• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014)"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK

TALK WRITETERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI

MATEMATIS SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah T.P. 2013/2014)

Oleh

SULIS SETIOWATI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Desain yang digunakan adalah posttest only control group design, dengan populasi adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014. Sampelnya adalah dua kelas dari enam kelas, diambil dengan teknikpurpossive sampling. Data penelitian dikumpulkan melalui tes. Penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi pembelajaranThink Talk Write berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa di SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014 pada materi Bangun Ruang Sisi Datar.

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kecamatan Bangunrejo, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung pada tanggal 22 Juni 1991. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Sugeng Sutiono dan Ibu Musiyem.

Penulis menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak di TK Ma’arif Bangunrejo pada tahun 1997, pendidikan dasar di SD Negeri 2 Bangunrejo pada tahun 2003, pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Bangunrejo pada tahun 2006, dan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Bangunrejo pada tahun 2009. Penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Lampung pada tahun 2009 melalui jalur Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN) dengan mengambil Program Studi Pendidikan Matematika.

(7)

P

ersembahan

Segala Puji Bagi Allah SWT, Dzat Yang Maha Sempurna Sholawat serta Salam Selalu Tercurah Kepada Uswatun

Hasanah Rasululloh Muhammad SAW

Kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda cinta & kasih sayangku kepada:

Ibu (Musiyem) dan Bapak (Sugeng Sutiono), yang telah membesarkan, mendidik dengan penuh kasih sayang,

memberikan semangat, dan selalu mendoakan yang terbaik untuk keberhasilan dan kebahagianku.

Adik-adikku (Agus Setio Purnomo dan Tri Anjang Setiawan) serta seluruh keluarga besar yang terus

memberikan dukungan dan doanya padaku.

Para pendidik yang telah mengajar dan mendidik dengan penuh kesabaran.

Semua Sahabat yang begitu tulus menyayangiku dengan segala kekuranganku, yang selalu memeberikan

doa dan semangat, terimakasih atas kebersamaan selama ini. Semoga kita selalu dapat menjaga

silaturrahmi yang baik.

Almamater Universitas Lampung tercinta

P

ersembahan

Segala Puji Bagi Allah SWT, Dzat Yang Maha Sempurna Sholawat serta Salam Selalu Tercurah Kepada Uswatun

Hasanah Rasululloh Muhammad SAW

Kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda cinta & kasih sayangku kepada:

Ibu (Musiyem) dan Bapak (Sugeng Sutiono), yang telah membesarkan, mendidik dengan penuh kasih sayang,

memberikan semangat, dan selalu mendoakan yang terbaik untuk keberhasilan dan kebahagianku.

Adik-adikku (Agus Setio Purnomo dan Tri Anjang Setiawan) serta seluruh keluarga besar yang terus

memberikan dukungan dan doanya padaku.

Para pendidik yang telah mengajar dan mendidik dengan penuh kesabaran.

Semua Sahabat yang begitu tulus menyayangiku dengan segala kekuranganku, yang selalu memeberikan

doa dan semangat, terimakasih atas kebersamaan selama ini. Semoga kita selalu dapat menjaga

silaturrahmi yang baik.

Almamater Universitas Lampung tercinta

P

ersembahan

Segala Puji Bagi Allah SWT, Dzat Yang Maha Sempurna Sholawat serta Salam Selalu Tercurah Kepada Uswatun

Hasanah Rasululloh Muhammad SAW

Kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda cinta & kasih sayangku kepada:

Ibu (Musiyem) dan Bapak (Sugeng Sutiono), yang telah membesarkan, mendidik dengan penuh kasih sayang,

memberikan semangat, dan selalu mendoakan yang terbaik untuk keberhasilan dan kebahagianku.

Adik-adikku (Agus Setio Purnomo dan Tri Anjang Setiawan) serta seluruh keluarga besar yang terus

memberikan dukungan dan doanya padaku.

Para pendidik yang telah mengajar dan mendidik dengan penuh kesabaran.

Semua Sahabat yang begitu tulus menyayangiku dengan segala kekuranganku, yang selalu memeberikan

doa dan semangat, terimakasih atas kebersamaan selama ini. Semoga kita selalu dapat menjaga

silaturrahmi yang baik.

(8)

Moto

✁ ✂ ✄☎ ✂ ✄✆✝☎ ✄✞ ✝✟✁✄✠ ✄✡ ✂ ✟✝ ✟✠✁ ✄ ☛ ✂ ✡☛ ✄ ☛✝✆✞✝☎ ☞✁✟✌

(9)

ii

SANWACANA

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah atas manusia yang akhlaknya paling mulia, yang telah membawa perubahan luar biasa, menjadi uswatun hasanah, yaitu Rasulullah Muhammad SAW.

Skripsi yang berjudul“pengaruh penerapan strategi pembelajaranthink talk write terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah T.P. 2013/2014)” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus ikhlas kepada:

(10)

iii

2. Bapak Drs. M. Coesamin, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan sumbangan pemikiran, kritik, dan saran kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini. 3. Bapak Dr. Haninda Bharata, M.Pd., selaku pembahas yang telah memberikan

masukan dan saran-saran kepada penulis.

4. Ibu Dra. Nurhanurawati, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan perhatian, dan memotivasi selama penyusunan skripsi sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

5. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung beserta staff dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA yang telah mem-berikan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis. 8. Bapak Drs. Mahpudi, selaku Kepala SMP Negei 1 Bangunrejo Lampung

Tengah beserta Wakil, staff, dan karyawan yang telah memberikan kemudahan selama penelitian.

9. Ibu Sugiharni, S.Pd., selaku guru mitra yang telah banyak membantu dalam penelitian.

(11)

iv

11. Ibu (musiyem) dan Bapak (Sugeng sutiono) tercinta, atas perhatian dan kasih sayang yang telah diberikan selama ini yang tidak pernah lelah untuk selalu mendoakan yang terbaik

12. Adik-adikku (Agus dan Anjang) serta keluarga besarku yang telah memberikan doa, semangat, dan motivasi kepadaku.

13. Sahabat-sahabat terkasih di masa Sekolah. Semoga persahabatan dan kebersamaan kita selalu menjadi kenangan yang indah sampai kapanpun. 14. Teman-teman karibku tersayang, seluruh angkatan 2009 Kelas A Pendidikan

Matematika: Via, Wiwin, Albert, Hery, Ika, Ita, Fitria, Mega, Neti, Andin, Rara, Risa, Yusmay, Evi, Amal, puspa, Ayu Mus, Bobo, Ari, yulian, Tina, Nurdin, Arini, Ayu Nov, Leo, Deni, Richa, Putri, Desi, Martira, Rika Tohar, Ines, Eti, Melli, Meri, Rita, Vira, Lia, Caca, Sri, Vindy, Erlis, Suci, Weni, Dian, Novio, dan Maria atas kebersamaannya selama ini dan semua bantuan yang telah diberikan. Semoga kebersamaan kita selalu menjadi kenangan yang terindah.

