PENGARUH PRODUK, PELAYANAN, DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA PASAR SWALAYAN
INDO RIZKY PURBALINGGA
Skripsi
Diajukan dalam rangka Penyelesaian Studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh : MUJIROH NIM 3364000132
FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN EKONOMI
ii
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi pada:
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Y Sri Aminah Dr. Joko Widodo, M.Pd
NIP 130815349 NIP 131961218
Mengetahui Ketua Jurusan Ekonomi
iii
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang pada:
Hari :
Tanggal :
Penguji Skripsi
Dra. Suhermini, M.Si NIP 130529512
Anggota I Anggota II
Dra. Y Sri Aminah Dr. Joko Widodo, M.Pd
NIP 130815349 NIP 131961218
Mengetahui: Dekan
iv
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam Skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri bukan jiplakan dari karya tulis lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam Skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Agustus 2005
v MOTTO:
1. Kejujuran dan kesabaran adalah kunci keberhasilan.
2. Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar (QS Al Baqarah:153).
PERSEMBAHAN:
Karya sederhana ini kupersembahkan untuk: 1. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu
memberikan kasih sayang dan do’anya 2. Kakak dan adikku tersayang
3. Seseorang yang telah memberikan semangat serta dorongan
vi
Keputusan Pembelian Konsumen pada Pasar Swalayan Indo Rizky Purbalingga. Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Dra. Y Sri Aminah, Dr. Joko Widodo, M.Pd.
Kata kunci: Produk, Pelayanan, Lokasi, Keputusan pembelian
Bertambahnya jumlah pasar swalayan dan toko-toko baru di kota Purbalingga, menyebabkan persaingan semakin ketat. Hal ini mengakibatkan pasar swalayan Indo Rizky Purbalingga mengalami penurunan jumlah konsumen. Untuk itu, pemilik perusahaan berusaha mempertahankan pelanggannya supaya mereka tidak beralih ke pesaingnya. Adapun yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli adalah tersedianya beraneka ragam produk, kualitas produk yang baik, lokasi yang strategis, pelayanan dan fasilitas yang memuaskan. Pengamatan sementara menunjukkan bahwa produk, pelayanan, dan lokasi yang ditawarkan kurang memuaskan. Adanya fenomena inilah yang mendorong untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Produk, Pelayanan, dan Lokasi terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Pasar Swalayan Indo Rizky Purbalingga”
Berdasarkan uraian tersebut maka permasalahan yang timbul adalah adakah pengaruh produk, pelayanan, dan lokasi terhadap keputusan pembelian, seberapa besar pengaruh produk, pelayanan, dan lokasi terhadap keputusan pembelian, dan faktor manakah di antara produk, pelayanan, dan lokasi yang memberikan pengaruh terbesar terhadap keputusan pembelian konsumen pada pasar swalayan Indo Rizky Purbalingga. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh produk, pelayanan, dan lokasi terhadap keputusan pembelian, untuk mengetahui besarnya pengaruh produk, pelayanan, dan lokasi terhadap keputusan pembelian, dan untuk mengetahui faktor manakah di antara produk, pelayanan, dan lokasi yang memberikan pengaruh terbesar terhadap keputusan pembelian konsumen pada pasar swalayan Indo Rizky Purbalingga.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang kebetulan berkunjung dan membeli di pasar swalayan Indo Rizky Purbalingga. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik accidental sampling yang berjumlah 105 orang. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel bebas yaitu produk, pelayanan, dan lokasi, sedangkan sebagai variabel terikat adalah keputusan pembelian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket dan wawancara. Teknik analisa yang digunakan adalah analisis deskriptif persentase dan teknik analisis regresi berganda.
vii signifikan terhadap keputusan pembelian.
viii
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Produk, Pelayanan, dan Lokasi terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Pasar Swalayan Indo Rizky Purbalingga”.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. AT Soegito, S.H, M.M selaku Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Sunardi, MM, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
3. Drs. Kusmuriyanto, M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan pengarahan demi kelancaran penyusunan skripsi ini.
4. Dra. Y Sri Aminah, Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Dr. Joko Widodo, M.Pd, Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
ix
8. Bapak Ibu, Kakak, dan adikku tercinta, atas segala dukungan baik moril maupun materiil selama ini.
9. Orang yang kusayang, atas dukungan do’a dan bantuan serta motivasi yang diberikan selama ini.
10. Teman-teman Kost kembar, atas segala dukungan dan kebersamaan kita selama ini.
11. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut terlibat dalam penyusunan skripsi ini.
Tiada yang penulis persembahkan selain rasa terima kasih dan do’a semoga Tuhan semakin melimpahkan rahmat dan kasih-Nya kepada mereka yang telah berperan dalam penyusunan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
x
HALAMAN JUDUL... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
PERNYATAAN... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
SARI... vi
PRAKATA... viii
DAFTAR ISI... x
DAFTAR TABEL... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Permasalahan ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Kegunaan Penelitian ... 7
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ... 8
2.1 Pemasaran ... 8
2.2 Keputusan Pembelian... 11
2.3 Produk ... 20
2.4 Pelayanan ... 24
2.5 Lokasi... 28
2.6 Kerangka Berpikir... 30
2.7 Hipotesis... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 34
xi
3.5 Validitas ... 41
3.6 Reliabilitas ... 43
3.7 Metode Analisis Data... 45
BAB IV PEMBAHASAN... 53
4.1 Hasil Penelitian ... 53
4.2 Pembahasan... 74
BAB V PENUTUP... 81
5.1 Simpulan ... 81
5.2 Saran-saran... 81
xii
Tabel 3.1 Interval Kelas dan Kategorinya... 46
Tabel 3.2 Durbin Watson ... 52
Tabel 4.1 Responden Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 60
Tabel 4.2 Responden Penelitian Berdasarkan Pekerjaan ... 61
Tabel 4.3 Responden Penelitian Berdasarkan Usia... 61
Tabel 4.4 Responden Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ... 62
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Deskriptif Persentase Variabel Produk ... 63
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Deskriptif Persentase Variabel Pelayanan... 64
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Deskriptif Persentase Variabel Lokasi ... 65
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Deskriptif Persentase Variabel Keputusan pembelian ... 66
Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi... 68
xiii
Gambar 1.1 Jumlah pengunjung pasar swalayan Indo Rizky Purbalingga ... 3
Gambar 2.1 Tahap-tahap Keputusan Pembelian... 13
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ... 33
xiv Lampiran 1 Angket Penelitian
Lampiran 2 Identitas Responden
Lampiran 3 Hasil Uji Coba validitas dan Reliabilitas Lampiran 4 Data hasil Penskoran Angket Penelitian Lampiran 5 Tabel Deskripsi Variabel Penelitian
Lampiran 6 Tabel Persiapan Analisis Regresi Berganda Lampiran 7 Tabel Uji Autokorelasi
Lampiran 8 Hasil Analisis Regresi Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian
xv
Lampiran 3 16 17 18 19 20 21 22 23
Lampiran 4 16 17 18 19 20 21 22 23
Lampiran 5 24 25 26 27 28 29 30 31
Lampiran 6 24 25 26 27 28 29 30 31
Lampiran 7 32 33 34 35 36 37 38 39
Lampiran 8 32 33 34 35 36 37 38 39
Lampiran 9 40 41 42 43 44 45 46 47
Lampiran 10 40 41 42 43 44 45 46 47
Lampiran 11 48 49 50 51 52 53 54 55
Lampiran 12 48 49 50 51 52 53 54 55
Lampiran 13 56 57 58 59 60 61 62 63
Lampiran 14 56 57 58 59 60 61 62 63
Lampiran 15 64 65 66 67 68 69 70 71
Lampiran 16 64 65 66 67 68 69 70 71
Lampiran 1 72 73 74 75 76 77 78 79
Lampiran 2 72 73 74 75 76 77 78 79
Lampiran 3 80 81 82 83 84 85 86 87
Lampiran 4 80 81 82 83 84 85 86 87
Lampiran 5 88 89 90 91 92 93 94 95
1 1.1Latar Belakang Masalah
Kemajuan di bidang perekonomian selama ini telah banyak membawa akibat perkembangan yang cukup pesat dalam bidang usaha. Sejalan dengan itu banyak bermunculan perusahaan dagang yang bergerak di bidang perdagangan eceran yang berbentuk toko, minimarket, pasar swalayan dan lain-lain. Hal ini menimbulkan persaingan di antara perusahaan-perusahaan tersebut. Agar suatu perusahaan dapat terus dan memenangkan persaingan, perusahaan dituntut untuk mengadakan perbaikan dan peningkatan di bidang pemasaran.
