PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS (TWO STAY TWO STRAY) DENGAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP
HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN REDOKS
Oleh:
Putri Sundari NIM 4123131070
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
RIWAYAT HIDUP
Putri Sundari dilahirkan di Kisaran, Sumatera Utara pada tanggal 10 Mei
1994. Ayah bernama Maskud dan Ibu bernama Masliah Asbah Sirait. Putri Sundari
merupakan anak ketiga dari enam bersaudara. Pada tahun 1999, penulis masuk TK Taman Baca Qur’an Raudathul Anfal Kisaran dan lulus pada tahun 2000. Pada tahun 2000 melanjutkan sekolah ke SD Muhammadiyah 3 Kisaran dan lulus pada tahun
2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 6 Kisaran dan
lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri
2 Kisaran dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Jurusan
Kimia pada Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan melalui Seleksi Nasional Masuk
iii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS (TWO STAY TWO STRAY) DENGAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL
BELAJAR DAN AKTIVITASBELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN REDOKS
Putri Sundari (4123131070) Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar dan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two
Stay Two Stray) menggunakan media peta konsep pada pokok bahasan redoks..
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA yang terdiri dari 6 kelas di SMA Negeri 1 Stabat pada Tahun Ajaran 2015/ 2016. Sampel kelas dalam penelitian ini ialah 2 kelas yang diambil secara Purposif, dimana kelas pertama dijadikan sebagai kelas eksperimen yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dengan peta konsep dan kelas kedua sebagai kelas kontrol dibelajarkan dengan model pembelajaran Direct Instruction. Instrumen yang digunakan terdiri dari dua ranah yaitu kognitif dan afektif. Untuk mengukur ranah kognitif digunakan Instrumen tes dalam bentuk objective test sebanyak 20 soal yang telah di uji validitasnya, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas. Untuk mengukur ranah afektif yaitu aktivitas belajar siswa digunakan lembar observasi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan uji t satu pihak yaitu pihak kanan dan uji korelasi. Untuk uji hipotesis hasil belajar siswa diperoleh thitung>ttabel(0,05)(58) (4,52>1,67). Untuk uji hipotesis aktivitas belajar siswa diperoleh thitung > ttabel(0,05)(58) (5,84>1,67). Untuk uji korelasi diperoleh rhitung > rtabel (0,479 > 0,361). Berdasarkan hasil analisis data, maka Ho ditolak dan Ha diterima yaitu: 1) pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray) dengan media peta konsep terhadap hasil belajar kimia siswa lebih tinggi daripada pengaruh model pembelajaran
Direct Instruction, 2) pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray) dengan media peta konsep terhadap aktivitas belajar kimia siswa
lebih tinggi daripada pengaruh model pembelajaran Direct Instruction, 3) ada korelasi yang signifikan antara aktivitas belajar kimia siswa terhadap hasil belajar kimia siswa yang diberikan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay
Two Stray) dengan media peta konsep.
Kata Kunci: Model kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray), media Peta
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala Rahmat
dan Hidayah-Nya yang memberikan nikmat dan kesehatan dan kesempatan
kepada penulis penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik dan waktu yang telah
direncanakan.
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
TSTS (Two Stay Two Stray) Dengan Media Peta Konsep Terhadap Hasil
Belajar Dan Aktivitas belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Redoks”,
disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika
Dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Ibu Dra.
Nurmalis, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan
bimbingan, saran, dan motivasi telah banyak memberikan bimbingan dan
saran-saran kepada penulis sejak awal pembuatan proposal, penelitian, sampai dengan
selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
Ibu Dra. Anna Juniar, M.Si, Bapak Drs. Marudut Sinaga, M.Si, dan Ibu Dr. Ir
Nurfajriani, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan
saran-saran mulai dari seminar proposal hingga selesainya penulisan skripsi ini.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ibu Dra. Iis Siti Jahro, M.Si, selaku
dosen pembimbing akademik dan kepada seluruh bapak dan ibu Dosen beserta
Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA Unimed yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan. Ucapan terimakasih
kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha, Guru Kimia dan
Siswa/i kelas X-MIA 4 dan X-MIA 5 SMA Negeri 1 Stabat yang telah banyak
membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada orang tua saya yaitu
Ayahanda Maskud dan Ibunda Masliah Asbah Sirait yang telah berjuang keras
dalam mendidik dan menyekolahkan saya sehingga saya dapat memperoleh gelar
sarjana dan menyelesaikan studi di UNIMED. Terimakasih buat kakak kandung
v
kandung saya yaitu Masrul Gunawan, Dinda Syahfitri, dan Fauzul Azmi yang
telah memberi semangat dan mendoakan penulis dalam penyelesaian skripsi.
