PRA RANCANGAN PABRIK
PEMURNIAN PALM FATTY ACID DISTILLATE (PFAD)
MENJADI DISTILLATE PALM OIL FATTY ACID (DPOFA)
DENGAN KAPASITAS 140.000 TON/TAHUN
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Ujian Sarjana Teknik Kimia
Oleh :
050405030
MAWADDATUN HASANAH
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul
Pra-Rancangan Pabrik Pemurnian Distillate Palm Oil Fatty Acid dengan
Kapasitas 140.000 Ton/Tahun. Tugas Akhir ini dikerjakan sebagai syarat untuk
kelulusan dalam sidang sarjana.
Selama mengerjakan Tugas akhir ini penulis begitu banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini perkenankanlah
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. M. Yusuf Ritonga, MT sebagai Dosen Pembimbing I yang telah
membimbing dan memberikan masukan selama menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Ibu Maulida, ST, MSc sebagai Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
arahan selama menyelesaikan tugas akhir ini.
3. Bapak Dr. Ir. Irvan, MSi sebagai Koordinator Tugas Akhir Departemen Teknik
Kimia FT USU.
4. Seluruh Dosen Pengajar Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama menjalani
studi.
5. Para pegawai administrasi Departemen Teknik Kimia yang telah memberikan
bantuan kepada penulis selama mengenyam pendidikan di Deparetemen Teknik
Kimia.
6. Dan yang paling istimewa Orang tua dan keluarga penulis yang tidak pernah lupa
memberikan motivasi dan semangat kepada penulis.
7. Alwin Rizky Lubis yang selalu memberikan dukungan dan semangat tanpa henti.
8. Made Hery Sudibio sebagai partner penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir ini
yang juga banyak membantu.
9. T. M. Zachari Alamsyah dan Apriana Rahmadani yang banyak memberikan
saran dan memberikan motivasi kepada penulis.
10.Teman-teman stambuk ‘05 tanpa terkecuali. Thanks buat kebersamaan dan
semangatnya.
12.Wita dan Devi yang selalu menghibur disaat penat, walau kadang sedikit
menjengkelkan.
13.Seluruh Pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu namanya yang juga turut
memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan
dan ketidaksempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan pada penulisan berikutnya.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Juni 2010
Penulis,
INTISARI
Distillate Palm Oil Fatty Acid (DPOFA) diperoleh melalui proses destilasi
Palm Fatty Acid Destilat (PFAD) pada temperatur tinggi dan tekanan yang relatif
rendah.
Pabrik pembuatan DPOFA ini direncanakan berproduksi dengan kapasitas
140.000 ton/tahun dengan masa kerja 335 hari dalam satu tahun. Lokasi pabrik
direncanakan di daerah Kuala Tanjung, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara
dengan luas areal 12.390 m2. Tenaga kerja yang dibutuhkan 150 orang dengan bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh seorang Direktur
dengan struktur organisasi sistem garis.
Hasil analisa ekonomi pabrik pembuatan DPOFA ini adalah sebagai berikut:
Modal Investasi : Rp 951.182.263.663,-
Biaya Produksi : Rp 742.135.367.938,-
Hasil Penjualan : Rp 999.830.004.148,-
Laba Bersih : Rp 180.403.745.347,-
Profit Margin : 25,77 %
Break Event Point : 49,30 %
Return of Investment : 18,97 %
Return on Network : 31,61 %
Pay Out Time : 5,27 tahun
Internal Rate of Return : 32,34 %
Dari hasil analisa aspek ekonomi dapat disimpulkan bahwa Pabrik Pemurnian
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ...i
INTISARI ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ...vii
DAFTAR GAMBAR ...xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... I-1
1.1 Latar Belakang ... I-1
1.2 Perumusan Masalah ... I-2
1.3 Tujuan Pra Rancangan Pabrik ... I-3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES ... II-1
2.1 Lemak dan Minyak ... II-1
2.2 Asam Lemak ... II-2
2.3 Gambaran Umun Distillate Palm Oil Fatty Acid ... II-4
2.4 Sifat-Sifat Bahan Baku dan Produk ... II-4
2.5 Proses Pembuatan DPOFA... II-5
2.6 Pemilihan Proses ... II-5
2.7 Deskripsi Proses ... II-6
BAB III NERACA MASSA ...III-1
3.1 Dryer (V-101) ...III-1
3.2 Kolom Destilasi (T-101) ...III-1
3.3 Kondensor 1 (E-103)...III-2
3.4 Reboiler 1 (E-104) ...III-2
3.5 Flash Destiller 1 (T-102) ...III-2
3.6 Reboiler 2 (E-106) ...III-3
3.7 Kolom Flash Destiller 2 (T-103) ...III-3
BAB IV NERACA ENERGI ... IV-1
4.1 Heater 1 (E-101) ... IV-1
4.2 Kondensor 1 (E-103)... IV-1
4.3 Reboiler 1 (E-104) ... IV-1
4.4 Cooler 1 (E105) ... IV-2
4.5 Kondensor 2 (E-107)... IV-2
4.6 Reboiler 2 (E-106) ... IV-2
4.7 Cooler 1 (E-102) ... IV-2
4.8 Kondensor 3 (E-108)... IV-3
4.9 Reboiler 3 (E-109) ... IV-3
4.10 Cooler 3 (E-110) ... IV-3
4.11 Cooler 4 (E-111) ... IV-4
BAB V SPESIFIKASI PERALATAN ... V-1
BAB VI INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA ... VI-1
6.1 Instrumentasi ... VI-1
6.2 Keselamatan Kerja Pabrik ... VI-4
BAB VII UTILITAS... V11-1
7.1 Kebutuhan Uap (Steam) ... VII-1
7.2 Kebutuhan Oil Thermal Heater (OTH) ... VII-2
7.3 Kebutuhan Air ... VII-2
7.4 Kebutuhan Listrik ... VII-13
7.5 Kebutuhan Bahan Bakar ... VII-13
7.6 Kebutuhan Nitrogen ... VII-15
7.7 Unit Pengolahan Limbah ... VII-16
BAB VIII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK ... VIII-1
8.1 Lokasi Pabrik... VIII-1
8.2 Tata Letak Pabrik ... VIII-6
8.3 Perincian luas tanah ... VIII-7
BAB IX ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN ... IX-1
9.1 Organisasi Perusahaan ... IX-1
9.2 Manajemen Perusahaan ... IX-3
9.3 Bentuk Hukum Badan Usaha ... IX-4
9.4 Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab ... IX-6
9.5 Sistem Kerja ... IX-9
9.6 Jumlah Karyawan dan Tingkat Pendidikan ... IX-10
9.7 Sistem Penggajian ... IX-11
9.8 Kesejahteraan Karyawan ... IX-12
BAB X ANALISA EKONOMI ... X-1
10.1 Modal Investasi ... X-1
10.2 Biaya Produksi Total (BPT)/Total Cost (TC) ... X-4
10.3 Total Penjualan (Total Sales) ... X-5
10.4 Bonus Perusahaan ... X-5
10.5 Perkiraan Rugi/Laba Usaha ... X-5
10.6 Analisa Aspek Ekonomi ... X-5
BAB XI KESIMPULAN ... XI-1
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1.1 Data Produksi dan Ekspor PFAD ... I-1
Tabel 3.1 Neraca Massa pada Dryer (V-101) ...III-1
Tabel 3.2 Neraca Massa pada Kolom Destilasi (T-101) ...III-1
Tabel 3.3 Neraca Massa pada Kondensor 1 (E-103) ...III-2
Tabel 3.4 Neraca Massa pada Reboiler 1 (E-104) ...III-2
Tabel 3.5 Neraca Massa pada Flash Destller 1 (T-102) ...III-2
Tabel 3.6 Neraca Massa pada Reboiler 2 (E-106) ...III-3
Tabel 3.7 Neraca Massa pada Flash Destiller 2 (T-103) ...III-3
Tabel 3.8 Neraca Massa pada Reboiler 3 (E-109) ...III-3
Tabel 4.1 Neraca Energi pada Vaporizer 1 (E-101) ... IV-1
Tabel 4.2 Neraca Energi pada Pencampur Gas (M-101) ... IV-1
