• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS (TWO STAY TWO STRAY) DENGAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR DAN AKTIVITASBELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN REDOKS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS (TWO STAY TWO STRAY) DENGAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR DAN AKTIVITASBELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN REDOKS."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS (TWO STAY TWO STRAY) DENGAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP

HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN REDOKS

Oleh:

Putri Sundari NIM 4123131070

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Putri Sundari dilahirkan di Kisaran, Sumatera Utara pada tanggal 10 Mei

1994. Ayah bernama Maskud dan Ibu bernama Masliah Asbah Sirait. Putri Sundari

merupakan anak ketiga dari enam bersaudara. Pada tahun 1999, penulis masuk TK Taman Baca Qur’an Raudathul Anfal Kisaran dan lulus pada tahun 2000. Pada tahun 2000 melanjutkan sekolah ke SD Muhammadiyah 3 Kisaran dan lulus pada tahun

2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 6 Kisaran dan

lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri

2 Kisaran dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Jurusan

Kimia pada Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan melalui Seleksi Nasional Masuk

(4)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS (TWO STAY TWO STRAY) DENGAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL

BELAJAR DAN AKTIVITASBELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN REDOKS

Putri Sundari (4123131070) Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar dan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two

Stay Two Stray) menggunakan media peta konsep pada pokok bahasan redoks..

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA yang terdiri dari 6 kelas di SMA Negeri 1 Stabat pada Tahun Ajaran 2015/ 2016. Sampel kelas dalam penelitian ini ialah 2 kelas yang diambil secara Purposif, dimana kelas pertama dijadikan sebagai kelas eksperimen yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dengan peta konsep dan kelas kedua sebagai kelas kontrol dibelajarkan dengan model pembelajaran Direct Instruction. Instrumen yang digunakan terdiri dari dua ranah yaitu kognitif dan afektif. Untuk mengukur ranah kognitif digunakan Instrumen tes dalam bentuk objective test sebanyak 20 soal yang telah di uji validitasnya, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas. Untuk mengukur ranah afektif yaitu aktivitas belajar siswa digunakan lembar observasi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan uji t satu pihak yaitu pihak kanan dan uji korelasi. Untuk uji hipotesis hasil belajar siswa diperoleh thitung>ttabel(0,05)(58) (4,52>1,67). Untuk uji hipotesis aktivitas belajar siswa diperoleh thitung > ttabel(0,05)(58) (5,84>1,67). Untuk uji korelasi diperoleh rhitung > rtabel (0,479 > 0,361). Berdasarkan hasil analisis data, maka Ho ditolak dan Ha diterima yaitu: 1) pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray) dengan media peta konsep terhadap hasil belajar kimia siswa lebih tinggi daripada pengaruh model pembelajaran

Direct Instruction, 2) pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray) dengan media peta konsep terhadap aktivitas belajar kimia siswa

lebih tinggi daripada pengaruh model pembelajaran Direct Instruction, 3) ada korelasi yang signifikan antara aktivitas belajar kimia siswa terhadap hasil belajar kimia siswa yang diberikan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay

Two Stray) dengan media peta konsep.

Kata Kunci: Model kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray), media Peta

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala Rahmat

dan Hidayah-Nya yang memberikan nikmat dan kesehatan dan kesempatan

kepada penulis penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik dan waktu yang telah

direncanakan.

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

TSTS (Two Stay Two Stray) Dengan Media Peta Konsep Terhadap Hasil

Belajar Dan Aktivitas belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Redoks”,

disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika

Dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Ibu Dra.

Nurmalis, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan

bimbingan, saran, dan motivasi telah banyak memberikan bimbingan dan

saran-saran kepada penulis sejak awal pembuatan proposal, penelitian, sampai dengan

selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada

Ibu Dra. Anna Juniar, M.Si, Bapak Drs. Marudut Sinaga, M.Si, dan Ibu Dr. Ir

Nurfajriani, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan

saran-saran mulai dari seminar proposal hingga selesainya penulisan skripsi ini.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ibu Dra. Iis Siti Jahro, M.Si, selaku

dosen pembimbing akademik dan kepada seluruh bapak dan ibu Dosen beserta

Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA Unimed yang telah memberikan ilmu

pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan. Ucapan terimakasih

kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha, Guru Kimia dan

Siswa/i kelas X-MIA 4 dan X-MIA 5 SMA Negeri 1 Stabat yang telah banyak

membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.

Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada orang tua saya yaitu

Ayahanda Maskud dan Ibunda Masliah Asbah Sirait yang telah berjuang keras

dalam mendidik dan menyekolahkan saya sehingga saya dapat memperoleh gelar

sarjana dan menyelesaikan studi di UNIMED. Terimakasih buat kakak kandung

(6)

v

kandung saya yaitu Masrul Gunawan, Dinda Syahfitri, dan Fauzul Azmi yang

telah memberi semangat dan mendoakan penulis dalam penyelesaian skripsi.

Teristimewa terimakasih saya ucapkan untuk Gunawan yang selalu setia

menemani kesana-kemari, menghibur dan mendukung penulis dalam proses

pembuatan skripsi dari awal hingga selesainya skripsi ini.

Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada sahabat-sahabat terbaik penulis yang tergabung dalam sebuah kelompok gila “ranger” yaitu Rian “jombang”, Fahmi “Dudung”, Juwita, dan Nanda yang selalu memberikan motivasi, memberi saran, dan menghibur penulis untuk menghilangkan kejenuhan

dalam penyusunan skripsi. Ucapan terima kasih juga kepada teman-teman sekelas

Kimia Dik C 2012 yang selalu di hati, teristimewa untuk Helmi ”keto”, Lila, Intan

dan Marta, semoga kita wisuda sama-sama. Ucapan terimakasih juga kepada

teman satu kontrakan saya yaitu desi, ummu, agustina dan mala yang sering

membuat saya terhibur selama penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga

kepada sahabat-sahabat PPL saya di SMA N 1 Stabat yaitu Zaskia, Putri BB,

Dani, Yuliza, dan Rahma.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi

skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juni 2016 Penulis

(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Masalah 6

1.6. Manfaat Penelitian 6

1.7. Defenisi Operasional 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teoritis 8

2.1.1. Hakikat Belajar 8

2.1.2. Hakikat Hasil Belajar 8

2.1.3. Aktivitas Belajar 9

2.1.4. Model Pembelajaran 10

2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif 10

2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray 12 2.1.6.1. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe TSTS 14

2.1.7. Media Pembelajaran 15

2.1.8. Media Peta Konsep 16

2.2. Materi Pembelajaran 17

2.3. Kerangka Berfikir 26

2.4. Hipotesis Penelitian 27

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 29

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 29

(8)

vii

3.2.2. Sampel 29

3.3. Variabel Penelitian 29

3.4. Instrumen Penelitian 30

3.4.1. Instrumen Tes 30

3.4.2. Instrumen Non Tes 33

3.5. Rancangan Penelitian 35

3.6. Teknik Pengumpulan Data 36

3.6.1. Tahap Persiapan Penelitian 36

3.6.2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 36

3.7. Teknik Analisis Data 39

3.7.1. Pedoman Penilaian Instrumen Tes 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Data Instrumen Penelitia 43

4.1.1 Analisis Data Instrumen Tes 43

4.1.2 Analisis Data Instrumen Non-Tes 44

4.2 Analisis Data Hasil Penelitian 45

4.2.1. Hasil Belajar Siswa 45

4.2.2. Aktivitas Siswa 47

4.2.3. Uji Normalitas 47

4.2.4. Uji Homogenitas 49

4.2.5. Uji Hipotesis 50

4.2.6. Uji Korelasi 52

4.3. Pembahasan 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 56

5.2 Saran 56

(9)

viii

viii DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Struktur kelompok model pembelajaran tipe two stay two stray 14

Gambar 3.1. Skema Alur Penelitian 38

Gambar 4.1 Hasil Belajar Siswa 46

Gambar 4.2 Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Siswa 46

(10)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TwoStay

Two Stray (TSTS) 12

Tabel 3.1. Tabel Petunjuk Penskoran Aktivitas Belajar Siswa 34 Tabel 3.2. Tabel Rancangan Penelitian Pretest-Posttest Control Group

Design 35

Tabel 3.3. Makna dari koefisien korelasi 41

Tabel 4.1 Rangkuman Statistif Deskriptif Hasil Belajar Siswa 45 Tabel 4.2 Rangkuman Statistif Deskriptif Hasil Belajar Siswa 46

