• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konstruksi Realitas Sosial Kasus Tewasnya Terduga Teroris Di Media Online (Analisis Framing Pemberitaan Siyono Di Kompas.Com)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Konstruksi Realitas Sosial Kasus Tewasnya Terduga Teroris Di Media Online (Analisis Framing Pemberitaan Siyono Di Kompas.Com)"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

(ANALISISFRAMINGPEMBERITAAN SIYONO DI KOMPAS.COM)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Panji Febrian Nugraha NIM: 111205100039

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)

i

Konstruksi Realitas Sosial Kasus Tewasnya Terduga Teroris di Media Online (Analisis Framing Berita Siyono di Kompas.com)

Kasus tewasnya terduga teroris Siyono sempat mendapat perhatian publik. Hal ini tidak terlepas dari peran media massa. Kematian Siyono diduga akibat kekerasan yang dilakukan oleh Densus 88. Kontroversi kematian Siyono semakin berkembang dan menjadi polemik setelah PP Muhammadiyah dan Komnas HAM mengeluarkan rilis hasil otopsi ulang Siyono yang berbeda dengan rilis Polri terkait penyebab kematian Siyono. Penelitian ini menjadi menarik karena kasus tewasnya Siyono terjadi saat pengamanan oleh anggota Densus dan peneliti ingin melihat bagaimana media massa, khususnya Kompas.com memandang kasus ini dan fakta apa yang lebih ditekankan dalam pemberitaannya.

Media massa, memiliki peran penting dalam penyampaian informasi dan peristiwa yang terjadi di masyarakat. Namun, pesan yang disampaikan seringkali memuat fakta-fakta yang memiliki perspektif tertentu yang ditonjolkan atau diberikan penekanan lebih terhadap fakta tertentu yang dicoba dibangun oleh media sesuai dengan kepentingannya. Masyarakat seakan dipaksa menerima informasi dan konstruksi yang dilakukan oleh media massa sehingga membentuk kesepahaman opini.

Pada penelitian ini, peneliti mengambil 4 buah sampel berita pada situs kompas.com terkait pemberitaan mengenai kasus tewasnya Siyono. Berita yang dipilih merupakan berita edisi tanggal 12 April 2016 sampai 14 April 2016. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagiamana struktur sintaksis pemberitaan Siyono di kompas.com? Bagaimana struktur skrip pemberitaan Siyono di kompas.com? Bagaimana struktur tematik pemberitaan Siyono di kompas.com? Bagaimana struktur retoris pemberitaan Siyono di kompas.com?

Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui bagaimana frame yang dibentuk oleh Kompas.com. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Sedangkan, teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi analisis teks, wawancara, dan dokumentasi. Analasis pada penelitian ini, dilakukan dengan cara menelaah lima buah berita di Kompas.com terkait berita tewasnya terduga teroris Siyono dilihat dari perangkat framing Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki yang memiliki empat elemen struktural yakni: Sintaksis, Skrip, Tematik, dan Retoris.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kompas.com dalam membingkai berita terkait tewasnya terduga teroris Siyono ini, lebih menonjolkan fakta kesalahan Polri terkait hasil pemeriksaan penyebab kematian yang dinilai di bawah standar dan berbeda dengan hasil otopsi yang dilakukan oleh PP Muhammadiyah dan Komnas HAM. Selain itu, pemberitaan Kompas.com juga cenderung menyudutkan tindakan Densus 88 dan Polri dan meminta evaluasi serta pengawasan terhadap Densus 88 oleh Polri.

(6)

ii

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya dari zaman kegelapan menuju cahaya kebenaran yang penuh kemuliaan. Sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Konstruksi Realitas Sosial Kasus Tewasnya Terduga Teroris di Media Online: Analisis Framing Pemberitaan Siyono di Kompas.com”

Adapun skripsi ini merupakan tugas akhir yang disusun guna melengkapi salah satu syarat yang telah ditentukan dalam menempuh program studi Strata Satu (S1) Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa adanya dukungan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, beserta Bapak Suparto M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang

Akademik, Ibu Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan II Bidang

Administrasi Umum, serta Bapak Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III

Bidang Kemahasiswaan.

2. Bapak Drs. Masran, M.A. dan Ibu Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Ketua dan

Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

3. Bapak Drs. Jumroni, M.Si sebagai pembimbing skripsi, yang telah menyempatkan

waktu dan memberikan arahan dan masukan positif dalam penyusunan dan

penulisan skripsi ini.

4. Bapak S. Hamdani, M.A selaku dosen penasihat akademik yang selalu

(7)

iii

masa perkuliahan dan selalu memotivasi untuk menjadi insan akademis yang

selalu terus belajar.

6. Kepada segenap staff yang bekerja di UIN Jakarta, Perpustakaan Utama, dan

Perpustakaan Fakultas Dakwah terimakasih atas keramahannya dan pelayanan

yang baik kepada penulis selama menjalankan masa perkuliahan.

7. Bapak J. Heru Margianto selaku Asisten Redaktur Pelaksana dari Kompas.com

serta mas Aldy selaku HR DariKompas.com yang telah memberikan waktu luang

untuk wawancara di tengah kesibukannya dan membantu penulis dalam proses

pencarian data untuk skripsi ini.

8. Kedua Orangtua tercinta, Bapak Zulkarnain dan Ibu Yulinar yang telah memberi

support baik secara moril maupun materil, sekaligus menjadi alasan utama penulis

untuk segera menyelesaikan studi dan selalu menjadi yang terbaik.

9. Adik-adik penulis, Renaldi Dwi Syahputra, Diah Intan Lestari dan Dini Mursalina

yang telah memberikan motivasi kepada penulis.

10. Om Agus dan Ibu Anis atas bantuan-bantuan selama penulis menempuh proses

perkuliahan.

11. Bunda Etty Zuhriah, Bunda Tanty Pupti, om Firdaus Muhdahar, om Fathorrahman

atas bantuan-bantuan selama penulis menempuh proses perkuliahan.

12. Muhamad Faiz Wafi, Sahabat dan rekan seperjuangan yang selalu membantu

penulis dalam berbagai hal dari bangku SMA hingga selesainya masa perkuliahan.

13. Sahabat The Amengers: Muhammad Rafi, Rahmat Dian Ismail, Denny Eka Putra,

(8)

iv

14. Keluarga Besar The Kostan, yang selama 5 tahun terakhir menjadi bagian dari

perjalanan perkuliahan penulis.

15. Keluarga besar HMJ KPI, HMI Komfakda dan kepada rekan-rekan WEAK KPI B

2012 khususnya Kepada Faizah, Riadin, Riztira, Pipit, Keke, Dita, Kiki, Ervan,

Reksa, Fatwa, Deden, Abu, Novi, Guntur yang telah bersama-sama menempuh

jalan panjang selama proses perkuliahan dalam suka maupun duka.

16. Rekan-rekan KKN Lebah 2015 Desa Kedung, kepada Ami, Anis, Nisa, Ida, Tika,

Nunu, Devi, Miko, Bogel, Luthfi terimakasih atas kebersamaan, ilmu dan

kenangan dalam proses pengabdian, semoga silaturahmi tetap terjaga.

17. Orang-orang yang berkontribusi terhadap perjalanan hidup penulis dan dan proses

penulisan skrispi, yang mungkin saya lupa cantumkan namanya dalam skripsi ini

penulis ucapkan terimakasih banyak. Semoga Allah selalu membalas kebaikan

kalian.

Pada akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih

banyak kekurangan. Penulis hanya dapat mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang terlibat. Hanya ucapan inilah yang dapat

peneliti berikan, semoga Allah membalas semua kebaikan kalian. Semoga skripsi

ini bermanfaat bagi penulis, pembaca dan khususnya kepada civitas akademik

Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Jakarta.