Teristimewa terimakasih saya ucapkan untuk Gunawan yang selalu setia
menemani kesana-kemari, menghibur dan mendukung penulis dalam proses
pembuatan skripsi dari awal hingga selesainya skripsi ini.
Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada sahabat-sahabat terbaik penulis yang tergabung dalam sebuah kelompok gila “ranger” yaitu Rian “jombang”, Fahmi “Dudung”, Juwita, dan Nanda yang selalu memberikan motivasi, memberi saran, dan menghibur penulis untuk menghilangkan kejenuhan
dalam penyusunan skripsi. Ucapan terima kasih juga kepada teman-teman sekelas
Kimia Dik C 2012 yang selalu di hati, teristimewa untuk Helmi ”keto”, Lila, Intan
dan Marta, semoga kita wisuda sama-sama. Ucapan terimakasih juga kepada
teman satu kontrakan saya yaitu desi, ummu, agustina dan mala yang sering
membuat saya terhibur selama penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga
kepada sahabat-sahabat PPL saya di SMA N 1 Stabat yaitu Zaskia, Putri BB,
Dani, Yuliza, dan Rahma.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Juni 2016 Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 5
1.3. Batasan Masalah 5
1.4. Rumusan Masalah 5
1.5. Tujuan Masalah 6
1.6. Manfaat Penelitian 6
1.7. Defenisi Operasional 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teoritis 8
2.1.1. Hakikat Belajar 8
2.1.2. Hakikat Hasil Belajar 8
2.1.3. Aktivitas Belajar 9
2.1.4. Model Pembelajaran 10
2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif 10
2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray 12 2.1.6.1. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe TSTS 14
2.1.7. Media Pembelajaran 15
2.1.8. Media Peta Konsep 16
2.2. Materi Pembelajaran 17
2.3. Kerangka Berfikir 26
2.4. Hipotesis Penelitian 27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 29
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 29
vii
3.2.2. Sampel 29
3.3. Variabel Penelitian 29
3.4. Instrumen Penelitian 30
3.4.1. Instrumen Tes 30
3.4.2. Instrumen Non Tes 33
3.5. Rancangan Penelitian 35
3.6. Teknik Pengumpulan Data 36
3.6.1. Tahap Persiapan Penelitian 36
3.6.2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 36
3.7. Teknik Analisis Data 39
3.7.1. Pedoman Penilaian Instrumen Tes 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Data Instrumen Penelitia 43
4.1.1 Analisis Data Instrumen Tes 43
4.1.2 Analisis Data Instrumen Non-Tes 44
4.2 Analisis Data Hasil Penelitian 45
4.2.1. Hasil Belajar Siswa 45
4.2.2. Aktivitas Siswa 47
4.2.3. Uji Normalitas 47
4.2.4. Uji Homogenitas 49
4.2.5. Uji Hipotesis 50
4.2.6. Uji Korelasi 52
4.3. Pembahasan 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 56
5.2 Saran 56
viii
viii DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Struktur kelompok model pembelajaran tipe two stay two stray 14
Gambar 3.1. Skema Alur Penelitian 38
Gambar 4.1 Hasil Belajar Siswa 46
Gambar 4.2 Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Siswa 46
ix
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TwoStay
Two Stray (TSTS) 12
Tabel 3.1. Tabel Petunjuk Penskoran Aktivitas Belajar Siswa 34 Tabel 3.2. Tabel Rancangan Penelitian Pretest-Posttest Control Group
