• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS SISWA KELAS X SMK MUSDA PERBAUNGAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS SISWA KELAS X SMK MUSDA PERBAUNGAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN

(DISCOVERY LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN

MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS SISWA

KELAS X SMK MUSDA PERBAUNGAN

TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

SITI KHADIJAH LINGGA

NIM 2113111083

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

Siti Khadijah Lingga, NIM 2113111083, Pengaruh Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) Terhadap Kemampuan Menulis Teks Prosedur Kompleks Siswa Kelas X SMK Musda Perbaungan Tahun Pembelajaran 2014/2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran penemuan (discovery learning) terhadap kemampuan menulis teks prosedur

kompleks. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh kelas X SMK Musda Perbaungan Tahun Pembelajaran 2014/2015 yang berjumlah 10 kelas. Sampel diambil secara acak kelas yaitu kelas X TKJ 2 yang berjumlah 38 siwa. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dan instrumennya adalah tes esai.

Dari pengolahan data menunjukkan kemampuan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas X SMK Musda Perbaungan sebelum menggunakan model pembelajaran penemuan (discovery learning) masuk ke dalam kategori cukup

dengan nilai rata-rata 65,13, standar deviasi=7,82, sedangkan kemampuan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas X SMK Musda Perbaungan setelah menggunakan model pembelajaran penemuan (discovery learning) masuk ke

dalam kategori baik dengan nilai rata-rata 78,82, standar deviasi=8,15. Uji normalitas hasil pre-test dan post-test di dapat kedua hasil berdistribusi normal

dan uji homogenitas di dapat sampel penelitian ini berasal dari populasi yang homogen. Setelah uji normalitas dan homogenitas, di dapatlah tₒ sebesar 7,4. Selanjutnya tₒ diketahui, kemudian dikonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikan 5% dengan df=N-1=38-1=37 dari df=38 diperoleh taraf signifikan 5%=1,694, karena tₒ yang diperoleh lebih besar dari tabel yaitu 7,4>1,694, maka hipotesis diterima. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran penemuan (discovery learning) memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan menulis

teks prosedur kompleks siswa kelas X SMK Musda Perbaungan Tahun Pembelajaran 2014/2015.

Kata kunci: Model Pembelajara Penemuan (Discovery Learning), Teks

(7)

DAFTAR ISI

A.Latar BelakangMasalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 5

C.Batasan Masalah ... 5

D.Rumusan Masalah ... 6

E.Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 9

A.Kerangka Teoritis ... 9

1. Hakikat Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) ... 9

a. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) ... 9

b. Ciri-Ciri Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) .... 11

c. Tujuan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) ... 12

d. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) ... 13

e. Kelebihan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) ... 16

(8)

2. Hakikat Kemampuan Menulis Teks Prosedur Kompleks ... 17

a. Pengertian Kemampuan ... 17

b. Pengertian Menulis ... 18

c. Kemampuan Menulis ... 19

d. Pengertian Teks Prosedur Komplek ... 20

1) Struktur Teks Prosedur Kompleks ... 21

2) Kaidah Teks Prosedur Kompleks ... 21

3) Ciri Kebahasaan Teks Prosedur Kompleks... 22

e. Kemampuan Menulis Teks Prosedur Kompleks ... 24

3. Contoh Teks Prosedur Kompleks ... 25

B.Kerangka Konseptual ... 25

C.Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A.Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 28

1. Lokasi Penelitian ... 28

2. Waktu Penelitian ... 28

B.Populasi dan Sampel ... 28

1. Populasi ... 28

2. Sampel ... 29

C.Metode Penelitian ... 30

D.Desain Penelitian... 31

E.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 32

1. Variabel Penelitian ... 32

2. Definisi Operasional ... 32

F. Instrumen Penelitian ... 33

G.Jalannya Eksperimen ... 36

H.Teknik Pengumpulan Data ... 40

(9)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Hasil Penelitian ... 45

1. Uji persyaratan Analisis Data ... 46

a. Data Kemampuan Siswa Kelas X SMK Musda Perbaungan Dalam Menulis Teks Prosedur Kompleks Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) ... 46

b. Data Kemampuan Siswa Kelas X SMK Musda Perbaungan Dalam Menulis Teks Prosedur Kompleks Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) ... 49

2. Uji Normalitas ... 51

a. Uji Normalitas Hasil Pre-Test ... 51

b. Uji Normalitas Hasil Post-Test ... 53

3. Uji Homogenitas ... 55

4. Uji hipotesis ... 57

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 59

1. Kemampuan Siswa Kelas X SMK Musda Perbaungan Dalam Menulis Teks Prosedur Kompleks Sebelum Menggunakan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)... 60

2. Kemampuan Siswa Kelas X SMK Musda Perbaungan Dalam Menulis Teks Prosedur Kompleks Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)... 64