Perbaikan dan peningkatan kegiatan di bidang pemasaran harus dilaksanakan secara terencana. Atau dengan kata lain, perusahaan harus menentukan strategi pemasaran yang tepat. Perubahan lingkungan perusahaan terutama faktor pesaing yang mampu menghasilkan produk yang sama, menyebabkan banyak perusahaan berorientasi pada konsumen (customer oriented). Perusahaan yang berorientasi pada konsumen hendaknya selalu memikirkan apa yang dibutuhkan oleh konsumen, apa yang diinginkan konsumen, dan pelayanan yang bagaimana disenangi oleh konsumen sehingga konsumen tidak hanya puas, akan tetapi menjadi loyal dan kembali pada tokonya.
semakin kritis dalam memilih tempat pembelanjaan. Sifat kritis tersebut dicirikan antara lain masyarakat menginginkan barang selengkap mungkin, produk yang berkualitas, pelayanan dan fasilitas yang memuaskan yang semuanya terdapat dalam satu toko yaitu pasar swalayan.
Persaingan yang semakin ketat di mana semakin banyak produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, menyebabkan setiap perusahaan harus menempatkan orientasi pada kepuasan konsumen sebagai tujuan utama (Fandy Tjiptono,2000:24). Dengan semakin banyaknya produsen yang menawarkan produk dan jasa, maka konsumen memiliki pilihan yang semakin banyak untuk menentukan jadi tidaknya pembelian.
Pasar swalayan menyediakan berbagai kebutuhan konsumen dalam jumlah yang cukup besar dengan keuntungan yang kecil pada tiap unitnya seperti didefinisikan Philip Kotler (2000:593) bahwa pasar swalayan merupakan suatu bentuk usaha eceran yang mempunyai operasi relatif besar, margin yang rendah, volume yang tinggi, dan bersifat swalayan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Dengan keuntungan yang kecil itu maka diharapkan swalayan mampu mencapai volume jual yang tinggi agar keuntungan yang diperoleh dapat maksimal.
maka manajemen pasar swalayan dapat memberikan kepuasan konsumen dengan cara memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
Dari survai pendahuluan yang dilakukan diketahui bahwa akhir-akhir ini jumlah pengunjung yang datang untuk membeli di pasar swalayan Indo Rizky Purbalingga cenderung mengalami penurunan seperti tampak pada Gambar 1.1 di bawah ini:
Gambar 1.1
Data Pengunjung Pasar Swalayan Indo Rizky
-10,000 20,000 30,000 40,000
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept
Bulan
Jum
lah Konsum
en
(Sumber: Pasar Swalayan Indo Rizky,2004)
Strategi pemasaran terdiri dari unsur-unsur pemasaran yang terpadu (4 P dari marketing mix, yaitu product, price, promotion, place) yang selalu berkembang sejalan dengan gerak perusahaan dan perubahan-perubahan lingkungan pemasarannya serta perubahan perilaku konsumen (Basu Swasta dan T Hani Handoko,2000:119). Perilaku konsumen yang dimaksudkan di sini tentu saja perilaku konsumen yang nantinya akan mendatangkan pendapatan bagi swalayan tersebut. Menurut Sofjan Assauri (2004:170) strategi pemasaran merupakan rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan yang meliputi produk, harga, lokasi, promosi, dan pelayanan.
Apabila strategi bauran pemasaran ini sukses, maka pengaruhnya terhadap perilaku pembelian konsumen akan berakhir pada pengambilan keputusan pembelian. Keputusan pembelian merupakan perilaku pembelian seseorang dalam menentukan suatu pilihan produk untuk mencapai kepuasan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Di mana pengambilan keputusan membeli ini melewati tahap-tahap mulai dari pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, sampai perilaku pasca pembelian. (Basu Swasta dan T Hani Handoko,2000:106).
Produk adalah suatu sifat yang komplek baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba termasuk bungkus, warna, dan harga yang dapat diterima oleh pembeli untuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya (Basu Swasta,1996:94). Jadi, untuk faktor harga sengaja tidak diteliti karena peneliti memiliki asumsi bahwa faktor harga sudah dapat terwakili melalui faktor produk sedangkan untuk faktor promosi pasar swalayan Indo Rizky tidak melakukan promosi terhadap produknya karena promosi dari tiap-tiap produk yang dijual di swalayan merupakan tanggung jawab produsen untuk melakukan promosi bagi produknya masing-masing.
Oleh karena itu, untuk dapat menarik konsumen dan dapat bersaing dengan swalayan lain, maka hal yang dilakukan swalayan adalah memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga konsumen mencapai kepuasan dengan cara memberikan produk yang berkualitas dan selengkap mungkin, pelayanan yang memuaskan, dan lokasi yang memadai sehingga akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
1.2 Permasalahan
Sesuai keterkaitan antara produk, pelayanan, dan lokasi dengan keputusan pembelian konsumen yang telah diuraikan dalam latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:
1.2.1 Adakah pengaruh produk, pelayanan, dan lokasi terhadap keputusan pembelian konsumen pada pasar swalayan Indo Rizky Purbalingga?
1.2.2 Seberapa besar pengaruh produk, pelayanan, dan lokasi terhadap keputusan pembelian konsumen pada pasar swalayan Indo Rizky Purbalingga?
1.2.3 Faktor manakah dari produk, pelayanan, dan lokasi yang memberikan pengaruh terbesar terhadap keputusan pembelian konsumen pada pasar swalayan Indo Rizky Purbalingga?
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1.3.1 Untuk mengetahui adanya pengaruh dari faktor produk, pelayanan, dan lokasi terhadap keputusan pembelian konsumen pada pasar swalayan Indo Rizky Purbalingga.
1.3.3 Untuk mengetahui faktor manakah diantara faktor produk, pelayanan, dan lokasi yang memberikan pengaruh terbesar terhadap keputusan pembelian konsumen pada pasar swalayan Indo rizky Purbalingga.
1.4Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan teoritis meliputi: (1) Bagi Perguruan Tinggi, untuk menambah referensi bagi Perguruan tinggi sehingga dapat memberikan informasi kemungkinan dapat dilaksanakannya penelitian lebih lanjut dan sebagai bahan masukan dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan; (2) Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan pengalaman; (3) Bagi pembaca, untuk menambah wawasan dan cakrawala pandang pembaca.
8 2.1 Pemasaran
Keberhasilan suatu perusahaan mencapai tujuan perusahaan sangat dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan dalam memasarkan produknya. Tujuan perusahaan untuk dapat menjamin kelangsungan hidupnya, berkembang dan mampu bersaing, hanya mungkin apabila perusahaan dapat menjual produknya serta mampu mengatasi tantangan dari para pesaing dalam pemasaran. Tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan tingkat keuntungan atau laba perusahaan. Usaha ini hanya dapat dilakukan apabila perusahaan dapat mempertahankan dan meningkatkan penjualannya melalui usaha mencari dan membina langganan serta usaha menguasai pasar.
2.1.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan berpindahnya barang dari produsen pertama ke konsumen terakhir (Sriyadi,1991:135). Sedangkan Philip Kotler (2000:11), mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Pemasaran merupakan suatu usaha untuk memuaskan kebutuhan pembeli dan penjual (Basu Swasta,1996:6).
yang berhubungan dengan perpindahan produk baik berupa barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen.