Jakarta, 26 September 2016

(9)

v

B. Batasan dan Rumusan Masalah... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Metodologi Penelitian ... 6

E. Tinjauan Pustaka ... 9

F. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II LANDASAN TEORITIS ... 12

A. Konstruksi Pemberitaan dan Realitas Sosial... 17

1. Konstruksi Pemberitaan... 17

2. Konstruksi Realitas Sosial ... 23

B. TeoriFramingModel Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki ... 26

C. Konsep Media Online ... 32

BAB III GAMBARAN UMUM ... 31

A. Profi KanalNewsKompas.com ... 31

B. Pemberitaan Siyono di kanalNewsKompas.com... 37

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA... 39

A. Analisis Struktur Sintaksis Pemberitaan Siyono... 39

B. Analisis Struktur Skrip Pemberitaan Siyono... ... 52

C. Analisis Struktur Tematik Pemberitaan Siyono ... ....60

D. Analisis Struktur Retoris Pemberitaan Siyono... 62

BAB V PENUTUP ... 72

A. Kesimpulan ... 72

B. Saran-saran ... 73

(10)

vi

Tabel 01 Pemberitaan Siyono di Kompas.com ... 8

Tabel 02 Perangkat Framing Model Pan dan Kosicki ... 24

Tabel 03 Editorial Department of Kompas.com... 35

Tabel 04 Berita Siyono di kompas.com ... 37

Tabel 05 Analisis Skrip Berita 1 ... 53

Tabel 06 AnalisisSkrip Berita 2 ... 54

Tabel 07 AnalisisSkrip Berita 3 ... 55

Tabel 08 AnalisisSkrip Berita 4 ... 56

Tabel 09 AnalisisSkrip Berita 5 ... 57

Tabel 10 AnalisisRetoris Berita 1 ... 63

Tabel 11 AnalisisRetoris Berita 2 ... 64

Tabel 12 AnalisisRetoris Berita 3 ... 66

Tabel 13 AnalisisRetoris Berita 4 ... 67

(11)

vii

Gambar 01 Pola Penulisan Piramida Terbalik ... ...16

Gambar 02 Logo KanalNewsKompas.com ...33

Gambar 03 Suasana Otopsi jasad Siyono ...64

Gambar 04Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri brigjen (Pol) Arthur Tampi...66

Gambar 05Trisno Raharjo Ketua Tim Pembela Kemanusiaan kasus Siyono...67

Gambar 06Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S Pane...68

(12)

1

A. Latar Belakang Masalah

Beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi informasi telah

mendorong banyak perubahan yang signifikan di dalam kehidupan manusia.

Informasi bisa di dapat dengan cepat tanpa batas ruang dan waktu. Jika dulu

informasi hanya diperoleh melalui media cetak dan elektronik, kini seiring

perkembangan zaman, informasi bisa diperoleh setiap saat dan dimanapun melalui

media online. Bahkan akhir-akhir ini, banyak media massa seperti Koran mulai

mendirikan edisi online di dunia maya.

Secara fungsional, menurut Ellul dan Goulet, teknologi telah menguasai

masyarakat, bahkan pada fungsi yang substansial sehingga menciptakan realitas

didalam masyarakat itu sendiri. Terlebih dengan mudahnya akses informasi

terutama kebutuhan akan berita dari beragam media yang ada. Realitas telah

dibangun oleh para pekerja media dan mempengaruhi kehidupan manusia.1

Istilah Konstruksi Sosial pertama kali dikenalkan oleh Peter L. Berger dan

Thomas Luckmann yang menjelaskan bahwa realitas terbentuk oleh proses sosial

melalui tindakan dan interaksi, dimana individu menciptakan secara terus menerus

suatu reallitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif.2

Sebuah berita dalam pemberitaan pun tidak terlepas dari konstruksi pekerja

media itu sendiri, dikarenakan wartawan memiliki pandangan, motivasi, ideologi,

dan kecenderungan tertentu dalam mengamati suatu peristiwa. Pemilihan isu

tertentu dan penonjolan isu tersebut merupakan konstruksi media yang mencoba

1

Burhan Bungin,Sosiologi Komunikasi Massa ( Jakarta: Kencana, 2013), h.177. 2

(13)

memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk melihat dan menganggap apa

yang dianggap penting oleh media seakan-akan penting untung diikuti

perkembangannya.

Hal ini dikarenakan, media dinilai sebagai agen konstruksi pesan.

Fakta-fakta yang disampaikan oleh media merupakan konstruksi yang bersifat relatif,

dan berlaku sesuai konteks tertentu. Media memandang sebuah peristiwa dari

suatu perspektif dan menonjolkan fakta tertentu serta mengesampingkan fakta

yang lainnya. Sehingga, berita merupakan sesuatu yang bersifat subjektif

dikarenakan tidak terlepas dari opini dan wartawan melihat sebuah peristiwa

dengan perspektif dan pertimbangan tertentu.

Kecenderungan media dalam mengkonstruksi pesan dapat dilihat melalui

framing pemberitaan mereka. Framing adalah pendekatan untuk mengetahui

bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika

menseleksi isu dan menulis berita. Cara pandang atau perspektif tersebut pada

akhirnya akan menentukan fakta yang akan diambil, bagian mana yang akan

ditonjolkan dan dihilangkan, dan hendak dibawa kemana berita tersebut.3Menurut

Pan dan Kosicki, Frame dapat dilihat melalui empat perangkat framing yakni:

Sintaksis, skrip, tematik, dan retoris.

Kasus meninggalnya terduga teroris Siyono misalnya, kasus ini tak terlepas

dari pengamatan media. Siyono merupakan terduga kasus terorirsme, polisi

menduga siyono merupakan salah satu petinggi jaringan Jamaah Islamiyah.

Siyono meninggal tidak lama setelah dibekuk di rumahnya di Klaten oleh Densus

88.

3

(14)

Yang menjadikan kasus ini menarik adalah keterangan polisi yang

menyatakan bahwa Siyono tewas karena kecelakaan dan melawan petugas.

Namun, pihak keluarga menilai ada keganjilan dalam kematian Siyono, sehingga

menuntut dilakukannya autopsi terhadap jenazah Siyono. Hasil autopsi pun

berbeda dengan pernyataan Polri yang menegaskan bahwa siyono tewas akibat

benda tumpul di kepala, sedangkan hasil autopsi menyebutkan penyebab tewasnya

Siyono adalah pukulan benda tumpul di rongga dada yang menyebabkan retak

tulang iga.4

Kontroversi terkait kematian Siyono ini terus berkembang di media. Media

massa baik cetak, elektronik maupun online berusaha membingkai pemberitaan

terkait tewasnya siyono ini dan membangun realitas masyarakat untuk mengusut

tuntas kasus ini terutama evaluasi terhadap kinerja Densus 88 yang dinilai tidak

memperhatikan asas praduga tidak bersalah dan melanggar HAM.

Kompas.com merupakan salah satu media online besar di negeri ini.

Kompas.com dimulai pada tahun 1995 dengan nama Kompas Online. Kompas

Online pada awalnya hanya berperan sebagai edisi internet dari Harian Kompas.

Kemudian tahun 1998 Kompas Online bertransformasi menjadi Kompas.com

dengan berfokus pada pengembangan isi, desain, dan strategi pemasaran yang

baru. Kompas.com pun memulai langkahnya sebagai portal berita terpercaya di

Indonesia. Saat ini, Kompas.com memiliki 120 jutapage viewperbulan.5

Sebagai salah satu media online dengan page view yang besar membuat

kompas.com menjadi salah satu pilihan utama masyarakat untuk memenuhi

4

http://nasional.kompas.com/read/2016/04/14/07101881/.Otopsi.Ulang.Siyono.Jadi.Pukulan .Telak.bagi.Profesionalisme.Polri. Diakses pada Rabu, 20 April 2016, Pukul. 07.00 WIB.

5

(15)

kebutuhan akan informasi. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam sebuah proses

produksi suatu berita, wartawan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ideologi,

dan kecenderungan tertentu dalam memandang suatu peristiwa. Untuk itu peneliti

tertarik untuk melihat bagaimana kompas.com membingkai pemberitaan terkait

tewasnya Siyono.

Berdasarkan latar belakang di atas maka, peneliti tertarik untuk mengangkat

penelitian yang berjudul: “ Konstruksi Realitas Sosial Tewasnya Terduga

Teroris di Media Online: Analisis Framing Pemberitaan Siyono di Kompas.com.”

B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Agar terfokus kepada permasalahan yang diteliti, maka peneliti membatasi

masalah dalam penelitian ini pada lima buah berita terkait tewasnya terduga

teroris Siyono pada kompas.com tanggal 12 April 2016 sampai tanggal 14 April

2016. Alasan dipilihnya tanggal 12 April adalah dikarenakan pada hari itu, hasil

autopsi ulang dari Siyono diumumkan ke publik oleh tim dokter Forensik

Muhammadiyah dengan hasil yang bertentangan dengan penyebab kematian

Siyono yang dikeluarkan oleh Polri. Pemilihan berita sampai tanggal 14 April

dikarenakan peneliti ingin melihat bagaimana pemberitaan tentang Siyono pasca

(16)

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, Adapun rumusan masalah

dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimana struktur sintaksis pemberitaan siyono di kompas.com?

2. Bagaimana struktur skrip pemberitaan Siyono di kompas.com?

3. Bagaimana struktur tematik pemberitaan Siyono di kompas.com?

4. Bagaimana struktur retoris pemberitaan Siyono di kompas.com?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Untuk

mengetahui bagaimana kompas.com mengkonstruksi pemberitaan terkait

tewasnya terduga teroris Siyono dilihat melalui model framing Pan dan Kosicki

yang dianalisis dengan menggunakan empat perangkat framing yakni: sintaksis,

skrip, tematik, dan retoris.

2. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis, penelitian ini diharapkan dapat berguna dan mampu

memberikan sumbangan pengetahuan bagi pengembangan ilmu komunikasi,

terutama yang berkaitan dengan analisis framing dan teks media.