Design 35
Tabel 3.3. Makna dari koefisien korelasi 41
Tabel 4.1 Rangkuman Statistif Deskriptif Hasil Belajar Siswa 45 Tabel 4.2 Rangkuman Statistif Deskriptif Hasil Belajar Siswa 46
Tabel 4.3 Nilai Aktivitas Siswa 47
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas 48
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas 49
Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Data Hasil Belajar 51
Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis Data Aktivitas 51
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus 62
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 66
Lampiran 3. Peta Konsep 104
Lampiran 4. Kisi-Kisi Instrumen Tes 105
Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa 120
Lampiran 6. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 136
Lampiran 7. Instrumen tes sebelum divalidasi 140
Lampiran 8. Tabel perhitungan validitas 147
Lampiran 9. Perhitungan Validitas 148
Lampiran 10. Tabel Reliabilitas 150
Lampiran 11. Perhitungan Reliabilitas 152
Lampiran 12. Tabel Daya Pembeda 153
Lampiran 13. Perhitungan Daya Pembeda 155
Lampiran 14. Tabel Tingkat Kesukaran 156
Lampiran 15. Perhitungan Tingkat Kesukaran 158
Lampiran 16. Instrumen Tes Yang Sudah Divalidasi 159 Lampiran 17. Hasil Belajar Siswa dan Aktivitas Belajar Siswa 163 Lampiran 18. Perhitungan Varians, SD dan Simpangan Kuadrat 164
Lampiran 19. Uji Normalitas 165
Lampiran 20. Uji Homogenitas 171
Lampiran 21. Uji Hipotesis 173
Lampiran 22. Uji Korelasi 178
Lampiran 23. Tabel Nilai r-Product Moment 181
Lampiran 24. Tabel Chi-Kuadrat 182
Lampiran 25. Tabel Distribusi F 183
Lampiran 26. Tabel Distribusi –t 184
Lampiran 27. Dokumentasi 185
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Belajar dalam ilmu kimia menekankan pada pengalaman langsung.
Sehingga, penilaian tidak hanya dilakukan pada akhir periode tetapi dilakukan
secara terintegrasi dari kegiatan pembelajaran, artinya tidak hanya hasil tetapi
yang lebih penting adalah proses-proses pembelajaran (Depdiknas dalam
Harahap. 2015). Masalah yang banyak ditemukan di dalam pembelajaran kimia
yaitu kurangnya pemahaman siswa mengenai konsep-konsep karena selama
proses pembelajaran siswa lebih dituntut untuk sekedar menghafal tanpa
memahami materi.
Wang ( dalam Nurkhasanah, dkk. 2013) mengungkapkan bahwa jika
informasi ingin lama disimpan dalam memori, siswa harus terlibat dalam
elaborasi dari materi . Salah satu cara elaborasi yang efektif adalah dengan
menjelaskan materinya kepada orang lain karena seringkali siswa justru lebih
mudah memahami materi pelajaran melalui penjelasan teman sebaya .
Keberhasilan proses belajar mengajar merupakan hal utama yang didambakan
dalam melaksanakan pendidikan di sekolah. Komponen utama dalam kegiatan
belajar mengajar adalah siswa dan guru, dalam hal ini siswanya yang menjadi
subyek belajar, bukan menjadi obyek belajar. Oleh karena itu, paradigma
pembelajaran yang berpusat pada guru hendaknya dirubah menjadi pembelajaran
yang berpusat pada siswa atau Student Centered Learning. (Dewi, dkk. 2013).