(10)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 71

1. Simpulan ... 71

2. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73

(11)

DAFTAR TABEL

3.1 Rincian Populasi Siswa Kelas X SMK Musda Perbaungan

Tahun Pembelajaran 2014/2015 ... 29

3.2 Desain Eksperimen One Group Pre-Test dan Post-Test Design ... 31

3.3 Kriteria Penilaian Menulis Teks Prosedur Kompleks ... 34

3.4 Rentang Skor dan Kategori... 36

3.5 Jalannya Eksperimen One Group Pre-Test Post-Test Design ... 36

4.1 Data Hasil Pre-Test ... 46

4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pre-Test ... 47

4.3 Identifikasi Kecenderungan Hasil Pre-Test ... 48

4.4 Data Hasil Post-Test ... 49

4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Post-Test ... 50

4.6 Identifikasi Kecenderungan Hasil Post-Test ... 50

4.7 Uji Normalitas Hasil Pre-Test ... 51

4.8 Uji Normalitas Post-Test ... 53

4.9 Uji Homogenitas ... 56

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ... 75

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 89

Lampiran 3 Lembar Tes Siswa (pre-test)... 101

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa (post-test) ... 102

Lampiran 5 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors ... 103

Lampiran 6 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z ... 104

Lampiran 7 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t ... 105

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan alat komunikasi yang memegang peranan penting

dalam kehidupan manusia. Dengan menggunakan bahasa, manusia dapat

mengungkapkan ide, gagasan, dan pengalamannya. Melalui bahasa pula manusia

dapat menyampaikan ide atau gagasan agar ide yang disampaikan dapat dipahami

oleh orang lain. Oleh karena itu, diperlukan keterampilan berbahasa dari

pengguna bahasa.

Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu keterampilan

menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan

menulis. Seluruh keterampilan ini diharapkan mampu dikuasai oleh siswa

mengingat keterampilan ini adalah dasar pembelajaran dalam Bahasa Indonesia.

Salah satu keterampilan bahasa yang harus dimiliki adalah keterampilan

menulis, menulis merupakan proses yang dilakukan oleh penulis untuk

menyampaikan gagasan melalui media tulisan (Akhadiah, 1989:2). Namun dalam

praktiknya seringkali kita melihat kemampuan menulis para siswa masih sangat

kurang, tentunya hal tersebut berlaku juga dalam penulisan teks.

Pembelajaran Bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 menggunakan

pendekatan dengan berbasis teks melatih peserta didik untuk menyelesaikan

(14)

2

dalam kehidupan nyata. Salah satu bentuk teks yang terdapat pada pembelajaran

Bahasa Indonesia yang menerapkan kurikulum 2013 adalah teks prosedural, teks

prosedural yang tedapat pada silabus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ialah

teks prosedur kompleks.

Teks prosedur kompleks merupakan teks yang menjelaskan suatu

langkah-langkah atau cara dalam menghadapi suatu hal, teks ini bertujuan untuk

memudahkan pembaca memahami hal yang belum dipahaminya (Piryatni,

2014:106). Pembelajaran teks prosedur kompleks siswa dituntut untuk memahami

struktur teks dan kaidah kebahasaan teks prosedur kompleks kemudian dapat

menulis teks prosedur kompleks. Pembelajaran menulis teks prosedur kompleks

sangat penting untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik.

Kenyataan terjadi dilapangan, kemampuan menulis teks prosedur

kompleks siswa masih jauh dari harapan. Hasil observasi yang dilakukan di SMK

Musda Perbaungan dan berdiskusi dengan guru bidang studi bahasa Indonesia Ibu

Winanda Nasution, S.Pd, diketahui bahwa siswa masih kesulitan dalam pelajaran

bahasa Indonesia, khususnya dalam keterampilan menulis yang mengakibatkan

hasil belajar siswa rendah. Hal ini terlihat ketika siswa disuruh menulis teks

prosedur kompleks oleh guru sebagian besar siswa belum mampu menuliskan teks

prosedur kompleks dengan baik, siswa tidak mampu mengaktualisasikan idenya

ke dalam teks prosedur kompleks dengan baik karena hanya terbatas pada

pemahaman teoritis saja. Nilai yang diperoleh siswa juga belum mencapai KKM,

(15)

3

nilai rata-rata siswa kelas X Tahun pembelajaran 2013/2014 pada mata pelajaran

bahasa Indonesia untuk materi menulis adalah 67,8.

Permasalahan yang sama juga dikemukakan oleh Artifa Soraya dalam

Jurnalnya yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Teks Prosedur Kompleks

Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Kelas X SMK” menyatakan saat ini

kendala dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

adalah model pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak maksimal. Guru

cenderung lebih memfokuskan materi pada teori tanpa disertai praktik yang

mengakibatkan melemahnya interaksi guru dan peserta didik. Dalam

pembelajaran teks prosedur kompleks guru cenderung takut untuk mengkesplorasi

pembelajaran karena takut kekurangan waktu. Padahal pembelajaran teks prosedur

kompleks sangat bermanfaat untuk siswa.