2. Manfaat Praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan

bagi pembaca dan penelitian selanjutnya terkait konstruksi realitas di media

(17)

D. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian

kualitatif. Bogdan dan Guba bependapat bahwa Pendekatan kualitatif merupakan

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang atua perilaku yang dapat diamati.6

Penelitian Kualitatif melihat subjek dan objek dengan apa adanya

berdasarkan fakta yang ada. Sehingga, melalui pendekatan ini akan terlihat

gambaran penelitian, realitas sosial dan persepsi sasaran penelitian.7Pada

penelitian ini, pendekatan kualitatif digunakan untuk menganalisis isi dan teks

berita di Kompas.com terkait pemberitaan tentang tewasnya terduga teroris

Siyono.

2. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua sumber data, yakni sumber data primer dan

sumber data sekunder.

1. Sumber Data Primer

Diperoleh dari pemberitaan terkait tewasnya terduga teroris Siyono di

kompas.com pada tanggal 12 April 2016 sampai 14 April 2016.

2. Sumber Data Sekunder

Yakni data-data pendukung lainnya yang diperoleh seperti Arsip, Dokumen,

wawancara yang diperoleh oleh peneliti dari berbagai sumber.

6

Suharsaputra, Uhar,Metode Penelitian Kuantitafit, kualitatif dan tindakan, (Bandung: Refika, 2014), h.10.

7

(18)

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dari penelitian kualitatif adalah kata-kata dan

tindakan, selebihnya adalah data data tambahan seperti dokumen dan lain-lainnya.

1. Wawancara

Yakni mengadakan wawancara mendalam atau indepth interview. Dimana

mendapatkan informasi dan data yang dibutuhkan dengan cara melakukan

wawancara langsung kepada orang-orang yang berhubungan dengan penelitian.

Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara langsung dengan Redaksi

Kompas.com yakni Bapak J. Heru Margianto yang menjabat sebagai Wakil

Redaktur Pelaksana Kompas.com. Wawancara ini digunakan guna melengkapi

data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Pada penelitian ini peneliti

menggunakan wawancara tak terstruktur atau bersifat fleksibel.8Hal ini bertujuan

untuk memberikan kebebasan kepada narasumber dalam menjawab pertanyaan

yang diberikan namun tetap terarah pada masalah yang diangkat.

2. Observasi Teks

Selanjutnya, dalam mengumpulkan data, peneliti juga menggunakan metode

observasi teks atau document research. Dalam penelitian ini, peneliti

mengobservasi teks-teks pemberitaan mengenai kasus tewasnya terduga teroris

Siyono di Kompas.compada tanggal 12-14 April 2016 sebanyak lima buah berita.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mengumpulkan data-data dengan cara mengkaji

buku-buku, website, artikel dan lainnya yang berhubungan dengan materi penelitian dan

selanjutnya dijadikan bahan argumen.

8

(19)

4. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah kanalnews kompas.com, sedangkan objek

dari penelitian ini adalah lima buah berita terkait tewasnya terduga teroris Siyono

pada tanggal 12 April 2016 sampai 14 April 2016.

Adapun judul dari lima buah pemberitaan terkait tewasnya Siyono di

Kompas.com ang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 01

Pemberitaan Siyono di Kompas.com

No. Judul Edisi

1 Kontroversi Hasil Otopsi dan Misteri Kematian Siyono

12 April 2016

2 Polri, Jangan Tutupi Penyebab Kematian Siyono!

12 April 2016

3 Pemeriksaan Jasad Siyono Versi Polri Dinilai di Bawah Standar

13 April 2016

4 Otopsi Ulang Siyono Jadi Pukulan Telak Bagi Profesionalisme Polri

13 April 2016

5 Tugas Polisi Melumpuhkan Tersangka, Bukan Menjadi Algojo

14 April 2016

5. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan model analisis

framing Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki yang menganalisis framingdengan

empat perangkat yakni: Sintaksis, skrip, tematik dan retoris.9

Sintaksis merupakan Cara wartawan menyusun fakta, Skrip adalah cara

wartawan mengisahkan fakta dengan menggunakan pola 5W+1H. Tematik adalah

cara wartawan menuliskan fakta dan retoris adalah bagaimana cara wartawan

menekankan fakta.

9

Zikri Fachrul Nurhadi,Teori-Teori Komunikasi dalam pespektif penelitian kualitatif,

(20)

6. Teknik Penulisan

Teknik penulisan dalam penelitian ini mengacu kepada buku pedoman

penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan olehCenter

For Quality Development and Assurance (CeQDA) Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

E. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan oleh peneliti di perpustakaan

umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terdapat beberapa penelitian skripsi

terdahulu yang berkaitan dengan analisis framing, antara lain:

1. Bingkai Pemberitaan Penyergapan Teroris Ciputat (Studi Komparasi Berita

di Liputan6.com dan Tempo.co yang disusun oleh Aji Sasongko, NIM:

1110051100094, Mahasiswa jurusan Konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Alasan peneliti memilih penelitian ini

adalah adanya kesamaan isu yang dibahas yakni terkait pemberitaan

mengenai terorisme. Serta kesamaan teori yang digunakan yakni model

framingPan dan Kosicki.

2. Konstruksi realitas sosial larangan khitan perempuan di media massa:

Analisis Framing berita pro-kontra khitan perempuan di kompas.com yang

disusun oleh Ahmad Mursanih, NIM: 109051000245, Mahasiswa Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi. Alasan peneliti memilih penelitian ini adalah karena kesamaan

(21)

kasus yang diangkat dan objek yang diteliti serta model framing yang

digunakan.

F. Sistematika Penulisan

Dalam rangka mempermudah tahap demi tahap penulisan karya ilmiah ini,

maka penulis menyusunnya ke dalam lima bab. Dengan penyusunan sebagai

berikut:

Bab I. Pendahuluan

Pada bab pertama membahas tentang pendahuluan yang melatarbelakangi

penelitian ini dan batasan penelitian yang meliputi: Latar belakang masalah,

batasan dan rumuan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian,

dan sistematika penulisan.

Bab II. Landasan Teoritis

Dalam bab kedua membahas landasan teori menguraikan beberapa hal yang

menyangkut pembahasan dalam penelitian ini meliputi: Konsep Konstruksi

Pemberitaan dan Realitas Sosial, TeoriFramingmodel Zhondang Pan dan Gerald

M. Kosicki, dan Konsep Media Online.

Bab III. Gambaran Umum

Pada bab ketiga ini difokuskan terhadap gambaran umum objek penelitian

yakni Media Online kompas.com yang meliputi: Sejarah, visi misi, dan Struktur

Organisasi. serta pemberitaan mengenai Siyono di Kompas.com.

Bab IV. Temuan dan Analisis Hasil Data Penelitian

Pada bab keempat ini membahas menganai analisis hasil temuan data,

(22)

pemberitaan tewasnya terduga teroris siyono melalui konsep framing Zhondang

Pan dan Gerald M. Kosicki. Yang di analisis menggunakan empat perangkat

framing: Sintaksis, Skrip, Tematik, Retoris.

Bab V. Penutup

Pada bab kelima, peneliti memberikan kesimpulan terhadap hasil

penelitian, serta memberikan saran-saran dan beberapa lampiran yang didapat

(23)

12

A. Konstruksi Pemberitaan dan Realitas Sosial 1. Konstruksi Pemberitaan

Berita (news) berasal dari bahasa sansekerta, yaitu vrit (write) yang berarti

ada atau terjadi. Sebagian orang menyebut vrit dengan kata vritta yang berarti

kejadian atau peristiwa yang telah terjadi. Dalam kamus bahasa Indonesia, berita

adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. 1

Sehingga, berita sangat berkaitan dengan peristiwa atau kejadian yang sedang

terjadi.

Berita merupakan salah satu unsur terpenting dalam dunia jurnalistik. Berita

merupakan informasi yang bersifat faktual, aktual, akurat, objektif, penting dan

menarik perhatian publik. Sebagai hasil kerja jurnalistik, berita dituntut untuk

berorientasi pada pasar (market oriented) dan juga beorientasi pada tugas (duty

oriented).2

Definisi berita juga dikemukakan oleh beberapa ahli seperti yang

dikemukakan oleh Dr. Willard C. Bleyer yang mendefinisikan berita sebagai

sesuatu yang termassa (baru) yang dipilih oleh wartawan dan dimuat di surat

kabar. Karena itu, ia dapat menarik atau mempunyai makna dan dapat menarik

minat pembaca surat kabar tersebut. Selain itu, Nancy Nasution juga

mendefinisikan berita sebagai laporan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi,

yang ingin diketahui oleh umum, dengan sifat-sifat actual, terjadi di lingkungan

1

http://kbbi.web.id/berita Diakses pada 20 Agustus 2016 Pukul 20:30 WIB. 2

(24)

pembaa, mengenai tokoh terkemuka, akibat peristiwanya berpengaruh kepada

pembaca.3

Dari pendapat beberapa ahli mengenai definisi berita diatas, dapat kita tarik

kesimpulan bahwa berita adalah laporan yang berisikan tentang informasi

terbaru/aktual, bersifat penting dan menarik perhatian publik. Berita merupan

produk hasil kerja jurnalistik yang bukan merupakan opini atau pendapat

wartawan dan diterbitkan atau ditayangkan di media massa. Namun, perlu kita

ketahui bahwa tidak semua informasi yang tertulis di media cetak dan online,

ataupun informasi yang tayang di media elektronik adalah berita. Sebagai contoh:

iklan tidak bisa disebut sebagai berita. Resep makanan di tabloid pun tidak bisa

disebut sebagai berita. Yang didapat dikategorikan sebagai berita adalah apabila

laporan tersebut berisi peristiwa atau fakta dan dilaporkan di media massa.

