ABSTRAK
STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
NHT (
NUMBERED HEAD TOGETHER
) DAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE GI (
GROUP INVESTIGATION
) PADA SISWA KELAS X
SMA NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014
OLEH
NOVIA NALOM LARASATI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) perbedaan hasil belajar ekonomi melalui model
pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dengan GI (Group Investigation).
2) rata-rata hasil belajar ekonomi yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
(Numbered Head Together) lebih tinggi dibandingkan GI (Group Investigation). Penelitian ini
menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan komparatif. Alat pengumpul data berupa
tes pilihan ganda sebanyak 40 soal kepada 64 siswa. Hasil penelitian menunjukkan; a) ada
perbedaan hasil belajar ekonomi melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered
Head Together) dengan GI (Group Investigation). Hal ini ditunjukkan dengan diperoleh Sig.
sebesar 4,315 > 2,000. b) rata-rata hasil belajar ekonomi yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dengan GI (Group Investigation). Hal ini
ditunjukkan dengan 4,315>2,000.
STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN TIPE
NUMBERED HEAD TOGETHER
DAN MODEL
PEMBELAJARAN TIPE
GROUP INVESTIGATION
PADA SISWA KELAS X
SMA NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Oleh
NOVIA NALOM LARASATI
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
Penulis dilahir
merupakan pu
H. Asrun Sani
Penulis menye
Unila (selesai pada tahun 1999), S
MTS Daar El-Qolam Tangerang (
(selesai pada tahun 2010).
Pada tahun 2010, penulis diterima
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (F
Program Studi Pendidikan Ekono
Negeri (SNMPTN).
Sebagai salah satu syarat mata ku
kuliah teori yang didapat selama
program-program wajib perkuliah
1.
Kuliah Kerja Lapangan (KKL
Bali – Yogyakarta – Bandung
tanggal 30 Januari 2012
RIWAYAT HIDUP
hirkan di Bandar Lampung pada tanggal 30 Novem
putri pertama dari tiga bersaudara, buah hati dari p
ani, S.Sos dan Ibu Hj. Aprilianti, S.H.M.H.
yelesaikan pendidikan formal mulai dari TK Dhar
), SD Al-Kautsar Bandar Lampung (selesai pada ta
g (selesai pada tahun 2007), dan MA Daar El-Qol
ima sebagai mahasiswi di Universitas Lampung pa
(FKIP) Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan So
nomi melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Pergu
kuliah wajib, penulis dituntut untuk dapat mengap
a diperkuliahan. Penulis telah mengikuti dan mela
liahan antara lain:
KL) dan studi banding dengan tujuan Jakarta – Sem
ng yang dilaksanakan pada tanggal 21 Januari 201
vember 1992,
ri pasangan Bapak
harma Wanita
a tahun 2004),
olam Tangerang
pada Fakultas
Sosial dengan
guruan Tinggi
aplikasikan mata
elaksanakan
2.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik yang telah dilaksanakan di desa Biha, Kecamatan Pesisir
Selatan, Kabupaten Pesisir Barat.
3.
Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) terintegrasi dengan KKN sehingga waktu pelaksanaan
bersamaan selama ± 3 bulan
Pengalaman organisasi penulis di antaranya yaitu:
-
Anggota ASSETS (Association of Economic Education Students) Pendidikan Ekonomi
Universitas Lampung
MOTO
“Fainna ma‟al „usri yusraa”
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
(Q.S Al
–
Insyirah : 5)
“Wa Man Jaahada Fa –
Innamaa Yujaahidu Linafsihi”
Barang siapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya
Itu adalah Untuk Dirinya Sendiri
(Q.S Al
–
Ankabut : 6)
Sebetulnya hidup ini sangat sederhana, tetapi kita sendiri yang merumitkannya
dengan rencana yang tidak kita laksanakan, dengan janji yang tidak kita penuhi,
dengan kewajiban yang kita lalaikan, dan dengan larangan yang kita langgar
(Mario Teguh)
Kebahagiaan itu bukan diperoleh dari pekerjaan yang menghasilkan uang banyak,
Tetapi kebahagiaan itu diperoleh dari perbuatan yang membahagiakan
Orang tua, keluarga besar dan mereka yang ada disekelilingmu
PERSEMBAHAN
PERSEMBAHAN
PERSEMBAHAN
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih dan maha penyayang,
Atas karunia dan hidayah-Nyalah sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Tidak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita
Rasulullah Nabi Muhammad SAW sebagai uswatun hasanah serta
Suri tauladan yang baik bagi umat manusia.
Skripsi ini kupersembahkan
Kepada :
-
Ayahanda tersayang H. Asrun Sany, S.Sos dan Ibunda tercinta Hj. Aprilianti, S.H. M.H
Yang selalu menjadi tauladan yang baik bagi anak-anaknya dan senantiasa menyayangi,
mendoakanku atas semua keberhasilanku. Inilah kado kecil yang dapat anakmu persembahkan.
-
Adik-adikku tersayang M. Septian Adhinata dan Debby Chairunnisa
Yang selalu mendoakanku, memberi keceriaan, kebaikan, perhatian dan kasih sayang untukku
-
Seluruh keluarga besar M. Sani dan A. Lazim serta sanak keluarga
Yang selalu memberikan semangat, mendoakan keberhasilanku, dan mendukung segala kebaikan
untukku
-
Seseorang yang selalu mendukung, memberikan nasehat yang baik untuk selalu membantuku dalam
mengerjakan skripsi ini,dan selalu mendoakanku
-
Sahabat-sahabat tercintaku, tanpa kalian tidak ada rasa kebersamaan dalam suka dan duka
-
Para guru dan dosen serta semua tenaga pengajar yang kuhormati
-
Seluruh mahasiswa/I pendidikan ekonomi, terutama angkatan 2010
SANWACANA
Assalammu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segala puji syukur kepada Allah SWT yang tidak pernah berhenti
mencurahkan kasih sayang, limpahan nikmat, serta rahmat dan karunia-Nya. Shalawat dan salam
kepada junjungan nabi besar kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta umat
muslimin dan muslimat yang senantiasa mengikuti ajaran dan sunnah-Nya. Penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Studi Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) dan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI (Group Investigation) pada Siswa Kelas X SMA Negeri
14 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Ekonomi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung.
Penulis telah banyak menerima bantuan, bimbingan, motivasi, saran dan kritik dari berbagai
pihak dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, sebagai wujud terima kasih kepaad
pihak-pihak berikut ini:
1.
Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila;
5.
Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial FKIP Unila;
6.
Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP
Unila sekaligus sebagai pembimbing II. Terima kasih atas bimbingan, saran, serta nasihat
yang berarti dengan penuh kesabaran yang amat berharga bagi penulis;
7.
Bapak Drs. I Komang Winatha, M.Si., selaku Pembimbing Akademik sekaligus sebagai
pembimbing I. Terima kasih telah banyak memberikan ilmu, motivasi, bimbingan, saran,
serta nasihat yang sangat baik bagi penulis;
8.
Ibu Dr. Erlina Rupaidah, M.Si., selaku Pembahas yang telah memberikan saran, arahan dan
kritik yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam penyelesaian skripsi ini;
9.
Bapak dan ibu Dosen FKIP Universitas Lampung khususnya Program Studi Pendidikan
Ekonomi bapak Raden Gunawan, bapak Edy Purnomo, ibu Pujiati, bapak Tedi Rusman,
bapak Yon Rizal, bapak Samsi, bapak Darwin Bangun, ibu Vera Ony dan ibu Rahma
Dianti Putri yang tidak pernah berhenti memberikan kasih sayangnya, mendoakan,
memberikan petuah, memberikan ilmu yang bermanfaat dan mendukung penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini;
10.
Ibu Dra. Rosidah Sembiring, MM., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 14 Bandar
Lampung. Terima kasih atas kesediaannya bagi penulis untuk melakukan penelitian di
sekolah tersebut;
12.
Ayahanda tersayang H. Asrun Sany, S.Sos dan Ibunda tercinta Hj. Aprilianti, S.H. M.H,
yang selalu menjadi tauladan yang baik bagi anak-anaknya dan senantiasa menyayangi,
mendukung serta mendoakanku atas semua keberhasilanku. Inilah kado kecil yang dapat
anakmu persembahkan, terima kasih atas segalanya “my parents my everythings”;
13.
Adik-adikku M. Septian Adhinata dan Debby Chairunnisa, serta kakak sepupu, adik
sepupu, keponakan dan keluarga besarku. Terima kasih telah mendukungku, mendoakanku,
menyayangiku, serta mengingatkanku untuk penyelesaian skripsi ini;
14.
Untuk sahabat-sahabat terbaikku Rima Ajeng Rahmawati, Aulia Mutia Sari, Putri Paradise
Atmaja, Stela Monic Maya Ersa, Fristy Gustiaranna, Maya Adhiwijaya, Karuniawati, Farah
Khairunnisa, Rika Melya Sari, Asnur Vevy, Febi Tri Utari, Shinta Permatasari terima kasih
telah menghabiskan sebagian waktu bersama, dukungan dan motivasi kalian;
15.
Untuk teman-teman Economy Education 2010 ganjil (Fitri, Astika, Nuhay, Selvita,
Purwati, Eva dll) serta genap (Rienita, Nuy, Kiki, Dwi Wulan, Wahyu Listiana, dll) terima
kasih atas kebersamaan dan seperjuangannya selama di kampus tercinta kita;
16.
Om Herdi dan kak Wardani terima kasih atas semua masukan dan informasi yang telah
kalian berikan;
17.
Teman-teman KKN dan PPL Komang Wastawan, Ali Rifa’i, Tommy Indra Kesuma,
Riwanti Manik, Qurratu Aini Na’ima, Iga Apriliana Mahardika, Gamilla Nuri Utami, Dewi
Septiyani. Terima kasih atas segala kebersamaan kita, dan bantuannya;
19.
Ibu Nur Asidah, S.Pd., selaku guru pamong PPL, terima kasih telah membimbing, dan
menyediakan kesempatan untuk penulis melakukan PPL;
20.
Seseorang yang selalu mendukung, memberikan nasehat yang baik untuk selalu
membantuku dalam mengerjakan skripsi ini,dan selalu mendoakanku;
21.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas dukungan dan
bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik
dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan tangan terbuka, hati yang lapang
dan ucapan terima kasih. Namun, penulis sangat berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Bandar Lampung, 06 Juni 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR RUMUS
DAFTAR LAMPIRAN
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah ... 1
B.
Identifikasi Masalah ... 6
C.
Pembatasan Masalah ... 7
D.
Rumusan Masalah ... 7
E.
Tujuan Penelitian ... 8
F.
Kegunaan Penelitian ... 8
G.
Ruang Lingkup Penelitian ... 9
II.
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A.
Tinjauan Pustaka ... 10
1.
Belajar ... 10
2.
Hasil Belajar ... 12
3.
Model Pembelajaran Kooperatif ... 16
4.
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) ... 18
5.
Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) ... 22
B.
Hasil Penelitian yang Relevan ... 25
C.
Kerangka Pikir ... 28
III.
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Metode Penelitian ... 33
B.
Prosedur Penelitian ... 35
C.
Populasi dan Sampel ... 35
1.
Populasi ... 35
2.
Sampel ... 36
D.
Variabel Penelitian ... 37
1.
Variabel Bebas (independen) ... 37
2.
Variabel Terikat (dependen) ... 37
E.
Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ... 38
1.
Definisi Konseptual ... 38
2.
Definisi Operasional ... 39
F.
Teknik Pengumpulan Data ... 41
1.
Dokumentasi ... 41
2.
Observasi ... 41
3.
Tes ... 41
G.
Uji Persyaratan Instrumen ... 41
1.
Uji Validitas Instrumen ... 42
2.
Uji Reliabilitas Instrumen ... 43
3.
Taraf Kesukaran ... 44
4.
Daya Beda ... 45
H.
Uji Persyaratan Analisis Data ... 46
1.
Uji Normalitas ... 46
2.
Uji Homogenitas ... 47
I.
Pengujian Hipotesis ... 47
IV.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 50
1.
Sejarah Berdirinya SMA Negeri 14 Bandar Lampung ... 50
2.
Visi dan Misi SMA Negeri 14 Bandar Lampung ... 51
3.
Tujuan SMA Negeri 14 Bandar Lampung ... 53
4.
Situasi dan Kondisi SMA Negeri 14 Bandar Lampung ... 53
5.
Ekstrakurikuler SMA Negeri 14 Bandar Lampung ... 56
B.
Deskripsi Data ... 59
1.
Data Tes Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 60
1.1
Deskripsi Data Kelas Eksperimen (X
4) ... 60
1.2
Deskripsi Data Kelas Kontrol (X
5) ... 63
C.
Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 66
1.
Uji Normalitas ... 66
2.
Uji Homogenitas ... 68
D.
Pengujian Hipotesis ... 69
1.
Uji Perbedaan Rata
–
Rata ... 69
E.
Pembahasan ... 70
1.