15. Teman-teman seperjuangan angkatan 2009 Kelas B, kakak-kakakku angkatan 2006, 2007, dan 2008 serta adik-adikku angkatan 2010, 2011, dan 2012 terima kasih atas kebersamaannya.

16. Teman-teman KKN dan PPL di SMA Negeri 2 Way Tenong, (Angga, Eko, Ferry, Agita, Sisca, Kiki, diah, Lilis, Veny, dan wayan ) atas kebersamaan yang penuh makna dan kenangan.

17. Pak Liyanto, penjaga Gedung G, terima kasih atas bantuan dan perhatiannya selama ini.

(12)

v

19. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga dengan kebaikan, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan pada penulis mendapat balasan pahala yang setimpal dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Bandar Lampung, Oktober 2014

Penulis

(13)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Ruang Lingkup Penelitian... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Dasar 2.1 Pembelajaran Think Talk Write... 10

2.2 Kemampuan Komunikasi Matematis... 15

2.3 Pembelajaran Konvensional ... 18

B. Kerangka Pikir ... 20

C. Anggapan Dasar ... 22

D. Hipotesis ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan sampel... 24

B. Desain Penelitian ... 26

C. Prosedur Penelitian ... 26

D. Data Penelitian ... 28

E. Teknik Pengumpulan Data ... 28

F. Instrumen Penelitian ... 29

1. Validitas ... 31

(14)

vii

G. Teknik Analisis Data ... 32

1. Uji normalitas... 32

2. Uji kesamaan dua varian (Homogenitas) ... 34

3. Uji Hipotesis ... 35

BABIV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 36

1. Uji Hipotesis ... 37

2. Pencapaian Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa ... 38

B. Pembahasan ... 40

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 45

B. Saran ... 45 DAFTAR PUSTAKA

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Data Rata-Rata Nilai Ulangan Harian Kelas VIII SMP Negeri 1

Bangunrejo ... 25

3.2 Posttest Only Control Design... 26

3.3 Pedoman Penskoran Tes Komunikasi Matematis ... 30

3.4 Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Komunikasi Matematis ... 33

3.5 Uji Homogenitas Data Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa ... 34

4.1 Data Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa... 36

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A. Perangkat Pembelajaran

A.1 Silabus ... 50 A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen .... 53 A.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ... 98 A.4 Lembar Kerja Siswa ... 136

B. Instrumen Penelitian

B.1 Kisi-Kisi Soal-SoalPosttest ... 183 B.2 Soal Posttest... 185 B.3 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematis .. 187 B.4 Form Penilaian ValiditasPosttest... 192

C. Analisis Data

C.1 Hasil Uji Instrumen ... 195 C.2 Data Kemampuan Komunikasi Matematis dengan Strategi

PembelajaranThink Talk Write... 198 C.3 Data Kemampuan Komunikasi Matematis dengan Model

Pembelajaran Konvensional... 199 C.4 Anlisis Uji Normalitas Data Kemampuan Komunikasi Matematis

KelasThink Talk Write... 200 C.4.1 Daftar Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Komunikasi

KelasThink Talk Write... 201 C.4.2 Uji Normalitas data kemampuan Komunikasi Kelas

(18)

xi C.5 Anlisis Uji Normalitas Data Kemampuan Komunikasi Matematis

Kelas Konvensional ... 204 C.5.1 Daftar Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Komunikasi

Kelas Konvensional... 205 C.5.2 Uji Normalitas data kemampuan Komunikasi Kelas

Konvensional ... 206 C.6 Uji Homogenitas Data Kemampuan Komunikasi Matematis

Antara KelasThink Talk Writedan Kelas Pembelajaran

Konvensional ... 208 C.7 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Data Kemampuan Komunikasi

Matematis... 209 C.8 Pencapaian Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas

Think Talk Write... 211 C.9 Pencapaian Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas

Konvensional ... 212

(19)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejarah suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan pendidikan yang diperoleh oleh rakyatnya. Maju atau tidaknya suatu bangsa juga dapat dilihat dari maju atau tidaknya pendidikan suatu bangsa. Begitu pula dengan Indonesia yang memiliki sejarah perkembangan pendidikan dari masa klasik hingga masa sekarang yang terus selalu berkembang. Sesuai dengan perkembangan zaman, pendidikan juga selalu berkembang secara dinamis. Namun, tidak ada bangsa yang berkembang secara dinamis tanpa adanya proses, pergerakan, dan perkembangan pendidikannya.

Indonesia dalam perjalanan sejarahnya juga bergerak dengan proses, pergerakan, dan perkembangan pendidikannya. Pendidikan di Indonesia merupakan salah satu faktor penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Pendidikan adalah kebutuhan mendasar suatu bangsa, begitu pula bangsa Indonesia, untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara, serta meningkatkan harkat dan martabat bangsa.

(20)

2 pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 Pasal 3 (Guza, 2009: 5):

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam mencapai tujuan pendidikan nasional terdapat beberapa pelajaran yang diajarkan di sekolah, salah satunya adalah matematika. Pentingnya belajar matematika tidak lepas dari perannya dalam segala jenis dimensi kehidupan. Selain itu, peranan pentingnya belajar matematika adalah agar mampu mengikuti pelajaran matematika lebih lanjut, membantu memahami bidang studi lain seperti fisika, kimia, arsitektur, farmasi, geografi, ekonomi, dan sebagainya, dan agar para siswa dapat berpikir logis, kritis, dan praktis, beserta bersikap positif dan berjiwa kreatif. Salah satu karakteristik matematika adalah matematika memiliki simbol yang kosong dari arti. Hal ini memungkinkan matematika sebagai bahasa. Matematika memiliki peran sebagai bahasa simbolik yang memungkinkan terwujudnya komunikasi secara cermat dan tepat.

(21)

3 Kemampuan komunikasi matematis telah menjadi perhatian di dunia internasional. Hal ini diperkuat oleh National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) (2000 : 29) yang mempublikasikan standar pembelajaran matematika. NCTM identified five process standadrs that are important in a mathematics program, the process standards inclued: (1) problem solving; (2) reasoning and proof; (3) communication; (4) connections; (5) representation.