Sebuah berita diantaranya adalah harus memiliki nilai atau ciri-ciri berita.

Sedia Willing Barus menjelaskan bahwa laporan jurnalistik masuk kategori berita

jika memiliki ciri-ciri seperti: accuracy, yakni sebuah berita haruslah akurat,

cermat dan teliti tidak asal dan menimbulkan kebingungan. Kemudian

universality, yakni sebuah berita haruslah berlaku umum. Selanjutnya, fairness,

yakni sebuah berita harus lah bersifat jujur, artinya sebuah berita berisi nilai-nilai

kebenaran dan bukan sebuah kebohongan untuk publik, serta harus adil dan tidak

memihak salah satu pihak saja. Humanity, yakni sebuah berita memiliki nilai

kemanusiaan di dalamnya. Dan yang terakhir adalah immediate yaitu segera,

artinya berita harus segera sampaikan agar selalu menjadi kabar yang hangat dan

aktual.4

3

Indah Suryawati,Jurnalistik: Suatu pengantar teori dan praktik, h. 68. 4

(25)

Septiawan Santana berpendapat bahwa ada untuk menjadikan sebuah

peristiwa menarik dibaca sebagai berita, maka ada beberapa nilai berita yang

mesti diperharikan, elemen berita tersebut yakni: 5

1. Immediacy, yaitu hal yang berkaitan dengan kesegaran peristiwa yang

dilaporkan atau kerap disebut timeliness. Unsur waktu merupakan hal yang

sangat penting dalam berita karena sebuah berita sering dinyatakan sebagai

peristiwa yang dilaporkan dan baru saja terjadi.

2. Proximity, yaitu berkaitan dengan kedekatan dengan pembaca. Orang- orang

akan tertarik dengan berita yang menyangkut peristiwa disekitar mereka dan

dalam keseharian mereka.

3. Consequence, yaitu berkaitan dengan konsekuensi dalam berita dan

berpengaruh bagi khalayak.

4. Conflict, yaitu peristiwa-peristiwa yang mengandung konflik di dalamnya

seperti perang, demonstrasi, criminal, perseteruan dan sebagainya.

5. Oddity, yaitu berita yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa tidak biasa dan

jarang ditemui yang akan jadi perhatian masyarakat.

6. Sex, yaitu berkaitan dengan skandal yang ada di dalam pemberitaan.

7. Emotion, yaitu yang sering dikenal dengan sebutan human interest, yakni

kisah yang menyentuh nilai kemanusiaan di dalamnya seperti kesedihan,

kemarahan, simpati, cinta dan sebagainya.

8. Prominence, yaitu berkaitan dengan unsur keterkenalan seseorang, tokoh

maupun orang-orang penting di dalam berita.

5

(26)

9. Suspense, yaitu berkaitan dengan sesutau peristiwa yang ditunggu- tunggu oleh

masyarakat.

10. Progress, yaitu berkaitan dengan perkembangan sebuah peristiwa.

Hal terpenting dalam mengemas berita adalah bagaimana berita tersebut

dikemas. Isu yang baik jika dikemas dengan tidak baik akan menjadi kurang

menarik, bahkan pesan yang disampaikan sering kali tidak sampai atau bias.

Maka, diperlukan konstruksi sedemikian rupa supaya pesan dapat dimaknai oleh

audiens dan menarik perhatian pembaca.

Para wartawan dalam merumuskan pemberitaannya biasa menggunkan

sebuah struktur yang dikenal dengan pola piramida terbalik. Pola piramida

terbalik memberikan gambaran bagaimana informasi terpenting dalam

pemberitaan ditaruh di posisi paling atas, dan semakin kebawah informasi menjadi

semakin tidak penting atau bisa saja hanya merupakan penjelasan dari paragraf

sebelumnya.6

Pola piramida terbalik pertama kali muncul sekitar akhir tahun 1840-an.

Pola ini lahir akibat dari pengiriman berita melalui telegraf. Pada saat itu, para

wartawan sering kali berebut untuk mengirimkan berita kepada satu operator

telegraf. Hingga, pada akhirnya operator telegraf membuat kebijakan untuk

mengirimkan berita setiap wartawan secara bergiliran dan dibatasi satu paragraf

untuk setiap giliran. Khawatir kesempatan berita yang terkirim hanya satu

paragraf karena biaya pengiriman telegraf mahal dan seringkali terputus serta

adanya deadlineke kantor mereka, maka para wartawan waktu itu dituntut untuk

mencari solusi baru. Sehingga lahirlah ide untuk membuat tulisan yang memuat

6

(27)

ringkasan isi berita pada awal dan detail di akhir.sehingga apabila terkendala

deadline dan sambungan telegraf yang terputus berita mereka tetap dapat

dipahami secara utuh.7

Penulisan berita dengan pola piramida terbalik ini memberikan beberapa

manfaat kepada para pekerja jurnlistik. Adapun manfaatnya antara lain: pertama,

dengan pola piramida terbalik maka, fakta terpenting diletakkan di posisi paling

atas sehingga membuat detail dan maksud dari berita mudah dan cepat ditangkap

oleh khalayak. Kedua, pola piramida terbalik memudahkan para editor dalam

penyuntingan naskah. Hal ini diakrenakan fakta atau dataterpenting diletakkan

diposisi paling atas sehingga semakin kebawah data dan fakta yang disampaikan

merupakan bagian yang kurang penting dan bisa dihapus.8

Gambar 01

Pola penulisan Berita Piramida Terbalik

Sumber:Suhaemi dan Rulli Nasrullah,Bahasa Jurnalistik, h. 30.

Adapun isu yang dikonstruksi menjadi sebuah berita dapat kita lihat melalui

isi berita tersebut yang terdiri dari unsur-unsur yang membentuk sebuah berita.

Unsur-unsur berita tersebut adalah sebagai berikut:9

7

Luwi Ishwara,Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar(Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2005), h.115.

8

Suhaemi dan Rulli Nasrullah,Bahasa Jurnalistik, h. 30. 9

Kustadi Suhandang,Pengantar Jurnalistik, (Bandung: nuansa, 2010), h.115. sangat penting

penting

(28)

1. Headline

Judul atau Headline merupakan daya tarik dari sebuah berita. Karena, pada

hakikatnya judul merupakan initsari dari berita. Headline haruslah ditulis dengan

bahasa yang singkat, lugas dan menarik. Headline biasanya dibuat dalam satu atau

dua kalimat pendek, yang memberitahukan persoalan pokok peristiwa yang

diberitakan. Judul berita berfungsi untuk menarik perhatian pembaca atau

pemirsa, menggambarkan serta meringkaskan isi dari sebuah berita.

2. Teras Berita (lead)

Lead merupakan bagian awal dari berita yang memuat informasi dan fakta

terpenting dari keseluruhan isi berita. Lead dibuat untuk memenuhi rasa ingin tahu

pembacanya secara cepat. Lead biasanya dirumuskan sebagai 5W+1H (What,

Who, When, Where, Why dan How). Dengan adanya lead pembaca atau penonton

dapat segera tahu dan mengerti persoalan pokok dari peristiwa yang sedang

dilaporkan.

3. Body

Setelah kita menemukan Headline dan lead dari suatu naskah berita, maka

yang selanjutnya akan kita temukan adalah body berita. Body berita merupakan

bagian yang merinci dan melengkapi serta memperjelas fakta atau data yang

dijelaskan oleh lead. Body berita sering juga disebut sebagai sisa berita.

4. Penutup

Penutup berita merupakan gagasan akhir yang merinci gagasan utama yang

terdapat di dalam pemberitaan. Penutup berita bisa juga berisi hubungan antar

(29)

berita. Tetapi ada juga beberapa penutup berita yang menggantung. Model ini

efektif digunakan jika ingin membuat pertanyaan atau pernyataan yang tidak

selesai.