Tabel 4.3 Neraca Energi pada Reaktor 1 (R-101) ... IV-1
Tabel 4.4 Neraca Energi pada Heater 1 (E-102) ... IV-2
Tabel 4.5 Neraca Energi pada Reaktor 2 (R-102) ... IV-2
Tabel 4.6 Neraca Energi pada Waste Heat Boiler (E-103) ... IV-2
Tabel 4.7 Neraca Energi pada Kondensor 1 (E-104) ... IV-2
Tabel 4.8 Neraca Energi pada Heater 2 (E-105) ... IV-3
Tabel 4.9 Neraca Energi pada Kondensor 2 (E-106) ... IV-3
Tabel 4.10 Neraca Energi pada Reboiler 1 (E-108) ... IV-3
Tabel 4.11 Neraca Energi pada Cooler 1 (E-107) ... IV-3
Tabel 4.12 Neraca Energi pada Kondensor 3 (E-109) ... IV-4
Tabel 4.13 Neraca Energi pada Reboiler 2 (E-110) ... IV-4
Tabel 4.14 Neraca Energi pada Cooler 2 (E-111) ... IV-4
Tabel 6.1 Daftar Instrumentasi pada Pra Rancangan Pabrik DPOFA ... VI-3
Tabel 7.1 Kebutuhan Uap pada steam ejector... VII-1
Tabel 7.2 Kebutuhan Oil Thermal Heater (OTH) ... VII-2
Tabel 7.3 Kebutuhan Air Pendingin pada Alat ... VII-3
Tabel 7.4 Pemakaian Air Untuk Berbagai Kebutuhan ... VII-4
Tabel 7.5 Kualitas Air Sungai Silau, Batu Bara ... VII-7
Tabel 8.1 Perincian Luas Tanah ... VIII-7
Tabel 9.1 Jadwal Kerja Karyawan Shift ... IX-10
Tabel 9.2 Jumlah Karyawan dan Kualifikasinya... IX-11
Tabel 9.3 Perincian Gaji Karyawan ... IX-12
Tabel LA.1 Neraca Massa Dryer (V-101) ... LA-4
Tabel LA.2 Neraca Massa Kolom Destilasi 1 (T-101) ... LA-6
Tabel LA.3 Titik Didih Umpan Masuk Destilasi ... LA-7
Tabel LA.4 Dew Point Destilat ... LA-8
Tabel LA.5 Boiling Point Produk Bawah ... LA-9
Tabel LA.6 Data Kondisi Menghitung Haraga q ... LA-9
Tabel LA.7 Data Untuk Menghitung Relative Volatility rata-rata ... LA-11
Tabel LA.8 Perhitungan Harga θ ... LA-11
Tabel LA.9 Neraca Massa Kondensor 1 (E-103) ... LA-14
Tabel LA.10 Neraca Massa Reboiler 1 (E-104) ... LA-16
Tabel LA.11 Neraca Massa Flash Destiller 1 (T-102)... LA-18
Tabel LA.12 Titik Didih Umpan pada Flash Destiller 1 ... LA-19
Tabel LA.13 Dew Point Destilat ... LA-20
Tabel LA.14 Boiling Point Produk Bawah ... LA-21
Tabel LA.15 Neraca Massa Reboiler 2 (E-106) ... LA-22
Tabel LA.16 Neraca Massa Flash Destiller 2 (T-103)... LA-24
Tabel LA.17 Titik Didih Umpan Flash Destiller 2 ... LA-25
Tabel LA.18 Dew Point Destilat ... LA-26
Tabel LA.19 Buble point Produk Bawah ... LA-27
Tabel LA.20 Neraca Massa Reboiler 3 ... LA-28
Tabel LB.1 Data Perhitungan Neraca Panas Asam Laurat ... LB-1
Tabel LB.2 Data Perhitungan Neraca Panas Asam Miristat ... LB-1
Tabel LB.3 Data Perhitungan Neraca Panas Asam Palmitat ... LB-2
Tabel LB.4 Data Perhitungan Neraca Panas Asam Stearat ... LB-2
Tabel LB.5 Data Perhitungan Neraca Panas Asam Oleat ... LB-3
Tabel LB.6 Data Perhitungan Neraca Panas Asam Linoleat ... LB-3
Tabel LB.7 Data Perhitungan Neraca Panas Asam Linolenat ... LB-4
Tabel LB.9 Tekanan uap Antoine ... LB-5
Tabel LB.10 Nilai konstanta a,b,c,d, dan e untuk perhitungan cp cairan ... LB-5
Tabel LB.11 Harga Kapasitas Panas untuk OTH ... LB-5
Tabel LB.12 Panas Masuk Heater (E-101)... LB-7
Tabel LB.13 Panas Keluar Heater (E-101) ... LB-7
Tabel LB.16 Panas Masuk Kondensor 1 (E-102) ...LB-11
Tabel LB.17 Panas Keluar Kondensor 1 (E-102)...LB-11
Tabel LB.10 Panas Keluar Kondensor 1 (E-102)...LB-12
Tabel LB.20 Panas Masuk Reboiler 1 (E-103) ...LB-14
Tabel LB.21 Panas Keluar Reboiler 1 (E-103) ...LB-15
Tabel LB.22 Panas Keluar Reboiler 1 (E-103) ...LB-15
Tabel LB.23 Panas Masuk Cooler 1 (E-104) ...LB-17
Tabel LB.24 Panas Keluar Cooler 1 (E-104) ...LB-17
Tabel LB.27 Panas Masuk Kondensor 2 (E-106) ...LB-21
Tabel LB.28 Panas Keluar Kondensor 2 (E-106)...LB-21
Tabel LB.30 Panas Masuk Reboiler 2 (E-105) ...LB-24
Tabel LB.31 Panas Keluar Reboiler 2 (E-105) ...LB-24
Tabel LB.32 Panas Keluar Reboiler 2 (E-105) ...LB-25
Tabel LB.33 Panas Masuk Cooler (E-102) ...LB-26
Tabel LB.34 Panas Keluar Cooler (E-102) ...LB-27
Tabel LB.37 Panas Masuk Kondensor 3 (E-107) ...LB-30
Tabel LB.38 Panas Keluar Kondensor 3 (E-107)...LB-31
Tabel LB.40 Panas Masuk Reboiler 3 (E-108) ...LB-33
Tabel LB.41 Panas Keluar Reboiler 3 (E-108) ...LB-33
Tabel LB.42 Panas Keluar Reboiler 3 (E-108) ...LB-34
Tabek LB.43 Panas Masuk Cooler 3 (E-109) ...LB-35
Tabel LB.44 Panas Keluar Cooler 3 (E-109) ...LB-36
Tabel LC.1 Data pada Vd Kolom Destilasi 1 ...LC-11
Tabel LC.2 Data pada Lb Kolom Destilasi 1 ...LC-11
Tabel LC.3 Data pada Alur 13 ...LC-16
Tabel LC.4 Data Komposisi Gas pada Flash Destiller ...LC-19
Tabel LD.1 Perhitungan Entalpi dalam Penentuan Tinggi Menara Pendingin LD-29
Tabel LE.1 Perincian Harga Bangunan, dan Sarana Lainnya ... LE-1
Tabel LE.2 Harga Indeks Marshall dan Swift ... LE-3
Tabel LE.3 Estimasi Harga Peralatan Proses ... LE-8
Tabel LE.4 Estimasi Harga Peralatan Utilitas dan Pengolahan Limbah ... LE-8
Tabel LE.5 Biaya Sarana Transportasi ... LE-12
Tabel LE.6 Perincian Gaji Pegawai ... LE-15
Tabel LE.7 Perincian Biaya Kas ... LE-16
Tabel LE.8 Perincian Modal Kerja... LE-18
Tabel LE.9 Aturan Depresiasi Sesuai UU Republik Indonesia
No.17 Tahun 2000 ... LE-19
Tabel LE.10 Perhitungan Biaya Depresiasi Sesuai UU RI
No. 17 Tahun 2000 ... LE-20
Tabel LE.11 Data Perhitungan BEP ... LE-29
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 6.1 Instrumentasi Pada Alat ... VI-4
Gambar 8.1 Tata Letak Pra Rancangan Pabrik Pembuatan DPOFA ... VIII-9
Gambar 9.1 Bagan Struktur Organisasi Perusahaan Pra Rancangan
Pabrik Pembuatan DPOFA ... IX-14
Gambar LD.1 Sketsa Sebagian Bar Screen ... LD-1
Gambar LD.2 Grafik Entalpi dan Temperatur Cairan pada Cooling Tower .... LD-29
Gambar LD.3 Kurva Hy terhadap 1/(Hy*– Hy) ... LD-30
Gambar LE.1 Harga Peralatan untuk Tangki Penyimpanan (Storage)
dan Tangki Pelarutan ... LE-5
Gambar LE.2 Harga Peralatan untuk Kolom Distilasi ... LE-6
Gambar LE.3 Harga Tiap Tray dalam Kolom Distilasi ... LE-7
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA ... LA-1
LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA PANAS ... LB-1
LAMPIRAN C PERHITUNGAN SPESIFIKASI PERALATAN ... LC-1
LAMPIRAN D PERHITUNGAN SPESIFIKASI ALAT UTILITAS ... LD-1
INTISARI
Distillate Palm Oil Fatty Acid (DPOFA) diperoleh melalui proses destilasi
Palm Fatty Acid Destilat (PFAD) pada temperatur tinggi dan tekanan yang relatif
rendah.
Pabrik pembuatan DPOFA ini direncanakan berproduksi dengan kapasitas
140.000 ton/tahun dengan masa kerja 335 hari dalam satu tahun. Lokasi pabrik
direncanakan di daerah Kuala Tanjung, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara
dengan luas areal 12.390 m2. Tenaga kerja yang dibutuhkan 150 orang dengan bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh seorang Direktur
dengan struktur organisasi sistem garis.