Ada Perbedaan yang Siginfikansi pada Hasil Belajar Ekonomi antara Siswa yang
Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
(Numbered Head Together) dan Siswa yang Pembelajarannya Menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI (Group Investigation) ... 70
2.
Rata
–
Rata Hasil Belajar Ekonomi Siswa yang Pembelajarannya
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Lebih Tinggi
Dibandingkan dengan Siswa yang Pembelajarannya Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe GI ... 73
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan ... 76
B.
Saran ... 77
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.
Hasil Uji Blok Semester Ganjil Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X
SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 3
2.
Sintaks Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) ... 19
3.
Sintaks Pembelajaran Group Investigation (GI) ... 24
4.
Hasil Penelitian yang Relevan ... 25
5.
Definisi Operasional Variabel ... 39
6.
Kategori Besarnya Reliabilitas ... 44
7.
Fasilitas
–
Fasilitas SMA Negeri 14 Bandar Lampung ... 55
8.
Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen ... 61
9.
Kategori Variabel Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen ... 61
10.
Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Ekonomi Kelas Kontrol ... 64
11.
Kategori Variabel Hasil Belajar Ekonomi Kelas Kontrol ... 64
12.
Perbandingan Rata
–
Rata Hasil Belajar Ekonomi pada Kelas Ekeperimen dan
Kelas Kontrol ... 66
13.
Hasil Uji Normalitas Sampel Hasil Belajar Ekonomi Pada Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol ... 67
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
Halaman
I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini semakin hari kualitasnya makin
lemah. Titik lemah dalam kurikulumnya adalah rendahnya kompetensi guru
dalam menggali potensi anak. Kompetensi guru dalam mengajar sangatlah
berpengaruh terhadap hasil belajar. Pola pengajaran di kelas, yaitu siswa masih
selalu dijadikan objek daripada subjek. Biasanya pembelajaran sangat berfokus
kepada guru sedangkan siswa sangat pasif dalam kelas. Keaktifan siswa 20%
dan guru 80% siswa hanya menjadi pendengar dan tidak begitu aktif dalam
proses pembelajaran yang mengakibatkan siswa jenuh (Survey UNESCO,
2012).
Pendidik belum bisa berperan sebagai fasilitator, dalam pentransferan ilmu
pengetahuan. Kenyataannya sekolah-sekolah masih banyak guru yang lebih
aktif daripada siswa. Permasalahan yang telah dideskripsikan adalah model
pembelajarannya. Oleh karena itu dinas pendidikan mengadakan penyusunan
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dalam meningkatkan mutu
2
Penyusunan KTSP didasarkan pada standar isi (SI) dan standar kompetensi
lulusan (SKL) yang telah disesuaikan oleh tingkat satuan pendidikan
masing-masing yang berarti dalam hal ini adalah sekolah. Kurikulum KTSP tersebut
disusun berdasarkan tingkat kebutuhan dan tujuan dari hasil pembelajaran.
Kurikulum ini menuntut siswa untuk lebih aktif dari guru yaitu keaktifan siswa
80% sedangkan keaktifan guru 20%. Guru hanya menjadi fasilitator dan tidak
begitu aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa menjadi aktif di dalam
kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan
pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Dalam
penerapannya, model pembelajaran harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan
siswa karena masing-masing model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan
tekanan utama yang berbeda-beda (Isjoni, 2013:49)
Hasil observasi sebagai salah satu upaya dalam membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran siswa terhadap mata pelajaran
ekonomi, peneliti memilih pendekatan pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dan Group
Investigation (GI) karena dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam
berinteraksi dan berfikir serta dapat menciptakan proses pembelajaran yang
lebih menyenangkan.
Pembelajaran yang konvensional atau metode ceramah masih sering terjadi,
dalam hal ini peneliti meneliti hasil dari proses pembelajaran yang diadakan di
3
Lampung masih memakai metode ceramah atau pembelajaran konvensional.
Untuk itu peneliti ingin menerapkan model pembelajaran Cooperatif Learning
yang merupakan salah satu model pembelajaran yang sering dilakukan tetapi
penerapannya masih kurang baik.
Hasil belajar menjadi sangat penting sebagai indikator keberhasilan belajar.
Bagi guru, hasil belajar siswa merupakan pedoman evaluasi bagi keberhasilan
belajar siswa. Guru dapat dikatakan berhasil apabila lebih dari separuh jumlah
siswa telah mencapai standar ketuntasan yang telah ditetapkan. Sedangkan bagi
siswa, hasil belajar merupakan sarana informasi yang berguna untuk mengukur
tingkat kemampuan atau keberhasilan belajarnya.
Penelitian pendahuluan yang dilaksanakan pada hasil belajar ekonomi siswa
SMA Negeri 14 Bandar Lampung masih kurang maksimal, disebabkan guru
mata pelajaran ekonomi SMA Negeri 14 Bandar Lampung menetapkan
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebesar 75. Hasil ini dapat dilihat pada
Tabel 1. Masih banyak siswa yang belum mencapai KKM yang ditentukan
sekolah yaitu 75. KKM ini diperoleh peneliti dari guru bidang studi ekonomi
pada jumlah kelas X adalah 7 ruang kelas dengan banyak siswa 232 siswa pada
4
Tabel 1. Hasil Uji Blok Semester Ganjil Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 14 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.
Kelas Interval Nilai Jumlah Siswa
<75 ≥75
X1 21 12 33
X2 12 19 31
X3 21 13 34
X4 25 9 34
X5 12 20 32
X6 20 14 34
X7 11 23 34
Jumlah 122 110 232 Presentase 52,59% 47,41% 100%
Sumber: Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 14 Bandar Lampung.
Berdasarkan data pada Tabel 1, dapat terlihat bahwa hasil belajar ekonomi
yang diperoleh siswa pada uji blok semester ganjil kurang baik. Hal ini terlihat
dari jumlah siswa yang memperoleh ≥75 atau yang memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimum sebesar 47,41% sedangkan siswa yang belum memenuhi
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah sebesar
52,59%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas X kurang
maksimal, kriteria tingkat keberhasilan ini seperti pendapat yang dikemukakan
Djamarah dan Zain.
Djamarah dan Zain (2006:107) sebagai berikut: Istimewa/maksimal : apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa, Baik sekali/optimal : apabila sebagian besar (76% s.d 99%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa, Baik/minimal : apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% s.d 75% saja yang dikuasai oleh siswa, Kurang: apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa.
