56
Lampiran 1. Surat permohonan izin penelitian
58
Lampiran 3. Ethical Clearence
Lampiran 4. Lembar penjelasan kepada calon subjek penelitian
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK
PENELITIAN
Assalamualaikum Wr Wb Denga Hormat,
Nama Saya Eva Fahyana., sedang menjalani pendidikan Farmasi di Program S1 Ekstensi Farmasi USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu Terhadap Pemanfaatan Imunisasi di Kecamatan Grong-grong, Kabupaten Pidie, Aceh”.
Imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit tertentu. Pada kenyataannya memang banyak penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi. Berbagai macam penyakit menular seperti difteri, pertusis, campak, tetanus dan polio telah terbukti menurun secara menyolok berkat pemberian imunisasi pada bayi dan anak (Maryunani, 2010). Imunisasi sering menimbulkan reaksi lokal ditempat penyuntikan atau reaksi umum berupa keluhan atau gejala tertentu, tergantung dari jenis vaksinnya.
Kepercayaan masyarakat bahwa besarnya manfaat yang didapat dari imunisasi sendiri merupakan kunci utama agar dapat mencegah penyakit tertentu. Rendahnya angka cakupan imunisasi dan tingginya angka drop-out kunjungan ulangan berpengaruh pada epidemiologi penyakit. Wabah dapat timbul akibat menurunnya kesadaran masyarakat akan perlunya imunisasi. Walaupun banyak cara yang telah dilakukan pemerintah untuk menyadarkan masyarakat untuk ikut imunisasi, baik berupa penyuluhan, kegiatan posyandu, iklan/promosi kesehatan di berbagai media (Gahara, dkk, 2015).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu Terhadap Pemanfaatan Imunisasi di Kecamatan Grong-grong, Kabupaten Pidie, Aceh. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan terhadap pemanfaatan imunisasi dan mengedukasikan masyarakat tentang pentingnya imunisasi sehingga dapat mencegah penyakit tertentu dan Sebagai bahan referensi bagi para petugas kesehatan dan pemerintah sehingga mereka dapat memberikan informasi, edukasi kepada masyarakat agar memperhatikan pemanfaatan imunisasi.
Kami akan melakukan wawancara terstruktur kepada ibu/sdri mengenai:
60
b. Data penilaian tingkat pengetahuan, sikap, tindakan dan faktor pendukung mengenai imunisasi.
Wawancara akan kami lakukan sekitar 20 menit. Petugas pewawancara adalah peneliti yaitu saya sendiri. Dan wawancara yang dilakukan tidak menimbulkan potensi efek samping bagi responden.
Partisipasi Ibu bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan penelitian. Untuk penelitian ini Ibu tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Ibu membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi Saya:
Nama : Eva Fahyana No. HP : 085277956156
Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Keikutsertaan Ibu dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.
Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Ibu bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.
Medan, Maret 2016 Peneliti,
( Eva Fahyana )
Lampiran 5. Lembar persetujuan menjadi responden
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)
(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :
Umur : Alamat : Telp/HP :
Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian “Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu Terhadap Pemanfaatan Imunisasi di Kecamatan Grong-grong, Kabupaten Pidie, Aceh”, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Medan, April 2016
62
Lampiran 6. Kuesioner Penelitian
Kuesioner : PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN IBU TERHADAP PEMANFAATAN IMUNISASI DI
KECAMATAN GRONG-GRONG
1. Apa yang Ibu ketahui tentang imunisasi? a. Upaya pencegahan terhadap penyakit tertentu b. Upaya pengobatan terhadap penyakit tertentu c. Upaya meningkatkan kepintaran anak
d. Upaya peningkatan gizi anak
2. Selain di posyandu, dimana lagi Ibu dapat memperoleh imunisasi? a. Toko obat
b. Kantor camat c. Kantor lurah
d. Praktek bidan/dokter
3. Menurut Ibu, penyakit apa yang dapat dicegah dengan imunisasi? a. Diare
b. Demam berdarah
c. Campak
d. Infeksi telinga
4. Menurut Ibu, yang termasuk cara pemberian imunisasi adalah a. Diteteskan ke mata
b. Diteteskan ke telinga c. Disuntikkan di betis d. Disuntikkan di paha
5. Menurut Ibu, kapan anak pertama kali di imunisasi? a. Sejak lahir
b. Usia 1 tahun c. Usia 2 tahun d. Usia sekolah
6. Menurut Ibu, kapan imunisasi pada anak harus ditunda? a. Ketika anak sedang demam tinggi
b. Ketika anak masih mengkonsumsi ASI c. Ketika anak sehat
d. Ketika anak banyak makan
7. Menurut Ibu, zat apa yang diberikan saat imunisasi? a. Antibiotik
b. Vitamin
c. Obat
d. Kuman yang dilemahkan
8. Menurut Ibu, imunisasi apa yang diberikan dengan cara diteteskan ke mulut?
a. Hepatitis B
b. BCG
c. Polio
d. DPT
9. Menurut Ibu, apa yang mungkin ditimbulkan setelah penyuntikan DPT? a. Sakit perut
b. Demam c. Muntah d. Diare
10.Menurut Ibu, Penyakit apa yang dapat dicegah dengan imunisasi DPT? a. Difteri, Batuk 100 hari (Batuk rejan), Tetanus
b. Hepatitis B c. Campak d. Polio
11.Menurut Ibu, Berapa kali imunisasi BCG diberikan? a. 1 kali
b. 2 kali c. 3 kali d. 4 kali
12.Menurut Ibu, pada umur berapa anak diberikan imunisasi campak? a. 2-3 bulan
b. 5-6 bulan c. 8-9 bulan d. 9-11 bulan
13.Menurut Ibu, imunisasi apa yang diberikan sehingga menimbulkan bekas (biasanya dilengan kanan atas)?
a. BCG b. Polio c. Campak d. Hepatitis
14.Menurut ibu, kapan imunisasi Polio diberikan? a. Saat bayi umur 3 bulan
b. Saat bayi berumur 5 bulan dan 6 bulan
64 SIKAP
NO PERTANYAAN YA TIDAK
RAGU-RAGU 1 Apakah Ibu setuju jika anak Ibu diimunisasi?
2 Apakah Ibu setuju bahwa imunisasi itu penting untuk kesehatan anak Ibu?
3 Apakah Ibu setuju bahwa manfaat imunisasi yang didapat lebih besar daripada kerugian (efek samping)?
4 Jika anak Ibu mengalami demam setelah imunisasi, apakah Ibu masih akan memberikan imunisasi selanjutnya?
5 Jika pelayanan kesehatan yang menyediakan layanan imunisasi jauh dari rumah Ibu, apakah Ibu mau mengantarkan anak Ibu imunisasi?
TINDAKAN
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1 Apakah anak Ibu telah diimunisasi lengkap?
2 Apakah Ibu pernah lupa membawa anak Ibu untuk imunisasi?
3 Apakah Ibu pernah membaca atau mengikuti penyuluhan tentang imunisasi?
4 Apakah Ibu pernah menyarankan Ibu-Ibu lain untuk mengikuti program imunisasi?
5 Apakah Ibu panik dengan demam yang timbul setelah penyuntikan DPT
FAKTOR PENDUKUNG
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1 Apakah suami Ibu setuju jika anak memperoleh imunisasi?
2 Apakah ada diantara keluarga yang tidak setuju jika anak Ibu memperoleh imunisasi?
3 Apakah bidan desa atau pihak puskesmas pernah memberikan penyuluhan tentang imunisasi?
4 Apakah media cetak/elektronik sering memberikan penyuluhan tentang imunisasi?
1
LAMPIRAN 7. Hasil uji validasi dan reabilitas kuesioner 1. PENGETAHUAN
• VALIDASI I
Correlations
soal1 soal2 soal3 soal4 soal5 soal6 soal7 soal8 soal9 soal10 soal11 soal12 soal13 soal14 soal15 total
To tal
P Correlation -.250 .581** .608** -.028 .279 .458* .513* .420 -.476* -.171 .044 .700** .404 .644** .642** 1
Sig. (2-tailed) .289 .007 .004 .907 .234 .042 .021 .065 .034 .470 .854 .001 .077 .002 .002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
• VALIDASI II
Correlations
soal1 soal2 soal3 soal4 soal5 soal6 soal7 soal8 soal9 soal10 soal11 soal12 soal13 soal14 soal15 total
To tal
P Correlation -.390* .452* .363* .363* .363* .415* .386* .436* .452* .524** .366* .653** -.066 .522** .615** 1
Sig. (2-tailed) .033 .012 .048 .048 .048 .022 .035 .016 .012 .003 .047 .000 .731 .003 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
66
• REABILITAS
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.927 2
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
TOTAL1 20.4000 10.400 .864 .
