah peristiwa.
Hal terpenting dalam mengemas berita adalah bagaimana berita tersebut
dikemas. Isu yang baik jika dikemas dengan tidak baik akan menjadi kurang
menarik, bahkan pesan yang disampaikan sering kali tidak sampai atau bias.
Maka, diperlukan konstruksi sedemikian rupa supaya pesan dapat dimaknai oleh
audiens dan menarik perhatian pembaca.
Para wartawan dalam merumuskan pemberitaannya biasa menggunkan
sebuah struktur yang dikenal dengan pola piramida terbalik. Pola piramida
terbalik memberikan gambaran bagaimana informasi terpenting dalam
pemberitaan ditaruh di posisi paling atas, dan semakin kebawah informasi menjadi
semakin tidak penting atau bisa saja hanya merupakan penjelasan dari paragraf
sebelumnya.6
Pola piramida terbalik pertama kali muncul sekitar akhir tahun 1840-an.
Pola ini lahir akibat dari pengiriman berita melalui telegraf. Pada saat itu, para
wartawan sering kali berebut untuk mengirimkan berita kepada satu operator
telegraf. Hingga, pada akhirnya operator telegraf membuat kebijakan untuk
mengirimkan berita setiap wartawan secara bergiliran dan dibatasi satu paragraf
untuk setiap giliran. Khawatir kesempatan berita yang terkirim hanya satu
paragraf karena biaya pengiriman telegraf mahal dan seringkali terputus serta
adanya deadlineke kantor mereka, maka para wartawan waktu itu dituntut untuk
mencari solusi baru. Sehingga lahirlah ide untuk membuat tulisan yang memuat
6
ringkasan isi berita pada awal dan detail di akhir.sehingga apabila terkendala
deadline dan sambungan telegraf yang terputus berita mereka tetap dapat
dipahami secara utuh.7
Penulisan berita dengan pola piramida terbalik ini memberikan beberapa
manfaat kepada para pekerja jurnlistik. Adapun manfaatnya antara lain: pertama,
dengan pola piramida terbalik maka, fakta terpenting diletakkan di posisi paling
atas sehingga membuat detail dan maksud dari berita mudah dan cepat ditangkap
oleh khalayak. Kedua, pola piramida terbalik memudahkan para editor dalam
penyuntingan naskah. Hal ini diakrenakan fakta atau dataterpenting diletakkan
diposisi paling atas sehingga semakin kebawah data dan fakta yang disampaikan
merupakan bagian yang kurang penting dan bisa dihapus.8
Gambar 01
Pola penulisan Berita Piramida Terbalik
Sumber:Suhaemi dan Rulli Nasrullah,Bahasa Jurnalistik, h. 30.
Adapun isu yang dikonstruksi menjadi sebuah berita dapat kita lihat melalui
isi berita tersebut yang terdiri dari unsur-unsur yang membentuk sebuah berita.
Unsur-unsur berita tersebut adalah sebagai berikut:9
7
Luwi Ishwara,Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar(Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2005), h.115.
8
Suhaemi dan Rulli Nasrullah,Bahasa Jurnalistik, h. 30. 9
Kustadi Suhandang,Pengantar Jurnalistik, (Bandung: nuansa, 2010), h.115. sangat penting
penting
1. Headline
Judul atau Headline merupakan daya tarik dari sebuah berita. Karena, pada
hakikatnya judul merupakan initsari dari berita. Headline haruslah ditulis dengan
bahasa yang singkat, lugas dan menarik. Headline biasanya dibuat dalam satu atau
dua kalimat pendek, yang memberitahukan persoalan pokok peristiwa yang
diberitakan. Judul berita berfungsi untuk menarik perhatian pembaca atau
pemirsa, menggambarkan serta meringkaskan isi dari sebuah berita.
2. Teras Berita (lead)
Lead merupakan bagian awal dari berita yang memuat informasi dan fakta
terpenting dari keseluruhan isi berita. Lead dibuat untuk memenuhi rasa ingin tahu
pembacanya secara cepat. Lead biasanya dirumuskan sebagai 5W+1H (What,
Who, When, Where, Why dan How). Dengan adanya lead pembaca atau penonton
dapat segera tahu dan mengerti persoalan pokok dari peristiwa yang sedang
dilaporkan.
3. Body
Setelah kita menemukan Headline dan lead dari suatu naskah berita, maka
yang selanjutnya akan kita temukan adalah body berita. Body berita merupakan
bagian yang merinci dan melengkapi serta memperjelas fakta atau data yang
dijelaskan oleh lead. Body berita sering juga disebut sebagai sisa berita.
4. Penutup
Penutup berita merupakan gagasan akhir yang merinci gagasan utama yang
terdapat di dalam pemberitaan. Penutup berita bisa juga berisi hubungan antar
berita. Tetapi ada juga beberapa penutup berita yang menggantung. Model ini
efektif digunakan jika ingin membuat pertanyaan atau pernyataan yang tidak
selesai.