Berdasarkan penelitian pendahuluan dengan melihat hasil belajar yang kurang
baik atau belum optimal, maka dalam proses pembelajaran harus ada
5
seharusnya mulai diterapkan di sekolah. Model pembelajaran yang paling
banyak digunakan oleh para guru ada semacam ceramah atau menerangkan apa
yang ada di dalam buku teks. Guru dapat mengupayakan untuk menciptakan
proses pembelajaran tersebut dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif atau cooperative learning.
Menurut (Isjoni, 2013:62) peran guru dalam pelaksanaan cooperative learning
adalah sebagai fasilitator, mediator, director-motivator, dan evaluator.
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk saling membantu antar anggota
dalam memahami pelajaran ataupun dalam menyelesaikan tugas belajar. Siswa
yang lemah akan mendapat bantuan dari temannya yang lebih pandai.
Sebaliknya, siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuannya dengan
materi pelajaran yang telah dikuasainya kepada temannya yang berkemampuan
rendah, sehingga pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang
berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantungan satu
sama lain atas tugas-tugas bersama serta saling belajar untuk saling menghargai
satu sama lain.
Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) merupakan tipe
yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan
untuk meningkatkan penguasaan akademik. melibatkan para siswa dalam
menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek
pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat melatih siswa
6
aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Model pembelajaran ini siswa lebih aktif dalam menemukan sendiri
permasalahan yang ada dalam materi pelajaran yang dihadapi.
Melalui kedua model tersebut terdapat beberapa bagian tahapan yang
memberikan perlakuan yang sama, dimana dapat melibatkan siswa secara aktif
dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih mudah untuk memahami
materi yang diajarkan oleh guru dan meningkatkan sikap siswa untuk berpikir
positif pada mata pelajaran yang hendak diajarkan. Kedua model pembelajaran
tersebut menitikberatkan kepada aktivitas siswa.
Berdasarkan masalah di atas, diperlukan model yang melibatkan siswa secara
aktif dalam kegiatan belajar dan pembelajaran di kelas. Berdasarkan latar
belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai:
“Studi Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Tipe Numbered Head Together (NHT) dan Model
Pembelajaran Tipe Group Investigation (GI) pada Siswa Kelas X SMA
Negeri 14 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014”
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan dalam
penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa kelas X4 dan X5 pada mata pelajaran ekonomi masih
tergolong rendah dan tidak tercapainya kriteria ketuntasan minimum. Hal ini
7
berpusat kepada guru (teacher centered) sehingga mengakibatkan siswa
menjadi pasif dan kurang memahami konsep mata pelajaran.
2. Pembelajaran ekonomi di kelas masih menggunakan metode konvensional.
Model pembelajaran kooperatif jarang digunakan disebabkan karena guru
belum memahami model tersebut.
3. Sikap siswa yang kurang menanamkan kerjasama atau interaksi yang positif
antar sesama siswa selama pembelajaran. Hal ini disebabkan karena siswa
memiliki sikap individu.
4. Siswa yang aktif bertanya selama pembelajaran ekonomi dapat lebih
memahami materi dibandingkan siswa yang pasif sehingga dalam
pembelajaran terdapat perbedaan secara kelompok.
C.Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka perlu untuk
membatasi permasalahan penelitian ini pada studi perbandingan hasil belajar
ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe Numbered Head Together (NHT) dan pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation (GI).
D.Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikansi antara hasil belajar ekonomi
8
Head Together (NHT) dibandingkan dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) ?
2. Apakah rata-rata hasil belajar yang pembelajarannya melalui model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) berbeda
nyata dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation (GI) ?
E.Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui perbedaan yang signifikansi antara hasil belajar ekonomi siswa
yang diberikan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head
Together (NHT) dengan siswa yang diberikan pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation (GI).
2. Mengetahui rata-rata hasil belajar yang pembelajarannya melalui model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) berbeda
nyata dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation (GI).
F. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan:
a. Bagi guru
Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together sebagai
media pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas siswa yang diterapkan
9
b.Bagi siswa
Membantu siswa untuk beraktivitas dalam kelas serta menumbuhkan rasa
kerjasama yang positif antar siswa dan sarana informasi untuk hasil belajar
yang maksimal.
c. Bagi sekolah
Hasil penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Numbered Head
Together (NHT) ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil belajar
mengajar di SMA Negeri 14 Bandar Lampung dengan prestasi yang
maksimal sesuai dengan keadaan siswa.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:
1. Objek penelitian
Objek penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head
Together (NHT), pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)
dan hasil belajar ekonomi.
2. Subjek penelitian
Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah siswa kelas X semester ganjil.
3. Tempat penelitian
Adapun ruang lingkup tempat penelitian adalah di SMA Negeri 14 Bandar
10
4. Waktu penelitian
Waktu penelitian pada semester ganjil bulan Januari – Februari tahun
pelajaran 2013-2014.
5. Ilmu
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A.Tinjauan Pustaka
1. Belajar
Belajar merupakan suatu proses bagi seseorang untuk memperoleh
pengalaman baru yang dapat mempengaruhi atau bahkan mengubah
perilaku peserta didik menjadi lebih baik. Hal ini didukung oleh pendapat
Slameto (2003:2) yaitu Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Perubahan dalam belajar meliputi pengetahuan, sikap, keaktifan dan
lain-lain. Seseorang yang telah mengalami proses belajar tidak sama keadaannya
bila dibandingkan dengan keadaan pada saat belum belajar. Individu akan
lebih sanggup menghadapi kesulitan, memecahkan masalah atau
menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya.
Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi
melalui pengalaman, dan bukan merupakan pertumbuhan atau
perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir
12
Pendapat Trianto sejalan dengan pemikiran Gagne dalam Latif (2005:22)
yang menyatakan belajar sebagai suatu proses dimana suatu organisme
berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Pengalaman adalah sumber
pengetahuan dan keterampilan yang bersifat pendidikan. Menurut
pengertian ini belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan
suatu hasil atau tujuan.
Menurut Slameto (2003:54-72), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah:
1. Faktor-faktor internal
a. Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh)
b. Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan)
c. Kelelahan
2. Faktor-faktor eksternal
a. Keluarga (cara orang tua mendidik, relaso antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, latar belakang kebudayaan)
b. Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah)
c. Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman
(Hamalik,2004:27). Menurut pengertian ini, belajar bukan hanya mengingat,
akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Pengertian ini sangat
berbeda dengan pengertian lama tentang belajar, yang menyatakan bahwa
belajar adalah memperoleh pengetahuan, bahwa belajar adalah
13
Menurut Hamalik (2004:81) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
adalah sebagai berikut:
1. Faktor kegiatan penggunaan dan ulangan, siswa yang belajar melakukan banyak kegiatan baik kegiatan neural system, seperti melihat, mendengar, merasakan maupun kegiatan lainnya yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan, sikap, kebiasaan, dan minat. Apa yang telah dipelajari perlu digunakan secara praktis dan diadakan ulangan secara kontinu dibawah kondisi yang serasi, sehingga penguasaan hasil belajar lebih mantap. 2. Belajar memerlukan latihan, dengan jalan; relearning recalling, dan
reviewing agar pelajaran dapat dikuasai kembali dan pelajaran yang belum dikuasai akan lebih mudah dipahami.