Hasil analisa ekonomi pabrik pembuatan DPOFA ini adalah sebagai berikut:
Modal Investasi : Rp 951.182.263.663,-
Biaya Produksi : Rp 742.135.367.938,-
Hasil Penjualan : Rp 999.830.004.148,-
Laba Bersih : Rp 180.403.745.347,-
Profit Margin : 25,77 %
Break Event Point : 49,30 %
Return of Investment : 18,97 %
Return on Network : 31,61 %
Pay Out Time : 5,27 tahun
Internal Rate of Return : 32,34 %
Dari hasil analisa aspek ekonomi dapat disimpulkan bahwa Pabrik Pemurnian
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan industri di Indonesia, khususnya industri kimia mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Kemajuan di bidang industri mempunyai peranan
yang sangat penting dalam pembangunan nasional di segala bidang guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Industri pengolahan CPO dan turunannya merupakan salah satu contoh sektor
industri yang diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar bagi pendapatan
negara. Dalam mengembangkan dan meningkatkan industri ini diperlukan ilmu
pengetahuan serta penguasaan teknologi sehingga bangsa Indonesia mampu bersaing
dengan negara lainnya.
Pengembangan sektor industri turunan CPO akan menghasilkan produk
samping yang dapat digunakan sebagai bahan baku industri yang memiliki nilai jual
yang lebih tinggi. Salah satu jenis produk samping (by product) tersebut adalah Palm
Fatty Acid Distillate (PFAD) yang merupakan produk samping dari proses RBDPO
minyak sawit. PFAD ini yang kemudian akan digunakan sebagai bahan baku
pembuatan Distillate Palm Oil Fatty Acid (DPOFA). DPOFA banyak digunakan
dalam industri kosmetik, cat dan industri ban.
Produksi PFAD semakin lama semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal
ini dapat dilihat dari produksi minyak goreng di Indonesia. PFAD yang dihasilkan ini
sebagian besar masih diekspor dalam bentuk non olahan. Untuk itu diperlukan
adanya pengolahan lebih lanjut agar nilai jualnya dapat menjadi lebih tinggi.
Produksi PFAD di Indonesia dapat kita lihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1 Data Produksi dan Ekspor PFAD
Tahun Produksi minyak goreng (Ton)
Produksi
PFAD (Ton)
Ekspor
(Ton)
2002 4.500.000 300.000 280.000
2006 7.600.000 507.000 400.000
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ketersedian PFAD yang merupakan
bahan baku dalam pembuatan Distillate Palm Oil Fatty Acid (DPOFA) sangat besar.
Dan diperkirakan pada tahun 2010 ketersediaan PFAD mencapai 772.000 ton. Jika
diasumsikan PFAD yang diekspor tetap dan pemakaian PFAD untuk industri lain
adalah sekitar 200.000 ton maka ketersedian PFAD di dalam negeri untuk tahun
2010 adalah sekitar 172.000 ton. (Departemen Perindustrian, 2009).
1.2 Perumusan Masalah
Ketersediaan PFAD yang cukup besar dan kebutuhan DPOFA yang tinggi di
Indonesia. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka diperlukan
pembangunan pabrik pembuatan Distillate Palm Oil Fatty Acid dengan
menggunakan bahan baku Palm Fatty Acid Distillate.
1.3Tujuan Pra Rancangan Pabrik
Tujuan dari Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Distillate Palm Oil Fatty Acid
(DPOFA) dari Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) adalah untuk menerapkan disiplin
ilmu Teknik Kimia, sehingga akan memberikan gambaran kelayakan pra rancangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lemak dan Minyak
Minyak dan lemak tidak berbeda dalam bentuk umum trigliseridanya, tetapi
hanya berbeda dalam bentuk (wujud). Perbedaan ini didasarkan pada perbedaan titik
lelehnya. Pada suhu kamar lemak berwujud padat, sedangkan minyak berwujud cair.
Titik leleh minyak dan lemak tergantung pada strukturnya, biasanya meningkat
dengan bertambahnya jumlah karbon. Banyaknya ikatan ganda dua karbon juga
berpengaruh. Trigliserida yang kaya akan asam lemak tak jenuh, seperti asam oleat
dan linoleat, biasanya berwujud minyak sedangkan trigliserida yang kaya akan lemak
jenuh seperti asam stearat dan palmitat, biasanya adalah lemak. Semua jenis lemak
tersusun dari asamasam lemak yang terikat oleh gliserol. Sifat dari lemak tergantung
dari jenis asam lemak yang terikat dengan senyawa gliserol. Asam-asam lemak yang
berbeda disusun oleh jumlah atom karbon maupun hidrogen yang berbeda pula.
Atom karbon, yang juga terikat oleh dua atom karbon lainnya, membentuk rantai
yang zigzag. Asam lemak dengan rantai molekul yang lebih panjang lebih rentan
terhadap gaya tarik menarik intermolekul, (dalam hal ini yaitu gaya Van der waals)
sehingga titik leburnya juga akan naik.
Trigliserida alami ialah triester dari asam lemak berantai panjang dan gliserol
merupakan penyusun utama lemak hewan dan nabati. Trigliserida termasuk lipid
sederhana dan juga merupakan bentuk cadangan lemak dalam tubuh manusia.
Keragaman jenis trigliserida bersumber dari kedudukan dan jati diri asam lemak.
Trigliserida sederhana adalah triester yang terbuat dari gliserol dan tiga molekul
asam lemak yang sama. Contohnya, dari gliserol dan tiga molekul asam stearat akan
diperoleh trigliserida sederhana yang disebut gliseril tristearat atau tristearin.
Trigliserida sederhana jarang ditemukan. Kebanyakan trigliserida alami adalah
trigliserida campuran, yaitu triester dengan komponen asam lemak yang berbeda.
Lemak hewan dan minyak nabati merupakan campuran beberapa trigliserida.
2.2 Asam Lemak
Asam lemak merupakan rantai hidrokarbon, yang setiap atom karbonnya
mengikat satu atau dua atom hidrogen, kecuali atom karbon terminal mengikat tiga
atom hidrogen, sedangkan atom karbon terminal lainnya mengikat gugus karboksil.
Asam lemak yang pada rantai hidrokarbonnya terdapat ikatan rangkap disebut asam
lemak tidak jenuh, dan apabila tidak terdapat ikatan rangkap pada rantai
hidrokarbonnya disebut dengan asam lemak jenuh. Secara umum struktur asam
lemak dapat digambarkan sebagai berikut :
H H H H H O
HC C C C …C C
H H H H H OH
Asam Lemak Jenuh
H H H H H O
HC...C C C C C
H H H H H OH
Asam Lemak Tak Jenuh
Asam lemak jenuh maupun asam lemak tak jenuh berbeda dalam energi yang
dikandungnya dan titik leburnya. Karena asam lemak tak jenuh mengandung ikatan
karbon-hidrogen yang lebih sedikit dibandingkan dengan asam lemak jenuh pada
jumlah atom karbon yang sama, asam lemak tak jenuh memiliki energi yang lebih
sedikit selama proses metabolisme daripada asam lemak jenuh pada keadaan dimana
jumlah atom karbon sama. Asam lemak jenuh dapat tersusun dalam susunan yang
rapat, sehingga asam lemak jenuh dapat dibekukan dengan mudah dan berwujud
padatan pada temperatur ruangan. Tetapi ikatan rangkap yang kaku dalam lemak tak
jenuh mengubah kimia dari lemak. Terdapat dua cara ikatan ini disusun yaitu :
1. Isomer dengan kedua bagian dari rantai pada sisi yang sama (cis; hanya terdapat
pada lemak alami). Isomer cis mencegah lemak dari penumpukan seperti halnya
yang terjadi pada ikatan jenuh. Hal ini menurunkan gaya intermolekul diantara
membeku. Lemak cis tak jenuh biasanya merupakan cairan pada temperatur
ruangan.
2. Isomer dengan rantai yang berlawanan pada ikatan ganda (isomer trans, biasanya
merupakan produk dari hidrogenasi parsial dari lemak tak jenuh alami)
Reaksi hidrogenasi dapat mengubah minyak menjadi lemak. Hal ini sering
dilakukan dalam industri margarin. Serbuk logam nikel (yang dikeluarkan kemudian)
didispersikan dalam minyak panas sebagai katalis. Hidrogen beradisi pada beberapa
ikatan ganda dua dari rantai asam lemak tak jenuh karbon dan menjenuhkannya.
Dengan demikian akan mengubah minyak menjadi lemak. Contohnya hidrogenasi
pada triolein menghasilkan tristearin.
2.3 Gambaran Umum Distillate Palm Oil Fatty Acid
Distillate Palm Oil Fatty Acid (DPOFA) merupakan jenis asam lemak yang
dihasilkan dari destilasi Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) yang merupakan produk
samping dari proses pembuatan minyak goreng. DPOFA banyak digunakan pada
indutri seperti:
1. Industri ban
• digunakan sebagai pelumas atau activator untuk mempercepat reaksi zinc oxide dalam pembuatan compound
• meningkatkan mutu/kualitas ban menjadi lebih mengkilat dan menarik 2. Industri Lilin
Dalam industri lilin, asam lemak digunakan sebagai campuran bahan untuk
pembuatan lilin yang fungsinya untuk mempermudah melepaskan lilin dari
cetakannya. Selain itu dengan ditambahkannya asam lemak dalam proses
pembuatan lilin, akan menjadikan produk lilin yang dihasilkan tidak cepat
meleleh ketika dinyalakan, asap yang dihasilkan lebih sedikit mengurangi
timbulnya tetesan-tetesan lilin.