TOTAL2 18.8000 11.314 .864 .
68
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
• VALIDASI II
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
• RELIABILITAS
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.945 2
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
TOTAL1 8.9333 4.924 .930 .
TOTAL2 8.4000 8.543 .930 .
3. TINDAKAN
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
• VALIDASI II
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
• RELIABILITAS
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.832 2
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
TOTAL1 7.9333 .495 .736 .
70 4. FAKTOR PENDUKUNG
• VALIDASI I
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
• VALIDASI II
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
• RELIABILITAS Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.675 2
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
TOTAL1 7.6667 1.095 .550 .
TOTAL2 7.7333 .495 .550 .
LAMPIRAN 8. Analisis univariat usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
18-27 52 23.6 23.6 23.6
28-37 124 56.4 56.4 80.0
38-45 44 20.0 20.0 100.0
Total 220 100.0 100.0
pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
tidak sekolah 26 11.8 11.8 11.8
sd 23 10.5 10.5 22.3
smp 39 17.7 17.7 40.0
sma 103 46.8 46.8 86.8
perguruan tinggi 29 13.2 13.2 100.0
Total 220 100.0 100.0
pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
pegawai 5 2.3 2.3 2.3
wiraswasta 48 21.8 21.8 24.1
IRT 127 57.7 57.7 81.8
petani 14 6.4 6.4 88.2
mahasiswa 26 11.8 11.8 100.0
72
LAMPIRAN 9. Hasil analisis bivariat
1. Hubungan karakteristik dan tingkat pengetahuan
• Usia dan pengetahuan
Crosstab
pengetahuan Total
baik cukup kurang
usia
18-27
Count 24 23 5 52
Expected Count 17.5 26.9 7.6 52.0
% within usia 46.2% 44.2% 9.6% 100.0%
28-37
Count 40 69 15 124
Expected Count 41.7 64.3 18.0 124.0
% within usia 32.3% 55.6% 12.1% 100.0%
38-45
Count 10 22 12 44
Expected Count 14.8 22.8 6.4 44.0
% within usia 22.7% 50.0% 27.3% 100.0%
Total
Count 74 114 32 220
Expected Count 74.0 114.0 32.0 220.0
% within usia 33.6% 51.8% 14.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 11.285a 4 .024
Likelihood Ratio 10.394 4 .034
Linear-by-Linear Association 8.855 1 .003
N of Valid Cases 220
• Pendidikan dan pengetahuan
Crosstab
pengetahuan Total
baik cukup kurang
Pearson Chi-Square 182.215a 8 .000
Likelihood Ratio 161.049 8 .000
Linear-by-Linear Association 105.767 1 .000
74
• Pekerjaan vs pengetahuan
Crosstab
pengetahuan Total
baik cukup kurang
Linear-by-Linear Association 6.631 1 .010
N of Valid Cases 220
2. Hubungan karakteristik dan sikap
• Usia vs sikap
Crosstab
sikap Total
baik cukup kurang
usia
18-27
Count 25 17 10 52
Expected Count 23.9 19.1 9.0 52.0
% within usia 48.1% 32.7% 19.2% 100.0%
28-37
Count 57 49 18 124
Expected Count 56.9 45.7 21.4 124.0
% within usia 46.0% 39.5% 14.5% 100.0%
38-45
Count 19 15 10 44
Expected Count 20.2 16.2 7.6 44.0
% within usia 43.2% 34.1% 22.7% 100.0%
Total
Count 101 81 38 220
Expected Count 101.0 81.0 38.0 220.0
% within usia 45.9% 36.8% 17.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 2.118a 4 .714
Likelihood Ratio 2.083 4 .721
Linear-by-Linear Association .260 1 .610
76
• Pendidikan vs sikap
Crosstab
Linear-by-Linear Association 3.166 1 .075
N of Valid Cases 220
• Pekerjaan vs sikap
Linear-by-Linear Association 3.413 1 .065
78 3. Karakteristik dan tindakan
• Usia vs tindakan
Crosstab
tindakan Total
baik cukup kurang
usia
18-27
Count 14 30 8 52
Expected Count 12.1 32.9 7.1 52.0
% within usia 26.9% 57.7% 15.4% 100.0%
28-37
Count 29 79 16 124
Expected Count 28.7 78.3 16.9 124.0
% within usia 23.4% 63.7% 12.9% 100.0%
38-45
Count 8 30 6 44
Expected Count 10.2 27.8 6.0 44.0
% within usia 18.2% 68.2% 13.6% 100.0%
Total
Count 51 139 30 220
Expected Count 51.0 139.0 30.0 220.0
% within usia 23.2% 63.2% 13.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 1.384a 4 .847
Likelihood Ratio 1.406 4 .843
Linear-by-Linear Association .303 1 .582
N of Valid Cases 220
• Pendidikan vs tindakan
Crosstab
tindakan Total
80
• Pekerjaan vs tindakan
Crosstab
tindakan Total
baik cukup kurang
Linear-by-Linear Association .046 1 .829
N of Valid Cases 220
4. Hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap responden pengetahuan * sikap Crosstabulation
sikap Total
Linear-by-Linear Association 17.726 1 .000
82
5. Hubungan tingkat pengetahuan dengan tindakan responden
pengetahuan * tindakan Crosstabulation
tindakan Total
baik cukup kurang
Linear-by-Linear Association .114 1 .735
N of Valid Cases 220
6. Hubungan Faktor Pendukung dengan sikap responden a. Suami
Crosstab
sikap Total
baik cukup kurang
suami
tidak mendukung
Count 29 20 8 57
Expected Count 26.2 21.0 9.8 57.0
% within suami 50.9% 35.1% 14.0% 100.0%
% of Total 13.2% 9.1% 3.6% 25.9%
mendukung
Count 72 61 30 163
Expected Count 74.8 60.0 28.2 163.0
% within suami 44.2% 37.4% 18.4% 100.0%
% of Total 32.7% 27.7% 13.6% 74.1%
Total
Count 101 81 38 220
Expected Count 101.0 81.0 38.0 220.0
% within suami 45.9% 36.8% 17.3% 100.0%
% of Total 45.9% 36.8% 17.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square .943a 2 .624
Likelihood Ratio .956 2 .620
Linear-by-Linear Association .938 1 .333
84 b. Keluarga
Crosstab
sikap Total
baik cukup kurang
keluarga
mendukung
Count 67 43 19 129
Expected Count 59.2 47.5 22.3 129.0
% within keluarga 51.9% 33.3% 14.7% 100.0%
% of Total 30.5% 19.5% 8.6% 58.6%
tidak mendukung
Count 34 38 19 91
Expected Count 41.8 33.5 15.7 91.0
% within keluarga 37.4% 41.8% 20.9% 100.0%
% of Total 15.5% 17.3% 8.6% 41.4%
Total
Count 101 81 38 220
Expected Count 101.0 81.0 38.0 220.0
% within keluarga 45.9% 36.8% 17.3% 100.0%
% of Total 45.9% 36.8% 17.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 4.666a 2 .097
Likelihood Ratio 4.695 2 .096
Linear-by-Linear Association 4.150 1 .042
N of Valid Cases 220
c. Petugas kesehatan
Crosstab
sikap Total
baik cukup kurang
Petugas kes
tidak memberi
Count 53 37 20 110
Expected Count 50.5 40.5 19.0 110.0
% within petugaskes 48.2% 33.6% 18.2% 100.0%
% of Total 24.1% 16.8% 9.1% 50.0%
memberi penyuluhan
Count 48 44 18 110
Expected Count 50.5 40.5 19.0 110.0
% within petugaskes 43.6% 40.0% 16.4% 100.0%
% of Total 21.8% 20.0% 8.2% 50.0%
Total
Count 101 81 38 220
Expected Count 101.0 81.0 38.0 220.0
% within petugaskes 45.9% 36.8% 17.3% 100.0%
% of Total 45.9% 36.8% 17.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square .958a 2 .619
Likelihood Ratio .959 2 .619
Linear-by-Linear Association .074 1 .786
86 d. Media
Crosstab
sikap Total