2. Konstruksi Realitas Sosial

Istilah Konstruksi Sosial pertama kali dikenalkan oleh Peter L. Berger dan

Thomas Luckmann yang menjelaskan bahwa realitas terbentuk oleh proses sosial

melalui tindakan dan interaksi, dimana individu menciptakan secara terus menerus

suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subjektif.10

Konstruksi sosial terjadi melalui interaksi antar individu dalam masyarakat

melalui interaksi dan proses sosial yakni: eksternalisasi, objektivikasi dan

internalisasi.11 Eksternalisasi adalah proses ketika sebuah produk sosial telah

menjadi bagian penting dari masyarakat untuk melihat dunia luar. Dalam konteks

ini, informasi dari media massa merupakan produk sosial yang dibutuhkan oleh

individu untuk menilai dan memaknai lingkungannya. Objektivikasi, merupakan

proses interaksi sosial di mana individu melembagakan dirinya bersama orang lain

ke dalam suatu dunia yang sama. Proses ini dilakukan melalui signifikasi bahasa

dan berkembang melalui penyebaran opini di masyarakat. Internalisasi, adalah

proses di mana individu mengidentifikasi dirinya dengan lembaga tempat ia

menjadi anggota. Dalam hal ini lewat pengaruh media massa akan membentuk

pendapat umum yang diphami bersama menjadi opini publik.

Konstruksi sosial di media massa merupakan revisi dari teori Berger dan

Luckmann untuk melengkapi konstruksi sosial atas realitas. Pemahaman akan

konstruksi realitas oleh media massa lahir dikarenakan pesan berupa berita,

10

Bungin, Burhan,Konstruksi Sosial Media Massa(Jakarta: Kencana, 2011), h. 13. 11

(30)

liputan khusus, dan sebagainya merupakan sesuatu yang dibentuk dengan tujuan

tertentu. Ada motif dibalik setiap pesan yang ditampilkan yakni nilai-nilai yang

berusaha disampaikan kepada khalayak dengan tujuan untuk mengubah

pemahaman atau persepsi khalayak akan suatu peristiwa.

Media tidak hanya beperan sebagai agen pemberi informasi dan hiburan

tetapi juga memberikan pengetahuan kepada masyarakat sehingga membawa

masyarakat kepada suatu kerangka berpikir sosial. Pada dasarmya konstruksi

realitas oleh media massa massa lahir dengan prinsip dasar:12

1. Semua pesan media itu merupakan hasil konstruksi.

2. Setiap media memiliki karakteristik, kekuatan, dan keunika dalam membangun

sebuah berita dengan bahsa yang berbeda

3. Pesan Media diproduksi untuk suatu tujuan

4. Semua pesan media berisi penanaman nilai dan tujuan yang ingin dicapai

5. Manusia menggunakan kemampuan, keyakinan, dan pengalaman mereka untuk

membangun sendiri arti pesan media.

6. Media dan pesan media dapat memengaruhi keyakinan, sikap, nilai, perilaku,

dan proses demokrasi.

Konstruksi sosial di media massa menempatkan kelebihan media massa dan

efek media dalam membangun realitas melalui tahap-tahap penting, Proses ini

tidaklah mendapatkan hasil yang tiba-tiba, namun terjadi melalui beberapa tahap

penting yakni:13

1. Tahap Menyiapkan Materi konstruksi

12

Apriadi Tamburaka,Agenda Setting Media Massa,(Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2002), h. 84.

13

(31)

Menyiapkan materi konstruksi sosial media massa merupakan tugas redaksi

media massa. Setidaknya terdapat tiga hal penting dalam penyiapan materi

konstruksi sosial yakni: pertama, keberpihakan media massa kepada kapitalisme.

Kedua, keberpihakan semu kepada masyarakat. Ketiga, keberpihakan kepada

kepenitngan umum.

Tidak jarang dalam menyiapkan sebuah materi pemberitaan terjadi

pertukaran kepentingan diantara pihak-pihak yang berkepentingan dengan sebuah

pemberitaan. Seperti contoh misalnya pembelian jam tayang tertentu atau halaman

tertentu dengan tujuan untuk blow-up terhadap pencitran pihak yang membeli

pemberitaan tersebut.

2. Tahap Sebaran Konstruksi

Prinsip utama dalam sebaran konstruksi adalah real time.Pada media cetak

konsep real time terdiri dari beberapa konsep hari, minggu, bulan. Sedangkan

pada media elektronik dan online, konsep real time berarti berita dapat langsung

ditayangkan dan disampaikan kepada masyarakat saat sedan terjadinya peristiwa.

Pada umumnya, sebaran konstruksi sosial media massa menggunakan model

satu arah. Media massa mendominasi penyebaran informasi sementara khalayak

tidak memiliki pilihan lain kecuali mengonsumsi informasi. Meskipun pada media

elektronik (radio dan televisi) sebaran konstruksi bias berlaku dua arah, tetapi

agenda settingmasih di dominasi oleh media

3. Tahap Pembentukan Konstruksi

Setelah pemberitaan sampai kepada pembaca, tahap selanjutnya dalam

proses konstruksi sosial media massa adalah tahap pembentukan konstruksi.

(32)

pembernaran. Kedua, kesediaan dikonstruksi oleh media massa. Ketiga, sebagai

pilihan konsumtif.

Pembenaran sebagai suatu bentuk konstruksi media massa yang terbangun

di masyarakat cenderung membenarkan apa saja yan disajikan oleh media massa

sebagai realitas kebenaran. Ini merupakan tahap pertama dalam proses

pembentukan konstruksi. Selanjutnya, adalah kesediaan dikonstruksi oleh media

massa adalah bahwa pilihan seseorang untuk menjadi pembaca atau pemirsa

media massa adalah pilihannya untuk bersedia pikirannya dikonstruksi oleh media

massa. Masyarakat yang pikirannya telah dikonstruksi oleh media massa akan

cenderung menjadikan media massa sebagai pilihan konsumtif dalam pemenuhan

kebutuhan akan informasi.

4. Tahap Konfirmasi

Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa maupun pembaca atau

pemirsa memberikan argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihannya utuk

terlibat dalam tahap pembentukan konstruksi. Bagi media massa, tahapan ini

penting untuk memberi argumentasi terhadap alasan-alasan konstruksi sosial.

Sedangkan bagi pembaca, tahapan ini juga sebagai bagian untuk menjelaskan

mengapa ia terlibat dan bersedia hadir dalam proses konstruksi sosial.

B. TeoriFramingModel Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki

Framing merupakan pendekatan yang digunakan untuk mengetahui

bagaimana cara pandang yang digunakan oleh wartawan dalam menseleksi isu

dan menulis berita. Menurut Pan dan Kosicki, Framing merupakan strategi

(33)

untuk menafsirkan peristiwa dan mengkode informasi yang dihubungkan dengan

rutinitas dan konvensi pembentukan berita.14

Analisisframingpertama kali dikemukakan oleh Beterson pada tahun 1955.

Pada awalya frame dimaknai sebagai struktur konseptual atau perangkat

kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan dan wacana.

Konsep ini kemudian dikembangkan oleh Goffman pada 1974, yang

mengandaikan frame sebagai kepingan-kepingan perilaku yang membimbing

individu dalam membaca realitas. Saat ini, istilah framing digunakan dalam

literatur ilmu komunikasi untuk menggambarkan proses penseleksian dan

penyorotan aspek-aspek khusus sebuah realita oleh media.15

Menurut Gamson dan Modigliani, frameadalah cara bercerita atau gugusan

ide-ide yang terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna

peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu wacana. Analisis framing

digunakan untuk membedah cara-cara atau ideology media saat mengkonstruksi

fakta. Analisis ini mencermati sikap seleksi, penonjolan, dan pertautan fakta ke

dalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti atau lebih diingat

untuk menggiring interpretasi khalayak sesuai perspektifnya.16

Framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau

cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menseleksi isu dan menulis

berita. Cara pandang atau perspektif tersebut pada akhirnya akan menentukan

fakta yang akan diambil, bagian mana yang akan ditonjolkan dan dihilangkan, dan

hendak dibawa kemana berita tersebut.17

14

Eriyanto,Analisis Framing: Konstruksi, ideologi dan politik media, h. 67-68. 15

Alex Sobur, Teks Media, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h. 161-162. 16

Alex Sobur,Analisis Teks Media, h. 163. 17

(34)

Terdapat dua aspek penting di dalam konsepframing. Aspek tersebut adalah

pemilihan fakta/realitas dan penulisan fakta.18 Proses pemilihan fakta ini

didasarkan pada asumsi bahwa wartawan tidaklah mungkin melihat peristiwa

tanpa perspektif. Di dalam pemilihan fakta ini terdapat dua kemungkinan akan apa

yang dipilih dan apa yang akan dibuang. Penekanan aspek tertentu dilakukan

dengan memilih angel tertentu yang mengakibatkan pemahaman dan konstruksi

media satu dengan yang lainnya bisa berbeda tergantung kepada sudut pandang

wartawan dalam menuliskan beritanya. Selanjutnya, penulisan fakta berhubungan

dengan bagaimana fakta yang dipilih tersebut disajikan kepada khalayak.