Kemampuan komunikasi matematis juga telah menjadi bagian penting dalam pembelajaran matematika di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan dikeluarkan-nya Permendiknas No. 22 (Depdiknas, 2006) tentang Standar Isi Mata Pelajaran Matematika yaitu agar siswa memiliki kemampuan:

1. memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, me-rancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

2. mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

3. memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari ma-tematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

(22)

4 masalah dan menarik kesimpulan tetapi juga sebagai alat untuk mengkomunikasikan pikiran, ide dan gagasan secara jelas, tepat dan singkat.

Hasil penelitian Trends in Mathematics and Science Study (TIMSS) merupakan suatu studi internasional tentang kecenderungan atau perkembangan matematika dan sins, yang diselenggarakn olehInternational Association for the Evaluation of Educational Achievement Study (IEA) yaitu sebuah asosiasi internasional untuk menilai prestasi dalam pendidikan yang berpusat di lynch school of education, Boston College, USA, yang melakukan tes terhadap siswa kelas VIII Indonesia tahun 2011 terhadap 600.000 siswa dari 63 negara. Untuk bidang Matematika, Indonesia berada di urutan ke-38 dengan skor 386 dari 42 negara yang siswanya dites. Skor Indonesia ini turun 11 poin dari penilaian tahun 2007. Pencapaian prestasi belajar siswa Indonesia di bidang sains dan matematika, menurun. Siswa Indonesia masih dominan dalam level rendah, atau lebih pada kemampuan menghafal dalam pembelajaran sains dan matematika (kompas.com)

(23)

5 masalah. Selama ini siswa hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan guru. Siswa biasanya hanya diberi rumus, contoh soal dan latihan. Aktivitas pembelajaran seperti ini mengakibatkan terjadinya penghafalan konsep dan prosedur, sehingga aktivitas komunikasi siswa rendah karena tidak distimulus oleh guru. Akibatnya siswa jarang melakukan komunikasi matematis seperti berdiskusi dengan teman.

Demikian halnya yang tejadi di SMP Negeri 1 Bangunrejo, berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru bidang studi matematika di sekolah tersebut, pembelajaran matematika di SMP Negeri 1 Bangunrejo masih menggunakan pembelajaran konvensional dan tidak berpusat pada siswa. Guru menjelaskan materi dan contoh soal secara langsung setelah itu memberikan soal latihan kepada siswa. Hal itu ternyata diikuti dengan kemampuan komunikasi matematis siswa yang masih rendah. Misalnya saja ketika siswa diberi soal cerita, siswa sering merasa kesulitan untuk mengubahnya ke dalam model matematika atau gambar.

(24)

6 Menyikapi permasalahan kemampuan komunikasi matematis di atas, perlu dilakukan inovasi menyangkut strategi yang digunakan dalam pembelajaran matematika. Dengan adanya inovasi, terutama dalam perbaikan cara menyajikan materi pelajaran, diharapkan kemampuan komunikasi matematis siswa dapat ditingkatkan. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa dengan cara melibatkan siswa secara aktif. Dalam pembelajaran peranan guru tidak hanya sebagai pemberi informasi, tetapi sebagai fasilitator dan motivator agar siswa dapat belajar mengonstruksi sendiri pengetahuan melalui berbagai aktivitas seperti berkomunikasi.

Pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran adalah pembelajaran kooperatif, salah satunya yaitu strategi pembelajaran Think Talk Write. Pembelajaran ini berusaha membangun pemikiran, merefleksi, dan mengorganisasi ide matematika, kemudian menguji ide tersebut sebelum siswa diharapkan untuk menuliskan ide-ide tersebut. Pembelajaran Think Talk Write dimulai dari keterlibatan siswa dalam berfikir secara mandiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide (sharing) dengan temannya dan diakhiri dengan menuliskan kesimpulan ide tersebut. Pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk memulai belajar secara aktif, komunikatif, berpikir kritis, siap mengemukakan pendapat, menghargai pendapat orang lain, dan melatih siswa untuk menuliskan hasil diskusinya ke dalam bentuk tulisan secara sistematis dengan bahasa sendiri. Hal ini dapat membantu meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.

(25)

7 melatih berfikir, berbicara dan membuat catatan sendiri, melatih siswa berani tampil, bertukar informasi antar kelompok atau siswa, guru hanya mengarah dan membimbing, serta siswa menjadi lebih aktif. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Wahyu (2014) yang menyimpulkan bahwa aktivitas siswa dengan penerapan strategi pembelajarnthink talk writemenjadi lebih baik.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, perlu diadakan penelitian tentang pengaruh penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah strategipembelajaranThink Talk Writeberpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bangunrejo?”

Rumusan masalah tersebut akan diperjelas melalui pertanyaan penelitian, “Apakahkemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII yang menggunakan strategi pembelajaran Think Talk Write lebih tinggi daripada kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII yang menggunakan pembelajaran konvensional?”

C. Tujuan Penelitian

(26)

8 kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas VIII SMP Negeri 1 Bangunrejo tahun pelajaran 2013/2014.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dalam pendidikan matematika berkaitan dengan strategi pembelajaran Think Talk Write serta hubungannya dengan kemampuan komunikasi matematis siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru dan calon guru matematika, diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan dan masukan bagi para guru dalam mengembangkan kemampuan mengajaranya serta dapat menjadi referensi dalam mencoba menggunakan strategi pembelajaran Think Talk Write dalam proses pembelajaran yang tidak selalu terbatas dengan metode ceramah saja. b. Bagi siswa, diharapkan penelitian ini dapat memberikan pengalaman

belajar matematika dengan menggunakan strategi pembelajaranThink Talk Write.

(27)

9 E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari suatu benda atau orang dan juga gejala yang dapat memberikan perubahan terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya.

2. Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Pembelajaran Think Talk Writemerupakan strategi pembelajaran yang terdiri dari tiga tahapan, yaitu: a. Think : siswa secara individu membaca Lembar Kerja Siswa (LKS),

kemudian membuat catatan kecil yang berupa hal-hal yang diketahui dan tidak diketahui serta penyelesaian permasalahan..

b. Talk : siswa berdiskusi dalam kelompok untuk membahas catatan kecil, berbagi ide, dan membuat kesimpulan.

c. Write: siswa menuliskan hasil dari diskusi secara individu.

