• Tidak ada hasil yang ditemukan

KORELASI ANTARA MANAJEMEN KELAS DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA SE-KECAMATAN GADINGEREJO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KORELASI ANTARA MANAJEMEN KELAS DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA SE-KECAMATAN GADINGEREJO"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

KORELASI ANTARA MANAJEMEN KELAS DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA

SE-KECAMATAN GADINGREJO

(Skripsi)

Oleh F A D L I L A H

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ii ABSTRAK

KORELASI ANTARA MANAJEMEN KELAS DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA

SE-KECAMATAN GADINGEREJO

Oleh

F A D L I L A H

Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui bagaimana hubungan antara manajemen kelas dan minat belajar dengan hasil belajar biologi siswa.

Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas X DAN XI SMA se-Kecamatan Gadingrejo yang dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data berupa angket untuk mengukur manajemen kelas dan minat belajar, wawancara, dan tes untuk mengukur hasil belajar siswa. Teknik analisis instrumen menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas instrumen. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan uji prasarat yaitu uji linieritas, selanjutnya dengan uji korelasi bivariat (pearson correlation) dan uji korelasi ganda.

(3)

iii

hubungan tersebut tergolong kuat. Ada hubungan antara manajemen kelas dan hasil belajar biologi siswa sebesar 0,798, hubungan tersebut tergolong kuat. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara manajemen kelas yang dilakukan oleh guru dengan hasil belajar dan minat belajar yang dimiliki siswa dengan hasil belajar, semakin baik manajemen kelas yang dilakukan oleh guru maka semakin baik hasil belajar yang diperoleh siswa dan semakin baik minat belajar yang dimiliki siswa maka semakin baik pula hasil belajar yang mereka diperoleh.

(4)
(5)
(6)
(7)

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

F. Kerangka Pikir ... 6

G. Hipotesis ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Kelas ... 9

B. Minat Belajar ... 19

C. Hasil Belajar ... 21

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

B. Populasi dan Sampel ... 24

C. Desain Penelitian ... 24

D. Prosedur penelitian ... 25

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 26

F. Teknik Analisis Instrumen ... 27

G. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 30

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 34

(8)

xiv

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Kisi-kisi Angket Manajemen Kelas ... 56

2. Kisi-kisi Angket Minat Belajar ... 57

3. Angket Manajemen Kelas ... 58

4. Angket Minat Belajar ... 63

5. Kisi-Kisi Soal ... 66

6. Soal ... 71

(9)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan berdasarkan undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional/Sisdiknas pasal 2 (dalam Sardiman, 1990: 59) berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu adanya arahan dan bimbingan dari guru agar hasil belajar yang diharapkan oleh siswa tercapai.

(10)

tujuan pembelajaran dapat tercapai (Hasibuan, 1994: 163). Oleh karena itu, seorang guru harus memiliki manajemen kelas yang baik.

Selain itu, seorang guru juga harus memiliki kompetensi seperti kompetensi pedagogik, kompetensi professional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian (UUD no. 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1 dalam Kholil, 2012: 1). Keempat kriteria tersebut harus dimiliki guru agar dapat mengembangkan dan meningkatkan kompetensinya. Sehingga guru yang memiliki kompetensi akan melaksanakan tugasnya secara professional. Guru sebagai pengajar merupakan kunci utama agar siswa merasa nyaman belajar di kelas. Perasaan nyaman akan menimbulkan minat belajar yang baik, sehingga hasil belajar yang diinginkan siswa tercapai. Guru dapat menstimulus siswa agar menjaga semangat belajar dengan menerapkan manajemen kelas yang baik. Minat akan terbentuk saat guru berusaha dan mempersiapkan diri untuk mengatur siswa di dalam kelas. Guru mempersiapkan beberapa strategi sebelum menghadapi siswa di dalam ruang kelas dan membuat strategi-strategi lain jika tidak sesuai, strategi ini sangat membantu timbulnya minat yang baik bagi siswa (Hall, Quinn dan Gollnick, 2008: 485)

(11)

setelah melakukan beberapa kali uji blok tergolong rendah. Rata-rata nilai yang diperoleh hanya mencapai 65, sedangkan guru menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus dicapai siswa adalah 75.

Dari uraian di atas, ada kesenjangan antara teori tentang keterkaitan antara manajemen kelas dan minat belajar dengan rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa, untuk itu peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai

“Korelasi antara Manajemen Kelas dan Minat Belajar dengan Hasil Belajar

Biologi Siswa SMA se-Kecamatan Gadingrejo”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah hubungan yang antara manajemen kelas dengan hasil belajar biologi siswa SMA se-Kecamatan Gadingrejo?

2. Bagaimanakah hubungan yang antara minat belajar dengan hasil belajar biologi siswa SMA se-Kecamatan Gadingrejo?

3. Bagaimanakah hubungan yang antara manajemen kelas dan minat belajar dengan hasil belajar biologi siswa SMA se-Kecamatan Gadingrejo?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

(12)

2. hubungan antara minat belajar dengan hasil belajar biologi siswa SMA se-Kecamatan Gadingrejo;

3. hubungan antara manajemen kelas dan minat belajar dengan hasil belajar biologi siswa SMA se-Kecamatan Gadingrejo.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Sebagai pembelajaran bagi guru khususnya guru biologi di SMA

se-Kecamatan Gadingrejo mengenai manajemen kelas dan minat belajar agar hasil belajar siswa semakin baik.

2. Sebagai penambahan wawasan, pengalaman, dan bekal berharga bagi peneliti sebagai calon guru biologi yang profesional, terutama dalam melaksanakan manajemen kelas yang efektif dan menumbuhkan minat belajar siswa.

3. Sabagai informasi bagi peneliti lain bila hendak melaksanakan penelitian yang sejenis.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari anggapan yang berbeda terhadap masalah yang akan dibahas maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut.

(13)

2. Manajemen kelas yang diamati dalam penelitian ini mencakup lima dimensi yang diukur dengan angket, dimensi ini akan dibagi menjadi banyak indikator. Dimensi dimaksud sebagai berikut: (1) mengatur atau menata lingkungan fisik; (2) menegakkan disiplin dalam mengelola pembelajaran; (3) menegakkan perilaku siswa; (4) menjalin komunikasi dengan siswa; (5) menumbuhkan organisasi kelas yang efektif (Adang, 2009: 113-114)

3. Minat belajar diamati dalam penelitian ini mencakup empat dimensi yang diukur dengan angket, dimensi ini akan dibagi menjadi banyak indikator. Dimensi dimaksud sebagai berikut : (1) Perasaan senang; (2) perhatian; (3) kesadaran; (4) rasa ingin tahu (Yuliani, 2012: 93)

4. Subjek penelitian adalah siswa kelas X dan XI SMA se-Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Pelajaran 2012/2013 yaitu SMA 1 Gadingrejo, SMA 2 Gadingrejo dan SMA Muhammadiyah Gadingrejo.

F. Kerangka Pikir

(14)

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dapat terlaksana dengan baik sehingga prestasi belajar siswa juga akan baik.

Minat belajar adalah keinginan yang timbul dari individu itu sendiri tanda adanya paksaan dari luar, tetapi keinginan ini bisa didorong oleh lingkungan luar jika sesuai dengan keadaan individual tersebut. Minat siswa ditandai dengan adanya rasa suka atau senang terhadap pelajaran khususnya pelajaran biologi. Jika ada sesuatu yang menarik minat dan dibutuhkan oleh siswa maka siswa akan memiliki perhatian yang lebih terhadap pelajaran tersebut. Jika siswa tertarik untuk belajar biologi maka siswa memiliki perhatian yang penuh terhadap pelajaran biologi dan mereka akan bersungguh-sungguh untuk

belajar biologi. Dampaknya prestasi belajar yang mereka miliki akan baik.

Hasil belajar adalah pencapaian hasil belajar oleh siswa sesuai tujuan pembelajaran yang ditetapkan oleh guru. Hasil belajar yang bagus harus dimiliki oleh siswa SMA/MA. Namun, fakta di SMA se-Kecamatan

Gadingrejo Kabupaten Pringsewu menunjukkan bahwa siswa belum mencapai KKM yang ditetapkan guru.

(15)

X1

X2

Y

adanya dorongan dari luar. Oleh karena itu, dorongan dari guru sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan minat siswa terhadap pelajaran biologi.

Penelitian ini mengenai hubungan antara manajemen kelas dan minat belajar dengan prestasi belajar siswa. Variabel bebas pada penelitian ini adalah manajemen kelas dan minat belajar, sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar siswa. Hubungan antara kedua variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut.

Keterangan:

X1 : Manajemen kelas X2 : Minat belajar

r1 : Hubungan antara manajemen kelas dengan hasil belajar biologi

r2 : Hubungan antara minat belajar dengan hasil belajar biologi

R : Hubungan antara manajemen kelas dan minat belajar dengan hasil belajar biologi

Y : Hasil belajar biologi.

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat r2

R

(16)

G. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Terdapat hubungan antara manajemen kelas dengan hasil belajar biologi siswa SMA se-Kecamatan Gadingrejo.