Gagasan- gagasan tersebut diungkapkan dengan kata, kalimat dan proposisi

dengan bantuan foto dan gambar atau lainnya. Cara pengungkapan fakta melalui

tulisan ini menyebabkan aspek tertentu menjadi lebih menonjol dan mendapat

perhatian pembaca sehingga dimensi tertentu dari konstruksi berita menjadi

bermakna dan diingat oleh khalayak.

Pan dan Kosicki berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang

berfungsi sebagai pusat organisasi ide. Frame ini adalah suatu ide yang

dihubungkan dengan elemen yang berbeda ke dalam teks berita. Framing Model

Pan dan Kosicki memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan model lainnya.

Adapun keunggulannya adalah dalam framing model Pan dan Kosicki, unit

pengamatan terhadap teksnya lebih kompeherensif dan memadai, karena selain

meliputi seluruh aspek yang terdapat di dalam teks (kata, kalimat, paraphrase,

ungkapan), perangkat ini juga mempertimbangkan struktur teks dan hubungan

antar kalimat atau paragraph secara keseluruhan. Menurut Pan dan KosickiFrame

18

(35)

dapat dilihat melalui empat perangkat framing yakni: Sintaksis, skrip, tematik,

dan retoris. Lebih jelas perangkat framing model Pan dan Kosicki dapat dijelaskan

pada tabel berikut:19

Tabel 02

Perangkat Framing Pan dan Kosicki

Struktur Perangkat Framing Unit yang diamati

Sintaksis

Cara wartawan menyusun kata

Skema Berita Headline, lead, latar informasi, kutipan, sumber, pernyataan,

Leksikon, Grafis, Metafor Kata, idiom, Gambar/Foto, Grafik

Sumber:Alex Sobur,Analisis Teks Media, h. 176.

1. Sintaksis

Dalam pengertian umum, sintaksis adalah susunan kata atau frase dalam

kalimat. Sedangkan dalam pemberitaan, sintaksis merujuk kepada pengertian

susunan dan bagian berita dalam satu kesatuan teks berita secara keseluruhan yang

meliputi Headline, lead, latar informasi, sumber, penutup. Headline merupakan

aspek sintaksis yang mempunyai aspek framing yang kuat. Headline

memengaruhi bagaimana kisah dimengerti untuk kemudian digunakan dalam

membuat pengertian isu dan peristiwa sebagaimana mereka di jelaskan.

Sementara, latar merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi makna yang

19

(36)

ingin ditampilkan wartawan. Latar yang dipilih inilah yang akan membawa ke

arah mana pandangan khalayak hendak dibawa. Bagian lain yang tidak kalah

penting adalah pengutipan sumber berita. Bagian ini dalam penulisan berita

dimaksudkan untuk membangun objektivitas prinsip keseimbangan dan tidak

memihak. Bagian ini juga menjelaskan bahwa apa yang ditulis oleh wartawan

bukan hanya pendapat wartawan semata, melainkan pendapat orang lain yang

memiliki otoritas tertentu juga.

Bagian-bagian ini tersusun dalam bentuk yang tetap dan teratur sehingga

membentuk skema yang menjadi pedoman bagaimana fakta hendak disusun.

Bentuk sintaksis yang paling popular adalah struktur piramida terbalik. Elemen

sintaksis ini memberi petunjuk yang berguna tentang bagaimana wartawan

memaknai peristiwa dan hendak ke mana berita tersebut akan dibaawa.

2. Skrip

Laporan berita sering disusun sebagai suatu cerita. Hal ini disebabkan oleh

dua hal. Pertama, banyak laporan berita yang berusaha menunjukkan hubungan,

peristiwa yang ditulis merupakan kelanjutan peristiwa sebelumnya. Kedua, berita

umumnya mempunyai orientasi menghubungkan teks yang ditulis dengan

lingkungan komunal pembaca. Hal ini dilakukan untuk menarik minta para

pembaca atau khalayaknya. Karena itu, dalam penulisan berita seringkali fakta

dan peristiwa ditulis dengan tulisan yang membuat emosi pembaca terlibat, dan

membuat peristiwa memiliki alur.

Bentuk umum dari struktur skrip ini adalah pola 5W+1H ( Who, What,

When, Where, Why dan How). Meskipun pola ini tidak semuanya selalu kita

(37)

penanda penting dalam analisis framing. Skrip juga digunakan wartawan sebagai

srategi dalam menyusun berita. Skrip memberikan informasi kepada kita akan

bagian mana yang ditekankan oleh wartawan melalui susunan atau urutan dalam

pemberitaannya.

3. Tematik

Bagi Pan dan Kosicki, berita mirip sebuah pengujian hipotesis. Peristiwa

yang diliput, sumber yang dikutip, dan pernyataan yang diungkapkan semua

perangakat digunakan untuk membuat dukungan yang logis bagi hipotesis yang

dibuat.Struktur tematik dapat diamati dari bagaimana peristiwa itu diungkapkan

atau dibuat oleh wartawan. Struktur ini berkaitan dengan bagaimana fakta

dituliskan oleh wartawan, dan bagaimana kalimat yang dipakai dalam

menempatkan dan menuliskan sumber ke dalam teks berita. secara keseluruhan.

Unsur tematik dapat dimati melalui koherensi atau pertalian antar kata, Serta

proposisi atau kalimat.

Dua buah fakta yang berbeda dapat dihubungkan dengan menggunakan

koherensi. Sehingga, fakta yang tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi

berhubungan ketika seseorang menghubungkannya. Ada beberapa macam

koherensi. Pertama, koherensi sebab-akibat, proposisi atau kalimat satu

dipandang sebagai sebab atau akibat dari proposisi lainnya. Proposisi sebab-akibat

umumnya ditandai dengan kata hubung “sebab” atau “karena”. Kedua, koherensi

penjelas. Proposisi atau kalimat satu dilihat sebagai penjelas dari proposisi atau

kalimat lainnya. Koherensi pembeda ditandai dengan kata hubund “dan” atau

(38)

kebalikan dari proposisi yang lainnya. Koherensi pembeda biasanya ditandai

dengan kata hubung “dibandingkan” atau “sedangkan”

4. Retoris

Struktur retoris dari berita menggambarkan pilihan gaya atau kata yang

dipilih oleh wartawan untuk menekankan arti yang ingin ditonjolkan oleh

wartawan. Wartwan menggunakan perangkat retoris untuk membuat citra,

meningkatkan kemenonjolan pada sisi tertentu dan meningkatkan gambaran yang

diinginkan dari suatu berita.

Selain lewat kata, penekanan pesan dalam berita juga dapat dilakukan

dengan menggunakan unsur grafis. Di dalam berita, unsur grafis biasanya muncul

lewat bagian tulisan yang dibuat lain dari tulisan yang lainnya. Seperti: huruf

tebal, miring, garis bawah, pemakaian huruf yang lebih besar termasuk

penggunaan foto atau gambar. Hal ini ditujukan untuk menekankan kepada

khalayak bahwa bagian tersebut adalah bagian yang harus diberikan perhatian

lebih.

C. Konsep Media Online

Media online merupakan media komunikasi yang pemanfaatannya

menggunakan perngkat internet.20 Saat ini media online merupakan salah satu

media massa yang populer dan terus bertumbuh setiap harinya meskipun

kehadirannya belum terlalu lama. Meskipun internet tidak sepenuhnya digunakan

untuk menjadi media massa, tetapi kehadiran internet banyak disukai oleh

masyarakat dan dijadikan alternatif untuk memperoleh berita dan informasi.

20

(39)

Menurut Septiawan Santana, sejarah media massa memperlihatkan bahwa

sebuah teknologi baru yang muncul tidak akan pernah menghilangkan teknologi

yang lama. Seperti kemunculan radio yang menggantikan surat kabar, kemudian

kemunculan televisi tetap tidak bisa secara total menghilangkannya, hanya

menciptakan sebuah alternatif dan khalayak baru. Maka sudah tentu dikatakan

bahwa jurnalisme online mungkin tidak akan bisa menggantikan sepenuhnya

bentuk-bentuk media lama yang sudah ada. Melainkan menciptakan suatu cara

yang unik dan berbeda untuk memproduksi dan mendapatkan konsumen berita.

Jadi, menurutnya jurnalisme online tidak akan menghapuskan jurnalisme

tradisional, namun meningkatkan intensitasnya dengan menggabungkan

fungsi-fungsi dari teknologi internet dengan media tradisional.21

Jika dibandingkan degan media massa lainnya, media online memiliki

beberapa kelebihan yang membuatnya lebih digemari oleh masyarakat. Adapun

beberapa kelebihan dari media online yakni:22

1. Informasinya bersifatup to date(terbaru)

Media online dapat melakukan upgrade suatu informasi atau berita dari

waktu ke waktu. Hal ini terjadi karena media online memiliki proses penyajian

informasi dan berita yang lebih mudah dan sederhana dibandingkan dengan jenis

media massa lainnya.

21

Santana K, Septiawan,Jurnalisme Kontemporer(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005), h.135.