Pendapat ahli tersebut dikuatkan oleh penelitian yang telah dilakukan oleh

Ernanda (2013:78) dalam skripsinya yang menyimpulkan bahwa kemampuan

siswa dalam menulis teks prosedur kompleks perlu ditingkatkan lagi dan

memerlukan model pengajaran yang efektif dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan masalah yang terjadi terhadap kemampuan menulis teks

prosedur, penulis menawarkan salah satu model pembelajaran penemuan

(discovery learning). Diharapkan siswa dapat berkolaborasi dalam menyelesaikan

masalah dengan model pembelajaran tersebut dan mampu menciptakan kondisi

(16)

4

Menurut Hosnan (2014:280) menyatakan bahwa:

“Model pembelajaran penemuan (discovery learning) merupakan salah

satu dari model yang dikembangkan pada kurikulum 2013. Model pembelajaran

penemuan (discovery learning) merupakan suatu model pembelajaran yang

mengaitkan permasalahan yang terjadi di dunia nyata. Masalah tersebut digunakan

sebagai suatu konsep bagi siswa untuk menghasilkan cara berpikir kritis dan

terampil dalam pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan. Pada

prinsipnya siswa tidak diberi pengetahuan akan tetapi siswa harus manemukan

sendiri hal yang baru."

Model penemuan (discovery learning) didefinisikan sebagai proses

pembelajaran yang terjadi bila siswa tidak disajikan materi dalam bentuk finalnya,

tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. Hosnan (2014:282) mengatakan

langkah pembelajaran dengan model ini ada 6, yaitu: 1) stimulation (stimulasi/

pemberian rangsangan), 2) problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah),

3) data collection (pengumpulan data), 4) data processing (pengolahan data), 5)

verification (pembuktian), 6) generalization (menarik kesimpulan atau

generalisasi).

Sifat model pembelajaran penemuan (discovery learning) adalah interaktif,

aktif, kooperatif, dan dinamis maka pembelajarannya memiliki langkah-langkah

yang khas. Orientasi masalah lebih ditekankan pada siswa, guru hanya sebagai

motivator, fasilitator, organisator, dan evaluator dalam mengkaji konsep-konsep,

(17)

5

Bertolak dari asumsi tersebut, penulis memilih model pembelajaran

penemuan (discovery learning) untuk diterapkan dalam pembelajaran teks

prosedur kompleks. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk melakukan suatu

penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Penemuan (Discovery

Learning) Terhadap Kemampuan Menulis Teks Prosedur Kompleks Siswa Kelas

X SMK Musda Perbaungan Tahun Pembelajaran 2014/2015.”

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah upaya untuk mengumpulkan

persoalan-persoalan yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Berdasarkan latar

belakang masalah tersebut dapat diidentifikasi beberapa penelitian, yaitu sebagai

berikut.

1. Siswa mengalami kesulitan dalam menyusun ide/gagasan menjadi sebuah

tulisan teks prosedur kompleks.

2. Pembelajaran yang diberikan guru masih terbatas pada pemahaman teori.

3. Minat siswa terhadap materi menulis masih kurang.

4. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam

pembelajaran menulis teks prosedur kompleks.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, penelitian perlu dilakukan untuk

menghindari meluasnya kajian dan untuk mengefektifkan serta menciptakan hasil

yang lebih baik. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi pada permasalahan

(18)

6

Kemampuan Menulis Teks Prosedur Kompleks Kelas X SMK Musda Perbaungan

Tahun Pembelajaran 2014/2015.”

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan

“Bagaimanakah kemapuan menulis teks prosedur kompleks dengan model

pembelajaran penemuan (discovery learning) siswa kelas X SMK Musda

Perbaungan Tahun Pembelajaran 2014/2015” yang mencakupi hal-hal sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah kemampuan siswa kelas X SMK Musda Perbaungan

menulis teks prosedur kompleks sebelum menggunakan model

pembelajaran penemuan (discovery learning)?

2. Bagaimanakah kemampuan siswa kelas X SMK Musda Perbaungan

menulis teks prosedur kompleks setelah menggunakan model penemuan

(discovery learning)?

3. Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran penemuan (discovery

learning) terhadap kemampuan siswa kelas X SMK Musda Perbaungan

menulis teks prosedur kompleks?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran

menulis teks prosedur kompleks siswa kelas X SMK Musda Perbaungan Tahun

(19)

7

1. Untuk mengukur kemampuan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas

X SMK Musda Perbaungan Tahun Pembelajaran 2014/2015.