3. Kemampuan komunikasi matematis merupakan kemampuan yang dapat menyertakan dan memuat berbagai kesempatan untuk berkomunikasi dalam bentuk :

a. Merefleksikan benda-benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika;

b. Membuat model situasi atau persoalan menggunakan metode lisan, tertulis, konkrit, grafik, dan aljabar;

c. Membuat konjektur, menyusun argument, merumuskan definisi, dan generalisasi; dan

(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Dasar

2.1 PembelajaranThink Talk Write

Dalam pembelajaran, berbagai masalah sering dialami oleh guru. Untuk mengatasi berbagai masalah dalam pembelajaran, maka perlu adanya strategi pembelajaran yang dipandang dapat membantu guru dalam proses belajar mengajar. Strategi dirancang untuk mewakili realitas sesungguhnya, walaupun strategi itu sendiri bukanlah realitas dari dunia sebenarnya. Strategi pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelompok maupun tutorial (Suprijono, 2011: 46). Sejalan dengan pendapat di atas, strategi pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Fungsi strategi pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran (Trianto, 2010: 51).

(29)

11 hendak dicapai pada pembelajaran matematika yaitu meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Salah satu strategi pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa adalah strategi pembelajaran Think Talk Write. Pembelajaran yang diperkenalkan oleh Huinker dan Laughlin ( Ansari, 2005:36) ini diharapkan mampu membangun pemikiran, merefleksikan, dan mengorganisasikan ide-ide serta menguji ide tersebut sebelum siswa diminta untuk menulis. Berdasarkan hasil penelitian Melly (2010) bahwa pembelajaran matematika berbasis strategi Think Talk Write menunjukkan ada peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematika siswa.

Menurut Deporter (1992:179) bahwa Think Talk Write adalah pembelajaran dimana siswa diberikan kesempatan untuk memulai belajar dengan memahami permasalahan terlebih dahulu kemudian teribat secara aktif dalam diskusi kelompok dan akhirnya menuliskan dengan bahasa sendiri hasil belajar yang diperolehnya.

Strategi pembelajaran Think Talk Write melibatkan 3 tahap penting yang harus dikembangkan dalam pembelajaran matematika, yaitu:

1. Think(Berpikir)

(30)

12 kemudian menuliskan apa yang diketahui dan tidak diketahui serta berusaha memikirkan penyelesaian masalah tersebut.

2. Talk(berbicara atau berdiskusi)

Tahap talk memberikan kesempatan kepada siswa untuk membicarakan tentang hasil penyelidikan pada tahap pertama. Pada tahap ini siswa berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami untuk menyajikan ide kepada temannya, membangun teori bersama, berbagi strategi solusi, dan membuat definisi.

Yamin dan Ansari (2008: 86) mengungkapkan “Talk”penting dalam matematika,

karena prosestalking sebagai cara utama untuk berkomunikasi dalam matematika guna meningkatkan pemahaman matematis, membentuk ide, serta membantu guru mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam belajar matematika. Sesuai dengan penjelasan di atas, berbicara atau berdiskusi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Berdiskusi dapat memacu siswa untuk berkomunikasi dan mengonstruksi berbagai ide untuk dikemukakan dengan temannya sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa pada pembelajaran matematika.

3. Write(menulis)

(31)

13 dapat memahami bahwa matematika merupakan bahasa atau alat untuk mengungkapkan ide.

Pada tahap ini siswa dapat belajar melakukan komunikasi matematika secara tertulis. Siswa diminta menuliskan kesimpulan dari hasil diskusi mengenai per-masalahan yang diberikan. Setelah berdiskusi, siswa akan memperoleh ide baru untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan sehingga apa yang dituliskan siswa pada tahap ini kemungkinan berbeda dengan yang ditulis siswa pada catatan individu (pada tahapthink).

Langkah-langkah pembelajaran dengan strategi think talk wrie menurut Helmaheri (2004: 21-22) adalah sebagai berikut :

1. Pendahuluan

Pada tahap ini guru menginformasikan materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selanjutnya guru memberikan motivasi agar siswa berperan aktif dalam pembelajaran. Guru membagi siswa dalam kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 siswa.

2. Kegiatan Inti Pembelajaran

(32)

14 diperolehnya setelah diskusi kemudian menuliskan semua jawaban atas permasalahan yang diberikan secara lengkap, jelas dan mudah dibaca (write).

3. Penutup

Guru bersama siswa membuat refleksi dan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

Berdasarkan uraian di atas maka didapatkan bahwa strategi pembelajaran Think Talk Write merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan 3 tahapan, yaitu: (a) Think (berfikir), pembelajaran dimulai dengan keterlibatan siswa dalam berfikir melalui bahan bacaan, kemudian membuat catatan kecil tentang hal-hal yang diketahui dan tidak diketahui mengenai materi atau soal yang diberikan. (b) Talk (berbicara), siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi tentang hasil dari pemikirannya pada tahap think. (c) Write (menulis) pada tahap ini siswa menuliskan hasil diskusi pada lembar kerja yang telah disediakan.

(33)

15

Gambar 2.1. Desain Strategi PembelajaranThink Talk Write

2.2 Kemampuan Komunikasi matematis

Menurut Artmanda W. dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia dan Kamus bahasa Indonesia online secara terminology, komunikasi berarti pengiriman dan penerimaan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Di dalam berkomunikasi tersebut harus dipikirkan bagaimana caranya agar pesan yang disampaikan seseorang itu dapat dipahami oleh orang lain.

GURU Belajar matematika melalui strategi

Think Talk Write

Siswa membaca LKS dan membuat catatan secara individu

Dampak

Masalah

THINK

TALK Siswa berdiskusi secara kelompok

untuk membahas isi catatan

WRITE Secara individu siswa

mengonstruksi pengetahuan dari hasil diskusi

Siswa mampu meningkatkan kemampuan komunikasi

(34)

16 Lindquist (NCTM, 1989: 2) berpendapat bahwa:

If we agree mathematics as a language and its is the best in community, so it can be conclude that communication is the esencial of teaching, learning and matheematics access.

jika kita sepakat matematika merupakan suatu bahasa dan bahasa tersebut sebagai bahasa terbaik dalam komunitasnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi sangat penting sebagai akses dari pengajaran dan pembelajaran matematika.s

Hal ini sejalan dengan pendapat Huinker dan Laughlin (Hulukati, 2005: 5) menyebutkan bahwa salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran matematika adalah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada para siswa untuk mengembangkan dan mengintegrasikan keterampilan berkomunikasi melalui lisan maupun tulisan serta mempresentasikan apa yang telah dipelajari. Dengan komunikasi, baik lisan maupun tulisan dapat membawa siswa pada pemahaman yang mendalam tentang matematika dan dapat memecahkan masalah dengan baik. Sesuai dengan hasil penelitian zakiyatul (2007:62) yang menyimpulkan bahwa melalui belajar dalam kelompok kecil denagn strategithink talk write di SMA Negeri 2 kudus tahun pelajaran 2006/2007 mengalami peningkatan hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis siswa. Aktivitas belajar siswa dalam kelompok kecil dengan strategi think talk write adalah baik. Siswa dan guru menunjukkan sikap positif terhadap pembelajaran.