22

(40)

2. Informasinya bersifatreal time

Media online dapat menyajikan informasi dan berita saat peristiwa sedang

berlangsung (live). Sebagian besar wartawan media online dapat mengirimkan

informasi langsung ke meja redaksi dari tempat terjadinya peristiwa.

3. Informasinya bersifat praktis

Media online dapat diakses dimana saja dan kapan saja sejauh didukung

oleh fasilitas internet. Keunggulan lain yang dimiliki oleh media online adalah

adanya fasilitas hyperlink. Fasilitas ini memungkinkan satu webstite terhubung

dengan website lainnya. Sehingga membuat penggunanya bisa mendapat

informasi lainnya dengan mudah.

Penggunaan internet termasuk kehadiran media online telah menjadi

fenomena besar satu dekade belakangan. Media online menjadi digemari karena

kelebihan-kelebihannya yang membuat akses informasi dan berita menjadi lebih

mudah untuk didapat dan bisa diakses kapanpun. Bahkan kini, media cetak dan

elektronik pun banyak yang membuat bentuk online mereka untuk menunjang

basis penyajian informasi dan berita mereka. Setiap berita dan informasi media

cetak dan elektronik kini bisa dilihat juga dalam bentuk online di website

masing-masing media tersebut.23

Media online melalui internet dan world wide web (www) telah berfungsi

sebagai jendela dunia dengan kemudahannya untuk mencari informasi di masa

kini. Kecepatan dalam pengiriman dan perolehan informasinya menyebabkan

intenet menjadi salah satu alternatif pilihan yang paling digemari untuk memenuhi

kebutuhan informasi masyarakat. Maka tak heran pertumbuhan media online dan

23

(41)

internet terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Namun, untuk

Indonesia sendiri penggunaan media online belum mengancam keberadaan media

cetak maupun elektronik. Hal ini dikarenakan belum meratanya akses internet

diwilayah Indonesia, dan pembangun daerah yang belum merata sehingga

(42)

A. Profil KanalNewsKompas.com

1. Sejarah dan Perkembangan Kanal News Kompas.com

Kanal News Kompas.com merupakan sebuah portal web yang berisi berita

dan artikel dalam jaringan (daring) yang ada di Indonesia yang bernaung dibawah

PT. Kompas Cyber Media (KCM). PT. KCM merupakan anak perusahaan dari

group Kompas Gramedia (KG). Kompas Gramedia (KG) didirikan pada tanggal

28 Juni1965 Oleh P.K. Ojong dan Jakob Oetama yang bergerak di bidang media

massa cetak dengan nama surat kabar kompas yang diterbitkan untuk melawan

pers komunis. Pada tahun 1980-an, perusahaan ini mulai berkembang pesat,

terutama dalam bidang komunikasi. Saat ini, KG memiliki beberapa anak

perusahaan/bisnis yang bervariatif dari media massa, toko buku, percetakan, radio,

hotel, lembaga pendidikan, event organizer, stasiun TV hingga universitas.1

Perjalanan bisnis Kompas Gramedia tiba pada perkembangan tren di

masyarakat yang menunjukkan fenomena meningkatnya penggunaan jaringan

Internet untuk mendapatkan informasi. Maka, Harian Kompas membuat versi

online dari edisi cetaknya yang disebut Kompas Online pada tahun 1995.

Kemudian, di tahun 1998 kompas online bertransformasi menjadi kompas.com

yang menjadi unit bisnis dibawah PT. Kompas Cyber Media (KCM) yang

berfokus pada pengembangan isi, desain, dan strategi pemasaran baru.2

http://www.kompasgramedia.com/about-kg/history. Diakses pada 1 September 2016 Pukul.20.00 WIB.

(43)

Sepuluh tahun berlalu, pada tahun 2008 Kompas.com tampil membawa

logo, tata letak, hingga konsep baru di dalamnya. Perubahan ini membuat

tampilan Kompas.com Menjadi lebih kaya, lebih segar, lebih elegan dan tentunya

tetap mengedepankan unsur user-friendly dan advertiser-friendly.3 Sinergi ini

menjadikan Kompas.com sebagai sumber informasi lengkap, yang tidak hanya

menghadirkan berita dalam bentuk teks, namun juga gambar, video, hingga live

streaming. Perubahan ini pun mendorong bertambahnya pengunjung aktif

Kompas.com di awal tahun 2008 yang mencapai 20 juta pembaca aktif per bulan,

dan total 40 juta page views/impression per bulan. Saat ini, Kompas.com telah

mencapai 120 jutapage viewperbulan.

Pada tahun 2013, Kompas.com kembali melakukan perubahan. Yaitu, pada

tampilan yang memuat halaman menjadi lebih rapi dan bersih serta fitur baru yang

lebih personal. Kompas.com mencoba memahami kebutuhan pembaca yang

beragam dengan menghadirkan fitur Personalisasi. Jadi, pembaca dapat dengan

mudah memilih sendiri berita apa yang ingin mereka baca. Selain itu, Sebagai

portal berita yang mengikuti perkembangan teknologi terkini, kini selain bisa

diakses melalui handphone atau dapat diunduh sebagai aplikasi gratis di

smartphone BlackBerry, Kompas.com juga tampil dalam format iPad dan akan

terus tumbuh mengikuti teknologi yang ada.4

3

Company Profile Kompas.com

4

(44)

2. Visi dan Misi KanalNewsKompas.com5 a) Visi

Menjadi perusahaan terbesar, terbaik, terpadu, dan tersebar di Asia

Tenggara melalui usaha berbasis pengetahuan untuk menciptakan masyarakat

terdidik, tercerahkan, menghargai kebhinekaan, adil, dan sejahtera.

b) Misi

Menyediakan produk multimedia yang menyajikan informasi terbaru dan paling kredibel.

Memberikan informasi yang mencerahkan dan menghibur individu serta kelompok masyarakat

3. Logo dan Tagline KanalNewsKompas.com

Perubahan dan inovasi terus dilakukan oleh kompas.com untuk

mempermudah dan memenuhi kebutuhan pembaca. Hingga pada tahun 2013,

Kompas.com tidak hanya memperbaiki tampilan halaman mereka menjadi lebih

rapi dan penambahan beberapa fitur. Pada tahun 2013 mereka juga

memperkenalkan logo baru mereka.

Gambar 02.

Logo Kompas.com

Sumber:http://inside.kompas.com/about-us.

5

(45)

Logo Baru kompas.com ini memiliki konsep yang terbagi menjadi tiga bagian

utama. Yakni:

1. LogoMark

Kompas.com mengambil simbol 2 (dua) segitiga yang tumpang tindih

sebagai bentuk representasi panah penunjuk arah yang sejalan dengan nilai

Kompas.com sebagai pedoman berita bagi pembacanya.6

Sedangkan, Perbedaan sudut rotasi di antara kedua segitiga diartikan sebagai

kebebasan dalam memilih pandangan & pendapat bagi pembacanya. Sementara,

tiga warna dasar dan turunannya dimaksudkan untuk menggambarkan

beragamnya individu pembaca Kompas.com.

2. LogoType

Logo Type yang digunakan disini adalah tulisan Kompas.com yang

merupakan perpaduan dari dua unsur.7Unsur yang pertama yaitu tulisan Kompas

yang menandakan bahwa portal ini merupakan bagian dari group Kompas

Gramedia (KG) Serta domain .com yang merupakan identitas bisnis perusahaan

sekaligus URL dari portal berita ini.

3. Tagline

Kompas.com memiliki tagline "Rayakan Perbedaan" sebagai wujud

semangat menghargai perbedaan dan keberagaman dalam memenuhi kebutuhan

berita berbagai pembacanya.8

6

http://inside.kompas.com/about-us. Diakses pada 1 September 2016, pukul 20.15 WIB. 7

http://inside.kompas.com/about-us. Diakses pada 1 September 2016, pukul 20.15 WIB. 8

(46)

4. Struktur Organisasi KanalNewsKompas.com9

Sebagai sebuah kanal berita, Kompas.com juga memiliki susunan redaksi

yang bertanggung jawab terhadap pemberitaan mereka. Struktur redaksi inilah

yang bertanggung jawab terhadap isi atau konten berita yang akan di tampilkan di

web kompas.com. Redaksi ini dipimpin oleh seorang penanggung jawab redaksi

dan di bantu oleh asisten, editor, reporter, dan lain sebagainya. adapun susunan

redaksi news kompas.com dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 03

2 News Managing Editor Tri Wahono

3 News Assistant Managing

6 Assistant Managing Editor Moh. Latip

7 Otomania.com Assistant Managing Editor

Aris Fertonny Harvenda

8 Juara.net Editor in Chief Weshley Hutagalung 9 Juara.net Managing Editor Firzie A. Idris

10 Juara.net Assistant Managing Editor

Jalu Wisnu Wirajati

11 Editor Laksono Hari Wiwoho, Fidel Ali Permana, Glori Kyrious Wadrianto, Farid Assifa,

(47)