2. Konstruksi Realitas Sosial
Istilah Konstruksi Sosial pertama kali dikenalkan oleh Peter L. Berger dan
Thomas Luckmann yang menjelaskan bahwa realitas terbentuk oleh proses sosial
melalui tindakan dan interaksi, dimana individu menciptakan secara terus menerus
suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif.10
Konstruksi sosial terjadi melalui interaksi antar individu dalam masyarakat
melalui interaksi dan proses sosial yakni: eksternalisasi, objektivikasi dan
internalisasi.11 Eksternalisasi adalah proses ketika sebuah produk sosial telah
menjadi bagian penting dari masyarakat untuk melihat dunia luar. Dalam konteks
ini, informasi dari media massa merupakan produk sosial yang dibutuhkan oleh
individu untuk menilai dan memaknai lingkungannya. Objektivikasi, merupakan
proses interaksi sosial di mana individu melembagakan dirinya bersama orang lain
ke dalam suatu dunia yang sama. Proses ini dilakukan melalui signifikasi bahasa
dan berkembang melalui penyebaran opini di masyarakat. Internalisasi, adalah
proses di mana individu mengidentifikasi dirinya dengan lembaga tempat ia
menjadi anggota. Dalam hal ini lewat pengaruh media massa akan membentuk
pendapat umum yang diphami bersama menjadi opini publik.
Konstruksi sosial di media massa merupakan revisi dari teori Berger dan
Luckmann untuk melengkapi konstruksi sosial atas realitas. Pemahaman akan
konstruksi realitas oleh media massa lahir dikarenakan pesan berupa berita,
10
Bungin, Burhan,Konstruksi Sosial Media Massa(Jakarta: Kencana, 2011), h. 13. 11
liputan khusus, dan sebagainya merupakan sesuatu yang dibentuk dengan tujuan
tertentu. Ada motif dibalik setiap pesan yang ditampilkan yakni nilai-nilai yang
berusaha disampaikan kepada khalayak dengan tujuan untuk mengubah
pemahaman atau persepsi khalayak akan suatu peristiwa.
Media tidak hanya beperan sebagai agen pemberi informasi dan hiburan
tetapi juga memberikan pengetahuan kepada masyarakat sehingga membawa
masyarakat kepada suatu kerangka berpikir sosial. Pada dasarmya konstruksi
realitas oleh media massa massa lahir dengan prinsip dasar:12
1. Semua pesan media itu merupakan hasil konstruksi.
2. Setiap media memiliki karakteristik, kekuatan, dan keunika dalam membangun
sebuah berita dengan bahsa yang berbeda
3. Pesan Media diproduksi untuk suatu tujuan
4. Semua pesan media berisi penanaman nilai dan tujuan yang ingin dicapai
5. Manusia menggunakan kemampuan, keyakinan, dan pengalaman mereka untuk
membangun sendiri arti pesan media.
6. Media dan pesan media dapat memengaruhi keyakinan, sikap, nilai, perilaku,
dan proses demokrasi.
Konstruksi sosial di media massa menempatkan kelebihan media massa dan
efek media dalam membangun realitas melalui tahap-tahap penting, Proses ini
tidaklah mendapatkan hasil yang tiba-tiba, namun terjadi melalui beberapa tahap
penting yakni:13
1. Tahap Menyiapkan Materi konstruksi
12
Apriadi Tamburaka,Agenda Setting Media Massa,(Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2002), h. 84.
13
Menyiapkan materi konstruksi sosial media massa merupakan tugas redaksi
media massa. Setidaknya terdapat tiga hal penting dalam penyiapan materi
konstruksi sosial yakni: pertama, keberpihakan media massa kepada kapitalisme.
Kedua, keberpihakan semu kepada masyarakat. Ketiga, keberpihakan kepada
kepenitngan umum.
Tidak jarang dalam menyiapkan sebuah materi pemberitaan terjadi
pertukaran kepentingan diantara pihak-pihak yang berkepentingan dengan sebuah
pemberitaan. Seperti contoh misalnya pembelian jam tayang tertentu atau halaman
tertentu dengan tujuan untuk blow-up terhadap pencitran pihak yang membeli
pemberitaan tersebut.
2. Tahap Sebaran Konstruksi
Prinsip utama dalam sebaran konstruksi adalah real time.Pada media cetak
konsep real time terdiri dari beberapa konsep hari, minggu, bulan. Sedangkan
pada media elektronik dan online, konsep real time berarti berita dapat langsung
ditayangkan dan disampaikan kepada masyarakat saat sedan terjadinya peristiwa.
Pada umumnya, sebaran konstruksi sosial media massa menggunakan model
satu arah. Media massa mendominasi penyebaran informasi sementara khalayak
tidak memiliki pilihan lain kecuali mengonsumsi informasi. Meskipun pada media
elektronik (radio dan televisi) sebaran konstruksi bias berlaku dua arah, tetapi
agenda settingmasih di dominasi oleh media
3. Tahap Pembentukan Konstruksi
Setelah pemberitaan sampai kepada pembaca, tahap selanjutnya dalam
proses konstruksi sosial media massa adalah tahap pembentukan konstruksi.
pembernaran. Kedua, kesediaan dikonstruksi oleh media massa. Ketiga, sebagai
pilihan konsumtif.