2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran penemuan (discovery

learning) terhadap kemampuan menulis teks prosedur kompleks siswa

kelas X SMK Musda Perbaungan Tahun Pembelajaran 2014/2015.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai kalangan.

Kegunaan yang diperoleh dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis yang diharapkan dalam penelitian ini adalah menambah

ilmu pengetahuan, khususnya dibidang pembelajaran menulis teks

prosedur kompleks dengan model pembelajaran penemuan (discovery

learning).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Penelitian ini memberikan pengalaman dann pengetahuan yang baru

tentang model pembelajaran yang inovatif untuk diterapkan dalam

pembelajaran bahasa Indonesia.

b. Bagi Guru

Penelitian ini dapat memberikan suatu dorongan dan motivasi bagi guru

(20)

8

c. Bagi Siswa

Kegunaan penelitian ini bagi siswa adalah untuk menambah pengetahuan

(21)

71

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian tentang pengaruh model pembelajaran penemuan (discovery learning) terhadap kemampuan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas x smk musda perbaungan tahun pembelajaran 2014/2015, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut.

1. Kemampuan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas X SMK Musda Perbaungan Tahun Pembelajaran 2014/2015 sebelum menggunakan model pembelajaran penemuan (discovery learning) tergolong kategori cukup dengan nilai rata-rata 65,13.

2. Kemampuan menulis teks prosedur kompleks siswa kelas X SMK Musda Perbaungan Tahun Pembelajaran 2014/2015 setelah menggunakan model pembelajaran penemuan (discovery learning) tergolong dalam kategori baik dengan nilai rata-rata 78,82.

(22)

72

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diberikan saran sebagai berikut.

1. Kemampuan siswa dalam menulis teks prosedur kompleks perlu ditingkatkan lagi. Hal tersebut tentunya memerlukan model pembelajaran yang efektif digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Salah satu model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif adalah model pembelajaran penemuan (discovery learning). Hal ini dikarenakan model pembelajaran ini berorientasi pada masalah dunia nyata sehingga materi yang ada dapat langsung dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

2. Sebaiknya dalam memberikan pembelajaran guru tidak hanya menggunakan model pembelajaran saja, namun juga diiringi dengan penggunaan media pembelajaran atau sumber-sumber pembelajaran yang bervariasi agar memudahkan siswa dalam memahami pelajaran.

(23)

73

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti, dkk. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Depdikbud. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka

Depdikbud. 2013. Kurikulum Bahasa Indonesia Di SMK. Jakarta: Depdikbud Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran

Abad 21 Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia

Kemendikbud. 2013. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik. Jakarta: Kemendikbud

Kosasih, Engkos. 2014. Jenis-Jenis Teks Analisis Fungsi, Struktur, dan Kaidah serta Langkah Penulisannya. Bandung: YRAMA WIDYA

Mujianto, Gigit dan Djoko Asihono. 2010. Bahasa Indonesia untuk Karangan Ilmiah. Malang: UMM Press

Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta

Priyatni, Endah Tri. 2014. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam Kurikulum 2013. Jakarta: PT Bumi Aksara

Sungadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta: Andi

Slamet, St. Y. 2008. Dasar-Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta: UNS Press

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsit

Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Rafindo Persada

(24)

74

Tarigan, Harry. 1986. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Bumi Aksara

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penyusunan KTSP adalah agar sekolah (para guru) mampu dan berani menyusun dan mengembangkan kurikulum sesuai dengan mata ajar yang menjadi tanggungjawabnya di sekolah,

: Apakah ada hubungan kemampuan membaca notasi balok dengan kemampuan bennain piano mahasiswa Program Studi Seni Musik FBS- Universitas Negeri Medan Angkatan Tahun

Berdasarkan latar belakang di atas maka, dapat diidentifikasikan masalah yaitu penulis ingin memberikan Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Sdr.M dengan Gangguan Persepsi Sensori

Selain itu, diharapkan pendekatan kadar air kritis termodifikasi dapat digunakan untuk produk biskuit sehingga pendugaan umur simpan biskuit dapat dilakukan dengan cara yang

PENGUMPULAN DATA & INFORMASI PENDUKUNG AKREDITASI. SDN JATIBENING

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan (1) implementasi nilai kedisiplinan pendidikan karakter yang diterapkan di SMA Kristen Widya Wacana melalui aturan atau tata

Dalam hal ini adalah siswa tersebut mampu melakukan belajar sendiri, mampu melaksanakan tugas-tugas belajar dengan baik, mampu untuk melakukan aktivitas belajar

Dua kelas kesesuaian medan tersebut terdiri kelas II (sesuai) dan kelas III (sedang). -faktor yang menguntungkan adalah kemiringan lereng, tingkat erosi, gerak massa batuan, lama