Tabel 4.3 Nilai Aktivitas Siswa 47

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas 48

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas 49

Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Data Hasil Belajar 51

Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis Data Aktivitas 51

(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 62

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 66

Lampiran 3. Peta Konsep 104

Lampiran 4. Kisi-Kisi Instrumen Tes 105

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa 120

Lampiran 6. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 136

Lampiran 7. Instrumen tes sebelum divalidasi 140

Lampiran 8. Tabel perhitungan validitas 147

Lampiran 9. Perhitungan Validitas 148

Lampiran 10. Tabel Reliabilitas 150

Lampiran 11. Perhitungan Reliabilitas 152

Lampiran 12. Tabel Daya Pembeda 153

Lampiran 13. Perhitungan Daya Pembeda 155

Lampiran 14. Tabel Tingkat Kesukaran 156

Lampiran 15. Perhitungan Tingkat Kesukaran 158

Lampiran 16. Instrumen Tes Yang Sudah Divalidasi 159 Lampiran 17. Hasil Belajar Siswa dan Aktivitas Belajar Siswa 163 Lampiran 18. Perhitungan Varians, SD dan Simpangan Kuadrat 164

Lampiran 19. Uji Normalitas 165

Lampiran 20. Uji Homogenitas 171

Lampiran 21. Uji Hipotesis 173

Lampiran 22. Uji Korelasi 178

Lampiran 23. Tabel Nilai r-Product Moment 181

Lampiran 24. Tabel Chi-Kuadrat 182

Lampiran 25. Tabel Distribusi F 183

Lampiran 26. Tabel Distribusi –t 184

Lampiran 27. Dokumentasi 185

(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Belajar dalam ilmu kimia menekankan pada pengalaman langsung.

Sehingga, penilaian tidak hanya dilakukan pada akhir periode tetapi dilakukan

secara terintegrasi dari kegiatan pembelajaran, artinya tidak hanya hasil tetapi

yang lebih penting adalah proses-proses pembelajaran (Depdiknas dalam

Harahap. 2015). Masalah yang banyak ditemukan di dalam pembelajaran kimia

yaitu kurangnya pemahaman siswa mengenai konsep-konsep karena selama

proses pembelajaran siswa lebih dituntut untuk sekedar menghafal tanpa

memahami materi.

Wang ( dalam Nurkhasanah, dkk. 2013) mengungkapkan bahwa jika

informasi ingin lama disimpan dalam memori, siswa harus terlibat dalam

elaborasi dari materi . Salah satu cara elaborasi yang efektif adalah dengan

menjelaskan materinya kepada orang lain karena seringkali siswa justru lebih

mudah memahami materi pelajaran melalui penjelasan teman sebaya .

Keberhasilan proses belajar mengajar merupakan hal utama yang didambakan

dalam melaksanakan pendidikan di sekolah. Komponen utama dalam kegiatan

belajar mengajar adalah siswa dan guru, dalam hal ini siswanya yang menjadi

subyek belajar, bukan menjadi obyek belajar. Oleh karena itu, paradigma

pembelajaran yang berpusat pada guru hendaknya dirubah menjadi pembelajaran

yang berpusat pada siswa atau Student Centered Learning. (Dewi, dkk. 2013).

Menurut Laguador (2014) pengajaran dan pembelajaran yang berpusat

pada siswa adalah pendekatan yang disarankan untuk pengajaran zaman modern

terutama pada hasil pendidikan di mana guru menjabat sebagai fasilitator

kegiatan belajar daripada melakukan metode ceramah tradisional. Partisipasi dari

para siswa untuk aktif dalam diskusi kelas selalu didorong tidak hanya untuk

memperkuat kemampuan kognitif peserta didik, tetapi juga afektif dan

(13)

2 merumuskan pertanyaan pada mereka sendiri, mendiskusikan ide-ide dan

mengekspresikan pendapat atas perdebatan. Memberi mereka kesempatan untuk

ambil bagian dalam latihan kelompok meningkatkan kapasitas mereka untuk

menjadi pemimpin dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas

mereka. Oleh karena itu, pembelajaran kooperatif dapat memberikan kesempatan

yang lebih baik bagi peserta didik untuk tumbuh dan mencapai tujuan

pembelajaran dengan hasil yang baik.