baik cukup kurang
media
tidak memberi
Count 53 40 19 112
Expected Count 51.4 41.2 19.3 112.0
% within media 47.3% 35.7% 17.0% 100.0%
% of Total 24.1% 18.2% 8.6% 50.9%
memberi informasi
Count 48 41 19 108
Expected Count 49.6 39.8 18.7 108.0
% within media 44.4% 38.0% 17.6% 100.0%
% of Total 21.8% 18.6% 8.6% 49.1%
Total
Count 101 81 38 220
Expected Count 101.0 81.0 38.0 220.0
% within media 45.9% 36.8% 17.3% 100.0%
% of Total 45.9% 36.8% 17.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square .187a 2 .911
Likelihood Ratio .187 2 .911
Linear-by-Linear Association .122 1 .727
N of Valid Cases 220
e. Lokasi tempat tinggal
Crosstab
sikap Total
baik cukup kurang
Tempat Tinggal
dekat
Count 10 13 10 33
Expected Count 15.2 12.2 5.7 33.0
% within tempattinggal 30.3% 39.4% 30.3% 100.0%
% of Total 4.5% 5.9% 4.5% 15.0%
jauh
Count 91 68 28 187
Expected Count 85.9 68.9 32.3 187.0
% within tempattinggal 48.7% 36.4% 15.0% 100.0%
% of Total 41.4% 30.9% 12.7% 85.0%
Total
Count 101 81 38 220
Expected Count 101.0 81.0 38.0 220.0
% within tempattinggal 45.9% 36.8% 17.3% 100.0%
% of Total 45.9% 36.8% 17.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 5.946a 2 .051
Likelihood Ratio 5.605 2 .061
Linear-by-Linear Association 5.764 1 .016
88
7. Hubungan Faktor Pendukung dengan tindakan responden a. Suami
suami * tindakan Crosstabulation
tindakan Total
baik cukup kurang
Suami Tdk mendukung
Count 17 31 9 57
Expected Count 13.2 36.0 7.8 57.0
% within suami 29.8% 54.4% 15.8% 100.0%
% of Total 7.7% 14.1% 4.1% 25.9%
mendukung
Count 34 108 21 163
Expected Count 37.8 103.0 22.2 163.0
% within suami 20.9% 66.3% 12.9% 100.0%
% of Total 15.5% 49.1% 9.5% 74.1%
Total
Count 51 139 30 220
Expected Count 51.0 139.0 30.0 220.0
% within suami 23.2% 63.2% 13.6% 100.0%
% of Total 23.2% 63.2% 13.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 2.668a 2 .263
Likelihood Ratio 2.613 2 .271
Linear-by-Linear Association .430 1 .512
N of Valid Cases 220
b. Keluarga
keluarga * tindakan Crosstabulation
tindakan Total
baik cukup kurang
keluarga
mendukung
Count 36 72 21 129
Expected Count 29.9 81.5 17.6 129.0
% within keluarga 27.9% 55.8% 16.3% 100.0%
% of Total 16.4% 32.7% 9.5% 58.6%
Tidak mendukung
Count 15 67 9 91
Expected Count 21.1 57.5 12.4 91.0
% within keluarga 16.5% 73.6% 9.9% 100.0%
% of Total 6.8% 30.5% 4.1% 41.4%
Total
Count 51 139 30 220
Expected Count 51.0 139.0 30.0 220.0
% within keluarga 23.2% 63.2% 13.6% 100.0%
% of Total 23.2% 63.2% 13.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 7.280a 2 .026
Likelihood Ratio 7.430 2 .024
Linear-by-Linear Association .375 1 .540
90 c. Petugas Kesehatan
petugaskes * tindakan Crosstabulation
tindakan Total
baik cukup kurang
petugas
Tidak Memberi
Count 26 70 14 110
Expected Count 25.5 69.5 15.0 110.0
% within petugaskes 23.6% 63.6% 12.7% 100.0%
% of Total 11.8% 31.8% 6.4% 50.0%
Member penyuluha
Count 25 69 16 110
Expected Count 25.5 69.5 15.0 110.0
% within petugaskes 22.7% 62.7% 14.5% 100.0%
% of Total 11.4% 31.4% 7.3% 50.0%
Total
Count 51 139 30 220
Expected Count 51.0 139.0 30.0 220.0
% within petugaskes 23.2% 63.2% 13.6% 100.0%
% of Total 23.2% 63.2% 13.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square .160a 2 .923
Likelihood Ratio .160 2 .923
Linear-by-Linear Association .113 1 .736
N of Valid Cases 220
d. Media
media * tindakan Crosstabulation
tindakan Total
baik cukup kurang
media
Tdk memberi
Count 20 84 8 112
Expected Count 26.0 70.8 15.3 112.0
% within media 17.9% 75.0% 7.1% 100.0%
% of Total 9.1% 38.2% 3.6% 50.9%
Memberi penyuluhan
Count 31 55 22 108
Expected Count 25.0 68.2 14.7 108.0
% within media 28.7% 50.9% 20.4% 100.0%
% of Total 14.1% 25.0% 10.0% 49.1%
Total
Count 51 139 30 220
Expected Count 51.0 139.0 30.0 220.0
% within media 23.2% 63.2% 13.6% 100.0%
% of Total 23.2% 63.2% 13.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 14.888a 2 .001
Likelihood Ratio 15.208 2 .000
Linear-by-Linear Association .086 1 .769
92 e. Lokasi tempat tinggal
tempattinggal * tindakan Crosstabulation
tindakan Total
baik cukup kurang
TTL
dekat
Count 3 26 4 33
Expected Count 7.7 20.9 4.5 33.0
% within tempattinggal 9.1% 78.8% 12.1% 100.0%
% of Total 1.4% 11.8% 1.8% 15.0%
jauh
Count 48 113 26 187
Expected Count 43.4 118.2 25.5 187.0
% within tempattinggal 25.7% 60.4% 13.9% 100.0%
% of Total 21.8% 51.4% 11.8% 85.0%
Total
Count 51 139 30 220
Expected Count 51.0 139.0 30.0 220.0
% within tempattinggal 23.2% 63.2% 13.6% 100.0%
% of Total 23.2% 63.2% 13.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 4.887a 2 .087
Likelihood Ratio 5.639 2 .060
Linear-by-Linear Association 1.702 1 .192
N of Valid Cases 220
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, U.F. (2006). Imunisasi Mengapa Perlu?. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara. Halaman 72-73.
Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipt. Halaman 76. Bofarraj, dan Mabrouka, A.M. (2008). Knowledge, Attitude and Practices of
Mothers Regarding Immunization of Infants and Preschool Children at Al-Beida City, Libya 2008. Egypt J Pediatr Allergy Immunol 9(1): 29-34. Cahyono, S. (2010). Vaksinasi, Cara Ampuh Cegah Penyakit Infeksi. Yogyakarta:
Kanisius. Halaman 50-52.
Dahlan, S. (2011). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan : Deskriftif, Bivariat, Multivariat. Edisi V. Jakarta : Salemba Medika. Halaman 21-30. Gahara, E., Fitria S., Rika, L., dan Azelia, N.D. (2015). Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu dan Status Ekonomi dengan Kelengkapan Imunisasi Wajib pada Anak Usia 0-12 Bulan di Puskesmas Kampung Sawah. Jurnal Majority 9(4): 145-146.
Gunawan. (2009). Pengaruh Karakteristik ibu dan Lingkungan Sosial Budaya terhadap Pemberian Hepatitis B pada Bayi 0- 7 hari Kabupaten Langkat. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Gondowardojo, R.B., dan Ida, B.W. (2014). Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku ibu mengenai Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Bebandem Tahun 2014. Skripsi. Bali: Universitas Udayana.
Karina, A.N., dan Warsito, B.E. (2012). Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Balita. Jurnal Nursing Studies 1(1): 30-35.
Kemenkes RI. (2010). Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional Universal Child Immunization 2010-2014 (GAIN-UCI 2010-2014).
Kemenkes RI. (2015). Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2015-2019. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.
Maryunani, A. (2010). Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : CV. Trans Info Media.Halaman 205-227.