2. Terdapat hubungan antara minat belajar dengan hasil belajar biologi siswa SMA se-Kecamatan Gadingrejo.

(17)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Kelas/Pengelolaan Kelas

Hall, Quinn dan Gollnick (2008: 484) menyatakan bahwa manajemen kelas dapat menjadi salah satu alasan siswa untuk belajar. Dengan alasan ini siswa dapat belajar dengan efektif sehingga hasil belajar dapat memuaskan serta sesuai dengan tujuan pembelajaran. Menurut Djiwandono (2002: 262) pengaturan atau pengelolaan kelas yang efektif adalah sarat utama untuk pengajaran yang efektif. Walaupun hal itu sulit tetapi harus dilaksanakan oleh seorang guru.

Manajemen Kelas terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan kelas. Mudasir (2011: 1) menyatakan bahwa manjemen merupakan penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Kelas merupakan sekelompok orang yang memiliki status sosial yang sama berdasarkan status sosioekonomi (Hall, Quinn, dan Gollnick, 2008: 534). Sedangkan menurut Mudasir (2011: 1-2) kelas memiliki dua arti yaitu kelas dalam arti sempit dan kelas dalam arti luas.

(18)

b) Kelas dalam arti luas adalah suatu masyrakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah yang sebagai kesatuan diorganisir menjadi unit kerja untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Dari pengertian tersebut, dapat diartikan manajemen kelas merupakan

penyelenggaraan proses pembelajaran di dalam ruangan yang terdiri dari siswa dan guru, dimana proses pembelajaran tersebut mengharapkan pembelajaran yang efektif dan efisien.

Rohani (2004: 127) menyatakan bahwa tindakan pengelolaan kelas adalah tindakan yang dilakukan oleh guru dalam rangka penyediaan kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar berlangsung efektif. Tindakan guru tersebut dapat berupa tindakan pencegahan yaitu dengan jalan menyediakan kondisi baik fisik maupun kondisi sosioemosional sehingga terasa benar oleh peserta didik rasa kenyamanan dan keamanan untuk belajar. Tindakan lain dapat berupa korektif terhadap tingkah laku peserta didik yang menyimpang dan merusak kondisi optimal bagi proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Guru yang baik akan memahami bidang kompetensi yang ia tekuni saat akan mengajar.

Djiwandono (2002: 17-18) menyatakan bahwa ada empat bidang kompetensi guru pada umunya, yaitu :

1) Guru harus memiliki pengetahuan mengenai teori belajar dan tingkah laku manusia.

2) Guru harus menunjukan sikap dalam membantu siswa belajar dan memupuk hubungan dengan manusia lain secara tulus.

3) Guru hars menguasai mata pelajaran yang diajarkan.

(19)

Jones dan Jones (2012: 20) mengatakan bahwa manajemen ruang kelas adalah penciptaan lingkungan ruang kelas yang didalamnya semua siswa merasa aman dan nyaman, dan dapat memaksimalkan belajar akademis dan

keterampilan sosial yang penting. Ketika guru dan siswa menciptakan tipe-tipe

setting ruang kelas, pelajar cenderung membuat pilihan yang baik dan belajar mereka ditingkatkan. Manajemen ruang kelas meliputi metode untuk

membantu siswa mengembangkan keahlian prilaku baru yang dapat membantunya dalam bekerjasama dan berhasil bersama orang lain.

Hall, Quinn, dan Gollnick (2008: 484) manajemen kelas adalah pembentukan orkestra dari komponen-komponen yang tak terhitung untuk memastikan lingkungan pembelajaran yang aman dan nyaman. Ini adalah alasan siswa untuk merasa cukup aman membagi pemikiran-pemikirannya, secara tertulis ataupun lisan. Manajemen kelas merupakan prosedur dan kegitan rutin tertentu yang dikembangkan dengan sengaja dan dengan kerjasama. Manajemen kelas adalah suatu bagian mengajar yang tidak pernah

disempurnakan karena harus selalu diadaptasi agar sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan para murid dan guru. Inilah alasan siswa mengetahui bahwa belajar itu penting dan guru dapat mengajar dengan baik.

(20)

Cooper (dalam Mudasir, 2011: 2) mengemukaan lima pengelompokan definisi manajemen kelas, yaitu :

a. Manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas. Definisi ini memandang pengelolaan kelas sebagai proses untuk mengontrol tingkah laku siswa. Pandangan ini bersifat “otoratif”. Kaitannya dengan tugas guru adalah

menciptakan dan memelihara ketertiban suasana kelas. Penggunaan disiplin sangat diutamakan.

b. Manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa. Definisi ini didasarkan atas pandangan yang bersifat “permisif”. Kaitannya dengan tugas guru adalah memaksimalkan

perwujudan kebebasan siswa, maksudnya guru membantu siswa untuk merasa bebas melakukan yang ingin dilakukannya.

c. Manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk

mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan. Definisi ketiga ini

didasarkan pada prinsip-prinsip mengubah tingkah laku (behavioral modification) dan memandang manajemen kelas sebagai proses

pengubahan tingkah laku siswa. Guru disini berfungsi sebagai pembantu siswa dalam mempelajari tingkah laku yang diharapkan melalui prinsip reinforcement (penguatan).

(21)

manajemen kelas sebagai pross penciptaan iklim sosioemosional yang positif di dalam kelas. Definisi ini beranggapan bahwa kegiatan belajar akan berkembang secara maksimal di dalam kelas yang beriklim positif yaitu suasana hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.

e. Manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif definisi kelima ini menganggap kelas merupakan sistem sosial dengan proses kelompok (group proses) sebagai intinya. Pengejaran berlangsung dalam kaitannya dengan suatu kelompok, tetapi belajar dianggap proses individual, maka kehidupan kelas dalam kelompok dipandang mempunyai pengaruh yang sangat berarti terhadap kegiatan belajar. Tugas guru disini adalah

mendorong berkembangnya dan berprestasinya sistem kelas yang efektif.

Beberapa pengertian yang dikemukaan oleh para ahli mengenai manajemen kelas dapat menjadi gambaran dan pemahaman bahwa suatu manajemen kelas sangat dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan prestasi belajar siswa.

Manajemen kelas dapat berjalan efektif jika guru mengetahui bagaimana ia berperan dalam mengendalikan kelasnya sehingga pemebalajaran dapat berjalan dengan efektif.

(22)

a. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.

b. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran.

c. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial,

emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.

d. Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individual.

Manajemen kelas yang efektif dapat dipandang sebagai pusat semua yang baik dan tepat tentang mengajar. Tanggung jawab pengaturan kelas hampir

semuanya ada pada guru. Melalui manajemen kelas, pembelajaran dapat efektif karena seorang guru mampu membangun dan menjaga lingkungan kelas. Untuk itu dibutuhkan guru yang memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai para siswa, materi, dan konteksnya (Hall, Quinn, dan Gollnick, 2008: 488).

Froyen dan Iverson (dalam Hall, Quinn, dan Gollnick, 2008: 489)

mengategorikan manajemen kelas yang efektif ke dalam tiga area berbeda yaitu content management (manajemen isi/materi), conduct management

(23)

Guru sebagai seorang pengajar harus terampil dalam mengelola kelas agar dapat menguasai situasi dan kondisi di dalam kelas. Menurut Mudasir (2002: 19) ada dua hal dimana guru dikatakan terampil dalam mengelola kelas, yaitu keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dan keterampilan yang berhubungan dengan

pengembangan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal terdiri dari keterampilan sikap tanggap, membagi perhatian, pemusatan perhatian

kelompok. Keterampilan suka tanggap ini dapat dilakukan dengan cara memandang secara seksama, gerakan mendekat, memberi pertanyaan, dan memberi reaksi terhadap gangguan dan kekacauan. Yang termasuk dalam keterampilan memberi perhatian adalah visual dan verbal. Sedangkan memberi tanda, penghentian jawaban, pengarahan dan petunjuk yang jelas, penghentian penguatan, kelancaran dan percepatan, merupakan sub bagian dari keterampilan dan pemusatan kelompok.

Guru dituntut menyediakan kondisi yang kondusif di dalam kelas untuk berlangsungnya proses belajar mengajar. Menurut Sardiman (2012: 169) tugas guru dalam mengelola kelas adalah mengatur tata ruang kelas yang memadai untuk pengajaran dan menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi. Mengatur tata ruang kelas maksudnya guru harus dapat mendesain dan mengatur ruang kelas sedemikian rupa sehingga guru dan anak didik itu kreatif, kerasan belajar diruangan itu. Misalnya bagaimana mengatur meja dan tempat duduk, menempatkan papan tulis, tempat meja guru, bahkan

(24)

indah, bersih dan nyaman untuk melakukan proses pembelajaran. Kemudian berkaitan dengan penciptaan iklim belajar mengjar yang serasi, maksudnya guru harus menangani dan mengarahkan tingkah laku anak didiknya agar tidak merusak suasana kelas. Sekiranya terdapat tingkah laku anak didik yang kurang serasi, seperti ramai, nakal, mengantuk dan menggangu teman lain, guru harus dapat mengambil tindakan yang tepat, menghentikan tingkah laku anak tadi, kemudian mengarahkan kepada yang lebih produktif.