3. Industri Kosmetik
DPOFA dalam industri kosmetik digunakan sebagai bahan campuran pembuatan
produk-produk kosmetik yang fungsinya untuk memberikan keharuman dan
4. Bila direaksikan dengan H2 (hidrogenasi) akan menghasilkan fatty alkohol.
Adapun kegunaan dari fatty alkohol adalah untuk:
• pembuatan surfactan anionic
• sebagai emulsifier dalam produk-produk pembersih dan lantai 5. Konsumsi oleh industri pipa PVC :
• digunakan sebagai lubrican internal
• komposisi : 0,15 % - 0,2 % dari seluruh total bahan baku (tergantung jenis pipa PVC yang diproduksi)
2.4 Sifat-Sifat Bahan Baku dan Produk
2.4.1 Palm Fatty Acid Distillate (PFAD)
1. Asam Lemak Bebas (%) : 83.3
2. Bilangan Iodine : 55.3
3. Moisture Content (%) : 0,08
4. Unsaponifable matter (%) : 2,5
5. Saponification Value : 198
6. Komposisi Asam Lemak (wt %)
C12:0 : 0,2
C14:0 : 1,2
C16:0 : 47,1
C18:0 : 4,5
C18:1 : 36,6
C18:2 : 9,6
C18:3 : 0,4
(Hamirin, 1983)
2.4.2 Destillate Palm Oil Fatty Acid (DPOFA)
1. FFA (as. Palmitic) : 50 % min
2. Total Fatty Matter : 98,20 %
3. Impurities : 0,26 %
4. Moisture : 1,54%
5. Total saponiable matter : 97,55 %
2.5 Proses Pembuatan DPOFA
Pada dasarnya proses pembuatan DPOFA ada 2 cara, yaitu :
1. Destilasi yang di dahului proses hidrolisis (splitting)
Yaitu proses pembuatan distillate fatty acid yang diawali proses hidrolisis yang
kemudian dilanjutkan dengan proses destilasi. Pada proses ini PFAD yang
merupakan bahan baku terlebih dahulu dihilangkan kandungan trigliseridanya
melalui proses hidrolisis. Trigliserida ini akan di reaksikan dengan air yang akan
menjadi asam lemak dan gliserol. Setelah melalui tahap ini kemudian asam
lemak akan di proses dengan destilasi. Yield yang di hasilkan pada proses ini
mencapai 93%. Kelebihan proses ini adalah dapat diperoleh yield asam lemak
tetapi memerlukan konsumsi energi dan modal yang besar. (Feld and Hanh
GMBH, 1998)
2. Destilasi Langsung
Proses ini sebenarnya hampir sama dengan proses diatas, hanya saja tahap awal
proses yaitu hidrolisis dihilangkan pada proses ini. Jadi bahan baku PFAD yang
akan diproses akan langsung di destilasi tanpa adanya proses hidrogenasi. Yield
proses ini mencapai maksimal 90%. Kelebihan proses ini adalah konsumsi energi
dan modal yang diperlukan rendah, sedangkan kelemahannya adalah yield yang
dihasilkan lebih rendah dari proses dengan hidrolisis. (Feld and Hanh GMBH,
1998)
2.6 Pemilihan Proses
Pada pra rancangan pabrik pembuatan distillate palm oil fatty acid (DPOFA)
ini, proses yang dipilih adalah proses destilasi langsung dengan pertimbangan
2.7 Deskripsi Proses
Bahan baku yang digunakan dalam proses ini adalah PFAD yang merupakan
by-product dari proses refinery minyak sawit.
PFAD dipompa dengan menggunakan pompa P-101 dari tangki penyimpanan
TK-101 ke dryer V-TK-101 yang sebelumnya dilewatkan pada heater E-TK-101 untuk
dipanaskan hingga 140°C. Di dryer PFAD dan recycle dari residu destiller ini
diproses untuk menghilangkan air dan bahan-bahan yang mudah menguap. Proses ini
berlangsung pada 20 kPa dan 140°C. Selanjutnya asam lemak yang keluar dari dryer
dialirkan ke heater E-102 untuk menaikkan suhu sampai 240°C dan selanjutnya ke
precut destiller T-101 dengan pompa P-102 untuk memisahkan light fatty acid.
Proses ini berlangsung pada 3,7 kPa dan 240°C.
Pada aliran bawah kolom asam lemak dialirkan dengan menggunakan pompa
P-103 ke kolom main distiller . Pada kolom ini DPOFA keluar pada aliran atas
terlebih dahulu didinginkan di kondensor E-103 dan cooler E-105 sebelum disimpan
pada tangki TK-103. Proses ini berlangsung pada 0,69 kPa dan 202oC. Dari bagian bawah kolom flash destiller I ini asam lemak kemudian di alirkan ke residu destiller
dengan pompa P-106. Pada residu destiller ini dipisahkan asam lemak yang akan di
recycle dengan residu. Proses ini berlangsung pada 0,8 kPa dan 210oC. Asam lemak yang yang akan di recycle akan keluar dari bagian atas kolom yang kemudian di
kondensasi pada kondensor E-110 dan dialirkan ke dryer. Sedangkan residu akan
keluar pada bagian bawah kolom yang akan dialirkan dengan pompa P-110 ke cooler
BAB III
NERACA MASSA
Hasil perhitungan neraca massa pada proses pembuatan Distillate Palm Oil Fatty Acid (DPOFA) dari Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) dengan kapasitas produksi 140.000 ton/tahun adalah sebagai berikut :
Basis perhitungan : 1 jam operasi
Waktu kerja pertahun : 335 hari
Satuan operasi : kg/jam
3.1 Dryer (V-101)
Tabel 3.1 Neraca Massa pada Dryer (V-101)
Komponen BM (kg/kmol)
Alur Masuk Alur Keluar
Alur 1 Alur 27 Alur 3 Alur 4
kg/jam kmol/jam kg/jam kmol/jam kg/jam kmol/jam kg/jam kmol/jam
As. Laurat 200,32 37,9192 0,1893 - - - - 37,9192 0,1893
As.Miristat 228,38 227,5151 0,9962 - - - - 227,5151 0,9962
As. Palmitat 256,43 9005,8045 35,1199 278,8152 1,0873 - - 9284,6196 36,2072
As. Stearat 284,49 853,1815 2,9990 31,5536 0,1109 - - 884,7351 3,1099
As. Oleat 282,47 6939,2093 24,5662 360,4788 1,2762 - - 7299,6881 25,8423
As. Linoleat 280,45 1820,1205 6,4900 108,4412 0,3867 - - 1928,5617 6,8767
As. Linolenat 278,44 75,8384 0,2724 3,6800 0,0132 - - 79,5183 0,2856
Air 18 27,4039 1,5224 - - 27,4039 1,5224 - -
Oil 847,28 568,7877 0,6713 568,7877 0,6713
Total 19574,2188 72,827 782,9688 2,8743 27,4039 1,5224 20311,3448 74,1785
3.2 Kolom Destilasi (T-101)
Tabel 3.2 Neraca Massa Kolom Destilasi 1 (T-101)
Komponen BM
(kg/kmol)
Alur Masuk Alur Keluar
Alur 5 Alur 9 Alur 12
kg/jam kmol/jam kg/jam kmol/jam kg/jam kmol/jam
As. Laurat 200,32 37,9192 0,1893 - - 37,9192 0,1893
As.Miristat 228,38 227,5151 0,9962 2,2752 0,0100 225,2399 0,9863
As. Palmitat 256,43 9284,6196 36,2072 9152,9276 35,6937 131,6921 0,5136
As. Stearat 284,49 884,7351 3,1099 884,7351 3,1099 - -
As. Oleat 282,47 7299,6881 25,8423 7299,6881 25,8423 - -
As. Linoleat 280,45 1928,5617 6,8767 1928,5617 6,8767 - -
As. Linolenat 278,44 79,5183 0,2856 79,5183 0,2856 - -
Air 18 - - - - - -
Oil 847,28 568,7877 0,6713 568,7877 0,6713 - -
Total 20311,3448 74,1785 19916,4937 72,4894 394,8511 1,6891
Tabel 3.3 Neraca Massa Kondensor 1 (E-103)
Komponen BM (kg/kmol)
Alur Masuk Alur Keluar
Alur 6 (Vd) Alur 10 (Ld) Alur 12 (D) kmol/jam kg/jam kmol/jam kg/jam mol/jam kg/jam
As. Laurat 200,32 0,3976 79,6472 0,2083 41,7267 0,1893 37,9192
As.Miristat 228,38 2,0712 473,0207 1,0849 247,7695 0,9863 225,2399
As. Palmitat 256,43 1,0783 276,5085 0,5648 144,8317 0,5136 131,6921
As. Stearat 284,49 - - - - - -
As. Oleat 282,47 - - - -
As. Linoleat 280,45 - - - -
AsLinolenatt 278,44 - - - - -
Air 18 - - - -
Oil 847,28 - - - - - -
Total 3,5471 829,1764 1,8580 434,3279 1,6891 394,8511
3.4 Reboiler 1 (E-104)