3. Belajar siswa lebih berhasil, belajar akan lebih berhasil jika siswa merasa berhasil dan mendapatkan kepuasannya. Belajar hendaknya dilakukan dengan suasana menyenangkan.
4. Siswa yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil atau gagal dalam belajarnya. Keberhasilan akan menimbulkan kepuasan dan mendorong belajar lebih baik.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar dalam pembelajaran merupakan kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya di dalam kelas.
Agar memperoleh hasil yang optimal, maka proses belajar harus dilakukan
dengan sadar dan sengaja serta kemampuan yang baik.
Menurut pendapat Kingsley dalam Sudjana (2001:22) membagi tiga macam
hasil belajar, yaitu: (a) keterampilan dan kebiasaan; (b) pengetahuan dan
pengertian; (c) sikap dan cita-cita yang masing-masing golongan dapat diisi
dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah.
Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak
14
Menurut Hamalik (2000:30), Adapun aspek-aspek itu adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan
Informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas melekat di benak seseorang.
2. Pemahaman
Kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pengetahuan. 3. Kebiasaan
Pengulangan sesuatu secara terus menerus atau dalam sebagian besar waktu dengan cara yang sama dan tanpa hubungan akal.
4. Keterampilan
Kelebihan atau kemampuan seseorang untuk menggunakan akal, fikiran, ide dan kreatifitasnya dalam mengerjakan, mengubah, menyelesaikan ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut. 5. Apresiasi
Kegiatan mengenali, menilai dan menghargai bobot seni atau nilai seni. 6. Emosional
Minat, membedakan, berani, tenang dan lain-lain. 7. Hubungan sosial
Hubungan timbal balik antara individu yang satu dengan individu yang lain, saling mempengaruhi dan didasarkan pada kesadaran untuk saling menolong.
8. Jasmani
Proses yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistic dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.
9. Etis dan budi pekerti
Induk dari segala etika, tata krama, tata susila, perilaku baik dalam pergaulan, pekerjaan, dan kehidupan sehari-hari.
10. Sikap
Evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain, obyek atau issu.
Hasil belajar yaitu suatu perubahan yang terjadi pada individu yang belajar,
bukan hanya perubahan mengenai pengetahuan, tetapi juga untuk
membentuk kecakapan, kebiasaan, pengertian, penguasaan, dan
penghargaan dalam diri seseorang yang belajar.
Menurut pendapat Dimyati dan Mudjiono (2006:3) bahwa: “Hasil belajar
merupakan hasil dari suatu interaksi belajar tindak belajar dan tindak
15
hasil belajar, dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal
dan puncak proses belajar.
Hasil belajar memerlukan suatu penilaian, penilaian itu sendiri tujuannya
adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa. Penilaian
juga bertujuan untuk : (1) mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa,
(2) mengukur pertumbuhan dan perkembangan siswa, (3) mendiagnosis
kesulitan belajar siswa, (4) mengetahui hasil pembelajaran, (5) mengetahui
pencapaian kurikulum, (6) mendorong siswa belajar, dan (7) mendorong
guru agar mengajar dengan lebih baik. (Uno,2009:131)
Berdasarkan pengertian di atas bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan
atau keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik setelah mengalami
aktivitas belajar. Hasil belajar yang diharapkan dari setiap kegiatan
pembelajaran adalah pencapaian hasil belajar yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Menurut Fred Percipal dan Henry
Ellington (Uno,2009:35), tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang
jelas dan menunjukkan penampilan atau keterampilan siswa tertentu yang
diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar. Tujuan pembelajaran
biasanya diarahkan pada salah satu kawasan taksonomi.
Seperti pendapat Bloom dan Krathwohl (Uno,2009:35) memilih taksonomi
pembelajaran dalam tiga kawasan, yakni sebagai berikut:
1. Kawasan Kognitif
16
a. Tingkat pengetahuan (Knowledge)
Kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar.
b. Tingkat pemahaman (Komprehension)
Kemampuan mendemonstrasikan fakta dan gagasan mengelompokkan dengan mengorganisir, membandingkan, menerjemahkan, memaknai, member deskripsi, dan menyatakan gagasan utama.
c. Tingkat penerapan (Application)
Kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori di dalam kondisi kerja.
d. Tingkat analisis (Analysis)
Kemampuan menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan infromasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit.
e. Tingkat sintesis (Syhthesis)
Kemampuan menjelaskan struktur atau pola dari sebuah scenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang dibutuhkan. f. Tingkat evaluasi (Evaluation)
Kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya.
2. Kawasan Afektif
Suatu dominan yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai interes, apresiasi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan social.
Tingkatan afeksi ada lima, yaitu: a. Kemauan menerima;
Kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya. b. Kemauan menanggapi;
Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. c. Berkeyakinan;
Kemampuan pengaturan diri individu d. Penerapan karya;
Mengerjakan suatu pekerjaan sampai menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi semua orang
e. Ketekunan dan ketelitian.
Upaya untuk mencapai tujuan tertentu tanpa mudah menyerah hingga meraih keberhasilan
3. Kawasan Psikomotor
Domain psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (Skill) yang bersifat manual atau motorik.
Urutan tingkatannya, yaitu: a. Persepsi;
17
b. Kesiapan melakukan suatu kegiatan;
Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan. c. Mekanisme;
Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan dan cakap.
d. Respon terbimbing;
Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk didalamnya imitasi dan gerakan coba-coba.
e. Kemahiran;
Tingkat kemampuan seseorang yang berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya sendiri.
f. Adaptasi;
Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam berbagai situasi.
g. Originasi
Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi, kondisi atau permasalahan tertentu.
Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi belajar dan tindak mengajar,
hasil tersebut berupa kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah
mengikuti kegiatan belajar mengajar, yang wujudnya berupa kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kemampuan yang diperoleh siswa
diwujudkan dalam bentuk hasil belajar. Hasil belajar menunjukkan berhasil
tidaknya suatu kegiatan pengajaran.
3. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif dalam proses pembelajaran merupakan
model pembelajaran yang lebih mengutamakan kerjasama antara siswa
dengan bimbingan dan arahan dari guru untuk mencapai suatu tujuan yang
baik dalam pembelajaran.
