• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Hubungan Arcus Pedis Dengan Kelincahan Motorik Pada Anak Usia 3 - 4 Tahun.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Hubungan Arcus Pedis Dengan Kelincahan Motorik Pada Anak Usia 3 - 4 Tahun."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Direktorat PAUD (Yamin, 2013) pendidikan anak usia

dini (PAUD) merupakan pendidikan yang paling mendasar dan menempati

kedudukan sebagai golden age dan sangat strategis dalam pengembangan

sumber daya manusia. Pendidikan anak usia dini suatu upaya pemberian

yang ditujukan bagi anak usia dini yang dilakukan melalui pemberian

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan

jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut.

Usia anak-anak merupakan usia yang hanya diisi dengan bermain

dan bersenang-senang. Pada usia ini mereka lebih banyak aktif bergerak

dibanding dengan usia remaja atau dewasa. Sedikit banyaknya aktifitas

bergerak akan menjadi salah satu faktor dalam tumbuh kembang seorang

anak. Faktor penentu kualitas tumbuh kembang anak adalah potensi

genetic-heredo konstitusional (intrinsik) dan peran lingkungan (ekstrinsik)

gangguan tumbuh kembang terjadi bila ada faktor genetik dan atau faktor

lingkungan yang tidak mampu mencukupi kebutuhan dasar tumbuh

(2)

2

Penelitian yang dilakukan oleh Anwar (2005) menjelaskan bahwa

anak-anak zaman sekarang cenderung lebih suka bermain secara pasif

yang menggunakan teknologi canggih sehingga menyebabkan anak

cenderung pasif dan kurang gerak. Padahal untuk membentuk kelincahan

dibutuhkan tubuh yang harus sering bergerak aktif, salah satunya dengan

bermain secara aktif.

Gangguan pada anak dapat kita deteksi sedini mungkin sehingga

kita dapat mencegah pengaruh buruk yang terjadi pada anak. Akibat

gangguan pertumbuhan pada kaki dalam hal ini flat foot dapat kita deteksi

dengan berbagai cara yang menyenangkan bagi anak-anak. Salah satu

deteksi yang dapat dilakukan adalah dengan cara test cetakan kaki bagian

plantar (plantar footprint) dengan menggunakan cat air yang menarik bagi

anak-anak sehingga anak-anak tidak takut untuk melakukan deteksi dini

(Lendra, 2009).

Salah satu anggota tubuh yang paling banyak dan yang paling

utama untuk beraktifitas pada anak-anak ialah kaki. Kaki merupakan salah

sau tumpuan utama dalam tubuh untuk melakukan berbagai aktifitas. Jika

tumpuan mereka terganggu maka terganggu pula aktifitas sehari-hari pada

anak. Salah satu gangguan yang sering terjadi dan tanpa disadari oleh para

orang tua ialah flat foot atau kaki datar. Flat foot merupakan gangguan

pada telapak kaki (arcus pedis) yang berfungsi sebagai peredam kejut saat

berjalan. Meskipun kejadian sebenarnya dari flat foot tidak diketahui

(3)

3

baru lahir sebenarnya memiliki kondisi flat foot (kaki datar) (Mortazavi,

2007).

Fungsi arcus pedis adalah sebagai penopang berat tubuh dan

sebagai peredam kejut ketika kaki berkontak dengan tanah. Oleh karena

fungsinya sebagai peredam kejut, maka arcus pedis ini bisa dikaitkan

dengan kelincahan motorik pada anak.

Menurut Hockey (2007), kelincahan (agility) adalah kemampuan

untuk mengganti petunjuk dengan tepat dan cepat saat bergerak dengan

cepat. Kirkendall, Gruber, dan Johnson yang dikutip Ismaryati (2009),

menyatakan bahwa kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah

dan posisi tubuh atau bagianbagiannya secara tepat dan cepat. Ditegaskan

Muthohir dan Gusril (2004), kelincahan adalah kemampuan seseorang

mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu

bergerak pada satu titik ke titik lain dalam melakukan lari zig-zag,

semakin cepat waktu yang ditempuh maka semakin tinggi kelincahannya.

Oleh karena itu, sebagai salah satu bentuk pemberian informasi dan

pengetahuan kepada orang tua maka penulis bermaksud melaksanakan

penelitian dengan judul “Hubungan Arcus Pedis dengan Kelincahan

Motorik pada Anak Usia 3-4 tahun”. Dengan dilaksanakannya penelitian

ini diharapkan orang tua dapat mengetahui kondisi arcus pedis dan

kelincahan motorik anak. Penelitian dilakukan di PAUD Rayyan Indah

(4)

4

B. Rumusan Masalah

Anak akan cepat lelah beraktifitas jika tidak ada arcus

(lengkungan) pada telapak kaki akan mengakibatkan cepat lelah saat

beraktifitas. Pada anak-anak, adanya gangguan ini dapat menghambat

aktifitas mereka saat bermain, berlari dan aktifitas lainnya. Flat foot tidak

memiliki gejala yang khas dan tidak menyebabkan rasa sakit (Junji, 2011).

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “adakah hubungan arcus pedis dengan

kelincahan motorik anak usia 3-4 tahun”.

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui adanya hubungan antara arcus pedis dengan

kelincahan motorik pada anak usia 3-4 tahun.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Memberikan tambahan pengetahuan pada masyarakat terutama orang

tua, institusi, dan tenaga medis tentang hubungan arcus pedis dengan

kelincahan motorik pada anak usia 3-4 tahun.

2. Manfaat Praktisi

Memberikan informasi kepada orang tua dan guru tentang kondisi

Referensi

Dokumen terkait

23 PEMANFAATAN PROGRAM GEOGEBRA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA DITINJAU DARI HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII. Adi

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-3/W3, 2015 ISPRS Geospatial Week 2015, 28 Sep – 03 Oct 2015, La

bahwa sesuai ketentuan Pasal 2 dan Pasai 3 Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2OO5 tentang Pedoman Penyrsunan dan Penerapan Standar Pelayanan

State government agencies on the east coast of Australia and the University of Queensland have been collaborating since 2007 through the Joint Remote Sensing

Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peratural Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial

Although spline representations are typically best suited to modelling smooth data, our algorithms are capable of providing an approximate representation of the underlying

Since 2009 an active surveillance has been performed by collecting epidemiological and clinical data and blood specimens from the high risk communities for human blood borne

[r]