Tabel 3.4 Neraca Massa Reboiler 1 (E-104)
Komponen BM (kg/kmol)
Alur Masuk Alur Keluar
Alur 7 (Lb) Alur 8 (Vb) Alur 9 (B)
kmol/jam kg/jam kmol/jam kg/jam kmol/jam kg/jam
As. Laurat 200,32 - - - -
As.Miristat 228,38 0,0152 3,4714 0,0052 1,1876 0,0100 2,2752
As. Palmitat 256,43 75,3157 19313,2050 39,622 10160,2695 35,6937 9152,9276
As. Stearat 284,49 6,5617 1866,7380 3,4518 982,0026 3,1099 884,7351
As. Oleat 282,47 54,5243 15401,4790 28,682 8101,8045 25,8423 7299,6881
As. Linoleat 280,45 14,5176 4071,4609 7,6409 2142,8904 6,8767 1928,5617
As. Linolenat 278,44 0,6062 168,7903 0,3206 89,2679 0,2856 79,5183
Air 18 - - - -
Oil 847,28 0,6713 568,7877 - - 0,6713 568,7877
Total 152,212 41393,9323 79,7226 21477,4225 72,4894 19916,4937
Tabel 3.5 Neraca Massa Flash Distiller 1 (T-102)
Komponen BM (kg/kmol)
Alur Masuk Alur Keluar
Alur 9 Alur 14 Alur 19
kmol/jam kg/jam kmol/jam kg/jam kmol/jam kg/jam
As. Laurat 200,32 - - - -
As.Miristat 228,38 0,0100 2,2752 0,0100 2,2752 - -
As. Palmitat 256,43 35,6937 9152,9276 34,5230 8852,7363 1,1710 300,2764
As. Stearat 284,49 3,1099 884,7351 2,5095 713,9303 0,6005 170,8402
As. Oleat 282,47 25,8423 7299,6881 21,7546 6145,0249 4,0885 1154,8646
As. Linoleat 280,45 6,8767 1928,5617 5,8053 1628,1095 1,0721 300,6634
As. Linolenat 278,44 0,2856 79,5183 0,2545 70,8592 0,0292 8,1260
Air 18 - - - -
Oil 847,28 0,6713 568,7877 - - 0,6713 568,7877
Total 72,4894 21358,8554 64,8569 17412,9354 7,6325 2503,5583
3.6 Reboiler 2 (E-106)
Tabel 3.6 Neraca Massa Reboiler 2 (E-106)
Komponen BM (kg/kmol)
Alur Masuk Alur Keluar
Alur 17 Alur 18 Alur 19
kmol/jam kg/jam kmol/jam kg/jam kmol/jam kg/jam
As. Laurat 200,32 - - - -
As.Miristat 228,38 - - - - - -
As. Palmitat 256,43 2,3420 600,5528 1,1711 300,2764 1,1710 300,2764
As. Stearat 284,49 1,2010 341,6804 0,6005 170,8402 0,6005 170,8402
As. Oleat 282,47 8,1769 2309,7292 4,0885 1154,8646 4,0885 1154,8646
As. Linoleat 280,45 2,1442 601,3268 1,0721 300,6636 1,0721 300,6634
As. Linolenat 278,44 0,0584 16,252 0,0292 8,1260 0,0292 8,1260
Air 18 - - - -
Oil 847,28 0,6713 568,7877 - - 0,6713 568,7877
Total 14,5938 4438,3289 6,9614 1934,7706 7,6325 2503,5583
Tabel 3.7 Neraca Massa Flash Distiller 2 (T-103)
Komponen BM (kg/kmol)
Alur Masuk Alur Keluar
Alur 19 Alur 20 Alur 23
kmol/jam kg/jam kmol/jam kg/jam kmol/jam kg/jam
As. Laurat 200,32 - - - -
As.Miristat 228,38 - - - -
As. Palmitat 256,43 1,1710 300,2764 1,0873 278,8152 0,0837 21,4612
As. Stearat 284,49 0,6005 170,8402 0,1109 31,5536 0,4896 139,2866
As. Oleat 282,47 4,0885 1154,8646 1,2762 360,4788 2,8123 794,3858
As. Linoleat 280,45 1,0721 300,6634 0,3867 108,4412 0,6854 192,2222
As. Linolenat 278,44 0,0292 8,1260 0,0132 3,6800 0,0160 4,446
Air 18 - - - -
Oil 847,28 0,6713 568,7877 - - 0,6713 568,7877
Total 7,6325 2503,5583 2,8743 782,9688 4,7583 1720,5895
3.8 Reboiler 3 (E-109)
Tabel 3.8 Neraca Massa Reboiler 3 (E-109)
Komponen BM (kg/kmol)
Alur Masuk Alur Keluar
Alur 21 Alur 22 Alur 23
kmol/jam kg/jam kmol/jam kg/jam kmol/jam kg/jam
As. Laurat 200,32 - - - -
As.Miristat 228,38 - - - -
As. Palmitat 256,43 0,1674 42,9224 0,0837 21,4612 0,0837 21,4612
As. Stearat 284,49 0,9792 278,5732 0,4896 139,2866 0,4896 139,2866
As. Oleat 282,47 5,6246 1588,7716 2,8123 794,3858 2,8123 794,3858
As. Linoleat 280,45 1,3708 384,4444 0,6854 192,2222 0,6854 192,2222
As. Linolenat 278,44 0,0319 8,892 0,0160 4,4461 0,0160 4,446
Air 18 - - - -
Oil 847,28 0,6713 568,7877 - - 0,6713 568,7877
BAB IV
NERACA ENERGI
Basis perhitungan : 1 jam operasi
Satuan operasi : kJ/jam
Temperatur basis : 298,15 K
4.1 Heater (E-101)
Tabel 4.1 Neraca Energi pada Heater (E-101)
Alur masuk (kJ/jam) Alur keluar (kJ/jam)
Umpan 777290,17 -
Produk - 5438820,56
Q 4661530,38 -
Total 5438820,56 5438820,56
4.2 Kondensor 1 (E-103)
Tabel 4.2 Neraca Energi pada Kondensor 1 (E-102)
Alur masuk (kJ/jam) Alur keluar (kJ/jam)
Umpan 708464,9 -
Produk - 535244,62
Qc - 173220,32
Total 708464,9 708464,9
4.3 Reboiler 1 (E-104)
Tabel 4.3 Neraca Energi pada Reboiler 1 (E-103)
Alur masuk (kJ/jam) Alur keluar (kJ/jam)
Umpan 26662341,73 -
Produk - 27482455,96
Qr 820114,24 -
4.4 Cooler 1 (E-105)
Tabel 4.4 Neraca Energi pada Cooler 1 (E-105)
Alur masuk (kJ/jam) Alur keluar (kJ/jam)
Umpan 156995,19 -
Produk - 50156,82
Q - 106838,37
Total 156995,19 156995,19
4.5 Heater (E-102)
Tabel 4.1 Neraca Energi pada Heater (E-102)
Alur masuk (kJ/jam) Alur keluar (kJ/jam)
Umpan 4781527,6 -
Produk - 10447501,98
Q 5665974,38 -
Total 10447501,98 10447501,98
4.6 Kondensor 2 (E-107)
Tabel 4.5 Neraca Energi pada Kondensor 2 (E-107)
Alur masuk (kJ/jam) Alur keluar (kJ/jam)
Umpan 9937761,51 -
Produk - 9782930,42
Qc - 154831,09
Total 9937761,51 9937761,51
4.7 Reboiler 2 (E-106)
Tabel 4.6 Neraca Energi pada Reboiler 2 (E-106)
Alur masuk (kJ/jam) Alur keluar (kJ/jam)
Umpan 10995707,40 -
Produk - 11426920,86
Qr 431213,46 -
4.8 Cooler 2 (E-108)
Tabel 4.7 Neraca Energi pada Cooler 2 (E-108)
Alur masuk (kJ/jam) Alur keluar (kJ/jam)
Umpan 6566719,13 -
Produk - 2211785,45
Q - 4354933,7
Total 6566719,13 6566719,13
4.9 Kondensor 3 (E-110)
Tabel 4.8 Neraca Energi pada Kondensor 3 (E-110)
Alur masuk (kJ/jam) Alur keluar (kJ/jam)
Umpan 421111,10 -
Produk - 99453,91
Qc - 321657,18
Total 421111,10 421111,10
4.10 Reboiler 3 (E-109)
Tabel 4.9 Neraca Energi pada Reboiler 3 (E-109)
Alur masuk (kJ/jam) Alur keluar (kJ/jam)
Umpan 1169549,43 -
Produk - 1326599,33
Qr 157049,90 -
Total 1326599,33 1326599,33
4.11 Cooler 3 (E-111)
Tabel 4.10 Neraca Energi pada Cooler 3 (E-111)
Alur masuk (kJ/jam) Alur keluar (kJ/jam)
Umpan 655778,59 -
Produk - 220519,73
Q - 435258,85
4.12 Cooler 4 (E-112)
Tabel 4.11 Neraca Energi pada Cooler 4 (E-112)
Alur masuk (kJ/jam) Alur keluar (kJ/jam)
Umpan 611340,9 -
Produk - 61033,9
Q - 550307
Total 611340,9 611340,9
4.13 Dryer (V-101)
Tabel 4.11 Neraca Energi pada Dryer (V-101)
Alur masuk (kJ/jam) Alur keluar (kJ/jam)
Umpan 5438820,56 -
Produk - 5438820,56
Q - -
BAB V
SPESIFIKASI PERALATAN
1. Tangki Penyimpanan Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) (TK – 101)
Fungsi : Menyimpan PFAD untuk kebutuhan 20 hari
Bahan konstruksi : Stainless Steel 316 (SA-240)
Bentuk :Silinder vertikal dengan alas datar dan tutup
Torispherical
Jenis sambungan : Double welded butt joints
Jumlah : 10 unit
Kapasitas : 469,7813 m3 Kondisi operasi
- Temperatur : 50 0C - Tekanan : 101,325 kPa
Kondisi fisik
- Silinder
- Diameter : 6,25 m
- Tinggi : 17,2 m
- Tebal : ¾ in
- Tutup
- Diameter : 6.25 m
- Tinggi : 1,56 m
- Tebal : 2 ¾ in
2. Tangki Penyimpanan asam lemak Precut destiller (TK – 102)
Fungsi : Menyimpan asam lemak untuk kebutuhan 20 hari