(35)

17 dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien,”(Depdikbud, 1995:1)

Menurut ILOs-The Intended Learning Outcomes (dalam Armiati, 2009), komunikasi matematika adalah suatu keterampilan penting dalam matematika yaitu kemampuan mengekspresikan ide-ide matematika secara koheren kepada teman, guru dan lainnya melalui bahasa lisan dan tulisan. Wardhani (2008:9) menyatakan bahwa komunikasi matematis meliputi:

(a) Komunikasi ide-ide, gagasan pada operasi atau pembuktian matematika banyak melibatkan kata-kata, lambang matematis, dan bilangan; (b) Menyajikan persoalan atau masalah ke dalam model matematika yang berupa diagram, persamaan matematika, grafik, ataupun tabel; (c) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

Ansari (2003: 32) menelaah kemampuan komunikasi matematika dari dua aspek yaitu komunikasi lisan (talking) dan komunikasi tulisan (writing). Komunikasi lisan diungkapkan melalui intensitas keterlibatan siswa dalam kelompok kecil. Komunikasi tulisan dilihat dari kemampuan siswa menggunakan kosa kata, notasi, dan struktur matematika untuk mengungkapkan ide serta memahaminya dalam memecahkan masalah. Kemampuan ini diungkapkan melalui representasi mate-matika yang meliputi: (a) pemunculan model konseptual seperti gambar, diagram, tabel, dan grafik; dan (b) mengubah bentuk uraian ke dalam model matematika; (c) pemberian alasan rasional terhadap suatu pernyataan.

(36)

18 mendapat informasi dari guru yang kemudian siswa memikirkan ide-ide mereka, menulis kemudian berbicara dan mendengarkan siswa lain sehingga terjadi pertukaran informasi matematika. Informasi tersebut berisi tentang materi matematika yang dipelajari siswa.

Dalam penelitian ini, komunikasi yang diukur oleh peneliti adalah komunikasi matematis tertulis. Alasan peneliti mengambil komunikasi matematis tertulis karena peneliti dapat mengukur kemampuan siswa sesuai indikator yang ada, hemat dari segi waktu karena penilaian dapat dilakukan secara bersamaan, sedangkan pada komunikasi matematis lisan agak sulit dilakukan peniliti karena keterbatasan waktu untuk melakukan penilaian terhadap masing-masing siswa. Oleh karena itu, indikator kemampuan komunikasi matematis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

a. kemampuan menyatakan, mengekspresikan, dan melukiskan ide-ide matematika ke dalam bentuk gambar atau model matematika lain.

b. kemampuan menyatakan situasi, gambar, diagram, atau benda nyata ke dalam bahasa, simbol, ide, atau model matematika.

c. kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi matematika dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide.

d. kemampuan menyusun argumen secara tertulis dalam menyelesaikan suatu masalah matematis

2.3 Pembelajaran Konvensional

(37)

19 dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran. Menurut Sukandi (2003: 8), mendefenisikan bahwa pendekatan konvensional ditandai dengan guru

mengajar lebih banyak mengajarkan tentang konsep - konsep bukan kompetensi,

tujuannya adalah siswa mengetahui sesuatu bukan mampu untuk melakukan sesuatu, dan

pada saat proses pembelajaran siswa lebih banyak mendengarkan. Disini terlihat bahwa

pendekatan konvensional yang dimaksud adalah proses pembelajaran yang lebih banyak

didominasi gurunya sebagai pentransfer ilmu, sementara siswa lebih pasif sebagai

penerima ilmu. Sementara itu, Ruseffendi (2006: 350) menyatakan bahwa umumnya pembelajaran konvensional memiliki kekhasan tertentu, misalnya mengutamakan hafalan daripada pengertian, menekankan pada keterampilan berhitung, mengutamakan hasil daripada proses dan pengajaran berpusat pada guru.

(38)

20 Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kon-vensional adalah metode pembelajaran dengan cara ceramah yang digunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran yang ditandai dengan guru mengajar lebih banyak mengajarkan tentang konsep - konsep bukan kompetensi.

B. Kerangka Pikir

Kemampuan untuk menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan merupakan salah satu kompetensi yang diharapkan meningkat dalam pembelajaran matematika. Dengan komunikasi siswa mampu untuk menginterpretasi dan mengekspresikan pemahamannya tentang konsep dan proses matematika yang mereka pelajari serta dapat memecahkan masalah dengan baik. Komunikasi matematis bukan hanya sekedar menyatakan ide melalui tulisan tetapi lebih luas lagi yaitu kemampuan siswa dalam hal menggambarkan, bekerja sama (sharing), menulis, dan akhirnya melaporkan apa yang telah dipelajari.

(39)

21 mengkonstruksi hasil diskusi) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.

Aktivitas berpikir pada tahap thinkdapat dilihat dari proses siswa membaca suatu teks matematika. Dalam tahap ini siswa secara individu memikirkan kemung-kinan jawaban (pendekatan penyelesaian), membuat catatan apa yang telah di-baca, baik itu berupa apa yang diketahuinya, maupun langkah-langkah penye-lesaian dalam bahasanya sendiri. Dengan membaca, siswa tidak hanya sekedar menarik informasi dari teks tetapi juga menggunakan pengetahuan, minat, dan perasaannya untuk mengembangkan konsep. Hal ini akan mendorong kemam-puan komunikasi matematika, khususnya kemamkemam-puan menggunakan kemamkemam-puan membaca, dan menelaah untuk menginterpretasi dan mengevaluasi ide mate-matika. Dengan adanya tahap ini maka siswa akan lebih siap dalam berdiskusi karena telah memiliki bahan untuk didiskusikan bersama teman sekelompoknya.