Ningrum, P.E., dan Sulastri. (2008). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi di Puskesmas Bayudono Kabupaten Boyolali. Berita Ilmu Keperawatan Issn 1979-26971(1): 8-10. Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka
54
Notoatmodjo, S. (2005). Promosi Kesehatan teori dan aplikasi. Yogyakarta : Andi Offset. Halaman 25-27.
Notoatmodjo, S. (2007). Metodologi Penelitan Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Halaman 43-47.
Notoatmodjo, S. (2011). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Halaman 42-47.
Nugroho, P.J. (2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan, Usia dan Pekerjaan Ibu Dengan Status Imunisasi Dasar Bayi Di Desa Japanan Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten Tahun 2012. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Pandeirot. (2014). Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Ibu Dalam Memberikan Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Rt 09 Dan Rt 10 Kelurahan Sawunggaling Surabaya. Skripsi. William Booth Surabaya.
Priyono, Y. (2010). Merawat Bayi Tanpa Baby Sitter. Yogyakarta: Media Pressindo. Halaman 146-150.
Purnama, Y., Eddi, F., dan Nanan, S. (2008). Pengaruh Pengetahuan Terhadap Sikap Ibu Mengenai Imunisasi Ulangan Difteria-Tetanus. Sari Pediatri 10(2): 117-121.
Qidway, W., Syed, S.A., Semi, A., dan Salma, A. (2007). Knowledge, Attitude And Practice Regarding Immunization Among Family Practice Patients. JDUHS 1(1): 15-19.
Rahmawati, A.I., dan Chatarina, U.W. (2014). Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Imunisasi Dasar Di Kelurahan Krembangan Utara. Jurnal Berkala Epidemiologi 4(11): 59-70.
Ranuh. (2011). Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. Halaman 10.
Rizani, A., Mohammad, A. dan Djauhar, I. (2009). Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Hepatitis B 0-7 hari di Kota Banjarmasin. Berita Kedokteran Masyarakat 25(1): 12-20.
Rosita, S. (2011). Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi di Puskesmas Polonia tahun 2011. Skripsi. Medan: Universitas Darma Agung.
Situmorang S. H., Dalimunthe, D. M. J., Iskandar, M. L., dan Syahyunan. (2008). Analisis Data Penelitian. Medan USU. Press, Halaman 34-40.
Trihendradi. (2011). Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik: Menggunakan SPSS 19. Yogyakarta. ANDI. Halaman 223.
Wahab, S. (2002). Sistem Imun, Imunisasi dan Penyakit Imun. Jakarta: Widya medika. Halaman 50-63.
21
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode cross sectional yang didukung oleh data primer berupa data yang diperoleh langsung melalui pengisian kuesioner yang dijawab oleh responden.
3.2 Waktu dan Tempat Pengambilan Data Penelitian
Pengumpulan data penelitian dilaksanakan pada Maret 2016 di Kecamatan Grong-grong, Kabupaten Pidie, Aceh melalui pengisian kuesioner oleh responden secara langsung.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau yang diteliti (Notoatmojo, 2005). Populasi dalam penelitian adalah ibu yang memiliki bayi dan balita di Kecamatan Grong-grong, Kabupaten Pidie, Aceh yaitu sebanyak 506 data diperoleh dari tenaga kesehatan puskesmas Grong-grong.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010). Jumlah sampel dihitung dengan metode Rousoft dengan persen kesalahan 5%. Sampel dihitung berdasarkan jumlah populasi sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 220. Sampel di ambil secara proporsi dari setiap desa di Kecamatan Grong-grong, Kabupaten Pidie, Aceh.
1. desa Daka: 32 32/506 x 220= 14 responden
2. desa Teungoh: 32 32/506 x 220= 14 responden 3. desa Pangge pilok: 16 16/506 x 220= 7 responden 4. desa Beureuleung: 65 65/506 x 220= 28 responden 5. desa Paya: 14 14/506 x 220= 6 responden
6. desa Mesjid Beurleung: 25 25/506 x 220= 11 responden 7. desa Baroh: 34 34/506 x 220= 15 responden
8. desa Gintong: 57 57/506 x 220= 25 responden 9. desa Mee: 28 28/506 x 220= 12 responden
10.desa Grong-grong: 78 78/506 x 220= 34 responden 11.desa Sentosa: 19 19/506 x 220= 8 responden 12.desa Karieng: 50 50/506 x 220= 21 responden 13.desa Nicah: 22 22/506 x 220= 9 responden 14.desa Mesjid M: 17 17/506 x 220= 8 responden 15.desa Sukon: 17 17/506 x 220= 8 responden
Sampel yang digunakan harus memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi adalah persyaratan yang harus dipenuhi responden yang ditentukan oleh peneliti untuk dapat dijadikan sebagai sampel dalam penelitian (Notoatmodjo, 2002). Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
a. ibu yang memiliki balita.
b. ibu yang bersedia menjawab kuesinoer dengan baik
23
b. ibu yang tidak menjawab kuesioner secara lengkap.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengambilan data dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada responden di Kecamatan Grong-grong, Kabupaten Pidie, Aceh. Kuesioner terdiri dari 5 bagian yaitu:
a. data demografi berupa biodata responden yang terdiri dari 4 pertanyaan, yaitu nama, umur, pendidikan dan pekerjaan.
b. pengetahuan responden terdiri dari 14 poin pertanyaan pilihan ganda yang meliputi pengetahuan umum mengenai manfaat, jenis, jadwal dan efek samping imunisasi.
c. sikap responden terdiri dari 5 poin pernyataan meliputi sikap responden terhadap program imunisasi, jawaban berupa ya, tidak dan ragu-ragu.
d. tindakan responden terdiri dari 5 poin pertanyaan meliputi tindakan responden terhadap imunisasi, jawaban berupa ya dan tidak.
e. faktor pendukung responden terdiri dari 5 poin pertanyaan meliputi faktor-faktor yang mendukung pemanfaatan imunisasi, jawaban berupa ya dan tidak.
3.5 Penilaian Pengetahuan, Sikap, Tindakan dan Faktor Pendukung
3.5.1 Penilaian Pengetahuan
Pada penilaian pengetahuan terdapat 14 (empat belas) pertanyaan, setiap jawaban yang benar pada kuesioner diberi nilai 2, jawaban yang salah diberi nilai 0, dan total nilai adalah 28. Menurut Riduan yang dikutip oleh Simanjuntak (2011), skala pengukuran dapat dikategorikan:
a. baik, bila total nilai 20-28 b. cukup, bila total nilai 12-18
c. kurang, bila total nilai 0-10
3.5.2Sikap
Pada pengujian sikap terdapat 5 pertanyaan, setiap jawaban ya akan diberi nilai 2, jawaban tidak akan diberi nilai 0 dan jawaban ragu-ragu akan diberi nilai 1, total nilai 10.
Skala pengukuran untuk sikap dapat dikategorikan : a. baik, bila total nilai 8-10
b. cukup, bila total nilai 5-7 c. kurang, bila total nilai 0-4
3.5.3 Tindakan
Pada pengujian tindakan terdapat 5 pertanyaan, pertanyaan 1, 3, dan 4, setiap jawaban ya akan diberi nilai 2 dan jawaban tidak akan diberi nilai 0, pertanyaan 2 dan 5, setiap jawaban ya akan diberi nilai 0 dan jawaban tidak akan diberi nilai 2, total nilai adalah 10.
Skala pengukuran untuk tindakan dapat dikategorikan : a. baik, bila total nilai 8-10
b. cukup, bila total nilai 4-6 c. kurang, bila total nilai 0-2
3.5.4 Faktor Pendukung
25
Skala pengukuran untuk tindakan dapat dikategorikan : a. baik, bila total nilai 8-10
b. cukup, bila total nilai 4-6 c. kurang, bila total nilai 0-2
3.6 Pembuatan dan Pengembangan Kuesioner
Sebelum kuesioner digunakan untuk pengambilan data yang sebenarnya di dalam penelitian, terlebih dahulu di lakukan uji validitas dan reliabilitasnya. Uji ini dilakukan pada minimal 30 orang yang tidak termasuk responden tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan responden di lokasi penelitian (Notoatmojo, 2002).