Pembenaran sebagai suatu bentuk konstruksi media massa yang terbangun
di masyarakat cenderung membenarkan apa saja yan disajikan oleh media massa
sebagai realitas kebenaran. Ini merupakan tahap pertama dalam proses
pembentukan konstruksi. Selanjutnya, adalah kesediaan dikonstruksi oleh media
massa adalah bahwa pilihan seseorang untuk menjadi pembaca atau pemirsa
media massa adalah pilihannya untuk bersedia pikirannya dikonstruksi oleh media
massa. Masyarakat yang pikirannya telah dikonstruksi oleh media massa akan
cenderung menjadikan media massa sebagai pilihan konsumtif dalam pemenuhan
kebutuhan akan informasi.
4. Tahap Konfirmasi
Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa maupun pembaca atau
pemirsa memberikan argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihannya utuk
terlibat dalam tahap pembentukan konstruksi. Bagi media massa, tahapan ini
penting untuk memberi argumentasi terhadap alasan-alasan konstruksi sosial.
Sedangkan bagi pembaca, tahapan ini juga sebagai bagian untuk menjelaskan
mengapa ia terlibat dan bersedia hadir dalam proses konstruksi sosial.
B. TeoriFramingModel Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki
Framing merupakan pendekatan yang digunakan untuk mengetahui
bagaimana cara pandang yang digunakan oleh wartawan dalam menseleksi isu
dan menulis berita. Menurut Pan dan Kosicki, Framing merupakan strategi
untuk menafsirkan peristiwa dan mengkode informasi yang dihubungkan dengan
rutinitas dan konvensi pembentukan berita.14
Analisisframingpertama kali dikemukakan oleh Beterson pada tahun 1955.
Pada awalya frame dimaknai sebagai struktur konseptual atau perangkat
kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan dan wacana.
Konsep ini kemudian dikembangkan oleh Goffman pada 1974, yang
mengandaikan frame sebagai kepingan-kepingan perilaku yang membimbing
individu dalam membaca realitas. Saat ini, istilah framing digunakan dalam
literatur ilmu komunikasi untuk menggambarkan proses penseleksian dan
penyorotan aspek-aspek khusus sebuah realita oleh media.15
Menurut Gamson dan Modigliani, frameadalah cara bercerita atau gugusan
ide-ide yang terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna
peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu wacana. Analisis framing
digunakan untuk membedah cara-cara atau ideology media saat mengkonstruksi
fakta. Analisis ini mencermati sikap seleksi, penonjolan, dan pertautan fakta ke
dalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti atau lebih diingat
untuk menggiring interpretasi khalayak sesuai perspektifnya.16
Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau
cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menseleksi isu dan menulis
berita. Cara pandang atau perspektif tersebut pada akhirnya akan menentukan
fakta yang akan diambil, bagian mana yang akan ditonjolkan dan dihilangkan, dan
hendak dibawa kemana berita tersebut.17
14
Eriyanto,Analisis Framing: Konstruksi, ideologi dan politik media, h. 67-68. 15
Alex Sobur, Teks Media, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h. 161-162. 16
Alex Sobur,Analisis Teks Media, h. 163. 17
Terdapat dua aspek penting di dalam konsepframing. Aspek tersebut adalah
pemilihan fakta/realitas dan penulisan fakta.18 Proses pemilihan fakta ini
didasarkan pada asumsi bahwa wartawan tidaklah mungkin melihat peristiwa
tanpa perspektif. Di dalam pemilihan fakta ini terdapat dua kemungkinan akan apa
yang dipilih dan apa yang akan dibuang. Penekanan aspek tertentu dilakukan
dengan memilih angel tertentu yang mengakibatkan pemahaman dan konstruksi
media satu dengan yang lainnya bisa berbeda tergantung kepada sudut pandang
wartawan dalam menuliskan beritanya. Selanjutnya, penulisan fakta berhubungan
dengan bagaimana fakta yang dipilih tersebut disajikan kepada khalayak.
Gagasan- gagasan tersebut diungkapkan dengan kata, kalimat dan proposisi
dengan bantuan foto dan gambar atau lainnya. Cara pengungkapan fakta melalui
tulisan ini menyebabkan aspek tertentu menjadi lebih menonjol dan mendapat
perhatian pembaca sehingga dimensi tertentu dari konstruksi berita menjadi
bermakna dan diingat oleh khalayak.
Pan dan Kosicki berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang
berfungsi sebagai pusat organisasi ide. Frame ini adalah suatu ide yang
dihubungkan dengan elemen yang berbeda ke dalam teks berita. Framing Model
Pan dan Kosicki memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan model lainnya.