Bahan konstruksi : Stainless Steel 316 (SA-240)
Bentuk : Silinder vertikal dengan alas datar dan tutup Torispherical
Jenis sambungan : Double welded butt joints
Jumlah : 2 unit
Kondisi Operasi
- Temperatur : 90 0C - Tekanan : 101,325 kPa
Kondisi fisik
- Silinder
- Diameter : 3 m
- Tinggi : 8 m
- Tebal : ½ in
- Tutup
- Diameter : 3 m
- Tinggi : 0,75 m
- Tebal : 1 ¾ in
3. Tangki Penyimpanan Distillate Palm Oil Fatty Acid (DPOFA) (TK – 103)
Fungsi : Menyimpan asam lemak untuk kebutuhan 20 hari
Bahan konstruksi : Stainless Steel 316 (SA-240)
Bentuk : Silinder vertikal dengan alas datar dan tutup Torispherical
Jenis sambungan : Double welded butt joints
Jumlah : 10 unit
Kapasitas : 509,302m3 Kondisi Operasi
- Temperatur : 90 0C - Tekanan : 101,325 kPa
Kondisi fisik
- Silinder
- Diameter : 6 m
- Tinggi : 16,5 m
- Tebal : ¾ in
- Tutup
- Diameter : 6 m
- Tinggi : 1,5 m
- Tebal : 2 ½ in
4. Tangki Penyimpanan Residu (TK – 104)
Fungsi : Menyimpan asam lemak untuk kebutuhan 20 hari
Bahan konstruksi : Stainless Steel 316 (SA-240)
Bentuk : Silinder vertikal dengan alas datar dan tutup Torispherical
Jenis sambungan : Double welded butt joints
Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 200,274 m3 Kondisi Operasi
- Temperatur : 90 0C - Tekanan : 101,325 kPa
Kondisi fisik
- Silinder
- Diameter : 5 m
- Tinggi : 11,5 m
- Tebal : ¾ in
- Tutup
- Diameter : 5 m
- Tinggi : 1,25 m
- Tebal : 2 ½ in
5. Kolom Destilasi I (T-101)
Fungsi : Memisahkan C12 – C16 dari DPOFA
Jenis : Sieve – tray
Bentuk : silinder vertikal dengan alas dan tutup ellipsoidal
Bahan konstruksi : Carbon steel SA – 285 grade C
Jumlah : 1 unit
Kondisi fisik
- Silinder
- Diameter : 2,2904 m
- Tinggi : 12,5 m
- Tutup
- Diameter : 2,2904 m
- Tinggi : 0,5726 m
- Tebal : ¼ in
6. Accumulator I (V-102)
Fungsi : Menampung distilat dari kolom destilasi I (T-101)
Bahan konstruksi : Stainless Steel 316 (SA-240)
Bentuk : Silinder horizontal dengan tutup Torispherical
Jenis sambungan : Double welded butt joints
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 1,382 m3
Kondisi Operasi
- Temperatur : 206 0C - Tekanan : 2,5 kPa
Kondisi fisik
- Silinder
- Diameter : 0,8 m
- Tinggi : 2,5 m
- Tebal : ¼ in
- Tutup
- Diameter : 0,8 m
- Tinggi : 0,2 m
- Tebal : ¼ in
7. Flash Destiller I (T-102)
Fungsi : Memurnikan DPOFA
Bahan konstruksi : Stainless steel 316 (SA-240)
Bentuk : Silinder vertikal dengan tutup elipsoidal
Kondisi Operasi
- Temperatur : 202 0C - Tekanan : 0,69 kPa
Kondisi fisik
- Silinder
- Diameter : 5 m
- Tinggi : 4,673 m
- Tebal : ¼ in
- Tutup
- Diameter : 5 m
- Tinggi : 1,255m
- Tebal : ¼ in
8. Flash Destiller II (T-103)
Fungsi : Memisahkan residu dengan asam lemak
Bahan konstruksi : Stainless steel 316 (SA-240)
Bentuk : Silinder vertikal dengan tutup elipsoidal
Jenis sambungan : Double welded butt joints
Kondisi Operasi:
- Temperatur : 210 0C - Tekanan : 0,8 kPa
Kondisi fisik
- Silinder
- Diameter : 1,22 m
- Tinggi : 2,56 m
- Tebal : ¼ in
- Tutup
- Diameter : 1,22 m
- Tinggi : 0,305 m
9. Heater 1 (E-101)
Fungsi : Menaikkan temperatur campuran sebelum dimasukkan
ke
Dryer
Jenis : 1 – 2 shell and tube exchanger
Jumlah : 1 unit
Laju alir fluida dingin : 19996,15 kg/jam
Laju alir fluida panas : 63164,37 kg/jam
Diameter tube OD : 1 in
Jenis tube : 18 BWG
Panjang tube : 16 ft 2 pass
Pitch (PT) : 1 1/4 in triangular pitch
Jumlah tube : 51 buah
Diameter shell : 12 in
10. Heater 2 (E-102)
Fungsi : Menaikkan temperatur campuran sebelum dimasukkan
ke
Kolom destilasi
Jenis : 1 – 2 shell and tube exchanger
Jumlah : 1 unit
Laju alir fluida dingin : 18959,6 kg/jam
Laju alir fluida panas : 63164,37 kg/jam
Diameter tube OD : 1 in
Jenis tube : 18 BWG
Panjang tube : 16 ft 2 pass
Pitch (PT) : 1 1/4 in triangular pitch
Jumlah tube : 213 buah
Diameter shell : 23 ¼ in.
Fungsi : Menurunkan temperatur campuran dan mengubah fasenya
menjadi cair sebelum dimasukkan ke Kolom destilasi
Jenis : 1 – 4 shell and tube exchanger
Jumlah : 1 unit
Laju alir fluida dingin : 752,0922 kg/jam
Laju alir fluida panas : 829,18 kg/jam
Diameter tube OD : ¾ in
Jenis tube : 16 BWG
Panjang tube : 8 ft 4 pass
Pitch (PT) : 1,25 in triangular pitch
Jumlah tube : 11,37 buah
Diameter shell : 8 in
12. Kondensor 2 (E-107)
Fungsi : Menurunkan temperatur campuran dan mengubah fasenya
menjadi cair sebelum dimasukkan ke Kolom destilasi
Jenis : 1 – 2 shell and tube exchanger
Jumlah : 1 unit
Laju alir fluida dingin : 9435,07 kg/jam
Laju alir fluida panas : 17412,926 kg/jam
Diameter tube : 1 ½ in OD
Jenis tube : 16 BWG
Panjang tube : 8 ft 2 pass
Pitch (PT) : 1,875 in triangular pitch
Jumlah tube : 12,22 buah
Diameter shell : 8 in
13. Kondensor 3 (E-110)
Fungsi : Menurunkan temperatur campuran dan mengubah fasenya
menjadi cair sebelum dimasukkan ke Kolom destilasi
Jumlah : 1 unit
Laju alir fluida dingin : 1396,58 kg/jam
Laju alir fluida panas : 782,98 kg/jam
Diameter tube OD : 1 in
Jenis tube : 16 BWG
Panjang tube : 8 ft 2 pass
Pitch (PT) : 1,25 in triangular pitch
Jumlah tube : 17,252 buah
Diameter shell : 8 in
14. Cooler 1 (E-105)
Fungsi : Menurunkan temperatur precut sebelum dimasukkan
ke
tangki penyimpanan
Jenis : Double pipe heat exchanger
Dipakai : Pipa 2 × 1,25 in IPS, 20 ft
Jumlah : 1 unit
Laju alir fluida dingin : 463,87 kg/jam
Laju alir fluida panas : 394,874 kg/jam
Jumlah pipa : 3 buah
Hairpin : 20 ft
15. Cooler 2 (E-108)
Fungsi : Menurunkan temperatur campuran sebelum dimasukkan ke
tangki penyimpanan
Jenis : 1 – 2 shell and tube exchanger
Dipakai : 1 in OD tube 18 BWG 1,25 pitch, panjang = 16 ft, 2 pass
Jumlah : 1 unit
Laju alir fluida dingin : 18908,36 kg/jam
Laju alir fluida panas : 17412,93 kg/jam
Jenis tube : 18 BWG
Pitch (PT) : 1 1/4 in triangular pitch
Panjang tube (L) : 16 ft
Jumlah tube : 139,2 buah
Diameter shell : 23,25 in
16. Cooler 3 (E-111)
Fungsi : Menurunkan temperatur campuran sebelum dimasukkan ke
tangki penyimpanan
Jenis : 1 – 2 shell and tube exchanger
Jumlah : 1 unit
Laju alir fluida dingin : 1889,82 kg/jam
Laju alir fluida panas : 1151,815 kg/jam
Diameter luar tube (OD) : 1 in
Jenis tube : 16 BWG
Pitch (PT) : 1 1/4 in triangular pitch
Panjang tube (L) : 12 ft
Jumlah tube : 37,75 buah
Diameter shell : 12 in
17. Reboiler 1 (E-104)
Fungsi : Menurunkan temperatur campuran sebelum dimasukkan ke
tangki penyimpanan
Jenis : 1 – 4 shell and tube exchanger
Jumlah : 1 unit
Laju alir fluida dingin : 40825,145 kg/jam
Laju alir fluida panas : 16534,56 kg/jam
Diameter luar tube (OD) : 1 in
Jenis tube : 18 BWG
Jumlah tube : 105,7 buah
Diameter shell : 17,25 in
18. Reboiler 2 (E-106)
Fungsi : Menaikkan temperatur campuran sebelum dimasukkan