3.6.1 Uji validitas
Uji validitas merupakan alat untuk mengukur kevalidan suatu instrument. Sebuah instrument dinyatakan valid apabila dapat mengukur apa yang diinginkan dan dapat menunjukkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Notoatmodjo, 2002). Dalam penelitian ini, kuesioner telah divalidasi sebanyak 2 kali. Pada uji pertama hasil uji validasi menunjukkan ada beberapa soal memiliki nilai p value > (0,05) dan dinyatakan tidak valid, sehingga perlu dilakukan perbaikan dalam struktur kalimat untuk memudahkan responden lebih memahami isi dari pertanyaan. Kalimat yang tidak jelas akan menyulitkan responden, sehingga jawaban yang diberikan dapat menyebabkan kuesioner menjadi tidak valid. Hasil pengujian kedua, pada kategori pengetahuan terdapat satu butir soal memiliki nilai p value > (0,05) dan dinyatakan tidak valid sehingga soal tersebut tidak digunakan dalam penelitian. Namun selebihnya memiliki nilai p value < (0,05) dan dinyatakan valid sehingga dapat digunakan untuk penelitian.
3.6.2 Uji reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Untuk mengetahui reliabel atau tidaknya suatu variabel dilakukan uji statistik dengan melihat nilai Cronbatch’s Alpha, dimana syarat reliabilitas adalah p value > α (0,05) (Situmorang, dkk., 2008).
Pada penelitian ini, uji reabilitas dilakukan dengan metode uji ulang (Test retest), yaitu pengujian keandalan dengan memberikan kuesioner yang sama kepada seorang responden dengan waktu yang berbeda. Dari hasil uji reabilitas didapatkan nilai Cronbatch’s Alpha menunjukkan nilai p value > 0,05 pada seluruh butir pertanyaan yang berarti seluruh pertanyaan dinyatakan reliabel.
3.7 Langkah Penelitian
a. meminta rekomendasi Wakil Dekan I Fakultas Farmasi USU untuk dapat melakukan penelitian di Kecamatan Grong-grong, Kabupaten Pidie, Aceh b. meminta izin kepada Camat Grong-grong agar dapat melakukan penelitian,
dengan membawa surat rekomendasi dari Fakultas.
c. memberikan surat pengantar dari Camat Grong-grong kepada setiap geuchik untuk mendapatkan izin melakukan penelitian.
d. menjumpai Ibu yang mempunyai balita dan meminta kesediaannya menjadi responden lalu meminta responden mengisi kuesioner.
e. mengumpulkan data hasil pengisian kuesioner dari seluruh responden.
27
3.8 Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan lalu dianalisis menggunakan alat bantu program Statistical Package For Social Sciences ( SPSS ). Dilakukan analisis Univariate yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2007). Dimana analisis univariat dengan statistik deskriptif digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi karakteristik sosiodemografi, tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan responden terhadap imunisasi. Selanjutnya dilakukan analisis Bivariate untuk menguji hubungan antar dua variabel. Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan nilai p dari Pearson Chi-Square (Trihendradi, 2011). Apabila diperoleh nilai p<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variable yang diuji (Dahlan, 2011). Data kuantitatif yang diperoleh setelah analisis akan disajikan dalam bentuk persen pada tabel sedangkan data kualitatif akan disajikan dalam bentuk uraian.
3.9Definisi Operasional
Definisi operasional yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional Kuisioner penelitian
Variabel Definisi operasional
Imunisasi Upaya pencegahan penyakit tertentu
Umur total lama waktu
hidup subyek
Observasi Lembar kuesioner
Observasi Lembar kuesioner
a. tidak sekolah b. SD
c. SMP d. SMA
e. perguruan tinggi Jenis
pekerjaan
Aktifitas mata pencarian subyek
Observasi Lembar kuesioner
responden mengenai Imunisasi
Observasi Lembar kuesioner
a.baik nilai 20-28 b.cukup nilai 12-18 c.kurang nilai 0-10 Tingkat
Sikap
Sikap responden mengenai imunisasi
Observasi Lembar kuesioner
a.baik, total 8-10 b.cukup 5-7
Observasi Lembar kuesioner
a.baik, total 8-10 b.cukup 4-6
Observasi Lembar kuesioner
29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Karakteristik Responden
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Grong-grong, Kabupaten Pidie, Aceh, dengan data demografi responden terdiri dari usia, pendidikan dan pekerjaan. Gambaran distribusi frekuensi dari karakteristik responden ditunjukkan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden
Variabel Jumlah
(N = 100)
Sebanyak 220 responden terlibat dalam penelitian ini dengan usia yang terbanyak adalah 28-37 tahun sebanyak 124 responden (56,4%). Berdasarkan pendidikan terakhir yang terbanyak adalah responden dengan pendidikan terakhir
SMA yaitu sebanyak 103 responden (46,8%). Hal ini menunjukkan bahwa responden berpotensi untuk mendapat peluang mencari pengetahuan lebih banyak, baik secara waktu yang terluang, ketidak-sibukan, dan kemampuan intelektual. Pengetahuan ibu diperoleh dari pendidikan, pengamatan ataupun informasi dari seseorang, dengan adanya pengetahuan seseorang dapat melakukan perubahan-perubahan sehingga tingkah laku dari seseorang dapat berkembang. Semua kegiatan yang dilakukan ibu mengenai pelaksanaan imunisasi bayi merupakan hasil yang didapatkan dari pendidikan (Pandeirot, 2014).
Responden terbanyak merupakan ibu rumah tangga yaitu sebanyak 127 (57,7%). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2014), menyatakan bahwa bayi dengan status imunisasi lengkap maupun tidak lengkap sebagian besar memiliki ibu dengan status pekerjaan sebagai pekerja, sehingga dari hasil analisis status pekerjaan ibu tidak berpengaruh terhadap status kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.
4.2 Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Imunisasi
Untuk pengujian tingkat pengetahuan, dibuat 14 pertanyaan yang harus dijawab responden dengan benar untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden mengenai imunisasi. Gambaran distribusi tingkat pengetahuan responden pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan responden tentang imunisasi
Kategori Jumlah Persentase (%)
Baik 74 33,6
Cukup 114 51,8
Kurang 32 14,5
Total 220 100
Rata-rata
31
Berdasarkan analisa data yang dilakukan, menunjukkan bahwa 114 responden (51,8%) memiliki pengetahuan cukup, 74 responden (33,6%) memiliki pengetahuan baik, dan 32 responden (14,5%) memiliki pengetahuan kurang. Nilai responden rata-rata yaitu 16,69 yang menunjukkan bahwa rata-rata responden mempunyai tingkat pengetahuan cukup. Mayoritas responden mengetahui manfaat pemberian imunisasi (83,2%), tempat memperoleh imunisasi (71,8%), kapan anak pertama kalinya mendapatkan imunisasi (79,2%), cara pemberian imunisasi (68,9%). Akan tetapi, tidak banyak responden yang mengetahui zat apa yang terkandung di dalam imunisasi yang dapat mencegah beberapa penyakit tertentu (41,6%), jadwal pemberian imunisasi (38,4%), dan waktu imunisasi pada anak dapat ditunda (40%). Penelitian yang dilakukan oleh Rosita (2011) di daerah lain yaitu di Puskesmas Polonia Medan juga menyatakan bahwa 50% responden memiliki pengetahuan cukup mengenai imunisasi. Lokasi penelitian dan responden dengan karakteristik yang berbeda mempunyai tingkat pengetahuan yang sama tingkat pengetahuan yang sama. Tingkat pengetahuan dapat mengubah pola pikir seseorang sehingga diharapkan dapat menghasilkan sikap dan perilaku yang baik. Pengetahuan akan mendorong seseorang mencari informasi yang lebih banyak mengenai hal yang ingin dia ketahui.
Mabrouka Bofarraj (2008) dalam penelitiannya dikota Al-Beida menyimpulkan bahwa pengetahuan ibu mengenai imunisasi merupakan faktor penting agar anak memperoleh imunisasi tetapi tidak sepenuhnya mencermikan status imunisasi anak. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu yang baik tidak menjamin status imunisasi anak juga akan baik.