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah

lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang

didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

didalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi,

otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa

dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk

menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya? Ketika anak didik

kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoretis, tetapi mereka miskin aplikasi

( Sanjaya. 2011)

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua hal yang amat penting adalah

metode mengajar dengan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan.

Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media

pembelajaran yang sesuai, meskipun ada beberapa aspek lain yang harus

diperhatikan dalam pemilihan media ( Arsyad. 2002).

Menurut Wina Sanjaya (2011) pembelajaran kooperatif merupakan model

pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/ tim kecil, yaitu

antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan

akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen). System

penelitian dilakukan terhadap kelompok, setiap kelompok akan memperoleh

penghargaan (reward), jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang

dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai

ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan

memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan

(14)

3 Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti laksanakan di SMA Negeri

1 Stabat yang menerapkan kurikulum 2013. Didalam proses pembelajaran kimia,

guru masih melakukan metode pembelajaran konvensional. Guru lebih terfokus

pada ketercapaian target materi pelajaran bukan pada keterlibatan siswa dalam

pembelajaran. Kondisi yang demikian tidak hanya mengakibatkan kebosanan

pada siswa, tetapi juga menyebabkan prestasi belajar siswa rendah. Hal tersebut

terbukti pada data rekap nilai ujian semester ganjil , dengan nilai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) 60 masih banyak siswa yang nilai kimianya belum

mencapai KKM tersebut.

Redoks membahas tentang perubahan bilangan oksidasi (keadaan

oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi kimia yang secara keseluruhan pokok

bahasan redoks ini memiliki karakteristik pemahaman konsep secara benar yang

membuat siswa cenderung menghapal dan pemahaman akan konsep tersebut

kurang. Maksud dari pemahaman konsep secara benar disini adalah siswa tidak

mengalami kekeliruan dalam memahamai masing-masing konsep reaksi oksidasi

dan reduksi sehingga dapat menerapkan solusi yang tepat untuk setiap

permasalahan yang berbeda pada materi tersebut. Siswa hanya mendengarkan

penjelasan dari guru tanpa ada respond dan pertanyaan dari siswa. Jadi aktivitas

siswa sangat rendah saat proses belajar mengajar berlangsung ( Wigiani, dkk

dalam Simanjuntak, Noven. 2015). Berkenaan dengan itu Trianto (2011)

mengemukakan bahwa cara untuk mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki

siswa dapat dilakukan dengan pertolongan peta konsep. Hal tersebut akan

membantu siswa membuat pemahaman menjadi lebih mudah dan sistematis.

Menurut Lie (2002) salah satu model pembelajaran kooperatif adalah Two

Stay Two Stray (TSTS) yang dikembangkan oleh Kagan (1992). Model ini, dalam

kegiatannya memberikan kesempatan untuk membagi hasil dan informasi dengan

kelompok lain. Model pembelajaran ini juga memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertukar pikiran dan membangun keterampilan social seperti

mengajukan pertanyaan dan memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar

melalui mengajar sehingga interaksi akan berkembang selama proses

(15)

4 siswa, tetapi siswa bisa juga saling mengajar dengan sesama siswa yang lainnya.

Bahkan banyak penelitian menunjukkan bahwa pengajaran oleh teman sebaya

akan lebih mudah dimengertidan lebih efektif daripada pengajaran oleh guru.

Beberapa penelitian yang relevan yaitu, Jusmasari (2015) dengan judul

penelitian model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan media peta konsep

dimana hasil belajar pada materi redoks meningkat sebanyak 70,78 %. Pada

penelitian Ignatius Bambang, dkk (2014) yaitu penerapan pembelajaran two stay

two stray untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa diperoleh rata-rata

peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 85,15% dan pada siklus II

88,89%. Pada penelitian Ahmad Fauzi Syahputra Yani (2013) memperoleh

peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran Two Stay

Two Stray dengan media berbasis computer ialah sebesar 69%. Hal ini didukung

dengan penelitian Lilis Sofiyatul Asna,dkk (2014) telah menyimpulkan metode

pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) menggunakan media LKS dilengkapi

molymod efektif terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok ikatan kimia

kelas XI IPA SMA Negeri 1 Mojolaban tahun ajaran 2013/2014. Kesimpulan

tersebut dapat dilihat dari prestasi belajar siswa pada aspek kognitif, yaitu

rata-rata selisih nilai posttest dan pretest kognitif kelas eksperimen (64,00) lebih tinggi

daripada rata-rata selisih nilai posttest dan pretest kognitif kelas kontrol (56,71).