(40)

22 Tahapan terakhir yaitu tahap write. Melalui tahap ini, guru dapat mengetahui sejauh mana siswa dapat mengkomunikasikan ide matematikanya melalui tulisan dalam pembelajaran matematika yang dilakukan. Hal ini juga akan meningkatkan kemampuan komunikasi matematika khususnya kemampua membaca, menulis, dan menelaah untuk menginterpretasi dan mengevaluasi ide matematika. Seorang pembaca dikatakan memahami teks secara bermakna apabila ia dapat mengemukakan ide dalam teks tersebut secara benar dalam bahasanya sendiri. Oleh karena itu, untuk memeriksa apakah peserta didik telah memiliki kemampuan membaca teks matematika secara bermakna, maka dapat dilihat melalui kemampuan peserta didik menyampaikan secara lisan atau menuliskan kembali ide matematika dengan bahasanya sendiri.

Tahapan-tahapan di atas jarang dijumpai pada pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran konvensional peran guru lebih dominan saat menyampaikan materi sehingga siswa jarang diberi kesempatan untuk mengemukakan ide-idenya sendiri. Selain itu juga, peran guru yang terlalu dominan juga mempersempit kesempatan siswa untuk berinteraksi dengan siswa lain sehingga tidak terjadi kerjasama antar siswa. Akibatnya, pemahaman siswa hanya sebatas yang mereka ketahui saja tanpa ada pemahaman baru yang dibangun melalui proses komunikasi dengan siswa lain. Kondisi seperti ini mengakibatkan kemampuan mereka dalam mengkomunikasikan persoalan matematika menjadi rendah.

C. Anggapan Dasar

(41)

23 1. Semua siswa kelas VIII semester genap SMPN 1 Bangunrejo tahun pelajaran 2013-2014 memperoleh materi pelajaran matematika yang sama dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

2. Faktor lain yang mempengaruhi kemampuan komunikasi matematis siswa selain strategi pembelajaran dianggap memberikan pengaruh yang sama.

D. Hipotesis

(42)

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bangunrejo. Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII yang terbagi dalam enam kelas, yaitu kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, VIII E, dan VIII F serta tidak ada kelas unggulan.

Untuk kepentingan penelitian, pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling dengan pertimbangan siwa dari populasi diasuh oleh guru yang sama. Tahap-tahap pengambilan sampel ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan data awal (nilai ulangan harian) dari guru kelas VIII SMP Negeri 1 Bangunrejo.

2. Menghitung rata-rata nilai ulangan harian untuk setiap kelas

3. Menentukan dua kelas dengan nilai rata-rata kelas yang tertinggi. Dari dua kelas tersebut, satu kelas dipilih sebagai kelas yang menerapkan Think Talk Write dan satu kelas lagi dipilih sebagai kelas yang menerapkan pembelajaran konvensional.

(43)

25 Tabel 3.1 Data Rata-Rata Nilai Ulangan harian Kelas VIII

SMP Negeri 1 Bangunrejo tahun pelajaran 2013/2014

No Kelas Nilai Rata-rata

1 VIII A 39,37

2 VIII B 39,25

3 VIII C 39,06

4 VIII D 38,38

5 VIII E 37,46

6 VIII F 34,87

Rata-rata nilai kelas 38,06

(44)

26 B. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu. Desain yang digunakan adalahposttest only control design. Desain penelitian sebagaimana dikemukakan oleh Furchan (1982: 368) digambarkan pada Tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2Posttest Only Control Design

Kelompok Perlakuan Post-test

E X O1

P C O2

Keterangan:

E = Kelas eksperimen

P = Kelas pengendali atau control

X = Perlakuan pada kelas eksperimen menggunakan menggunakan strategi TTW C = Kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional

O1= Skorposttestpada kelas eksperimen

O2= Skorposttestpada kelas control

C. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti menentukan populasi serta melakukan sampling. Selanjutnya menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS), menyusun kisi-kisi instrumen, menyusun instrumen, uji coba dan analisis hasil uji coba instrumen, sampai pada perbaikan instrumen.

2. Tahap Pelaksanaan

(45)

27 a. Melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran Think Talk Write

kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. b. Mengadakanposttestpada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 3. Tahap pengolahan dan analisis data

4. Penarikan kesimpulan 5. Penyusunan laporan

Adapun urutan pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Kegiatan Awal

a. Apersepsi untuk menggali materi kemampuan prasyarat siswa mengenai materi yang akan dibahas melalui tanya jawab.

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

c. Memberi pengarahan tentang prosedur pelaksanaan pembelajaran Think Talk Write.

d. Mengarahkan siswa untuk berkumpul dengan kelompok yang telah ditentukan.

e. Memberikan motivasi agar siswa berperan aktif dalam pembelajaran. 2. Kegiatan Inti

a. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada siswa.

(46)

28 c. Siswa melakukan diskusi kelompok. Setiap anggota kelompok mengungkapkan hasil pemikiran individunya pada tahap awal. Guru memantau jalannya diskusi kelompok. (Tahaptalkdanwrite)

d. Guru meminta salah satu perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok yang lain menanggapi. (Tahaptalk)

e. Siswa mengonstruksi kembali hasil diskusi yang telah dilakukan dan me-nuliskannya pada LKS yang disediakan. (Tahapwrite)

3. Kegiatan penutup

a. Dengan bimbingan guru, siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang diperoleh.

b. Guru memberikan tugas rumah dan menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.

D. Data Penelitian

Data dalam penelitian ini adalah data kemampuan komunikasi matematis siswa, berupa data kuantitatif yaitu skor Posttes.

E. Teknik Pengumpulan Data

(47)

29 F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini perangkat tes. Tes yang digunakan adalah tes kemampuan komunikasi matematis berbentuk esai. Setiap soal memiliki satu atau lebih indikator kemampuan komunikasi matematis. Penyusunan perangkat tes dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

1. Menentukan kompetensi dasar dan indikator yang akan diukur sesuai dengan materi dan tujuan kurikulum yang berlaku pada populasi serta menentukan indikator-indikator pengukuran kemampuan komunikasi matematis. Adapun pedoman penskoran tes komunikasi matematis yang dimodifikasi dari Cai, Lane, dan Jacabsin (Rofiah, 2010) disajikan pada Tabel 3.3.

2. Melakukan pembatasan materi yang diujikan, yaitu pokok bahasan bangun ruang sisi datar kompetensi dasar 5.1, Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-bagiannya, kompetensi dasar 5.2, Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas, dan kompetensi dasar 5.3, Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas. 3. Menentukan tipe soal, yaitu soal esai.