ke
Kolom destilasi
Jenis : 1 – 2 shell and tube exchanger
Jumlah : 1 unit
Laju alir fluida dingin : 19345,44 kg/jam
Laju alir fluida panas : 8693,82 kg/jam
Diameter luar tube (OD) : 1,5 in
Jenis tube : 18 BWG
Pitch (PT) : 1,875 in triangular pitch
Panjang tube (L) : 16 ft
Jumlah tube : 19,08 buah
Diameter shell : 13,25 in
19. Reboiler 3 (E-109)
Fungsi : Menaikkan temperatur campuran sebelum dimasukkan
ke
Kolom destilasi
Jenis : 1 – 4 shell and tube exchanger
Jumlah : 1 unit
Laju alir fluida dingin : 2303,6 kg/jam
Laju alir fluida panas : 3166,33 kg/jam
Diameter luar tube (OD) : 1 in
Jenis tube : 16 BWG
Pitch (PT) : 1,25 in triangular pitch
Panjang tube (L) : 16 ft
Diameter shell : 8 in
20. Pompa (P-101)
Fungsi : Memompakan PFAD dari tangki penyimpanan ke dryer
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 109,9272 gpm
Ukuran nominal : 3,5 in
Schedule number : 40
Diameter Dalam (ID) : 3,548 in
Diameter Luar (OD) : 4 in
Inside sectional area : 0,0687 ft2
Daya motor : 1 Hp
21. Pompa (P-102)
Fungsi : Memompa asam lemak dari dryer ke kolom destilasi
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 18,9866 gpm
Ukuran nominal : 4 in
Schedule number : 40
Diameter Dalam (ID) : 4,026 in
Diameter Luar (OD) : 4,5 in
Inside sectional area : 0,0884 ft2
Daya motor : 3,5 Hp
22. Pompa (P-103)
Fungsi : Memompakan asam lemak dari kolom destilasi ke flash destiller
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Ukuran nominal : 6 in
Schedule number : 40
Diameter Dalam (ID) : 6,065 in
Diameter Luar (OD) : 6,625 in
Inside sectional area : 0,2006 ft2
Daya motor : 1 Hp
23. Pompa (P-104)
Fungsi : Memompa liquid destilat pada kolom destilasi
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 2,4657 gpm
Ukuran nominal : 0,75 in
Schedule number : 40
Diameter Dalam (ID) : 0,824 in
Diameter Luar (OD) : 1,05 in
Inside sectional area : 0,00371 ft2
Daya motor : ½ hp
24. Pompa (P-105)
Fungsi : Memompa precut ke tangki penyimpanan
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 2,2415 gpm
Ukuran nominal : 0,75 in
Schedule number : 40
Diameter Dalam (ID) : 0,824 in
Diameter Luar (OD) : 1,05 in
Inside sectional area : 0,00371 ft2
25. Pompa (P-106)
Fungsi : Memompa asam lemak dari flash distiller I ke flash distiller II
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 27,1982 gpm
Ukuran nominal : 2 in
Schedule number : 40
Diameter Dalam (ID) : 2,067 in
Diameter Luar (OD) : 2,375 in
Inside sectional area : 0,0233 ft2
Daya motor : ¼ Hp
26. Pompa (P-108)
Fungsi : Memompa DPOFA ke tangki penyimpanan
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 104,7746 gpm
Ukuran nominal : 3,5 in
Schedule number : 40
Diameter Dalam (ID) : 3,548 in
Diameter Luar (OD) : 4 in
Inside sectional area : 0,0687 ft2
Daya motor : 1 Hp
28. Pompa (P-109)
Fungsi : Memompa vapor bottom pada flash distiller II
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 162,6311 gpm
Ukuran nominal : 5 in
Diameter Dalam (ID) : 5,047 in
Diameter Luar (OD) : 5,563 in
Inside sectional area : 0,139 ft2
Daya motor : 1 Hp
29. Pompa (P-110)
Fungsi : Memompa residu ke tangki penyimpanan
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 10,6541gpm
Ukuran nominal : 1,25 in
Schedule number : 40
Diameter Dalam (ID) : 1,38 in
Diameter Luar (OD) : 1,66 in
Inside sectional area : 0,0104 ft2
Daya motor : ¼ Hp
30. Dryer (V-101)
Fungsi : Menguapkan air sebelum di masukkan ke kolom destilasi
Bahan konstruksi : Stainless Steel 316 (SA-240)
Bentuk : Silinder vertikal dengan alas dan tutup Torispherical
Jenis sambungan : Double welded butt joints
Jumlah : 1 Unit
Kapasitas : 29,215 m3 Kondisi operasi :
- Tekanan : 20 kPa
- Temperatur : 140 oC Kondisi fisik
- Silinder
- Diameter : 2,5 m
- Tinggi : 7 m
- Tutup
- Diameter : 2,5 m
- Tinggi : 2,5 m
- Tebal : ¾ in
31. Steam Ejector (EJ-101)
Fungsi : Untuk memvakumkan dryer dan destilasi sampai
tekanan 0,8 KPa
Jenis : Three Stage Vacum Ejector
Suction pressure : 0,8 kPa
Mixture : 75,146 lb/jam
Air in mixture : 10,416 lb/jam
Steam pressure : 150 psig
Ejector size : 4 inchi
Kebutuhan steam : 54,237 kg/jam
32. Cooler Hot Well (E-111)
Fungsi : Menurunkan temperatur campuran sebelum dimasukkan ke
tangki penyimpanan
Jenis : 2 – 4 shell and tube exchanger
Jumlah : 1 unit
Laju alir fluida dingin : 23545,75kg/jam
Laju alir fluida panas : 1629,36 kg/jam
Diameter luar tube (OD) : ¾ in
Jenis tube : 16 BWG
Pitch (PT) : 0,9375 in triangular pitch
Panjang tube (L) : 20 ft
Jumlah tube : 49 buah
Diameter shell : 13,25 in
33. Hot wells (V – 104)
Bahan konstruksi : Stainless Steel 316 (SA-240)
Bentuk : Silinder vertikal dengan alas datar dan tanpa tutup
Jenis sambungan : Double welded butt joints
Jumlah : 1 unit
Kapasitas : 2,1264 m3 Kondisi Operasi
- Temperatur : 40 0C - Tekanan : 101,325 kPa
Kondisi fisik
- Silinder
- Diameter : 1 m
- Tinggi : 3 m
BAB VI
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
6.1 Instrumentasi
Alat instrumentasi merupakan salah satu bagian yang paling penting dalam suatu pabrik. Instrumentasi adalah rangkaian peralatan yang dipakai di dalam suatu proses kontrol untuk mengatur jalannya proses agar diperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Dengan adanya alat kontrol maka dapat diketahui dan dikorelasi segala kesalahan ataupun penyimpangan proses yang mungkin terjadi.
Fungsi instrumentasi adalah sebagai penunjuk (indicator), pencatat (recorder),
pengontrol (controller), dan pemberi tanda bahaya (alarm). Peralatan instrumentasi
biasanya bekerja dengan tenaga mekanis atau tenaga listrik dan pengontrolannya
dapat dilakukan secara manual ataupun otomatis. Penggunaan instrumen pada suatu
peralatan proses tergantung pada pertimbangan ekonomis dan sistem peralatan itu
sendiri. Pada pemakaian alat-alat instrumen juga harus ditentukan apakah alat-alat
tersebut dipasang di atas papan instrumen dekat peralatan proses (kontrol manual)
atau disatukan di dalam suatu ruang kontrol pusat (control room) yang dihubungkan
dengan bangsal peralatan (kontrol otomatis).
Alat-alat kontrol yang biasa dipakai pada peralatan proses antara lain
(Stephanopoulus, 1984) :
1. Temperature Controller (TC)
Adalah alat/instrumen yang digunakan sebagai alat pengatur suhu atau pengukur
sinyal mekanis atau listrik. Pengaturan temperatur dilakukan dengan mengatur
jumlah material proses yang harus ditambahkan/dikeluarkan dari dalam suatu
proses yang sedang bekerja.
Prinsip kerja:
Rate fluida masuk atau keluar alat dikontrol oleh diafragma valve. Rate fluida ini
memberikan sinyal kepada TC untuk mendeteksi dan mengukur suhu sistem pada
set point.