2.1.2 Konsep Pemasaran
Dengan adanya persaingan yang semakin ketat dan berkembangnya pengetahuan konsumen akan kebutuhan dan keinginan yang lebih tinggi dari konsumen, maka muncullah konsep baru di bidang pemasaran yaitu konsep pemasaran. Konsep pemasaran adalah suatu falsafah manajemen dalam bidang pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen dengan didukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan untuk memberikan kepuasan konsumen (Sofjan Assauri,2004:81). Jadi konsep pemasaran merupakan orientasi perusahaan yang menekankan bahwa tugas pokok perusahaan adalah menentukan dan memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga dicapai tingkat kepuasan yang melebihi kepuasan yang diberikan oleh pesaingnya.
Pada hakekatnya konsep pemasaran menekankan orientasi pada kebutuhan dan keinginan konsumen yang didukung oleh kegiatan pemasaran, yang ditujukan untuk keberhasilan mencapai tujuan perusahaan. Sebuah perusahaan yang didirikan mempunyai tujuan utama yaitu mencapai tingkat keuntungan tertentu dan pertumbuhan perusahaan. Di dalam pandangan konsep pemasaran, tujuan perusahaan ini dicapai melalui kepuasan konsumen. Dengan menjalankan konsep pemasaran secara tepat, maka perusahaan dapat memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. 2.1.3 Strategi Pemasaran
akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan yang meliputi produk, harga, lokasi, promosi, dan pelayanan (Sofjan Assauri,2004:170). Strategi pemasaran terdiri dari unsur-unsur pemasaran yang terpadu (4 P dari marketing mix, yaitu product, price, promotion, place) yang selalu berkembang sejalan dengan gerak perusahaan dan perubahan-perubahan lingkungan pemasarannya serta perubahan perilaku konsumen (Basu Swasta dan T Hani Handoko,2000:119).
Perilaku konsumen merupakan unsur penting dalam kegiatan pemasaran suatu produk yang perlu diketahui oleh perusahaan, karena perusahaan pada dasarnya tidak mengetahui mengenai apa yang ada dalam pikiran seorang konsumen pada waktu sebelum, sedang, dan setelah melakukan pembelian produk tersebut. Menurut Basu Swasta (2000:10) perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan serta menggunakan barang dan jasa.
pemenuhan kebutuhan tertentu. Bagian proses lainnya yang mempersiapkan dan mengikuti pembelian nyata tersebut amatlah penting dipahami. Analisa suatu proses pembelian merupakan suatu rangkaian tahapan yang diambil oleh seorang konsumen. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka. Proses tersebut merupakan sebuah pendekatan masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang dan jasa dalam memenuhi kegiatan dan kebutuhannya. Proses pengambilan keputusan untuk membeli sama untuk setiap orang, hanya seluruh proses tersebut tidak selalu dilaksanakan oleh konsumen. Proses perilaku konsumen adalah suatu disiplin terapan (Basu Swasta dan T Hani Handoko,2000:15). Pendekatan proses dalam analisa perilaku konsumen dibutuhkan oleh perusahaan yang beroperasi di masyarakat untuk menginterpretasikan permintaan konsumen.
2.2 Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk pada dasarnya erat kaitannya dengan perilaku konsumen. Perilaku konsumen merupakan unsur penting dalam kegiatan pemasaran suatu produk yang perlu diketahui oleh perusahaan, karena perusahaan pada dasarnya tidak mengetahui mengenai apa yang ada dalam pikiran seorang konsumen pada waktu sebelum, sedang, dan setelah melakukan pembelian produk tersebut.
bahwa manajemen perusahaan perlu mempertimbangkan aspek perilaku konsumen, terutama proses pengambilan keputusan pembeliannya.
Keputusan pembelian merupakan suatu proses pengambilan keputusan akan pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan-kegiatan sebelumnya (Sofjan Assauri,2004:141). Keputusan pembelian adalah sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang atau jasa dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya yang terdiri dari pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, evaluasi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan tingkah laku setelah pembelian (Basu Swasta dan T Hani Handoko, 2000:15). Sedangkan menurut Philip Kotler (2000:251-252), yang dimaksud dengan keputusan pembelian adalah suatu proses penyelesaian masalah yang terdiri dari menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, penilaian sumber-sumber seleksi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian.
2.2.1 Tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian
Menurut Basu Swasta dan T Hani Handoko (2000:107-111), proses pengambilan keputusan pembelian suatu produk dapat digambarkan dalam bentuk proses kegiatan pembelian dengan tahapan sebagai berikut:
Gambar 2.1
Tahap-tahap Keputusan Pembelian
1. Pengenalan masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu masalah atau kebutuhan. Pengenalan kebutuhan ini ditujukan untuk mengetahui adanya kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi dan terpuaskan. Jika kebutuhan tersebut diketahui, maka konsumen akan segera memahami adanya kebutuhan yang belum segera dipenuhi atau masih bisa ditunda pemenuhannya, serta kebutuhan yang sama-sama harus segera dipenuhi. Pengenalan masalah adalah suatu proses yang komplek yang dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Proses ini melibatkan secara bersama-sama banyak variabel-variabel termasuk pengamatan, proses belajar, sikap, karakteristik kepribadian dan macam-macam kelompok sosial dan referensi yang mempengaruhinya;
b. Proses pengenalan masalah merupakan suatu proses yang lebih kompleks dari penganalisaan motivasi. Walaupun proses tersebut melibatkan motif-motif Pengenalan
masalah
Pencarian informasi
Evaluasi alternatif
Keputusan pembelian
pembelian, tetapi selain itu melibatkan juga sikap, konsep diri, dan pengaruh-pengaruh lain; dan
c. Proses ini melibatkan juga proses perbandingan dan pembobotan yang kompleks terhadap macam-macam kebutuhan yang relatif penting, sikap tentang bagaimana menggunakan sumber keuangan yang terbatas untuk berbagai alternatif pembelian, dan sikap tentang kualitatif dari kebutuhan yang harus dipuaskan.
(Basu Swasta dan T Hani Handoko,2000:107-108) 2. Pencarian informasi
Seseorang yang tergerak oleh stimulus akan berusaha mencari lebih banyak informasi yang terlibat dalam pencarian akan kebutuhan. Pencarian merupakan aktivitas termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan dan perolehan informasi dari lingkungan. Sumber informasi konsumen terdiri atas empat kelompok, yaitu:
a. Sumber pribadi meliputi keluarga, teman, tetangga, kenalan;
b. Sumber komersial meliputi iklan, tenaga penjual, pedagang perantara, pengemasan;
c. Sumber umum meliputi media massa, organisasi ranting konsumen;
d. Sumber pengalaman meliputi penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk. 3. Evaluasi alternatif
a. Konsumen berusaha memenuhi kebutuhan;
b. Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk;
c. Konsumen memandang setiap produk sebagai kumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari dalam memuaskan kebutuhan;
d. Konsumen mempunyai sifat yang berbeda-beda dalam memandang atribut-atribut yang dianggap relevan dan penting. Konsumen akan memberikan perhatian besar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya.
(Philip Kotler,2000:252-253) 4. Keputusan membeli
Keputusan untuk membeli di sini merupakan proses dalam pembelian yang nyata. Jadi, setelah tahap-tahap di muka dilakukan, maka konsumen harus mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Konsumen mungkin juga akan membentuk suatu maksud membeli dan cenderung membeli merek yang disukainya. Namun, ada faktor-faktor lain yang ikut menentukan keputusan pembelian, yaitu sikap orang lain dan faktor-faktor situasional yang tidak terduga. Bila konsumen menentukan keputusan untuk membeli konsumen akan menjumpai keputusan yang harus diambil menyangkut jenis produk, merek, penjual, kuantitas, waktu pembelian, dan cara pembayarannya.
5. Perilaku setelah pembelian
ketidakpuasan pembeli dengan produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya.