Pembelajaran kooperatif merupakan sebagai suatu sikap atau perilaku
bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerja
18
dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap
anggota kelompok itu sendiri (Etin Solehatin, 2008:4).
Menurut Johnson dan Johnson (Isjoni, 2013:17) Cooperative learning
adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok
kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang
mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran
kooperatif siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk
menyelesaikan suatu tugas atau memecahkan suatu masalah, dimana setiap
anggota kelompok saling membantu. Kelompok beranggotakan 4-5 siswa
dengan kemampuan yang terdiri dari tingkat kemampuan akademik dan
jenis kelamin siswa.
Menurut Isjoni (2013:20) beberapa ciri dari cooperative learning adalah;
(a) setiap anggota memiliki peran, (b) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa, (c) setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya, (d) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, dan (e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
Metode pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri:
1. Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara kooperatif;
2. Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah;
3. Jika dalam kelas, terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam setiap kelompok pin terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula;
19
4. Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)
Numbered Head Together (NHT) pada dasarnya merupakan varian dari
diskusi kelompok, teknik pelaksanaannya hampir sama dengan diskusi
kelompok. Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir
bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang
untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap
struktur kelas tradisional. Menurut Komalasari (2010:62), model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) merupakan
model pembelajaran dimana setiap siswa diberi nomor kemudian secara
acak guru memanggil nomor dari setiap siswa.
Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) merupakan
tipe pembelajaran yang disusun untuk mempengaruhi interaksi para siswa
dan memiliki tujuan meningkatkan pengetahuan pembelajaran.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) :
Tabel 2. Sintaks Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)
Fase-Fase Perilaku Guru Perilaku Siswa
Fase 1.
Penomoran (Numbering)
Guru membagi siswa men-jadi beberapa kelompok atau tim yang beranggo-takan 3-5 orang dan mem-beri siswa nomor
Setiap siswa dalam tim mempunyai nomor ber-beda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok.
Fase 2.
Pengajuan Pertanyaan (Questioning)
Guru mengajukan per-tanyaan kepada siswa se-suai dengan materi yang sedang dipelajari yang bervariasi dari yang spe-sifik hingga bersifat umum dan dengan tingkat ke-sulitan yang bervariasi
[image:37.612.162.499.481.699.2]Siswa menyimak dan men-jawab pertanyaan
20
Lanjutan tabel 2
Fase 3.
Berpikir Bersama (Heads Together)
Guru memberikan bim-bingan bagi kelompok sis-wa yang membutuhkan
Siswa berpikir bersama untuk menemukan ban dan menjelaskan jawa-ban kepada anggota dalam timnya sehingga semua anggota mengetahui jawa-ban dari masing-masing pertanyaan
Fase 4.
Pemberian Jawaban (Answering)
Guru menyebut salah satu nomor
Guru secara random memilih kelompok yang harus menjawab pertanyan tersebut
Setiap siswa dari tiap kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas
Siswa yang nomornya disebut guru dari kelom-pok tersebut mengangkat tangan dan berdiri untuk menjawab pertanyaan
Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat sintaks pembelajaran Numbered Head
Together (NHT) tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim (2000:29)
menjadi enam langkah sebagai berikut :
Langkah 1. Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Langkah 2. Pembentukan kelompok
21
Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.
Langkah 4. Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
Langkah 6. Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
Dari pendapat di atas diambil kesimpulan bahwa Numbered Head Together
(NHT) lebih melibatkan banyak siswa bereksperimen dalam materi yang
tercakup di suatu mata pelajaran yang mempunyai tujuan melihat hasil
pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together
(NHT):
a. Terjadinya interaksi antara siswa melalui diskusi/siswa secara bersama dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
b. Siswa pandai maupun siswa lemah sama-sama memperoleh manfaat melalui aktifitas belajar kooperatif.
c. Dengan bekerja secara kooperatif ini, kemungkinan konstruksi pengetahuan akan manjadi lebih besar/kemungkinan untuk siswa dapat sampai pada kesimpulan yang diharapkan.
22
Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together
(NHT):
a. Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah.
b. Proses diskusi dapat berjalan lancar jika ada siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai.
c. Pengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.
Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Head Together (NHT) terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang
dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim (2000:18), antara lain adalah :
a) Rasa harga diri menjadi lebih tinggi; b) Memperbaiki kehadiran; c) Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar; d) Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil; e) Konflik antara pribadi berkurang; f) Pemahaman yang lebih mendalam; g) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi; dan h) Hasil belajar lebih tinggi
Berdasarkan pendapat di atas bahwa model pembelajaran Numbered Head
Together (NHT) adalah suatu model pembelajaran berkelompok yang setiap
anggota kelompoknya bertanggung jawab atas tugas kelompoknya, sehingga
tidak ada pemisahan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain dalam
satu kelompok untuk saling memberi dan menerima antara satu dengan yang
lainnya.
5. Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)
Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) merupakan
salah satu bentuk model pembelajaran yang melatih aktivitas para siswa
berpartisipasi dalam pengembangan materi (informasi) dengan mencari
sendiri melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya buku pelajaran atau
23
baik dengan menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya dengan
investigasi. Pada model ini siswa dibagi ke dalam kelompok yang
beranggotakan 4-5 orang. Kelompok dapat dibentuk berdasarkan
perkawanan atau berdasarkan pada keterkaitan akan sebuah materi tanpa
melanggar ciri-ciri cooperative learning (Isjoni, 2013:58)
Menurut Ibrahim,dkk (2000:23):
“Dalam kooperatif tipe Group Investigation (GI) guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau 6 siswa heterogen dengan mempertimbangkan keakraban dan minat yang sama dalam topik tertentu. Siswa memilih sendiri topik yang akan dipelajari, dan kelompok merumuskan penyelidikan dan menyepakati pembagian kerja untuk menangani konsep-konsep penyelidikan yang telah dirumuskan. Dalam diskusi kelas ini diutamakan keterlibatan pertukaran pemikiran para siswa.”
Pendapat dari Isjoni dan Ibrahim model pembelajaran Group Investigation
(GI) ini adalah suatu pembelajaran kooperatif yang pada umumnya
membagi kelas menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4 sampai 6
siswa dengan karakteristik heterogen. Pembagian kelompok ini berdasarkan
keakraban dalam berteman atau kesamaan minat dalam materi tertentu. Para
siswa memilih materi atau topik yang ingin dipelajari dan menganalisis
materi tersebut, kemudian menyimpulkan dan mempresentasikan hasilnya
didepan kelas secara menyeluruh.
Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) ini menuntut siswa
agar dapat memiliki kemampuan yang baik dalam belajar, berkomunikasi
ataupun dalam proses kelompok. Model ini melibatkan siswa untuk kreatif
24
para guru selama model pembelajaran berlangsung membina siswa,
memfasilitasi investigasi siswa dan menjaga aturan perilaku kooperatif.
Enam tahapan di dalam pembelajaran kooperatif dengan metode Group
Investigation (GI) dapat dilihat pada tabel berikut, menurut Slavin dalam
Siti Maesaroh (2005:29-30):
Tabel 3. Sintaks Pembelajaran Group Investigation (GI)
Tahapan GI Keterangan Tahapan
Tahap I
Mengidentifikasi topik dan membagi siswa ke dalam kelompok.
Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberi kontribusi apa yang akan mereka selidiki. Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas.
Tahap II
Merencanakan tugas
Kelompok akan membagi sub topik kepada seluruh anggota. Kemudian membuat perencanaan dari masalah yang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa yang akan dipakai.
Tahap III
Membuat penyelidikan
Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan dan mengaplikasikan bagian mereka ke dalam pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah kelompok.
Tahap IV
Mempersiapkan tugas akhir
Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan dipresentasikan di depan kelas.
Tahap V
Mempresentasikan tugas akhir
Siswa mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok lain tetap mengikuti.
Tahap VI Evaluasi
Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telah diselidiki dan dipresentasikan.
Berdasarkan tabel 3, dapat dilihat sintaks pembelajaran Group Investigation
25
Di dalam pemanfaatannya atau penggunaannya model pembelajaran GI juga
mempunyai kelemahan dan kelebihan, yakni sebagai berikut:
Kelebihan pembelajaran model Group Investigation:
1. Pembelajaran dengan kooperatif model Group Investigation memiliki
dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Penerapan metode pembelajaran kooperatif model Group Investigation
mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa.
3. Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan
berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar
belakang.
4. Model pembelajaran Group Investigation melatih siswa untuk memiliki
kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dan mengemukakan
pendapatnya.
5. Memotivasi dan mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai
dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Kelemahan pembelajaran dengan model Group Investigation:
Model pembelajaran Group Investigation merupakan model pembelajaran
yang komplek dan sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif.
Kemudian pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Group
Investigation juga membutuhkan waktu yang lama (
http://www.ras-eko.co.cc/2011/05/model-pembelajaran-group-investigation.html) dalam
26
[image:44.612.148.500.110.714.2]B.Hasil Penelitian Yang Relevan
Tabel 4. Hasil Penelitian Yang Relevan
NO PENULIS JUDUL HASIL
1 Dinar sapta putri Studi Perbandingan hasil belajar kewirausahaan siswa melalui metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dan
Think Pair and Share
(TPS) dengan memperhatikan motivasi berprestasi pada siswa kelas X SMK Negeri 1 metro tahun pelajaran 2011-2012
Ada Perbandingan hasil belajar kewirausahaan siswa melalui metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dan Think Pair and Share (TPS) dengan memperhatikan motivasi berprestasi pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Metro Tahun Pelajaran 2011-2012 perhitungan
8,879 > 4,11 yang berarti hasil
pembelajaran NHT lebih tinggi dibandingkan TPS 2 Ivan
Seprayoga
Studi perbandingan hasil belajar ekonomi melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan Numbered Head Together pada siswa kelas X semester genap SMA Negeri 13 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012
Ada perbedaan antara hasil belajar ekonomi melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan Numbered Head Together, hal ini ditunjukkan dengan hasil belajar model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diperoleh
11,215 > 4,00 berarti hipotesis diterima.
3 Desi Saptawati Studi perbandingan hasil belajar ekonomi antara siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dan
Student Team
Achievement Division
(STAD) dengan memperhatikan kemampuan awal (studi pada siswa kelas X SMA Gajah Mada Tahun Pelajaran 2011/2012)
Ada perbandingan hasil belajar ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran tipe GI dan tipe STAD pada siswa kelas X SMA Gajah Mada tahun pelajaran 2011/2012 dengan perhitungan
7,997 > 4.,043 yang berarti terdapat perbedaan hasil belajar ekonomi antara model pembelajaran kooperatif tipe GI dan STAD
27
Lanjutan Tabel 4
4 Fajar Subekti Studi perbandingan hasil belajar ekonomi melalui model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw dan tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) (Studi pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Kalirejo) tahun pelajaran 2009/2010
Ada perbedaan hasil belajar ekonomi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan tipe STAD dengan perhitungan thitung
2,104 > ttabel 1,997 yang
berarti ada perbedaan hasil belajar antara kelas
eksperimen dengan model pembelajaran jigsaw dan kelas pembanding dengan model pembelajaran STAD
Berdasarkan tabel 4, penelitian yang relevan adalah studi atau penelitian yang
sejenis dengan pokok masalah yang dihadapkan dalam skripsi ini telah
dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu, oleh sebab itu pada bagian ini
dilengkapi beberapa hasil penelitian yang ada kaitannya dengan pokok masalah
ini, antara lain.
Menurut Dinar Sapta Putri pada perhitungan penelitiannya menggunakan
model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) Fhitung sebesar8,879 dan
model pembelajaran TPS (Think Pair Share) Ftabel sebesar4,11, oleh karena itu
hasil NHT lebih maksimal untuk digunakan dalam pembelajaran.
Menurut Ivan Seprayoga pada perhitungan penelitiannya menggunakan model
pembelajaran Jigsaw Fhitung sebesar 11,215 dan model pembelajaran NHT
(Numbered Head Together) Ftabel sebesar 4,00, oleh karena itu hasil NHT
(Numbered Head Together) masih kurang maksimal dalam pembelajaran
28
Menurut Desi Saptawati pada perhitungan penelitiannya menggunakan model
pembelajaran GI (Group Investigation) Fhitung sebesar 7,997 dan model
pembelajaran STAD (Students Teams Achievement Divisions) Ftabel sebesar
4,043, oleh karena itu hasil pada GI lebih maksimal untuk digunakan dalam
pembelajaran.
Menurut Fajar Subekti pada perhitungan penelitiannya menggunakan model
pembelajaran jigsaw Thitung sebesar 2,104 dan model pembelajaran STAD
(Students Teams Achievement Divisions) Ttabel sebesar 1,997 oleh karena itu
hasil jigsaw lebih maksimal dalam pembelajaran.
C.Kerangka Pikir
Penerapan model pembelajaran yang tepat dapat menunjang keberhasilan siswa
dengan membuat pembelajaran jadi semakin menarik dan menyenangkan.