Menurut Laguador (2014) pengajaran dan pembelajaran yang berpusat
pada siswa adalah pendekatan yang disarankan untuk pengajaran zaman modern
terutama pada hasil pendidikan di mana guru menjabat sebagai fasilitator
kegiatan belajar daripada melakukan metode ceramah tradisional. Partisipasi dari
para siswa untuk aktif dalam diskusi kelas selalu didorong tidak hanya untuk
memperkuat kemampuan kognitif peserta didik, tetapi juga afektif dan
2 merumuskan pertanyaan pada mereka sendiri, mendiskusikan ide-ide dan
mengekspresikan pendapat atas perdebatan. Memberi mereka kesempatan untuk
ambil bagian dalam latihan kelompok meningkatkan kapasitas mereka untuk
menjadi pemimpin dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas
mereka. Oleh karena itu, pembelajaran kooperatif dapat memberikan kesempatan
yang lebih baik bagi peserta didik untuk tumbuh dan mencapai tujuan
pembelajaran dengan hasil yang baik.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang
didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran
didalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi,
otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa
dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk
menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya? Ketika anak didik
kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoretis, tetapi mereka miskin aplikasi
( Sanjaya. 2011)
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua hal yang amat penting adalah
metode mengajar dengan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan.
Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media
pembelajaran yang sesuai, meskipun ada beberapa aspek lain yang harus
diperhatikan dalam pemilihan media ( Arsyad. 2002).
Menurut Wina Sanjaya (2011) pembelajaran kooperatif merupakan model
pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/ tim kecil, yaitu
antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan
akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen). System
penelitian dilakukan terhadap kelompok, setiap kelompok akan memperoleh
penghargaan (reward), jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang
dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai
ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan
memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan
3 Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti laksanakan di SMA Negeri
1 Stabat yang menerapkan kurikulum 2013. Didalam proses pembelajaran kimia,
guru masih melakukan metode pembelajaran konvensional. Guru lebih terfokus
pada ketercapaian target materi pelajaran bukan pada keterlibatan siswa dalam
pembelajaran. Kondisi yang demikian tidak hanya mengakibatkan kebosanan
pada siswa, tetapi juga menyebabkan prestasi belajar siswa rendah. Hal tersebut
terbukti pada data rekap nilai ujian semester ganjil , dengan nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) 60 masih banyak siswa yang nilai kimianya belum
mencapai KKM tersebut.
Redoks membahas tentang perubahan bilangan oksidasi (keadaan
oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi kimia yang secara keseluruhan pokok
bahasan redoks ini memiliki karakteristik pemahaman konsep secara benar yang
membuat siswa cenderung menghapal dan pemahaman akan konsep tersebut
kurang. Maksud dari pemahaman konsep secara benar disini adalah siswa tidak
mengalami kekeliruan dalam memahamai masing-masing konsep reaksi oksidasi
dan reduksi sehingga dapat menerapkan solusi yang tepat untuk setiap
permasalahan yang berbeda pada materi tersebut. Siswa hanya mendengarkan
penjelasan dari guru tanpa ada respond dan pertanyaan dari siswa. Jadi aktivitas
siswa sangat rendah saat proses belajar mengajar berlangsung ( Wigiani, dkk
dalam Simanjuntak, Noven. 2015). Berkenaan dengan itu Trianto (2011)
mengemukakan bahwa cara untuk mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki
siswa dapat dilakukan dengan pertolongan peta konsep. Hal tersebut akan
membantu siswa membuat pemahaman menjadi lebih mudah dan sistematis.
Menurut Lie (2002) salah satu model pembelajaran kooperatif adalah Two
Stay Two Stray (TSTS) yang dikembangkan oleh Kagan (1992). Model ini, dalam
kegiatannya memberikan kesempatan untuk membagi hasil dan informasi dengan
kelompok lain. Model pembelajaran ini juga memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertukar pikiran dan membangun keterampilan social seperti
mengajukan pertanyaan dan memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar
melalui mengajar sehingga interaksi akan berkembang selama proses
4 siswa, tetapi siswa bisa juga saling mengajar dengan sesama siswa yang lainnya.
Bahkan banyak penelitian menunjukkan bahwa pengajaran oleh teman sebaya
akan lebih mudah dimengertidan lebih efektif daripada pengajaran oleh guru.