Adapun keunggulannya adalah dalam framing model Pan dan Kosicki, unit
pengamatan terhadap teksnya lebih kompeherensif dan memadai, karena selain
meliputi seluruh aspek yang terdapat di dalam teks (kata, kalimat, paraphrase,
ungkapan), perangkat ini juga mempertimbangkan struktur teks dan hubungan
antar kalimat atau paragraph secara keseluruhan. Menurut Pan dan KosickiFrame
18
dapat dilihat melalui empat perangkat framing yakni: Sintaksis, skrip, tematik,
dan retoris. Lebih jelas perangkat framing model Pan dan Kosicki dapat dijelaskan
pada tabel berikut:19
Tabel 02
Perangkat Framing Pan dan Kosicki
Struktur Perangkat Framing Unit yang diamati
Sintaksis
Cara wartawan menyusun kata
Skema Berita Headline, lead, latar informasi, kutipan, sumber, pernyataan,
Leksikon, Grafis, Metafor Kata, idiom, Gambar/Foto, Grafik
Sumber:Alex Sobur,Analisis Teks Media, h. 176.
1. Sintaksis
Dalam pengertian umum, sintaksis adalah susunan kata atau frase dalam
kalimat. Sedangkan dalam pemberitaan, sintaksis merujuk kepada pengertian
susunan dan bagian berita dalam satu kesatuan teks berita secara keseluruhan yang
meliputi Headline, lead, latar informasi, sumber, penutup. Headline merupakan
aspek sintaksis yang mempunyai aspek framing yang kuat. Headline
memengaruhi bagaimana kisah dimengerti untuk kemudian digunakan dalam
membuat pengertian isu dan peristiwa sebagaimana mereka di jelaskan.
Sementara, latar merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi makna yang
19
ingin ditampilkan wartawan. Latar yang dipilih inilah yang akan membawa ke
arah mana pandangan khalayak hendak dibawa. Bagian lain yang tidak kalah
penting adalah pengutipan sumber berita. Bagian ini dalam penulisan berita
dimaksudkan untuk membangun objektivitas prinsip keseimbangan dan tidak
memihak. Bagian ini juga menjelaskan bahwa apa yang ditulis oleh wartawan
bukan hanya pendapat wartawan semata, melainkan pendapat orang lain yang
memiliki otoritas tertentu juga.
Bagian-bagian ini tersusun dalam bentuk yang tetap dan teratur sehingga
membentuk skema yang menjadi pedoman bagaimana fakta hendak disusun.
Bentuk sintaksis yang paling popular adalah struktur piramida terbalik. Elemen
sintaksis ini memberi petunjuk yang berguna tentang bagaimana wartawan
memaknai peristiwa dan hendak ke mana berita tersebut akan dibaawa.
2. Skrip
Laporan berita sering disusun sebagai suatu cerita. Hal ini disebabkan oleh
dua hal. Pertama, banyak laporan berita yang berusaha menunjukkan hubungan,
peristiwa yang ditulis merupakan kelanjutan peristiwa sebelumnya. Kedua, berita
umumnya mempunyai orientasi menghubungkan teks yang ditulis dengan
lingkungan komunal pembaca. Hal ini dilakukan untuk menarik minta para
pembaca atau khalayaknya. Karena itu, dalam penulisan berita seringkali fakta
dan peristiwa ditulis dengan tulisan yang membuat emosi pembaca terlibat, dan
membuat peristiwa memiliki alur.
Bentuk umum dari struktur skrip ini adalah pola 5W+1H ( Who, What,
When, Where, Why dan How). Meskipun pola ini tidak semuanya selalu kita
penanda penting dalam analisis framing. Skrip juga digunakan wartawan sebagai
srategi dalam menyusun berita. Skrip memberikan informasi kepada kita akan
bagian mana yang ditekankan oleh wartawan melalui susunan atau urutan dalam
pemberitaannya.
3. Tematik
Bagi Pan dan Kosicki, berita mirip sebuah pengujian hipotesis. Peristiwa
yang diliput, sumber yang dikutip, dan pernyataan yang diungkapkan semua
perangakat digunakan untuk membuat dukungan yang logis bagi hipotesis yang
dibuat.Struktur tematik dapat diamati dari bagaimana peristiwa itu diungkapkan
atau dibuat oleh wartawan. Struktur ini berkaitan dengan bagaimana fakta
dituliskan oleh wartawan, dan bagaimana kalimat yang dipakai dalam
menempatkan dan menuliskan sumber ke dalam teks berita. secara keseluruhan.
Unsur tematik dapat dimati melalui koherensi atau pertalian antar kata, Serta
proposisi atau kalimat.