Pembelajaran kooperatif ini sifat pembelajarannya students centered sehingga
pembelajarannya aktivitas siswa lebih mendominasi di dalam kelas.
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang dapat
menitikberatkan pada rasa kerja sama antar siswa dalam berkelompok, yang
saling membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Dua jenis model
pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu tipe kooperatif
Numbered Head Together (NHT) dan tipe kooperatif Group Investigation (GI).
Dari kedua model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT)
dan Group Investigation (GI) terdapat langkah-langkah yang berbeda namun
tetap satu jalur yaitu pembelajaran secara kelompok yaitu berpusat pada siswa
29
adanya penelitian yang dilakukan oleh Fajar Subekti yang berjudul “Studi
Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi Melalui Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw dan Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)” yang
ditunjukkan dengan hasil thitung 2,104 > ttabel 1,997. Hal ini membuktikan bahwa
penerapan pembelajaran kooperatif lebih membantu siswa dalam beraktivitas
dalam kelas.
Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT),
menuntut siswa untuk aktif dalam aktivitas belajar, guru membagi kelompok
secara acak yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang. Setiap siswa di kelompok
tersebut mendapat nomor (number card), guru memberikan tugas dan
masing-masing kelompok mengerjakannya, kelompok mendiskusikan jawaban yang
benar dan memastikan jawabannya, guru memberikan pengarahan secukupnya.
Kemudian guru memanggil salah satu nomor siswa untuk melakukan
presentasi secara bergiliran. Lalu guru membantu siswa untuk menyimpulkan
materi yang telah didiskusikan. Model pembelajaran NHT lebih mengacu pada
aktivitas siswa. Hal ini telah dibuktikan oleh Ivan Seprayoga dalam
penelitiannya yang berjudul “Studi perbandingan hasil belajar ekonomi melalui
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan Numbered Head Together pada siswa
kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung” yang ditunjukkan dengan Fhitung
16,916 > Ftabel 4,00. Hal ini membuktikan bahwa hasil belajar mata pelajaran
ekonomi pada siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran
jigsaw lebih rendah dibandingkan model pembelajaran Numbered Head
30
Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) siswa lebih
bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan karena dalam tipe
pembelajaran ini siswa bekerja dalam suatu kelompok yang terdiri dari
beberapa anggota, diberi nomor yang berbeda dan tiap anggota tahu bahwa
hanya satu murid yang dipanggil untuk mempersentasikan jawaban. Setiap
kelompok melakukan diskusi untuk berbagi informasi antar anggota sehingga
tiap anggota mengetahui jawabannya.
Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI), lebih menuntut
siswa untuk lebih aktif, guru hanya sebagai fasilitator kebutuhan siswa dan
membentuk kelompok tanpa memandang latar belakang, kemudian guru
membagikan materi yang akan dibahas yaitu topik bahasan, masing-masing
siswa mendapat sub topik yang berbeda-beda. Setiap siswa harus bekerja
secara mandiri atas pembagian tugas disetiap sub topik masing-masing, siswa
saling berinteraksi dengan teman kelompoknya untuk menyelesaikan tugasnya,
kemudian dari setiap siswa mempunyai tugas masing-masing untuk
memberikan penjelasan agar dapat mempertanggungjawabkan hasil tugasnya
pada saat tahapan presentasi di depan kelas. Langkah terakhir pada model ini
adalah guru bersama-sama siswa mengambil kesimpulan dari jawaban yang
tepat dan menyimpulkan materi yang akan dibahas.
Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) merupakan salah
satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi
dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang
akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku
31
perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk
mempelajarinya melalui investigasi. Dalam tipe Group Investigation (GI) ini
lebih menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok.
Untuk memperjelas faktor-faktor yang diteliti, faktor tersebut diberikan dalam
bentuk variabel. Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together
(NHT) dan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).
Variabel terikat (dependent) dalam penelitian ini adalah hasil belajar ekonomi
siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head
Together (NHT) dan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
(GI).
Hasil kerangka pikir ini dapat disimpulkan dari kedua model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dan Group Investigation (GI)
menghasilkan hasil belajar ekonomi.
Berdasarkan uraian tersebut, berikut paradigma pada penelitian untuk
[image:49.612.142.504.578.713.2]memberikan gambaran dengan jelas mengenai kerangka pikir tersebut.
Gambar 1. Paradigma penelitian dengan Dua Variabel Independent
NHT ( )
(Kelas Eksperimen)
GI ( )
(Kelas Kontrol)
32
Keterangan:
X1 = Kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Head Together (NHT)
X2= Kelas kontrol dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation (GI)
Y = Hasil belajar ekonomi
D.Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar ekonomi siswa yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head
Together (NHT) dan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation (GI)
2. Rata-rata hasil belajar melalui model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Head Together (NHT) berbeda nyata dibandingkan dengan
III. METODOLOGI PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian komparatif dengan pendekatan eksperimen. Penelitian komparatif
adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Menurut Sugiyono
(2005:57) Penelitian komparatif adalah penelitian yang membandingkan
keberadaan suatu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda,
atau pada waktu yang berbeda. Analisis komparatif dilakukan dengan cara
membandingkan antara teori satu dengan teori yang lain, dan hasil penelitian
satu dengan penelitian lain.
Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan eksperimen. Menurut Arikunto
(2006:3) eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat
(hubungan klausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti
dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain
yang mengganggu. Metode ini dipakai karena sesuai dengan tujuan penelitian
yang akan dicapai dalam pembelajaran yaitu mengetahui perbedaan suatu
variabel, yaitu hasil belajar ekonomi dengan perlakuan yang berbeda.
Design penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
34
penelitian ini banyak digunakan di bidang ilmu pendidikan atau penelitian lain
dengan subjek yang diteliti adalah manusia (Sukardi,2003:16).
Kelompok sampel ditentukan secara random. Kelas X4 melaksanakan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) sebagai kelas
eksperimen dan kelas X5 melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation (GI) sebagai kelas kontrol. Hasil dari design penelitian
dapat dilihat pada lampiran 17.
Design penelitian digambarkan sebagai berikut:
Keterangan :
R1 : Kelas X4 sebagai kelas eksperimen
R2 : Kelas X5 sebagai kelas control
O1, O3 : Pre Test Mata Pelajaran Ekonomi
A1 : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together
A2 : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation
O2, O4 : Post Test Mata Pelajaran Ekonomi
(Sugiono, 2005:70)
Hasil dari pre test mata pelajaran ekonomi sebesar 53,59%, setelah
menggunakan model pembelajaran NHT pada kelas eksperimen sebesar