Keterampilan yang harus dimiliki guru ini semata-mata hanya untuk

memperlancar proses pembelajaran sehingga guru mampu memonitoring kelas yang ia pegang. Menurut Rohani (2004: 172) kemampuan guru mengajar merupakan dimensi paling utama untuk melakukan penilaian monitoring. Aspek-aspek pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru sangat

mempengaruhi kualitas proses dan hasil belajar peserta didik. Hasil belajar ada tiga yaitu kognitif, afektif dan prikomotorik. Penelitian ini menekankan pada hasil belajar kognitif siswa.

Suasana kelas yang efektif dan kondusif menuntut seorang guru untuk menetapkan pendekatan yang akan diambil dalam mengelola kelas. Menurut Mudasir (2002: 30-32) ada dua jenis pendekatan dalam pengelolaan kelas, yaitu.

a. Pendekatan dengan penerapan sejumlah “larangan dan anjuran”

(25)

kekerasan, pura-pura patuh, dan sebagainya. Akibatnya semangat siswa akan menurun dan menggangu aktifitas belajar.

b. Pendekatan perubahan tingkah laku (Behavior modification)

Sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peran guru adalah

mengembangkan tingkah laku peserta didik yang bersifat positif bukan negatif. Tingkah laku yang menimbulkan sifat positif dapat dirangsang dengan memebrikan pujian sehingga menimbulkan perasaan senang.

Cooper (dalam Hasibuan, Ibrahim, dan Toenlioe, 1994: 165-178) dan kawan-kawan mengemukakan tiga pendekatan pengelolaan kelas yaitu pendekatan modifikasi perilaku, pendekatan iklim sosio-emosional, dan pendekatan proses kelompok.

a. Pendekatan modifikasi perilaku

Pendekatan modifikasi perilaku menekankan pada tingkah laku manusia, yang baik maupun yan tidak baik, dalam batasan-batasan tertentu yang merupakan hasil belajar. Pendekatan ini tentang tingkah laku laku manusia terbentuk melalui hubungan manusia dengan lingkungannya. Pendekatan ini menghasilkan sebuah teknik yang terdiri dari penguatan positif (positive reinforcement), penguatan negatif (negative reinforcement), penghapusan (extinction), dan hukuman.

b. Pendekatan iklim dan sosio-emosional

(26)

yang baik dengan siswa, guru perlu menerapkan sikap-sikap tertentu agar pembelajaran menjadi lebih efktif dan efisien. Akan tetapi ada siswa yang mengalami gangguan psikis yang menghambat sikap guru yang baik menjadi tidak mendapatkan hasil apa-apa. Jadi ada dua sikap yang dikembangkan oleh guru terhadap siswa yaitu sikap terhadpa siswa yang mengalami gangguan psikologis yang disebut sifat umum dan sikap terhadap siswa yang tidak mengalami gangguan psikologis yang disebut sikap khusus.

c. Pendekatan proses kelompok

Pendekatan ini menekakan pada proses belajar-mengajar yang efektif dan efisien berlangsung dalam konteks kelompok yaitu kelompok kelas. Peranan guru dalam rangka pengelolaan kelas adalah menciptakan kelompok kelas yang mempunyai ikatan yang kuat serta dapat bekerja secara efektif dan efisien.

Tindakan pengelolaan kelas oleh seorang guru akan efektif apabila ia dapat mengidentifikasi dengan tepat hakekat masalah yang sedang dihadapi, sehingga pemilihan penanggulangannya bisa tepat. Menurut Hasibuan, Ibrahim dan Toenlioe (1994: 165) masalah pengelolaan kelas bersumber dari siswa dan kondisi tempat belajar-mengajar. Masalah yang bersumber dari siswa terdiri dari masalah individual dan masalah kelompok.

(27)

tersebut diperlukan agar masalah individual tidak merembet menjadi masalah kelompok, ataupun sebaliknya.

Masalah yang dihadapi harus ditindaklanjuti untuk diselesaikan. Menurut Rustaman (2005: 132) tindakan pencegahan untuk menghindari terjadinya masalah pengelolaan, baik yang sifatnya individual maupun yang kelompok. a. Tindakan pencegahan lebih baik dari pada tindakan penyembuhan dapat

dilakukan dengan cara membuat tata tertib kelas, memberikan ganjaran (hadiah) bagi siswa yang melakukan kegiatan positif.

b. Tindakan kuratif yaitu menghentikan pelanggaran secepat mungkin agar tidak berkembang kepada siswa lain, yaitu dengan pemberian hukuman, mulai dari hukuman ringan, sedang dan berat.

B. Minat Belajar

Minat menurut Slameto (dalam Djaali, 2008: 121) adalah rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Kegiatan yang dilakukan dengan senang hati tanpa ada yang memerintah dan tanpa ada paksaan maka kegiatan itu akan mencapai tujuannya dengan baik. Dalyono (1997: 56) mengemukakan bahwa minat dapat timbul karena adanya daya tarik dari luar dan juga datang dari sanubari, besarnya minat dapat mencapai tujuan yang diminati. Daya tarik dari luar dapat dipengaruhi oleh guru dalam proses pembelajaran dan pengelolaan kelasnya.

(28)

a. Minat sebagai sebab, yaitu tenaga pendorong yang merangsang seseorang memperhatikan objek tertentu lebih dari objek-objek lainnya.

b. Minat sebagai akibat, yaitu berupa pengalaman perasaan yang

menyenangkan yang timbul sebagai akibat dari kehadiran seseorang, atau objek tertentu atau sebagai hasil partisipasi seseorang di dalam suatu bentuk kegiatan.

Djaali (2008: 121) berpendapat bahwa minat pada dasarnya adalah

penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakain besar minatnya. Lalu Crow dan Crow dalam Djaali (2008: 121) berpendapat bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk

menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Menurut Jaelani (2006: 66) dari segi kata minat dapat diartikan sebagai kecenderungan hati terhadap sesuatu serta perhatian terhadap sesuatu dan kesukaan terhadap sesuatu. Minat akan timbul dri diri seseorang apabila sesuatu yang diminati bermanfaat, bisa dirasakan, dialami secara nyata, dan bila pihak luar juga mendorong kearah tersebut.

Dalam The American Heritage Dictionary of the English Languge (dalam Djaali, 2008: 122) menyatakan minat merupakatan rasa ingin tahu,

(29)

kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat tidak timbul sendirian, ada unsur kebutuhan, misalnya minat belajar dan lain-lain.

Sesuai dengan pendapat dari Suryabrata (1983: 84) dalam Indraliana yang berpendapat bahwa:

“minat belajar sangat besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar. Jika siswa tidak berminat untuk mempelajari sesuatu maka tidak dapat diharapkan bahwa siswa tersebut akan berhasil dengan baik dalam

mempelajari hal tersebut, sebaiknya jika mempelajari sesuatu dengan penuh minat maka akan diharapkan hasilnya akan lebih baik”

Suhartin (2010: 70) menyatakan contoh penemuan minat misalnya “senang” berkali- kali penulis kemukakan, ini bukan kebetulan tetapi memang

disengaja. Adapun sebabnya dikarnakan “minat” tersebut biasanya timbul sebagai akibat suatu perbuatan yang menyenangkan. Psikologi belajar hukum ini disebut hukum kepuasan (the law of iffect) yang intinya adalah bahwa suatu perbuatan yang menghasilkan suatu kencendrungan berulang-ulang. Untuk mengarahkan minat anak, beberapa usaha dapat dilakaukan antara lain: 1. menyediakan macam-macam peralatan yang menggambarkan berbagai

bidang sepeeti bidang tekhik, olah raga, kesenian, pertanian. Bermacam-macam peralatan tersebut anak akan memilih peralatan yang mereka senangi.

2. kecerdasan anakpun perlu dites untuk mengukur kempuan anak.

C. Hasil Belajar

(30)

diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari. Djaali (2008: 99) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar antara lain sebagai berikut.

1. Faktor Internal yang berasal dari dalam diri kesehatan, intelegensi, minat dan motivasi, cara belajar.

2. Faktor Eksternal yang berasal dari luar diri keluarga, sekolah, masyarakat, lingkungan.

Macam-macam jenis tes untuk mengukur suatu keberhasilan belajar. Menurut Djiwandono (2002: 413) untuk mengukur hasil belajar ada lima macam berdasarkan kriteria dimana tes itu akan diselenggarakan, yaitu tes masuk, tes sumatif, tes formatif, prates, dan postes. Sudijono (2001: 71-72) menyatakan bahwa tes formatif adalah tes hasil belajar yang berfungsi untuk mengetahui sudah sejauh manakah peserta didik telah dibentuk. Formatif berasal dari kata form yang berarti bentuk. Tes ini biasanya dilaksanakan setiap kali subpokok bahasan berahir atau dapat diselesaikan. Sedangkan tes sumatif adalah teshasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Tes ini sering dikenal dengan Ulangan Umum atau Ulangan Akhir Semester.