Dua buah fakta yang berbeda dapat dihubungkan dengan menggunakan
koherensi. Sehingga, fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi
berhubungan ketika seseorang menghubungkannya. Ada beberapa macam
koherensi. Pertama, koherensi sebab-akibat, proposisi atau kalimat satu
dipandang sebagai sebab atau akibat dari proposisi lainnya. Proposisi sebab-akibat
umumnya ditandai dengan kata hubung “sebab” atau “karena”. Kedua, koherensi
penjelas. Proposisi atau kalimat satu dilihat sebagai penjelas dari proposisi atau
kalimat lainnya. Koherensi pembeda ditandai dengan kata hubund “dan” atau
kebalikan dari proposisi yang lainnya. Koherensi pembeda biasanya ditandai
dengan kata hubung “dibandingkan” atau “sedangkan”
4. Retoris
Struktur retoris dari berita menggambarkan pilihan gaya atau kata yang
dipilih oleh wartawan untuk menekankan arti yang ingin ditonjolkan oleh
wartawan. Wartwan menggunakan perangkat retoris untuk membuat citra,
meningkatkan kemenonjolan pada sisi tertentu dan meningkatkan gambaran yang
diinginkan dari suatu berita.
Selain lewat kata, penekanan pesan dalam berita juga dapat dilakukan
dengan menggunakan unsur grafis. Di dalam berita, unsur grafis biasanya muncul
lewat bagian tulisan yang dibuat lain dari tulisan yang lainnya. Seperti: huruf
tebal, miring, garis bawah, pemakaian huruf yang lebih besar termasuk
penggunaan foto atau gambar. Hal ini ditujukan untuk menekankan kepada
khalayak bahwa bagian tersebut adalah bagian yang harus diberikan perhatian
lebih.
C. Konsep Media Online
Media online merupakan media komunikasi yang pemanfaatannya
menggunakan perngkat internet.20 Saat ini media online merupakan salah satu
media massa yang populer dan terus bertumbuh setiap harinya meskipun
kehadirannya belum terlalu lama. Meskipun internet tidak sepenuhnya digunakan
untuk menjadi media massa, tetapi kehadiran internet banyak disukai oleh
masyarakat dan dijadikan alternatif untuk memperoleh berita dan informasi.
20
Menurut Septiawan Santana, sejarah media massa memperlihatkan bahwa
sebuah teknologi baru yang muncul tidak akan pernah menghilangkan teknologi
yang lama. Seperti kemunculan radio yang menggantikan surat kabar, kemudian
kemunculan televisi tetap tidak bisa secara total menghilangkannya, hanya
menciptakan sebuah alternatif dan khalayak baru. Maka sudah tentu dikatakan
bahwa jurnalisme online mungkin tidak akan bisa menggantikan sepenuhnya
bentuk-bentuk media lama yang sudah ada. Melainkan menciptakan suatu cara
yang unik dan berbeda untuk memproduksi dan mendapatkan konsumen berita.
Jadi, menurutnya jurnalisme online tidak akan menghapuskan jurnalisme
tradisional, namun meningkatkan intensitasnya dengan menggabungkan
fungsi-fungsi dari teknologi internet dengan media tradisional.21
Jika dibandingkan degan media massa lainnya, media online memiliki
beberapa kelebihan yang membuatnya lebih digemari oleh masyarakat. Adapun
beberapa kelebihan dari media online yakni:22
1. Informasinya bersifatup to date(terbaru)
Media online dapat melakukan upgrade suatu informasi atau berita dari
waktu ke waktu. Hal ini terjadi karena media online memiliki proses penyajian
informasi dan berita yang lebih mudah dan sederhana dibandingkan dengan jenis
media massa lainnya.
21
Santana K, Septiawan,Jurnalisme Kontemporer(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005), h.135.
22
2. Informasinya bersifatreal time
Media online dapat menyajikan informasi dan berita saat peristiwa sedang
berlangsung (live). Sebagian besar wartawan media online dapat mengirimkan
informasi langsung ke meja redaksi dari tempat terjadinya peristiwa.
3. Informasinya bersifat praktis
Media online dapat diakses dimana saja dan kapan saja sejauh didukung
oleh fasilitas internet. Keunggulan lain yang dimiliki oleh media online adalah
adanya fasilitas hyperlink. Fasilitas ini memungkinkan satu webstite terhubung
dengan website lainnya. Sehingga membuat penggunanya bisa mendapat
informasi lainnya dengan mudah.