Beberapa penelitian yang relevan yaitu, Jusmasari (2015) dengan judul
penelitian model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan media peta konsep
dimana hasil belajar pada materi redoks meningkat sebanyak 70,78 %. Pada
penelitian Ignatius Bambang, dkk (2014) yaitu penerapan pembelajaran two stay
two stray untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa diperoleh rata-rata
peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 85,15% dan pada siklus II
88,89%. Pada penelitian Ahmad Fauzi Syahputra Yani (2013) memperoleh
peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran Two Stay
Two Stray dengan media berbasis computer ialah sebesar 69%. Hal ini didukung
dengan penelitian Lilis Sofiyatul Asna,dkk (2014) telah menyimpulkan metode
pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) menggunakan media LKS dilengkapi
molymod efektif terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok ikatan kimia
kelas XI IPA SMA Negeri 1 Mojolaban tahun ajaran 2013/2014. Kesimpulan
tersebut dapat dilihat dari prestasi belajar siswa pada aspek kognitif, yaitu
rata-rata selisih nilai posttest dan pretest kognitif kelas eksperimen (64,00) lebih tinggi
daripada rata-rata selisih nilai posttest dan pretest kognitif kelas kontrol (56,71).
Berdasarkan penelitian Sri Mahyuni Ni Wayan (2013) menyimpulkan bahwa
Kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif two stay two stray
memiliki nilai rata-rata 62,5, sedangkan kelompok siswa yang mengikuti
pembelajaran konvensional memiliki nilai rata-rata 55,125.
Berdasarkan beberapa masalah dan latar belakang diatas, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian yang mengkombinasikan model dan media
untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa dengan
mengajukan judul penelitian “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
TSTS ( Two Stay Two Stray) Dengan Media Peta Konsep Terhadap Hasil
5 1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diketahui ruang lingkup
permasalahan sebagai berikut :
1. Hasil belajar kimia pada topik reaksi redoks tergolong masih rendah
2. Siswa menganggap mata pelajaran kimia adalah mata pelajaran yang
berisi konsep-konsep yang sulit dipahami
3. Model dan media pembelajaran yang diterapkan oleh guru kimia
kurang bervariasi.
4. Aktivitas siswa yang sangat kurang dalam belajar kimia, dimana
proses belajar kimia umumnya konvensional serta tidak menggunakan
media dan model pembelajaran yang menarik.
1.3. Batasan Masalah
Untuk memfokuskan permasalahan, maka identifikasi masalah yang
diteliti dibatasi pada:
1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray)
2. Media pembelajaaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah media
peta konsep.
3. Aktivitas belajar yang diteliti mencakup penilaian dari observer.
4. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Stabat T.A
2015/2016.
5. Pokok bahasan yang disajikan kepada siswa dalam penelitian ini adalah
pokok bahasan redoks.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay
6 terhadap hasil belajar siswa lebih tinggi daripada pengaruh model
pembelajaran Direct Instruction terhadap hasil belajar kimia siswa?
2. Apakah pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay
Two Stray) dengan media peta konsep pada pokok bahasan redoks
terhadap aktivitas belajar siswa lebih tinggi daripada pengaruh model
pembelajaran Direct Instruction terhadap aktivitas belajar kimia siswa?
3. Apakah ada korelasi yang signifikan antara aktivitas belajar kimia siswa
terhadap hasil belajar kimia siswa yang diberikan model pembelajaran
kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray) dengan media peta konsep?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini ialah:
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif
tipe TSTS (Two Stay Two Stray) dengan media peta konsep dan dengan
model Direct Instruction terhadap hasil belajar kimia siswa.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran kooperatif
tipe TSTS (Two Stay Two Stray) dengan media peta konsep dan dengan
model Direct Instruction terhadap aktivitas belajar kimia siswa.
3. Untuk mengetahui apakah ada korelasi yang signifikan antara aktivitas
belajar kimia siswa terhadap hasil belajar kimia siswa yang diberikan
model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray) dengan
media peta konsep.