Proses belajar akan menghasilkan hasil belajar. Sardiman (2012: 28-29) menjelaskan bahwa hasil belajar meliputi: a) hal ihwal keilmuan dan

(31)

(psikomotorik). Lebih lanjut, bahwa ketiga hasil belajar di atas dalam pengajaran merupakan tiga hal yang secara perencanaan dan programatik terpisah, namun dalam kenyataannya pada diri siswa akan merupakan satu kesatuan yang utuh dan bulat.

Anderson (dalam Widodo, 2006: 140) menguraikan dimensi proses kognitif pada taksonomi Bloom Revisi yang mencakup: 1) menghafal (remember), yaitu menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka pasnjang, 2) memahami (understand), yaitu mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, atau

mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang ada dalam pemikiran siswa, 3) mengaplikasikan (apply), yaitu penggunaan suatu

prosedur guna meyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas, 4) menganalisis (analyze), yaitu menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke

(32)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2013 di SMA N 1 Gadingrejo, SMA N 2 Gadingerjo dan SMA Muhammadiyah Gadingerjo Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X dan XI SMA se-Kecamatan Gadingrejo yang terdiri atas 3 sekolah yaitu SMA N 1 Gadingrejo, SMA N 2 Gadingrejo dan SMA Muhammadiyah Gadingrejo yang berjumlah 425 siswa. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 319 siswa, sampel diambil 75% dari seluruh populasi dengan tingkat kesalahan penelitian sebesar 1% (Sugiyono, 2011: 128), sampel tersebar pada seluruh kelas X dan XI. Sampel penelitian ini diambil dengan teknik purpossive sampling.

C. Desain Penelitian

(33)

bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik fakta dan karakteristik objek yang diteliti tersebut secara tepat. Objek dalam penelitian ini adalah manajemen kelas oleh guru dan minat belajar siswa.

D. Prosedur Penelitian

Terdapat dua tahap yang dilaksanakan pada penelitian ini, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut.

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut : a. Membuat surat izin penelitian ke sekolah tempat diadakannya

penelitian.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang hasil belajar, dan keadaan siswa yang akan menjadi subjek penelitian.

c. Menetapkan populasi dan sampel penelitian untuk kelas yang akan dijadikan subjek penelitian.

(34)

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Memberikan angket manajemen kelas dan angket minat belajar kepada siswa untuk mengetahui bagaimana manajemen kelas oleh guru dan sejauh mana minat belajar biologi siswa.

b. Memberikan soal uji blok sebanyak dua kali uji blok untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

c. Mengolah data yang diperoleh untuk mengetahui hubungan antara manajemen kelas dan minat belajar dengan hasil belajar siswa.

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif yaitu tes yang diberikan oleh peneliti untuk mengkur hasil belajar. Sedangkan data kualitatif berupa angket untuk mengukur manajemen kelas dan minat belajar siswa. kemudian dihitung berdasarkan kategoti teratur.

2. Teknik Kuisioner atau Angket

(35)

3. Teknik Wawancara

Teknik wawancara digunakan untuk mengumpulkan data mengenai manajemen kelas dan minat belajar siswa. Peneliti melakukan wawancara terhadap guru biologi dan siswa SMA se-Kecamatan Gadingrejo.

Informasi yang dimaksud merupakan sumbangsih untuk penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

Siswa yang diwawancara merupakan perwakilan masing-masing kelas yang menjadi sampel penelitian. Siswa tersebut memiliki kriteria tertentu yaitu; (1) setiap perwakilan kelas X dan XI diwakili oleh dua atau lebih siswa, (2) siswa ini memiliki perbedaan kemampuan yaitu tinggi, sedang dan rendah. Sedangkan guru yang diwawancara adalah seluruh guru yang mengajar biologi di kelas X dan XI SMA se-Kecamatan Gadingrejo.

4. Teknik Pengukuran (Tes)

Metode ini digunakan untuk memperoleh data kognitif tentang hasil belajar biologi siswa, siswa diberikan uji soal uji blok untuk dua bab materi pelajaran.

F. Teknik Analisis Instrumen

(36)

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas merupakan kecermatan atau ketepatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Instrumen dimaksud adalah angket manajemen kelas, minat belajar dan soal tes. Peneliti menggunakan program SPSS 20. untuk menghitung validitas instrumen. Pada program SPSS 20 teknik pengujian yang digunakan untuk uji validitas adalah korelasi Bivariate Pearson (Poduk Momen Pearson). Secara manual dapat dilihat pada rumus berikut.

a. Bivariate Pearson (Korelasi Pearson Product Moment)

Koofisien item-total dengan Bivariate Pearson dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

=

Keterangan :

r xy = Koefisien korelasi yang menyatakan validitas

X = Skor butiran soal Y = Skor total

N = Banyak data (Priyatno, 2010: 90-91)

Setelah dilakukan uji validitas bahwa 35 soal valid untuk angket manajemen kelas dan 20 soal valid untuk angket minat belajar dengan koofisien korelasi lebih besar dari 0,632 (angka korelasi untuk 10 responden).

2. Uji Reliabilitas

(37)

pengukuran tersebut diulang (Priyatno, 2010: 97). Peneliti menggunakan program SPSS 20. untuk menghitung reliabilitas instrumen. Instrumen dimaksud yaitu angket manajemen kelas dan minat belajar. Secara manual perhitungan untuk mencari harga reliabilitas menurut pendapat Arikunto (dalam Prayitno, 2010: 97) bahwa perhitungan reliabilitas menggunakan rumus alpha yaitu:

Keterangan :

r 11 = reliabilitas yang dicari

∑ i2 = Jumlah varians skor tiap –tiap item i2 = Varians total

n = Banyaknya item angket Dimana :

dan

Keterangan :

X i2 = Kuadrat skor total

X i = skor total

N = Banyaknya responden

Untuk mengubah skor angket menjadi nilai digunakan rumus :

N =

Keterangan :

N = Nilai yang diperoleh siswa S = Skor yang diperoleh siswa S max = Skor maksimun

Setelah dilakukan uji reliabilitas pada soal angket yang valid diperoleh nilai Cronbac’h Alpha sebesar 0,970. Karena nilai di atas 0,6, maka

(38)

G. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Berdasarkan metode penelitian dan jenis data yang dikumpulkan, maka analisis data yang dilakukan terdiri dari dua tahap, yaitu deskripsi data dan pengujian hipotesis. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan SPSS 20. sebelumnya dilakukan uji prasarat analisis yaitu uji linieritas.

1. Deskripsi Data

Data yang diperoleh dideskripsikan berdasarkan kategori teratur. Data manajemen kelas dan minat belajar diperoleh dari penyebaran angket, sedangkan data hasil belajar diperoleh dari nilai uji blok siswa.

Selanjutnya menggolongkan tingkatan manajemen kelas dan minat belajar menurut kategori teratur dengan menentukan kategori interval.

Panjang Kelas Interval (P) = Rentang Kelas Interval Banyak Kelas Interval P = 105 - 35

3

P = 23,3 atau 23

Berdasarkan rumus interval di atas maka dikelompokan sebagai berikut: Tabel 1. Pengelompokan Manajemen Kelas

Skor Tingkat Sedangkan data minat belajar sebagai berikut. Panjang Kelas Interval (P) = Rentang Kelas Interval

Banyak Kelas Interval P = 60-20

3

P = 13,3 atau 13

(39)

Berdasarkan rumus interval di atas maka dikelompokan sebagai berikut: Tabel 2. Pengelompokan Minat Belajar Siswa

Skor Tingkat

48 – 60 34 – 47 20 – 33

Sangat Baik Baik Kurang Baik

Data hasil belajar diperoleh berdasarkan kriteria penilaian hasil belajar yaitu:

Tabel 3. Kriteria penilaian hasil belajar Nilai siswa Kriteria

81-100 61-80 41-60 21-40 0-20

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Sumber: Arikunto (2007: 214)

2. Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya

(40)

3. Pengujian Hipotesis

a. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 20 dengan uji Korelasi Bivariate dan uji Korelasi Ganda.

i. Uji Korelasi Bivariate

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi. Metode korelasi sederhana digunakan adalah Pearson Correlation. Pearson Correlation digunakan untuk data berskala interval atau rasio. Menurut Sugiyono (2010: 257) pedoman untuk memberikan interpretasi koofisien korelasi sebagai berikut :

Tabel 4. Tingkat hubungan berdasarkan interval korelasi sederhana

Interval Koofisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199

Koofisien korelasi Pearson dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

=

Keterangan :

(41)

ii. Analisis Korelasi Ganda

Analisis korelasi ganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen terhadap variabel

dependen. Berikut ini merupakan rumus korelasi ganda dengan dua variabel independen adalah:

Keterangan :

Ryx1x2 = korelasi variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama

dengan variabel Y

ryx1 = korelasi sederhana (product moment pearson) antara X1 dengan Y

ryx2 = korelasi sederhana (product moment pearson) antara X2 dengan Y

x1y2 = korelasi sederhana (product moment pearson) antara X1 dengan Y2

menurut Sugiyono (dalam Priyatno, 2010: 65) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:

Tabel 5. Tingkat Hubungan Berdasarkan Interval Korelasi Ganda

(42)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Manajemen kelas memiliki hubungan yang kuat dengan hasil belajar. Semakin baik guru melakukan manajemen kelas maka semakin baik pula hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

2. Minat belajar memiliki hubungan yang kuat dengan hasil belajar. Semakin baik minat belajar yang dimiliki siswa maka semakin baik pula hasil belajar yang mereka peroleh.