Penggunaan internet termasuk kehadiran media online telah menjadi
fenomena besar satu dekade belakangan. Media online menjadi digemari karena
kelebihan-kelebihannya yang membuat akses informasi dan berita menjadi lebih
mudah untuk didapat dan bisa diakses kapanpun. Bahkan kini, media cetak dan
elektronik pun banyak yang membuat bentuk online mereka untuk menunjang
basis penyajian informasi dan berita mereka. Setiap berita dan informasi media
cetak dan elektronik kini bisa dilihat juga dalam bentuk online di website
masing-masing media tersebut.23
Media online melalui internet dan world wide web (www) telah berfungsi
sebagai jendela dunia dengan kemudahannya untuk mencari informasi di masa
kini. Kecepatan dalam pengiriman dan perolehan informasinya menyebabkan
intenet menjadi salah satu alternatif pilihan yang paling digemari untuk memenuhi
kebutuhan informasi masyarakat. Maka tak heran pertumbuhan media online dan
23
internet terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Namun, untuk
Indonesia sendiri penggunaan media online belum mengancam keberadaan media
cetak maupun elektronik. Hal ini dikarenakan belum meratanya akses internet
diwilayah Indonesia, dan pembangun daerah yang belum merata sehingga
A. Profil KanalNewsKompas.com
1. Sejarah dan Perkembangan Kanal News Kompas.com
Kanal News Kompas.com merupakan sebuah portal web yang berisi berita
dan artikel dalam jaringan (daring) yang ada di Indonesia yang bernaung dibawah
PT. Kompas Cyber Media (KCM). PT. KCM merupakan anak perusahaan dari
group Kompas Gramedia (KG). Kompas Gramedia (KG) didirikan pada tanggal
28 Juni1965 Oleh P.K. Ojong dan Jakob Oetama yang bergerak di bidang media
massa cetak dengan nama surat kabar kompas yang diterbitkan untuk melawan
pers komunis. Pada tahun 1980-an, perusahaan ini mulai berkembang pesat,
terutama dalam bidang komunikasi. Saat ini, KG memiliki beberapa anak
perusahaan/bisnis yang bervariatif dari media massa, toko buku, percetakan, radio,
hotel, lembaga pendidikan, event organizer, stasiun TV hingga universitas.1
Perjalanan bisnis Kompas Gramedia tiba pada perkembangan tren di
masyarakat yang menunjukkan fenomena meningkatnya penggunaan jaringan
Internet untuk mendapatkan informasi. Maka, Harian Kompas membuat versi
online dari edisi cetaknya yang disebut Kompas Online pada tahun 1995.
Kemudian, di tahun 1998 kompas online bertransformasi menjadi kompas.com
yang menjadi unit bisnis dibawah PT. Kompas Cyber Media (KCM) yang
berfokus pada pengembangan isi, desain, dan strategi pemasaran baru.2
http://www.kompasgramedia.com/about-kg/history. Diakses pada 1 September 2016 Pukul.20.00 WIB.
Sepuluh tahun berlalu, pada tahun 2008 Kompas.com tampil membawa
logo, tata letak, hingga konsep baru di dalamnya. Perubahan ini membuat
tampilan Kompas.com Menjadi lebih kaya, lebih segar, lebih elegan dan tentunya
tetap mengedepankan unsur user-friendly dan advertiser-friendly.3 Sinergi ini
menjadikan Kompas.com sebagai sumber informasi lengkap, yang tidak hanya
menghadirkan berita dalam bentuk teks, namun juga gambar, video, hingga live
streaming. Perubahan ini pun mendorong bertambahnya pengunjung aktif
Kompas.com di awal tahun 2008 yang mencapai 20 juta pembaca aktif per bulan,
dan total 40 juta page views/impression per bulan. Saat ini, Kompas.com telah
mencapai 120 jutapage viewperbulan.
Pada tahun 2013, Kompas.com kembali melakukan perubahan. Yaitu, pada
tampilan yang memuat halaman menjadi lebih rapi dan bersih serta fitur baru yang
lebih personal. Kompas.com mencoba memahami kebutuhan pembaca yang
beragam dengan menghadirkan fitur Personalisasi. Jadi, pembaca dapat dengan
mudah memilih sendiri berita apa yang ingin mereka baca. Selain itu, Sebagai
portal berita yang mengikuti perkembangan teknologi terkini, kini selain bisa
diakses melalui handphone atau dapat diunduh sebagai aplikasi gratis di
smartphone BlackBerry, Kompas.com juga tampil dalam format iPad dan akan
terus tumbuh mengikuti teknologi yang ada.4
3
Company Profile Kompas.com
4
2. Visi dan Misi KanalNewsKompas.com5 a) Visi
Menjadi perusahaan terbesar, terbaik, terpadu, dan tersebar di Asia
Tenggara melalui usaha berbasis pengetahuan untuk menciptakan masyarakat
terdidik, tercerahkan, menghargai kebhinekaan, adil, dan sejahtera.
b) Misi
Menyediakan produk multimedia yang menyajikan informasi terbaru dan paling kredibel.
Memberikan informasi yang mencerahkan dan menghibur individu serta kelompok masyarakat
3. Logo dan Tagline KanalNewsKompas.com
Perubahan dan inovasi terus dilakukan oleh kompas.com untuk
mempermudah dan memenuhi kebutuhan pembaca. Hingga pada tahun 2013,
Kompas.com tidak hanya memperbaiki tampilan halaman mereka menjadi lebih
rapi dan penambahan beberapa fitur. Pada tahun 2013 mereka juga
memperkenalkan logo baru mereka.
Gambar 02.
Logo Kompas.com
Sumber:http://inside.kompas.com/about-us.