1.6. Manfaat Penelitian
1.Bagi Guru
Sebagai model pembelajaran alternatif pada proses pembelajaran
2.Bagi Siswa
Dengan menggunkan model pembelajaran Kooperatif tipe Two Stay Two
Stray dan media peta konsep sehingga proses pembelajaran menarik dan
menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar, motivasi dan
7 3.Bagi Peneliti
Sebagai bahan masukan untuk menerapkan strategi pembelajaran yang
terdapat dalam KBM di sekolah di masa yang akan datang.
1.7. Defenisi Operasional
1. Redoks adalah materi kimia yang berisi konsep berubahnya bilangan
oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi kimia.
2. Peta konsep merupakan ilustrasi grafis konkret yang mengindikasikan
bagaimana sebuah konsep tunggal di hubungkan ke konsep-konsep lain
pada kategori yang sama
3. Hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar,
perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diamati dan diukur dan
dasarnya akibat dari proses belajar yang diharapakan pencapaiannya
optimal
4. Model pembelajaran kooperatif tipe TSTS terdiri dari beberapa tahapan,
yaitu persiapan, presentasi guru, kegiatan kelompok, formalisasi, evaluasi
kelompok dan penghargaan.
5. Model pembelajaran Direct Instruction disebut juga model pembeljaran
langsung yang merupakan model pembelajaran yang berpusat pada guru.
Perlu diketahui dalam prakteknya didalam kelas, direct instruction ini
56 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis,
peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two
Stray) dengan media peta konsep pada pokok bahasan redoks terhadap
hasil belajar kimia siswa lebih tinggi daripada pengaruh model
pembelajaran Direct Instruction terhadap hasil belajar kimia siswa. Hal
ini terbukti dari nilai rat-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen
yaitu75,5 yang lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar siswa pada
kelas kontrol yaitu67,67.
2. Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two
Stray) dengan media peta konsep pada pokok bahasan redoks terhadap
aktivitas belajar kimia siswa lebih tinggi daripada pengaruh model
pembelajaran Direct Instruction terhadap aktivitas belajar kimia siswa.
Hal ini terbukti dari nilai rat-rata aktivitas belajar siswa pada kelas
eksperimen yaitu78,5 yang lebih tinggi daripada rata-rata aktivitas
belajar siswa pada kelas kontrol yaitu67,29.
3. Berdasarkan perhitungan korelasi ditemukan ada hubungan positif
antara hasil belajar terhadap aktivitas belajar
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti mempunyai
beberapa saran :
1. Dalam proses pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar siswa,
diharapkan kepada guru bidang studi kimia dapat menggunakan model
kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray) Division menggunakan
media Peta Konsep sebagai model dan media alternatif, karena model
57 2. Bagi guru dan calon guru, menerapkan model kooperatif tipe TSTS
(Two Stay Two Stray) dengan Peta Konsep dapat mempermudah
pencapaian tujuan instruksional dan dapat meningkatkan keaktifan dan
hasil belajar siswa, khususnya mata pelajaran kimia.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut, disarankan
mengadakan penelitian dengan variabel-variabel afektif lainnya,
seperti motivasi, gaya belajar, kinerja ilmiah, maupun variabel-variabel
58
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2009), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Arsyad, A., (2009), Media Pembelajaran, Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Arwina, Vivi., (2015), Penerapan Model Mengajar Menginduksi Perubahan
Konsep (M3PK) Simson Tarigan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Motivasi Siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan., Skripsi,
Unimed, Medan.
Asna, Lilis Sofiyatul, dkk., (2014), Efektivitas Metode Pembelajaran Two Stay
Twos Tray (TSTS) Menggunakan Media LKS Dilengkapi Molymod Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Ikatan Kimia Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Mojolaban Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol 3 No 1: 123-131
Bambang, Ignatius, dkk., (2014), Penerapan Pembelajaran Two Stay Two Stray
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Siswa, Jurnal Pendidikan Kimia,:1-12
Brady, James E., (1999), Kimia Universitas Asas & Struktur,Bina Rupa Aksara, Jakarta
Dewi, Ratna Sari, dkk., (2013), Upaya Peningkatan Interaksi Sosial Dan Prestasi
Belajar Siswa Dengan Problem Based Learning Pada Pembelajaran Kimia Pokok Bahasan Sistem Koloid Di SMA N 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia, Vol:2 No 1: 15-20
Djamrah, S.B., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta
Felder, Richard M dan Brent, Rebecca., (-), Cooperative Learning,-
Harahap, Jusmasari., (2015), Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Dengan Media Peta Konsep Terhadap Motivasi, Kreativitas, dan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Redoks., Skripsi, Unimed,
Medan.