3. Manajemen kelas dan Minat belajar memiliki hubungan yang kuat dengan hasil belajar. Semakin baik manjemen kelas oleh guru dan minat belajar oleh siswa maka hasil belajar yang mereka peroleh semakin meningkat.

B. Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan dalam upaya meningkatkan hasil belajar matematikan siswa adalah sebagai berikut.

(43)

agar dapat mengetahui hal apa saja yang harus diperbaiki sehingga kekurangan saat mengelola kelas dapat teratasi.

2. Guru hendaknya secara terampil mampu menumbuhkan minat belajar siswa dengan cara meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini dapat dengan melaksanakan manajemen kelas dengan benar.

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Adang, A. 2009. Kontribusi Manajemen Kelas dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Efektifitas Proses Pembelajaran : Studi Deskriptif Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Kecematan Cihideung Kota Tasik Malaya Provinsi Jawa Barat. (tesis). Universitas Pendididikan Indonesia. Bandung. Anderson, L., K. David., A. Peter., C. Kathleen., M. Ricard., P. Paul., R. James.,

dan W. Merlin. 2000. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing

(A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives, Abridged Edition). Newyork : Longman.

Arikunto, S. 2002. Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif. PT Rineka Cipta. Jakarta.

. 2007. Penilaian Program Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Azwar, S. 2004. Psikologi Intelegensi. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Dalyono, M. 1997. Psikologi Pendidikan. PT Rineka Cipta. Jakarta. Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Djiwandono, S. E. W. 2002. Psikologi Pendidikan. Grasindo. Malang. Diakses dari

Http://Books.Google.Co.Id/Books?Id=Tns2am5lqkqc&Printsec=Frontcover &Hl=Id#V=Onepage&Q&F=False pada 5 Januari 2013 21:00 p.m.

Hall, G. E., R. Quinn, dan P. Gollnick. 2008. Mengajar dengan Senang. PT Macanan Jaya Cemerlang. Jakarta.

Hamalik, O. 200. Proses Belajar Mengajar. Pt Bumi Aksara. Jakarta. Hasibuan , J. J., Ibrahim, dan Toenlioe. 1994. Proses Belajar Mengajar

Keterampilan Dasar Pengajaran Mikro. Remaja Rosdakarya Offset. Bandung.

Jaelani, A. F. 2006. Membuka Pintu Rezeki. Jakarta. Gema Insani.

(45)

Kholil, M. 2012. Empat Kompetensi Guru Professional. Diakses dari http://halil-pkn.blogspot.com/2012/03/empat-kompetensi-guru-professional.html. 20 Desember 2013 07:15 p.m

Mudasir. 2011. Manajemen Kelas. Zanafa Publishing Dan Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Uin Suska Riau. Riau.

Priyatno, D. 2010. Paham Analisa Statistik Data Dengan SPSS. Mediakom.

Yogyakrta.

Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Pt Rineka Cipta. Jakarta. Rustaman, N. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Universitas Negeri

Malang. Malang.

Sardiman. 2012. Interaksi Dan Motifasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Suryabrata, S. 1983. Metodelogi Penelitian. CV Rajawali. Jakarta.

Sudijono, A. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sunyoto, D. 2008. Statistik Ekonomi Dasar. Amaro Books. Yogyakarta. Sugiyono. 2010. Penelitian Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuatitatif,

Kualitatif, Dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Surya, H. 2009. Menjadi Manusia Pembelajar. Jakarta. Alex Media Komputindo. Diakses dari

Http://Books.Google.Co.Id/Books?Id=Zefeeqxqkpgc&Printsec=Frontcover# V=Onepage&Q&F=False pada 1 Januari 2013 22:00 p.m.

Underwood, M. 1987. Pengelolaan Kelas Yang Efektif. Arcan. Jakarta.

(46)

Lampiran 1

KISI-KISI ANGKET MANAJEMEN KELAS Tabel 14. Kisi-kisi angket manajemen kelas

Variabel Dimensi Indikator Nomor Soal

1. Manajemen

1. Mengatur tempat duduk 2. Mempersiapan alat peraga 3. Lingkungan kelas

4. Menggunakan media pembelajaran

5. Menciptakan tata tertib bersama siswa

6. Kerapihan fasilitaas kelas

1, 2

1. Mengatur siswa di dalam kelas 2. Waktu belajar dalam satu mata

pelajaran

3. Disiplin di dalam kelas 4. Perilaku tidak sesuai dengan

aturan atau norma di dalam kelas 5. Menggunakan metode mengajar

9

1. Menghargai dengan sesama siswa 2. Kompetensi siswa secara optimal 3. Tutur kata sopan dan ramah 4. Menghargai pendapat siswa 5. Menyapa tanpa melihat status 6. Penyaluran potensi, bakat, dan

minat siswa

1. Saling mengenal antara guru dan selurus siswa dalam kelas

2. Sikap empati kepada peserta didik 3. Komunikasi di dalam kelas 4. Iklim sosioemosional kelas yang

positif

5. Pemberian penghargaan kepada peserta didik

1. Penciptaan kelompok belajar 2. Membuat tata tertib kelas

(47)

Lampiran 2

KISI-KISI ANGKET MINAT BELAJAR Tabel 15. Kisi-kisi angket minat belajar

Variabel Kategori Indikator Nomor

soal Minat a. Perasaan

senang/tidak senang

1. Kegemaran/senang pada mata pelajaran biologi

2. Menyukai pelajaran biologi 3. Tidak bolos sekolah saat

pelajaran biologi berlangsung 4. Jam tambahan pelajaran

biologi

5. Guru biologi berhalangan hadir

b. Perhatian 1. Memperhatikan saat guru menjelaskan.

2. Memiliki banyak media informasi mengenai pelajaran biologi.

3. Menjawab soal dengan baik dari guru

4. Nilai ulangan biologi

7 8, 9

10 11 c. Kesadaran 1. Menyadari bahwa pelajaran

biologi itu penting

2. Belajar biologi sebelum dan setelah pembelajaran biologi di kelas

3. Tugas yang diberikan guru

12 13, 14

15 d. Rasa ingin tahu 1. Penasaran terhadap materi

yang akan dijelaskan

2. Bertanya dan mengungkapkan pendapat saat pelajaran

biologi dikelas

3. Mencari informasi mengenai pelajaran biologi

16, 17 18

19, 20

(48)

Lampiran 3

ANGKET MANAJEMEN KELAS

A. Pengantar

Angket ini bertujuan sebagai alat pengumpulan data penelitian. Dalam angket ini anda diminta untuk dapat memberikan jawaban secara jujur dan benar sesuai dengan keadaan anda, lingkungan, dan guru anda. Apapun jawaban anda tidak akan mempengaruhi nilai fisik anda. Kerahasiaan jawaban anda terjamin. Atas kesediaan anda, diucapkan terima kasih

B. Identitas Siswa

Nama : ... Kelas : ... Jenis Kelamin :………..

C. Petunjuk Pengisian

1. Berilah tanda silang pada pilihan jawaban yang sesuai 2. Periksalah kembali jawaban anda sebelum mengumpulkan

D. Pertanyaan Angket Manajemen Kelas

1. Setiap terjadi proses pembelajaran, apakah guru mengatur tempat duduk siswa jika terlihat berantakan?

a. Selalu mengatur tempat duduk siswa setiap proses pembelajaran

b. Kurang mengatur tempat duduk siswa setiap proses pembelajaran, karena kurang peduli

c. Tidak pernah mengatur tempat duduk siswa setiap proses pembelajaran walaupun terlihat berantakan

2. Saat terjadi proses pembelajaran, bagaimanakah tempat duduk yang diatur guru untuk kenyamanan siswa belajar?

a. Tempat duduk yang di atur guru selalu bervariasi sehingga kami senang untuk belajar dengannya

b. Tempat duduk yang di atur guru kurang bervariasi sehingga kami kurang senang untuk belajar dengannya

c. Tempat duduk yang diatur guru tidak bervariasi sehingga kami tidak senang untuk belajar dengnnya

3. Apakah guru mempersiapkan alat peraga untuk membantu proses pembelajaran? a. Selalu mempersiapkan

(49)