Konsumen yang merasa puas akan memperlihatkan peluang membeli yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya. Konsumen yang merasa puas akan cenderung mengatakan sesuatu yang serba baik tentang produk yang bersangkutan kepada orang lain. Apabila konsumen dalam melakukan pembelian tidak merasa puas dengan produk yang telah dibelinya ada dua kemungkinan yang akan dilakukan oleh konsumen. Pertama, dengan meninggalkan atau konsumen tidak mau melakukan pembelian ulang. Kedua, ia akan mencari informasi tambahan mengenai produk yang telah dibelinya untuk menguatkan pendiriannya mengapa ia memilih produk itu sehingga ketidakpuasan tersebut dapat dikurangi.
2.2.2 Peranan dalam Proses Keputusan Pembelian
Dalam keputusan membeli barang, konsumen seringkali melibatkan beberapa pihak dalam proses pertukaran atau pembeliannya. Umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang. Ada kalanya kelima peran ini dipegang oleh satu orang, namun seringkali peran tersebut dilakukan oleh beberapa orang.
Menurut Basu swasta dan T Hani Handoko (2000:13) menjelaskan ada lima macam peranan dalam perilaku konsumen. Kelima peranan tersebut meliputi:
1. pengambil inisiatif (initiator) yaitu individu dalam keluarga yang mempunyai inisiatif pembelian barang atau jasa tertentu atau mempunyai keinginan dan kebutuhan tetapi tidak mempunyai wewenang untuk melakukan sendiri;
3. pembuat keputusan (decider) yaitu individu yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apakah yang akan dibeli, bagaimana membelinya, kapan dan di mana membelinya;
4. pembeli (buyer) yaitu individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya; dan
5. pemakai (user) yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli. Sedangkan Philip Kotler (2000:246) membedakan lima peran yang dimainkan orang dalam keputusan pembelian sebagai berikut: pencetus ide yaitu seseorang yang pertama kali mengusulkan ide untuk membeli suatu produk atau jasa tertentu, pemberi pengaruh yaitu seseorang yang pandangan atau pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian, pengambil keputusan yaitu seseorang yang memutuskan setiap komponen dalam keputusan pembelian, pembeli yaitu seseorang yang melakukan pembelian yang sebenarnya, dan pemakai yaitu seseorang yang mengkonsumsi produk tersebut.
2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli
Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pembeli untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan pada saat mereka membutuhkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan membeli berbeda-beda untuk masing-masing pembeli di samping produk yang dibeli. Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Lokasi penjual yang strategis
2. Pelayanan yang baik
Bagi konsumen yang ingin membeli suatu produk, pelayanan yang diberikan pada saat memilih sampai terjadinya transaksi pembelian sangatlah berpengaruh terhadap jadi tidaknya pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Pelayanan yang kurang baik akan menimbulkan rasa tidak puas yang dirasakan oleh konsumen yang selanjutnya akan mempengaruhi tingkat penjualan pada waktu selanjutnya.
3. Kemampuan tenaga penjualnya
Dalam suatu kegiatan usaha (penjualan), tidak terlepas dari tenaga kerja baik tenaga kerja mesin maupun tenaga kerja manusia. Tenaga kerja merupakan faktor utama dalam perusahaan sehingga diperlukan sejumlah tenaga kerja yang berkemampuan dan mempunyai keterampilan tertentu yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan untuk mendukung kegiatan dalam pemasaran.
4. Iklan dan promosi
Iklan dan promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan membelinya.
5. Penggolongan barang
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen tidak lepas dari faktor marketing mix. Marketing mix merupakan rencana yang menyeluruh, terpadu, dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan yang meliputi produk, harga, lokasi, promosi, dan pelayanan (Sofjan Assauri,2004:169). Dalam penelitian ini hanya tiga faktor saja sebagai variabel yang diteliti yaitu produk, pelayanan, dan lokasi.
Dilihat dari segi produk, konsumen akan memilih produk yang berkualitas, yaitu barangnya tidak rusak, kadaluwarsa atau penyok kalengnya dari rak masing-masing, membeli barang dengan harga yang tidak terlalu mahal dan adanya jaminan atas barang yang dibeli sehingga konsumen akan kembali untuk membeli di pasar swalayan tersebut.
Konsumen yang ingin membeli suatu produk, pelayanan yang diberikan pada saat memilih sampai terjadinya transaksi pembelian sangat berpengaruh terhadap jadi tidaknya pembelian oleh konsumen. Pelayanan yang dimaksud meliputi kecepatan dan ketepatan pramuniaga dalam melayani konsumen, keramahan pramuniaga dalam memberikan pelayanan. Tidak hanya pramuniaga saja yang memberikan pelayanan dengan baik akan tetapi petugas kasir, penjaga penitipan barang, satpam dan petugas parkir yang ramah tamah akan membuat konsumen yang datang dan membeli di swalayan itu merasa dihargai dan dihormati.
diharapkan konsumen seperti mudah dijangkau, letaknya strategis, mudah transportasinya, dekat dengan jalan raya, dekat dengan fasilitas umum sehingga lokasi itu akan mendukung yang lain. Berikut pembahasan tiap elemen marketing mix produk, pelayanan, dan lokasi.
2.3 Produk
2.3.1 Pengertian Produk
Setiap perusahaan akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan menyediakan produk yang ada. Produk merupakan suatu sifat yang komplek baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhannya (Basu Swasta,1996:94). Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang meliputi mutu/kualitas, pilihan yang ada (options), merek (brand names), pengemasan (packaging), macam (product items), ukuran (sizes), jenis (product lines), dan jaminan (Sofjan Assauri,2004:200). Selain itu, produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan melalui hasil produksinya. Secara lebih rinci, konsep produk total meliputi barang, kemasan, merek, label, dan jaminan (Fandy Tjiptono,2000:95). Yang dimaksud dengan produk dalam penelitian ini adalah barang yang ditawarkan oleh pasar swalayan kepada konsumen atau calon konsumen yang meliputi kualitas produk, harga, kelengkapan produk, dan jaminan.
2.3.2 Klasifikasi Produk
utama strategi produk adalah untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju dengan meningkatkan kemampuannya untuk mengatasi persaingan. Menurut Sofjan Assauri (2004:202) produk yang dibeli konsumen dapat dibedakan atas tiga tingkatan, yaitu: 1. Produk inti, merupakan inti atau dasar yang sesungguhnya dari produk yang
ingin diperoleh oleh seorang pembeliatau konsumen dari produk tersebut.
2. Produk formal, merupakan bentuk, kualitas, dan kemasan yang menyertai produk tersebut.
3. Produk tambahan, merupakan tambahan produk formal dengan berbagai jasa yang menyertainya.
Di bidang pemasaran, produk dapat diklasifikasikan menurut dasar yang berbeda-beda. Berdasarkan berwujud tidaknya, produk dapat dibedakan menjadi dua kelompok utama yaitu barang dan jasa.
1. Barang
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba, disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya. Ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang, yaitu:
a. barang tidak tahan lama, adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian;
2. Jasa
Jasa merupakan aktivitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. (Fandy Tjiptono,2000:98)
Barang konsumsi adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga). Barang konsumsi dapat diklasifikasikan menjadi tiga golongan yaitu:
1. Barang konvenien
Barang konvenien merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang minimum, contoh: sabun, makanan, dan lain-lain;
2. Barang shopping
Barang shopping adalah barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh konsumen di antara berbagai alternatif yang tersedia, contoh: alat-alat rumah tangga, pakaian; dan
3. Barang spesial
Barang spesial adalah barang yang mempunyai ciri khas, dan hanya dapat dibeli di tempat tertentu saja, contoh: barang-barang mewah (Basu Swasta,1996:96-97).
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dijadikan indikator produk meliputi kualitas produk, harga, dan kelengkapan produk, dan jaminan. 1. Kualitas produk
masalah keputusan konsumen (Sofjan Assauri,2004:192). Kualitas produk berkaitan dengan masalah kepuasan konsumen yang merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan. Kualitas produk menunjukkan ukuran tahan lamanya produk itu, dapat dipercayainya produk tersebut, mudah mengoperasikan dan memeliharanya serta atribut yang lain yang dinilai konsumen.