5
Logo Baru kompas.com ini memiliki konsep yang terbagi menjadi tiga bagian
utama. Yakni:
1. LogoMark
Kompas.com mengambil simbol 2 (dua) segitiga yang tumpang tindih
sebagai bentuk representasi panah penunjuk arah yang sejalan dengan nilai
Kompas.com sebagai pedoman berita bagi pembacanya.6
Sedangkan, Perbedaan sudut rotasi di antara kedua segitiga diartikan sebagai
kebebasan dalam memilih pandangan & pendapat bagi pembacanya. Sementara,
tiga warna dasar dan turunannya dimaksudkan untuk menggambarkan
beragamnya individu pembaca Kompas.com.
2. LogoType
Logo Type yang digunakan disini adalah tulisan Kompas.com yang
merupakan perpaduan dari dua unsur.7Unsur yang pertama yaitu tulisan Kompas
yang menandakan bahwa portal ini merupakan bagian dari group Kompas
Gramedia (KG) Serta domain .com yang merupakan identitas bisnis perusahaan
sekaligus URL dari portal berita ini.
3. Tagline
Kompas.com memiliki tagline "Rayakan Perbedaan" sebagai wujud
semangat menghargai perbedaan dan keberagaman dalam memenuhi kebutuhan
berita berbagai pembacanya.8
6
http://inside.kompas.com/about-us. Diakses pada 1 September 2016, pukul 20.15 WIB. 7
http://inside.kompas.com/about-us. Diakses pada 1 September 2016, pukul 20.15 WIB. 8
4. Struktur Organisasi KanalNewsKompas.com9
Sebagai sebuah kanal berita, Kompas.com juga memiliki susunan redaksi
yang bertanggung jawab terhadap pemberitaan mereka. Struktur redaksi inilah
yang bertanggung jawab terhadap isi atau konten berita yang akan di tampilkan di
web kompas.com. Redaksi ini dipimpin oleh seorang penanggung jawab redaksi
dan di bantu oleh asisten, editor, reporter, dan lain sebagainya. adapun susunan
redaksi news kompas.com dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 03
2 News Managing Editor Tri Wahono
3 News Assistant Managing
6 Assistant Managing Editor Moh. Latip
7 Otomania.com Assistant Managing Editor
Aris Fertonny Harvenda
8 Juara.net Editor in Chief Weshley Hutagalung 9 Juara.net Managing Editor Firzie A. Idris
10 Juara.net Assistant Managing Editor
Jalu Wisnu Wirajati
11 Editor Laksono Hari Wiwoho, Fidel Ali Permana, Glori Kyrious Wadrianto, Farid Assifa,
Kus Anna Maryati, Deasy Syafrina, I Made Asdhiana, Hilda Hastuti, Jodhi Yudono, Fikria Hidayat, Ni Luh Made Pertiwi Finlandiari, Bestari, Azwar Ferdian, Agung Kurniawan, Sandro Gatra Sinaga, Oik Yusuf Araya, Icha Rastika, Sabrina Asril, Irfan Maullana, J. Primus, Yunanto Wiji Utomo, Aloysius Gonsaga Angi Ebo, Aprilia Ika, M. Fajar Marta, Pascal S. Bin Saju, Indra Akuntono, Deliusno, Aprilia Ika Warsanti
12 Reporter Fabian Januarius Kuwado, Robertus
Belarminus Goo, Antonius Tjahjo Sasongko, Ferril Dennys Sitorus, Donny Apriliananda, Febri Ardani Saragih, Dian Maharani, Reska Koko Nistanto, Kurnia Sari Azizah,
Alsadadrudi, Ihsanuddin, Dani Prabowo, Sakina Rakhma Diah Setiawan, Estu Suryowati, Andri Donnal Putera, Yoga Sukmana, Abba Gabrillin, Ambaranie Nadia Kemala, Wahyu Adityo Prodjo, Jessi Carina, Silvita Agmasari, Kahfi Dirga Cahya, Andi Muttya Keteng Pangerang, Tri Susanto Pitoko, Stanley Ravel, Ghulam M. Nayazri, David Oliver Purba, Sri Anindiati Nursatri, Dian Reinis Kumampung, Pramdia Arhando, Iwan Supriyatna, Rakhmat Nur Hakim, Fachri Fachrudin
14 Language Editing Officer Erwin Kusuma Oloan Hutapea, Dimas Wahyu Trihardjanto, Eris Eka Jaya
B. Pemberitaan Siyono di Kompas.com
Siyono merupakan terduga teroris asal Klaten, yang tewas setelah dibawa
oleh Densus 88 antiteror Polri pada 8 Maret 2016. Kasus Siyono menjadi
perhatian publik setelah media memberitakan bahwa diduga terdapat pelanggaran
HAM terkait tewasnya Siyono. Kontroversi kematian Siyono semakin mendapat
perhatian publik setelah media memberitakan hasil autopsi ulang yang dilakukan
oleh PP Muhammadiah dan Komnas HAM. Dalam konferensi pers PP
Muhammadiyah dan Komnas HAM mengeluaran hasil rilis terkait kematian
Siyono yakni akibat luka benturan di bagian dada. Hasil ini menjadi kontroversi