59 Istirokah., (2013), Penerapan Model Two Stay Two Stray (TSTS) Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Persyaratan Personil Administrasi Kantor Pada Siswa Kelas X AP Di
SMK Cut Nya’ Dien Semarang., Skripsi, Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Kurniasih, Imas, dkk., (2015), Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk
Meningkatkan Profesionalitas Guru, Kata Pena,-
Laguador, Jake M., (2014), Cooperative Learning Approach In An Outcomes-Based Environment, International Journal of Social Sciences, Arts and Humanities,Vol.2 No. 2: 46-55
Lie, A., (2002), Mempraktikan cooperative learning di Ruang-ruang Kelas, Grasindo, Jakarta.
Mahyuni, Sri dan Ni Wayan., (2013), Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Terhadap Hasil Belajar Kimia Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Selemadeg Ditinjau Dari Gaya Berpikir., Tesis, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja.
Nurkhasanah, Lina, dkk., (2013), Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Dan Think Pair Square (TPSQ) Melalui Pemanfaatan Peta Konsep Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sistem Koloid Kelas XI SMA N 4 Magelang Tahun Ajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK),Vol. 2 No. 2: 24-30.
Nusro, Ina Saidatan., (2010), Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition) Dengan TSTS (Two Stay Two Stray) Pada Materi Pokok Asam, Basa Dan Garam Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII Semester Genap Mts. Darul Ulum Semarang., Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Walisongo,
Semarang.
Pangaribuan, Rismawaty., (2013), Model Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Meningkatkan Aktivitas Belajar PKN Kelas IV SDN 11 Sungai Raya., Artikel Penelitian., Artikel Penelitian, Universitas Tanjungpura, Pontianak.
60 Sadiman, A., (2002), Media Pendidikan : Pengertian , Pengembangan dan
Pemanfaatan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Saltymakov, Maxim S. O, Evgeniya., Frantcuzskaia., (2015), Cooperative Learning Approach to Delivering Professional Modules to Bachelor and Master Students: TPU Experience, Procedia - Social and Behavioral
Sciences,Vol: - No.215: 90-97.
Sanjaya, Wina., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standard Proses
Pendidikan, Kencana Prenada Media, Jakarta.
Shoimin, Aris., (2014), 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013, ar-ruzz Media, Yogyakarta.
Silitonga, P, M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED, Medan.
Silitonga, Pasar Maulim., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA, UNIMED, Medan.
Simanjuntak, Noven., (2015), Perbandingan Model Problem Based Learning
(PBL) dengan Model Student Teams Achievement Division (STAD) Menggunakan Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Redok., Skripsi, Unimed, Medan.
Sisovic, Dragica., and Bojovic, Snezana., (2002), Approaching The Concepts Of Acids And Bases By Cooperative Learning, Chemistry
Education:Research And Practice In Europe, Vol. 1 No. 2: 263-275
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana, N., (2002), Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Sulisworo, Dwi., Suryani, Fadiyah., (2014), The Effect of Cooperative Learning, Motivation and Information Technology Literacy to Achievement,
International Journal of Learning & Development,Vol. 4 No. 2:58-64
Trianto., (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif : Konsep,
61 Yani, Ahmad Fauzi., (2013), Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two
Stray (TSTS) Dengan Media Berbasis Komputer Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Kelas X Pada Pokok ahasan Ikatan Kimia., Skripsi, Unimed, Medan.
Yasemin., Kemal., Antaman., Umit., (2010), The Effects of Two Cooperative Learning Strategies on the Teaching and Learning of the Topics of Chemical Kinetics., Journal of Turkish Science Education, Vol. 7 No. 2:52-65.