2. Harga
Dalam memutuskan membeli suatu produk, konsumen harus melihat adanya penetapan harga dan potongan harga.
3. kelengkapan
Selain kualitas barang yang perlu dipertimbangkan oleh konsumen adalah kelengkapan barang yang ditawarkan oleh swalayan tempat di mana konsumen akan berbelanja. Dengan semakin tingginya tingkat keinginan konsumen untuk dapat berbelanja di satu tempat dengan segala fasilitas dan kelengkapan barang, hal ini menuntut swalayan untuk lebih bisa memahami keinginan konsumen. 4. jaminan
2.4Pelayanan
Pasar swalayan merupakan suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan dengan memberikan pelayanan yang sebaik mungkin terhadap apa yang diperlukan pelanggan. Dengan adanya pelayanan yang baik, maka pelanggan akan memperoleh barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Pelayanan yang baik sangat penting dalam usaha swalayan sehingga pelanggan akan menyukai pelayanan yang diberikan oleh pasar swalayan tersebut dan pada akhirnya pelanggan akan datang kembali untuk melakukan pembelian ulang.
2.4.1 Pengertian Pelayanan
Pelayanan adalah suatu upaya yang diberikan oleh perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen untuk mencapai kepuasan (Juhana Wijaya,1999:34). Sedangkan yang dimaksud dengan pelayanan menurut Endar Sugiarto (2002:36), adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan orang lain (konsumen, pelanggan, klien, tamu, dan lain-lain) yang tingkat pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani maupun yang dilayani. Menurut Fandy Tjiptono (2000:58-59), pelayanan adalah suatu sikap atau cara dalam melayani pelanggan supaya pelanggan mendapatkan kepuasan yang meliputi kecepatan, ketepatan, keramahan dan kenyamanan. Pelayanan juga dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan untuk keperluan orang lain (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,1989:504).
memikat para pembeli agar mereka mau menggunakan produk yang ditawarkan dengan tujuan akhir terjadinya transaksi.
2.4.2 Unsur-unsur Pelayanan
Dalam memasarkan produknya produsen atau penjual selalu berusaha untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan para pelanggan mereka dan berusaha mencari para pelanggan baru. Dalam usaha tersebut tidak terlepas dari adanya pelayanan. Menurut Endar Sugiarto (2002:42) agar loyalitas pelanggan semakin melekat erat dan pelanggan tidak berpaling pada pelayanan lain, penyedia jasa perlu menguasai lima unsur CTARN yaitu kecepatan, ketepatan, keamanan, keramahan, dan kenyamanan.
1. Cepat
Yang dimaksud dengan kecepatan di sini adalah adalah waktu yang digunakan dalam melayani konsumen minimal sama dengan batas waktu dalam standar pelayanan yang ditentukan oleh perusahaan. Bila pelanggan menetapkan membeli suatu produk, tidak saja harga yang dinilai dengan uang tetapi juga dilihat dari faktor waktu.
2. Tepat
Kecepatan tanpa ketepatan dalam bekerja tidak menjamin kepuasan konsumen, karena tidak dapat memenuhi keinginan dan harapan konsumen. Oleh karena itu, ketepatan sangat penting dalam pelayanan.
3. Aman
akan berpikir dua kali jika harus kembali ke tempat tersebut. Rasa aman yang dimaksudkan di sini adalah selain rasa aman fisik adalah rasa aman psikis. Dengan adanya keamanan maka seorang konsumen akan merasa tentram dan mempunyai banyak kesempatan untuk memilih dan memutuskan apa yang diinginkan.
4. Ramah
Dalam dunia pelayanan umumnya masih menggunakan perasaan dan mencampuradukkan antara kepentingan melayani dan perasaan sendiri. Jika penjual tersebut beramah tamah secara professional terhadap pelanggan, niscaya perusahaan dapat lebih meningkatkan hasil penjualan karena kepuasan pelanggan yang akan membuat pelanggan menjadi loyal.
5. Nyaman
Jika rasa nyaman dapat diberikan pada pelanggan, maka pelanggan akan berulang kali menggunakan jasa atau produk yang ditawarkan. Jika pelanggan merasa tenang, tenteram, dalam proses pelayanan tersebut pelanggan akan memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk menjual produk atau jasa yang ditawarkan. Pelanggan juga akan lebih leluasa dalam menentukan pilihan sesuai dengan yang diinginkan.
Salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan perusahaan adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Menurut Parasuraman, Zeithaml dan Berry (1998) keberhasilan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada para pelanggannya meliputi lima dimensi pelayanan yaitu:
1. Tangibles atau bukti fisik
Yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Yang meliputi fisik (gedung, gudang), perlengkapan, dan peralatan yang dipergunakan (teknologi) serta penampilan pegawainya.
2. Reliability atau keandalan
Yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik.
3. Responsiveness atau ketanggapan
4. Assurance atau jaminan dan kepastian
Yaitu pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan tersebut untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan. Di mana jaminan ini terdiri dari beberapa komponen antara lain komunikasi dan keamanan, sopan santun, dan kompetensi.
5. Empathy
Yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen. Di mana suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan secara spesifik serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan (Rambat Lupiyoadi,2001:148).
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pelayanan adalah suatu tindakan yang dilakukan atau dikerjakan oleh karyawan dalam rangka memikat para pembeli agar mereka mau menggunakan produk yang ditawarkan dengan tujuan akhir terjadinya transaksi. Dengan indikator kecepatan, ketepatan, keamanan, keramahan, dan kenyamanan.
2.5Lokasi
Pemilihan lokasi mempunyai fungsi yang strategis karena dapat ikut menentukan tercapainya tujuan badan usaha. Lokasi lebih tegas berarti tempat secara fisik (Sriyadi,1991:60). Lokasi adalah letak atau toko pengecer pada daerah yang strategis sehingga dapat memaksimumkan laba (Basu Swasta dan Irawan,2003:339).
Sedangkan menurut Rambat Lupiyoadi (2001:61-62) mendefinisikan lokasi adalah tempat di mana perusahaan harus bermarkas melakukan operasi. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu:
1. Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan), apabila keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau dengan kata lain harus strategis; 2. Pemberi jasa mendatangi konsumen, dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting
tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas; dan
3. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu langsung, berarti service provider dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telepon, komputer, dan surat.
Pertimbangan-pertimbangan yang cermat dalam menentukan lokasi meliputi faktor-faktor:
1. Akses, misalnya lokasi yang mudah dilalui atau mudah dijangkau sarana transportasi umum;
2. Visibilitas, misalnya lokasi dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan; 3. Tempat parkir yang luas dan aman;
5. Lingkungan, yaitu daerah sekitar yang mendukung jasa yang ditawarkan (Fandy Tjiptono,2000:41-42).
Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan daerah pembelanjaan adalah luas daerah perdagangan, dapat dicapainya dengan mudah, potensi pertumbuhannya, lokasi toko-toko saingan. Sedangkan keputusan tentang lokasi toko di dalam pusat pembelanjaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang lebih spesifik seperti biaya dan lamanya sewa, pelayanan yang diberikan oleh pengusaha pusat pembelanjaan, luas ruangan beserta layoutnya, arus pengunjung, jarak dari tempat parkir (Basu Swasta dan Irawan,2003:339). Menurut Mc Carthy, yang dimaksud dengan lokasi meliputi saluran distribusi, jangkauan, lokasi penjualan, pengangkutan, persediaan, pergudangan (Basu Swasta dan T Hani Handoko, 2000:125).
Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan lokasi dalam penelitian ini adalah letak yang strategis dari jangkauan konsumen meliputi transportasi, lokasi penjualan, dan jarak antara lokasi toko dengan rumah.
2.6Kerangka Berpikir
membina langganan serta usaha menguasai pasar. Tujuan ini hanya dapat dicapai apabila bagian pemasaran melakukan strategi pemasaran yang tepat untuk dapat menggunakan kesempatan atau peluang yang ada dalam pemasaran, sehingga posisi perusahaan di pasar dapat dipertahankan dan sekaligus ditingkatkan.
Keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk pada dasarnya erat kaitannya dengan perilaku konsumen. Perilaku konsumen merupakan unsur penting dalam kegiatan pemasaran suatu produk yang perlu diketahui oleh perusahaan. Adanya kecenderungan pengaruh produk, pelayanan dan lokasi terhadap keputusan pembelian konsumen mengisyaratkan bahwa manajemen perusahaan perlu mempertimbangkan aspek perilaku konsumen terutama proses pengambilan keputusan pembelian.
Keputusan membeli barang dapat dilakukan oleh konsumen apabila produk yang tersedia mempunyai kualitas yang baik, lengkap, harganya terjangkau, dan adanya jaminan yang memuaskan. Sehingga akan membuat konsumen lebih senang karena barang yang diinginkannya tidak mengecewakan. Selain itu, konsumen lebih leluasa dalam memilih barang yang sesuai dengan kebutuhannya berdasarkannya jenis dan jumlahnya.
Pelayanan yang baik dari pasar swalayan juga memegang peranan penting dalam melakukan keputusan pembelian konsumen. Dengan pelayanan yang baik, konsumen akan merasa diperhatikan dan dilayani sesuai dengan keinginannya. Pelayanan tersebut meliputi unsur kecepatan, ketepatan, keamanan, keramahtamahan, dan kenyamanan.
fasilitas umum, letaknya strategis. Dengan alasan tersebut konsumen membutuhkan waktu yang sedikit untuk sampai tempat itu dan dapat menunjang kebutuhan yang lain.
Konsumen akan membeli barang jika produk yang tersedia lengkap dan tidak mengecewakan, pelayanan yang menyenangkan, dan tempat yang dituju nyaman dan tidak membutuhkan waktu terlalu lama dalam memperolehnya sehingga konsumen akan melakukan pembelian ulang. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan adanya faktor produk, pelayanan, dan lokasi dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan konsumen untuk mengambil keputusan membeli barang yang diinginkan. Secara sistematis hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dapat dibuat kerangka berpikir sebagai berikut:
Gambar 2.2 Kerangka berpikir
Produk (X1)) - kualitas produk - kelengkapan prroduk - harga - lokasi penjualan - jarak antara lokasi
dengan rumah
Keputusan Pembelian (Y) - pengenalan masalah - pencarian informasi - evaluasi alternatif - keputusan pembelian - perilaku setelah
pembelian Pasar swalayan
Konsumen puas Memenuhi kebutuhan
2.7Hipotesis
Istilah hipotesis berasal dari kata “hipo” yang artinya “di bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”. Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai tabulasi melalui data yang terkumpul (Suharsimi Arikunto, 2002:64).
53 BAB IV PEMBAHASAN
4.1Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
1. Sejarah Singkat Pasar Swalayan Indo Rizky Purbalingga
Pasar swalayan Indo Rizky Purbalingga adalah salah satu pasar swalayan di kota Purbalingga, yang cukup terkenal dan banyak dikunjungi oleh pembeli dari berbagai daerah di Kabupaten Purbalingga. Pasar swalayan Indo Rizky berdiri pada tanggal 1 Oktober 2001 yang terletak di Jalan Ahmad Yani no.31 Purbalingga. Pendirinya adalah H. Agus Rizky Sujarwo, SH MBA sekaligus sebagai Direktur Perusahaan.
Awal didirikannya pasar swalayan ini hanya memiliki 70 karyawan yang terdiri dari 30 karyawan pria dan 40 karyawan wanita. Dua tahun kemudian pasar swalayan Indo Rizky mulai berkembang dan kemudian menambah jumlah karyawan dan mengadakan pembagian tugas para karyawannya.
2. Struktur Organisasi
Dalam menjalankan kegiatan usahanya yaitu perdagangan, setiap perusahaan tidak dapat bekerja secara perorangan. Akan tetapi, diperlukan sebuah organisasi perusahaan agar semua pihak termasuk karyawan dapat bekerja sesuai dengan tugasnya tanpa kerancuan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan maka dalam suatu organisasi atau perusahaan perlu diadakan pembagian kerja yang tersusun dalam struktur organisasi. Hal ini dimaksudkan agar masing-masing individu dapat lebih jelas dalam menjalankan tugasnya, sehingga tidak terjadi ketimpangan dalam menjalankan tugas.
STORE MANAGER
KKS
SPV FOOD SPV NON FOOD SPV DS KEPALA GUDANG
KC Adm
Store
PA
KC PR
Parkir MT
Adm Store Danru
PA
Adm Store
KC Adm
Drop
PA PA
Gudang Adm Gd
Retur
CS
Receiving
Kasir Satpam
56
Adapun tugas-tugas untuk masing-masing bagian adalah:
1. Store Manager
a. Mengawasi dan mengkoordinir kinerja supervisor dan keseluruhan staf
serta pegawai yang ada di unit usaha.
b. Mengawasi secara keseluruhan operasional toko.
c. Mengevaluasi penjualan per minggu dan per bulan.
d. Membuat budget penjualan per bulan
e. Melaporkan kegiatan operasional seluruh unit di unit usahanya kepada
manager operasional.
2. Supervisor
a. Membimbing dan mengarahkan tatanan di bawahnya agar mengerti dan
memahami fungsi dan tugas masing-masing sesuai dengan posisinya.
b. Menentukan jumlah barang yang harus diorder pertimbangan estimasi
kebutuhan untuk satu periode tertentu.
c. Menyetujui order atau tidak terhadap suatu barang dengan estimasi
kebutuhan untuk satu periode tertentu.
d. Mengusulkan program discount dan program kerja sama dengan supplier
dalam rangka meningkatkan penjualan.
e. Memberikan masukan yang bersifat membangun kepada manajemen demi
3. Receiving
a. Menginput data pembelian
b. Mencocokkan total tagihan nota dengan data pembelian
c. Menginput data retur
d. Menginput data stok
e. Mencetak semua data yang berkaitan dengan pembelian.
4. Gudang
a. Penerimaan barang dari supplier
- Mengecek kelengkapan faktur pengiriman dengan pemesanan
- Mengecek jumlah dan kualitas barang sesuai dengan pesanan
- Barang masuk ke gudang.
b. Faktur pengiriman barang dari supplier yang sudah ditandatangani Kepala
Gudang dikirim ke bagian pengadaan setelah diberi kode departemen
barang.
c. Barang dari gudang masuk ke toko
- Permintaan barang dari toko ke gudang harus dengan daftar order
- Daftar order harus dilengkapi kode departemen barang
- Gudang mengatur barang order ke toko.
5. Administrasi Store
a. Mengecek nota harian
b. Membuat laporan penjualan
6. Kasir
a. Memasukan jumlah dan harga barang ke dalam komputer sesuai dengan
Barcode dan harga barang.
b. Menerima pembayaran sejumlah harga barang yang dibeli oleh konsumen
secara tunai.
c. Melihat, memperhatikan, dan mengecek keorisinilan/keaslian uang atau
alat pembayaran lain dari konsumen.
d. Menyetor keseluruhan hasil penerimaan kasir pada setiap akhir jam kerja.
7. Belakang Kasir
a. Meneliti kembali kesesuaian data barang, kode dan harga barang dari
kasir.
b. Mengemas barang yang sudah diteliti ke dalam kantong plastik/kardus dan
mengikatnya.
c. Membantu mengantar barang ke depan pitu bila diperlukan.
8. Ketua/Kepala Counter
a. Mengkoordinir pramuniaga dalam menjalankan tugas.
b. Mengendalikan dan mengawasi pramuniaga dan barang-barang dalam
counter.
c. Membuat jadwal shift pramuniaga.
d. Membuat order barang.