Berdasarkan penelitian Sri Mahyuni Ni Wayan (2013) menyimpulkan bahwa

Kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif two stay two stray

memiliki nilai rata-rata 62,5, sedangkan kelompok siswa yang mengikuti

pembelajaran konvensional memiliki nilai rata-rata 55,125.

Berdasarkan beberapa masalah dan latar belakang diatas, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian yang mengkombinasikan model dan media

untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa dengan

mengajukan judul penelitian “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

TSTS ( Two Stay Two Stray) Dengan Media Peta Konsep Terhadap Hasil

(16)

5 1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diketahui ruang lingkup

permasalahan sebagai berikut :

1. Hasil belajar kimia pada topik reaksi redoks tergolong masih rendah

2. Siswa menganggap mata pelajaran kimia adalah mata pelajaran yang

berisi konsep-konsep yang sulit dipahami

3. Model dan media pembelajaran yang diterapkan oleh guru kimia

kurang bervariasi.

4. Aktivitas siswa yang sangat kurang dalam belajar kimia, dimana

proses belajar kimia umumnya konvensional serta tidak menggunakan

media dan model pembelajaran yang menarik.

1.3. Batasan Masalah

Untuk memfokuskan permasalahan, maka identifikasi masalah yang

diteliti dibatasi pada:

1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray)

2. Media pembelajaaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah media

peta konsep.

3. Aktivitas belajar yang diteliti mencakup penilaian dari observer.

4. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Stabat T.A

2015/2016.

5. Pokok bahasan yang disajikan kepada siswa dalam penelitian ini adalah

pokok bahasan redoks.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay

(17)

6 terhadap hasil belajar siswa lebih tinggi daripada pengaruh model

pembelajaran Direct Instruction terhadap hasil belajar kimia siswa?

2. Apakah pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay

Two Stray) dengan media peta konsep pada pokok bahasan redoks

terhadap aktivitas belajar siswa lebih tinggi daripada pengaruh model

pembelajaran Direct Instruction terhadap aktivitas belajar kimia siswa?

3. Apakah ada korelasi yang signifikan antara aktivitas belajar kimia siswa

terhadap hasil belajar kimia siswa yang diberikan model pembelajaran

kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray) dengan media peta konsep?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini ialah:

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif

tipe TSTS (Two Stay Two Stray) dengan media peta konsep dan dengan

model Direct Instruction terhadap hasil belajar kimia siswa.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif

tipe TSTS (Two Stay Two Stray) dengan media peta konsep dan dengan

model Direct Instruction terhadap aktivitas belajar kimia siswa.

3. Untuk mengetahui apakah ada korelasi yang signifikan antara aktivitas

belajar kimia siswa terhadap hasil belajar kimia siswa yang diberikan

model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray) dengan

media peta konsep.

1.6. Manfaat Penelitian

1.Bagi Guru

Sebagai model pembelajaran alternatif pada proses pembelajaran

2.Bagi Siswa

Dengan menggunkan model pembelajaran Kooperatif tipe Two Stay Two

Stray dan media peta konsep sehingga proses pembelajaran menarik dan

menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar, motivasi dan

(18)

7 3.Bagi Peneliti

Sebagai bahan masukan untuk menerapkan strategi pembelajaran yang

terdapat dalam KBM di sekolah di masa yang akan datang.

1.7. Defenisi Operasional

1. Redoks adalah materi kimia yang berisi konsep berubahnya bilangan

oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi kimia.

2. Peta konsep merupakan ilustrasi grafis konkret yang mengindikasikan

bagaimana sebuah konsep tunggal di hubungkan ke konsep-konsep lain

pada kategori yang sama

3. Hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar,

perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diamati dan diukur dan

dasarnya akibat dari proses belajar yang diharapakan pencapaiannya

optimal

4. Model pembelajaran kooperatif tipe TSTS terdiri dari beberapa tahapan,

yaitu persiapan, presentasi guru, kegiatan kelompok, formalisasi, evaluasi

kelompok dan penghargaan.