Kus Anna Maryati, Deasy Syafrina, I Made Asdhiana, Hilda Hastuti, Jodhi Yudono, Fikria Hidayat, Ni Luh Made Pertiwi Finlandiari, Bestari, Azwar Ferdian, Agung Kurniawan, Sandro Gatra Sinaga, Oik Yusuf Araya, Icha Rastika, Sabrina Asril, Irfan Maullana, J. Primus, Yunanto Wiji Utomo, Aloysius Gonsaga Angi Ebo, Aprilia Ika, M. Fajar Marta, Pascal S. Bin Saju, Indra Akuntono, Deliusno, Aprilia Ika Warsanti

12 Reporter Fabian Januarius Kuwado, Robertus

Belarminus Goo, Antonius Tjahjo Sasongko, Ferril Dennys Sitorus, Donny Apriliananda, Febri Ardani Saragih, Dian Maharani, Reska Koko Nistanto, Kurnia Sari Azizah,

Alsadadrudi, Ihsanuddin, Dani Prabowo, Sakina Rakhma Diah Setiawan, Estu Suryowati, Andri Donnal Putera, Yoga Sukmana, Abba Gabrillin, Ambaranie Nadia Kemala, Wahyu Adityo Prodjo, Jessi Carina, Silvita Agmasari, Kahfi Dirga Cahya, Andi Muttya Keteng Pangerang, Tri Susanto Pitoko, Stanley Ravel, Ghulam M. Nayazri, David Oliver Purba, Sri Anindiati Nursatri, Dian Reinis Kumampung, Pramdia Arhando, Iwan Supriyatna, Rakhmat Nur Hakim, Fachri Fachrudin

14 Language Editing Officer Erwin Kusuma Oloan Hutapea, Dimas Wahyu Trihardjanto, Eris Eka Jaya

(48)

B. Pemberitaan Siyono di Kompas.com

Siyono merupakan terduga teroris asal Klaten, yang tewas setelah dibawa

oleh Densus 88 antiteror Polri pada 8 Maret 2016. Kasus Siyono menjadi

perhatian publik setelah media memberitakan bahwa diduga terdapat pelanggaran

HAM terkait tewasnya Siyono. Kontroversi kematian Siyono semakin mendapat

perhatian publik setelah media memberitakan hasil autopsi ulang yang dilakukan

oleh PP Muhammadiah dan Komnas HAM. Dalam konferensi pers PP

Muhammadiyah dan Komnas HAM mengeluaran hasil rilis terkait kematian

Siyono yakni akibat luka benturan di bagian dada. Hasil ini menjadi kontroversi

dikarenakan berbeda dengan rilis Kepolisian yang menjelaskan bahwa penyebab

kematian Siyono adalah pukulan benda tumpul di bagian kepala.10

Kompas.com termasuk salah satu media yang memberitakan terkait

tewasnya Siyono. Pada web kompas.com, pemberitaan Siyono termasuk ke dalam

kanal news nasional. Dalam Penelitian ini, peneliti mengambil lima buah berita

dari kompas.com untuk melihat bagaimana framing kompas.com terhadap kasus

Siyono di dalam pemberitaan kompas.com. adapun kelima berita tersebut adalah:

Tabel 04

Berita Siyono yang Diangkat Oleh Kompas.com

No. Judul Tanggal

1 Kontroversi Hasil otopsi dan Misteri Kematian Siyono 12 April 2016 2 Polri, Jangan Tutupi Penyebab Kematian Siyono 12 April 2016 3 Pemeriksaan Jasad Siyono Versi Polri Dinilai di bawah

5 Tugas Polisi Melumpuhkan Tersangka, Bukan Menjadi Algojo

14 April 2016

Sumber: Kompas.com

10

(49)

Kelima buah berita inilah yang natinya akan di analisis pada bab selanjutnya

dengan menggunakan perangkat framing Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki

yang memiliki empat perangkat framing yakni: sintaksis, skrip, tematik dan

(50)

Pada bab ini, peneliti akan menjelaskan analisis berita mengenai kasus

tewasnya Siyono di Kompas.com. Analisis ini terdiri dari lima buah berita di

Kompas.com mulai dari tanggal 12 April 2016 hingga tanggal 14 April 2016.

Analisis ini akan membahas kelima berita tersebut melalui metode analisis

framing Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki yang mempunyai empat struktur

framing, yakni: 1) sintaksis, 2) skrip, 3) tematik dan 4) retoris. Untuk lebih

jelasnya analisis berita terkait tewasnya Siyono di Kompas.com ini akan

dijelaskan pada pembahasan di bab ini.

A. Analisis Struktur Sintaksis Pemberitaan Siyono

Struktur sintaksis dapat diamati dari bagan berita. Struktur sintaksis

berhubungan dengan bagaimana cara wartawan dalam menyusun peristiwa.

Unsur-unsur seperti opini, pernyataan, kutipan disusun ke dalam bentuk susunan

yang menjadi sebuah kisah. Dengan demikian, struktur sintaksis bisa diamati

melalui headline yang dipilih, lead yang dipakai, latar informasi yang dijadikan

sandaran, sumber yang dikutip, dan sebagainya. Adapun, pada bahasan ini,

peneliti akan menjelaskan hasil anasisis struktur sintaksis pada lima buah berita

terkait Siyono yang menjadi objek pada penelitian ini. Sruktur Sintaksis

pemberitaan Siyono pada situs kompas.com akan dijelaskan pada penjelasan di

(51)

1. Berita 1 edisi 12 April 2016 ( Kontroversi Hasil Otopsi dan Misteri Kematian Siyono)

Pada berita yang pertama ini, Kompas.com mengangkat pemberitaan terkait

tewasnya Siyono dengan judul berita Kontroversi Hasil Otopsi dan Misteri

Kematian Siyono. Berita ini tayang setelah pengumuman hasil rilis otopsi Siyono

oleh PP Muhammadiyah dan Komnas HAM terkait penyebab kematian Siyono.

Dari Judul berita ini, Nampak bahwa kompas.com ingin menunjukkan terlebih

dahulu kepada masyarakat terkait gambaran peristiwa kematian Siyono yang pada

akhirnya menimbulkan kontroversi karena perbedaan penyebab kematian yang

diumumkan oleh Polri dengan hasil otopsi.

Lead yang digunakan oleh Kompas.com pada pemberitaan ini adalah

menjelaskan mengenai apa yang menjadi topik pembahasan dari berita ini.

adapaun lead yang digunkan dalam pemberitaan ini adalah:

“Kematian Siyono, terduga teroris asal Klaten, Jawa Tengah, hingga saat ini masih menimbulkan tanda tanya. Kepolisian berbeda pendapat dengan Muhammadiyah dan Komnas Hak Asasi Manusia. Tiap pihak memiliki versinya , masing-masing , mengenai penyebab utama kematian Siyono.”1

Latar yang digunakan pada berita ini menjelaskan bahwa terdapat perbedaan

Hasil otopsi ulang Siyono dengan rilis Polri terkait penyebab tewasnya Siyono.

Perbedaan ini terjadi di karenakan menurut rilis Polri, penyebab kematan Siyono

adalah luke benturan benda tumpul di bagian kepala, sedangkan berdasarkan hasil

otopsi, penyebab kematian Siyono adalah patah tulang iga, dan luka di bagian

dada.

1“Kontroversi Hasil Otopsi dan Misteri Kematian Siyono”,

Gambar

Gambar 07 Suasana pengaman rumah terduga teroris siyono...................................70
gambaran penelitian, realitas sosial dan persepsi sasaran penelitian.7Pada
Tabel 01Pemberitaan Siyono di Kompas.com
gambaran bagaimana
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun peluang yang membuat aplikasi ini bisa dikembangkan adalah jumlah dan pengembang ponsel yang mendukung sistem operasi Android semakin berkembang pesat, tetapi

Hasil penelitian menujukan bahwa, 1 Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianut oleh peserta didik kelas VII di SMP Brawijaya Smart School

temperatur sintering dapat meningkatkan kekuatan tekan komposit kanvas rem pada tekanan kompaksi awal 508 MPa pada temperatur sintering 150 dan 160 o C. 4) Tekanan

Dari hasil analisis menggunakan one way ANOVA tidak ditemukan perbedaan yang bermakna antara derajat merokok dengan WHR.Namun berdasarkan penelitian Canoy et

Yunus Bengkulu dalam implementasi kebijakan peraturan pemerintah nomor 18 tahun 2016 pasal 21 tentang rumah sakit daerah menjadi unit pelaksana teknis dinas kesehatan

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mandey, (2012) yaitu Analisis Penerapan Akuntansi untuk Pendapatan Asli Daerah pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

Kegiatan-kegaiatan yang dihasilkan dari proses pendampingan ini yakni pendidikan kesiapsiagaan, pembentukan kelompok bencana, dan advoksi kebijakan. Ketiga kegiatan

55 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir, Alquran dan terjemahnya,…, h.. Muhammad dan ajaran tersebut bertentangan dengan ajaran nenek moyang mereka. Ayat ini