4.3 Sikap responden terhadap imunisasi
Untuk pengujian sikap, dibuat 5 pertanyaan berisikan tentang sikap yang ditunjukkan oleh responden terhadap imunisasi. Gambaran distribusi tingkat sikap responden ditunjukkan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi tingkat sikap responden tentang imunisasi
Kategori Jumlah Persentase (%)
Baik 101 45,9
Berdasarkan analisis data, mayoritas sikap responden terdapat pada kategori baik sebanyak 101 responden (45,9%). Sedangkan pada kategori cukup yaitu 81 responden (36,8%), dan kategori kurang yaitu 38 responden (17,3%). Rata-rata nilai responden yaitu 6,95, menunjukkan bahwa rata-rata sikap responden mempunyai tingkat sikap cukup.
Tabel 4.4 Distribusi jawaban sikap responden tentang imunisasi
No Pertanyaan Ya Tidak
Ragu-ragu
1 apakah Ibu setuju jika anak Ibu diimunisasi? 2 apakah ibu setuju bahwa imunisasi itu
penting untuk kesehatan anak ibu?
109 3 apakah Ibu setuju bahwa manfaat
imunisasi yang didapat lebih besar daripada kerugian (efek samping)?
103 4 jika anak Ibu mengalami demam setelah
imunisasi, apakah Ibu masih akan memberikan imunisasi selanjutnya?
81 5 jika pelayanan kesehatan yang
menyediakan layanan imunisasi jauh dari rumah Ibu, apakah Ibu mau mengantarkan anak Ibu imunisasi?
33
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebanyak 193 responden (87,7%) setuju jika anaknya diimunisasi, 109 responden (49,5%) setuju jika imunisasi sangat penting untuk kesehatan anak dan 103 responden (46,8%) setuju bahwa manfaat yang didapat lebih besar dari efek samping yang ditimbulkan setelah imunisasi. Responden yang akan tetap melanjutkan imunisasi anak walaupun telah menimbulkan efek demam yaitu sebanyak 81 responden (36,8%), dan 75 responden (34,1%) ragu-ragu untuk melanjutkannya, sedangkan 64 responden (29,1%) mengaku tidak akan melanjutkan imunisasi anak (drop out). Menurut peneliti, hal ini diakibatkan kurangnya pengetahuan responden mengenai efek samping yang ditimbulkan setelah pemberian imunisasi. Menurut Wahab (2002) efek samping yang ditimbulkan setelah pemberian imunisasi jauh lebih ringan dibandingkan bila anak tidak diimunisasi. Kesalahpahaman masyarakat mengenai efek samping juga mempengaruhi sikap ibu terhadap pemanfaatan imunisasi (Notoatmodjo, 2010).
4.4 Tindakan responden terhadap imunisasi
Pada pengujian tindakan dibuat 5 pertanyaan untuk mengetahui tepat atau tidaknya tindakan responden terhadap pemanfaatan imunisasi. Gambaran distribusi tindakan responden pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi tingkat tindakan responden tentang imunisasi
Kategori Jumlah Persentase (%)
Baik 51 23,2
Cukup 139 63,2
Kurang 30 13,6
Total 220 100
Rata-rata Nilai Reponden
5,43= Cukup
Berdasarkan analisis data yang dilakukan, mayoritas tindakan responden terdapat pada kategori cukup sebanyak 139 responden (63,2%). Sedangkan pada kategori baik 51 responden (23,2%), dan kategori kurang 30 responden (13,6%). Nilai rata-rata responden yaitu 5,43 yang menunjukkan bahwa tingkat tindakan responden rata-rata adalah cukup.
Tabel 4.6 Distribusi jawaban tindakan responden terhadap imunisasi
No Pertanyaan Ya Tidak
1 apakah anak Ibu telah diimunisasi lengkap? 128(58,2%) 92(41,8%) 2 apakah Ibu pernah lupa membawa anak Ibu
untuk imunisasi?
109(49,5%) 111(50,5%)
3 apakah Ibu pernah membaca atau mengikuti penyuluhan tentang imunisasi?
160(72,7%) 60(27,3%)
4 apakah Ibu pernah menyarankan Ibu-Ibu lain untuk mengikuti program imunisasi?
156(70,9%) 64(29,1%)
5 apakah Ibu panik dengan demam yang timbul setelah penyuntikan DPT
177(80,5%) 43(19,5%)
35
meningkatkan kesadaran ibu dalam pemanfaatan imunisasi. Dan sebanyak 156 (70,9%) responden pernah menyarankan ibu-ibu lain agar memberikan imunisasi kepada anaknya. Mayoritas responden yaitu sebanyak 177 responden (80,5%) mengaku panik karena demam yang ditimbulkan setelah penyuntikan DPT. Kondisi pascaimunisasi seperti timbulnya kemerahan disekitar tempat penyuntikan, terasa nyeri dan demam merupakan suatu kondisi normal dan tidak akan membahayakan kesehatan bayi. Efek yang dalam dunia medis disebut kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) itu umumnya hanya berlangusng 1-3 hari. Sehingga orang tua tidak perlu panik dengan efek yang terjadi pasca imunisasi. Dengan imunisasi (pemberian antigen yang sudah dilemahkan), tubuh anak akan bereaksi dan antibodinya meningkat untuk melawan antigen yang masuk selanjutnya dan menyebabkan timbulnya demam atau panas tubuh anak meningkat akibat reaksi tubuh melawan bibit kuman yang sudah dilemahkan tadi (Widjaja, 2008).
4.5Faktor pendukung imunisasi
Kategori faktor pendukung juga dibuat 5 pertanyaan untuk mengetahui faktor pedukung apa saja yang dapat mempengaruhi perilaku responden. Gambaran distribusi tingkat faktor pendukung imunisasi pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Distribusi frekuensi tingkat faktor pendukung imunisasi
Kategori Jumlah Persentase (%)
Baik 62 28,2
Cukup 149 67,7
Kurang 9 4,1
Total 220 100
Rata-rata Nilai responden
5,99= Cukup
Berdasarkan analisis data yang dilakukan, mayoritas faktor pendukung terdapat pada kategori cukup sebanyak 149 (67,7%). Sedangkan pada kategori baik 62 (28,2%), dan kategori kurang 9 (4,1%).
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden mengenai faktor pendukung imunisasi
No Pertanyaan Ya Tidak
1 apakah suami Ibu setuju jika anak memperoleh imunisasi?
163 (74,1%)
57 (25,9%) 2 apakah ada diantara keluarga yang tidak setuju jika
anak Ibu memperoleh imunisasi?
129 (58,6%)
91 (41,4%) 3 apakah bidan desa atau pihak puskesmas pernah
memberikan penyuluhan tentang imunisasi?
110 (50%)
110 (50%) 4 apakah media cetak/elektronik sering memberikan
penyuluhan tentang imunisasi?
108 (49,1%)
112 (50,9%) 5 apakah rumah Ibu jauh dari tempat pelayanan
imunisasi?
33 (15%)
187 (85%) Tabel 4.8 menunjukkan bahwa sebanyak 163 responden (74,1%) suami dari responden setuju jika anak memperoleh imunisasi , namun 129 responden (58,6%) mengaku ada diantara keluarga yang tidak setuju jika anak mendapatkan imunisasi, diantaranya orang tua responden. Orang tua responden menganggap banyak diantara mereka yang tidak mendapatkan imunisasi tetapi tidak menderita penyakit yang berat, mereka menambahkan walaupun sakit mereka akan membeli obat. Berdasarkan data yang diperoleh menuinjukkan bahwa 110 responden (50%) mengatakan bahwa bidan dan pihak puskesmas pernah memberikan penyuluhan tentang imunisasi, 49,1% mengatakan bahwa media cetak sering memberikan informasi mengenai imunisasi. Responden sebanyak 85% mengaku tempat tinggal mereka tidak jauh dari tempat pelayanan imunisasi.
37
rumah yang jauh dengan posyandu atau puskesmas tempat mengimunisasikan anaknya. Penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati dan Umbul (2014), dari hasil analisa data diperoleh bahwa tidak terdapat adanya pengaruh antara lokasi pemberian imunisasi terhadap kelengkapan status imunisasi pada bayi atau balita dikarenakan bahwa hampir dari seluruh responden menyatakan bahwa lokasi pemberian imunisasi mudah dijangkau oleh responden, dan berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa semua responden dengan mudah menuju ketempat pemberian imunisasi karena jarak rumah dengan tempat pelayanan imunisasi berjarak lebih dekat, sehingga kebanyakan dari mereka dapat menjangkau hanya dengan berjalan kaki.