dikarenakan berbeda dengan rilis Kepolisian yang menjelaskan bahwa penyebab
kematian Siyono adalah pukulan benda tumpul di bagian kepala.10
Kompas.com termasuk salah satu media yang memberitakan terkait
tewasnya Siyono. Pada web kompas.com, pemberitaan Siyono termasuk ke dalam
kanal news nasional. Dalam Penelitian ini, peneliti mengambil lima buah berita
dari kompas.com untuk melihat bagaimana framing kompas.com terhadap kasus
Siyono di dalam pemberitaan kompas.com. adapun kelima berita tersebut adalah:
Tabel 04
Berita Siyono yang Diangkat Oleh Kompas.com
No. Judul Tanggal
1 Kontroversi Hasil otopsi dan Misteri Kematian Siyono 12 April 2016 2 Polri, Jangan Tutupi Penyebab Kematian Siyono 12 April 2016 3 Pemeriksaan Jasad Siyono Versi Polri Dinilai di bawah
5 Tugas Polisi Melumpuhkan Tersangka, Bukan Menjadi Algojo
14 April 2016
Sumber: Kompas.com
10
Kelima buah berita inilah yang natinya akan di analisis pada bab selanjutnya
dengan menggunakan perangkat framing Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki
yang memiliki empat perangkat framing yakni: sintaksis, skrip, tematik dan
Pada bab ini, peneliti akan menjelaskan analisis berita mengenai kasus
tewasnya Siyono di Kompas.com. Analisis ini terdiri dari lima buah berita di
Kompas.com mulai dari tanggal 12 April 2016 hingga tanggal 14 April 2016.
Analisis ini akan membahas kelima berita tersebut melalui metode analisis
framing Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki yang mempunyai empat struktur
framing, yakni: 1) sintaksis, 2) skrip, 3) tematik dan 4) retoris. Untuk lebih
jelasnya analisis berita terkait tewasnya Siyono di Kompas.com ini akan
dijelaskan pada pembahasan di bab ini.
A. Analisis Struktur Sintaksis Pemberitaan Siyono
Struktur sintaksis dapat diamati dari bagan berita. Struktur sintaksis
berhubungan dengan bagaimana cara wartawan dalam menyusun peristiwa.
Unsur-unsur seperti opini, pernyataan, kutipan disusun ke dalam bentuk susunan
yang menjadi sebuah kisah. Dengan demikian, struktur sintaksis bisa diamati
melalui headline yang dipilih, lead yang dipakai, latar informasi yang dijadikan
sandaran, sumber yang dikutip, dan sebagainya. Adapun, pada bahasan ini,
peneliti akan menjelaskan hasil anasisis struktur sintaksis pada lima buah berita
terkait Siyono yang menjadi objek pada penelitian ini. Sruktur Sintaksis
pemberitaan Siyono pada situs kompas.com akan dijelaskan pada penjelasan di
1. Berita 1 edisi 12 April 2016 ( Kontroversi Hasil Otopsi dan Misteri Kematian Siyono)
Pada berita yang pertama ini, Kompas.com mengangkat pemberitaan terkait
tewasnya Siyono dengan judul berita Kontroversi Hasil Otopsi dan Misteri
Kematian Siyono. Berita ini tayang setelah pengumuman hasil rilis otopsi Siyono
oleh PP Muhammadiyah dan Komnas HAM terkait penyebab kematian Siyono.
Dari Judul berita ini, Nampak bahwa kompas.com ingin menunjukkan terlebih
dahulu kepada masyarakat terkait gambaran peristiwa kematian Siyono yang pada
akhirnya menimbulkan kontroversi karena perbedaan penyebab kematian yang
diumumkan oleh Polri dengan hasil otopsi.
Lead yang digunakan oleh Kompas.com pada pemberitaan ini adalah
menjelaskan mengenai apa yang menjadi topik pembahasan dari berita ini.
adapaun lead yang digunkan dalam pemberitaan ini adalah:
“Kematian Siyono, terduga teroris asal Klaten, Jawa Tengah, hingga saat ini masih menimbulkan tanda tanya. Kepolisian berbeda pendapat dengan Muhammadiyah dan Komnas Hak Asasi Manusia. Tiap pihak memiliki versinya , masing-masing , mengenai penyebab utama kematian Siyono.”1
Latar yang digunakan pada berita ini menjelaskan bahwa terdapat perbedaan
Hasil otopsi ulang Siyono dengan rilis Polri terkait penyebab tewasnya Siyono.
Perbedaan ini terjadi di karenakan menurut rilis Polri, penyebab kematan Siyono
adalah luke benturan benda tumpul di bagian kepala, sedangkan berdasarkan hasil
otopsi, penyebab kematian Siyono adalah patah tulang iga, dan luka di bagian
dada.
1“Kontroversi Hasil Otopsi dan Misteri Kematian Siyono”,