5. Model pembelajaran Direct Instruction disebut juga model pembeljaran

langsung yang merupakan model pembelajaran yang berpusat pada guru.

Perlu diketahui dalam prakteknya didalam kelas, direct instruction ini

(19)

56 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis,

peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two

Stray) dengan media peta konsep pada pokok bahasan redoks terhadap

hasil belajar kimia siswa lebih tinggi daripada pengaruh model

pembelajaran Direct Instruction terhadap hasil belajar kimia siswa. Hal

ini terbukti dari nilai rat-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen

yaitu75,5 yang lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar siswa pada

kelas kontrol yaitu67,67.

2. Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two

Stray) dengan media peta konsep pada pokok bahasan redoks terhadap

aktivitas belajar kimia siswa lebih tinggi daripada pengaruh model

pembelajaran Direct Instruction terhadap aktivitas belajar kimia siswa.

Hal ini terbukti dari nilai rat-rata aktivitas belajar siswa pada kelas

eksperimen yaitu78,5 yang lebih tinggi daripada rata-rata aktivitas

belajar siswa pada kelas kontrol yaitu67,29.

3. Berdasarkan perhitungan korelasi ditemukan ada hubungan positif

antara hasil belajar terhadap aktivitas belajar

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti mempunyai

beberapa saran :

1. Dalam proses pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar siswa,

diharapkan kepada guru bidang studi kimia dapat menggunakan model

kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray) Division menggunakan

media Peta Konsep sebagai model dan media alternatif, karena model

(20)

57 2. Bagi guru dan calon guru, menerapkan model kooperatif tipe TSTS

(Two Stay Two Stray) dengan Peta Konsep dapat mempermudah

pencapaian tujuan instruksional dan dapat meningkatkan keaktifan dan

hasil belajar siswa, khususnya mata pelajaran kimia.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut, disarankan

mengadakan penelitian dengan variabel-variabel afektif lainnya,

seperti motivasi, gaya belajar, kinerja ilmiah, maupun variabel-variabel

(21)

58

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2009), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Arsyad, A., (2009), Media Pembelajaran, Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Arwina, Vivi., (2015), Penerapan Model Mengajar Menginduksi Perubahan

Konsep (M3PK) Simson Tarigan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Motivasi Siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan., Skripsi,

Unimed, Medan.

Asna, Lilis Sofiyatul, dkk., (2014), Efektivitas Metode Pembelajaran Two Stay

Twos Tray (TSTS) Menggunakan Media LKS Dilengkapi Molymod Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Ikatan Kimia Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Mojolaban Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol 3 No 1: 123-131

Bambang, Ignatius, dkk., (2014), Penerapan Pembelajaran Two Stay Two Stray

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa, Jurnal Pendidikan Kimia,:1-12

Brady, James E., (1999), Kimia Universitas Asas & Struktur,Bina Rupa Aksara, Jakarta

Dewi, Ratna Sari, dkk., (2013), Upaya Peningkatan Interaksi Sosial Dan Prestasi

Belajar Siswa Dengan Problem Based Learning Pada Pembelajaran Kimia Pokok Bahasan Sistem Koloid Di SMA N 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia, Vol:2 No 1: 15-20

Djamrah, S.B., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta

Felder, Richard M dan Brent, Rebecca., (-), Cooperative Learning,-

Harahap, Jusmasari., (2015), Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Dengan Media Peta Konsep Terhadap Motivasi, Kreativitas, dan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Redoks., Skripsi, Unimed,

Medan.

(22)

59 Istirokah., (2013), Penerapan Model Two Stay Two Stray (TSTS) Dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Persyaratan Personil Administrasi Kantor Pada Siswa Kelas X AP Di

SMK Cut Nya’ Dien Semarang., Skripsi, Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Kurniasih, Imas, dkk., (2015), Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk

Meningkatkan Profesionalitas Guru, Kata Pena,-

Laguador, Jake M., (2014), Cooperative Learning Approach In An Outcomes-Based Environment, International Journal of Social Sciences, Arts and Humanities,Vol.2 No. 2: 46-55

Lie, A., (2002), Mempraktikan cooperative learning di Ruang-ruang Kelas, Grasindo, Jakarta.

Mahyuni, Sri dan Ni Wayan., (2013), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Terhadap Hasil Belajar Kimia Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Selemadeg Ditinjau Dari Gaya Berpikir., Tesis, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja.