9. Pramuniaga
a. Mendisplay barang-barang dari gudang.
b. Mengawasi barang-barang dari pencurian, pengrusakan dan hal-hal yang
dapat menimbulkan kerugian.
c. Merapikan kembali barang-barang yang berubah dari posisi awalnya.
d. Memberikan keterangan secara jelas dan lengkap terhadap pengunjung
mengenai barang-barang yang dibutuhkan.
e. Mengetahui nama-nama dan kegunaan barang-barang yang menjadi
tanggung jawabnya
f. Mencatat dan melaporkan kepada ketua counter barang yang perlu
ditambah.
g. Melayani pengunjung dengan sikap ramah.
h. Menciptakan ide-ide yang baik dan melaksanakannya guna meningkatkan
penjualan.
10.Penitipan Barang
a. Menerima penitipan barang dari para pengunjung.
b. Mengatur, menjaga, dan mengamankan barang titipan agar tidak tertukar
dengan barang lain.
4.1.2 Karakteristik Responden Sampel Penelitian
Responden sampel penelitian sebanyak 105 konsumen dari populasi yang
tidak terbatas. Dari pengumpulan data yang dilaksanakan pada tanggal 9 Juli
sampai dengan 23 Juli 2005 dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Responden berdasarkan tingkat pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data tentang
pendidikan responden pasar swalayan Indo Rizky Jl Ahmad Yani no 31
Purbalingga. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1
Responden Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah (%) Persentase
1
Sumber: Data Penelitian Diolah
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa konsumen pasar swalayan Indo Rizky Jl
Ahmad Yani no 31 Purbalingga, paling sedikit berpendidikan SD sebesar 5
responden (4,76%), sedangkan pendidikan paling banyak responden pasar
swalayan Indo Rizky Purbalingga adalah berpendidikan SMA sebesar 45
Responden (42,85%).
2. Responden berdasarkan pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data tentang
Tabel 4.2
Responden Penelitian Berdasarkan Pekerjaan
No Tingkat Pekerjaan Jumlah (%) Persentase
1 2 3 4 5
Pelajar / Mahasiswa Ibu rumah tangga Wiraswasta
Sumber: Data Penelitian Diolah
Tabel 4.2 menunjukkan konsumen pasar swalayan Indo Rizky Jl Ahmad Yani
no 31 Purbalingga, responden memiliki pekerjaan paling banyak adalah Ibu
rumah tangga sebanyak 51 responden (48,57%), sedangkan jenis pekerjaan
responden yang paling sedikit adalah wiraswasta sebesar 5 responden (4,76%).
3. Responden berdasarkan usia
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data tentang
usia responden yang dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3
Responden Penelitian Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah (%) Persentase
Sumber: Data Penelitian Diolah
Tabel 4.3 menunjukkan konsumen pasar swalayan Indo Rizky Jl Ahmad Yani
no 31 Purbalingga, responden paling banyak beusia 26 – < 35 tahun sebanyak
50 responden (47,61%) dan responden paling sedikit berusia lebih dari 55
4. Responden berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data tentang
jenis kelamin responden yang dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4
Responden Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah (%) Persentase
Sumber: Data Penelitian Diolah
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa konsumen pasar swalayan Indo Rizky Jl
Ahmad Yani no 31 Purbalingga, responden berjenis kelamin laki-laki sebesar
26 responden (24,76%), dan 79 responden (75,23%) adalah berjenis kelamin
perempuan.
4.1.3 Analisis Deskriptif Persentase
Sesuai dengan tujuan analisis deskriptif yaitu untuk memberikan gambaran
mengenai hasil penelitian secara umum, bagaimana karakteristik subyek
penelitian sehubungan dengan variabel-variabel yang diteliti. Sebelum dilakukan
analisis statistik terlebih dahulu dilakukan pembobotan terhadap skor
masing-masing variabel. Pembobotan ini dilakukan dengan memberikan skor total dengan
jumlah item dari variabel yang dibobot.
Hasil tanggapan dari 105 responden terhadap item-item kuesioner yang
terbagi menjadi 5 item variabel produk, 6 item variabel pelayanan, 4 item variabel
lokasi, dan 5 item variabel keputusan pembelian. Hasil analisis deskriptif
persentase variabel-variabel penelitian setelah dilakukan pembobotan, terangkum
1. Variabel Produk (X1)
Hasil perhitungan Deskriptif Persentase variabel Produk
Interval Persentase Kategori
2205 < skor < 2625
Untuk mengetahui berapa persentase produk digunakan rumus:
Jika dihitung dengan skor 0,721 x 2625 = 1892. dari hasil perhitungan
tersebut dapat disimpulkan bahwa produk yang ditawarkan di pasar swalayan
Indo Rizky termasuk kategori tinggi.
2. Variabel Pelayanan ( X2)
Hasil perhitungan Deskriptif Persentase variabel Pelayanan
Interval Persentase Kategori
2646 < skor < 3150
Untuk mengetahui berapa persentase pelayanan digunakan rumus:
= 36,8 %
Jika dihitung dengan skor 0,368 x 3150 = 1159. Dari hasil perhitungan
tersebut dapat disimpulkan bahwa pelayanan yang diberikan di pasar swalayan
Indo Rizky termasuk kategori rendah.
3. Variabel Lokasi ( X3)
Hasil perhitungan Deskriptif Persentase variabel Lokasi
Interval Persentase Kategori
1764 < skor < 2100
Untuk mengetahui berapa persentase lokasi digunakan rumus:
= 2100 1236
x 100 %
= 58,9 %
Jika dihitung dengan skor 0,589 x 2100 = 1236. Dari hasil perhitungan
tersebut dapat disimpulkan bahwa lokasi di pasar swalayan Indo Rizky
termasuk kategori sedang.
4. Variabel Keputusan pembelian (Y)
Skor maksimal = 105 x 5 x 5 = 2625
Hasil perhitungan Deskriptif Persentase Variabel Keputusan Pembelian
Interval Persentase Kategori
Untuk mengetahui berapa persentase keputusan pembelian
digunakan rumus:
DP =
maksimal Skor
total Skor
x 100 %
= 2625 1850
x 100 %
= 70,5 %
Jika dihitung dengan skor 0,705 x 2625 = 1850. Dari hasil perhitungan
tersebut dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian di pasar swalayan
Indo Rizky termasuk kategori tinggi.
4.1.4 Analisis Regresi Produk, Pelayanan, dan Lokasi tarhadap Keputusan
Pembelian
Dalam melakukan analisis terhadap hubungan dan pengaruh produk,
pelayanan, dan lokasi terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk di
pasar swalayan Indo Rizky Purbalingga digunakan analisis regresi berganda.
Bentuk model yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Keterangan:
Y = Keputusan konsumen dalam membeli produk
X1 = Produk
X2 = Pelayanan
X3 = Lokasi
a = Konstanta
Hasil dari analisis regresi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh antara produk, pelayanan, dan lokasi terhadap keputusan pembelian
dapat dilihat pada Lampiran 8. Dan jika diringkas dapat dilihat dalam tabel 4.9
berikut ini:
Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi
Keterangan Hasil Analisis
Konstanta
koefisien regresi produk (b1)
koefisien pelayanan (b2)
koefisien lokasi (b3)
Fhitung
t hit produk
t hit pelayanan
t hit lokasi
koefisien determinasi (R) square
Adjusted R2
koefisien regresi simultan (R)
4,66 Sumber: Lampiran 8
Dari tabel tersebut dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 4,66 + 0,204 X1 + 0,4655 X2 + 0,352 X3
Koefisien regresi tersebut bertanda positif (+), artinya kenaikan variabel
independent akan diikuti oleh kenaikan variabel dependent. Dari persamaan
regresi di atas dapat diartikan sebagai berikut:
- konstanta (a) = 4,66, artinya bahwa jika tidak ada produk, pelayanan, dan
lokasi maka keputusan konsumen dalam melakukan pembelian adalah
sebesar 4,66.
- Koefisien regresi (b1) = 0,204, artinya jika produk yang diberikan
pramuniaga pasar swalayan Indo Rizky Purbalingga skornya naik 1
konsumen dalam membeli produk (Y) akan mengalami kenaikan sebesar
0,204.
- Koefisien regresi (b2) = 0,4655, artinya jika pelayanan yang diberikan
pramuniaga pasar swalayan Indo Rizky Purbalingga skornya naik 1 satuan
sementara faktor produk dan lokasi tetap maka keputusan konsumen dalam
membeli produk (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,4655.