2. Pressure Controller (PC)
Adalah alat/instrumen yang dapat digunakan sebagai alat pengatur tekanan atau
mekanis. Pengatur tekanan dapat dilakukan dengan mengatur jumlah uap/gas
yang keluar dari suatu alat dimana tekanannya ingin dideteksi.
Prinsip kerja :
Pressure control (PC) akibat tekanan uap keluar akan membuka/menutup
diafragma valve. Kemudian valve memberikan sinyal kepada PC untuk mengukur
dan mendeteksi tekanan pada set point.
3. Flow Controller (FC)
Adalah alat/instrumen yang bisa digunakan untuk mengatur kecepatan aliran
fluida dalam pipa line atau unit proses lainnya. Pengukuran kecepatan aliran
fluida dalam pipa biasanya diatur dengan mengatur output dari alat, yang
mengakibatkan fluida mengalir dalam pipa line.
Prinsip kerja:
Kecepatan aliran diatur oleh regulating valve dengan mengubah tekanan
discharge dari pompa. Tekanan discharge pompa melakukan bukaan/tutupan
valve dan FC menerima sinyal untuk mendeteksi dan mengukur kecepatan aliran
pada set point.
4. Level Controller (LC)
Adalah alat/instrumen yang dipakai untuk mengatur ketinggian (level) cairan
dalam suatu alat dimana cairan tersebut bekerja. Pengukuran tinggi permukaan
cairan dilakukan dengan operasi dari sebuah control valve, yaitu dengan
mengatur rate cairan masuk atau keluar proses.
Prinsip kerja :
Jumlah aliran fluida diatur oleh control valve. Kemudian rate fluida melalui
valve ini akan memberikan sinyal kepada LC untuk mendeteksi tinggi permukaan
pada set point.
Hal-hal yang diharapkan dari pemakaian alat-alat instrumentasi adalah:
Kualitas produk dapat diperoleh sesuai dengan yang diinginkan
Pengoperasian sistem peralatan lebih mudah
Sistem kerja lebih efisien
Penyimpangan yang mungkin terjadi dapat diketahui dengan cepat
No Nama alat Jenis
instrumen
Kegunaan
1 Pompa FC Mengontrol laju alir cairan dalam pipa
2
Tangki bahan baku,
tangki pencampur, dan
tangki produk, Vassel
LC Mengontrol ketinggian cairan dalam tangki
3 Kolom Distillasi, Flash Distiller
PC Mengontrol tekanan
TC Mengontrol suhu
4 Heater , Kondensor,
Cooler, dan reboiler TC Mengontrol suhu dalam alat
5 Dryer
TC Mengontrol suhu
PC Mengontrol tekanan
6 Steam ejector PI Mengetahui tekanan dalam ejektor
7 Stem generator
PC Mengotrol tekanan
FC Mengontrol laju alir
Contoh jenis-jenis instrumentasi yang digunakan pada pra rancangan pabrik
FC
PI TC
FC TC FC TC
FC
FC FC LI
FC TC FC
PI
LI
Unit distilasi tray
TC FC
Flash destiller
FC
Pompa
Heater / Kondensor
LI
[image:51.595.123.549.89.343.2]Tangki
Gambar 6.1 Instrumentasi pada Alat
6.2 Keselamatan Kerja Pabrik
Keselamatan kerja adalah suatu usaha untuk mencegah terjadinya kecelakaan,
cacat ataupun kematian. Keselamatan kerja dan keamanan pabrik merupakan
faktor yang perlu diperhatikan secara serius. Keselamatan kerja merupakan
jaminan perlindungan bagi keselamatan karyawan dari bahaya cacat jasmani dan
kematian. Dalam hubungan ini bahaya yang dapat timbul dari mesin, bahan baku
dan produk, sifat zat, serta keadaan tempat kerja harus mendapat perhatian yang
serius sehingga dapat dikendalikan dengan baik untuk menjamin kesehatan
karyawan.
Untuk menjamin keselamatan kerja, maka dalam perencanaan suatu pabrik perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu :
Lokasi pabrik
Sistem pencegahan kebocoran
Sistem perawatan
Sistem penerangan
Sistem penyimpanan material dan perlengkapan
Sistem pemadam kebakaran
Disamping itu terdapat beberapa peraturan dasar keselamatan kerja yang harus
diperhatikan pada saat bekerja di setiap pabrik-pabrik kimia, yaitu:
Tidak boleh merokok atau makan
Tidak boleh minum minuman keras (beralkohol) selama bertugas.
Pada pra rancangan pabrik pembuatan Distillate Palm Oil Fatty Acid
(DPOFA) ini, usaha-usaha pencegahan terhadap bahaya-bahaya yang mungkin
terjadi dilakukan dengan cara :
1. Pencegahan terhadap kebakaran
• Memasang sistem alarm pada tempat yang strategis dan penting, seperti power station, laboratorium dan ruang proses.
• Mobil pemadam kebakaran harus selalu dalam keadaan siap siaga di fire station.
• Fire hydrant ditempatkan di daerah storage, proses, dan perkantoran.
• Fire extinguisher disediakan pada bangunan pabrik untuk memadamkan api yang relatif kecil.
• Gas detector dipasang pada daerah proses, storage, dan daerah perpipaan dan dihubungkan dengan gas alarm di ruang kontrol untuk mendeteksi kebocoran
gas.
2. Memakai peralatan perlindungan diri
Di dalam pabrik disediakan peralatan perlindungan diri, seperti :
• Pakaian kerja
Pakaian luar dibuat dari bahan-bahan seperti katun, wol, serat, sintetis, dan
asbes. Pada musim panas sekalipun tidak diperkenankan bekerja dengan
keadaan badan atas terbuka.
• Sepatu pengaman
Sepatu harus kuat dan harus dapat melindungi kaki dari bahan kimia dan
panas. Sepatu pengaman bertutup baja dapat melindungi kaki dari bahaya
terjepit. Sepatu setengah tertutup atau bot dapat dipakai tergantung pada jenis
pekerjaan yang dilakukan.
• Topi pengaman
Topi yang lembut baik dari plastik maupun dari kulit memberikan
perlindungan terhadap percikan-percikan bahan kimia, terutama apabila
bekerja dengan pipa-pipa yang letaknya lebih tinggi dari kepala, maupun
tangki-tangki serta peralatan lain yang dapat bocor.
• Sarung tangan
Dalam menangani beberapa bahan kimia yang bersifat korosif, maka para
operator diwajibkan menggunakan sarung tangan untuk menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan.
• Masker
Berguna untuk memberikan perlindungan terhadap debu-debu yang berbahaya
ataupun uap bahan kimia agar tidak terhirup.
3. Pencegahan terhadap bahaya mekanis
• Sistem ruang gerak karyawan dibuat cukup luas dan tidak menghambat kegiatan kerja karyawan.
• Alat-alat dipasang dengan penahan yang cukup kuat. 4. Pencegahan terhadap bahaya listrik
• Sistem perkabelan listrik harus dipasang secara terpadu dengan tata letak pabrik, sehingga jika ada perbaikan dapat dilakukan dengan mudah.
5. Menerapkan nilai-nilai disiplin bagi karyawan
• Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pedoman-pedoman yang diberikan dan mematuhi setiap peraturan dan ketentuan yang diberikan.
• Setiap kecelakaan kerja atau kejadian yang merugikan segera dilaporkan ke atasan.
• Setiap karyawan harus saling mengingatkan akan perbuatan yang dapat menimbulkan bahaya.
• Setiap ketentuan dan peraturan harus dipatuhi. 6. Penyediaan poliklinik di lokasi pabrik
Poliklinik disediakan untuk tempat pengobatan akibat terjadinya kecelakaan
secara tiba-tiba, misalnya menghirup gas beracun, patah tulang, luka terbakar
pingsan/syok dan lain sebagainya.
Apabila terjadi kecelakaan kerja, seperti terjadinya kebakaran pada pabrik, maka hal-hal yang harus dilakukan adalah :
• Mematikan seluruh kegiatan pabrik, baik mesin maupun listrik.
• Mengaktifkan alat pemadam kebakaran, dalam hal ini alat pemadam kebakaran yang digunakan disesuaikan dengan jenis kebakaran yang terjadi,
yaitu :
Instalasi pemadam dengan air
Untuk kebakaran yang terjadi pada bahan berpijar seperti kayu, arang,
kertas, dan bahan berserat. Air ini dapat disemprotkan dalam bentuk
kabut. Sebagai sumber air, biasanya digunakan air tanah yang dialirkan
melalui pipa-pipa yang dipasang pada instalasi-instalasi tertentu di sekitar
areal pabrik. Air dipompakan dengan menggunakan pompa yang bekerja
dengan instalasi listrik tersendiri, sehingga tidak terganggu apabila listrik
pada pabrik dimatikan ketika kebakaran terjadi.
Instalasi pemadam dengan CO2
CO2 yang digunakan berbentuk cair dan mengalir dari beberapa tabung
Instalasi ini digunakan untuk kebakaran dalam ruang tertutup, seperti pada
tempat tangki penyimpanan dan juga pemadam pada instalasi listrik.
Keselamatan kerja yang tinggi dapat dicapai dengan penambahan nilai-nilai
disiplin bagi para karyawan, yaitu :
Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pedoman-pedoman yang diberikan.
Setiap peraturan dan ketentuan ya