Nurkhasanah, Lina, dkk., (2013), Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Dan Think Pair Square (TPSQ) Melalui Pemanfaatan Peta Konsep Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sistem Koloid Kelas XI SMA N 4 Magelang Tahun Ajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK),Vol. 2 No. 2: 24-30.

Nusro, Ina Saidatan., (2010), Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition) Dengan TSTS (Two Stay Two Stray) Pada Materi Pokok Asam, Basa Dan Garam Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII Semester Genap Mts. Darul Ulum Semarang., Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Walisongo,

Semarang.

Pangaribuan, Rismawaty., (2013), Model Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Meningkatkan Aktivitas Belajar PKN Kelas IV SDN 11 Sungai Raya., Artikel Penelitian., Artikel Penelitian, Universitas Tanjungpura, Pontianak.

(23)

60 Sadiman, A., (2002), Media Pendidikan : Pengertian , Pengembangan dan

Pemanfaatan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Saltymakov, Maxim S. O, Evgeniya., Frantcuzskaia., (2015), Cooperative Learning Approach to Delivering Professional Modules to Bachelor and Master Students: TPU Experience, Procedia - Social and Behavioral

Sciences,Vol: - No.215: 90-97.

Sanjaya, Wina., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standard Proses

Pendidikan, Kencana Prenada Media, Jakarta.

Shoimin, Aris., (2014), 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013, ar-ruzz Media, Yogyakarta.

Silitonga, P, M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED, Medan.

Silitonga, Pasar Maulim., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA, UNIMED, Medan.

Simanjuntak, Noven., (2015), Perbandingan Model Problem Based Learning

(PBL) dengan Model Student Teams Achievement Division (STAD) Menggunakan Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Redok., Skripsi, Unimed, Medan.

Sisovic, Dragica., and Bojovic, Snezana., (2002), Approaching The Concepts Of Acids And Bases By Cooperative Learning, Chemistry

Education:Research And Practice In Europe, Vol. 1 No. 2: 263-275

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, N., (2002), Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sulisworo, Dwi., Suryani, Fadiyah., (2014), The Effect of Cooperative Learning, Motivation and Information Technology Literacy to Achievement,

International Journal of Learning & Development,Vol. 4 No. 2:58-64

Trianto., (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif : Konsep,

(24)

61 Yani, Ahmad Fauzi., (2013), Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two

Stray (TSTS) Dengan Media Berbasis Komputer Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Kelas X Pada Pokok ahasan Ikatan Kimia., Skripsi, Unimed, Medan.

Yasemin., Kemal., Antaman., Umit., (2010), The Effects of Two Cooperative Learning Strategies on the Teaching and Learning of the Topics of Chemical Kinetics., Journal of Turkish Science Education, Vol. 7 No. 2:52-65.

Gambar

Gambar 2.1 Struktur kelompok model pembelajaran tipe Gambar 3.1. Skema Alur Penelitian  Gambar 4.1 Hasil Belajar Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Pemilihan konsentrasi HPMC yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada konsentrasi lazim dan berdasarkan data hasil percobaan yang telah dilakukan pada ketiga formula

[r]

Termoregulasi adalah proses fisioogos yang merupakan kegiatan integrasi dan koordinasi yang digunakan secara aktif untuk mempertahankan suhu inti tubuh melawan

Bila dengungan setelah dinyatakan berhenti oleh si pemeriksa juga tidak dapat didengar oleh op maka hasil pemeriksaan adalah Schwabach normal.... BAB 5

This research was conducted over six months and comprised three stages (Figure. 1): (1) AM isolatation, propagation and identification (Chruz, 1991), from soil collected

 Untuk mengetahui bahan yang di gunakan dalam analisis fisik dan analisis kimia besi (Fe), Mangan (Mn), Aluminium (Al), dan Kesadahan pada sampel air bersih...  Untuk

Data hasil analisis yang peneliti peroleh, peserta didik SMK Negeri 9 Bandung Program Keahlian Akomodasi Perhotelan, secara umum pelaksanaan menata kamar tamu

Judul : perubahan perilaku seksual beresiko di kalangan pengguna NAP2A melalui model pemberdayaan pendidik komunitas (studi eksperimen penanggulangan penyalahgunaan NAP2A