- Koefisien regresi (b3) = 0,352, artinya jika lokasi yang diberikan pasar
swalayan Indo Rizky Purbalingga skornya naik 1 satuan sementara faktor
produk dan pelayanan tetap maka keputusan konsumen dalam membeli
produk (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0,352.
a. Uji F atau Simultan
Uji ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel
independen yang terdapat di dalam model secara bersama-sama (simultan)
terhadap variabel dependen. Berdasarkan hasil perhitungan regresi linier
berganda dengan program SPSS seperti pada lampiran diperoleh persaman
regresi sebagai berikut:
Y = 4,66 + 0,204 X1 + 0,4655 X2 + 0,352 X3
Untuk membuktikan kebenaran hipotesis digunakan uji F yaitu
untuk mengetahui sejauh mana variabel produk, pelayanan, dan lokasi
mampu menjelaskan atau berpengaruh terhadap variabel keputusan
pembelian konsumen. Cara yang digunakan adalah dengan
membandingkan nilai Ftabel dengan Fhitung, apabila nilai Fhitung > Ftabel maka
regresi dapat menerangkan variabel terikat secara serentak. Sebaliknya,
jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, dengan demikian dapat dikatakan
bahwa variabel bebas dari model regresi linier berganda tidak mampu
menjelaskan variabel terikatnya.
Berdasarkan hasil analisis regresi SPSS pada lampiran diketahui F
hitung sebesar 79,053 dan Ftabel = 3,0864 dari hasil perhitungan tersebut
tampak bahwa Fhitung > F tabel, yaitu 79,053 > 3,0864. Dengan demikian Ho
ditolak dan Ha diterima. Artinya secara simultan produk, pelayanan, dan
lokasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam
membeli produk. Sehingga hipotesis yang berbunyi produk, pelayanan,
dan lokasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan
konsumen dalam membeli produk di pasar swalayan Indo Rizky
Purbalingga diterima.
Dalam analisis regresi linier berganda ini dianalisis pula besarnya
koefisien determinasi (R2) secara keseluruhan. Jika R2 yang diperoleh
mendekati 1 (satu) maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut
dalam menerangkan variasi variabel bebas terhadap variabel terikat.
Sebaliknya, jika R2 mendekati 0 (nol) maka semakin lemah model tersebut
dalam menerangkan variasi variabel bebas terhadap variabel terikat.
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi (R2) diperoleh hasil
sebesar 0,701. Hal ini berarti bahwa persentase pengaruh produk,
70,1 %. Sedangkan sisanya sebesar 29,9% dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak diteliti.
b. Uji t atau Parsial
Uji t yang digunakan adalah secara individu (parsial) yaitu suatu
pengujian terhadap pengaruh masing-masing variabel independen terhadap
variabel dependen. Hasil pengujian koefisien regresi produk, pelayanan,
dan lokasi terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk adalah
sebagai berikut:
- Nilai thitung untuk koefisien regresi dapat diketahui dari hasil
perhitungan komputer. Besarnya masing-masing nilai thitung dari
masing-masing regresi dapat dilihat pada Tabel 4.9.
- Nilai kritis atau ttabel pada taraf signifikansi 5 % adalah 1,983.
sedangkan thitung produk thitung X1 = 2,911 dan thitung pelayanan thitung X2
= 6,231 dan thitung lokasi thitung X3 = 5,864. Dan hasil tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa nilai thitung koefisien regresi dari produk,
pelayanan, dan lokasi lebih besar dari ttabel, sehingga produk,
pelayanan, dan lokasi mempunyai hubungan yang signifikan terhadap
keputusan pembelian.
Selain melakukan pembuktian dengan uji F, uji R2, dan uji t, maka
perlu juga mencari besarnya koefisien determinasi (r2) parsialnya untuk
masing-masing variabel bebas. Berdasarkan hasil perhitungan ternyata
faktor yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap pembelian
diperolehnya dari koefisien korelasi parsial untuk strategi pelayanan
dikuadratkan (Lampiran 8). Koefisien determinasi parsial untuk lokasi
sebesar 0,2540 (25,40 %) yang diperolehnya dari koefisien korelasi parsial
untuk strategi lokasi dikuadratkan (Lampiran 8). Sedangkan koefisien
determinasi (r2) parsialnya untuk variabel strategi produk sebesar 0,0773
(7,73 %) yang diperoleh dari koefisien parsial untuk variabel strategi
produk yang dikuadratkan (Lampiran 8). Hal ini berarti bahwa sumbangan
parsial dari variabel produk terhadap keputusan pembelian konsumen
sebesar 7,73 %, sumbangan parsial dari variabel pelayanan terhadap
keputusan pembelian konsumen sebesar 27,77 %, dan sumbangan parsial
dari variabel lokasi terhadap keputusan pembelian konsumen sebesar
25,40 %.
c. Evaluasi Ekonometrika
1. Uji Multikolinieritas
Penyimpangan asumsi klasik yang pertama adalah adanya
multikolieritas dalam model regresi yang dihasilkan. Hal ini digunakan
untuk mengetahui apakah model regresi yang dihasilkan baik untuk
menaksir nilai variabel independen.
Menurut Cooper dan Emory (1999:154) apabila rhitung kurang
dari 0,8 maka gejala multikolinieritas dapat diabaikan. Berdasarkan
hasil perhitungan komputer program SPSS diperoleh hasil rhitung seperti
Tabel 4.10
Korelasi antara Produk, Pelayanan, dan Lokasi
Y X1 X2 X3 Sumber: Lampiran 8
Dari Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa besarnya koefisien korelasi
antara faktor produk (X1), pelayanan (X2), dan lokasi (X3) kurang dari
0,8. ini berarti bahwa dalam regresi yang dihasilkan tidak terjadi
multikolinieritas
2. Uji Heteroskedastisitas
Penyimpangan asumsi klasik yang kedua adalah
heteroskedastisitas yaitu untuk mengetahui apakah model regresi yang
dihasilkan efisien secara kuantitatif dalam suatu regresi yang dilakukan
dengan metode Spearman Rank Correlation. Diperoleh hasil thitung
79,053 sedangkan nilai ttabel pada taraf signifikansi 5 % adalah sebesar
1,983. dengan membandingkan thitung dengan ttabel untuk thitung > ttabel
artinya tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi. Cara yang
lebih mudah yaitu apabila gambar yang dihasilkan tidak membentuk
suatu pola tertentu berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. Berdasarkan
perhitungan (Lampiran 8) diperoleh gambar yang menyebar tidak
membentuk suatu pola. Hal ini berarti bahwa model regresi yang
3. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah model
regresi yang dihasilkan, varians sampelnya dapat menggambarkan
varians populasi sehingga dapat digunakan untuk menaksir nilai
variabel dependen pada nilai variabel independen.
Berdasarkan hasil perhitungan komputer program SPSS pada
Lampiran nilai uji DW dengan tingkat signifikansi 5 % (0,05)
diperoleh nilai dl = 1,634 dan du = 1,715. Terbukti bahwa nilai uji
Durbin Watson = 1,948 berada di daerah tidak ada autokorelasi yaitu
terletak di antara du (1,715) dan 4-du (2,285) sehingga dapat
disimpulkan bahwa pada persamaan regresi dalam penelitian ini tidak
terjadi autokorelasi.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji pengaruh produk
(X1), pelayanan (X2), dan lokasi (X3) terhadap keputusan konsumen (Y) secara
simultan menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada pasar swalayan Indo
Rizky Purbalingga. Bentuk persamaan yang menggambarkan pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat dalam penelitian ini adalah Y = 4,66 + 0,204 X1 +
0,4655 X2 + 0,352 X3. Berdasarkan persamaan regresi berganda yang diperoleh di
mana koefisien regresi b1, b2, b3, bertanda positif maka menunjukkan bahwa
bentuk pengaruhnya adalah positif, yang artinya jika variabel produk, pelayanan,