4. Bagaimanakah lingkungan kelas saat guru mengajar?

a. Selalu bersih karena guru sangat peduli terhadap lingkungan kelas dan selalu memberikan saran kepada siswa untuk peduli lingkungan

b. Kurang bersih, karena guru peduli terhadap lingkungan kelas tetapi tidak memberikan saran kepada siswa untuk peduli lingkungan

c. Kurang bersih karena guru tidak peduli pada lingkungan kelas

5. Saat proses pembelajaran berlangsung, apakah guru menciptakan suasana yang nyaman untuk siswa sehingga proses pembelajaran menjadi efektif?

a. Selalu tercipta, karena guru sangat pandai untuk menciptakan kenyamanan kelas sehingga proses pembelajaran efektif

b. Kurang tercipta karena guru tidak terlalu mahir dalam hal tersebut

c. Tidak pernah tercipta karena guru hanya fokus untuk mengajar dan tidak peduli terhadap kenyamanan kelas

6. Saat proses pembelajaran, apakah guru menyesuaikan media pembelajaran yang ia gunakan dengan materi yang ia ajarkan?

a. Selalu sesuai, karena guru sangat pandai memilih media pembelajaran b. Kurang sesuai, karena guru kurang pandai memilih media pembelajaran c. Tidak sesuai, karena guru tidak pandai memilih media pembelajaran

7. Saat guru menciptakan tata tertib, apakah guru juga menaati peraturan tersebut? a. Selalu menaati

b. Kurang menaati c. Tidak pernah menaati

8. Bagaimanakan fasilitas kelas saat proses pembelaran berlangsung?

a. Selalu rapih, karena guru selalu mengajak siswa menata fasilitas kelas dengan baik demi kelancaran proses pembelajaran

b. Kurang rapih, karena guru kurang mengajak siswa menata fasilitas kelas c. Tidak rapih, karena guru tidak peduli

9. Apakah guru mengatur siswa saat terjadi kegaduhan di kelas yang dapat mengganggu proses pembelajaran?

a. Selalu mengatur, karena guru sangat peduli terhadap kenyamanan siswa di dalam kelas

b. Kurang mengatur, karena guru kurang peduli terhadap kenyamanan siswa di dalam kelas

c. Tidak mengatur, karena guru hanya peduli dengan pelajaran yang akan disampaikannya

10.Apakah guru selalu tepat waktu saat memulai dan mengakhiri pelajaran? a. Selalu tepat waktu karena guru sangat disiplin

b. Kurang tepat waktu, karena guru masuk setelah 10-15 bel berbunyi, tetapi selalu berakhir pada bel berbunyi

c. Tidak pernah tepat waktu, karena guru sangat malas untuk mengajar 11.Apakah guru menegakkan disiplin didalam kelas?

(50)

12.Apakah guru menegur siswa yang melanggar aturan kelas? a. Selalu menegur karena guru sangat peduli

b. Kurang menegur karena guru kurang peduli c. Tidak pernah menegur

13.Apakah guru menegur siswa yang tidak mengerjakan PR? a. Selalu menegur agar siswa mengerjakan PR nya b. Kurang menegur karena siswa tidak terlalu peduli

c. Tidak menegur dan membiarkan siswa tidak mengerjakan PR

14.Apakah guru melakukan diskusi, tanya jawab, atau atau mtode-metode mengajar lain yang bisa membantu proses pembalajaran menjadi efektif saat proses pembelajaran? a. Selalu menggunakan karena guru sangat kreatif

b. Kurang menggunakan karena guru kurang kreatif

c. Tidak pernah menggunakan, karena guru hanya ceramah saat terjadi proses pembelajaran

15.Apakah guru melakukan praktikum terhadap sub bab yang seharusnya praktikum? a. Selalu melakukan praktikum jika dibutuhkan

b. Kurang melakukan praktikum walaupun dibutuhkan c. Tidak melakukan praktikum

16.Apakah guru memberikan contoh agar bertindak ramah terhadap sesama? a. Selalu ramah baik kepada siswa maupun guru lain

b. Kurang ramah, karena lebih sering acuh terhadap siswa ataupun guru c. Tidak ramah karena sangat acuh

17.Apakah guru menasehati siswa agar bertindak ramah terhadap teman, khususnya sekelasnya?

a. Selalu menasehati b. Kurang menasehati c. Tidak menasehati

18.Apakah guru menggali pengetahuan siswa dengan cara memberikan motivasi-motivasi kepada siswa?

a. Selalu, karena guru peduli agar siswa termotivasi untuk semangat belajar b. Kurang, karena guru kurang peduli kepada siswa

c. Tidak, karena guru tidak peduli terhadap siswa

19.Apakah guru mengetahui kemampuan siswa sehingga ia paham bagaimana cara mengajar yang baik dan siswa mengerti dengan apa yang diajarkan?

a. Guru sangat mengetahui kemampuan siswa b. Guru kurang memngehui kemampuan siswa c. Guru tidak mengetahui kemampuan siswa

20.Apakah guru bertutur kata sopan kepada siswa atau kepada guru lain? a. Selalu bertutur kata sopan

(51)

21.Bagaimanakah sikap guru saat siswa memberikan pendapat? a. Selalu mendengarkan dengan senang dan memberikan solusi b. Kurang mendengarkan dengan senang tetapi memberikan solusi c. Tidak mendengarkan bahkan tidak memberikan solusi

22.Jika ada salah seorang teman kalian yang status sosialnya kurang, bagaimanakan sikap guru terhadap anak tersebut?

a. Selalu menyapa dan tidak membedakan terhadap siswa lain b. Kurang menyapa dan kadang-kadang mengacuhkannya c. Tidak menyapa dan tidak peduli terhadap siswa tersebut

23.Apakah siswa diberikan arahan oleh guru untuk menyalurkan potensi dan bakat terhadap suatu mata pelajaran khusus nya biologi?

a. Selalu diberi arahan karena guru sangat peduli sehingga siswa mendalami apa yang dikuasainya

b. Kurang memberi karena guru kurang peduli akibatnya siswa kurang mendalami apai yang dikuasainya

c. Tidak memberi arahan karena guru tidak peduli

24.Apakah guru menggali minat siswa agar selalu tertarik terhadap pelajaran biologi? a. Selalu sehingga pelajaran biologi yang diberikan sangat menarik

b. Kurang sehingga pelajaran biologi yang diberikan kurang menarik c. Tidak pelajaran biologi yang diberikan tidak menarik

25.Apakah guru mengenal seluruh siswa didalam kelas? a. Sangat mengenal bahkan hafal nama siswa satu-persatu

b. Kurang mengenal karena guru sering lupa nama-nama siswa tersebut c. Tidak mengenal sebagian siswa

26.Apakah guru peduli dan ikut merasakan jika siswa mengalami kesulitan dalam sebuah mata pelajaran khususnya biologi?

a. Sangat peduli dan merasakan bahkan guru memberi saran

b. Kurang peduli dan merasakan, sehingga guru jarang memebri saran c. Tidak pernah peduli dan tidak pernah perasakan

27.Apakah guru menjalin komunikasi dengan baik kepada siswa di dalam kelas a. Selalu baik

b. Kurang baik c. Tidak baik

28.Apakah guru mengajar menggunakan komunikasi yang baik di dalam kelas? a. Selalu dengan baik

b. Kurang baik c. Tidak baik

29.Saat mengajar, apakah guru selalu dekat dengan siswa sehingga tercipta iklim sosio-emosional yang baik?

a. Selalu, karena guru ingin menciptakan iklim sosio-emosional dengan baik, sehingga proses pembelajaran nyaman

(52)

30.Saat mengajar, apakah guru membuat siswa antusias tehadap pelajaran biologi sehingga proses pembelajaran berjalan lancar dan iklim sosio-emosional tercipta baik?

a. Selalu membuat siswa antusias b. Kurang membuat siswa antusias c. Tidak membuat siswa atusias

31.Bagaimanakah tindakan guru kepada siswa yang berhasil menjawab pertanyaan dan memberikan pendapat?

a. Selalu menanggapi dan member penghargaan baik berupa tepuk tangan atau acungan jempol

b. Kurang menanggapi dan kadang-kadang memberi tepuk tangan atau acungan jempol

c. Tidak menanggapi

32.Apakah guru menciptakan kelompok belajar untuk siswa agar proses pembelajaran menjadi efektif?

a. Selalu menciptkan bahkan setiap proses pembelajaran

b. Kurang menciptakan, hanya beberapa kali saja saat proses pembelajaran c. Tidak pernah menciptakan kelompok belajar

33.Apakah guru membuat tugas untuk kelompok tersebut a. Selalu membuat tugas setiap terjadi proses pembelajaran b. Kurang, karena guru hanya member tugas kadang-kadang c. Tidak pernah karena guru tidak pernah memeberi tugas

34.Apakah guru membuat tata tertib untuk mata pelajaran yang di ajarkan khususnya biologi?

a. Selalu membuat tata tertib agas siswa mematuhinya dan proses belajar efektif b. Kurang menciptakan tata tertib karena tidak disukai oleh siswa

c. Tidak membuat tata tertib

35.Apakah guru memberikan arahan kepada ketua kelas agar dapat menjalankan tugas sebagai ketua kelas?

a. Selalu memberikan arahan jika ketua kelas membutuhkannya

b. Kurang memberikan arahan karena guru kurang peduli terhadap ketua kelas dan siswa kelas

(53)

Lampiran 4

ANGKET MINAT

E. Pengantar

Angket ini bertujuan sebagai alat pengumpulan data penelitian. Dalam angket ini anda diminta untuk dapat memberikan jawaban secara jujur dan benar sesuai dengan keadaan anda. Apapun jawaban anda tidak akan mempengaruhi nilai fisik anda. Kerahasiaan jawaban anda terjamin. Atas kesediaan anda, diucapkan terima kasih

F. Identitas Siswa

Nama : ... Kelas : ... Jenis Kelamin : ...