Faktor pendukung yang dapat mewujudkan sikap menjadi tindakan yang nyata adalah sikap petugas, sikap orang tua dan sikap suami. Penyuluhan dari pihak petugas imunisasi penting agar dapat mewujudkan tindakan Ibu untuk memanfaatkan imunisasi dengan baik. Perilaku petugas yang baik juga dapat mempertahankan perilaku baik responden terhadap imunisasi, sehingga tidak menimbulkan drop out imunisasi. Tidak adanya dorongan dari orangtua dan suami dapat pula membuat responden enggan membawa anaknya imunisasi. Sebagian besar orang tua dan suami responden juga tidak mau tahu mengenai imunisasi. Mereka menganggap anak akan sehat tanpa harus imunisasi. Dan apabila disuatu keluarga rendah akan dukungan untuk memperoleh kesehatan maka akan sulit pula anggota keluarga yang lain untuk memperoleh pelayanan kesehatan (Rahmawati, 2014).
Gunawan (2009) juga mengungkapkan bahwa tindakan ibu dalam pemanfaatan program imunisasi tidak lepas dari pengaruh dukungan keluarga
karena salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap seseorang adalah pengaruh orang lain yang dianggap penting, dalam hal ini diantaranya adalah keluarga. Adanya dukungan yang baik dari keluarga dapat memperkuat perilaku ibu untuk mengimunisasikan anaknya agar mempunyai kekebalan dan terhindar dari penyakit, sehingga ibu akan dengan rutin membawa anaknya untuk diimunisasi. Sedangkan sikap keluarga yang tidak mendukung ibu dalam mengambil tindakan kesehatan akan melemahkan tindakan ibu.
Media cetak dan juga elektronik merupakan sumber yang kuat untuk memberikan kesadaran responden tentang imunisasi. Dikutip dari harian Serambi Kutaraja, tanggal 17 Februari 2016, Gubernur Aceh, Zaini Abdullah dalam pidatonya pada pembukaan acara advokasi dan sosialisasi Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio dan pengenalan Inactivated Poliomielitis Vaccine untuk persiapan PIN Polio mengajak semua pihak agar aktif mengampanyekan imunisasi guna melindungi anak dari penyakit polio. Ini merupakan contoh sumber informasi mengenai imunisasi dari media cetak. Media cetak dan juga elektronik merupakan sumber yang kuat untuk memberikan kesadaran responden tentang imunisasi. Hasil penelitian Qidway (2007) mengemukakan bahwa sumber informasi dari media elektronik seperti televisi juga berpengaruh terhadap pemanfaatan imunisasi di masyarakat.
4.6 Hubungan Karakteristik Responden dengan Tingkat Pengetahuan
39
Tabel 4.9 Hasil analisis hubungan karakteristik responden dengan tingkat pengetahuan (n=220)
Variabel Tingkat Pengetahuan (%) P
Value
Pendidikan terakhir :
Tidak Sekolah
Hasil analisis korelasi antara usia dengan pengetahuan diperoleh nilai signifikan 0,024 (<0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia responden dengan tingkat pengetahuan. Menurut Karina (2012), tingkat pengetahuan juga dipengaruhi oleh faktor pengalaman yang berkaitan dengan usia individu. Semakin matang usia seseorang akan semakin banyak pengalaman hidup yang dia miliki dan mudah untuk menerima perubahan perilaku. Semakin cukup umur sesorang, tingkat kematangan dalam berpikir akan semakin baik dalam pembentukan kegiatan kesehatan.
Berdasarkan analisis pengaruh pendidikan terakhir dengan tingkat pengetahuan, menunjukkan bahwa pendidikan terakhir perguruan tinggi mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih baik, diikuti oleh pendidikan terakhir SMA, SMP dan yang terendah adalah SD dan tidak sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya pendidikan seseorang akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan yang mereka dapat. Hasil korelasi antara pendidikan terakhir dengan pengetahuan diperoleh nilai signifikan 0,000 (<0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan terakhir responden dengan tingkat pengetahuan. Menurut Prasetyo Rini dalam Rahmawati (2014), pengetahuan ibu diperoleh dari pendidikan, pengamatan ataupun informasi yang didapat dari seseorang, dengan adanya pengetahuan seseorang dapat melakukan perubahan-perubahan perilaku sehingga tingkah laku dari seseorang dapat berkembang.
Berdasarkan analisis korelasi kategori pekerjaan dengan tingkat pengetahuan, menunjukkan bahwa mahasiswa mempunyai pengetahuan yang lebih baik. Hasil analisis korelasi antara pekerjaan dengan pengetahuan diperoleh nilai signifikan 0,000 (<0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan responden dengan tingkat pengetahuan. Pada hubungan tingkat pengetahuan dengan pekerjaan, memang secara tidak langsung pekerjaan turut andil dalam mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Hal ini dikarenakan pekerjaan berhubungan erat dengan faktor interaksi sosial dan kebudayaan, sedangkan interaksi sosial dan budaya berhubungan erat dengan proses pertukaran informasi, dan hal ini tentu akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2005).
41
4.7Hubungan Karakteristik Responden dengan Sikap Responden
Hasil analisis ini menunjukkan ada tidaknya hubungan antara setiap karakteristik responden dengan sikap responden. Pada analisis ini, dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji statistik non parametrik. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Hasil analisis hubungan karakteristik responden dengan sikap responden (n=220)
Pendidikan terakhir :
Tidak Sekolah
Hasil analisis korelasi antara usia dan sikap responden diperoleh nilai p value 0,714. Pada korelasi kategori pendidikan terakhir dengan sikap responden, menunjukkan bahwa pendidikan terakhir perguruan tinggi mempunyai sikap yang baik. Hasil analisis korelasi antara pendidikan terakhir dan sikap responden diperoleh nilai signifikan 0,236. Pada korelasi kategori pekerjaan dengan sikap responden, menunjukkan mahasiswa mempunyai sikap yang baik. Hasil analisis korelasi antara usia dan sikap responden diperoleh nilai signifikan 0,207. Hal ini
menunjukkan bahwa karakteristik responden tidak mempengaruhi sikap responden. Pembentukan sikap tidak terjadi dengan sendirinya tetapi senantiasa berlangsung dalam interaksi dan berkaitan dengan objek tertentu. Interaksi di dalam kelompok maupun di luar kelompok dapat mengubah sikap atau membentuk sikap yang baru.
4.8Hubungan Karakteristik Responden dengan Tindakan Responden
Hasil analisis ini menunjukkan ada tidaknya hubungan antara setiap karakteristik responden dengan tindakan responden. Pada analisis ini, dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji statistik non parametrik. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Hasil analisis hubungan karakteristik responden dengan tindakan responden (n=220)
Pendidikan terakhir :
Tidak Sekolah
43
(2009) bahwa usia tidak mempengaruhi perilaku ibu dalam pemberian imunisasi. Hasil analisis antara pendidikan terakhir dengan tindakan responden diperoleh nilai signifikan 0,347. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan tidak mempengaruhi tindakan ibu. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Destiyanta (2015) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan ketepatan jadwal mengikuti imunisasi campak di wilayah kerja Puskesmas Weru.
Pada korelasi kategori pekerjaan dengan tindakan responden, menunjukkan bahwa pegawai mempunyai tindakan yang baik. Hasil analisis korelasi antara pekerjaan dan tindakan responden diperoleh nilai signifikan 0,960. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2012) yang menyatakan bahwa pekerjaan mempengaruhi perilaku ibu sehingga mempengaruhi status imunisasi anak.
4.9Hubungan Pengetahuan Responden dengan Sikap dan Tindakan
Responden
Hasil analisis ini menunjukkan ada tidaknya hubungan antara tingkat pengetahuan responden dengan sikap responden.
Tabel 4.12 Hasil analisis hubungan pengetahuan responden dengan sikap responden (n=220)
Berdasarkan analisis hubungan pengetahuan dengan sikap responden menunjukkan bahwa persentase tertinggi responden ada pada pengetahuan baik dengan sikap baik yaitu sebanyak 58,1%. Dengan nilai signifikan 0,000 < (0,05).
Nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden mempengaruhi sikap responden mengenai imunisasi.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rinzani dkk (2009), yang menjelaskan bahwa pengetahuan yang baik dapat mempengaruhi sikap sehingga terjadinya perubahan perilaku namun perlu beberapa faktor lain untuk terciptanya perilaku yang baik pula. Penelitian lain yang dilakukan oleh Purnama dkk (2008) juga diperoleh hubungan antara pengetahuan ibu dengan sikap ibu terhadap imunisasi.
Tabel 4.13 Hasil analisis hubungan pengetahuan responden dengan tindakan responden (n=220)
45
kebudayaan, ancaman dan manfaat. Perilaku baik yang didasari oleh pengetahuan akan tetap bertahan dibandingkan perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
4.10 Hubungan Faktor Pendukung dengan Sikap dan Tindakan
Responden
Hasil analisis ini menunjukkan ada tidaknya hubungan antara beberapa faktor pendukung (Suami, keluarga, petugas kesehatan, media dan lokasi tempat tinggal) dengan sikap dan tindakan responden. Pada analisis ini, dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji statistik non parametrik.
Tabel 4.14 Hasil analisis hubungan faktor pendukung (suami) dengan sikap responden (n=220)
Berdasarkan analisis hubungan faktor pendukung (suami) dengan sikap responden diperoleh nilai signifikan 0,624 > (0,05). Nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor pendukung (suami) dengan sikap responden.
Tabel 4.15 Hasil analisis hubungan faktor pendukung (keluarga besar) dengan sikap responden (n=220)
Variabel Sikap (%) P
Berdasarkan analisis hubungan faktor pendukung (keluarga) dengan sikap responden diperoleh nilai signifikan 0,090 > (0,05). Nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor pendukung (keluarga) dengan sikap responden.
Tabel 4.16 Hasil analisis hubungan faktor pendukung (petugas kesehatan) dengan sikap responden (n=220)
Variabel Sikap (%) P
Berdasarkan analisis hubungan faktor pendukung (petugas kesehatan) dengan sikap responden diperoleh nilai signifikan 0,619 > (0,05). Nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor pendukung (petugas kesehatan) dengan sikap responden.
Tabel 4.17 Hasil analisis hubungan faktor pendukung (media) dengan sikap responden (n=220)
Berdasarkan analisis hubungan faktor pendukung (media) dengan sikap responden diperoleh nilai signifikan 0,911 > (0,05). Nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor pendukung (media) dengan sikap responden.
Tabel 4.18 Hasil analisis hubungan faktor pendukung (lokasi tempat tinggal) dengan sikap responden (n=220)
47
Berdasarkan analisis hubungan faktor pendukung (lokasi) dengan sikap responden diperoleh nilai signifikan 0,051 > (0,05). Nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor pendukung (lokasi) dengan sikap responden.
Tabel 4.19 Hasil analisis hubungan faktor pendukung (suami) dengan tindakan responden (n=220)
Berdasarkan analisis hubungan faktor pendukung (suami) dengan tindakan responden diperoleh nilai signifikan 0,263 > (0,05). Nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor pendukung (suami) dengan tindakan responden.
Tabel 4.20 Hasil analisis hubungan faktor pendukung (keluarga) dengan tindakan responden (n=220)
Berdasarkan analisis hubungan faktor pendukung (keluarga) dengan tindakan responden diperoleh nilai signifikan 0,026 < (0,05). Nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor pendukung (keluarga) dengan tindakan responden.
Tabel 4.21 Hasil analisis hubungan faktor pendukung (petugas kesehatan) dengan tindakan responden (n=220)
Variabel Tindakan (%) P
Berdasarkan analisis hubungan faktor pendukung (petugas kesehatan) dengan tindakan responden diperoleh nilai signifikan 0,923 > (0,05). Nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor pendukung (petugas kesehatan) dengan tindakan responden.
Tabel 4.22 Hasil analisis hubungan faktor pendukung (media) dengan tindakan responden (n=220)
Berdasarkan analisis hubungan faktor pendukung (media) dengan tindakan responden diperoleh nilai signifikan 0,001 < (0,05). Nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor pendukung (media) dengan tindakan responden.
Tabel 4.23 Hasil analisis hubungan faktor pendukung (lokasi tempat tinggal) dengan tindakan responden (n=220)
Variabel Tindakan (%) P
49
bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor pendukung (lokasi) dengan tindakan responden.
Berdasarkan hasil analisis hubungan faktor pendukung dengan sikap responden menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel faktor pendukung dengan sikap responden. Sikap responden akan tetap baik mesikupun suami dan keluarga tidak mendukung pemanfaatan imunisasi. Menurut peneliti, sikap responden lebih dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dibandingkan dengan faktor pendukung. Semakin tinggi pengetahuan ibu maka akan mempengaruhi sikap ibu dalam pemanfaaan imunisasi. Pengetahuan mengenai penyakit akan mendorong ibu untuk mencari pencegahan yang paling efektif, aman, dan mudah dilakukan, sesuai dengan tujuan imunisasi adalah suatu tindakan yang mudah, aman, dan efektif dalam pencegahan penyakit (Purnama, dkk., 2008)
Berdasarkan hasil analisis hubungan faktor pendukung (suami, keluarga, petugas kesehatan, media dan lokasi tempat tinggal) dengan tindakan responden menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keluarga dan media dengan tindakan responden. Hal ini menjelaskan bahwa tindakan baik responden dipengaruhi oleh dukungan keluarga dan juga media dalam pemanfaatan imunisasi. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Rahmawati (2014), yang menyatakan bahwa terdapat adanya pengaruh dukungan keluarga dengan tindakan responden dikarenakan responden yang memiliki bayi atau balita dengan status imunisasi tidak lengkap sebagian besar tidak mendapat dukungan dari keluarganya, sebaliknya responden yang memilki bayi atau balita dengan status imunisasi lengkap yang sebagian besar mendapat dukungan dari keluarga.
Menurut gunawan (2009), keaktifan ibu dalam program imunisasi tidak lepas dari pengaruh dukungan keluarga karena salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap seseorang yaitu pengaruh orang lain yang dianggap penting diantaranya adalah keluarga. Dukungan yang baik dari keluarga dapat memperkuat perilaku ibu untuk mengimunisasikan anaknya agar mempunyai kekebalan dan terhindar dari beberapa penyakit tertentu, sehingga ibu akan dengan rutin membawa anaknya untuk diimunisasi. Sedangkan sikap keluarga yang tidak mendukung akan memperlemah perilaku ibu, yang membuat ibu tidak mengimunisasikan bayinya diantaranya keluarga berfikir bahwa imunisasi akan menyebabkan bayi menjadi demam, sehingga bayi tidak diizinkan untuk imunisasi berikutnya.
51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa : a. pengetahuan dan tindakan ibu terhadap imunisasi tergolong cukup meskipun
mempunyai sikap yang baik terhadap imunisasi di Kecamatan Grong-grong, Kabupaten Pidie, Aceh dengan rata-rata nilai pengetahuan responden 16,69, sikap 6,95, dan tindakan 5,43.
b. faktor pendukung imunisasi di Kecamatan Grong-grong, Kabupaten Pidie, Aceh meliputi dukungan dari suami meskipun mayoritas orang tua responden kurang mendukung pemanfaatan imunisasi. Lokasi tempat tinggal, informasi dari petugas kesehatan dan media cetak atau elektronik juga merupakan faktor pendukung yang baik kepada ibu dalam pemanfaatan imunisasi.
c. karakteristik (usia, pendidikan dan pekerjaan) mempengaruhi pengetahuan ibu, namun tidak mempengaruhi sikap dan tindakan ibu dalam pemanfataan imunisasi di Kecamatan Grong-grong, Kabupaten Pidie, Aceh.
d. pengetahuan mempengaruhi sikap dan tindakan ibu dalam pemanfataan imunisasi di Kecamatan Grong-grong, Kabupaten Pidie, Aceh.
e. faktor pendukung tidak mempengaruhi sikap ibu, tetapi faktor pendukung (keluarga dan media) mempengaruhi tindakan ibu dalam pemanfataan imunisasi di Kecamatan Grong-grong, Kabupaten Pidie, Aceh.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka disarankan :
a. kepada ibu-ibu untuk lebih meningkatkan pengetahuan mengenai imunisasi agar terwujudnya sikap dan tindakan baik.
b. kepada keluarga agar dapat meningkatkan motivasi dalam pemanfaatan imunisasi anak.