4. Menentukan jumlah soal, yaitu 5 buah

5. Menentukan waktu mengerjakan soal, yaitu 80 menit

6. Membuat kisi-kisi soal berdasarkan indikator pembelajaran yang ingin dicapai 7. Menulis butir soal.

8. Menuliskan petunjuk mengerjakan soal, kunci jawaban, dan penentuan skor. 9. Mengujicobakan instrumen.

(48)

30 11. Memilih item soal yang sudah teruji berdasarkan analisis yang sudah

dilaku-kan.

Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Tes Komunikasi Matematis

No Indikator Ketentuan Skor

a. Tidak ada jawaban, atau meskipun ada

informasi yang diberikan tidak berarti. 0 b. Hanya sedikit dari gambar/model

matematika yang dibuat bernilai benar. 1 c. Menggambar model matematika namun

kurang lengkap dan benar. 2 d. Menggambar model matematika secara

lengkap dan benar. 3

a. Tidak ada jawaban, atau meskipun ada

informasi yang diberikan tidak berarti. 0 b. Hanya sedikit simbol atau ide

matematika yang disajikan bernilai benar. 1 c. Menyajikan ide matematika namun

kurang lengkap dan benar 2 d. Menyajikan ide matematika secara

lengkap dan benar 3

a. Tidak ada jawaban, atau meskipun ada

informasi yang diberikan tidak berarti. 0 b. Penjelasan matematis masuk akal, namun

kurang lengkap dan benar. 1 c. Penjelasan matematis tidak tersusun logis

atau terdapat kesalahan bahasa. 2 d. Penjelasan matematis masuk akal,

tersusun secara logis, dan jelas. 3

(49)

31 1. Validitas

Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas isi. Validitas isi dari tes komunikasi matematis ini dapat diketahui dengan cara membandingkan isi yang terkandung dalam tes komunikasi matematis dengan indikator pembelajaran yang hendak diukur dan indikator dari kemampuan komunikasi matematis, dengan anggapan bahwa guru mata pelajaran matematika kelas VIII SMP Negeri 1 Bangunrejo mengetahui dengan benar kurikulum SMP, maka validitas instrumen tes ini didasarkan atas penilaian guru mata pelajaran matematika. Tes yang dikategorikan valid adalah yang telah dinyatakan sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang diukur berdasarkan penilaian guru mitra. Berdasarkan penilaian guru mitra, soal yang di gunakan telah dinyatakan valid (lihat pada Lampiran B.4)

2. Reliabilitas Tes

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis yang berbentuk uraian sehingga untuk menentukan koefisien reliabilitas instrumen digunakan rumus Alpha. Rumus Alpha dalam Sudijono (2011: 208) adalah sebagai berikut.



r : koefisien reliabilitas instrumen (tes) n : banyaknya item

2

b

σ : jumlah varians dari tiap-tiap item tes 2

t

σ : varians total N : banyaknya data

(50)

32 2

: jumlah kuadrat semua data

Sudijono (2011: 209) berpendapat bahwa suatu tes dikatakan baik apabila memiliki koefisien reliabilitas 0,70. Berdasarkan hasil perhitungan uji coba instrumen tes, diperoleh bahwa nilai koefisien reliabilitas tes adalah 0,82. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen tes yang diujicobakan memiliki reliabilitas yang tinggi sehingga instrumen tes ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa. Tingginya reliabilitas tes yang didapat karena sebelum dilaksanakannya uji coba, soal tes diperlihatkan kepada guru dan kelas yang akan dipakai untuk uji coba diberitahu terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar guru bisa memberi masukan apabila ada soal yang dinilai kurang layak untuk diujikan dan siswa bisa mempelajari kembali materi-materi yang akan diujikan didalam tes tersebut. Hasil perhitungan reliabilitas uji coba soal dapat dilihat pada Lampiran C.1.

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kemampuan komunikasi matematis berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji Chi-Kuadrat. Uji Chi Kuadrat menurut Sudjana (2005: 273) adalah sebagai berikut.

a. Hipotesis

H0: sampel berasal dari populasi yang datanya berdistribusi normal

(51)

33 b. Taraf signifikan : α =5%

c. Statistik uji

2 = ( )

2

=1

Keterangan: 2

x = harga Chi-Kuadrat i

O= frekuensi pengamatan i

E = frekuensi yang diharapkan k = banyaknya pengamat

d. Keputusan uji

Tolak H0jika , denganχ ( )( ), .

Hasil perhitungan uji normalitas diberikan pada Tabel 3.4 di bawah ini.

Tabel 3.4 Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Komunikasi Matematis

Kelas Keputusan Uji

TTW 6,82

7,81 H0diterima

PK 7,60 H0diterima

Dari hasil perhitungan uji normalitas di atas, diperoleh bahwa 2 pada kedua kelas lebih kecil dari nilai 2 dengan taraf signifikan α = 5%, yang berarti

terima H0. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kelas yang mengikuti

(52)

34 2. Uji Kesamaan Dua Varians (Homogenitas)

Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah dua sampel yang diambil yaitu kelompok eksperimen dan kontrol mempunyai varians yang homogen atau tidak. Untuk menguji homogenitas varians dalam penelitian ini digunakan ujiF. UjiFmenurut Sudjana (2005: 249) adalah sebagai berikut. a. Hipotesis

H0: = (populasi memiliki varians yang homogen)

H1: (populasi memiliki varians yang tidak homogen)

b. Taraf signifikan : α =5%

c. Satitistik Uji

= = dengan

d. Kriteria Uji : Tolak H0 jika ( , ), dengan ( , )didapat dari

daftar distribusi F denganpeluang 1/2α dan derajat kebebasan masing-masing sesuai dengan dk pembilang dan penyebut.

Hasil perhitungan uji homogenitas data kemampuan komunikasi pada kelas yang menggunakan Think Talk write dan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional disajikan pada Tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.5 Uji Homogenitas Data Kemampuan Komunikasi matematis

Kelas Varians (s2) Dk Kriteria

TTW 39,617 27

2,51 1,91 H0 ditolak

(53)

35 Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas yang telah dilakukan, diperoleh bahwa lebih besar dari , yang berarti tolak H0. Dengan demikian,

hasil perhitungan uji homogenitas menunjukkan bahwa data kemampuan komunikasi matematis siswa dari kedua kelompok populasi memiliki varian yang tidak homogen. Perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada Lampiran C.6.

3. Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji normalitas dan uji kesamaan dua varians, analisis berikutnya adalah menguji hipotesis. Menurut Sudjana (2005: 243),

apabila data berdistribusi normal dan kelompok data tidak homogen maka analisis data dilakukan dengan uji kesamaan dua rata-rata, yaitu t’:

2

(54)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh simpulan sebagai berikut. 1. Strategi pembelajaran Think Talk Write berpengaruh terhadap kemampuan

komunikasi matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bangunrejo Lampung Tengah. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan komunikasi matematis siswa dengan strategi pembelajaran Think Talk Write lebih tinggi daripada ke-mampuan komunikasi matematis siswa dengan pembelajaran konvensional. 2. Pencapaian setiap indikator kemampuan komunikasi matematis siswa dengan

Strategi pembelajaran Think Talk Write lebih tinggi daripada kemampuan komunikasi matematis siswa dengan pembelajaran konvensional.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan, dikemukakan saran-saran sebagai berikut.

1. Guru dapat menerapkan strategi pembelajaran Think Talk Write sebagai alternatif pada pembelajaran matematika untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa.

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Ansari, B. 2003. Menumbuhkembangkan Kemampuan Pemahaman dan Komu-nikasi Matematik Siswa Sekolah Menengah Umum (SMU) melalui Strategi Think Talk Write. Dalam http://digilib.upi.edu/pasca/avaliable/etd-1208105-112553 (diakses januari 2014)

Arikunto, Suharsimi. 1998.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta : Rineka Cipta.

Armiati. (2009). Komunikasi matematis dan kecerdasan emosional. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional, pada tanggal 5 Desember 2009, di Yogyakarta.

Artmanda W., Frista. ny.Kamus lengkap bahasa Indonesia. Jombang : Lintas Media.

Asmin. 2003. Implementasi Pembelajaran Matematika Realistik dan Kendala yang Muncul di Lapangan. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. No. 44. Djamarah, Syaiful Bahrin. 2008.Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Depdikbud. 1995.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. 2006. Permendiknas Nomor 22 / 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Deporter, Bobbi. 1992.Quantum Learning.Bandung:Kaifa.

Furchan, Arief. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.

Guza, A. 2009. Undang-undang Sisdiknas dan undang-undang Guru dan dosen. Jakarta: Asa Mandiri

(56)

http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14/09005434/Prestasi.Sains.dan.Matema tika.Indonesia.Menurun. Penulis Ester Lince Napitupulu. Editor Agus Mulyadi. Diakses pada hari jumat, 21 maret 2013.

Hulukati, E. 2005. Mengembangkan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematik Siswa SMP melalui Model Pembelajaran Generatif. Digilib.upi.edu/digitalview.php?digital_id=1173. (diakses januari 2014) Melly Andriani. 2010. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika

Berbasis Strategi Think Talk Write Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Madrasah Ibtidaiyah. Dalam http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/4630 (diakses tgl 25/9/2014)

NCTM. 1989. Curriculumand Evaluation Standars For School Mathematics. Virginia: The National Council Of Teachers of Mathematics, Inc.

. 2000. Curriculumand Evaluation Standars For School Mathematics Virginia: The National Council Of Teachers of Mathematics, Inc.

Rofiah, Asiatul. 2010. Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika Pada Siswa Kelas VII SMP N 2 Depok Yogyakarta dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Inkuiri. (Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta): Tidak diterbitkan.

Ruseffendi, E.T. 2006. Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Sagala, Syaiful. 2010.Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Slavin, E. Robert. 2008. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktek. Jakarta: PT.

Indeks.

Silver, E.A. dan Smith, M.S. 1996. “Building Discourse Communities in Mathematics Classrooms: A Worthwhile but Challenging Journey”. dalam Communication in Mathematicss K-12 and Beyond. 1996 year book. National Council of Teachers of Mathematics.

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudjana.2005.Metoda Statistika. Bandung: Transito.

(57)

Surakhmad, Winarno, 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar. Bandung : Teknik Tarsito

Suseli. 2010. Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa yang menggunakan Think Talk Write(TTW) dengan Metode Ekspositori (Studi Eksperimen Siswa Kelas VII SMP Negeri I Balongan Indramayu). IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Wahyu Setiyawati. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think talk Write Pada Kompetensi Dasar Bumbu dan Rempah ubtuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Jasa Boga SMK N4 Madiun. Dalam http://ejournal.unes.ac.id/article/8891/48/article.pdf. (diakses tgl 25/9/2014) Wardhani, Sri. (2008).Analisis SI dan SKL mata pelajaran matematika SMP/MTs

untuk optimalisasi tujuan mata pelajaran matematika. Yogyakarta : Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Matematika.

Widoyoko, Eko Putro. 2012. Evaluasi Program Penbelajaran. Yogyakarta: PustakaBelajar.

Yamin, H. M. dan Bansu I, Ansari. 2008. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.

Gambar

Gambar 2.1. Desain Strategi Pembelajaran Think Talk Write
Tabel 3.1 Data Rata-Rata Nilai Ulangan harian Kelas VIII
Tabel 3.2 Posttest Only Control Design
gambar atau model
+3

Referensi

Dokumen terkait

Mengapa penulis memilih shonen anime adalah karena objek penelitian yang ingin diteliti merupakan kata ganti orang kedua omae sebagai danseigo (bahasa pria), sehingga

Manfaat hasil belajar evaluasi pembelajaran tata busana ditinjau dari mengolah data hasil belajar pada pembuatan perangkat evaluasi dalam kegiatan PPL. Manfaat hasil

Menurut anda ketika anda menyaksikan Program Tayangan 86 di Net Tv ada keinginan untuk merubah perilaku sesuai dengan isi pesan mengenai pelanggaran hukum yang di tayangkan

Dengan ini kami mohon dapat diproses untuk pengurusan Ijin Penelitian Berikut ini data-data yang perlu kami sampaikan :.

[r]

(1) Menyimpang dari ketentuan Pasal 3, maka dalam keadaan yang sangat mendesak yang memerlukan penguasaan tanah dan/atau benda-benda yang bersangkutan dengan segera, atas

Sehingga para anggota rapat tidak perlu takut tidak ke bagian jalur transmisi karena dengan penambahan acces point tersebut daya tampung semakin besar, para anggota juga cukup duduk

Untuk masing-masing proses pentransferan da- ta menggunakan rumus pada proses perhitungannya, yaitu dengan cara membagi ukuran data dengan waktu transfer yang didapat.