G. Petunjuk Pengisian

1. Berilah tanda silang pada pilihan jawaban yang sesuai 2. Periksalah kembali jawaban anda sebelum mengumpulkan

H. Pertanyaan Tentang Minat Belajar Siswa

1. Bagaimanakah pendapat anda tentang pelajaran biologi? a. Merupakan mata pelajaran yang sangat menyenangkan b. Biasa saja, sama dengan pelajaran yang lain

c. Merupakan mata pelajaran yang membosankan

2. Bagaimana perasaan anda ketika jam pelajaran biologi akan dimulai? a. Senang dan segera mempersiapkan diri

b. Biasa saja c. Tidak senang

3. Pernahkah anda bolos saat mata pelajaran biologi berlangsung? a. Belum pernah sama sekali

b. Baru satu kali

c. Sudah lebih dari satu kali

4. Bagaimanakah sikap anda apabila guru biologi mengadakan jam tambahan di luar jam sekolah?

a. Sangat senang b. Bisa saja c. Tidak senang

(54)

a. Sangat kecewa karena tidak belajar biologi b. Biasa saja karena tidak belajar biologi c. Tidak kecewa karena tidak belajar biologi

6. Apakah anda tetap semangat belajar biologi, jika guru anda berhalangan hadir? a. Tetap semangat belajar biologi

b. Kurang semangat belajar biologi c. Tidak semangat belajar biologi

7. Bagaimanakah perhatian yang anda berikan saat guru sedang menjelaskan suatu materi biologi di kelas?

d. Sangat perhatian a. Biasa saja

b. Kurang perhatian

8. Selain yang diwajibkan oleh guru, berapa banyak anda memiliki buku biologi yang berhubungan dengan materi yang dipelajari saat ini?

a. Sangat banyak b. Hanya beberapa c. Tidak punya

9. Apa yang anda lakukan seandainya anda mendapat artikel tentang biologi di koran atau majalah?

a. Membaca dan mengumpulkannya b. Membaca saja

c. Mengabaikannya

10.Apakah anda dpat menjab soal dengan baik dari guru saat guru bertanya? a. Selalu menjawab dengan baik

b. Kadang-kadang saja c. Tidak sama sekali

11.Bagaimanakah nilai ulangan biologi anda setiap uji blok atau setiap ulangan semester? a. Sangat baik

b. Biasa saja c. kurang baik

12.Apakah anda menyadari pentingnya ilmu biologi dalam kehidupan sehari-hari? a. Sangat menyadari

b. Menyadari c. Tidak menyadari

13.Pernahakah kalian belajar sebelum pelajaran biologi dimulai di kelas? a. Selalu belajar setiap akan memulai pelajaran biologi

b. Kadang-kadang saja jika tidak malas c. Tidak pernah

14.Setelah pelajaran biologi berlangsung, apakah anda pernah mengulangnya di rumah? a. Saya selalu mengulangnya

(55)

15.Bagaimanakah sikap anda bila guru biologi anda memberikan tugas rumah setiap akhir pelajaran?

a. Menerima dan mengerjakannya dengan sangat senang

b. Menerima dan mengerjakannya dengan perasaan yang biasa saja c. Tidak senang dan mengerjakannya dengan mencontek teman

16.Apakah anda merasa penasaran terhadap materi yang yang akan di jelakan setiap guru memulai menjelaskan pelajaran biologi?

a. Sangat penasaran b. Biasa saja

c. Tidak penasaran

17.Apakah anda selalu bertanya terhadap materi yang akan di ajarkan? a. Selalu bertanya

b. Biasa saja, kadang bertanya kadang tidak c. Tidak pernah bertanya

18.Pernahkan anda bertanya atau mengungkapkan pendapat saat guru menjelaskan materi biologi di kelas?

a. Selalu bertanya dan mengungkapkan pendapat b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah sama sekali

19.Apakah yang biasanya dilakukan jika diperpustakaan sekolah terdapat buku yang berkaitan dengan biologi?

a. Selalu tertarik untuk meminjamnya

b. Kadang-kadang tertarik untuk meminjamnya c. Tidak tertarik untuk meminjamnya

20.Apakah anda sering mengunjungi perpustakaan sekolah hanya untuk membaca buku biologi?

(56)

Lampiran 5

Tabel 16. Kisi-kisi Soal

KISI – KISI SOAL 4.1

Indikator Pencapaian Materi Jenjang

Kognitiif Soal

1. Menjelaskan peran komponen ekosistem dalam aliran energi

2. Menentukan manfaat komponen ekosistem bagi kehidupan

1. Aliran energy dan daur biogeokimia

2. Manfaat komponen ekosistem

Dalam suatu ekosistem terdapat komponen-komponen berikut. 1) Bakteri

2) Tanaman kacang 3) Cahaya matahari 4) Detritus

5) Nitrogen 6) Air 7) CO2

8) Rayap

Berdasarkan data tersebut, untuk melangsungkan fotosintesis diperlukan komponen nomor…

a. 1,4,5,6 b. 2,3,7,8 c. 2,3,6,7

d. 3,5,7,8 Jawaban : c

Detrivor dan decomposer memiliki peranan penting dalam degradasi s

tergolong detrivor adalah…

a. Rayap dan cacing b. Rayap dan jamur c. Jamur dan bakteri d. Bakteri dan rayap Jawaban : a

Organisme yang berada pada tingkat trofik kedua dalam jaring-jaring makanan adalah… a. Katak dan ular

b. Rubah dan burung elang

c. Burung pemakan serangga dan katak d. Kelinci dan burung pemakan biji-bijian Jawaban : d

Setiap komponen dalam suatu ekosistem memiliki peran masing-m

peran tumbuhan dalam ekosistem adalah…

a. Sebagai penahan jatuhnya air saat hujan b. Sumber makanan bagi herbivora

c. Menyimpan cadangan air d. Penghasil O2

Jawaban : a

Berikut yang tergolong interaksi intra-spesifik dari contoh berikut adalah interaksi antara …. a. Bunga dengan kumbang

b. Padi dengan gulma

c. Lebah pekerja dengan ratunya d. Hiu dengan remora

Jawaban : c

Perpindahan materi dan energi melalui serangkaian organisme dalam membentuk garis lurus membentuk ….

a. Piramida ekologi b. Rantai makanan c. Jaring-jaring makanan d. Arus energi

Jawaban : b

(57)

C4

C5

C4

C2

C3

a. Mampu menyediakan senyawa organik bagi organisme lain b. Sebagai komponen abiotik adalam ekosistem

c. Mendegradasi senyawa organik menjadi zat-zat anorganik d. Dapat mengubah energi cahaya menjadi energi kimia Jawaban : c

Hubungan antara beruang yang memangsa ikan salmon sebagai ma … a. Predasi

b. Kompetisi c. Parasitisme d. Komensalisme Jawaban : b

Dalam suatu komunitas terdapat rumput teki dan rumput gajah. rum yang mengalangi pertumbuhan rumput gajah. interaksi antara rump a. Predasi

b. Kompetisi c. Mutualisme d. Parasitisme Jawaban : b

Pada suatu ekosistem terdapat kelompok organisme, yaitu: 1) burung pemakan serangga,

2) belalang dan kupu, 3) bakteri saprofit, 4) elang,

5) rumput.

Urutan rantai makanan dapat ditulis… a. 1, 2, 3, 4, 5

b. 1, 4, 2, 3, 5 c. 5, 2, 1, 4, 3 d. 5, 2, 3, 1, 4 Jawaban : c

Pembunuhan burung-burung pengganggu hasil pertanian ternyata menim

masalah baru bagi petani, yaitu…

a. Hilangnya pupuk kandang yang berasal dari kotoran burung b. Meningkatnya populasi ulat

c. Berkurangnya sumber protein dari gading burung d. Menurunnya hasil pertanian, karena penyerbukan kurang Jawaban : b

Perubahan lingkungan dapat terjadi karena perbuatan manusia, seperti y di pantai Kampung Laut Cilacap dengan membabat hutan bakau untuk ta Akibat pembabatan hutan bakau adalah...

a. Populasi ikan besar meningkat, karena arealnya lebih luas b. Populasi ikan besar menurun, karena kehilangan tempat berteduh c. Populasi udang besar meningkat, karena lebih leluasa mencari tem d. Populasi udang kecil menurun, karena tidak bisa mencari makana e. pada akar bakau

Jawaban : d

(58)

C2

Jika konsumen primer berjumlah lebih sedikit dari konsumen

sekunder, maka yang terjadi adalah…

a. Produsen meningkat, konsumen sekunder menurun b. Produsen meningkat, konsumen sekunder meningkat c. Produsen menurun, konsumen sekunder meningkat d. Produsen menurun, konsumen sekunder menurun Jawaban : a

Bila karbondioksida dalam suatu ekosistem jumlahnya berkurang,

kali akan mengalami dampak negatif adalah…

a. Pengurai b. Produsen

c. Konsumen tingkat I d. Konsumen tingkat II Jawaban : b

1. Menjelaskan peran komponen ekosistem dalam daur

biogeokimia

2. Menentukan manfaat komponen ekosistem

Dalam daur nitrogen perubahan nitrit menjadi nitrat memerlukan bantuan bakteri…

a. Nitrosomona b. Nitrosococcus c. Nitrobacter d. Rhizobium Jawaban : c

Jika di dalam suatu lingkungan terjadi kadar karbondioksida yang m

pertama kali menerima dampaknya adalah…

a. Pengurai b. Produsen

c. Konsumen primer d. Konsumen sekunder Jawaban : b

Pada siklus karbon, sumber karbon dapat diambil dari…

a. Laut b. Fosil

c. Hasil fotosintesis

d. Protein dalam tubuh organisme Jawaban : d

Fosfor di alam terdapat dalam bentuk…

a. Ion karbonat b. Ion fosfat c. Ion nitrat d. Ion asetat Jawaban : b

Pada siklus nitrogen, proses penyusunan NO3– menjadi N2merupakan bagian dari proses…

a. Posforisasi b. Nitrifikasi c. Denitrifikasi d. Amonifikasi Jawaban : b

Berikut ini yang bukan merupakan fungsi dari fosfor adalah a. Pembentuk ATP

b. Penyusun protein

c. Komponen penyusun asam nukleat d. Berperan dalam hujan asam Jawaban : d

Berikut ini yang melepaskan karbon dioksida ke udara adalah… a. Hewan yang mengonsumsi produsen

(59)
(60)

Lampiran 6

UJI BLOK I KELAS X

PILIHLAH JAWABAN YANG PALING TEPAT DENGAN MEMBERIKAN TANDA SILANG PADA LEMABAR JAWABAN YANG TELAH DISEDIAKAN!

1. Dalam suatu ekosistem terdapat komponen-komponen berikut. 9) Bakteri

10) Tanaman kacang 11) Cahaya matahari 12) Detritus

13) Nitrogen 14) Air 15) CO2

16) Rayap

Berdasarkan data tersebut, untuk melangsungkan fotosintesis diperlukan komponen nomor…

e. 1,4,5,6 f. 2,3,7,8 g. 2,3,6,7

h. 3,5,7,8

2. Detrivor dan decomposer memiliki peranan penting dalam degradasi sampah. Berikut yang tergolong detrivor adalah…

a. Rayap dan cacing b. Rayap dan jamur c. Jamur dan bakteri d. Bakteri dan rayap

3. Organisme yang berada pada tingkat trofik kedua dalam jaring-jaring makanan adalah…

e. Katak dan ular

f. Rubah dan burung elang

g. Burung pemakan serangga dan katak h. Kelinci dan burung pemakan biji-bijian

4. Setiap komponen dalam suatu ekosistem memiliki peran masing-masing. Yang bukan merupakan peran tumbuhan dalam ekosistem adalah…

a. Sebagai penahan jatuhnya air saat hujan b. Sumber makanan bagi herbivora

c. Menyimpan cadangan air d. Penghasil O2

5. Berikut yang tergolong interaksi intra-spesifik dari contoh berikut adalah interaksi antara …

a. Bunga dengan kumbang b. Padi dengan gulma

(61)

6. Perpindahan materi dan energi melalui serangkaian organisme dalam peristiwa makan dan dimakan membentuk garis lurus membentuk ….

a. Piramida ekologi b. Rantai makanan c. Jaring-jaring makanan d. Arus energi

7. Dekomposer memiliki kedudukan dan peranan yang strategis dalam ekosistem karena… a. Mampu menyediakan senyawa organik bagi organisme lain

b. Sebagai komponen abiotik adalam ekosistem

c. Mendegradasi senyawa organik menjadi zat-zat anorganik d. Dapat mengubah energi cahaya menjadi energi kimia

8. Hubungan antara beruang yang memangsa ikan salmon sebagai makanan disebut… a. Predasi

b. Kompetisi c. Parasitisme d. Komensalisme

9. Dalam suatu komunitas terdapat rumput teki dan rumput gajah. rumput teki

menghasilkan zat toksik yang mengalangi pertumbuhan rumput gajah. interaksi antara rumput teki dan rumput gajah disebut…

a. Predasi b. Kompetisi c. Mutualisme d. Parasitisme

10.Pada suatu ekosistem terdapat kelompok organisme, yaitu: 1) burung pemakan serangga,

2) belalang dan kupu, 3) bakteri saprofit, 4) elang,

5) rumput.

Urutan rantai makanan dapat ditulis… a. 1, 2, 3, 4, 5

b. 1, 4, 2, 3, 5 c. 5, 2, 1, 4, 3 d. 5, 2, 3, 1, 4

11.Pembunuhan burung-burung pengganggu hasil pertanian ternyata menimbulkan masalah baru bagi petani, yaitu…

e. Hilangnya pupuk kandang yang berasal dari kotoran burung f. Meningkatnya populasi ulat

g. Berkurangnya sumber protein dari gading burung

h. Menurunnya hasil pertanian, karena penyerbukan kurang

12.Perubahan lingkungan dapat terjadi karena perbuatan manusia, seperti yang terjadi di pantai Kampung Laut Cilacap dengan membabat hutan bakau untuk tambak ikan. Akibat pembabatan hutan bakau adalah...

f. Populasi ikan besar meningkat, karena arealnya lebih luas

g. Populasi ikan besar menurun, karena kehilangan tempat berteduh

(62)

i. Populasi udang kecil menurun, karena tidak bisa mencari makanan yang menempel pada akar bakau

13.Perhatikan gambar berikut!

Jika konsumen primer berjumlah lebih sedikit dari konsumen sekunder, maka yang terjadi adalah…

a. Produsen meningkat, konsumen sekunder menurun b. Produsen meningkat, konsumen sekunder meningkat c. Produsen menurun, konsumen sekunder meningkat d. Produsen menurun, konsumen sekunder menurun

14.Bila karbondioksida dalam suatu ekosistem jumlahnya berkurang, maka organisme yang pertama kali akan mengalami dampak negatif adalah…

e. Pengurai f. Produsen

g. Konsumen tingkat I h. Konsumen tingkat II

15.Dalam daur nitrogen perubahan nitrit menjadi nitrat memerlukan bantuan bakteri… a. Nitrosomonas

b. Nitrosococcus c. Nitrobacter d. Rhizobium

16.Jika di dalam suatu lingkungan terjadi kadar karbondioksida yang menurun, maka organisme yang pertama kali menerima dampaknya adalah…

a. Pengurai b. Produsen

c. Konsumen primer d. Konsumen sekunder

17. Pada siklus karbon, sumber karbon dapat diambil dari… a. Laut

b. Fosil

c. Hasil fotosintesis

d. Protein dalam tubuh organisme 18.Fosfor di alam terdapat dalam bentuk…

Gambar

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
Tabel 1. Pengelompokan Manajemen Kelas
Tabel 2. Pengelompokan Minat Belajar Siswa
Tabel 4. Tingkat hubungan berdasarkan interval korelasi                sederhana
+7

Referensi

Dokumen terkait

Terkait hasil penelitian pada kedua mata kuliah di Prodi PMA yaitu kalkulus dan teori peluang, diperoleh hasil bahwa dengan subjek yang sama yaitu mahasiswa semester IV

yang digunakan seperti pada persamaan (2).Hasil pengujian serapan air laut dan air tawar dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11. Nilai viskositas berpengaruh pada

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa adanya peningkatan lingkungan kerja diduga akan meningkatkan kinerja karyawan PT Kubik Madani. Hal ini dikarenakan pernyataan

Histogram menunjukan hubungan antara kecepatan arus dengan hasil tangkapan Ikan Tuna Sirip Kuning dari data rata-rata permusim barat pada setiap tahunnya dengan

Hasil yang diperoleh sesuai dengan penelitian dari Silviyani,et.al (2014) dan Fuadi (2007) yang menyatakan volume perdagangan tidak signifikan mempengaruhi return

Peneliti dapat mulai penelitian dengan menyerahkan formulir ijin masuk yang sudah disetujui oleh Kepala Laboratorium Penelitian kepada laboran tempat penelitian

Pengelolaan sampah yang terjadi di Kelurahan Jabungan masih menganut pola lama yaitu kumpul- angkut-buang yang terjadi di wilayah RW 06, sampah dikumpulkan setiap dua

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan